studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan … · bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh...
TRANSCRIPT
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DI RUANG BAKUNG
RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA
DI SUSUN OLEH:
IFAN ARI WIBOWO
NIM. P.09026
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
i
STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN
OKSIGENASI PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DI RUANG BAKUNG
RUMAH SAKIT PANTI WALUYO
SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan
DI SUSUN OLEH:
IFAN ARI WIBOWO
NIM. P.09026
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2012
ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Ifan Ari Wibowo
NIM : P. 09026
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A
DENGAN INFEKSI PERNAFASAN AKUT DI
RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI
WALUYO SURAKARTA
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini
benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah
hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai
dengan ketentuan akademik yang berlaku.
Surakarta, 3 Mei 2012
Yang membuat Pernyataan
Ifan Ari Wibowo
NIM. P09026
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Ifan Ari Wibowo
NIM : P. 09026
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A
DENGAN INFEKSI PERNAFASAN AKUT DI
RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI
WALUYO SURAKARTA
Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan : ……………………..
Hari / Tanggal : ……………………..
Pembimbing : :Mushlihah Muliana U., S.Kep., Ns (…………………….)
NIK. 201187086
iv
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh:
Nama : Ifan Ari Wibowo
NIM : P. 09026
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul Karya Tulis Ilmiah : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A
DENGAN INFEKSI PERNAFASAN AKUT DI
RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI
WALUYO SURAKARTA
Telah diujikan dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah
Prodi DIII Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Ditetapkan : ……………………..
Hari / Tanggal : ……………………..
DEWAN PENGUJI
Penguji I : :Mushlihah Muliana U., S.Kep., Ns (…………………….)
NIK. 201187086
Penguji II : Diyah Ekarini, S.Kep., Ns (…………………….)
NIK. 20017900
Penguji III : Tyas Ardi Suminarsis., S.Kep., Ns (…………………….)
NIK. 201185077
Mengetahui,
Ketua Program Studi DIII keperawatan
STIKES Kusuma Husada Surakarta
Setiyawan, S.Kep., Ns.
NIK. 201084050
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah dengan judul “ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN
PERNAFASAN AKUT DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI
WALUYO
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada yang terhormat:
1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan yang
telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di Stikes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII
keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu
di Stikes Kusuma Husada Surakarta.
3. Mushlihah Muliana U., S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing sekaligus
sebagai penguji yang telah membimbing dengan cermat, memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
vi
4. Diyah Ekarini, S. Kep., Ns, selaku penguji II yang telah memberikan
masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta
memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.
5. Tyas Ardi, S. Kep., Ns, selaku penguji III yang telah memberikan masukan-
masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi
demi sempurnanya studi kasus ini.
6. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma Husada
Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya
serta ilmu yang bermanfaat.
7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat
untuk menyelesaikan program pendidikan.
8. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan Stikes Kusuma
Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril
dan spiritual.
Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu
keperawatan dan kesehatan. Amin.
Surakarta, 3 Mei 2012
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ..................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................ vii - viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………... ix
BAB I PENDAHULUAN ..................................................
A. Latar Belakang ..................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ................................................. 3
C. Manfaat penulisan ................................................ 4
BAB II LAPORAN KASUS
A. Pengkajian............................................................ 6
B. Perumusan Masalah Keperawatan................... .... 14
C. Perencanaan Keperawatan................................. ... 15
D. Implementasi Keperawatan................................ .. 17
E. Evaluasi Keperawatan........................................ .. 22
BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan ......................................................... 25
B. Simpulan ............................................................. 39
viii
C. Saran ................................................................... 40
Daftar Pustaka
Lampiran
ix
DAFTAR LAMPIRAN
A. Daftar Riwayat Hidup
B. Lembar Konsultasi
C. Log Book
D. Format Pendelegasian
E. Surat Selesai Pengambilan Kasus
��
�
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak berumur di bawah 2 tahun mempunyai risiko terserang Infeksi
Saluran Pernafasan Akut lebih besar dari pada anak di atas 2 tahun sampai 5
tahun, keadaan ini karena pada anak di bawah umur 2 tahun imunitasnya
belum sempurna dan lumen saluran nafasnya relatif sempit (Erlien, 2008).
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut,
istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory
Infections (ARI). Penyakit infeksi akut yang menyerang salah satu bagian dan
atau lebih dari saluran nafas mulai dari hidung (saluran atas) hingga alveoli
(saluran bawah) termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga
tengah dan pleura (WHO, 2003).
Berbagai kebutuhan dasar tersebut senantiasa muncul, meskipun
dengan kemungkinan tidak muncul secara berurutan. Artinya, ada sebagian
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit terbanyak
yang diderita oleh anak-anak, baik di negaraberkembang maupun di
negara maju. Penyakit ISPA khususnya pneumonia masih merupakan
penyakit utama penyebab kesakitan dan kematian pada bayi dan
balita. Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI)
2002-2003 dikatakan bahwa Angka Kematian Balita (AKBA) di
��
�
Indonesia sekitar 35/1000 kelahiran hidup. Untuk itu dalam Millenium
Development Goals (MDG) telah dicanangkan komitmen global
bidang kesehatan yang akan menurunkan 2/3 kematian balita pada rentang
waktu antara tahun 1990-2015. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2001 menunjukkan bahwa PMR bayi akibat ISPA adalah
sebesar 28% dan PMR balita akibat ISPA adalah sebesar 25%. Dan
berdasarkan Survei Kesehatan Nasional 2001 menunjukkan bahwa PMR bayi
akibat ISPA adalah sebesar 23,9% di Jawa-Bali,15,8% di Sumatera dan
42,6% di Kawasan Timur Indonesia. Sementara itu, PMR balita akibat
ISPA adalah sebesar 16,7% di Jawa-Bali,29,1% di Sumatera dan 30,3% di
Kawasan Timur Indonesia (Depkes RI, 2005).
Penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat
pula memberi kecacatan sampai pada masa dewasa. dimana ditemukan
adanya hubungan dengan terjadinya Chronic obstructive pulmonary disease
(WHO, 2003). Infeksi saluran Pernapasan Atas (ISPA) dapat menyebabkan
demam, sesak nafas, batuk, pilek dan sakit tenggorokan kebutuhan oksigen
merupakan kebutuhan yang utama dan paling vital bagi tubuh. Pemenuhan
kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernafasan secara
fungsional (Bidulh, 2002).
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh
secara fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara
fungsional mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan
kematian.Oleh karena itu kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang
��
�
utama dan paling vital bagi tubuh.Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak
terlepas dari kondisi sistem pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan
pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan
mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen . proses pernafasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-
biasa saja. Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen seperti adanya sumbatan
pada saluran pernafasan. Pada kondisi itu individu merasakan pentingnya
oksigen. (Nursalam, 2009).
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
tertarik untuk melakukan studi kasus yang mengangkat tentang kebutuhan
oksigenasi pada pasien An. A berhubungan dengan penyakit Infeksi Saluran
Pernafasan Atas (ISPA) di bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An.A
berhubungan dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di bangsal Bakung
Rumah Sakit Panti Waluyo.
��
�
2. Tujuan Khusus
a) Penulis mampu melakukan pengkajian pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada An.A dengan Infeksi Saluran Pernafasan Akut di
bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo.
b) Penullis mampu merumuskan diagnosa pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada An.A dengan infeksi saluran pernafasan Akut di
bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo.
c) Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada An.A berhubungan dengan infeksi saluran
pernafasan Akut di bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo.
d) Penulis mampu melakukan implementasi pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada An.A dengan infeksi saluran pernafasan akut di
bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo.
e) Penulis mampu melakukan evaluasi pemenuhan kebutuhan oksigenasi
pada An.A dengan infeksi saluran pernafasan Akut di bangsal Bakung
Rumah Sakit Panti Waluyo.
f) Penulis mampu menganalisa kondisi untuk pemenuhan kebutuhan
oksigenasi pada An.A berhubungan dengan penderita infeksi saluran
pernafasan akut.
��
�
C. Manfaat penulisan
Manfaat penulisan ini di madsudkan memberikan kontribusi laporan kasus
bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah dalam
bidang atau profesi keperawatan
a) Bagi Penulis
Menambah pengetahuan peneliti tentang masalah keperawatan dan
merupakan suatu pengalaman baru bagi penulis atas informasi yang
diperoleh selama penelitian.
b) Bagi Institusi
Sebagai tambahan informasi dan bahan kepustakaan dalam pemberian
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada penderita
infeksi saluran pernafasan
c) Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan khususnya untuk perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami
penyakit infeksi saluran pernafasan akut dan sebagai pertimbangan
perawat dalam mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan
tindakan yang tepat kepada pasien.
��
�
BAB II
LAPORAN KASUS
A. Identitas Pasien
Pengkajian penulisan dilakukan pada tanggl 03 april 2012. jam 10.00
WIB di ruang bakung rumah sakit panti waluyo Surakarta, menelaah catatan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An. A dengan penderita infeksi
saluran pernafasan Akut medik dan catatan perawat.
Klien berinisial An. A masuk Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta
pada tanggal 02 April 2012, seorang bayi yang berumur 1 tahun, bernomor
registrasi 00176387 klien masuk dengan diagnosa medis dengan infeksi
saluran pernafasan akut (ISPA). Alamat Sarjen, Nogosari, Boyolali.
Penanggung jawab Tn.S. berumur 35 tahun, berjenis kelamin laki-laki bekerja
sebagai swasta memiliki hubungan dengan An.A sebagai seorang ayah
beralamat Sarjen, Nogosari, Boyolali.
B. Pengkajian
An. A masuk rumah sakit panti waluyo karena alasan selama 4
hari yang lalu mengalami panas, batuk, pilek. Sebelumnya selama 3 hari
An.A dirawat di puskesmas An. A mengalami panas, batuk (karakteristik
��
�
batuk dahak warna putih, kental, dahak keluar dari liur) pilek, terus disarankan
dari puskesmas untuk dibawa ke rumah sakit Panti Waluyo.
Untuk riwayat dalam keluarga An. A merupakan dua bersaudara, An.
A merupakan anak yang ke 2. Di dalam keluarga An.A sebelumnya belum
ada yang menderita penyakit infeksi saluran pernafasan. Dari pemeriksaan
fisik pada An.A didapatkan data tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 100 kali
per menit, suhu 37,8˚C, respirasi 54 kali per menit, Berat badan 10 kg.
Pemeriksaan head to toe diperoleh data untuk bagian kepala
mesocephal, tumbuh rambut rata, untuk bagian hidung bentuknya simetris,
sedikit keluar lendir, untuk bagian mata didapat data simetris antara kanan dan
kiri, konjungtiva anemis, sklera putih, untuk mulut simetris, mukosa bibir
kering, untuk bagian leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, pada
pemeriksaan dada, terlihat simetris kanan kiri, palpasi pengembangan vocal
fremitus sama kanan kiri, perkusi lapang dada sonor, auskultasi ada suara
nafas tambahan ronkhi, pada pemeriksaan abdomen, perut klien terlihat sedikit
buncit, bising usus 32 kali per menit saat diauskultasi, saat dilakukan perkusi
terdengar bunyi timpani dan saat dipalpasi tidak terdapat nyeri tekan di semua
kuadran.� Untuk bagian ekstermitas atas diperoleh data tidak ada oedem,
terpasang infus pada tangan kiri, untuk ekstermitas bawah tidak ada oedem,
untuk eliminasi sebelum sakit, ibu mengatakan klien buang air besar sehari
dua kali dengan konsistensi lunak warna kuning, bau khas buang air kecil
enam sampai delapan kali sehari sehari, selama sakit ibu mengatakan klien
�
�
buang air besar kurang lebih empat kali sehari konsisntensi cair, bau
menyengat, buang air kecil sehari 6-8 kali.
Pengkajian nutrisi pada An.A, sebelum sakit. Pemberian ASI diberikan
sampai An.A berusia 5 bulan dan setelah usia 5 bulan diberi susu formula,
nama produk SGM, jumlah pemberian kurang lebih 4 kali sehari, pemberian
susu formula masih sampai sekarang, untuk pemberiaan makanan nasi bubur
sehari 3 kali dari usia An. A 5 bulan, memberikan vitamin Lytamin untuk
kekebalan tubuh, untuk riwayat kesehatan keluarga, An.A merupakan dari
dua bersaudara, ayah dan ibu tinggal serumah, ayah klien mengatakan di
dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan.�
Terapi dari dokter; Bactesyn sehari tiga kali, pemberian 1,5 mg, untuk
infeksi mikroba, Limoson 1/3 mg untuk batuk dan pilek tiga kali sehari.
Vectrine 1/3 mg untuk pernafasan tiga kali sehari, Sanmol pemberian 1/3 mg
untuk penurun panas dua kali sehari, satu sendok teh. Untuk pemeriksaan
laboratorium di dapat data Hb 10,5 gr/dl,hemotokrit 30.9%, eritrosit
5,75���� � lekosit6.000 x ���� , terombosit 406.000u/L, basofil 0.6 %,
eosinofil 0.3%, neutrofil 35.9% , monosil 6.5 % , MCV 56 FL, MCH 18 PG ,
MCAC 33%.
C. Perumusan Masalah Keperawatan
Hasil pengkajian di atas penulis mendapatkan data untuk studi kasus
tentang kebutuhan oksigenasi dengan masalah keperawatan ketidak efektifan
��
�
bersihan jalan nafas. Data-data yang menunjang masalah tersebut adalah,
data subyektif ibu mengatakan selama 4 hari yang lalu mengalami panas,
batuk, pilek. Data objektifnya hidung keluar sekret dari hidung, respirasi 54
kali per menit, tampak rewel, auskultasi paru terdengar bunyi suara ronkhi.
Prioritas diagnosa keperawatan yang diambil oleh penulis dari data tersebut
adalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi
jalan nafas (Nanda, 2005).
D. Intervensi Keperawatan
Rumusan masalah keperawatan yang di ambil adalah ketidak efektifan
jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas. Penulis membuat
Intervensi atau rencana tindakan (Wilkinson, 2007) dengan rasional
(Doengoes, 2003)�� Intervensi keperawatan selama dua kali dua puluh empat
jam dengan kriteria hasil klien dapat bernafas dengan efektif. Klien
menunjukan ventilasi secara adekuat. Klien tidak ada suara nafas abnormal,
respirasi dalam rentang normal (30 sampai 50 kali per menit), nadi 100 kali
per menit, klien tidak ada depsneu dan sianosis. Dengan rencana tindakan
sebagai berikut monitor pemberian oksigen dan vital sign, rasionalnya untuk
mengetahui adanya tidaknya suara nafas tambahan, monitor status respirasi
rasionalnya mengetahui setatus respirasi, berikan posisi yang nyaman
rasionalnya untuk memperingan pernafasan, ajarkan tehnik nafas dalam,
rasionalnya mengurangi sesak nafas dan batuk efektif, kolaborasi dengan
��
�
dokter dalam pemberian oksigen, obat bronchodilator, terapi nebulizer
rasionalnya memperlancar pernafasan.
E. Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan oleh penulis tidak semua dilakukan oleh
penulis. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 3 April 2012
melakukan tindakan memonitor status respirasi, respon data subjektif ibu
mengatakan anaknya masih batuk pilek untuk data obyektifnya respirasi 54
kali per menit, terdengar suara nafas ronkhi, berikan posisi yang nyaman
subjektif ibu mengatakan anaknya tertidur data objektifnya anak terlihat
nyaman, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obatnya Bactesyn
sehari tiga kali, pemberian 1,5 mg, untuk infeksi mikroba, data subjektifnya
ibu mengtakan mau anak diberikan obat, data objektifnya klien mau minum
obat, bactesyn sehari tiga kali, pemberian 1,5 mg.
Pada tanggal 4 April 2012 implementasi yang dilakukan yaitu
memberikan terapi bermain data subjektifnya pasien mengikuti, data
objektifnya klien terlihat kooperatif, berikan posisi yang nyaman subjektif ibu
mengatakan anaknya tertidur data objektifnya anak terlihat tidur, melakukan
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat, data subjektifnya ibu
mengatakan bersedia anak diberikan obat, data objektifnya klien mau minum
obat bactesyn sehari tiga kali, pemberian 1,5 mg.
���
�
F. Evaluasi Keperawatan
Setelah dilakukan implementasi selama 2 hari, diharapkan hasil catatan
perkembangan selama 2 hari dari tanggal 3 sampai 4 April 2012. Pada tanggal
3 April 2012, didapatkan catatan perkembangan sebagai berikut, dari data
subyektif ibu klien mengatakan hidung klien masih mengeluarkan lendir dan
sering batuk. Data obyektif pasien tampak menangis, batuk, respirasi 54 kali
per menit. Masalah belum teratasi pada saat ini, sehingga rencana selanjutnya
yaitu mengefektifkan jalan nafas, observasi setatus respirasi, memebrikan
posisi nyaman, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat.
Pada tanggal 4 april 2012, didapatkan catatan perkembangan sebagai
berikut, dari data subyektif ibu klien mengatakan hidung klien sudah tidak
mengeluarkan lendir. Data obyektif pasien aktif bergerak, batuk berkurang,
respirasi 48 kali per menit. Masalah teratasi sebagian, sehingga rencana
selanjutnya yaitu melakukan kolaborasi dengan tim medis pemberian obat
Bactesyn sehari tiga kali, pemberian 1,5 mg.
12
BAB III
PEMBAHASAN DAN SIMPULAN
A. Pembahasan
Pada bab ini penulis akan membahas tentang asuhan keperawatan
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An.A dengan klien penderita infeksi
saluran pernafasan akut di Rumah Sakit Panti Waluyo. Prinsip dari
pembahasan ini dengan memfokuskan kebutuhan dasar manusia di dalam
asuhan keperawatan.
Etiologi ISPA terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus, dan riketsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah Genus Streptokokus, Stafilokkokus,
Pnemokokus, Hemofillus, Bordetella, dan Koneabakterium. Virus penyebab
ISPA antara lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Koronavirus,
Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus (Erlien, 2008).
Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran pernapasan dan
akut seperti dalam penjelasan berikut:
a) Infeksi adalah masuknya bibit kiman atau mikroorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
b) Saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga alveoli
beserta organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura.
Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernapasan
bagian atas, saluran pernapasan bagian bawah (termasuk jaringan paru-
paru), dan organ adneksa saluran pernafasan.
13
c) Kebanyakan infeksi saluran pernafasan (ISPA) disebabkan oleh virus
seperti virus sinsisial pernafasan (VSP), virus parainfluenza, adenovirus,
rhinovirus, dan koronavirus, koksaki virus A dan B dan mikoplasma
(Nelson, 2002).�
Faktor-faktor yang bisa menjadi penyebab penyakit ISPA yaitu antara
lain: Umur, Jenis Kelamin, Keadaan Gizi, Kekebalan, Lingkungan, Imunisasi
Yang Tidak Lengkap dan Pemberian Asi Ekslusif yang tidak sesuai (Depkes,
2002).
Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara
fungsional. Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional
mengalami kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.oleh
karena itu kebutuhan oksigen merupakan kebutuhan yang utama dan paling
vital bagi tubuh. Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi
sistem pernafasan secara fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ
sistem respirasi, maka kebutuhan oksigen akan mengalami gangguan. Sering
kali individu tidak menyadari terhadap pentingnya oksigen . proses pernafasan
dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Banyak kondisi yang
menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan
oksigen seperti adanya sumbatan pada saluran pernafasan. Pada kondisi itu
individu merasakan pentingnya oksigen. (Nursalam, 2009).
14
Berdasarkan hasil pengkajian klien pada tanggal 3 April 2012, penulis
merumuskan masalah keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Dan
masalah keperawatan tersebut pemenuhan kebutuhan oksigenasi tersebut lebih
diprioritaskan penulis dari beberapa masalah keperawatan yang muncul pada
klien. Alasan penulis memprioritaskan masalah oksigenasi karena oksigenasi
yang dirasakan klien merupakan salah satu masalah kebutuhan dasar manusia
yang berkaitan dengan rasa nyaman. Menurut Chayatin (2007), pada dasarnya
pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada An.A berhubungan dengan infeksi
saluran pernafasan akut adalah suatu gejala subyektif yang kompleks berupa
emosional yang tidak menyenangkan.
Pada An.A tanda dan gejala yang dialami selama 4 hari yang lalu
mengalami panas, batuk, pilek, hidung keluar lendir dari hasil pemeriksan,
respirasi 54 kali per menit, nadi 100 per menit, klien ada depsneu dan
sianosis. Melakukan tindakan memonitor status respirasi memperoleh data
dari ibu mengatakan anaknya masih batuk pilek untuk data respirasi 54 kali
per menit, keluar lendir dari hidung, nampak gelisah. Sesuai masalah
keperawatan pada An. A bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan infeksi saluran pernafasan Akut (Nelson, 2002).
Anak berumur di bawah 2 tahun mempunyai risiko terserang Infeksi
Saluran Pernafasan Akut lebih besar dari pada anak di atas 2 tahun sampai 5
tahun, keadaan ini karena pada anak di bawah umur 2 tahun imunitasnya
belum sempurna dan lumen saluran nafasnya relatif sempit. Pencegahan dapat
dilakukan dengan: menjaga keadaan gizi tetap baik, imunisasi, menjaga
15
kebersihan perorangan, mencegah anak tidak berhubungan dengan penderita
infeksi saluran pernafasan akut ( Daulay, 2008).
Berdasarkan hal tersebut maka penulis melakukan intervensi
keperawatan selama 2x24 jam untuk mengatasi bersihan jalan nafas yang tidak
efektif, supaya pemenuhan kebutuhaan oksigenasi tercukupi. Hal ini dilakukan
untuk mengurangi angka kejadian masalah oksigenasi yang menyebabkan
kematian (Nursalam, 2009). Diagnosa keperawatan muncul sama dengan klien
yang ada di lapangan. Tanda dan gejala yang muncul selama 4 hari yang lalu
mengalami panas, batuk, pilek, hidung keluar lendir, respirasi 54 kali per
menit. Untuk menegakkan diagnosa keperawatan secara pasti, dapat dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium dengan hasil; Hb
10,5 g/dl, hemotokrit 30.9% , eritrosit 5,75 juta mm3, lekosit 6.000 mm
3,
trombosit 406.000u/L, basofil 0.6 %, eosinofil 0.3%, neutrofil 35.9% ,
monosil 6.5 % , MCV 56 FL, MCH 18 PG , MCAC 33% dan mendapat
terapi dokter bactesyn 1,5 mg 2 kali sehari, Limoson 0,6 ml 3 kali sehari,
Vectrine 0,6 ml 3 kali sehari, Sanmol 5 ml 2 kali sehari.
Penulis tidak menuliskan pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dada
secara mandiri, tetapi mengambil data dari status rekam medis klien, hal ini
merupakan salah satu kekurangan dan kelalaian penulis. Selain itu penulis
mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan klien.
Dengan ditegakkannya diagnosa keperawatan ketidak efektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas (Nanda, 2005).
Maka penulis melakukan rencana keperawatan untuk mengatasi masalah
16
keperawatan yang muncul untuk pemenuhan oksigenasi klien. Intervensi yang
dilakukan antara lain monitor pemberian oksigen dan vital sign, monitor status
respirasi (adanya suara nafas tambahan), memberikan posisi yang nyaman,
ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif, kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian oksigen, obat bronchodilator, terapi nebulizer (Wilkinson, 2006).
Penulis hanya memberikan asuhan keperawatan dalam waktu 2x24
jam. Karena pencarian kasus dan memantau klien kelolaan hanya mendapat
sift pagi, sehingga pemantauan terhadap klien kurang optimal. Penulis
menyadari bahwa waktu yang digunakan untuk mengelola klien adalah
kurang. Jadi penulis mendelegasikan ke perawat jaga untuk kelolaan klien
selanjutnya.
Implementasi yang dilakukan penulis sudah sesuai dengan rencana dari
intervensi menurut teori Wilkinson (2006), tetapi pada saat implementasi hari
kedua penulis melakukan program terapi bermain pada An. A karena klien
menangis.
Penulis mengevaluasi keadaan klien setiap hari, dan hasilnya pada hari
terpenuhi. Masalah bersihan jalan nafas yang tidak efektif sudah teratasi
sebagian. Rencana selanjutnya penulis mendelegasikan kepada perawat ang
bertugas di bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo.
17
B. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan penulis dalam laporan kasus dan
pembahasan pada asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
yaitu:
1. Pengkajian pada An.A pada tanggal 3 April 2012 data hasil dengan
keluhan utama panas, batuk, pilek, suhu tubuh 37,80C, respirasi 54 kali per
menit, tampak rewel, auskultasi paru terdengar bunyi suara ronkhi.
2. Berdasarkan data tersebut penulis mengangkat diagnosa keperawatan yang
bersifat aktual adalah ketidak efektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan obstruksi jalan nafas.
3. Penulis membuat intervensi keperawatan dengan tujuan setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 2x24 jam, diharapkan bersihan jalan nafas
kembali efektif, dengan kriteria hasil klien menunjukan ventilasi secara
adekuat, klien tidak ada suara nafas abnormal, respirasi dalam rentang
normal (30 sampai 50 kali per menit), nadi 100 per menit, klien tidak ada
depsneu dan sianosis. Intervesi yang direncanakan adalah monitor
pemberian oksigen dan vital sign, monitor status respirasi (adanya suara
nafas tambahan), ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif, berikan
posisi yang nyaman, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen,
obat bronchodilator, terapi nebulizer.
4. Implementasi yang dilakukan oleh penulis tidak semua dilakukan oleh
penulis. Implementasi yang dilakukan penulis untuk memenuhi kebutuhan
oksigenasi pada An. A monitor status respirasi (adanya suara nafas
18
tambahan), memberikan posisi yang nyaman, kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian oksigen, obat bronchodilator, terapi nebulizer.
5. �Evaluasi terakhir dilakukan oleh penulis pada pengelolaan selama dua
hari, diperoleh data subyektif dari keluarga pasien mengatakan ada sekret
pada hidung pasien, data obyektifnya diperoleh frekuensi pernapasannya
32 kali per menit, masih terdapat secret dan batuk, assasment nya masalah
belum teratasi dan dilanjutkan intervensinya monitor status respirasi
(adanya suara nafas tambahan), kolaborasi dengan dokter dalam
pemberian oksigen.
�
C. Saran
�Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran
antara lain :
1) Bagi Institusi pelayanan kesehatan
Diharapkan untuk lebih meningkatkan pelayanan kesehatan,
khususnya pada klien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi
berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan akut di Rumah Sakit
Panti Waluyo.
2) Bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
Diharapkan selalu berkoordinasi dengan tim kesehatan lainnya
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien agar lebih optimal
khususnya pada klien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi agar
melakukan observasi pada pemeriksaan tanda dan gejala dari respirasi.
19
3) Bagi institusi pendidikan
Diharapkan dengan mengetahui kasus pemenuhan kebutuhan
oksigenasi berhubungan dengan infeksi saluran pernafasan akut di Rumah
Sakit Panti Waluyo dapat dijadikan refrensi dan daftar kepustakaan.