studi kasus proses belajar mandiri seorang … · f. skema proses belajar mandiri seorang...
TRANSCRIPT
STUDI KASUS PROSES BELAJAR MANDIRI SEORANG PENYANDANG
TUNAGANDA BUTA-TULI MEMPELAJARI KONSEP OBJEK
DI SLB G/ AB HELEN KELLER INDONESIA YOGYAKARTA
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Carina Bella Donna
NIM : 109114037
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN MOTTO
Not only good but great.
-C.B.D-
You will do well.
-C.B.D-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala ucapan syukur kepada Allah SWT saya persembahkan karya ini kepada:
Allah SWT dan Muhammad SAW.
Drs. Boedi Chahyono dan Sepsri Hestriningsih.
Carisa Devina Athalia, M.B.A.
Ridwan Fatoni, S.Kep.,Ns.
Sonio Don Fatoni dan Soneo Don Fatoni.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
STUDI KASUS PROSES BELAJAR MANDIRI SEORANG PENYANDANG
TUNAGANDA BUTA-TULI MEMPELAJARI KONSEP OBJEK
DI SLB G/ AB HELEN KELLER INDONESIA YOGYAKARTA
Studi Pada Mahasiswa PsikologiUniversitas Sanata Dharma Yogyakarta
Carina Bella Donna
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-tuli total mempelajari konsep objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta. Gangguan pada inderapenglihatan serta indera pendengaran berdampak pada kesulitan dalam memperoleh informasi secara utuh sertamendetail tetntang konsep objek. Kesulitan dalam memperoleh informasi tentang konsep objek mengakibatkanpenyandang tunaganda buta-tuli mengalami keterbatasan belajar mandiri.
Subjek penelitian ini adalah seorang anak laki-laki berumur 10 tahun penyandang buta total dan tuli totalakibat virus rubella. Metode penelitian ini adalah deskripsi studi kasus. Metode deskripsi studi kasus adalah suatupenelitian yang menjelaskan atau menggambarkan suatu masalah yang terjadi dewasa ini secara akurat mengenaifakta dan karakteristik dari kasus tertentu yang dialami individu. Pengumpulan data menggunakan observasi padasubjek dan wawancara pada guru kelas serta orangtua subjek sebagai sumber informasi orang yang mendampingisubjek dalam proses tumbuh kembangnya. Teknik verifikasi menggunakan konfirmabilitas atas data hasil penelitiandan wawancara guru kelas serta orangtua subjek.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa subjek memiliki kemampuan belajar mandiri yang baik dalammempelajari konsep objek. Subjek juga mampu berpikir secara logis, namun cara berpikirnya masih bersifat konkrit.Faktor utama pendukung keberhasilan belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-tuli mempelajari konsepobjek adalah memaksimalkan indera-indera yang masih tersisa, yaitu indera peraba, indera penciuman, dan inderapengecap, sehingga subjek mampu mengolah informasi yang didapatkan dari lingkungan di sekitarnya.
Kata Kunci : Proses belajar mandiri, Konsep objek, Ketunaan ganda, Buta-tuli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
A CASE STUDY of SELF-LEARNING PROCESS of A DEAF-BLIND in LEARNING
THE OBJECT CONCEPT at SLB G/ AB HELEN KELLER YOGYAKARTA INDONESIA
Department of PsychologySanata Dharma University Yogyakarta
Carina Bella Donna
ABSTRACT
This qualitative research is aimed to describe a self-learning process of a deaf-blind in learning theobject concept at SLB G/ AB Helen Keller Yogyakarta, Indonesia. The disorder of the sight and hearing sensesconduces to the difficulties in obtaining full and detailed information about the concept of the object. Thesedifficulties are limiting a deaf-blind to learn.
The subject of this research ia a ten years old boy with a total inability to see and hear caused by rubellavirus. This research method is the description of the case study. A descriptive method in case study is a research thataccurately describes or explains a problem that is happening today about the facts and the characteristics of theparticular case experienced by individual. The data collection achieved through an observation on the subject andinterview with the classroom teachers as well as subject’s parents as resources who accompany the subject in hisdevelopment process. The verification technique is using confirmability on research data and interview of theclassroom teachers and the parents.
The result has shown that the subject has good self-learning ability in learning object concept. Thesubject is also able to think logically, but his way of thinking is still concrete. The main factor that is supporting thesuccessful self-learning process of a deaf-blind in learning the object concept is to maximize the remaining senses;those are the sense of touch, sense of smell, and sense of taste. Hence, the subject is able to process informationobtained from the surrounding environment.
Keywords: Self-learning process, Object concept, Multiple disabilities, Deaf-blind.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT dan Muhammad SAW atas berkat
dan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga karya
ilmiah ini dapat bermanfaat dan memberi kontribusi yang baik bagi ilmu pengetahuan. Penulis
juga menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan doa dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT atas berkat dan rahmatNya sehingga memberikan kelancaran selama
penulisan skripsi.
2. Papa Drs. Boedi Chahyono dan Mama Sepsri Hestriningsih atas cinta serta kasih
sayangnya sehingga terus memotivasi selama penulisan skripsi.
3. Kakak Carisa Devina Athalia, M.B.A. atas dukungan dan perhatiannya sehingga
memberikan warna selama penulisan skripsi.
4. Papi Ridwan Fatoni, S.Kep.,Ns. atas kebersamaannya sehingga menjadi semangat juang
selama penulisan skripsi.
5. Bapak Carolus Wijoyo Adinugroho, M.Psi., Psi. selaku dosen pembimbing skripsi atas
waktu serta kesabarannya selama penulisan skripsi.
6. Ibu Sylvia Carolina Maria Yuniati Murtisari, M.Si. selaku pakar Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) atas waktu serta sarannya selama penulisan skripsi.
7. Sr. Magda, Pak Yoyok, Bu Rina, Bu Ella, dan Bu Karina atas waktu serta bantuannya
selama proses pengambilan data di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta.
8. Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi (P2TKP) sebagai sarana pembelajaran
kehidupan penulis selama 4 tahun, 2011 hingga 2015.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO ......................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................................ vii
ABSTRACT.......................................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ..................................... ix
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... x
DAFTAR ISI......................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xvii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 7
1. Manfaat Teoritis................................................................................................... 7
2. Manfaat Praktis .................................................................................................... 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
A. Buta ............................................................................................................................ 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
B. Tuli............................................................................................................................. 10
C. Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind ............................................................................. 11
D. Konsep Objek Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind ..................................................... 14
E. Metode Belajar Mandiri Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind...................................... 20
F. Skema Proses Belajar Mandiri Seorang Penyandang Tunaganda Buta-Tuli
Deaf-Blind Mempelajari Konsep Objek .................................................................... 21
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 22
A. Desain Penelitian ....................................................................................................... 22
B. Batasan Penelitian...................................................................................................... 22
1. Anak Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind.............................................................. 22
2. Proses Belajar Mandiri Anak Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind........................ 23
3. Konsep Objek Anak Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind...................................... 23
C. Subjek Penelitian ....................................................................................................... 23
D. Pengkondisian Subjek Untuk Mendapatkan Data...................................................... 24
E. Metode Pengambilan Data......................................................................................... 26
1. Observasi.............................................................................................................. 26
2. Wawancara........................................................................................................... 27
F. Analisis Data.............................................................................................................. 27
1. Reduksi data......................................................................................................... 28
2. Penyajian data ...................................................................................................... 28
3. Verifikasi.............................................................................................................. 28
G. Keabsahan Data ......................................................................................................... 28
1. Kepercayaan (Credibility).................................................................................... 29
2. Keteralihan (Transferabilitas) ............................................................................. 29
3. Ketergantungan (Dependability).......................................................................... 30
4. Konformitas (Confirmability) .............................................................................. 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 31
A. Proses Penelitian ........................................................................................................ 31
1. Peneliti Membuat Rancangan Penelitian ............................................................. 31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2. Peneliti Menentukan Lokasi Penelitian ............................................................... 31
3. Meminta Surat Keterangan Penelitian Dari Kampus........................................... 31
4. Melaksanakan Observasi serta Perkenalan Dengan Subjek................................. 31
5. Pengumpulan Data ............................................................................................... 32
6. Melakukan Koding Hasil Observasi serta Wawancara........................................ 32
7. Melaksanakan Konfirmasi Hasil Wawancara Kepada Interviewee ..................... 32
8. Membuat Pembahasan dan Kesimpulan .............................................................. 32
B. Pelaksanaan Penelitian............................................................................................... 33
C. Identitas dan Gambaran Subjek ................................................................................. 34
1. Identitas Subjek.................................................................................................... 34
2. Latar Belakang Subjek......................................................................................... 34
D. Hasil Penelitian .......................................................................................................... 37
1. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan ............................................... 37
2. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan dan Sensasi Bau .................... 44
3. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan, Bau, serta Rasa .................... 52
E. Kesimpulan Hasil Penelitian...................................................................................... 60
F. Pembahasan................................................................................................................ 63
1. Gambaran Belajar Mandiri Seorang Penyandang Tunaganda Buta-Tuli/ ...........
Deaf-Blind Mempelajari Konsep Objek .............................................................. 63
2. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan ............................................... 65
3. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Bau........................................................ 66
4. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Rasa ...................................................... 66
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................. 68
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 68
B. Saran ......................................................................................................................... 69
1. Bagi Subjek Penelitian......................................................................................... 69
2. Bagi Masyarakat Umum ...................................................................................... 69
3. Bagi Pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB)........................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
LAMPIRAN ......................................................................................................................... 72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kategori Objek
Tabel 2 : Tahap Perijinan Hingga Pengambilan Data
Tabel 3 : Identitas Subjek
Tabel 4 : Hasil Pengamatan Objek Flashdisk
Tabel 5 : Hasil Pengamatan Objek Penjepit Pakaian
Tabel 6 : Hasil Proses Belajar Pada Objek Dalam Kategori Sensasi Sentuhan
Tabel 7 : Hasil Pengamatan Objek Aroma Terapi
Tabel 8 : Hasil Pengamatan Objek Pewangi Pakaian
Tabel 9 : Hasil Proses Belajar Pada Objek Kategori Sensasi Sentuhan serta Bau
Tabel 10 : Hasil Pengamatan Objek Kiwi
Tabel 11 : Hasil Pengamatan Objek Kunyit
Tabel 12 : Hasil Proses Belajar Pada Objek Dalam Kategori Sensasi Sentuhan, Bau, serta
Rasa
Tabel 13 : Hal Unik yang Konsisten Hanya Pada 2 Hari Pengenalan Awal Proses Belajar Pada
Objek Baru
Tabel 14 : Hal Unik yang Konsisten Setelah 2 Hari Pengenalan Awal Proses Belajar Pada
Objek Baru
Tabel A.1 : Ringkasan Analisis Hasil Penelitian
Tabel B.1 : Kode Kriteria Pengamatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel B.2 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Senin, 20 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel B.3 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Selasa, 21 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel B.4 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Rabu, 22 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel B.5 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Kamis, 23 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel B.6 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Jumat, 24 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel B.7 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Sabtu, 25 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel B.8 : Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Senin, 27 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
Tabel C.1 : Kode Kriteria Wawancara
Tabel C.2 : Koding Verbatim Wawancara Dengan Guru Kelas Subjek
Senin, 23 Februari 2015 (12:30-13:00 WIB).
Tabel C.3 : Koding Verbatim Wawancara Dengan Orangtua Subjek
Senin, 02 Maret 2015 (12:30-13:00 WIB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indera penglihatan serta indera pendengaran sering merujuk pada ‘indera-indera
jarak’, yakni bahwa indera tersebut menghubungkan manusia dengan dunia yang
terentang di luar jangkauan ruang tubuhnya. Indera pendengaran dan indera penglihatan
membantu manusia mengorganisasikan informasi dari lingkungannya (Gleasson, 2006).
Indera penglihatan serta indera pendengaran mampu memberikan kontribusi yang besar
pada manusia dalam memperoleh dan mengolah informasi yang didapatkan dari
lingkungan di sekitarnya. Apabila terdapat gangguan pada kedua alat indera tersebut,
maka manusia akan mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi secara utuh serta
mendetail tentang dunia.
Manusia yang memiliki kemampuan melihat dan mendengar mempelajari bahasa
serta konsep-konsep tentang objek tanpa melalui pengajaran yang terencana secara
khusus. Manusia hanya belajar di tengah-tengah orang yang menggunakan bahasa dan
dengan memiliki akses yang tersedia terhadap lingkungan yang aman, menarik dan
mengundang eksplorasi (Gleasson, 2006). Bahasa serta konsep-konsep tentang objek
merupakan bagian dalam kehidupan manusia karena disamping fungsinya yang berguna
sebagai alat untuk menyatakan perasaan serta pikiran kepada orang lain juga sekaligus
sebagai alat untuk memahami perasaan serta pikiran dari orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind harus menggantikan fungsi indera
penglihatan dan indera pendengaran dengan indera-indera lainnya untuk mempersepsi
lingkungannya. Individu tersebut tidak pernah mempunyai pengalaman visual dan
auditory, sehingga konsep objek untuk mengenal dunia mungkin berbeda dari konsep
objek untuk mengenal dunia pada orang yang memiliki panca indera lengkap. Perbedaan
penting antara perkembangan konsep anak tunaganda dan anak yang memiliki panca
indera lengkap, khususnya untuk konsep objek fisik adalah anak tunaganda
mengembangkan konsepnya terutama melalui pengalaman taktual sedangkan anak yang
memiliki panca indera lengkap melalui pengalaman visual. Lowenfeld (dalam Tarsidi,
2014), mengidentifikasi dua jenis persepsi taktual, yaitu synthetic touch and analytic
touch. Perabaan sintetis mengacu pada eksplorasi taktual terhadap objek yang cukup kecil
untuk dicakup oleh satu atau kedua belah tangan. Bila objek itu terlalu besar untuk dapat
dipersepsi melalui perabaan sintesis, maka dipergunakan perabaan analitis. Perabaan
analitis adalah kegiatan meraba bagian-bagian suatu objek secara suksesif dan kemudian
secara mental mengkonstruksikan bagian-bagian tersebut menjadi satu kesatuan yang
utuh. Orang yang memiliki panca indera lengkap dapat mempersepsi bermacam-macam
objek atau bagian-bagian dari satu objek sekaligus, tetapi orang tunaganda harus
mempersepsinya satu demi satu atau bagian demi bagian sebelum dapat
mengintegrasikannya menjadi satu konsep.
Satu perbedaan penting lainnya antara perabaan dan penglihatan adalah bahwa
perabaan menuntut jauh lebih banyak upaya sadar untuk memfungsikannya. Sebagaimana
diamati oleh Lowenfeld (dalam Tarsidi, 2014), indera perabaan pada umumnya hanya
berfungsi bila aktif dipergunakan untuk keperluan kognisi, sedangkan penglihatan aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dan berfungsi selama mata terbuka. Oleh karena itu, untuk memperkaya kognisinya, anak
tunaganda harus sering didorong untuk mempergunakan indera perabaannya untuk
keperluan kognisi. Akan tetapi, di dalam masyarakat kita, dimana objek-objek tertentu
ditabukan untuk diraba, dorongan untuk mempergunakan indera perabaan itu sering harus
dibatasi demi menghindari perilaku yang bertentangan dengan norma-norma sosial.
Menurut Mangunsong (dalam Sari, 2013), pendidikan untuk anak tunaganda buta-
tuli/ deaf-blind bertujuan agar mereka memperoleh kesempatan untuk mengikuti
pendidikan yang dapat memungkinkan mereka untuk berkembang secara optimal sesuai
dengan kebutuhan dan potensi yang dimilikinya sehingga dapat berpartisipasi dalam
kehidupan di masyarakat. Pada anak tunaganda buta-tuli/ deaf-blind, pendidikan
berisikan program yang praktis, sederhana, dan langsung berhubungan dengan kehidupan
sehari-hari. Program yang diselenggarakan dalam pendidikan anak tunaganda buta-tuli/
deaf-blind mencakup latihan menolong diri, sosialisasi, motorik kasar dan motorik halus,
komunikasi, pendayagunaan fungsi indera, keterampilan sederhana, akademik (menulis
dan berhitung), serta pengetahuan lainnya yang dapat mengacu kurikulum SD/ SLB.
Kegiatan pembelajaran yang mampu dilakukan tanpa bantuan orang lain dapat
dikaitkan dengan kemampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Contoh kegiatan
pembelajaran yang dirasakan sulit untuk dilakukan seorang penyandang tunaganda buta-
tuli/ deaf-blind dengan keterbatasan fungsi panca indera adalah belajar mandiri tanpa
peran guru dalam mempelajari konsep objek di kelas.
Situasi di atas menjadi bahan pemikiran bagi peneliti, sehingga memunculkan sebuah
pertanyaan mengenai apa yang seharusnya diupayakan dalam perkembangan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind ? Melalui penelitian ini, peneliti tertarik
untuk mencobakan cara belajar baru pada seorang penyandang tunaganda buta-tuli
mempelajari konsep objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta, dari mulai
mendeteksi objek, menangkap objek, dan melakukan pengenalan terhadap objek tertentu.
Dengan begitu, keluasan informasi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind lebih
berkembang, sehingga mampu untuk mengenal dunia serta dapat merasa lebih aman
untuk hidup mandiri dalam memahami maupun berinteraksi dengan lingkungan di
sekitarnya.
Menurut Witarzah (2008), proses-proses pengenalan pembelajaran pada anak
tunaganda di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia, Yogyakarta terdapat 5 fase yaitu, Fase
pertama disebut fase konkrit dimana anak sedini mungkin dikenalkan dengan benda-
benda konkrit, misalnya gelas, piring, buah jambu, buah apel, dan lainnya. Fase kedua
disebut fase simbol yakni menggunakan benda-benda konkrit tersebut sebagai simbol-
simbol dalam setiap kegiatan belajar mengajar di dalam maupun di luar kelas. Fase ketiga
disebut fase kombinasi yakni mengkombinasikan benda konkrit yang sudah anak
tunaganda kenali dengan benda-benda konkrit lainnya. Fase keempat disebut fase gambar
dimana anak bisa masuk pada tahap mengenali benda-benda konkrit tersebut dalam
bentuk gambar. Fase kelima disebut fase penyusunan kalimat artinya benda-benda
konkrit digunakan dalam sebuah kalimat atau digunakan dalam berkomunikasi.
Menurut Sari (2013), salah satu pengembangan kemampuan untuk hidup mandiri
adalah membekalinya dengan ketrampilan (softskill) untuk menghasilkan suatu produk
yang berniali ekonomi. Salah satu yang dilakukan adalah membuat aksesoris dari manik-
manik plastik. Mereka tidak hanya mampu membuat aksesoris, tetapi sudah bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
menghitung uang yang harus dibayar dan dikembalikan. Pembekalan softskill dalam
bentuk pelatihan pembuatan telur asin juga pernah dilakukan di SLB G/ AB Helen Keller
Indonesia, Yogyakarta. Siswa-siswa tunaganda membuat telur asin dan menjualnya di
warung-warung sekitar lokasi sekolah.
Memiliki keterampilan menyusun suatu metode belajar mandiri dalam mempelajari
konsep objek merupakan kebutuhan bagi para guru di sekolah luar biasa sebagai upaya
untuk memandirikan siswa dengan menggantikan peran guru yang digantikan dengan
tulisan braille.
Menurut Hastuti (2012), penyusunan metode belajar mandiri sangat berbeda dengan
penyusunan metode pembelajaran suatu mata pelajaran. Bimbingan belajar bertujuan
untuk membantu siswa mengenali hal-hal yang mempengaruhi lancar tidaknya proses
belajar. Pemahaman yang mendalam dan terintegrasi tentang tugas-tugas perkembangan
siswa dapat dijadikan dasar untuk mengenali lebih cermat hal-hal yang dapat
memperlancar dan menghambat proses belajar. Setelah guru dan siswa menyadari tugas-
tugas perkembangan, maka siswa dibantu untuk mempertahankan hal-hal yang dapat
memperlancar proses belajar serta memperkecil hal-hal penghambat proses belajar.
Metode belajar mandiri juga tidak dilaksanakan dalam bentuk pengajaran.
Jika terus-menerus menggunakan pendekatan maternal reflection, maka penyandang
tunaganda memerlukan kehadiran penuh dari seorang guru. Salah satu pengembangan
kemampuan untuk hidup mandiri adalah mengajarkannya dengan program pelatihan
metode belajar tanpa peran serta kehadiran guru (belajar mandiri). Hal tersebut sangat
diperlukan bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind agar dapat memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kemandirian terhadap situasi yang ada di lingkungan sekitarnya. Apabila individu
tersebut kurang melatih kemandiriannya, maka akan merasa kesulitan untuk berinteraksi
dengan lingkungannya sehingga menjadi bergantung pada orang lain agar dapat bertahan
hidup.
Berdasarkan fenomena di atas, penulis berminat untuk melakukan suatu penelitian
mengenai ‘Studi Kasus Proses Belajar Mandiri Seorang Penyandang Tunaganda Buta-
Tuli Mempelajari Konsep Objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta’.
Menurut Hallahan & Kauffman (dalam Muninggar, 2008), Anak tunaganda
diperkirakan mempunyai presentase kurang dari 1% dari populasi anak berkebutuhan
khusus. Hal ini menunjukkan bahwa penyandang tunaganda dapat dikatakan sedikit
populasinya atau jarang ditemukan anak dengan kondisi buta-tuli total.
Penelitian ini menjadi menarik karena subjeknya hanya terdapat satu orang yang
menyandang tunaganda buta-tuli di Yogyakarta. Hal ini dikarenakan anak tunaganda
mempunyai presentase kurang dari 1% dari populasi anak berkebutuhan khusus.
Penelitian ini ingin memfokuskan pada proses belajar mandiri seorang penyandang
tunaganda buta-tuli yang menjadi siswa didik di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia
Yogyakarta, khususnya dalam hal mempelajari objek di sekitarnya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yang akan
diteliti sebagai berikut:
1. Bagaimana proses belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-tuli
mempelajari konsep objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan proses belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-
tuli mempelajari konsep objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu Psikologi,
khususnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), terutama yang berkaitan dengan
proses belajar mandiri bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mempelajari
konsep objek.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan pada masyarakat umum,
khususnya bagi pengajar yang bekerja di sekolah luar biasa dalam menerapkan
metode belajar mandiri bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mempelajari
konsep objek, serta membantu dalam pendampingan bagi penyandang tunaganda
buta-tuli/ deaf-blind.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. BUTA
Persatuan Tunanetra Indonesia/ Pertuni (dalam Tarsidi, 2014), mendefinisikan
ketunanetraan adalah mereka yang tidak memiliki penglihatan sama sekali (buta total)
hingga mereka yang masih memiliki sisa penglihatan tetapi tidak mampu menggunakan
penglihatannya untuk membaca tulisan biasa berukuran 12 point dalam keadaan cahaya
normal meskipun dibantu dengan kacamata. Ini berarti bahwa seorang tunanetra mungkin
tidak mempunyai penglihatan sama sekali meskipun hanya untuk membedakan antara
terang dan gelap. Orang dengan kondisi penglihatan seperti ini kita katakan sebagai “buta
total”. Di sisi lain, ada orang tunanetra yang masih mempunyai sedikit sisa penglihatan
sehingga mereka masih dapat menggunakan sisa penglihatannya itu untuk melakukan
berbagai kegiatan sehari-hari termasuk untuk membaca tulisan berukuran besar (lebih
besar dari 12 point) setelah dibantu dengan kacamata.
Menurut Lowenfeld (dalam Juang Sunanto, 2003), ketunanetraan mengakibatkan
adanya keterbatasan dalam luasnya dan variasi pengalaman (konsep). Penggunaan indera
penglihatan adalah cara yang paling mudah dan efektif untuk memperoleh informasi untuk
orientasi karena dengan melihat lingkungan sekitar seseorang dapat mengumpulkan
informasi yang terbanyak. Bagi tunanetra untuk dapat berorientasi dengan lingkungannya
harus menggunakan indera selain penglihatan yaitu indera pendengaran (hearing),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
perabaan (touch), dan pembauan (smell) dan juga menggunakan memori untuk
memperoleh gambaran ada dimana dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan.
Melihat dari segi fungsinya, tidak dapat dipungkiri bahwa indera penglihatan
memegang peranan yang sangat penting, terlebih lagi dalam hal pembelajaran. Misalnya
dalam mempelajari warna, mengamati serta mengenali objek-objek yang ada di sekitarnya,
mengamati ekspresi wajah orang lain, menulis serta membaca, memahami persepsi
mengenai jarak dan sebagainya.
Banyak informasi yang sangat diperlukan melalui penglihatan terutama pada anak
yang sedang belajar. Apabila indera penglihatan terganggu atau bahkan tidak berfungsi
sama sekali, maka informasi-informasi tersebut sangat sulit untuk ditangkap, dipahami, dan
dikuasai. Hal itulah yang terjadi pada orang yang tanpa penglihatan atau sering disebut
sebagai tunanetra.
Menurut Tarsidi (2014), berdasarkan cara pembelajarannya, ketunanetraan dapat
dibagai ke dalam dua kelompok, yaitu buta (blind) atau tunanetra berat dan kurang awas
(low vision) atau tunanetra ringan. Seseorang dikatakan tunanetra berat (blind) apabila
subjek sama sekali tidak memiliki penglihatan atau hanya memiliki persepsi cahaya,
sehingga untuk keperluan belajarnya subjek harus menggunakan indera-indera non-
penglihatan. Misalnya, untuk membaca subjek menggunakan tulisan braille yang dibaca
melalui ujung-ujung jari, atau rekaman audio yang “dibaca” melalui pendengaran.
Seseorang dikatakan tunanetra ringan (low vision) apabila setelah dikoreksi
penglihatannya masih sedemikian buruk tetapi fungsi penglihatannya dapat ditingkatkan
melalui penggunaan alat-alat bantu optik dan modifikasi lingkungan. Anak yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
memiliki panca indera yang lengkap belajar melalui indera-indera lainnya. Subjek mungkin
akan membaca tulisan yang diperbesar (large print) dengan atau tanpa kaca pembesar,
tetapi subjek juga akan terbantu apabila belajar braille atau menggunakan rekaman audio.
Keberfungsian penglihatannya akan tergantung pada faktor-faktor seperti pencahayaan,
alat bantu optik yang dipergunakannya, tugas yang dihadapinya, dan karakteristik
pribadinya.
Berdasarkan pengklasifikasian di atas, memungkinkan terjadinya perbedaan dalam
mengidentifikasi, mempersepsi atau merespon suatu objek. Kemampuan yang paling
terpengaruh oleh ketunanetraan untuk berhasilnya penyesuaian sosial individu tunanetra
adalah kemampuan untuk memahami hubungan lokasi antara diri dengan objek-objek di
lingkungan sekitar dan antara satu objek dengan objek lainnya di dalam lingkungan.
B. TULI
Menurut Pardi (2013), tunarungu adalah jenis gangguan pada kemampuan
pendengaran, sehingga tidak dapat menangkap berbagai rangsangan melalui indera
pendengaran. Ketunarunguan menimbulkan dampak yang sangat serius terhadap
kemampuan individu untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu-individu lain
di masyarakat. Anak tunarungu kurang atau mengalami hambatan dalam menerima dan
menyampaikan pesan-pesan dari dan kepada sesamanya.
Somantri (2007), mengemukakan tunarungu adalah suatu keadaan kehilangan
pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan,
terutama melalui indera pendengarannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Khalila (dalam Pardi, 2013), juga mengemukakan tunarungu adalah kondisi seseorang
yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian
maupun seluruhnya yang diakibatkan karena tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat
pendengaran, sehingga tidak dapat menggunakan pendengarannya dalam kehidupan sehari-
hari yang membawa dampak terhadap kehidupannya secara kompleks.
Dwidjosumarto (dalam Somantri, 2007), berpendapat bahwa seseorang yang tidak atau
kurang mampu mendengar suara dikatakan tunarungu. Ketunarunguan dibedakan menjadi
dua kategori individu yaitu tuli (deaf) dan kurang pendengaran (low of hearing). Tuli
adalah individu yang indera pendengarannya tidak berfungsi sedangkan kurang dengar
adalah individu yang indera pendengarannya mengalami kerusakan tetapi masih dapat
berfungsi untuk mendengar, baik dengan maupun tanpa menggunakan alat bantu dengar
(hearing aids).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak
yang mengalami gangguan pendengaran baik sebagian maupun total, sehingga tidak dapat
mengerti atau memahami pembicaraan secara tepat.
C. TUNAGANDA BUTA-TULI/ DEAF-BLIND
Istilah ‘buta-tuli/ deaf-blind’ dapat membingungkan. Hal ini dikarenakan bahwa
sangat sedikit individu yang benar-benar tuna netra secara total serta tunarungu secara
total, sehingga saat istilah ‘buta-tuli/ deaf-blind’ dipergunakan akan merujuk kepada
individu yang mempunyai kombinasi antara kehilangan penglihatan dan kehilangan
pendengaran. Pada sebagian besar penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mempunyai
sisa penglihatan serta sisa pendengaran yang masih dapat dipergunakan, namun kombinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
efek dari hilangnya penglihatan serta pendengaran akan jauh lebih besar ketika
dibandingkan dengan individu yang hanya mengalami salah satunya. Penyandang
tunaganda buta-tuli/ deaf-blind akan membutuhkan pelayanan pendidikan khusus melebihi
pendidikan yang diberikan kepada individu yang hanya kehilangan penglihatan atau
pendengaran.
Suran&Rizzo (dalam Muninggar, 2008), mengemukakan anak tunaganda termasuk
dalam kelompok anak berkebutuhan khusus. Definisi anak berkebutuhan khusus itu sendiri
adalah anak yang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi penting dari fungsi
kemanusiaannya. Mereka secara fisik, psikologis, kognitif, atau sosial terhambat dalam
mencapai tujuan-tujuan atau kebutuhan dan potensi secara maksimal, yakni meliputi
mereka yang tuli, buta, mempunyai gangguan bicara, cacat tubuh, retardasi mental,
gangguan emosional, juga anak yang berbakat dengan intelegensi yang tinggi, karena
mereka memerlukan penanganan yang terlatih dari tenaga profesional. Gearheart (dalam
Muninggar, 2008), menambahkan bahwa anak berkebutuhan khusus memerlukan
persyaratan pendidikan yang berbeda dari rata-rata anak normal, dan untuk dapat belajar
secara efektif memerlukan program, pelayanan fasilitas, dan materi khusus.
Menurut Hallahan & Kauffman (dalam Muninggar, 2008), anak berkebutuhan khusus
merupakan anak yang berbeda dari kebanyakan anak lain karena diantara mereka memiliki
kekurangan seperti keterbelakangan mental, kesulitan belajar, gangguan emosional,
keterbatasan fisik, gangguan bicara dan bahasa, kerusakan pendengaran, kerusakan
penglihatan ataupun memiliki keterbatasan khusus. Mereka membutuhkan pendidikan
khusus dan pelayanan terkait agar dapat mengembangkan segenap potensi yang
dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Dalam kelompok anak berkebutuhan khusus ini, terdapat sebagian dari mereka
menyandang ketunaan lebih dari satu yang disebut dengan tunaganda. Snell (dalam
Muninggar, 2008), mengidentifikasikan anak tunaganda sebagai berikut:
1. Mereka memiliki ketunaan yang berat dan parah.
2. Mereka membutuhkan program pendidikan dengan sumber yang lebih besar daripada
program biasa.
3. Mereka membutuhkan program yang memfokuskan pada ketrampilan dalam fungsi
kemandirian dan pemenuhan diri.
Dalam kelompok U.S. Office of Education (dalam Muninggar, 2008), menyebutkan
anak tunaganda dan tunamajemuk sebagai mereka yang karena intentitas masalah fisik,
mental, ataupun emosional, membutuhkan pelayanan pendidikan, sosial, psikologis, dan
medis melebihi program pendidikan khusus yang biasa guna memaksimalkan partisipasi
mereka dalam masyarakat dan pemenuhan diri. Anak tunaganda dan tunamajemuk
mungkin mengalami kesulitan bahasa dan persepsi kognitif, memiliki kondisi fisiologis
yang rentan, dan menunjukkan beberapa tingkah laku abnormal seperti kegagalan dalam
menanggapi stimulus, melukai diri, amarah yang meledak-ledak, dan ketiadaan kontrol
verbal. Sontag, Smith, dan Sailor (dalam Muninggar, 2008), menambahkan bahwa anak
tunaganda dan tunamajemuk adalah anak yang kebutuhan dasar pendidikannya
memerlukan pemantapan dan pengembangan ketrampilan dasar dalam bidang sosial, bantu
diri, dan komunikasi yang merepresentasikan potensi anak untuk bertahan dalam dirinya.
Menurut Undang-undang No. 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat (dalam Sumarno
dan Widjopranoto, 2004), derajad kecacatan adalah tingkat berat ringannya keadaan cacat
yang disandang seseorang. Derajad kecacatan yang disandang difabel berpengaruh pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
keberfungsian panca indra dan juga kemampuan mereka dalam berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya.
Anak tunaganda diperkirakan mempunyai presentase kurang dari 1% dari populasi
anak berkebutuhan khusus (Hallahan & Kauffman, 2006). Snell (dalam Muninggar, 2008),
memakai gambaran prevalensi anak tunaganda sebanyak 0,05% dari populasi. Di Indonesia
sendiri, menurut data yang diperoleh dari Direktorat Pendidikan Luar Biasa (2005/2006),
jumlah anak tunaganda adalah 450 orang.
Anak tunaganda dengan kelainan buta-tuli/ deaf-blind mengalami kesulitan dalam
berkomunikasi. Masalah emosional yang dialami anak-anak tunaganda buta-tuli/ deaf-blind
pada awalnya disebabkan ketidakmampuan mereka memahami aspek-aspek emosional yang
dikomunikasikan oleh orang lain secara verbal. Jika pengalaman ini terus berlanjut, hal ini
akan menimbulkan rasa frustasi pada anak dan lawan komunikasinya. Apabila bahasa
ekspresif maupun represif tidak berkembang, anak akan sangat bergantung pada orang lain
(Sari, 2013). Di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta menggunakan bahasa
isyarat yang dikembangkan melalui teknik sentuhan. Hal ini yang menyebabkan pendidikan
yang di sekolah tersebut menekankan pada pelatihan pengembangan kemampuan dalam
berkomunikasi serta pembelajaran hidup secara mandiri.
D. KONSEP OBJEK TUNAGANDA BUTA-TULI/ DEAF-BLIND
Menurut Sunanto (2003), konsep objek berarti proses penggunaan informasi sensoris
(sensory information) untuk membentuk suatu gambaran ruang (space) dan lingkungan.
Pendapat yang telah dipaparkan di atas merupakan hal yang tepat terkait dengan kendala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind dalam melakukan pengenalan terhadap
suatu objek di lingkungan sekitarnya, terlebih lagi pada saat belajar tanpa peran serta
kehadiran guru di kelas (belajar mandiri). Dalam hal ini konsep dapat disamakan dengan
kognitif dalam teori perkembangan kognitif Piaget.
Menurut Piaget (2002), kemampuan kognitif akan berkembang jika anak berinteraksi
dengan lingkungannya. Konsep tentang ruang (spatial) akan berkembang tergantung
utamanya pada indera penglihatan. Sebagaimana telah dikemukakan diatas, keterbatasan
luas dan variasi pengalaman akibat ketunagandaan tersebut perlu dikembangkan melalui
pengembangan konsep.
Menurut Piaget (2002), pengembangan kognitif memiliki beberapa tahap secara
hirarki, yaitu mulai tahap sensori motor, preoperational, concrete operation (operasi
konkrit), dan formal operation (operasi formal).
Mulai usia 0-2 tahun, anak melewati tahapan yang disebut Piaget sebagai tahap
sensori-motor. Tahapan ini merupakan masa dimana anak menggunakan dan
mengembangkan fisiknya dan secara sensoris mulai menjelajahi lingkungannya.
Selama masa pra-sekolah, dari rentang usia 2-7 tahun, disebut sebagai tahap pra-
operasional. Pada masa ini, anak mulai memiliki dan mengembangkan pemikiran internal
(internal thoughts) mengenai lingkungannya, terutama saat mereka mempelajari
penggunaan bahasa. Anak belajar menggunakan kata sebagai simbol dari berbagai objek.
Selama tahap pre-operasional anak-anak dapat merepresentasikan dunianya dalam simbol-
simbol tertentu.
Pada tahapan ketiga, adalah tahap operasional-konkrit, memiliki rentang antara usia 7-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
12 tahun. Pada masa ini anak mulai menggunakan pemikirannya. Anak-anak pada masa ini
belajar untuk mengklasifikasikan objek, menggunakan persamaan dan perbedaan yang
objek tersebut miliki. Mereka mulai memahami konsep waktu, angka, dan menguasai
konsep keruangan dengan tingkat pengalaman tertentu. Meskipun anak sudah mulai
mampu berpikir secara logis pada awal usia ini, namun cara berpikir mereka masih bersifat
konkrit. Mereka belum mampu menggunakan pemikirannya untuk berpikir abstrak.
Tahapan perkembangan kognitif yang terakhir adalah tahap formal- operasional.
Tahapan ini berkembang setelah usia 12 tahun, dan selama masa-masa di sekolah tinggi
awal maupun menengah (usia dewasa). Selama masa ini, anak mengembangkan
kemampuan kognitif untuk berfikir abstrak dan hipotesis, memahami sistem organisasi,
serta untuk memahami dan menggunakan perasaan empati.
Penyandang tunaganda tidak memiliki indera penglihatan (visual) dan indera
pendengaran (auditory), sehingga mengalami kesulitan untuk mencapai tahap konkrit
dalam memahami konsep tertentu bahkan ada beberapa konsep yang tidak mungkin
dipahami oleh tunaganda seperti warna, bulan, binatang, matahari, getaran suara, dan lain
sebagainya.
Menurut Sunanto (2003), konsep tentang objek yang secara ideal dapat dipahami
melalui indera penglihatan dan indera pendengaran, tunaganda harus memahaminya
melalui haptic atau kinesthetic. Konsep tentang objek ini sangat penting untuk mengetahui
atau mengenali hubungan antar objek. Misalnya, benda B terletak lebih jauh di samping
kanan benda A, sementara benda C terletak lebih dekat dengan A. Untuk mengenal konsep
seperti ini tunaganda tidak menggunakan indera penglihatan maupun indera pendengaran,
sehingga memerlukan teknik khusus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalam kehidupan sehari-hari terlalu banyak konsep objek yang perlu dipahami oleh
manusia tak terkecuali tunaganda. Meskipun tunaganda tidak dapat memahami semua
konsep objek yang dapat dipahami oleh orang yang memiliki panca indera yang lengkap,
sekurang-kurangnya mereka perlu mengenal beberapa istilah yang digunakan untuk
menggambarkan konsep objek tersebut. Misalnya objek yang bertekstur, objek yang
bertekstur dan berbau, serta objek yang bertekstur, berbau, dan berasa. Pengenalan istilah
ini diperlukan untuk memenuhi sebagai alat komunikasi dengan orang yang memiliki
panca indera yang lengkap.
Selain itu, dalam handout “Teaching Strategies” (2006), memaparkan bahwa kepekaan
dari alat indera dapat diasah dengan dilatih secara terus-menerus. Pelatihan ketajaman
sensoris dapat diberikan pada beberapa area tertentu dengan menggunakan indera-indera
yang masih berfungsi serta memaksimalkan keterbatasan indera-indera yang masih tersisa.
Hal ini dibutuhkan bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind agar dapat merasakan
sensasi visual, sensasi auditory, sensasi sentuhan (perabaan/ tactile), sensasi bau
(penciuman/ olfactory), sensasi kinestesis (kinesthetic sense, dan sensasi rasa (pengecapan/
sense of taste).
Menurut Sunanto (2003), dalam pengajaran atau latihan dalam kemampuan mengenal
konsep sebuah objek dikenali atau dipelajari melalui tiga hal penting yaitu tujuan,
karakteristik, dan fungsi. Misalnya konsep tentang pintu dapat dikenali sebagai berikut:
1. Tujuan: untuk memisahkan dua ruang dalam suatu bangunan atau memisahkan antara
ruang (indoors) dan luar ruang (outside).
2. Karakteristik: pintu dapat dibuat dari kayu, metal, kaca, dan lain-lain.
3. Fungsi: pintu dapat berfungsi membuka dan menutup dengan menggunakan engsel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Di samping penggunaan prinsip tersebut, pemahaman konsep objek sangat terkait
dengan pengembangan bahasa. Menurut Sunanto (2003), dalam mengajarkan konsep objek
pada anak-anak, mereka dikatakan telah memahami suatu konsep jika mereka dapat
mengikuti perintah-perintah dengan menggunakan kata-kata (word) yang menggambarkan
konsep tertentu dan dapat menggunakannya dalam komunikasi. Misalnya seorang anak
diberikan suatu mainan (bola) di letakkan di samping tubuhnya, kemudian kita tanya “ini
apa”. Misalnya dia menjawab “bola”, kemudian ditanya lagi “bola ada dimana”, dia
menjawab “di samping”. Kondisi ini menggambarkan bahwa anak telah memahami konsep
objek mengenai bola dan sedikit tentang konsep posisi (di samping).
Komunikasi bagi penyandang buta-tuli/ deaf-blind dikembangkan dengan bahasa
isyarat melalui sentuhan. Anak-anak didorong untuk memahami isyarat yang diberikan
oleh guru maupun pengasuhnya dengan sentuhan. Isyarat yang dilakukan mengikuti isyarat
internasional. Anak-anak juga diajarkan mengucapkan kata-kata (verbal) dengan
mengajarinya memegang leher dan merasakan getarannya. Para ahli menyarankan
penggunaan bahasa oral dan bahasa isyarat yang kemudian dikenal dengan pendekatan
komunikasi total (Sari, 2013). Di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta,
beberapa anak mampu berucap dan beberapa anak yang low vision juga memahami bahasa
bibir walaupun tidak sepenuhnya bisa.
Keterbatasan yang dialami penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind tidak menutup
kemungkinan untuk mengembangkan kemampuan tiga panca indera yang masih berfungsi
dengan baik, yaitu indera penciuman, indera pengecap, dan indera peraba. Tanpa disadari,
kita belajar dari yang terlihat dan terdengar pada waktu tertentu. Gleasson (2006),
berpendapat bahwa konsep yang dimiliki tentang objek di sekitar mereka sebagian besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
diperoleh dari metode ‘belajar secara insidental’ dimana ini merupakan metode paling
dasar dalam belajar untuk mengenal dunia. Pada penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-
blind, gangguan indera penglihatan serta indera pendengaran yang dialaminya bisa
memunculkan hambatan perkembangan antara lain sebagai berikut:
1. Hambatan dalam kemampuan penguasaan komunikasi dan bahasa.
2. Hambatan dalam segi perkembangan sosial.
3. Hambatan dalam segi perkembangan kognitif.
Dari penjelasan tersebut, dapat dibayangkan bahwa penyandang tunaganda buta-tuli/
deaf-blind akan sangat merasa kesulitan dalam melakukan sensasi, terlebih untuk
menginterpretasikan suatu stimulus yang sifatnya visual dan auditory. Hal ini dikarenakan
fungsi pada indera penglihatan serta indera pendengaran terbatas atau terganggu.
Penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mengenal serta memahami lingkungan
sekitarnya dengan cara yang berbeda. Hal ini tentu bukan merupakan hal yang cukup mudah
bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind sampai pada tahap penginterpretasian atau
pemaknaan suatu objek karena dibutuhkan kerja keras serta usaha maksimal. Selain itu,
pengajar yang bekerja di sekolah luar biasa dapat membantu dalam pendampingan belajar
mandiri untuk mengatasi keterbatasan penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind.
Anak yang melihat dan mendengar melakukan antisipasi terhadap kegiatan sehari-hari
sehingga dapat mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatannya. Anak
penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind kehilangan isyarat karena keterbatasan
penglihatan dan pendengarannya, dan menganggap dunia sebagai hal yang tidak dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diprediksi, membingungkan dan menakutkan. Anak ini memerlukan bantuan orang lain
memahami dunia luar. Dari sudut pandang anak penyandang buta-tuli/ deaf-blind, mungkin
tidak memahami atau tidak dapat mengantisipasi yang terjadi terhadap dirinya. Ia mungkin
mencoba berkomunikasi, namun isyarat yang digunakannya sedemikian subtle (tidak
kentara) sehingga sulit bagi orang lain untuk memahaminya.
E. METODE BELAJAR MANDIRI TUNAGANDA BUTA-TULI/ DEAF-
BLIND
Kurikulum di Sekolah Dasar (SD)/ di Sekolah Luar Biasa (SLB) yang digunakan
mengacu pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diperkaya dengan
maternal reflection. Dengan kurikulum tersebut guru, pengasuh, dan murid menggunakan
komunikasi awal (menggunakan media atau membawa anak ke lingkungan), mengaitkan
komunikasi tersebut dalam percakapan dan mengarahkannya ke dalam pembelajaran. Dalam
metode maternal reflection, seorang guru mempersiapkan lingkungan belajar yang
mengarahkan anak pada materi yang akan diberikan pada hari itu (Sari, 2013).
Contoh singkat penggunaan pendekatan maternal reflection yaitu pada pembelajaran
manisan buah. Pada pagi hari sebelum memulai pembelajaran, guru yang dikelilingi
muridnya menyetuhkan buah-buahan pada anak-anak. Anak-anak diajak merasakan bentuk,
aroma, dan rasa dari buah yang dimaksud. Jika anak sudah mengenal huruf, lalu guru
memberikan isyarat huruf-huruf tentang nama buah itu. Pembelajaran sepanjang hari itu
akan bertema manisan buah. Anak-anak akan belajar bahasa, IPA, matematika, sampai
dengan seni berdasarkan pengetahuan awal mereka tentang manisan buah (Sari, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Memiliki keterampilan menyusun suatu metode belajar mandiri dalam mempelajari
konsep objek merupakan kebutuhan bagi para guru di sekolah luar biasa sebagai upaya
untuk memandirikan siswa dengan menggantikan peran guru yang digantikan dengan tulisan
braille. Experiental learning atau belajar dari pengalaman dipilih dengan maksud agar guru-
guru berlatih mendampingi siswa untuk dapat menemukan potensinya sendiri. Pendekatan
ini sangat berbeda dengan pengajaran dimana guru lebih sering menunjukkan atau
menginformasikan sesuatu konsep kepada siswa-siswa daripada mengajak siswa untuk
memahami diri sendiri.
F.Skema Proses Belajar Mandiri Seorang Penyandang Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind
Mempelajari Konsep Objek
┼┼ ┼ ┼
Gambaran fisik anaktunaganda buta-tuli:
▸ Mengalami gangguanfisik akibat adanyakelainan pada inderapenglihatan dan inderapendengaran, sehinggaterganggunya fungsipenglihatan dan fungsipendengaran.
Gambaran proses belajarmandiri seorang penyandangtunaganda buta-tulimempelajari konsep objek
Gambaran proses belajarmandiri anak tunagandabuta-tuli:
▸ Menggantikan peran guruyang digantikan dengantulisan braille.
▸ Experiental learning ataubelajar dari pengalaman,dipilih agar guru-guruberlatih mendampingi siswauntuk dapat menemukanpotensi dirinya.
Gambaran konsep objekanak tunaganda buta-tuli:
▸ Mengembangkankonsep objek melaluipengalaman taktual(synthetic touch andanalytic touch).
▸ Anak usia 7-12 tahunsudah memasuki tahapoperasional-konkrit, masaini belajar untukmengklasifikasikan objek,menggunakan persamaandan perbedaan yang objektersebut miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian kualitatif dengan
menggunakan metode deskriptif studi kasus. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif
adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan secara holistik
dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Metode deskriptif studi kasus bertujuan untuk menjelaskan atau menggambarkan suatu
masalah yang terjadi dewasa ini. Penelitian ini akan mengungkap tentang gambaran proses
belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mempelajari konsep
objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta.
B. BATASAN PENELITIAN
Penelitian ini ingin melihat proses belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-
tuli/ deaf-blind dalam mempelajari konsep objek, maka dengan demikian diperlukan
batasan-batasan dalam pembahasan penelitian tersebut. Batasan-batasan dalam pembahasan
penelitian ini sebagai berikut :
1. Anak Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind
Seorang yang mengalami gangguan fisik akibat adanya kelainan pada indera
penglihatan dan indera pendengaran, sehingga terganggunya fungsi penglihatan dan
fungsi pendengaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Proses Belajar Mandiri Anak Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind
Menggantikan peran guru yang digantikan dengan tulisan braille, sehingga
experiental learning atau belajar dari pengalaman dipilih agar guru-guru berlatih
mendampingi siswa untuk dapat menemukan potensi dirinya.
3. Konsep Objek Anak Tunaganda Buta-Tuli/ Deaf-Blind
Proses penggunaan informasi sensoris (sensory information) untuk membentuk suatu
gambaran ruang (space) dan lingkungan.
Pada penelitian ini memerlukan suatu kriteria sebagai batasan untuk melakukan proses
belajar mandiri bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mempelajari konsep objek,
yaitu sebagai berikut:
1. Penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind diharapkan memiliki kemampuan dalam
memaksimalkan fungsi organ-organ sensoriknya yang meliputi mampu memahami
sensasi bau, rasa, dan raba.
2. Penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind diharapkan memiliki kemampuan
berkomunikasi yang meliputi mampu menggunakan spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.
C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek yang berpartisipasi pada penelitian ini berjumlah satu orang berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan oleh peneliti. Peneliti melakukan batasan berdasarkan kriteria fisik,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yaitu penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind. Subjek yang ikut berpartisipasi
merupakan siswa di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta.
Penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind ini merupakan anak laki-laki berusia 10
tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Penelitian ini juga melibatkan seorang guru
pendamping penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind di Sekolah Luar Biasa (SLB)
tersebut. Hal ini dilakukan agar peneliti memperoleh data tambahan berupa wawancara
mengenai anak penyadang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind tersebut.
D. PENGKONDISIAN SUBJEK UNTUK MENDAPATKAN DATA
Pengkondisian adalah suatu prosedur percobaan yang digunakan untuk memodifikasi
perilaku dan semua proses belajar melibatkan pengkondisian. Pengkondisian dilakukan
dalam rangka untuk mendeskripsikan prosedur aktual yang dapat memodifikasi perilaku
(Hergenhahn&Olson, 2009).
Subjek perlu dikondisikan dengan menggunakan tulisan Braille, adapun settingnya
dengan cara subjek diminta untuk menulis menggunakan Braille. Penggunaan tulisan Braille
dibutuhkan sebagai alat bantu belajar untuk mendapatkan informasi selain dari sumber guru
dalam proses belajar mandiri bagi seorang penyadang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind dalam
mempelajari konsep objek.
Pada penelitian ini subjek dikenalkan dengan objek sekaligus diberitau nama-nama objek
yang memiliki stimulus raba, stimulus bau, dan stimulus rasa disertai keterangan dengan
tulisan Braille. Setiap hari dalam kurun waktu satu jam selama satu minggu subjek dipandu
belajar dengan tulisan Braille. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir peran guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
proses pembelajaran. Pada minggu berikutnya, peneliti akan mengujikan objek-objek yang
sudah dipelajari oleh subjek selama satu minggu lalu. Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Guru akan memberikan informasi mengenai 6 objek dalam bentuk spelling abjad jari
kepada subjek.
2. Guru akan memberikan informasi mengenai 6 objek dalam bentuk bahasa isyarat
kepada subjek.
3. Guru akan memberikan informasi mengenai 6 objek dalam bentuk tulisan braille yang
diantara objek tersebut memiliki stimulus raba, stimulus bau, dan stimulus rasa
kepada subjek.
4. Subjek akan diberi kesempatan mengidentifikasi 6 objek tersebut tanpa guru. Peneliti
memberikan satu persatu objek kepada subjek lalu meminta subjek untuk mengenali
objek tersebut dengan caranya sendiri (tanpa bantuan dari guru kelas serta peneliti).
5. Peneliti akan menguji pemahaman subjek mengenai objek tersebut dengan meminta
subjek untuk menebak nama objek menggunakan spelling abjad jari, bahasa isyarat,
dan tulisan braille dari macam-macam objek yang telah dipelajari.
Pada penelitian tersebut, peneliti memberikan 2 objek pada setiap kategorinya. Hal ini
bertujuan untuk melihat perbandingan dalam mengenali objek-objek yang ada. Alasan
peneliti memberikan 6 objek dalam penelitiannya karena keenam objek yang dipilih belum
diajarkan oleh guru kepada subjek dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dan sesuai
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) 2006 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) kelas 3 Sekolah Dasar (SD), sehingga dapat dikatakan bahwa penelitian ini
sekaligus dapat membantu guru dan subjek dalam mempelajari bahan ajar yang ada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
buku pelajaran tersebut. Berikut ini merupakan pengkategorian objek yang digunakan dalam
penelitian:
Tabel 1
Kategori Objek
No Kategori Objek
Bertekstur Bertekstur&Berbau Bertekstur,Berbau&Berasa
1. Flashdisk Aroma terapi Kiwi
2. Penjepit pakaian Pewangi pakaian Kunyit
Peneliti juga mengobservasi perilaku subjek dalam mengenali objek-objek yang diberikan
oleh peneliti selama proses pengambilan data berlangsung. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui berapa banyak objek yang dapat dipelajari subjek dalam memahami objek
tersebut serta dapat memberikan gambaran proses belajar mandiri seorang penyandang
tunaganda buta-tuli/ deaf-blind mempelajari konsep objek.
E. METODE PENGAMBILAN DATA
1. Observasi
Jenis observasi yang digunakan adalah observasi partisipan, yaitu peneliti dalam
penelitian ini bertindak sebagai pengamat yang berpartisipasi dalam situasi tertentu dan
terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai
sumber data penelitian. Berdasarkan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan
lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak (Sugiyono, 2011). Tujuan dilakukan observasi ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
a. Untuk memperoleh data-data (fakta dan informasi) mengenai gambaran awal tentang
subjek serta lingkungannya.
b. Untuk menemukan hal-hal yang tidak terungkap dari subjek dalam wawancara karena
bersifat sensitif.
c. Untuk membuat peneliti lebih mengerti secara langsung tentang kehidupan penyandang
tunaganda buta-tuli/ deaf-blind atau masalah-masalah yang dihadapinya.
2. Wawancara
Wawancara semiterstruktur yaitu wawancara yang menggunakan panduan dimana
dalam pelaksanaannya tidak terikat atau lebih bebas dibandingkan dengan wawancara
terstruktur (Sugiyono, 2011). Dalam wawancara ini, peneliti menggunakan peralatan
pendukung, antara lain:
a. Alat perekam untuk merekam proses wawancara
b. Ballpoint dan kertas untuk mencatat informasi yang dianggap penting.
Wawancara dilakukan dengan guru kelas dan orangtua subjek karena keduanya
merupakan orang yang mendampingi subjek dalam proses tumbuh kembangnya.
F. ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses mengatur serta mengorganisasikan urutan data ke dalam
suatu pola uraian besar. Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu deskriptif
kualitatif, dimana observasi dan dokumentasi data sekunder digunakan sebagai
pengambilan data utama, setelah mengumpulkan data, maka selanjutnya peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menganalisis data. Menurut Sugiyono (2011), tahap - tahap dalam proses analisis data
sebagai berikut:
1. Reduksi data
Data hasil observasi dan dokumentasi diolah melalui proses reduksi data dengan cara
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
kemudian dicari tema dan polanya. Hasil kedua sumber data tersebut dikelompokkan dan
diberi kode berdasarkan subjek yang diteliti sehingga memudahkan peneliti untuk dapat
melihat catatan-catatan yang penting di dalam hasil tersebut.
2. Penyajian data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Penyajian data
dalam penelitian ini dilakukan dalam bentuk tabel, uraian singkat, dan hubungan antar
kategori. Tahapan ini dilakukan untuk melihat dan memberikan tanda sehingga apa yang
dituliskan dapat sesuai dengan kebutuhan yang ingin diteliti. Selain itu, peneliti juga
memberikan kode sehingga dapat mempermudah dalam mengelompokkan data-data yang
sesuai.
3. Verifikasi
Proses berikutnya adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi berdasarkan data yang
telah direkap/ disajikan dalam bentuk deskriptif.
G. KEABSAHAN DATA
Menurut Sugiyono (2011), penelitian kualitatif adalah suatu realitas itu bersifat
majemuk atau ganda, dinamis atau selalu berubah sehingga tidak ada yang konsisten dan
berulang seperti semula. Selain itu, cara melaporkannya pun bersifat ideosyneratic dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
individualistik, selalu berbeda dari orang perorang. Tiap peneliti memberi laporan
menurut bahasa dan jalan pikiran sendiri.
Menurut Akbar dan Usman (2001) terdapat empat kriteria yang digunakan dalam
penelitian kualitatif yaitu kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability),
kebergantungan (dependability), dan kepastian (confirmability).
1. Kepercayaan (Credibility)
Kredibilitas ialah kesesuaian antara konsep peneliti dengan konsep subjek.
Pengujian kredilitas dilakukan dengan cara:
a. Waktu pengamatan yang digunakan dalam penelitian harus
cukup lama dan dilakukan secara terus menerus.
b. Mengadakan triangulasi untuk menghilangkan perbedaan-
perbedaan sewaktu mengumpulkan data dan mengulang temuannya
dengan membandingkan berbagai sumber, metode, atau teori.
c. Bertanya atau mendiskusikan dengan teman lainnya atau
orang-orang yang berkompeten agar sesuai.
d. Menganalisis kasus negatif yang bertentangan dengan hasil
penelitian.
e. Menggunakan alat bantu dalam memperoleh data.
f. Menggunakan member check, yaitu memeriksa kembali
informasi dengan pertanyaan ulang.
2. Keteralihan (Transferabilitas)
Transferabilitas dalam hal ini ialah apabila hasil penlitian tersebut dapat
digunakan pada tempat lain. Untuk memperoleh transferabilitas yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dipercaya peneliti juga perlu mempelajari kelompok lain sampai terdapat
kesamaan mengenai suatu gejala.
3. Ketergantungan (Dependability)
Dalam penelitian kualitatif, uji dependability dilakukan dengan melakukan
audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Caranya dilakukan oleh auditor yang
independen, atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti
dalam melakukan penelitian. Peneliti mulai menentukan masalah/ fokus,
memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data,
melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat
ditunjukkan oleh peneliti.
4. Konformitas (Confirmability)
Dalam penelitian kualitatif, uji confirmability mirip dengan uji dependability,
sehingga pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji hasil
penelitian dikaitkan dengan proses yang dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PROSES PENELITIAN
Peneliti terlebih dahulu melakukan beberapa tahapan-tahapan sebagai bagian dari
proses penelitian sebelum melakukan pengambilan data. Tahapan-tahapan yang
dilakukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut:
1. Peneliti Membuat Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian berisi latar belakang serta tujuan penelitian yang akan
dilakukan berupa landasan teori, metode penelitian, dan batasan penelitian.
2. Peneliti Menentukan Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian terdapat di Sekolah Luar Biasa Ganda Buta-Tuli Helen Keller
Indonesia (SLB G/ AB HKI) Yogyakarta yang merupakan satu-satunya tempat untuk
menangani ketunaan ganda bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind. Di
Sekolah Luar Biasa (SLB) tersebut hanya terdapat 1 orang anak berusia 10 tahun
penyandang buta-tuli total.
3. Meminta Surat Keterangan Penelitian Dari Kampus
Surat keterangan penelitian dari kampus sebagai surat ijin untuk melakukan penelitian
di Sekolah Luar Biasa Ganda Buta-Tuli Helen Keller Indonesia (SLB G/ AB HKI)
Yogyakarta.
4. Melaksanakan Observasi serta Perkenalan Dengan Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Observasi dan perkenalan dengan subjek dilakukan setelah mendapat persetujuan
penelitian dari Kepala Sekolah Luar Biasa Ganda Buta-Tuli Helen Keller Indonesia
(SLB G/ AB HKI) Yogyakarta. Hal tersebut dilakukan untuk memperoleh data-data
(fakta dan informasi) mengenai gambaran awal tentang subjek serta lingkungannya.
5. Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini dengan metode observasi dan wawancara yang
menggunakan alat perekam gambar serta suara. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
data yang mendukung tentang proses belajar mandiri seorang penyandang tunaganda
buta-tuli/ deaf-blind mempelajari konsep objek.
6. Melakukan Koding Hasil Observasi serta Wawancara
Koding hasil observasi serta wawancara dilakukan berdasarkan kata kunci yang telah
ditetapkan lalu memberikan nomor secara berurutan pada setiap baris transkrip data
tersebut.
7. Melaksanakan Konfirmasi Hasil Wawancara Kepada Interviewee
Konfirmasi hasil wawancara kepada interviewee dilakukan untuk mengetahui data-
data yang didapatkan oleh peneliti sudah sesuai dengan informasi sebenarnya. Hal
tersebut dilakukan untuk mencapai validitas komunikatif yang didapatkan dari hasil
konfirmasi interviewee kepada interview.
8. Membuat Pembahasan dan Kesimpulan
Membuat pembahasan dan kesimpulan berdasarkan hasil dari penelitian dengan
subjek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Tabel 2
Tahap Perijinan Hingga Pengambilan Data
No Tanggal Keterangan Lokasi
1. 08 Oktober 2014 Mengambil surat ijin observasi
dari kampus dan menyerahkan
surat tersebut ke SLB G/ AB
HKI.
Sekretariat F. Psi
USD Paingan,
SLB G/ AB HKI.
2. 03 November 2014 Perkenalan dengan guru kelas dan
subjek.
Kelas Anne
Sullivan.
3. 10 November 2014 –
15 November 2014
Melakukan observasi kegiatan
belajar.
Kelas Anne
Sullivan.
4. 30 Januari 2015 Mengambil surat ijin
pengambilan data dari kampus
dan menyerahkan surat tersebut
ke SLB G/ AB HKI.
Sekretariat F. Psi
USD Paingan,
SLB G/ AB HKI.
5. 16 Februari 2015 Diskusi rancangan pengambilan
data dengan guru kelas.
Kelas Anne
Sullivan.
6. 23 Februari 2015 Wawancara dengan guru kelas. Kelas Anne
Sullivan.
7. 02 Maret 2015 Wawancara dengan orangtua
subjek.
Kelas Anne
Sullivan.
8. 06 April 2015 Diskusi rancangan pengambilan
data dengan guru kelas.
Kelas Anne
Sullivan.
9. 13 April 2015 Wawancara dengan guru kelas
dan orangtua subjek.
Kelas Anne
Sullivan.
10. 20 April 2015 –
27 April 2015
Pengambilan data. Kelas Anne
Sullivan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
C. IDENTITAS dan GAMBARAN SUBJEK
1. Identitas Subjek
Tabel 3
Identitas Subjek
No Keterangan Identitas Subjek
1. Inisial H
2. Jenis Kelamin Laki-laki
3. Usia 10 tahun
4. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) kelas 3
5. Agama Islam
6. Latar Kebudayaan Jawa
7. Asal Yogyakarta
8. Urutan Kelahiran Anak ke 2 dari 2 bersaudara
9. Saudara Menderita Buta-Tuli Tidak ada
10. Ketunaan yang Dialami Buta total dan tuli total
11. Diagnosa Buta-Tuli Terdiagnosa usia 18 bulan
12. Penyebab Ketunaan Ganda Virus Rubella
2. Latar Belakang Subjek
Subjek terlahir dari keluarga yang sederhana, bapaknya bekerja sebagai petani dan
ibunya bekerja sebagai pelayan di sebuah rumah makan. Subjek juga memiliki satu orang
kakak perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Keterbatasan yang dialami subjek
saat ini adalah ketunaan ganda yang meliputi buta total dan tuli total. Hal ini berpengaruh
pada relasi subjek dengan orang di sekitarnya ketika melakukan proses belajar mandiri
sehingga subjek memerlukan bantuan orang lain dalam pendampingan belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Melalui hasil wawancara dengan orangtua subjek diketahui bahwa sewaktu
melahirkan anaknya memiliki penglihatan dan pendengaran yang normal, namun virus
rubella yang menimpa subjek saat usianya 18 bulan. Suatu ketika orangtua subjek
memperhatikan anak laki-lakinya tidak mampu merespon ketika ada suara nyaring
berbunyi atau ketika ada benda di depan mata putranya, dengan demikian jelas bahwa
anaknya buta dan sekaligus tuli. Hal tersebut yang membuat subjek mengalami kesulitan
dalam berkomunikasi serta belajar mengenal tentang lingkungan di sekitarnya.
Beberapa tahun mengalami hal tersebut dirasa sangat berat bagi subjek dan
keluarganya. Subjek menjadi anak yang sangat sulit diatur dan nakal. Subjek terus
berusaha untuk terus berbicara, namun tidak seorangpun yang dapat memahami
perkataannya sehingga ia sering mencubit dan mendorong ketika berinteraksi dengan
orang di sekitarnya. Orangtuanya terutama sang ibu sangat sedih melihat kondisi anak
mereka kemudian sepakat jika anaknya harus ditempatkan di sebuah ruang lingkup
pendidikan agar dapat belajar sopan santun. Seiring berjalannya waktu, ketika subjek
berusia 4 tahun keluarganya mendapat saran dari seorang guru Sekolah Luar Biasa (SLB)
untuk mengunjungi Sekolah Luar Biasa Ganda Buta-Tuli Helen Keller Indonesia (SLB
G/ AB HKI) Yogyakarta. Hal ini dikarenakan sekolah tersebut merupakan satu-satunya
tempat untuk menangani ketunaan ganda bagi penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-
blind.
Melalui hasil wawancara dengan guru kelas subjek diketahui bahwa pada usia 6
tahun subjek sudah bersekolah di Sekolah Luar Biasa Ganda (SLB) setelah sebelumnya
diusia 4 tahun tidak mau sekolah karena merasa takut berada di lingkungan baru. Guru
kelas subjek mulai melatih kemandirian subjek sejak masuk sekolah dengan meminta ibu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
subjek untuk meninggalkan anaknya ketika Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
berlangsung, namun subjek mengamuk setiap kali mengetahui ibunya tidak ada untuk
menemani dirinya di sekolah. Setiap kali subjek meminta gurunya untuk menghadirkan
ibu pada jam pelajaran, maka sang guru menyuruh subjek untuk pulang ke rumah dan
tidak diperbolehkan mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di sekolah. Beberapa
hari berlangsung akhirnya subjek mulai ada keinginan dari dirinya sendiri untuk belajar
mandiri tanpa ditemani oleh ibunya di sekolah. Itulah awal proses belajar mandiri yang
subjek pelajari dari gurunya.
Subjek pertama kali diajarkan oleh gurunya meraba objek kemudian mengeja objek
dengan jari, dengan demikian ia dapat memahami konsep nama objek dan
menghubungkan kata dengan objek. Di sekolah subjek belajar dengan metode yang tepat,
namun ia tidak tahu bagaimana caranya untuk mengucapkan kata-kata dari objek
tersebut. Subjek tidak bisu hanya saja karena sejak kecil ia sudah tidak memiliki
kemampuan untuk melihat dan mendengar, maka subjek juga tidak bisa menirukan suara
orang lain. Guru subjek kemudian mengajarinya berbicara melalui gerakan mulut dengan
cara memegang tangan subjek dan meletakkannya pada rahang serta tenggorokannya lalu
mulailah subjek perlahan mengeluarkan suara. Proses belajar berbicara yang dilakukan
oleh subjek cukup lambat dan sulit sehingga subjek juga menggunakan bahasa isyarat
untuk berkomunikasi dengan teman-temannya. Secara bertahap kemampuan subjek
dalam belajar berkembang dengan cukup baik sehingga saat ini ia sudah mampu
menggunakan huruf braille bahkan juga belajar menggunakan mesin ketik braille. Media
tersebut yang membantu subjek dalam proses belajar mandiri mempelajari konsep objek
di lingkungannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Di sekolah subjek mempelajari berbagai pengalaman yang meliputi pengembangan
isyarat, ketrampilan menggunting dan menempel, menulis, artikulasi, ketrampilan
meronce, berbelanja dan memasak, musik dan menari, Orientasi&Mobilitas (O&M),
bercerita dan membaca buku cerita, berkebun, berenang, bersepeda, senam, serta Activity
of Daily Living (ADL). Subjek sangat senang belajar hal-hal yang baru bagi dirinya
sehingga ia cepat menangkap materi yang diajarkan padanya.
D. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian didapatkan dengan melakukan analisa dari data observasi lalu
dikategorikan berdasarkan kriteria dalam bentuk tabel. Analisa dalam mempelajari
konsep objek pada subjek yang tercantum di bawah ini merupakan analisa peneliti untuk
mendapatkan gambaran proses belajar mandiri seorang penyandang tunaganda buta-tuli
mempelajari konsep objek di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia Yogyakarta.
1. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan
Subjek menggunakan indera perabanya untuk merasakan sensasi sentuhan objek
yang diberikan kepadanya ketika proses pengambilan data berlangsung. Hal ini
terlihat dari pengamatan pada hari pertama hingga hari keenam mengenai objek
pertama yaitu flashdisk dan objek kedua yaitu penjepit pakaian.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan proses belajar pada objek flashdisk
dalam penelitian:
a. Hasil Proses Belajar Pada Objek Flashdisk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4
Hasil Pengamatan Objek Flashdisk
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Memutar
objek
Memutar
objek
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“keras”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“halus”
(suara
pelan)
Membuka
penutup
objek
Membuka
penutup
objek
Membuka
penutup
objek
Membuka
penutup
objek
Membuka
penutup
objek
Membuka
penutup
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek flashdisk. Subjek secara keseluruhan
menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek. Hal ini dapat
dilihat pada tabel nomor 4 ketika subjek beberapa kali mengulang hal yang
konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, membuka penutup
objek, mampu spelling abjad jari nama objek, mampu bahasa isyarat nama objek, dan
mampu menulis nama objek dengan braille. Disisi lain, ada beberapa hal konsisten
yang dilakukan oleh subjek hanya pada 2 hari pengenalan awal ketika
mengidentifikasi objek flashdisk, seperti memutar objek, bertanya nama objek (suara
pelan), dan mampu menebak tekstur objek (suara pelan).
Proses belajar subjek pada objek flashdisk dilakukan tanpa didampingi aktif oleh
guru kelas sehingga dapat dikatakan adanya proses belajar mandiri dalam
mempelajari konsep objek. Subjek diberikan tulisan braille keterangan objek di awal,
dikenalkan pada flashdisk kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap flashdisk,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
dan subjek mengaitkan bacaan pada tulisan braille dengan hasil eksplorasinya pada
flashdisk sehingga subjek dapat menebak bahwa objek tersebut bernama flashdisk.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan proses belajar pada objek penjepit
pakaian dalam penelitian:
b. Hasil Proses Belajar Pada Objek Penjepit pakaian
Tabel 5
Hasil Pengamatan Objek Penjepit pakaian
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Memutar
objek
Memutar
objek
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“tebal”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“kasar”
(suara
pelan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Menjepit
objek ke
baju
Menjepit
objek ke
baju
Menjepit
objek ke
baju
Menjepit
objek ke
baju
Menjepit
objek ke
baju
Menjepit
objek ke
baju
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek penjepit pakaian. Subjek secara keseluruhan
menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek. Hal ini dapat
dilihat pada tabel nomor 5 ketika subjek beberapa kali mengulang hal yang
konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, menjepit objek ke
baju, mampu spelling abjad jari nama objek, mampu bahasa isyarat nama objek, dan
mampu menulis nama objek dengan braille. Disisi lain, ada beberapa hal konsisten
yang dilakukan oleh subjek hanya pada 2 hari pengenalan awal ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengidentifikasi objek penjepit pakaian, seperti memutar objek, bertanya nama
objek (suara pelan), dan mampu menebak tekstur objek (suara pelan).
Proses belajar subjek pada objek penjepit pakaian dilakukan tanpa didampingi aktif
oleh guru kelas sehingga dapat dikatakan adanya proses belajar mandiri dalam
mempelajari konsep objek. Subjek diberikan tulisan braille keterangan objek di awal,
dikenalkan pada penjepit pakaian kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap
penjepit pakaian, dan subjek mengaitkan bacaan pada tulisan braille dengan hasil
eksplorasinya pada penjepit pakaian sehingga subjek dapat menebak bahwa objek
tersebut bernama penjepit pakaian.
Berikut ini merupakan kesimpulan dari hasil pengamatan proses belajar pada
objek yang memiliki satu sensasi (sentuhan) dalam penelitian:
c. Kesimpulan Proses Belajar Pada Objek Sensasi Sentuhan
Tabel 6
Hasil Proses Belajar Pada Objek Dalam Kategori
Sensasi Sentuhan
No Persamaan Perlakuan Perbedaan Perlakuan
Flashdisk&Penjepit pakaian Flashdisk Penjepit pakaian
1. Meraba braille keterangan
objek
Membuka penutup
objek
Menjepit objek ke
baju
2. Meraba objek
3. Memutar objek (hanya pada 2
hari pengenalan awal)
4. Bertanya nama objek (hanya
pada 2 hari pengenalan awal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No Persamaan Perlakuan Perbedaan Perlakuan
Flashdisk&Penjepit pakaian Flashdisk Penjepit pakaian
5. Mampu menebak tekstur
objek (hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
6. Mampu spelling abjad jari
nama objek
7. Mampu bahasa isyarat nama
objek
8. Mampu menulis nama objek
dengan braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek flashdisk dan objek penjepit pakaian. Subjek
secara keseluruhan menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep
objek yang memiliki satu sensasi (sentuhan). Hal ini dapat dilihat pada tabel nomor 6
ketika subjek mengidentifikasi dua objek yang memiliki satu sensasi (sentuhan)
dengan konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, mampu
spelling abjad jari nama objek, mampu bahasa isyarat nama objek, dan mampu
menulis nama objek dengan braille.
Subjek juga melakukan beberapa hal unik yang konsisten, namun hanya pada 2
hari pengenalan awal dan setelah itu tidak dilakukannya lagi. Hal ini dapat dilihat
pada tabel nomor 6 ketika subjek mengidentifikasi objek yang baru, seperti memutar
objek, bertanya nama objek, dan mampu menebak tekstur objek.
Disisi lain, ada perbedaan ketika subjek mengidentifikasi dua objek berbeda yang
memiliki satu sensasi (sentuhan), seperti pada objek flashdisk (membuka penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
objek) dan pada objek penjepit pakaian (menjepit objek ke baju). Hal ini dikarenakan
bentuk dari kedua objek tersebut berbeda.
2. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan dan Sensasi Bau
Subjek menggunakan indera perabanya untuk merasakan sensasi sentuhan dan
menggunakan indera penciumannya untuk merasakan sensasi bau objek yang
diberikan kepadanya ketika proses pengambilan data berlangsung. Hal ini terlihat dari
pengamatan pada hari pertama hingga hari keenam mengenai objek pertama yaitu
aroma terapi dan objek kedua yaitu pewangi pakaian. Berikut ini merupakan hasil
pengamatan proses belajar pada objek aroma terapi dalam penelitian:
a. Hasil Proses Belajar Pada Objek Aroma terapi
Tabel 7
Hasil Pengamatan Objek Aroma terapi
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Objek
didekatkan
ke hidung
Objek
didekatkan
ke hidung
Mencium
objek
Mencium
objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“keras”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“tebal”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“wangi”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“harum”
(suara
pelan)
Mengibas
tangan ke
arah objek
dan
mencium
tangannya
Mengibas
tangan ke
arah objek
dan
mencium
tangannya
Mengibas
tangan ke
arah objek
dan
mencium
tangannya
Mengibas
tangan ke
arah objek
dan
mencium
tangannya
Mengibas
tangan ke
arah objek
dan
mencium
tangannya
Mengibas
tangan ke
arah objek
dan
mencium
tangannya
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan pengamatan melalui selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek aroma terapi. Subjek secara keseluruhan
menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek. Hal ini dapat
dilihat pada tabel nomor 7 ketika subjek beberapa kali mengulang hal yang
konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, mengibaskan
tangan kearah objek dan mencium tangannya, mampu spelling abjad jari nama objek,
mampu bahasa isyarat nama objek, serta mampu menulis nama objek dengan braille.
Disisi lain, ada beberapa hal konsisten yang dilakukan oleh subjek hanya pada 2
hari pengenalan awal ketika mengidentifikasi objek aroma terapi, seperti objek
didekatkan ke hidung, mencium objek, bertanya nama objek (suara pelan), mampu
menebak tekstur objek (suara pelan), dan mampu menebak aroma objek (suara
pelan).
Proses belajar subjek pada objek penjepit pakaian dilakukan tanpa didampingi
aktif oleh guru kelas sehingga dapat dikatakan adanya proses belajar mandiri dalam
mempelajari konsep objek. Subjek diberikan tulisan braille keterangan objek di awal,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dikenalkan pada aroma terapi kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap aroma
terapi, dan subjek mengaitkan bacaan pada tulisan braille dengan hasil eksplorasinya
pada aroma terapi sehingga subjek dapat menebak bahwa objek tersebut bernama
aroma terapi.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan proses belajar pada objek pewangi
pakaian dalam penelitian:
b. Hasil Proses Belajar Pada Objek Pewangi pakaian
Tabel 8
Hasil Pengamatan Objek Pewangi pakaian
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Objek
didekatkan
ke hidung
Objek
didekatkan
ke hidung
Mencium
objek
Mencium
objek
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
menebak
tekstur
objek
“cair”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“kental”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“harum”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“bunga”
(suara
pelan)
Mengoles
objek ke
baju dan
mencium
bajunya
Mengoles
objek ke
baju dan
mencium
bajunya
Mengoles
objek ke
baju dan
mencium
bajunya
Mengoles
objek ke
baju dan
mencium
bajunya
Mengoles
objek ke
baju dan
mencium
bajunya
Mengoles
objek ke
baju dan
mencium
bajunya
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek pewangi pakaian. Subjek secara keseluruhan
menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek. Hal ini dapat
dilihat pada tabel nomor 8 ketika subjek beberapa kali mengulang hal yang
konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, mengoles objek ke
baju dan mencium bajunya, mampu spelling abjad jari nama objek, mampu bahasa
isyarat nama objek, serta mampu menulis nama objek dengan braille.
Disisi lain, ada beberapa hal konsisten yang dilakukan oleh subjek hanya pada 2
hari pengenalan awal ketika mengidentifikasi objek pewangi pakaian, seperti objek
didekatkan ke hidung, mencium objek, bertanya nama objek (suara pelan), mampu
menebak tekstur objek (suara pelan), dan mampu menebak aroma objek (suara
pelan).
Proses belajar subjek pada objek pewangi pakaian dilakukan tanpa didampingi
aktif oleh guru kelas sehingga dapat dikatakan adanya proses belajar mandiri dalam
mempelajari konsep objek. Subjek diberikan tulisan braille keterangan objek di awal,
dikenalkan pada pewangi pakaian kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap
pewangi pakaian, dan subjek mengaitkan bacaan pada tulisan braille dengan hasil
eksplorasinya pada pewangi pakaian sehingga subjek dapat menebak bahwa objek
tersebut bernama pewangi pakaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Berikut ini merupakan kesimpulan dari hasil pengamatan proses belajar pada
objek yang memiliki dua sensasi sekaligus (sentuhan-bau) dalam penelitian:
c. Kesimpulan Proses Belajar Pada Objek Sensasi Sentuhan&Bau
Tabel 9
Hasil Proses Belajar Pada Objek Sensasi Sentuhan serta Bau
No Persamaan Perlakuan Perbedaan Perlakuan
Aroma terapi&Pewangi
pakaian
Aroma terapi Pewangi pakaian
1. Meraba braille keterangan
objek
Mengibaskan tangan ke
arah objek dan
mencium tangannya
Mengoles objek ke
baju dan mencium
bajunya
2. Meraba objek
3. Objek di dekatkan ke
hidung (hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
4. Mencium objek (hanya
pada 2 hari pengenalan
awal)
5. Bertanya nama objek
(hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
6. Mampu menebak tekstur
(hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
7. Mampu menebak aroma
(hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
8. Mampu spelling abjad jari
nama objek
9. Mampu bahasa isyarat
nama objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No Persamaan Perlakuan Perbedaan Perlakuan
Aroma terapi&Pewangi
pakaian
Aroma terapi Pewangi pakaian
10. Mampu menulis nama
objek dengan braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulam melaui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek aroma terapi dan objek pewangi pakaian.
Subjek secara keseluruhan menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari
konsep objek yang memiliki dua sensasi sekaligus (sentuhan-bau). Hal ini dapat dilihat
pada tabel nomor 9 ketika subjek mengidentifikasi dua objek yang memiliki dua
sensasi sekaligus (sentuhan-bau) dengan konsisten, seperti meraba braille keterangan
objek, meraba objek, mampu spelling abjad jari nama objek, mampu bahasa isyarat
nama objek, dan mampu menulis nama objek dengan braille.
Subjek juga melakukan beberapa hal unik yang konsisten, namun hanya pada 2
hari pengenalan awal dan setelah itu tidak dilakukannya lagi. Hal ini dapat dilihat
pada tabel nomor 9 ketika subjek mengidentifikasi objek yang baru, seperti objek di
dekatkan ke hidung, mencium objek, bertanya nama objek, mampu menebak tekstur
objek, dan mampu menebak aroma objek.
Disisi lain, ada perbedaan ketika subjek mengidentifikasi dua objek berbeda yang
memiliki dua sensasi (sentuhan-bau), seperti pada objek aroma terapi (mengibaskan
tangan ke arah objek dan mencium tangannya) dan pada objek pewangi pakaian
(mengoles objek baju dan mencium bajunya). Hal ini dikarenakan bentuk dari kedua
objek tersebut berbeda.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
3. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan, Bau, serta Rasa
Subjek menggunakan indera perabanya untuk merasakan sensasi sentuhan,
menggunakan indera penciumannya untuk merasakan sensasi bau, menggunakan
indera pengecapnya untuk merasakan sensasi rasa objek yang diberikan kepadanya
ketika proses pengambilan data berlangsung. Hal ini terlihat dari pengamatan pada
hari pertama hingga hari keenam mengenai objek pertama yaitu kiwi dan objek kedua
yaitu kunyit. Berikut ini merupakan hasil pengamatan proses belajar pada objek kiwi
dalam penelitian:
a. Hasil Proses Belajar Pada Objek Kiwi
Tabel 10
Hasil Pengamatan Objek Kiwi
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Objek
didekatkan
ke hidung
Objek
didekatkan
ke hidung
Mencium
objek
Mencium
objek
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
menebak
tekstur
objek
“berbulu”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“halus”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“harum”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“wangi”
(suara
pelan)
Mencecap
objek
Mencecap
objek
Mampu
menebak
rasa objek
“asam”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
rasa objek
“manis”
(suara
pelan)
Memakan
objek
Memakan
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek kiwi. Subjek secara keseluruhan
menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek. Hal ini dapat
dilihat pada tabel nomor 10 ketika subjek beberapa kali mengulang hal yang
konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, mampu spelling
abjad jari nama objek, mampu bahasa isyarat nama objek, dan mampu menulis nama
objek dengan braille.
Disisi lain, ada beberapa hal konsisten yang dilakukan oleh subjek hanya pada 2
hari pengenalan awal ketika mengidentifikasi objek kiwi, seperti objek didekatkan ke
hidung, mencium objek, bertanya nama objek (suara pelan), mampu menebak tekstur
objek (suara pelan), mampu menebak aroma objek (suara pelan), mencecap objek,
mampu menebak rasa objek (suara pelan), dan memakan objek.
Proses belajar subjek pada objek kiwi dilakukan tanpa didampingi aktif oleh guru
kelas sehingga dapat dikatakan adanya proses belajar mandiri dalam mempelajari
konsep objek. Subjek diberikan tulisan braille keterangan objek di awal, dikenalkan
pada kiwi kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap kiwi, dan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
mengaitkan bacaan pada tulisan braille dengan hasil eksplorasinya pada kiwi
sehingga subjek dapat menebak bahwa objek tersebut bernama kiwi.
Berikut ini merupakan hasil pengamatan proses belajar pada objek kunyit dalam
penelitian:
b. Hasil Proses Belajar Pada Objek Kunyit
Tabel 11
Hasil Pengamatan Objek Kunyit
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
braille
keterangan
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Meraba
objek
Objek
didekatkan
ke hidung
Objek
didekatkan
ke hidung
Mencium
objek
Mencium
objek
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
Bertanya
nama
objek
(suara
pelan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
menebak
tekstur
objek
“kasar”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
tekstur
objek
“keras”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“nyengat”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
aroma
objek
“nyengat”
(suara
pelan)
Mencecap
objek
Mencecap
objek
Mampu
menebak
rasa objek
“pahit”
(suara
pelan)
Mampu
menebak
rasa objek
“pahit”
(suara
pelan)
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
spelling
abjad jari
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
Mampu
bahasa
isyarat
nama
objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Hari 6
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Mampu
menulis
nama
objek
dengan
braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek kunyit. Subjek secara keseluruhan
menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek. Hal ini dapat
dilihat pada tabel nomor 11 ketika subjek beberapa kali mengulang hal yang
konsisten, seperti meraba braille keterangan objek, meraba objek, mampu spelling
abjad jari nama objek, mampu isyarat nama objek, dan mampu menulis nama objek
dengan braille.
Disisi lain, ada beberapa hal konsisten yang dilakukan oleh subjek hanya pada 2
hari pengenalan awal ketika mengidentifikasi objek kunyit, seperti objek didekatkan
ke hidung, mencium objek, bertanya nama objek (suara pelan), mampu menebak
aroma objek (suara pelan), mencecap objek, dan mampu menebak rasa objek (suara
pelan).
Proses belajar subjek pada objek kunyit dilakukan tanpa didampingi aktif oleh
guru kelas sehingga dapat dikatakan adanya proses belajar mandiri dalam
mempelajari konsep objek. Subjek diberikan tulisan braille keterangan objek di awal,
dikenalkan pada kunyit kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap kunyit, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
subjek mengaitkan bacaan pada tulisan braille dengan hasil eksplorasinya pada
kunyit sehingga subjek dapat menebak bahwa objek tersebut bernama kunyit.
Berikut ini merupakan kesimpulan dari hasil pengamatan proses belajar pada
objek yang memiliki tiga sensasi sekaligus (sentuhan-bau-rasa) dalam penelitian:
c. Kesimpulan Proses Belajar Objek Sensasi Sentuhan, Bau&Rasa
Tabel 12
Hasil Proses Belajar Pada Objek Dalam Kategori
Sensasi Sentuhan, Bau, serta Rasa
No Persamaan Perlakuan Perbedaan Perlakuan
Kiwi&Kunyit Kiwi Kunyit
1. Meraba braille keterangan
objek
Memakan objek (hanya
pada 2 hari pengenalan
awal)
Tidak memakan
objek
2. Meraba objek
3. Objek di dekatkan ke
hidung (hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
4. Mencium objek (hanya
pada 2 hari pengenalan
awal)
5. Bertanya nama objek
(hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
6. Mampu menebak tekstur
(hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
No Persamaan Perlakuan Perbedaan Perlakuan
Kiwi&Kunyit Kiwi Kunyit
7. Mampu menebak aroma
(hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
8. Mencecap objek (hanya
pada 2 hari pengenalan
awal)
9. Mampu menebak rasa
objek (hanya pada 2 hari
pengenalan awal)
10. Mampu spelling abjad jari
nama objek
11. Mampu bahasa isyarat
nama objek
12. Mampu menulis nama
objek dengan braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek kiwi dan objek kunyit. Subjek secara
keseluruhan menggunakan pola yang relatif sama dalam mempelajari konsep objek
yang memiliki tiga sensasi sekaligus (sentuhan-bau-rasa). Hal ini dapat dilihat pada
tabel nomor 12 ketika subjek mengidentifikasi dua objek yang memiliki tiga sensasi
sekaligus (sentuhan-bau-rasa) dengan konsisten, seperti meraba braille keterangan
objek, meraba objek, mampu spelling abjad jari nama objek, mampu bahasa isyarat
nama objek, dan mampu menulis nama objek dengan braille.
Subjek juga melakukan beberapa hal unik yang konsisten, namun hanya pada 2
hari pengenalan awal dan setelah itu tidak dilakukannya lagi. Hal ini dapat dilihat
pada tabel nomor 12 ketika subjek mengidentifikasi objek yang baru, seperti objek di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dekatkan ke hidung, mencium objek, bertanya nama objek, mampu menebak tekstur
objek, mampu menebak aroma objek, mencecap objek, dan mampu menebak rasa
objek.
Disisi lain, ada perbedaan ketika subjek mengidentifikasi dua objek berbeda yang
memiliki tiga sensasi (sentuhan-bau-rasa), seperti pada objek kiwi (memakan objek)
dan pada objek kunyit (tidak memakan objek). Hal ini dikarenakan rasa dari kedua
objek tersebut berbeda.
E. KESIMPULAN HASIL PENELITIAN
Kesimpulan hasil penelitian didapatkan dengan melakukan analisa dari data
observasi lalu dikategorikan berdasarkan kriteria dalam bentuk tabel. Analisa dalam
mempelajari konsep objek pada subjek yang tercantum di bawah ini merupakan
analisa peneliti untuk mendapatkan gambaran proses belajar mandiri seorang
penyandang tunaganda buta-tuli mempelajari konsep objek di SLB G/ AB Helen
Keller Indonesia Yogyakarta. Berikut ini merupakan kesimpulan hasil dari proses
belajar pada objek dalam penelitian:
Tabel 13
Hal Unik yang Konsisten Hanya Pada 2 Hari
Pengenalan Awal Proses Belajar Pada Objek Baru
No Perlakuan
1. Bertanya nama objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No Perlakuan
2. Mampu menebak tekstur objek
3. Mampu menebak aroma objek
4. Objek di dekatkan ke hidung
5. Mencium objek
6. Mencecap objek
7. Mampu menebak rasa objek
8. Memakan objek
Tabel 14
Hal Unik yang Konsisten Setelah 2 Hari
Pengenalan Awal Proses Belajar Pada Objek Baru
No Perlakuan
1. Meraba braille keterangan objek
2. Meraba objek
3. Mampu spelling abjad jari nama objek
4. Mampu bahasa isyarat nama objek
5. Mampu menulis nama objek dengan
braille
Berdasarkan tabel di atas, dapat dibuat kesimpulan melalui pengamatan selama 6
hari mengenai proses belajar pada objek baru. Subjek melakukan beberapa hal unik
yang konsisten dalam mengidentifikasi konsep objek ketika 2 hari pengenalan awal
dan setelah 2 hari pengenalan awal. Subjek dapat dikatakan memiliki kemampuan
untuk belajar mandiri dan memiliki pola sistematis dalam proses belajar mempelajari
konsep objek. Hal ini dapat dilihat pada tabel nomor 13 ketika subjek
mengidentifikasi objek baru hanya pada 2 hari pengenalan awal dan setelah itu tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
dilakukannya lagi, seperti objek di dekatkan ke hidung, mencium objek, bertanya
nama objek, mampu menebak tekstur objek, mampu menebak aroma objek,
mencecap objek, mampu menebak rasa objek, dan memakan objek.
Subjek melakukan beberapa hal unik yang konsisten dalam mengidentifikasi
konsep objek setelah 2 hari pengenalan awal. Hal ini dapat dilihat pada tabel nomor
14 ketika subjek mengidentifikasi objek baru setalah 2 hari pengenalan awal, seperti
meraba braille keterangan objek, meraba objek, mampu spelling abjad jari nama
objek, mampu bahasa isyarat nama objek, dan mampu menulis nama objek dengan
braille.
Subjek melakukan efisiensi waktu dalam mengidentifikasi objek baru ketika 2
hari pengenalan awal dan setelah 2 hari pengenalan awal. Hal ini dikarenakan subjek
membutuhkan waktu lama untuk pengenalan awal ketika mengidentifikasi objek baru
sehingga membutuhkan banyak perlakuan, sedangkan ketika sudah mulai terbiasa
mengidentifikasi objek baru, subjek hanya membutuhkan waktu semakin cepat
dengan sedikit perlakuan.
Subjek sudah mampu mengklasifikasikan objek dengan menggunakan alat indera
yang sesuai, seperti objek berbau dieksplorasi menggunakan indera penciuman,
objek berasa dieksplorasi menggunakan indera pengecap, dan objek bertekstur
dieksplorasi menggunakan indera peraba.
Proses belajar subjek pada objek dilakukan tanpa didampingi aktif oleh guru kelas
sehingga dapat dikatakan adanya upaya untuk memandirikan siswa dengan
menggantikan peran guru yang digantikan dengan tulisan braille pada proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
mandiri dalam mempelajari konsep objek. Hal ini terlihat ketika subjek diberikan
tulisan braille keterangan objek di awal, dikenalkan pada objek kemudian subjek
melakukan eksplorasi terhadap objek, dan subjek mengaitkan bacaan pada tulisan
braille dengan hasil eksplorasinya pada objek sehingga subjek dapat menebak nama
objek tersebut.
F. PEMBAHASAN
1. Gambaran Belajar Mandiri Seorang Penyandang Tunaganda
Buta-Tuli/ Deaf-Blind Mempelajari Konsep Objek
Proses belajar subjek pada objek dilakukan tanpa didampingi aktif oleh guru
kelas sehingga dapat dikatakan adanya upaya untuk memandirikan siswa dengan
menggantikan peran guru yang digantikan dengan tulisan braille pada proses
belajar mandiri dalam mempelajari konsep objek. Hal ini terlihat ketika subjek
diberikan tulisan braille keterangan objek di awal, dikenalkan pada objek
kemudian subjek melakukan eksplorasi terhadap objek, dan subjek mengaitkan
bacaan pada tulisan braille dengan hasil eksplorasinya pada objek sehingga subjek
dapat menebak nama objek tersebut. Kondisi subjek ini sesuai dengan pendapat
Hastuti (2012), yang mengemukakan bahwa metode modeling dengan pendekatan
experiental learning diperlukan untuk menyusun suatu metode belajar mandiri.
Modeling menunjuk pada ‘process by which the behavior of an individual or
group (the model) acts as a stimulus for similar thoughts, attitudes, and behaviors
on the part of the observers.’
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Belajar mandiri dalam mempelajari konsep objek yang dikembangkan bagi
kehidupan penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind sangat bermanfaat untuk
dapat membantu anak tersebut melakukan pengenalan terhadap suatu objek di
lingkungan sekitarnya, terlebih lagi pada saat belajar tanpa peran serta kehadiran
guru di kelas (belajar mandiri).
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa subjek dapat melakukan
proses belajar mandiri dari pengalamannya dalam mempelajari konsep objek. Hal
ini didukung oleh keberhasilannya dalam mengidentifikasi tekstur, bau, dan rasa
pada setiap objek baru yang dipelajarinya tanpa harus dituntun oleh guru atau
peneliti ketika pembelajaran di kelas. Kondisi subjek ini sesuai dengan pendapat
Hastuti (2012), yang mengemukakan bahwa metode belajar mandiri dengan
pendekatan experiental learning atau belajar dari pengalaman dapat membuat
siswa menemukan potensinya sendiri.
Subjek yang saat ini berusia 10 tahun sudah mampu mengklasifikasikan objek
dengan menggunakan alat indera yang sesuai, seperti objek berbau dieksplorasi
menggunakan indera penciuman, objek berasa dieksplorasi menggunakan indera
pengecap, dan objek bertekstur dieksplorasi menggunakan indera peraba. Kondisi
subjek ini sesuai dengan pendapat Peaget (2002), yang mengemukakan bahwa
pada pengembangan kognitif pada tahapan ketiga yaitu tahap operasional-konkrit
dimana memiliki rentang antara usia 7-12 tahun. Pada masa ini anak-anak mulai
menggunakan pemikirannya untuk belajar mengklasifikasikan objek
menggunakan persamaan dan perbedaan yang objek tersebut miliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Subjek juga melakukan efisiensi waktu dalam mengidentifikasi objek baru
ketika 2 hari pengenalan awal dan setelah 2 hari pengenalan awal. Hal ini
dikarenakan subjek membutuhkan waktu lama untuk pengenalan awal ketika
mengidentifikasi objek baru sehingga membutuhkan banyak perlakuan, sedangkan
ketika sudah mulai terbiasa mengidentifikasi objek baru, subjek hanya
membutuhkan waktu semakin cepat dengan sedikit perlakuan.
2. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Sentuhan
Subjek lebih banyak menggunakan indera perabanya untuk melakukan
belajar mandiri dalam mempelajari konsep objek. Subjek juga memiliki dua alat
indera lainnya yang masih tersisa, yaitu indera penciuman dan indera pengecap,
meskipun demikian subjek lebih banyak menggunakan indera perabanya untuk
mengidentifikasi objek dengan cara meraba objek, spelling abjad jari nama objek,
membuat bahasa isyarat nama objek, dan menulis nama objek dengan braille.
Subjek juga mampu menggunakan sensasi sentuhannya untuk mengenali
objek-objek yang baru dengan meraba objek secara berulang untuk mengetahui
karakteristik dari objek yang ada melalui indera perabanya dan kemudian subjek
akan menebak tekstur objek yang disentuhnya.
Keterbatasan pada indera penglihatan dan indera pendengaran yang
dialami oleh subjek tidak menutup kemungkinan baginya untuk belajar mandiri
dan memahami berbagai objek yang ada di lingkungan sekitarnya dengan
menggunakan sensasi sentuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
3. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Bau
Indera penciuman dapat digunakan untuk memahami dan membedakan
sensasi bau yang dicium. Melalui hasil pengamatan selama proses pengambilan
data, diketahui bahwa subjek mampu menggunakan indera penciumannya untuk
memahami dan membedakan sensasi bau dari objek yang khas, seperti menebak
aroma pada objek aroma terapi, pewangi pakaian, kiwi, dan kunyit.
Subjek menggunakan indera penciumannya untuk mengidentifikasi objek
dengan cara mencium objek yang diberikan. Subjek juga mampu menggunakan
sensasi penciumannya untuk mengenali objek-objek yang baru dengan mencium
objek secara berulang untuk mengetahui karakteristik dari objek yang ada melalui
indera penciumannya dan kemudian subjek akan menebak aroma objek yang
diciumnya.
Keterbatasan pada indera penglihatan dan indera pendengaran yang
dialami oleh subjek tidak menutup kemungkinan baginya untuk belajar mandiri
dan memahami berbagai objek yang ada di lingkungan sekitarnya dengan
menggunakan sensasi penciumannya.
4. Kemampuan Respon Terhadap Sensasi Rasa
Indera pengecap dapat digunakan untuk memahami dan membedakan
sensasi rasa yang dicecap. Melalui hasil pengamatan selama proses pengambilan
data, diketahui bahwa subjek mampu menggunakan indera pengecapnya untuk
memahami dan membedakan sensasi rasa dari objek yang khas, seperti kiwi dan
kunyit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Subjek menggunakan indera pengecapnya untuk mengidentifikasi objek
dengan cara mencecap objek yang diberikan. Subjek juga mampu menggunakan
sensasi perasanya untuk mengenali objek-objek yang baru dengan mencecap
objek secara berulang untuk mengetahui karakteristik dari objek yang ada melalui
indera pengecap dan kemudian subjek akan menebak rasa objek yang dicecapnya.
Keterbatasan pada indera penglihatan dan indera pendengaran yang
dialami oleh subjek tidak menutup kemungkinan baginya untuk belajar mandiri
dan memahami berbagai objek yang ada di lingkungan sekitarnya dengan
menggunakan sensasi pengecapnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Subjek dapat dikatakan memiliki kemampuan untuk belajar mandiri dan memiliki
pola sistematis dalam proses belajar mempelajari konsep objek. Hal ini terlihat ketika
subjek mampu belajar tanpa didampingi aktif oleh guru kelas sehingga guru hanya
mengamati proses pembelajaran yang dilakukan oleh subjek.
Proses belajar subjek pada objek dilakukan tanpa didampingi aktif oleh guru kelas
sehingga dapat dikatakan adanya upaya untuk memandirikan siswa dengan
menggantikan peran guru yang digantikan dengan tulisan braille pada proses belajar
mandiri dalam mempelajari konsep objek. Hal ini terlihat ketika subjek diberikan
tulisan braille keterangan objek di awal, dikenalkan pada objek kemudian subjek
melakukan eksplorasi terhadap objek, dan subjek mengaitkan bacaan pada tulisan
braille dengan hasil eksplorasinya pada objek sehingga subjek dapat menebak nama
objek tersebut.
Subjek juga memiliki kemampuan dalam mengidentifikasi objek dengan baik dan
menebak dengan tepat nama objek yang diberikan. Hal ini terlihat ketika subjek
semakin lama melakukan pengenalan terhadap objek-objek yang diberikan, maka
semakin efisien pula dalam mengenali objek yang ada.
Keterbatasan pada indera penglihatan dan indera pendengaran yang dimiliki oleh
subjek tidak menjadikannya sebagai penghambat untuk melakukan belajar mandiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
karena subjek dapat menggunakan spelling abjad jari, bahasa isyarat, dan tulisan
braille sebagai media pendukung dalam pembelajaran.
B. SARAN
1. Bagi Subjek Penelitian
Subjek diharapkan dapat terus mempersering untuk banyak membaca braille
sehingga mampu belajar mandiri tanpa harus didampingi aktif oleh guru kelas
agar anak tersebut mampu hidup secara mandiri di lingkungan sekitarnya.
2. Bagi Masyarakat Umum
Masyarakat umum diharapkan dapat membuka wawasannya terhadap
penyandang tunaganda buta-tuli/ deaf-blind bahwa anak tersebut bukan orang
yang terhambat secara intelektual sehingga mengijinkannya untuk mengeksplor
lingkungan di sekitarnya.
3. Bagi Pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Pengajar di Sekolah Luar Biasa (SLB) diharapkan dapat memiliki keberanian
untuk memandirikan penyandang buta-tuli/ deaf-blind dalam melakukan tugas
belajarnya secara mandiri dengan mempersiapkan objek yang aman dan teks
keterangan objek sehingga anak tersebut rajin membaca.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, P.A. & Usman H. 2001. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Corey, G. (1991). Theory and Practice of Counseling Psychotherapy. Pacific Grove. California:
Brooks/ Cole Publishing Company.
Delphie, Bandi. (2006). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting Pendidikan
Inklusi. Jakarta: Refrika Aditama.
Gleasson, D. (2006). The National Information Clearinghouse on Children who are Deaf-Blind.
USA: Helen Keller National Center Perkins School for the Blind Teaching Research.
Hastuti, S. (2012). Penanganan Masalah Belajar Siswa Sekolah Dasar Melalui Bidang
Pengembangan Diri. Yogyakarta: Jurnal Penelitian.
Mangunsong, Frida, dkk. (1998). Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa. Jakarta: LPSP3
UI.
Moleong, L. J. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muninggar., KD (2008). Hubungan Parenting Stress dengan Persepsi terhadap Pelayanan
Family-centered Care . Jakarta: FPSI UI.
Pardi, V. (2013). Meningkatkan Kemampuan Berbhasa Reseptif Tiga Anak Tunarungu Taman
Kanak-Kanak Kelas 1 dengan Metode Maternal Reflektif di SLB/ B Pangudi Luhur Jakarta
Barat. Jakarta: Jurnal Psiko-Edukasi.
Santrock, J. W. (2002). Life Span Development 1&2. Jakarta: Erlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Sari, WW. (2013). Biotechnology For Young Learners. Yogyakarta: Jurnal Kependidikan.
Somantri, S. (2007). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama.
Sugiyatma & Pranowo. (2004). Pemberdayaan Ekonomi bagi Penyandang Cacat di Daerah
Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Media Informasi Penelitian.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarno, S & Widjopranoto, R. (2004). Potensi Penyandang Cacat Tubuh di Provinsi Jawa
Timur (Studi Kasus Kabupaten Blitar). Blitar: Media Informasi Penelitian.
Sunanto, J. (2003). Pengembangan Konsep pada Tunanetra. Jakarta: Jurnal Pendidikan.
Sunanto. (2012). Analisis Belajar Siswa Tunanetra dalam Memahami Segiempat di SLB Taman
Pendidikan dan Asuhan Jember Kaitannya dengan Tingkat Berpikir Geometri Van Hiele.
Jember: FKIP UJ.
Tarsidi, D. (2014). Hakikat Ketunanetraan dan Implikasinya pada Pendidikan Anak Tunanetra.
Bandung: UPI.
Teaching Strategies, (2006). India: Sense International India.
Witarzah, S. (2008). Komunikasi Verbal dan Non Verbal yang Dilakukan Suster dan Guru
Pendamping Dalam Mendampingi Anak-anak Tunaganda di SLB G/ AB Helen Keller Indonesia.
Yogyakarta: Ilmu Komunikasi UMY.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN A
Ringkasan Hasil Analisa Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel A.1
Ringkasan Analisis Hasil Penelitian
Keterangan Gambaran Subjek
Aspek Indikator
Data Demografi Subjek Usia 10 tahun
Saudara yang menderita
buta-tuli
Tidak ada
Ketunaan yang dialami Buta-tuli/ deaf-blind
Diagnosa buta-tuli 18 bulan
Penyebab ketunaan ganda Virus rubella
Kriteria Belajar
Mandiri
Gambaran
Kemampuan Belajar
Mandiri
A. Kemampuan respon
terhadap sensasi sentuhan
Menggunakan indera
perabanya untuk
merasakan tekstur objek
B. Kemampuan respon
terhadap sensasi bau
Menggunakan indera
penciumannnya untuk
merasakan aroma objek
C. Kemampuan respon
terhadap sensasi rasa
Menggunakan indera
pengecapnya untuk
merasakan rasa objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN B
Tabel Koding Hasil Pengamatan
Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel B.1
Kode Kriteria Pengamatan
Koding Keterangan
KRThdS Kemampuan respon terhadap sensasi sentuhan
KRThdB Kemampuan respon terhadap sensasi bau
KRThdR Kemampuan respon terhadap sensasi rasa
KMotHls Kemampuan motorik halus
KMotKsr Kemampuan motorik kasar
KKOM Kemampuan dalam berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel B.2
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Senin, 20 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“satu minggu “H” nanti belajar
mengenai objek.” Subjek tersenyum dan
mengangguk kemudian Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan tulisan braille keterangan
objek yang bertuliskan flashdisk adalah
benda kecil untuk memindah data dari
komputer. Objek pertama yaitu
“flashdisk”. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
kedua yaitu “penjepit pakaian”. Penjepit
pakaian adalah alat untuk menjepit
pakaian. Subjek kemudian menirukan
mengeja kata tersebut dengan spelling
abjad jari. Objek yang ketiga yaitu
“aroma terapi”. Aroma terapi adalah lilin
yang jika dibakar akan mengeluarkan
wangi aroma terapi. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
keempat yaitu “pewangi pakaian”.
Pewangi pakaian adalah berbentuk cairan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
kental yang wangi untuk proses
pembilasan pakaian. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
kelima yaitu “kiwi”. Kiwi adalah buah
berbentuk oval dengan biji kecil dan bisa
dimakan. Tekstur buah ini sangat halus
dan rasanya unik. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
terakhir yaitu “kunyit”. Kunyit adalah
rempah berbentuk memanjang yang
mempunyai bau khas dengan rasa agak
pahit. Subjek kemudian menirukan
mengeja kata tersebut dengan spelling
abjad jari. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
“Bu “R” sekarang mau membuat
bahasa isyarat untuk keenam objek
yang sudah “H” spelling tadi.” Subjek
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KMotHls
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat objek
pertama yaitu “flashdisk” secara
perlahan-lahan. Subjek kemudian
menirukan bahasa isyarat untuk kata
tersebut dengan menggerakkan
tangannya sehingga membentuk
simbol tertentu. Objek yang kedua yaitu
“penjepit pakaian” dan Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang kedua yaitu “penjepit pakaian” dan
Ibu guru memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
89
90
91
92
93
94
96
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang ketiga yaitu “aroma terapi” dan Ibu
guru memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang keempat yaitu “pewangi pakaian”
dan Ibu guru memegang tangan subjek
untuk memberikan bahasa isyarat kata
tersebut secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang kelima yaitu “kiwi” dan Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang terakhir yaitu “kunyit” dan Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Ibu guru
memegang tangan subjek dan subjek
langsung meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Bu “R” sekarang
mau menulis huruf braille untuk
keenam objek yang sudah “H” spelling
dan isyaratkan tadi.” Subjek tersenyum
dan mengangguk kemudian Ibu guru
mengambil alat tulisnya lalu memulai
menusukkan alat tulisnya pada selembar
kertas untuk menghasilkan tulisan
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
pertama yaitu “flashdisk” Subjek
kemudian meraba tulisan braille dan
menirukan dengan menuliskan tulisan
braille untuk kata tersebut. Objek
yang kedua yaitu “penjepit pakaian” dan
kemudian Ibu guru mengambil alat
tulisnya lalu memulai menusukkan alat
tulisnya pada selembar kertas untuk
menghasilkan tulisan kedua yaitu
“penjepit pakaian” Subjek kemudian
meraba tulisan braille dan menirukan
dengan menuliskan tulisan braille
untuk kata tersebut. Objek yang ketiga
yaitu “aroma terapi” dan kemudian Ibu
guru mengambil alat tulisnya lalu
memulai menusukkan alat tulisnya pada
selembar kertas untuk menghasilkan
tulisan ketiga yaitu “aroma terapi”
Subjek kemudian meraba tulisan
braille dan menirukan dengan
menuliskan tulisan braille untuk kata
tersebut. Objek yang keempat yaitu
“pewangi pakaian” dan kemudian Ibu
KMotHls
KMotHls
KMotHls
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
guru mengambil alat tulisnya lalu
memulai menusukkan alat tulisnya pada
selembar kertas untuk menghasilkan
tulisan keempat yaitu “pewangi pakaian”
Subjek kemudian meraba tulisan
braille dan menirukan dengan
menuliskan tulisan braille untuk kata
tersebut. Objek yang kelima yaitu
“kiwi” dan kemudian Ibu guru
mengambil alat tulisnya lalu memulai
menusukkan alat tulisnya pada selembar
kertas untuk menghasilkan tulisan kelima
yaitu “kiwi” Subjek kemudian meraba
tulisan braille dan menirukan dengan
menuliskan tulisan braille untuk kata
tersebut. Objek yang terakhir yaitu
“kunyit” dan kemudian Ibu guru
mengambil alat tulisnya lalu memulai
menusukkan alat tulisnya pada selembar
kertas untuk menghasilkan tulisan
terakhir yaitu “kunyit” Subjek
kemudian meraba tulisan braille dan
menirukan dengan menuliskan tulisan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
181 braille untuk kata tersebut. menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel B.3
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Selasa, 21 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
memutar-mutarkannya. Subjek juga
KRThdsS
KRThdS
KKOM
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berkata: “ini keras..apa nama.”
dengan suaranya yang tidak terlalu
jelas. Subjek menggoyangkan
flashdisk dan berusaha untuk
mendorong slot pembukanya. Subjek
akhirnya dapat mendorong slotnya
sehingga slot flashdisk dapat terbuka dan
tertutup. Subjek mengangkat tangan
kanannya untuk menspellingkan
abjad jari kata “flashdisk.” Subjek
tersenyum dan juga menghela nafas.
Subjek kemudian menaruh flashdisk di
meja lalu subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “flashdisk”.
Subjek mengeja kata untuk objek
pertama dengan suara yang pelan:
“fla..sh..disk.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di loker mejanya dan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
menaruhnya di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut dan memutar-
mutarkannya. Subjek juga berkata:
“ini tebal..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
KMotHls
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
berkata: “wangi..keras..apa nama.”
dengan suaranya yang tidak terlalu
jelas. Subjek tersenyum dan menghela
nafas. Subjek lalu mengibaskan tangan
kearah objek dan mencium
tangannya. Subjek mengangkat
tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
KRThdB
KMotHls
KRThdB
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
berbicara
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
berkata: “cair..harum..apa nama.”
dengan suaranya yang tidak terlalu
jelas. Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
tersenyum dan menghela nafas. Subjek
mengoles objek ke baju dan mencium
bajunya. Subjek mengangkat tangan
kanannya untuk menspellingkan
abjad jari kata “pewangi pakaian”.
Subjek kemudian meraba meja di
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdB
KMotHls
KRThdS
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
depannya, meraba beberapa kata
tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “aroma terapi”.
Subjek mengeja kata untuk objek
ketiga dengan suara yang pelan:
“pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut dan
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata: “ada
bulu..harum..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
kemudian menjilat kiwi tersebut,
menggigit, dan memakannya. Subjek
juga berkata: “asam”. Subjek
mengkerutkan dahinya dan menyipitkan
matanya. Subjek lalu menjilat,
menggigit, dan memakan lagi kiwinya.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
KRThdB
KRThdC
KKOM
KRThdC
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Sensasi perasa
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata:
“kasar..nyengat..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
kemudian menjilat kunyit tersebut.
Subjek juga berkata: “pahit..pahit”.
Subjek mengkerutkan dahinya dan
menyipitkan matanya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdC
KKOM
KMotHls
KMotHls
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel B.4
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Rabu, 22 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin “H” pelajari dalam bentuk
spelling abjad jari, bahasa isyarat, dan
tulisan braille.” Subjek tersenyum dan
mengangguk kemudian Ibu guru
memegang tangan subjek lagi lalu
subjek meraba tangan Ibu guru untuk
memahami penjelasan yang diberikan
oleh ibu guru menggunakan bahasa
isyarat: “Nanti “H” belajar mandiri
enam buah objek yang terdiri dari dua
buah objek bertekstur saja, dua buah
objek bertekstur dan berbau, lalu dua
buah objek bertekstur, berbau, serta
berasa.” Peneliti lalu memberikan satu
persatu objek kepada subjek dan objek
yang pertama didekatkan ke meja subjek
yaitu “flashdisk”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan memutar-mutarkannya.
Subjek juga berkata: “ini halus..apa
KRThdsS
KRThdS
KKOM
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
nama” dengan suaranya yang tidak
terlalu jelas. Subjek menggoyangkan
flashdisk dan berusaha untuk
mendorong slot pembukanya. Subjek
akhirnya dapat mendorong slotnya
sehingga slot flashdisk dapat terbuka dan
tertutup. Subjek mengangkat tangan
kanannya untuk menspellingkan
abjad jari kata “flashdisk.” Subjek
tersenyum dan juga menghela nafas.
Subjek kemudian menaruh flashdisk di
meja lalu subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “flashdisk”.
Subjek mengeja kata untuk objek
pertama dengan suara yang pelan:
“fla..sh disk.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya dan
menaruhnya di atas meja. Subjek mulai
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut dan memutar-
mutarkannya. Subjek juga berkata:
“ini kasar..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penjepit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
berkata: “tebal..harum.” dengan
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
tersenyum dan menghela nafas. Subjek
mengibas tangan kearah objek dan
mencium tangannya lalu mengembang
kempiskan hidungnya ke arah aroma
terapi yang berada di atas mejanya.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aroma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
KRThdB
KRThdB
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
berkata: “kental..wangi” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
tersenyum dan menghela nafas. Subjek
lalu mengoles objek ke baju dan
mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdB
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
“pewangi pakaian”. Subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “aroma terapi”. Subjek
mengeja kata untuk objek ketiga
dengan suara yang pelan: “pe..wangi
pakai..an” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “pewangi pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang kelima didekatkan ke meja subjek
yaitu “kiwi”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata: “ini
halus..wangi.” dengan suaranya yang
tidak terlalu jelas. Subjek lalu
mendekatkan objek tersebut ke arah
hidungnya dan kembali menciumnya.
Subjek kemudian menjilat kiwi
tersebut, menggigit, dan memakannya.
Subjek juga berkata: “manis”. Subjek
mengkerutkan dahinya dan menyipitkan
matanya. Subjek lalu menjilat,
menggigit, dan memakan lagi kiwinya.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdC
KKOM
KRThdC
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Sensasi perasa
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata: “ini
keras..nyengat” dengan suaranya yang
tidak terlalu jelas. Subjek lalu
mendekatkan objek tersebut ke arah
hidungnya dan kembali menciumnya.
Subjek kemudian menjilat kunyit
tersebut. Subjek juga berkata:
“pahit..pahit”. Subjek mengkerutkan
dahinya dan menyipitkan matanya.
Subjek lalu menjilat lagi kunyitnya.
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdC
KKOM
KRThdC
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Sensasi perasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel B.5
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Kamis, 23 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel B.6
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Jumat, 24 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tabel B.7
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Sabtu, 25 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Tabel B.8
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Senin, 27 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN C
Tabel Koding Verbatim Wawancara Dengan Guru Kelas&Orangtua Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tabel C.1
Kode Kriteria Wawancara
Koding Keterangan
Latar Belakang Subjek
LBMKS Latar Belakang Masalah Ketunaan Subjek
LBS Latar Belakang Subjek
LBKS Latar Belakang Keluarga Subjek
HDSK Hubungan Dengan Saudara Kandung
POThdS Perlakuan Orangtua Terhadap Subjek
PKThdKS Peran Keluarga Terhadap Ketunaan Subjek
Kondisi Ketunaan Subjek
KPlhS Kondisi Penglihatan Subjek
KPndS Kondisi Pendengaran Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Tabel C.2
Koding Verbatim Wawancara Dengan Guru Kelas Subjek
Senin, 23 Februari 2015 (12.30-13:00 WIB).
No Transkrip Wawancara Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Bu “R” apa yang menjadi
penyebab kebutaan dan
ketulian pada “H”?
Dulu ibunya “H” cerita kalau
mmm...dia itu kena virus rubella
mbak, jadi sekarang “H” buta-
tuli total.
Sudah pasti itu disebabkan
oleh virus rubella ya bu?
Eee…iya mbak, untuk lebih
jelasnya coba mbak tanyakan
langsung pada ibunya “H”.
Dulu orangtuanya pernah cerita
kalau orangtuanya tidak sadar
anaknya sakit apa, mmm
mungkin dikiranya hanya
demam biasa. Lha kan
tinggalnya di desa mbak, jadi
mungkin kurang pengetahuan.
LBMKS
LBMKS
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang ketunaan
subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang ketunaan
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Pada usia berapa “H”
terdiagnosa buta-tuli bu?
Eee..1,5 tahun mbak. Kalau pas
lahir itu sudah tuli total, tapi
belum buta total. Dia waktu itu
masih low vision, daya
penglihatannya makin lama
berkurang lalu sampai total.
Pada usia berapa “H”
bersekolah di Helen Keller
Indonesia?
“H” belajar mulai umur 6 tahun
mbak..eee sebelumnya pas umur
4 tahun sudah dibawa ke sini,
tapi masih takut sekolah. Mmm
belum berani dengan lingkungan
baru jadi masih suka gendolin
ibunya.
Lalu setiap sekolah “H” selalu
minta untuk ditungguin
ibunya ya bu?
Iya mbak, maka dari itu saya
meminta “H” untuk belajar
LBMKS
LBS
LBS
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang ketunaan
subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
mandiri supaya tidak ditemani
selama sekolah tapi anaknya
merengek nangis kalau tau
ditinggal pulang ibu. Eee jadi
saya minta “H” untuk tidak
sekolah, jadi pulang saja kalau
masih ditemani ibu terus ya
lama-kelamaan anaknya sendiri
yang minta sekolah pas umur 6
tahun.
Ibunya “H” tidak bekerja jika
selalu menemani anaknya di
sekolah bu?
Kerja kok mbak..ibunya pelayan
di rumah makan, ya shift-shiftan
kerjanya masuk pagi masuk
siang. Pas “H” sudah mau
ditinggal nanti pulangnya yang
jemput eee bapaknya, kan
petani.
“H” memiliki berapa saudara
bu, apakah juga mengalami
ketunaan seperti “H”?
LBKS
LBKS
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang keluarga
subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang keluarga
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Mmm..engga kok mb. “H”
hanya dua bersaudara.
Kakaknya perempuan, sekarang
duduk di bangku SMP dan
normal kondisinysa tidak seperti
adiknya. Malah sangat banget
sama “H” tau adiknya seperti
itu. Keluarganya pada perhatian
sama “H” juga, kalau kita pas
home visit itu ya “H”
diperlakukan sama seperti
kakaknya kasih sayangnya.
Lalu kondisi penglihatan dan
kondisi pendengaran “H” saat
ini sudah total ya bu?
Iya eee mbak..low visionnya
cuma sebentar pas masih bayi
itu terus total sampai sekarang
ini. Pendengarannya juga sudah
total mbak. Pernah diberi alat
bantu dengar dari peduli kasih
indosiar, tetapi juga tidak dapat
berfungsi pada pendengarannya.
KPlhS
KPndS
Ibu guru subjek
menceritakan
kondisi
penglihatan subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
kondisi
pendengaran
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Tabel C.3
Koding Verbatim Wawancara Dengan Orangtua Subjek
Senin, 02 Maret 2015 (12.30-13:00 WIB).
No Transkrip Wawancara Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Bu “K” apa yang menjadi penyebab
kebutaan dan ketulian pada “H”?
Virus rubella mbak..ya dampaknya jadi
“H buta-tuli total.
Sudah pasti itu disebabkan oleh
virus rubella ya bu?
Eee…iya mbak, kan saya periksain ke
dokter. Awalnya malah budhenya yang
nggatekke. Bilang kok anak ini
matanya putih-putih terus saya bilang
mungkin kena cahaya diruangan, terus
pas saya coba gendong keluar ya juga
sama aja keliatan putih-putihnya gitu
eee mbak. Ya terus ke dokter itu tak
bawa si “H”.
Pada usia berapa “H” terdiagnosa
buta-tuli bu?
Eee..1,5 tahun mbak, jadi
penglihatannya makin lama berkurang
terus sampai total. Awalnya kanan
dulu yang masih lihat, lha terus kok
makin lama kirinya juga ikutan juga
mmm.
LBMKS
LBMKS
KPlhS
Ibu subjek
menceritakan masalah
latar belakang
ketunaan subjek
Ibu subjek
menceritakan masalah
latar belakang
ketunaan subjek
Ibu subjek
menceritakan kondisi
penglihatan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Pada usia berapa “H” bersekolah di
Helen Keller Indonesia?
Dulu itu kan pas “H” 4 tahun
dikenalkan tempat ini sama suster dari
pusat low vision lalu saya bawa sini
awalnya ngga mau anaknya sekolah,
takut eee megangin saya terus. Pas
“H” mulai umur 6 tahun mbak baru
mau bener sekolah eee.
Lalu setiap sekolah “H” selalu minta
untuk ditungguin ibu?
Cuma itu kok pas awalnya saja,
soalnya gurunya minta “H” pulang
ngga usah sekolah kalau masih
gendolin mamak. Lalu ya saya bawa
pulang “H” terus dia itu malah yang
minta sekolah mak, gitu eee mbak.
Ibu dan bapak bekerja dimana bu?
Halah kalau bapaknya cuma ngarit
mbak, petani di sawah itu loh mbak.
Kalau saya cuma bantu-bantu jadi
pelayan di rumah makan. Lha rumah
cuma di desa juga, kecil mbak eee.
“H” memiliki berapa saudara bu,
apakah juga mengalami ketunaan
seperti “H”?
Tidak mbak. Wong kakaknya normal
saja tuh mbak, ya saya juga heran eee
PKThdKS
POThdS
LBKS
LBKS
Ibu subjek
menceritakan peran
keluarga terhadap
ketunaan subjek
Ibu subjek
menceritakan
perlakuan orangtua
terhadap subjek
Ibu subjek
menceritakan latar
belakang keluarga
subjek
Ibu subjek
menceritakan latar
belakang keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
mbak, tapi ya mamak sama bapaknya
apalagi mbak “A” sayang banget sama
“H”. Sering kita ajak main atau bicara
pakai isyarat kan eee orang rumah
juga belajar bahasa isyarat gitu eee.
Lalu kondisi penglihatan dan kondisi
pendengaran “H” saat ini sudah
total ya bu?
Heeh mbak kan cuma bisa lihatnya pas
umur 1 tahunan terus ya lama-lama
menurun penglihatannya terus ya eee
sampai total 10 tahun ini mbak.
HDSK
KPlhS
KPndS
subjek
Ibu subjek
menceritakan
hubungan dengan
saudara kandung
subjek
Ibu subjek
menceritakan kondisi
pengihatan dan
pendengaran subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
LAMPIRAN A
Ringkasan Hasil Analisa Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel A.1
Ringkasan Analisis Hasil Penelitian
Keterangan Gambaran Subjek
Aspek Indikator
Data Demografi Subjek Usia 10 tahun
Saudara yang menderita
buta-tuli
Tidak ada
Ketunaan yang dialami Buta-tuli/ deaf-blind
Diagnosa buta-tuli 18 bulan
Penyebab ketunaan ganda Virus rubella
Kriteria Belajar
Mandiri
Gambaran
Kemampuan Belajar
Mandiri
A. Kemampuan respon
terhadap sensasi sentuhan
Menggunakan indera
perabanya untuk
merasakan tekstur objek
B. Kemampuan respon
terhadap sensasi bau
Menggunakan indera
penciumannnya untuk
merasakan aroma objek
C. Kemampuan respon
terhadap sensasi rasa
Menggunakan indera
pengecapnya untuk
merasakan rasa objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
LAMPIRAN B
Tabel Koding Hasil Pengamatan
Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel B.1
Kode Kriteria Pengamatan
Koding Keterangan
KRThdS Kemampuan respon terhadap sensasi sentuhan
KRThdB Kemampuan respon terhadap sensasi bau
KRThdR Kemampuan respon terhadap sensasi rasa
KMotHls Kemampuan motorik halus
KMotKsr Kemampuan motorik kasar
KKOM Kemampuan dalam berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel B.2
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Senin, 20 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“satu minggu “H” nanti belajar
mengenai objek.” Subjek tersenyum dan
mengangguk kemudian Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan tulisan braille keterangan
objek yang bertuliskan flashdisk adalah
benda kecil untuk memindah data dari
komputer. Objek pertama yaitu
“flashdisk”. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
kedua yaitu “penjepit pakaian”. Penjepit
pakaian adalah alat untuk menjepit
pakaian. Subjek kemudian menirukan
mengeja kata tersebut dengan spelling
abjad jari. Objek yang ketiga yaitu
“aroma terapi”. Aroma terapi adalah lilin
yang jika dibakar akan mengeluarkan
wangi aroma terapi. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
keempat yaitu “pewangi pakaian”.
Pewangi pakaian adalah berbentuk cairan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
kental yang wangi untuk proses
pembilasan pakaian. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
kelima yaitu “kiwi”. Kiwi adalah buah
berbentuk oval dengan biji kecil dan bisa
dimakan. Tekstur buah ini sangat halus
dan rasanya unik. Subjek kemudian
menirukan mengeja kata tersebut
dengan spelling abjad jari. Objek yang
terakhir yaitu “kunyit”. Kunyit adalah
rempah berbentuk memanjang yang
mempunyai bau khas dengan rasa agak
pahit. Subjek kemudian menirukan
mengeja kata tersebut dengan spelling
abjad jari. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
“Bu “R” sekarang mau membuat
bahasa isyarat untuk keenam objek
yang sudah “H” spelling tadi.” Subjek
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KMotHls
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan
spelling abjad jari
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat objek
pertama yaitu “flashdisk” secara
perlahan-lahan. Subjek kemudian
menirukan bahasa isyarat untuk kata
tersebut dengan menggerakkan
tangannya sehingga membentuk
simbol tertentu. Objek yang kedua yaitu
“penjepit pakaian” dan Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang kedua yaitu “penjepit pakaian” dan
Ibu guru memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
89
90
91
92
93
94
96
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang ketiga yaitu “aroma terapi” dan Ibu
guru memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang keempat yaitu “pewangi pakaian”
dan Ibu guru memegang tangan subjek
untuk memberikan bahasa isyarat kata
tersebut secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang kelima yaitu “kiwi” dan Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Objek
yang terakhir yaitu “kunyit” dan Ibu guru
memegang tangan subjek untuk
memberikan bahasa isyarat kata tersebut
secara perlahan-lahan. Subjek
kemudian menirukan bahasa isyarat
untuk kata tersebut dengan
menggerakkan tangannya sehingga
membentuk simbol tertentu. Ibu guru
memegang tangan subjek dan subjek
langsung meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Bu “R” sekarang
mau menulis huruf braille untuk
keenam objek yang sudah “H” spelling
dan isyaratkan tadi.” Subjek tersenyum
dan mengangguk kemudian Ibu guru
mengambil alat tulisnya lalu memulai
menusukkan alat tulisnya pada selembar
kertas untuk menghasilkan tulisan
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
pertama yaitu “flashdisk” Subjek
kemudian meraba tulisan braille dan
menirukan dengan menuliskan tulisan
braille untuk kata tersebut. Objek
yang kedua yaitu “penjepit pakaian” dan
kemudian Ibu guru mengambil alat
tulisnya lalu memulai menusukkan alat
tulisnya pada selembar kertas untuk
menghasilkan tulisan kedua yaitu
“penjepit pakaian” Subjek kemudian
meraba tulisan braille dan menirukan
dengan menuliskan tulisan braille
untuk kata tersebut. Objek yang ketiga
yaitu “aroma terapi” dan kemudian Ibu
guru mengambil alat tulisnya lalu
memulai menusukkan alat tulisnya pada
selembar kertas untuk menghasilkan
tulisan ketiga yaitu “aroma terapi”
Subjek kemudian meraba tulisan
braille dan menirukan dengan
menuliskan tulisan braille untuk kata
tersebut. Objek yang keempat yaitu
“pewangi pakaian” dan kemudian Ibu
KMotHls
KMotHls
KMotHls
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
guru mengambil alat tulisnya lalu
memulai menusukkan alat tulisnya pada
selembar kertas untuk menghasilkan
tulisan keempat yaitu “pewangi pakaian”
Subjek kemudian meraba tulisan
braille dan menirukan dengan
menuliskan tulisan braille untuk kata
tersebut. Objek yang kelima yaitu
“kiwi” dan kemudian Ibu guru
mengambil alat tulisnya lalu memulai
menusukkan alat tulisnya pada selembar
kertas untuk menghasilkan tulisan kelima
yaitu “kiwi” Subjek kemudian meraba
tulisan braille dan menirukan dengan
menuliskan tulisan braille untuk kata
tersebut. Objek yang terakhir yaitu
“kunyit” dan kemudian Ibu guru
mengambil alat tulisnya lalu memulai
menusukkan alat tulisnya pada selembar
kertas untuk menghasilkan tulisan
terakhir yaitu “kunyit” Subjek
kemudian meraba tulisan braille dan
menirukan dengan menuliskan tulisan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
menulis
Subjek
menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
181 braille untuk kata tersebut. menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Tabel B.3
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Selasa, 21 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
memutar-mutarkannya. Subjek juga
KRThdsS
KRThdS
KKOM
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berkata: “ini keras..apa nama.”
dengan suaranya yang tidak terlalu
jelas. Subjek menggoyangkan
flashdisk dan berusaha untuk
mendorong slot pembukanya. Subjek
akhirnya dapat mendorong slotnya
sehingga slot flashdisk dapat terbuka dan
tertutup. Subjek mengangkat tangan
kanannya untuk menspellingkan
abjad jari kata “flashdisk.” Subjek
tersenyum dan juga menghela nafas.
Subjek kemudian menaruh flashdisk di
meja lalu subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “flashdisk”.
Subjek mengeja kata untuk objek
pertama dengan suara yang pelan:
“fla..sh..disk.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di loker mejanya dan
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
menaruhnya di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut dan memutar-
mutarkannya. Subjek juga berkata:
“ini tebal..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
KMotHls
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
berkata: “wangi..keras..apa nama.”
dengan suaranya yang tidak terlalu
jelas. Subjek tersenyum dan menghela
nafas. Subjek lalu mengibaskan tangan
kearah objek dan mencium
tangannya. Subjek mengangkat
tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
KRThdB
KMotHls
KRThdB
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
berbicara
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
berkata: “cair..harum..apa nama.”
dengan suaranya yang tidak terlalu
jelas. Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
tersenyum dan menghela nafas. Subjek
mengoles objek ke baju dan mencium
bajunya. Subjek mengangkat tangan
kanannya untuk menspellingkan
abjad jari kata “pewangi pakaian”.
Subjek kemudian meraba meja di
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdB
KMotHls
KRThdS
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
depannya, meraba beberapa kata
tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “aroma terapi”.
Subjek mengeja kata untuk objek
ketiga dengan suara yang pelan:
“pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut dan
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata: “ada
bulu..harum..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
kemudian menjilat kiwi tersebut,
menggigit, dan memakannya. Subjek
juga berkata: “asam”. Subjek
mengkerutkan dahinya dan menyipitkan
matanya. Subjek lalu menjilat,
menggigit, dan memakan lagi kiwinya.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
KRThdB
KRThdC
KKOM
KRThdC
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Sensasi perasa
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata:
“kasar..nyengat..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
kemudian menjilat kunyit tersebut.
Subjek juga berkata: “pahit..pahit”.
Subjek mengkerutkan dahinya dan
menyipitkan matanya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdC
KKOM
KMotHls
KMotHls
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel B.4
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Rabu, 22 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin “H” pelajari dalam bentuk
spelling abjad jari, bahasa isyarat, dan
tulisan braille.” Subjek tersenyum dan
mengangguk kemudian Ibu guru
memegang tangan subjek lagi lalu
subjek meraba tangan Ibu guru untuk
memahami penjelasan yang diberikan
oleh ibu guru menggunakan bahasa
isyarat: “Nanti “H” belajar mandiri
enam buah objek yang terdiri dari dua
buah objek bertekstur saja, dua buah
objek bertekstur dan berbau, lalu dua
buah objek bertekstur, berbau, serta
berasa.” Peneliti lalu memberikan satu
persatu objek kepada subjek dan objek
yang pertama didekatkan ke meja subjek
yaitu “flashdisk”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan memutar-mutarkannya.
Subjek juga berkata: “ini halus..apa
KRThdsS
KRThdS
KKOM
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
nama” dengan suaranya yang tidak
terlalu jelas. Subjek menggoyangkan
flashdisk dan berusaha untuk
mendorong slot pembukanya. Subjek
akhirnya dapat mendorong slotnya
sehingga slot flashdisk dapat terbuka dan
tertutup. Subjek mengangkat tangan
kanannya untuk menspellingkan
abjad jari kata “flashdisk.” Subjek
tersenyum dan juga menghela nafas.
Subjek kemudian menaruh flashdisk di
meja lalu subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “flashdisk”.
Subjek mengeja kata untuk objek
pertama dengan suara yang pelan:
“fla..sh disk.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya dan
menaruhnya di atas meja. Subjek mulai
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut dan memutar-
mutarkannya. Subjek juga berkata:
“ini kasar..apa nama.” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penjepit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
berkata: “tebal..harum.” dengan
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
tersenyum dan menghela nafas. Subjek
mengibas tangan kearah objek dan
mencium tangannya lalu mengembang
kempiskan hidungnya ke arah aroma
terapi yang berada di atas mejanya.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aroma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
KRThdB
KRThdB
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut dan mendekatkan hidungnya
pada objek tersebut. Subjek juga
berkata: “kental..wangi” dengan
suaranya yang tidak terlalu jelas.
Subjek lalu mendekatkan objek
tersebut ke arah hidungnya dan
kembali menciumnya. Subjek
tersenyum dan menghela nafas. Subjek
lalu mengoles objek ke baju dan
mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdB
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
“pewangi pakaian”. Subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “aroma terapi”. Subjek
mengeja kata untuk objek ketiga
dengan suara yang pelan: “pe..wangi
pakai..an” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “pewangi pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang kelima didekatkan ke meja subjek
yaitu “kiwi”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
201
202
203
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata: “ini
halus..wangi.” dengan suaranya yang
tidak terlalu jelas. Subjek lalu
mendekatkan objek tersebut ke arah
hidungnya dan kembali menciumnya.
Subjek kemudian menjilat kiwi
tersebut, menggigit, dan memakannya.
Subjek juga berkata: “manis”. Subjek
mengkerutkan dahinya dan menyipitkan
matanya. Subjek lalu menjilat,
menggigit, dan memakan lagi kiwinya.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdC
KKOM
KRThdC
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Sensasi perasa
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
204
205
206
207
208
209
210
211
212
213
214
215
216
217
218
219
220
221
222
223
224
225
226
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut dan
mendekatkan hidungnya pada objek
tersebut. Subjek juga berkata: “ini
keras..nyengat” dengan suaranya yang
tidak terlalu jelas. Subjek lalu
mendekatkan objek tersebut ke arah
hidungnya dan kembali menciumnya.
Subjek kemudian menjilat kunyit
tersebut. Subjek juga berkata:
“pahit..pahit”. Subjek mengkerutkan
dahinya dan menyipitkan matanya.
Subjek lalu menjilat lagi kunyitnya.
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KKOM
KRThdB
KRThdC
KKOM
KRThdC
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi perabaan
Sensasi penciuman
Kemampuan
berbicara
Sensasi penciuman
Sensasi perasa
Kemampuan
berbicara
Sensasi perasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
227
228
229
230
231
232
233
234
235
236
237
238
239
240
241
242
243
244
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Tabel B.5
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Kamis, 23 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Tabel B.6
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Jumat, 24 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Tabel B.7
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Sabtu, 25 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Tabel B.8
Koding Hasil Pengamatan Proses Belajar Mandiri Mempelajari Konsep Objek
Senin, 27 April 2015 (08:30-09:30 WIB).
No Hasil Pengamatan Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Peneliti mendatangi SLB G/ AB HKI
Yogyakarta untuk melakukan observasi
di kelas Anne Sullivan. Peneliti masuk
ke ruang kelas tersebut dan tampak
subjek sedang melakukan lingkaran pagi,
setelah itu peneliti mengamati kegiatan
belajar subjek pada hari itu. Berdasarkan
pengamatan dari peneliti, subjek
menggunakan seragam sekolah berwarna
putih-merah dan subjek duduk tegak
pada sebuah kursi yang di depannya
terdapat meja berbentuk persegi panjang.
Ibu guru kemudian menarik kursinya
untuk memposisikan duduk di dekat
subjek. Ibu guru memegang tangan
subjek dan subjek langsung meraba
tangan Ibu guru untuk memahami
penjelasan yang diberikan oleh ibu
guru menggunakan bahasa isyarat:
KMotKsr
KRThdS
Subjek
memposisikan
tubuhnya untuk
duduk
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
“Hari ini “H” belajar mandiri
mengenai enam buah objek yang
kemarin Ibu “R” ajarkan dalam
bentuk spelling abjad jari, bahasa
isyarat, dan tulisan braille.” Subjek
tersenyum dan mengangguk kemudian
Ibu guru memegang tangan subjek lagi
lalu subjek meraba tangan Ibu guru
untuk memahami penjelasan yang
diberikan oleh ibu guru menggunakan
bahasa isyarat: “Nanti “H” belajar
mandiri enam buah objek yang terdiri
dari dua buah objek bertekstur saja,
dua buah objek bertekstur dan
berbau, lalu dua buah objek
bertekstur, berbau, serta berasa.”
Peneliti lalu memberikan satu persatu
objek kepada subjek dan objek yang
pertama didekatkan ke meja subjek yaitu
“flashdisk”. Subjek meraba tulisan di
depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek menggoyangkan flashdisk dan
KRThdsS
KRThdS
KMotHls
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Subjek
menggunakan
indera perabanya
untuk memahami
bahasa isyarat
yang diberikan ibu
guru saat
berkomunikasi
Sensasi perabaan
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
berusaha untuk mendorong slot
pembukanya. Subjek akhirnya dapat
mendorong slotnya sehingga slot
flashdisk dapat terbuka dan tertutup.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“flashdisk.” Subjek tersenyum dan juga
menghela nafas. Subjek kemudian
menaruh flashdisk di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “flashdisk”. Subjek mengeja
kata untuk objek pertama dengan
suara yang pelan: “fla..sh..disk.”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di loker mejanya dan menaruhnya
di atas meja. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
KMotHls
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
melakukan bahasa
isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“flashdisk”. Peneliti lalu memberikan
objek selanjutnya kepada subjek dan
objek yang kedua didekatkan ke meja
subjek yaitu “penjepit pakaian”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
menekan penjepit pakaian lalu
menjepitkannya pada kerah seragam
sekolahnya dan lengan bajunya.
Subjek mengangkat tangannya untuk
menspellingkan abjad jari “penjepit
pakaian.” Subjek kemudian menaruh
penjepit pakaian di meja lalu subjek
mengangkat tangan kanan dan tangan
kirinya untuk membuat bahasa
isyarat untuk objek tersebut. Subjek
kemudian meraba meja di depannya,
meraba beberapa kata tulisan braille
di atas meja, dan meraba tulisan
braille “penjepit pakaian”. Subjek
KRThdS
KMotHls
KMotHls
KMotHls
KRThdS
Sensasi perabaan
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
mengeja kata untuk objek pertama
dengan suara yang pelan: “penje..pit
pakai..an.” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas yang berada di atas
meja. Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “penjepit pakaian”.
Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang ketiga didekatkan ke meja subjek
yaitu “aroma terapi”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek lalu
mengibaskan tangan kearah objek dan
mencium tangannya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“aroma terapi”. Subjek
menspellingkan abjad jari kata
KKOM
KMotHls
KRThdS
KRThdB
KMotHls
KMotHls
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
mengenali objek
Menggerakkan
tangan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
“aroma terapi”. Subjek mengangkat
tangan kanan dan tangan kirinya
untuk membuat bahasa isyarat untuk
objek tersebut. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “aro..ma tera..pi” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“aroma terapi”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang keempat
didekatkan ke meja subjek yaitu
“pewangi pakaian”. Subjek meraba
tulisan di depannya lalu memegang
objek itu kemudian meraba objek
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KRThdS
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Sensasi sentuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
135
136
137
138
139
140
141
142
143
144
145
146
147
148
149
150
151
152
153
154
155
156
157
tersebut. Subjek tersenyum dan
menghela nafas. Subjek mengoles objek
ke baju dan mencium bajunya. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“pewangi pakaian”. Subjek kemudian
meraba meja di depannya, meraba
beberapa kata tulisan braille di atas
meja, dan meraba tulisan braille
“aroma terapi”. Subjek mengeja kata
untuk objek ketiga dengan suara yang
pelan: “pe..wangi pakai..an” Subjek
mengambil alat tulisnya dan kertas di
atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“pewangi pakaian”. Peneliti lalu
memberikan objek selanjutnya kepada
subjek dan objek yang kelima didekatkan
ke meja subjek yaitu “kiwi”. Subjek
meraba tulisan di depannya lalu
KRThdB
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
Sensasi penciuman
Menggerakkan
tangan untuk
spelling abjad jari
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
158
159
160
161
162
163
164
165
166
167
168
169
170
171
172
173
174
175
176
177
178
179
180
memegang objek itu kemudian
meraba objek tersebut. Subjek
mengangkat tangan kanannya untuk
menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kiwi”. Subjek
mengeja kata untuk objek kelima
dengan suara yang pelan: “ki..wi”
Subjek mengambil alat tulisnya dan
kertas di atas mejanya. Subjek mulai
memposisikan alat tulisnya berada di
atas kertas dan menekan alat tulisnya
sehingga kertasnya memunculkan
simbol huruf braille untuk kata
“kiwi”. Peneliti lalu memberikan objek
selanjutnya kepada subjek dan objek
yang terakhir didekatkan ke meja subjek
yaitu “kunyit”. Subjek meraba tulisan
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi sentuhan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
Menggerakkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
181
182
183
184
185
186
187
188
189
190
191
192
193
194
195
196
197
198
199
200
di depannya lalu memegang objek itu
kemudian meraba objek tersebut.
Subjek mengangkat tangan kanannya
untuk menspellingkan abjad jari kata
“kiwi”. Subjek mengangkat tangan
kanan dan tangan kirinya untuk
membuat bahasa isyarat untuk objek
tersebut. Subjek kemudian meraba
meja di depannya, meraba beberapa
kata tulisan braille di atas meja, dan
meraba tulisan braille “kunyit”.
Subjek mengeja kata untuk objek
terakhir dengan suara yang pelan:
“kun..yit” Subjek mengambil alat
tulisnya dan kertas di atas mejanya.
Subjek mulai memposisikan alat
tulisnya berada di atas kertas dan
menekan alat tulisnya sehingga
kertasnya memunculkan simbol huruf
braille untuk kata “kunyit”.
KMotHls
KRThdS
KKOM
KMotHls
tangan untuk
spelling abjad jari
Menggerakkan
tangan untuk
bahasa isyarat
Sensasi perabaan
Kemampuan
berbicara
Menggerakkan
tangan untuk
menulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
LAMPIRAN C
Tabel Koding Verbatim Wawancara Dengan Guru Kelas&Orangtua Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Tabel C.1
Kode Kriteria Wawancara
Koding Keterangan
Latar Belakang Subjek
LBMKS Latar Belakang Masalah Ketunaan Subjek
LBS Latar Belakang Subjek
LBKS Latar Belakang Keluarga Subjek
HDSK Hubungan Dengan Saudara Kandung
POThdS Perlakuan Orangtua Terhadap Subjek
PKThdKS Peran Keluarga Terhadap Ketunaan Subjek
Kondisi Ketunaan Subjek
KPlhS Kondisi Penglihatan Subjek
KPndS Kondisi Pendengaran Subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Tabel C.2
Koding Verbatim Wawancara Dengan Guru Kelas Subjek
Senin, 23 Februari 2015 (12.30-13:00 WIB).
No Transkrip Wawancara Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
Bu “R” apa yang menjadi
penyebab kebutaan dan
ketulian pada “H”?
Dulu ibunya “H” cerita kalau
mmm...dia itu kena virus rubella
mbak, jadi sekarang “H” buta-
tuli total.
Sudah pasti itu disebabkan
oleh virus rubella ya bu?
Eee…iya mbak, untuk lebih
jelasnya coba mbak tanyakan
langsung pada ibunya “H”.
Dulu orangtuanya pernah cerita
kalau orangtuanya tidak sadar
anaknya sakit apa, mmm
mungkin dikiranya hanya
demam biasa. Lha kan
tinggalnya di desa mbak, jadi
mungkin kurang pengetahuan.
LBMKS
LBMKS
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang ketunaan
subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang ketunaan
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Pada usia berapa “H”
terdiagnosa buta-tuli bu?
Eee..1,5 tahun mbak. Kalau pas
lahir itu sudah tuli total, tapi
belum buta total. Dia waktu itu
masih low vision, daya
penglihatannya makin lama
berkurang lalu sampai total.
Pada usia berapa “H”
bersekolah di Helen Keller
Indonesia?
“H” belajar mulai umur 6 tahun
mbak..eee sebelumnya pas umur
4 tahun sudah dibawa ke sini,
tapi masih takut sekolah. Mmm
belum berani dengan lingkungan
baru jadi masih suka gendolin
ibunya.
Lalu setiap sekolah “H” selalu
minta untuk ditungguin
ibunya ya bu?
Iya mbak, maka dari itu saya
meminta “H” untuk belajar
LBMKS
LBS
LBS
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang ketunaan
subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
mandiri supaya tidak ditemani
selama sekolah tapi anaknya
merengek nangis kalau tau
ditinggal pulang ibu. Eee jadi
saya minta “H” untuk tidak
sekolah, jadi pulang saja kalau
masih ditemani ibu terus ya
lama-kelamaan anaknya sendiri
yang minta sekolah pas umur 6
tahun.
Ibunya “H” tidak bekerja jika
selalu menemani anaknya di
sekolah bu?
Kerja kok mbak..ibunya pelayan
di rumah makan, ya shift-shiftan
kerjanya masuk pagi masuk
siang. Pas “H” sudah mau
ditinggal nanti pulangnya yang
jemput eee bapaknya, kan
petani.
“H” memiliki berapa saudara
bu, apakah juga mengalami
ketunaan seperti “H”?
LBKS
LBKS
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang keluarga
subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
masalah latar
belakang keluarga
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
Mmm..engga kok mb. “H”
hanya dua bersaudara.
Kakaknya perempuan, sekarang
duduk di bangku SMP dan
normal kondisinysa tidak seperti
adiknya. Malah sangat banget
sama “H” tau adiknya seperti
itu. Keluarganya pada perhatian
sama “H” juga, kalau kita pas
home visit itu ya “H”
diperlakukan sama seperti
kakaknya kasih sayangnya.
Lalu kondisi penglihatan dan
kondisi pendengaran “H” saat
ini sudah total ya bu?
Iya eee mbak..low visionnya
cuma sebentar pas masih bayi
itu terus total sampai sekarang
ini. Pendengarannya juga sudah
total mbak. Pernah diberi alat
bantu dengar dari peduli kasih
indosiar, tetapi juga tidak dapat
berfungsi pada pendengarannya.
KPlhS
KPndS
Ibu guru subjek
menceritakan
kondisi
penglihatan subjek
Ibu guru subjek
menceritakan
kondisi
pendengaran
subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Tabel C.3
Koding Verbatim Wawancara Dengan Orangtua Subjek
Senin, 02 Maret 2015 (12.30-13:00 WIB).
No Transkrip Wawancara Kode Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
Bu “K” apa yang menjadi penyebab
kebutaan dan ketulian pada “H”?
Virus rubella mbak..ya dampaknya jadi
“H buta-tuli total.
Sudah pasti itu disebabkan oleh
virus rubella ya bu?
Eee…iya mbak, kan saya periksain ke
dokter. Awalnya malah budhenya yang
nggatekke. Bilang kok anak ini
matanya putih-putih terus saya bilang
mungkin kena cahaya diruangan, terus
pas saya coba gendong keluar ya juga
sama aja keliatan putih-putihnya gitu
eee mbak. Ya terus ke dokter itu tak
bawa si “H”.
Pada usia berapa “H” terdiagnosa
buta-tuli bu?
Eee..1,5 tahun mbak, jadi
penglihatannya makin lama berkurang
terus sampai total. Awalnya kanan
dulu yang masih lihat, lha terus kok
makin lama kirinya juga ikutan juga
mmm.
LBMKS
LBMKS
KPlhS
Ibu subjek
menceritakan masalah
latar belakang
ketunaan subjek
Ibu subjek
menceritakan masalah
latar belakang
ketunaan subjek
Ibu subjek
menceritakan kondisi
penglihatan subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
Pada usia berapa “H” bersekolah di
Helen Keller Indonesia?
Dulu itu kan pas “H” 4 tahun
dikenalkan tempat ini sama suster dari
pusat low vision lalu saya bawa sini
awalnya ngga mau anaknya sekolah,
takut eee megangin saya terus. Pas
“H” mulai umur 6 tahun mbak baru
mau bener sekolah eee.
Lalu setiap sekolah “H” selalu minta
untuk ditungguin ibu?
Cuma itu kok pas awalnya saja,
soalnya gurunya minta “H” pulang
ngga usah sekolah kalau masih
gendolin mamak. Lalu ya saya bawa
pulang “H” terus dia itu malah yang
minta sekolah mak, gitu eee mbak.
Ibu dan bapak bekerja dimana bu?
Halah kalau bapaknya cuma ngarit
mbak, petani di sawah itu loh mbak.
Kalau saya cuma bantu-bantu jadi
pelayan di rumah makan. Lha rumah
cuma di desa juga, kecil mbak eee.
“H” memiliki berapa saudara bu,
apakah juga mengalami ketunaan
seperti “H”?
Tidak mbak. Wong kakaknya normal
saja tuh mbak, ya saya juga heran eee
PKThdKS
POThdS
LBKS
LBKS
Ibu subjek
menceritakan peran
keluarga terhadap
ketunaan subjek
Ibu subjek
menceritakan
perlakuan orangtua
terhadap subjek
Ibu subjek
menceritakan latar
belakang keluarga
subjek
Ibu subjek
menceritakan latar
belakang keluarga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
mbak, tapi ya mamak sama bapaknya
apalagi mbak “A” sayang banget sama
“H”. Sering kita ajak main atau bicara
pakai isyarat kan eee orang rumah
juga belajar bahasa isyarat gitu eee.
Lalu kondisi penglihatan dan kondisi
pendengaran “H” saat ini sudah
total ya bu?
Heeh mbak kan cuma bisa lihatnya pas
umur 1 tahunan terus ya lama-lama
menurun penglihatannya terus ya eee
sampai total 10 tahun ini mbak.
HDSK
KPlhS
KPndS
subjek
Ibu subjek
menceritakan
hubungan dengan
saudara kandung
subjek
Ibu subjek
menceritakan kondisi
pengihatan dan
pendengaran subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI