file · web viewbab i . pendahuluan. latarbelakang. sebagaimana diamanatkan dalam...

82
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional, bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pasal 28 (ayat 1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pendidikan dan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia. Lebih lanjut dalam pasal 31 UUD 1945 disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah (Kemdikbud) untuk memperbaiki mutu pendidikan nasional. Upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan nasional yang telah ditempuh diantaranya menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang selanjutnya 1

Upload: buique

Post on 01-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

BAB I

PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan

pendidikan nasional, bahwa salah satu tujuan nasional adalah mencerdaskan

kehidupan bangsa. Pasal 28 (ayat 1) UUD 1945 menyatakan bahwa setiap

orang berhak mendapatkan pendidikan dan manfaat dari ilmu pengetahuan dan

teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi

kesejahteraan umat manusia. Lebih lanjut dalam pasal 31 UUD 1945

disebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah (Kemdikbud) untuk

memperbaiki mutu pendidikan nasional. Upaya-upaya peningkatan mutu

pendidikan nasional yang telah ditempuh diantaranya menerapkan Kurikulum

Berbasis Kompetensi (KBK) yang selanjutnya dikembangkan menjadi

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kegiatan lainnya adalah

melaksanakan berbagai pelatihan, bimbingan teknis (bimtek), workshop,

seminar, loka karya baik di tingkat pusat, provinsi, kabupaten sampai pada

tingkat satuan pendidikan. Kegiatan yang telah dilakukan tersebut melibatkan

guru, kepala sekolah, dan stakeholder lainnya dalam upaya meningkatkan

mutu pendidikan nasional (Depdiknas, 2003:23).

1

Page 2: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Perkembangan teknologi modern (Internet), mempunyai peran penting

dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia.

Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini

sangat berdampak pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).

Siswa seharunya dapat memanfaatkan teknologi modern (internet) sebagai

media untuk memperkaya khsanah ilmu pengetahuan.

Lebih lanjut bahwa Kondisi era globalisasi sekarang ini, mengharuskan

kepada siswa untuk membuka wawasan yang lebih luas (global), sehingga

mereka lebih kreatif, inovatif, dan mampu bekerja sama dengan peserta didik

yang lain. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki

kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk

bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Untuk mencapai kompetensi tersebut di atas, diperlukan kesungguhan satuan

pendidikan untuk mengoptimalkan layanan pendidikan melalui berbagai upaya

diantaranya dengan meningkatkan kualitas pembelajaran. Salah satu cara

untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut adalah dengan

mengusahakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan

motivasi siswa dalam pembelajaran.

Zamroni (2000:12) mengemukakan bahwa, salah satu hal yang

menjadi ciri praktik pendidikan di Indonesia selama ini adalah pembelajaran

berpusat pada guru (teacher centre). Ditambah lagi di SMKN 2 Dompu buku-

buku referensi yang tersedia diperpustakaan sangat terbatas. Kenyataan di

lapangan guru-guru masih banyak menggunakan metode ceramah dalam

2

Page 3: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

penyampain materi pembelajaran. Akibatnya semangat belajar siswa kurang

dan hasil ulangan rendah.

Melihat kenyataan tersebut, dalam proses belajar mengajar guru

sebagai pelaksana pengajaran harus dapat menciptakan kondisi yang dapat

melibatkan siswa secara aktif. Dengan demikian diharapkan terjadi interaksi

antara guru dan siswa yang pada umumnya akan merasa mendapat motivasi

yang tinggi apabila guru melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar

mengajar. Selain itu siswa akan lebih memahami dan mengerti konsep-konsep

pendidikan Kewarganegaraan secara benar.

Pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

secara konsisten baik bagi siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang

dan rendah, dan resistensi (daya lekat) terhadap materi pelajaran menjadi lebih

panjang (Ellyana, 2007). Pembelajaan kooperatif yang dikemas dalam

kegiatan pembelajaran yang bervariasi dengan model STAD dapat

menumbuhkan motivasi dan prestasi belajar siswa. Pembelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKN) yang disajikan dengan model pembelajaran STAD

memungkinkan untuk memberikan pengalaman-pengalaman sosial sebab

mereka akan bertanggung jawab pada diri sendiri dan anggota kelompoknya.

Keberhasilan anggota kelompok merupakan tugas bersama.

B. Rumusan Masalah

3

Page 4: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Apakah penerapan metode kooperatif STAD berbasis Internet dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas.....?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana

penerapan metode kooperatif STAD berbasis internet dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa ........

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi siswa

a. Semangat belajar siswa meningkat

b. Kerja sama dan hubungan sosial antara siswa semakin kompa.

c. Prestasi siswa semakin baik.

2. Bagi Guru

a. Menambah wawasan guru tentang inovasi pembelajaran di kelas.

b. Meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.

3. Bagi sekolah

a. Meningkatkan pelayanan di bidang pendidikan.

b. Memotivasi guru dalam meningkatkan inovasi pembelajaran di

kelas.

4. Bagi peneliti yang lain

a. Mengembangkan penelitian yang sejenis pada subjek dan objek

yang berbeda.

b. Merupakan salah satu referensi dalam melaksanakan penelitian

selanjutnya.

4

Page 5: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

Model pembelajaran STAD termasuk salah satu jenis model

pembelajaran kooperatif. Semua model pembelajaran kooperatif ditandai

dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan.

Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif siswa

didorong untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus

mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

guru. Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi belajar

akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman

dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.

1. PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

Menurut Wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran

kooperatif merupakan model pembelajaran menggunakan sistem

pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara 4-5 orang yang mempunyai

latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang

berbeda (heterogen).

Johnson (dalam Etin Solihatin, 2005 :4) menyatakan bahwa:

pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil dalam

pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.

5

Page 6: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Slavin ( dalam Wina, 2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa:

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran yang dapat

memperbaiki pembelajaran selama ini. Pertama, beberapa penelitian

membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan

kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan

diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. kedua,

pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam

belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan

dengan keterampilan.

2.   Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.

b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua

anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung

jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.

d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.

e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan

membutuhkan keterampilanuntuk belajar bersama selama proses

belajarnya.

6

Page 7: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta

mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani

dalam kelompok kooperatif.

3. Langkah-Langkah Model Pembelajaran STAD

Langkah-langkah model pembelajaran STAD dapat dilihat pada tabel 1

seperti berikut.

Langkah Indikator Tingkah laku guru

Langkah 1 Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran dan

mengkomunikasikan

kompetensi dasar yang akan

dicapai serta memotivasi

siswa

Langkah 2 Menyajikan informasi Guru menyajikan informasi

kepada siswa

Langkah 3 Mengorganisasikan siswa

kedalam kelompok-

kelompok belajar

Guru menginformasikan

pengelompokkan Siswa

Langkah 4 Membimbimg kelompok Guru memotivasi serta

memfasilitasi kerja siswa

7

Page 8: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Langkah Indikator Tingkah laku guru

belajar dalam kelompok-kelompok

belajar

Langkah 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil

belajar tentang materi

pembelajaran yang telah

dilaksanakan

Lankah 6 Memberikan penghargaan Guru memberi penghargaan

hasil belajar individual dan

kelompok

4.    Keuntungan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD,

yaitu:

a. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan

keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

b. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih intensif

mengadakan penyelidikan mengenai suatu masalah.

8

Page 9: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

c. Dapat mengembangkan bakat Kepemimpinan dan mengajarkan

keterampilan berdiskusi.

d. Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai

individu dan kebutuhan belajarnya.

e. Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka

lebih aktif dalam diskusi.

f. Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan

rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai

pendapat orang lain.

5. Kekurangan model pembelajaran kooperatif STAD       

a. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.

b. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena

peran anggota yang pandai lebih dominan.  

       

2. PRESTASI BELAJAR SISWA

a. Pengertian

Prestasi dalam belajar merupakan dambaan bagi setiap orangtua

terhadap anaknya. Prestasi yang baik tentu akan didapat dengan proses

belajar yang baik juga. Belajar merupakan proses dari sesuatu yang belum

bisa menjadi bisa, dari perilaku lama ke perilaku yang baru, dari

pemahaman lama ke pemahaman baru.

9

Page 10: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Dalam proses belajar, hal yang harus diutamakan adalah bagaimana anak

dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan rangsangan yang ada,

sehingga terdapat reaksi yang muncul dari anak. Reaksi yang dilakukan

merupakan usaha untuk menciptakan kegiatan belajar sekaligus

menyelesaikannya. Sehingga nantinya akan mendapatkan hasil yang

mengakibatkan perubahan pada anak sebagai hal baru serta menambah

pengetahuan.

Dari uraian di atas jelaslah bahwa belajar merupakan kegiatan penting baik

untuk anak-anak, bahkan juga untuk orang dewasa sekalipun. Perlunya

perhatian faktor lingkungan dapat mempengaruhi proses belajar. Suasana yang

nyaman dan kondusif mengakibatkan proses belajar akan menjadi lebih baik.

Termasuk juga keaktifan proses mental untuk sering dilatih, sehingga nantinya

menjadi suatu kegiatan yang terbiasa.

Banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil

belajar atau prestasi belajar. Orangtua pun perlu untuk mengetahui apa saja

faktor yang dapat mempengaruhi proses belajar pada anak mereka, sehingga

orangtua dapat mengenali penyebab dan pendukung anak dalam berprestasi.

Berikut adalah faktor-faktor yang perlu diperhatikan menurut Djaali, H. dalam

sebuah bukunya berjudul Psikologi Pendidikan pada tahun 2007, yaitu:

Faktor Dari Dalam Diri

10

Page 11: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Kesehatan

Apabila kesehatan anak terganggu dengan sering sakit kepala, pilek, deman

dan lain-lain, maka hal ini dapat membuat anak tidak bergairah untuk mau

belajar. Secara psikologi, gangguan pikiran dan perasaan kecewa karena

konflik juga dapat mempengaruhi proses belajar.

Intelegensi

Faktor intelegensi dan bakat besar sekali pengaruhnya terhadap kemampuan

belajar anak. Menurut Gardner dalam teori Multiple Intellegence, intelegensi

memiliki tujuh dimensi yang semiotonom, yaitu linguistik, musik, matematik

logis, visual spesial, kinestetik fisik, sosial interpersonal dan intrapersonal.

Minat dan motivasi

Minat yang besar terhadap sesuatu terutama dalam belajar akan

mengakibatkan proses belajar lebih mudah dilakukan. Motivasi merupakan

dorongan agar anak mau melakukan sesuatu. Motivasi bisa berasal dari dalam

diri anak ataupun dari luar lingkungan

Cara belajar

Perlu untuk diperhatikan bagaimana teknik belajar, bagaimana bentuk catatan

buku, pengaturan waktu belajar, tempat serta fasilitas belajar.

11

Page 12: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Faktor Dari Lingkungan

Keluarga

Situasi keluarga sangat berpengaruh pada keberhasilan anak. Pendidikan

orangtua, status ekonomi, rumah, hubungan dengan orangtua dan saudara,

bimbingan orangtua, dukungan orangtua, sangat mempengaruhi prestasi

belajar anak.

Sekolah

Tempat, gedung sekolah, kualitas guru, perangkat kelas, relasi teman sekolah,

rasio jumlah murid per kelas, juga mempengaruhi anak dalam proses belajar.

Masyarakat

Apabila masyarakat sekitar adalah masyarakat yang berpendidikan dan moral

yang baik, terutama anak-anak mereka. Hal ini dapat sebagai pemicu anak

untuk lebih giat belajar.

Lingkungan sekitar

Bangunan rumah, suasana sekitar, keadaan lalu lintas dan iklim juga dapat

mempengaruhi pencapaian tujuan belajar.

Dari sekian banyak faktor yang harus diperhatikan, tentu tidak ada situasi

100% yang dapat dilakukan secara keseluruhan dan sempurna. Tetapi

berusaha untuk memenuhinya sesempurna mungkin bukanlah faktor yang

mustahil untuk dilakukan.

12

Page 13: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

3. Internet

a. Pengertian internet

Internet memiliki arti pemahaman yang cukup luas dimana kata

internet itu sendiri merupakan singkatan kata dari interconnection-

networking, bila dijabarkan secara sistem global maka internet merupakan

jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu

sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP)

sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar

data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu dalam

bidang komputerisasi maupun telekomunikasi.

b.Fungsi Internet

Fungsi internet  secara sederhana yaitu sebagai media komunikasi,

akses informasi, berbagi sumber daya atau data, dalam hal ini berarti

dengan internet bisa menyiarkan dan mengakses secara langsung baik

berita informasi dan bertukar data dengan akses internet online ke seluruh

penjuru dunia tanpa ada batasan wilayah geografis dari setiap

penggunanya. Internet bisa diibaratkan seperti komputer yang saling

berbicara satu sama lain dan juga bisa bertukar data secara langsung

setelah komputer terhubung pada jaringan internetmenggunakanTCP/IP.

13

Page 14: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

c.Kegunaan internet

Kegunaan Internet dari waktu ke waktu semakin dibutuhkan oleh

berbagai element masyarakat maupun badan usaha untuk berbagai

kebutuhan yang disesuaikan, baik untuk meningkatkan produktivitas

ataupun sarana bertukar data dan juga akses informasi maupun sarana

hiburan online yang sangat lengkap. Berbagai media cetak sudah banyak

yang beralih ke media online dalam memberikan berita dan informasi.

Kegunaan internet juga dirasakan dalam transportasi, seperti kemudahan

dalam pembelian dan informasi harga tiket kereta api ataupun tiket

pesawat terbang sudah bisa dibeli secara online, dan berlaku juga untuk

berbagai hal lainnya semakin memudahkan tentunya dengan kehadiran

internet dan kegunaannya akan terus berkembang semakin banyak dalam

memenuhi tuntutan para penggunanya.

Menjelaskan secara deSTADl definisi internet memang sangat luas

dan bisa mencangkup berbagai elemen penting, namun pada jaman

sekarang ini untuk mempermudah penjelasan mengenai internet akan

diberikan pemahaman awal dari komputer dan jaringan komputer yang

berujung dengan lebih mudah untuk memahami internet.

Diawali Komputer yang merupakan sekumpulan alat elektronik yang

dibuat sedemikian rupa sehingga bisa saling bekerja sama dengan baik

mampu menerima data, mengolah data dan memberikan informasi dalam

kontrol program. Lalu Jaringan komputer merupakan sistem terhubung

14

Page 15: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

atas komputer dan perangkat jaringan bekerjasama dalam satu tujuan untuk

bisa berkomunikasi, akses informasi dan juga berbagi sumber daya. Nah,

"internet" merupakan jaringan komputer yang ruang lingkupnya global

dunia atau dengan kata lain sistem jaringan komputer diseluruh penjuru

dunia yang terhubung untuk tujuan seperti yang telah disebutkan yaitu

komunikasi, akses informasi, berbagi sumber daya atau data.

B. Hasil Penelitian Yang Relavan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, selanjutnya

dijadikan pijakan berpikir secara empirik untuk menjawab permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini. Adapun hasil penelitian yang relevan adalah

sebagai berikut.

a. Penelitian pengembangan metode pembelajaran kooperatif yang telah

dilakukan oleh Budi Adnyana (2004) dan impilakasinya terhadap hasil belajar

PKN siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Banjarangkan Kabupaten Klungkung

Bali . Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa metode pembelajaran

kooperatif berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VIIIA

SMP Negeri 1 Banjarangkan Kabupaten Klungkung Bali, terutama aspek

kognitif dan sikap siswa terhadap pelajaran PKn. Aspek kognitif yang dapat

ditingkatkan adalah aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Respon siswa

terhadap penggunaan metode pembelajaran kooperatif sangat positif mencapai

94 %.

15

Page 16: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori dan hasil penelitian yang relevan (kajian empirik)

di atas, dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut.

Salah satu metode pembelajaran yang memberikan ruang lebih banyak untuk

menjadikan siswa sebagai pusat pembelajaran adalah metode pembelajaran

kooperatif. Dari berbagai macam metode pembelajaran kooperatif, dipilih tipe

STAD (Student Teams Achievement Division), mengingat metode ini

mempunyai kelebihan yaitu mengkombinasikan keunggulan pembelajaran

kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi

kesulitan belajar siswa secara individual. Pembelajaran metode kooperatif tipe

STAD juga akan membawa anak dalam pembiasaan hidup berdampingan

dengan orang lain.

Implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe STAD diharapkan

dapat menumbuhkembangkan sikap mandiri siswa dalam pembelajaran PKn

yang mengedepankan adanya pemahaman terhadap konsep dan hubunngan

sosial kemasyarakatan antar siswa. Dengan metode kooperatif tipe STAD,

diharapkan bahwa siswa mampu mengkonstruksi pemahaman mereka sendiri

melalui serangkaian kerja kelompok yang telah ditetapkan dalam

pembelajaran, sehingga pemahamannya terhadap materi pembelajaran

terintegrasi secara komprehensif dan mendalam. Dengan demikian keaktifan

siswa secara individual dalam pembelajaran dapat dioptimalkan dan prestasi

belajar PKn siswa di kelas X1 TEI SMK Negeri 2 Dompu diharapkan dapat

ditingkatkan.

16

Page 17: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Sejalan dengan landasan teori yang telah dikemukakan di atas, hasil-hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian ini, juga mengindikasikan bahwa

metode kooperatif memberikan dampak yang positif terhadap prestasi belajar

siswa terutama aspek kognitif dan sikap siswa. Metode kooperatif juga telah

berhasil meningkatkan daya berpikir kritis siswa. Dengan meningkatnya daya

berpikir kritis siswa diharapkan siswa akan lebih mudah memecahkan

permasalahan yang dihadapi baik dalam pelajaran PKn maupun permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari.

Metode kooperatif secara empirik juga telah teruji dapat meningkatkan

aktivitas siswa. Meningkatnya aktivitas siswa akan meningkatkan kualitas

pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang berkualitas diharapkan akan dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, diharapkan metode

kooperatif dapat mengurangi kejenuhan siswa serta dapat meningkatkan

komunikasi antar siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru. Sehingga

sikap apatis siswa dan keengganan siswa terhadap pelajaran PKn dapat

diminimalkan.

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dirumuskan sebagai berikut.

1) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mendorong

siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran.

17

Page 18: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

2) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar PKn siswa kelas X1 TEI SMK Negeri 2 Dompu semester

tahun pelajaran 2011/2012.

18

Page 19: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

BAB III

METODE  PENELITIAN

3.1 Seting, Subjek dan Objek Penelitian

Penelitian tindakan ini dilaksanakan di SMK Negeri 2 Dompu yang berlokasi 

di Kelurahan Karijawa  Kecamatan Dompu. Pada tahun pelajaran 2011/2012, SMAK 

Negeri 2 Dompu memiliki 8 rombel yang terdiri dari kelas X sebanyak 3 rombel, kelas 

XI 3 rombel dan kelas XII terdiri dari 2 rombel. Oleh karena peneliti adalah guru PKn 

di kelas XI, sehingga penelitian tindakan ini dilaksanakan di kelas XI.

Penelitian   dilaksanakan   selama   3   bulan,   diawali   dengan   persiapan   yang 

dimulai   pada   minggu   pertama   bulan   Pebruari   2012.   Selanjutnya   pelaksanaan 

tindakan   dilaksanakan   pada  minggu   ke   4   bulan   Pebruari   2012   sampai   dengan 

minggu ke  3  bulan Maret  2012.  Penulisan   laporan penelitian dilaksanakan mulai 

minggu ke 4 bulan pebruari 2012 sampai dengan minggu ke 2 bulan Maret 2012. 

Jadwal selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. 

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TEI  semester 

2 SMK Negeri 2 Dompu tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 20 orang siswa. 

Pemilihan kelas  ini  dilakukan dengan pertimbangan bahwa nilai  rata-rata prestasi 

belajar   PKn     kelas   XI   TEI   pada   ulangan   semester   1   relatif   lebih   rendah   bila 

dibandingkan dengan kelas X lainnya.

Objek penelitian ini adalah aktivitas siswa dalam pembelajaran, prestasi

belajar siswa yang ditandai oleh adanya peningkatan daya serap (DS) dan

19

Page 20: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

persentase siswa yang telah mancapai KKM (ketuntasan) serta tanggapan siswa

terhadap penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3.2 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Suharsimi Arikunto

(2008:16) mengemukakan bahwa dalam penelitian tidakan kelas pada umumnya

rancangan setiap siklus terdiri-dari empat tahapan yaitu: a) perencanaan, b)

pelaksanaan, c) observasi/pengamatan dan d) refleksi. Dalam penelitian ini,

prosedur penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut.

3.2.1 Refleksi Awal

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di kelas XI TEI SMK Negeri

2 Dompu, dijumpai beberapa permasalahan yang terjadi antara lain: 1) sebagian

besar guru mengajar menggunakan metode ceramah, hal ini disebabkan oleh

penguasaan guru terhadap metode pembelajaran inovatif relatif masih kurang, 2)

komunikasi dalam pembelajaran cenderung hanya satu arah yaitu dari guru ke

siswa saja, sehingga siswa tidak dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran

(aktivitas dan kreativitas siswa dalam pembelajaran masih rendah), 3) persentase

ketuntasan belajar siswa masih rendah dan 4) prestasi belajar PKn siswa relatif

masih rendah.

Rendahnya prestasi belajar siswa di kelas XI TEI ini kemungkinan juga

disebabkan oleh penyajian materi pembelajaran yang selama ini dilakukan oleh

guru/peneliti didominasi menggunakan metode ceramah. Penyebab lain yang juga

mempengaruhi prestasi belajar siswa kelas XI TEI ini adalah kurangnya aktivitas

20

Page 21: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

dan kreativitas siswa menggunakan media pembelajaran. Untuk mengatasi

masalah ini akan diimplementasikan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

dalam pembelajaran PKn khususnya di kelas XI TEI SMA Negeri 2 Dompu.

3.2.2 Siklus I

a) Perencanaan Tindakan

Beberapa kegiatan yang dilakukan peneliti terkait dengan perencanaan

tindakan adalah sebagai berikut.

1) Menyusun jadwal penelitian.

2) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menyusun STAD untuk materi yang akan diajarkan.

4) Menyusun lembar observasi untuk mencatat aktivitas siswa selama

pembelajaran.

5) Menyusun angket untuk menjaring tanggapan siswa terhadap penerapan

metode kooperatif tipe STAD.

6) Menetapkan kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang.

7) Menyusun soal tes akhir siklus I.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, diimplementasikan metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD. Secara operasional langkah-langkah pelaksanaannya sebagai berikut.

1. Guru memberikan petunjuk/penjelasan teknis kepada siswa tentang

metode pembelajaran yang akan digunakan.

2. Guru membagikan STAD yang sudah dipersiapkan kepada siswa untuk

dikerjakan secara individual dalam waktu yang telah ditentukan.

21

Page 22: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

3. Skor dasar atau skor awal siswa ditetapkan berdasarkan nilai ulangan

semester 1 tahun pelajaran 2011/2012.

4. Setelah siswa selesai mengerjakan STAD dalam waktu yang ditentukan,

guru mengarahkan siswa untuk menuju kelompok yang telah ditentukan.

5. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok. Dalam

diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban

teman satu kelompok. Guru selalu berupaya mendekatkan diri dengan

siswa sambil mengawasi, membimbing dan melayani siswa yang

mengalami kesulitan, memberikan motivasi dan penguatan, serta

mengajukan pertanyaan yang dapat menciptakan suasana diskusi yang

menggairahkan dan kondusif.

6. Setelah waktu yang ditentukan untuk diskusi berakhir, guru menunjuk atau

meminta kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil diskusinya

di depan kelas, sedangkan kelompok yang lainnya menanggapi. Guru

berperan sebagai mediator dan fasilitator dalam diskusi untuk meluruskan

atau memperbaiki kesalahan yang dilakukan siswa.

7. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan

memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

c) Observasi/Pengamatan

Observasi dilaksanakan selama pelaksanaan tindakan (proses

pembelajaran berlangsung) dengan kegiatan sebagai berikut.

1. Mengamati aktivitas belajar siswa menggunakan instrumen observasi

yang telah disiapkan. Setiap perilaku siswa yang tampak dicatat dengan

22

Page 23: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

memberikan tanda cek pada kolom yang sesuai serta mencatat kendala-

kendala yang dihadapi.

2. Pada akhir tindakan siklus I siswa diberikan tes untuk mengetahui prestasi

belajar siswa yang meliputi rerata skor prestasi belajar secara klasikal,

daya serap dan persentase ketuntasan.

d) Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan hasil observasi dan evaluasi selama

proses pembelajaran. Pada tahap ini guru/peneliti mengkaji kekurangan-

kekurangan dan hambatan-hambatan yang dialami dari tindakan yang

dilakukan untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam merancang dan

melaksanakan tindakan pada siklus II.

3.2.3 Siklus II

a) Perencanaan Tindakan

Dalam upaya memperbaiki tindakan yang telah diberikan pada siklus I,

peneliti mempersiapkan hal-hal yang pada dasarnya sama seperti pada siklus

I. Perencanaan tindakan pada siklus II ini disesuaikan dengan rumusan hasil

refleksi pada siklus I.

b) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan

pelaksanaan tindakan pada siklus I. Tindakan yang dilaksanakan pada siklus

II ini merupakan upaya perbaikan hasil yang dicapai dari tindakan yang telah

23

Page 24: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

dilaksanakan pada siklus I, sehingga pada siklus II dilakukan penyempurnaan

terhadap tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I.

c) Observasi/Pengamatan

Hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan observasi/pengamatan pada

siklus II pada dasarnya sama dengan observasi/pengamatan pada siklus I.

d) Refleksi

Seperti pada siklus I, pada tahap ini guru/peneliti merefleksi kembali

tindakan yang telah diberikan untuk mengkaji kekurangan-kekurangan dan

kendala-kendala yang dialami serta berbagai keunggulan dari keseluruhan

tindakan yang telah dilakukan dengan harapan diperoleh hasil yang lebih

optimal.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

3.3.1 Teknik Pengumpulan Data

a) Data tentang aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran

dikumpulkan menggunakan lembar observasi.

b) Data tentang prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan tes prestasi

belajar.

c) Data tanggapan siswa terhadap penerapan metode pembelajaran tipe STAD

dikumpulkan menggunakan angket.

24

Page 25: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

3.3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri-dari lembar

observasi, tes prestasi belajar dan angket. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai

berikut.

a) Lembar Observasi

Lembar observasi berisikan deskriptor yang menyatakan indikator

perilaku siswa yang dimodifikasi dari Tim Instruktur PKG sebagaimana

dikutip oleh Pujawan (2004:12). Adapun indikator-indikator perilaku

siswa tersebut adalah 1) antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran,

2) interaksi antara siswa dengan guru, 3) interaksi antara siswa dengan

siswa, 4) kerjasama dalam kelompok, 5) aktivitas siswa dalam diskusi

kelompok, dan 6) partisipasi siswa dalam menyimpulkan materi pelajaran.

b) Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar yang digunakan, disusun dan dikembangkan

sendiri oleh peneliti mengacu pada standar kompetensi dan kompetensi

dasar yang telah dituangkan ke dalam silabus dan dijabarkan dalam RPP.

Tes yang digunakan adalah tes bentuk uraian/esai. Hasil yang diperoleh

berupa skor, berpedoman pada rubrik yang telah ditentukan.

c) Angket

25

Page 26: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Angket yang digunakan untuk menjaring data tanggapan siswa

tentang penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD disusun

dan dikembangkan terkait dengan metode pembelajaran yang digunakan.

Angket terdiri atas 10 butir pernyataan, yang berisi pernyataan positif dan

pernyataan negatif.

3.4 Teknik Analisis Data dan Kriteria Keberhasilan

3.4.1 Teknik Analisis Data

a) Analisis Data Aktivitas Siswa

Analisis terhadap data aktivitas siswa dalam pembelajaran

dilakukan secara deskriptif. Kriteria penggolongan aktivitas siswa

ditentukan berdasarkan mean ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi).

Rumus untuk Mi dan SDi adalah sebagai berikut.

Mi = ½ (skor maksimum + skor minimum)

SDi = 1/6 (skor maksimum - skor minimum)

Penggolongan aktivitas belajar siswa secara klasikal menggunakan

kriteria berikut.

Rentang Skor Kriteria

Mi + 1,5 SD ≤ M  ≤Mi + 3,0 SD           Sangat Aktif

Mi + 0,5 SD ≤ M  <  Mi + 1,5 SD           Aktif

Mi – 0,5 SD  ≤ M  < Mi + 0,5 SD           Cukup Aktif

Mi – 1,5 SD  ≤ M  < Mi – 0,5 SD           Kurang Aktif

Mi – 3,0 SD  ≤ M  < Mi – 1,5 SD           Sangat Kurang Aktif

Sumber : Pujawan (2004 : 26)

26

Page 27: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Lembar observasi tentang aktivitas belajar siswa terdiri atas 6 indikator

dan masing-masing indikator memuat 4 deskriptor. Setiap deskriptor yang

dilakukan siswa diberi skor 1 dan setiap deskriptor yang tidak dilakukan

siswa diberi skor 0. Dengan demikian skor maksimum adalah 24 dan skor

minimum adalah 0. Nilai Mi dan SDi dapat ditentukan sebagai berikut.

Mi = ½ (24 + 0) = 12

SDi = 1/6 (24 - 0) = 4

Berdasarkan perhitungan di atas maka, kriteria aktivitas belajar siswa

secara klasikal adalah sebagai berikut.

Rentang Skor Kriteria

18 ≤ M  ≤ 24           Sangat Aktif

14 ≤ M  <  18           Aktif

10  ≤ M  < 14           Cukup Aktif

4  ≤ M  < 10           Kurang Aktif

0  ≤ M  < 4           Sangat Kurang Aktif

Tabel 3.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa

b) Analisis Data Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan

menentukan skor rata-rata kelas dengan rumus : X=∑ X

N

Keterangan :

X = skor rata-rata kelas

∑ X = jumlah skor siswa

N = Banyak siswa

27

Page 28: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Skor rata-rata kelas pada siklus I dibandingkan dengan skor rata-rata

kelas pada siklus selanjutnya. Berhasil atau tidaknya siswa menguasai

materi pelajaran secara klasikal dapat diketahui dari daya serap (DS) dan

persentase siswa yang telah tuntas (KT) atau mencapai nilai kriteria

ketuntasan minimal (KKM). Adapun rumus untuk menghitung DS dan

KT adalah sebagai berikut.

DS = X

100 x 100%

KT = banyak siswa yang telahmencapai KKM

N x 100%

Keterangan :

X = skor rata-rata kelas

DS = Daya serap

KT = Persentase ketuntasan

N = Banyak siswa

c) Analisis Data Tanggapan Siswa

Data tentang tanggapan siswa secara klasikal  juga dianalisis  secara deskriptif, 

untuk   mengetahui   tanggapan   siswa   terkait   dengan   metode   pembelajaran 

kooperatif   tipe  STAD.   Analisis   ini   didasarkan   pada   rata-rata   kelas   dari   skor 

tanggapan siswa (P), Mi dan SDi. Rata-rata kelas skor tanggapan siswa dihitung 

menggunakan rumus sebagai berikut.

P=∑ X

N

Keterangan :

28

Page 29: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

P = skor rata-rata kelas tanggapan siswa

∑ X = jumlah skor tanggapan siswa

N = Banyak siswa

Rumus untuk Mi dan SDi adalah sebagai berikut.

Mi = ½ (skor maksimum + skor minimum)

SDi = 1/6 (skor maksimum - skor minimum)

Penggolongan skor tanggapan siswa secara klasikal menggunakan kriteria

sebagai berikut.

Rentang Skor Kriteria

Mi + 1,5 SD ≤ M  ≤Mi + 3,0 SD           Sangat PositifMi + 0,5 SD ≤ M  <  Mi + 1,5 SD           PositifMi – 0,5 SD  ≤ M  < Mi + 0,5 SD           Cukup PositifMi – 1,5 SD  ≤ M  < Mi – 0,5 SD           Kurang PositifMi – 3,0 SD  ≤ M  < Mi – 1,5 SD           Sangat Kurang Positif

Sumber : Koyan (2007 : 84)

Angket yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 10 pernyataan,

yang penskorannya menggunakan skala Likert yakni setiap item

mempunyai skor maksimal 5 dan skor minimal 1. Dengan demikian skor

maksimum adalah 50 dan skor minimum adalah 10. Sehingga nilai Mi

dan SDi dapat ditentukan sebagai berikut.

Mi = ½ (50 + 10) = 30

SDi = 1/6 (50 - 10) = 6,67

Berdasarkan perhitungan di atas maka, kriteria tanggapan siswa secara

klasikal adalah sebagai berikut.

29

Page 30: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Rentang Skor Kriteria

40,005 ≤ M  ≤ 50           Sangat Positif33,335 ≤ M  <  40,005           Positif26,665  ≤ M  < 33,335           Cukup Positif19,995  ≤ M  < 26,665           Kurang Positif10  ≤ M  < 19,995           Sangat Kurang Positif

Tabel 3.2 Kriteria Tanggapan Siswa

3.4.2 Kriteria Keberhasilan

a) Aktivitas Siswa

Kriteria keberhasilan untuk masing-masing siklus adalah aktivitas

belajar siswa minimal cukup aktif.

b) Prestasi Belajar Siswa

Kriteria keberhasilan untuk masing-masing siklus adalah apabila skor

rata-rata kelas (X ), DS dan KT berturut-turut minimal 68,00; 68% dan

85%.

c) Tanggapan Siswa

Kriteria keberhasilan untuk tanggapan siswa adalah minimal cukup

positif.

Secara keseluruhan, penelitian ini dikatakan berhasil jika aktivitas

dan prestasi belajar siswa meningkat dari siklus sebelumnya dan pada

akhir penelitian ini aktivitas belajar siswa minimal tergolong cukup aktif,

rata-rata kelas (X ), DS dan KT berturut-turut minimal 68,00; 68% dan

30

Page 31: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

85% serta tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD minimal tergolong cukup positif.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan terhadap kondisi pembelajaran di 

SMK Negeri 2 Dompu khususnya di kelas XI TEI, pada umumnya guru menggunakan 

metode  ceramah.  Demikian  pula  yang  dilakukan oleh  peneliti   sebelumnya,   lebih 

dominan   dalam   pembelajaran   di   kelas  menggunakan  metode   ceramah.   Hal   ini 

dilakukan karena metode ceramah merupakan metode yang paling umum dilakukan 

guru mulai dari guru SD sampai dosen di Perguruan Tinggi. Sehingga pengalaman 

penerapan   metode   pembelajaran   ini   memberi   warna   tersendiri   dalam   dunia 

pendidikan.  Disamping   itu,  metode-metode  pembelajaran   inovatif  belum banyak 

diketahui,   sehingga   pemahaman   peneliti   tentang  metode   pembelajaran   inovatif 

masih sangat minim.

Penerapan   metode   ceramah   secara   turun   temurun   ini   berdampak   pada 

rendahnya mutu pendidikan, termasuk prestasi belajar siswa dalam pelajaran PKn. 

Hal ini disebabkan oleh aktivitas siswa dalam pembelajaran relatif rendah, sehingga 

siswa tidak dibiasakan untuk kreatif untuk mengkonstruksi pengalaman belajarnya 

sendiri.  Demikian pula komunikasi  yang terjadi  hanya terjadi satu arah yaitu dari 

guru ke siswa (lewat ceramah). Hal ini mengakibatkan tumbuhnya budaya apatis di 

31

Page 32: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

kalangan   siswa.   Siswa   tidak   pernah   kreatif  mencari   pengalaman   belajar   secara 

mandiri, karena kebiasaan menunggu penjelasan guru.

Peneliti adalah guru PKn di kelas XI SMK Negeri 2 Dompu. Sehingga penelitian 

tindakan ini dilakukan di kelas XI TEI. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK 

Negeri 2 Dompu semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 yang terdiri atas 20 orang 

siswa. Pemilihan subjek penelitian ini dilakukan berdasarkan pertimbangan bahwa 

prestasi belajar PKn siswa kelas XI TEI relatif lebih rendah daripada kelas X lainnya. 

Hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan  semester 1 tahun pelajaran 2011/2012 yang 

hanya  mencapai   rerata  64,84  dengan ketuntasan  68,75%.  Berdasarkan  observasi 

awal yang dilakukan peneliti, ternyata ditinjau dari keaktifan siswa di kelas XI TEI 

hanya  sebagian  kecil   siswa yang mengajukan  pertanyaan kepada guru.  Demikian 

pula   komunikasi   antar   siswa   dengan   siswa   terjadi   relatif   sedikit,   karena   guru 

menyajikan   materi   pembelajaran   dengan   metode   ceramah.   Hal   ini   juga   turut 

memberikan andil terhadap rendahnya prestasi belajar PKn kelas XI TEI. 

4.2 Gambaran Umum Hasil Penelitian

Setelah   dilakukan   tindakan   terhadap   subjek   penelitian   yaitu   penerapan 

metode kooperatif  tipe  STAD,  dimana data  yang  diperlukan  dalam penelitian   ini 

adalah   data   tentang   aktivitas   belajar   siswa,   data   prestasi   belajar   PKn  dan  data 

tanggapan siswa terhadap  metode pembelajaran kooperatif tipe  STAD.  Data-data 

yang   diperoleh   selanjutnya   dianalisis   menggunakan   teknik   analisis   yang   telah 

ditetapkan.  Hasil  analisis  data  yang diperoleh dalam penelitian  ini  secara ringkas 

dapat disajikan sebagai berikut.

32

Page 33: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Siklu

s

Aktivitas Belajar Prestasi BelajarTanggapa

nRerat

a

Katego

ri

Rerat

a

DS 

(%)

KT 

(%)

I 11,16Cukup 

Aktif67,88

67,8

8

81,2

5-

II 16,38 Aktif 74,6974,6

9

90,6

3

38,78 

(Positif)

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Penelitian

4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I

4.3.1 Perencanaan

Sebagai langkah awal dalam mempersiapkan pelaksanaan siklus I,

maka dilakukan perencanaan sebagai berikut:

1) Memilih SK/KD yang akan dikembangkan menjadi materi

pembelajaran, yaitu SK: 1. Memecahkan masalah yang berkaitan

dengan Menganalisis hubungan Internasional dan organisasi

internasional dan KD: 4.1 .Mendeskripsikan pengertian, pentingnya,

dan sara – sarana hubungan internasional bagi suatu negara,

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

3) Menyusun STAD untuk materi yang akan diajarkan.

4) Menyusun lembar observasi untuk mencatat aktivitas siswa selama

pembelajaran.

33

Page 34: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

5) Menyusun angket untuk menjaring tanggapan siswa terhadap

penerapan metode kooperatif tipe STAD.

6) Menetapkan kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang.

7) Menyusun soal tes akhir siklus I.

4.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Sesuai dengan jadwal penelitian, pelaksanaan tindakan siklus I

dilakukan pada minggu ke 2 Januari 2013 dan minggu ke 1 Maret 2013,

yaitu penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD yang sesuai

dengan sintaks pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai berikut:

1) Pendahuluan

a) Guru memberikan informasi umum tentang teknis pembelajaran

metode kooperatif tipe STAD.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengkomunikasikan

kompetensi dasar yang akan dicapai.

c) Guru memberikan motivasi kepada siswa.

2) Kegiatan Inti

a) Guru memberikan tugas kepada siswa yaitu mengerjakan STAD

yang telah dipersiapkan guru, untuk dikerjakan secara individual.

Siswa diarahkan melakukan kegiatan eksplorasi menggunakan

STAD dan buku-buku penunjang lainnya.

b) Setelah waktu yang ditetapkan telah berakhir, guru mengarahkan

siswa untuk menuju kelompok yang telah dibentuk sebelumnya

34

Page 35: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

yang beranggotakan 4-5 orang, serta membantu setiap kelompok

agar dapat melaksanakan diskusi dengan efektif dan efisien.

c) Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam

kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok

saling memeriksa jawaban teman satu kelompok. Siswa juga

diarahkan untuk melakukan elaborasi terhadap hasil yang

diperoleh melalui kegiatan eksplorasi.

d) Guru menunjuk secara acak beberapa kelompok untuk

mempresentasikan hasil kerja di kelompoknya.

e) Guru memberikan umpan balik dan penegasan pada materi

pembelajaran yang telah dipelajari (kegiatan konfirmasi).

3) Penutup

a) Guru mengarahkan dan memfasilitasi siswa dalam membuat

rangkuman.

b) Guru memberikan tes prestasi belajar kepada siswa secara

individual.

c) Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan

nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor

kuis berikutnya (terkini).

4.3.3 Pengamatan/Observasi

Pengamatan   dilakukan   terhadap   aktivitas   siswa,   menggunakan   lembar 

observasi   selama   pelaksanaan   tindakan   berlangsung.   Pengamatan   dilakukan 

sendiri   oleh   peneliti,   setiap   indikator/deskriptor   yang   dilakukan   oleh   siswa 

35

Page 36: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

diberikan skor 1 dan yang tidak dilakukan diberikan skor nol. Hasil pengamatan 

secara rinci tentang aktivitas siswa, dapat dilihat pada lampiran.

Disamping melakukan pengamatan terhadap aktivitas  siswa, peneliti  juga 

mencatat   permasalahan   dan   kendala-kendala   yang  muncul   serta   kemajuan-

kemajuan   yang   telah   dicapai   selama   kegiatan   pembelajaran   berlangsung. 

Beberapa  kendala  yang  dijumpai  dalam pelaksanaan tindakan siklus   I  adalah 

sebagai berikut:

a) Pada siklus I ini siswa belum terbiasa dan belum mempunyai

pengalaman terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe STAD,

sehingga pada tahap awal pembelajaran situasi kelas agak ribut.

b) Motivasi belajar siswa masih rendah, hal ini terindikasi dari masih

banyak siswa yang tidak mengerjakan tugas yang terdapat dalam

STAD.

c) Sebagian besar tugas kelompok dikerjakan secara individual oleh

sebagian anggota kelompok, sehingga diskusi kelompok tidak berjalan

dengan baik.

d) Dalam diskusi maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru,

hanya beberapa siswa saja yang mau mengemukakan pendapat atau

menjawab, hal ini disebabkan oleh karena siswa kurang berani

mengemukakan pendapat atau kurangnya rasa percaya diri.

e) Dalam presentasi hasil kerja kelompok lebih banyak didominasi oleh

anggota kelompok yang kemampuannya lebih.

36

Page 37: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Sedangkan kemajuan-kemajuan yang dapat diamati selama pelaksanaan

tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Siswa mulai menyadari bahwa dalam eksplorasi perlu kerjasama antara

siswa yang satu dengan siswa lainnya. Pada tahapan ini, telah mulai

terbangun komunikasi antar siswa melalui kegiatan diskusi.

b) Dengan pemberian tugas secara individual, mulai tercipta proses

pemaknaan dalam pembelajaran. Hal ini dapat terindikasi dari adanya

proses konstruksi pengalaman belajar secara mandiri (individual), yang

berdampak pada tumbuhnya rasa percaya diri di kalangan siswa.

c) Aktivitas siswa semakin tampak dalam pembelajaran. Dengan adanya

aktivitas ini, siswa tidak mengantuk.

Hasil pengamatan ini selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam

penyempurnaan tindakan dalam siklus berikutnya.

4.3.4 Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan di atas selanjutnya dilakukan refleksi

sebagai langkah untuk penyempurnaan tindakan pada siklus II. Adapun

langkah-langkah penyempurnaan yang dilakukan pada siklus II adalah

sebagai berikut:

a) Guru memberikan arahan kembali kepada siswa dan memberikan

penekanan terhadap hal-hal yang sangat prinsip dari metode kooperatif

tipe STAD, sehingga siswa memahami bagaimana seharusnya

mengikuti pembelajaran menggunakan metode kooperatif tipe STAD.

Untuk mengatasi kelas yang ribut, guru melakukan tindakan

37

Page 38: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

pengawasan yang lebih intensif dengan berjalan keliling sambil

memberi petunjuk/bimbingan.

b) Dengan berbagai upaya guru berusaha membangkitkan kesadaran dan

motivasi siswa untuk belajar dengan sungguh-sungguh, misalnya guru

memberikan perhatian dan bantuan yang intensif kepada siswa yang

mengalami kesulitan dalam mengerjakan STAD.

c) Guru menegaskan kembali bahwa tugas kelompok harus dikerjakan

melalui diskusi kelompok dan dilakukan modifikasi kelompok yakni

dengan menukarkan beberapa anggota kelompok sehingga

keanggotaan masing-masing kelompok menjadi lebih heterogen.

Dalam hal ini juga ditegaskan bahwa kerjasama kelompok dan

tanggung jawab individu adalah dua hal yang sangat penting dilakukan

dalam pembelajaran.

d) Guru mendorong siswa yang berkemampuan kurang untuk

berpartisipasi lebih aktif dalam diskusi, dengan memberikan

kesempatan bertanya dan menjawab terlebih dahulu misalnya dengan

menunjuk siswa, sehingga interaksi siswa tidak hanya terbatas pada

siswa yang berkemampuan tinggi.

e) Dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok, guru mengarahkan

agar presentasi dilakukan secara bergilir dalam kelompok yang

bersangkutan.

f) Guru memberikan penguatan (pujian) terhadap kemajuan-kemajuan

yang telah dicapai siswa.

38

Page 39: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

4.4 Hasil Penelitian Siklus I

4.4.1 Aktivitas Belajar Siswa

Data tentang aktivitas siswa dikumpulkan dengan menggunakan

lembar observasi yang telah disusun. Berdasarkan teknik analisis data

tentang aktivitas belajar siswa yang telah ditetapkan sebelumnya,

diperoleh rerata skor aktivitas belajar siswa pada siklus I sebagaimana

tertera pada lampiran 1 sebesar 11,16. Sesuai dengan kriteria yang telah

ditetapkan, maka aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong “cukup

aktif”.

4.4.2 Prestasi Belajar PKn Siswa

Data prestasi belajar siswa disajikan pada lampiran 1. Dari data

tersebut terlihat bahwa jumlah skor siswa (∑ X) pada siklus I adalah

2.172, dan banyak siswa (N) = 20 orang. Sehingga skor rerata kelas (X )

pada siklus I adalah sebagai berikut.

X=∑ X

N = 2.172/20

= 67,88

Berdasarkan skor rerata kelas dapat dihitung daya serap (DS) sebagai

berikut.

DS = X

100x 100%

DS = 67,88%

39

Page 40: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Dari 20 orang siswa kelas XI TEI ternyata yang sudah mencapai kriteria

ketuntasan minimal sebanyak 17 orang siswa. Sehingga persentase siswa

yang telah mencapai KKM (tuntas) dapat dihitung sebagai berikut.

KT = banyak siswa yang telahmencapai KKM

N x 100%

KT = 2620 x 100% = 81,25%

Secara keseluruhan, hasil yang dicapai pada siklus I adalah sebagai berikut: 1) 

aktivitas siswa cukup aktif, 2) skor rerata kelas = 67,88, 3) daya serap (DS) = 67,88% dan 

persentase   siswa   yang   telah   tuntas   81,25%.  Berdasarkan   kriteria   keberhasilan   yang 

telah  ditetapkan   sebelumnya,  maka   skor   rerata   untuk   aktivitas  belajar   siswa   sudah 

memenuhi kriteria yang ditetapkan yaitu cukup aktif, tetapi skor rerata prestasi belajar 

secara   klasikal,   daya   serap   (DS)   dan   persentase   ketuntasan   (KT)   belum  memenuhi 

kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan 

lanjutan.

4.5 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II

4.5.1 Perencanaan

Pada prinsipnya perencanaan yang dilakukan pada siklus II   ini  hampir 

sama dengan perencanaan pada siklus I. KD yang akan dicapai dalam siklus II 

adalah:  2  Merancang model  PKn dari  masalah yang berkaitan dengan sistem 

persamaan   linier   dan   3.32   Menyelesaikan   model   PKn   dari   masalah   yang 

berkaitan dengan sistem persamaan linier dan penafsirannya.

4.5.2 Pelaksanaan Tindakan

40

Page 41: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Langkah-langkan pada pelaksanaan tindakan dalam siklus II pada

dasarnya hampir sama dengan pelaksanaan tindakan pada siklus I. Hanya

saja tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini mengalami berbagai

penyempurnaan sesuai dengan hasil refleksi dalam siklus I. Tindakan

penyempurnaan dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil yang

ingin dicapai pada siklus II. Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan pada

minggu ke 2 dan ke 4 Maret 2013. Pada akhir siklus II siswa diberikan tes

prestasi belajar untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar PKn

siswa. Pada akhir siklus II ini, siswa juga diberikan angket untuk

mengetahui pendapat siswa terhadap penerapan metode kooperatif tipe

STAD.

4.5.3 Pengamatan/Observasi

Seperti pada siklus I, pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan

dalam siklus II ini dilakukan sendiri oleh peneliti menggunakan lembar

observasi. Kemajuan-kemajuan yang dijumpai pada siklus II antara lain

sebagai berikut:

a) Siswa mulai memahami teknis pelaksanaan metode kooperatif tipe

STAD, hal ini dapat dilihat dari kemandirian siswa mulai tampak

ketika siswa ditugasi mengerjakan STAD. Kegiatan eksplorasi

berlangsung dengan baik.

b) Keributan siswa dalam diskusi dapat diminimalkan dengan

pengawasan berkeliling sambil memberikan bantuan secara individual.

41

Page 42: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

c) Komunikasi antar siswa dalam kelompok dapat ditingkatkan dengan

memberikan beberapa pertanyaan pancingan, sehingga terjadi diskusi

kelompok yang hangat.

d) Siswa yang jarang berkomentar dalam diskusi, diberikan pertanyaan

dengan cara menunjuk siswa tersebut sehingga dirangsang untuk

mengemukakan pendapatnya.

e) Siswa tampak bersemangat ketika melakukan diskusi dalam

kelompoknya, masing-masing siswa berusaha mengemukakan

pendapatnya.

Walaupun  secara  umum  telah  banyak  dicapai  kemajuan,   ternyata  masih 

dijumpai beberapa kendala antara lain sebagai berikut:

a) Siswa yang memiliki buku penunjang relatif sedikit sehingga dalam

kegiatan eksplorasi, bimbingan individual masih perlu dilakukan guru.

b) Kebiasaan siswa untuk belajar menemukan konsep lewat latihan dan

membaca belum optimal, sehingga guru perlu terus mendorong siswa

untuk membiasakan diri membaca.

c) Motivasi belajar siswa perlu terus ditingkatkan untuk mencapai

prestasi belajar yang optimal.

4.5.4 Refleksi

Refleksi dilakukan berdasarkan atas hasil pengamatan yang dilakukan

terhadap pelaksanaan tindakan yang diberikan dalam siklus II. Refleksi

terhadap hasil pengamatan tersebut adalah sebagai berikut.

42

Page 43: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

a) Dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, siswa

dilatih untuk mandiri dalam menemukan cara-cara membuat model

PKn dari permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

b) Peran kelompok juga sangat dominan ketika beberapa siswa masih

kesulitan dalam membuat model PKn. Kerjasama dalam diskusi

kelompok sangat membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan

dalam kehidupan sehari-hari.

c) Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD, juga

meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-tugas yang

diberikan guru.

d) Siswa yang semula kurang berani mengajukan pendapatnya, dipancing

dengan pertanyaan sehingga siswa yang bersangkutan menjadi terlatih

untuk mengemukakan pendapatnya.

e) Motivasi siswa juga dapat ditingkatkan dengan pemberian tugas-tugas

individu yang akan didiskusikan kembali dalam diskusi kelompok.

f) Dengan diskusi kelompok aktivitas belajar siswa dapat ditingkatkan.

Siswa yang kurang aktif akan mendapat penjelasan dari teman-teman

di kelompoknya sehingga akan meningkatkan pemahamannya terhadap

materi yang dibahas. Komunikasi dalam kelompok ini akan

membangun keyakinan siswa kepada diri sendiri, karena mereka secara

langsung terlibat aktif dalam kegiatan eksplorasi. Dengan demikian

ketuntasan belajar siswa dapat ditingkatkan.

43

Page 44: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

4.6 Hasil Penelitian Siklus II

4.6.1 Aktivitas Belajar Siswa

Dengan menggunakan teknik dan rumus yang sama dengan yang

dilakukan pada siklus I, diperoleh rerata skor aktivitas belajar siswa pada

siklus II sebesar 16,38. Sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, maka

aktivitas belajar siswa pada siklus II tergolong aktif.

4.6.2 Prestasi Belajar PKn Siswa

Berdasarkan data hasil penelitian pada lampiran 1, terlihat bahwa jumlah 

skor siswa (∑ X) pada siklus II adalah 2.390, dan banyak siswa (N) = 20 orang. 

Sehingga skor rerata kelas (X ) pada siklus II adalah sebagai berikut.

X=∑ X

N

= 2.390/20

= 74,69

Berdasarkan skor rerata kelas dapat dihitung daya serap (DS) sebagai berikut.

DS = X

100x 100%

DS = 74,69%

Setelah dilakukan beberapa perbaikan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus 

II, ternyata banyaknya siswa yang telah mencapai kriteria ketuntasan minimal 

meningkat dari siklus I menjadi 19 orang. Sehingga persentase siswa yang telah 

mencapai KKM dapat dihitung sebagai berikut.

44

Page 45: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

KT = banyak siswa yang telahmencapai KKM

N  x 100%

KT = 2920  x 100% 

       = 90,63%

4.6.3 Tanggapan Siswa

Data tanggapan siswa terkait dengan penggunaan metode kooperatif

tipe STAD, selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 1. Berdasarkan data

tersebut, maka rerata kelas untuk skor tanggapan siswa adalah sebagai

berikut.

P=∑ X

N

P=124120

P=38,78

Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, maka tanggapan siswa 

terhadap penggunaan metode kooperatif tipe STAD tergolong positif.

Secara keseluruhan, hasil yang dicapai pada siklus II adalah sebagai berikut: 

1) aktivitas siswa aktif, 2) skor rerata kelas = 74,69, 3) daya serap (DS) = 74,69%, 

4) persentase siswa yang telah tuntas 90,63% dan 5) tanggapan siswa terhadap 

penerapan metode kooperatif tipe STAD tergolong positif. 

Berdasarkan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka: 

1)   skor   rerata   untuk   aktivitas   belajar   siswa   sudah  memenuhi   kriteria   yang 

45

Page 46: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

ditetapkan yaitu aktif, 2) skor rerata prestasi belajar secara klasikal, daya serap 

(DS) dan persentase ketuntasan (KT) juga telah memenuhi kriteria keberhasilan 

yang telah ditetapkan,  serta 3) tanggapan siswa terhadap penerapan metode 

kooperatif  tipe  STAD  tergolong  positif.  Dengan  demikian  penerapan  metode 

kooperatif tipe  STAD  telah berhasil  meningkatkan aktivitas siswa dan prestasi 

belajar PKn di kelas XI TEI SMKN 2 Dompu.

4.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan  hasil   analisis   data   yang  dilakukan  pada   siklus   I,   terlihat   bahwa 

setelah tindakan dilakukan terjadi kenaikan rerata skor prestasi belajar PKn siswa, daya 

serap dan persentase ketuntasan secara klasikal. Rerata skor prestasi belajar PKn secara 

klasikal sebelum diberi tindakan (skor awal) sebesar 64,84 dan daya serap 64,84% serta 

ketuntasan mencapai 68,75%. Setelah dilakukan tindakan, terjadi kenaikan rerata skor 

prestasi belajar secara klasikal menjadi 67,88 dan daya serap 67,88% serta mencapai 

ketuntasan  81,25%.  Hasil   analisis   data   tentang   aktivitas   belajar   siswa  pada   siklus   I 

menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa tergolong cukup aktif dengan skor rerata 

aktivitas belajar secara klasikal sebesar 11,16. 

Bila dibandingkan dengan kondisi awal (sebelum diberikan tindakan), ternyata 

sudah terjadi  peningkatan  baik  dari   segi  aktivitas,  nilai   rerata  kelas,  daya  serap dan 

ketuntasan.  Hal   ini   sangat  masuk  akal  dan   logis  karena  dengan  penerapan  metode 

kooperatif   tipe  STAD,   siswa   dirangsang   untuk   bekerja   secara   mandiri.   Dimana 

sebelumnya   siswa  terbiasa  menunggu  penjelasan  yang  diberikan  oleh guru.  Dengan 

diberikan tugas-tugas secara  individual  siswa didorong secara aktif untuk melakukan 

46

Page 47: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

eksplorasi   dan   elaborasi.   Hasil   yang  mereka   peroleh   nantinya   akan   dibahas   dalam 

kelompoknya, sehingga bila masih ada siswa yang belum bisa mengerjakan tugasnya 

secara individual, akan terbantu di dalam kelompoknya. Disinilah terbangun komunikasi 

aktif antar siswa dan siswa, antar siswa dan guru. Dalam diskusi kelompok, siswa akan 

saling memeriksa jawaban setiap anggotanya dalam kelompok tersebut. Dengan adanya 

diskusi   tersebut,   secara   otomatis   siswa   yang   mengalami   kesulitan   belajar   secara 

individual akan dibantu oleh teman-teman dalam kelompoknya.

Setelah   dilakukan   tindakan   penyempurnaan   dan   perbaikan   terhadap 

pelaksanaan tindakan pada siklus  II,   ternyata  dijumpai  banyak kemajuan yang dapat 

dicapai dibandingkan dengan hasil yang dicapai pada siklus I. Dalam pembelajaran pada 

siklus  II   ini  siswa sudah mulai   terbiasa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan 

metode kooperatif tipe STAD. Hal ini terlihat dari antusiasme siswa setelah diberi tugas 

yang tertuang dalam STAD, siswa langsung mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk 

tanpa menunggu perintah guru. 

Hal nyata yang dapat dilihat sebagai hasil  pelaksanaan tindakan pada siklus II 

adalah terjadinya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa baik secara kuantitatif 

maupun kualitatif. Skor rerata aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 11,16 secara 

kuantitatif meningkat pada siklus II menjadi 16,38. Sehingga secara kualitatif aktivitas 

belajar siswa meningkat dari cukup aktif menjadi aktif pada siklus II. Peningkatan juga 

terjadi pada prestasi belajar siswa, yaitu skor rerata prestasi belajar siswa pada siklus I 

sebesar 67,88 meningkat menjadi 74,69 pada siklus II. Demikian pula daya serap pada 

siklus   I   sebesar   67,88%  meningkat  menjadi   74,69%   pada   siklus   II   dan   persentase 

47

Page 48: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

ketuntasan belajar pada siklus I sebesar 81,25% meningkat menjadi 90,63% pada siklus 

II.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa skor rerata aktivitas 

belajar siswa, skor rerata prestasi belajar siswa, daya serap dan persentase ketuntasan 

telah mencapai kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya yakni untuk aktivitas belajar 

siswa  minimal   tergolong   cukup   aktif,  rerata   kelas   (X I ),   DS   dan   KT   berturut-turut 

minimal  68,00;  68% dan 85% serta tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran 

kooperatif  tipe  STAD  minimal   tergolong  cukup  positif.   Sedangkan hasil   analisis  data 

tanggapan siswa terhadap metode kooperatif tipe  STAD,  mencapai rerata skor 38,78 

secara kualitatif tergolong positif.

Dengan  demikian  penelitian   ini   secara  keseluruhan dapat  dikatakan berhasil, 

karena  pada   akhir   penelitian   ini   semua   kriteria   keberhasilan   yang   telah  ditetapkan 

sebelumnya telah terpenuhi. 

Walaupun penelitian  ini  dikatakan berhasil,  namun masih   terdapat  beberapa 

kelemahan antara lain : 1) sumber belajar yang dimiliki siswa dalam hal ini buku-

buku penunjang masih  sangat   terbatas dimana hal   ini  tidak terlepas dari  tingkat 

sosial  ekonomi siswa, dan 2)   fasilitas  pendukung pelaksanaan metode kooperatif 

tipe STAD, seperti media pembelajaran berbasis ICT perlu ditingkatkan.

48

Page 49: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan   analisis   data   dan   pembahasan   hasil   penelitian   ini,   dapat 

dikemukakan simpulan sebagai berikut.

5.1.1 Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa kelas XI SMK Negeri 2 Dompu. Hal ini dapat

dilihat dari peningkatan rerata skor aktivitas belajar siswa yaitu pada siklus

I sebesar 11,16 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 16,38. Secara

kualitatif, aktivitas belajar siswa pada siklus I tergolong cukup aktif,

meningkat pada siklus II tergolong aktif.

5.1.2 Penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas XI TEI SMKN 2 Dompu . Hal ini dapat dilihat

dari peningkatan rerata skor prestasi belajar siswa yaitu pada siklus I

sebesar 67,88 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 74,69. Daya

serap meningkat dari siklus I sebesar 67,88% menjadi 74,69% pada siklus

II. Sedangkan persentase ketuntasan (KT) meningkat dari siklus I sebesar

81,25% menjadi 90,63% pada siklus II.

49

Page 50: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

5.1.3 Tanggapan siswa terhadap metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

sebesar 38,78 tergolong positif.

5.2 Saran

Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini dapat diajukan saran-saran 

sebagai berikut.

5.2.1 Kepada guru-guru PKn, diharapkan mengembangkan metode

pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran di kelas sebagai

salah satu metode pembelajaran inovatif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.

5.2.2 Kepada peneliti lain, diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan

terhadap implementasi metode pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan

tempat dan subjek yang berbeda.

KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

1. Surat Keterangan Kepala Sekolah

2. JadwalPenelitian

50

Page 51: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

3. Silabus

4. RPPlengkapdenganinstrumen

5. Semuainstrumenuntukpengambilan data (tes, lembarobservasi, kuesioner,

angket, dll).

6. Semua data hasilpenelitian

7. STADSiklus I (bila ada)

8. STADSiklus II (bila ada)

9. CatatanHarianSiklus I

10. CatatanharianSiklus II

11. Foto-fotoKegiatanPembelajaran

12. Contohhasilkerjasiswa per siklus (@ 5 orang)

DAFTAR TABEL

3.1 CatatanHarian

4.1 RingkasanHasilPenelitian

51

Page 52: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

DAFTAR GAMBAR

4.1 Gambar 1 KerangkaBerpikir

52

Page 53: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Langkah-langkah  model   pembelajaran  STAD dapat  dilihat  pada   tabel  2.1 

seperti

berikut.

Tabel 2.1 Enam Langkah Model Pembelajaran STAD

Langkah Indikator Tingkah laku guru

Langkah 1

Langkah 2

Langkah 3

Menyampaikan   tujuan 

dan

memotivasi siswa

Menyajikan informasi

Mengorganisasikan 

siswa ke

dalam   kelompok- 

Guru   menyampaikan 

tujuan pembelajaran dan 

mengkomunikasikan 

kompetensi dasar

yang   akan   dicapai   serta 

memotivasi siswa

Guru   menyajikan 

informasi kepada siswa

Guru   menginformasikan 

pengelom-pokkan

Siswa

Guru   memotivasi   serta 

53

Page 54: file · Web viewBAB I . PENDAHULUAN. LatarBelakang. Sebagaimana diamanatkan dalam konstitusi tentang hakikat dan tujuan pendidikan nasional,

Langkah 4

Langkah 5

Langkah 6

kelompok belajar

Membimbimg   kelompok 

belajar

Evaluasi

Memberikan 

penghargaan

memfasilitasi   kerja   siswa 

dalam   kelompok-

kelompok belajar

Guru  mengevaluasi   hasil 

belajar tentang

materi   pembelajaran 

yang telah dilaksanakan

Guru   memberi 

penghargaan hasil belajar

individual dan kelompok

54