studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

11
STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB 122 UNTUK PENGEMBANGAN IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK KABUPATEN BULELENG BALI Dwiki Putra Dermawan 1 , Moch. Sholichin 2 , Tjokorda Bagus P.D.A 2 1) Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2) Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 2) Dosen pembimbing atau Kasie Program dan Perencanaan BWS Bali Penida Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia e-mails: [email protected] ABSTRAK Daerah Irigasi di Desa Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng dengan luas ± 21 ha merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya mengandalkan air hujan saja. Untuk mengatasi hal tersebut Balai Wilayah Sungai Bali Penida telah membangun sumur produksi CLB - 122 yang terletak di Desa Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui debit optimum yang terdapat pada sumur CLB 122 dan memberikan gambaran perencanaan jaringan irigasi air tanah, menghitung rencana anggaran biaya, dan menghitung analisa ekonominya. Debit optimum yang mampu dihasilkan sumur CLB 122 adalah 12,00 lt/dt. Pola tata tanam yang dikembangkan adalah pola tata tanam rangkap 3 dengan jenis tanaman padi, jagung, ubi, cabai. Besarnya kebutuhan irigasi adalah 1,311 lt/dt/ha dengan luas layanan irigasi sebesar 21,82 ha.Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi ini adalah jaringan irigasi perpipaan. Pompa yang direncanakan adalah pompa submersible pump merk Grundfos tipe SP 30 - 4.Total anggaran biaya dalam pembangunan jaringan irigasi air tanah sumur CLB - 122 adalah Rp 1.465.449.698.Total biaya O&P adalah Rp. 47.623.088,73,- . Harga air menggunakan genset adalah Rp. 61.275 per jam, harga air menggunakan listrik Rp. 30.579 per jam Kata Kunci : Air Tanah, pola tata tanam, sistem pemberian air rotasi ABSTRACT Irrigation area in Celukanbawang Village, Gerokgak sub-district, Buleleng regency which has an area ± 21 ha is a rainfed that relying only on rain water. To solve this problem, Balai Wilayah Sungai Bali Penida has built a production wells CLB 122 which is located in Celukanbawang Village, Gerokgak sub-district, Buleleng regency, Bali.The purpose of this research is to determine the optimum flows in CLB 122 wells and to give an overview of groundwater irrigation network planning, calculate the cost budget plan, and calculate the economic analysis. The optimum flows that can be produced by CLB 122 wells is 12,00 lt/s. The pattern of cropping system which is developed is double cropping pattern of 3 with type of plant rice, corns, potatoes, and chillies. Total irrigation needs is 1,311 lt/s/ha with irrigation service area of 21.82 ha.Irrigation network planning in this research location is irrigation piping. The type of pumps are planned is submersible pump Grundfos type SP 30 4. Total budget cost in this project is Rp 1.465.449.698,-. Total operating and maintenance costs Rp. 47.623.088,73,-. The price of water that using a generator is Rp. 61.275 per hour, and the price of water that using an electricity is Rp. 30.579 per hour. Keywords: Groundwater, Pattern of planting, Water delivery system rotation

Upload: ngocong

Post on 20-Jan-2017

226 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

STUDI KETERSEDIAAN AIR TANAH CLB – 122 UNTUK PENGEMBANGAN

IRIGASI AIR TANAH DI DESA CELUKANBAWANG KECAMATAN GEROGAK

KABUPATEN BULELENG BALI

Dwiki Putra Dermawan

1, Moch. Sholichin

2, Tjokorda Bagus P.D.A

2

1)Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya

2)Dosen Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

2)Dosen pembimbing atau Kasie Program dan Perencanaan BWS Bali Penida

Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia

e-mails: [email protected]

ABSTRAK

Daerah Irigasi di Desa Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten

Buleleng dengan luas ± 21 ha merupakan sawah tadah hujan yang air irigasinya

mengandalkan air hujan saja. Untuk mengatasi hal tersebut Balai Wilayah Sungai Bali

Penida telah membangun sumur produksi CLB - 122 yang terletak di Desa

Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Tujuan dari studi ini

adalah untuk mengetahui debit optimum yang terdapat pada sumur CLB – 122 dan

memberikan gambaran perencanaan jaringan irigasi air tanah, menghitung rencana

anggaran biaya, dan menghitung analisa ekonominya.

Debit optimum yang mampu dihasilkan sumur CLB – 122 adalah 12,00 lt/dt. Pola

tata tanam yang dikembangkan adalah pola tata tanam rangkap 3 dengan jenis tanaman

padi, jagung, ubi, cabai. Besarnya kebutuhan irigasi adalah 1,311 lt/dt/ha dengan luas

layanan irigasi sebesar 21,82 ha.Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi studi ini adalah

jaringan irigasi perpipaan. Pompa yang direncanakan adalah pompa submersible pump

merk Grundfos tipe SP 30 - 4.Total anggaran biaya dalam pembangunan jaringan irigasi

air tanah sumur CLB - 122 adalah Rp 1.465.449.698.Total biaya O&P adalah Rp.

47.623.088,73,- . Harga air menggunakan genset adalah Rp. 61.275 per jam, harga air

menggunakan listrik Rp. 30.579 per jam

Kata Kunci : Air Tanah, pola tata tanam, sistem pemberian air rotasi

ABSTRACT

Irrigation area in Celukanbawang Village, Gerokgak sub-district, Buleleng

regency which has an area ± 21 ha is a rainfed that relying only on rain water. To solve

this problem, Balai Wilayah Sungai Bali Penida has built a production wells CLB – 122

which is located in Celukanbawang Village, Gerokgak sub-district, Buleleng regency,

Bali.The purpose of this research is to determine the optimum flows in CLB – 122 wells

and to give an overview of groundwater irrigation network planning, calculate the cost

budget plan, and calculate the economic analysis.

The optimum flows that can be produced by CLB – 122 wells is 12,00 lt/s. The

pattern of cropping system which is developed is double cropping pattern of 3 with type of

plant rice, corns, potatoes, and chillies. Total irrigation needs is 1,311 lt/s/ha with

irrigation service area of 21.82 ha.Irrigation network planning in this research location is

irrigation piping. The type of pumps are planned is submersible pump Grundfos type SP

30 – 4. Total budget cost in this project is Rp 1.465.449.698,-. Total operating and

maintenance costs Rp. 47.623.088,73,-. The price of water that using a generator is Rp.

61.275 per hour, and the price of water that using an electricity is Rp. 30.579 per hour.

Keywords: Groundwater, Pattern of planting, Water delivery system rotation

Page 2: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

DaerahIrigasi yang berada di Desa

Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,

Kabupaten Buleleng dengan luas ± 21 ha

merupakan sawah tadah hujan. Sawah

tadah hujan adalah sawah yang air

irigasinya mengandalkan dari air hujan

saja sehingga pada saat musim kemarau

areal sawah tidak dapat ditanami karena

kurangnya ketersediaan air.

Pemenuhan kebutuhan air irigasi di

lokasi studi masih kurang, sehingga upaya

perbaikan prasarana dan sarana irigasi di

lokasi studi menjadi sangat penting untuk

terus dilakukan untuk menjamin efesiensi

penggunaan sumber air. Untuk mengatasi

hal tersebut, maka diperlukan pemanfaatan

air tanah dengan dibuatnya sumur pompa

untuk menambah kekurangan air. Balai

Wilayah Sungai Bali Penida (BWS Bali

Penida) telah membangun sumur produksi

CLB - 122 yang terletak di Desa

Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,

Kabupaten Buleleng, Bali.

1.2. Identifikasi Masalah

Lokasi studi ini berada di Desa

Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,

Kabupaten Buleleng. Dengan luas areal

baku sawah 21 ha yang merupakan sawah

tadah hujan. Dengan demikian para petani

di lokas studi hanya mengandalkan hujan

untuk menanam padi dan ketika kemarau

datang para petani menanam palawija

Diperlukan optimalisasi sumur untuk

pengembangan sistem pertanian di masa

yang akan datang dengan mengoptimalkan

luas lahan dan debit yang tersedia.

Permasalahan lainnya yang terjadi di

daerah studi adalah belum adanya mesin

pompa dan saluran yang menghubungkan

sumur dengan petak-petak sawah (sistem

jaringan irigasi yang belum memadai),

maka debit yang dihasilkan dari sumur

CLB - 122 belum dapat dimanfaatkan

untuk mengairi areal persawahan. Selain

itu masih ada satu hal lagi yang menjadi

permasalahan bagi para petani di daerah

studi, yaitu hasil pendapatan yang tidak

sebanding dengan biaya operasional.

1.3. Tujuan

Tujuan dari studi ini adalah untuk

mengetahui debit optimum yang terdapat

pada sumur CLB – 122, memberikan

gambaran pola tata tanam dan perencanaan

jaringan irigasi air tanah dengan sistem

perpipaan, perencanaan pompa, pola

pengoperasian pompa dan pola pemberian

air agar sumur CLB - 122 dapat berfungsi

untuk memenuhi kebutuhan air irigasi di

daerah studi, selain itu juga untuk

meningkatkan hasil produksi pertanian

agar pendapatan petani lebih besar

daripada biaya operasional

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1. Air Tanah

Air tanah adalah air yang terdapat

dalam lapisan tanah atau batuan di bawah

permukaan tanahketersediaan air tanah

adalah banyaknya atau potensi air bawah

permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk

kelangsungan hidup sehari-hari.

2.2. Analis Debit Optimum

Metode yang digunakan untuk

menentukan kapasitas optimum sumur

pompa dapat digunakan Metode Grafis

Sichardt. Adapun langkah-langkah

perhitungan dari metode ini adalah sebagai

berikut (Nurkartika, 2001:11):

1. Data pemompaan dievaluasi dengan

metode uji sumur muka air bertahap

(step drawdown test) untuk

mendapatkan persamaan garis Sw =

BQ + CQ2.

2. Gambar persamaan garis tersebut pada

kertas grafik, dengan memasukkan

nilai Q sebagai absis (x) dan nilai Sw

sebagai ordinat (y).

3. Hitung kapasitas maksimum sumur

atau debit maksimum (Qmaks) dengan

persamaan Huisman sebagai berikut:

Qmaks =2π x rw x D x ( √

) (2-15)

dimana:

Qmaks=debit maksimum (m3/dt)

rw =jari-jarisumur (m)

D =tebal akuifer (m)

K =koefisien kelulusan air (m/dt)

Page 3: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

4. Hubungkan titik kapasitas maksimum

(Qmaks) dengan penurunan muka air

(Swmaks) sehingga berupa garis lurus

yang berpotongan dengan gambaran

persamaan (2-2).

5. Dari titik potong di atas didapat

hargaQopt dan Swopt.

2.3. Kebutuhan Air Irigasi

Perhitungan kebutuhan air irigasi pada

daerah persawahan diperoleh dengan

persamaan sebagai berikut (Anonim,

1986:5):

NFR = ETc + WLR + P – Re

dimana:

NFR = kebutuhan air irigasi di sawah

(mm/hari)

ETc= kebutuhan air yang dibutuhkan

tanaman (mm/hari)

WLR = penggantian lapisan pada air

(mm/hari)

P = kehilangan air akibat perkolasi

(mm/hari)

Re = curah hujan efektif (mm/hari)

2.4. Total Head Pompa

Perhitungan total head pompa dapat

dihitung berdasarkan persaman berikut

(Sularso, 2000:26):

H = hf + hlm + Zb + 2

2

dimana:

H = total head pompa (m)

hf = kehilangan tinggi tekan

mayor(m)

hlm = kehilangan tinggi tekan minor

(m)

Zb = perbedaan tinggi antara muka

air di sisi keluar dan sisi isap

2

2 = head kecepatan keluar (m)

2.5. Program Aplikasi WaterCAD v8i

Edition

Program waterCAD v8i edition

memiliki tampilan yang memudahkan

pengguna untuk menyelesaikan lingkup

perencanaan jaringan perpipaan serta

pengoptimalisasian pada sistemjaringan

perpipaan, seperti:

menganalisis jaringan perpipaan pada

satu kondisi waktu (kondisi

permanen).

menganalisis tahapan-tahapan

simulasi pada sistem jaringan terhadap

adanya kebutuhan air yang

berfluktuatif menurut waktu (kondisi

tidak permanen).

menganalisis kualitas air pada sistem

jaringan perpipaan.

3. METODOLOGI PENELITIAN

Langkah studi haruslah disusun

secara sistematis untuk melakukan analisis

dalam mencari penyelesaian dari

permasalahan yang ada. Penyelesaian studi

ini dilakukan dengan beberapa tahap

sebagai berikut:

1. Uji pemompaan air tanah (pumping

test). Menganalisa hasil pengujian

pemompaan air tanah (pumping test)

dengan melakukan pengujian akuifer

dan pengujian sumur.

2. Mencari kebutuhan air irigasi

3. Luas layanan irigasi

4. Analisa neraca air

5. Analisa hidrolika jaringan perpipaan.

Dari program WaterCAD v8i akan

didapatkan diameter pipa yang

dibutuhkan, kecepatan aliran dalam

pipa, tekanan air dalam pipa dan

spesifikasi pompa (head pompa).

6. Sistem pengoperasian pompa dan

pemberian air

7. Analisa Rencana Anggaran Biaya

8. Analisa Ekonomi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Lokasi penelitian terletak di Desa

Celukanbawang, Kecamatan Gerokgak,

Kabupaten Buleleng pada sumur CLB -

122 yang dinaungi oleh Balai Wilayah

Sungai Bali Penida dengan luas lahan

pertanian 21 Ha yang merupakan sawah

tadah hujan.

Page 4: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

Gambar 1. Lokasi CLB - 122

4.1. Perhitungan Debit Optimum Sumur

Dalam menghitung debit optimum

sumur pompa, digunakan Metode Grafis

Sichardt. Data yang digunakan adalah data

hasil pemompaan dengan debit bertahap

(step drawdown test). Perhitungan debit

optimum sebagai berikut:

Dari data didapatkan:

Ketebalan akuifer (D) = 31 m

Jari-jari sumur (rw) = 8 inch

= 10,16 cm

= 0,1016 m

K = 0,000316

Sebagai contoh perhitungan diambil

data hasil pemompaan dengan debit

bertahap (step drawdown test) no. I

sebagai berikut:

B = 84,06 dt/m2

C = 1250dt2/m

5

Q =0,00438 m3/dt

BQ = 84,06 x 0,00438

= 0,368 m

CQ2 = 1250 x (0,00438)

2

= 0,024 m

Sw = BQ + CQ2

= 0,368 + 0,024

= 0,392 m

Gambar 2. Grafik Q Optimum dan Sw

Optimum

Debit optimum (Qoptimum) sumur CLB -

122 adalah 0,012m3/dt.

4.2. Perhitungan Kebutuhan Air

Irigasi

Perhitungan kebutuhan air irigasi

dilakukan dengan menggunakan metode

standar perencanaan irigasi. Terdapat tiga

alternatif dalam perencanaan, yaitu

alternatif 1 masa tanam dimulai pada bulan

November, alternatif 2 masa tanam

dimulai pada bulan Desember, alternatif 3

masa tanam dimulai pada bulan januari.

Data-data yang diketahui adalah sebagai

berikut:

Tanaman yang ditanam adalah padi,

jagung, ubi dan cabai.

Tanaman padi I berumur 90 hari

Tanaman padi II berumur 90 hari

Tanaman jagung berumur 90 hari

Tanaman ubi berumur 90 hari

Tanaman cabai berumur 90 hari

Sistem pembagian pola tata tanam 10

harian

Waktu penggantian lapisan air (WLR)

adalah 30 hari

WLR dimulai pada hari ke 30 setelah

masa tanam

Jangka waktu penyiapan lahan (PL)

adalah 30 hari.

Gambar 3. Grafik Kebutuhan Air

Irigasi Alternatif I

Gambar 4. Grafik Kebutuhan Air

Irigasi Alternatif II

Lokas Studi

Page 5: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

Gambar 5. Grafik Kebutuhan Air

Irigasi Alternatif III

4.3. Analisa Neraca Air

Analisa neraca air dilakukan untuk

melihat apakah debit optimum sumur

cukup untuk memenuhi kebutuhan air

irigasi. Dari perhitungan sebelumnya

diketahui debit optimum sumur adalah

12,00 lt/dt dan luas layanan total irigasi

adalah 21,82 ha.

Gambar 6. Grafik Analisa Neraca Air

Berdasarkan peta topografi daerah

layanan sumur, didapatkan elevasi

letak sumur pompa berada pada elevasi

+38,00. Kedudukan sawah tertinggi

terletak pada elevasi +40,00 dan sawah

terendah terletak pada elevasi +34,00.

Perencanaan jaringan irigasi air tanah pada

studi ini menggunakan sistem pemberian

air secara rotasi atau giliran dengan

pembagian 4 blok tersier. Jumlah outlet

yang direncanakan adalah sebanyak 21

outlet. Luas daerah layanan sumur untuk

tiap blok tersier dan elevasi titik outlet

ditabelkan sebagai berikut:

Tabel 1.Luas Daerah Layanan

Sumur dan Elevasi Titik Outlet

Nama Luas

(ha) Luas

Total (ha)

Blok

1

Blok 1 A 1,45

7,144

Blok 1 B 0,55

Blok 1 C 0,69

Blok 1 D 0,82

Blok 1 E 1,08

Blok 1 F 0,59

Blok 1 G 0,78

Blok 1 H 1,18

Blok

2

Blok 2 A 0,9

7,68

Blok 2 B 0,70 Blok 2 C 1,0 Blok 2 D 1,1 Blok 2 E 0,7 Blok 2 F 1,05 Blok 2 G 0,63 Blok 2 H 0,70 Blok 2 I 0,9

Blok

3 Blok 3 A 1,5

4 Blok 3 B 2,5

Blok

4

Blok 4 A 1,5 3

Blok 4 B 1,5

Luas Total Daerah Layanan 21,82

Gambar 7.Pembagian Blok Tersier

Pada Daerah Layanan Irigasi

Page 6: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

4.4. Perhitungan Total Head Pompa

Elevasi muka tanah pada sumur

adalah + 38,00 dan elevasi muka air di sisi

keluar pada sawah tertinggi adalah +40,00.

Muka air tanah berada pada kedalaman 20

m atau pada elevasi.Direncanakan

menggunakan pompa celup (supmersible

pump) diletakkan pada kedalaman 29 m.

Perhitungan total head pompa adalah

sebagai berikut:

hf = 1,2594 m

hlm = 0,5115 m

V = 0,66 m/dt

Zb = elevasi muka air sisi keluar –

elevasi muka air tanah

= 40,00 – 17,60

=22,4 m

H = hf + hlm + Zb + 2

2 x

= 1,2594 + 0,5115 + 22,4 +

2

2 x

= 1,2594 + 0,5115 + 22,4 + 0,022

= 24,19 m

Berdasarkan data tersebut, jenis

pompa yang akan digunakan

padaperencanaan jaringan irigasi air tanah

studi ini adalah pompa celup (submersible

pump) merk GRUNDFOS tipe SP 30 - 4

dengan data teknis berikut:

Tipe pompa = SP 30 - 4

Tipe motor = MS 4000 dengan

motor size4”

(putaran 1435 rpm)

Daya motor = 5,5 kW

Berat = 36 kg

Diameter pompa = 95 mm

Panjang = 673 mm

Head maksimum = 32 m

Gambar 8. Pompa Supmersible

GRUNDFOS MS Motor

Jenis generator yang akan digunakan

padaperencanaan jaringan irigasi air tanah

studi ini adalah generator merk IWATA

tipe IW10WS dengan data teknis berikut:

Tipe =IW10WS

Frekuensi = 50 Hz

Daya = 10 kW

Kapasitas bahan bakar = 45 lt

Konsumsi bahan bakar = 2,5 lt/jam

Bahan Bakar = Solar

Dimensi (p x l x t) = 1,65 x 0,78 x

0,95 m

Berat = 650 kg

Kebisingan = 66 dBA/7 m

Gambar 9. Generator IWATA i-series

4.5. Simulasi Jaringan Perpipaan Simulasi jaringan perpipaan

mengunakan program waterCAD v8i

edition. Program ini berisi tentang cara

menganalisis jaringan perpipaan dari

komponen perpipaan yang direncanakan

Pompa yang digunakan dengan motor

tenggelam dengan kondisi berikut:

Pompa diletakkan (direncanakan)

pada elevasi +38

Head design 32 m

Head operasi maksimum 24,19 m

Debit operasional (design flow) 12

lt/dt

Tabel 2. Hasil Simulasi Pompa Pada

Blok 1

Label Elevation

(m)

Status

(Initial)

Flow

(L/s)

Pump

Head

(m)

PMP-

1 38 On 9,37 33,03

Sumber: Program WaterCAD v8i

Page 7: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

Tabel 3. Hasil Simulasi Pompa Pada

Blok 2

Label Elevation

(m) Status (Initial)

Flow (L/s)

Pump Head (m)

PMP-1 38 On 10,08 32,80 Sumber: Program WaterCAD v8i

Tabel 4. Hasil Simulasi Pompa Pada

Blok 3

Label Elevation

(m) Status (Initial)

Flow (L/s)

Pump Head (m)

PMP-1 38 On 5,25 33,82 Sumber: Program WaterCAD v8i

Tabel 5. Hasil Simulasi Pompa Pada

Blok 4

Label Elevation

(m) Status (Initial)

Flow (L/s)

Pump Head (m)

PMP-1 38 On 3,94 33,92

Sumber: Program WaterCAD v8i

4.6. Analisa Rencana Anggaran Biaya

Dari perhitungan di atas dapat

diketahui bahwa rencana anggaran biaya

untuk pembangunan sumur CLB - 122 dan

jaringan irigasi perpipaan adalah sebesar

Rp.1.465.450.000,- terbilang Satu Miliyar

Empat Ratus Enam Puluh Lima Juta

Empat Ratus Lima Puluh Ribu Rupiah.

4.7. Analisa Ekonomi

Analisa ekonomi dibutuhkan untuk

mengetahui biaya yang harus dikeluarkan

dan manfaat yang diperoleh setelah

pembangunan selesai.Hal ini dikarenakan

analisa ekonomi merupakan salah satu

penentu kebijakan dalam pengambilan

keputusan perlu tidaknya diadakan suatu

proyek.

Gaji/Upah yang diterima Pengurus

Subak termasuk diperhitungkan dalam

biaya Operasional dan Pemeliharaan

dikarenakan untuk mengeksploitasi dan

mengelola sebuah rangkaian jaringan

irigasi sumur dalam dibutuhkan operator

yang terampil dan mumpuni. Dalam

struktur organisasi kepengurusan subak

terdapat seorang ketua subak, sekretaris,

bendahara, dan ketua setiap blok.Dari

perhitungan diatas didapatkan besarnya

biaya untuk Operasional dan pemeliharaan

yaitu:

Tabel 6.Biaya O&P Sumur Dalam per

Tahun

No Uraian

Jumlah

Harga Rp

I

Total Biaya

Pemeliharaan Per Tahun

41.863.088,73

II

Total Gaji Pengurus Per

Tahun

5.760.000,00

Total Biaya O&P per Tahun

47.623.088,73

Sumber : Hasil Perhitungan

4.7.1. Prokdutifitas pertanian

Dengan selesainya pembangunan

proyek diharapkan produktifitas pertanian

akan meningkat, dimana sebelum adanya

proyek dalam satu tahun hanya 2 kali

musim tanam (padi - jagung). Sedangkan

setelah adanya proyek di lokasi kajian,

dalam satu tahun dapat dilakukan 3 kali

musim tanam (padi-padi-palawija).

Tabel 7.Hasil Produksi Pertanian

Tabel diatas menunjukan bahwa sebelum

adanya sumur pompa hasil padi hanya

berkisar 2 ton/ha. Setelah sumur dalam

beroperasi, hasil padi meningkat karena

pembangunan sumur dalam membuat

kebutuhan air pada musim kemarau dapat

teratasi. Oleh karena itu pembuatan sumur

dalam ini mempunyai dampak yang cukup

Page 8: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

baik bagi kenaikan hasil produksi

pertanian di Buleleng khususnya di daerah

irigasi Celukanbawang.

4.7.2. Hasil Jual Produksi

Perhitungan nilai jual untuk

produksi pertanian disesuaikan dengan

harga standar hasil pertanian dari Dinas

Pertanian Kabupaten Buleleng. Adapun

pengelompokan dari harga jual produksi

dilihat dari jenis tanamannya, padi dengan

padi sedangkan jagung, ubi, dan cabai

termasuk palawija.

Tabel 8.Hasil Jual Produksi Pertanian

4.7.3. Perhitungan Nilai Keuntungan

Besarnya nilai keuntungan hasil

produksi pertanian adalah selisih nilai jual

produksi pertanian dikurangi biaya

produksi dan investasi tanah untuk

masing-masing daerah sumur dalam. Pada

kawasan pertanian Buleleng, sewa tanah

untuk bercocok tanam sebesar Rp.

4.000.000,00 per hektar/tahun.

Tabel 9. Perhitungan Nilai

Keuntungan

4.7.4. Analisa Sensivitas

Analisa sensitivitas dibutuhkan

untuk mengetahui sejauh mana dampak

parameter-parameter investasi yang telah

ditetapkan sebelumnya boleh berubah

karena adanya faktor situasi dan kondisi

selama umur investasi suatu proyek,

sehingga perubahan tersebut hasilnya akan

berpengaruh secara signifikan pada

keputusan yang telah diambil.

Analisa sensitivitas yang dihitung pada

studi ini adalah sebagai berikut :

1. Kondisi terburuk :

a. Biaya naik 10%, manfaat tetap.

b. Biaya tetap, manfaat turun 10%

2. Kondisi menguntungkan :

a. Biaya tetap, manfaat naik 10%

b. Biaya turun 10%, manfaat tetap.

Untuk perhitungan analisa

sensitivitas pada dua (2) alternatif secara

lengkap akan disajikan pada Grafik

sebagai berikut:

Gambar 10. Grafik Analisa Sensivitas

(Genset)

Gambar 11. Grafik Analisa Sensivitas

(Listrik PLN)

4.7.5. Harga Air Bersih

Dalam perhitungan harga air di

sumur dalam, tergantung dari situasi dan

kondisi pada daerah yang dialiri. Harga air

dapat berupa satuan Rp/m3 atau dapat juga

Rp/jam. Dalam studi ini dihitung 2 harga

air, agar dapat memilih 2 alternatif

pembiayaan yang akan digunakan dalam

penentuan harga air sumur dalam.

Dikarenakan sumur dalam CLB -

122 merupakan proyek yang dana

Page 9: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

pembiayaan berasal dari APBN,

sedangkan operasionalnya dibiayai oleh

anggota Subak atau P3A, maka dalam

perhitungan harga air bersih tidak

meyertakan biaya konstruksi. Adapun

biaya yang diperhitungkan untuk

penentuan harga air dari 2 alternatif

(Perjam dan Per m3) mencakup Biaya

O&P (Biaya pengoperasian pompa

pertahun, biaya pemeliharaan pertahun,

dan gaji pengurus Subak atau P3A),

jumlah jam operasi pompa pertahun, dan

volume air yang dipompa selama setahun.

Sehingga didapatkan harga air CLB – 122

sebagai berikut

• Harga air menggunakan genset:

Rp. 61.275 per jam

Rp. 1442 per m3

• Harga air menggunakan Listrik:

Rp. 30.579 per jam

Rp. 719 per m3

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Debit optimum yang dihasilkan oleh

sumur CLB - 122 adalah 0,012 m3/dt =

12,00 lt/dt dengan penurunan muka air

tanah optimum sebesar 1,2 m dan

penurunan muka air tanah maksimum

sebesar 2,6 m. debit optimum sumur

tersebut kemudian digunakan sebagai

debit operasional sumur dan dasar

perencanaan jaringan irigasi.

2. Perhitungan besarnya kebutuhan air

irigasi menggunakan 3 alternatif.

Alternatif I adalah masa tanam dimulai

pada bulan November, alternatif II

adalah masa tanam dimulai pada bulan

Desember, dan alternatif III adalah

masa tanam dimulai pada bulan Januari.

Dari ketiga alternatif tersebut,

didapatkan nilai kebutuhan air irigasi di

sawah (NFR) maksimal untuk masing-

masing alternatif adalah sebagai

berikut:

Alternatif I = 1,621 lt/dt/ha

Alternatif II = 1,531 lt/dt/ha

Alternatif III = 1,311 lt/dt/ha

Sehingga sebagai dasar perencanaan

jaringan irigasi air tanah pada studi ini,

digunakan analisa kebutuhan air irigasi

alternatif III karena memiliki nilai

kebutuhan air irigasi di sawah (NFR)

maksimal yg pling kecil dari ketiga

alternatif.

3. Perencanaan jaringan irigasi pada lokasi

studi adalah jaringan irigasi perpipaan

dengan sistem pipa hubungan seri. Air

dari sumur didistribusikan ke petak

tersier sawah menggunakan pompa.

Berdasarkan analisa neraca air dengan

luas layanan sumur 21,82 ha, debit

optimum sumur tidak mampu

memenuhi kebutuhan air irigasi dengan

sistem pemberian air secara menerus,

sehingga sistem pemberian air yang

direncakan adalah sistem pemberian air

secara rotasi atau giliran dengan

pembagian blok tersier menjadi 4 blok.

4. Pompa yang direncanakan adalah

pompa dengan motor tenggelam atau

pompa celup (submersible pump) merk

GRUNDFOS tipe SP 30-4.

5. Jenis pekerjaan yang direncanakan

dalam pembangunan jaringan irigasi air

tanah sumur CLB - 122 adalah

pekerjaan persiapan, pekerjaan rumah

pompa, pekerjaan pagar rumah pompa,

dan pekerjaan jaringan irigasi

perpipaan.Jumlah harga total pekerjaan

adalah Rp. 1.332.226.998,- dan pajak

pertambahan nilai (PpN) sebesar 10%

dari harga total pekerjaan adalah Rp.

133.222.700,- sehingga rencana

anggaran biaya (RAB) dalam

pembangunan jaringan irigasi air tanah

sumur CLB - 122 adalah sebesar

Rp.1.465.450.000,- terbilang Satu

Miliyar Empat Ratus Enam Puluh Lima

Juta Empat Ratus Lima Puluh Ribu

Rupiah .

6. Total biaya O&P jaringan irigasi air

tanah sumur CLB – 122 adalah sebesar

Rp. 47.623.088,73,- terbilang Empat

Puluh Tujuh Juta Enam Ratus Dua

Puluh Tiga Delapan Puluh Delapan

Ribu Rupiah

7. Tanaman yang akan ditanam pada

jaringan irigasi air tanah CLB – 122

adalah padi, jagung, ubi, dan cabai.

Page 10: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi

8. Sehingga didapatkan harga air CLB –

122 sebagai berikut

Harga air menggunakan genset :

Rp. 61.275 per jam

Rp. 1442 per m3

Harga air menggunakan Listrik :

Rp. 30.579 per jam

Rp. 719 per m3

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat dijadikan

sebagai bahan pertimbangan dalam studi

ini maupun studi-studi lain yang

berhubungan adalah sebagai berikut:

1. Agar debit yang dihasilkan oleh sumur

produksi dapat memenuhi kebutuhan

air irigasi secara tepat, baik dalam

jumlah dan waktu, maka diperlukan

rencana pengoperasian pompa dan

pembagian air yang efektif dan

efisien.

2. Agar debit yang dihasilkan sumur

produksi mampu mencakup daerah

layanan irigasi yang lebih luas, maka

sistem pemberian air secara rotasi atau

giliran dengan pembagian blok tersier

yang lebih banyak.

3. Jaringan irigasi perpipaan masih dapat

dikembangkan jika dibutuhkan,

namun tidak merubah keseluruhan

dari skema jaringan irigasi yang telah

dibuat.

4. Pola operasi pelayanan bisa

disesuaikan dengan keadaan di

lapangan, dengan ketentuan syarat-

syarat dalam jaringan irigasi perpipaan

terpenuhi.

5. Rekomendasi menggunakan energi

alternatif seperti PLTMH (Pembangkit

Listrik Tenaga Mikro Hidro),

pembangkit listrik tenaga angin, dan

pembangkit listrik tenaga surya.

UCAPAN TERIMA KASIH

1. Bapak Ir. Moch. Sholichin, MT., Ph.D.

dan Bapak Ir. Tjokorda Bagus P.D.A.,

Sp.1 sebagai dosen pembimbing atas

arahan, bimbingan dan waktu yang

diluangkan untuk berdiskusi hingga

dapat terselesaikannya tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. Runi Asmaranto, ST., MT.

dan Ibu Linda Prasetyorini,

ST.,MT.sebagai dosen penguji yang

telah bersedia memberikan masukan

dan arahan untuk kelengkapan tugas

akhir ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1986. Standar Perencanaan

Irigasi,Kriteria Perencanaan Bagian

Jaringan Irigasi KP-01. Bandung:

C.V. Galang Persada.

Anonim. 2009. Kriteria Pengembangan &

Pengelolaan Irigasi Air Tanah.

Jakarta: Departemen Pekerjaan

Umum Direktorat Jenderal Sumbe

Daya Air Direktorat Irigasi

Bentley. 2007. User Guide WaterCAD ver

8 XM Edition. Watertown CT, USA.

Giatman. 2005. Ekonomi Teknik. Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada.

Kodoatie, Robert J. 2012. Tata Ruang Air

Tanah. Yogyakarta: CV. Andi

Offset.

Priyantoro, Dwi. 1991. Hidraulika Saluran

Tertutup. Malang: Fakultas Teknik

Universitas Brawijaya.

Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku

Takeda. 1983. Hidrologi Untuk

Pengairan. Jakarta: Pradyna

Paramita.

Sularso dan Haruo Tahara. 2000. Pompa

dan Kompresor. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita.

Triadmodjo, Bambang. 1993. Hidraulika

II. Yogyakarta: Beta Offset.

Wahyudi, Eko. 2012. Studi Perencanaan

Sumur Pompa dan Jaringan

Perpipaan Berdasarkan Hubungan

Antara Potensi Air Tanah dan

Lapisan Akuifer (Studi Pada

Wilayah Tasikmadu). Skripsi tidak

dipublikasikan. Malang: Fakultas

Teknik Universitas Brawijaya.

Page 11: studi ketersediaan air tanah clb – 122 untuk pengembangan irigasi