peran masjid raya cinere dalam meningkatkan...

86
PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT CINERE LIMO-DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I) Oleh SITI SHOLIHAH NIM: 105053001802 JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430 H/2009 M

Upload: phungquynh

Post on 27-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT

CINERE LIMO-DEPOK

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh SITI SHOLIHAH

NIM: 105053001802

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1430 H/2009 M

Page 2: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

i

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, September 2009

SITI SHOLIHAH

Page 3: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

ii

ABSTRAK

Peran Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkan Solidaritas Sosial Masyarakat Cinere Limo-Depok.

Alasan saya mengambil judul ini adalah karena saya tertarik dengan peran masjid dalam menjalankan fungsi-fungsi masjid yang salah satunya adalah sebagai tempat/lembaga kegiatan sosial. Masjid Raya Cinere telah membuktikan dan menjalankan bahwa Masjid Raya Cinere (MRC) mampu menjadi lembaga/tempat solidaritas serta bantuan kemanusiaan terhadap sesama. Bagi masyarakat mayoritas muslim, masjid merupakan pusat kegiatan masyarakat sebagaimana dicontohkan Rosulullah SAW, bahwa fungsi masjid yang ideal bukan hanya sebagai ibadah ritual tetapi memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan, pelatihan, pembinaan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan kata lain, keberadaan dan aktivitas suatu masjid di orientasikan untuk menjadi agen of change terhadap masyarakat menuju masyarakat madani (civil society) yang berlandaskan pada tuntunan Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran apa saja yang dilakukan Masjid Raya Cinere dalam meningkatkan solidaritas sosial masyarakat cinere kemudian apa saja yang menjadi kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan dalam meningkatkan solidaritas sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu melalui penelitian, observasi, wawancara serta dokumen dapat diketahui subyek yang utama adalah orang atau sekelompok orang yang dapat memberikan informasi serta data-data yang penulis butuhkan dalam memenuhi penyusunan skripsi ini. Jadi kesimpulan adalah dalam melakukan peran dan fungsinya Masjid Raya Cinere banyak memiliki program yang menjadi kegiatan-kegiatan demi terselenggaranya peran dan fungsinya tentunya dalam meningkatkan rasa solidaritas sosial terhadap masyarakat, pemahaman tersebut menunjukkan bahwa Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan dari semua kegiatan-kegiatan yang cenderung kepada kemusyrikan. Disamping itu kegiatan-kegiatan sosial yang dijiwai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat diselenggarakan di dalamnya.

Page 4: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

iii

KATA PENGANTAR

“Kala Berdo’a Pada Tuhan Aku Berharap Semoga Dosa-dosaku Memperoleh Maaf

Dan Orang Lain Tak Tertimpa Keburukanku Setelah Lama Kutunggu

Kini Datang Juga Kebahagiaan Itu Kegembiraan Kini Menghampiri Setelah Lama Ku Nanti-nanti Dahaga Yang Lama Mendera

Musnah Sudah Oleh Air Telaga”

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang

senantiasa memberi rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat

dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta sahabat dan

keluarga pada kita semua selaku umatnya.

Dengan taufik dan hidayah Allah SWT, serta dilakukan dengan usaha yang

sungguh-sungguh, penulis dapat menyusun skripsi hingga selesai yang berjudul

PERAN MASJID RAYA CINERE (MRC) DALAM MENINGKATKAN

SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT CINERE LIMO-DEPOK.

Dalam menyusun skripsi ini penulis banyak menemukan kesulitan yang

dirasakan menghambat penyelesaian skripsi ini. Skripsi ini tidak terlepas dari

Seorang Dosen Pembimbing yang sangat baik yaitu Drs. M. Sungaidi, MA. Untuk

itu penulis haturkan terimakasih untuk masukan-masukan yang tentunya sangat

Page 5: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

iv

membantu bagi penyelesaian skripsi ini, Allah pasti membalas kebaikan beliau,

itulah do’a yang penulis panjatkan.

Namun berkat do’a, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak juga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi.

2. Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA Selaku Ketua Jurusan Manajemen

Dakwah dan Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Sekertaris Jurusan

Manajemen Dakwah.

3. Dosen-dosen di Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Khususnya di Jurusan

Manajemen Dakwah.

4. Petugas Perpustakaan UIN, khususnya Fakultas Dakwah Dan Komunikasi.

5. Para Pengurus Masjid Raya Cinere yang telah menerima penulis untuk

melakukan penelitian dan memberikan data-data yang berkaitan dengan

skripsi ini, serta menerimanya dengan baik. Terutama Ustadz

Abdurrahman selaku Sekretaris Masjid Raya Cinere (MRC) yang telah

memberikan banyak waktu dan bantuannya kepada penulis dalam

pembuatan skripsi dalam penelitian ini.....syukron jaziilan

6. Ayahanda (Ilyas Lantur) dan Ibunda (Enno Sainah) tercinta sungguh

takkan terukur rasa cinta, sayang dan pengertian yang teramat dalam

bahkan selalu sabar dalam memanjakan keinginan penulis hingga pada

saatnyalah penulis hanya bisa memberikan hadiah terkecil ini. Semoga

semua ini mampu menjadi senyuman kebanggaan pada hati dan wajah

Page 6: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

v

kalian. Syukron katsiron untuk do’a-do’a yang dipanjatkan serta kerja

keras dalam memenuhi keperluan dan kebutuhan penulis. Semoga

keindahan ini menjadi suri tauladan yang selalu abadi hingga akhir maut

memisahkan.

7. Keluarga tercinta, Kakak, Keponakan terimakasih untuk semangat dan

dukungan terindahnya, semoga menjadi motivasi yang berharga bagi

sepanjang perjalanan hidup penulis.

8. Kepada seorang sahabat yang amat berjasa yang selalu hadir dan tak

pernah lari disaat penulis banyak membutuhkan bantuan, tetaplah menjadi

sahabat terbaik bagiku..........thanks Honey_vha

9. Semua teman-teman Manajemen Dakwah Angkatan 2005 khususon

ilaa...Cin Ipeh, Cin Emphy, Cin Evy, Cin Tiqa thanks buat support dan

bahakan (canda) tergila semoga mampu menjadi ikatan yang daiman

abadan...Amin

10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu kelancaran penulis dalam merampungkan skripsi ini.

Dengan keterbatasan dan kemampuan, penulis menyadari masih banyak

kekukarang sempurnaan pada skripsi ini. Untuk itu saran dan masukan sangat

penulis harapkan dan perbaikan dimasa-masa mendatang.

Page 7: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

vi

Akhirnya pada Allah SWT penulis memohon mudah-mudahan skripsi ini

dicatat sebagai amal shaleh yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat serta

kepada semua pihak yang telah membantu penulis ucapkan terimakasih yang tak

terhitung besarnya semoga amalnya diterima di sisi AllahSWT.........Amin.

Jakarta, September 2009

Penulis

Page 8: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

vii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii KATA PENGANTAR .................................................................................... iii DAFTAR ISI ................................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah....................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 8

D. MetodologiPenelitian ............................................................... 9

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

F. Sistematika Penulisan .............................................................. 11

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Peran....................................................................... 13

B. Ruang Lingkup Masjid ............................................................. 14

a. Pengertian Masjid .............................................................. 14

b. Fungsi Masjid ..................................................................... 19

c. Peran Masjid ...................................................................... 25

C. Pengertian Solidaritas Sosial .................................................... 26

a. Arti Solidaritas Sosial ........................................................ 26

b. Bentuk Solidaritas Sosial ................................................... 35

BAB III GAMBARAN UMUM MASJID RAYA CINERE

A. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Cinere ................................... 38

B. Visi, Misi, Maksud dan Tujuan ................................................ 40

C. Struktur Organisasi .................................................................. 41

D. Program Kegiatan .................................................................... 45

E. Letak Strategis .......................................................................... 50

Page 9: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

viii

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA

A. Peran Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkan

Solidaritas Sosial ...................................................................... 52

B. Kegiatan yang dilakukan Masjid Raya Cinere Dalam

Meningkatkan Solidaritas Sosial .............................................. 56

C. Kegiatan yang dilakukan Masjid Raya Cinere Dalam

Meningkatkan Solidaritas Sosial Masyarakat Cinere. ............. 66

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 73

B. Saran-saran ............................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 76

Page 10: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masjid memiliki kedudukan yang sangat penting bagi umat muslim,

penting dalam upaya membentuk pribadi dan masyarakat yang islami. Untuk

merasakan urgensi itulah, masjid harus difungsikan dengan sebaik-baiknya dalam

arti harus dioptimalkan dalam memfungsikannya. Namun perlu diingat bahwa,

masjid yang fungsinya dapat dioptimalkan secara baik adalah masjid yang

didirikan di atas dasar taqwa.

Allah berfirman:

“Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar taqwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih” (QS. 9:108)

Sebagai muslim kita tidak boleh puas hanya sampai pada keberhasilan

membangun fisik masjid yang megah hingga menghabiskan dana ratusan juta

bahkan milyaran rupiah, karena itu Rasulullah SAW mengingatkan agar

diperhatikan dan diupayakan juga pemakmuran masjid seoptimal mungkin

sesudah pembangunan selesai. Jangan sampai masjid yang dibangun dengan

Page 11: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

2

megah dan indah serta menghabiskan dana yang besar, tapi hanya sedikit orang

yang memakmurkannya. Rasulullah SAW bersabda:

“Sungguh akan datang pada umatku suatu masa di mana mereka saling bermegah-megahan dengan membangun masjid tapi yang memakmurkannya hanya sedikit.” F

1

Merupakan sarana dakwah karena masjid tidak hanya digunakan dan

dimanfaatkan sebagai sarana ibadah semata, tetapi harus digunakan sebagai

tempat atau sarana untuk melakukan muamalah.

Masjid sebagai pusat ibadah, dakwah dan peradaban Islam dalam

sejarahnya yang panjang, dari perubahan yang positif sampai pergeseran yang

bersifat negative. Selama dalam pergeseran yang bersifat negative, ia bergeser

dari fungsi yang sangat terbatas. Ia tidak ingin menjadi pusat dakwah dan

peradaban Islam, tetapi hanya berfungsi sebagai tempat ibadah mahdah saja.

Masjid merupakan sarana dakwah karena masjid tidak hanya digunakan

dan dimanfaatkan sebagai sarana ibadah semata, tetapi harus digunakan atau

dimanfatkan sebagai tempat atau sarana untuk melakukan muamalah.F

2

Masjid sebagai pusat ibadah, pendidikan dakwah dan peradaban Islam.

Dalam sejarahnya yang panjang terus berkembang, semakin kokoh dan berakar

pada kehidupan masyarakat dunia. Ia merupakan bangunan monument religius,

yang menyatu dengan hati masyarakat dalam hidup dan kehidupan mereka. Sesuai

dengan perkembangan sejarahnya sampai masa kini, masjid dikategorikan

1 H. Ahmad Yani dan Achmad Satori Ismail. Menuju Masjid Ideal. LP2SI Harmain. Cet

1, Mei 2001 M/Syafar 1422 H 2 Zubaidi Natsir, Fungsi Masjid Di Zaman Modern Dipertanyakan, (Suara Masjid, 161,

Februari 1989) Hal 50

Page 12: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

3

menjadi dua bagian yaitu: 1). Masjid-masjid yang dikelola dengan manajemen

tradisional, dan 2). Masjid-masjid dikelola dengan manajemen modern.

Dengan demikian kemakmuran masjid secara hakiki adalah penghambaan

kepada Allah sesuai dengan urusan dan kedudukan yang layak di masjid-masjid

tersebut. Banyaknya orang yang mengingat Allah dan mengingatkan orang lain

kepada Allah SWT. Terpeliharanya masjid dari semua perkara dan perkataan yang

sia-sia dan khurafat.F

3

Islam sangat menekankan persamaan dalam masyarakat. Manusia disebut

juga dengan makhluk sosial, karenanya hubungan di antara masyarakat muslim

berlangsung secara harmonis sehingga tidak terjadi adanya kesenjangan sosial,

apalagi melalui sholat berjamaah, prinsip kehidupan sosial itu dibina. Menurut

Sidi Ghazalba: “Dalam masjid pada waktu sholat, ajaran persamaan dan

persaudaraan umat manusia dipratekkan. Disinilah tiap muslim disadarkan bahwa

sesungguhnya mereka semua sama. Di dalam masjid akan hilanglah perbedaan

warna kulit, suku, nasion, kedudukan, kekayaan, mazhab, ideology. Semuanya

berbaris di depan Tuhannya tanpa perbedaan, bagai sekumpulan saudara seiya

sekata, serempak mematuhi imam yang di depannya.

Peranan sosial agama harus dilihat terutama sebagai suatu yang

mempersatukan. Dalam pengertian harfiyahnya, agama menciptakan suatu ikatan

bersama, baik di antara anggota-anggota beberapa masyarakat maupun dalam

kewajiban-kewajiban sosial yang membantu memepersatukan mereka. Karena

nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh

3 Moh. E. Ayub, Muhsin MK., H Ramlan Mardjoned. Manajemen Masjid. Cet Ke 9.

ramadhan 1428 H/September 2007 M

Page 13: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

4

kelompok-kelompok keagamaan, maka agama menjamin adanya persetujuan

bersama dalam masyarakat. Agama juga cenderung melestarikan nilai-nilai sosial.

Fakta yang menunjukan bahwa nilai-nilai keagamaan itu sakral berarti bahwa

nilai-nilai keagamaan tersebut tidak mudah diubah karena adanya perubahan-

perubahan dalam konsepsi-konsepsi kegunaan dan kesenangan duniawi.

Perilaku sosial masyarakat Indonesia akhir-akhir ini begitu merisaukan.

Dimana rasa solidaritas sosial gampang terkikis oleh kepentingan dan egosentris

pribadi. Jangankan antar agama, dalam satu agama saja, orang-orang dengan

mudah mengolok-olok ini lebih baik itu lebih buruk, ini selamat itu sesat, ini

benar itu salah, dan seterusnya. Mengapa semua ini bisa terjadi? Padahal, agama

islam sangat mengajarkan umatnya tentang ‘kebajikan’ dan menjauhi perbuatan

mengolok-olok.

Begitu kuatnya perumpamaan Nabi saat memaparkan kepada umatnya

tentang urgensi solidaritas sosial. Meski sudah biasa terdengar, konsep ini belum

tercerna dengan baik. Lazimnya, orang memaknai solidaritas sosial hanya pada

lingkup sisi kehidupan tertentu saja, seperti mengulurkan tangan kepada fakir

miskin, orang-orang yang terpinggirkan, dan kepada siapapun yang membutuhkan

pertolongan.

Hemat saya, solidaritas antar sesama manusia kini mengalami degradasi.

Ini sangat terkait dengan rendahnya moralitas warga negara. Perlu diketahui,

moral di sini tidak hanya bicara seputar disiplin tubuh, batas-batas aurat. Tapi, ia

bermakna luas dan menyeluruh, sebagaiamana yang diemban Muhammad SAW.

Page 14: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

5

saat pertama kali ditugaskan untuk menyampaikan risalah: Liutammima

Makarima al-Akhlaq, menyempurnakan akhlak yang mulia.

Pada saat-saat awal berdakwah, Rasulullah tidak langsung mengajarkan

syari’at: semisal shalat, puasa, zakat, dll. Tapi, beliau mengajarkan umatnya

tentang etika secara universal. Dapatkah kita memaknai akhlak atau moral dalam

konteks ini hanya sebatas aturan aurat: sensual apa tidak sensual, mengundang

syahwat atau tidak, menimbulkan fitnah atau tidak, dan seterusnya. Tidak

sesederhana itu. Jika makna moral hanya disempitkan pada wilayah itu, maka

Nabi tidak perlu lama-lama dalam menapaki lika-liku berdakwah.

Akhlak adalah prilaku sosial seseorang. Biasa juga disebut moral atau budi

pekerti. Karena sifatnya yang universal, Abdullah Nashin Ulwan dalam al-takaful

al-ijtima’i fi al-Islam merumuskannya dengan sebutan solidaritas sosial (al-

takaful al-ijtima’i). Kehadiran rumusan ini tak lain untuk menjembatani pluralitas

individu dan kepentingan dalam suatu masyarakat. Agar moralitas tetap tegak dan

tidak diinjak-injak, maka diperlukan pemahaman tentang solidaritas sosial.

Rasulullah menggambarkan solidaritas sosial ini, sebagaimana diceritakan Imam

al-Bukhari, layaknya sekelompok orang di atas kapal. Mereka akan mengundi,

siapa yang berada di dek atas dan siapa yang di bawah. Setelah itu, ketika yang di

bawah ingin mengambil air minum, maka ia harus melewati mereka yang di atas,

bahkan tidak sekedar melewati tapi juga minta bantuannya.

Karena sering dipersulit, salah seorang di dek bawah punya usul,

“Bagaimana kalau kita belah saja perahu ini menjadi dua, sehingga kami yang di

bawah tidak merepotkan yang di atas?”

Page 15: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

6

Nabi pun melanjutkan cerita sambil mengomentari pertanyaan di atas.

Kalau keinginan mereka itu dituruti, tentu semuanya akan celaka, tenggelam.

Tapi, jika mereka saling berpegang tangan dan bekerja sama, pasti mereka akan

selamat.

Bagi penulis, tidak semudah itu. Sebab, banyak orang yang gemar

memberi santunan kepada fakir miskin, korban bencana alam, anak-anak jalanan,

tapi hanya untuk mencari muka dan simpatik. Sementara itu, kita dikelabuhi

bahwa ‘materi’ yang mereka gunakan dalam aksi sosial itu adalah uang hasil

merampok negara.

Ini senada dengan ‘teori dramaturgi’ ala sosiolog kondang abad ke-20

Erving Goffman. Yaitu sesuatu yang dipentaskan di atas panggung itu ghalibnya

amat sangat bertolak belakang dengan kondisi di belakang panggung. Apa yang

tampak dipermukaan dan ditonton oleh khalayak tak ubahnya sepenggal kisah

drama atau sandiwara yang hilang begitu saja usai lakon dipentaskan.

Karena itu, solidaritas sosial harus meliputi dua hal: 1) pembentukan jati

diri atau kepribadian dan 2) pembentukan prilaku sosial. Keduanya harus berjalan

selaras, serasi, dan seimbang. Sebaik apapun kepribadian seseorang jika ia tidak

mampu mengaktualkan dalam kehidupan bermasyarakat, maka tidak masuk

kategori solidaritas sosial. Begitu pula sebaliknya. Berarti, kualitas individu dan

prilaku sosial seseorang harus integral dalam satu nafas kehidupan.

Kalau begitu, bermoral sama dengan berjiwa solidaritas sosial. Kamus

besar bahasa Indonesia menyebutkan, bermoral adalah mempunyai pertimbangan

baik-buruk atau berakhlak baik. Prinsip ‘baik-buruk’ tentu tidak mungkin hanya

Page 16: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

7

melingkupi diri seseorang secara individual, tapi cakupannya luas, antara individu

dengan lingkungan. Berarti, kita dapat meraba apakah ‘si fulan’ itu bermoral atau

tidak, yaitu dengan melihat kepribadiannya dan tindakan sosial di masyarakat

bukan dengan cara sekadar melihat gaya berpakaiannya.

Prinsip-prinsip solidaritas sosial yang mendasar dalam Islam adalah,

pertama, ‘pemerataan harta’ untuk kepentingan sosial. Saking pentingnya, al-

Quran menyebut harta dengan istilah ‘kebaikan’ (khair). Apabila seseorang di

antara kamu kedatangan maut, lalu meninggalkan ‘kebaikan’, maka diwajibkan

atas kamu untuk berwasiat kepada orang tua dan para kerabat. (QS. 2: 180). Pada

ayat lain juga disebutkan, sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada

‘kebaikan’. (QS. 100: 8).

Makna kebaikan yang dimaksud dalam dua ayat tersebut tak lain adalah

‘harta’. Setidaknya ayat tersebut menyiratkan makna, bahwa harta akan bernilai

jika: 1) diperoleh dari jalan yang baik dan 2) didermakan untuk kebaikan.

Karenanya, Islam melarang keras penumpukan harta untuk memperkaya diri.

Surat Al-Humazah ayat 1-4 mengajarkan kepada kita, bahwa orang yang gemar

harta dan tidak punya jiwa peduli sosial adalah termasuk golongan orang-orang

yang culas.

Dengan melihat latar belakang masalah di atas, maka penulis untuk

mengajukan judul “Peran Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkan Solidaritas

Sosial Masyarakat Cinere, Limo-Depok”.

Page 17: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

8

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk mempermudah dan lebih tajam penulisan karya tulis ini dan guna

menghindari over lap (melebar kemana-mana) Maka penulis membatasi seputar

Peran Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkan Solidaritas Sosial

Masyarakat Cinere, Limo-Depok.

2. Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana peran yang dilakukan Masjid Raya Cinere dalam

Meningkatkan Solidaritas Sosial?

b. Bagaimana bentuk dan karakteristik kegiatan yang dilakukan Masjid Raya

Cinere dalam Meningkatkan Solidaritas Sosial?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui peran yang dilakukan Masjid Raya Cinere dalam

Meningkatkan Solidaritas Sosial.

b. Untuk mengetahui bentuk kegiatan yang dilakukan Masjid Raya Cinere

dalam Meningkatkan Solidaritas Sosial.

2. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat akademis: Memberikan sumbangsih pengetahuan kepada

segenap civitas akademika khususnya Jurusan Manajemen Dakwah dan

Fakultas Dakwah Dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 18: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

9

b. Manfaat praktis: Dapat dijandikan pedoman praktis bagi pengelola

masjid dengan kontribusinya terhadap dakwah Islam dalam pelayanan

masyarakat.

D. Metodologi Penelitian

Dalam penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field reseach),

dimana penulis melakukan penelitian langsung kelapangan guna mendapatkan

data yang dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini. Dan penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara objektif

suatu masalah dalam skripsi ini. Sedangkan teknik penulisannya bersifat deskriptif

analisis, yaitu memberikan gambaran terhadap subjek dan objek penelitian.

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalaht tempat memperoleh keterangan. Dan yang

menjadi objek penelitian adalah Badan Kantor Masjid Raya Cinere. Namun

subjek penelitian kemungkinan akan meluas dengan melibatkan unsur perorangan

yang terlibat dalam proses pelaksanaan peran Masjid Raya Cinere, misalnya

pengurus Masjid Raya Cinere.

2. Dasar Penelitian Lokasi

Penelitian ini dilakukan di kantor Masjid Raya Cinere yaitu Jl. Flamboyan

Raya Cinere, Limo-Depok.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret Juni 2009, dari mulai

pengurusan perijinan sampai tahap pengumpulan data yang dilakukan secara

Incidental (sesuai dengan keperluan dalam melengkapi data).

Page 19: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

10

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Interview, merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang

beberapa jenis data.

b. Dokumentasi, data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan

formal dan juga buku-buku, majalah, Koran dan catatan lain ynag ada

kaitannya dengan penelitian ini.

c. Observasi, yaitu penulis langsung mendatangi kantor Masjid Raya Cinere

guna memperoleh data yang valid tentang hal-hal yang menjadi objek

penelitian.

d.Teknik analisis data, dari data yang dikumpulkan, kemudian ditelaah,

dikritisi, dan diinterprestasikan. Adapun metode yang penulis gunakan

dalam menalaah data adalah menggunakan analisis deskriptif analitik,

maksudnya adalah cara melaporkan data dengan menerangkan dan memberi

gambaran mengenai data yang terkumpul secara apa adanya dan kemudian

data tersebut disimpulkan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Lutfi Saefullah, ”Manajemen Masjid Ibnu Sina Pamulang Dalam

Pengembangan Kegiatan Dakwah Pada Anak Usia Dini”. Skripsi

mahasiswa ini berisikan tentang manajemen masjid dalam kegiatan dakwah

yang ditujukan pada anak usia dini bagi pengembanagn ilmu agamanya,

yang diajarkan sesuai dengan norma-norma agama islam dengan

memberikan pembinaan dan pengarahan dan mengajarkan kepada ajaran

agama islam yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadist.

Page 20: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

11

2. Wahyudin, ”Masjid Sebagai ”Pusat Kegiatan Dakwah (Analisis Terhadap

Masjid Baitul Faizin Pem. Kab. Bogor)”. Skripsi mahasiswa ini berisikan

tentang kegiatan-kegiatan dakwah yang mengarah pada fungsi masjid yang

mencerdaskan umat sehingga masjid bisa menjalankan fungsinya sebagai

pusat cahaya dan petunjuk bagi masyarakat yang ada disekitarnya.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, penelitian kali ini

penulis lebih membahas masalah peran Masjid Raya Cinere dalam menjalankan

salah satu fungsinya sebagai tempat sosial kemasyarakatan yang pembahasannya

melihat pada kegiatan-kegiatan sosial apa saja yang dilakuakan dengan tujuan

untuk meningkatkan rasa solidaritas sosial masyarakat.

F. Sistematika Penulisan

Penulis penelitian ini terdiri dari V (lima) Bab yang perinciannya sebagai

berikut:

Bab Pertama:Pendahuluan yang meliputi: latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan.

Bab Kedua:Tinjauan teoritis yang meliputi: pengertian peran, ruang lingkup

masjid (pengertian masjid, fungsi masjid, peran masjid), pengertian solidaritas

sosial, dan bentuk solidaritas sosial.

Bab Ketiga:Gambaran umum mengenai Masjid Raya Cinere yang meliputi:

sejarah berdirinya masjid raya cinere (MRC), visi, misi dan tujuan, struktur

organisasi, progran kerja dan letak geografis.

Page 21: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

12

Bab Keempat:Temuan dan analisis data yang meliputi: peran yang dilakukam

Masjid Raya Cinere dalam Meningktakan Solidaritas Sosial masyarakat Cinere

Limo-Depok, dan kegiatan yang dilakukan Masjid Raya Cinere dalam

Meningkatkan Solidaritas Sosial masyarakat Cinere Limo-Depok.

Bab Kelima:Berisikan tentang kesimpulan dari rangkaian dari pembahasan dan

beberapa saran yang penulis jelaskan dalam rangka kasus Masjid Raya Cinere.

Page 22: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Peran

Dalam kamus bahasa Indonesia, peran adalah bagian dari tugas utama

yang harus dilakukan. Tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sesuatu yang

terutama dalam terjadinya sesuatu hal atau peristiwa.

Dalam kamus modern peran berarti sesuatu yang menjadi kegiatan atau

memegang pimpinan yang utama, peran, memrankan, memainkan sesuatu, peran

lakon, bagian utama.F

4F

Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama bahwa

harapan tentang peran adalah harapan-harapan orang lain pada umumnya tentang

perilaku-perilaku yang pantas, yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang yang

mempunyai peran tertentu. F

5

Berbicara tentang peran, tentu tidak bisa dipisahkan dengan status

(kedudukan) walaupun keduanya berbeda, akan tetapi saling berhubungan erat

satu dengan yang lain. Peranan diibaratkan seperti dua sisi mata uang yang

berbeda, akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali. Seseorang dikatakan

memiliki peran atau berperan karena dia memiliki status dalam masyarakat

walaupun kedudukannya itu berbeda antara satu dengan yang lain, akan tetapi

masing-masing darinya berperan sesuai dengan statusnya.

4Poewarminta, WJS., Kamus Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976), Cet, ke. 2, h. 473. 5Sarlito Wirawan. S, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali, 1984, Cet, ke.

1, h. 235.

Page 23: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

14

Peranan menurut ahli sosiologi seperti menurut Ralph Linton, yaitu The

Dynamic Aspec of Status. Seseorang menjalankan peranan manakala ia

menjalankan hak dan kewajiban yang merupakan statusnya sedangkan suatu status

adalah “a collection of right and duhes” suatu kumpulan hak dan kewajiban.

Robert K. Merton mempunyai pandangan yang berbeda dengan Linton. Ia

memperkenalkan konsep perangkat peranan (role set), yang didefinisikan sebagai

“complement of role wicht persone have by virtue of occupying a particular

status” perlengkapan hubungan peranan yang dipunyai seseorang karena

menduduki status sosial tertentu.F

6F

Pengertian peran menurut Jenning 1944 mendefinisikan peran yaitu cara

berinteraksi yang melibatkan tingkah laku oleh dan untuk individu, yang pada

akhirnya ada proses penempatan stastus peranan seseorang dalam keluarga,

organisasi, masyarakat dan lain sebagainya.

Gibb dan Gordon 1954 mendefinisikan peran yaitu lahir dari interaksi

dalam masyarakat itu sendiri dengan memposisikan peran interaksi mereka dalam

masyarakat, melalui partisipasi dalam memainkan peranan tertentu. F

7

B. Ruang Lingkup Masjid

a. Pengertian Masjid

Pengertian masjid menurut istilah adalah tempat umat Islam mengerjakan

shalat, zikir kepada Allah SWT, dan untuk hal-hal yang berhubungan dengan

dakwah Islam.F

8

6Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi UI,

1993, h. 62-63 7http:/ireoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm 8M. Abdul Mujieb, et. all, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994, h. 201

Page 24: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

15

Masjid berasal dari kata sajada yang artinya tempat sujud. Secara teknis

sujud (sujudun) adalah meletakkan kening ke tanah. Secara maknawi, jika kepada

Tuhan sujud mengandung arti menyembah, jika kepada selain Tuhan, sujud

mengandung arti hormat kepada sesuatu yang dipandang besar atau agung.

Sedangkan sajadah dari kata sajjadatun mengandung arti tempat yang banyak

dipergunakan untuk sujud, kemudian mengerucut artinya menjadi selembar kain

atau karpet yang dibuat khusus untuk salat orang per orang. Oleh karena itu karpet

masjid yang sangat lebar, meski fungsinya sama tetapi tidak disebut sajadah.

Adapun masjid (masjidun) mempunyai dua arti, arti umum dan arti

khusus. Masjid dalam arti umum adalah semua tempat yang digunakan untuk

sujud dinamakan masjid, oleh karena itu kata Nabi, Tuhan menjadikan bumi ini

sebagai masjid. Sedangkan masjid dalam pengertian khusus adalah tempat atau

bangunan yang dibangun khusus untuk menjalankan ibadah, terutama salat

berjamaah. Pengertian ini juga mengerucut menjadi, masjid yang digunakan untuk

salat Jum'at disebut Masjid Jami`. Karena salat Jum`at diikuti oleh orang banyak

maka masjid Jami` biasanya besar. Sedangkan masjid yang hanya digunakan

untuk salat lima waktu, bisa di perkampungan, bisa juga di kantor atau di tempat

umum, dan biasanya tidak terlalu besar atau bahkan kecil sesuai dengan

keperluan, disebut Musholla, artinya tempat salat. Di beberapa daerah, musholla

terkadang diberi nama langgar atau surau.F

9

9http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg02123.html

10Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid, Jakarta: Pustaka Inter Masa, 2007, h. 3

Page 25: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

16

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Tirmizi Dari Abi Said Al-Hudry

berbunyi “Bahwa tiap potong dari tanah adalah masjid”. Dalam hadist yang lain

Nabi Muhammad SAW menerangkan, “Telah dijadikan tanah itu masjid bagiku,

tempat sujud”. Masjid berasal dari kata sajadah/ sujud, salah satunya bermakna

mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah yang berkaitan

dengan alam raya (Sunnahtullah). Dengan keterangan ini jelas bahwa arti masjid

itu sebenarnya itu tempat sujud, bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat

ibadah yang tertentu. Tiap potong permukaan bumi, terbatas dengan sesuatu tanda

atau tidak, beratap atau bertadah langit, bagi orang Islam sebenarnya dapat

dikatakan masjid, jika disana ia mengerjakan shalat, jika disitu ia hendak letakkan

dahinya, sujud menyembah tuhannya.

Menurut Rudhy Suharto yang dikutip oleh Dr. H. Ahamad Yani, et all.

Masjid secara etimologi berarti tempat sujud. Sedangkan dalam terminologis,

masjid adalah tempat melakukan ibadah dalam makna luas. Dengan demikian

masjid merupakan bangunan yang segaja didirikan umat islam untuk

melaksanakan shalat berhamaah dan berbagai keperluan lain yang terkait dengan

kemaslahatan umat Islam. Menurut Haidh Bin Abdullah Al-Qarni, masjid adalah

tempat saling mengenal dan mengakrapkan diri diantara kaum muslimin. Karena

saat didalam masjid mereka dapat mengetahui informasi tentang saudaranya yang

absen atau tidak hadir, apakah mereka dalam kesusahan atau lainnya, dengan

demikian maka akan timbul rasa tolong menolong sehingga dapat mempererat tali

Page 26: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

17

persaudaraan dan memperkokoh ikatan kasih sayang antar jamaah masjid dari

kaum mukminin.F

10F

Melalui masjid, masyarakat dapat mengembangkan tradisi silahturahmi

untuk saling bertukar pikiran, berbagai pengalaman dan informasi dalam

mengucapkan masalah-masalah social yang dihadapi sekaligus menemukan jalan-

jalan kehidupan yang sebaiknya ditempuh. Silahturahmi dipandang sebagai proses

interaksi sosial yang melibatkan individu dan jamaah, sehingga akan melahirkan

suatu model yang fungsional dalam membentuk komunitas tertentu. Karena itu

masjid dapat dipandang sebagai pusat perubahan dan pembentukan sosial, baik

atas dasar yang direncanakan ataupun melalui proses penemuan makna secara

alamiah.F

11

Masjid sebagai pusat kesatuan sosial muslim seperti digambarkan oleh

Dr. Sidi Gazalba sebagai berikut:

1. Masjid adalah pangkal tolak muslim dalam usaha atau pekerjaannya

sehari-hari. Setelah shalat subuh, mereka menuju lapangan kerjaan atau

usahanya masing-masing. Jadi masjid merupakan pangkal tolak dari

pekerjaan atau kegiatan muslim dalam kehidupan atau kesatuan sosial.

2. Masjid adalah penutup dari pekerjaan atau kegiatan sosial muslim sehari-

hari. Sebelum menuju tempat tidur, ia melakukan shalat isya. Semua cita

dan amalan hari itu dikeritik dan dikontrol dalam diri masjid.

3. Muslim yang rata-rata sekali-kali lima jam terhimpun dalam masjid,

membentuk ikatan dalam sesamanya.

10Ahmad Yani, Panduan Mengelola Masjid, Jakarta: Pustaka Inter Masa, 2007, h. 3 11Nana Rukmana, Masjid Dan Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002, Cet. Ke-1, h.

XXV

Page 27: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

18

Seluruh jagad adalah masjid bagi muslim. Jadi seluruh bumi adalah tempat

sujud kepada tuhan. Ini berarti bumi adalah tempat memperhamba diri kepada

tuhan, tempat untuk meluhurkan tuhan. Sujud dalam pengertian lahir bersifat

gerak jasmani, sujud dalam pengertian bathin berarti pengabdian. F

12

Syaikh Sayid Sabiq dalam bukunya fiqussunnah mengertikan masjid

sebagai berikut: sebagaimana Allah telah mengkhususkan kepada umat ini yauitu

menjadikan bumi dalam keadaan suci dan sebagai masjid dimana seorang muslim

telah sampai pada waktu sholat, sholatlah dimana saja ia berada atau

mendapatinya.F

13

Prof. TM. Hasbi Ashshiddiq berpendapat bahwa pengertian masjid

tiadalah khusus dengan tempat mendirikan jumat saja, bahkan perkataan masjid,

mengenai segala tempat yang dijadikan tempat umum untuk mengerjakan shalat

dan jamaah.F

14

Bagi umat Islam masjid sebenarnya merupakan pusat segala pusat

kegiatan. Masjid bukan hanya sebagai pusat ibadah khusus seperti shalat dan

I’tikaf. Tetapi merupakan pusat kebudayaan/ muamalat tempat dimana lahir

kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. Keadaan ini sudah terbukti

mulai dari zaman Rasulullah sampai kemajuan politik dan gerakan Islam

diberbagai negara saat ini.F

15

12Sidi Gazalba, Masjid Pusat Peribadatan Dan Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Al-Husna,

1994, h. 118 13Syaid Sabiq, Fiqussunnah, Beirut: Dar Al-Fik, 1981, Jilid 1, Cet, ke-3, h. 209 14Hasbi Ash-Siddiqi, TM. Prof, Koleksi Hadist-Hadist Hukum, Bandung: PT Al-Ma’arif,

1979, Jilid 2, Cet, ke-3 15 Sofian Safri Harahap, Manajemen Masjid, PT Dana Bakti Prima Yasa, Yogyakarta,

199, h. 5, Cet, ke-2

Page 28: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

19

Sidi Gazalba dalam bukunya masjid pusat ibadah dan kebudayaan Islam

mendefinisikan bahwa masjid adalah lembaga utama Islam, pusat kehidupan umat

muslim. Sidi gazalba menyatakan masjid adalah tempat mengumumkan hal-hal

penting menyangkut hidup masyarakat muslim, suka dan duka, dan peristiwa-

peristiwa yang berlangsung berhubungan dengan kesatuan sosial disekitar masjid,

diumumkan dengan saluran masjid sehingga masjid mempunyai fungsi sebagai

pendidikan rakyat dan penerangan rakyat.F

16

b. Fungsi Masjid

Fungsi utama masjid adalah tempat sujud kepada Allah SWT, tempat

shalat, dan tempat beribadah kepada-Nya. Masjid juga paling banyak

dikumandangkan nama Allah melalui azan, iqomat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar

dan ucapan lainnya yang dianjurkan dibaca di masjid sebagian dari lafadz yang

berkaitan dengan pengagungan asma Allah.

Fungsi Masjid yang Utama:

a) Sebagai tempat ibadah( Sholat, zikir, membaca Al quran, medekatkan diri

kepada Allah).

b) Sebagai tempat pendidikan(Agama, umum, pengetahuan dan teknologi).

c) Untuk mempererat hubungan kekeluargaan masyarakat Islam (pembinaan

remaja).

16 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Peribadatan Dan Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Al-Husna,

1994, h. 127

Page 29: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

20

d) Sebagai sumber rujukan dalam memecahkan masalah dan pusat informasi

(agen2 bantuan social, keuangan, perjodohan, nasehat, pekerjaan,

pelatihan)

Luas dan hebatnya fungsi masjid khususnya pada zaman Rasulullah dan

sesudahnya disebabkan beberapa faktor. Pertama, tingginya tingkat kesadaran

masyarakat/kaum Muslimin untuk berpegang teguh pada nilai-nilai ajaran Islam

dalam semua aspek kehidupan. Kedua, para pengurus/Pembina masjid mampu

menghubungkan aktivitas masjid dengan kebutuhan masyarakat dan kondisi

sosialnya. Ketiga, tercapainya kesamaan visi, misi dan hati antara

pemerintah/pemimpin dan rakyatnya, antara pengurus masjid, ustadz/khatib dan

jamaahnya, untuk membangun semua bidang kehidupan. ''Semua itu merupakan

kunci sukses untuk menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan umat''.F

17

Masjid berarti tempat untuk bersujud. Secara terminologis diartikan

sebagai tempat beribadah umat Islam, khususnya dalam menegakkan shalat.

Masjid sering disebut Baitullah (rumah Allah), yaitu bangunan yang didirikan

sebagai sarana mengabdi kepada Allah. Pada waktu hijrah dari Mekah ke

Madinah ditemani shahabat beliau, Abu Bakar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam melewati daerah Quba di sana beliau mendirikan Masjid pertama sejak

masa kenabiannya, yaitu Masjid Quba (QS 9:108, At Taubah). Setelah di Madinah

Rasulullah juga mendirikan Masjid, tempat umat Islam melaksanakan shalat

berjama’ah dan melaksanakan aktivitas sosial lainnya. Pada perkembangannya

disebut dengan Masjid Nabawi.

17 http://asslama.blogspot.com/2008/09/peran-dan-fungsi-masjid.html

Page 30: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

21

Fungsi Masjid paling utama adalah sebagai tempat melaksanakan ibadah

shalat berjama’ah. Kalau kita perhatikan, shalat berjama’ah adalah merupakan

salah satu ajaran Islam yang pokok, sunnah Nabi dalam pengertian muhaditsin,

bukan fuqaha, yang bermakna perbuatan yang selalu dikerjakan beliau. Ajaran

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang shalat berjama’ah merupakan

perintah yang benar-benar ditekankan kepada kaum muslimin.

Abdullah Ibn Mas’ud r.a. berkata: “Saya melihat semua kami (para

shahabat) menghadiri jama’ah. Tiada yang ketinggalan menghadiri jama’ah,

selain dari orang-orang munafiq yang telah nyata kemunafiqannya, dan

sungguhlah sekarang dibawa ke Masjid dipegang lengannya oleh dua orang,

seorang sebelah kanan, seorang sebelah kiri, sehingga didirikannya ke dalam

shaff.” (HR: Al Jamaah selain Bukhory dan Turmudzy).

Ibnu Umar r.a. berkata: “Bersabdalah Rasulullah s.a.w.: “Shalat

berjama’ah melebihi shalat sendiri dengan dua puluh tujuh derajad.” (HR:

Bukhory dan Muslim).

Sebenarnya, inti dari memakmurkan Masjid adalah menegakkan shalat

berjama’ah, yang merupakan salah satu syi’ar Islam terbesar. Sementara yang lain

adalah pengembangannya. Shalat berjama’ah merupakan indikator utama

keberhasilan kita dalam memakmurkan Masjid. Jadi keberhasilan dan kekurang-

berhasilan kita dalam memakmurkan Masjid dapat diukur dengan seberapa jauh

antusias umat dalam menegakkan shalat berjama’ah.

Meskipun fungsi utamanya sebagai tempat menegakkan shalat, namun

Masjid bukanlah hanya tempat untuk melaksanakan shalat saja. Di masa

Page 31: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

22

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain dipergunakan untuk shalat,

berdzikir dan beri'tikaf, Masjid bisa dipergunakan untuk kepentingan sosial.

Misalnya, sebagai tempat belajar dan mengajarkan kebajikan (menuntut ilmu),

merawat orang sakit, menyelesaikan hukum li'an dan lain sebagainya.

Dalam perjalanan sejarahnya, Masjid telah mengalami perkembangan

yang pesat, baik dalam bentuk bangunan maupun fungsi dan perannya. Hampir

dapat dikatakan, dimana ada komunitas muslim di situ ada Masjid. Memang umat

Islam tidak bisa terlepas dari Masjid. Disamping menjadi tempat beribadah,

Masjid telah menjadi sarana berkumpul, menuntut ilmu, bertukar pengalaman,

pusat da’wah dan lain sebagainya.

Banyak Masjid didirikan umat Islam, baik Masjid umum, Masjid Sekolah,

Masjid Kantor, Masjid Kampus maupun yang lainnya. Masjid didirikan untuk

memenuhi hajat umat, khususnya kebutuhan spiritual, guna mendekatkan diri

kepada Pencipta-nya. Tunduk dan patuh mengabdi kepada Allah subhanahu wa

ta’ala. Masjid menjadi tambatan hati, pelabuhan pengembaraan hidup dan energi

kehidupan umat.

Utsman Ibn ‘Affan r.a. berkata: “Rasul s.a.w. bersabda: Barangsiapa

mendirikan karena Allah suatu Masjid, niscaya Allah mendirikan untuknya seperti

yang ia telah dirikan itu di Syurga.” (HR: Bukhori & Muslim).

Masjid memiliki fungsi dan peran yang dominan dalam kehidupan umat

Islam, beberapa di antaranya adalah:

1. Sebagai tempat beribadah.

Page 32: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

23

Sesuai dengan namanya Masjid adalah tempat sujud, maka fungsi

utamanya adalah sebagai tempat ibadah shalat. Sebagaimana diketahui bahwa

makna ibadah di dalam Islam adalah luas menyangkut segala aktivitas kehidupan

yang ditujukan untuk memperoleh ridla Allah, maka fungsi Masjid disamping

sebagai tempat shalat juga sebagai tempat beribadah secara luas sesuai dengan

ajaran Islam.

2. Sebagai tempat menuntut ilmu

Masjid berfungsi sebagai tempat untuk belajar mengajar, khususnya ilmu

agama yang merupakan fardlu ‘ain bagi umat Islam. Disamping itu juga ilmu-ilmu

lain, baik ilmu alam, sosial, humaniora, keterampilan dan lain sebagainya dapat

diajarkan di Masjid.

3. Sebagai tempat pembinaan jama’ah

Dengan adanya umat Islam di sekitarnya, Masjid berperan dalam

mengkoordinir mereka guna menyatukan potensi dan kepemimpinan umat.

Selanjutnya umat yang terkoordinir secara rapi dalam organisasi Ta’mir Masjid

dibina keimanan, ketaqwaan, ukhuwah imaniyah dan da’wah islamiyahnya.

Sehingga Masjid menjadi basis umat Islam yang kokoh.

4. Sebagai pusat da’wah dan kebudayaan Islam

Masjid merupakan jantung kehidupan umat Islam yang selalu berdenyut

untuk menyebarluaskan da’wah islamiyah dan budaya islami. Di Masjid pula

direncanakan, diorganisasi, dikaji, dilaksanakan dan dikembangkan da’wah dan

kebudayaan Islam yang menyahuti kebutuhan masyarakat. Karena itu Masjid,

berperan sebagai sentra aktivitas da’wah dan kebudayaan.

Page 33: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

24

5. Sebagai pusat kaderisasi umat

Sebagai tempat pembinaan jama’ah dan kepemimpinan umat, Masjid

memerlukan aktivis yang berjuang menegakkan Islam secara istiqamah dan

berkesinambungan. Patah tumbuh hilang berganti. Karena itu pembinaan kader

perlu dipersiapkan dan dipusatkan di Masjid sejak mereka masih kecil sampai

dewasa. Di antaranya dengan Taman Pendidikan Al Quraan (TPA), Remaja

Masjid maupun Ta’mir Masjid beserta kegiatannya.

6. Sebagai basis Kebangkitan Umat Islam

Abad ke-lima belas Hijriyah ini telah dicanangkan umat Islam sebagai

abad kebangkitan Islam. Umat Islam yang sekian lama tertidur dan tertinggal

dalam percaturan peradaban dunia berusaha untuk bangkit dengan berlandaskan

nilai-nilai agamanya. Islam dikaji dan ditelaah dari berbagai aspek, baik ideologi,

hukum, ekonomi, politik, budaya, sosial dan lain sebagainya. Setelah itu dicoba

untuk diaplikasikan dan dikembangkan dalam kehidupan riil umat. Menafasi

kehidupan dunia ini dengan nilai-nilai Islam. Proses islamisasi dalam segala aspek

kehidupan secara arif bijaksana digulirkan.

Umat Islam berusaha untuk bangkit. Kebangkitan ini memerlukan peran

Masjid sebagai basis perjuangan. Kebangkitan berawal dari Masjid menuju

masyarakat secara luas. Karena itu upaya aktualisasi fungsi dan peran Masjid pada

abad lima belas Hijriyah adalah sangat mendesak (urgent) dilakukan umat Islam.

Back to basic, Back to Masjid.F

18

18 HUhttp://immasjid.com/cetak.php?id=149U

Page 34: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

25

Masjid berfungsi sebagai tempat untuk memberikan motivasi dalam semua

kegiatan masyarakat baik menyangkut kegiatan formal atau informal maupun

untuk kepentingan kesejahteraan masyarakatatau umat dalam mencapai tujuan

pembangunan indonesia, yaitu masyarakat adil, makmur dan sejahteralahir dan

batin.F

19

Berbagai kekuatan yang mempengaruhi fungsi masjid sebagai pusat umat

islam sadar atau tidak sadar berlangsung terus mulai dari “penciutan” fungsinya

yang hanya sebagai pusat ibadah sampai mulai berkembang pada saat ini dimana

terlihat ada kecenderungan gerakan baru dikalangan umat untuk lebih

mengoptimalkan fungsi masjid ini. Masjid bukan hanya saja pusat ibadah tetapi

juga lebih luas dari pada itu yaitu pusat kebudayaan atau pusat muamalat,

perkembangan saat ini sangat terlihat di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya

maupun di berbagai kota di luar negeri seperti USA, Eropa, Malaysia.

Saat ini kita lihat masjid bukan saja sebagi tempat memberikan pendidikan

agama dan umum, rapat-rapat organisasi, pertokoan dan bahkan bela diri, olah

raga, kesenian, pernikahan dan peresmian “walimatul ursh”. Perkembangn ini

sangat terasa di masjid kawasan elit dan kampus seperti di pondok indah, sunda

kelapa dan lain sebagainya.F

20F

c. Peran Masjid

Ketika masjid hendak kita maksimalkan peran dan fungsinya sebagai pusat

pembinaan umat, maka ada banyak sisi aktivitas yang harus dikembangkan.

19 Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan Masyarakat,

Yogyakarta:UII Press,2001, cet. 1, h. 138 20 Sofian Safri Harahap, Manajemen Masjid, PT Dana Bakti Prima Yasa, Yogyakarta,

199, h. 10, Cet, ke-2

Page 35: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

26

Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan

sekelompok orang saja dan aktivitasnyapun tidak hanya berupa ibadah tertentu

yang bersifat ritual. Oleh karena itu, semestinya aktivitas masjid menyentuh dan

melibatkan semua kelompok jamaah, juga tidak memandang dari segi wanita

ataupun pria, kaya dan miskin, dan berpendidikan tinggi atau rendah. Tegasnya

semua anggota yang menjadi jamaah masjid harus mendapat pembinaan dari

masjid sehingga meningkat ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Oleh karena

itu masjid harus memiliki program yang banyak dan berfariasi sesuai dengan

kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya, menyiapkan fasilitas masjid yang

memadai, manajemen kepengurusan dan yang solid dan administrasi yang baik.F

21F

Pada zaman Rasulullah, masjid memiliki peran sebagai majelis peradilan

ketika seseorang melakukan perbuatan melanggar hukum agama, selain itu juga

sebagai tempat pendidikan Islam, di mana sahabat yang banyak menyerap ilmu

dari Nabi Muhammad saat di masjid.F

22

C. Solidaritas Sosial

a. Pengertian solidaritas sosial

Solidaritas dalam bahasa arab dikenal dengan istilah ”Takaful Ijtima’I”dan

rasa “ukhwah”. Solidaritas dalam dua term ini mengandung pengertian, yaitu

sikap saling membantu dan menanggung dan memikul kesulitan dalam hidup

bermasyarakat. Sikap anggota masyarakat Islam yang sering memikirkan,

memperhatikan, dan membantu mengatasi kesulitan; anggota masyarakat Islam

21 H. Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, h. 24-25 22 HUhttp://www.eramuslim.com/berita/nasional/fungsi-masjid-ideal-kembali-seperti-zaman-

rasul.htmU

Page 36: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

27

yang satu merasakan penderitaan yang lain sebagai penderitaaannya sendiri dan

keberuntungannya adalah juga keberuntungan yang lain.Pengertian inilah

sebenarnya yang diharapkan oleh Rasulullah SAW yang diungkapkannya dalam

beberapa haditsnya, seperti :

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam konteks solidaritas ialah bagaikan satu tubuh manusia, jika salah satu anggota tubuhnya mersakan kesakitan maka seluruh anggota tubuhnya yang lain turut merasa kesakitan dan berjaga- jaga agar tidak berjangkit pada anggota tubuh yang lain” (HR. Bukhari dan Muslim) dan “Orang-orang beriman bagaikan sebuah bangunan, antara satu bagian dan bagian yang lain saling menguatkan sehingga melahirkan suatu kekuatan yang besar ” (HR. Bukhari dan Muslim).F

23

Berbicara mengenai tema ini, ada ilustrasi menarik dari Muhammad Husin

Tabataba’I (1310H/1892M – 1401H/1981M), seorang ulama, ahli filsafat dan

tafsir dari Iran, beliau setuju hadits diatas sebagai dasar umum solidaritas dalam

Islam. Menurutnya, anggota badan mempunyai tugas khusus dan memberikan

sumbangan terhadap kesejahteraan badan, dan pada saat yang sama juga

memberikan sumbangan terhadap kesejahteraan anggota badan yang lainnya. Jika

salah satu anggota badan tidak solider, sombong dan egoistis terhadap anggota

yang lainnya, misalnya, jika mata menolak membantu pekerjaan kaki dlm berjalan

atau mulut hanya mau mengunyah makanan dan tidak mau menelannya maka

badan individu yang bersangkutan akan segera mati bersama dengan anggota

badannya yang sombong dan egoistis tersebut.Itulah menurutnya, hakikat

solidaritas dalam ajaran Islam.

Untuk memperkuat pengertian yang dirumuskannya itu, ia mengutip hadits

Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:

23 http://kmm-mesir.org/content/view/143/134/

Page 37: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

28

“Orang Islam itu bersaudara, satu terhadap yang lain; mereka adalah satu dalam tangan, satu dalam hati, dan satu dalam tujuan” (HR. Abu Dawud) dan “barangsiapa yang dipagi hari tanpa memikirkan masalah-masalah umat Islam, dia bukan seorang muslim” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bahkan nilai solidaritas ini menjadi unsur sangat penting dalam

membangun sebuah masyarakat . Kita lihat sejarah, bagaimana Rasulullah mulai

menyebarkan ajaran Islam di Mekah, Madinah sampai daerah-daerah lain.

Sehingga ajaran Islam tersebar di seluruh dunia. Madinah misalnya, Rasulullah

meletakan 3 landasan yang kokoh dalam membangun masyarakat Madinah,

menurut Muhammad al-Gazali yaitu :

a) Memperkokoh hubungan muslim dengan Tuhannya.

b) Memperkokoh hubungan antar sesama umat Islam.

Upaya Rasulullah SAW dalam memperkokoh hubungan kaum muslimin

dengan Allah SWT adalah membangun Mesjid. Dalam memperkokoh hubungan

antar umat Islam, Rasulullah SAW melenyapkan fanatisme kesukuan masa

jahiliyah dan sekaligus membangkitkan rasa ukhwah (solidaritas) Islam.

Rasulullah tak tanggung-tangung dalam misinya. Ketika Rasulullah hijrah ke

Madinah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshor.

Dalam sebuah hadits disebutkan : “Setibanya kaum muhajirin di Madinah,

Rasulullah SAW segera mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad

bin Rabi. Ketika itu, Sa’ad berkata kepada Abdurrahman: “Aku termasuk orang

Anshor yang mempunyai harta yang banyak; kekayaanku akan aku bagi dua,

separo untukmu dan separo untukku. Aku juga mempunyai dua isteri, lihatlah

mana yang engkau pandang baik bagimu, sebutkan namanya, ia akan segera

Page 38: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

29

kuceraikan dan sehabis iddahnya engkau kupersilahkan menikahinya.

Abdurrahman menjawab: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan kekayaanmu!

Tunjukan saja kepada saya dimana pasar kotamu…” (HR. Bukhari).

Di samping itu, Rasulullah SAW juga mempersaudarakan sahabat-sahabat

yang lain, Hamzah dipersaudarakan dengan Zaid, Abu Bakar dengan Kharijah,

Umar bin Khatab dengan Utbah bin Malik, dan lain-lain.

Secara terminologi, solidaritas sosial berarti gambaran fenomena masyarakat

yang menjunjung tinggi moralitas. Dimana seluruh warga masyarakat tak peduli

dari agama, suku, golongan, kelas, atau identitas apapun saling bahu membahu,

tolong menolong, dan bekerja sama dalam mewujudkan hal-hal yang positif demi

kemaslahatan bersama. Semangat ini sebagaimana tercermin dalam firman Tuhan

yang menganjurkan: Tolong menolong dalam kebaikan dan bukan dalam hal

keburukan dan nista. (QS. 5:2)

Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan

potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena itu

Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani bangsa Indonesia yang tereplikasi dari

sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung

jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga

masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi

sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan. Oleh karena itu

Kesetiakawanan Sosial merupakan Nilai Dasar Kesejahteraan Sosial, modal sosial

(Social Capital) yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan

Page 39: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

30

didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara

yaitu, Masyarakat Sejahtera.F

24F

Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau

kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun atau takaful. Islam adalah

agama yang mempunyai unsur syariah,akidah, muamalah dan akhlak. Kejayaan

Islam juga sudah terbukti membentang dalam peradaban manusia. Nilai-nilai

Islam yang terpancar dan dirasakan oleh umat manusia, adalah suatu hal yang

tidak bisa diukur dengan harta benda, karena dia berasal dari Yang Maha Kuasa.

Solidaritas salah satu bagian dari nilai Islam yang humanistik-transendental.

Wacana solidaritas bersipat kemanusiaan dan mengandung nilai

adiluhung, tidaklah aneh kalau solidaritas ini merupakan keharusan yang tidak

bisa ditawar-tawar lagi. Memang mudah mengucapkan kata solidaritas tetapi

kenyataannya dalam kehidupan manusia sangat jauh sekali. Kita sebagai bangsa

Indonesia yang didera multi krisis jangan berkecil hati untuk memperbaiki ke arah

yang lebih baik lagi. Perjuangan solidaritas ala Islam salah satu wahana untuk

meningkatkan ketakwaan dan keshalehan sosial. Di alam yang serba komplek ini

untuk menuju tangga ketakwaan (solidaritas) memang membutuhkan perjuangan

yang tidak remeh karena berkaitan dengan hati dan kesiapan. Tapi tidaklah kita

memperhatikan teladan nabi Muhammad SAW dan sebagian para sahabat nabi

yang dijamin masuk surga, mereka melakukan amalan-amalan yang terpuji karena

mengharap ridha Allah SWT.

24 ihttp://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=342

Page 40: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

31

Keshalehan sosial bukan milik kiyai, konsultan, tukang cukur, bankir,

tukang baso, peneriak reformasi dsb. Tapi setidaknya keshalehan sosial ini bisa

diukur dengan parameter orang bersangkutan berbuat amal shaleh dan proyek

kebaikan lainnya. Karena iman dan amal menjadi mata rantai yang harus sinergis,

oleh karena itu keduanya tampil menjadi mainstream (unsur, indikator. Pen)

dalam sebuah perubahan sosial. Akan sulit kiranya, sebuah perubahan jika iman

hanya disandarkan pada keshalehan vertikal (mahdhah) tanpa dibarengi dengan

keshalehan berfungsi untuk memerangi ketidakadilan dan pembebasan manusia

(Abdussalam, Waspada online, 7-6-2004).

Nilai kebaikan solidaritas dalam Al-Quran berbunyi:

“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (QS. Al-Maidah: 2).

Inilah pondasi nilai Islam yang merupakan sistem sosial, dimana

dengannya martabat manusia terjaga, begitu juga akan mendatangkan kebaikan

bagi pribadi, masyarakat dan kemanusiaan tanpa membedakan suku, bahasa dan

agama. Solidaritas juga tercermin dalam Hadits: “Saya (Rasulullah SAW) dan

pengayom, pelindung anak yatim di surga seperti dua ini, lalu Rasulullah SAW

memberikan isarat dengan jari telunjuk dan tengah” (HR At-Tirmidzi).

Maksudnya orang yang suka memberikan pertolongan kepada anak yatim, nanti di

surga akan berdekatan dengan Rasulullah SAW, seperti jari telunjuk dan tengah.

Dalam Hadis lain dijelaskan juga (solidaritas) selain kepada anak yatim.

Page 41: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

32

Bagi yang mampu melakukan aksi solidaritas tetapi tidak

melaksanakannya, maka orang tersebut telah mendustakan agama seperti

terungkap dalam firman Allah SWT:

“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?. Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan barang berguna (tolong menolong). (QS. Al-Maauun : 1-7).

Dalam hal solidaritas juga, Rasululllah SAW telah membuat ilustrasi yang

bagus sekali: «Perumpamaan orang-orang mumin dalam cinta dan kasih

sayangnya seperti badan manusia, apabila salah satu anggota badan sakit maka

seluruh anggota badan merasakannya». (HR Al-Bukhari). Dalam redaksi lain ada

tambahan yang berbunyi: “Allah akan menolong seseorang hamba, selama hamba

itu menolong saudaranya”. Solidaritas tidak hanya dalam perkara benda saja tetapi

meliputi kasih sayang, perhatian, dan kebaikan lainnya. Agama Islam sangat

menganjurkan pada solidaritas kebersamaan dan sangat anti yang berbau

perpecahan, menghembuskan sipat permusuhan di masyarakat. Karena titik

kekuatan suatu komunitas atau negara terletak pada solidaritas kebersamaan dan

persatuan.

Dalam Islam, solidaritas terdiri dari:

a) Solidaritas Sosial seperti disinggung di atas.

b) Solidaritas Keadilan, yaitu seorang hakim menegakkan keadilan.terhadap

rakyat dan negerinya, karena Allah SWT memerintahkannya. (QS. An-

Nahl:90).

Page 42: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

33

c) Solidaritas Ilmu, yaitu keharusan seorang Alim atau kiyai mengajar orang

yang tidak tahu dan kewajiban orang yang tidak tahu belajar kepada Alim.

(QS. At-Taubah:122) dan

d) Solidaritas dalam Perlawanan, yaitu kewajiban kaum Muslimin membela

agama dan negaranya. (QS. At-Taubah:41).

Sampai sekarang bangsa Indonesia sudah merdeka 61 tahun. Dalam hal

solidaritas, bangsa Indonesia telah terpayungi oleh sila ketiga: Persatuan

Indonesia dan sila merupakan halyang penting, tidak aneh apabila Hari

Kesetiakawanan Sosial Nasional diabadikan dari peristiwa sejarah tanggal 20

desember 1948, yaitu ketika terjalin kemanunggalan TNI dan rakyat persis sehari

setelah agresi militer Belanda. Dua kekuatan milik bangsa Indonesia yaitu TNI

dan rakyat bahu-membahu dalam perjuangan bersenjata untuk mengenyahkan

penjajahan Belanda.

Kesetiakawanan yang tulus, dilandasi rasa tanggung jawab yang tinggi

kepada tanah air (pro patria) menumbuhkan solidaritas bangsa yang sangat kuat

untuk membebaskan tanah air dari cengkraman agresor.

Nilai solidaritas adalah sangat mahal sekali dan tidak bisa diukur dengan

uang juga tidakakan terukur, karena solidaritas (dalam hal ini bangsa Indonesia)

telah diterjemahkan oleh pahlawan-pahlawan kita berupa harta, pikiran,

pengorbanan dan juga nyawa. Semoga Allah SWT membalas dengan surgaNya di

akhirat nanti!. Karena tanpa ruh pahlawan mustahil negara Indonesia akan

terwujud.

Page 43: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

34

Sayang seribu kali sayang generasi setelahnya tidak setangguh pejuang

kemerdekaan. Dengan kata lain berarti “kita” telah mengkhianati solidaritas

adiluhungnya para pahlawan-pahlawan terdahulu. Rupanya sebagian pemimpin

negeri ini tidak menghayati dan mengamalkan nilai solidaritas “yang maha suci

itu”.

Sampai sekarang kehidupan sebagian pemimpin-pemimpinnya penuh

dengan kemewahan di tengah kemiskinan rakyat dan kemerosotan akhlak

bangsanya yang akhirnya melemahkan solidaritas sosial antara pemimpin dan

rakyatnya, rakyat dengan rakyatnya, dan akhirnya negara itu hancur.

Perilaku pemimpin suatu bangsa, besar sekali pengaruhnya kepada

kehidupan masyarakat banyak. Bangsa Indoneia memiliki karakteristik

masyarakat yang paternalistik yang rakyatnya beroreintasi ke atas.

Apa yang dilakukan pemimpin akan ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku

pemimpin yang baik maupun yang buruk. Maka mulailah dari keteladanan para

pemimpin untuk hidup yang wajar yang tidak menimbulkan kecemburuan sosial.

Dengan kita membangun solidaritas sosial yang tangguh, maka bangsa kita akan

menjadi bangsa yang kuat, maju, demokrtis dan modern. F

25

Gotong royong merupakan suatu bentuk saling tolong menolong yang

berlaku di daerah pedesaan Indonesia. Gotong royong sebagai bentuk kerjasama

antar individu dan antar kelompok membentuk status norma saling percaya untuk

melakukan kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan

25 http://sayyidulayyaam.blogspot.com/2006/11/islam-dan-solidaritas-sosial.html

Page 44: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

35

bersama. Bentuk kerjasama gotong royong ini merupakan salah satu bentuk

solidaritas sosial.

Guna memelihara nilai-nilai solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat

secara sukarela dalam pembangunan di era sekarang ini, maka perlu ditumbuhkan

dari interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural Sehingga

memunculkan kebersamaan komunitas yang unsur-unsurnya meliputi: seperasaan,

sepenanggungan, dan saling butuh. Pada akhirnya menumbuhkan kembali

solidaritas sosial.

b. Bentuk solidaritas sosial

Agama diturunkan sebenarnya hanya untuk manusia beradab. Peradaban

dapat terpelihara justru karena ada agama yang dijalankan sesuai penafsiran yang

tepat dan benar sesuai konteks, harus dapat memberikan jawaban atas tantangan

zaman, dan ada solidaritas sosial. Salah satu bentuk solidaritas sosial itu adalah

kesederhanaan . Kesederhanaan dapat memperlihatkan bahwa kita lebih beradab

(berbahagialah mereka yang mampu menghindari kemewahan hidup). Hanya saja

diingatkan oleh Ibnu Khaldun bahwa solidaritas social yang berlebihan itu justru

berbahaya, dan dapat mengakibatkan munculnya: kesombongan (pride),

kemewahan (luxury), dan kerakusan (greed). Contoh yang berlebihan itu adalah:

persekutuan Amerika-Israel yang menghancurkan peradaban Palestina, arogansi

Amerika yang menghancurkan peradaban Irak, monopoli dalam berbisnis, sikap

korupsi, dan peristiwa kekerasan/terorisme.

Dalam keseharian atau kewajiban ternyata manusia pun dituntut agar tidak

berlebihan (misalnya beramal sedekah/infaq/shodaqoh), termasuk di dalamnya

Page 45: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

36

berbuat kebajikan dalam rangka hari Ied (misalnya zakat). Sesuai dengan tuntunan

Quran, "Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu

(bersifat bakhil) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (berinfak di luar

kemampuan) karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal (QS Al-Isra, 17: 29).

Sehingga manusia sebenarnya tidak dibebani sesuatu yang tidak mampu

dipikulnya. Jika mengutip KH Didin Hafidhuddin, "Sikap berlebihan dalam

sesuatu (ghulul, ekstrem) akan melahirkan pula sikap ekstrem yang bertentangan

dengan sikap ekstrem yang pertama. Karena itu, Islam selalu menempatkan

sesuatu dalam posisi pertengahan (tawassut/tawazun) agar melahirkan sesuatu

yang baik dan dapat dikerjakan secara relatif lebih 'abadi'.

"Hal tersebut sejalan pula dengan: Q.S Al An'aam (6:141) "...dan

tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya); dan

janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-

orang yang berlebih-lebihan."; Q.S Al A'raaf (7:31) "Hai anak Adam, pakailah

pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan

jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

berlebih-lebihan."; Q.S. Al Furqaan (25:67) "Dan orang-orang yang apabila

membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan

adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian."; Q.S. Ali

Imran (3:147) "Tidak ada do'a mereka selain ucapan:"Ya Tuhan kami, ampunilah

dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-berlebihan dalam

urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami..."; Q.S. Al Fajr (89:20-21) "dan

Page 46: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

37

kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Jangan (berbuat

demikian)...".

Keseimbangan menjadi kata kunci dalam mengarungi kehidupan.

Bilamana keseimbangan itu terganggu maka akan terjadi kerusakan tata

kehidupan atau kehancuran peradaban. Manusia sudah diperingatkan akan hal ini.

Dengan menjalankan solidaritas sosial secara inklusif/toleran atau yang tidak

berlebihan , maka tidak akan terjadi benturan peradaban (clash of civilization).F

26F

26 http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/message/9356

Page 47: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

BAB III

GAMBARAN UMUM MENGENAI MASJID RAYA CINERE

A. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Cinere

Dalam sejarahnya yang begitu singkat, Masjid Raya Cinere didirikan dan

dibangun atas dasar kecintaan yang mendalam yang tentunya ditujukan agar umat

mengingat, mensyukuri dan menyembah-Nya dengan baik.

Dengan jalan Allah SWT serta do’a yang dikabulkan sampai akhirnya ada

seorang perempuan bersuku Batak Ny. Ir Maryana Wiriatmaja yang mempunyai

lahan tanah seluas 3000 M persegi, sampai pada akhirnya jual beli tanah itu ada

dan berlangsung pada tanggal 15 juni 1987 atas nama wakaf jamaah.

Berawal dari pengajian majelis taklim ibu-ibu warga Cinere setempat yang

awalnya ingin sekali mempunyai masjid yang berada dikawasan perumahan

mereka tentunya sebagai sarana mereka untuk dapat mengaji serta menunutut ilmu

agama, akan tetapi PT. MEGAPOLITAN yang membangun tidak membuat sarana

masjid. Sehingga kaum majelis taklim ibu-ibu merasa ada yang kurang afdhol jika

rutinitas kegiatan pengajian mereka dilakukan pada tempat yang selalu berganti-

ganti dan mendapat ketidakyamanan atas tempat yang selama ini mereka tempati

untuk melakukan kegiatan pengajian mereka. Yang pada akhirnya mereka sepakat

untuk membicarakan permasalahan mereka yang ingin memiliki masjid sebagai

sarana untuk meraka kepada suami-suami mereka. Dengan mencurahkan segala

bentuk keinginan mereka ternyata para suami-suami jamaah majelis taklim sangat

merespon baik atas keinginan yang sungguh mulia tersebut.

Page 48: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

39

Setiap masjid ingin memiliki berbagai sarana yang bisa memfasilitasi para

jamaahnya begiti juga dengan Masjid Raya Cinere, sehingga masjid bisa

digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan seperti memnghafal Al-

Qur’an, Lembaga Amil Zakat, Lembaga Penengah Sengketa, Lembaga Solidaritas

serta Bantuan Kemanusiaan, dan Lembaga-lembaga Kursus bagi Anak-anak Muda

dalam berbagai ilmu pengetahuan. Dari situlah Masjid Raya Cinere

dikembangkan dengan berbagai macam-macam sarana sehingga bisa melakukan

bermacam-macam kegiatan.

Masjid Raya Cinere berdiri tahun 1988-1989. Dengan berkah dan ridho

Allah SWT Masjid Raya Cinere mendapatkan penambahan luas tanah atas hibah

dari PT. MEGAPOLITAN BUPATI BOGOR pada tanggal 15 Februari 1990

dengan luas tanah 1000 M persegi. Bahkan Masjid Raya Cinere mendapatkan

hibah tanah lagi atas nama PT. GIGA INTRAK dengan luas tanah 900 M persegi

pada tanggal 19 Januari 2001. Dan pada tanggal 25 April 2002, Masjid Raya

Cinere mendapatkan penambahan sarana dari wakaf jamaah yang luas tanahnya

sebesar 520 M persegi.

Dari luas tanah tersebutlah Masjid Raya Cinere membuat keputusan untuk

mendirikan bangunan untuk sarana pendidikan, sebab masjid sebagai salah satu

sarana utama yang paling tepat bagi proses pendidikan terhadap kaum muslimin.

Karena itu manakala masjid dijadikan sebagai sarana pendidikan bagi kaum

muslimin, niscaya umat islam akan merasakan betul keberadaab masjid.

Masjid Raya Cinere membangun sarana pendidikan seperti TK Islam Al

Kautsar Masjid Raya Cinere, TPA Masjid Raya Cinere, Majelis Taklim Masjid

Page 49: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

40

Raya Cinere, dan Perpustakaan. Sebab dengan pendidikan kaum muslimi tidak

hanya memiliki kepribadian yang islami, tetapi juga memiliki pengetahuan dan

wawasan yang luas serta menguasai ajaran islam yang baik sehingga mampu

membedakan antara yang benar (hak) dan yang salah (bathil).

Selain memiliki sarana pendidikan Masjid Raya Cinere memiliki taman

yang cukup luas serta area parkir, ini semua ditujukan untuk para jamaah sebagai

salah satu fasilitas yang berada di masjid, sehingga para jamaah akan merasa

aman dan nyaman.

Dalam upaya meningkatkan solidaritas sosial masyarakatnya masjid raya

cinere berperan aktif dalam memberikan tuntunan kepada masyarakat pada

pembangunan mental masyarakat serta memberikan kekuatan moral dan spiritual

sehingga mampu menyentuh atau menggugah hati nurani. Sebab dengan

menyentuh hati nurani diharapkan seluruh tata nilai yang terkandung dalam ajaran

agama dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal in sejalan juga

dengan pendapat Hurlock (1992) yang menekankan pada hati nurani serta peran

rasa bersalah dan rasa malu dalam melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan

harapan kelompok sosial dalam masyarakat religius seperti Indonesia tentunya

sangat diwarnai oleh norma-norma agama.

B. Visi, Misi, Dan Tujuan Masjid Raya Cinere

Visi

” Meningkatkan fungsi masjid bagi pemberdayaan dan persatuan umat guna

mencapai kesejahteraan jamaah masjid lahir dan batin ”

Page 50: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

41

Misi

a. Mengelola organisasi dan administrasi masjid (Idaroh).

b. Mengelola kemakmuran masjid (Imaroh).

c. Mengelola pemeliharaan/bangunan fisik masjid (Riayah).

Tujuan/Sasaran Yang Akan Dicapai

a. Meningkatkan kemampuan DKM dalam pengelolaan masjid secara

profesional.

b. Tersedianya dana dan sarana untuk kegiatan pengelolaan masjid.

c. Terciptanya jalinan komunikasi antara anggota jamaah masjid dan

lingkungan jamaah masjid.

d. Meningkatkan kemampuan ekonomi jamaah masjid dan masyarakat

lingkungan masjid.

e. Meningkatnya kemampuan pendidikan para jamaah, maupun jamaah

lingkungan masyarakat dalam peningkatan kualitas iman, ilmu, amal dan

akhlaq.

f. Meningkatkan peran serta jamaah/masyarakat dalam upaya kesehatan dan

lingkungan masjid.

C. Struktur Organisasi Masjid Raya Cinere (mrc)

Dalam suatu organisasi atau lembaga segala aktivitasnya, terhadap

hubungan diantara orang-orang yang menjalankan dalam suatu organisasi. Makin

komplek pula hubungan-hubungan yang ada untuk itu perlulah dibuat suatu

bangunan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan

Page 51: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

42

antara masing-masing kegiatan atau fungsi. Bagan yang dimaksud dinamakan

bagan organisasi atau struktur organisasi.F

27F

Hubungan kerja disisni sudah semakin jelas yaitu berupa kerjasama dan

interaksi akan terjadi secara vertikal dan horizontal terutama kepada unit kerja

organisasi yang menggambarkan unit-unit kerja dengan tugas-tugas individu

didalamnya, serta kerjasama dengan individu lain dan hubungan kelembagaan

antara unit-unit kerja baik secara vertikal maupun maupun horizontal.

SUSUNAN MASJID RAYA CINERE (MRC)

PERIODE 2006-2009

1. PEMBINA

H. M. Yahya

H. Handoya

H. Ahmad Syukri

H. M. Choesni

H. Soetopo

2. PENGAWAS

H. Kadarno

H. Norman f

H. Martin

H. Wiranto

H. Arif suryono

H. Agoes effendi

27 Basu Swasstha DH dan Ibnu Sakotjo W., Pengantar Bisnis Modern (Yogyakarta:

Liberty, 1995), cet ke-40

Page 52: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

43

3. PENGURUS

Ketua Umum : H. Budi Waluyo

Wakil Ketua Umum : H. Muslim Yasin

Sekretaris I : H. Abdurrahman

Sekretaris II : H. Tri Widati

Bendahara I : H. Burhanudin

Bendahara II : H. Fauzi Sungkar

4. BIDANG DAKWAH

Bidang Dakwah : KH. Syarif Rahmat

Bidang PHBI : Abd. Razak

Bidang Peribadatan : KH. Syarif Rahmat

Bidang Peribadatan : H. Moh. Daud

Bidang Unit RISMRC : H. Bambang Oetomo

5. BIDANG PELAYANAN MASYARAKAT

Bidang Pelayanan Masyarakat : H. Moh. Daud

Bidang Pengislaman : KH. Syarif Rahmat

Bidang Pernikahan : H. Abdurrahman

Bidang Bantuan Kemanusiaan : Hj. Betty

Bidang Bantuan Kemanusiaan : Hj. Syukri

Bidang Bantuan Kemanusiaan : Hj. Sofie

Bidang Humas : Abd. Razak

Bidang Unit Pelayanan Jenazah : H. Abdurrahman

Page 53: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

44

6. BIDANG PENDIDIKAN

Bidang Pendidikan : Hj. Tri Mulyati Al-Bachri

Bidang Unit TPA : Lela Shofia

Bidang Unit TK Al-Kautsar : Siti Masyitoh

Bidang Unit Perpustakaan : Hj. Ida Kadarno

Bidang Unit Perpustakaan : Habibi Al Amin

Bidang Unit Perpustakaan : H. Adi Darma

7. BIDANG ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH

Bidang ZIS : H. TM. Syahnara

Bidang ZIS : H. Budiarto Sudirman

Bidang Administrasi : H. Aris Mulyono

Bidang Pengumpulan : H. Sarja Sumbada

Bidang Pengumpulan : Soefi

Bidang Pengumpulan : Tati Budi

8. BIDANG USAHA

Bidang Usaha : H. Bambang Budiarto

Bidang Usaha : H. Fauzi Sungkar

Bidang Gedung Serbaguna : Amin

Bidang Perparkiran : Zaki Mubarok

Bidang Perkiosan : H. Abdurrahman

Bidang Unit KBIH : H. Bambang Budiarto

Bidang Unit KBIH : H. Fauzi Sungkar

Page 54: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

45

9. BIDANG SARANA DAN PRASARANA

Bidang Sarana dan Prasarana : H. Dhoody KH

Bidang Sarana dan Prasarana : H. Firdaus Amin

Bidang Pembangunan : H. Salaman Ilyas

Bidang Pemeliharaan : Sutrisno

Bidang Coordinator KAMTIB : H. Nahari Aming

Bidang Kebersiahan : Abd. Latif

Bidang Kebersihan dan Pertamanan : Endang

Bidang Kepegawaian : H. Abdurrahman F

28F

D. Program Kerja

Program kerja Msjid Raya Cinere menggunakan Tahun Hijriyah sebagai

tahun anggaran Masjid Raya Cinere. Hal ini di samping membiasakan

penggunaan Tahun Hijriyah sebagai kultur islami, juga menyesuaikan cash flow

Masjid Raya Cinere, di mana perkiraan anggaran dalam satu tahun ke depan baru

dapat dipastikan setelah acara Idul Fitri dan Idul Adha selesai.

Untuk Tahun 1430 H, Program Kerja Masjid Raya Cinere tetap

melanjutkan Program Kegiatan Tahun 1429 H berdasarkan “Perkiraan Dukungan

Anggaran” Tahun 1430 H, dengan azas afisiensi dan memperhatikan prioritas. Di

samping itu Program Kerja Masjid Raya Cinere untuk Tahun 1430 H, ditandai

dengan proses pergantian kepengurusan.

28 Dokumen Masjid Raya Cinere (MRC)

Page 55: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

46

Program Kerja Pada Masing-masing Bidang

a. Bidang Dakwah

a) Dakwah

Program Tahun 1430 H diarahkan untuk menambah acara pengajian

oleh jamaah pria terutama pada malam hari. Di samping itu dengan

sumber daya manusia yang ada akan tetap dilanjutkan pelayanan

pengajian untuk:

1) Guru-guru TPA dan TK

2) Guru-guru dari Labshcool

3) Dan Lain-Lain.

b) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

Program ini ditujukan untuk mewadahi animo/tuntutan jamaah yang

ingin ikut serta pada kegiatan hari besar islam di Masjid Raya Cinere.

c) Peribadatan Mahdloh

Program ini diarahkan untuk menciptakan suasana yang khitmad dan

khusuk yang dapat menimbulkan kepuasan rohaniah dengan suasana

kesejukan dan kedamaian sehingga dapat menimbulkan kerinduan

untuk senantiasa hadir ke masjid bagi jamaah.

d) Remaja Masjid Raya Cinere

Program ini diarahkan untuk membentuk serta membina Remaja

Masjid yang benar-benar islami, yang disesuaikan dengan situasi dan

kondisi Masjid Raya Cinere termasuk Jamaah Remaja dilingkungan

Masjid Raya Cinere.

Page 56: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

47

b. Bidang Pelayanan Msyarakat

a) Pengislaman

Program ini diarahkan untuk memberikan pelayanan baik dalam proses

pengislaman maupun pasca proses pengislaman.

b) Pernikahan

Program ini diarahkan untuk semakin memakmurkan Masjid Raya

Cinere dengan memberikan pelayananan penyelenggaraan Ijab Qobul

dan termasuk Walimatul Urusy (Resepsi).

c) Bantuan Kemanusiaan

Program ini diarahkan untuk membina rasa solidaritas sesama umat,

sekaligus menanamkan tradisi atas kepercayaan jamaah pada Masjid

Raya Cinere untuk dapat menyalurkan barang/uang jamaah secara

cepat dan tepat.

d) Hubungan Masyarakat (HUMAS)

program ini diarahkan untuk mampu berperan sebagai jembatan

komunikasi dan informasi timbal balik antara Masjid Raya Cinere

dengan Jamaah dan Masyarakat Umum.

e) Unit Pengurusan Jenazah

Unit pelayanan duka yang secara embridual telah terbentuk, akan

ditingkatkan menjadi lembaga yang profesional, sebagai salah satu

lembaga dibawah kepengurusan Masjid Raya Cinere.

c. Bidang Pendidikan

a) TK Islam Al Kautsar Masjid Raya Cinere

Page 57: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

48

Program ini akan terus dikembangkan menjadi unit pendidikan pra

sekolah.

b) TPA Masjid Raya Cinere

Program ini akan diarahkan pada peningkatan kesejahteraan tenaga

pengajar, disamping pemeliharaan sarana pendidikan seperti meja

belajar, papan tulis dan lain-lain.

c) Majelis Taklim Masjid Raya Cinere

Program Majelis Taklim yang diselenggarakan oleh ibu-ibu Jamaah

Masjid Raya Cinere berjalan secara optimal.

d) Perpustakaan

Program dibidang ini adalah memelihara dan meningkatkan pelayanan

pada jamaah.

d. Bidang Zis

Untuk meningkatkan kinerja Kepengurusan Masjid Raya Cinere, pada

umumnya khusussnya kinerja bidang ZIS, Tahun 1430 H, telah ditempuh pola

pemisahan pengelolaan antara Zakat dan Infaq Shodaqoh mulai Tahun 1429

H.

e. Bidang Penggalangan Dana

Program dibidang ini difokuskan untuk mampu menunjang

Pengumpulan Dana yang diarahkan untuk pengembangan prasarana Masjid

Raya Cinere.

f. Bidang Prasarana, Sarana Dan Sumber Daya Manusia (SDM)

a) Prasarana

Page 58: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

49

b) Sarana

c) Kebersihan Gedung

Kebersihan seluruh gedung akan semakin ditingkatkan guna menjamin

terselenggaranya seluruh kegiata secara optimal.

d) Halaman dan Pertamanan

Sasaran pemeliharaan halaman dan pertamanan adalah: kebersihan dan

keindahan.

e) Keamanan

Upaya keamanan dan pengamanan masjid akan teru ditingkatkan

dengan sasaran:

1) Menghilangkan pencurian: Sandal ,Al-Qur’an, Buku-Buku

Perpustakaan, Kendaraan Bermotor, dll.

2) Memelihara kelancaran dan disiplin lalu lintas di Jl. Flamboyan.

f) Sumber Daya Manusia

Kinerja Sumber Daya Manusia, terutama para karyawan semua bidang

akan terus ditingkatkan dengan cara menanamkan: Disiplin, Rasa

Tanggung Jawab, Kerjasama, dan Etos Kerjanya dibarengi dengan

memperhatikan tingkat kesejahteraannya sesusai dengan hasil kerjanya

(Finesh and Reward).

Page 59: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

50

g. Bidang usaha

a) Gedung Serbaguna

Dengan tanpa mengurang funsi utamanya, gedung serba guna akan

tetap dimanfaatkan untuk pelayanan acara resepsi (khusus hari

minggu) dengan infaq yang setiap tahun akan selalu disesuaikan.

b) Perdagangan Kios Dan Parkir Samping SPBU

Usaha yang dewasa ini mampu memberi masukan sekitar Rp.

4.000.000; s/d Rp. 5.000.000; setiap bulannya, akan teru dipertahankan

dan tingkatkan dalam rangka meningkatkan pendapatan Masjid Raya

Cinere.

c) Pelayanan Ibadah Haji Dan Umroh

Program untuk mendirikan pelayanan Ibadah Haji dan Umroh

dilingkungan Masjid Raya Cinere, akan tetap dilanjutkan. Untuk

sementara waktu sambil menunggu kaderisasi personil yang akan

bekerja sama dengan Lembaga Pelayanan Haji yang telah memiliki

repitasi dan cukup baik di Wilayah Jakarta.

h. Bidang kesekretariatan/perkantoran

Bidang Kesekretariatan/Perkantoran adalah sebagai motor penggerak

pengelolaan organisasi DKM yang akan terus ditingkatkan.

E. Letak Geografis Masjid Raya Cinere

Pola masjid yang ideal salah satunya diharapkan dapat menentukan lokasi-

lokasi masjid wilayah pada daerah yang strategisterhadap penduduk yang berada

di dalam wilayah yang bersangkutan, sehingga masjid-masjid ini dapat melayani

Page 60: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

51

penduduk secara efektif. Disamping harus dihindarkanterdapatnya masjid-masjid

besar pada jarak yang relatife berdekatan, hal ini dimaksudkan agar pelayanannya

efektif.F

29

Letak/posisi Masjid Raya Cinere berada di tengah-tengah warga

perumahan Cinere sehingga memudahkan para jamaah dan tidak memberatkan

penduduk yang berada di ujung untuk pergi ke masjid, sebab di dalam islam

dalam membangun masjid adalah lokasi masjid itu cocok dan tepat bagi jamaah

sholat. Masjid Raya Cinere berdiri pada tempat yang sangat strategis bukan di

pinggir ataupun di tengah jalan raya. Masjid Raya Cinere memiliki lokasi yang

indah, nayaman dan ramah lingkungan. Masjid Raya Cinere ini beralamatkan

pada perumahan warga Jl. Flamboyan Blok F Cinere Limo-Depok. Sasaran

Masjid Raya Cinere ini adalah pada berbagai desa lainnya yang dikhususkan

kepada Desa Cinere Pekayon (Barat, Timur, Selatan), Desa Limo, Desa Gandul.

29 Nana Rukmana D.W, Masjid dan Dakwah, Penerbit Al-Mawardi Prima, Cet Pertama,

Juli 2002

Page 61: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISA DATA

A. Peran Masjid Dalam Solidaritas Sosial

Realistis dari solidaritas sosial itu, dapat ditempuh berbagai cara. Baik

dalam bentuk materi maupun non materi. Selain kewajiban membayar zakat, umat

Islam juga diharapkan dapat mewujudkan kedamaian bagi sesamanya. Islam pada

hakikatnya adalah agama Rahmatan lil alamin, yakni membahagiakan seluruh

alam. Karena itu seorang muslim seyogyanya mampu memposisikan diri sebagai

pemberi kebahagiaan kepada lingkungan sekitarnya, menyenangkan mesra dan

peduli. Caranya dapat diawali dengan meningkatkan kepedulian kepada orang-

orang di sekitar kita.F

30

Nilai solidaritas adalah sangat mahal sekali dan tidak bisa diukur dengan

uang juga tidak akan terukur, karena solidaritas (dalam hal ini bangsa Indonesia)

telah diterjemahkan oleh pahlawan-pahlawan kita berupa harta, pikiran,

pengorbanan dan juga nyawa. Semoga Allah SWT membalas dengan surgaNya di

akhirat nanti. Karena tanpa ruh pahlawan mustahil negara Indonesia akan

terwujud.

Apa yang dilakukan pemimpin akan ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku

pemimpin yang baik maupun yang buruk. Maka mulailah dari keteladanan para

pemimpin untuk hidup yang wajar yang tidak menimbulkan kecemburuan sosial.

30 http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2001/12/16/brk,20011216-36,id.html

Page 62: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

53

Dengan kita membangun solidaritas sosial yang tangguh, maka bangsa kita akan

menjadi bangsa yang kuat, maju, demokratis dan modern. (Dr. H. Nanat Fatah

Natsir, harian Pikiran Rakyat, 7-10-2005).F

31

Hemat saya, solidaritas antar sesama manusia kini mengalami degradasi.

Ini sangat terkait dengan rendahnya moralitas warga negara. Perlu diketahui,

moral di sini tidak hanya bicara seputar disiplin tubuh, batas-batas aurat. Tapi, ia

bermakna luas dan menyeluruh, sebagaiamana yang diemban Muhammad SAW.

saat pertama kali ditugaskan untuk menyampaikan risalah: Liutammima

Makarima al-Akhlaq, menyempurnakan akhlak yang mulia.

Pada saat-saat awal berdakwah, Rasulullah tidak langsung mengajarkan

syari’at: semisal shalat, puasa, zakat, dll. Tapi, beliau mengajarkan umatnya

tentang etika secara universal. Dapatkah kita memaknai akhlak atau moral dalam

konteks ini hanya sebatas aturan aurat: sensual apa tidak sensual, mengundang

syahwat atau tidak, menimbulkan fitnah atau tidak, dan seterusnya. Tidak

sesederhana itu. Jika makna moral hanya disempitkan pada wilayah itu, maka

Nabi tidak perlu lama-lama dalam menapaki lika-liku berdakwah.

Akhlak adalah prilaku sosial seseorang. Biasa juga disebut moral atau budi

pekerti. Karena sifatnya yang universal, Abdullah Nashin Ulwan dalam al-takaful

al-ijtima’i fi al-Islam merumuskannya dengan sebutan solidaritas sosial (al-takaful

al-ijtima’i). Kehadiran rumusan ini tak lain untuk menjembatani pluralitas

individu dan kepentingan dalam suatu masyarakat. Agar moralitas tetap tegak dan

tidak diinjak-injak, maka diperlukan pemahaman tentang solidaritas sosial.

31 HUhttp://sayyidulayyaam.blogspot.com/2006/11/islam-dan-solidaritas-sosial.htmlU

Page 63: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

54

Rasulullah menggambarkan solidaritas sosial ini, sebagaimana diceritakan Imam

al-Bukhari, layaknya sekelompok orang di atas kapal. Mereka akan mengundi,

siapa yang berada di dek atas dan siapa yang di bawah. Setelah itu, ketika yang di

bawah ingin mengambil air minum, maka ia harus melewati mereka yang di atas,

bahkan tidak sekedar melewati tapi juga minta bantuannya.

Karena sering dipersulit, salah seorang di dek bawah punya usul,

“Bagaimana kalau kita belah saja perahu ini menjadi dua, sehingga kami yang di

bawah tidak merepotkan yang di atas?”

Nabi pun melanjutkan cerita sambil mengomentari pertanyaan di atas.

Kalau keinginan mereka itu dituruti, tentu semuanya akan celaka, tenggelam.

Tapi, jika mereka saling berpegang tangan dan bekerja sama, pasti mereka akan

selamat.

Bagi saya, tidak semudah itu. Mengapa? Sebab, banyak orang yang gemar

memberi santunan kepada fakir miskin, korban bencana alam, anak-anak jalanan,

tapi hanya untuk mencari muka dan simpatik. Sementara itu, kita dikelabuhi

bahwa ‘materi’ yang mereka gunakan dalam aksi sosial itu adalah uang hasil

merampok negara.

Ini senada dengan ‘teori dramaturgi’ ala sosiolog kondang abad ke-20

Erving Goffman. Yaitu sesuatu yang dipentaskan di atas panggung itu ghalibnya

amat sangat bertolak belakang dengan kondisi di belakang panggung. Apa yang

tampak dipermukaan dan ditonton oleh khalayak tak ubahnya sepenggal kisah

drama atau sandiwara yang hilang begitu saja usai lakon dipentaskan.

Page 64: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

55

Karena itu, solidaritas sosial harus meliputi dua hal: 1) pembentukan jati

diri atau kepribadian dan 2) pembentukan prilaku sosial. Keduanya harus berjalan

selaras, serasi, dan seimbang. Sebaik apapun kepribadian seseorang jika ia tidak

mampu mengaktualkan dalam kehidupan bermasyarakat, maka tidak masuk

kategori solidaritas sosial. Begitu pula sebaliknya. Berarti, kualitas individu dan

prilaku sosial seseorang harus integral dalam satu nafas kehidupan.

Kalau begitu, bermoral sama dengan berjiwa solidaritas sosial. Kamus

besar bahasa Indonesia menyebutkan, bermoral adalah mempunyai pertimbangan

baik-buruk atau berakhlak baik. Prinsip ‘baik-buruk’ tentu tidak mungkin hanya

melingkupi diri seseorang secara individual, tapi cakupannya luas, antara individu

dengan lingkungan. Berarti, kita dapat meraba apakah ‘si fulan’ itu bermoral atau

tidak, yaitu dengan melihat kepribadiannya dan tindakan sosial di masyarakat

bukan dengan cara sekadar melihat gaya berpakaiannya.

Prinsip-prinsip solidaritas sosial yang mendasar dalam Islam adalah,

pertama, ‘pemerataan harta’ untuk kepentingan sosial. Saking pentingnya, al-

Quran menyebut harta dengan istilah ‘kebaikan’ (khair). Apabila seseorang di

antara kamu kedatangan maut, lalu meninggalkan ‘kebaikan’, maka diwajibkan

atas kamu untuk berwasiat kepada orang tua dan para kerabat. (QS. 2: 180). Pada

ayat lain juga disebutkan, sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada

‘kebaikan’. (QS. 100: 8).

Makna kebaikan yang dimaksud dalam dua ayat tersebut tak lain adalah

‘harta’. Setidaknya ayat tersebut menyiratkan makna, bahwa harta akan bernilai

jika: 1) diperoleh dari jalan yang baik dan 2) didermakan untuk kebaikan.

Page 65: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

56

Karenanya, Islam melarang keras penumpukan harta untuk memperkaya diri.

Surat Al-Humazah ayat 1-4 mengajarkan kepada kita, bahwa orang yang gemar

harta dan tidak punya jiwa peduli sosial adalah termasuk golongan orang-orang

yang culas.

B. Peran Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkat Solidaritas Sosial

Masyarakat Cinere Limo-Depok

Masjid Raya Cinere dalam melakukan tugasnya yang biasa disebut sebagai

peran telah melakukan tugasnya dengan baik dalam arti sejauh ini berhasil telah

memberikan pelayanan masyarakat yang memang mereka butuhkan. Banyak

kegiatan sosial yang telah dijalankan oleh Masjid Raya Cinere dalam upaya

meningkatkan solidaritas sosial pada masyarakatnya. Dalam perjalanannya yang

cukup singkat, Masjid Raya Cinere adalah sebagai salah satu masjid yang bisa

menjalankan fungsi sosialnya tidak seperti kebanyakan masjid yang lain,

meskipun letak dari Masjid Raya Cinere berada pada perumahan dan bukan

berarti peran dari masjid ini tidak dijalankan.

Masjid secara umum sering kali diidentikkan dengan tempat shalat bagi

mereka yang mengaku islam sebagai agama anutannya. Di luar itu, masjid

seolah-olah tidak memiliki fungsi sosial apapun. Lebih-lebih untuk kegiatan yang

benuansa sosial, ekonomi, ataupun kegiatan-kegiatan sosial budaya lainnya.

Bahkan sebagiannya masih ada yang cenderung menanggapnya haram. Akibatnya

peningkatan jumlah masjid ditengah-tengah kehidupan masyarakat dewasa ini

belum banyak berpengaruh pada penurunan angka kemiskinan ataupun tensi

konflik sosial yang diharapkan.

Page 66: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

57

Optimalisasi fungsi masjid, baik pada tingkat intensifikasi maupun

ekstentifikasi, pada gilirannya dapat bermanfaat bagi pembinaan masyarakat,

bukan saja pada aspek ritual tapi juga pada pembinaan aspek wawasan sosial,

politik dan ekonomi tuntutan dan perkembangan zaman khususnya seperti yang

kita saksikan sekarang ini. Sebab kehadiran masjid di tengah-tengah kehidupan

masyarakat dapat memberikan inspirasi sosial yang tidak sederhana. Misalnya

pertemuan ritual yang dilakukan setiap kali melaksanakan sholat dapat

membangun kedekatan sosial untuk saling membutuhkan semangat solidaritas

yang sangat tinggi.

Kehadiran Masjid Raya Cinere di tengah-tengah masyarakat merupakan

cermin persatuan dan kesatuan dalam etika kesatuan dan persaudaraan islami.

Sebab di tempat itulah setiap individu/masyarakat dapat menempatkan dirinya

secara utuh, baik, dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah maupun kholifah

Allah. Di masjid Raya Cinere masyarakat dapat melaksanakan ibadah ritual

sebagai salah satu ajaran agama, dan di tempat yang sama, masyarakat juga dapat

melaksanakan ibadah-ibadah sosial lainnya yang lebih berdimensi kemanusiaan.

Dalam menjalankan aktifitasnya Masjid Raya Cinere memiliki salah satu

kegiatan yaitu Baitul Mal Wat Ta’mil (BMT) yang tugasnya adalah

Memberdayakan Masyarakat, dari program inilah masyarakat bisa merasakan

keberadaan Masjid Raya Cinere yang sesungguhnya yakni sebagai masjid yang

mampu memberikan kepekaan terhadap peningkatan rasa solidaritas sosial

terhadap masyarakat.

Page 67: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

58

1. Tukang Becak

Dalam perjalannya tukang becak menjadi salah satu objek yang menjadi

lirikan oleh masjid raya cinere sebab kiprah dari para penarik becak ini banyak

menuai masalah yang membuat geram. Dengan ekonomi yang mencekik para

penari becak memberanikan diri untuk bermain api pada rentenir. Semakin tidak

jelas arah membuat para penarik becak merasa beban yang mereka pikul sudah tak

sanggup lagi untuk dijalankan. Masalah ini begitu amat memukul bagi mereka

yang mengetahuinya sehingga pada salah seorang memberanikan diri untuk

membicarakan dan mengadukan masalah ini kepada pihak kemasjidan agar

mampu memberikan jalan keluar bagi para penarik becak tersebut. Sehingga pada

akhirnya di tempuhlah suatu jalan dimana salah satu pihak kemasjidan menyetujui

dan mulai menyusun strategi yakni dengan mengumpulkan uang dari berbagai

kalangan dengan tujuan untuk membayarkan hutang mereka pada rentenir yang

setiap saat menagih. Dalam hal ini masjid raya cinere menyerukan kepada mereka

untuk beralih profesi dengan kata lain menukar becak yang bukan mereka miliki

sendiri dengan motor. Untuk itu pihak masjid raya cinere memberikan pinjaman

modal kepada mereka dengan begitu pekerjaan mereka beralih menjadi tukang

ojeg, dari penghasilan mengojeg itulah mereka dihimbaukan untuk menyisihkan

pendapatan yang mereka dapatkan dalam sehari yaitu serbesar Rp. 10.000; ini

ditujukan agar mereka semangat dalam mencari uang. Dan dari uang yang

disetorkan oleh mereka ini menjadi suatu pemasukan pendanaan yang akan

dimanfaatkan pada mereka yang membutuhkan (Faqir Miskin dll).

Page 68: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

59

2. Orang Sakit

Hidup dan matinya seseorang adalah merupakan hal yang selalu dan pasti

terjadi pada manusia di muka bumi ini tanpa terkecuali. Sakit merupakan teguran

kecil dari Sang Maha Pencipta Allah SWT.

Meskipun Masjid Raya Cinere tidak memiliki sarana Poloklinik tetapi

dengan rasa solidaritas yang dimiliki Masjid Raya Cinere memberikan

penyuluhan kesehatan, melayani, serta memberikan bantuan kepada mereka yang

membuthkan (Orang Sakit), mulai dari pemeriksaan hingga perawatan atau

pengobatan, bahkan jika memang diperlukan sebuah kendaraan untuk pergi ke

Rumah Sakit maka Masjid Raya Cinere pun memberikan dan mengantarkannya

dengan menggunakan Mobil Ambulance yang memang dimiliki oleh Masjid Raya

Cinere, Mobil Ambulance ini merupakan salah satu fasilitas yang dimiliki.

3. Muallaf

Masjid mempunyai kedudukan yang begitu penting dalam masyarakat,

dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat sekaligus sebagai masyarakat sosial

maka sebagai manusia yang beriman dan bertaqwa harus mampu mewujudkan

harus mempunyai rasa solidaritas yang tinggi kepada sesama umat manusia baik

dalam keadaan muslim maupun non muslim, semua ini merupakan modal yang

amat besar demi terciptanya masyarakat yang ideal. Saling tolong menolong

dalam kebaikan dan taqwa serta mampu membuktikan kehidupan yang senasib

dan seperjuangan adalah salah satu ciri utama masyarakat islam yang sejati dalam

terciptanya ukhuwah islamiyah yang kuat dengan sesamanya.

Page 69: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

60

Nilai kebaikan solidaritas dalam Al-Quran berbunyi: “… Dan tolong-

menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong

dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah,

sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (QS. Al-Maidah: 2).

Inilah pondasi nilai Islam yang merupakan sistem sosial, dimana

dengannya martabat manusia terjaga, begitu juga akan mendatangkan kebaikan

bagi pribadi, masyarakat dan kemanusiaan tanpa membedakan suku, bahasa dan

agama. Solidaritas juga tercermin dalam Hadits: “Saya (Rasulullah SAW) dan

pengayom, pelindung anak yatim di surga seperti dua ini, lalu Rasulullah SAW

memberikan isarat dengan jari telunjuk dan tengah” (HR At-Tirmidzi).

Maksudnya orang yang suka memberikan pertolongan kepada anak yatim, nanti di

surga akan berdekatan dengan Rasulullah SAW, seperti jari telunjuk dan tengah.

Dalam Hadis lain dijelaskan juga (solidaritas) selain kepada anak yatim. Bagi

yang mampu melakukan aksi solidaritas tetapi tidak melaksanakannya, maka

orang tersebut telah mendustakan agama seperti terungkap dalam firman Allah

SWT: “Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?. Itulah orang yang

menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang

lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan barang berguna

(tolong menolong)”. (QS. Al-Maauun : 1-7).

Mengenai cerita kehidupan sosial yang sangat menyentuh relung hati,

kisah ini dirasakan oleh orang china yang telah menjadi muallaf yang kebetulan

bertempat tinggal tidak jauh dari posisi/letak Masjid Raya Cinere. Dalam

Page 70: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

61

kehidupan ekonomi yang sangat sulit seperti pada zaman sekarang ini muallaf

tersebut begitu merasakan betul pahitnya kesulitan ini ditambah ada keluarga

yang harus ia nafkahi. Berat cobaan yang dihadapi ini membuat ia putus harapan

apalagi dengan mempunyai anak-anak yang harus ia berikan pendidikan di

sekolah akan tetapi dengan kekuatan iman dan ketaqwaan-Nyalah ia begitu sabar

mengadapi cobaan yang begitu besar. Ia tidak ingin istri dan anak-anaknya

menjadi korban dari kekerasan zaman. Sampai pada akhirnya Allah SWT

mengabulkan atas apa yang menjadi do’a yang selalu dipanjatkan, Allah SWT

memberikan jalan dan pertolongan-Nya melalui Masjid Raya Cinere. Rasa

solidaritas yang tinggi itulah yang pada akhirnya membawa peran masjid,

pertolongan itu datang yaitu dengan memberikan modal usaha bagi si muallaf

tersebut dan dari modal usaha itu si muallaf membuka usaha dengan berjualan

gorengan, dari hasil berjualan itulah ia mampu memberikan nafkah kepada

keluarga baik istri dan anak-anaknya.

Kisah ini memberikan tuntunan tentang peran masjid yang sesungguhnya,

dimana ini merupakan tantangan bagi tampilnya peran masjid untuk memberikan

kontribusi dalam membangun masyarakat yang agamis.

4. TKA/TPA

Masjid merupakan salah satu sarana utama yang paling tepat bagi proses

pendidikan terhadap kaum muslimin. Rosulloh SAW dan para sahabatnya

memperhatikan betul soal ini.karena itu manakala masjid itu dijadikan sebagai

sarana pendidikan bagi kaum muslimin, niscaya umat islam akan merasakan betul

keberadaan masjid itu. Maka bertambah banyak jumlah masjid yang dijadikan

Page 71: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

62

sebagai sarana pendidikan, niscaya bertambah meningkat kualitas kaum muslimin

bersama dengan pertambahan kuantitas.

Untuk memanfaatkan masjid sebagaimana mestinya dan menjadikannya

sebagi pusat pembinaan umat. Maka manfaat masjid tidak hanya untuk

kepentingan ukhrowi kelak, tetapi juga dalam mengarahkan dan mengisi

kehidupan di dunia ini agar kehidupan kaum muslimin berjalan secara lebih

bermakna.

Masjid Raya Cinere mendirikan sarana pendidikan khususnya TK/TPA

dengan tujuan sebagai tempat untuk mengajar ilmu dan didalamnya kaum

muslimin memperoleh ilmu pengetahuan, maka oleh Rosulullah SAW hal itu

dinilai sebagai sesuatu yang amat mulia, sehingga orangnya dinilai seperti orang

yang berjihad di jalan Allah SWT.

Dalam hal ini dilakukan sistem subsidi silang yaitu dimana murid yang

mampu mensubsidi murid yang tidak mampu, disinilah nilai solidaritas itu berdiri

dan berjalan serasi.

5. Beasiswa

Masjid Raya Cinere memberikan beasiswa kepada mereka yang cerdas

dalam arti mereka yang memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan dan ini

wajib untuk diunggulkan, sampai saat ini jumlah dari mereka yang menerima

beasiswa tersebut sebanyak 60 orang dan akan bertambah lagi jika memang ada

yang berhak menerimanya. Beasiswa ini mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD)

Sampai Dengan Sekolah Menengah Umum (SMU).

Page 72: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

63

6. Kios-Kios

Dalam perannya masjid raya cinere memberikan kesempatan yang sangat

positif bagi masyarakat yang dalam kehidupan yang dijalani masyarakat, dengan

susahnya mencari pekerjaan di zaman sekarang ini apalagi bagi mereka yang tidak

pernah merasakan manisnya bangku pendidikan. Dengan melihat masalah itulah

masjid raya cinere memberikan peluang usaha pada mereka yang pada dasarnya

tidak memiliki pekerjaan.

Usaha ini memang ditujukan dan diperuntukan bagi mereka yang tidak

memiliki pekerjaan dalam arti pengangguran. Mereka di berikan modal usaha dan

membuka usahanya dilingkungan masjid, ini diupayakan agar mereka tidak

menjadi pengangguran sebab dengan menganggur hidup tidak akan berjalan

sesuai dengan keinginan. Dari hasil penjualannya mereka menyisihkan hasil

pendapatannya kepada pihak Cinere Masjid Raya dalam upaya peningkatan

Sumber Daya Manusia

7. Sekolah Khusus

Dengan memberikan Sekolah Khusus kepada mereka yang telah di PHK

dari perusahaan dimana tempat mereka bekerja Masjid Raya Cinere memberikan

jalan kepada mereka, dalam arti Sekolah Khusus ini adalah dengan

menyekolahkan Pendidikan Satpam. Hal seperti inilah yang menjadi Motivasi

kembali bagi mereka yang telah kehilangan pekerjaannya, sebab banyak yang

depresi dari adanya permasalahan tersebut. Jika Iman dan Taqwa tidak dimiliki

maka kemungkinan besar hancurlah satu ikatan antara sang Maha Pencipta Allah

SWT dengan Hambanya.

Page 73: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

64

Sebenarnya akar masalah dai problematika umat saat ini adalah moral dan

sistem. Pembinaan moral ini sangat penting karena menyangkut tata nilai yang

sudah membudaya di masyarakat sehingga kesalahan yang dilakukan oleh orang

banyak tidak nampak lagi sebagai suatu kesalahan yang harus diperbaiki. Oleh

karena itu pembinaan moral pembangunan mental kepada masyarakat sangat

diperlukan khususnya melalui kegiatan-kegiatan dakwah di masjid, pendidikan di

madrasah, dan penyuluhan langsung kepada masyarakat. Kekuatan moral/spiritual

yang ada pada diri manusia harus teru ditingkatkan kualitasnya melalui

peningkatan kesadaran beragama, sehingga mampu membunuh sesuatu yang

sangat asasi yakni hati nurani. Dengan menyentuh hati nurani melalui berbagai

kegiatan di masjid ini diharapkan sekuruh tata nilai yang terkandung dalam ajaran

agama dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu

moralitas dan spiritualitas perlu dimasukan dalam berbagai kurukulum pendidikan

formal, pendidikan dan latihan (Diklat) serta berbagai kegiatan pembinaan dan

penyuluhan kepada masyarakat. Seharusnya ajaran agama tidak hanya komitmen

dengan upaya penyalehan individual tetapi juga penyalehan sosial.

Dalam upaya penyalehan sosial ini setiap ajaran agama di indonesia harus

mengembangkan semangat untuk mengubah kemungkaran, semangat saling

mengingatkan, dan saling menasehati. Komitmen penyalehan individu dan sosial

ini merupakan perspektif etis ajaran agama yang dapat bahkan harus dijadikan

basis bagi pengembangan berbagai sistem penyelenggaraan pembangunan.

Keshalehan sosial bukan milik kiyai, konsultan, tukang cukur, bankir,

tukang baso,peneriak reformasi dan sebagainya. Tapi setidaknya keshalehan sosial

Page 74: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

65

ini bisa diukur dengan parameter orang bersangkutan berbuat amal shaleh dan

proyek kebaikan lainnya. Karena iman dan amal menjadi mata rantai yang harus

sinergis, oleh karena itu keduanya tampil menjadi mainstream (unsur, indikator)

dalam sebuah perubahan sosial. Akan sulit kiranya, sebuah perubahan jika iman

hanya disandarkan pada keshalehan vertikal (mahdhah) tanpa dibarengi dengan

keshalehan sosial (amal shaleh) yang lebih memihak kepada persoalan

kemanusiaan. Inti dari iman tidak cukup percaya kepada Tuhan, Namun iman bisa

berfungsi untuk memerangi ketidakadilan dan pembebasan manusia (Abdus

Salam, Waspada online, 7-6-2004).

Masjid sebagai komponen fasilitas sosial, merupakan salah satu fasilitas

yang merupakan bangunan tempat bagi berkumpul bagi sebagian besar umat isalm

untuk melakukan ibadah sebagai kebutuhan spiritual yang diperlukan oleh umat

manusia, disamping kebutuhan material. Dengan demikian agar kesejahteraan

material dan spiritual dapat dicapai, maka fasilitas-fasilitas untuk memenuhi

kedua kebutuhan tersebut harus tersedia secara memadai di dalam suatau

lingkungan.

Masjid sebagai salah satu pemenuh kebutuhan spiritual sebenarnya bukan

hanya berfungsi sebagai tempat sholat saja, tetapi juga merupakan pusat kegiatan

sosial kemasyarakatan, seperti yang telah dicontohkan oleh Rosulullah SAW.

Page 75: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

66

C. Kegiatan yang dilakukan Masjid Raya Cinere Dalam Meningkatkan

Solidaritas Sosial Masyarakat Cinere.

Pada masa sekarang Masjid semakin perlu untuk difungsikan, diperluas

jangkauan aktivitas dan pelayanannya serta ditangani dengan organisasi dan

management yang baik. Tegasnya, perlu tindakan meng-aktualkan fungsi dan

peran Masjid dengan memberi warna dan nafas modern. Lokakarya idarah Masjid

yang diselenggarakan di Jakarta oleh KODI DKI pada tanggal 9-10 November

1974 telah merumuskan pengertian istilah Masjid sebagai berikut: "Masjid ialah

tempat untuk beribadah kepada Allah semata dan sebagai pusat kebudayaan

Islam". Pemahaman tersebut menunjukkan bahwa Masjid harus bebas dari

aktivitas syirik dan harus dibersihkan dari semua kegiatan-kegiatan yang

cenderung kepada kemusyrikan. Disamping itu kegiatan-kegiatan sosial yang

dijiwai dan tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat diselenggarakan di

dalamnya.

Dalam memberikan pelayanan kepada jama’ah atau masyarakat Masjid

Raya Cinere menyelenggarakan beberapa kegiatan pada masing-masing bidang,

adapun kegiatannya sebagai berikut:

UKEGIATAN-KEGIATAN

Di Bidang Keagamaan

1) Pelayanan Pelaksanaan Peribadatan.

2) Bimbingan Ibadaha Haji.

3) Baitul Mal Wat Tamwil (BMT).

4) Pembinaan Remaja Islam Masjid Raya Cinere (MRC).

Page 76: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

67

5) Menerima dan Menyalurkan Zakat, Infaq Dan Shodaqoh (ZIS).

6) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI).

Di Bidang Pendidikan

1) Menyelengarakan dan mendirikan lembaga Pendidikan Umum dari tingkat

Taman Kanak-Kanak hingga Perguruan Tinggi maupun Pendidikan

Khusus seperti Madrasah dan Pendidikan Keterampilan berupa Sekolah-

Sekolah Kejuruan, Kursus-kursus dan Penyuluhan-Penyuluhan.

2) Mendirikan dan mengembangkan perpustakaan serta menerbitkan buku-

buku, majalah, buletin, brosur yang bersifat pendidikan dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat umum.

3) Memberikan beasiswa kepada pelajar-pelajar yang cerdas dan

memeberikan santunan kepada yang menyiarkan agama Islam.

4) Mengadakan kerja sama dengan badan-badan pemerintah maupun swasta

di dalam maupun di luar negri dalam pendidikan agama isalam dan studi

banding.

Di Bidang Kemanusiaan

1) Memberikan bantuan kepada korban bencana alam.

2) Memberikan bantuan kepada tuna wisma, fakir miskin dan gelandangan.

Di Bidang Prasarana, Sarana Dan Sumber Daya

Menyediakan, menyiapkan dan memelihara prasarana, saran dan sumber

daya (termasuk Sumber Daya Manusia) untuk mendukung semua kegiatan dan

fungsi Masjid Raya Cinere (MRC) secara berhasil dan berdayaguna.F

32F

32 Dokumen Masjid Raya Cinere (MRC)

Page 77: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

68

Kemudian adapun yang menjadi maksud dan tujuan dari kegiatan-kegiatan

diatas dalam upaya memberiakan pelayanan kepada para jama’ah atau masyarakat

adalah dalam rangka:

UMAKSUD DAN TUJUAN

1. Melaksanakan ibadah di Masjid Raya Cinere (MRC).

2. Meningkatkan perkembangan dan kesadaran hidup beragama Islam yang

berpandangan inklusif dan bertanggung jawab akan terwujudnya manusia

dan masyarakat yang berserah diri kepada Allah SWT.

3. Mengembangkan pemahaman dan pemikiran agama Islam, serta

penampilan agama yang bersifat kesejahteraan, sehinnga bermakna bagi

pemecahan permasalahan-permasalahan bagi kemanusiaan dalam suasana

bebas dan bertanggung jawab.

4. Mengembangkan suasana kehidupan beragama yang terbuka, dinamis,

bernalar dan tetap memelihara persatuan sehingga terjadi suasana sehat

dan damai di kalangan masyarakat.

5. Mengembangkan sistem (Lembaga, Metode, Kurikulum, Prasarana dan

Lingkungan) Pendidikan menuju keseimbangan antara penguasaan

”IMTAQ dan penguasaan IPTEK”.

Fungsi sosial masjid di dalm sejaqrah perjalanan islam ini ternyata

semakin menciut, dimana menggunakan masjid sebagitempat sholat saja. Masjid

belum berfungsi sesuai sewajarnya sebagai pusat keagamaan. Padahal

seharusnya, masjid itu dapat berperan ganda yaitu sebagai pusat keagamaan dan

Page 78: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

69

sekaligus sebagai pusat jamaah, dimana diharapakan dapat menigkatkan

kesadaran dan kecerdasanmasyarakat. Hal ini sebagaimana telah dicontohkan oleh

Rosulullah SAW yang menggunakan masjid sebagai kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

1. Sebagai pusat pendidikan dan pengajaran.

2. Sebagai tempat mengadakan pertemuan-pertemuan resmi dengan utusan-

utusan dari negara lain.

3. Sebagai tempat i’tikaf, terutama pada bulan Ramadhan.

4. Sebagai tempat membagi-bagikan harta rampasan perang dan hadiah-

hadiah dari sahabat-sahabatnya (berfungsi sebagai Baitul Maal).

5. Sebagai tempat untuk mengumumkan keputusan kenegaraan.

6. Sebagai tempat peradilan.

7. Sebagai tempat mengadakan konsultasi mengatur strategi peperangan.

8. Sebagai tempat berkonsultasi tentang hal-hal yang penting yang

berhubungan dengan politik dan militer (Pusat Administrai dan urusan-

urusan politik).

9. Sebagai tempat menghimpun khazanah ilmu pengetahuan.

10. Sebagai tempat sahabat dalam membela Nabi terhadap musuh-musushnya

dengan cara membacakan sajak di masjid, dan lain sebagainya.

Secara ringkasnya nabi muhammad saw telah menggunakan masjid

sebagai pusat ibadah dan berbagai kegiatan sosial masyarakat. Di masjid nabi

muhammad telah membina rohaniah umat dengan sistem ibadah dan membina

jasmaniah dengan sistem muamalah. Oleh karenanya sesuai contoh nabi

Page 79: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

70

muhammad, masjid harus merupakan pusat pembinaan umat. Akan tetapi fungsi

sosial ini belum banyak diperankan oleh masjid-masjid yang tersebar di

lingkungan perumahan kota dan hanya beberapa masjid besar yang sudah merintis

kearah ini.

Mengingat masjid harus merupakan pusat ibadah dan kegiatan sosial

masyarakat sebagaimana dikemukakan di atas maka jelas di dalam

peralokasiannya harus dipertimbangkan baik-baik, sehingga memenuhi

persyaratan yang ditentukan filosofi aqidah Islam dan kaidah teknis planologis.F

33

Bagaimanapun solidaritas itu merupakan kunci dalam kehidupan bersama,

persoalannya manusia tidak bisa hidup sendiri harus hidup bersama, karena

masing-masing saling membutuhkan. Hanya saja dalam masyarakat hubungan

sesama manusia itu bersifat emosional, persaudaraan, sementara dalam

masyarakat modern hubungan itu lebih bersifat fungsional bahkan kontraktual. Di

situ tidak hanya dibutuhkan rasa saling percaya, rasa saling solider, tetapi juga

dibutuhkan rasa saling percaya.

Di sini yang dibutuhkan adalah sebuah kearifan budi dan kekritisan

berpikir untuk menyikapi setiap perbedaan dengan baik. Sikap menghargai

pluralitas keyakinan agama adalah jembatan emas yang menjamin adanya sebuah

perbedaan untuk memperkuat kesatuan dan keharmonisan hidup manusia. Dari

pluralisme keagamaan ini lahir kekuatan baru untuk melihat dunia sebagai satu

kesatuan kehendak setiap manusia yang mau hidup berdampingan dengan

33 Ir. H Nana Rukmana D. W., MA, Masjid dan Dakwah, Penerbit Al-Mawardi Prima,

Cetakan Pertama, Juli 2002

Page 80: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

71

manusia lain, tanpa mempersoalkan latar belakang suku, ras, golongan, dan

agama.

Dengan kata lain, pluralisme itu menunjukkan adanya penghormatan yang

radikal atas hak-hak dasar yang melekat dalam diri manusia untuk hidup bebas,

tentram dan perlu dihargai. Sumber dari pluralisme keagamaan ini adalah adanya

keyakinan, bahwa setiap agama memilii kebenaran dan kebenaran itu mengacu

pada iman kepada Allah sebagi sumber dan pemilik kebenaran yang tuggal.

Pluralimse keagamaan ini menjadi motivator bagi setiap manusia beriman,

untuk mengkonfrontasikan Iman dan kenyataan sosial dalam masyarakat. Di sini

situasi tapal batas manusia, seperti perang,kelaparan, penyakit, konflik-konflik

sosial, penyakit-penyakit sosial dan segala situasi ekstrem yang mengancam

keharmonisan hidup manusi merupakan problem hidup yang membutuhkan

sentuhan- sentuhan dan perhatian manusia secara utuh.

Dalam menghadapi dan mengatasi sejumalah problem sosial ini, manusia

membutuhkan sebuah solidaritas tanpa batas. Solidaritas tanpa batas adalah

sebuah kesatuan sikap yang mengutamakan kemanusiaan tanpa adayan pemisah

atas dasar suku, ras, golongan dan agama tertentu.

Di sini, nilai-nilai keimanan seseorang dimanifestasikan dalam bentuk

penghargaan terhadap orang lain. Dalam pergumulan dengan situasi tapal batas

manusia, nilai keimanan itu terwujud dengan sikap solider dengan sesama yang

menderita dan membutuhkan bantuan.

Solidaritas tanpa batas dari semua umat beriman mengindikasikan sebuah

Roh Kehidupan yang berhembus melampui batas dan kelemahan manusiawi

Page 81: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

72

menuju sebuah kebersamaan hidup. Ini adalah sebuah penegasan yang paling

mungkin akan keyakinan manusia pada Allah yang merupakan sumber

perdamaian.

Page 82: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari keterangan pada bab sebelumnya, dapat penulis simpulkan bahwa:

1. Masjid Raya Cinere (MRC) adalah Organisasi Kemasjidan yang

mempunyai peran yang begitu besar terhadap lingkungan kemasyarakatan.

Dalam melakukan tugas atau peran yang dijalankan Masjid Raya Cinere

telah memberikan banyak perhatian serta pemberdayaan umat dalam

upaya meningkatkan fungsi dan peran masjid. Peran yang dijalankan

bukan hanya pada meningkatkan ibadah ritual saja seperti ibadah sholat

akan tetapi Masjid Raya Cinere menjalankan perannya sebagai Lembaga

Kemasjidan yang mampu meningkatkan rasa solidaritas sosial terhadap

masyarkat, sehingga masyarakat merasakan betul keberadaan masjid.

Banyaknya pertumbuhan jumlah masjid belum diimbangi dengan usaha

peningkatan fungsi masjid bagi pemberdayaan umat akan tetapi Masjid

Raya Cinere sampai saat ini telah membuktikan bahwa masjid juga

merupakan lembaga yang berperan terhadap kehidupan sosial masyarakat

dalam upaya meningkatkan fungsi masjid dengan maksud untuk

meningkatkan solidaritas sosial terhadap masyarakat. Dengan begitu

Masjid Raya Cinere mempunyai tanggung jawab dan dalam pelaksanaan

peningkatan fungsi dan peran masjid berada pada pengurus Dewan

Kemakmuran Masjid (DKM).

Page 83: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

74

2. Dalam melakukan peran dan fungsinya Masjid Raya Cinere banyak

memiliki program yang menjadi kegiatan-kegiatan demi

terselenggaranya peran dan fungsinya tentunya dalam meningkatkan rasa

solidaritas sosial terhadap masyarakat, pemahaman tersebut

menunjukkan bahwa Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus

dibersihkan dari semua kegiatan-kegiatan yang cenderung kepada

kemusyrikan. Disamping itu kegiatan-kegiatan sosial yang dijiwai dan

tidak bertentangan dengan ajaran Islam dapat diselenggarakan di

dalamnya. Dari banyaknya kegiatan tersebut maka Masjid Raya Cinere

dalam memberikan pelayanan kepada jama’ah atau masyarakat

menyelenggarakan beberapa kegiatan pada masing-masing Bidang, yaitu

sebagai berikut:

a. Bidang Keagamaan

Kegiatan ini bertujuan demi terciptanya nilai-nilai yanag datang dari Allah

SWT dan Rosu-Nya sehinga tidak berani menyimpang dari jalan hidup

yang benar. Dengan kata lain, iman yang mantap akan menghasilakan

akhlaq yang mulia.

b. Bidang Pendidikan

Kegiatan ini bertujuan supaya kaum muslimin memiliki kepribadian yang

Islami serta pegetahuan dan wawasan yang luas sehingga menguasi ajaran

Islam dengan baik sehingga mampu membedakan antara yang Haq dan

yang Bathil.

Page 84: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

75

c. Bidang Kemanusiaan

Kegiatan ini bertujuan agar merasakan kehidupan yang senasib dan

seperjuangan saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa

sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT.

d. Bidang Prasarana, Sarana dan Sumber Daya

Menyediakan, menyiapkan dan memelihara prasarana, saran dan sumber

daya (termasuk Sumber Daya Manusia) untuk mendukung semua kegiatan

dan fungsi Masjid Raya Cinere (MRC) secara berhasil dan berdayaguna.

B. Saran-Saran

Dari kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang dapat dijadikan

pertimbangan, yaitu:

1. Kepada Masjid Raya Cinere , penulis menyarankan hendaknya Masjid

Raya Cinere lebih meningkatkan lagi peran dan fungsi masjid dalam

terselenggarnya program kegiatan dalam meningkatkan solidaritas sosial

masyarakat cinere.

2. Perlu adanya gerakan bersama/pertemuan silaturrahmi berkala antara

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) dengan jamaah/umat/masyarakat

dalam kegiatan peningkatan rasa solidaritas sosial masyarakat cinere.

3. Dalam meningkatkan rasa solidaritas sosial hendaknya Masjid Raya

Cinere tidak hanya pada terfokus terhadap masyarakat cinere saja akan

tetapi lebih diperluas lagi misalnya pada berbagai kota, profinsi atau

bahkan Negara.

Page 85: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

DAFTAR PUSTAKA

Yani Ahmad, Panduan Mengelola Masjid, Jakarta: Pustaka Inter Masa, 2007 Chamsyah Bachtiar. Dimensi Religi Dalam Kesejahteraan Sosial. Cetakan 1,

Februari 2003 M. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. Kamus Besar Dr. Yusuf al-Qaradhawi. Tuntunan Membangun Masjid. Maktabah Wahbah,

Kairo, Cet ke 1, Th 1420 H/1999 M. Drs. Sofian Safri Harahap MSAc, Manajemen Masjid, PT Dana Bakti Prima

Yasa, Yogyakarta, 199, Cet, ke-2 Elizabeth K. Nottingham. Agama dan Masyarakat. PT. Radja Grafindo Persada,

1997. Cet 7 Hasbi Ash-Siddiqi, TM. Prof, Koleksi Hadist-Hadist Hukum, Bandung: PT Al-

Ma’arif, 1979, Jilid 2, Cet, ke-3 HUhttp://www.masjidonline.net/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&cid=4&a

rtid=91U

http:/ireoga.org/adapt/modul_kepemimpinan.htm http://www.mail-archive.com/[email protected]/msg02123.html HUhttp://asslama.blogspot.com/2008/09/peran-dan-fungsi-masjid.html U HUhttp://immasjid.com/cetak.php?id=149 U HUhttp://www.eramuslim.com/berita/nasional/fungsi-masjid-ideal-kembali-seperti-

zaman-rasul.htmU HUhttp://www.depsos.go.id/modules.php?name=News&file=article&sid=342 U http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/message/9356 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, Jakarta: Lembaga Penerbit Fak. Ekonomi

UI, 1993 M. Abdul Mujieb, et. all, Kamus Istilah Fiqih, Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 1994

Page 86: PERAN MASJID RAYA CINERE DALAM MENINGKATKAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/19492/1/SITI... · Masjid harus bebas dari aktivitas syirik dan harus dibersihkan

77

Mustafa Sayani, Drs. Keutamaan Masjid Hukum-Hukum dan Adab-Adabnya, (Bandung; Pustaka Zaadul Ma-aad), Cet Ke 1Muhsin, MK. Menjadikan Masjid Makmur. (Jakarta, Ikatan Masjid Indonesia).

Nana Rukmana, Masjid Dan Dakwah, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2002, Cet. Ke-

1 Poewarminta, WJS., Kamus Modern, (Jakarta: Jembatan, 1976), Cet, ke. 2 Sarlito Wirawan. S, Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV. Rajawali, 1984,

Cet, ke. 1 Sidi Gazalba, Masjid Pusat Peribadatan Dan Kebudayaan, Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1994 127 Supardi dan Teuku Amiruddin, Manajemen Masjid Dalam Pembangunan

Masyarakat, Yogyakarta:UII Press,2001, cet. 1 Syaid Sabiq, Fiqussunnah, Beirut: Dar Al-Fik, 1981, Jilid 1, Cet, ke-3 Natsir Zubaidi. Fungsi Masjid di Zaman Modern Dipertanyakan. (Suara Masjid,

161, Februari, 1989). Al Qur’an Surat At-Taubah Ayat 108. Al Qur’an Surat Al-Mauun Ayat 1-7. Al Qur’an Surat An-Nahl Ayat 90. Al Qur’an Surat At-Taubah Ayat 122 dan Ayat 41. Al Qur’an Surat Al-Maidah Ayat 2.