study kasus pgpls

16
BIASA MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT SEKOLAH STAF DAN KOMANDO 1. Topik. Studi Kasus PGPLS oleh Sekutu untuk Menghadapi Serangan Jerman di Atlantik Utara serta manfaatnya bagi TNI AL. 2. Latar Belakang. a. Umum. Invasi Jerman ke beberapa negara Eropa Barat antara lain Polandia, Norwegia dan Perancis yang diawali dengan penyerbuan ke Polandia pada tanggal 1 September 1939 sangat ditentang oleh Inggris. Dua hari kemudian Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Penentangan Inggris terhadap invasi Jerman ke negara-negara di Eropa Barat dikarenakan Inggris tidak menghendaki adanya suatu kekuatan mencapai hegemoni di daratan Eropa. Untuk mencegah meluasnya invasi Jerman, Inggris kemudian memblokir perairan ke Jerman. Hitler berharap Inggris dapat diajak berdamai dan membiarkannya bebas bertindak di daratan Eropa karena pada dasarnya dia tidak menghendaki wilayah kerajaan Inggris. Semula Hitler mencoba untuk menawarkan perdamaian kepada Inggris melalui pidatonya dalam gedung parlemen (Reichstag), namun tidak sampai sejam kemudian diplomasi damai Hitler ditolak oleh rakyat Inggris melalui radio Inggris BBC. 1 Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi Weserübung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan 1 Pk Ojong, Perang Eropa BIASA

Upload: hendrik

Post on 17-Dec-2015

227 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

pertempuran

TRANSCRIPT

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

BIASA

PAGE 12

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

SEKOLAH STAF DAN KOMANDO

1.Topik.

Studi Kasus PGPLS oleh Sekutu untuk Menghadapi Serangan Jerman di Atlantik Utara serta manfaatnya bagi TNI AL. 2.Latar Belakang.

a.Umum.

Invasi Jerman ke beberapa negara Eropa Barat antara lain Polandia, Norwegia dan Perancis yang diawali dengan penyerbuan ke Polandia pada tanggal 1 September 1939 sangat ditentang oleh Inggris. Dua hari kemudian Inggris dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman. Penentangan Inggris terhadap invasi Jerman ke negara-negara di Eropa Barat dikarenakan Inggris tidak menghendaki adanya suatu kekuatan mencapai hegemoni di daratan Eropa. Untuk mencegah meluasnya invasi Jerman, Inggris kemudian memblokir perairan ke Jerman. Hitler berharap Inggris dapat diajak berdamai dan membiarkannya bebas bertindak di daratan Eropa karena pada dasarnya dia tidak menghendaki wilayah kerajaan Inggris. Semula Hitler mencoba untuk menawarkan perdamaian kepada Inggris melalui pidatonya dalam gedung parlemen (Reichstag), namun tidak sampai sejam kemudian diplomasi damai Hitler ditolak oleh rakyat Inggris melalui radio Inggris BBC.

Jerman menyerang Denmark dan Norwegia pada 9 April 1940 melalui Operasi Weserbung, yang terlihat untuk mencegah serangan Sekutu melalui wilayah tersebut. Pasukan Inggris, Perancis, dan Polandia mendarat di Namsos, Andalsnes, dan Narvik untuk membantu Norwegia. Pada awal Juni, semua tentara Sekutu dievakuasi dan Norwegia-pun menyerah.Operasi Fall Gelb, invasi Benelux dan Perancis, dilakukan oleh Jerman pada 10 Mei 1940 mengakhiri apa yang disebut dengan "Perang Pura-Pura" (Phony War) dan memulai Pertempuran Perancis. Pada tahap awal invasi, tentara Jerman menyerang Belgia, Belanda, dan Luxemburg untuk menghindari Garis Maginot dan berhasil memecah pasukan Sekutu dengan melaju sampai ke Selat Inggris. Negara-negara Benelux dengan cepat jatuh ke tangan Jerman, yang kemudian melanjutkan tahap berikutnya dengan menyerang Perancis. Pasukan Ekspedisi Inggris (British Expeditionary Force) yang terperangkap di utara kemudian dievakuasi melalui Dunkirk dengan Operasi Dinamo. Tentara Jerman tidak terbendung, melaju melewati Garis Maginot sampai ke arah pantai Atlantik, menyebabkan Perancis mendeklarasikan gencatan senjata pada 22 Juni dan terbentuklah pemerintahan boneka Vichy.Kemudian Jerman bersiap pula untuk melancarkan serangan ke Inggris dan dimulailah apa yang disebut dengan Pertempuran Inggris atau perang udara antara AU Jerman Luftwaffe melawan AU Inggris pada tahun 1940 memperebutkan kontrol atas angkasa Inggris. Jerman berhasil dikalahkan dan membatalkan Operasi Singa Laut atau Seelowe untuk menginvasi daratan Inggris. Hal itu dikarenakan perubahan strategi Luftwaffe dari menyerang landasan udara dan industri perang berubah menjadi serangan besar-besaran pesawat pembom ke London. Sebelumnya terjadi pemboman kota Berlin yang didasarkan pembalasan atas ketidaksengajaan pesawat pembom Jerman yang menyerang London. Perang juga berkecamuk di laut, pada Pertempuran Atlantik kapal-kapal selam Jerman berusaha untuk menenggelamkan kapal dagang yang membawa suplai kebutuhan ke Inggris dari Amerika Serikat.Pada 27 September 1940, ditanda tanganilah pakta tripartit oleh Jerman, Italia, dan Jepang yang secara formal membentuk persekutuan dengan nama (Kekuatan Poros).

b.Kronologis Kejadian.

1)Sejak pertempuran Jerman dan Inggris tahun 1940, perang sudah terjadi dilaut dengan melibatkan kapal kapal selam di perairan Atlantik.2)Tanggal 22 April 1943, konvoi sekutu yang berjumlah 40 kapal bertolak yang terletak di utara Inggris menuju Canada dan AS. Konvoi yang bergerak sangat lambat karena cuaca yang buruk tersebut dikawal oleh 2 kapal perusak, 1 kapal fergat, 4 kapal korvet kelas flower dan 2 kapal pukat bersenjata sebagai kapal SAR dibawah pimpinan Letkol P.W. Gretton RN. Kapal kapal tersebut sebelumnya sudah melaksanakan tugas pengawalan selama 4 bulan.3)Tanggal 26 April, konvoi bergabung dengan kelompok kecil konvoi yang bertolak dari Islandia yang dikawal oleh 1 kapal perusak (HMS Vidette) sehingga jumlah kapal dagang yang dikawal bertambah menjadi 43 buah.

4)Tanggal 28 April konvoi terdeteksi oleh U-650 dan dalam waktu singkat 15 U-Boat mendekati konvoi. Namun karena kapal-kapal selam Jerman tersebut harus melaporkan hasil deteksinya ke Berlin, maka posisinya dapat diketahui oleh kapal-kapal pengawal konvoi yang dilengkapi dengan RDF, sehingga rencana serangan U-Boat berhasil digagalkan. Pada malam hari U-386 mencoba menyerang namun berhasil dihalau.

5)Tanggal 29 April, U-650 dan U-258 berhasil menyerang konvoi dan menenggelamkan 1 kapal dagang AS. Sebanyak 68 awak kapal tersebut berhasil diselamatkan oleh kapal SAR. 6)Tanggal 2 Mei 1943, setelah badai reda Letkol Gretton mengantisipasi serangan selanjutnya. Siang harinya konvoi bergabung dengan 3rd Support Group yang berpangkalan di St Johns Canada dan dipimpin oleh Kolonel Mc Coy RN. Sayangnya kemampuan jelajah kapal-kapal yang dipimpin Mc Coy sangat terbatas sehingga pengawalan tidak dapat dilaksanakan secara optimal.

7)Tanggal 3 Mei, kapal korvet HMS Duncan harus meninggalkan konvoi untuk bekal ulang di St Johns, sehingga jumlah kapal yang mengawal konvoi semakin berkurang dan terpecah.8)Tada tanggal 4 Mei, kapal pengawal yang tersisa hanya 7 kapal sementara pada saat itu konvoi semakin mendekati Cape Farewell dan Flemish Cap serta terancam oleh 51 U-Boat dari grup Fink dan Amsel. Namun dengan adanya pengawalan Pesud Catalina, maka perlindungan terhadap konvoi masih berjalan dengan baik. Pesud Catalina justru berhasil menenggelamkan U-630. Pada malam hari konvoi berada 300 mil di selatan cape Farewell. Dengan kondisi laut yang tenang dan siluet konvoi dapat terlihat jelas, maka konvoi menjadi sasaran empuk U-Boat yang berada di grup Fink. Pada malam itu Uboat berhasil menenggelamkan 7 kapal dagang. Walaupun kapal pengawal hanya tersisa 7 buah, namun mereka dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Hal tersebut mengakibatkan 30 U-Boat yang tergabung dalam grup Fink tidak mampu berbuat banyak.9)Tanggal 5 Mei :Pukul 07.00 kapal SAR yang membawa 150 awak kapal yang karam meninggalkan konvoi menuju st Johns. Pukul 09.00 grup Fink muncul disekitar konvoi. Kapal perusak Oribi ditugaskan untuk menakuti kapal-kapal selam dan meninggalkan konvoi dikawal oleh 6 kapal. Korvet Pink berhasil menenggelamkan U-192 dengan menggunakan bom laut. Sementara itu U-584 berhasil menenggelamkan 1 kapal dagang.Pada siang hari 4 kapal dagang ditenggelamkan oleh U-266, tetapi kemudian U-266 berhasil dirusakkan oleh kapal perusak Offa.10)Tanggal 6 Mei, 15 U-Boat diarahkan untuk menghancurkan konvoi ONS-5, namun tertolong oleh kabut yang tebal. U-267 dipaksa menyelam oleh korvet Loosestrife, sementara U-638 berhasil ditenggelamkan oleh Oribi dan Korvet Snowflake menenggelamkan U-125. Kapal perusak Vidette berhasil menenggelamkan U-531, sedangkan U-438 ditenggelamkan oleh Pelican. Laksamana Doenitz kemudian memerintahkan untuk kapal-kapal selam yang tersisa untuk menuju ke arah timur guna melaksanakan perbaikan.11)Tanggal 7 Mei, konvoi tiba di Westomp (Western Ocean Meeting Point) dan pengawalan diambil alih oleh AL Canada dalam keadaan cuaca berkabut. Selanjutnya konvoi menuju Halifax.12)Tanggal 10 Mei, Perdana Menteri Churchill mengirimkan ucapan selamat kepada pemimpin konvoi Laksamana Pertama J. Brooks RNR atas keberhasilannya melindungi konvoi selama melaksanakan lintas laut.3.Analisa.a.Pertahanan Garis Perhubungan Laut Sendiri diperlukan dengan tujuan :

1)Perlu melaksanakan angkutan pasukan atau muatan militer lainnya secara besar besaran dalam jangka waktu tertentu.

2)Perlu mengangkuat barang barang niaga/ekonomi yang penting antara daerah sendiri atau ke/dari negar sahabat, yang mempunyai nilai Strategik secara besar - besaran dalam jangka waktu tertentu.

3)Diketahui hal tersebut, lawan akan menyiapkan kesatuan kesatuan besar untuk mengganggu atau menghalau, sehingga tidak dapat ditanggulangi dengan opearsi laut sehari hari.

b.Tahap tahap dalam persiapan PGPLS merupakan bagian dari operasi tempur laut yaitu ;1) Tahapan Persiapan.Pada dasarnya jerman belum siap untuk melancarkan perang menggunakan kapal selam ketika perang darat dimulai. Hal ini Jerman lebih mengutamakan pembangunan tentara darat dan angkatan udaranya sehingga armadanya terlantar. Dibandingkan dengan sekutu, lawannya mengerti soal kekuatan maritim dan pentingnya arti lalu lintas di laut. Sikap dan mentalitas pada pertempuran laut, akan banyak membawa pengaruh terhadap kekuatan armada kapal kapal yang digunakan saat itu. Namun armada kapal selam yang digunakan Jerman yaitu, U-Boot mendatangkan bencana cukup besar terhadap kapal kapal dagang Sekutu sampai hal ini mencemaskan Inggris. Kapal kapal dagang ini merupakan urat nadi bagi Inggris. Tampa melalui laut perdagangan Inggris menjadi lumpuh.

2) Tahap Pelaksanaan. (a) Lintas Laut. Gerakan kapal angkut senantiasa dilindungi oleh satuan pengawal. Konvoi pada akhirnya harus melewati titik-titik pertemuan di tengah Samudera sebelum melanjutkan pelayaran. Kapal pengawal tersebut di sebut Escort . Sebagian besar dari 114 kapal dagang Inggris yang dikaramkan oleh lawannya dalam tahun 1939 disebabkan karena tidak berlayar dalam konvoi tersebut.

(b Pertahanan Konvoi terhadap serangan kapal selam dan udara.Konvoi yang dilaksanakan pada saat itu membutuhkan banyak kapal perang. Disamping itu kapal selam Jerman sering beroperasi bersama sama dengan pesawat udara. Adapun kegunaan gabungan operasi tersebut dapat menyerang sendiri iring iringan kapal dagang Inggris, juga dapat bertindak sebagai mata mata. Ini yang menjadi masalah dan ditakuti oleh Inggris.3) Tahap Pengendalian.Untuk mengimbangi kekuatan kapal selam Jerman, Inggris berhasi meminjam 50 kapal perusak model lama dari masa perang dunia I, bercerobong empat dan diantaranya pernah turut bertempur diperairan Indonesia. Sebagai gantinya Inggris menyerahkan selam 99 tahun beberapa pangkalannya di Bahama, Jamaika dan seterusnya ke pada Amerika Serikat. Untuk menandingi kapal selam tersebut dengan menyiapkan bom bom di dalamnya.

Tindakan yang diambil untuk mengendalikan kekuatan laut dan udara Jerman dengan ofensif terhadap U Boot dan Focke Wulf. Untuk melawan Focke Wulf Inggris mengerahkan RAF, sedangkan untuk mengimbangi U Boot membuat korvet dalam jumlah yang besar. Korvet merupakan perusak ukuran kecil, tetapi daya rusaknya terhadap kapal selam seimbang besarny, karena dapat melempar bom-dalam dan diperlengkapi meriam penangkis udara.4) Tahap Penyelesaian / Pengakhiran.(a)Sekutu.

Sekutu akan membuka front kedua di eropa barat, dengan tujuan akan melakukan pendaratan secara besar besaran, namun kapal selam Jerman harus dapat dilumpuhkan. Untuk itu dikirimlah ratusan pesawat pembom untuk membom garasi kapal selam (submarine shelter) dari beton dibeberapa pelabuhan Perancis Barat. Namun hal ini tidak tidak satu tempat perlindungan kapal selampun yang berhasil ditembus oleh pembom tersebut. Kemudian untuk memperkuat kapal kapal dagang sekutu yang berlayar dalam jumlah yang besar, dikirimlah sejumlah destroyer atau kapal perusak yang biasa berlayar cepat untuk setiapa saat memberikan pertolongan kepada konvoi yang sedang diserang. Kekuatan sekutu ditambah lagi dengan kapal pangawal berupa pesawat terbang yang dapat terbang jauh sekali (Very Long Range Aircraft).(b)Jerman.

Dengan banyaknya U-Boot yang berhasil ditenggelamkan oleh sekutu, maka Jerman memproduksi lebih banyak kapal selam untuk menambah pertahanan di Atlantik sebagai garis pertama dari pertahanan tersebut. Setiap bulan produksi yang dihasilkan dari 30 tiap bulan, menjadi 40 buah setiap bulannya.

c. Prinsip prinsip Perang Laut .

1) Prinsip Teguh Pada Tujuan. Untuk menghadapi aksi U-Boat dengan taktik wolf pack, unsur-unsur pengawal konvoi senantiasa mengedepankan tujuan utamanya untuk mendahulukan keselamatan konvoi dan tidak terpancing untuk melaksanakan pengejaran terhadap kapal-kapal selam Jerman.2) Prinsip Ofensif. Fungsi asasi dasar keberadaan unsur-unsur pengawal dalam konvoi lebih bersifat defensif yakni untuk menjaga keselamatan konvoi, tetapi kenyataan satuan pengawal Sekutu selalu melakukan tindakan-tindakan ofensif dengan taktik-taktik seperti scare tactic, serangan dengan hedgehoc, dan lain-lain.

3) Prinsip Kesatuan Komando. Pelaksanaan proses penentuan strategi operasional AL masing-masing, upaya untuk menggagalkan serangan U-Boat dilakukan secara terkoordinir. Dalam organisasi unsur-unsur pengawal juga terlihat adanya kesatuan komando yang diemban oleh seorang komandan yang tertua. 4) Prinsip Pemusatan Kekuatan. Sekutu berusaha memusatkan kekuatan sendiri agar memiliki daya pukul lebih tinggi. Walau pada kenyataannya, Sekutu membagi perairan-perairan yang menjadi tanggung jawab formasi tugas berdasarkan negara, tetapi tugas tersebut dilakukan dengan koordinasi yang rapi.5) Prinsip Pendadakan. Dengan sensor dan senjata baru seperti RDF dan Hedgehog serta hasil sadapan komunikasi U-Boat dan data intelijen yang cukup akurat, satuan-satuan pengawal AS berhasil memberikan pendadakan.6) Prinsip Kekenyalan. Dalam melaksanakan pengawalan formasi tugas Sekutu dapat memanfaatkan cuaca dan merubah susunan formasi dengan fleksibel sesuai dengan kondisi di lapangan. 7) Prinsip Mobilitas. Mobilitas pihak sekutu dalam melakukan pengawalan sangat tinggi, utamanya dengan menggunakan taktik yang ditemukan oleh Laksamana Sir Max Horton, di mana formasi tugas yang terdiri dari kapal perusak, fregat dan korvet dapat disiapkan dalam waktu cepat.

8) Prinsip Kerahasiaan. Keberadaan konvoi-konvoi Sekutu tersebut selalu dapat dirahasiakan karena kerahasiaan merupakan faktor yang sangat penting dalam setiap pertempuran.

9) Prinsip Ekonomis. Pihak Sekutu juga dengan jitu membagi kekuatan secara ekonomis tetapi tetap memiliki motivasi yang tinggi.

10) Prinsip Moril. Motivasi dan kepercayaan pihak Sekutu tinggi karen menyadari bahwa mereka dalam kondisi di atas angin diajang perang Eropa.

11) Prinsip Administrasi. Kebutuhan logistik dan material Sekutu terdukung dalam melaksanakan operasi pengawalan. 12) Prinsip Kerjasama. Kegiatan pengamanan konvoi melibatkan dan bekerja sama dengan pihak Inggris, Amerika Serikat dan Kanada.

4.Kelebihan dan Kekurangana.Jerman.

1)Kelebihan.

a) Kemampuan Jerman untuk membangun kapal selam sangat besar yaitu mencapai 20 buah dalam sebulan.

b) Jerman memiliki pangkalan-pangkalan kapal selam di pantai barat Perancis seperti Brest dan St. Nazaire yang dekat jaraknya dengan mandala operasi U-boat.

2) Kekurangan.

a) Penguasaan udara di tengah Atlantik diambil alih oleh Sekutu. disebabkan Jerman tidak memiliki kekuatan udara yang tangguh.b) Teknologi sensor akustik bawah air seperti sonar dan elektro magnetik seperti radar yang dimiliki Jerman kalah modern dibandingkan teknologi yang dimiliki Sekutu..

b.Sekutu.

1) Kelebihan.a) Kemampuan Sekutu dalam membangun kapal niaga sangat besar.b) Sekutu memiliki pangkalan-pangkalan udara yang mengoperasikan pesawat pembom jarak jauh yang senantiasa mengancam kapal selam.c) Didalam mengawal konvoi, Sekutu menggunakan kapal kapal perusak yang dapat melemparkan bom laut, memiliki sensor serta senjata yang lebih baik.

d) Sekutu dapat memperoleh data intelijen akibat bocornya kode kode mesin sandi Jerman, dengan menggunakan alat HF/DF.

2) Kekurangan.a) Armada Laut Sekutu tidak mampu menghancurkan instalasi kapal selam Jerman di Brest.

b) Kemampuan jelajah kapal-kapal kawal terbatas, terlebih lagi apabila harus melaksanakan pengawalan dalam jumlah yang besar.c) Jumlah kapal yang berfungsi sebagai kapal kawal jumlahnya sangat terbatas. 5.Hal hal yang Bermanfaat bagi TNI AL.Beberapa hal yang dapat diambil manfaatnya bagi TNI AL dari pelaksanaan PGPLS oleh sekutu terhadap Jerman adalah :

a. Aspek Edukatif.Pembangunan kekuatan TNI AL berupa pengembangan kapal-kapal perusak atau korvet dalam jumlah yang besar, untuk mampu melaksanakan Taktik pertempuran laut dalam menghancurkan kekuatan lawan yang lebih besar. Keberhasilan kapal perusak atau korvet sekutu dapat menghancurkan kapal selam Jerman dengan melempar bom laut ke dalam laut. b. Aspek Intruktif . Jerman dalam pertempuran memadukan kapal selam dengan pesawat udara dalam operasi PGPLS, mengajarkan TNI AL bahwa perlu adanya bantuan informasi sebagai kepanjangtanganan kapal selam tersebut, sehingga sebelum melaksanakan penyerangan dapat mengamankan daerah laut sendiri yang menjadi kekuasaan wilayahnya .c. Aspek Inspiratif. Pertempuran laut yang digunakan Jerman dalam menghadapi konvoi Sekutu dengan PGPLS, kekuatan armada kapal selam difungsikan sebagai pengaman sekaligus difungsikan menyerang setelah mendapatkan data yang akurat. Menginspirasi bagi TNI AL untuk lebih mengembangan taktik operasi pengendalian laut, khususnya dalam pertahanan wilayah sendiri6.Penutup

a. Kesimpulan.

1) Sekutu dalam menghadapi kekuatan kapal selam Jerman dapat menerapkan operasi PGPLS yang dilaksanakan serta mampu untuk mengendalikan dan menetralisir untuk melindungi konvoi armada kapal dagangnya.2) Operasi tempur laut yang digunakan oleh kapal kapal kawal sekutu dapat menekan U-boat Jerman hingga tidak mampu untuk mengembangkan taktik peperangan untuk melawan. Ini diakibatkan sekutu dalam hal penggunaan teknologi komunikasi, deteksi, pengamatan dan penginderaan serta teknologi senjata lebih modern.b. Saran.

1) Pemanfaatan Injasmar lebih ditingkatkan, sehingga dalam posisi negara sedang menghadapi perang dapat diberdayakan sebagai kekuatan TNI AL untuk menambah armada tempur di laut.

2) Operasi PGPLS, TNI AL hendaknya didukung oleh kekuatan armada yang lebih besar dan modern, sehingga dalam pelaksanaan operasi tempur laut dapat mengembangkan strategi dan taktik perlindungan pada situasi pertempuran yang berubah-ubah.

7.Alur Pikir (Terlampir)Jakarta, 12 Juni 2009

Perwira Siswa

Nanang PermadiMayor Laut (S) Nrp. 10784/P

BIASA

BIASA

BIASA

Pk Ojong, Perang Eropa

HYPERLINK "Http://id" Http://id. Wiki pedia,org/Wiki/Perang Dunia II

HYPERLINK "Http://id" Http://id. Wiki pedia org/ tata urut-perang dunia II 1943

PI Pengantar Operasi Laut Hal 25

PK Ojong Bab 19 Perang Kapal Selam di Atlantik

Ibid Hal 237

Doktrin TNI AL Sasana Eka Jaya

BIASA