studi komparasi mutu kayu laminasi dan kayu utuh di …eprints.ums.ac.id/60840/14/naskah...

30
i STUDI KOMPARASI MUTU KAYU LAMINASI DAN KAYU UTUH DI SOLO RAYA HASIL UJI LABORATORIUM BERDASARKAN ANALISIS SNI 7973 - 2013 Disusun sebagai sala satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik oleh : M. HABIBULLAH NIM. D 100 160 049 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

Upload: doduong

Post on 30-Jun-2019

247 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

i

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU LAMINASI DAN KAYU

UTUH DI SOLO RAYA HASIL UJI LABORATORIUM

BERDASARKAN ANALISIS SNI 7973 - 2013

Disusun sebagai sala satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada

Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

oleh :

M. HABIBULLAH

NIM. D 100 160 049

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

ii

15 Maret 2018

i

iii

iv

iii

1

STUDI KOMPARASI MUTU KAYU LAMINASI DAN KAYU UTUH DI

SOLO RAYA HASIL UJI LABORATORIUM BERDASARKAN

ANALISIS SNI 7973 - 2013

Abstrak

Kayu merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang menjadi elemen

konstruksi yang mudah di dapat dan tersedia dalam jumlah yang relatif banyak. Dalam

bagian konstruksi, kayu banyak digunakan pada setiap fungsi bangunan mulai dari

persiapan sampai finishing. Adapun penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui nilai

kuat/mutu kayu laminasi hasil pengujian di laboratorium dengan mutu kayu utuh

berdasarkan SNI 7973-2013. Jenis pengujian yang dilakukan meliputi pengujian kuat

tekan, kuat tarik, kuat geser, dan kuat lentur. Benda uji masing-masing berjumlah 3 buah

untuk 1 variasi kayu. Kayu yang digunakan ada 5 jenis, yaitu kayu Sengon, Bangkirai,

Kruwing, Kamper, dan Nangka yang berasal dari Solo Raya. Berdasarkan pengujian

modulus elastisitas dari masing-masing kayu yang diuji yaitu Sengon = 7229,88 Mpa ;

Bangkirai = 13236,48 Mpa ; Kruwing = 10583,54 MPa ; Kamper = 10411,63 MPa ; dan

Nangka = 10378,09 MPa. Kadar air kayu Sengon = 16,39 % ; Kamper = 17,59 ; Kruwing

= 16,92 ; Nangka = 14,34 ; Bangkirai = 14,64. Nilai kuat tekan sejajar serat kayu: Sengon

= 4,25 MPa; Bangkirai = 14,53 MPa; Kruwing = 8,96 MPa; Kamper = 8,57 MPa; Nangka

= 7,60 MPa. Nilai kuat tekan tegak lurus serat kayu: Sengon = 1,92 MPa; Bangkirai =

9,48 MPa; Kruwing = 4,33 MPa; Kamper = 4,12 MPa; Nangka = 6,22 MPa. Nilai kuat

tarik kayu: Sengon = 62,28 MPa; Bangkirai = 98,17 MPa; Kruwing = 97,66 MPa;

Kamper = 57,97 MPa; Nangka = 23,68 MPa. Nilai kuat geser kayu: Sengon = 5,06 MPa;

Bangkirai = 13,68 MPa; Kruwing = 7,11 MPa; Kamper = 9,80 MPa; Nangka = 10,08

MPa. Nilai kuat lentur kayu: Sengon = 30,10 MPa; Bangkirai = 84,92 MPa; Kruwing =

57,08 MPa; Kamper = 56,23 MPa; Nangka = 33,79 MPa. Nilai presentase perbandingan

uji kuat tekan antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013

: Sengon = 111,842%; Bangkirai = 121,111%; Kruwing = 95,36%; Kamper = 91,14%;

Nangka = 95,00%. Nilai presentase perbandingan uji kuat tarik antara kayu yang diuji di

laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013 : Sengon = 187,91%; Bangkirai =

290,64%; Kruwing = 173,33%; Kamper = 164,67%; Nangka = 291,86%. Nilai presentase

perbandingan uji kuat geser antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan

SNI 7973:2013 : Sengon = 991,63%; Bangkirai = 844,61%; Kruwing = 568,85%;

Kamper = 784,00%; Nangka = 951,32%. Nilai presentase perbandingan uji kuat lentur

antara kayu yang diuji di laboratorium terhadap kuat acuan SNI 7973:2013 : Sengon =

700,093%; Bangkirai = 615,33%; Kruwing = 538,53%; Kamper = 530,49%; Nangka =

371,39%.

Kata kunci: kayu, kayu laminasi, kuat tarik kayu, kuat tekan kayu, kuat geser kayu,

kuat lentur kayu.

2

Abstract

Wood is one of Indonesia's natural resources which becomes an element of

construction that is easily available and available in relatively large quantities. In the

construction section, wood is widely used in every building function from preparation to

finishing. As for this research aims to know the value of solid / whole wood quality test

results in laboratory with wood quality based on SNI 7973-2013. Types of tests

performed include compressive strength testing, tensile strength, shear strength, and

flexural strength. Each test object amounted to 3 pieces for 1 variation of wood. wood

used there are 5 types, namely wood Sengon, Bangkirai, Kruwing, Kamper, and Nangka

from Solo Raya. Based on testing the quality code of each wood tested is Sengon =

7229,88 MPa ; Bangkirai = 13236,48 MPa; Kruwing = 10583,54 MPa ; Kamper =

10411,63 MPa ; dan Nangka = 10378,09 MPa. Sengon wood water content = 16,39 % ;

Kamper = 17,59 ; Kruwing = 16,92 ; Nangka = 14,34 ; Bangkirai = 14,64. Value of

compressive strength of wood fiber: Sengon = 4,25 MPa; Bangkirai = 14.53 MPa;

Kruwing = 8.96 MPa; Kamper = 8.57 MPa; Nangka = 7.60 MPa. Value of compressive

strength of perpendicular wood fiber: Sengon = 1.92 MPa; Bangkirai = 9.48 MPa;

Kruwing = 4.33 MPa; Kamper = 4.12 MPa; Nangka = 6.22 MPa. Value of tensile

strength of wood: Sengon = 62.28 MPa; Bangkirai = 98.17 MPa; Kruwing = 97,66 MPa;

Kamper = 57.97 MPa; Nangka = 23.68 MPa. Wood shear strength value: Sengon = 5.06

MPa; Bangkirai = 13.68 MPa; Kruwing = 7.11 MPa; Kamper = 9.80 MPa; Nangka =

10.08 MPa. Value of strong bending wood: Sengon = 30.10 MPa; Bangkirai = 84.92

MPa; Kruwing = 57.08 MPa; Kamper = 56.23 MPa; Nangka = 33.79 MPa. The value of

percentage comparison of compressive strength test between the woods tested in the

laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 111.84%;

Bangkirai = 121.11%; Kruwing = 95.36%; Kamper = 91,14%; Nangka = 95,00%. The

percentage value of the tensile strength test ratio between the woods tested in the

laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 187.91%;

Bangkirai = 290,64%; Kruwing = 173.33%; Kamper = 164,67%; Nangka = 291,86%. The

percentage value of the comparison of shear strength test between the woods tested in the

laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 991,63%;

Bangkirai = 844.61%; Kruwing = 568,85%; Kamper = 784,00%; Nangka = 951,32%. The

percentage value of the comparison of bending strength test between the woods tested in

the laboratory against the reference strength of SNI 7973: 2013: Sengon = 700.09%;

Bangkirai = 615.33%; Kruwing = 538,53%; Kamper = 530,49%; Nangka = 371,39%.

Keywords: wood, laminated wood, tensile strength, wood compressive strength,

wood shear strength, strong wood bending.

3

1. PENDAHULUAN

Kayugadalahhbagian batanghatauppcabangllsertahrantingGtumbuhan yang

mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk

berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan

bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga

dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya.

Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada

dinding selhberbagaihjaringanldilbatang. Ilmuhkayuh(wood science)hmempelajari

berbagai aspeklmengenaihklasifikasihkayuhhsertahhsifat-sifatllkimia,hfisika,hdan

mekanikahkayuhdalamhberbagaiikondisiipenanganan. Beberapaljenislkayuldipilih

karenahbersifathkedaphair, isolatorhterhadaphsuhuhudara,hdanhmudahhdibentuk.

Materialhkayu, sebenarnya merupakan salah satu material

konstruksi yang dapat diperbaharui dan sangat mendukung program ecogreen.

Tanaman dan hutan kayu dapat menjadi paru-paru dunia dan produksi material

kayu konstruksihmenghasilkangemisihgashhkarbonjjyangggpalinghhsedikit

dibandingkan/materialhkonstruksihlainnya. Sayangnya, saathinihpenebangandan

penanamanhkembalihtanamanhkayuhbelumhmencapaihkeseimbangan. Masih

banyak tanamanhkayuhyanghditebanghdibandingkanhdengan=penanaman

kembalih(reboisasi). Halhituhtentuhmenyebabkanhketersediaannyahmenjadi

sangathberkurang,hapalagihuntukhtanamanhkayuhjenishkayuhkerashdanhlama

tumbuhnya.gHargahkayuhmenjadihmelambunghtinggi.

Penelitian ini merupakan penelitian komparasi mutu kayu laminasi dan

kayu utuh di Solo hasil uji laboratorium dengan analisis SNI 7973 - 2013. Ditinjau

dari kadar air, kerapatan kayu, kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, dan kuat lentur.

2. METODE

2.1. Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut

Kayu yang digunakan berasal dari Surakarta, yaitu Kayu Sengon, Kayu Nangka,

Kayu Kamper, Kayu Kruwing, Kayu Bangkirai, dan Lem kayu Presto.

4

2.2. Peralatan Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan peralatan yang tersedia di Laboratorium

UMS dan UNS. Peralatan yang digunakan yaitu mesin uji UTM, oven, penggaris

siku dan jangka sorong, timbangan digital, alat penjepit baja, klem kayu, alat

potong dan asah kayu.

2.3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 4 tahapan, yaitu Tahap 1 :Persiapan alat dan

bahan-bahan penelitian. Tahap ini merupakan tahap persiapan yang meliputi

pengadaan semua bahan, mempersiapkan semua alat penelitian, dan pembuatan

benda uji. Tahap 2 : Pengujian kayu dan analisis terhadap SNI 7973-2013. Pada

tahap ini dilakukan pengujian terhadap bahan yang digunakan. Dimulai dari

pengujian bahan hingga pengujian balok-balok kayu. Dari pengujian bahan yang

terdiri dari pengujian kerapatan kayu dan pengujian kadar air kayu dilakukan

analisis sesuai dengan SNI 7973-2013. Tahap 3 : Analisis data. Pada tahap ini,

data yang diperoleh dari hasil pengujian dianalisis untuk mendapatkan suatu

kesimpulan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian.

Tahap 4 : Pengambilan kesimpulan. Pada tahap ini, data yang telah dianalisa

dibuat suatu kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengujian bahan dilakukan untuk mencari data yang mengacu pada

rumusan masalah untuk mengetahui kualitas bahan-bahan material penyusun kayu

yang akan digunakan untuk penelitian memenuhi persyaratan atau tidak.

3.1. Pengujian Kadar Air

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui banyaknya air yang ada didalam

kayu. Hasil pengujian kadar air yang telah dilaksanakan dapat dilihat pada Tabel 1

dan Tabel 2.

5

Tabel 1. Hasil pengujian kadar air kayu laminasi.

Jenis Kayu No Kode

Berat Kayu Kadar

Air

(%)

Kadar Air

Rata-rata

(%) Kering

Udara (gr)

KeringOven

(gr)

Sengon

A-Ka-1 52,00 45,00 15,556

16,388 A-Ka-2 53,00 46,00 15,217

A-Ka-3 51,50 43,50 18,391

Kamper

B-Ka-1 89,50 76,00 17,763

17,595 B-Ka-2 88,00 75,00 17,333

B-Ka-3 86,50 73,50 17,687

Kruwing

C-Ka-1 88,50 75,50 17,219

16,923 C-Ka-2 91,00 78,00 16,667

C-Ka-3 90,00 77,00 16,883

Nangka

D-Ka-1 86,50 75,00 15,333

14,340 D-Ka-2 88,00 78,00 12,821

D-Ka-3 85,00 74,00 14,865

Bangkirai

E-Ka-1 121,00 105,50 14,692

14,644 E-Ka-2 123,00 107,00 14,953

E-Ka-3 124,00 108,50 14,286

Tabel 2. Hasil pengujian kadar air kayu utuh.

Jenis Kayu No Kode

Berat Kayu Kadar Air

(%)

Kadar Air

Rata-rata

(%) Kering

Udara (gr)

Kering Oven

(gr)

Sengon

A-Ka-1 63,00 54,00 16,667

17,735 A-Ka-2 62,00 52,00 19,231

A-Ka-3 61,00 52,00 17,308

Kamper

B-Ka-1 87,00 74,00 17,568

16,693 B-Ka-2 87,00 73,00 19,178

B-Ka-3 85,00 75,00 13,333

Kruwing

C-Ka-1 84,00 72,00 16,667

17,208 C-Ka-2 85,00 72,00 18,056

C-Ka-3 83,00 71,00 16,901

Nangka

D-Ka-1 74,00 65,00 13,846

13,255 D-Ka-2 74,00 64,00 15,625

D-Ka-3 75,00 68,00 10,294

Bangkirai

E-Ka-1 120,00 102,00 17,647

17,048 E-Ka-2 122,00 105,00 16,190

E-Ka-3 122,00 104,00 17,308

Dari hasil pengujian kadar air dapat dilihat grafik perbandingan antara

kadar air kayu laminasi dengan kadar air kayu utuh yang dapat dilihat pada

Gambar 1.

6

Gambar 1. Perbandingan kadar air kayu laminasi dengan kadar air kayu utuh.

3.2. Pengujian Kerapatan Kayu

Tujuan pengujian ini untuk mengetahui kerapatan pada setiap jenis kayu .

Hasil pengujian kerapatan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3

dan Tabel 4.

Tabel 3. Hasil pengujian kerapatan kayu laminasi

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Berat

Kayu

(kg) (kg/m

3)

Rata-rata

(kg/m3)

B

(m)

H

(m) T (m)

Sengon (A)

A-K-1 0,05 0,05 0,05 0,052 371,429

372,619 A-K-2 0,05 0,05 0,05 0,053 378,571

A-K-3 0,05 0,05 0,05 0,052 367,857

Kamper (B)

B-K-1 0,05 0,05 0,05 0,086 639,286

628,571 B-K-2 0,05 0,05 0,05 0,088 628,571

B-K-3 0,05 0,05 0,05 0,087 617,857

Kruwing (C)

C-K-1 0,05 0,05 0,05 0,089 632,143

641,667 C-K-2 0,05 0,05 0,05 0,091 650,00

C-K-3 0,05 0,05 0,05 0,090 642,857

Nangka (D)

D-K-1 0,05 0,05 0,05 0,089 617,857

617,857 D-K-2 0,05 0,05 0,05 0,088 628,571

D-K-3 0,05 0,05 0,05 0,089 607,143

Bangkirai (E)

E-K-1 0,05 0,05 0,05 0,121 864,286

876,190 E-K-2 0,05 0,05 0,05 0,123 878,571

E-K-3 0,05 0,05 0,05 0,124 885,714

16

,39

17

,59

16

,92

14

,34

14

,64

17

,74

16

,69

17

,21

13

,26

17

,05

02468

101214161820

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Ka

da

r A

ir (

%)

Jenis Kayu

Kayu

LaminasiKayu Utuh

7

Tabel 4. Hasil pengujian kerapatan kayu utuh

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Berat

Kayu

(kg) (kg/m

3)

Rata-rata

(kg/m3)

B

(m)

H

(m) T (m)

Sengon (A)

A-K-1 0,05 0,05 0,05 0,063 504,000

496,000 A-K-2 0,05 0,05 0,05 0,062 496,000

A-K-3 0,05 0,05 0,05 0,061 488,000

Kamper (B)

B-K-1 0,05 0,05 0,05 0,087 696,000

690,667 B-K-2 0,05 0,05 0,05 0,087 696,000

B-K-3 0,05 0,05 0,05 0,085 680,000

Kruwing (C)

C-K-1 0,05 0,05 0,05 0,084 672,000

672,000 C-K-2 0,05 0,05 0,05 0,085 680,000

C-K-3 0,05 0,05 0,05 0,083 664,000

Nangka (D)

D-K-1 0,05 0,05 0,05 0,074 592,000

594,667 D-K-2 0,05 0,05 0,05 0,074 592,000

D-K-3 0,05 0,05 0,05 0,075 600,000

Bangkirai (E)

E-K-1 0,05 0,05 0,05 0,120 960,000

970,667 E-K-2 0,05 0,05 0,05 0,122 976,000

E-K-3 0,05 0,05 0,05 0,122 976,000

Hasil perhitungan modulus elastisitas dengan kadar air rata-rata dapat

dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Hasil perhitungan modulus elastisitas kayu laminasi

Jenis Kayu

Kadar

Air

(%)

(kg/m3) Gm Gb G15 E (MPa)

E Rata-rata

(MPa)

Sengon

15,556 371,429 0,321 0,481 0,309 0,322 7237,823

7229,875 15,217 378,571 0,329 0,493 0,315 0,329 7345,184

18,391 367,857 0,311 0,387 0,301 0,314 7106,619

Kamper

17,763 639,286 0,543 0,408 0,513 0,550 10532,671

10411,633 17,333 628,571 0,536 0,422 0,505 0,542 10419,119

17,687 617,857 0,525 0,410 0,497 0,532 10283,109

Kruwing

17,219 632,143 0,539 0,426 0,508 0,545 10464,201

10583,544 16,667 650,000 0,557 0,444 0,523 0,562 10687,739

16,883 642,857 0,550 0,437 0,517 0,555 10598,694

Nangka

15,333 617,857 0,536 0,489 0,501 0,537 10349,866

10378,086 12,821 628,571 0,557 0,573 0,514 0,551 10547,194

14,865 607,143 0,529 0,505 0,494 0,528 10237,198

Bangkirai

14,692 864,286 0,754 0,510 0,684 0,752 13109,878

13236,485 14,953 878,571 0,764 0,502 0,694 0,764 13256,207

14,286 885,714 0,775 0,524 0,700 0,772 13343,369

Tabel 6. Hasil perhitungan modulus elastisitas kayu utuh

Jenis Kayu

Kadar

Air

(%) (kg/m

3) Gm Gb G15 E (MPa)

E Rata-rata

(MPa)

Sengon

16,667 504,000 0,432 0,444 0,411 0,435 8932,322

8800,291 19,231 496,000 0,416 0,359 0,400 0,423 8756,145

17,308 488,000 0,416 0,423 0,397 0,420 8712,405

8

Jenis Kayu

Kadar

Air

(%)

(kg/m3) Gm Gb G15 E (MPa)

E Rata-rata

(MPa)

Kamper

17,568 696,000 0,592 0,414 0,556 0,600 11192,983

11155,923 19,178 696,000 0,584 0,361 0,553 0,597 11151,254

13,333 680,000 0,600 0,556 0,551 0,595 11123,531

Kruwing

16,667 672,000 0,576 0,444 0,539 0,581 10941,907

10927,381 18,056 680,000 0,576 0,398 0,543 0,585 10996,844

16,901 664,000 0,568 0,437 0,533 0,574 10843,392

Nangka

13,846 592,000 0,520 0,538 0,484 0,517 10087,742

10137,076 15,625 592,000 0,512 0,479 0,481 0,514 10035,697

10,294 600,000 0,544 0,657 0,497 0,532 10287,789

Bangkirai

17,647 960,000 0,816 0,412 0,749 0,832 14069,739

14188,242 16,190 976,000 0,840 0,460 0,762 0,848 14254,161

17,308 976,000 0,832 0,423 0,761 0,847 14240,825

Dari hasil pengujian keraptan kayu dapat dilihat grafik perbandingan

antara kerapatan kayu laminasi dengan kerapatan kayu utuh yang dapat dilihat

pada Gambar 3.2.

Gambar 2. Perbandingan kerapatan kayu laminasi dengan kerapatan kayu utuh

Nilai desain kuat acuan menurut SNI 7973-2013 dapat dilihat pada Tabel 7

dan Tabel 8.

Tabel 7 Hasil nilai kuat acuan kayu laminasi menurut SNI 7973-2013

Jenis Kayu Nilai Desain (MPa)

fb ft// fc// fv fc┴

Sengon

4,60 4,07 4,07 0,54 1,09

4,73 4,20 4,20 0,56 1,12

4,62 4,10 4,10 0,55 1,10

Kamper

8,55 7,50 7,50 1,00 2,00

8,52 7,47 7,47 1,00 2,00

8,30 7,27 7,27 0,97 1,94

Kruwing

8,48 7,43 7,43 0,99 1,98

8,77 7,70 7,70 1,02 2,05

8,60 7,54 7,54 1,01 2,01

37

2,6

2

62

8,5

7

64

1,6

7

61

7,8

6

87

6,1

9

49

6,0

0

69

0,6

7

67

2,0

0

59

4,6

7 97

0,6

7

0

200

400

600

800

1000

1200

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Ke

rap

atan

Kay

u (

kg/m

3 )

Jenis Kayu

Kerapatankayu laminasi

9

Jenis Kayu Nilai Desain (MPa)

fb ft// fc// fv fc┴

Nangka

8,41 7,36 7,36 0,98 1,97

8,65 7,59 7,59 1,01 2,02

8,38 7,34 7,34 0,98 1,96

Bangkirai

11,88 10,47 10,47 1,40 2,90

12,05 10,62 10,62 1,42 3,15

12,05 10,62 10,62 1,42 3,15

Tabel 7 Hasil nilai kuat acuan kayu utuh menurut SNI 7973-2013

Jenis Kayu Nilai Desain (MPa)

fb ft// fc// fv fc┴

Sengon

6,99 6,21 6,21 0,82 1,64

6,71 5,96 5,96 0,79 1,58

6,64 5,90 5,90 0,78 1,56

Kamper

9,39 8,27 8,27 1,10 2,20

9,33 8,21 8,21 1,09 2,19

9,29 8,17 8,17 1,08 2,18

Kruwing

9,03 7,94 7,94 1,05 2,11

9,10 8,00 8,00 1,06 2,13

8,91 7,83 7,83 1,04 2,09

Nangka

8,01 7,00 7,00 0,94 1,87

7,94 6,94 6,94 0,93 1,86

8,25 7,22 7,22 0,97 1,93

Bangkirai

12,68 11,18 11,16 1,49 3,91

12,90 11,38 11,33 1,52 3,78

12,89 11,36 11,32 1,51 3,79

3.3. Pengujian Kuat Tekan Kayu

Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat tekan

kayu. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8. Perhitungan kuat tekan sejajar serat rata-rata kayu laminasi.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat Tekan

// Serat

(MPa)

Kuat Tekan

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Te-1 50 200 41500 4,15 4,25

A-Te-2 50 200 44000 4,40

A-Te-3 50 200 42000 4,20

Kamper

B-Te-1 50 200 85200 8,52

8,57 B-Te-2 50 200 87500 8,75

B-Te-3 50 200 84300 8,43

Kruwing

C-Te-1 50 200 91700 9,17 8,96

C-Te-2 50 200 86500 8,65

C-Te-3 50 200 90700 9,07

Nangka

D-Te-1 50 200 73000 7,30 7,60

D-Te-2 50 200 80500 8,05

D-Te-3 50 200 74500 7,45

Bangkirai

E-Te-1 50 200 164000 16,40

14,53 E-Te-2 50 200 118500 11,85

E-Te-3 50 200 153500 15,35

10

Tabel 9. Perhitungan kuat tekan sejajar serat rata-rata kayu utuh.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat

Tekan //

Serat

(MPa)

Kuat

Tekan

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Te-1 50 200 55200 5,52

6,11 A-Te-2 50 200 67500 6,75

A-Te-3 50 200 60500 6,05

Kamper

B-Te-1 50 200 69400 6,94

7,16 B-Te-2 50 200 73500 7,35

B-Te-3 50 200 72000 7,20

Kruwing

C-Te-1 50 200 98400 9,84 10,52

C-Te-2 50 200 105600 10,56

C-Te-3 50 200 111500 11,15

Nangka

D-Te-1 50 200 77000 7,70 6,97

D-Te-2 50 200 61000 6,10

D-Te-3 50 200 71000 7,10

Bangkirai

E-Te-1 50 200 145000 14,50

15,37 E-Te-2 50 200 181500 18,15

E-Te-3 50 200 134600 13,46

Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-

2013 dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11.

Tabel 10. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu laminasi

dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-

rata

Nilai Kuat Tekan // Serat Rata-

rata Perband.

Kuat Tekan

Kayu di Lab

dgn SNI

7973-2013

(%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 376,62 15 16,39 4,05 4,25 104,86

Kamper 628,57 15 17,59 7,35 8,57 116,51

Kruwing 641,67 15 16,92 7,54 8,96 118,85

Nangka 617,86 15 14,34 7,32 7,60 103,88

Bangkirai 876,19 15 14,64 10,57 14,53 137,55

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 3.

11

Gambar 3. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu laminasi

di Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada

SNI 7973-2013

Tabel 11. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu utuh

dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-

rata

Nilai Kuat Tekan // Serat Rata-

rata Perband.

Kuat Tekan

Kayu di Lab

dgn SNI

7973-2013

(%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 496,00 15 17,74 6,02 6,11 101,44

Kamper 690,667 15 16,69 8,22 7,16 87,16

Kruwing 672,00 15 17,21 7,92 10,52 132,79

Nangka 594,67 15 13,26 7,05 6,97 98,81

Bangkirai 970,67 15 17,05 11,27 15,37 136,39

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan sejajar serat kayu utuh di

Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI

7973-2013

4,0

5 7

,35

7,5

4

7,3

2 1

0,5

7

4,2

5

8,5

7

8,9

6

7,6

0

14

,53

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sengon Kamper Kruwing Nangka BengkiraiNIl

ai

Ku

at

Tek

an

(M

Pa

)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

6,0

2

8,2

2

7,9

2

7,0

5 11

,27

6,1

1

7,1

6

10

,52

6,9

7

15

,37

0

5

10

15

20

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Tek

an

(MP

a)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

12

Perhitungan kuat tekan tegak lurus dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.

Tabel 12. Perhitungan kuat tekan tegak lurus serat rata-rata kayu laminasi.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat

Tekan ┴

Serat

(MPa)

Kuat

Tekan

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Te-1 50 200 20000 2,00 1,92

A-Te-2 50 200 18000 1,80

A-Te-3 50 200 19500 1,95

Kamper

B-Te-1 50 200 39000 3,90

4,12 B-Te-2 50 200 43000 4,30

B-Te-3 50 200 41500 4,15

Kruwing

C-Te-1 50 200 41500 4,15 4,33

C-Te-2 50 200 43000 4,30

C-Te-3 50 200 45500 4,55

Nangka

D-Te-1 50 200 65500 6,55 6,22

D-Te-2 50 200 58500 5,85

D-Te-3 50 200 62500 6,25

Bangkirai

E-Te-1 50 200 96500 9,65 9,48

E-Te-2 50 200 95000 9,50

E-Te-3 50 200 93000 9,30

Tabel 13. Perhitungan kuat tekan tegak lurus serat rata-rata kayu utuh.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat

Tekan ┴

Serat

(MPa)

Kuat

Tekan

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Te-1 50 200 20000 2,39

2,38 A-Te-2 50 200 18000 2,20

A-Te-3 50 200 19500 2,55

Kamper

B-Te-1 50 200 39000 5,06

4,80 B-Te-2 50 200 43000 4,80

B-Te-3 50 200 41500 4,53

Kruwing

C-Te-1 50 200 41500 5,54

5,35 C-Te-2 50 200 43000 5,21

C-Te-3 50 200 45500 5,31

Nangka

D-Te-1 50 200 65500 5,60

6,53 D-Te-2 50 200 58500 7,13

D-Te-3 50 200 62500 6,85

Bangkirai

E-Te-1 50 200 96500 19,31

15,08 E-Te-2 50 200 95000 10,36

E-Te-3 50 200 93000 15,57

Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-

2013 dapat dilihat pada Tabel 14 dan Tabel 15.

13

Tabel 14. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu

laminasi dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-

2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Tekan ┴ Serat Rata-

rata Perband.

Kuat Tekan

Kayu di

Lab dgn

SNI 7973-

2013 (%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 372,62 15 16,39 1,08 1,92 176,75

Kamper 628,57 15 17,60 1,97 4,12 209,47

Kruwing 641,67 15 16,92 2,01 4,33 215,23

Nangka 617,86 15 14,34 1,96 6,22 317,85

Bangkirai 876,19 15 14,64 3,06 9,48 307,83

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu

laminasi di Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode

mutu pada SNI 7973-2013

Tabel 15. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu utuh

dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-

rata

Nilai Kuat Tekan ┴ Serat Rata-

rata Perband.

Kuat Tekan

Kayu di Lab

dgn SNI

7973-2013

(%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 496,00 15 17,74 1,60 2,38 149,11

Kamper 690,667 15 16,69 2,19 4,80 219,27

Kruwing 672,00 15 17,21 2,11 5,35 253,74

Nangka 594,67 15 13,26 1,89 6,53 345,64

Bangkirai 970,67 15 17,05 3,82 15,08 394,30

1,0

8

1,9

7

2,0

1

1,9

6

3,0

6

1,9

2 4

,12

4,3

3 6

,22

9,4

2

0

2

4

6

8

10

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Tek

an

(MP

a)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

14

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Perbandingan hasil pengujian kuat tekan tegak lurus serat kayu

utuh di Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013

3.4. Pengujian Kuat Tarik Kayu

Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat tarik

kayu. Hasil pengujian kuat tarik kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada

Tabel 16. dan Tabel 17.

Tabel 16. Perhitungan kuat tarik rata-rata kayu laminasi.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat Tarik

(MPa)

Kuat Tarik

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Ta-1 4,8 9,5 2930 64,25

62,28 A-Ta-2 4,8 9,5 2740 60,09

A-Ta-3 4,8 9,5 2850 62,50

Kamper

B-Ta-1 4,8 9,5 2620 57,46

57,97

B-Ta-2 4,8 9,5 2550 55,92

B-Ta-3 4,8 9,5 2760 60,53

Kruwing

C-Ta-1 4,8 9,5 4470 98,03

97,66

C-Ta-2 4,8 9,5 4510 98,90

C-Ta-3 4,8 9,5 4380 96,05

Nangka

D-Ta-1 4,8 9,5 1040 22,81

23,68

D-Ta-2 4,8 9,5 1130 24,78

D-Ta-3 4,8 9,5 1070 23,47

Bangkirai

E-Ta-1 4,8 9,5 4490 98,47

98,17

E-Ta-2 4,8 9,5 4530 99,34

E-Ta-3 4,8 9,5 4410 96,71

1,6

0

2,1

9

2,1

1

1,8

9

3,8

2

2,3

8 4,8

0

5,3

5

6,5

3

15

,08

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

NIl

ai

Ku

at

Tek

an

(M

Pa

)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

15

Tabel 17. Perhitungan kuat tarik rata-rata kayu utuh.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat Tarik

(MPa)

Kuat Tarik

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Ta-1 4,8 9,5 5290 116,01

117,11 A-Ta-2 4,8 9,5 5310 116,45

A-Ta-3 4,8 9,5 5420 118,86

Kamper

B-Ta-1 4,8 9,5 8770 192,33

197,15 B-Ta-2 4,8 9,5 9210 201,97

B-Ta-3 4,8 9,5 8990 197,15

Kruwing

C-Ta-1 4,8 9,5 6760 148,25

148,47 C-Ta-2 4,8 9,5 7010 153,73

C-Ta-3 4,8 9,5 6540 143,42

Nangka

D-Ta-1 4,8 9,5 5280 115,79

117,40 D-Ta-2 4,8 9,5 5310 116,45

D-Ta-3 4,8 9,5 5470 119,96

Bangkirai

E-Ta-1 4,8 9,5 12410 272,149

280,78 E-Ta-2 4,8 9,5 13020 285,526

E-Ta-3 4,8 9,5 12980 284,649

Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-

2013 dapat dilihat pada Tabel 18 dan Tabel 19.

Tabel 18. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu laminasi dengan kuat

acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Tarik Rata-rata Perband.

Kuat Tarik

Kayu di Lab

dgn SNI

7973-2013

(%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 372,62 15 16,39 4,05 62,28 1536,71

Kamper 628,57 15 17,60 7,35 57,97 788,38

Kruwing 641,67 15 16,92 7,54 97,66 1294,91

Nangka 617,86 15 14,34 7,32 23,68 323,74

Bangkirai 876,19 15 14,64 10,57 98,17 929,18

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 7.

16

Gambar 7. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu laminasi di

Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI

7973-2013

Tabel 19. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu utuh dengan kuat acuan

berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-

rata Nilai Kuat Tarik Rata-rata Perband.

Kuat Tarik

Kayu di Lab

dgn SNI

7973-2013

(%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 496,00 15 17,74 6,02 117,11 1945,13

Kamper 690,667 15 16,69 8,22 197,15 2398,90

Kruwing 672,00 15 17,21 7,92 148,47 1874,53

Nangka 594,67 15 13,26 7,05 117,40 1665,03

Bangkirai 970,67 15 17,05 11,31 280,78 2483,18

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8. Perbandingan hasil pengujian kuat tarik kayu utuh di Laboratorium

dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013

4,0

5

7,3

5

7,5

4

7,3

2

10

,57

62

,28

57

,97

97

,66

23

,68

98

,17

0

20

40

60

80

100

120

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Ta

rik

(M

Pa

)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

6,0

2

8,2

2

7,9

2

7,0

5

11

,31

11

7,1

1 19

7,1

5

14

8,4

7

11

7,4

0 2

80

,78

0

50

100

150

200

250

300

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Ta

rik

(M

Pa

)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI 7973:2013Hasil pengujian

lab

17

3.5. Pengujian Kuat Geser Kayu

Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat geser kayu.

Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 20

dan Tabel 21.

Tabel.20. Perhitungan kuat geser rata-rata kayu laminasi.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat Geser

(MPa)

Kuat

Geser

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Ge-1 50,0 50,0 12940 5,18

5,06

A-Ge-2 50,0 50,0 12460 4,98

A-Ge-3 50,0 50,0 12530 5,01

Kamper

B-Ge-1 50,0 49,9 24890 9,96

9,80

B-Ge-2 50,0 49,9 24250 9,70

B-Ge-3 50,0 49,9 24360 9,74

Kruwing

C-Ge-1 50,0 50,8 17920 7,17

7,11

C-Ge-2 50,0 50,8 17430 6,97

C-Ge-3 50,0 50,8 17980 7,19

Nangka

D-Ge-1 50,0 50,8 25020 10,01

10,08

D-Ge-2 50,0 50,8 25460 10,18

D-Ge-3 50,0 50,8 25150 10,06

Bangkirai

E-Ge-1 50,9 50,0 34040 13,62

13,68

E-Ge-2 50,9 50,0 34330 13,73

E-Ge-3 50,9 50,0 34250 13,70

Tabel 21. Perhitungan kuat geser rata-rata kayu utuh.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat Geser

(MPa)

Kuat

Geser

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Ge-1 50,0 50,0 23250 9,30

8,77 A-Ge-2 50,0 50,0 22180 8,87

A-Ge-3 50,0 50,0 20370 8,15

Kamper

B-Ge-1 50,0 49,9 22030 8,81

8,51 B-Ge-2 50,0 49,9 21980 8,79

B-Ge-3 50,0 49,9 19780 7,91

Kruwing

C-Ge-1 50,0 50,8 30790 12,32

12,17 C-Ge-2 50,0 50,8 31660 12,66

C-Ge-3 50,0 50,8 28790 11,52

Nangka

D-Ge-1 50,0 50,8 32340 12,94

12,12 D-Ge-2 50,0 50,8 30890 12,36

D-Ge-3 50,0 50,8 27670 11,07

Bangkirai

E-Ge-1 50,9 50,0 40530 16,21

14,12 E-Ge-2 50,9 50,0 30110 12,04

E-Ge-3 50,9 50,0 35230 14,09

18

Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-

2013 dapat dilihat pada Tabel 22 dan Tabel 23.

Tabel 22. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu laminasi dengan kuat

acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Geser Rata-rata Perband.

Kuat Geser

Kayu di

Lab dgn

SNI 7973-

2013 (%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 372,62 15 16,39 0,54 5,06 932,77

Kamper 628,57 15 17,60 0,98 9,80 996,43

Kruwing 641,67 15 16,92 1,01 7,11 706,92

Nangka 617,86 15 14,34 0,98 10,08 1029,87

Bangkirai 876,19 15 14,64 1,41 13,68 969,52

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu laminasi di

Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI

7973-2013

0,5

4

0,9

8

1,0

1

0,9

8

1,4

1 5

,06

9,8

0

7,1

1 10

,08

13

,68

02468

10121416

Sengon Kamper Kruwing Nangka BengkiraiNil

ai

Ku

at

Ges

er (

MP

a)

Jenis Kayu

Kuat acuan SNI

7973:2013

Hasil pengujian

lab

19

Tabel 23. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu utuh dengan kuat acuan

berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-

rata Nilai Kuat Geser Rata-rata Perband.

Kuat Geser

Kayu di Lab

dgn SNI

7973-2013

(%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 496,00 15 17,74 0,79 8,77 1104,84

Kamper 690,667 15 16,69 1,09 8,51 780,54

Kruwing 672,00 15 17,21 1,05 12,17 1157,95

Nangka 594,67 15 13,26 0,95 12,12 1278,72

Bangkirai 970,67 15 17,05 1,51 14,12 937,10

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Perbandingan hasil pengujian kuat geser kayu utuh di Laboratorium

dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

3.5. Pengujian Kuat Lentur Kayu

Pengujian kuat tekan kayu dimaksudkan untuk mencari nilai kuat lentur

kayu. Hasil pengujian kuat tekan kayu yang telah dilakukan dapat dilihat pada

Tabel 24 dan Tabel 25.

0,7

9

1,0

9

1,0

5

0,9

5

1,5

1

8,7

7

8,5

1 1

2,1

7

12

,12

14

,12

02468

10121416

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Ges

er (

MP

a)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

20

Tabel 24. Perhitungan kuat lentur rata-rata kayu laminasi.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat

Lentur

(MPa)

Kuat

Lentur

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Ge-1 50,0 50,0 3800 32,38 30,10

A-Ge-2 50,0 50,0 4200 35,78

A-Ge-3 50,0 50,0 2600 22,15

Kamper

B-Ge-1 50,0 50,0 6800 57,94 56,23

B-Ge-2 50,0 50,0 7500 63,90

B-Ge-3 50,0 50,0 5500 46,86

Kruwing

C-Ge-1 50,0 50,0 6500 55,38 57,08

C-Ge-2 50,0 50,0 6400 54,53

C-Ge-3 50,0 50,0 7200 61,34

Nangka

D-Ge-1 50,0 50,0 3700 31,52 33,80

D-Ge-2 50,0 50,0 4000 34,08

D-Ge-3 50,0 50,0 4200 35,78

Bangkirai

E-Ge-1 50,0 50,0 9500 80,94 84,92

E-Ge-2 50,0 50,0 9800 83,50

E-Ge-3 50,0 50,0 10600 90,31

Tabel 25. Perhitungan kuat lentur rata-rata kayu utuh.

Jenis Kayu No Kode

Ukuran Beban

Maksimum

(N)

Kuat

Lentur

(MPa)

Kuat

Lentur

Rata-rata

(MPa) B (mm)

H

(mm)

Sengon

A-Ge-1 50,0 50,0 5500 46,86 47,14

A-Ge-2 50,0 50,0 5700 48,56

A-Ge-3 50,0 50,0 5400 46,01

Kamper

B-Ge-1 50,0 50,0 8200 69,86 71,57

B-Ge-2 50,0 50,0 8500 72,42

B-Ge-3 50,0 50,0 8500 72,42

Kruwing

C-Ge-1 50,0 50,0 9900 84,35 76,40

C-Ge-2 50,0 50,0 8100 69,01

C-Ge-3 50,0 50,0 8900 75,83

Nangka

D-Ge-1 50,0 50,0 8800 74,98

71,85 D-Ge-2 50,0 50,0 7900 67,31

D-Ge-3 50,0 50,0 8600 73,27

Bangkirai

E-Ge-1 50,0 50,0 15000 127,80

127,23 E-Ge-2 50,0 50,0 14500 123,54

E-Ge-3 50,0 50,0 15300 130,36

Prosentase perbandingan hasil pengujian laboratorium dengan SNI 7973-

2013 dapat dilihat pada Tabel 26 dan Tabel 27.

21

Tabel 26. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu laminasi dengan kuat

acuan berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Lentur Rata-rata Perband.

Kuat Lentur

Kayu di

Lab dgn

SNI 7973-

2013 (%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 372,62 15 16,39 4,58 30,10 657,89

Kamper 628,57 15 17,60 8,39 56,23 669,91

Kruwing 641,67 15 16,92 8,60 57,08 663,75

Nangka 617,86 15 14,34 8,35 33,80 404,56

Bangkirai 876,19 15 14,64 11,99 84,92 708,27

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu laminasi di

Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI

7973-2013

Tabel 27. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu utuh dengan kuat acuan

berdasarkan kode mutu pada SNI 7973-2013.

Jenis Kayu

Kerapatan

Kayu Rata-

rata

Kadar Air Rata-rata Nilai Kuat Lentur Rata-rata Perband.

Kuat Lentur

Kayu di

Lab dgn

SNI 7973-

2013 (%)

Hasil Uji

Lab.

(kg/m3)

Standar

SNI (%)

Hasil

Uji

Lab.

(%)

Berdasarkan

Kode Mutu

pada SNI

7973-2013

(MPa)

Berdasarkan

Pengujian di

Laboratorium

(MPa)

Sengon 496,00 15 17,74 6,78 47,14 695,29

Kamper 690,667 15 16,69 9,33 71,57 766,75

Kruwing 672,00 15 17,21 9,01 76,40 847,63

Nangka 594,67 15 13,26 8,06 71,85 890,97

Bangkirai 970,67 15 17,05 12,83 127,23 991,99

4,5

8

8,3

9

8,6

0

8,3

5

11

,99

30

,10

56

,23

57

,08

33

,80

84

,92

0102030405060708090

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Len

tur

(MP

a)

Jenis Kayu

Kuat acuan SNI7973:2013

22

Diagram hasil perbandingan nilai kuat tekan kayu berdasarkan kode mutu

pada SNI 7973-2013 dan berdasarkan pada pengujian di laboratorium dapat

dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Perbandingan hasil pengujian kuat lentur kayu utuh di

Laboratorium dengan kuat acuan berdasarkan kode mutu pada SNI

7973-2013

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai perbandingan nilai kuat

mutu kayu berdasarkan SNI 7973:2013 dengan hasil penelitian kekuatan secara

mekanis untuk kayu di daerah Surakarta dapat disimpulkan sebagai berikut:

1). Pada uji kuat tekan sejajar serat kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil

laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai

berturut-turut yaitu 4,25 MPa ; 8,57 MPa ; 8,96 MPa ; 7,60 MPa ; 14,53 Mpa.

Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu

4,05 MPa ; 7,35 MPa ; 7,54 MPa ; 7,32 MPa ; 10,57 MPa.

2). Pada uji kuat tekan sejajar serat kayu utuh diperoleh rata-rata hasil

laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai

berturut-turut yaitu 6,11 MPa ; 7,16 MPa ; 10,52 MPa ; 6,97 MPa ; 15,37

Mpa. Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama

yaitu 6,02 MPa ; 8,22 MPa ; 7,92MPa ; 7,05 MPa ; 11,27 MPa.

3). Pada uji kuat tekan tegak lurus serat kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil

laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai

6,7

8

9,3

3

9,0

1

8,0

6

12

,83

47

,14

71

,57

76

,40

71

,85

12

7,2

3

0

20

40

60

80

100

120

140

Sengon Kamper Kruwing Nangka Bengkirai

Nil

ai

Ku

at

Len

tur

(MP

a)

Jenis Kayu

Kuat acuan

SNI

7973:2013

23

berturut-turut yaitu 1,92 MPa ; 4,12 MPa ; 4,33 MPa ; 6,22 MPa ; 9,48 Mpa.

Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu

1,08 MPa ; 1,97 MPa ; 2,01 MPa ; 1,96 MPa ; 3,06 MPa.

4). Pada uji kuat tekan tegak lurus serat kayu utuh diperoleh rata-rata hasil

laboratorium kayu Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai

berturut-turut yaitu 2,38 MPa ; 4,80 MPa ; 5,35 MPa ; 6,53 MPa ; 15,08 Mpa.

Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu

1,60 MPa ; 2,19 MPa ; 2,11 MPa ; 1,89 MPa ; 3,82 MPa.

5). Pada uji kuat tarik kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu

Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 62,28

MPa ; 57,97 MPa ; 97,66 MPa ; 23,68 MPa ; 98,17 Mpa. Sedangkan pada

perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 4,05 MPa ; 7,35

MPa ; 7,54 MPa ; 7,32 MPa ; 10,57 MPa.

6). Pada uji kuat tarik kayu utuh diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu

Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu

117,11 MPa ; 197,15 MPa ; 148,47 MPa ; 117,40 MPa ; 280,78 Mpa.

Sedangkan pada perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu

6,02 MPa ; 8,22 MPa ; 7,92 MPa ; 7,05 MPa ; 11,31 MPa.

7). Pada uji kuat geser kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu

Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 5,06

MPa ; 9,80 MPa ; 7,11 MPa ; 10,08 MPa ; 13,68 Mpa. Sedangkan pada

perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 0,54 MPa ; 0,98

MPa ; 1,01 MPa ; 0,98 MPa ; 1,41 MPa.

8). Pada uji kuat geser kayu utuh diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu

Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 8,77

MPa ; 8,51 MPa ; 12,17 MPa ; 12,12 MPa ; 14,12 Mpa. Sedangkan pada

perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 0,79 MPa ; 1,09

MPa ; 1,05 MPa ; 0,95 MPa ; 1,51 MPa.

9). Pada uji kuat lentur kayu laminasi diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu

Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 30,10

MPa ; 56,23 MPa ; 57,08 MPa ; 33,80 MPa ; 84,92 Mpa. Sedangkan pada

24

perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 4,58 MPa ; 8,39

MPa ; 8,60 MPa ; 8,35 MPa ; 11,99 MPa.

10). Pada uji kuat tarik kayu utuh diperoleh rata-rata hasil laboratorium kayu

Sengon, Kamper, Kruwing, Nangka, dan Bangkirai berturut-turut yaitu 47,14

MPa ; 71,57 MPa ; 76,40 MPa ; 71,85 MPa ; 127,23 Mpa. Sedangkan pada

perhitungan SNI 7973-2013 dengan kayu yang sama yaitu 6,78 MPa ; 9,33

MPa ; 9,01 MPa ; 8,06 MPa ; 12,83 MPa.

11). Terjadinya perbedaan nilai presentase yang besar antara hasil pengujian kuat

mutu kayu di laboratorium dengan hasil analisa berdasarkan SNI 7973-2013.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain kerapatan kayu,

kadar air, umur kayu, arah serat kayu, dan perbedaan rumus yang digunakan.

Pada SNI 7973:2013 tidak terdapat penjelasan yang lebih detail mengenai

rumus untuk mecari kuat mutu kayu.

4.2. Saran

Adapun saran-saran untuk penelitian selanjutnya antara lain sebagai

berikut :

1). Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut mengenai topik ini dengan dicoba

pada variasi kayu yang lain.

2). Sebelum melakukan penelitian ada baiknya untuk terlebih dahulu

mempelajari prosedur kerja dan penggunaan kinerja alat yang digunakan

dalam pengujian, agar dapat meminimalisir kesalahan yang mungkin terjadi.

3). Dalam memilih bahan uji, diharapkan peneliti memperhatikan umur kayu,

arah serat kayu, kerapatan kayu, kadar air dan kualitas kayu.

4). Diharapkan pada penggunaan kayu terutama untuk bidang konstruksi di

lapangan agar di lakukan tes laboratorium terlebih dahulu. Atau dengan

memastikan bahwa kadar air pada kayu tersebut minimal dari 15 %.

25

DAFTAR PUSTAKA

Adhijoso, Tjondro, J., 2011, Balok dan Papan Kayu Laminasi, Fakultas Teknik,

Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

Asyraaf, Ahmadi., 2016, 16 Jenis Kayu Indonesia Yang Perlu Kita Ketahui,

Fakultas Pertanian, Sumatra Utara.

Awaludin, A., 2005, Dasar-Dasar Perencanaan Sambungan Kayu, Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994,

Metode Pengujian Kuat Geser Kayu di Laboratorium, SNI 03-3400-1994,

Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1995,

Metode Pengujian Kuat Lentur Kayu di Laboratorium, SNI 03-3959-1995,

Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1994,

Metode Pengujian Kuat Tarik Kayu di Laboratorium, SNI 03-3399-1994,

Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 1995,

Metode Pengujian Kuat Tekan Kayu di Laboratorium, SNI 03-3958-1995,

Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2002,

Metode Pengujian Berat Jenis Batang Kayu dan Kayu Struktur Bangunan,

SNI 03-6848-2002, Penerbit Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, 2013,

Spesifikasi Desain untuk Kontruksi Kayu, SNI 03-7973-2013, Penerbit

Dewan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Bodig Jozsef, Jayne Benjamin A, 1982, Mechanics of wood and wood composites,

Van Nostrand Reinhold, Universitas Michigan.

Danang, 2014, Tinjauan Kuat Lentur Balok Komposit Beton Bertulang Balok

Bambu Laminasi dan Balok Bertulang Baja Pada Simple Beam.

Elfian, 2001, Tinjauan Kuat Lentur Balok Komposit Kayu dan Bambu, Jurusan

Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

26

Hunggurami, Elia, 2016, Identifikasi Kuat Acuan Terhadap Jenis Kayu yang

Diperdagangkan di Kota Kupang Berdasarkan SNI 7973:2013, Fakultas

Teknik FST Undana, Kupang.

Moody, RC., Hernandez, 1997, Engineered Wood Products, A Guide for

Specifiers, PFS Research Foundation, Madison.

Moody, RC., Dana Saufley, Alexander, Calkins JJ, 1999, Wood handbook, Wood

as an Engineering Material,Madison, USDA, Forest Product Laboratory.

Puspita, 2004, Tinjauan Kuat Lentur Laminasi dan Seng, Jurusan Teknik Sipil,

Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Surakarta.

Rosyid, S.N.P., 2016, Perbandingan Kekuatan Geser dan Lentur Balok Bambu

Laminasi dengan Kayu, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Surakarta, Surakarta.

Serrano, E., 2003, Mechanical Performance and Modelling of Glulam, Timber

Engineering, Departmen of Civil Engineering, Technical University of

Denmark, Lyngby, Denmark.

Setiawan, Rasyid, NP., 2015, Perbandingan Kuat Geser dan Lentur Balok Bambu

Laminasi dengan Kayu, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Muhammadiyah, Surakarta.

Setyo, Budiyono, 2006, Analisa Kuat Lentur pada Multiplex Bambu dengan

Epoxy Resin, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Muhammadiyah, Surakarta.

Stark, C., Su TC., Breitkreutz, A., Lourenco, P., Dahabieh, M, Breitkreutz

BJ., Tyers, M., Sadowski, I., 2010, Glued Laminated Timber, Oxford

Database, United States.

Susanto, Husnul, 2013, Karakteristik Balok Laminasi (Glulam) Kayu Ekaliptus

(Eucalyptus urophylla ST. Blake), Departemen Hasil Hutan, Fakultas

Kehutanan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sucipto, T. (2009), Kayu Laminasi dan Papan Sambung, Medan, Fakultas

Pertanian, Sumatera Utara.