studi pemberian air irigasi sebagai usaha...

13
STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA MENGHEMAT PENGGUNAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG DI KOTA DAN KABUPATEN MALANG Gauri Asih Kartika, Rini wahyu Sayekti, Linda Prasetyorini Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 Telp (0341) 567886 Email: [email protected] ABSTRAK Kebutuhan air merupakan faktor penting dalam penyusunan rencana tata tanam dan pemberian air irigasi. Namun penggunaan air irigasi dirasa masih kurang efektif dan efisien. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi Kedungkandang Malang yang meliputi evaluasi pemberian air irigasi dengan pola tanam eksisting, penyusunan rencana pola tanam yang baru dengan meningkatkan intensitas tanam secara optimal yang kemudian dihitung kebutuhan air dan cara pembagian airnya. Pada kajian ini penulis menggunakan dua metode pemberian air yaitu metode penggenangan terus menerus dan metode pemberian air secara terputus-putus yakni SRI (System of Rice Intensification). Pada kondisi eksisting dengan pembagian air secara terus menerus masih terjadi rotasi pemberian air. Pola rencana tata tanam baru meningkatkan intensitas dari 260,16 % menjadi 300% dengan peningkatan intensitas tanam padi sebesar 49,66% pada Musim Hujan dan Kemarau I serta 57,23% pada Musim Kemarau II. Penghematan air irigasi terhadap kondisi eksisting dengan menggunakan metode SRI apabila dibandingkan dengan Metode FPR-LPR (evaluasi kondisi eksisting) sebesar 81,09%. Kata Kunci : Kebutuhan air irigasi, penghematan pemberian air irigasi, SRI.

Upload: truongtruc

Post on 23-May-2018

239 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

STUDI PEMBERIAN AIR IRIGASI SEBAGAI USAHA MENGHEMAT

PENGGUNAAN AIR IRIGASI PADA DAERAH IRIGASI KEDUNGKANDANG DI

KOTA DAN KABUPATEN MALANG

Gauri Asih Kartika, Rini wahyu Sayekti, Linda Prasetyorini

Jurusan Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp (0341) 567886

Email: [email protected]

ABSTRAK

Kebutuhan air merupakan faktor penting dalam penyusunan rencana tata tanam dan

pemberian air irigasi. Namun penggunaan air irigasi dirasa masih kurang efektif dan

efisien. Hal ini dapat dilihat ketika terjadi kekurangan air pada musim kemarau.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi

Kedungkandang Malang yang meliputi evaluasi pemberian air irigasi dengan pola tanam

eksisting, penyusunan rencana pola tanam yang baru dengan meningkatkan intensitas

tanam secara optimal yang kemudian dihitung kebutuhan air dan cara pembagian airnya.

Pada kajian ini penulis menggunakan dua metode pemberian air yaitu metode

penggenangan terus menerus dan metode pemberian air secara terputus-putus yakni SRI

(System of Rice Intensification).

Pada kondisi eksisting dengan pembagian air secara terus menerus masih terjadi

rotasi pemberian air. Pola rencana tata tanam baru meningkatkan intensitas dari 260,16 %

menjadi 300% dengan peningkatan intensitas tanam padi sebesar 49,66% pada Musim

Hujan dan Kemarau I serta 57,23% pada Musim Kemarau II. Penghematan air irigasi

terhadap kondisi eksisting dengan menggunakan metode SRI apabila dibandingkan dengan

Metode FPR-LPR (evaluasi kondisi eksisting) sebesar 81,09%.

Kata Kunci : Kebutuhan air irigasi, penghematan pemberian air irigasi, SRI.

ABSTRACT

The water needs is an important factor in preparing the planting layout plan and

the provision of irrigation water. However, the use of irrigation water nowadays is still not

effective and efficient. This can be seen when there is a shortage of water in the dry season.

The aim of this study is to evaluate the needs for irrigation water in one of Malang

irrigation area named Kedungkandang which includes an evaluation of the provision of

irrigation water to the existing cropping pattern, planning new cropping patterns to

increase cropping intensity optimally then calculated water needs and how to distribute the

water. Two methods are used in this study, the continuous flooding and SRI method

(System of Rice Intensification).

In the existing conditions with continuous water distribution still occur rotational

water distribution. New cropping pattern layout plan increases the intensity of 260.16% to

300% with increased paddy cropping intensity by 49.66% in the rainy season and Dry I

and 57.23% in the Dry Season II. Water-saving irrigation on existing conditions by using

the SRI method when compared with FPR-LPR Method (evaluation of existing conditions)

amounted to 81.09%.

Key words: the water needs, provision of irrigation water saving, SRI

PENDAHULUAN

Dalam praktik budidaya padi

sawah selama ini, kondisi ketersediaan

air beragam variasi mulai dari selalu

tersedia, tersedia cukup pada musim

tertentu, dan terbatas sepanjang musim.

Pada setiap kondisi ketersediaan air

tersebut, terdapat masing-masing cara

pemberian dan pembagian air yang

menyesuaikan dengan ketersediaan air

(Purba, 2011:145).

Perancangan irigasi disusun

terutama berdasarkan kondisi-kondisi

meteorologi di daerah bersangkutan dan

kadar air yang diperlukan untuk

pertumbuhan tanaman (Sosrodarsono,

1976:216 dalam Dinas Pekerjaan Umum

Pengairan, 2009:II-4).

Perlunya diadakan irigasi adalah

untuk mendapatkan penyebaran kelem-

baban yang dibutuhkan tanaman selama

masa pertumbuhan. Fungsi lain dari

irigasi adalah (Harfandi, et al., 2002:26) :

1. Menambah air ke tanah untuk

memberikan kelembaban yang mutlak

diperlukan dalam pertumbuhan.

2. Mencegah kerusakan tanaman karena

keadaan musim kering yang pendek.

3. Mendinginkan suhu tanah dan

atmosfer yang menyebabkan keadaan

lingkungan sesuai untuk pertumbuhan

tanaman.

4. Mencuci garam-garam.

5. Mempermudah pengolahan tanah.

Daerah Irigasi Kedungkandang

yang berada di Kota dan Kabupaten

Malang memiliki luas baku sawah seluas

5.169 Ha. Sumber air untuk Daerah

Irigasi (DI.) Kedungkandang dipasok dari

Bendung Kedungkandang yang berada di

Kelurahan Polehan Kecamatan Kedung-

kandang di Kota Malang. DI. Kedung-

kandang merupakan daerah irigasi yang

terletak pada Daerah Pengaliran Sungai

Amprong, dengan luas pengaliran seluas

94,91 km2.

Petani di DI. Kedungkandang

menanam padi tiga kali musim tanam

yaitu Musim Hujan (MH), Musim

Kemarau I (MK I) dan Musim Kemarau

II (MKII) kemudian Palawija dan Tebu.

Cara pemberian air untuk pemeliharaan

tanaman padi yaitu dengan penggenangan

secara terus-menerus dengan tinggi

kedalaman air 5-7 cm.

METODE

Lokasi Penelitian

Lokasi studi berada pada di Kota dan

Kabupaten Malang memiliki luas baku

sawah seluas 5.169 Ha. Sumber air untuk

Daerah Irigasi (DI.) Kedungkandang

dipasok dari Bendung Kedungkandang

yang berada di Kelurahan Polehan

Kecamatan Kedungkandang di Kota

Malang. DI Kedungkandang merupakan

daerah irigasi yang terletak pada Daerah

Pengaliran Sungai Amprong, dengan luas

pengaliran seluas 94,91 km2.

Gambar 1. Lokasi Daerah Irigasi

Kedungkandang Malang

Sumber: Dinas Pengairan Kabupaten Malang

Langkah - langkah Pengerjaan Studi

Langkah–langkah studi disusun

secara sistematis sehingga mempermudah

dalam penyelesaiannya. Langkah – lang-

kah studi yang dilakukan adalah:

1. Perhitungan debit andalan

Kemungkinan terpenuhi ditetap-

kan 80%, kemungkinan bahwa

debit sungai lebih rendah dari

debit andalan 20% (KP 01-

Jaringan Irigasi, 1986:82).

Data debit yang digunakan adalah

debit sungai tahun 2006 – 2015.

Perhitungan debit andalan ini

dengan menggunakan metode

bulan dasar perencanaan (basic

month).

2. Perhitungan kebutuhan dan

pemberian air kondisi eksisting

Perhitungan kebutuhan dan

pemberian air kondisi eksisting di

wilayah studi dilakukan dengan

menggunakan metode faktor

palawija relatif (FPR) berdasarkan

pola tanam eksisting. Untuk

menyusun neraca air (water

balance) dibutuhkan data

kebutuh-an air irigasi dan

ketersediaan air di intake (Huda,

2012).

3. Pengaturan pemberian air secara

terputus – putus

Perhitungan pemberian irigasi

secara terputus-putus sesuai de-

ngan pola tata tanam yang sudah

terjadi.

4. Perencanaan dan Pemberian Air

Irigasi Rencana

a. Perhitungan kebutuhan dan

pemberian air di wilayah studi

dilakukan dengan mengguna-

kan metode faktor palawija

relatif (FPR) berdasarkan pola

tanam rencana.

LPR

QFPR

Dengan :

FPR = Faktor Palawija Relatif

(ltr/det/ha.pol)

Q = Debit yang mengalir di

sungai (ltr/det)

LPR = Luas Palawija Relatif

(ha.pol)

b. Perhitungan kebutuhan dan

pemberian air di wilayah studi

dilakukan dengan mengguna-

kan metode System of Rice

Intensification (SRI) berda-

sarkan pola tanam rencana.

c. Perhitungan kebutuhan dan

pemberian air di wilayah studi

dilakukan dengan mengguna-

kan metode gabungan antara

faktor palawija relatif (FPR)

dan metode System of Rice

Intensification (SRI) berda-

sarkan pola tanam rencana.

Mulai

Data curah hujan

Data debit di intake

Data tanam dan luasan

Skema jaringan irigasi

Evaluasi kondisi eksisting

Debit AndalanKebutuhan Air

Tanaman

Intensitas tanam eksisting

Kebutuhan air eksisting Neraca Air

Ketersediaan Air ≥ Kebutuhan Air

Pembahasan hasil

YaTidak

Pengaturan pemberian Air

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 2. Diagram Alir Penyelesaian Studi

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Debit Andalan

Hasil perhitungan debit andalan

menggunakan metode bulan dasar

perencanaan disajikan pada tabel berikut:

Tabel 1. Perhitungan Debit Andalan

Debit

(m3/det) I II III I II III I II III

Qmin 3.51 4.01 5.32 5.55 6.53 7.52 8.26 4.92 10.44

Qmaks 15.34 22.23 17.88 17.37 17.36 16.36 18.11 18.26 18.11

Qandalan 7.44 7.71 9.18 9.72 9.33 9.86 10.55 9.53 11.12

Januari Februari Maret

Debit

(m3/det) I II III I II III I II III

Qmin 8.26 4.92 10.44 4.43 4.86 7.98 7.20 7.08 5.54

Qmaks 18.11 18.26 18.11 16.44 16.40 16.68 16.23 14.10 19.70

Qandalan 10.55 9.53 11.12 9.43 9.33 9.55 8.86 7.85 6.90

Mei JuniApril

Debit

(m3/det) I II III I II III I II III

Qmin 4.48 3.94 3.43 3.14 2.82 2.58 2.76 2.84 2.36

Qmaks 11.42 8.31 11.22 8.38 13.58 10.08 12.38 21.71 8.32

Qandalan 4.91 4.63 4.01 3.86 3.88 3.57 3.44 3.41 3.10

Juli Agustus September

Debit

(m3/det) I II III I II III I II III

Qmin 2.61 2.34 2.78 2.64 3.89 3.81 3.84 4.30 9.73

Qmaks 10.13 6.83 10.33 14.29 12.85 13.59 12.84 14.15 25.33

Qandalan 3.27 3.10 3.38 3.25 5.02 6.18 5.77 7.35 11.50

Oktober November Desember

Evaluasi Kebutuhan Air Eksisting

Besarnya kebutuhan air irigasi tergantung

pada pola tanam dan jenis tanaman yang

ditanam. Pola tanam yang diterapkan

oleh petani di Daerah Irigasi

Kedungkandang adalah Padi+ Palawija

+Tebu – Padi + Palawija + Tebu – Padi +

Palawija + Tebu. Awal tanam untuk pola

tanam yang diterapkan adalah pada bulan

Oktober.

Perhitungan rata-rata kebutuhan air ek-

sisting ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 2. Rata-Rata Kebutuhan Air Eksisting

Rata-rata Rerata Debit Rata-rata Keb. Air Rerata

Luas (Ha) LPR lt/dt lt/dt/Ha Per Hari Per 10 Hari lt/dt Dalam Satu Periode Tanam

[1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11]

Pembibitan 29.90 598.00 324.30 10.85 47.23 472.34 Pembibitan (lt/dt/Ha)

Garap Tanah 265.04 1590.23 858.53 3.24 14.17 141.70 9.699

Tanam Padi 1525.87 6103.47 3314.71 2.17 9.45 94.47

Palawija 444.35 444.35 239.67 0.54 2.36 23.62 Garap Tanah (lt/dt/Ha)

Tebu muda 1006.79 1510.19 855.90 0.85 3.54 35.43 2.910

Tebu tua 699.80 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Pembibitan 31.14 622.73 312.07 10.02 41.21 412.13 Tanam Padi (lt/dt/Ha)

Garap Tanah 379.29 2275.75 1062.05 2.80 12.36 123.64 1.940

Tanam Padi 2116.15 8464.61 3737.45 1.77 8.24 82.43

Palawija 273.83 273.83 153.78 0.56 2.06 20.61 Palawija (lt/dt/Ha)

Tebu muda 442.35 448.10 251.94 0.57 2.48 24.76 0.485

Tebu tua 839.67 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Pembibitan 19.25 385.00 160.00 8.31 37.25 372.49 Tanam Padi (lt/dt/Ha)

Garap Tanah 379.11 2274.67 960.31 2.53 11.17 111.75 0.631

Tanam Padi 2138.38 8553.50 3461.75 1.62 7.45 74.50

Palawija 583.71 583.71 245.51 0.42 1.86 18.62 Palawija (lt/dt/Ha)

Tebu muda 1154.63 1284.94 594.10 0.51 2.24 22.42 0.637

Tebu tua 480.50 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Sumber : Hasil Analisa

Keterangan :

[1] : Musim Tanam [5] : Rata-rata Keb.air [9] : Debit Intake Rata-rata

[2] : Penanaman dalam 1 Periode [6] : Rata-rata Keb.air tiap Ha [10] : [9] / total [4]

[3] : Rata-rata Luas Tanam [7] : Rata-rata Tinggi Genangan [11] : rerata keb. air dalam satu tahun

[4] : Rata-rata Nilai LPR [8] : [7] x 10 hari

5421.67MK II

MK I

FPR

MH5593.13

Musim

5517.29

0.55

0.46

0.41

UraianKeb.Air Rata-rata Rerata Tinggi Genangan (mm)

Sumber: Hasil Analisa

Dari hasil evaluasi kebutuhan air

selama kurun waktu 2 tahun terakhir (2014-

2015) maka didapatkan nilai FPR Daerah

Irigasi Kedungkandang yaitu sebagai berikut:

Tabel 3. Nilai FPR Daerah Irigasi Ke-

dungkandang dengan Jenis Tanah

Alluvial

Pembagian Golongan

Pembagian blok golongan didasarkan kondisi

topografi dan Bangunan Bagi agar

memudahkan dalam pembagian dan

pemberian air irigasi. Pembagian golongan

berdasarkan hasil rapat keputusan bersama

antara petugas dari Dinas Pengairan (Juru

Pengairan, Juru Pintu) dan Himpunan Petani

Pemakai Air (HIPPA). Pembagian blok

golongan pada Daerah Irigasi (D.I)

Kedungkandang dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4. Pembagian Blok Golongan pada Daerah Irigasi Kedungkandang

Pedoman

FPR (l/det) ha. palawija

Air

kurang Air cukup

Air

memadai

Pemberian Air <0,18 0,18 – 0,36 >0,36

Musim Hujan 0,55

Musim Kemarau I 0,46

Musim Kemarau II 0,41

Giliran Perlu Mungkin Tidak

Golongan Saluran Lokasi Kejuron Baku Sawah (Ha)

I

B.IK.2.Ka Buring 4

B.IK.3. Ka Ki Buring 102

B.IK.3. Ka Ka Buring 50

B.IK.4. Ka 1 Te Tangkil 29

B.IK.4. Ka Ka Tangkil 80

BA.2.Ka Ki Buring 53

BA.2.Ka Te Buring 28

BA.2.Ka Ka Buring 31

BA.3.Ka Buring 20

BA.4.Ka Ki Buring 26

BA.4.Ka Ka Buring 48

BA.5.Ki Buring 44

BA.5.Ka Buring 72

B.IK.4.Ka Ki Tangkil 78

B.IK.4.Ka 2 Te Tangkil 140

B.IK.4.Ki 1 Tangkil 54

B.IK.4.Ka 2 Tangkil 2

B.IK.5.Ka Tangkil 87

B.IK.6.Ka 1 Ka Tangkil 173

B.IK.6.Ka 1 Ki Tangkil 16

B.IK.6.Ka 2 Ki Tangkil 71

B.IK.7. Ka Tangkil 12

Sumber: UPT PSAWS BANGO GEDANGAN MALANG

B.IK.8 Ka Bululawang 61

B.IK.10 Ka Bululawang 61

B.IK.11 Ki Bululawang 133

B.IK.12 Ki Bululawang 17

II

B.IK.13 Blambangan 179

B.IK.13 A Ka Blambangan 201

B.IK.13 A Ki Blambangan 191

B.IK.14 Ka Blambangan 31

B.IK.15 Ka Blambangan 50

B.IK.16 Ka Blambangan 49

B.GR.1 Ki Ketawang 102

B.GR.2 Ki Ketawang 102

B.GR.3 Ka Ketawang 63

B.GL.1 Ki Ganjaran 75

B.GL.2 Ki Ganjaran 133

B.GL.3 Ki Ganjaran 141

B.GL.4 Ki Ganjaran 99

B.GL.5 Ka Ganjaran 113

B.GL.6. Ka Ketawang 140

B.GL.7 Ka Ketawang 151

B.GL.8 Ka Ketawang 146

B.GL.8 Ki Ketawang 69

B.GL.9 Ka Ketawang 16

B.GL.9 Ki Ketawang 57

III

B.IK.18 Ka Ketawang 95

B.IK.18 Ki Ketawang 200

B.IK.19 Ka Ketawang 72

B.IK.20 Ka Banjar Rejo 181

B.IK.21 a Banjar Rejo 48

B.IK.21 b Banjar Rejo 218

B.IK.21 c Banjar Rejo 94

B.IK.22 Ka Banjar Rejo 74

B.IK.23 a Ki Brongkal 118

B.IK.23 b Ka Brongkal 175

B.IK.23 c Ka Brongkal 73

B.IK.23 c Te Brongkal 118

B.IK.23 c Ki Brongkal 103

Rencana Pemberian Air Irigasi

Metode Konvensional

Fase Kegiatan Tanaman Padi

a. Persemaian selama ± 30 hari dengan

perbandingan 5% luas lahan = 0,05

b. Pengolahan tanah selama ± 30 hari

dengan perbandingan 95% luas la-

han = 0,95

c. Pemeliharaan tanaman ± 90 hari

dengan perbandingan 100% luas

lahan = 1

Kebutuhan air dihitung dengan Metode

FPR-LPR

Satuan Pengali/Kelipatan Palawija Relatif

a. Persemaian = 20 ha.pol

b. Pengolahan = 6 ha.pol

c. Pemeliharaan = 4 ha.pol

d. Palawija = 1 ha.pol

e. Tebu = 1,5 ha.pol

Dengan nilai FPR sebagai berikut:

a. MH = 0,55 lt/detik/ha.pol

b. MK I = 0,46 lt/detik/ha.pol

c. MK II = 0,41 lt/detik/ha.pol

Metode SRI (System of Rice Intensifi-

cation)

a. Persemaian dilakukan dengan

penggunaan wadah berupa kotak/

besek. Untuk lahan seluas satu hektar

dibutuhkan wadah persemaian dengan

ukuran 20 cm x 20 cm sebanyak 500

buah. Pemberian air diasumsikan

genagna setinggi 0,5 cm (kondisi

macak-macak).

b. Pengolahan lahan pada metode SRI

lahan diolah seperti tanam biasa

(dibajak, digaru kemudian diratakan),

tetapi pada saat digaru (pengolahan

tanah kedua) dilakukan penaburan

pupuk organik. Pada studi ini

diberikan genangan setinggi 10

mm/hari.

c. Pemeliharaan fase vegetatif, tinggi

genangan 2 cm selama 8 hari.

d. Pemeliharaan fase generatif, tinggi

genangan 2 cm selama 10 hari.

Pola Tanam

Untuk mengetahui tingkat peng-

hematan yang terjadi pada pola tanam

kondisi eksisting dan rencana, maka

dilakukan perhitungan dengan meng-

gunakan 3 (tiga) alternatif dalam pem-

berian air irigasi pada Daerah Irigasi

Kedungkandang.

1. Alternatif pertama menggunakan

sistem pemberian air konvensional

yakni penggenangan terus-menerus.

2. Alternatif kedua dengan metode SRI

(System of Rice Intensi-fication).

3. Alternatif kedua dengan pengga-

bungan metode SRI (golongan I) dan

metode konvensional (pada

golongan II dan III) dengan

membagi luas tanamnya.

Penghematan pada alternatif II

dan III kaitannya dengan pemberian air

metode SRI, maka penghematan yang

terjadi merupakan akibat dari pemberian

air metode SRI pada tanaman padi

sehingga pada studi ini konsentrasi

penghematan dilakukan pada tanaman

padi dengan meningkatkan jumlah

intensitas tanam padi pada Daerah Irigasi

Kedungkandang.

Tabel 5. Pola Tanam Kondisi Eksisting

Musim Jenis

Tanam Tanaman Ha % I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

Padi 2070 40.05 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 629 12.17 Palawija

Tebu 2206 42.68 Tebu

Padi 2089 40.41 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 411 7.95 Palawija

Tebu 2206 42.68 Tebu

Padi 1626 31.46 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 396 7.66 Palawija

Tebu 1815 35.11 Tebu

Jun Jul Agt SepJan Feb Mar Apr MeiOkt Nov

Luas Tanam 5169 Ha

Rencana Des

MK I

MK II

MH

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 6. Pola Tanam Rencana

Musim Jenis

Tanam Tanaman Ha % I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III I II III

Padi 2567 49.66 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 395.9 7.66 Palawija

Tebu 2206 42.68 Tebu

Padi 2567 49.66 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 395.9 7.66 Palawija

Tebu 2206 42.68 Tebu

Padi 2958 57.23 PL PL PL

PL PL PL Padi

PL PL PL

Palawija dll 395.9 7.66 Palawija

Tebu 1815 35.11 Tebu

Sep

Luas Tanam 5169 Ha

MH

MK I

MK II

Mar Apr Mei Jun Jul AgtRencana Okt Nov Des Jan Feb

Sumber: Hasil Analisa

Tabel 7. Rekapitulasi Kebutuhan Air Irigasi dengan 3 (Tiga) Alternatif

Metode LPR-FPR Metode SRI Metode SRI + Metode Konvensional Metode LPR-FPR Metode SRI Metode SRI + Metode Konvensional

Pola Tanam Eksisting Pola Tanam Eksisting Pola Tanam Eksisting Pola Tanam Rencana Pola Tanam Rencana Pola Tanam Rencana

lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt lt/dt

I 3268 2843.867 271.041 2106.195 5052.089 767.570 3820.348

II 3100 2805.766 231.654 2056.958 5013.994 680.411 3723.341

III 3376 3480.137 388.153 2221.861 5863.280 777.048 3895.882

I 3252 4495.414 874.158 3072.313 6899.408 1225.971 4695.718

II 5023 4274.205 1451.246 4301.194 5699.252 1837.636 5837.918

III 6177 6989.352 1562.172 5350.678 8603.319 1951.625 6732.438

I 5775 6619.139 1201.475 5122.125 8190.402 1542.765 6460.239

II 7349 5992.421 867.033 4492.415 7503.647 1136.276 5796.598

III 11498 6367.077 861.689 4748.931 7399.293 1091.915 5563.533

I 7439 6486.694 999.139 4862.785 7444.787 1203.856 5592.691

II 7706 6669.454 1043.758 5039.783 7627.548 1211.847 5759.117

III 9180 6669.454 1029.556 5039.783 7627.548 1171.589 5759.117

I 9723 6543.069 1009.486 4932.424 7547.990 1145.593 5691.536

II 9326 6556.708 952.633 4942.039 7556.576 1083.477 5671.261

III 9861 6715.533 1081.342 5149.775 7759.489 1240.541 5915.268

I 10555 6952.777 1537.976 5408.004 8148.340 1776.591 6324.663

II 9532 7179.245 2091.485 5474.724 8511.741 2488.454 6558.582

III 11123 7732.890 2181.138 6063.440 9095.784 2720.746 7247.640

I 9431 7338.886 1742.573 5713.408 8601.490 2382.158 6866.935

II 9334 6661.287 1249.978 5283.563 7784.491 1921.054 6354.388

III 9551 5859.037 1029.861 4475.497 6784.791 1682.225 5316.572

I 8861 5598.496 1015.829 4209.140 6464.627 1590.257 4958.292

II 7851 5598.496 995.680 4203.325 6464.627 1458.207 4920.177

III 6904 5598.496 981.347 4203.325 6464.627 1364.272 4920.177

I 4914 5580.443 966.078 4194.171 6447.235 1315.371 4911.358

II 4628 5363.091 859.313 4074.832 6231.478 1175.506 4759.379

III 5370 3820.261 804.535 3912.399 4438.952 1188.554 4713.486

I 4914 3354.736 934.768 3710.268 4359.191 1560.406 5011.695

II 4628 3338.600 1207.061 3709.795 5142.361 2202.585 5897.697

III 4014 3563.416 1212.535 3769.022 6165.786 2390.384 6694.217

I 3861 3582.773 875.349 3629.762 6396.992 1996.913 6705.489

II 3884 3789.059 493.714 3057.997 6758.666 1464.164 5651.717

III 3566 3427.192 322.383 2691.603 5644.594 1188.958 4493.724

I 3445 2859.657 322.092 2137.649 5067.878 1121.663 3938.969

II 3414 2859.657 298.933 2115.015 5067.878 942.300 3829.166

III 3101 2859.657 303.663 2115.015 5067.878 891.858 3829.166

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Bulan Periode Q Andalan

Oktober

November

Desember

Kebutuhan Air Irigasi

Sumber: Hasil Analisa

Berdasarkan hasil rekapitulasi

kebutuhan air irigasi dan dibandingkan

dengan debit yang tersedia, Metode SRI

dengan 2 pola tanam yang berbeda

memiliki tingkat efisiensi paling tinggi

jika dibandingkan dengan Metode

Konvensional dan Metode Gabungan.

Selisih total kebutuhan air Metode

SRI terhadap Metode Konvensional pada

pola tanam rencana disebutkan bahwa

adanya penghematan air sebesar

188007,281lt/detik.

Tabel 8. Rekapitulasi Penghematan dan Peningkatan DI Kedungkandang

Metode LPR-FPR Metode SRI Metode SRI

(Evaluasi Kondisi Eksisting) (Pola Tanam Eksisting) (Pola Tanam Rencana)

Evaluasi Penghematan Penghematan

7732.890 2181.138 2720.746

186426.442 35250.824 52890.746

81.09% 71.63%

111.92% 111.92% 156.55%

260.17% 260.17% 300.00%

44.63%

Penghematan Air Irigasi Terhadap

Kondisi Eksisting

Keterangan

Posisi

Kebutuhan Air Irigasi Maksimal (lt/dt)

Total Kebutuhan Air Irigasi (lt/dt)

Intensitas Tanam Padi

Total Intensitas Tanam

Peningkatan Intensitas Tanam Padi

Terhadap Kondisi Eksisting

Sumber: Hasil Analisa

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dari studi

ini maka dapat diambil beberapa

kesimpulan, diantaranya adalah:

1. Berdasarkan hasil perhitungan

analisa kondisi eksisting, Daerah

Irigasi Kedungkandang mengalami

penurun-an jumlah kebutuhan air

irigasi dari tahun 2014 ke 2015 yakni

sebesar 626,67 liter/detik sehingga

berdam-pak pada berkurangnya

jumlah kejadian rotasi pemberian air

irigasi pada DI Kedungkandang.

2. Rencana tata tanam di Daerah Irigasi

Kedungkandang adalah meningkat-

kan intensitas tanam padi dengan

mempertimbangkan pola tanam yang

sesuai dengan kebiasaan petani

Padi+Palawija+Tebu – Padi + Pala-

wija +Tebu - Padi+Palawija+Tebu.

Dari hasil pembahasan besarnya

intensitas tanam meningkat dari

260,16 % menjadi 300% dengan

peningkatan intensitas tanam padi

sebesar 49,66% pada Musim Hujan

dan Kemarau I serta 57,23% pada

Musim Kemarau II.

3. Sistem pemberian dan pembagian air

pada Daerah Irigasi Kedungkandang

apabila menggunakan Metode SRI,

baik dalam pola tanam eksisting

maupun pola tanam rencana,

kebutuhan airnya dapat terpenuhi

sehingga tidak terjadi rotasi

sepanjang tahun.

4. Penghematan air dapat dilakukan

dengan kondisi intensitas tanam

sama dengan kondisi eksisting.

Penghe-matan air irigasi terhadap

kondisi eksisting dengan

menggunakan metode SRI apabila

dibandingkan dengan Metode FPR-

LPR (evaluasi kondisi eksisting)

sebesar 81,09%.

Saran

Untuk meningkatkan hasil

produksi padi dan penggunaan air secara

efisien dan efektif maka penanaman padi

menggunakan metode SRI (System of

Rice Intensification) merupakan solusi

yang tepat yang dapat diterapkan oleh

para petani. Selain memerlukan tenaga

petani yang trampil, perlu adanya

perhatian khusus dari pemerintah

setempat seperti pengenalan penanaman

padi metode SRI dan apabila

menggunakan metode penggenangan

terus-menerus, petani perlu diberi

pengertian tentang sistem rotasi secara

gilir golongan agar tidak terjadi

perselisihan antar petani setempat.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. 1986.

Kriteria Perencanaan Jaringan

Irigasi 01 Jaringan Irigasi.

Jakarta: Departemen Pertanian.

Dinas Pekerjaan Umum Pengairan. 2009.

Alokasi Air DAS Amprong.

Malang: Dinas Pekerjaan Umum

Pengairan Provinsi Jawa Timur.

Harfandi, Zamri, Aldil. 2008. Tata Cara

Menentukan Kapasitas Pompa

Sentrifugal untuk Mengairi Areal

Persawahan. Jurnal R & B.

Volume 2 No 1 Maret 2002: 46.

Huda, Nurul. 2012. Kajian Sisitem

Pemberian Air Irigasi Sebagai

Dasar Penyusunan Jadwal Rotasi

Pada Daerah Irigasi Tumpang

Kabupaten Malang. Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang: Univer-

sitas Brawijaya.

Purba, John Hardy.2011. Kebutuhan dan

Cara Pemberian Air Irigasi untuk

Tanaman Padi Sawah (Oryza

sativa L.).Widyatech Jurnal Sains

& Teknologi. Vol. 10 N0. 3 April

2011: 145-153.