studi pola pemberian air berdasarkan efisiensi pemakaian...

6
Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian Air Pada Tanaman Kedelai Hitam (Black Soybean) Dengan Metode Irigasi Tetes Nadifh Hana Collia Ulviah. 1 , Rini Wahyu Sayekti 2 , Rahmah Dara Lufira 2 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2) Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia e-mail: [email protected] ABSTRAK Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan pertanian harus dimanfaatkan secara efisien namun di Indonesia tidak semua petani mampu memanfaatkan air secara efisien. Irigasi tetes adalah salah satu alternatif pemberian air irigasi yang paling efisien, dengan cara meneteskan air ke zona akar. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan dan hasil produksi tanaman pada setiap perlakuan pemberian air, dan mengetahui tentang nilai efisiensi pemakaian air yang menghasilkan produksi paling maksimal. Penelitian dilakukan selama 85 hari dimulai pada bulan Agustus Oktober 2016 di Desa Tambibendo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan dua faktor Rancangan Acak Kelompok, faktor pertama yaitu dengan jumlah pemberian air sebesar 50%, 70%, 80% dan 100%. Faktor kedua yaitu periode pemberian air 1 harian. Perlakuan pemberian air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai hitam yang meliputi tinggi tanaman, bunga, dan polong terhadap hasil produksi. Dari keempat perlakuan pemberian air dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemberian air 100% adalah perlakuan yang menghasilkan rerata pertumbuhan paling maksimal, meliputi rata- rata tinggi tanaman 29,7 cm, rata-rata bunga 19,6 buah, dan rata-rata polong 46,5 buah, serta berat biji kedelai hitam 30,8 gram. Kata Kunci: Irigasi Tetes, Kedelai Hitam, Pola Pemberian Air, Efisiensi Pemberian Air ABSTRACT The availability of pure water for agricultural should be utilized as efficiently, but in Indonesia not all farmers are able to utilize water efficiently. Drip irrigation is one of the most efficient alternatives of irrigation system, with dripped of water to the root zone. The purpose of this research is to know the difference of growth and result of production on water treatment, and know the efficient of water consumption that produces the maximum production. This research was conducted in 85 days and it started on August - October 2016 in Tambibendo Village, Mojo Subdistrict, Kediri District. This research uses two factors Randomized Block Design, the first factor is the amount of water supply by 50%, 70%, 80% and 100%. The second factor is the 1 day daily watering period. Treatment of water supply is very influential on the growth of black soybean crop which includes plant height, flowers, and pods to the production. From the four treatments it can be concluded that the treatment of 100% water treatment is the treatment that produces the maximum growth rate, covering the average plant height 29,7 cm, the average of flower 19,6 fruit and the average of pod 46,5 pieces, as well as the weight of black soybean seeds 30.8 grams. Keywords: Drip Irrigation, Black Soybean, Water Supply Patterns, Water Supply Efficiency

Upload: vukiet

Post on 31-Jan-2018

229 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi... · untuk tanaman adalah dengan irigasi tetes. Irigasi

Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian Air Pada

Tanaman Kedelai Hitam (Black Soybean) Dengan Metode Irigasi Tetes

Nadifh Hana Collia Ulviah.1, Rini Wahyu Sayekti

2, Rahmah Dara Lufira

2

1)Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2)Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

Jalan MT.Haryono 167 Malang 65145 Indonesia

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Ketersediaan air bersih untuk kebutuhan pertanian harus dimanfaatkan secara efisien

namun di Indonesia tidak semua petani mampu memanfaatkan air secara efisien. Irigasi

tetes adalah salah satu alternatif pemberian air irigasi yang paling efisien, dengan cara

meneteskan air ke zona akar. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan

pertumbuhan dan hasil produksi tanaman pada setiap perlakuan pemberian air, dan

mengetahui tentang nilai efisiensi pemakaian air yang menghasilkan produksi paling

maksimal.

Penelitian dilakukan selama 85 hari dimulai pada bulan Agustus Oktober 2016 di

Desa Tambibendo Kecamatan Mojo Kabupaten Kediri. Penelitian ini menggunakan dua

faktor Rancangan Acak Kelompok, faktor pertama yaitu dengan jumlah pemberian air

sebesar 50%, 70%, 80% dan 100%. Faktor kedua yaitu periode pemberian air 1 harian.

Perlakuan pemberian air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kedelai

hitam yang meliputi tinggi tanaman, bunga, dan polong terhadap hasil produksi. Dari

keempat perlakuan pemberian air dapat disimpulkan bahwa perlakuan pemberian air 100%

adalah perlakuan yang menghasilkan rerata pertumbuhan paling maksimal, meliputi rata-

rata tinggi tanaman 29,7 cm, rata-rata bunga 19,6 buah, dan rata-rata polong 46,5 buah,

serta berat biji kedelai hitam 30,8 gram.

Kata Kunci: Irigasi Tetes, Kedelai Hitam, Pola Pemberian Air, Efisiensi Pemberian Air

ABSTRACT

The availability of pure water for agricultural should be utilized as efficiently, but in

Indonesia not all farmers are able to utilize water efficiently. Drip irrigation is one of the

most efficient alternatives of irrigation system, with dripped of water to the root zone. The

purpose of this research is to know the difference of growth and result of production on

water treatment, and know the efficient of water consumption that produces the maximum

production.

This research was conducted in 85 days and it started on August - October 2016 in

Tambibendo Village, Mojo Subdistrict, Kediri District. This research uses two factors

Randomized Block Design, the first factor is the amount of water supply by 50%, 70%,

80% and 100%. The second factor is the 1 day daily watering period.

Treatment of water supply is very influential on the growth of black soybean crop

which includes plant height, flowers, and pods to the production. From the four treatments

it can be concluded that the treatment of 100% water treatment is the treatment that

produces the maximum growth rate, covering the average plant height 29,7 cm, the average

of flower 19,6 fruit and the average of pod 46,5 pieces, as well as the weight of black

soybean seeds 30.8 grams.

Keywords: Drip Irrigation, Black Soybean, Water Supply Patterns, Water Supply

Efficiency

Page 2: Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi... · untuk tanaman adalah dengan irigasi tetes. Irigasi

1. PENDAHULUAN

Berkembangnya suatu wilayah

dengan pesat diiringi dengan pesatnya

jumlahnya penduduk, sehingga

kebutuhan pangan menjadi meningkat

tajam. Bertambahnya jumlah penduduk

dan kebutuhan pangan yang tinggi

berpengaruh pada kebutuhan air yang

tinggi. Namun kenyataannya adalah

tidak ada keseimbangan antara

ketersediaan air dengan kebutuhan air

Tersedianya air untuk kebutuhan

pertanian harus dimanfaatkan seefisien

mungkin. Jumlah air yang diberikan

sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Salah satu alternatif pemberian air

untuk tanaman adalah dengan irigasi

tetes. Irigasi tetes merupakan sistem

irigasi yang paling efisien karena air

diberikan dengan debit yang kecil

disekitar tanaman.

Studi ini membahas jumlah

kebutuhan air irigasi tanaman kedelai

hitam, dan pemberian air irigasi yang

diberikan pada tanaman kedelai hitam

setiap hari, serta pengaruh pertumbuhan

tanaman kedelai hitam meliputi tinggi

tanaman, bunga, polong dan berat biji

kedelai hitam terhadap pemberian air

irigasi.

Tujuan studi ini yaitu; untuk

mengetahui perbedaan hasil pertumbuhan

tanaman terhadap perlakuan pemberian

air, dan mengetahui pemberian air yang

menghasilkan produksi paling maksimal,

serta untuk mengetahui kriteria

keberhasilan dari penelitian dengan

didukung oleh penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Taufiq dan Adie

(2013).

Lokasi studi berada di Desa

Tambibendo RT/RW 01/05 Kecamatan

Mojo Kabupaten Kediri terletak di 7 36′

12″ 8 0′ 32″ LS dan 111 47′ 05″

112 18′ 20″ BT dengan ketinggian lebih

kurang 800 meter dari permukaan laut.

2. BAHAN DAN METODE

Bahan yang digunakan pada

penelitian adalah kedelai hitam varietas

Detam 1, tanah jenis pasir berlempung

dan pupuk kandang.

Metode penelitian menggunakan

dua faktor Rancangan Acak Kelompok,

meliputi faktor pertama pemberian air E1

= 50%, pemberian air E2 = 70%, dan

pemberian air E3 = 80%, serta pemberian

air E4 = 100%. Faktor kedua, T1 yaitu

periode pemberian air 1 harian.

Penelitian menggunakan 13 ulangan pada

setiap kelompok pemberian air, sehingga

terdapat 52 kombinasi perlakuan.

Perhitungan efisiensi pemakaian

air dihitung menggunakan rumus:

Tahapan pelaksanaan studi

meliputi :

2.1. Pengambilan Sampel Tanah

dan Pengujian Tanah di Laboratorium

Tanah

Pengambilan sampel tanah

dilakukan pada pagi hari pukul 08.00

tanggal 22 Mei 2016. Tanah yang

digunakan pada studi adalah pasir

berlempung (loamy sand) dengan

kapasitas tanah menyimpan air 13,75%.

2.2. Pengambilan dan Persiapan

Media Tanam

Tanah diambil mulai kedalaman

15 cm sampai 1 meter tanpa dijemur atau

dikeringkan. Tanah di campur dengan

pupuk kandang menggunakan rasio 1:1

yaitu 1 ember tanah dicampur dengan 1

ember pupuk kandang. Setelah

pencampuran, masukkan pada polybag

berukuran 30x40 cm sebanyak 2 ember.

Ember yang dipakai adalah ember untuk

bangunan. Sebelum pembibitan, tanah

didiamkan selama 14 hari gunanya agar

tanah dan pupuk dapat tercampur rata dan

siap untuk ditanami

2.3. Pembuatan Screen House

Screen house dibangun pada

lahan seluas 5x6 meter. Kerangka screen

house terbuat dari bambu, atapnya dari

plastik transparan dan dinding paranet.

Page 3: Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi... · untuk tanaman adalah dengan irigasi tetes. Irigasi

Fungsi screen house untuk

melindungi tanaman dari air hujan dan

serangan hama.

Gambar 1. Screen House

2.4. Persiapan Alat

Alat-alat irigasi tetes yang

digunakan dalam penelitian yaitu set

infus, selang 3/4", pipa paralon 3/4",

sambungan pipa, dan tandon air 20 liter.

Gambar 2. Jaringan Irigasi Tetes

2.5. Pembibitan

Pembibitan memakai wadah botol

bekas aqua yang sudah dipotong setinggi

10 cm. Setiap wadah yang sudah berisi

tanah di tanam biji kedelai sebanyak 3

biji. Bibit yang digunakan pada studi

adalah kedelai hitam varietas Detam 1.

Gambar 3. Bibit Kedelai Hitam Detam 1

2.6. Pemindahan Bibit ke Polybag

Tanam

Pemindahan bibit dilakukan saat

usia tanaman 5 hari setelah masa tanam

atau setelah pembibitan. Dilakukan saat

pagi hari sebelum terik matahari untuk

menghindari resiko bibit mudah layu dan

sulit beradabtasi dengan polybag tanam

2.7. Pemberian Air

Pemberian air dilakukan setiap

hari pada pagi hari pukul 06.00 sampai

07.00 sesuai dengan jumlah pemberian

air tanaman kedelai hitam.

2.8. Pemantauan Pertumbuhan

Tanaman

Pemantauan pertumbuhan

tanaman dimulai pada tanggal 16 Agustus

2016, umur 10 hari setelah masa tanam.

Pemantauan pertumbuhan meliputi

pengukuran tinggi tanaman, jumlah

bunga, jumlah polong dan berat hasil

panen kedelai hitam.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kebutuhan air irigasi meliputi

fase pembibitan sebesar 109,282

mm/hari, fase vegetatif sebesar 184,725

mm/hari, fase pembungaan sebesar

269,548 mm/hari, dan fase pembuahan

sebesar 206,153, serta fase pematangan

sebesar 145,383 mm/hari.

Tabel 1. Rekapitulasi Pemberian Air

Irigasi

Fase

Pertumbuhan

Kebutuhan

Air

Tanaman

(mm/hari)

Perlakuan

Pemberian

Air Irigasi

(mm/hari)

Fase

Pembibitan

109,282

50% 54,641

70% 76,497

80% 87,426

100% 109,282

Fase

Vegetatif

184,725

50% 92,363

70% 129,308

80% 147,780

100% 184,725

Fase

Pembungaan

269,548

50% 134,774

70% 188,684

80% 215,638

100% 269,548

Fase

Pembuahan

206,153

50% 103,077

70% 144,307

80% 164,922

100% 206,153

Fase

Pemasakan 145,383

50% 72,692

70% 101,768

80% 116,306

100% 145,383

Sumber : Hasil Perhitungan

Page 4: Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi... · untuk tanaman adalah dengan irigasi tetes. Irigasi

Pemberian air irigasi meliputi:

perlakuan pemberian air 50%, perlakuan

pemberian air 70%, dan perlakuan

pemberian air 80%, serta perlakuan

pemberian air 100%. Jumlah pemberian

air yang diberikan pada tanaman setiap

harinya dapat dilihat pada tabel 1.

Pemberian air irigasi berpengaruh

pada umur tanaman kedelai hitam,

meliputi fase vegetatif selama 35 hari dan

fase generatif selama 50 hari, sehingga

total umur tanaman kedelai hitam adalah

85 hari.

Pemberian air untuk fase awal dan

fase pematangan dilakukan satu kali yaitu

pada pagi hari. Untuk fase vegetatif, fase

pembungaan dan fase pematangan

diberikan dua kali yaitu pagi hari dan

sore hari. Pembagian pemberian air ini

bertujuan untuk menjaga akar dan batang

tanaman kedelai hitam agar tidak

kekurangan air dan kelebihan air.

Kekurangan pemberian air berakibat pada

keringnya batang dan daun pada masa

vegetatif, sedangkan kelebihan air dapat

menyebabkan daun berwarna kuning

pada masa vegetatif.

Tabel 2. Hasil Penelitian

Data Hasil Penelitian

Perlakuan 50% 70% 80% 100%

E1T1 E2T1 E3T1 E4T1

Fase Vegetatif

(Hari) 35 35 35 35

Fase Generatif

(Hari) 50 50 50 50

Jumlah Umur

Tanaman (hari) 85 85 85 85

Rata-rata

Tinggi

Tanaman (cm)

22,3 24,1 29,2 29,7

Rata-rata

Bunga (buah) 9,9 12,9 19,1 19,6

Rata-rata

Polong (buah) 19,8 26,2 38,7 46,5

Bobot Biji

(gram) 8,62 14,85 21,62 30,85

Effisiensi

Pemakaian Air 0,440 0,615 0,703 0,879

Sumber : Hasil Perhitungan

Pengukuran tinggi tanaman

kedelai hitam dimulai pada umur 10 hari

setelah pembibitan sampai umur 40 hari

setelah masa tanam, tinggi tanaman

kedelai hitam diukur per 10 harian.

Dari keempat perlakuan

pemberaian air, meliputi pemberian air

50% rata-rata tinggi tanaman adalah 22,3

cm, pemberian air 70% rata-rata tinggi

tanaman adalah 24,1 cm, dan pemberian

air 80% rata-rata tinggi tanaman adalah

29,2 cm, serta pemberian air 100% rata-

rata tinggi tanaman adalah 29,7 cm. Rata-

rata tinggi tanaman kedelai hitam yang

paling maksimal adalah perlakuan E4T1

dengan pemberian air 100%.

Bunga pada tanaman kedelai

hitam mulai muncul 35 hari setelah masa

tanam. Jumlah bunga dihitung per 3

harian sebanyak 5 kali sampai umur

tanaman kedelai hitam 47 hari. Karena

pada umur 45 hari atau antara 10 sampai

12 hari setelah bunga mulai muncul akan

berubah menjadi polong atau bakal buah.

Rata-rata jumlah bunga yaitu:

perlakuan pemberian air 50% sebanyak

9,9 buah, perlakuan pemberian air 70%

sebanyak 12,9 buah, dan perlakuan

pemberian air 80% sebanyak 19,1 buah,

serta perlakuan pemberian air 100%

sebanyak 19,6 buah.

Pengukuran bakal buah mulai

dilakukan pada hari ke 45 setelah masa

tanam, diukur per 5 harian selama 10

hari. Jumlah polong atau bakal buah yang

paling maksimal didapat dari perlakuan

pemberian air E4T1 (100%) dengan rata-

rata-rata polong sebanyak 46,5 buah.

Untuk hasil pada perlakuan pemberian air

50%, dan pemberian air 70%, serta

pemberian air 80% dapat dilihat pada

tabel 2.

Tanaman kedelai hitam dipanen

pada tanggal 30 oktober 2016, pada saat

itu umur tanaman adalah 85 hari.

Tanaman kedelai hitam yang telah

dipanen kemudian jemur selama 2 hari.

Dijemur 2 hari ini fungsinya

untuk menurunkan kadar air yang ada

dalam biji kedelai hitam dan lebih mudah

memisahkan biji kedelai hitam dari

polongnya, karena berat buah yang akan

Page 5: Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi... · untuk tanaman adalah dengan irigasi tetes. Irigasi

ditimbang adalah berat biji setelah

dijemur dan dikupas dari polong. Hasil

berat buah dapat dilihat pada tabel 2.

Rata-rata hasil pengukuran tinggi

tanaman, jumlah bunga, jumlah polong

dan hasil panen menunjukkan grafik yang

sama dengan penelitian sebelumnya.

Sehingga rata-rata pemberian air

dan hasil pertumbuhan antara penelitian

sebelumnya dengan hasil penelitian

adalah sama. Perbedaannya adalah

pemberian air penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Taufiq dan Adie

(2013) menggunakan irigasi genangan

dan penelitian ini menggunakan irigasi

tetes dengan media tanah pasir

berlempung didalam polybag.

Perhitungan efisiensi pemakaian

air dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Rekapitulasi Efisiensi

Pemakaian Air

E1T1

50%

E2T1

70%

E3T1

80%

E4T1

100%

Rata-rata

Pemberian Air

(mm/hari)

89,451 125,231 143,122 178,902

Rata-rata

Kebutuhan

Air Irigasi

Total (mm/hari)

203,501

Efisiensi Pemakaian

Air

0,440 0,615 0,703 0,879

Sumber : Hasil Perhitungan

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Kebutuhan air irigasi meliputi

fase awal = 109,282 mm/hari, fase

vegetatif = 184,725 mm/hari, fase

pembungaan = 269,548 mm/hari,

dan fase pembuahan = 206,153,

serta fase pematangan = 145,383

mm/hari.

2. Umur tanaman kedelai hitam

adalah 85 hari, meliputi fase awal

5 hari, fase vegetatif 10 hari, fase

pembungaan 30 hari, dan fase

pembuahan 10 hari, serta fase

pematangan 30 hari.

3. Kedelai hitam varietas Detam 1

dapat tumbuh pada pemberian air

50%, dengan hasil pertumbuhan

tanaman paling kecil, meliputi

rata-rata tinggi tanaman 22,3 cm,

rata-rata bunga 9,9 buah, dan rata-

rata polong 19,8 buah, serta hasil

produksi 8,6 gram.

4. Pemberian air 70% dengan hasil

pertumbuhan tanaman meliputi

rata-rata tinggi tanaman 24,1 cm,

rata-rata bunga 12,9 buah, dan

rata-rata polong 26,2 buah, serta

hasil produksi 14,8 gram.

5. Pemberian air 80% dengan hasil

pertumbuhan tanaman meliputi

rata-rata tinggi tanaman 29,2 cm,

rata-rata bunga 19,1 buah, dan

rata-rata polong 38,7 buah, serta

hasil produksi 21,6 gram.

6. Pemberian air 100% adalah

perlakuan pemberian air dengan

hasil pertumbuhan paling

maksimal, meliputi rata-rata

tinggi tanaman 29,7 cm, rata-rata

bunga 19,6 buah, dan rata-rata

polong 46,5 buah, serta hasil

produksi 30,8 gram.

7. Efisiensi pemakaian air pada

tanaman kedelai hitam meliputi

perlakuan 50% = 0,440, perlakuan

70% = 0,615, dan perlakuan 80%

= 0,703, serta perlakuan 100% =

0,879.

8. Jumlah pemberian air dan hasil

pertumbuhan pada penelitian ini

adalah sama dengan penelitian

sebelumnya yang dilakukan oleh

Taufiq dan Adie (2013),

perbedaannya adalah penelitian

sebelumnya menggunakan irigasi

genangan dan penelitian ini

menggunakan irigasi tetes dengan

media tanah pasir berlempung

didalam polybag.

4.2. Saran

Cara pembibitan yang paling

efektif, mudah dan menghemat tenaga

adalah dengan menggunakan wadah botol

bekas lalu ditutup plastik wrap.

Pemberian air untuk fase awal dan

fase pematangan dilakukan satu kali yaitu

Page 6: Studi Pola Pemberian Air Berdasarkan Efisiensi Pemakaian …pengairan.ub.ac.id/s1/wp-content/uploads/sites/2/2017/01/Studi... · untuk tanaman adalah dengan irigasi tetes. Irigasi

pada pagi hari. Untuk fase vegetatif, fase

pembungaan dan fase pematangan

diberikan dua kali yaitu pagi hari dan

sore hari.

DAFTAR PUSTAKA

Accuweather. 2016. Perkiraan Cuaca

Kabupaten Kediri. http://m.

accuweather.com/en/id/kediri/.

(diakses tanggal 26 April 2016)

BMKG. 2016. Peta Perkiraan Cuaca,

Iklim, Suhu, Angin di Indonesia.

http://satelit.bmkg. go.id/BMKG/.

(diakses tanggal 26 April 2016)

Hakim dkk. 2016. Tinjauan Literatur

Budidaya Tanaman Kedelai.

Jurnal Pertanian. Universitas

Sumatera Utara.

Haman et al., Sulistyo, Sudradjat,

Bintoro, Handoko, & Irianto.

2006. Pengaruh Sistem Irigasi

terhadap Produksi dan Kualitas

Organoleptik Tembakau. Pusat

Penelitian Tanah dan Agroklimat

(Departemen Pertanian)

Hansen dkk. 2016. Tinjauan Literatur

Budidaya Tanaman Kedelai.

Jurnal Pertanian. Universitas

Sumatera Utara.

Irwan, A. W. 2006. Budidaya Tanaman

Kedelai. Skripsi. Tidak

dipublikasikan. Jatinagor:

Universitas Padjadjaran.

MediaWiki. 2013. Available Water

Capacity. https://stormwater.pca.

state.mn.us/index.php?Title=File:

Available_water_capacity.png/.

(diakses tanggal 10 Maret 2016)

Nasution, D. 2016. Ketahanan Pangan:

Berkurangnya Impor Kedelai

Tahun 2016 Sebanyak 300.000

ton. Detik.com. (diakses tanggal 3

Maret 2016)

Nurhayati, Rosadi & Darmaputra. 2009.

Pengaruh Cekaman Air pada Dua

Jenis Tanah Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Kedelai

(Glycine Max L Merril), Jurnal

Pertanian. 56:55-64.

Nebraska. 2016. Plant and Soil Sciences

eLibrary: Soil_Part 2 Physical

Properties of Soil and Soil Water.

Nebraska: eLibrary. https://passel.

unl.edu/pages/informationmodule.

php?idinformationmodule=11304

47039&topicorder=10&maxto=10

. Amerika Serikat: Nebraska

University/. (diakses tanggal 21

April 2016)

Suhartanto, E. 2016. Cara pemberian air

yang dipakai petani di Indonesia

belum efektif. Materi Kuliah Ilmu

Tanah dan Tanaman. (diperoleh

tanggal 15 Maret 2016)

Taufik.&Adie. 2013. Pengaruh

Kekurangan Air terhadap

Karakter Argonomis dan

Fisiologis Genotipe Kedelai

Hitam. Malang. Balai Penelitian

Tanaman Kacang-Kacangan dan

Umbi-umbian (Balitkabi).

Yuwono, S. S. 2016. Artikel : Kacang

Kedelai Hitam (Glycine Sojo L

Merrit). Universitas Brawijaya.

http://www.darsatop.lecture.ub.ac.

id/2016/06/kacang.html/. (diakses

tanggal 20 Februari 2016)

Zulnaidi. 2007. Metode Penelitian.

Sumatera Utara: Universitas

Sumatera Utara Departemen

Sastra Jepang Fakultas Sastra