studi perilaku struktur baja menggunakan sistem self centering … · model analisis non-linier. 3....
TRANSCRIPT
STUDI PERILAKU STRUKTUR BAJA
MENGGUNAKAN SISTEM SELF CENTERING
DENGAN SISTEM PRATEKAN PADA BALOK
DAN KOLOM AKIBAT BEBAN GEMPA
Oleh
Syaiful Rachman
3105 100 093
Dosen Pembimbing:
Budi Suswanto, ST.,MT.,Ph.D
PRESENTASI TUGAS AKHIR
I. LATAR BELAKANG
1.1 LATAR BELAKANG
Ketika terjadi gempa terjadi berbagai macam kerugian baikfisik,ekonomi maupun jiwa
Pada Desain Struktur Tahan Gempa Konvensional strukturbangunan didesain berdeformasi inelastis dan mengalami simpanganlateral agar bisa bertahan dari keruntuhan (collapse)
Dalam konsep desain struktur tahan gempa tersebut strukturdiharapkan mampu bertahan ketika terjadi gempa ringan,sedang hinggagempa kuat,walaupun diijinkan terjadinya kerusakan
Pada gempa menengah hingga kuat struktur yang terkenagempa di desain akan mengalami kerusakan pada strukturnyadengan mekanisme Strong column Weak Beam
Kerugian berupa korban jiwa selama ini relatif bisa diatasidengan namun Kerugian Finansial dan Ekonomi akibat rusaknyagedung yang tidak mudah diperbaiki lagi menjadi sangatsignifikan karena Struktur utama seperti balok dan kolommengalami kerusakan
Maka dari itu dikembangkanlah suatu sistem struktur tahangempa yang tidak hanya mempertimbangkan aspek life safetypenghuninya tapi juga desain struktur yang mampu meminimalisirkerugian ekonomi akibat rusaknya gedung yang tidak mudahdiperbaiki
Struktur Self Centering merupakan sistem yang terdiri daristrand baja pasca tarik dan elemen pendisipasi energi padasambungan balok kolom yang mampu mengurangi kerusakanstruktur secara signifikan dan mengembalikan struktur keposisisemula pasca beban gempa (Ricles 2001 et.al dan Garlock 2002)
Untuk mengeliminasi potensi timbulnya sendi plastis padadasar kolom yang dapat mengurangi perilaku self centeringstruktur maka diberi kabel strand prategang pada kolom dasaruntuk meminimalisir potensi terjadinya sendi plastis
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana mendesain dan menganalisa
struktur tahan gempa sistem Self Centering
Steel Moment Resisting Frame (SC-MRF)
2. Bagaimana menganalisa beban gempa dengan
model analisis non-linier.
3. Bagaimana perilaku kolom dasar yang diberi
perkuatan strand baja pratekan setelah diberi
beban gempa
4. Bagaimana mengevaluasi perilaku struktur self
centering setelah terjadi gempa dengan analisa
pushover berdasarkan criteria performance based
design
TUJUAN
1. Mendesain dan Menganalisa struktur tahan gempa
dengan menggunakan sistem Self Centering-Steel Moment
Resisting Frame (SC-SMRF)
2. Menganalisa beban gempa dengan model analisis non
linier
3. Menganalisa perilaku kolom dasar setelah diberi beban
gempa
4. Mengevaluasi perilaku struktur Self Centering setelah
terjadi gempa dengan analisa pushover berdasarkan
kriteria performance based design
BATASAN MASALAH
1.Pada studi ini tidak membahas mengenai metode
pelaksanaan konstruksi bangunan
2.Tidak meninjau aspek analisis biaya
3.Tidak membahas bangunan bawah
4.Analisa hanya menggunakan pendekatan rumus
dari jurnal-jurnal yang ada
5.Analisa model menggunakan Analisis 2 dimensi
1.5 MANFAAT PENULISAN
Memberikan alternatif baru dalam
perencanaan gedung tahan gempa
Menambah wawasan baru tentang studi
struktur tahan gempa di dunia Teknik Sipil
khususnya para akademisi di Indonesia yang
relatif masih baru
II. TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP SELF CENTERINF SISTEM
Self Centering Moment Resisting Frame (SC-MRF) adalahsistem struktur tahan gempa yang terdiri dari elemen pendisipasienergi (energy dissipation) atau biasa disebut ED dan strand bajaprategang yang bekerja parallel dengan balok (Ricles et al 2001,Garlock 2002).
Pada saat menerima beban lateral gempa struktur melakukanrespon dengan mekanisme gap opening (celah membuka) pada jointbalok-kolom dimana gaya strand prategang membeerikan restoringforce (gaya pemulih) untuk menutup gap yang terjadi selama gempa
MEKANISME GAP OPENING
GAMBAR 2.2 A) SKEMA ELEVASI SATU LANTAISC-MRF B) DEFORMASI DARI DEKOMPRESISC-MRF C) IDEALISASI PERILAKUHUBUNGAN PADA SAMBUNGANSC-MRF
Pada SC-SMRF strands bekerja parallel dengan
balok dan memampatkan balok ke permukaan kolom.
Ketika moment pada sambungan telah melewati moment
tahanan oleh strands pasca tarik,rotasi relatif terjadi
antara balok dan kolom () (Ricles and garlock 2001
&2002).
DETAIL SAMBUNGAN SC MRF
Gambar 2.9 Skematik Kolom Prategang
Gambar 2.10 Momen Rotasi Dasar Kolom
III. METODOLOGI
Mulai
Studi Literatur:
Jurnal dan Proceeding Self
Centering
Preliminary design
Pembebanan (PPIUG 1983, SNI 2002)
dan Pendimensian
Pemodelan dan Analisa Struktur dengan
SAP 2000 ver 14
Kontrol Dimensi
Perencanaan Sambungan
A
A
Analisa Sistem struktur Self
Centering :
Analisisa Pushover dengan SAP 2000 ver14.2.2
Evaluasi kinerja struktur dengan ATC-40, FEMA 356, dan SNI 03-1726-
2002
Kesimpulan
Selesai
OK
OK
Not
OK
Not
OK
3.2 STUDI KASUS
Gambar 3.1 Model denah tipikal Struktur Rangka Baja Pemikul Momen Sistem Self
Centering
(Gambar oleh Hoseok chi and Judy Liu, 2006)
4@9m
6@4m
lantai 6 (Atap)Beban MatiBalok Anak WF 250 x 250 x 14 x 14 = 82,2 x 6 x 20 = 9864 kgBalok Induk W36x135 = 200,9 x 6 x 49 = 59065 kgKolom
kolom eksterior W14x283 = 421,1 x 4 x 18 = 30319 kgkolom interior W36x170 = 253 x 4 x 12 = 12144 kg
Pelat Atap = 374,1 x 30 x 36 = 404028 kg= 515420 kg
Beban Hidup 0,3x = 100 x 30 x 36 = 32400 kg547820 kg
lantai 5
Beban Mati
Balok Anak WF 350 x 250 x 8 x 12 = 87 x 6 x 20 = 10440 kg
Balok Induk W36x135 = 200,9 x 6 x 49 = 59064,6 kg
Kolom
kolom eksterior W14x283 = 421,1 x 4 x 18 = 30319,2 kgkolom interior W36x170 = 253 x 4 x 12 = 12144 kg
Pelat lantai = 484,1 x 30 x 36 = 522828 kg
= 634796 kg
Beban Hidup 0,3x = 250 x 30 x 36 = 81000 kg
715796 kg
lantai 3-4
Beban Mati
Balok Anak WF 350 x 250 x 8 x 12 = 87 x 6 x 20 = 10440 kg
Balok Induk W36x182 = 270,8 x 6 x 49 = 79615,2 kg
Kolom
kolom eksterior W14x342 = 509 x 4 x 18 = 36648 kg
kolom interior W36x210 = 312,5 x 4 x 12 = 15000 kg
Pelat lantai = 484,1 x 30 x 36 = 522828 kg
= 664531 kg
Beban Hidup 0,3x = 250 x 30 x 36 = 81000 kg
745531 kg
lantai 1-2
Beban Mati
Balok Anak WF 350 x 250 x 8 x 12 = 87 x 6 x 20 = 10440 kg
Balok Induk W36x194 = 288,7 x 6 x 49 = 84877,8 kg
Kolom
kolom eksterior W14x398 = 592 x 4 x 18 = 42624 kg
kolom interior W36x328 = 488,1 x 4 x 12 = 23428,8 kg
Pelat lantai = 484,1 x 30 x 36 = 522828 kg
= 684199 kg
Beban Hidup 0,3x = 250 x 30 x 36 = 81000 kg
765199 kg
TAKSIRAN WAKTU GETAR ALAMI T
SECARA EMPIRIS
Perhitungan waktu getar alami memakai rumusan empiris (perkiraan awal) berdasarkan method A (UBC 1630.2.2). dengan perumusan:
Tx = Ty = Ct . (H)3/4
dimana:
Ct = 0,0731 untuk sistem struktur rangka pemikul momen (UBC section 1630.2.2)
H = 24 m ( Tinggi gedung )
Pada arah B-T (arah X)
T1 = Ct (H)3/4 = 0,0731 (24)3/4 = 0,7926 detik
Berdasarkan pasal 5.6 SNI 03 – 1726 – 2002, waktu getar alami struktur gedung ( T1 ) dibatasi oleh T1 < ζ n
dimana:
= 0,15 Untuk zona Gempa 6,(tabel 8 SNI 03-1726-2002)
n = jumlah tingkat = 6
T1 < x n
0,7926 detik < 0,15 x 6= 0,9 detik OK
C diperoleh dari gambar 2 respon spektrum gempa
rencana (SNI 03-1726-2002).
Untuk Tx = Ty = 0,7926 detik, Zone 6 dan jenis
tanah lunak, diperoleh
C1=0,95/T1 =0,95/0,7926 = 1,198
GAYA GEMPA TIAP LANTAI
KONTROL KINERJA BATAS LAYAN DAN
KINERJA BATAS ULTIMATE
ANALISA PUSHOVER
DISTRIBUSI SENDI PLASTIS
STEP 1
STEP 2
STEP 3
STEP 4
STEP 5
STEP 6
STEP 7
collapse
EVALUASI PERILAKU SEISMIK
Hasil ini menunjukkan bahwa µ∆ aktual masih lebih kecil daripada µ∆desain maksimum yang disyaratkan (µ∆ = 5,2 untuk untuk SRPMK dan R aktualjuga lebih kecil dari R desain R = 8,5
1). Metode Koefisien Perpindahan (FEMA 273/356)
Arah X :
Te = 0,430 detik (lihat waktu getar alami efektif)C0 = 1,4 (Tabel 3.2 FEMA 356 untuk bangunan lebih dari 10 lantai)C1 = 1 untuk Te ≥ TsTs = 1 adalah waktu getar karakteristik dari kurva respon spektrum wilayah 6
tanah lunak dimana terdapat transisi bagian akselerasi konstan ke bagiankecepatan konstan.
C2 = 1,0C3 = 1,0 kekakuan pasca leleh adalah positifSa = 0,42/T = 0,42/1,636 = 0,257Maka target perpindahan (performance point)dapat dihitung sebagai berikut,
mgTSCCCC eaT 181,0
2
2
3210
2). Metode Spektrum Kapasitas (ATC 40)
Family of Demand Spectra : 5%, 10%, 20% dan 40%
Parameter damping = 5 %
Structural behavior : Type A (bangunan baru)
Ca
Cv
2). Metode Spektrum Kapasitas (ATC 40)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa performance point arah X tercapaipada peralihan 0,090 meter dan gaya geser sebesar 382830,5 kg
3). Metode Koefisien Perpindahan yang Diperbaiki (FEMA 440)
Arah X:
Te = 0,430 detik (lihat waktu getar alami efektif)C1 = 1,0C2 = 1,0C0 = 1,4 (Tabel 3.2 FEMA 356 untuk bangunan lebih dari 10 lantai)C3 = 1,0 kekakuan pasca leleh adalah positifSa = 0,95/T = 0,42/1,636 = 2,2Maka target perpindahan dapat dihitung sebagai berikut,
181,02
2
3210 gTSCCCC eaT
4). Kinerja Batas Ultimit Menurut SNI 03-1726-2002
Tabel di atas menunjukkan dari keempat kriteria diatas diperoleh target perpindahanmaksimum untuk arah X adalah 0,181 m (FEMA 356, FEMA 440). Ternyata denganmelihat tabel distribusi sendi plastis dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi targetperpindahan maksimum arah X, struktur masih berkinerja immediate occupancy. Halini menunjukkan bahwa gedung yang direncanakan sudah memenuhi kinerja yangdiharapkan karena tidak mengalami kerusakan yang signifikan pada struktur utamayaitu balok dan kolom. Bahkan pada saat balok pertama kali mengalami collapsekolom dasar belum mengalami sendi plastis
PENUTUP
KESIMPULAN
1) Dari analisa pushover didapatkan target peralihan (performance point)sebagai berikut :
2) Ternyata dengan melihat tabel 8.1 dapat disimpulkan bahwa pada saat terjadi targetperpindahan maksimum arah X struktur masih berkinerja immediate occupancy. Hal inimenunjukkan bahwa gedung yang direncanakan sudah memenuhi kinerja yang diharapkankarena tidak mengalami kerusakan yang signifikan pada struktur utama yaitu balok dankolom. Hal ini cukup sesuai dengan tujuan dari penggunaan sistem self centering itusendiri yaitu menghindari kerusakan pada struktur utama akibat gempa
SARAN
1) Salah satu parameter untuk menilai perilaku self centering dari
struktur yaitu tidak adanya residual drift/residual drift sangat kecil
dalam batas toleransi yaitu 0,02. Namun untuk mengetahui nilai
residual drift perlu melakukan penelitian berdasarkan hasil
eksperimental yang dibandingkan dengan hasil analitis.
Untuk itu dikemudian hari diperlukan tidak hanya penelitian yang
bersifat analitis teoritis tapi juga berdasarkan hasil eksperimental
2) Studi tentang struktur self centering masih perlu diperdalam
mengingat cakupan bahasannya yang masih sangat luas agar didapat
hasil studi yang lebih baik dan komprehensif