studi potensi lanskap kompleks masjid raya kota … · kompleks masjid raya kota bogor sebagai...
TRANSCRIPT
STUDI POTENSI LANSKAP KOMPLEKS MASJID RAYA
KOTA BOGOR SEBAGAI MODEL KEGIATAN KEISLAMAN
BINTANG DIPRATAMA HENDAYU
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Studi Potensi Lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor Sebagai Model Kegiatan Keislaman” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip baik dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Februari 2018
Bintang Dipratama Hendayu
NIM A44130002
ABSTRAK
BINTANG DIPRATAMA HENDAYU. Studi Potensi Lanskap Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor sebagai Model Kegiatan Keislaman. Dibimbing oleh WAHJU
QAMARA MUGNISJAH.
Masjid adalah tempat yang tidak bisa dipisahkan dari masyarakat muslim.
Selain fungsi utamanya sebagai tempat salat, masjid juga memiliki fungsi lain
yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengidentifikasi lanskap Masjid Raya Kota Bogor, mengetahui potensi lanskap
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman dengan literatur dan
persepsi pengunjung, menganalisis strategi pengelolaan Masjid Raya Kota Bogor
sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan dengan metode SWOT, dan
memberi rekomendasi pengelolaan potensi lanskap Masjid Raya Kota Bogor agar
dapat dimaksimalkan fungsinya oleh pengurus dan masyarakat. Data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi kondisi umum seperti aspek fisik dan
biologi, profil lanskap Masjid Raya Kota Bogor, dan aspek pengunjung. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, teknik skoring, kuesioner,
dan metode SWOT. Hasil penelitian ini juga merekomendasikan rencana
pengelolaan lanskap oleh DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) Masjid Raya Kota
Bogor yang bertanggung jawab kepada Pusat Pengembangan Islam Bogor.
ABSTRACT
BINTANG DIPRATAMA HENDAYU. Study the Landscape Potency of Bogor‟s
Municipal Mosque Complex for the Islamic Model Activities. Supervised by
WAHJU QAMARA MUGNISJAH.
Mosque is a place that cannot be separated from Muslim society. Besides its
primary function as a place for praying, mosque also has other functions related to
community activities. The purpose of this research is to identify the landscape of
Bogor City Municipal Mosque, know the landscape potential of Bogor City
Municipal Mosque as a model for Islamic activities using literally and visitor
perception, analyze the management strategy for Bogor City Municipal Mosque as
a model of Islamic activities and sustainable using the SWOT Methods, then, give
recommend to management of landscape potential of Bogor City Municipal
Mosque so that the community can maximize its function properly. The data
needed in this research include general conditions such as physical and biological
aspects, the landscape profile of Bogor City Municipal Mosque, and visitor
aspect. Data analysis was done by using descriptive analysis, scoring technique,
questionnaire, and SWOT method. The results of this study also recommend the
landscape management plan by DKM (Mosque Family Council/Dewan Keluarga
Masjid) of Bogor City Municipal Mosque which is responsible to the Islamic
Development Center of Bogor/Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB).
Keywords: Masjid Raya Kota Bogor, Islamic Center, Landscape Management,
SWOT Method.
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Arsitektur Lanskap
STUDI POTENSI LANSKAP KOMPLEKS MASJID RAYA
KOTA BOGOR SEBAGAI MODEL KEGIATAN KEISLAMAN
BINTANG DIPRATAMA HENDAYU
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2018
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2016 ini ialah lanskap
masjid, dengan judul “Studi Potensi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Sebagai Model Kegiatan Keislaman”.
Dengan segala hormat dan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah berjasa bagi penulis dalam menyelesaikan
tugas akhir ini, yaitu:
1. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah M.Agr. selaku pembimbing
skripsi yang telah membimbing dan memberikan dukungan terhadap
penulis selama melaksanakan penelitian dan penyusunan tugas akhir;
2. Drs. H. Ade Sarmili Sy, M.Si. dan Sahidul Burhan SE dari DKM Masjid
Raya Kota Bogor dan PPIB Kota Bogor yang telah membantu selama
pengumpulan data;
3. Dr. Ir. Bambang Sulistyantara M.Agr. selaku pembimbing akademik;
4. Ibunda Nurlida, S.Sos yang selalu berdoa dan berkorban untuk
kelancaran masa studi selama di kampus IPB;
5. Keluarga besar Meka Algazi, S.Hum atas support dan doa untuk
kelancaran masa studi selama di kampus IPB;
6. Keluarga besar Dr. Ir. Omo Rusdiana, M.Sc dan Ibu Neni Rusdiana,
beserta anggota keluarga: Yunus Gerry, S.Kpm, Nurfajriah Salsabila,
Farahdilla Sahara, Ghina Afiyah Aqilah yang juga selalu berdoa dan
mendukung penulis untuk menyelesaikan tugas akhir ini;
7. Rekan-rekan seperjuangan Arsitektur Lanskap angkatan 50, khususnya
Tim Dayat Ranger atas segala doa dan perjuangan selama berada di
kampus.
Bogor, April 2018
Bintang Dipratama Hendayu
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Kerangka Pikir Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Lanskap Masjid dan Fungsinya 3
Masjid sebagai pusat kegiatan keislaman 4
Memakmurkan Masjid 4
METODE 5
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan 5
Tahapan Penelitian 6
HASIL DAN PEMBAHASAN 15
Kondisi Umum 15
Profil Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 19
Identifikasi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 27
Analisis Strategi Pengelolaan Potensi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor Sebagai Model Kegiatan Keislaman Yang Berkelanjutan 59
SIMPULAN DAN SARAN 74
Simpulan 74
Saran 74
DAFTAR PUSTAKA 75
LAMPIRAN 77
RIWAYAT HIDUP 88
DAFTAR TABEL
Kerangka Pikir Penelitian 2 Lokasi penelitian (Kompleks Masjid Raya Kota Bogor) 5 Matriks IE Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 13 Peta Administratif Kota Bogor 18 Lokasi sejarah pembangunan lanskap 19 Gedung PPIB Masjid Raya Kota Bogor 20 Kegiatan di TK Ibnu Hajar Masjid Raya Kota Bogor 21 Struktur Kepengurusan Masjid Raya Kota Bogor 22 Struktur Bidang Riayah Masjid Raya Kota Bogor 23 Kegiatan pemangkasan ranting dan dahan pohon besar 25 Kemiripan pola arsitektur Masjid Raya Kota Bogor 28
Denah ruang utama Masjid Raya Kota Bogor lantai 1 dan lantai 2 29 Kondisi ruang ibadah masjid pada lantai 1 29 Kondisi ruang ibadah masjid pada lantai 2 30 Menara Masjid Raya Kota Bogor 31 Plaza masjid 31 Koridor masjid 32 Basement masjid 32 Taman bagian barat Masjid Raya Kota Bogor 33 Sudut bagian utara dan timur halaman utama Masjid 33 Taman bagian timur plaza Masjid Raya Kota Bogor 34 Konsep ruang dan sirkulasi 35 Konsep tata hijau Masjid Raya Kota Bogor 36 Aktivitas Peribadatan, Pendidikan, dan Perkantoran 37
Aktivitas Kegiatan Keislaman dan Bersantai 38 Peta situasi Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 40 Akses menuju Lanskap Masjid Raya Kota Bogor 41 Keadaan bangunan Masjid Raya Kota Bogor 43 Mobil-mobil yang diparkir di area halaman masjid 43 Bangunan Masjid Raya Kota Bogor dan Taj Mahal, India. 44 Alih fungsi penggunaan dan kurangnya perawatan menyebabkan 45 Beberapa contoh fasilitas penunjang kegiatan keislaman di 46
Sumber listrik dan sumber air Masjid Raya Kota Bogor 46 Tempat sampah di sudut Kompleks masjid 47 Drainase outlet Masjid Raya Kota Bogo 48 Tanaman hias di Masjid Raya Kota Bogor : (a) Coleus hybridus, 49 Tujuan dan alasan ke masjid bagi pengunjung 50
Jenis kelamin dan domisili responden 51
Usia dan pendidikan terakhir responden 51
Pekerjaan responden 52 Transportasi responden 52 Grafik keindahan bangunan Masjid Raya Kota Bogor 53 Grafik keindahan menara Masjid Raya Kota Bogor 53 Grafik keindahan plaza Masjid Raya Kota Bogor 54 Grafik keindahan menara Masjid Raya Kota Bogor 55
Grafik keindahan area basement Masjid Raya Kota Bogor 55 Grafik keindahan taman Masjid Raya Kota Bogor 56 Persepsi keindahan lanskap Masjid Raya Kota Bogor 56 Persepsi pengelolaan masjid oleh pengunjung 58 Matriks IE Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 63 Area tapak masjid yang masih dapat dimaksimalkan 66 Kegiatan yang dapat memanfaatkan tapak masjid 66 Rekomendasi area koridor dengan stop kontak listrik 67 Rekomendasi struktural bidang riayah 68 Pengunjung harus menitipkan alas kaki di area penitipan 70 Benda penaung yang dapat diterapkan di plaza Masjid Raya 71
Rekomendasi vegetasi screen di bagian barat masjid 72
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Pikir Penelitian 2 Lokasi penelitian (Kompleks Masjid Raya Kota Bogor) 5 Matriks IE Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 13 Peta Administratif Kota Bogor 18 Lokasi sejarah pembangunan lanskap 19 Gedung PPIB Masjid Raya Kota Bogor 20 Kegiatan di TK Ibnu Hajar Masjid Raya Kota Bogor 21 Struktur Kepengurusan Masjid Raya Kota Bogor 22 Struktur Bidang Riayah Masjid Raya Kota Bogor 23
Kegiatan pemangkasan ranting dan dahan pohon besar 25 Kemiripan pola arsitektur Masjid Raya Kota Bogor 28 Denah ruang utama Masjid Raya Kota Bogor lantai 1 dan lantai 2 29 Kondisi ruang ibadah masjid pada lantai 1 29
Kondisi ruang ibadah masjid pada lantai 2 30 Menara Masjid Raya Kota Bogor 31 Plaza masjid 31
Koridor masjid 32 Basement masjid 32
Taman bagian barat Masjid Raya Kota Bogor 33 Sudut bagian utara dan timur halaman utama Masjid 33 Taman bagian timur plaza Masjid Raya Kota Bogor 34
Konsep ruang dan sirkulasi 35 Konsep tata hijau Masjid Raya Kota Bogor 36
Aktivitas Peribadatan, Pendidikan, dan Perkantoran 37 Aktivitas Kegiatan Keislaman dan Bersantai 38
Peta situasi Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 40 Akses menuju Lanskap Masjid Raya Kota Bogor 41 Keadaan bangunan Masjid Raya Kota Bogor 43
Mobil-mobil yang diparkir di area halaman masjid 43 Bangunan Masjid Raya Kota Bogor dan Taj Mahal, India. 44
Alih fungsi penggunaan dan kurangnya perawatan menyebabkan 45 Beberapa contoh fasilitas penunjang kegiatan keislaman di 46 Sumber listrik dan sumber air Masjid Raya Kota Bogor 46 Tempat sampah di sudut Kompleks masjid 47 Drainase outlet Masjid Raya Kota Bogor 48 Tanaman hias di Masjid Raya Kota Bogor : (a) Coleus hybridus, 49 Tujuan dan alasan ke masjid bagi pengunjung 50 Jenis kelamin dan domisili responden 51 Usia dan pendidikan terakhir responden 51 Pekerjaan responden 52 Transportasi responden 52 Grafik keindahan bangunan Masjid Raya Kota Bogor 53 Grafik keindahan menara Masjid Raya Kota Bogor 53 Grafik keindahan plaza Masjid Raya Kota Bogor 54
Grafik keindahan menara Masjid Raya Kota Bogor 55 Grafik keindahan area basement Masjid Raya Kota Bogor 55 Grafik keindahan taman Masjid Raya Kota Bogor 56 Persepsi keindahan lanskap Masjid Raya Kota Bogor 56 Persepsi pengelolaan masjid oleh pengunjung 58 Matriks IE Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 63 Area tapak masjid yang masih dapat dimaksimalkan 66 Kegiatan yang dapat memanfaatkan tapak masjid 66 Rekomendasi area koridor dengan stop kontak listrik 67 Rekomendasi struktural bidang riayah 68 Pengunjung harus menitipkan alas kaki di area penitipan 70
Benda penaung yang dapat diterapkan di plaza Masjid Raya 71 Rekomendasi vegetasi screen di bagian barat masjid 72
DAFTAR LAMPIRAN
Kuesioner persepsi keindahan dan pengelolaan lanskap Kompleks 78 Daftar wawancara penulis bersama pengelola lanskap Kompleks 80 kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota 81 Contoh perhitungan Analisis Potensi lanskap Kompleks Masjid Raya 84 Adab-adab saat berada di masjid 85
Peta eksisting lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor 87
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masjid merupakan pusat kegiatan kaum muslimin. Dari masjid, kaum
muslimin dapat merancang masa depannya, baik dari segi din (agama), ekonomi,
politik, sosial dan seluruh sendi kehidupan, sebagaimana para pendahulunya
memfungsikan masjid secara maksimal. Perkembangan masjid pada masa
sekarang ini yang begitu pesat itu dapat dilihat di kota-kota sampai ke pelosok-
pelosok desa. Masjid mudah kita jumpai di mana saja, baik di terminal, tempat
rekreasi, dan di lembaga-lembaga pendidikan. Hal itu boleh-boleh saja dilakukan
mengingat sekarang ini banyak orang yang memiliki mobilitas tinggi, hingga
mereka dituntut untuk berpacu dengan waktu. Kehadiran masjid-masjid di sekitar
mereka sedikit banyak akan membantu karena tidak perlu waktu lama untuk
mendatangi masjid dan salat berjamaah di dalamnya (Al-Faruq, 2010).
Dalam keadaan mobilitas yang tinggi tersebut, banyak orang-orang yang
lupa akan pentingnya menjaga keadaan rohaninya dengan mendekatkan diri ke
masjid. Supardi dan Amirudin (2001) menjelaskan, fenomena pertumbuhan
masjid yang semakin banyak ternyata tidak diimbangi dengan upaya
memakmurkannya. Tidak semua masjid yang dibangun bisa mengoptimalkan
fungsinya, karena masjid mulai mengalami mutilasi fungsi dan distorsi wilayah
kerja. Masjid hanya identik dengan tempat salat, tidak lebih dari itu, sehingga
banyak masjid telah dibangun tetapi sepi dari jamaah. Semua itu disebabkan
karena pada masa sekarang banyak orang membangun masjid tidak didasari
dengan rasa taqwa melainkan hanya sebagai pelengkap dan legitimasi keislaman
di suatu lingkungan. Beberapa penyebab orang-orang enggan datang ke masjid
diantaranya adalah, (1) kondisi fisik masjid yang kurang terawat, (2) mobilitas
yang tinggi, dan (3) kurang menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan dan ruang
publik.
Dewasa ini, Kota Bogor memiliki Kompleks bangunan Islam yang
bertujuan untuk memakmurkan dan meramaikan masjid oleh masyarakat, yaitu
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor yang berlokasi di Jalan Pajajaran, Kota
Bogor. Secara umum, lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor telah
mengalami perkembangan pesat baik dalam bentuk bangunan maupun fungsinya.
Di Kompleks masjid yang didominasi area terbuka ini, beragam kegiatan indoor
dan outdoor yang melibatkan fisik seperti pentas seni sering dilakukan, bahkan
hingga beberapa kegiatan pada waktu yang sama di beberapa area terbuka yang
berbeda. Masjid yang memiliki plaza ini sering digunakan untuk berbagai
aktivitas outdoor, bahkan menjadi lokasi pelaksanaan bazar buku dan beberapa
kegiatan keislaman nasional seperti “Damai Indonesiaku” yang disiarkan oleh
salah satu stasiun televisi swasta Indonesia. Dengan demikian, sebagai tempat
penyelenggaraan berbagai kegiatan keislaman, akan sangat baik jika keseluruhan
bagian dari lanskap masjid dapat dievaluasi, dimaksimalkan potensinya, dan
dimakmurkan sehingga dapat digunakan secara baik oleh masyarakat.
2
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) mengidentifikasi
karakteristik lanskap Masjid Raya Kota Bogor, (2) menganalisis potensi lanskap
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman berdasarkan literatur
dan persepsi pengunjung, (3) menganalisis strategi pengelolaan Masjid Raya Kota
Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan, dan (4) memberi
rekomendasi pengelolaan potensi lanskap Masjid Raya Kota Bogor.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) mengetahui
karakteristik lanskap Masjid Raya Kota Bogor, (2) mengetahui potensi lanskap
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman, dan (3) pengurus
masjid mengetahui rekomendasi yang diajukan sehingga dapat membantu
pengelolaan potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dengan sebaik-
baiknya.
Kerangka Pikir Penelitian
Lanskap Masjid Raya Kota Bogor
Sejarah Fisik dan Biologi Sosial Pengelolaan
Sejarah Kawasan
Lanskap
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
1. Letak Geografis
Kawasan
2. Iklim
3. Aksesibilitas dan
Sirkulasi
1. Penduduk Kota
Bogor
2. Pengunjung
Masjid Raya
Kota Bogor
1. Pengelola
lanskap
Kompleks
Masjid Raya
Kota Bogor
2. Kegiatan
Masjid Raya
Kota Bogor
Identifikasi
Lanskap
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
Deskriptif-
Spasial
Analisis Potensi
lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota
Bogor sebagai Model
Kegiatan Keislaman
Teknik Skoring
Penilaian lanskap
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
menurut Persepsi
Pengunjung
Kuesioner
Analisis Strategi
Pengelolaan
Potensi Lanskap
yang Berkelanjutan
Metode SWOT
Rekomendasi pengelolaan potensi lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai
Model Kegiatan Keislaman
Gambar 1 Kerangka Pikir Penelitian
3
TINJAUAN PUSTAKA
Lanskap Masjid dan Fungsinya
Masjid atau mesjid adalah rumah tempat ibadah umat muslim. Masjid
artinya tempat sujud, dan masjid berukuran kecil disebut juga musala, langgar,
atau surau. Selain tempat ibadah, masjid juga merupakan pusat kehidupan
komunitas muslim. Kegiatan-kegiatan perayaan hari besar, diskusi, kajian agama,
ceramah, dan belajar Alquran sering dilaksanakan di masjid. Bahkan dalam
sejarah Islam, masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial
kemasyarakatan hingga kemiliteran.
Menurut Sutanta et al. (2007), etimologi akar kata dari masjid adalah sajada
yang berarti tempat sujud. Kata masgid (m-s-g-d) ini berarti "tiang suci" atau
"tempat sembahan". Kata masjid dalam bahasa Inggris disebut mosque. Kata
mosque ini berasal dari bahasa Spanyol, yaitu mezquita. Kata mosque kemudian
menjadi populer dan dipakai dalam bahasa Inggris secara luas. Salah satu hadits
yang membahas mengenai masjid adalah hadits HR. Muslim yang artinya, “Setiap
bagian dari bumi Allah adalah tempat sujud (masjid)”.
Sutanta et al. (2007) menginformasikan bahwa fungsi masjid sebenarnya
meliputi segala segi kehidupan manusia. Hal ini terkandung dalam Surat Al-Alaq
Ayat 19 yang berbunyi, “Sujudlah kepada Tuhan dan beribadahlah”. Berdasarkan
ayat tersebut, fungsi masjid adalah sebagai tempat yang di dalamnya banyak
disebut nama Allah atau berzikir, tempat salat, iktikaf, serta pusat pertemuan umat
Islam, baik untuk kegiatan tarbiyah (pendidikan) maupun untuk membicarakan
urusan hidup dan perjuangan. Jadi, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat
salat saja, melainkan dapat mengakomodasi berbagai kegiatan keislaman lainnya.
Masjid merupakan suatu institusi utama dalam Islam, serta merupakan salah
satu institusi yang pertama kali berdiri. Masjid adalah rumah tempat ibadah umat
Muslim. Masjid turut memegang peranan dalam aktivitas sosial kemasyarakatan.
Ketika Nabi Muhammad Shalallahu‟alaihi wasallam tiba di Madinah, Beliau
memutuskan untuk membangun sebuah masjid, yang sekarang dikenal dengan
nama Masjid Nabawi, yang berarti Masjid Nabi. Masjid Nabawi menjadi jantung
kota Madinah saat itu dan digunakan untuk melaksanakan kegiatan politik,
pendidikan dan sosial, merencanakan kota, menentukan strategi militer, dan
mengadakan perjanjian. Sutanta et al. (2007) memberikan pengertian bahwa
fungsi pendidikan merupakan salah satu fungsi yang menonjol, masjid digunakan
Nabi Shalallahu‟alaihi wasallam untuk menerangkan hukum-hukum Islam.
Adapun fungsi sosial kemasyarakatan, masjid sangat berperan dalam aspek
pendidikan, perekonomian umat, bidang kesehatan, pembinaan remaja, peringatan
hari besar Islam, dan sebagai sarana komunikasi seperti musyawarah, dan
pertemuan-pertemuan.
4
Masjid sebagai pusat kegiatan keislaman
Menurut Soeparlan (1985), Pusat kegiatan keislaman adalah lembaga
keagamaan yang merupakan pusat pembinaan dan pengembangan agama Islam
yang berperan sebagai mimbar pelaksanaan dakwah dalam era pembangunan
nasional. Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pusat Kegiatan
Keislaman adalah suatu lembaga keagamaan yang meliputi beberapa fungsi:
1. sebagai wadah bagi umat Islam untuk bermusyawarah, berkonsultasi, dan
berdialog tentang masalah-masalah, baik yang berhubungan dengan ajaran
agama, kehidupan beragama maupun lebih luas lagi untuk kehidupan
bermasyarakat;
2. sebagai pusat informasi dan hubungan masyarakat termasuk penerangan
dan dokumentasi serta komunikasi bagi umat Islam;
3. sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan pengkajian, serta sebagai forum
pembinaan termasuk menjaga kemurnian ajaran syariat Islam maupun
sebagai media dakwah.
Oleh karena itu, sebuah pusat kegiatan keislaman yang berada dalam
struktural masjid itu sendiri diharapkan dapat mengakomodasi berbagai fungsi
kehidupan masyarakat muslim, yaitu fungsi ibadah, muamalah, tarbiyah, dan
dakwah.
Memakmurkan Masjid
Makna memakmurkan masjid adalah menetapinya untuk melaksanakan
ibadah di dalamnya dalam rangka mencari keridhaan-Nya, misalnya salat,
berdzikir kepada Allah Subhanahuwata‟ala, dan mempelajari ilmu agama. Juga
termasuk maknanya adalah membangun masjid, menjaga dan memeliharanya.
Ada dua pengertian memakmurkan masjid Allah Subhanahuwata’ala.
Pertama, membangun masjid, memperindah atau memperkokoh
bangunannya, namun ini hanya sekedar sarana saja, bukan tujuan utama
memakmurkan masjid. Kedua, memakmurkan dengan melaksanakan ketaatan
kepada Allah Ta‟ala dan berzikir kepada-Nya di dalam masjid tersebut. Allah
Subhanahuwata‟ala berfirman, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid
Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubah [9]: 18).
Keadaan masjid mencerminkan keadaan umat Islam. Makmur dan sepinya
masjid bergantung mereka. Apabila mereka rajin beribadah ke masjid, maka
makmurlah tempat ibadah itu. Tetapi apabila mereka enggan atau malas ke masjid
maka sepi pulalah masjid tersebut. Masjid yang makmur menunjukkan kemajuan
umat di sekitarnya, sedangkan masjid yang sepi menunjukkan kualitas iman dan
rasa tanggung jawab umat di sekitarnya sudah menipis. Dengan adanya umat
Islam di sekitarnya, masjid perlu mengaktualisasikan perannya dalam
mengkoordinir mereka, baik untuk salat jamaah, maupun aktivitas lainnya, dalam
rangka menyatukan potensi dan kepemimpinan umat.
Sebagai rumah dari rumah-rumah Allah Ta‟ala yang mempunyai peranan
vital, ada beberapa etika yang telah digariskan oleh Islam ketika berada di
5
dalamnya. Hal-hal yang perlu dan tidak perlu dilakukan saat berada di lingkungan
masjid akan ditampilkan dalam Lampiran 5 Adab-adab saat berada di masjid.
METODE
Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Penelitian ini dilakukan di Kompleks Masjid Raya Kota Bogor pada
koordinat 6°36‟26,19” S dan 106°48‟31,95” T. Kawasan ini terletak di daerah
Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, dan terletak di pusat Kota Bogor
(Gambar 2).
Gambar 2 Lokasi penelitian (Kompleks Masjid Raya Kota Bogor)
Sumber : Google Earth Pro
Penelitian ini berlangsung selama dua belas bulan, dimulai pada bulan
Maret 2017 hingga Februari 2018. Jadwal tersebut meliputi satu bulan tahap
persiapan pada bulan Maret 2017, tahap inventarisasi dan pengambilan data
dilakukan pada bulan April, Mei, dan Juni, tahap analisis-sintesis pengolahan data
dilakukan selama delapan bulan, yaitu pada bulan Mei, Juni, Juli, Agustus,
September, Oktober, November, dan Desember, terakhir adalah tahap penyusunan
skripsi yang dilakukan beriringan dengan tahap analisis-sintesis pengolahan data,
yaitu pada bulan Mei 2017 hingga Desember 2017 (Tabel 1).
6
Tabel 1 Rencana Kegiatan Penelitian
Jenis kegiatan 2017 2018
Maret April Mei Juni Juli Agustus-Desember Januari Maret
Persiapan
Inventarisasi
dan
pengambilan
data
Analisis dan
pengolahan
data
Penyusunan
laporan akhir
Seminar
Sidang
Tahapan Penelitian
Kegiatan penelitian merupakan suatu proses memperoleh atau mendapatkan
suatu pengetahuan atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan
secara ilmiah, sistematis dan logis. Tahapan penelitian Studi Potensi Lanskap
Masjid Raya Kota Bogor sebagai Model Kegiatan Keislaman ini terdiri dari tahap
inventarisasi, tahap analisis, dan tahap sintesis yaitu rekomendasi hasil akhir dari
data yang telah diolah.
Inventarisasi
Tahap inventarisasi adalah tahap mengumpulkan data-data yang berada di
tapak penelitian yaitu Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor. Jenis-jenis
data yang dikumpulkan berupa kondisi umum yang terdiri dari data kondisi
umum, data profil lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor, dan data
pengunjung. Terdapat dua jenis data yang digunakan dalam penelitian, yaitu data
primer dan data sekunder.
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari lapang. Data
primer ini meliputi hasil pengamatan pada tapak (foto, rekaman, dan lainnya) dan
hasil wawancara responden yang bersangkutan, terdiri atas responden kunci
(pengelola Kompleks Masjid Raya Kota Bogor) dan responden umum
(pengunjung Kompleks Masjid Raya Kota Bogor). Data sekunder merupakan
studi pustaka mengenai teori pengelolaan dan konsep manajemen masjid yang
digunakan dalam penelitian, serta literatur mengenai rekaman sejarah dan kondisi
tapak. Tabel 2 menyajikan jenis, sumber, dan cara pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian.
Selain data penelitian, tahap ini juga dibantu oleh alat-alat yang mendukung
kegiatan penelitian. Alat-alat tersebut adalah kamera digital, alat ukur berupa
meteran, dan laptop dengan software AutoCAD, Google SketchUp, Adobe
Photoshop, Microsoft Word, dan Microsot Excel. Alat-alat tersebut digunakan
untuk menunjang seluruh proses penelitian, mulai dari pengambilan, pengolahan,
hingga penyajian akhir data. Selain itu, dokumentasi kondisi tapak saat ini
(existing condition) juga merupakan bahan yang diperlukan.
7
Tabel 2 Spesifikasi jenis data, bentuk data, dan sumber data.
No. Jenis data Bentuk data Sumber data
1. Kondisi umum
a) Letak Geografis Kawasan Peta Kota Bogor, Batas
wilayah
BPS Kota Bogor tahun
2014, Google.
b) Iklim Tabel iklim, Suhu udara
rata- rata, Curah hujan
BMKG Kota Bogor
c) Penduduk Tabel kepadatan penduduk
per kecamatan di Kota
Bogor
BPS Kota Bogor tahun 2014
d) Aksesibilitas Peta aksesibilitas menuju
Kota Bogor
Google map.
2. Profil lanskap Masjid Raya
Kota Bogor
a) Sejarah lanskap tapak Deskripsi tertulis LKK PPIB tahun 2014,
Google, Wawancara
b) Luas wilayah tapak Deskripsi tertulis Wawancara dengan
pengelola masjid, Google
map.
c) Pengelolaan atau manajemen
lanskap tapak
Deskripsi tertulis, Bagan
struktural
Wawancara dengan
pengelola masjid, LKK
PPIB tahun 2014
d) Vegetasi tapak Deskripsi tertulis, Peta
vegetasi, Dokumentasi foto
Pengamatan langsung,
Dokumentasi PPIB
e) Karakteristik lanskap pada
tapak
Dokumentasi foto Wawancara dengan
pengelola masjid,
Pengamatan langsung.
f) Fasilitas dan utilitas tapak Deskripsi tertulis, Peta
letak fasilitas dan utilitas
masjid
Wawancara dengan
pengelola masjid,
Pengamatan langsung, LKK
PPIB tahun 2014
g) Kegiatan dan aktivitas pada
tapak
Deskripsi tertulis, Peta
penggunaan ruang dan
aktivitas masjid
Wawancara dengan
pengelola masjid,
Pengamatan langsung,
Dokumentasi PPIB, LKK
PPIB tahun 2014
3. Pengunjung
a) Identifikasi pengunjung Biodata pengunjung Kuesioner
b) Persepsi pengunjung
terhadap masjid
Grafik dan tabel penilaian
pengunjung terhadap
keindahan dan kenyaman
lanskap masjid
Kuesioner
Keterangan :
LKK PPIB = Laporan Kegiatan dan Keuangan Pusat Pengembangan Islam Bogor
BMKG = Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
BPS = Badan Pusat Statistik
8
Analisis
Tahap analisis adalah tahap penilaian kondisi fisik dan potensi tapak Masjid
Raya Kota Bogor. Penilaian disajikan secara deskriptif, spasial, dan menggunakan
metode SWOT. Proses analisis dibagi menjadi tiga tahap berikut.
1. Identifikasi lanskap Masjid Raya Kota Bogor
Pada tahap ini dilakukan penilaian secara deskriptif tentang
karakteristik tapak Masjid Raya Kota Bogor, yaitu elemen lanskap
bangunan, halaman masjid, serta konsep ruang dan aktivitas lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor.
2. Analisis Potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai Model
Kegiatan Keislaman
Tahap ini merupakan tahap penilaian potensi kawasan lanskap masjid
dengan teknik skoring. Aspek-aspek yang akan dianalisis adalah, lokasi dan
aksesibilitas, aktivitas dan daya dukung, kondisi keaslian arsitektur,
keunikan arsitektur, fasilitas dan utilitas, serta vegetasi dan lingkungan
daerah tersebut. Aspek-aspek ini diadaptasi dari pertimbangan penentuan
lokasi masjid menurut Rukmana (2002), kriteria potensi bangunan oleh
MacKinnon et al. (1986) dalam Hendry (2008), pola aktivitas pemanfaatan
ruang oleh Ghaisani (2016), dan potensi pendukung wisata oleh Soemarno
(2008) dalam Rahman (2015) dengan beberapa modifikasi yang disesuaikan
dengan kondisi dan kebutuhan penelitian. Kriteria penilaian dapat dilihat
pada Tabel 3. Selanjutnya, aspek tersebut dihitung dengan menggunakan
metode skoring yang dikemukakan oleh Selamet dalam Allindani (2007)
dengan rumus interval kelas:
Interval Kelas (IK) = Skor Maksimum (Sma) - Skor Minimum (Smi)
3 kelas skor
Tinggi = SMi + 2IK + 1 sampai Sma
Sedang = SMi + IK + 1 sampai (SMi + 2 IK)
Rendah = SMi sampai SMi + IK
Berdasarkan kriteria diatas maka akan dimodifikasi untuk menentukan
skoring yang akan dilakukan. Nilai skoring 1 untuk yang rendah, nilai
skoring 2 untuk yang sedang dan nilai skoring 3 untuk yang tinggi. Jumlah
skor total 6-10 termasuk dalam kategori kurang potensial, 11-14 termasuk
kategori potensial, dan skor total 15-18 termasuk dalam kategori sangat
potensial.
9
Tabel 3 Kriteria potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai
model kegiatan keislaman
No. Kriteria
potensi
Penilaian
1 (Rendah) 2 (Sedang) 3 (Tinggi)
1. Lokasi dan
aksesibilitas1
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
memiliki sirkulasi
dan kondisi jalan
yang kurang baik
dan terawat, serta
lokasinya yang
terpencil dan sangat
jauh
Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor memiliki
jalur sirkulasi dan
kondisi jalan yang baik,
lokasi yang masih dapat
dijangkau meskipun
akses menuju tapak
memiliki hambatan
seperti kemacetan
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
memiliki jalur
sirkulasi dan kondisi
jalan yang baik dan
terawat, lokasi yang
mudah dijangkau,
akses menuju tapak
tidak ada hambatan
seperti kemacetan
2. Pola
aktivitas
pemanfaatan
ruang2
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
memiliki ruang
untuk beribadah
namun tidak
memiliki ruang
untuk melaksanakan
kegiatan keislaman
Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor memiliki
ruang yang cukup untuk
beribadah namun
terbatas untuk kegiatan
keislaman lainnya
Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor
memiliki ruang yang
cukup untuk
beribadah dan ruang
untuk mengadakan
aktivitas kegiatan
keislaman lainnya
3. Kondisi
keaslian
arsitektur3
Kondisi tapak
Masjid Raya Kota
Bogor sudah
mengalami
perubahan total
akibat renovasi
Kondisi tapak Masjid
Raya Kota Bogor sudah
mengalami perubahan
namun keaslian
bangunan dan tapak
masih terlihat
Kondisi tapak Masjid
Raya Kota Bogor
tidak mengalami
perubahan total, baik
dari segi bentuk
maupun lanskap
disekitarnya.
4. Keunikan
arsitektur3
Tidak unik karena
arsitektur bangunan
dan lanskap Masjid
Raya Kota Bogor
sangat sederhana
Tingkat keunikan sedang
karena bangunan dan
lanskap Masjid Raya
Kota Bogor memiliki
arsitektur campuran
Sangat unik, karena
arsitektur bangunan
dan lanskap Masjid
Raya Kota Bogor
sangat khas
keislaman.
5. Fasilitas dan
utilitas4
Fasilitas dan utilitas
pada Masjid Raya
Kota Bogor tersedia
namun tidak terawat
dengan baik
Fasilitas dan utilitas pada
Masjid Raya Kota Bogor
tersedia dan cukup
terawat
Fasilitas dan utilitas
pada Masjid Raya
Kota Bogor tersedia
dan sangat terawat
dengan baik.
6. Vegetasi dan
lingkungan4
Lanskap Masjid
Raya Kota Bogor
memiliki kualitas
kelembaban yang
kurang baik akibat
tidak banyaknya
vegetasi sehingga
memberikan rasa
kurang nyaman bagi
orang yang berada
di tapak.
Lanskap Masjid Raya
Kota Bogor memiliki
sedikit vegetasi, namun
masih mendukung
karakter lanskap
disekitarnya dan kualitas
kenyamanan yang
ditimbulkan masih bisa
dirasakan.
Lanskap Masjid Raya
Kota Bogor terdapat
vegetasi yang
mendukung karakter
lanskap disekitarnya
sehingga
menciptakan kualitas
lingkungan yang
baik.
Sumber : 1Rukmana (2002),
2Ghaisani (2016),
3Hendry (2008), dan 4Rahman (2015) dengan
modifikasi.
10
Selain menganalisis potensi lanskap Masjid Raya Kota Bogor dengan
standar literatur, potensi masjid juga diukur melalui kuesioner yang berisi
penilaian keindahan dan pengelolaan selama berada di masjid. Penilaian ini
dilakukan oleh pengunjung yang diwakili oleh 96 responden dalam bentuk
kuesioner yang berisi penilaian keindahan dan pengelolaan selama berada di
masjid. Berdasarkan rumus Slovin (Sevilla et al., 2007), jumlah responden
yang ditentukan dari hasil sebagai berikut:
n =
dengan
n = jumlah sampel e = toleransi error
N = jumlah total populasi
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dapat menampung lebih kurang
sebanyak 2.000 pengunjung. Angka tersebut dijadikan asumsi untuk
mendapatkan jumlah responden yang dibutuhkan dengan toleransi error
sebesar 10 %. Dengan demikian, didapatkan hasil sebagai berikut:
n =
n = 95,23.... (96)
Penilaian responden ini menggunakan skala Likert. Skala Likert
merupakan metode pengukuran yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial (Sugiyono, 2012). Skala ini sering digunakan dalam kuesioner untuk
mendapatkan tingkat kesepakatan atau sikap responden terhadap suatu objek
tertentu. Skala Likert menggunakan lima skala penilaian dengan cara
memberikan nilai pada masing-masing jawaban pertanyaan. Skor pada skala
tertinggi ialah 5 (lima) dan skor terendah ialah 1 (satu). Skor ideal
merupakan skor yang digunakan untuk menghitung skor yang digunakan
untuk menentukan rating scale dan jumlah seluruh jawaban. Untuk
menghitung jumlah skor ideal dari seluruh variabel penilaian, digunakan
rumus berikut.
Skor Kriteria = Nilai Skala x Jumlah Responden
Pemilihan sampel kuesioner dengan menggunakan metode purposive
sampling (pengambilan sampel secara sengaja). Skor tertinggi yang
diberikan adalah 5 dan skor terendah adalah 1. Masing–masing skor
nantinya akan dikalikan dengan jumlah responden seperti pada tabel berikut
(Tabel 4).
11
Tabel 4 Skor ideal penilaian keindahan masjid dan pengelolaan Masjid Raya Kota
Bogor
Rumus Skala
Keindahan masjid Pengelolaan masjid
5 x 96 = 480 Sangat indah Sangat baik
4 x 96 = 384 Indah Baik
3 x 96 = 288 Cukup indah Cukup baik
2 x 96 = 192 Kurang indah Kurang baik
1 x 96 = 96 Tidak indah Tidak baik
Sumber : Sugiyono (2012)
Skor yang didapat dari hasil perhitungan ini nantinya dimasukan ke dalam
rating scale untuk mengetahui hasil data kuesioner. Nilai rating scale yang
didapat nantinya perlu dikonversi menjadi indeks penilaian dan menghasilkan
rating baru (Tabel 5) dengan meggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
Indeks =
Tabel 5 Indeks jawaban masing - masing kategori
Rumus Skala
Keindahan masjid Pengelolaan masjid
0,81 – 1,00 Sangat indah Sangat baik
0,61 – 0,80 Indah Baik
0,41 – 0,60 Cukup indah Cukup baik
0,21 – 0,40 Kurang indah Kurang baik
0,00 – 0,20 Tidak indah Tidak baik
Sumber : Sugiyono (2012)
3. Analisis Strategi Pengelolaan Potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor sebagai Model Kegiatan Keislaman yang Berkelanjutan
Penilaian ini menggunakan metode SWOT yang bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal masjid yang berperan
sebagai bagian dari pengelolaan potensi lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan. Berikut
ini merupakan langkah-langkah dalam membuat analisis strategi
pengelolaan potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
menggunakan metode SWOT.
a. analisis penilaian faktor internal dan faktor eksternal, dengan faktor
internal yang terdiri atas kekuatan dan kelemahan, serta faktor
eksternal yang terdiri atas peluang dan ancaman,
b. menentukan tingkat kepentingan masing-masing faktor internal dan
eksternal dengan nilai 1–4. Nilai peringkat faktor positif (kekuatan
12
dan peluang) tersebut berbanding terbalik dengan faktor negatif
(kelemahan dan ancaman) seperti pada penjelasan di bawah ini.
Kekuatan (sthrenghts) dan peluang
(opportunities)
Kelemahan (weakness) dan
ancaman (threats)
Nilai
Sangat penting Tidak penting 4
Penting Cukup penting 3
Cukup penting Penting 2
Tidak penting Sangat penting 1
c. menentukan setiap bobot strategis setiap faktor internal dan faktor
eksternal menggunakan metode paired comparison (Kinnear dan
Taylor 1991) dengan ketentuan
1. bobot 1 jika indikator faktor horizontal kurang penting
dibandingkan faktor vertikal,
2. bobot 2 jika indikator faktor horizontal sama penting
dibandingkan faktor vertikal,
3. bobot 3 jika indikator faktor horizontal lebih penting
dibandingkan faktor vertikal, dan
4. bobot 4 jika indikator faktor horizontal sangat lebih penting
dibandingkan faktor vertikal,
d. membuat tabel hasil perhitungan faktor internal dan eksternal yang
telah ditentukan nilai perbandingan (paired comparison), bobot,
tingkat kepentingan (rating), dan skornya seperti yang ditampilkan
pada Tabel 6 berikut.
Tabel 6 contoh hasil perhitungan faktor internal dan/atau faktor eksternal
Faktor (a)1 (b)1 (c)1 (d)1 (e)1 (f)1 I2 II2 III2 IV2
(a)1 x x x x x
(b)1 x x x x x
(c)1 x x x x x
(d)1 x x x x x
(e)1 x x x x x
(f)1 x x x x x
Total akhir (g)
Sumber : 1Kinnear dan Taylor (1991) dan 2David (2008) dengan modifikasi
Ket :
(a) sampai (f) = faktor internal (SO) dan/atau faktor eksternal (WT)
X = nilai dari paired comparison faktor internal dan/atau faktor eksternal
I = Total semua nilai pada satu baris (a) hingga (f),
II (Bobot) = nilai pada setiap kolom total (I)
nilai keseluruhan kolom total (g)
III (Rating) = angka penilaian kepentingan setiap faktor
IV (Skor) = nilai setiap rating (III) x nilai setiap bobot (II)
Total akhir = jumlah keseluruhan skor, merupakan nilai kekuatan
kondisi internal dan/atau kondisi eksternal tapak
13
e. penilaian bobot internal dan eksternal dari Kinnear dan Taylor (1991)
menggunakan Matriks IE (Internal-External). Pembuatan Matriks IE
dilakukan untuk mengetahui tipe strategi yang harus digunakan untuk
tindak lanjut pengelolaan potensi lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan.
Pada Matriks IE, terdapat tiga tipe strategi, yaitu strategi untuk kondisi
lanskap yang sedang tumbuh dan berkembang (grow and build) pada
Sel I, II, dan IV, strategi untuk mempertahankan dan memelihara
kondisi lanskap saat ini (hold and maintain) pada Sel III, V, dan VII,
serta strategi untuk melepaskan atau divestasi lanskap tersebut
(harvest or divesti) pada Sel VI, VIII, dan IX. Hasil pemetaan antara
matriks IE dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3 Matriks IE Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Sumber : David (2006) dengan modifikasi
f. Membuat matriks SWOT untuk penyusunan alternatif strategi yang di
dapatkan dari setiap unsur SWOT yaitu faktor internal dan faktor
eksternal lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor. Setiap faktor
dihubungkan untuk memperoleh alternatif strategi. Matriks SWOT
akan ditampilkan pada Tabel 7. Empat golongan dari unsur SWOT
yang dapat dijadikan sebagai rekomendasi alternatif strategi adalah
sebagai berikut.
1. SO (strength-opportunity), yaitu menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengambil kesempatan yang ada;
V
14
2. ST (strength-threat), yaitu menggunakan kekuatan yang
dimiliki untuk mengatasi ancaman yang dihadapi;
3. WO (weakness-opportunity), yaitu berusaha mendapatkan
keuntungan dari kesempatan yang ada untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan;
4. WT (weakness-threat), yaitu berusaha meminimumkan
kelemahan dan menghindari ancaman yang ada.
Tabel 7 no Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Opportunities (O) Threats (T)
1. 1.
2. 2.
Strength (S) Strategi SO Strategi ST
1. 1. 1.
2. 2. 2.
Weakness (W) Strategi WO Strategi WT
1. 1. 1. 2. 2. 2.
g. Pembuatan tabel ranking alternatif strategi pengelolaan. Penentuan
alternatif strategi dihasilkan dari Matriks SWOT dengan cara
menjumlahkan semua faktor-faktor yang mempengaruhi alternatif
strategi tersebut. Kemudian strategi tersebut diperingkat sesuai dengan
jumlah skor dari yang terbesar sampai terkecil. Strategi-strategi yang
ada dideskripsikan untuk merencanakan rekomendasi studi potensi
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai Model Kegiatan
Keislaman. Berikut ini merupakan contoh tabel ranking alternatif
strategi pengelolaan (Tabel 8).
Tabel 8 Ranking alternatif strategi pengelolaan
No. Alternatif strategi
pengelolaan Unsur SWOT Skor Peringkat
Sintesis
Tahap ini merupakan tahap pengambilan kesimpulan yang akan diterapkan
pada tapak. Kesimpulan tersebut berasal dari perhitungan-perhitungan analisis
yang dilakukan pada analisis SWOT. Strategi-strategi yang ada kemudian
dideskripsikan untuk dibuat rekomendasi pengelolaan potensi Lanskap Kompleks
15
Masjid Raya Kota Bogor sebagai Model Kegiatan Keislaman. Rekomendasi
tersebut dapat dijadikan sebagai sudut pandang yang berbeda bagi pihak pengelola
Masjid Raya Kota Bogor sehingga potensi lanskap masjid dapat dimanfaatkan
dengan sebaik-baiknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kondisi Umum
Letak Geografis Kawasan Secara geografis, Kota Bogor terletak diantara 106º 43‟30” - 106º 51.00”
Bujur Timur dan 6º30‟30” - 6º 41‟00” Lintang Selatan. Kota ini berjarak lebih
kurang 50 km dari Jakarta. Kondisi topografi wilayah Kota Bogor pada dasarnya
bervariasi antara datar dan berbukit (antara 0-200 mdpl sampai dengan >300
mdpl). Wilayah Kota Bogor yang mempunyai ketinggian >300 mdpl sebagian
besar berada di wilayah selatan yang merupakan kaki Gunung Salak. Perbedaan
ketinggian yang relatif sedikit ini membuat Kota Bogor menjadi wilayah yang
sangat cocok untuk pengembangan perkotaan dimana hal ini tercermin dari kota
bogor merupakan kota yang telah dibangun sejak lama.
Kota Bogor merupakan salah satu kota penyangga ibu kota Jakarta dengan
kondisi alam yang relatif lebih nyaman dibandingkan kota penyangga lainnya
sehingga menjadi alternatif permukiman bagi penduduk, baik yang datang dari
sekitar Bogor maupun dari daerah lainnya. Kedudukan geografi Kota Bogor di
tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya yang dekat dengan ibu
kota negara, Jakarta, membuatnya strategis dalam perkembangan dan
pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kebun Raya dan Istana Bogor merupakan tujuan
wisata yang menarik. Kedudukan Bogor di antara jalur tujuan Puncak/Cianjur
juga merupakan potensi strategis bagi pertumbuhan ekonomi.
Kota Bogor mempunyai luas wilayah 118,5 km². Di kota ini juga mengalir
beberapa sungai yang permukaan airnya jauh di bawah permukaan dataran, yaitu:
Ci (Sungai) Liwung, Ci Sadane, Ci Pakancilan, Ci Depit, Ci Parigi, dan Ci Balok.
Topografi yang demikian menjadikan Kota Bogor relatif aman dari bahaya banjir
alami. Lebih jauh, Kota Bogor juga dikenal sebagai kota hujan karena memiliki
curah hujan tahunan yang lebih tinggi dari daerah lain di Indonesia. Curah hujan
rata-rata pertahun di Bogor adalah 3.500 hingga 4.000 milimeter sehingga dijuluki
"Kota Hujan". Pada masa kolonial Belanda Bogor dikenal dengan nama
Buitenzorg yang berarti aman dan tenteram.
Iklim Menurut BMKG, Kondisi iklim Masjid Raya Kota Bogor yang berlokasi di
Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, mengikuti kondisi iklim
umum kawasan Bogor dan sekitarnya. Kota Bogor termasuk kawasan yang
memiliki iklim A (iklim Schmidt-Ferguson) karena memiliki curah hujan yang
cukup tinggi setiap tahunnya. Tabel 9 dibawah ini merupakan data iklim rata-rata
Kota Bogor dan sekitarnya per tiga tahun terakhir (Januari 2014-Desember 2016).
16
Tabel 9 Iklim rata-rata Kota Bogor dan sekitarnya per tiga tahun terakhir (Januari
2014-Desember 2016)
Bulan Rata-rata
Curah hujan (mm) Lama penyinaran (jam) Kecepatan angin (knot)
Januari 454 102 1,6
Februari 396,6 87,9 1,9
Maret 338,8 134,1 1,9
April 421 150,1 2
Mei 275,5 182,2 1,9
Juni 182,7 182,1 1,8
Juli 214,4 195,8 2,1
Agustus 316,6 204,7 2,2
September 179,9 210,8 2,3
Oktober 220,2 179,8 2,1
November 611,7 151,8 2,2
Desember 298,8 123,4 2,4
Sumber : BMKG Stasiun Dramaga Klas I Bogor dan https://id.climate data.org/location/3930/
Berdasarkan Tabel 9, bulan November memiliki curah hujan tertinggi rata-rata per
tiga tahun di Kota Bogor, yakni 611,7 mm. Disusul berturut-turut oleh bulan
Januari (454,0 mm) dan April (421,0 mm). Curah hujan yang tinggi dapat
menjamin kebutuhan air untuk kebutuhan pengelolaan masjid, baik untuk
membersihkan bangunan maupun untuk menyiram tanaman. Tanaman yang
berada di taman-taman masjid sangat bervariasi seperti pohon pinus, groundcover,
tanaman hias, dan tanaman buah-buahan. Berdasarkan keterangan dari Eka (41),
staf bagian Riayah Masjid Raya Kota Bogor, selain PDAM, air hujan juga sebagai
pemasok air tanah pada sumur bor yang digunakan untuk berwudhu dan toilet
masjid. Air tanah dialirkan ke dalam tangki air berukuran 4m x 4m yang terletak
di bawah koridor masjid. Sebagai kawasan yang terletak di daerah strategis,
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sering dikunjungi oleh pengunjung dari
Bogor dan luar Kota Bogor sebagai tempat ibadah dan lokasi transit. Masyarakat
langsung memanfaatkan waktu untuk berwisata menikmati keindahan masjid.
Penduduk Berdasarkan data terakhir yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik
(BPS) Kota Bogor tahun 2014, penduduk Kota Bogor berjumlah sebesar
1.030.720 jiwa dengan rincian 523.479 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan
507.241 jiwa berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2011, penduduk Kota
Bogor berjumlah 987.315 jiwa yang berarti terjadi peningkatan sebanyak 43.405
jiwa dalam waktu 3 tahun. Kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan
Bogor Barat dengan jumlah 228.860 jiwa. Masyarakat Kota Bogor terdiri dari
masyarakat asli dan masyarakat pendatang. Masyarakat asli didominasi oleh asli
Bogor, sementara masyarakat pendatang berasal dari luar Bogor. Pendatang
banyak yang berasal dari area Jadetabek (Jakarta-Depok-Tangerang-Bekasi).
17
Berikut ini merupakan tabel penduduk Kota Bogor menurut kecamatan dan tahun
2011-2014 (Tabel 10).
Tabel 10 Penduduk Kota Bogor menurut kecamatan dan tahun 2011-2014
Kecamatan dan Tahun Penduduk (orang)
Laki-Laki Perempuan Jumlah
Bogor Selatan 99 459,00 94 720,00 194 179,00
Bogor Timur 51 508,00 50 476,00 101 984,00
Bogor Utara 94 438,00 91 660,00 186 098,00
Bogor Tengah 52 588,00 51 532,00 104 120,00
Bogor Barat 116 138,00 112 722,00 228 860,00
Tanah Sareal 109 348,00 106 131,00 215 479,00
2014 523 479,00 507 241,00 1 030 720,00
2013 514 797,00 498 222,00 1 013 019,00
2012 510 884,00 493 947,00 1 004 831,00
2011 502 243,00 485 072,00 987 315,00
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor tahun 2014.
Aksesibilitas Kota Bogor merupakan sebuah kota strategis di sebelah barat Provinsi Jawa Barat
yang termasuk kedalam kawasan Jabodetabek dan dapat diakses melalui jalur
darat. Waktu perjalanan dari Kota Depok menuju Kota Bogor adalah 1 jam 22
mnt (36,0 km) melewati Jalan Raya Parung dan Jalan Jkt–Bogor, dari Tangerang
dan sekitarnya memakan waktu kurang lebih 2 jam 3 mnt (78,9 km) via Jalan Tol
Jagorawi, dari Kota Bekasi ditempuh dalam waktu 1 jam 20 mnt (58,3 km)
melewati Jalan Tol Jagorawi, dari DKI Jakarta menuju Bogor menempuh waktu
selama 1 jam 33 mnt (55,5 km) via Jalan Tol Jagorawi, dan terakhir dari Ibukota
Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, dapat ditempuh dalam waktu 3 jam 42 mnt
(184,8 km) via Jalan Raya Pantura/Jalan Tol Jakarta–Cikampek, serta 4 jam 51
mnt (212,1 km) apabila menggunakan Jalan Tol Cipali dan Jalan Raya Pantura/Jl.
Tol Jakarta-Cikampek. Berikut ini merupakan tabel Jarak tempuh aksesibilitas
menuju Kota Bogor dari kawasan Jadetabek dan Bandung (Tabel 11).
Tabel 11 Jarak tempuh aksesibilitas menuju Kota Bogor dari kawasan Jadetabek
dan Bandung
No. Nama Kota Jam dan jarak tempuh Akses menuju Bogor
1 Jakarta 1 jam 33 mnt (55,5 km) Jalan Tol Jagorawi
2 Depok 1 jam, 22 mnt (36,0 km) Jalan Raya Parung dan Jalan Jkt–
Bogor
3 Tangerang 2 jam 3 mnt (78,9 km) Jalan Tol Jagorawi
4 Bekasi 1 jam 20 mnt (58,3 km) Jalan Tol Jagorawi
5 Bandung 1. 3 jam 42 mnt (184,8 km)
2. 4 jam 51 mnt (212,1 km)
1. Jalan Raya Pantura/Jalan Tol
Jakarta–Cikampek
2. Jalan Tol Cipali dan Jalan Raya
Pantura/Jl. Tol Jakarta-Cikampek
Sumber : Google Map.com
18
Gambar 4 Peta Administratif Kota Bogor
19
Profil Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Sejarah Kawasan Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor Pembangunan konstruksi Masjid Raya Kota Bogor dimulai pada tahun 1965
atas inisiasi dari Walikota Bogor saat itu yaitu Let. Kol. H. Ahmad Syam.
Walikota mempunyai gagasan untuk membangun masjid termegah di Bogor
lengkap dengan gedung Islamic Center yang ditunjang dengan lembaga
pendidikan islam dari TK. Pada saat itu, Bogor belum memiliki masjid besar yang
dipakai untuk kegiatan dakwah. Gagasan ini akhirnya didukung banyak pihak,
terutama dari tokoh-tokoh di Departemen Agama, Kota Bogor.
Gambar 5 Lokasi sejarah pembangunan lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Pada awal perencanaan, lokasi pertama pembangunan masjid berada di
sebelah Balai Kota Bogor, yaitu di Jalan Ir. H. Juanda. Namun, lokasi tersebut
urung digunakan karena terlalu sempit. Akhirnya lokasi tersebut digunakan untuk
pembangunan kantor Kejaksaan Negeri Bogor. Lokasi kedua yang terpilih untuk
20
pembangunan masjid adalah Kelurahan Baranangsiang (Gambar 5). Awalnya,
Baranangsiang juga tidak disetujui dengan pertimbangan kondisi tapak yang tidak
rata dan penduduknya banyak yang nonislam. Dalam perkembangannya,
Baranangsiang akhirnya disetujui sebagai lokasi pembangunan masjid. Arsitek
yang terpilih sebagai perancang masjid adalah Frederich Silaban (arsitek Masjid
Istiqlal, Jakarta).
Pada tahun 1970, dimulailah peletakan batu pertama pembangunan masjid
yang dipimpin oleh Walikota H. Ahmad Syam. Meskipun proyek ini sempat
terhenti karena kekurangan dana, pembangunan ini tetap dilanjutkan dengan dana
bantuan yang berasal dari swadaya masyarakat, gaji PNS yang diinfakkan sebesar
Rp 25,- perbulan, bantuan langsung pemerintah provinsi (gubernur), pemerintah
pusat (Sekretaris Negara), dan pemborong baru dari lingkungan Pemerintah
Daerah (Pemda Kota Bogor), yaitu bapak Akhyar Ridwan dan Ir. Nurmawan
Sadili. Pada tanggal 29 Juni 1979, masjid selesai dibangun dan diresmikan oleh
Gubernur Jawa Barat, H.A. Kunaefi. Mulanya masjid ini bernama Masjid Ahmad
Syam Bogor, tetapi diganti dengan nama resmi Masjid Raya Kota Bogor. H.
Adro‟i Sajoeti yang menjabat sebagai Kabag (Kepala Bagian) Keuangan Kota
Bogor resmi ditetapkan sebagai Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM)
Masjid Raya Kota Bogor yang pertama.
Pada tahun 1999, dimulailah pembangunan gedung Pusat Pengembangan
Islam Bogor (PPIB) yang dipimpin oleh Walikota Bogor, Drs. H. Eddy Gunardi.
Pembangunan gedung merupakan rencana awal sebagai bagian dari Masjid Raya
Kota Bogor dengan tujuan untuk kegiatan dakwah Islam. Pada tahun 2004, H.
Endang Oman terpilih sebagai ketua DKM Masjid Raya Kota Bogor yang baru
menggantikan H. Syafei Bratasenjaya. Pada tahap ini sistem manajemen
kepengurusan Masjid Raya Kota Bogor disatukan dengan Pusat Pengembangan
Islam Bogor (PPIB). Proyek rehabilitasi masjid dilakukan dengan membangun
menara masjid dalam kurun waktu tiga tahun (2009 s.d. 2012). Manajemen Pusat
Pengembangan Islam (PPI) berubah menjadi Markaz Islam.
Gambar 6 Gedung PPIB Masjid Raya Kota Bogor
Pada tahun 2013, terjadi pergantian kepengurusan, Markaz Islam kembali
berganti nama menjadi Pusat Pengembangan Islam Bogor (PPIB) berdasarkan
Peraturan Walikota No. 27 Tahun 2013. Masjid Raya Kota Bogor dan PPIB
menjadi satu kepengurusan. Kepengurusan DKM Masjid Raya Kota Bogor telah
mendapat legitimasi atau pengesahan dari Dewan Masjid Indonesia berupa SK
21
DMI Nomor 414/SK/PD/DMI-Kot.Bo/II/2015 tanggal 28 Februari 2015 periode
2015-2020. Di gedung PPIB ini juga terdapat kantor Majelis Ulama Indonesia
(MUI), Kota Bogor, yang terletak di lantai dua, sedangkan gedung utama PPIB
terletak di lantai satu.
Selain bangunan masjid dan gedung PPIB, terdapat Taman Kanak-kanak
(TK) Ibnu Hajar yang terletak di sebelah utara gedung masjid. Letaknya persis di
bawah gedung masjid. Setiap orang tua yang mengantarkan anaknya memasuki
area TK akan melewati memiliki pintu gerbang dan anak tangga ke bawah untuk
menuju ke TK tersebut. Sebelum bernama TK Ibnu Hajar, nama sekolah ini
adalah TK Mesra (Masjid Raya) untuk menunjukkan TK di Masjid Raya Kota
Bogor. Struktur kepengurusan TK Ibnu Hajar juga berbeda dengan struktur DKM
Masjid Raya Kota Bogor, karena TK Ibnu Hajar di kelola oleh yayasan Ibnu
Hajar. Dalam kegiatan sehari-harinya, aktivitas pendidikan di TK tersebut tetap
mendapat perhatian dan pengawasan PPIB (Gambar 7).
Gambar 7 Kegiatan di TK Ibnu Hajar Masjid Raya Kota Bogor
Pengelola Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor Menurut Laporan Kegiatan dan Keuangan Pusat Pengembangan Islam Bogor
(LKK PPIB) Tahun 2014, konsep manajemen masjid yang diterapkan pada
Masjid Raya Kota Bogor merupakan konsep yang diadopsi dari pengertian sistem
pengelolaan manajemen pada umumnya dalam bentuk POAC (Planning,
Organizing, Acting, dan Controlling). Secara spesifik, konsep manajemen masjid
juga diadopsi dari Yani (2012), yaitu Idaroh, Imaroh, dan Riayah. Idaroh
merupakan pengelolaan sumber daya insani yang didalamnya juga mencakup pola
pengorganisasian, kehumasan, pembukuan, serta pengelolaan aset keuangan
masjid (Yani, 2012). Imaroh adalah kegiatan memakmurkan dan memberdayakan
masjid (imaratul masjid) dengan berbagai macam kegiatan, meliputi salat lima
waktu dengan berjamaah dan salat sunnah lainnya, kegiatan majelis taklim,
madrasah diniyah, TPQ, peringatan hari besar islam, koperasi, balai pengobatan,
ibadah qurban, remaja masjid, bayt al maal wa attamwil, perpustakaan masjid,
22
pengurusan jenazah, bimbingan manasik haji, pemberdayaan lembaga amil zakat
dan riayah (Yani, 2012). Terakhir, Riayah adalah pengelolaan lanskap berkaitan
dengan kondisi fisik masjid seperti kebersihan elemen keras dan elemen lunak
masjid. Konsep riayah menjadi konsep yang difokuskan dalam penelitian ini.
PPIB sebagai pembina Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dan DKM Masjid
Raya Kota Bogor sebagai pelaksana kegiatan masjid memandang idaroh, imaroh,
dan riayah sebagai suatu aktivitas yang berbeda. Namun, secara keseluruhan
merupakan hal yang menjadi karakteristik tanggung jawab manajemen masjid.
a. Struktural Organisasi Masjid
Pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor saat ini berada
di bawah binaan PPIB yang langsung membawahi DKM Masjid Raya Kota
Bogor. DKM Kota Bogor bertanggung jawab penuh atas pengelolaan elemen
keras, elemen lunak, dan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada lingkungan
masjid. Struktur kepengurusan Masjid Raya Kota Bogor dapat dilihat pada
Gambar 8.
Gambar 8 Struktur Kepengurusan Masjid Raya Kota Bogor
(Sumber : LKK PPIB Tahun 2014)
Berdasarkan Gambar 8, diperoleh susunan kepengurusan Masjid Raya Kota
Bogor yang terdiri dari Dewan Penasehat, Direktur PPIB, Dewan Masjid
Indonesia (DMI), dan Ketua DKM Masjid Raya Kota Bogor. Secara struktural,
kuasa penuh dipegang oleh Direktur PPIB yang bertanggung jawab dalam
melakukan evaluasi kepada Pemerintah Kota Bogor selaku pimpinan daerah.
Namun, dalam kegiatan sehari-hari, pengelolaan dipegang langsung oleh DKM
Masjid yang bertanggung jawab kepada Direktur PPIB. Sebagai pihak yang
bertanggung jawab dalam mengelola lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor,
DKM Masjid Raya Kota Bogor dibantu oleh Sekretaris dan Bendahara. Ketua
23
DKM memiliki tiga wakil ketua yang membantu dalam bidang fungsional dan
spesifikasi kerja. Rinciannya adalah, Wakil Ketua 1 membawahi badan otonom
dan bidang imaroh (kemakmuran masjid), Wakil Ketua 2 membawahi bidang
idaroh (manajemen, humas, dan pembukuan), terakhir adalah Wakil Ketua 3 yang
bertanggung jawab atas bidang riayah (lanskap masjid). Menurut pengelola masjid,
susunan struktur organisasi ini sudah cukup optimal dalam menjalankan roda
aktivitas keislaman pada lanskap Masjid Raya Kota Bogor.
Demi menjaga efektivitas pengelolaan bentuk lanskap masjid, pihak DKM
memiliki bidang riayah yang bertanggung jawab atas hal itu. Bidang inilah yang
berperan penting dalam menjalankan roda aktivitas yang selalu dijumpai
pengunjung setiap harinya. Kebersihan fisik masjid, yaitu elemen keras dan
elemen lunak, keamanan masjid menjadi tanggung jawab pengelola riayah agar
tercapai rasa cinta masyarakat Kota Bogor kepada masjid raya nya. Gambar 9
merupakan susunan kepengurusan bidang riayah Masjid Raya Kota Bogor.
Gambar 9 Struktur Bidang Riayah Masjid Raya Kota Bogor
Sumber : LKK PPIB Tahun 2014
b. Ketenagakerjaan
Pengelolaan kebersihan dan kerapian lanskap masjid dipegang oleh
bagian kebersihan. Adapun bagian yang dikelola adalah gedung dan taman
masjid. Jadwal kerja rutin harian adalah 8 jam, yaitu pukul 07.00 s.d. 16.00
WIB dengan istirahat satu jam pada pukul 12.00 s.d. 13.00. Hari kerja rutin
berlaku pada Senin s.d. Jumat, namun ada juga para pekerja yang
diperbantukan kerja pada hari Sabtu dan Minggu.
Tabel 12 Tenaga kerja umum di Masjid Raya Kota Bogor
No. Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja (orang)
1 Kebersihan
a. Gedung masjid dan PPIB 10
b. Taman dan halaman masjid 2
2 Penitipan 3
3 Maintenance 2
4 Juru Parkir 5
5 Keamanan 5
6 Kantin 2
Total 29
Sumber : Hasil wawancara
24
Hal yang menarik adalah para pekerja tidak hanya bekerja dengan
spesifikasi pekerjaan yang telah dibagi, dengan rasa cinta pada masjid, setiap
pekerja selalu bekerja sama mengisi kekosongan pekerjaan apabila pekerja yang
bertanggung jawab pada bagian itu tidak bisa hadir. Hasilnya adalah pemeliharaan
lanskap masjid yang sangat stabil dan teratur. Pada umumnya, pekerja masjid
dapat bekerja sampai malam hari apabila masjid mengadakan acara yang besar.
Pemeliharaan lanskap setiap harinya terdiri dari pembersihan tapak, menyapu,
mengepel lantai, penyiraman tanaman, dan pemangkasan tanaman. Menurut
Arifin dan Arifin (2005), efektivitas kerja operator pemeliharaan taman sangat
ditentukan oleh beberapa berikut ini:
1. motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki oleh para operator
pemeliharaan taman,
2. sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman,
3. ketersediaan alat dan bahan sesuai dengan kebutuhan,
4. tingkat pengawasan pekerjaan di lapangan, dan
5. kelancaran komunikasi antara pimpinan (manager) dengan para mandor
dan antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapangan.
c. Jadwal Pemeliharaan
Jadwal pemeliharaan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor terbagi
atas dua aspek, yaitu pemeliharaan gedung masjid dan pemeliharaan taman
masjid. Pada bagian ini, akan ditampilkan tabel rincian jadwal pemeliharaan
umum Kompleks Masjid dengan perbedaan jadwal pemeliharaan Kompleks
Masjid saat ditemui di lapangan dengan literatur. Penjadwalan secara literatur
akan membantu pengelolaan tapak masjid lebih efektif. Berikut ini merupakan
tabel kegiatan dan frekuensi pemeliharaan taman dan pemeliharaan gedung
masjid (Tabel 13 dan Tabel 14).
Tabel 13 Kegiatan dan frekuensi kegiatan pemeliharaan taman masjid
No. Kegiatan Frekuensi
1 Pembersihan Area Taman
a. Penyapuan perkerasan Harian
b. Penyapuan rumput Harian
2 Pemangkasan
a. Rumput 1 kali sebulan
b. Semak dan Perdu 1 kali sebulan
c. Pohon 3 bulanan
3 Penyiraman Harian
4 Pemupukan
a. Rumput Insidental
b. Semak dan Perdu Insidental
c. Pohon Insidental
5 Penyiangan gulma Insidental
6 Pendangiran Insidental
Sumber : Hasil wawancara dan pengamatan lapang bersama pegawai Riayah Masjid Raya
Kota Bogor (April-Mei, 2017).
25
Gambar 10 Kegiatan pemangkasan ranting dan dahan pohon besar
Tabel 14 Kegiatan dan frekuensi kegiatan pemeliharaan gedung masjid
No. Lokasi Aktivitas Frekuensi
1 Ruang utama (Lt 1 dan Lt 2) a. Menyedot debu karpet 1/Minggu
b. Membersihkan kaca 2/Minggu
c. Membersihkan mimbar masjid Harian
d. Membersihkan ornamen
masjid Harian
e. Mengepel lantai Harian
f. Menyapu lantai Harian
2 Selasar a. Mengepel lantai Harian
b. Menyapu lantai Harian
3 Plaza a. Mengepel lantai Harian
b. Menyapu lantai Harian
4 Ruang wudhu dan Toilet a. Mengepel lantai Harian
b. Mengharumkan ruangan Harian
5 Gedung utama masjid Cat bangunan Insidental
6 Gedung PPIB a. Mengepel lantai Harian
b. Menyapu lantai Harian
7 Lantai basement dan tangga plaza a. Mengepel lantai Harian
b. Menyapu lantai Harian
8 Gedung bagian luar a. Membersihkan drainase Insidental
b. Membuang sampah Harian
Sumber : Hasil wawancara dan pengamatan lapang.
d. Alat dan Bahan
Setiap pekerja dibekali dengan seperangkat alat kebersihan dan
pemeliharaan sesuai spesifikasi kerja yang dibagikan. Fasilitas, sarana, dan
prasarana pengelolaan dan pemeliharaan lanskap secara umum menjadi tanggung
jawab dari Bidang Riayah DKM Masjid Raya Kota Bogor. Berdasarkan hasil
wawancara dan pengamatan di lapangan, alat pemeliharaan yang digunakan
pekerja adalah sapu, alat pel, cangkul, sabit, dan lain-lain. Saat ini, alat dan bahan
yang tersedia di Masjid Raya Kota Bogor secara keseluruhan dalam kondisi yang
cukup baik dan berfungsi secara optimal. Jumlah yang tersedia pun sudah
26
mencukupi untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan masjid. Beberapa alat yang
digunakan pekerja dapat dibuat sendiri dengan mengandalkan kreativitas, sisanya
adalah alat yang dibeli dalam keadaan siap pakai. Beberapa alat yang dibuat oleh
pekerja adalah alat pel dan trolly. Jumlah dan kondisi alat dan bahan ini sangat
mempengaruhi kelancaran proses pekerjaan. Apabila terdapat alat dan bahan di
lapangan yang kurang dan tidak berfungsi, pekerja dapat melaporkan kepada
pihak kantor untuk pengadaan penambahan alat dan bahan. Berikut ini merupakan
daftar alat-alat yang digunakan pekerja pemelihara lanskap masjid.
Tabel 15 Daftar alat-alat pekerja pemelihara lanskap Masjid Raya Kota Bogor
No Nama Alat Jumlah Kondisi Fungsi
1 Sapu 6 Baik Penyapuan perkerasan
2 Alat pel 6 Baik Pembersih perkerasan
3 Sikat 4 Baik Pembersih perkerasan
4 Sabun lantai 3 Baik Pengharum perkerasan
5 Pendorong air 5 Baik Penyuplai air
6 Selang air 2 Baik Penyiraman
7 Serokan sampah 7 Baik Pengangkutan sampah
8 Vacuum cleaner 3 Baik Penyedot debu dan sampah
9 Rakbol 3 Baik Pengharum perkerasan
10 Sapu lidi 4 Baik Penyapuan sampah
11 Pengki 0 - Pengangkutan sampah
12 Gerobak dorong 1 Baik Pengangkutan sampah
13 Cangkul 2 Baik Pendangiran
14 Trolly 1 Baik Pengangkutan benda
15 Kored 3 Baik Pendangiran, penyiangan
16 Sabit 3 Baik Pemangkasan
17 Gunting pangkas 2 Baik Pemangkasan
18 Gunting stek 1 Baik Pemangkasan
19 Asah Gurinda 2 Baik Penajam alat-alat tajam
20 Parang 1 Baik Pemangkasan
21 Teko air 1 Baik Penyiraman
22 Sprinkler 0 - Penyiraman
23 Pompa air 2 Baik Penyuplai air
24 Downey 8 Baik Pengharum ruangan
Sumber : Hasil wawancara dan pengamatan lapang
Saat ini, alat dan bahan yang tersedia di Masjid Raya Kota Bogor secara
keseluruhan dalam kondisi yang cukup baik dan berfungsi secara optimal. Jumlah
yang tersedia pun sudah mencukupi untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan
masjid. Beberapa alat yang digunakan pekerja dapat dibuat sendiri dengan
mengandalkan kreativitas, sisanya adalah alat yang dibeli dalam keadaan siap
pakai. Beberapa alat yang dibuat oleh pekerja adalah alat pel dan trolly. Jumlah
dan kondisi alat dan bahan ini sangat mempengaruhi kelancaran proses pekerjaan.
Apabila terdapat alat dan bahan di lapangan yang kurang dan tidak berfungsi,
27
pekerja dapat melaporkan kepada pihak kantor untuk pengadaan penambahan alat
dan bahan.
e. Anggaran Biaya
Pusat Pengembangan Islam Bogor atau PPIB selaku pembina Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor mengalokasikan anggaran biaya pemeliharaan lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dalam bidang belanja maintenance, sarana,
dan prasarana sebanyak Rp 8.500.000 per bulan. Jika dikalkulasikan satu tahun,
total biaya yang dialokasikan oleh pihak masjid adalah Rp 102.000.000 per
tahunnya. Anggaran belanja pegawai terdiri dari total gaji pokok seluruh pegawai
sebesar Rp 48.816.500 per bulan, biaya makan Rp 9.420.000 per bulan, dan biaya
lembur sebesar Rp 1.900.000 per bulan. Menurut pengurus masjid, jumlah ini
sudah mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan dalam perawatan masjid dalam
bidang kebersihan gedung dan kebersihan halaman masjid, bahkan pengurus
menemukan anggaran tersebut surplus setiap bulannya. Taman masjid juga
memiliki desain organik dan sederhana, begitu pula material bangunan masjid
yang mudah dipelihara. Jumlah tersebut sudah mengakomodasi pemeliharaan
secara keseluruhan. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Arifin dan
Arifin (2005) bahwa desain taman yang rumit memerlukan pemeliharaan yang
intensif, sementara untuk desain yang sederhana tidak memerlukan anggaran
biaya yang besar.
Identifikasi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Karakteristik Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor Masjid Raya Kota Bogor adalah masjid provinsi yang terletak di Kota
Bogor, Jawa Barat. Masjid Raya Kota Bogor mulai dibangun sejak tahun 1970
dan mengalami dua kali pemugaran, yaitu pada tahun 1999 dan tahun 2012.
Secara keseluruhan Lanskap Masjid Raya Kota Bogor memiliki luas sekitar 0,4
hektare atau 4.057 m2 dengan rincian area perkerasan sebesar 77 persen dan ruang
terbuka hijau sebesar 23,25 persen. Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
berdiri di lahan yang telah diratakan dengan metode cut and fill, yaitu metode
menjadikan tanah menjadi lebih datar dan dapat dibuat pondasi di atasnya.
Penyebabnya adalah tepi bagian barat Jalan Raya Pajajaran merupakan tebing
yang curam.
Dilihat dari sudut pandang lanskap, elemen tapak masjid terdiri dari
bangunan dan ruang terbuka hijau. Secara arsitektural, bangunan masjid memiliki
ciri-ciri fisik pola keislaman yang kental, baik itu interior maupun eksterior
masjid, setiap sudut bangunan masjid tergambar goresan arabesque dan pola-pola
bintang segi delapan ciri khas keislaman. Meskipun ciri keislaman sangat terlihat
pada bangunan masjid, hal itu tidak berimbang kepada halaman masjid. Pola
desain taman Islami yang dicirikan dengan elemen softscape seperti air mancur
tidak terlihat di tapak ini. Menurut salah satu tenaga kebersihan Masjid Raya Kota
Bogor, saat pembangunan Kompleks masjid memang tidak terdapat desain khusus
atau pola taman Islam untuk halaman masjid.
Masjid dua tingkat yang dapat menampung kurang lebih 2.000 jemaah ini
memiliki pola yang mirip dengan Masjid Istiqlal, yaitu asimetris. Masjid yang
28
dibangun dua tingkat ini memiliki pola yang mirip dengan Masjid Istiqlal yang
dapat menampung kurang lebih 2.000 jemaah. Namun, dalam setiap pelaksanaan
salat Jumat dan biasa dapat lebih dari jumlah tersebut, karena selain di dalam
ruangan jamaah juga menggunakan area parkir mobil masjid. Desain dalam
masjid cukup unik dan menarik dengan lampu kristal gantung tepat di tengahnya.
Gedung utama masjid merupakan bangunan utama Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor. Menurut Ching (1996), bentuk dasar ruang dan bangunan secara
umum terdiri dari tiga, yaitu segitiga, lingkaran, dan persegi. Masjid Raya Kota
Bogor menggunakan bentuk dasar persegi yang terdiri dari dua lantai dan
dikelilingi oleh selasar di setiap sisinya, kecuali yang mengarah ke kiblat. Gedung
utama terdiri dari ruang utama sebagai ruang salat (lantai satu dan lantai dua),
selasar, ruang baca, dan tempat wudhu).
Gambar 11 Kemiripan pola arsitektur Masjid Raya Kota Bogor
dengan Masjid Istiqlal
Di sekeliling ruang utama, terdapat selasar masjid seluas 657,7 m2. Selasar
yang juga berfungsi sebagai teras masjid ini sering digunakan untuk istirahat, saf
salat jumat, dan sebagai tempat berbuka puasa sunnah Senin dan Kamis, serta
puasa Ramadhan. Selasar ini juga menjadi tempat favorit bagi jamaah untuk
makan sahur setelah melakukan Itikaf Ramadhan. Masjid Raya Kota Bogor
memiliki tiga kubah di atasnya. Dua kubah di sisi kiri dan kanan masjid serta satu
kubah terbesar terletak di tengah masjid. Dua kubah kecil terkesan sebagai puncak
dari dua tiang raksasa penyangga bangunan utama masjid.
29
Gambar 12 Denah ruang utama Masjid Raya Kota Bogor lantai 1 dan lantai 2
berbentuk kotak menurut Ching (1996)
Masjid Raya Kota Bogor memiliki ruang utama yang bisa dikatakan luas.
Terdapat balkon di sisi kiri kanan atas ruang utama dengan penopang berwarna
keemasan menambah daya tampung masjid. Lantai satu ruang utama tidak
memiliki tiang-tiang penyangga yang biasa ditemukan pada ruang utama masjid
pada umumnya, sementara di lantai dua terdapat tiang-tiang yang dihiasi pola
arabesque. Selain itu, keramik pada lantai dua memiliki desain garis hitam untuk
tumit saf salat (Gambar 13), sedangkan pada lantai satu tidak ditemukan.
Gambar 13 Kondisi ruang ibadah masjid pada lantai 1
Langit-langit di bawah balkon dihiasi ornamen berbentuk bintang segi
delapan, dengan lampu-lampu tanam (Gambar 13). Di atas lubang mihrab terdapat
tulisan Arab berbunyi “Allah” dan “Muhammad” dengan dua baris kaligrafi
mendatar di atasnya, dan diapit sepasang kaligrafi melingkar di kiri dan kanannya.
30
Tempat imam dan mimbar khatib menjadi satu dengan bagian atasnya berhias
ukiran yang menarik (Gambar 13).
Gambar 14 Kondisi ruang ibadah masjid pada lantai 2
Di atas gedung utama, terdapat kubah. Kubah merupakan salah satu unsur
arsitektur yang selalu digunakan. Kubah berbentuk seperti separuh bola, atau
seperti kerucut yang permukaannya melengkung keluar. Kubah termasuk
komponen arsitektur bangunan yang menjadi identitas serta ciri khas sebuah
masjid. Kesan indah dan megah dapat terlihat dari sebuah masjid yang berkubah.
Selain kesan megah dan indah yang dibawakannya, kubah memiliki fungsi estetis
dan praktis. Secara praktis kubah berfungsi sebagai penanda arah kiblat dari sisi
eksterior masjid, dari sisi interior masjid kubah berfungsi sebagai penerang. Bagi
Masjid Raya Kota Bogor, peletakan kubah yang berada di atas bangunan dan
menjadikannya sebagai titik tertinggi memberikan arti simbolik dari kekuasaan
Tuhan sehingga pesan kekuasaan dan kebesaran Tuhan akan turut dirasakan
mereka yang beribadah. Berdasarkan perkembangannya, kubah masjid bukanlah
elemen atau komponen arsitektur bangunan yang berakar dari seni Islam. Hal
tersebut dikarenakan Islam tidak mengajarkan secara langsung tradisi budaya
secara fisik, dan konkrit mengenai tata bentuk dan arsitektur.
Satu hal yang dapat dilihat adalah keberadaan bangunan menara masjid.
Menurut Sutanta et al. (2007), pada awal mula perkembangan Islam, menara
digunakan oleh muadzin untuk mengumandangkan azan. Karena itulah menara
dibuat lebih tinggi dari atap masjid agar suaranya dapat menjangkau area yang
lebih luas. Seiring dengan kemajuan teknologi, menara masjid tak lagi digunakan
untuk muazin mengumandangkan adzan, tetapi banyak dimanfaatkan untuk
keperluan ruang yang lain, seperti ruang kantor pengelola, atau untuk
menempatkan menara air. Di Kompleks Masjid Raya Kota Bogor, menara masjid
digunakan sebagai kantor BAZ (Badan Amil Zakat) Kota Bogor, yaitu sebuah
lembaga amil zakat yang berfungsi sebagai bagian aktivitas sosial dan ekonomi
keumatan Islam seperti yang dijelaskan oleh Sutanta et al. (2007). Secara
arsitektural, Menara masjid yang berdiri cukup jauh dari bangunan utama ini
terkesan seperti sebuah bangunan mandiri jika saja tidak ada lorong penghubung
di antara kedua bangunan itu. Bagian dasar menara berbentuk segi empat tiga
tingkat, dengan tingkat ketiga berukuran lebih kecil. Di dasar tiang menara masih
berbentuk segi empat, dan baru di atasnya menjadi segi enam dengan ukuran
31
semakin ke atas semakin kecil dan berakhir dengan kubah di puncaknya tempat
tiang berhiaskan bulan bintang tertancap. Menara yang cukup indah dipandang
mata.
Gambar 15 Menara Masjid Raya Kota Bogor
Plaza masjid juga termasuk area penting di area Masjid Raya Kota Bogor.
Area ini terletak di sebelah selatan gedung utama masjid. Jika dilihat dari
sirkulasinya, pengunjung umumnya berada di pinggir plaza pada sore hari antara
pukul 15.00 dan pukul 17.30 WIB. Aktivitas terbanyak tercatat pada hari Jumat
antara pukul 10.00 dan pukul 12.00 WIB karena banyak pengguna yang
menggunakannya untuk beristirahat sambil menunggu waktu salat Jumat.
Gambar 16 Plaza masjid
Selain hari Jumat, aktivitas di plaza juga terlihat ramai apabila diadakan
bazaar dan acara Islamic Book Fair (IBF) yang diadakan setiap tahunnya. Area
plaza dicirikan dengan motif arsitektur Islami dengan adanya motif dari keramik
berbentuk bintang segi delapan di tengah-tengah plaza.
32
Koridor masjid merupakan bangunan yang terletak di sebelah barat plaza.
Koridor sepanjang 33,5 m dan lebar 3,4 m ini menghubungkan masjid dengan
kantor BAZ Kota Bogor/menara masjid dan tempat wudhu di bawahnya. Dari segi
arsitektur, konsep arsitektur Islam tergambar dengan jelas yang ditandai dengan
motif ukiran barisan bintang persegi delapan pada atapnya dan jajaran pilar yang
mencirikan bangunan bergaya Islam. Ciri lainnya adalah penggunaan pilar dan
corak motif atap yang geometris. Di samping koridor terdapat tangga kecil untuk
menghubungkan sirkulasi koridor dengan plaza.
Gambar 17 Koridor masjid
Area basement merupakan area yang terletak di bawah plaza masjid. Area
ini terdiri dari tempat parkir kendaraan dan tempat wudhu wanita. Tempat wudhu
ini berada di bawah kantor BAZ. Sejalan dengan itu, Hafidz (2012)
menginformasikan bahwa lokasi penempatan tempat wudhu dan kamar kecil pada
area ini dinilai tepat karena lokasinya tertutup dan cukup luas sehingga tidak
menyebabkan antrian orang untuk berwudhu.
Gambar 18 Basement masjid
33
Area basement yang sebagian besar fungsinya digunakan untuk peruntukan
parkir kendaraan ini memiliki luas sebesar 760 m2 dan dapat menampung 10 unit
mobil. Untuk sepeda motor dapat ditampung sebanyak 150 unit. Beberapa kendala
yang terjadi di area parkir adalah kurangnya pencahayaan dan rambu-rambu
parkir yang terstandarisasi. Hal ini terlihat dari kondisi lantai yang polos. Dari
segi visual, area parkir motor memiliki manajemen yang bagus karena kondisi
motor yang parkir terlihat sangat rapi dan lantai tidak ada yang rusak.
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor memiliki 23,25 persen untuk
lahan terbuka hijau. Lahan terbuka hijau tersebut terdiri dari taman-taman masjid
yang terletak di bagian barat, utara, dan timur bangunan masjid.
Gambar 19 Taman bagian barat Masjid Raya Kota Bogor
Sumber : Dokumentasi pribadi
Sudut halaman utama bagian utara dan timur masjid merupakan bagian dari
halaman utama di Kompleks Masjid Raya Kota Bogor. Sudut bagian timur juga
berfungsi sebagai area parkir mobil jamaah. Hal menarik yang dapat ditemui
adalah area parkir tidak menganggu kondisi vegetasi yang tumbuh ditempat
tersebut. area parkir dibantu oleh pembatas berupa bata yang tersusun mulai dari
pintu gerbang kanan masjid hingga pagar bagian utara masjid. Pohon-pohon
seperti Pinus (Pinus mercusii) dibiarkan hidup walaupun beberapa tapaknya telah
dipasang conblok.
Gambar 20 Sudut bagian utara dan timur halaman utama Masjid
Raya Kota Bogor. Sumber : Dokumentasi pribadi
34
Gambar 21 Taman bagian timur plaza Masjid Raya Kota Bogor
Sumber : Dokumentasi pribadi
Terakhir adalah taman bagian timur plaza. Lokasi vegetasi yang dilalui oleh
jalan menuju area basement inipun terbagi menjadi dua bagian. Pertama, vegetasi
yang bersebelahan langsung dengan fisik plaza. Kedua adalah bagian taman yang
lebih besar. Taman ini membentang dari pintu gerbang kiri masjid, melewati pos
satpam hingga batas PPIB. Tanaman perdu seperti Hanjuang (Cordyline) dan
Drasena (Dracaena reflexa 'Variegata') disusun sebagai pengarah menuju area
basement. Berikut ini merupakan tabel keberadaan vegetasi yang ada di lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor (Tabel 16).
Tabel 16 Daftar vegetasi pada Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Spesies Nama Latin Jumlah
a. Pohon
1. Pinus Pinus mercusii 6
2. Pucuk merah Syzygium oleana 22
3. Rambutan Nephelium lappaceum 5
4. Pepaya Carica papaya 3
5. Mangga Mangifera indica 1
6. Kurma Phoenix dactylifera 3
7. Jambu Syzygium aqueum 2
8. Jambu biji Psidium guajava 1
9. Bunut Ficus glauca 4
10. Palem Botol Hyophorbe lagenicaulis 5
11. Cermai Phyllanthus acidus 1
12. Belimbing wuluh Averrhoa bilimbi 1
13. Damar Agathis dammara 2
14. Sawo manila Manilkara zapota 1
15. Mahoni Swietenia mahagoni 4
16. Beringin Ficus benjamina 2
17. Jambu jamaika Syzygium malaccensis 5
18. Karet kebo Ficus elastica 2
19. Pinang Areca catechu 1
b. Semak
1. Hanjuang merah Cordyline sp. 30
2. Hanjuang hijau Dracaena sp. 30
3. Drasena Dracaena reflexa 'Variegata' 40
Sumber : Wawancara dan pengamatan lapang
35
Konsep Ruang dan Aktivitas Lanskap di Kompleks Masjid Raya Kota Bogor Konsep ruang dan aktivitas lanskap adalah konsep yang menjelaskan
tentang aktivitas sehari-hari pada ruang lanskap Masjid Raya Kota Bogor dengan
lebih detail. Konsep ruang dibagi menjadi dua, yaitu Konsep Ruang dan Sirkulasi
dan Konsep Tata Hijau, sedangkan aktivitas lanskap terdiri dari Aktivitas
Peribadatan, Pendidikan, dan Perkantoran serta Aktivitas Kegiatan Keislaman dan
Bersantai.
1. Konsep ruang dan sirkulasi
Konsep ruang hadir berdasarkan tingkat keeratan hubungan antar
ruang. Selain itu, agar terjadinya keharmonisan dalam penataan ruang, dapat
dicapai dengan memperhatikan interaksi antar ruang, baik interaksi
langsung maupun tidak langsung. Elemen-elemen ruang terdiri dari
Welcome Area, Active Zone (Zona Aktif), dan Passive Zone (Zona Pasif).
Sirkulasi pada tapak merupakan penghubung antar ruang di dalam tapak.
Secara umum jalur sirkulasi dalam tapak dibagi menjadi dua bagian, yaitu
sirkulasi kendaraan dan sirkulasi pejalan kaki. Sirkulasi kendaraan
merupakan jalur sirkulasi dengan fungsi utama sebagai jalur kendaraan
bermotor, baik mobil maupun sepeda motor. Sedangkan sirkulasi pejalan
kaki adalah jalur yang diperuntukan bagi pejalan kaki yang menghubungkan
ruang-ruang dalam tapak. Berikut ini merupakan konsep ruang dan sirkulasi
lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor.
Gambar 22 Konsep ruang dan sirkulasi
36
2. Konsep tata hijau Vegetasi merupakan salah satu elemen penting dalam area lanskap.
Penggunaan vegetasi pada Masjid Raya Kota Bogor dapat memberikan
keseimbangan alam serta menjaga kelestarian lingkungan disekitar tapak.
Vegetasi pada Masjid Raya Kota Bogor terdiri dari dua, yaitu Vegetasi Penyangga
dan Vegetasi Estetik. Vegetasi penyangga yaitu vegetasi yang terdiri dalam
bentuk pohon-pohon besar maupun tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai
barrier (pembatas) tapak masjid dengan tapak di luar masjid, sedangkan vegetasi
estetik yaitu vegetasi yang terdiri dalam bentuk tanaman hias dan penutup tanah
(semak dan groundcover). Vegetasi yang dapat dijumpai yaitu rumput paetan
(Axonophus compressus), pinus (Pinus mercusii), palem botol (Hyophorbe
lagenicaulis), teh-tehan (Acaliypha macrophylla), kurma (Phoenix dactylifera),
pucuk merah (Syzygium oleana), hanjuang (Cordyline), drasena (Dracaena reflexa
'Variegata'), damar (Agathis dammara), mahoni (Swietenia mahagoni), karet kebo
(Ficus elastica), bunut (Ficus glauca), dan rambutan (Nephelium lappaceum).
Susunan tanaman yang indah dipandang mata terletak di tengah-tengah area parkir
mobil yaitu vegetasi yang mengelilingi bangunan toilet eksternal masjid. Vegetasi
pucuk merah (Syzygium oleana), hanjuang (Cordyline), dan drasena (Dracaena
reflexa 'Variegata') mendominasi tapak ini. Berikut ini merupakan gambaran
konsep tata hijau pada lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor (Gambar 23).
Gambar 23 Konsep tata hijau Masjid Raya Kota Bogor
3. Aktivitas Peribadatan, Pendidikan, dan Perkantoran
Masjid merupakan tempat yang suci, pada masjid terdapat area inti
yang harus dijaga kesuciannya. Area inti tersebut seperti ruang sholat dan
37
ruang disekitarnya yang digunakan untuk salat agar tidak dapat dimasuki
oleh aspek-aspek yang tidak memenuhi syarat masuk ke dalam tempat salat
seperti alas kaki, alat berat, hewan, dan lain sebagainya. Area peribadatan
inti terletak di bangunan utama masjid yang didalamnya terdapat ruang salat
dengan batas suci garis merah putus-putus (Gambar 24). Ruang salat ini
terdiri dari dua lantai. Bagi jamaah laki-laki, ruang salat Jumat bertambah ke
plaza dan koridor masjid. Pada saat pelaksanaan salat Idul Fitri dan Idul
Adha, ruang salat bertambah dari plaza, koridor, hingga halaman utama
masjid. Selain sebagai tempat beribadah, tapak masjid juga dimaksimalkan
untuk itu setiap kegiatan atau aktivitas yang bernilai positif dan tidak
bertentangan dengan ajaran Islam, misalnya sebagai tempat kegiatan belajar
dan mengajar, pengajian Alquran, berkumpul, berdiskusi, mentoring,
tadarus bersama, dan sebagai kantor operasional masjid (PPIB, DKM, dan
BAZ). Berikut ini merupakan gambaran penggunaan pola ruang untuk
aktivitas peribadatan, pendidikan, dan perkantoran pada lanskap Masjid
Raya Kota Bogor (Gambar 24).
Gambar 24 Aktivitas Peribadatan, Pendidikan, dan Perkantoran
4. Aktivitas Kegiatan Keislaman dan Bersantai
Fungsi Masjid Raya Kota Bogor selain sebagai tempat beribadah juga
adalah sebuah ruang publik, untuk itu kegiatan bersosialisasi antar jamaah
dilakukan untuk menguatkan rasa ukhuwah Islamiah antar jamaah masjid.
Kegiatan bersosialisasi yang dapat dilakukan diantaranya mengobrol,
berdiskusi, rapat RT/RW, istirahat atau duduk-duduk santai, dan lain
38
sebagainya. Para pengunjung atau jemaah biasanya menggunakan area
koridor maupun selasar masjid sebagai tempat bersantai. Tujuan dari
bersantai, bersosialisasi dan bercengkrama di dalam Islam adalah karena
Manusia tak ubahnya sebatas makhluk sosial yang saling membutuhkan
sesama. Semandiri apapun manusianya pasti akan butuh dengan bantuan
lainnya. Maka dari itu, eksistensi agama Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW bukan sebatas mengajarkan keyakinan (aqidah) dan
ibadah. Tetapi mengajarkan pula betapa pentingnya bermu‟amalah dengan
sesama makhluk-Nya (bersosialisasi antar masyarakat).
Kegiatan bersosialisasi antar jamaah juga dapat berlangsung pada saat
diadakannya berbagai kegiatan keislaman. Kegiatan dan aktivitas yang
berhubungan dengan keislaman dapat diadakan oleh stakeholder internal
maupun stakeholder eksternal masjid. Ruang-ruang yang digunakan untuk
kegiatan keislaman adalah ruang utama dan plaza masjid. Berikut ini
merupakan gambaran penggunaan pola ruang untuk aktivitas kegiatan
keislaman dan bersantai (Gambar 25). Untuk daftar dan gambaran kegiatan
keislaman dapat di lihat pada Lampiran 3.
Gambar 25 Aktivitas Kegiatan Keislaman dan Bersantai
39
Analisis Potensi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor Sebagai Model
Kegiatan Keislaman
Penilaian potensi lanskap Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor ini
menggunakan pertimbangan keberadaan masjid yang dikemukakan oleh Rukmana
(2002), kriteria potensi bangunan oleh MacKinnon et al. dalam Hendry (2008),
pola aktivitas pemanfaatan ruang oleh Ghaisani (2016), dan potensi pendukung
wisata oleh Soemarno dalam Rahman (2015) dengan modifikasi. Berdasarkan
hasil kunjungan dan inventarisasi tapak, kawasan lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai daerah kegiatan
keislaman di Kota Bogor. Letaknya yang strategis, berbatasan langsung dengan
Jalan Raya Pajajaran, dekat dengan permukiman warga hingga aktivitas sosial
setempat yang tinggi memungkinkan tempat ibadah ini ramai dikunjungi oleh
masyarakat umum, khususnya masyarakat Kota Bogor.
Lebih lanjut, bentuk fisik bangunan masjid yang begitu artistik juga menjadi
nilai lebih dan ciri khas masjid terbesar yang ada di Kota Bogor ini. Masjid juga
sering digunakan oleh masyarakat dan institusi yang mengadakan kegiatan-
kegiatan keagamaan, seni-budaya, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Meskipun
memiliki potensi yang positif, tapak masjid juga tidak lepas dari kendala-kendala
lanskap seperti kondisi rumput yang kering di area halaman masjid, tidak adanya
area toilet dan berwudhu untuk penyandang disabilitas, dan kurangnya benda
penaung dan vegetasi di lingkup plaza masjid.
Melalui potensi dan kendala inilah pengelola Masjid Raya Kota Bogor dapat
memanfaatkan dan memperbaiki kelebihan dan kekurangan masjid, kemudian
menjadikan area tersebut sebagai ruang publik baru di Kota Bogor dan sering
dikunjungi oleh masyarakat yang memiliki mobilitas rendah dan mobilitas tinggi.
Dengan demikian, cita-cita umat Islam untuk memakmurkan masjid dapat
diterapkan secara langsung di kawasan Masjid Raya Kota Bogor. Berikut ini
adalah hasil penilaian potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai
model kegiatan keislaman dari berdasarkan standar literatur dan persepsi
pengunjung.
Lokasi dan aksesibilitas Menurut Rukmana (2002), suatu pengaturan lokasi yang baik harus
memperhatikan faktor aksesibilitas, sehingga dapat menghemat biaya dan waktu
didalam melakukan perjalanan ke tempat-tempat berkomunikasi diantara
masyarakat. Efektifitas lokasi tempat ibadah sangat ditentukan oleh kualitas
lokasinya, yaitu tempat yang mudah dicapai atau dijangkau, baik oleh faktor jarak
maupun transport cost (biaya perjalanan). Untuk menuju tapak, dapat
menggunakan kendaraan pribadi dan kendaraan umum yang sangat terjangkau
harganya. Untuk kendaraan umum berupa mobil angkot (angkutan kota)
dikenakan biaya sebesar Rp 4.000,-. Lain halnya dengan kendaraan umum seperti
Go-car, Go-Jek, Grab, dan sebagainya memiliki tarif harga yang cenderung relatif,
misalnya Rp 1.750,- per km untuk 12 km pertama, dan Rp 30.000,- untuk jarak
diatas 3 km selanjutnya. Bagi yang tinggal di area sekitar masjid dapat menempuh
masjid dengan berjalan kaki.
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor merupakan bangunan publik
yang dikelilingi oleh daerah hierarki pelayanan. Menurut Rukmana (2002), untuk
40
membangun masjid, perencanaan harus disesuaikan dengan keadaan masjid yang
akan dibangun, misalnya masjid kota, hasilnya adalah masjid tersebut memiliki
aksesibilitas dan daya tarik yang sangat tinggi bagi kehidupan masyarakat kota.
Karena itu letak masjid harus memilih lokasi yang paling strategis, dapat
dijangkau oleh semua komunitas dan aktifitas kerja, seperti perdagangan,
perkantoran, pendidikan dan sebagainya. Dengan penempatan masjid pada pusat
aktivitas ini dapat memudahkan masyarakat terutama melaksanakan shalat lima
waktu. Dapat menjadi sarana rekreasi, dan pusat kegiatan sosial keagamaan.
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor merupakan bangunan ibadah umat
Islam yang berada di lokasi yang sangat strategis. Letaknya yang berada dekat
dengan persimpangan tol Jagorawi menyebabkan area ini selalu didatangi oleh
pendatang yang berasal dari luar daerah Bogor. Tapak ini juga didukung oleh
daerah hierarki pelayanan seperti terminal Baranangsiang, perkantoran, sekolah,
hotel, pertokoan, dan, Kompleks perumahan. Kompleks perumahan yang dekat
dengan tapak masjid adalah Perumahan Jalan Riau. Daerah hierarki pelayanan
tapak lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor ditampilkan melalui peta
situasi berikut.
Gambar 26 Peta situasi Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Secara umum, kondisi akses menuju masjid sangat baik karena terletak
disebelah Jalan Pajajaran yang merupakan salah satu jalan arteri Kota Bogor.
Akses menuju masjid juga didukung oleh kondisi pedestrian yang lebar, bersih,
dan bebas dari pedagang kaki lima (PKL). Meskipun kondisi fisik jalan terlihat
baik, untuk menuju ke area ini juga memiliki beberapa hambatan eksternal, seperti
kemacetan. Titik macet sudah terlihat dipersimpangan tol Jagorawi ini. Waktu
terjadinya kemacetan pun beragam, setiap hari kerja (Senin--Jum‟at), kemacetan
terjadi pada pagi (06.30--08.30) dan sore hari (17.30--20.00), kondisi ini dapat
41
dimaklumi karena pada waktu tersebut merupakan waktu masyarakat yang pulang
pergi dari dan menuju ke tempat kerjanya. Berbeda dengan libur akhir pekan
(Sabtu dan Minggu), kemacetan dapat terjadi sepanjang hari. Penyebab kemacetan
juga beragam, ada yang macet karena sudah mulai banyaknya kendaraan pribadi
yang masuk ke Kota Bogor, baik itu kendaraan roda dua dan roda empat dari
masyarakat Kota Bogor maupun dari luar Kota Bogor. Selain kendaraan pribadi,
juga ada kendaraan umum (angkot) yang berhenti sembarangan (ngetem). Jalur
kemacetan diwakili oleh garis merah pada Gambar 27. Oleh karena itu, untuk
menuju masjid, masyarakat akan memilih berangkat diluar waktu tersebut untuk
menghindari kemacetan.
Gambar 27 Akses menuju Lanskap Masjid Raya Kota Bogor
dengan tingkat kemacetannya
Pola aktivitas pemanfaatan ruang Ruang selalu berkaitan erat dengan kehidupan manusia, karena manusia
bergerak, beraktivitas, dan berada di dalamnya (Ghaisani, 2016). Perancangan
ruang Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman juga harus
didasarkan pada kebutuhan manusia. Pertimbangan terhadap aktivitas yang
digunakan manusia di dalam ruangan Masjid Raya Kota Bogor sangat
menentukan fungsi, kebutuhan, dan pola hubungan ruang yang diciptakan. Pola
aktivitas pemanfaatan ruang memiliki beberapa faktor yang mempengaruhi ruang
aktivitas, pelaku aktivitas, dan waktu aktivitas (Hakim dalam Ghaisani, 2016).
42
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dinilai memiliki ruang yang cukup untuk
beribadah dan untuk mengadakan aktivitas kegiatan keislaman didalamnya.
Ruang-ruang pada Masjid Raya Kota Bogor dapat digunakan untuk berbagai
macam kegiatan dengan tidak meninggalkan fungsi aslinya. Ruang ibadah utama
misalnya. Ruang ini tidak hanya digunakan untuk melaksanakan ibadah salat
fardu saja, namun juga dapat digunakan sebagai area tempat melaksanakan akad
nikah, ceramah agama berskala kecil atau besar (Damai Indonesia-ku), bimbingan
haji dan umroh, dan lain sebagainya. Selain ruang ibadah utama, Masjid Raya
Kota Bogor memiliki ruang-ruang yang dapat digunakan untuk bersantai dan
beristirahat, misalnya selasar dan koridor yang menghubungkan bangunan utama
masjid dan menara BAZ.
Disamping itu, Kompleks Masjid Raya Kota Bogor juga terdapat plaza.
Selain berfungsi sebagai alun-alun masjid, plaza juga merupakan tempat acara
tahunan masjid berskala Kota Bogor, diantaranya Islamic Book Fair (IBF), pentas
seni Islami, perlombaan Nasyid, dan MTQ. Disebelah utara bangunan masjid
terdapat TK Ibnu Hajar. Keberadaan TK ini juga merepresentasikan bahwa masjid
sebagai pusat tarbiyah (pendidikan) dan dakwah Kota Bogor. Disebelah selatan
masjid, ada gedung PPIB yang memiliki fungsi yang lebih Kompleks seperti,
tarbiyah, dakwah, pentas seni, hingga resepsi pernikahan. Diluar kegiatan tersebut,
ruang-ruang masjid yang digunakan oleh pengelola untuk keperluan operasional
masjid adalah, menara masjid sebagai kantor BAZ Kota Bogor, ruang DKM, dan
ruang UPZ (Unit Pengelola Zakat) yang letaknya sejajar dengan ruang ibadah
utama.
Kondisi keaslian arsitektur Kondisi keaslian bangunan lanskap Masjid Raya Kota Bogor dinilai sudah
mengalami perubahan namun keaslian bangunan dan tapak masih terlihat.
Renovasi yang dilakukan pada Masjid Raya Kota Bogor tidak serta merta
mengubah tatanan lanskap dan kondisi awalnya melainkan hanya untuk
memperindah dan mempercantik elemen-elemen tersebut agar stakeholder dapat
menggunakan masjid lebih nyaman lagi. Hasilnya dapat diamati dari bentuk dan
tata letak elemen masjid yang tidak diubah.
Sebelum direnovasi, bangunan masjid mengadopsi bentuk arsitektur pagoda
pada atapnya dengan bentuk limas segi empat yang bertingkat yang merupakan
akulturasi bentuk arsitektur Hindu. Hafidz (2012) menginformasikan bahwa
bentuk arsitektural masjid pada saat itu dinilai belum sesuai dengan kesatuan tema
antara bangunan masjid, plaza, koridor masjid, dan kantor BAZ Kota Bogor yang
bergaya arsitektur Islam. Kini, Masjid Raya Bogor memiliki satu kubah besar
yang diapit dua kubah kecil, menggantikan atap masjid yang sebelumnya bergaya
limasan dua tumpang (Gambar 28).
Elemen menara, plaza, dan koridor tidak banyak yang berubah, tetapi yang
diganti adalah warna bangunan saja (Gambar 28). Penggunaan warna dominan
kuning sebelum renovasi telah diganti dengan warna putih. Kantin yang terletak
disebelah plaza pun juga dibangun untuk menunjang fasilitas dan kegiatan
keislaman di area masjid.
43
Gambar 28 Keadaan bangunan Masjid Raya Kota Bogor
sebelum direnovasi
Disamping itu, renovasi juga dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan
standar pelayanan yang baik oleh pihak pengelola kepada masyarakat. Misalnya
kondisi halaman masjid yang telah berubah desain dan penggunaannya. Dari segi
desain, keberadaan kolam di tengah halaman sudah di alih fungsikan sebagai
tempat wudhu sementara dari segi penggunaan, halaman yang tadinya berfungsi
sebagai lawn telah berubah menjadi lahan parkir kendaraan roda empat (mobil)
(Gambar 29). Kondisi ini memang mengakomodasi orang-orang yang melakukan
kegiatan di masjid, namun alangkah baiknya tetap memperhatikan penggunaan
aslinya yaitu sebagai ruang terbuka yang bebas dari kendaraan apapun.
Gambar 29 Mobil-mobil yang diparkir di area halaman masjid
Keunikan arsitektur Fungsi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan
keislaman bagi masyarakat Kota Bogor pada umumnya tidak terlepas dari
keunikan arsitekturnya. Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor memiliki
seni arsitektur yang menarik. Hal ini tercermin dari warna bangunan, goresan
arsitektur keislaman, dan bentuk bangunan. Setiap elemen bangunan masjid juga
memiliki corak warna yang berbeda, misalnya bangunan utama dan kubah masjid
didominasi oleh warna putih dan abu-abu, menara masjid dan koridor dengan
warna putih dan merah mudanya, dan plaza masjid dengan keramik berwarna abu-
abu dan warna kuning yang membentuk bintang segi enam khas arsitektur Islam
di tengahnya.
Prawira (1989) menjelaskan, warna termasuk salah satu unsur keindahan
dalam seni dan desain selain unsur–unsur visual yang lain. Secara psikologis,
warna merupakan bagian dari pengalaman indera penglihatan (Sanyoto, 2005).
Jika dilihat dari kejauhan, warna putih terlihat mendominasi setiap elemen
44
bangunan pada lanskap masjid. Warna putih melambangkan kesucian, kebersihan,
dan ketepatan, yang melambangkan kesucian dan kesakralan pada masjid. Secara
tidak langsung, warna bangunan masjid memberikan ketenteraman dan
memperbaiki kualitas view area disekitarnya. Lanskap masjid terlihat
mengesankan apabila didukung oleh cuaca yang cerah bagi stakeholder dan
pengunjung yang sedang berada di dalam pelaksanaan kegiatan keislaman.
Ornamen-ornamen keislaman juga menghiasi dinding-dinding dan jendela masjid.
Konsep arsitektur Islam juga tergambar di masing-masing sisi atap koridor masjid
yang ditandai dengan motif ukiran barisan bintang persegi delapan pada sisi
atapnya dan jajaran pilar yang mencirikan bangunan bergaya Islam. Satu hal yang
menarik dari bangunan utama masjid, menurut pengunjung yang sedang bersantai
di area plaza, bangunan masjid sekilas terlihat seperti bangunan Taj Mahal di
India (Gambar 30).
Gambar 30 Bangunan Masjid Raya Kota Bogor dan Taj Mahal, India.
Sumber : Dokumentasi pribadi dan tajmahal.org.uk
Disamping itu, keunikan arsitektur lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor juga memiliki beberapa kendala. Keunikan pada elemen hard material
tidak diiringi oleh keunikan elemen soft material. Halaman utama Masjid Raya
Kota Bogor yang dulunya memiliki sebuah kolam ditengahnya sekarang beralih
fungsi sebagai tempat wudhu dan lahan parkir mobil. Lahan yang beralih fungsi
tersebut juga membuat kondisi fisik pavement halaman masjid menjadi rusak.
Kualitas bad view terlihat dari munculnya beberapa titik run-off yang muncul saat
terjadi hujan, sebagian lagi menyebabkan rumput-rumput tidak tumbuh dengan
baik. Hembusan pasir dapat terjadi setiap saat, dan pola desain dengan batas-batas
yang jelas pun menjadi tidak terbentuk. Akibatnya, masyarakat tidak dapat
menikmati keindahan unsur alami atau taman Islam pada halaman masjid.
Meskipun begitu, sebagian besar tanamannya tetap terawat dengan baik. Hal ini
dapat dimaklumi karena keterbatasan lahan parkir pada basement masjid sehingga
mengakibatkan halaman utama beralih fungsi sebagai parkiran mobil. Situasi ini
dapat diatasi apabila pengelola dapat menemukan lahan parkir mobil yang baru.
45
Gambar 31 Alih fungsi penggunaan dan kurangnya perawatan menyebabkan
kondisi eksisting halaman menjadi kurang rapi
Fasilitas dan utilitas Kompleks Masjid Raya Kota Bogor memiliki fasilitas untuk menunjang
kegiatan keislaman. Fasilitas dan utilitas pada Masjid Raya Kota Bogor tersedia
sesuai fungsinya dan cukup terawat dengan baik. Beberapa sarana publik yang
perlu digunakan oleh masyarakat umum antara lain: (1) Areal parkir, (2) Tempat
wudhu dan toilet yang terpisah untuk pria dan wanita, (3) Meeting room sebagai
ruang serba guna, (4) Ruang khusus wanita, (5) Perpustakaan, (6) Poliklinik, (7)
Ruang untuk aktifitas belajar, dan (8) Penitipan barang (PPIB, 2014). Disamping
itu, sarana lain yang dapat dilengkapi pada masjid meliputi pelayanan
peminjaman alat ibadah, kotak amal, dan mading (majalah dinding). Fasilitas-
fasilitas ini hampir semuanya terdapat pada masjid raya, masjid agung, dan masjid
besar lainnya, salah satunya Masjid Raya Kota Bogor. Pada Kompleks Masjid
Raya Bogor, umumnya sarana-sarana tersebut sudah tersedia, termasuk poliklinik.
Namun letak poliklinik yang dulunya terletak di kantor BAZ, sekarang sudah
dipindah ke kantor PDAM Kota Bogor dibawah tanggung jawab Masjid Raya
Kota Bogor dan PDAM. Ketersediaan fasilitas pada Masjid Raya Kota Bogor
ditampilkan pada Tabel 17.
Tabel 17 Ketersediaan fasilitas publik Masjid Raya Kota Bogor
No. Nama Ketersediaan Kondisi
1 Area parkir (basement) Ada Baik
2 Tempat wudhu dan toilet Ada Baik
3 Ruang khusus wanita Ada Baik
4 Ruang baca di selasar Ada Baik
5 Poliklinik Ada1 Baik
6 Ruang aktifitas belajar Ada Baik
7 Penitipan barang Ada Baik
8 Peminjaman alat ibadah Ada Baik
9 Penitipan alas kaki Ada Baik
10 Wi-Fi Ada Baik
11 Kantin Ada Baik
12 Ruang serba guna Ada Baik 1Ruang Poliklinik berada di kantor PDAM Kota Bogor dan dikelola bersama PPIB. Sumber :
Pengamatan lapang
46
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor yang terdiri dari lingkungan
Masjid Raya Bogor dan gedung PPIB dialiri oleh satu gardu sumber listrik yang
sama. Gardu listrik terletak dibawah kantor BAZ atau menara masjid yang masih
berada di dalam basement. Gardu listrik yang berkekuatan 53.000 watt ini dapat
mengaliri tiga gedung yakni gedung PPIB, gedung BAZ, dan gedung utama
masjid. Selain gardu, Komplek masjid juga mendapat suplai listrik dari genset
berkekuatan 45.000 kPa (Empat Puluh Lima Ribu KiloPascal) yang digunakan
saat pemadaman listrik. Kekuatan listrik yang dialirkan ke Komplek masjid
berkisar sebesar 220/240 Volt dari yang normal (220 Volt). Sedangkan aliran
listrik normal di kota Bogor berkisar 195 Volt. Kekuatan listrik masjid yang
melebihi kapasitas ini dikendalikan oleh alat Step-Up agar alirannya berimbang
dengan permukiman di sekitarnya. Aliran listrik ini dapat memenuhi kebutuhan
dan aktifitas masjid seperti lampu taman, ruang utama, sound system, dan ruang
lainnya.
Gambar 33 Sumber listrik dan sumber air Masjid Raya Kota Bogor
Gambar 32 Beberapa contoh fasilitas penunjang kegiatan keislaman di
Masjid Raya Kota Bogor
47
Berbeda dengan sumber listrik. Sumber air di area masjid dipisahkan
menjadi dua bagian, yaitu aliran air PDAM dan air tanah yang menggunakan
sistem sumur bor. Pusat aliran air PDAM terletak di bawah tanah di depan kantin
masjid. Sedangkan air tanah dialirkan ke dalam tangki air berukuran 4m x 4m
yang terletak di bawah koridor masjid. Menariknya, pipa PDAM hanya mengairi
gedung masjid dan gedung BAZ sedangkan sumur bor mengairi gedung PPIB.
Kedua sumber air ini adalah bagian dari sumber kebutuhan air yang ada di Masjid
Raya Kota Bogor.
Sejauh ini, Komplek Masjid Raya Kota Bogor hanya memiliki satu lokasi
tempat pembuangan akhir sampah. Area itu terletak disebelah tangga pintu masuk
gedung utama masjid sebelum penurunan menuju ruang basement. Menurut
pengurus, selain strategis dan terbuka, tempat tersebut juga memudahkan petugas
kebersihan Kota Bogor untuk mengambil sampah masjid karena letaknya juga
berhadapan langsung dengan pintu gerbang masjid. Namun dari segi keindahan,
letak tempat sampah itu justru kurang tepat. Pertama, letaknya tepat berada
disebelah tangga pintu masuk gedung utama. Kedua, letaknya yang berhadapan
dengan pintu gerbang akan menganggu kualitas pemandangan atau bad view
pengunjung yang masuk. Ketiga, letaknya merusak rumput-rumput hijau yang
berada di bawahnya. Terakhir, letak tempat sampah yang begitu berdekatan
dengan aktifitas sirkulasi pengunjung yang padat akan menimbulkan bau yang
tidak sedap dan justru menganggu kegiatan-kegiatan lainnya (Gambar 34).
Gambar 34 Tempat sampah di sudut Kompleks masjid
Untuk mengurangi hal tersebut, pihak pengelola masjid dapat membuat
beberapa solusi seperti memperbarui ulang tempat tersebut atau memindahkan
lokasi tempat sampah ke tempat yang baru. Apabila pihak pengelola belum
menemukan lokasi yang baru untuk tempat sampah, memperbarui ulang area itu
dapat solusinya. Memperbarui ulang merupakan modifikasi dari bentuk tempat
sampah dengan lokasi pembangunan tetap ditempat awalnya, caranya adalah area
tersebut dibuatkan bak tertutup dengan volume penampungan yang besar. Warna
bak disesuaikan dengan warna primer masjid yakni putih dan abu-abu. Kemudian
sisi luar bak kembali ditambahkan elemen lunak seperti groundcover (rumput-
rumputan), semak, dan tanaman hias lainnya. Metode ini digunakan agar dapat
memanipulasi kesan visual pengunjung hingga mampu memperbaiki mindset
tempat sampah yang terkesan kotor, kumuh, dan kurang rapi justru dapat
dirancang menjadi rapi, indah, dan terawat. Komplek Masjid Raya Bogor sudah
memiliki saluran drainase yang cukup baik. Air hujan mengalir dari pipa-pipa
(inlet) yang berasal dari atap gedung utama masjid dan melewati area basement
48
hingga berakhir di pipa pembuangan akhir (outlet) bagian barat masjid. Semua
jalur pembuangan air berakhir di outlet itu (Gambar 35).
Gambar 35 Drainase outlet Masjid Raya Kota Bogo
Vegetasi dan lingkungan Pembangunan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai ruang
publik tidak meninggalkan filosofinya sebagai ruang ramah lingkungan. Lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor memiliki 23,25 persen Ruang Terbuka Hijau
(RTH). Lahan RTH terdiri dari halaman utama seluas 850 m2, taman kecil bagian
barat masjid, dan taman timur plaza. Fungsi ruang terbuka hijau ini adalah sebagai
penyeimbang dan memperindah keindahan masjid. Selain itu, adanya konsep
vegetasi sesuai dengan kebutuhan fisik dan psikis manusia yang berada di area
tersebut. Vegetasi Kompleks Masjid Raya Kota Bogor terdiri dari pohon-pohon
besar yang berfungsi sebagai penaung dan pemecah angin. Disamping pohon,
terdapat beberapa macam susunan tanaman hias dan beberapa tanaman buah-
buahan (Gambar 36).
Booth (1983) menjelaskan, adanya kelompok tanaman ini memberikan
kontribusi yang sangat besar di dalam lingkungan luar (taman), yaitu berfungsi
secara struktural, environmental (berhubungan dengan lingkungan), dan visual.
Tanaman atau pohon secara struktural dapat berfungsi sebagai pagar atau
pembatas, atap maupun lantai, yang dapat mempengaruhi efek pergerakan
manusia sebagai elemen lingkungan tanaman berpengaruh terhadap kualitas udara,
kualitas air, pencegah erosi serta ikut mempengaruhi cuaca maupun iklim.
Keberadaan pohon-pohon yang tinggi di Masjid Raya Kota Bogor secara tidak
langsung menjadi pemecah suara yang berasal dari aktivitas kendaraan pada Jalan
Raya Pajajaran. Vegetasi juga berfungsi sebagai penyaring debu dan polusi yang
masuk ke Kompleks Masjid Raya Kota Bogor. Dengan demikian, keberadaan
vegetasi mendukung terciptanya kenyamanan berkegiatan di area masjid. Lebih
lanjut, Purnomohadi (2006) menjelaskan, ketersedian Ruang Terbuka Hijau
(RTH) yang cukup merupakan salah satu usaha mempertahankan kualitas
lingkungan secara optimal. Konsep vegetasi pada lanskap Masjid Raya Kota
Bogor mempengaruhi keadaan lingkungan, kenyamanan, dan iklim mikro
49
disekitarnya. Menurut Laurie (1984), iklim mikro merupakan iklim spesifik suatu
tapak yang tercipta dari topografi, vegetasi, keterbukaan terhadap angin, pola-pola
bayangan yang disebabkan oleh bangunan dan pepohonan, ketinggian dari muka
laut, dan hubungan tapak terhadap suatu kawasan air yang luas. Idealnya
temperatur udara yang nyaman bagi manusia berkisar pada 27oC hingga 28
oC
(Laurie 1986) sementara kondisi temperatur tapak Masjid Raya Kota Bogor
adalah fluktuatif mulai dari angka 26oC hingga 28
oC. Hal ini menandakan kondisi
lingkungan pada Masjid Raya Kota Bogor telah cukup memberikan kenyamanan
bagi pengunjung yang datang, baik untuk beraktivitas maupun untuk bersantai.
Gambar 36 Tanaman hias di Masjid Raya Kota Bogor : (a) Coleus hybridus,
(b) Cordyline sp.,(c) Syzygium oleana, (d) Dracaena sp., (e)
Syzygium aqueum.
Meskipun halaman menciptakan suasana yang sejuk, area ini hanya
digunakan sebagai penunjang kegiatan keislaman saja seperti, parkir mobil.
Secara arsitektural, bangunan masjid juga tidak terlalu masif sehingga memiliki
sirkulasi udara yang baik. Berikut ini ditampilkan hasil penilaian potensi lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman.
Tabel 18 Penilaian potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai
model kegiatan keislaman
No. Kriteria Potensi Penilaian Keterangan
1 Lokasi dan aksesibilitas 2 S
2 Pola aktivitas pemanfaatan ruang 3 T
3 Kondisi keaslian arsitektur 2 S
4 Keunikan arsitektur 3 T
5 Fasilitas dan utilitas 2 S
6 Vegetasi dan lingkungan 3 T
Total 15 SP
Keterangan:
3 = Σ 15--18 = Sangat Potensial (SP)
2 = Σ 11--14 = Potensial (P)
1 = Σ 6--10 = Kurang Potensial (KP)
50
Berdasarkan penilaian diatas, diketahui bahwa lanskap Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor memiliki nilai 15 yang artinya tapak ini sangat potensial, baik
sebagai icon keislaman maupun sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan
keislaman di Kota Bogor.
Persepsi Pengunjung Pengunjung adalah orang-orang yang datang menuju ke Masjid Raya Kota
Bogor dengan tujuan tertentu. Menurut Syahidur Burhan selaku Sekretaris DKM
Masjid Raya Kota Bogor, pengunjung atau jamaah Masjid Raya Kota Bogor tidak
hanya berasal dari dalam Kota Bogor (Jamaah Mukimin), tetapi juga dari luar
Kota Bogor (Jamaah Transit). Pengunjung yang datang terdiri dari berbagai
kelompok umur, jenis pekerjaan, pendidikan, usia, domisili, tujuan, dan
transportasi yang berbeda-beda. Hal ini tertera pada Gambar 35. Dari hasil
kuisioner mengenai persepsi pengunjung, diperoleh bahwa tujuan pengunjung
datang sebagian besar hanya untuk ibadah (77 persen). Selain itu, pengunjung
datang hanya untuk transit sekaligus beribadah sebelum kembali beraktivitas di
daerah masing-masing. Alasan atau aktivitas yang dilakukan oleh pengunjung
adalah ibadah dan ibadah-transit.
Kegiatan ibadah banyak dilakukan oleh pengunjung Masjid Raya Kota Bogor.
Hal ini disebabkan oleh fungsi Masjid sebagai tempat ibadah umat Islam. Ibadah
salat yang dilakukan tidak hanya salat wajib lima waktu, tetapi juga tempat salat
Jumat, salat Tarawih, salat Idul Fitri dan salat Idul Adha. Di samping ibadah salat,
para pengunjung juga melakukan kajian rutin kitab dan tausiyah bersama ustadz
dan alim ulama semata-mata hanya untuk beribadah kepada Allah Subhanahuwa
ta’ala. Selain itu, masjid juga mengadakan kegiatan lainnya sebagai sarana ibadah
mendekatkan diri kepada Allah seperti pendidikan (tarbiyah), kegiatan derma
bersama kaum fakir dan anak yatim, manasik haji, dan pelatihan-pelatihan
keagamaan lainnya (Gambar 37).
Gambar 37 Tujuan dan alasan ke masjid bagi pengunjung
Rutinitas ibadah-transit juga ada di lingkungan Masjid Raya Kota Bogor.
pengunjung yang berasal dari dalam Kota Bogor pada umumnya beribadah dahulu
sebelum menuju ke daerah lain, begitupun sebaliknya yang berasal dari luar Kota
Bogor. Aktivitas ini banyak dijumpai pada saat bulan Ramadhan dan hari besar
Islam seperti Idul Adha dan Idul Fitri. Tujuannya adalah sebagai kegiatan rutin
tahunan beribadah di Masjid Raya Kota Bogor. Setiap sepuluh malam terak hir
77%
22%
0%
1%
IBADAH
IBADAH-TRANSIT
WISATA
SEMUANYA
TUJUAN DAN ALASAN
51
bulan Ramadhan, pengunjung yang berasal dari dalam dan luar Kota Bogor
meramaikan masjid agar maksimal dalam mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah
ini disebut Qiyamul-Lail atau ibadah di malam hari. Aktivitas yang dilakukan
setelah salat Tarawih dan Witir ini mencakup salat sunnah, tadarus Alquran,
mengikuti kajian, berdo‟a dan lain sebagainya sambil menunggu sahur dan salat
Shubuh berjamaah.
Gambar 38 Jenis kelamin dan domisili responden
Berdasarkan grafik informasi pribadi pengunjung ke Masjid Raya Kota Bogor,
jumlah pengunjung yang berperan sebagai responden berjumlah 96 (sembilan
puluh enam) orang pengunjung. Responden terdiri dari 75 orang laki-laki (78
persen) dan 21 orang perempuan (22 persen). Pada umumnya mereka adalah
masyarakat Bogor yang mencakup Kota Bogor dan Kabupaten Bogor (68 persen),
selebihnya adalah pendatang (32 persen). Responden pendatang terbanyak
berdomisili di Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Di wilayah Provinsi Jawa
Barat non Bogor, responden berasal dari Cianjur, Sukabumi, Karawang, dan
Bandung. Kemudian satu orang responden dari Purworejo, Provinsi Jawa Tengah,
dan satu orang yang berasal dari Malang, Provinsi Jawa Timur.
Gambar 39 Usia dan pendidikan terakhir responden
Secara umum, responden yang datang merupakan responden berusia muda
pada rentang 20-29 tahun (47 persen). Mereka terdiri dari lulusan dan
pelajar/mahasiswa aktif (38 persen), sebagai pegawai/karyawan (28 persen) di
perusahaan swasta, 14 persen berwiraswasta, dan sisanya sebagai Pegawai Negeri
Sipil/PNS, guru, dosen, buruh non tani dan pensiunan. Rata-rata tingkat
pendidikan terakhir mereka adalah Sekolah Menengah Atas/SMA (37 persen).
52
Dari 96 responden, 18 diantaranya merupakan pelajar aktif Sekolah Menengah. 15
orang dari SMA, 1 orang dari SMK, dan 2 orang dari SMP. Hal ini dikarenakan
sekitar Masjid Raya Kota Bogor terletak SMA Negeri 3 Kota Bogor dan
Madrasah Aliyah Negeri/MAN 2 Kota Bogor. pada umumnya mereka selalu ke
masjid pada jam istirahat, baik pada pukul 09.00 pagi untuk melaksanakan salat
sunnah Dhuha, maupun saat pulang sekolah (pukul 13.00) untuk melaksanakan
ibadah fardhu salat Dzuhur. Untuk tingkat pendidikan Strata-1/S1 (33 persen),
enam di antaranya merupakan mahasiswa aktif dan sisanya merupakan lulusan
yang sudah bekerja. Sebagian besar pengunjung yang hadir menggunakan masjid
sebagai tempat ibadah (77 persen) dan ibadah-transit (22 persen) sebelum menuju
daerah lain.
Gambar 40 Pekerjaan responden
Pada umumnya, akses menuju tapak tidaklah sulit karena Masjid Raya Kota
Bogor terletak di lokasi yang sangat strategis. Masyarakat sekitar masjid dapat
menempuh tapak dengan berjalan kaki. Masyarakat yang berasal dari dalam kota
Bogor dapat menggunakan kendaraan pribadi (mobil, sepeda motor, dan sepeda)
dan kendaraan umum (angkot, bus, ojek, ojek online, dll). Untuk masyarakat yang
berasal dari luar kota Bogor seperti Jabodetabek dapat melewati jalan tol Jagorawi
bagi yang menggunakan kendaraan pribadi (mobil dan sepeda motor) dan berhenti
di Terminal Baranangsiang bagi yang menggunakan transportasi umum (bus atau
Travel).
Gambar 41 Transportasi responden
53
Pada pembahasan ini, pengunjung menilai tentang aspek keindahan dan
pengelolaan selama berada di tapak. Berikut ini merupakan penilaian keindahan
elemen lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor yang terdiri dari gedung
utama masjid, menara, plaza masjid, koridor masjid, gedung PPIB, area basement,
dan taman masjid yang diwakili oleh 96 responden.
1. Bangunan masjid
Bangunan masjid memperoleh nilai keindahan sebesar 0,84.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengunjung, banyak yang
berpendapat bahwa gaya arsitektur bangunan Masjid Raya Kota Bogor
sangat artistik, modis, dan tidak kalah dengan bangunan-bangunan yang
bergaya serupa di luar Kota Bogor, hal itu disampaikan oleh penilaian
keindahan pengunjung dengan angka 44 persen sangat indah (Gambar 42).
Gambar 42 Grafik keindahan bangunan Masjid Raya Kota Bogor
2. Menara masjid
Satu hal yang bisa dilihat adalah keberadaan bangunan menara
masjid. Menara Masjid Raya Kota Bogor memperoleh nilai keindahan
sebesar 0,80. Menurut pengunjung, keindahan menara dipengaruhi oleh
bentuk arsitektur dan corak warna abu-abu sebagai tanda ketegasan dan
kemegahan bangunan tersebut (48 persen indah). Selain itu, menara masjid
ini sangat unik karena berbeda dari kebanyakan menara masjid yang
banyak dijumpai karena menara juga bagian dari gedung kantor Badan
Amil Zakat (BAZ) Kota Bogor. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
Hafidz (2012). Menurut Hafidz, bangunan menara sebenarnya adalah
gedung kantor BAZ (Badan Amil Zakat) Kota Bogor (Gambar 43).
Gambar 43 Grafik keindahan menara Masjid Raya Kota Bogor
54
Struktur kepengurusan kantor BAZ Kota Bogor tidak termasuk ke
dalam bagian organisasi masjid, namun bertanggung jawab langsung
kepada Pimpinan Pusat (PP) Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
Kantor BAZ dengan luas 144 m2 dengan dua lantai berada di selatan
koridor. Bangunan ini memiliki kesatuan desain yang serasi dengan
koridor dan plaza dengan konsep bangunan bergaya Islam yang dicirikan
oleh menara adzan, desain jajaran pilar-pilar pada dindingnya, lengkungan
setengah lingkaran sebagai ventilasinya, serta adanya kubah kecil di ujung
menara yang memperkuat karakter dari bangunan Islam. Gedung ini
berfungsi sebagai pusat administrasi zakat di Kota Bogor.
3. Plaza masjid
Plaza masjid juga termasuk area penting di area Masjid Raya Kota
Bogor. Plaza masjid mendapatkan nilai keindahan sebesar 0,81.
Pengunjung menilai, kualitas keindahan plaza masjid seperti
mencerminkan keindahan plaza masjid-masjid luar negeri (42 persen
indah). Namun hal yang sangat menganggu kenyamanan adalah saat
terjadinya hujan, masih banyak terdapat genangan-genangan air yang
disebabkan oleh tidak terdapatnya aliran air khusus atau saluran drainase
di setiap sisi plaza. Hal ini menandakan bahwa desain konstruksi plaza
belum optimal. Pengunjung juga merasa kepanasan terkena sinar panas
matahari langsung saat berada di tengah plaza. Penyebabnya karena area
plaza kekurangan elemen hard material berupa benda penaung dan soft
material seperti vegetasi peneduh. Benda penaung dan vegetasi peneduh
berfungsi untuk mengurangi radiasi panas matahari dan memperindah
plaza yang terkesan kaku tanpa penghias (Gambar 44).
Gambar 44 Grafik keindahan plaza Masjid Raya Kota Bogor
4. Koridor masjid
Koridor masjid yang mendapatkan nilai keindahan sebesar 0,74 ini
merupakan bangunan yang terletak di sebelah barat plaza. Koridor masjid
memperoleh nilai keindahan sebesar 0,74. Dari segi arsitekturnya,
pengunjung menilai area ini 45 persen indah. Area ini juga sering
dikunjungi pengunjung karena sebagai daya tarik untuk bersantai dan
menikmati pemandangan Gunung Salak dan perumahan disekitarnya.
Kekurangan dari area ini adalah apabila hujan turun, daerah ini juga
terkena percikan air hujan yang dibawa oleh angin sehingga membuat
kurang nyaman pengunjung yang sedang beristirahat disana. Solusinya
55
adalah, pihak pengelola dapat mengurangi penggunaan intensitas koridor
bagi pengunjung saat hujan turun dengan cara menutup akses tersebut
dengan papan peringatan, sehingga tidak menganggu arus sirkulasi petugas
masjid lain yang sedang bertugas (Gambar 45).
Gambar 45 Grafik keindahan menara Masjid Raya Kota Bogor
5. Area basement
Area basement merupakan area yang terletak di bawah plaza masjid.
Area ini terdiri dari tempat parkir kendaraan dan tempat wudhu wanita.
Dari segi visual, area parkir motor memiliki manajemen yang bagus
karena kondisi motor yang parkir terlihat sangat rapi dan lantai tidak ada
yang rusak (42 persen cukup indah) dengan nilai keindahan sebesar 0,58.
Hal yang harus diperbaiki dari segi visual adalah pencahayaan, warna
ruangan yang tidak terlalu polos, dan penambahan rambu-rambu parkir.
Apabila pihak pengelola memiliki rencana memperbesar kembali luas
lahan parkir dengan segala atribut yang disebutkan diatas tentu merupakan
sebuah kabar baik untuk implementasi lahan parkir Masjid Raya Kota
Bogor yang secara tidak langsung dapat menjadi percontohan lahan parkir
atau area basement masjid-masjid lainnya.
Gambar 46 Grafik keindahan area basement Masjid Raya Kota Bogor
6. Taman masjid
Berdasarkan penilaian responden, penilaian sebesar 40 persen indah,
artinya area ini memperoleh nilai keindahan sebesar 0,63. Menurut
pengunjung, kondisi tapak memungkinkan untuk ditanami dengan keadaan
vegetasi yang lebih rapi lagi, namun yang terjadi adalah banyaknya rumput
yang rusak akibat dari kurangnya perawatan dan kebersihan taman seperti
taman bagian barat pada Gambar 47. Taman bagian barat juga masih
dipenuhi oleh material-material kecil dan beberapa sampah. Kondisi
56
rumput sebelah timur plaza juga mengalami kerusakan akibat letak tempat
sampah yang terletak disitu, begitu juga dengan taman bagian utara yang
terdapat pohon Pinus. Rumput-rumput yang bolong menjadi pekerjaan
selanjutnya bagi pengelola masjid agar menjadikan tapak tersebut asri
kembali.
Gambar 47 Grafik keindahan taman Masjid Raya Kota Bogor
Menurut Lestari et al. (2015), sejatinya rumput paetan yang
mendominasi keseluruhan vegetasi masjid merupakan tanaman yang tidak
mudah rusak walaupun sering terinjak-injak. Penambahan tanah berpasir
membantu rumput subur kembali. Perawatan yang harus dilakukan adalah
rutin melakukan pemupukan sebanyak 1 kali/bulan dan pemangkasan
sebanyak 1 kali/bulan. Berikut ini merupakan gambar grafik penilaian
persepsi terhadap keindahan lanskap Masjid Raya Kota Bogor sebagai
model kegiatan keislaman.
Gambar 48 Persepsi keindahan lanskap Masjid Raya Kota Bogor
Menurut pengunjung, lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
merupakan bagian dari daftar kunjungan yang harus mereka singgahi. Selain
nyaman sebagai tempat ibadah, Masjid Raya Kota Bogor memiliki beberapa
ruangan yang cukup luas dan memadai untuk beraktivitas. Selain itu, pihak
pengelola juga berasal dari tenaga-tenaga terampil, berkompeten dan diawasi oleh
pengurus organisasi dengan latar belakang pengalaman serta pendidikan yang
baik. Keindahan dan kenyamanan perlu ditingkatkan agar para pengunjung yang
berasal dari luar kota Bogor menjadi lebih tertarik untuk kembali berkunjung.
Bagi masyarakat Kota Bogor dan sekitarnya, pengelolaan lanskap masjid menjadi
57
lebih baik apabila pengurus dan Pemda Kota Bogor selalu intens bekerja sama.
Pengurus wajib melaporkan agenda kegiatan setiap tahunnya kepada pemerintah
kota. Pemda Kota Bogor juga harus berkontribusi membantu masjid dalam hal
operasional kegiatan, nonkegiatan, dan kesejahteraan umat. Bantuan dapat
berbentuk uang pendanaan, kebendaan, dukungan moral, dan dukungan spiritual.
Pengelolaan area Masjid Raya Kota Bogor didukung oleh persepsi pengunjung
terhadap beberapa aspek di tapak. Menurut Jannah (2013), aspek tersebut terdiri
dari kebersihan, keamanan, ketersediaan fasilitas, pelayanan, dan kenyamanan.
Berikut adalah pembahasan dari analisis deskriptif persepsi pengunjung terhadap
pengelolaan Kompleks Masjid Raya Kota Bogor.
1. Kebersihan Berdasarkan kuesioner, sebagian besar pengunjung menilai kebersihan
di area lanskap Masjid Raya Kota Bogor adalah baik (nilai 0,78). Penilaian ini dipengaruhi oleh sebagian besar area masjid terjaga kebersihan dan kerapiannya. Adapun area tersebut adalah ruang utama, plaza masjid, selasar masjid, halaman masjid, dan tempat parkir masjid (Gambar 49).
2. Keamanan Secara umum, area masjid merupakan tempat yang aman dalam
kegiatan sehari-harinya. Salah satu penyebab stabilnya keamanan di Masjid
Raya Kota Bogor adalah satpam dan tenaga kerja pengelola yang selalu
rajin patroli keliling area masjid. Hal ini untuk mengurangi kejadian
pencurian tas maupun barang yang selama ini meresahkan jamaah.
Walaupun peristiwa ini sangat jarang terjadi, tetapi efektif menekan jumlah
aduan dari para jamaah. Selanjutnya, masjid memiliki fasilitas tempat
penyimpanan barang agar barang titipannya dapat terjamin keamanannya.
Selain itu, setiap sudut ruangan masjid juga dilengkapi dengan kamera
pengintai CCTV untuk memaksimalkan keamanan di dalam masjid. Dewasa
ini, pihak satpam juga perlu diperkuat dengan alat deteksi untuk para jamaah
yang datang dari luar. Dengan demikian, Masjid Raya Kota Bogor turut
andil dalam menekan tingkat kriminalitas yang terjadi area masjid.
Berdasarkan deskripsi di atas, pengunjung telah menilai bahwa keamanan di
area masjid adalah baik (nilai 0,78). Dengan hasil ini, diharapkan masjid
dapat meningkatkan kembali segi keamanannya, agar dapat menjadi salah
satu ruang publik yang aman bagi masyarakat Kota Bogor umumnya
(Gambar 49).
3. Ketersediaan Fasilitas Berdasarkan analisis pengelolaan masjid, pihak Masjid Raya Kota
Bogor memiliki fasilitas yang berfungsi sebagai penunjang aktifitas jamaah di dalam masjid. Beberapa fasilitas yang banyak digunakan oleh pengunjung terdiri dari area parkir, tempat wudhu, toilet, ruang baca, ruang aktifitas belajar, penitipan barang dan alas kaki, wifi, dan kantin. Tidak ada responden yang menilai tidak baik, artinya penilaian pengunjung terhadap ketersediaan fasilitas adalah baik (nilai 0,77). Penilaian baik ini disebabkan oleh setiap jamaah dapat menggunakan fasilitas umum tersebut setiap saat di hari kerja masjid (Gambar 49).
58
4. Pelayanan Berdasarkan kuesioner, sebagian besar pengunjung menilai pelayanan
di Masjid Raya Kota Bogor adalah baik (nilai 0,80). Pelayanan yang baik ini tidak terlepas dari fasilitas dan utilitas yang disediakan masjid. Pihak masjid melalui tenaga kerja pengelolanya juga menunjukan sikap ramah, santun, dan bekerja sesuai visi misi masjid. Pelayanan yang baik juga didasari oleh sikap memakmurkan masjid sebagaimana tertulis dalam Surah At-Taubah/09 Ayat 18 yang berbunyi “Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (Gambar 49).
5. Kenyamanan
Menurut pengunjung yang datang, Masjid Raya Kota Bogor merupakan
salah satu ruang publik yang nyaman untuk dikunjungi. Hal ini disebabkan
oleh arsitektur bangunan masjid yang tidak terlalu terbuka dan juga tidak
terlalu tertutup. Area masjid dialiri oleh sirkulasi udara yang baik. Salah satu
ruang yang selalu ditempati jamaah adalah ruang utama. Ruangan utama yang
luas, tidak banyak tiang penyangga, kipas angin yang tersedia, serta karpet
sujud yang empuk dan bersih membuat jamaah beribadah dengan khusuk
sembari berdzikir dan tadarus Alquran. Selain ruang utama, selasar ruang
utama masjid juga menjadi area yang selalu ditempati oleh jamaah, termasuk
ruang baca di dalamnya. Pengunjung dapat menikmati pemandangan halaman
masjid dan keriuhan Jalan Raya Pajajaran. Halaman masjid diimbangi oleh
tersedianya ruang terbuka hijau yang mengelilinginya. Area ini akan lebih
indah saat banyak mobil yang tidak dalam keadaan parkir disitu. Di bagian
yang lain, terdapat koridor yang menghubungkan gedung utama dengan
menara masjid. koridor ini juga sebagai area yang dikunjungi pengunjung.
Saat cuaca cerah, pengunjung dapat menikmati pemandangan perumahan
Jalan Riau yang berlatar belakang Gunung Salak, sangat indah (good view).
Gambar 49 menyajikan sebagian besar pengunjung menilai kenyamanan
masjid adalah sangat baik (nilai 0,83). Berikut ini merupakan gambar grafik
penilaian persepsi terhadap pengelolaan masjid lanskap Masjid Raya Kota
Bogor sebagai model kegiatan keislaman.
Gambar 49 Persepsi pengelolaan masjid oleh pengunjung
59
Analisis Strategi Pengelolaan Potensi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor Sebagai Model Kegiatan Keislaman Yang Berkelanjutan
Upaya strategi pengelolaan potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan dilakukan dengan
menggunakan analisis SWOT. Menurut Rangkuti (1998), analisis SWOT
didasarkan pada kondisi kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) yang
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats) yang ada pada Kompleks Masjid Raya Kota Bogor. Faktor internal dan
eksternal akan dijelaskan lebih lanjut di bawah ini.
Faktor Internal
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor merupakan salah satu ruang
publik yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan kegiatan keislaman yang
ada di Kota Bogor. Pada umumnya, kegiatan-kegiatan diselenggarakan oleh
internal pengurus masjid dan kadang-kadang dilaksanakan oleh stakeholder luar
pengurus masjid. Tidak hanya digunakan oleh masyarakat Kota Bogor,
masyarakat di luar Bogor pun juga kerap menggunakan Kompleks masjid untuk
penyelenggaraan acaranya. Tempat ibadah umat Islam kebanggaan masyarakat
muslim Kota Bogor ini juga dikenal sebagai bangunan yang sangat indah karena
memiliki gaya arsitektur yang khas seperti bangunan-bangunan religi Timur-
Tengah seperti pola arabesque pada tiang dan koridor masjid. Selain itu, jendela,
mirhab, dan atap balkon masjid juga memiliki ornamen yang serupa. Lantai dua
masjid pada ruang utama juga terdapat desain posisi tumit shaf salat. Sebagai
bangunan publik yang ramah lingkungan, lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor memiliki ruang terbuka hijau yang terletak di halaman utama, taman bagian
timur plaza, dan taman kecil bagian barat masjid. Di area ini terdapat vegetasi
yang berfungsi sebagai penyeimbang kondisi lingkungan dan kenyamanan masjid.
Tidak mengherankan jika keindahan bangunan ini berperan sebagai potensi atau
daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk mendekatkan diri dengan masjid, baik
untuk mengadakan kegiatan keislaman, maupun hanya sekedar berkunjung. Dari
segi pengelolaan, lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor didukung oleh
antar-stakeholder yang berkualitas dan kompeten yang tergabung dalam PPIB
yang membawahi DKM Masjid Raya Kota Bogor. Secara umum, pengurus masjid
merupakan orang-orang yang terdiri dari sumberdaya manusia yang berkualitas,
kompenten, profesional, dan bekerja sesuai dengan spesialisasi pekerjaan di
bidangnya. Baik itu bidang manajemen, perkantoran, pemeliharaan lanskap, dan
seni keislaman.
Meskipun masjid ini dikenal sebagai tempat ibadah yang nyaman, lanskap
masjid juga memiliki beberapa kendala seperti keterbatasan ruang parkir yang
sewaktu-waktu digunakan oleh ratusan jamaah yang datang pada saat kegiatan
sedang diadakan di Masjid Raya Kota Bogor. Kekurangan ruang parkir ini
menyebabkan halaman utama dijadikan ruang baru bagi parkir kendaraan roda
empat. Selain ruang parkir, plaza masjid memiliki kondisi eksisting yang tidak
memiliki benda penaung disekitarnya. Bagi pengunjung, hal itu sangat
menganggu apabila disiang hari mereka mendapatkan sinar matahari langsung
yang panas. Disamping itu, faktor kebersihan lanskap pun perlu dijaga karena
kebersihan meliputi segala aspek ruang aktif maupun ruang pasif pada masjid.
60
Selain itu, kualitas pemandangan dari koridor masjid juga perlu ditingkatkan
dengan menambah borrowing landscape agar pengunjung tidak terganggu dengan
badview yang muncul dari bagian belakang rumah penduduk. Lebih jauh,
kenyamanan pengunjung selama berada di masjid juga lebih diperhatikan dengan
pengadaan fasilitas wifi dan stop kontak listrik untuk membantu kebutuhan
mereka saat menggunakan media elektronik mereka. Oleh karena itu, adanya
dukungan kerjasama pengurus masjid bersama Pemda Kota Bogor yang
berkeinginan menjadikan lanskap masjid sebagai ruang syiar dakwah dan kegiatan
keislaman merupakan potensi yang dapat dimaksimalkan untuk mencapai tujuan
tersebut.
Faktor Eksternal
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor memiliki potensi penggunaan
ruang yang selalu digunakan untuk berbagai acara. Setiap ruang pada masjid
umumnya dapat digunakan untuk mewadahi suatu kegiatan. Beberapa ruang
lanskap masjid biasa disewa oleh pihak luar untuk melakukan kegiatan adalah
plaza seperti Islamic Book Fair (IBF). Ruang utama untuk majelis taklim, dan
gedung PPIB sebagai tempat belajar dan resepsi pernikahan sehingga menjadi
salah satu sumber pendapatan asli masjid. Tidak hanya sebagai tempat
penyelenggaraan kegiatan keislaman, Lembaga diluar struktural Masjid Raya
Kota Bogor seperti badan amil zakat nasional (BAZNAS) kota Bogor juga
berkantor diruangan lantai satu dan lantai dua menara masjid. Sebagai bentuk
dukungan Pemda Kota Bogor, Dinas Pertamanan Kota Bogor dapat kembali
membantu pengelola masjid untuk memaksimalkan perawatan dan kualitas
tanaman-tanaman di lingkungan Masjid Raya Kota Bogor yang terakhir kali
dilaksanakan pada tahun 1995. Keberadaan lanskap masjid juga semakin vital
karena terletak di area yang strategis dan dikelilingi oleh permukiman masyarakat,
pertokoan, perkantoran, sekolah, dan lain sebagainya.
Dengan keberadaan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor yang
strategis tersebut menyebabkan sirkulasi jalan di depan masjid sering mengalami
kemacetan, karena batas-batas pagar masjid berbatasan langsung dengan Jalan
Raya Pajajaran sehingga sirkulasi arus balik kendaraan berlangsung di salah satu
jalan utama Kota Bogor tersebut. Dari segi fisik, curah hujan yang kerap tinggi di
Masjid Raya Kota Bogor juga dinilai mengkhawatirkan keadaan topografi atau
lahan tempat masjid ini berdiri. Hal ini disebabkan oleh lahan masjid yang berdiri
diatas tanah hasil cut and fill karena tapak masjid dulunya berupa tebing Jalan
Raya Pajajaran. Bencana atau gangguan alam seperti erosi dan longsor tetap
menjadi ancaman pada struktur lahan masjid. Selain itu, lanskap Masjid Raya
Kota Bogor juga memiliki kendala harian seperti pengunjung yang masih kurang
disiplin saat berada di lingkungan masjid, misalnya tidak meletakkan alas kaki
atau barang bawaan mereka di tempat penitipan yang telah disediakan. Hal-hal ini
perlu himbauan dari pengelola masjid agar masyarakat yang datang untuk
berkunjung dan mengadakan kegiatan keislaman dapat meningkatkan kedisiplinan
mereka dengan baik selama berada di lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor.
Analisis SWOT
Berdasarkan analisis faktor internal dan faktor eksternal diatas, akan
dirumuskan variabel faktor internal lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor,
61
yaitu berupa Kekuatan (Strength) dan Peluang (Opportunities) dan faktor
eksternal berupa variabel Kelemahan (Weakness), dan Ancaman (Threats).
Kekuatan (Strength)
1 Kompleks Masjid Raya Kota Bogor memiliki ruang terbuka hijau dan
tanaman-tanaman yang dapat digunakan sebagai penambah estetika
masjid.
2 Bentuk bangunan mengikuti karakteristik desain arsitektur Islam masa
lalu.
3 Struktur kepengurusan masjid mencukupi dan berkualitas.
4 Dukungan dari Pemda Kota Bogor untuk menjadikan lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor sebagai kegiatan keislaman.
Kelemahan (Weakness)
1 Lanskap masjid memiliki keterbatasan ruang parkir kendaraan karena
memiliki banyak jamaah transit dan jamaah mukimin.
2 Kondisi eksisting plaza masjid belum memiliki benda penaung dan
tanaman peneduh.
3 Beberapa bagian sudut masjid terdapat badview atau bagian yang
menganggu kualitas pemandangan.
4 Halaman utama masjid digunakan sebagai tempat parkir kendaraan roda
empat.
5 Penggunaan fasilitas dan utilitas untuk keperluan umum masih kurang.
Peluang (Opportunities)
1 Beberapa ruang pada masjid berpotensi digunakan sebagai tempat
kegiatan yang baru.
2 Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kompleks masjid berpotensi mendapat
perawatan intensif dari Dinas Pertamanan.
3 Lembaga diluar PPIB yang dapat berkantor di dalam Kompleks masjid.
4 Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor didukung oleh daerah
hierarki pelayanan disekitarnya karena lokasinya yang strategis.
Ancaman (Threats)
1 Sirkulasi jalan di depan Masjid Raya Kota Bogor yang sering macet.
2 Bencana atau gangguan alam seperti erosi dan longsor menjadi ancaman
pada struktur lahan masjid yang terletak di tepi jurang Jalan Raya
Pajajaran.
3 Rasa kedisiplinan yang kurang di dalam masjid menyebabkan insiden
pencurian kerap terjadi.
Seluruh faktor internal dan eksternal kemudian diberikan bobot pada
masing-masing faktornya. Berikut ini (Tabel 19 dan Tabel 20) merupakan hasil
analisis SWOT terhadap faktor internal (strength dan weakness) dan faktor
eksternal (opportunities dan threats) yang telah dihitung bobot, rating, dan skornya
untuk selanjutnya digunakan untuk menentukan strategi pengelolaan potensi
lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman
62
yang berkelanjutan. Berikut ini merupakan tabel hasil pembobotan faktor internal
lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor (Tabel 19).
Tabel 19 Hasil pembobotan faktor internal
Faktor S1 S2 S3 S4 W1 W2 W3 W4 W5 Total Bobot Rating Skor
S1 2 1 1 1 2 2 2 1 12 0,08 3 0,24
S2 2 1 1 1 2 2 2 1 12 0,08 3 0,24
S3 3 3 2 2 3 3 3 2 21 0,14 4 0,56
S4 3 3 2 2 3 3 3 2 21 0,14 4 0,56
W1 3 3 2 2 3 3 3 2 21 0,14 1 0,14
W2 2 2 1 1 1 2 2 1 12 0,08 2 0,16
W3 2 2 1 1 1 2 2 1 12 0,08 2 0,16
W4 2 2 1 1 1 2 2 1 12 0,08 2 0,16
W5 3 3 2 2 2 3 3 3 21 0,14 1 0,14
Total 144 1 2,36
Setelah mengetahui dan menghitung bobot faktor internal Masjid Raya Kota
Bogor, langkah selanjutnya adalah mengetahui dan menghitung bobot eksternal
Masjid Raya Kota Bogor. Berikut ini merupakan tabel hasil pembobotan faktor
eksternal lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor (Tabel 20).
Tabel 20 Hasil pembobotan faktor eksternal
Faktor O1 O2 O3 O4 T1 T2 T3 Total Bobot Rating Skor
O1 3 2 3 2 2 2 14 0,16 4 0,64
O2 1 1 2 1 1 1 7 0,08 3 0,24
O3 2 3 3 2 2 2 14 0,16 4 0,64
O4 1 2 1 1 1 1 7 0,08 3 0,24
T1 2 3 2 3 2 2 14 0,16 1 0,16
T2 2 3 2 3 2 2 14 0,16 1 0,16
T3 2 3 2 3 2 2 14 0,16 1 0,16
Total 84 1 2,24
Jika setiap faktor internal dan faktor eksternal telah diketahui bobot, rating,
dan skornya, dilakukan penilaian bobot internal dan eksternal dari Kinnear dan
Taylor (1991) menggunakan Matriks IE (Internal-External). Pembuatan Matriks
IE dilakukan untuk mengetahui tipe strategi yang harus digunakan untuk tindak
lanjut pengelolaan potensi lanskap kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai
model kegiatan keislaman yang berkelanjutan.
Pada Matriks IE, terdapat tiga tipe strategi, yaitu strategi untuk kondisi
lanskap yang sedang tumbuh dan berkembang (grow and build) pada Sel I, II, dan
IV, strategi untuk mempertahankan dan memelihara kondisi lanskap saat ini (hold
and maintain) pada Sel III, V, dan VII, serta strategi untuk melepaskan atau
63
divestasi lanskap tersebut (harvest or divesti) pada Sel VI, VIII, dan IX. Hasil
pemetaan antara matriks IE dilihat pada Gambar 50.
Berdasarkan hasil penghitungan kondisi internal dan eksternal masjid,
didapatkan bahwa kondisi internal dari Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
memiliki skor sebesar 2,36 dan kondisi eksternalnya memiliki skor sebesar 2,24
yang berarti nilai total skor IE lanskap kompleks Masjid Raya Kota Bogor berada
di skala 2,00-2,99 pada Kuadran V. Artinya, kondisi potensi lanskap Masjid Raya
Kota Bogor masih dapat dipertahankan dan dikelola dengan baik lagi oleh
pengurus Masjid Raya Kota Bogor. Antar-stakeholder harus menjaga
keseimbangan pengelolaan yang telah tercapai serta mencari cara untuk terus
meningkatkannya lagi. Berikut ini ditampilkan tabel alternatif strategi untuk
pengelolaan potensi lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai model
kegiatan keislaman yang berkelanjutan.
Gambar 50 Matriks IE Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Sumber : David (2006) dengan modifikasi
64
Tabel 21 Matriks SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Opportunities (O) Threats (T)
1. Beberapa ruang pada masjid
berpotensi digunakan sebagai
tempat kegiatan yang baru
2. Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Kompleks masjid berpotensi
mendapat perawatan intensif
dari Dinas Pertamanan
3. Lembaga diluar PPIB yang
dapat berkantor di dalam
Kompleks masjid
4. Lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor didukung oleh
daerah hierarki pelayanan
disekitarnya karena lokasinya
yang strategis
1. Sirkulasi jalan di depan
Masjid Raya Kota Bogor
yang sering macet
2. Bencana atau gangguan
alam seperti erosi dan
longsor menjadi ancaman
pada struktur lahan masjid
yang terletak di tepi
jurang Jalan Raya
Pajajaran
3. Rasa kedisiplinan yang
kurang di dalam masjid
menyebabkan insiden
pencurian kerap terjadi
Strenghts (S) Strategi SO Strategi ST
1. Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor memiliki ruang terbuka
hijau dan tanaman-tanaman
yang dapat digunakan sebagai
penambah estetika masjid
2. Bentuk bangunan mengikuti
karakteristik desain arsitektur
Islam masa lalu
3. Struktur kepengurusan masjid
mencukupi dan berkualitas
4. Dukungan dari Pemda Kota
Bogor untuk menjadikan
lanskap Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor sebagai
kegiatan keislaman
1. Meningkatkan penggunaan
beberapa ruang lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor sebagai
salah satu contoh pusat pendidikan
umat dan karakter keislamian
2. Meningkatkan pengelolaan
kualitas dan estetika tanaman-
tanaman yang ada di lingkungan
masjid
1. Menjaga kualitas bangunan
lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor dari ancaman
bencana alam
2. Meningkatkan kualitas
pelayanan perlindungan dan
keamanan pengunjung
Weakness (W) Strategi WO Strategi WT
1. Lanskap masjid memiliki
keterbatasan ruang parkir
kendaraan karena memiliki
banyak jamaah transit dan
jamaah mukimin
2. Kondisi eksisting plaza masjid
belum memiliki benda
penaung
3. Beberapa bagian sudut masjid
terdapat badview atau bagian
yang menganggu kualitas
pemandangan
4. Halaman utama masjid
digunakan sebagai tempat
parkir kendaraan roda empat
5. Penggunaan fasilitas untuk
keperluan umum masih
kurang
1. Menyusun kembali rencana
pengelolaan lanskap di bidang
struktural organisasi, pemeliharaan
gedung, dan taman masjid
2. Meningkatkan pelayanan dan
kenyamanan bagi pengelola masjid
dan pengunjung melalui fasilitas
yang baru
3. Menambah benda penaung pada
plaza masjid untuk kenyamanan
pengunjung
4. Menutup area badview di sekitar
masjid dengan vegetasi yang
berfungsi sebagai screen
1. Memiliki rencana tambahan
dalam mengakomodasi
banyaknya kendaraan
pengunjung yang masuk ke
masjid
65
Tabel 22 Peringkat alternatif strategi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan
No. Alternatif strategi pengelolaan Unsur
SWOT Skor Peringkat
1 Meningkatkan penggunaan beberapa
ruang lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor sebagai salah satu contoh
pusat pendidikan umat dan karakter
keislamian
S1, S2, S3,
O1,O3, O4 1,92 1
2 Meningkatkan pelayanan dan
kenyamanan bagi pengelola masjid dan
pengunjung melalui fasilitas yang baru
W5, O1, O3 1,42 2
3 Menyusun kembali pengelolaan lanskap
di bidang gedung dan taman masjid
W3, O1,
O2, O4 1,28 3
4 Meningkatkan kualitas pelayanan
perlindungan dan keamanan
pengunjung
S3, T1, T2,
T3 1,04 4
5 Menambah benda penaung pada plaza
masjid untuk kenyamanan pengunjung
W2, W5,
O1 0,94 5
6 Menjaga kualitas bangunan lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dari
ancaman bencana alam
S4, T2 0,72 6
7 Menutup area badview di sekitar masjid
dengan vegetasi yang berfungsi sebagai
screen
W3, O2, O4 0,64 7
8 Mengakomodasi banyaknya kendaraan
pengunjung di lahan parkir yang baru
W1, W2,
W4, T1 0,62 8
9 Meningkatkan pengelolaan kualitas dan
estetika tanaman-tanaman yang ada di
lingkungan masjid
S1, O2 0,48 9
Rekomendasi pengelolaan strategi pengelolaan lanskap Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang berkelanjutan
1. Meningkatkan penggunaan beberapa ruang lanskap Kompleks Masjid
Raya Kota Bogor sebagai salah satu contoh pusat pendidikan umat dan
karakter keislamian
Strategi ini merupakan strategi S-O. Alternatif ini sangat bagus apabila
diterapkan secara maksimal bagi pihak pengelola masjid dan pemda kota bogor.
Alternatif ini dapat berupa mengadakan program tambahan dengan tema „Aku
Islam, Aku Cinta Indonesia‟ bagi anak-anak dan remaja islam. Rincian peserta
kegiatan meliputi murid TK Ibnu Hajar, murid-murid bimbingan TPA se-Kota
Bogor, remaja masjid se-Kota Bogor, dan remaja sukarela yang berasal dari
masyarakat. Kegiatan dapat berupa sekolah alam dan bermain anak. Pendanaan
kegiatan dapat diperoleh dari pemda, keuangan internal masjid, dan sumbangan
masyarakat yang dikelola masjid.
66
Kegiatan tersebut bisa dijadwalkan dengan rapi tanpa menganggu kegiatan
yang sudah ada. Kegiatan ini dapat menggunakan taman bagian utara halaman
masjid dan plaza masjid. taman bagian utara halaman masjid dan plaza menjadi
ruang terbuka penyelenggaraan kegiatan untuk mengganti penggunaan ruang
tertutup bagi anak-anak agar mereka dapat merasakan hawa sejuk lingkungan
sekitar mereka. Namun apabila terjadi hujan, penyelenggara kegiatan dapat
kembali menggunakan ruang utama lantai dua dengan alternatif yang telah
disusun.
Gambar 51 Area tapak masjid yang masih dapat dimaksimalkan
Melalui program ini, pihak masjid memperkenalkan studi dan karakter
keislaman kepada peserta. Bentuk kegiatan meliputi belajar mentaddaburi Alquran,
outbond, belajar menggambar, kuliah umum, pelatihan amar makruf nahi
mungkar, dan pelatihan olahraga islami kepada anak-anak, misalnya memanah
dan bela diri atau pencak silat. Pihak masjid dapat menggunakan area plaza masjid
untuk olahraga tersebut. Dengan begitu, anak-anak, remaja, dan pemuda muslim
masjid raya bogor dan sekitarnya terlatih untuk mencintai umat, bangsa, negara
dan dapat selalu memakmurkan masjid. seperti yang diterangkan dalam surah At-
Taubah ayat 18 yang berbunyi, “Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid
Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta
tetap mendirikan salat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain
kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS At-Taubah: 18)
(a) Pencak silat (b) Panahan
Gambar 52 Kegiatan yang dapat memanfaatkan tapak masjid
67
2. Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi pengelola masjid dan
pengunjung melalui fasilitas yang baru
Strategi ini masuk ke dalam strategi W-O. Jumlah pengunjung yang datang
setiap hari dan menitnya ke Kompleks Masjid Raya Kota Bogor tidak bisa
diprediksi. untuk mewadahi umat agar merasa nyaman dan tenang di dalam
masjid, sangat penting untuk meningkatan pelayanan dan kenyamanan masjid.
Artinya, masyarakat yang datang tidak hanya melakukan aktivitas yang biasa di
dalam masjid. Fasilitas yang perlu ditingkatkan yaitu wifi masjid untuk
memudahkan akses informasi. Walaupun masjid sudah memiliki wifi, pihak
masjid harus konsisten dalam mengaktifkannya. Penggunaan wifi pun juga harus
terjadwal agar masyarakat juga tidak lalai dalam beribadah. Waktu penggunaan
pun dapat dilakukan saat jam kerja masjid. semakin banyak umat yang datang ke
masjid, maka semakin mudah juga pihak masjid dan umat islam dalam
mendakwahkan islam kepada mereka. Adapun utilitas yang perlu ditambahkan
adalah setiap sudut ruangan, selasar, dan koridor masjid ditambahkan stop kontak
listrik agar para jamaah yang membawa perangkat elektroniknya dapat
menggunakan itu saat terjadi kekosongan baterai. Penambahan gazebo kecil juga
dapat menambah rasa betah pengunjung di masjid. pengunjung dapat menikmati
suasana di luar ruangan dengan bersantai dan bercengkrama antar sesama. Titik
lokasi yang dapat diadakan gazebo adalah, halaman TK Ibnu Hajar dan pada
sekitaran pohon pinus halaman bagian utara masjid.
Gambar 53 Rekomendasi area koridor dengan stop kontak listrik
3. Menyusun kembali rencana pengelolaan lanskap di bidang struktural
organisasi, pemeliharaan gedung, dan taman masjid
Strategi ini merupakan strategi W-O. Secara umum, Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor sudah memiliki sistem manajerial dan organisasi yang baik dan
profesional. Hal ini tercermin dalam pembagian pekerjaan sesuai spesialisasi
pekerjaan masing-masing bidang seperti idaroh, imaroh, dan riayah. Pengelolaan
68
lanskap keseluruhan masjid terangkum dalam ketiga bidang ini. Demi
meningkatkan pelayanan masjid kepada para jamaah atau pengunjung, pihak
masjid dinilai masih butuh dukungan dan beberapa penambahan tenaga kerja dan
jadwal kerja sehingga pekerjaan yang dilaksanakan akan lebih teratur. Misalnya
dalam pemeliharaan dan kebersihan elemen lunak di setiap halaman masjid. Saat
ini, pemeliharaan halaman masjid harian dipegang oleh dua orang pegawai, satu
diantaranya sudah berusia lanjut. Baik pemeliharaan hardscape maupun softscape
halaman masjid. Dengan demikian, pihak masjid dapat memaksimalkan tenaga
kerja yang berusia lebih muda untuk memudahkan pemeliharaan halaman masjid.
Karena Masjid Raya Kota Bogor merupakan instansi dibawah pemerintahan
kota Bogor, pihak masjid juga dapat bekerjasama dengan Pemda kota Bogor
untuk mengaktifkan kembali tim khusus dari Dinas Pertamanan yang pernah aktif
pada tahun 1995. Dinas Pertamanan dapat berperan berbagi ilmu dengan pegawai
terkait halaman masjid misalnya, dalam hal penyulaman tanaman dan pengecekan
tanaman yang sakit sehingga pegawai kebersihan halaman dapat merawat dan
menjaga tanaman-tanaman tersebut dengan maksimal. Dinas Kebersihan melalui
truk sampah berperan membantu pengambilan sampah dari titik tempat sampah
yang ada di Kompleks masjid. Tim pengawas dapat ditunjuk oleh Pemda Kota
Bogor atau PPIB. Lebih jauh, tim pengawas, Dinas Pertamanan, dan Dinas
Kebersihan Kota Bogor disebut Tim Khusus. Selanjutnya, bagian keamanan
masjid juga membutuhkan tenaga Satpol PP untuk menjaga lingkungan sekitar
masjid. Adapun tenaga dari masyarakat sekitar juga dapat diberdayakan secara
insidental apabila masjid sedang mengadakan acara besar keagamaan seperti
pembagian Ibadah Qurban.
Gambar 54 Rekomendasi struktural bidang riayah
Selain rekomendasi struktural bidang riayah, dibawah ini ditampilkan
rekomendasi pemeliharaan jadwal pemeliharaan gedung masjid yang mengacu
pada Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum/Permen PU No. 24/PRT/M/
Tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung dan jadwal
pemeliharaan taman dan halaman masjid sesuai standar kegiatan pemeliharaan
Arifin dan Arifin 2005.
69
Tabel 23 Rekomendasi jadwal pemeliharaan gedung masjid
No. Frekuensi Kegiatan
1 Harian a. Menyapu lantai
b. Mengepel lantai
c. Mengharumkan ruangan
d. Menyedot debu lantai dan karpet masjid
e. Membersihkan kaca bangunan
f. Membersihkan ruang wudhu
g. Membersihkan toilet dan urinoir
2 Mingguan a. Membersihkan permukaan marmer, digosok, dan
Dikeringkan
b. Membersihkan selokan, dan drain/penutup drainase
c. Mencuci bersih semua kaca, pembatas ruangan, pintu
masuk, rangka dan jendela bagian luar.
d. Menyikat bersih seluruh permukaan lantai parkir.
e. Membersihkan debu dan mengelap lampu-lampu
f. Membersihkan semua tempat-tempat yang tinggi dari
debu, kotoran, sarang laba-laba, dan serangga.
3 Triwulan a. Membersihkan semua langit-langit di daerah umum dan
toilet.
b. Membersihkan dan menyedot semua oulet/inlet AC dan
exhaust dari noda dan debu.
c. Menyikat dan memoles lantai toilet dengan mesin poles.
d.
Membersihkan lantai dari debu dengan menggunakan
obat pengkilap lantai dan dinding marmer hingga
mengkilap (kristalisasi).
e. Mencuci karpet dengan mesin dan vacuum wet & dry
4 Insidental Cat Bangunan
Tabel 24 Rekomendasi jadwal pemeliharaan taman dan halaman masjid
No. Frekuensi Kegiatan
1 Harian a. Pembersihan Area Taman
b. Membuang sampah dari lanskap masjid
2 Mingguan Pemangkasan semak dan perdu
3 Dua Mingguan a. Pemangkasan rumput
b. Pendangiran
4 Bulanan a. Penyiangan gulma
b. Pencegahan hama dan penyakit*
5 Triwulan a. Pemupukan tanaman penutup tanah
b. Pemupukan semak dan perdu
6 Semesteran a. Pemangkasan ranting dan dahan pohon
b. Pemupukan pohon
7 Insidental Penyiraman
*Kegiatan baru pada halaman masjid
70
Pada tabel rekomendasi pemeliharaan taman dan halaman masjid diatas,
kegiatan pencegahan hama dan penyakit dapat dimasukkan ke dalam kegiatan
bulanan. Kegiatan ini dapat melibatkan tim khusus dari Dinas Pertamanan Kota
Bogor. Pencegahan hama dan penyakit bagi tanaman-tanaman yang berada di
taman dan halaman masjid sangat penting karena sebagian besar halaman masjid
dihiasi oleh tanaman-tanaman hias sehingga perlu dirawat dan dijaga
kelestariaannya. Keberadaan bentuk, warna, dan kesegaran tanaman-tanaman
tersebut akan memberikan dampak positif bagi pengunjung seperti pemandangan
yang bagus dan penilaian keasrian taman masjid yang terjaga kondisinya.
4. Meningkatkan kualitas pelayanan perlindungan dan keamanan
pengunjung
Strategi ini merupakan strategi S-T. Setelah melakukan kesempatan
kerjasama dan bertukar pikiran dengan jamaah dari luar, pihak masjid perlu
memikirkan tindak lanjut dari alternatif pada poin diatas, salah satunya adalah
bidang pelayanan dan perlindungan kenyamanan kepada pengunjung. Hal yang
dapat dilakukan pengelola adalah petugas masjid selalu standby atau siap sedia
didepan monitor CCTV. Kemudian, personel satpam yang bertugas patroli gedung
setiap saatnya. Tujuan dari peningkatan pelayanan ini adalah untuk mencegah
terjadinya beberapa tindak kejahatan yang kerap terjadi di lingkungan masjid.
Menurut penuturan salah satu petugas masjid bidang riayah, setiap jamaah pernah
kehilangan barang seperti tas dan alas kakinya. Area kehilangan yang sering
terjadi adalah ruang utama dan area basement. Pada area basement, pengunjung
masih meletakkan alas kakinya didepan pintu menuju ruang wudhu sebelum naik
ke ruang utama. Insiden kehilangan dapat terjadi saat adanya kegiatan maupun
tidak adanya kegiatan pada hari itu. Langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh
pihak pengelola adalah sebagai berikut.
1. Setiap pengunjung yang apabila membawa barang bawaan harus
menitipkannya ke petugas dan loker penitipan yang telah disiapkan.
Pemberitahuan ini harus ditindaklanjuti dengan tindakan tegas agar para
pengunjung dapat memahami adab dan melaksanakan aturan di Masjid
Raya Kota Bogor.
2. Apabila pengunjung membawa barang bawaan penting seperti perangkat
elektronik, pihak pengelola menyediakan tas sandang praktis sebagai
tempat sementara mereka didalam masjid. Selain itu, pihak pengelola
harus menambah unit tempat penitipan agar barang titipan mencukupi
sesuai kebutuhan.
3. Pihak pengelola melakukan sentralisasi tempat penitipan sandal untuk
mencegah pengunjung tidak menaruh alas kaki di sembarang tempat
seperti pada area basement tadi dan angka kasus kehilangan alas kaki
dapat ditekan.
Gambar 55 Pengunjung harus menitipkan alas kaki di area penitipan
71
5. Menambah benda penaung pada plaza masjid untuk kenyamanan
pengunjung
Strategi ini termasuk ke dalam strategi W-O. Sebagai salah satu kawasan
keagamaan yang berada di Kota Bogor, bangunan Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor juga memiliki plaza masjid sebagai penunjang kegiatan-kegiatan yang ada
di kota Bogor. kegiatan-kegiatan yang dilakukan dapat berlangsung di pagi hari,
siang, maupun pada malam hari. Jika dilihat dari segi aktivitas, setiap harinya
pengunjung umumnya berada di pinggir plaza pada sore hari antara pukul 15.00
WIB dan pukul 17.30 WIB. Di siang hari, Pengunjung yang berada di plaza
merasa kurang nyaman karena terkena sinar terik matahari langsung saat berada di
tengah plaza. Penyebabnya karena area plaza kekurangan elemen benda penaung.
Benda penaung berfungsi untuk mengurangi radiasi panas matahari dan
memperindah plaza yang terkesan kaku tanpa penghias.
Gambar 56 Benda penaung yang dapat diterapkan di plaza Masjid Raya
Kota Bogor
6. Menjaga kualitas bangunan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
dari ancaman bencana alam
Strategi ini masih merupakan strategi S-T. Di dalam konteks pengelolaan,
pengawasan, dan penggunaan sebuah tapak, hal yang sangat penting diperhatikan
oleh pihak Masjid Raya Kota Bogor adalah rutin dalam mengecek kondisi
topografi atau lahan tempat bangunan masjid berdiri. Tujuannya adalah untuk
mengantisipasi bencana tanah longsor atau retak karena hujan yang terjadi terus
menerus di Kota Bogor mengingat topografi masjid yang tidak datar. Pihak
pengelola masjid dapat bekerjasama dengan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kota Bogor untuk mengantisipasi bencana tanah longsor di
Masjid Raya Kota Bogor.
72
7. Menutup area badview di sekitar masjid dengan vegetasi yang berfungsi
sebagai screen
Strategi ini merupakan strategi W-O. Strategi ini dilakukan untuk menutupi
area badview di sekitar masjid. Berdasarkan lokasi yang ditampilkan oleh peta
situasi pada bab Analisis Potensi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
sebagai Model Kegiatan Keislaman, tapak ini dikelilingi oleh berbagai macam
hierarki pelayanan, salah satunya adalah perumahan jalan Riau. Perumahan ini
terletak di area barat gedung masjid dan dapat dilihat melalui koridor masjid. Dari
koridor, pengunjung dapat menikmati pemandangan Kota Bogor yang
mengagumkan ditambah oleh pemandangan Gunung Salak. Namun, kondisi yang
nyaman ini tidak diiringi oleh setiap keindahan yang selalu muncul di depan mata
manusia. Rata-rata bangunan perumahan jalan Riau adalah area belakang
rumahnya. Kondisi ini juga beriringan dengan tata letak pembuangan masjid juga
terletak di bagian barat masjid, tidak heran apabila beberapa pengunjung
merasakan bau yang tidak sedap saat berada di koridor masjid. Oleh karena itu,
untuk membatasi kualitas badview dan bau yang tidak sedap itu, dilakukan
rekomendasi lanskap berupa menutup pemandangan area bagian barat masjid
dengan tanaman-tanaman yang berfungsi sebagai pembatas (screen). Tanaman
yang direkomendasikan adalah pohon Pucuk merah (Syzigium oleana) seperti
yang ditampilkan pada Gambar 57.
Gambar 57 Rekomendasi vegetasi screen di bagian barat masjid
73
8. Mengakomodasi banyaknya kendaraan pengunjung di lahan parkir yang
baru
Strategi ini merupakan strategi W-T. Alternatif ini merupakan tindak lanjut
dari alternatif pada poin (3), dengan tujuan meningkatkan pengelolaan akibatnya
banyaknya jumlah pengunjung yang datang ke masjid. Rencana tambahan tersebut
adalah menambah tenaga pengelola area parkir, keamanan, dan area parkir itu
sendiri. Saat ini area parkir masjid terdiri dari dua tempat yaitu area basement dan
halaman masjid. Mengingat kondisi lahan yang terbatas, pihak masjid dapat
mencari lahan parkir diluar Kompleks masjid dengan jarak yang berdekatan
dengan Kompleks masjid. Penambahan area ini berperan untuk membendung
jumlah kendaraan yang masuk ke masjid. Setelah area tempat parkir ditambah,
pihak pengelola memastikan tempat parkir ditempatkan oleh beberapa personel
keamanan penjaga kendaraan pengunjung. Personel keamanan dapat berasal dari
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), masyarakat, dan perekrutan tenaga kerja
baru area perparkiran. Dengan demikian, tingkat kejahatan dan kriminal untuk
pencurian kendaran dapat diatasi dan acara yang berlangsung berjalan dengan
kondusif.
9. Meningkatkan pengelolaan kualitas dan estetika tanaman-tanaman yang
ada di lingkungan masjid
Strategi ini masih merupakan strategi S-O. Lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor memiliki wilayah Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 23,25 persen.
Wilayah ini terdiri dari halaman dan taman masjid yang terletak di bagian barat,
utara, dan timur gedung masjid dan plaza. Beberapa tanaman ditumbuhi oleh
pohon-pohon dan tanaman-tanaman hias untuk mempercantik keindahan masjid.
Salah satu tanaman hias yang mendominasi area halaman masjid adalah tanaman
pucuk merah (Syzygium oleana). Lanskap ruang terbuka hijau ini berpotensi
sebagai penyejuk pandangan. Akan tetapi, keasrian lahan tidak diiringi oleh
pemeliharaan secara intensif. Hal ini dikarenakan petugas pemeliharaan taman
terdiri dari dua orang saja. Pemeliharaan yang dilakukan berupa penyiraman,
pemangkasan tanaman, pemupukan, dan penyulaman. Secara umum,
pemeliharaan yang dilakukan oleh petugas didapat dari pengalaman sehari-hari
saja. Tentunya bekal pengalaman tersebut akan semakin baik apabila petugas juga
mendapat cara-cara terbaru pemeliharaan taman berdasarkan literatur, standar, dan
tenaga yang ahli dibidang tanaman dan pertamanan, sehingga petugas
pemeliharaan tidak condong ke satu jenis tanaman dan memunculkan inspirasi
baru dalam desain tanaman. Sebagai organisasi yang berada dibawah binaan
Pemda Kota Bogor, pengelola Masjid Raya Kota Bogor dapat kembali bekerja
sama dengan Dinas Pertamanan Kota Bogor. Langkah yang dapat diambil adalah,
beberapa tim ahli dari Dinas Pertamanan dapat berperan berbagi ilmu dengan
pegawai terkait pertamanan di area masjid, misalnya dalam hal penyulaman
tanaman dan pengecekan tanaman yang sakit. Harapannya adalah pegawai
pemeliharaan taman masjid dapat merawat dan menjaga tanaman-tanaman
tersebut dengan maksimal serta dapat mempertahankan dan meningkatkan
pengelolaan kualitas dan estetika tanaman-tanaman yang ada di lingkup Masjid
Raya Kota Bogor.
74
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor yang berpotensi sebagai model
kegiatan keislaman yang ada di Kota Bogor. Berdasarkan karakteristiknya,
lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor terletak di lahan yang sudah
diratakan dengan metode cut and fill karena lokasi pembangunan masjid
merupakan tebing Jalan Raya Pajajaran. Elemen-elemen masjid terdiri dari
bangunan utama, menara, plaza, koridor, dan halaman masjid. Bangunan masjid
dipercantik dengan seni dekorasi khas keislaman yang indah dan halamannya
memiliki susunan tanaman hias. Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
memiliki potensi yang dapat dipertahankan dan dikembangkan untuk kegiatan
keislaman. Potensi tersebut didukung oleh lokasi tapak yang mudah dijangkau dan
aksesibilitas yang cukup baik, ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan saat ada
kegiatan keislaman ataupun saat tidak ada kegiatan keislaman, kondisi keaslian
arsitektur yang masih terjaga sebagai sejarah tersendiri bagi masyarakat yang
ingin mengenal kondisi fisik masjid lebih jauh, arsitektur khas keislaman yang
menghiasi bangunan dan taman masjid, fasilitas dan utilitas yang masih terawat
baik dan dapat digunakan kapan saja, serta kondisi lingkungan masjid yang
terjaga dengan keberadaan vegetasi pada ruang terbuka hijaunya. Potensi-potensi
ini juga didukung oleh penilaian dari responden yang sebagian besar menilai
lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor adalah ruang publik yang indah dan
nyaman untuk dikunjungi. Untuk mempertahankan dan mengelola lanskap
Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman yang
berkelanjutan, dibutuhkan strategi-strategi berikut ini : (1) Meningkatkan
penggunaan beberapa ruang lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor sebagai
salah satu contoh pusat pendidikan umat dan karakter keislamian, (2)
Meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi pengelola masjid dan pengunjung
melalui fasilitas yang baru, (3) Menyusun kembali rencana pengelolaan lanskap di
bidang struktural organisasi, pemeliharaan gedung, dan taman masjid, (4)
Meningkatkan kualitas pelayanan perlindungan dan keamanan pengunjung, (5)
Menambah benda penaung pada plaza masjid untuk kenyamanan pengunjung, (6)
Menjaga kualitas bangunan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor dari
ancaman bencana alam, (7) Menutup area badview di sekitar masjid dengan
vegetasi yang berfungsi sebagai screen, (8) Mengakomodasi banyaknya
kendaraan pengunjung di lahan parkir yang baru, terakhir adalah (9)
Meningkatkan pengelolaan kualitas dan estetika tanaman-tanaman yang ada di
lingkungan masjid.
Saran
Diperlukan adanya kerja sama intensif antara Pemda Kota Bogor, pihak
pengelola (PPIB dan DKM), dan masyarakat untuk menerapkan strategi yang
diusulkan serta berguna untuk menjaga kenyamanan di Masjid Raya Kota Bogor.
75
DAFTAR PUSTAKA
Al-Faruq, A. 2010. Manajemen Masjid. Solo (ID): Arafah.
Allindani. 2007. Studi Potensi Lanskap Bersejarah Untuk Pengembangan Wisata
Sejarah di Kota Mataram [Skripsi]. Bogor : Departemen Arsitektur Lanskap,
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Arifin HS dan Arifin NHS. 2005. Pemeliharaan Taman. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
[BMKG] Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. 2017. Data Iklim. Bogor
(ID): Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor.
Booth, N.K. 1983. Basic Element of Landscape Architectural Design. Illionis
(US): Waveland Press, Inc. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2014. Kota Bogor Dalam Angka/ Bogor
City in Figures. Bogor (ID): Badan Pusat Statistik Kota Bogor.
Ching, Francis D.P. 1996. Architecture; Form, Space, And Order. Jakarta (ID):
Erlangga.
David FR. 2006. Manajemen Strategi. Jakarta (ID): Salemba Empat. Terjemahan
dari: Management: Concept and Cases.
Ghaisani, S. 2016. Pola Aktivitas Pemanfaatan Ruang Luar Kawasan Wisata
Songgoriti Batu. Vol 4, No. 2.
Hafidz F. 2012. Desain Taman Masjid Raya Bogor untuk mendukung
Ekoarsitektur [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Hendry. 2008. Studi Potensi Lanskap Sejarah Kawasan Pecinan Glodok Jakarta
Sebagai Kawasan Wisata Sejarah[skripsi]. Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Jannah, M. 2013. Pengelolaan Lanskap Masjid Al-Hurriyah sebagai Pusat
Kegiatan Keislaman [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Kinnear TC and Taylor JR. 1991. Marketing Research: an Applied Approach.
New York (US): McGraw-Hill Inc.
Laurie, M. 1986. Pengantar kepada Arsitektur Pertamanan. Bandung: Intermatra
Lestari, G dan Kencana IP. 2015. Tanaman Hias Lanskap. Jakarta (ID): Penebar
Swadaya.
Purnomohadi S. 2006. Ruang Terbuka Hijau Sebagi Unsur Utama Tata Ruang
Kota. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Penataan Ruang. Departemen
Pekerjaan Umum.
Prawira, S. 1989. Warna Sebagai Salah Satu Unsur Seni dan Desain. Jakarta
(ID): Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rahman. AS. 2015. Strategi Pengelolaan Lanskap Pertanian Desa Wangunjaya,
Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, untuk Wisata Pertanian Terpadu.
[Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rangkuti F. 1998. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta (ID):
Gramedia Pustaka Utama.
Rukmana N. 2002. Masjid dan Dakwah, Merencanakan, Membangun dan
Mengelola Masjid, Mengemas Substansi Dakwah,Upaca Pemecahan Krisis
Moral dan Spiritual. Jakarta (ID): Almawardi Prima.
Sanyoto, S. 2005. Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta (ID) : Arti
Bumi.
76
Sevilla, C. et al. 2007. Research Methods. Quezon City (PH): Rex Printing
Company.
Soeparlan S. 1985. Kapita Selekta Pondok Pesantren. Jakarta (ID): Paryu
Barokah.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung
(ID): Alfabeta.
Supardi dan Amirudin, Teuku. 2001. Konsep Manajemen masjid Optimalisasi
Peran Masjid. Yogyakarta: UII Press.
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan. Yogyakarta (ID) :
Andi Offset. Sutanta, G. et al. 2007. Membangun Masjid dan Mushola. Depok (ID): Penebar
Swadaya.
Yani A. 2012. Panduan Memakmurkan Masjid: Kajian Praktis bagi Aktivis
Masjid. Jakarta (ID): Dea Press.
77
LAMPIRAN
78
Lampiran 1 Kuesioner persepsi keindahan dan pengelolaan lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor oleh pengunjung
KUESIONER PENELITIAN
STUDI POTENSI LANSKAP KOMPLEKS MASJID RAYA
KOTA BOGOR SEBAGAI MODEL KEGIATAN KEISLAMAN
BOGOR, JAWA BARAT
_____________________________________________________________________
Perkenalkan nama saya Bintang Dipratama Hendayu, mahasiswa S1
jurusan Arsitektur Lanskap di Institut Pertanian Bogor yang sedang melakukan
penelitian dengan judul “Studi Potensi Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor sebagai Model Kegiatan Keislaman‟. Saya ingin mengetahui persepsi dari
responden yang berkunjung ke Masjid Raya Kota Bogor ini. Untuk itu, responden
diharapkan mengisi beberapa pertanyaan di bawah ini. Hasil dari kuesioner ini
nantinya akan digunakan dalam pengolahan data penelitian untuk mengetahui
presentase persepsi masyarakat, yang akan berpengaruh terhadap rencana
pengelolaan yang akan dilakukan.
I. Identitas responden
1. Nama : ..................................................................................
2. Jenis kelamin : ( L ) / ( P )
3. Alamat : ..................................................................................
..............................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
4. Umur : ................tahun
5. Tempat/tanggal lahir : ..................................................................
6. Pendidikan terakhir : SD / SMP / SMA / SMK / D3 / S1 / S2 / S3
7. Pekerjaan : PNS / Buruh non tani / Petani / Guru / Dokter / Ibu
rumah tangga / Pelajar / Lainnya........................
8. Akses menuju Masjid : Motor / Mobil / Bus / Angkot / Jalan Kaki /
Lainnya.................../
79
II. Penilaian Lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
Tabel penilaian keindahan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
No. Elemen lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor
Penilaian
1 2 3 4 5
1 Bangunan masjid
2 Menara
3 Plaza
4 Koridor
5 Area Basement
6 Taman masjid Keterangan: 1= Tidak Indah, 2= Kurang Indah, 3= Cukup Indah, 4= Indah, 5= Sangat Indah.
Tabel penilaian pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
No. Jenis pengelolaan Penilaian
1 2 3 4 5
1 Kebersihan
2 Keamanan
3 Ketersediaan fasilitas
4 Pelayanan
5 Kenyamanan
Keterangan: 1= Tidak Baik, 2= Kurang Baik, 3= Cukup Baik, 4= Baik, 5= Sangat Baik.
Terimakasih Atas Kesediaan Anda Mengisi Kuisioner ini
Bintang Dipratama Hendayu
A44130002
Mahasiswa Arsitektur Lanskap
Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor
80
Lampiran 2 Daftar wawancara penulis bersama pengelola lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor
1. Bagaimana struktur organisasi pengelolaan lanskap lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor?
2. Bagaimana sistem pengelolaan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor?
3. Tindakan apa saja yang telah dilakukan pengelola dalam upaya
pelestarian lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor?
4. Bagaimana rencana pengelolaan selanjutnya untuk menjaga keberlanjutan
lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor?
5. Apakah pengelola memiliki bank data seperti dokumentasi kegiatan yang
ada di lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor?
6. Apakah pengelola memiliki jadwal pemeliharaan bangunan dan taman
masjid?
7. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kekuatan dari lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman?
8. Apa saja faktor-faktor yang menjadi kelemahan dari lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman?
9. Apa saja faktor-faktor yang menjadi peluang dari lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman?
10. Apa saja faktor-faktor yang menjadi ancaman dari lanskap Kompleks
Masjid Raya Kota Bogor sebagai model kegiatan keislaman?
81
Lampiran 3 kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor
Gambar kegiatan yang memanfaatkan lanskap Masjid Raya Kota Bogor
Sumber : PPIB dan Dokumentasi pribadi
Tabel daftar kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor
Nama Kegiatan Lokasi Waktu
Kegiatan
Tempat Salat
1. Salat Fardhu berjamaah Ruang utama Harian
2. Salat Jumat berjamaah Ruang utama Mingguan
3. Isra Mi'raj dan Maulid Nabi
Muhammad Shalallahu'alaihi
wasallam
Tentatif Tahunan
4. Nuzulul Qur'an Ruang utama Tahunan
5. Tarhib Muharram dan Ramadhan Tentatif Tahunan
6. Pembacaan Rabib Al-Hadad Ruang utama Tahunan
7. Salat Tarawih Ruang utama Tahunan
8. Itikaf Ramadhan Tentatif Tahunan
9. Salat Idul Fitri dan Idul Adha Ruang utama dan Plaza
masjid
Tahunan
Sosial dan Kemasyarakatan
1. Majelis Taklim Al-Mir'aj Ruang utama Mingguan
2. Majelis Taklim Mawaddah Ruang utama Mingguan
3. Pengumpulan dan penyaluran ZIS Ruang utama Bulanan
4. Ibadah Qurban Basement Parkir dan taman
sebelah utara dan barat Masjid
Tahunan
5. Bimbingan manasik haji Plaza masjid Tahunan
82
Tabel daftar kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor (Lanjutan)
Nama Kegiatan Lokasi Waktu
Kegiatan
6. Kegiatan pengurusan jenazah Ruang utama dan ruang PPIB Harian
7. Konsultasi keagamaan, ekonomi,
sosial, dan budaya
Ruang UPZ/ DKM Masjid
Raya
Harian
8. Santunan terhadap fakir miskin dan
dhuafa
Ruang utama Bulanan
9. Persiapan Ta'zil Berbuka Ramadhan Tentatif Tahunan
10. Persiapan Sahur Bersama Tentatif Tahunan
11. Penerimaan Zakat Fitrah Ruang UPZ/ DKM Masjid
Raya
Tahunan
12. Santunan sosial kemanusiaan dan
pemberdayaan yatim dan dhuafa
Ruang utama Bulanan
13. Islamic Book Fair (IBF) Plaza Masjid Tahunan
Pendidikan
1. Taman Pendidikan Anak-anak (TPA) Ruang utama Harian
2. Pembinaan Remaja Masjid Ruang utama Bulanan
3. Pembinaan Pelajar Islam Ruang utama Bulanan
4. Perpustakaan dan bulletin Masjid Ruang utama Harian
5. Kegiatan pendidikan umat Ruang utama Harian
6. Kajian dan Kuliah Islam: Ruang utama
7. Kitab Mukhtarul Hadits Ruang utama Mingguan
8. Kajian Tafsir Sabtu Ba'da Shubuh Ruang utama Mingguan
9. Kitab Minhajul Abidin Ruang utama Mingguan
10. Kitab Sulamuttaufiq Ruang utama Mingguan
11. Kajian Sabtu Pagi Ruang utama Mingguan
12. Kajian Lepas Kerja Ruang utama Mingguan
13. Kajian Mar'ah Solihah Ruang utama Mingguan
14. Kajian Pembinaan Mualaf Ruang utama Mingguan
15. Kajian Islam bersama Buya Yahya Ruang utama Bulanan
16. Kajian Islam dan Muslimah
Berdzikir
Ruang utama Bulanan
17. Malam cinta Rasul Ruang utama Tahunan
18. Kajian Nahwu Sorof Praktis Ruang utama Harian
19. Kajian Faroid Ruang utama Bulanan
20. Kajian Tajwid Praktis Ruang utama Bulanan
21. Kuliah Wawasan Keislaman Ruang utama Bulanan
22. Kuliah Tarawih Ruang utama Tahunan
23. Kuliah Shubuh Ruang utama Harian
24. Kuliah Dzuhur Ruang utama Harian
25. Kultum Ta'zil menjelang berbuka Ruang utama Tahunan
26. Kajian Islam bersama TV One Ruang utama dan Plaza
masjid
Insidental
27. Kajian Islam bersama Kompas TV Ruang utama dan Plaza Insidental
83
Tabel daftar kegiatan yang memanfaatkan lanskap Kompleks Masjid Raya Kota
Bogor (Lanjutan)
Nama Kegiatan Lokasi Waktu
Kegiatan
28. Kajian Islam bersama Kompas TV Ruang utama dan Plaza
masjid
Insidental
29. Kajian Islam bersama TVRI Ruang utama dan Plaza
masjid
Insidental
30. Kajian Kitab Kuning Ruang utama Bulanan
31. Kajian Itikaf Ruang utama Tahunan
Ekonomi
1. Kegiatan Perekonomian Masjid Gedung BAZ Insidental
2. Kegiatan Bayt u al maal wa attamwil Gedung BAZ Insidental
Seni dan Budaya
1. Bimbingan Seni Tilawah Alquran Plaza masjid Tahunan
2. Ramadhan in Mind Plaza masjid Tahunan
3. One Day One Juz Ruang utama dan Plaza
masjid
Tahunan
4. Festival Kreasi Seni Islam (Qasiah,
Marawis, Pukul Bedug, Hadroh, dll)
Plaza masjid Tahunan
5. Pojok Tahfidz Gedung PPIB Mingguan
6. Pesantren Ramadhan Ruang utama dan Plaza
masjid
Tahunan
7. Pesantren Pelajar Sabtu dan Minggu Ruang utama dan Plaza
masjid
Mingguan
8. Pesantren Sabtu dan Minggu Remaja
Masjid
Ruang utama dan Plaza
masjid
Mingguan
9. Pembinaan Imam dan Khotib Plaza masjid Insidental
10. Training Da'i Plaza masjid Insidental
84
Lampiran 4 Contoh perhitungan Analisis Potensi lanskap Kompleks Masjid Raya
Kota Bogor sebagai Model Kegiatan Keislaman
Interval Kelas (IK) = Skor Maksimum (Sma) - Skor Minimum (Smi)
3 kelas skor
Tinggi = SMi + 2IK + 1 sampai Sma
Sedang = SMi + IK + 1 sampai (SMi + 2 IK)
Rendah = SMi sampai SMi + IK
IK = 18-6
3
IK = 4
Kategori Tinggi = (SMi + 2IK + 1) sampai SMa
= (6 + 2(4) + 1) sampai 18
= 15 sampai 18
Kategori Sedang = (SMi + IK + 1) sampai (SMi + 2IK)
= (6 + 4 + 1) sampai (6 + 2(4))
= 11 sampai 14
Kategori Rendah = SMi sampai (SMi + IK)
= 6 sampai (6 + 4)
= 6 sampai 10
85
Lampiran 5 Adab-adab saat berada di masjid
Tabel adab yang boleh dilakukan saat berada di masjid
No. Adab-adab Sumber
1 Memakai pakaian yang bagus serta menutup
aurat
QS. Al-A‟raf : 31
2 Berwudhu sebelum berangkat kemesjid dan
memperbanyak langkah kemesjid
HR. Muslim
3 Menjawab azan muadzin HR. Bukhari
4 Memperjauh langkah menuju mesjid, karena
semakin jauh langkah semakin banyak
pahalanya.
Mutaffaq „alaihi
5 Berjalan kemasjid dengan tenang, meskipun
sudah iqomah
HR. Bukhari dan Muslim
6 Berdoa ketika masuk dan keluar mesjid dengan
doa yang datang dari nabi
HR. Muslim
7 Mendahulukan kaki kanan ketika masuk mesjid Mutaffaq „alaihi
8 Shalat tahiyyatul masjid Mutaffaq „alaihi
9 Disunnahkan shalat mendekati sutrah
(penghalang di depan tubuh shalat)
HR. Abu daud dan Ibnu Majah, dan
dishahihkan oleh Syekh Albani
10 Mengucapkan salam kepada orang yang berada
dimasjid
HR. Bukhari
11 Memanfaatkan waktu antara azan dan iqomat
untuk berdoa dan shalat
HR. Abu Daud dan Mutaffaq 'alaihi
12 Mendoakan kerugian kepada orang yang berjual
beli dimesjid
HR. At-Tirmidzi
13 Tetap menjaga adab-adab Nabawiyah didalam
mesjid seperti: menguap, menjaga mulut dari
bau makanan, dan bersiwak
HR.Abu daud, Ibnu majah, dan Ahmad;
Muttafaq „alaihi
14 Merapatkan shaf ketika shalat berjama‟ah Mutaffaq „alaihi
15 Shaf barisan wanita dibelakang laki-laki,
semakin jauh kebelakang maka semakin baik
HR. Muslim
16 Boleh membawa anak kecil ke masjid HR. Bukhari dan Muslim
17 Mengagungkan masjid QS. Al-Hajj : 32
18 Menjaga dari ucapan yang jorok dan tidak layak
di Masjid
Shahih Sunan at-Tirmidzi
19 Mengaitkan hati dengan masjid Al-Mausuuatul Aadaab Al-Islamiyyah
Abdul Aziz Bin Fathi As-Sayyid Nada
20 Berpindah tempat ketika merasa ngantuk HR Abu Dawud dari Ibnu „Umar dan
dinilai shahih oleh al-Albani dalam
Shahih Abi Dawud
21 Membuat pintu khusus untuk wanita HR Abu Dawud dari Ibnu „Umar dan
dinilai shahih oleh Syeikh Al-Albani
dalam shahih Abi Dawud
22 Tidur di masjid HR. Bukhari
23 Memakai sandal di masjid Musykilul Atsar
24 Makan dan minum di masjid HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh
Syeikh AI-Albani dalam Mukhtasor
Syamail Muhammadiyyah
25 Keluar masjid dengan mendahulukan kaki kiri
dan membaca doa
HR. Hakim yang telah dishahihkan oleh
Ad-Dzhabi dan HR. Muslim
86
Tabel adab yang tidak boleh dilakukan saat berada di masjid
No. Adab-adab Sumber
1 Melintas dihadapan orang yang shalat. Mutaffaq „alaihi
2 Bersiul dan bertepuk tangan karena hal itu
meniru perbuatan orang-orang musyrik
Quraisy
QS. Al-Anfal : 35
3 Melakukan hal-hal yang sia-sia dimesjid
kecuali berzikir, (mengingat Allah/
menuntut ilmu), shalat, dan membaca
Alqur'an
Mutaffaq „alaihi
4 Mencari-cari barang yang hilang dimasjid HR. At-Tirmidzi
5 Shalat apapun dimesjid apabila telah iqomat HR. Muslim
6 Mendahului imam ketika shalat berjama‟ah HR. Muslim
7 Bagi wanita dilarang memakai wangi-
wangian jika hendak kemesjid
HR. Muslim
8 Menjadikan masjid sebagai tempat lalu
lalang
Al-Mausuuatul Aadaab Al-
Islamiyyah Abdul Aziz Bin Fathi As-
Sayyid Nada
9 Mengambil tempat khusus di masjid karena
mendorong munculnya sifat riya'
HR Abu Dawud dan al-Hakim dan
disetujui oleh adz-Dzahabi dari
„Abdurrahman bin Syibl rahiallahu’anhu
10 Keluar setelah adzan kecuali ada alasan HR. Muslim dan dinilai shahih oleh
Syeikh al-Albani dalam kitab shahih Ibni
11 Jual beli di masjid HR Tirmidzi dan Subulus Salam jilid 1
12 Mengganggu orang yang beribadah di
masjid
al-Adzkar Imam an-Nawawi dan HR Abu
Daud 1332 dan Ahmad dan dinilai shahih
oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani dalam
kitab Nata-ijul Afkar jilid 2
13 Berteriak dan membuat gaduh di masjid HR Ahmad, Abu Dawud, dan al-Hakim
dan dinilai shahih oleh Syaikh al-Albani
dalam Shahihal-Jami’
14 Lewat di dalam masjid dengan membawa
senjata tajam
HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu
Musa radhiallahu’anhu dan dinilai shahih
oleh Syeikh Al-Albani dalam shahih wa
dho’if al-jami ashshoghir
15 Lewat di depan orang shalat HR. Bukhari dan Muslim
16 Melingkar di dalam masjid untuk berkumpul
untuk kepentingan dunia
HR al-Hakim jilid 4 dan dinilai hasan oleh
Syaikh al-Albani
17 Meludah di masjid Kitab Riyadhus Shalihin bab “an-Nahyu
‘anil Bushaqfil Masjid”
87
Lampiran 6 Peta eksisting lanskap Kompleks Masjid Raya Kota Bogor
88
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Juni 1995 di Kerinci, Provinsi Jambi.
Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Bapak Hendra Pili dan Ibu
Nurlinda, S.Sos. Penulis mengawali pendidikannya pada tahun 2001 dengan
menempuh TK Islam Amanah Kerinci, dan Sekolah Dasar Negeri No. 166/III,
Koto Renah, Kerinci, yang diselesaikan pada tahun 2007. Pendidikan lanjutan
tingkat pertama diawali tahun 2007 sampai 2010 di Sekolah Menengah Pertama
Negeri 2, Kota Sungai Penuh. Pada tahun 2010 penulis melanjutkan jenjang
pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 2, Kota Sungai Penuh. Penulis
diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun 2013 melalui jalur Undangan di
Fakultas Pertanian, Departemen Arsitektur Lanskap.
Selama masa pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam
kegiatan nonakademik baik di dalam maupun di luar Departemen Arsitektur
Lanskap. Penulis pernah diamanahkan menjadi Ketua Biro Internal BEM (Badan
Eksekutif Mahasiswa), Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, periode 2014-
2015, Ketua Medis dan Kesehatan (Agrihealth) Masa Perkenalan Fakultas
Pertanian IPB periode 2014-2015, Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas
Pertanian (Interim), periode 2014-2015, Panitia Masa Perkenalan Bersama
Fakultas Pertanian Angkatan 52 IPB periode 2015-2016, Anggota Hubungan
Masyarakat Fieldtrip Arsitektur Lanskap periode 2015-2016. Selain di kampus,
penulis juga aktif berorganisasi di dalam OMDA IMK Bogor (Organisasi
Mahasiswa Daerah Ikatan Mahasiswa Kerinci Bogor). Selama berada di OMDA
IMK Bogor, penulis diamanahkan menjadi Ketua Informasi dan Komunikasi IMK
Bogor IPB periode 2014-2015, Ketua Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa
Ikatan Mahasiswa Kerinci Bogor (IMK Bogor) IPB periode 2014-2015, Ketua
Pelaksana Malam Keakraban Ikatan Mahasiswa Kerinci Bogor (IMK Bogor) IPB
Angkatan 51 periode 2014-2015, dan Ketua Pelaksana Buka Bersama Bogor-
Kerinci Ikatan Mahasiswa Kerinci Bogor (IMK Bogor) IPB periode 2014-2015.
Sebelum menyelesaikan masa kuliah, penulis juga aktif mengikuti seminar
dan workshop. Dalam kegiatan perkuliahan, penulis pernah mengabdikan diri
sebagai asisten praktikum pada Mata Kuliah Dasar-Dasar Arsitektur Lanskap dan
Mata Kuliah Lanskap Pertanian periode 2017.