studi kelayakan pengolahan air payau menjadi air …

29
LAPORAN KAJIAN “STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DI WILAYAH PESISIR PANTAI KOTA TEGAL” DEWAN RISET DAERAH KOTA TEGAL TAHUN 2018

Upload: others

Post on 20-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

LAPORAN KAJIAN

“STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU

MENJADI AIR BERSIH DI WILAYAH PESISIR PANTAI

KOTA TEGAL”

DEWAN RISET DAERAH KOTA TEGAL

TAHUN 2018

Page 2: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DI WILAYAH PESISIR PANTAI KOTA TEGAL

OW. Pantai Alam Indah (PAI) dan Pulau

Kodok

Ketersediaan air bersih dikawasan pesisir pantai kota Tegal sangat diperlukan oleh

masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut, termasuk didalamnya untuk pengelolaan

kawasan wisata Pantai Alam Indah dan kawasan Pulau Kodok. Studi ini di fokuskan pada

analisa kebutuhan air bersih untuk kawasan objek wisata PAI dan pulau Kodok. Penyediaan

air bersih oleh PDAM kota Tegal masih jauh dari mencukupi sehingga masyarakat masih

banyak yang menggunakan air sumur untuk mencukupi kebutuhan airnya. Namun kondisi

air sumur yang ada masih memiliki kandungan TDS (Total Dissolved Solid) dan salinitas

yang cukup tinggi (air payau/ brackish water) sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk

mengolah air payau menjadi air tawar agar memenuhi standar baku mutu air bersih. Salah

satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengolah air asin atau payau menjadi air tawar

adalah dengan sistem Reverse Osmosis (RO).

DRD KOTA TEGAL TAHUN 2018

Page 3: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat yang telah

dilimpahkan, Laporan Kegiatan “Studi Kelayakan Pengolahan Air Payau Menjadi Air Bersih

di Wilayah Pesisir Pantai Kota Tegal : Ow. Pantai Alam Indah (PAI) dan Pulau Kodok” dapat

diselesaikan.

Laporan kegiatan ini menyampaikan hasil pemaparan materi dan diskusi dalam

pelaksanaan acara roundtable discussion DRD kota Tegal. Laporan ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai masukan bagi pemangku kebijakan terkait dengan “policy” dalam

mengantisipasi terhadap penyediaan air bersih bagi masyarakat di wilayah pesisir pantai kota

Tegal studi kasus di kawasan fasilitas OW. PAI dan pulau kodok..

Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada para narasumber, Dewan Riset Daerah

Kota Tegal, serta kepada semua pihak-pihak yang telah membantu hingga terselesainya laporan

ini.

Tegal, 01 Desember 2018

Penyunting :

Mustaqim

Dairoh

Yusuf, MD.

Page 4: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

DAFTAR ISI

I. Pendahuluan......................................................................................................................................... 4

II. Gambaran Umum Daerah Perencanaan ............................................................................................. 7

III. Metode Kajian ................................................................................................................................... 8

A. Studi Literatur ................................................................................................................................ 9

B. Studi Sistim Kerja RO .................................................................................................................. 11

C. Studi sample air baku dari beberapa sumur warga di wilayah PAI dan pulau Kodok ................. 13

IV. Analisa Dan Pembahasan ............................................................................................................... 14

A. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Pengunjung Pantai .................................................................... 14

V. Kendala yang dihadapi ..................................................................................................................... 16

VI. Kesimpulan ..................................................................................................................................... 16

VII. Saran/ Rekomendasi ...................................................................................................................... 17

VIII. Potensi ikutan ............................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19

Lampiran-Lampiran : ............................................................................................................................ 20

Page 5: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH DI WILAYAH PESISIR PANTAI KOTA TEGAL : OW. Pantai Alam Indah (PAI) dan Pulau Kodok

Mustaqim, Dairoh, Yusuf MD Dewan Riset Daerah (DRD) Kota Tegal

Jl. Ki. Gede Sebayu No. 03, Tota Tegal

[email protected]

Abstract. Ketersediaan air bersih dikawasan pesisir pantai kota Tegal sangat

diperlukan oleh masyarakat yang tinggal diwilayah tersebut, termasuk didalamnya

untuk pengelolaan kawasan wisata Pantai Alam Indah dan kawasan Pulau Kodok.

Studi ini di fokuskan pada analisa kebutuhan air bersih untuk kawasan objek wisata

PAI dan pulau Kodok. Penyediaan air bersih oleh PDAM kota Tegal masih jauh

dari mencukupi sehingga masyarakat masih banyak yang menggunakan air sumur

untuk mencukupi kebutuhan airnya. Namun kondisi air sumur yang ada masih

memiliki kandungan TDS (Total Dissolved Solid) dan salinitas yang cukup tinggi

(air payau/ brackish water) sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk mengolah

air payau menjadi air tawar agar memenuhi standar baku mutu air bersih. Salah satu

teknologi yang dapat diterapkan untuk mengolah air asin atau payau menjadi air

tawar adalah dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Penentuan kapasitas Brackish

Water Reverse Osmosis (BWRO) ditentukan dengan memproyeksikan jumlah

pengunjung/ masyarakat penggunadi kawasa OW PAI danpulau Kodk. Hasil

proyeksi diperoleh bahwa kebutuhan air bersih tahun 2017 sebesar 22.905 liter/ hari

pada hari normal dan 68.715 liter/ hari pada hari ramai.

I. Pendahuluan

Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir/ pantai/ pulau kecil air tawar merupakan

sumber air yang sangat penting dan sering sulit diperoleh. Hal ini juga terjadi pada masyarakat

yang tinggal/ berada di pesisir pantai kota Tegal. Sering terdengar ketika musim kemarau mulai

datang maka masyarakat yang tinggal di daerah tersebut mulai kekurangan air. Suplai air dari

PDAM tidak mencukupi untuk keperluan hidup sehat sehari-hari. Hal ini bisa kita simak dari

cerita dan keluhan masyarakat setempat yang mengatakan sepanjang malam harus menunggu

air PDAM/ air PDAM disedot dengan pompa oleh sebagian besar warga, dsb. Untuk daerah

pesisir pantai, air baku utama yang digunakan pada umumnya adalah air tanah (dangkal atau

dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari curah hujan. Jadi bila pada musim

kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah tidak tersedia lagi, sehingga air

tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut (intrusi). Ciri adanya intrusi air

laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam klorida dan TDS yang tinggi.

Page 6: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Ketersediaan air di pesisir pantai kota Tegal merupakan hal penting, Tidak hanya untuk sektor

rumah tangga, melainkan juga untuk sektor pariwisata dan industri. Saat ini dipesisir pantai

kota Tegal terdapat lokasi wisata Pantai Alam Indah (PAI) dan pulau Kodok yang menjadi

favorit kunjungan masyarakat. Pantai ini memiliki panorama dan keindahan alam yang mampu

menarik para wisatawan untuk mengunjunginya. Dalam satu tahun pada tahun 2018 terdapat

rata-rata per-bulan 45.665 orang pengunjung jadi dalam satu tahun 2018 terdapat sekitar

547.987 orang pengunjung yang mengunjungi kawasan wisata PAI dan pulau Kodok (sumber

: wawancara dengan para pemilik warung di PAI dan pulau kodok). Selain itu di pesisir pantai

kota Tegal juga memiliki sarana pelabuhan Niaga dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang

mampu menampung 646 kapal (sumber : wawancara dengan para nelayan/ pemilik kapal ikan

di pelabuhan). Ketersediaan air bersih berupa air tawar sangat diperlukan untuk kebutuhan

hidup masyarakat dan untuk menunjang fasilitas pengelolaan maupun pelayanan wisata dan

industry TPI. Hal ini juga merupakan kriteria penilaian terhadap kelayakan prioritas

pengembangan wisata pantai.

Gambar 1. Prose instrusi air laut

Page 7: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Namun seperti pada umumnya daerah pesisir pantai kota Tegal juga memiliki

permasalahan ketersediaan air tawar karena air sumur yang ada sebagian besar memiliki

karakteristik air yang asin atau payau (Ermawan. 2008). Sumber air bersih alternative warga

pesisir pantai kota Tegal yang diperoleh pada kondisi eksisting saat ini berasal dari sumur gali.

Namun kondisi air memiliki kandungan TDS (Total Dissolved Solid) dan salinitas yang cukup

tinggi sehingga dibutuhkan suatu teknologi untuk mengolah air payau menjadi air tawar agar

memenuhi standar baku mutu air bersih. Salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk

mengolah air asin atau payau menjadi air tawar adalah dengan sistem Reverse Osmosis (RO).

Pengolahan dengan menggunakan Reverse Osmosis merupakan pengolahan proses

fisika yang dilakukan dengan memberikan tekanan untuk menahan semua ion dan melepaskan

air murni dan membuang air kotor berupa mineral-mineral garam yang tertahan. Keuntungan

menggunakan proses ini ialah zat organik, bakteri, pirogen serta koloid dapat dihilangkan

karena adanya struktur pori Reverse Osmosis yang mampu menahan dan berfungsi sebagai

penyaring zat-zat tersebut (Melcalf and Eddy.2004, Rusydi.2011). Dalam rangka menunjang

program penyediaan air bersih di daerah pesisir pantai kota Tegal dan pemanfaatan lain

dari air payau dibidang kepariwisataan, maka dilakukan study penerapan teknologi

pengolahan air bersih di kawasan wisata PAI dan pulau Kodok kota Tegal dengan

menggunakan sistem Reverse Osmosis. Hal yang menjadi analisa adalah kebutuhan

ketersediaan air bersih optimum di OW PAI dan pulau Kodok per-hari sebagai bahan analisa

kelayakan teknologi RO sehingga dapat diketahui manfaat yang diperoleh di masa mendatang.

Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan yang diangkat dalam studi kajian ini adalah :

1. Bagaimanakah prinsip kerja RO

2. Berapakah kebutuhan ketersediaan air bersih di kawasan OW. PAI dan pulau Kodok

3. Apakah proses RO mampu digunakan untuk menunjang penyediaan kebutuhan air bersih di

OW. PAI dan pulau Kodok.

4. Darimanakah sumber/ suplay air bersih dikawasan OW. PAI dan pulau Kodok saat ini.

Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah :

1. Memahami prinsip kerja proses RO sebagai pedoman pengelolaan yang benar, efektif,

efisien dan berkelanjutan.

2. Mengetahui kebutuhan ketersediaan air bersih di kawasan OW. PAI dan pulau Kodok

Page 8: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

3. Memperoleh gambaran bahwa proses RO mampu digunakan untuk menunjang penyediaan

kebutuhan air bersih di OW. PAI dan pulau Kodok.

4. Mengetahui asal sumber/ suplay dan kecukupan air bersih dikawasan OW. PAI dan pulau

Kodok saat ini.

Manfaat

Dengan dicapainya tujuan studi ini maka dapat dimanfaatkan sebagai acuan dalam

perencanaan system RO guna pemenuhan kebutuhan air bersih di fasilitas OW. PAI dan pulau

kodok dan di kawasan pesisir pantai kota Tegal pada umumnya.

II. Gambaran Umum Daerah Perencanaan

Kawasan pesisir pantai kota Tegal yang meliputi Tegal Timur dan Tegal Barat di

dalamnya terdapat objek wisata PAI, Pulau Kodok dan TPI. Kajian ini difokuskan pada

penerapan teknologi pengolahan air payau menjadi air bersih di kawasan wisata PAI dan pulau

Kodok kota Tegal dengan menggunakan sistem Reverse Osmosis. Analisa dilakukan terhadap

kelayakan teknologi Reverse osmosis (RO) sehingga dapat diketahui layak tidaknya teknologi

ini diterapkan dan manfaat yang diperoleh di masa mendatang. Adapun data mengenai jumlah

pengunjung kawasan wisata PAI dan Pulau Kodok dan jumlah kebutuhan air bersih dapat

dilihat pada table 1 dan table 2.

Tabel 1. Jumlah Pengunjung Obyek Wisata PAI dan Pulau Kodok

( sumber : wawancara dengan warga warung dan penjaga karcis masuk)

Tahun PAI Pulau Kodok Total Pengunjung Pantai

2017 550000 7128 557128

2016 499990 6490 506480

2015 519000 4811 523811

Page 9: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Gambar 2. Peta Wilayah Kajian Kawasan PAI dan pulau Kodok

Tabel 2. Jumlah penggunaan air di Kawasan Pelabuhan/ TPI

( sumber : wawancara dengan para nelayan dan pemilik kapal)

Tahun Jumlah kapal motor di kota Tegal

Total Penggunaan Air Bersih

liter/ bulan

2017 646 4.360.500

III. Metode Kajian

Metode kajian penerapan teknologi pengolahan air bersih di kawasan wisata PAI dan

pulau Kodok kota Tegal dengan menggunakan sistem Reverse Osmosis dalam rangka

menunjang program penyediaan air bersih di daerah pesisir pantai kota Tegal dan pemanfaatan

lain dari air payau dibidang kepariwisataan adalah :

1. Studi literature pemanfaatan system RO

2. Wawancara warga kawasan

3. Studi Sistem kerja RO

4. Studi sample air baku dari beberapa sumur warga di wilayah AI dan pulau Kodok

Page 10: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

A. Studi Literatur

Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan klorida dan TDS yang tinggi,

membutuhkan pengolahan dengan sistem yang sesuai. Dalam upaya ini diambil metode filtrasi

yaitu sistem pengolahan air payau dengan teknologi membran semipermeabel. Membran

(selaput) semipermeabel adalah suatu selaput penyaring skala molekul yang dapat ditembus

oleh molekul air dengan mudah, akan tetapi tidak dapat atau sulit sekali dilalui oleh molekul

lain yang lebih besar dari molekul air. Teknologi pengolahan air payau seperti ini lebih dikenal

dengan itilah sistem osmosis balik (Reverse Osmosis disingkat RO). Metode ini dipilih karena

mudah dilakukan, efesien, dan lebih ekonomis jika dibandingkan dengan metode desalinasi

yang lain.

Sistem RO menggunakan penyaringan skala mikro, yaitu dilakukan melalui suatu

elemen yang disebut membran. Dengan sistem RO ini, klorida dan TDS yang tinggi dapat

diturunkan atau dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah

kualitas air yang masuk ke dalam elemen membran harus bebas dari besi, mangan dan zat

organik (warna organik). Dengan demikian sistem RO umumnya selalu dilengkapi

dengan pretreatment yang memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi,

mangan dan zat warna organik. Teknologi ini menerapkan sistem osmosis yang dibalik yaitu

dengan memberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan osmosis air asin/payau. Air

asin/payau tersebut ditekan supaya melewati membran yang bersifat semi permeabel, molekul

yang mempunyai diameter lebih besar dari air akan tersaring (Nusa Idaman Said, 2011).

Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan konsentrasi pekat dipisahkan oleh

membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi yang encer akan terdifusi melalui

membran semi permeabel tersebut masuk ke dalam larutan yang pekat sampai terjadi

kesetimbangan konsentrasi. Fenomena ini dikenal sebagai proses osmosis. Osmosis

terbalik (RO) adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar

dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu

berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat

terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke

lapisan berikutnya. Membran seleksi itu harus bersifat selektif atau bisa memilah yang artinya

bisa dilewati zat pelarutnya (atau bagian lebih kecil dari larutan) tapi tidak bisa dilewati zat

terlarut seperti molekul berukuran besar dan ion-ion. Osmosis terbalik dilakukan dengan cara

memberikan tekanan pada bagian larutan dengan konsentrasi tinggi menjadi melebihi tekanan

pada bagian larutan dengan konsentrasi rendah. Sehingga larutan akan mengalir dari

konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Proses perpindahan larutan terjadi melalui sebuah

Page 11: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

membran yang semipermeabel dan tekanan yang diberikan adalah tekanan hidrostatik (Shun

Dar Lin, 2001). Membran semipermeabel yang digunakan pada osmosis terbalik

disebut membran osmosis terbalik. Membran RO memiliki ukuran pori<1 nm.

Tabel 3. Kualitas berbagai Air Baku dan Air Hasil Pengolahan Sistem RO

Efisiensi penyisihan membran RO untuk zat terlarut total (TDS) dan bakteri masing-masing

adalah 95-99% dan 99%. Sehingga pada akhir proses akan dihasilkan air yang murni. Efisiensi

penyisihan membran RO yang tinggi menyebabkan terjadinya penyisihan mineral-mineral

alami pada air baku. Mineral-mineral alami ini tidak hanya memberikan rasa yang enak pada

air tetapi juga membantu fungsi vital sistem tubuh.

Implementasi system RO

Sistem pengolahan air dengan Reverse Osmosis dilakukan dengan tahapan

pretreatment terlebih dahulu untuk menghilangkan unsur-unsur pencemar seperti besi, mangan,

dan zat senyawa organik. Hal ini bertujuan agar kinerja RO nantinya tidak terlalu berat. Sebagai

pertimbangannya, data kualitas air payau sebagai air baku dibandingkan dengan kualitas air

umpan sebelum memasuki tahapan Reverse Osmosis. Jika kandungan air laut sudah memenuhi

standar air umpan RO, maka tahapan pretreatment tidak perlu ditambahkan. Sebaliknya jika

kualitas air payau sebagai air baku melebihi standar air umpan RO, maka direncanakan unit

pengolahan pretreatment sesuai dengan parameter yang ingin diturunkan kadarnya. Dari

perencanaan ini akan diperoleh hasil berupa gambar layout dan gambar unit Instalasi

Pengolahan Air Laut. Selain itu, sebagai bahan analisis ekonomi, akan dihasilkan pula Bill of

Quantity (BOQ) dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Page 12: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Analisa data dilakukan dengan melakukan analisa kelayakan secara teknis. Dalam studi

kelayakan dari segi teknis dilakukan dengan menyesuaikan hasil rancangan konsep pengolahan

air laut dengan Reverse Osmosis dan membandingkan hasil effluent dengan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia No 492 / MENKES / PER / IV dalam proses pengolahan air laut

dengan RO ialah tekanan osmotik, recovery factor, permeate, dan salt rejection. Permeate flux

dan salt rejection yang merupakan kunci parameter dalam RO yang dapat mempengaruhi

membran. Parameter tersebut juga dipengaruhi oleh tekanan, temperatur, recovery, dan feed

water salt concentration. Penentuan tekanan osmotic dapat dilakukan dengan menggunakan

Persamaan 1,

π = 1,12 (t+273)Σmi (1)

t adalah temperature air, oC

mi adalah jumlah laju aliran massa air, kg.

B. Studi Sistim Kerja RO

Proses desalinasi menggunakan sistem RO pada umumnya terdiri dari 4 proses utama, yaitu:

1) Pretreatment

Air umpan pada tahap pretreatment disesuaikan dengan membran dengan cara memisahkan

padatan tersuspensi.

2) Pressurization

Pompa akan meningkatkan tekanan dari umpan yang sudah melalui proses pretreatment hingga

tekanan operasi yang sesuai dengan membran dan salinitas air umpan. Tekanan kerja tersebut

harus lebih besar dari tekanan osmosis pada air baku. Faktor yang mempengaruhi besar

kecilnya tekanan osmosis adalah konsentrasi garam dan suhu air. Air laut umumnya

mengandung TDS minimal sebesar 30.000 ppm. Sebagai contoh, untuk air laut dengan TDS

35.000 ppm pada suhu air 25o C, mempunyai tekanan osmose 26,7 kg/cm2, sedangkan yang

mengandung 42.000 ppm TDS pada suhu 30o C mempunyai tekanan osmosis 32,7 kg/cm2.

Semakin kecil TDS dan temperature air baku maka semakin kecil pula tekanan kerja yang

diperlukan.

Sebagai model pengolah air asin system RO mempunyai keunggulan, yaitu :

o Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya, yaitu 5-8 watt/ liter.

o Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat.

o Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan instrumen

dalam sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.

Page 13: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

o Kemudahan dalam menambah kapasitas.

3) Membrane separation

Membran permeable akan menghalangi aliran garam terlarut, sementara membran akan

memperbolehkan air produk terdesalinasi melewatinya. Efek permeabilitas membran ini akan

menyebabkan terdapatnya dua aliran, yaitu aliran produk air bersih, dan

aliran brine terkonsentrasi. Karena tidak ada membran yang sempurna pada proses pemisahan

ini, sedikit garam dapat mengalir melewati membran dan tersisa pada air produk. Untuk

mendapatkan air dengan kadar garam yang lebih kecil maka diterapkan sistem dengan dua

sampai tiga tingkat penyaringan.

Gambar 3. Skema Pengolahan air Sistem RO

Membran RO memiliki keterbatasan dalam pengoperasiannya, di antaranya : Tekanan

air baku adalah antara 40 – 70 psig, Kekeruhan air baku tidak boleh lebih dari 1 NTU, pH

operasi berkisar antara 4 – 11, TDS air baku tidak boleh lebih dari 35.000 ppm. Nilai TDS yang

lebih tinggi akan menurunkan kecepatan produksi, Suspended Solid air baku (SDI, Salt

Density Index), harus kurang dari 5, Sisa klor air baku harus nol (0), Masalah lain yang sering

terjadi pada aplikasi membran RO adalah terjadinya membrane fouling. Membrane

fouling adalah peristiwa menumpuknya zat terlarut pada permukaan membran atau di dalam

pori membran, sehingga kinerja membran akan menurun. Apabila membran

Page 14: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

mengalami fouling, perlu dilakukan pencucian dengan larutan kimia atau penggantian

membran.

4) Post treatment stabilization.

Air produk hasil pemisahan dengan membran biasanya membutuhkan penyesuaian pH

sebelum dialirkan ke sistem distribusi untuk dapat digunakan sebagai air minum. Produk

mengalir melalui kolom aerasi dimana pH akan ditingkatkan dari sekitar 5 hingga mendekati

angka 7 (BPPT, 2011).

C. Studi sample air baku dari beberapa sumur warga di wilayah PAI dan pulau Kodok

Pada kajian ini data yang dibutuhkan meliputi data kualitas air sampel yaitu diambil

dari sumur warga sekitar kawasan PAI dan pulau Kodok dan sekitar pesisir pantai kota Tegal

yang diasumsikan akan dijadikan rujukan sebagai air baku. Dengan melakukan pengambilan

sampling selanjutnya dilakukan pengukuran padatan terlarut (TDS) dan keasaman (PH). Hasil

pengambilan data sampling dan hasil uji TDS dan pH dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3. TDS dan PH dari sampel air sumur warga kawasan pesisir pantai kota Tegal

NO Alamat Sumur Warga TDS pH Ket.

1 SUPM.N, Tegal

Martoloyo, Mintaragen, Tegal Timur

165 7,8

2 Perumahan Becak

Martoloyo, Mintaragen, Tegal Timur

435 7,6

3 Jl. Halmahera kompleks UPS Tegal 760 7,6

4 Perumahan pulau kodok 790 7,8

5 Komplek Pura 698 7,5

6 Komplek PAI 707 7,4

7 Komplek pelabuhan Tegal 754 7,5

8 Komplek TPI 694 7,4

9 Jl. Mataram, Pesurungan Lor 300 7,6

10 Jl. Sawo Barat No. 28, rt.06, rw.01, Tegal Sari 382 7,0

11 Perumahan jl. Lingkar utara kota Tegal 670 7,4

12 Jl. Kates Gang 1, Rt. 07, Rw. 06 661 7,0

Page 15: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

13 Sumur Bor Rusun >1500 7,9

14 Air sumur sisi timur Rusun 282 8,0

15 Perumahan Kaligangsa Asri Rt.01, Rw.07,

Kaligangsa Margadana Tegal

488 7,6

16 Jl. Garuda Pekauman Barat 476 6,7

17 Perumahan Arum 577 6,8

18 Sumur Bor bagian barat Tunon 597 6,9

19 Sumur Bor bagian Timur Tunon 583 6,8

20 Perumahan Tegal Residen Debong Kulon,

Kec. Tegal Selatan

612 6,9

21 Jl. Kemuning kejambon, egal Timur 735 7,1

Gambar 4 . TDS meter dan pH meter

IV. Analisa Dan Pembahasan

A. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Pengunjung Pantai

Kualitas air bersih disesuaikan dengan parameter kualitas air bersih pada Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan

Pengendalian Pencemaran Air. Untuk memproyeksikan kebutuhan air bagi pengunjung pantai,

pada studi ini menggunakan standar Ditjen Cipta Karya, Departemen PU tahun 1998 dimana

Page 16: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

kebutuhan air untuk kawasan pariwisata sebesar 0,1-0,3 liter/detik/ha. Perhitungan

selengkapnya ditunjukkan sebagai berikut dan dapat dilihat pada Tabel 4 :

- Asumsi kebutuhan dasar air bersih 15 liter/org/hari

- Total pengunjung kawasan wisata PAI tahun 2015 hari normal = 1436 orang/ hari

- Total pengunjung kawasan wisata PAI tahun 2015 hari ramai (asumsi 3 kali lebih besar)

= 1436 x 3 = 4308 orang/ hari

- Penggunaan air untuk kawasan wisata PAI tahun 2015 :

Hari normal = 1436 org x 15 liter/org = 21.540 liter/hari

Hari Ramai = 4308 org x 15 liter/org = 64.620 liter/hari

Tabel 4. Proyeksi Kebutuhan Air untuk Pengunjung Kawasan Wisata PAI dan pulau Kodok,

( Asumsi kebutuhan dasar air bersih 15 liter/org/hari )

Tahun Jumlah

Pengunjung

(per-tahun)

Jumlah

Pengunjung

hari normal

(orang/hari)

Jumlah

Pengunjung

Hari Ramai bisa

3 kali hari

normal

(orang/hari)

Pemakaian

Air Hari

Rata-Rata

(liter/hari)

Pemakaian Air

Hari Ramai/

Maksimum

(liter/hari)

2017 557128 1527 4.581 22905 68.715

2016 506480 1388 4.164 20820 62.460

2015 523811 1436 4.308 21540 64.620

B. Proyeksi Kebutuhan Air Bersih Cadangan konsumsi air tawar di kapal nelayan.

panjang kapal 10 m : 10-15 liter air per orang per hari

20 m : 20-25 liter air per orang per hari

30 m : 30 liter air per orang per hari.

Setiap kapal berisi 15 sd. 20 orang.

Perjalanan penangkapan ikan rata-rata 1 bulan.

Asumsi : ambil kapal panjang 10 m (15 liter per-orang per-hari), abk 15 orang untuk perjalanan

1 bulan akan membutuhkan penyediaan air bersih untuk 646 kapal perbulan sebanyak =

(15 liter/org/ hari) x (15 org/kapal) x (30 hari/bulan) x 646 kapal

= 4.360.500 liter/bulan

Page 17: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

V. Kendala yang dihadapi

Kendala yang dihadapi dalam penerapan teknologi pengolah air sistem RO pada dasarnya dapat

dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu :

1. Faktor Teknologi: Faktor kendala terletak dari bahan baku atau komponen pendukung yang

masih sebagian tergantung dari import misalnya pompa tekanan tinggi dan membran. Faktor

ini menyebabkan harga RO menjadi mahal. Namun lambat laut akan menjadi lebih murah

dengan semakin majunya teknologi dan produksi masal .

2. Faktor Budaya: Unit pengolah air sistem RO merupakan kombinasi antara pengolahan yang

bersifat mekanis dan kimiawi. Seorang operator yang menjalankan RO harus mengetahui

dasar teknik. Ini sangat penting karena unit RO ini harus di jalankan dengan tingkat

ketelitian yang cukup tinggi. Standart prosedur yang harus dikuasai oleh operator seperti :

1. Penambah bahan kimia, 2. Pencucian filter, 3. Penggantian media, 4. Pencucian membran

dan 5. Servis Generator harus dilakukan dengan cukup teliti.

Pada waktu alat sedang beroperasi maka harus dilakukan pencatatan terhadap tekanan air

baku, tekanan air reject dan tekanan air Product, juga yang tidak boleh dilupakan yaitu

pengamatan terhadap voltage listrik. Jika standart operasi tersebut tidak dilakukan secara

benar maka dikawatirkan kualitas air semakin menurun dan alat akan mudah rusak rusak.

VI. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Proses Reverse Osmosis (RO) merupakan kebalikan dari proses Osmosis/ proses

perpindahan larutan dengan konsentrasi encer ke larutan dengan konsentrasi pekat melalui

membran semi permeable. Proses RO adalah suatu metode penyaringan yang dapat

menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi

tekanan pada larutan diatas tekanan osmosis ketika larutan itu berada di salah satu sisi

membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di

lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya.

2. Kebutuhan ketersediaan air bersih di kawasan OW. PAI dan pulau Kodok tahun 2017

sebesar 22.905 liter/hari pada hari normal dan sebesar 68.715 liter/hari pada hari ramai.

Kebutuhan ketersediaan air bersih ini setiap tahun semakin meningkat.

Page 18: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

3. Saat ini warga yang membuka usaha warung dan layanan bilas MCK ada yang memanfaatkn

suplay mobil air bersih PDAM dan ada yang menggunakan air sumur stempat/ payau.

4. Sampel air baku dari sumur warga sekitar PAI dan pulau Kodok tergolong payau dengan

TDS yang cukup rendah yaitu sekitar angka 700 sd. 1500 dengan dimikian sangat layak

dibangun system pengolah air bersih di kawasan PAI dan pulau Kodok menggunakan

system RO untuk mendapatkan air bersih dan sehat.

VII. Saran/ Rekomendasi

1. Untuk Pemenuhan Kebutuhan air bersih di pesisir pantai kota Tegal system pemurnian air

dengan system RO layak diaplikasikan di wilayah pesisir pantai kota Tegal.

2. Perlu dilakukan kajian lanjutan pemilihan proses kerja system RO exsisting yang efektif,

efisien dan ekonomis sesuai dengan kondisi air baku yang ada.

3. Untuk menjamin dapat keberlanjutan dalam pengaplikasian system RO di kawasan PAI dan

pulau Kodok kota Tegal Perlu dibentuk Tim pengelola yang handal dengan struktur

organisasi yang terdiri dari devisi Pemasaran, devisi Teknik&rekayasa, devisi Administrasi

dan 1 unit bengkel perakitan.

VIII. Potensi ikutan

Potensi yang dapat diambil dari penerapan teknologi ini berupa nilai tambah sebagai hasil

dari pengembangan dan rekayasa komponen utama unit RO. Adapun macam-macam

komponen yang mungkin masih dapat dikembangkan di industry lokal adalah:

1. Studi membran semipermeable yang mengarah pada produksi lokal. Jantung filter dari

sistem RO adalah terletak pada teknologi membran. Saat ini teknologi membran belum

dapat diproduksi di Indonesia, hal ini disebabkan karena kita belum menguasai teknologi

tersebut terutama untuk skala produksi. Untuk itu perlu dilakukan riset dan inovasi teknologi

membran di industry local.

2. Fabrikasi pretreatmen dan filter. Pretreatment atau pengolahan awal mempunyai peranan

yang sangat penting dalam pengolahan air ini. Air payau sebelum masuk pada unit RO harus

diolah terlebih dahulu. Syarat air baku sebelum masuk ke unit utama harus tidak boleh

keruh, tidak boleh berwarna, tidak berbau, kandungan zat besi/mangan kurang dari 0.01

ppm. Berdasarkan kriteria tersebut maka pengolahan tingkat awal menjadi hal yang begitu

Page 19: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

penting, sehingga peranan fabrikasi oleh perusahaan lokan akan menunjang penerapan

teknologi ini.

3. Fabrikasi media. Media filter sangat diperlukan sebagai media filter. Media filter biasanya

terdiri dari pasir silika, mangan aktif dan karbon aktif. Sumber bahan yang dapat diolah

menjadi media filter juga banyak terdapat di Indonesia.

4. Industri perakitan. Untuk menghasilkan 1 unit RO maka diperlukan beberapa komponen

dasar yang terdiri dari : 1. Casis., 2. Pompa Tekanan tinggi., 3. Modul Membran Tabung.,

4. Pipa fleksibel., 5. Panel Listrik., 6. Flow Meter., 7. Valve., 8. Komponen pendukung lain.,

dirakit dalam suatu industri perakitan.

Page 20: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rukaesih. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Andi.

Alimah, Siti. (2007). Studi Banding Teknologi Desalinasi RO dan MSF untuk PLTN Jenis

PWR. Prosiding Seminar Nasional KE-13 Teknologi dan Kesehatan PLTN Serta

Fasilitas Nuklir. [Online]

Arie, H. N., Nusa, I. D., dan Haryoto, I.1996. Studi Kelayakan Teknis dan Ekonomis Unit

Pengolahan Air Sistem Reverse Osmosis Kapasitas 500 m3/hari untuk Perusahaan

Minyak Lepas Pantai. P.T Paramita Binasarana. Jakarta.

Ashlynn. (2010). Desalination and Long-Houl Water Transfer as a Water Supply for Dallas,

Texas: a Case Study of the Energy-Water Nexus in Texas. Texas Water Journal: volume

1, Number 1, pp 33-41.

Atael, Abtin, et al. (2011). Integration of Reverse Osmosis and Refrigeration Systems for

Energy Efficient Seawater Desalination. International Journal of The Physical Science

Vol. 6 (12) pp. 2832-2843.

Ermawan, R. 2008. Kajian Sumberdaya Pantai untuk Kesesuaian Ekowisata di Pantai Prigi,

Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Departemen Manajemen Sumberdaya

Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

Handayawati, H. 2010. Potensi Wisata Alam Pantai-Bahari. PM PSLP PPSUB.

Hartoyo, Robertus. (1999). Pengolahan Air Asin atau Payau dengan Sistem Osmosis Balik.

[Online]

Melcalf and Eddy. 2004. Waste Water Engineering Treatment Disposal Reuse Fourth edition.

McGraw-Hill, Inc. New York, Aucland

Rusydi, Anna Fadliah, ST. (2011). Membran Osmosis terbalik. Pusat Penelitian Geoteknologi,

LIPI. [Online]

Said, Nusa Idaman. (2011). Pengolahan Air Asin atau Payau dengan Teknologi Osmosis Balik.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta. [Online]

Tamim, Younos. (2005). Desalination: Suplementing Freswater Supplies Approaches and

Challenges. Journal of Contemporary Water Reaseasch and Education.

Page 21: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Lampiran 1 : Sumber air bersih waga selain air PDAM

Page 22: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …
Page 23: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …
Page 24: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …
Page 25: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …
Page 26: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Lampiran 2 : Sample air sumur warga sekitar kawasan PAI dan pulau Kodok

Page 27: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …
Page 28: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …

Lampiran 3 : Sample air sumur warga sekitar kawasan PAI dan pulau Kodok

Page 29: STUDI KELAYAKAN PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR …