perancangan aplikasi penentuan syarat mutu sortimen kayu

28
1 Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu Bundar Jati Menggunakan Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making Berbasis Web (Studi Kasus : Anugrah Timbers) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti : Arfillindy Christy Rende (672011169) Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs. Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Agustus 2015

Upload: others

Post on 28-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

1

Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen

Kayu Bundar Jati Menggunakan Logika Fuzzy Multi

Attribute Decision Making Berbasis Web

(Studi Kasus : Anugrah Timbers)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti : Arfillindy Christy Rende (672011169)

Alz Danny Wowor, S.Si., M.Cs.

Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Agustus 2015

Page 2: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

2

Page 3: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

3

Page 4: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

4

Page 5: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

5

Page 6: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

6

Page 7: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

7

Page 8: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

8

Perancangan Aplikasi

Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu Bundar Jati

Menggunakan Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making

Berbasis Web

(Studi Kasus : Anugrah Timbers)

1) Arfillindy Christy Rende, 2) Alz Danny Wowor, 3) Ramos Somya

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email: 1)[email protected], 2)[email protected],3)[email protected]

Abstract

The Determination of wood quality and the calculation process in the Anugrah Timbers

company are still done in manually, so that assessed less effective and efficient because

often mistaken in process calculation wood defects to determine the quality of wood. In

search of wood needed quality calculation that fast and right so the output that comes out

will not make the customer disappointed. Therefore, needed for application to

determination of round teak to overcome human error and issue to the customer. Based

on Fuzzy Multi Attribute Decision Making (MADM) logic method will be determineted

results of wood quality of criteria, namely timber defects are most commonly found on

wood. This research resulted the application to determine quality requirements sortiment

round teak based on web, so as to provide convenience for employees to determine the

quality of wood.

Keyword : Quality of wood, Timber defects, Round teak, Fuzzy Multi Attribute Decision

Making (MADM), Web.

Abstrak

Penentuan Mutu kayu dan proses perhitungan dalam perusahaan Anugrah Timbers masih

dilakukan secara manual sehingga dinilai kurang efektif dan efisien karena sering terjadi

kekeliruan dalam proses perhitungan cacat kayu untuk penentuan mutu kayu itu sendiri.

Dalam pencarian kayu pun dibutuhkan perhitungan mutu yang cepat dan tepat agar output

yang keluar nantinya tidak akan mengecewakan pelanggan. Oleh karena itu, perlu adanya

aplikasi penentuan mutu kayu bundar jati untuk mengatasi human error dan masalah

terhadap pelanggan. Dengan metode Logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making

(MADM) akan ditentukan hasil mutu kayu berdasarkan kriteria-kriteria yaitu cacat-cacat

kayu yang paling sering ditemukan pada kayu. Dengan penelitian ini dihasilkan aplikasi

penentuan syarat mutu sortimen kayu jati berbasis web sehingga dapat memberikan

kemudahan bagi karyawan dalam pencarian mutu kayu.

Kata Kunci: Mutu Kayu, Cacat Kayu, Kayu bundar jati, Logika Fuzzy Multi Attribute

Decision Making (MADM), Web.

1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Infotmatika, Universitas Kristen

Satya Wacana Salatiga 2) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

Page 9: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

9

1. Pendahuluan

Indonesia terbukti akan Negara yang kaya akan alamnya termasuk salah

satunya kekayaan hutan. Pada tahun 2012 luas hutan di Indonesia sekitar 92,3 juta

ha [1]. Fakta tersebut membuktikan bahwa Indonesia termasuk dalam salah satu

penghasil pohon Jati terbanyak di dunia. Oleh karena semua hasil hutan Indonesia

yang akan dijual harus mempunyai standar mutu yang diberlakukan secara

Nasional dan Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Jati yang ada bersifat

pedoman serta berlaku secara umum untuk menentukan mutu kayu Jati yang

diproduksi di Indonesia.

Dalam proses pengidentifikasian dan analisis para pembeli serta pemetaan

di pasar kayu Jati yang diproduksi, masih banyak terdapat kesalahan atau cacat-

cacat yang tidak sesuai dengan Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Bundar

Jati [2]. Untuk itu, dalam pelaksanaan penentuan mutu kayu agar sesuai dengan

peraturan menteri kehutanan Republik Indonesia nomor : P.45/Menhut-II/2011

tentang pengukuran dan pengujian hasil hutan, maka perlu ditetapkan petunjuk

pelaksanaan dan pengujian terhadap kayu Jati yang akan diproduksi dan dijual [3]

yang merupakan syarat penentuan mutu kayu itu sendiri.

Mutu kayu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu.

Mutu kayu dipengaruhin faktor kekuatan (berat jenis, kemiringan serat, dan

diameter mata kayu) dan keawetan (waktu masa pakai, ketahanan terhadap

serangan rayap, kumbang, dan bubuk kayu) [4] .

Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Bundar Jati yang telah ada

merupakan salah satu cetak biru Kementrian Kehutanan dalam mengontrol mutu

kayu bundar jati yang ada di Indonesia yang mengharuskan dilakukannya

pengujian mutu kayu bundar Indonesia. Pengujian Kayu Bundar Jati (KBJ)

mempunyai beberapa lingkup syarat mutu sortimen yang harus diuji untuk

menentukan mutu kayu bundar jati. Hal ini tentu saja memakan waktu yang tidak

sedikit untuk melakukan pengujian. Dengan adanya aplikasi penentuan syarat

mutu sortimen kayu bundar jati maka diharapkan dapat membantu perusahaan-

perusahaan yang bergerak dibidang perindustrian dalam penentuan kualitas kayu

bundar jati yang lebih cepat dan akurat.

Anugrah Timbers merupakan salah satu perusahaan yang bergerak

dibidang industry manufacturing. Anugrah Timbers telah diterima di dalam pasar

yang paling canggih di Eropa, Amerika Serikat, dan Asia, dengan fakta tersebut

maka Anugrah Timbers selalu menjaga standart kualitas tinggi. Dengan begitu,

untuk memenuhi kebutuhan produksi dibutuhkan kayu dengan standar mutu yang

diberlakukan secara Nasional dan Standar Nasional Indonesia Mutu Kayu Jati.

Dalam perusahaan Anugrah Timbers terdapat beberapa bagian, yang salah

satunya merupakan bagian saw mill. Bagian saw mill memiliki peran penting

dalam pembuatan furniture karena pada bagian ini akan dilakukan pengecekan

kayu yang akan digunakan untuk pembuatan furniture, dimana salah satunya

dilakukan pengecekan mutu kayu yang berupa perhitungan. Anugrah Timbers

sangat memperhatikan detail proses pembuatan furniture agar supaya tidak terjadi

kesalahan dan menghasilkan output yang tidak sesuai keinginan pelanggan.

Page 10: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

10

Namun, terdapat beberapa masalah dalam proses pembuatannya. Masalah

yang pertama yaitu apabila terjadi kesalahan perhitungan dalam pengecekan mutu

kayu maka akan menimbulkan dampak yang buruk bagi perusahaan, sehingga

apabila kayu yang gunakan merupakan mutu yang tidak sesuai maka akan

menghasilkan output yang buruk yang berupa meubel. Masalah yang kedua yaitu

akan dilakukan pengerjaan kembali sehingga dapat berpengaruh pada konsumen

dan akan meniggalkan kesan yang buruk dan kerugian yang cukup besar bagi

perusahaan.

Untuk itu, dari permasalah-permasalah tersebut dibutuhkan solusi agar

pekerjaan yang dilakukan tidak memakan waktu yang lama serta output yang

keluar bisa lebih akurat. Maka dibuatkan aplikasi penentuan sortimen kayu bundar

jati. Dalam penelitian ini, diterapkan metode logika Fuzzy Multi Attribute

Decision Making (MADM). Logika Fuzzy MADM memiliki kinerja yang sangat

baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung ketidakpastian

dalam penentuan keputusan, dalam pemakaian fungsi keanggotaan logika fuzzy

digunakan untuk menentukan mutu kayu dari pilihan mutu yang telah dihitung

pada setiap cacat yang terdapat dalam kayu tersebut sehingga didapat mutu akhir

yang berdasarkan cacat bentuk, cacat badan dan cacat bontos.

Perusahaan ini mempunyai beberapa anak perusahaan yang ditugaskan

untuk mencari kayu (pengepul) pada beberapa daerah di Indonesia. Maka dari itu,

dibutuhkan aplikasi web untuk mengecek mutu kayu yang terdapat pada setiap

anak perusahaan sehingga pada saat melakukan pencarian kayu maka dapat

mengakses web untuk pengecekan mutu kayu tersebut.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka aplikasi penentuan syarat mutu

sortimen kayu bundar jati dirancang berbasis web untuk menjawab kebutuhan

pengaksesan aplikasi oleh beberapa perusahaan yang ditugaskan untuk mencari

kayu. Aplikasi ini dapat memudahkan pengguna untuk mengetahui informasi

mutu kayu.

2. Kajian Pustaka

Pada Penelitian yang berjudul “Implementasi Algoritma Fuzzy-MADM

Dalam Menentukan Pola Tanaman Pangan Kabupaten Jayapura, Papua”

menjelaskan bahwa dengan menggunakan Fuzzy MADM dapat digunakan sebagi

pengambilan keputusan untuk menentukan kecocokan tanaman pangan dengan

berbagai kondisi iklim [5] .

Pada penelitian yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan Penentuan

Kualitas Kayu Untuk Kerajian Maubel”, dikembangkan menggunakan Kriteria

Bayes yang memanfaatkan nilai harapan (expected value) sebagai dasar

perhitungan yang berguna untuk pengambilan keputusan [6] . Melalui pengujian

ini maka dapat diambil kesimpulan bahwa kayu yang akan digunakan untuk

meuble layak digunakan bagi manager dan dinyatakan baik serta siap untuk

diaplikasikan.

Berdasarkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, maka

dilakukan penelitian yang membahas tentang Aplikasi Penentuan Syarat Mutu

Sortimen Kayu Bundar Jati Menggunakan Logika Fuzzy Multi Attribute Decision

Page 11: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

11

Making (MADM) Berbasis Web. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan

penentuan mutu kayu dengan menentukan kecocokan kriteria untuk itu pada

penelitian ini dilakukan penentuan mutu kayu pada kayu bundar jati dengan

menggunakan logika Fuzzy Multi Attribute Decision Making yang ditemukan

pada penelitian sebelumnya sebagai perhitungan penentuan mutu kayu. Penelitian

dilakukan pada divisi Saw mill Anugrah Timbers. Penentuan syarat mutu sortimen

kayu bundar yang dihitung berdasarkan hasil dari cacat-cacat yang akan

dimasukkan oleh karyawan. Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web yang di

implementasikan pada laptop/PC.

Dalam pengembangan Fuzzy Decision Making (FDM) terdapat 3 langkah

penting penyelesaian, yaitu: representasi masalah, evaluasi himpunan fuzzy, dan

menyeleksi alternatif optimal [7] .

Gambar 1 Struktur hirarki permasalahan

Struktur hirarki pada Gambar 1 adalah sebagi berikut: 1) Langkah 1 :

Identifikasi tujuan, pada langkah ini ditentukan tujuan keputusan dengan

menggunakan bahasa alami atau nilai numeris sesuai dengan karakteristik dari

masalah tersebut. Jika ada n alternatif keputusan dari suatu masalah, maka

alternatif-alternatif tersebut dapat ditulis sebagai A= {A1 | i=1,2,…,n}. 2)

Langkah 2 : Identifikasai kriteria, jika ada kriteria, maka dapat dituliskan C={Ct |

t=1,2,…,k}. 3) Langkah 3 : Membangun struktur hirarki dari masalah tersebut

berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu [7].

Evaluasi himpunan fuzzy terdapat 3 aktivitas yang harus dilakukan yaitu :

1) Memilih himpunan rating untuk bobot-bobot kriteria, dan derajat kecocokan

setiap alternatif dengan kriterianya. Secara umum, himpunan-himpunan rating

dari variable linguistik; dan fungsi keanggotaan yang berhubungan dengan setiap

elemen dari T(x). Apabila rating untuk bobot pada variabel penting untuk suatu

kriteria didefinisikan sebagai : T(penting) = {SANGAT RENDAH, RENDAH,

CUKUP, TINGGI, SANGAT TINGGI}.

Sesudah rating ditentukan, maka harus ditentukan fungsi keanggotaan untuk

setiap rating yang biasanya digunakan fungsi segitiga seperti pada Gambar 2.

Page 12: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

12

Gambar 2 Bilangan fuzzy segitiga

cxataubx

cxbcb

cx

bxaab

ax

x

;0

;

;

)( (1)

2) Mengevaluasi bobot-bobot kriteria,dan derajat kecocokan setiap alternatif

dengan kriterianya. 3) Mengagregasikan bobot-bobot kriteria, dan derajat

kecocokan setiap alternatif dengan kriterianya. Ada beberapa metode yang

digunakan untuk melakukan agregasi terhadap hasil keputusan para pengambil

keputusan, antara lain : mean, median, max, min, dan operator campuran. Metode

yang paling sering digunakan adalah mean. Dengan menggunakan operator mean,

Fi dirumuskan sebagai :

(2)

Dengan cara mensubstitusikan Sit dan Wt dengan bilangan fuzzy segitiga, yaitu Sit

= (oit, pit, qit); dan Wt = (at, bt, ct); maka Ft dapat didekati sebagai :

Fi (Yi, Qi, Zi) (3)

dengan:

(4)

(5)

(6)

i =1,2,…,n.

Seleksi alternatif yang optimal dilakukan dengan 2 cara yaitu:

Memprioritaskan alternative keputusan berdasarkan hasil agregasi. Untuk metode

yang digunakan adalah metode nilai total integral seperti pada rumus di bawah ini

(7)

Page 13: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

13

Kemudian akan dilanjutkan dengan memilih alternatif keputusan dengan

prioritas tertinggi sebagai alternatif yang optimal [6]. Dalam penentuan mutu

akhir dilihat dari tabel (2) dibawah ini :

Tabel 1 Penentuan Mutu Akhir

Utama Pertama Kedua Ketiga Keempat

0 - ≤0.2 >0.2 - ≤0.4 >0.4 - ≤0.6 >0.6 - ≤0.8 >0.8 - ≤1

Tabel 1 merupakan standar penentuan mutu kayu dari perusahaan Anugrah

Timbers. Dengan begitu dari hasil yang telah didapat dapat dicocokkan dengan

standar yang telah ditentukan.

3. Metode Penelitian

Pada perancangan aplikasi menggunakan tahapan penelitian yang terdiri

dari 4 tahapan penelitian, yaitu: 1) Identifikasi Masalah. 2) Perancangan Sistem.

3) Pembuatan Aplikasi. 4) Implementasi dan Pengujian Sistem serta Analisis

Hasil Pengujian.

Gambar 3 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian pada Gambar 3 adalah sebagai berikut: 1) Tahap pertama:

Identifikasi Masalah, pada tahap ini yang dilakukan adalah meneliti dan

mengamati proses bisnis pada perusahaan Anugrah Timbers serta

mengidentifikasi permasalahan yang ada. 2) Tahap kedua: Perancangan Sistem,

tahap ini dilakukan perancangan sistem baru untuk menjawab permasalahan yang

ada pada perusahaan Anugrah Timbers. Perancangan dilakukan dengan

menggunakan diagram Unified Modelling Language (UML) yang meliputi Use

Case diagram, class diagram dan Activity diagram. 3) Tahap ketiga: Pembuatan

Aplikasi, pada tahap ini yang dilakukan adalah pembuatan aplikasi sesuai dengan

perancangan sistem yang telah dibuat. Aplikasi web dibuat dengan menggunakan

bahasa pemrograman PHP. Aplikasi web-nya menggunakan konsep Model View

Controller (MVC) dengan memanfaatkan codeigniter dan untuk view atau

tampilan desainnya itu sendiri menggunakan bootstrap. 4) Tahap keempat:

Implementasi dan Pengujian Sistem serta Analisis Hasil Pengujian, pada tahap ini

aplikasi akan diimplementasikan pada situs web serta dilakukan pengujian alpha

dan pengujian beta.

Perancangan Sistem

Pembuatan Aplikasi

Implementasi dan Pengujian Sistem

serta

Analisis Hasil Pengujian

Identifikasi Masalah

Page 14: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

14

Pada tahap identifikasi masalah, dalam proses penelitiannya dilakukan

dengan observasi, serta wawancara dengan cara tanya jawab kepada IT Manager

di perusahaan Anugrah Timbers. Dari hasil wawancara yang dilakukan,

didapatkan proses bisnis sebagai berikut :

1 23

45

6

Gambar 4 Proses Bisnis Pembelian Kayu Anugrah Timbers

Proses bisnis pada Gambar 4 dijelaskan sebagai berikut : 1). Pertama,

Perusahaan dapat mendatangi perhutani atau hutan rakyat atau karyawan yang

diutus menjadi sales pergi ke luar kota atau luar pulau untuk mencari kayu. 2).

Kedua, perusahaan akan bertemu customer service (CS) dan menanyakan apakah

ada pelelangan atau tidak. Jika ada maka perusahaan mendaftar untuk mengikuti

pelelangan. Sales yang diutus mencari supplier 3). Ketiga, perusahaan akan

mengikuti pelelangan. Apabila banyak yang memesan maka perusahaan akan

membeli kayu sesuai pesanan yang ada. Sales memilih supplier 4). Keempat, Jika

harga yang didapat sesuai maka perusahaan akan memasok kayu dengan jumlah

yang banyak (Fluktuatif). Sales menghitung mutu kayu. 5). Kelima, Kayu akan di

packing sesuai permintaan. 6). Keenam, kayu akan dikirim pada perusahaan.

Dengan menggunakan aplikasi web yang dibangun, dapat dilakukan efisiensi

pada beberapa kegiatan di proses bisnis yang sedang berjalan. Terdapat

perbedaan-perbedaan yang disebutkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Perbedaan Proses Bisnis Lama dan Baru

No Perbedaan Proses bisnis lama Proses bisnis baru

1. 2.

Perhitungan Pengecekan

Manual Manual

Via web Via web

Pada Gambar 5 adalah use case diagram pada sistem aplikasi yang dibangun.

Pada use case diagram ini terdapat dua aktor yaitu Karyawan dan Admin.

Karyawan (Saw Mill) dapat melihat profil, mengedit serta menghapus profil.

Selain itu, karyawan yang akan meng-input data-data berupa cacat alur, cacat

lengkung, cacat pecah banting, cacat lengar, cacat pecah banting dan cacat pecah

busur dan dapat melihat hasil dari input-an itu sendiri yang berupa mutu akhir

kayu. Aktor yang kedua yaitu Admin yang akan mengelola data yang telah

Page 15: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

15

dimasukkan oleh karyawan.

Hapus data

Kelola dataAdmin extends

Input dataextends

Lihat data

extends

Lihat Profil

Edit Profil

Hapus Profil

Karyawan

Gambar 5 Use Case Diagram Sistem

Selanjutnya pada Gambar 6 activity diagram. Dalam activity diagram akan

digambarkan aliran aktifitas dalam system yang dirancang, serta bagaimana

masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi dan bagaimana

mereka berakhir.

Gambar 6 Activity Diagram

Pada gambar 6 adalah aktifitas pada saat melakukan perhitungan yang

dilakukan oleh karyawan. Ketika karyawan login maka akan masuk pada halaman

utama sistem aplikasi, pada saat karyawan akan memasukkan data kayu maka

aplikasi akan langsung menyimpan dalam database. Kemudian akan dilanjutkan

Page 16: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

16

dengan meng-input cacat alur dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi

kemudian disimpan dalam database, dilanjutkan dengan meng-input cacat

lengkung dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan

dalam database, dilanjutkan dengan meng-input cacat pecah banting dan akan

dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database,

dilanjutkan dengan meng-input cacat lengar dan akan dilakukan perhitungan

dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database, dilanjutkan dengan meng-

input cacat pecah hati dan akan dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian

disimpan dalam database, dilanjutkan dengan meng-input cacat busur dan akan

dilakukan perhitungan dalam aplikasi kemudian disimpan dalam database.

Setelah melakukan perhitungan setiap cacat maka akan dilakukan perhitungan

mutu akhir dari kayu yang telah dimasukkan kemudian hasilnya akan disimpan

dalam

database.

Gambar 7 Class Diagram

Gambar 7 merupakan class diagram dari aplikasi penentuan syarat mutu

sortimen kayu bundar jati. Pada class diagram ini digambarkan relasi antar kelas

yang saling berhubungan di dalam sistem ini. Di dalam class diagram terdiri dari

view, controller dan model. View merupakan tampilan/user interface dari aplikasi.

Controller memiliki fungsi untuk menerima perintah dari view lalu diteruskan ke

model. Model merupakan perantara fungsi dengan database. Deployment diagram

pada sistem ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 17: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

17

Gambar 8 Deployment Diagram

Pada Gambar 8 terdapat perangkat lunak yaitu aplikasi web. Aplikasi web

terhubung dengan internet yang berfungsi sebagai penghubung dengan database.

Web application dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman yaitu PHP.

4. Hasil dan Pembahasan

Penelitian ini menghasilkan aplikasi web yang diimplementasikan pada

komputer. Aplikasi ini ditujukan kepada karyawan yang akan melakukan

perhitungan mutu kayu pada perusahaan Anugrah Timbers. Pada aplikasi web ini,

karyawan dapat lebih mudah melakukan perhitungan karena bisa dilakukan

dimana saja dengan koneksi internet. Pada Gambar 9 merupakan tampilan alur

sistem.

Gambar 9 Tampilan Alur Sistem

Pada Gambar 9 merupakan alur dari proses perhitungan cacat kayu beserta

mutu akhir kayu itu sendiri. Pada proses perhitungan terdapat tiga tahapan yang

dilakukan 1). Pertama, karyawan akan memasukkan panjang serta dimeter kayu

dimana merupakan langkah umum untuk perhitungan kayu itu sendiri dan akan

disimpan kedalam database. 2). Kedua, akan dilakukan perhitungan cacat Alur,

Page 18: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

18

cacat Lengkung, cacat Pecah Banting, cacat Lengar, cacat Pecah Hati dan Cacat

Pecah Busur/Gelang berdasarkan data yang dimasukkan oleh karyawan. Cacat-

cacat ini merupakan kriteria untuk perhitungan mutu akhir. 3). Ketiga,

perhitungan mutu akhir berdasarkan cacat-cacat yang telah dimasukkan. Setelah

melakukan ketiga tahap tersebut, maka akan didapatkan mutu akhir dari kayu

tersebut. Berikut merupakan pembahasan proses perhitungan dengan

menggunakan Fuzzy Multi Attribute Decision Making. Dengan menggunakan

fuzzy MADM dapat meliputi banyak kriteria. Struktur hirarki masalah dapat dilihat

pada Gambar 10.

Gambar 10 Struktur Hirarki Permasalahan

Pada Gambar 10 merupakan struktur hirarki permasalah dalam penentuan

mutu kayu. Struktur hirarki dibangun berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tertentu. Selanjutnya merupakan penentuan kriteria mutu kayu berdasarkan cacat-

cacatnya bias dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kriteria Mutu Kayu Kriteria Keterangan

C1

C2 C3

C4

C5

C6

Cacat Alur

Cacat Lengkung Cacat Pecah banting

Cacat Lengar

Cacat Pecah Hati

Cacat Busur/Gelang

Lekukan pada permukaan batang kayu

Penyimpangan dari bentuk lurus Pecah atau luka-luka yang terjadi pada waktu penebangan

Lekukan pada badan kayu yang umumnya disebabkan oleh kebakaran hutan atau pertumbuhan.

Terpisahnya serta yang dimulai dari hati, melintang terhadap

lingkaran tumbuh Pecah busur adalah pecah yang sejajar dengan busur bontos kayu

atau searah dengan lingkaran tumbuh. Pecah Gelang adalah

pecah pada bontos sebagai akibat pecah busur yang kedua ujungnya bertemu/hamper bertemu

Tabel 3 merupakan kriteria dimana masing-masing kriteria akan

ditentukan rating kepentingan. Nilai statistik dari setiap kriteria telah ditentukan

berdasarkan petunjuk pelaksanaan pengujian kayu. Untuk nilai statistika yang

digunakan adalah data terkecil (Xmin), data terbesar (Xmax) dan nilai Quartil

(Q1,Q2,Q3). Himpunan fuzzy Segitiga cacat alur dan cacat lengkung ditunjukkan

pada gambar 11 & 12 berikut ini :

Page 19: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

19

Gambar 11 Bilangan Fuzzy Cacat Alur Gambar 12 Bilangan Fuzzy Cacat Lengkung

Gambar 11 merupakan fuzzy segitiga dari cacat alur dengan nilai statistik

yaitu Xmin=20, Q1=30, Q2=40, Q3=50 dan Xmax=60. Pada Gambar 12

merupakan fuzzy segitiga dari cacat lengkung yaitu Xmin=3, Q1=5, Q2=7, Q3=9

dan Xmax=11. Selanjutnya fuzzy segitiga dari cacat pecah banting dan cacat

lengar pada Gambar 13 dan 14.

Gambar 13 Bilangan Fuzzy Cacat Pecah Banting Gambar 14 Bilangan Fuzzy Cacat Lengar

Gambar 13 merupakan fuzzy segitiga dari cacat pecah banting dengan nilai

statistik yaitu Xmin=0, Q1=20, Q2=30, Q3=40 dan Xmax=50. Pada Gambar 14

merupakan fuzzy segitiga dari cacat lengar yaitu Xmin=0, Q1=25, Q2=50 dan

Xmax=75. Selanjutnya fuzzy segitiga dari cacat pecah hati dan cacat pecah

busur/gelang pada Gambar 13 dan 14.

Gambar 15 Bilangan Fuzzy Cacat Pecah hati Gambar 16 Bilangan Fuzzy Cacat Pecah Busur

Page 20: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

20

atau Gelang

Gambar 15 merupakan fuzzy segitiga dari cacat pecah hati dengan nilai

statistik yaitu Xmin=25, Q1=50 dan Xmax=75. Pada Gambar 16 merupakan fuzzy

segitiga dari cacat pecah busur/gelang yaitu Xmin=25 Q1=45, Q2=70, Q3=100

dan Xmax=150. Dalam penentuan rating kepentingan ini dibuat dinamis karena

pada acuan yang ada rating kepentingan dibuat statis, namun berdasarkan

kebutuhan perusahaan makan dibuat dinamis dengan pertimbangan biaya dan

barang yang akan dibuat dan dijadikan meubel. Sehingga rating kepentingan

dibuat seperti pada Tabel 4 bisa berubah sesuai kebutuhan perusahaan.

Tabel 4 Rating Kepentingan

Kriteria Rating

Kepentingan

Cacat Alur

Cacat Lengkung Cacat Pecah banting

Cacat Lengar

Cacat Pecah Hati Cacat Busur/Gelang

SR

SR SR

R

SR SR

Tabel 4 merupakan rating kepentingan yang digunakan untuk mencari rating

kecocokan. Pada kriteria c1,c2,c3 dan c5 terbagi atas 5 bilangan fuzzy, yaitu

sangat rendah (SR), rendah (R), cukup (C), tinggi (T) dan sangat tinggi (ST).

Sedangkan pada kriteria c4 terdapat 4 bilangan fuzzy yaitu sangat rendah (SR),

rendah (R), cukup (C) dan sangat tinggi (ST) serta pada kriteria c6 terdapat 3

bilangan fuzzy yaitu rendah (R), sedang (S) dan tinggi (T). Adapun nilai untuk

setiap bilangan fuzzy tersebut sebagai berikut : 5 bilangan fuzzy, SR = (0, 0,

0.25), R = (0, 0.25, 0.5), C = (0.25, 0.5, 0.75), T = (0.5, 0.75, 1), dan ST = (0.75,

1, 1); 4 bilangan fuzzy, SR = (0, 0, 0.3), R = (0, 0.3, 0.6), C = (0.3, 0.6, 1) dan ST

= (0.6, 1, 1); 3 bilangan fuzzy, R = (0, 0, 0.5), S = (0, 0.5, 1) dan T = (0.5, 1, 1) .

Pada umumnya dalam menetukan bilangan fuzzy setiap kriteria menggunakan

fuzzy segitiga dengan data yang dibagi secara normal, namun dalam penelitian ini

tidak dilakukan hal demikian karena kayu yang akan dihitung tidak selalu normal

dan selalu berubah-ubah. Melihat hal ini maka dalam menetukan bilangan fuzzy

menggunakan nilai statistik dengan tujuan untuk melihat letak kecenderungan

data kayu. Untuk itu, dalam penentuan mutu digunakan kurva segitiga karena

merupakan fungsi linear dimana berbanding lurus dan berbanding terbalik sesuai

dengan masalah yang ada, dengan semakin sedikit hasil yang didapat dari setiap

cacat atau kriteria yang ada maka akan semakin baik mutu yang didapatkan

sehingga berbanding lurus, akan tetapi jika semakin besar hasil dari setiap cacat

atau kriteria yang ada maka akan menghasilkan mutu yang sangat buruk yaitu

mutu keempat dan berbanding terbalik dengan masalah yang ada. Untuk derajat

kecocokan alternatif dengan kriteria keputusan yaitu : U = utama, P = pertama, D

= kedua, T = ketiga, M = keempat. Bilangan-bilangan ini diperoleh dengan

melakukan proses yang ditunjukkan pada Persamaan (1). Berdasarkan rating

kepentingan dan rating kecocokan maka akan diperoleh Indeks Kecocokan Fuzzy.

Sebagai contoh proses untuk mendapatkan Indeks Kecocokan Fuzzy pada mutu

kayu 1 pada Persamaan (2) sehingga didapat hasil (8) yaitu :

Page 21: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

21

(8)

Untuk Indeks Kecocokan Fuzzy untuk setiap kayu yang di-input oleh

karyawan dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini .

Tabel 5 Tabel Hasil Cacat-cacat & Indeks Kecocokan Fuzzy

Alternatif Rating Kecocokan Indeks

Kecocokan Fuzzy Alur Lengkung Pb Lengar Ph Busur

Kayu 1 U U U U U U 0 0 1.8

Kayu 2 D D M T P P 0.375 1 2.5

Kayu 3 T D D P P P . . .

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

. Kayu 12 P P D T D P 0.125 0.37917 0.7917

Tabel 5 merupakan Indeks Kecocokan Fuzzy yang didapatkan dari

mensubtitusikan rating kepentingan dan rating kecocokan. Setelah itu, dihitung

nilai total integral yang diberikan dengan mengambil derajat keoptimalan (α) = 1

(sangat optimis), maka diperoleh nilai total integral untuk setiap alternatif. Proses

penentuan nilai integral dapat dilihat dibawah ini, diberikan pada Persamaan (7)

dan didapatkan hasil sesuai pada Persamaan (9) :

½((1*0.79166666667)+0.379166666667+(1-1)0.125) = 0.585416666667 (9)

Nilai integral berperan penting dalam penentuan mutu kayu. Dari nilai

hasil integral tersebut dapat dilihat dan dicocokkan dengan data yang ada. Hasil

perhitungan dengan derajat keoptimalan (α = 1) diperoleh mutu kayu seperti pada

tabel 6.

Tabel 6 Tabel Hasil Mutu Akhir

Alternatif Nilai Integral Mutu Akhir

Kayu 1 0.0635417 Utama

Kayu 2 0.0744792 Utama

Kayu 3 0.211458 Pertama . . .

.

.

.

.

.

. Kayu 12 0.5854167 Kedua

Tabel 6 menjelaskan tentang hasil yang didapat dari setiap kayu yang

dihitung. Sehingga didapat mutu akhir sesuai dengan yang telah dicocokan

dengan data dari perusahaan Anugrah Timbers itu sendiri. Untuk itu dibuatkan

aplikasi web dalam proses perhitungan mutu. Perhitungan cacat diberikan kepada

karyawan melalui aplikasi web seperti terlihat pada Gambar 17.

Page 22: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

22

Gambar 17 Tampilan Halaman input Kayu

Pada Gambar 17 setelah login karyawan akan masuk pada halaman ini untuk

menginput data kayu. Setelah karyawan menginput data kayu pada maka aplikasi

akan segera menyimpan data ke dalam database dan akan langsung melanjutkan

ke halaman cacat untuk melakukan perhitungan seperti yang terlihat pada Gambar

18 dibawah ini.

Gambar 18 Tampilan Halaman Input cacat Alur

Pada Gambar 18 merupakan tampilan dari cacat alur. Pada halaman ini

karyawan akan menginput variabel-variabel untuk melakukan perhitungan cacat

alur dan akan dilanjutkan untuk melakukan perhitungan cacat lengkung, cacat

pecah banting, cacat lengar, cacat pecah hati dan cacat busur/gelang yang juga

dimana karyawan akan menginputkan variable-variabel seperti pada cacat alur.

Dibawah ini merupakan kode program untuk menghitung cacat alur.

Page 23: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

23

Kode Program 1 Perhitungan Cacat Alur

Kode Program 1 merupakan fungsi untuk menghitung cacat alur. Fungsi

ini bekerja pada saat karyawan memasukkan data dalam cacat alur kemudian akan

dihitung dan disimpan kedalam database untuk perhitungan mutu kayu.

Kode Program 2 Bilangan Fuzzy Cacat Alur Mutu Kedua (D)

Kode Program 2 merupakan salah satu bilangan fuzzy mutu kedua D pada

variabel cacat Alur yang dihitung menggunakam Maple. Dengan rumus fuzzy

segitiga. Selanjutnya pada Gambar 19 merupakan hasil dari setiap cacat yang

dihitung.

Gambar 19 Hasil Perhitungan cacat-cacat

Gambar 19 merupakan hasil perhitungan yang didapatkan dari setiap cacat

yang dihitung. Setelah melakukan perhitungan cacat, maka akan dilanjutkan

dengan perhitungan mutu akhir.

public function cacat_alur() {

if(! $this->session->userdata('validated')){

redirect('home/login');

}

//variabel post

$ida = addslashes($this->input->post('id_alur'));

$no = addslashes($this->input->post('no'));

$dalam_alur_a = addslashes($this->input->post('alur_a'));

$dalam_alur_b = addslashes($this->input->post('alur_b'));

$du = addslashes($this->input->post('du'));

$hasil = round((($dalam_alur_a + $dalam_alur_b) / $du) *

100, 1);

}

Du := proc (x) if x <= 25 or 40 <= x then 0

elif 25 <= x and x <= 50 then (1/15)*x-5/3

elif 50 <= x and x <= 40 then (1/10)*x-4

end if

end proc

Page 24: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

24

Gambar 20 Tampilan Perhitungan Mutu Akhir

Gambar 20 merupakan hasil perhitungan mutu akhir yang telah dihitung

dalam aplikasi. Hasil yang didapatkan berdasarkan dari perhitungan tiap kriteria

atau cacat yang ada.

Kode Program 3 Penentuan Mutu Akhir

Kode Program 3 merupakan fungsi PHP pada aplikasi web yang digunakan

untuk mencari mutu akhir kayu dengan melihat dari batasan yang telah di

tentukan untuk penentuan mutu akhir. Hasil dari setiap mutu yang dihitung dapat

dilihat pada gambar 21.

<?php

for($i=0; $i<count($data); $i++){

echo $dataTotalIntegral3[$i]["no_kayu"] . " -

".$dataTotalIntegral3[$i]["integral"];

$dataIntegral = $dataTotalIntegral3[$i]["integral"];

$mutu="";

if($dataIntegral >= 0 && $dataIntegral <= 0.2){

$mutu="U";

}else if($dataIntegral > 0.2 && $dataIntegral <= 0.4){

$mutu="P";

}else if($dataIntegral > 0.4 && $dataIntegral <= 0.6){

$mutu="D";

}else if($dataIntegral > 0.6 && $dataIntegral <= 0.8){

$mutu="T";

}else if($dataIntegral > 0.8 && $dataIntegral <= 1){

$mutu="M";

}

echo " - ";

echo $mutu;

echo "<br/>";

}

?>

Page 25: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

25

Gambar 21 Hasil Mutu Kayu Admin

Gambar 21 merupakan hasil dari semua mutu kayu yang telah dimasukkan

atau dihitung oleh karyawan. Pengujian aplikasi dilakukan dengan menguji

fungsi-fungsi dari aplikasi yang telah dibuat untuk mencari kesalahan/bug pada

sistem. Pengujian aplikasi ini dilakukan agar sistem yang dibuat berjalan sesuai

dengan yang diharapkan dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna. Pengujian

aplikasi perhitungan mutu kayu ini ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu

pengujian alpha dan pengujian beta.

Pengujian alpha adalah pengujian aplikasi yang dilakukan oleh pembuat

aplikasi dan orang-orang yang ikut membantu dalam pembuatan. Pengujian alpha

menggunakan metode blackbox yaitu pengujian fungsi-fungsi aplikasi secara

langsung tanpa memperhatikan alur eksekusi program. Pengujian ini dilakukan

dan sesuai yang diharapkan. Berikut adalah hasil pengujian dari aplikasi web.

Tabel 6 Tabel hasil Pengujian Aplikasi Web

Fungsi yang diuji Kondisi Output yang

diharapkan

Output yang

dihasilkan sistem

Status Pengujian

Masuk aplikasi Nama pengguna dan kata sandi benar

Nama pengguna dan

kata sandi salah maupun kosong

Sukses masuk aplikasi

Gagal masuk aplikasi

Sukses masuk aplikasi

Gagal masuk aplikasi

Valid

Tambah data Karyawan Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data

Gagal tambah data

Sukses tambah data

Gagal tambah data Valid

Ubah data Karyawan Form diisi dengan benar Sukses ubah data Sukses ubah data Valid

Hapus data Karyawan Data yang akan dihapus dipilih

Sukses hapus data Sukses hapus data Valid

Tambah data kayu Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data

Gagal tambah data

Sukses tambah data

Gagal tambah data Valid

Tambah data cacat Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data

Gagal tambah data

Sukses tambah data

Gagal tambah data Valid

Tampil data cacat Sukses ubah data Sukses tampil data Valid

Tampil hasil mutu kayu Sukses tampil data Sukses tampil data Valid

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada aplikasi web dapat dilihat status

Page 26: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

26

pengujian dari setiap fungsi valid, maka disimpulkan bahwa aplikasi ini berjalan

dengan baik dan sesuai yang diharapkan.

Pengujian beta adalah pengujian yang dilakukan oleh orang yang tidak

ikut dalam pembuatan aplikasi. Pengujian beta dilakukan dengan wawancara

langsung terhadap IT Manager dan kepada beberapa karyawan perusahaan

Anugrah Timbers.

Berdasarkan pengujian beta yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil

bahwa dari segi kemudahan, aplikasi penentuan mutu ini memiliki sistem yang

mudah digunakan dan terdiri pula dari menu-menu yang mudah dipahami. Dari

segi manfaat, aplikasi ini mempercepat dan mengefisiensikan waktu karyawan

dalam melakukan proses perhitungan dan meringankan kerja serta mengurangi

human error dari dalam melakukan perhitungan. Aplikasi ini bermanfaat untuk

digunakan oleh karyawan divisi Saw mill pada perusahaan.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dibuat maka dapat disimpulkan fuzzy

MADM dapat digunakan sebagai pengambilan keputusan untuk menentukan mutu

sortimen kayu bundar jati dengan kriteria cacat alur, cacat lengkung, cacat pecah

banting, cacat lengar, cacat pecah hati, dan cacat busur/gelang. Aplikasi

penentuan syarat mutu kayu jati ini sudah menjawab kebutuhan karyawan divisi

saw mill perusahaan Anugrah Timbers. Setelah dianalisis sistem aplikasinya,

aplikasi ini membantu dan mempermudah karyawan dalam melakukan proses

perhitungan cacat-cacat dan mempercepat dalam pencarian mutu kayu yang akan

digunakan untuk pembuatan meubel. Selain itu, aplikasi web yang dibuat dapat

membantu perusahaan dalam pencarian kayu diluar kota, dengan adanya aplikasi

ini maka anak perusahaan yang ditunjuk tidak harus melakukan perhitungan mutu

kayu secara manual karena membutuhkan waktu yang lebih lama. Dengan

demikian, kesalahan pada saat melakukan perhitungan cacat semakin berkurang

dan admin pun dapat melakukan pengawasan terhadap karyawan secara realtime.

Aplikasi ini membantu dan menunjang proses bisnis sehingga meningkatkan

kualitas pelayanan pada perusahaan Anugrah Timbers.

6. Pustaka

[1] Balai Pemanfaatan Hutan Produksi, 2008, Pengenalan Cacat Kayu Bulat

Rimba Indonesia, Jayapura: Penyegaran PHH dan PPHH.

[2] “Petunjuk Pelaksanaan Pengujian Kayu Bundar Jati”.

[3] Pengenalan Cacat Kayu Bulat Rimba Indonesia. 2008.

[4] Prasetyo, A. dan Arif Nuryawan, April 2005. “Penentuan Mutu Kayu

Bangunan dengan Sistem Pakar”.

Page 27: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

27

[5] Degei, F. M., dkk., 2013. “Implementasi Algoritma Fuzzy-MADM Dalam

Menentukan Pola Tanaman Pangan Kabupaten Jayapura, Papua”, Seminar

Nasional Sistem Informasi (SESINDO), ITS Surabaya.

[6] Susanti N.,Winiarti S. Vol I No 1, Juni 2013. “Sistem Pendukung

Keputusan Penentuan Kualitas Kayu Untuk Kerajinan Meubel”.

[7] Kusumadewi, S., dkk., 2004, Fuzzy Multi-Attribute Decision Making

(FUZZY MADM), Yogyakarta: Graha Ilmu.

Page 28: Perancangan Aplikasi Penentuan Syarat Mutu Sortimen Kayu

28

LAMPIRAN