laporancoremap.or.id/downloads/pemantauan-creel_natuna08.pdf · laporan creel tidak akan terlaksana...
TRANSCRIPT
i
KATA PENGANTAR
Laporan Pemantauan Perikanan Berbasis Masyarakat (CREEL) di Kabupaten Natuna selama tahun 2008 ini merupakan hasil pendataan yang dilakukan oleh Komponen CBM, diinput oleh CRITC Kabupaten Natuna dan dianalisis ole CRITC Pusat. Pencatatan data dilakukan di 4 lokasi tempat pendaratan ikan sejak bulan Juni sampai Nopember tahun 2008. Dalam analisis data dan pelaporan, telah disepakati bahwa CRITC Kabupaten Natuna melakukan analisa data untuk tingkat desa, sedangkan CRITC Pusat untuk tingkat Kabupaten. Laporan ini berisi data tentang total tangkapan rata‐rata setiap bulan, total tangkapan rata‐rata berdasarkan alat tangkap yang digunakan, jenis‐jenis ikan karang yang tertangkap serta nilai Penangkapan Per Satuan Usaha (CPUE). Trend penangkapan juga dilaporkan. Disadari bahwa terlaksananya kegiatan pendataan dan penulisan laporan CREEL tidak akan terlaksana tanpa bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu kami mengucapkan penghargaan dan terima kasih kepada PIU, CRITC serta CBM kabupaten Natuna. Selain itu ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan pendataan dan penulisan ini. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu saran maupun kritik yang membangun sangat kami harapkan. Jakarta, Februari 2009 Tim Pelaksana CREEL
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR iv 1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1 1.2. Tujuan 2 1.3. Luaran 3
2. STUDI AWAL 3 2.1. Musim 6 2.2. Alat Tangkap 7 2.3. Lokasi Penangkapan 9 2.4. Lokasi Pendaratan Ikan 9
3. METODOLOGI 12 3.1. Lokasi Survei 12 3.2. Waktu Survei 13 3.3. Cara Kerja 13 3.4. Analisa Data 14
IV. HASIL DAN BAHASAN 15 4.1. Pemantauan Pendaratan Ikan 15 4.2. Trend Penangkapan 2007‐2008 22
V. KESIMPULAN 24 DAFTAR PUSTAKA 25
iii
DAFTAR TABEL Tabel 1. Kalender Musim Penangkapan di Kabupaten Natuna 7 Tabel 2. Lokasi Penangkapan Nelayan di Kabupaten Natuna 9 Tabel 3. Skala Usaha Lokasi Pendaratan Ikan di Kabupaten
Natuna 10
Tabel 4. Lokasi Pencatatan Pendaratan Ikan, Nama pencatat dan Jumlah Responden di Kabupaten Natuna
12
Tabel 5. Waktu Pencatatan Data di Kabupaten Natuna 13 Tabel 6. Jenis‐jenis Ikan Karang Dominan yang Teridentifikasi 21
iv
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Peta Lokasi Pendataan CREEL di Kabupaten
Natuna 11
Gambar 2. Total Tangkapan dan Rata‐rata Total Tangkapan Ikan Tahun 2008 di Kabupaten Natuna
15
Gambar 3. Total Tangkapan Rata‐rata Berdasarkan Alat Tangkap Tahun 2008 di Kabupaten Natuna
16
Gambar 4. Total Tangkapan Berdasarkan Alat Tangkap Per bulan di Kabupaten Natuna
17
Gambar 5. Total Tangkapan Ikan Dominan Per famili di Kabupaten Natuna
19
Gambar 6. Total Tangkapan Berdasarkan Jenis Ikan di Kabupaten Natuna
20
Gambar 7. Gambar Ikan Karang Dominan yang Teridentifikasi
20
Gambar 8. Total Tangkapan Berdasarkan Jenis Ikan Per bulan di Kabupaten Natuna
22
Gambar 9. Catch Per Unit Effort Alat Tangkap Dominan Per bulan Tahun 2008 Kabupaten Natuna
22
Gambar 10. Perbandingan Total Tangkapan Bulan Juni Tahun 2007 dan 2008 di Kabupaten Natuna
23
Gambar 11. Perbandingan CPUE Alat Tangkap Dominan Bulan Juni Tahun 2007 dan 2008 di Kabupaten Natuna
25
PENDAHULUAN
1
BAB 1
1.1. LATAR BELAKANG Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten yang termasuk kedalam Propinsi Kepulauan Riau. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada posisi antara 1,16°‐ 7,17° Lintang Utara dan 105°‐110° Bujur Timur dengan luas area sekitar 141.901,2 km2 dengan batas‐batas wilayah sebagai berikut: • Sebelah utara berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja. • Sebelah timur berbatasan dengan Malaysia Timur dan Kalimantan
Barat. • Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tambelan,
Kabupaten Kepulauan Riau. • Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Semenanjung
Malaysia dan Pulau Bintan, Kabupaten Kepulauan Riau. Kabupaten Natuna mempunyai Sumber Daya Laut yang sangat potensial. Diperkirakan dari sebagian besar wilayah, 138.600 km2 atau 97 persen, merupakan lautan. Kabupaten ini terdiri dari wilayah kepulauan dengan tiga pulau besar ( Bunguran, Jemaja dan Serasan) dan 271 pulau‐pulau kecil (BPS Kabupaten Natuna, 2004). Natuna dikenal sangat kaya akan terumbu karang dengan berbagai jenis karang, ikan dan biota yang hidup di sekitarnya. Kekayaan sumber daya laut di Kabupaten Natuna, khususnya perikanan terumbu karang belum dimanfaatkan secara optimal. Menurut hasil penelitian Suharti dan Winardi (2007) kondisi terumbu karang di Kabupaten Natuna mengalami perbaikan. Hal ini terlihat dari persentase tutupan karang hidup yang meningkat dari 40,45% pada tahun 2004 menjadi 46,04% pada tahun 2007 atau meningkat sebesar 5,59%, Namun peningkatan persentase tutupan karang hidup belum dapat menggambarkan peningkatan hasil tangkapan ikan karang di kabupaten tersebut. Untuk itu perlu dilakukan upaya agar
2
perikanan ikan karang dapat tergambarkan, sehingga dapat dilakukan langkah‐langkah pengaturan, penangkapan serta pengelolaan yang baik bagi para nelayan setempat. COREMAP memandang penting untuk membantu para nelayan agar mereka mau mengenali potensi sumberdaya ikannya, termasuk terumbu karang, serta mampu mengelola potensi sumberdaya ikan yang ada di perairan pesisir sekitarnya. Untuk itu, COREMAP merancang suatu pemberdayaan masyarakat nelayan, dengan mengembangkan model pemantauan perikanan berbasis masyarakat yang kemudian disebut dengan pemantauan perikanan berbasis masyarakat (CREEL). Dengan pendekatan CREEL, maka masyarakat nelayan secara mandiri akan berupaya untuk menjaga kelestarian sumberdaya ikan dan terumbu karang demi menjamin penghasilan dan usaha penangkapan ikan agar keperluan mereka akan terpenuhi secara terus menerus. Untuk mendukung pengelolaan dimaksud, CRITC Nasional, PIU/PMU Daerah serta CRITC Kabupaten/Kota memfasilitasi pelaksanaan pemantauan tersebut dengan cara menyediakan buku‐buku panduan dan melakuan pelatihan pemantauan perikanan berbasis masyarakat. Kegiatan ini merupakan salah satu pendekatan untuk penguatan kelembagaan dalam mengelola sumberdaya ikan dan terumbu karang berbasis masyarakat. 1.2. TUJUAN Survey CREEL ini bertujuan untuk mengetahui : • Hasil tangkapan, • Jenis‐jenis yang tertangkap, • Catch Per Unit Effort (CPUE)
3
1.3. LUARAN Hasil pemantauan CREEL ini sangat berguna untuk menetapkan kebijakan pengelolaan perikanan ke depan, khususnya di lokasi COREMAP. Misalnya : pengaturan penggunaan alat tangkap, pengaturan daerah penangkapan serta melihat pengaruh Daerah Perlindungan Laut (DPL).
STUDI AWAL
4
BAB 2
Studi awal dilakukan sebelum pemantauan perikanan berbasis masyarakat dimulai. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui kondisi nelayan, musim, lokasi penangkapan, dan menetapkan lokasi survey CREEL. Kegiatan CREEL di Kabupaten Natuna dilakukan di 4 desa, yaitu : Tanjung, Sepempang, Pengadah dan Cemaga. Desa Cemaga Desa cemaga termasuk dalam wilayah kecamatan Bunguran Selatan. Letaknya berada di tenggara pulau bunguran. Desa ini memiliki pantai berpasir putih langsung menghadap lautan luas serta memiliki tiga buah gugusan pulau nan cantik yaitu pulau Akar, pulau Juntai dan pulau Kemudi. Memiliki luas daerah lebih kurang 11.000 km2. Penduduk desa Cemaga berjumlah 1.165 jiwa, dengan jumlah nelayan hanya 4,98% atau 58 orang dari total penduduk yang ada. Desa ini berada di lintasan jalan menuju selat Lampa yang merupakan salah satu pelabuhan utama dari dan ke Natuna setelah pelabuhan Penagih. Desa ini memiliki perairan yang luas dan terkenal dengan hasil perikanannya. Daerah ini juga memiliki banyak sungai kecil yang di sekitarnya terdapat hutan bakau yang masih cukup baik. Daerah ini sering menjadi tumpuan masyarakat di sekitar pulau Bunguran Timur untuk mencari ikan. Tercatat sebanyak 27 pompong, 9 buah sampan sebagai sarana penangkapan nelayan di desa Cemaga (Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Desa Cemaga, 2007). Desa Pengadah. Desa Pengadah termasuk dalam wilayah kecamatan Bunguran Timur Laut. Secara geografis sebelah selatan berbatasan dengan Desa Kelanga, sebelah barat berbatasan dengan Desa Teluk Buton, sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Desa ini terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Janik dan Dusun Semitan yang dihuni oleh 430 jiwa dari 131 KK.
5
Menurut Profil Desa Pengadah (2007) tercatat 36 orang yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Jumlah perahu motor yang tercatat adalah 15 buah dan tanpa motor 40 buah. Desa Sepempang Desa Sepempang termasuk dalam wilayah Kecamatan Bunguran Timur Laut. Daerahnya tak jauh dari kota Ranai dan memiliki daerah strategis dimana daerah ini memiliki pantai pasir putih dan dihadapan Desa terbentang pulau nan indah yaitu pulau Senoa. Secara geografis sebelah selatan berbatasan dengan Kelurahan Ranai, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ceruk, sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Desa Tanjung. Luas wilayah lebih kurang 56,27 km2. Terdiri dari 3 RW dan 9 RT yang dihuni oleh 383 KK atau 1.321 jiwa. Mata pencaharian penduduk yang utama adalah sebagai petani (14,23%), sedangkan yang berprofesi sebagai nelayan hanya 9,16% dari total penduduk. Jumlah pompong yang tercatat adalah sebanyak 67 buah dan kolek/jongkong 21 buah (Profil Desa Sepempang, 2007) Desa Tanjung Desa Tanjung termasuk dalam wilayah kecamatan Bunguran Timur Laut. Daerahnya tak jauh dari kota Ranai dan memiliki daerah strategis dimana daerah ini memiliki pantai pasir putih dan dihadapan Desa terbentang pulau nan indah yaitu pulau Senoa. Desa Tanjung mengalami pemekaran desa menjadi 2 desa yaitu Desa Tanjung dan desa Limau Manis. Desa ini sering dijadikan kawasan wisata baik oleh masyarakat lokal maupun pendatang karena memiliki teluk dan pantai yang cukup indah. Secara geografis sebelah selatan berbatasan dengan Desa Limau Manis, sebelah barat berbatasan dengan Desa Ceruk, sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan, sebelah utara berbatasan dengan Desa Kelanga. Luas wilayah desa Tanjung lebih kurang 7.899 km2. Desa ini dihuni oleh 203 KK dan 82 orang diantaranya berprofesi sebagai nelayan.
6
2.1. MUSIM Nelayan di Kabupaten Natuna mengelompokkan musim menjadi 4 kelompok, yaitu • Musim Selatan (Maret‐Juli). Pada awal musim selatan, kecepatan
angin agak kencang tetapi pada akhir musim kecepatan angin sudah mulai berkurang. Pada musim ini banyak terdapat ikan kerapu, sunu dan kerisi bali
• Musim Barat (September‐November), merupakan musim yang cukup tenang, namun pada waktu tertentu hujan badai dapat datang tiba‐tiba dan setelah itu laut pun tenang kembali. Pada musim ini nelayan umumnya menggunakan pancing tunda untuk menangkap ikan tongkol
• Musim Utara (November‐Maret). Pada musim utara ditandai dengan adanya angin kencang, hujan serta gelombang besar. Hal ini menyebabkan nelayan umumnya hanya menangkap ikan pada wilayah yang relatif dekat dengan menggunakan kelong.
• Musim Timur (Juli‐September). Merupakan musim kemarau yang panas dan kondisi angin tenang dan laut yidak bergelombang. Pada musim ini nelayan menggunakan pancing dan bubu untuk menangkap ikan karang, pada malam hari mereka menangkap ikan bilis
Jenis‐jenis ikan yang ditangkap oleh nelayan Kabupaten Natuna sangat tergantung pada musim. Tabel 1. memperlihatkan variasi jenis tangkapan menurut musim.
7
Tabel 1. Kalender Musim Penangkapan di Kabupaten Natuna.
Alat Tangkap Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Musim Angin U U T T T S S S B B B U
Kelong xx xx xx x x x x x x xx xx xx Bubu Ikan xx xx x x x x x x x x xPancing x x x x x x x x x x x x Jala/Jaring x x x x x x x x xTangkul Bilis x x x x x x x xSingkap/Tombak x x x x x x x x x x x xPancing Tunda x x x x x x x x xx xx xx xBubun Ketam x x x x x x x x
Sumber : BP3SP, 2008
2.2. ALAT TANGKAP Pada umumnya nelayan di Kabupaten Natuna menggunakan alat tangkap berupa : bubu, jaring, pancing, tangkul bilis dan kelong pantai. Bubu Bubu merupakan alat tangkap berupa perangkap terbuat dari kawat anyaman dengan desain dan ukuran tertentu yang dibuat nelayan dengan keahlian khusus. Alat ini biasanya dioperasikan dengan menggunakan kompresor dan dipasang di perairan pada kedalaman 10 – 15 meter, sebagai pemberat biasanya menggunakan batu yang ada di sekitar lokasi peletakan bubu dan lebih banyakmenggunakan batu karang. Bubu biasanya dipasang di karang‐karang laut dan pada sisi‐sisi karang hal ini dilakukan sepanjang tahun. Jenis ikan yang tertangkap antara lain: ikan kerapu sunu, kerapu lumpur, kerapu, ikan merah serta berbagai ikan karang. Bubu ketam adalah alat untuk menangkap ketam biasanya bubu ini berukuran kecil dan dibeli dengan kondisi siap pakai bahan nilon biru/hitam yang menggunakan bingkai besi , biasanya alat ini menggunakan umpan sebelum dioperasikan.
8
Jaring Jaring ini dioperasikan pada timur sampai timur dan barat (bulan Maret–bulan Oktober). Alat ini digunakan untuk menangkap ikan‐ikan karang. Daerah penangkapan di sekitar pantai berpindah dari satu pantai ke pantai. Alat tangkap jaring terbuat dari benang nylon, tali ris atas dan bawah, pemberat dan pelampung adalah dengan cara menebarkan jaring ke permukaan sampai ke pertengahan perairan/laut. Jaring di bawa ke wilayah penangkapan (fishing ground) dengan menggunakan pompong. Jaring diikat di haluan kapal kemudian ditebarkan dan dibiarkan bergerak mengikuti arus. Pada umumnya nelayan menebar jaring selama semalam. Nama dari masing‐masing jaring menyesuaikan target tangkapan, misalnya jaring dingkis menggunakan mata jaring ukuran 1,5 inch dengan lebar dan tinggi jaring masing‐masing 1,5 m dan 200 m. Jaring ini hanya digunakan untuk menangkap ikan dingkis. Selain itu ada juga jaring ikan karang yang memiliki mata jaring yang lebih besar kira‐kira 2,5 inch. Jaring udang kara menggunakan mata jaring 4‐5 inch. Panjang jaring udang kara mencapai 450 m. Ada pula jaring ketam yang digunakan untuk menangkap ketam. Pancing Alat tangkap pancing digunakan pada musim teduh dari bulan Maret sampai Oktober, dan biasanya pancing ini juga dimodifikasi seperti untuk pancing ikan karang biasanya menggunakan satu mata sedangkan untuk panci tunda menggunakan banyak mata sampai ± 25 dengan umpan buatan, dari benang lembut dan bulu ayam target hasil tangkapan adalah ikan tongkol. Sedangkan yang menggunakan satu mata adalah ikan karang, kerapu dan sebagainya. Pancing merupakan alat tangkap sederhana yang utama digunakan oleh nelayan di daerah Natuna sejak dimulainya usaha di bidang perikanan tangkap. Pancing dipakai untuk menangkap ikan hidup dan ikan mati dengan ukuran dan cara penggunaan yang berbeda. Pancing ulur digunakan untuk menangkap ikan hidup dengan umpan ikan dan diberi pemberat dari bahan timah. Pada saat memancing
9
menggunakan pancing ulur, mesin pompong dimatikan terlebih dahulu. Ikan yang didapatkan dari alat tangkap ini yaitu ikan‐ikan hidup yaitu ikan karang, ikan kerapu dan ikan sunu. Sedangkan untuk ikan mati, pancing yang digunakan adalah pancing tonda dengan menggunakan umpan tali rafia. Ikan yang didapatkan biasanya ikan tongkol dan ikan manyu. Berbeda dengan ikan hidup, penangkapan ikan mati dilakukan tanpa mematikan mesin sehingga pompong terus berjalan. 2.3. LOKASI PENANGKAPAN Di Kabupaten Natuna para nelayan umumnya mencari ikan tidak terlalu jauh dari tempat mereka tinggal. Lokasi‐lokasi pencarian ikan oleh para nelayan di masing‐masing desa disarikan dalam tabel 2 di bawah ini : Tabel 2. Lokasi Penangkapan Nelayan di Kabupaten Natuna
No Desa Lokasi Penangkapan1 Tanjung Batang Perairan sekitar desa Tanjung Batang, Karang
Muron dan perairan sekitar desa Sededap 2 Cemaga Karang Ragah, Batu Dua, Karang Pulau dan Karang
Nayup 3 Sededap Karang Pulu, Tanjung Ubuh, Karang Tengah dan
Karang Kuning 4 Sepempang Kuwik Sipah, karang kering dan karang Tue5 Pengadah Tanjung Sengiap, karang kelana, karang perahu,
karang Airmerah, karang air pancur, karang juris, karang tajam, karang tubing dan karang Induk.
2.4. LOKASI PENDARATAN IKAN Di desa lokasi COREMAP II yang dipilih untuk melakukan pendataan CREEL, belum ada Tempat Pendaratan Ikan (TPI) yang dibangun oleh pemerintah. Umumnya para nelayan menjual hasil tangkapan mereka kepada para pengumpul setempat yang tinggal di desa mereka atau
10
langsung dijual kepada para pembeli. Kegiatan jual‐beli dilakukan di dermaga atau di sepanjang pantai tempat‐tempat perahu mereka berlabuh. Tabel 3 menunjukkan lokasi pendaratan ikan serta besarnya skala pendaratan.
Tabel 3. Skala Usaha Lokasi Pendaratan Ikan di Kabupaten Natuna Nama Lokasi Tempat Pendaratan Ikan
yang Disurvei dan Kodenya Skala Usaha/Pendaratan
Cemaga Dermaga desa Cemaga Kecil
Tanjung Dermaga desa Tanjung Sedang
Pengadah Dermaga desa Pengadah Kecil
Sepempang Dermaga desa Sepempang Sedang
Sumber : Data Primer CREEL, 2008
METODOLOGI
12
BAB 3
Pemantauan Perikanan berbasis masyarakat (CREEL) merupakan survey terpadu yang terdiri dari berbagai komponen COREMAP. Komponen CBM yang terdiri dari fasilitator lapangan, motivator desa, LPSTK bahkan masyarakat umum berperan sebagai pencatat. CRITC daerah berperan sebagai pengumpul data yang telah diambil oleh pencatat di setiap lokasi pencatatan dan menganalisa data tersebut untuk lingkup desa. CRITC Pusat berperan dalam menganalisa data dalam lingkup kabupaten. Oleh karena itu keberhasilan survey CREEL ini sangat tergantung pada peran masing‐masing. 3.1. LOKASI SURVEY Survey CREEL di Kabupaten Natuna dilakukan di 4 desa yang termasuk dalam wilayah COREMAP II. Di masing‐masing desa telah dipilih tempat‐tempat yang akan disurvey. Jumlah desa, lokasi pendaratan ikan Nama pencatat dan Jumlah responden dirangkum pada Tabel 4. Tabel 4. Lokasi Pencatatan Pendaratan Ikan, Nama pencatat dan Jumlah Responden
di Kabupaten Natuna.
Nama Lokasi
Tempat Pendaratan Ikan yang Disurvei dan Kodenya
Pencatat
Jumlah Responden Nelayan Yang
Akan Disurvei
Cemaga Dermaga desa Cemaga DCPC Zaidan 8 orang Tanjung Dermaga desa Tanjung DTPT M. Zawawi 8 orang Pengadah Dermaga desa Pengadah DPPP Ibrahim 10 orang Sepempang Dermaga desa Sepempang DSPS Wan Talmizi 8 orang
13
3.2. WAKTU SURVEY Pencatatan pendaratan ikan dilakukan setiap bulan selama 3 hari berturut‐turut. Pada tahun 2008 pencatatan data CREEL di Kabupaten Natuna bervariasi seperti yang tertera dalam Tabel 5.
Tabel 5. Waktu Pencatatan Data di Kabupaten Natuna Nama Desa/
Lokasi Survey CREEL Pengambilan Data bulan
Jun Jul Agt Sep Okt NovCemaga + + + + + +
Tanjung ‐ + + + + +
Pengadah + + + + + +Sepempang + + + + + +
3.3. CARA KERJA • Pemilihan Pencatat
Pemilihan pencatat survey CREEL dilakukan oleh CRITC Daerah berkoordinasi dengan CBM Daerah. Setelah itu pencatat diberi pelatihan bagaimana cara melakukan pendataan.
• Pemilihan Responden Responden dipilih oleh para pencatat yang difasilitasi oleh CRITC Pusat dan CRITC Daerah pada saat pelatihan. Jumlah responden di setiap lokasi pendataran ikan berbeda, tergantung pada jumlah nelayan terumbu karang yang ada di masing‐masing lokasi pendaratan ikan. Umumnya jumlah responden adalah 10% ‐ 30% dari seluruh nelayan terumbu karang di suatu lokasi pendataran ikan.
• Pengambilan Data Ada 5 jenis formulir yang diisi oleh para pencatat. Formulir 1 dan 5 diisi pada awal pendataan untuk menentukan lokasi pendataan survey CREEL dan responden. Formulir 2 dan 3 diisi setiap bulan selama 3 hari berturut‐turut. Formulir 4 diisi setiap musim.
14
• Entry Data Setelah masing‐masing formulir diisi, data dipindahkan dalam suatu program yang telah dirancang sedemikian rupa. Peng’entry’an data dilakukan oleh CRITC daerah dan dianalisa dalam lingkup desa. Kemudian data dikirim ke CRITC Pusat untuk diolah untuk lingkup kabupaten/kota.
3.4. ANALISA DATA Analisa data dilakukan dengan program yang telah disiapkan. Adapun variabel yang diamati adalah : total tangkapan per alat tangkap dominan; jenis tangkapan per alat tangkap dominan dan Catch Per Unit Effort. Data yang telah dianalisa ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik atau diagram. Untuk melihat trend perikanan di masing‐masing kabupaten/kota, data terkini dibandingkan dengan data pada tahun sebelumnya.
BAB4
B
4.1. PEMAN Total TangkaBerdasarkan hingga Novemtangkapan ra397,2 kg – 55450,62 kg.
Gamba
Total tangkapyaitu sebesarterjadi pada pada bulan SPada bulan inPada musim imenangkap iikan‐ikan karadll. Sebaliknlebih disebab
HASIL
NTAUAN PEN
apan hasil survey Cmber 2008 di ta‐rata nelaya51,3 kg (Gamba
ar 2. Total Tangkadi Kabupaten
pan rata‐rata ikr 551,3 Kg. Sbulan Juni yaieptember kemni terjadi musimni wilayah tankan hidup. Seang misalnya Inya rendahnyabkan karena a
0
100
200
300
400
500
600
397.2
Total Tan
gkap
an )K
g)
DAN BA
15
NDARATAN I
CREEL yang dKabupaten Nn setiap bulanar 2 .), dengan
pan dan Rata‐ratn Natuna
kan tertinggi tSedangkan tottu sebesar 39mungkinan dipm timur yang dgkap nelayan shingga pada mkan kerisi, ikaa total tangkapalasan teknis p
451.2 448.2
AHASAN
IKAN
ilakukan selamNatuna didapatn tahun 2008 n rata‐rata tang
a Total Tangkapa
erjadi pada butal tangkapan 97,2 kg. Tinggpengaruhi olehdikenal sebagasemakin luas, tmusim ini bann Mayuk kuninpan rata‐rata ppendataan. P
551.3
431.7 4
N
ma bulan Juntkan hasil totaberkisar antargkapan sebesa
n Ikan Tahun 200
ulan Septembeikan terendainya tangkapah faktor musimai musim teduhterutama untunyak tertangkang (Carangidaepada bulan JunPada bulan Jun
424.1
ni al ra ar
08
er ah an m. h. uk ap e) ni ni
0
500
1000
1500
2000
2500
Be
Pa
lokasi pendaPengadah dapengambilan Pada bulan Orata‐rata, halBarat. Pada mfase transisi dikenal juga s Jumlah TangJumlah tangkjuga ditentukdigunakan otradisional mBerdasarkan hingga Novempara nelayan
Gamb
47212.4
esi Leklek Bub
ancing Lempar Panc
taan CREEL dn Cemaga. Kdata dilakukan
Oktober dan No ini disebabkamusim ini angantara angin
sebagai musim
gkapan Menukapan ikan olekan oleh jenis aoleh nelayan misalnya jarihasil survey mber tercatat (Gambar 3.)
bar 3. Total TangkTahun 2008
16
4
2470.1
433.8238.55
u Jaring
cing Sonok Pancin
dilakukan di 3Kemudian padn di 4 desa (dit
ovember terjadan karena saatgin mulai kencteduh dan a sulit ikan (Hid
urut Jenis Alaeh nelayan selalat tangkap. Jdi Kabupateing, pancing CREEL yang d8 jenis alat t
apan Rata‐rata Be di Kabupaten Na
37.65
655.9
1432.4
Pancing j
ng Tunda Pancing U
3 desa, yaitua bulan Juli dtambah desa T
di penurunan tt ini mulai meang kembali dangin kencangdayati, 2005).
at Tangkap lain dipengaruJenis‐jenis alatn Natuna mulur,dan p
dilakukan selaangkap yang d
erdasarkan Alat Tatuna
jut
Ulur
u Sepempangdan seterusnyaTanjung).
total tangkapaenginjak musimdan merupakag. Musim bara
uhi oleh musimt tangkap yanasih tergolonancing tondaama bulan Jundigunakan ole
Tangkap
g, a,
an m an at
m ng ng a. ni eh
0
100
200
300
400
500
600
Total Tan
gkap
an (K
g)
Berdasarkan masing‐masinterbesar dihaoleh pancing untuk masintangkapan raleklek dan pa50 Kg. Tinggintangkap Jarindaerah Natun Telah diketahtunda merupKabupaten Ntangkap terse
Gamba
Dari gambar kontribusi te
394.5
120.1
5
11.5
181.8210.7 211.6
Gambar 3 terng alat tangkaasilkan oleh alaUlur dan pancng‐masing seata‐rata palingncing sonok denya total tangng dan pancinna menggunaka
hui bahwa alatakan alat tangNatuna. Hasilebut disarikan
ar 4. Total TangKabupaten
tersebut terlirbesar terhad
17
548.6 548.2
35
52.372.9
26234.1
331.7
lihat bahwa toap bervariasi. at tangkap jarcing tunda denebesar 1432,4g rendah dihasengan total tangkapan rata‐ratng ulur dikarean kedua alat t
t tangkap jaringkap yang umu tangkapan sdalam Gambar
gkapan Berdasarn Natuna
hat bahwa aladap total tang
5.7
503.0
217.9
119.5
195.4
248.9
otal tangkapan Total tangk
ring, yaitu 247gan total tang4 kg dan 65silkan oleh alangkapan rata‐rta dengan meenakan mayortangkap terseb
ng, pancing ulum digunakan etiap bulan dr 3 di bawah in
rkan Alat Tangk
t tangkap jaringkapan hampi
Jaring
Pancing Tunda
Pancing Ulur
n rata‐rata dakapan rata‐rat70,1 kg diikukapan rata‐rat55,9 kg. Totaat tangkap berata kurang danggunakan alaritas pendudubut.
ur dan pancinoleh nelayan ddari ketiga alani.
kap Per bulan
ng memberikar setiap bulan
ri ta ti ta al si ri at uk
ng di at
di
an n.
18
Menurut informasi dari nelayan lokal, alat tangkap jaring mayoritas digunakan oleh nelayan dari desa Pengadah, karena lokasi penangkapan ikan di desa ini sangat cocok untuk alat tangkap jaring. Total tangkapan rata‐rata alat tangkap Jaring yang tertinggi dijumpai pada bulan Agustus‐September yaitu sebesar 548,6 ‐ 548,2 Kg. Hal ini dikarenakan pada bulan tersebut merupakan musim timur yang dikenal sebagai musim teduh. Dibandingkan dengan jaring, hasil tangkapan dengan menggunakan pancing tunda pada bulan Agustus dan September sangat rendah, namun semakin meningkat pada bulan Oktober dan November. Diketahui bahwa pada bulan Oktober dan November di Kabupaten Natuna menginjak musim barat‐utara. Saat ini juga dikenal sebagai musim ikan tongkol sehingga para nelayan meenggunakan pancing tunda, akibatnya total tangkapan pancing tunda meningkat pada bulan ini. Jumlah Tangkapan Menurut Jenis Ikan Hasil survey CREEL yang telah dilakukan selama bulan Juni hingga November tahun 2008 di Kabupaten Natuna menunjukkan bahwa tercatat 127 jenis ikan yang ditangkap oleh para nelayan. Berdasarkan pengelompokkan per famili, diketahui bahwa terdapat 5 famili yang dominan, yaitu carangidae, lethrinidae, lutjanidae, scombridae dan serranidae (Gambar 5). Family Carangidae memberikan kontribusi terbesar terhadap total tangkapan, yaitu sebesar 2423,6 kg, diikuti oleh famili Lethrinidae dan Lutjanidae dengan total tangkapan masing‐masing sebesar 2149,7 kg dan 1601,6 kg. Dari 5 famili yang mendominasi hasil tangkapan, hanya 1 famili yang termasuk kedalam kelompok ikan pelagis, yaitu famili Scombridae , dengan total tangkapan sebesar 1210,8 kg.
0
500
1000
1500
2000
2500To
tal tan
gkap
an (K
g)
Gambar 5. Hasil analisisdominan yanCaranx sexfatangkapan temerupakan jedi desa PeTangkapan tlentjan atau karang (Lethrnelayan hamtangkap panc
2423.6
1210.8
. Total Tangkapan
s menunjukkag merupakan asciatus, atauertinggi, yaituenis ikan konsngadah dengerbesar setelikan Nupen karinus lentjan) mpir di seluruhcing ulur.
19
8
2149.7
793
n Ikan Dominan P
an bahwa tertangkapan paru ikan mayu sebesar 113umsi yang bagan menggunah ikan mayarang, yaitu semerupakan ikanh lokasi survey
3.3
1601.6
er famili di Kabup
rdapat 5 jenira nelayan (Gak kuning me33,5 kg. Ikan anyak ditangkanakan alat tuk kuning adebesar 825,1 kn yang banyaky dengan men
paten Natuna
is ikan karanambar 6) . Jenerupakan hasMayuk kunin
ap oleh nelayaangkap jaringdalah Lethrinukg. Ikan nupek ditangkap olenggunakan ala
ng is sil ng an g. us en eh at
0
200
400
600
800
1000
1200To
tal Tan
gkap
an (K
g)
Gambar 6
Gam Semua ikan‐ibanyak ditandominan lainn
1133.5
606.1
82
6. Total Tangkapa
mbar 7. Gambar Ik
kan dominan ngkap nelayannya dirangkum
20
25.1
448.1 433.7
n Berdasarkan Je
kan Karang Domin
tersebut mern di Kabupatm dalam Tabel 6
Caranx sexf
Lethrinus m
Lethrinus le
Lutjanus de
Lutjanus eh
nis Ikan di Kabup
nan yang Teriden
rupakan ikan en Natuna. J6.
fasciatus
miniatus
entjan
ecussatus
hrenbergi
aten Natuna
tifikasi
konsumsi yanJenis‐jenis ika
ng an
21
Tabel 6. Jenis‐jenis Ikan Karang Dominan yang Teridentifikasi
Sumber : Data Primer CREEL, 2008
Hasil analisis terhadap jumlah tangkapan dari ke 5 jenis ikan dominan tersebut selama periode pencatatan terlihat bahwa total tangkapan perbulan lebih banyak didominasi oleh ikan Mayuk Kuning (Caranx sexfasciatus) dan ikan Nupen karang (Lethrinus lentjan). Ikan mayuk kuning mendominasi total tangkapan pada bulan Juni, Agustus, Oktober, November sedangkan ikan nupen karang mendominasi total tangkapan pada bulan Juli dan November. Total tangkapan tertinggi ikan mayuk kuning terjadi pada bulan Agustus dan September. Tingginya total tangkapan ini disebabkan pada bulan ini terjadi musim timur yang merupakan musim teduh sehingga wilayah tangkapan nelayan pada bulan ini semakin luas.
Nama Ikan Nama Ilmiah Famili Total Tangkapan
Ikan Mayuk kuning Caranx sexfasciatus Carangidae 1133,5
Ikan Nupen Karang Lethrinus lentjan Lethrinidae 825,1
Ikan Mancung Lethrinus miniatus Lethrinidae 606,1
Ikan Sadang Lutjanus decussatus Lutjanidae 448,1
Ikan sumong Lutjanus ehrenbergi Lutjanidae 433,7
Ikan Ilak Kyphosus sp. Kyphosidae 413,5
Ikan segeh Lethrinus ornatus Lethrinidae 365,6
Ikan Mayuk Penunggul Caranx caeruleopinnatus Carangidae 261,4
Ikan Selayang Decapterus tabl Carangidae 159,6
Ikan Kerapu Tahai Epinephelus amblycephalus
Serranidae 154,5
020406080100120140160180200
7
41.2
81
1
0
50
100
150
200
250
300
350
1
Total Tan
gkap
an (K
g)
Gambar 8. Tota
Catch Per UnCatch Per Udominan selKabupaten Na
Gamba
2611.3
2
5.516.6
1.2 77.186
131.5
42.7
18
11.5
64.5
118.5
96
293
77.3
107.78
100.3
130.4
1
9.4528.617.95
36.6
al Tangkapan Ber
nit Effort (CPUUnit Effort (Clama bulan atuna tersaji p
ar 9. Catch Per UTahun 2008
22
7.8 8.7627.7 26.8
.7
110.55
65.
82.9 182.7
11
26.6 24.3
3307
164
87
188.1
49
167.9
117
80.5
25.389.95 1624.8 12.1
rdasarkan Jenis Ik
UE) PUE) yang dJuni hingga ada gambar 9.
Unit Effort Alat T Kabupaten Natu
1028.7
.1
10718.6
167.7
72.6
39.8
155
975
229
.95 26.423.878.08
an Per bulan di K
ihasilkan olehNovember ta.
Tangkap Dominana
Bubu
Pancing Jut
Pancing ulur
Jaring
Pancing Tunda
Caranx sexfasciatus
Lethrinus miniatus
Lethrinus lentjan
Lutjanus decussatus
Lutjanus ehrenbergi
abupaten Natuna
h alat tangkaahun 2008 d
n Per bulan
a
ap di
Total Tan
gkap
an (K
g)
Berdasarkan unit usaha ditangkap ini suntuk menantangkapan ddibandingkanjaring lebih ttangkap jarinyaitu sebesapancing ulur sebesar 110sehingga bany 4.2. TREND Trend penaperkembangatersebut daptangkapan nebermanfaat bkegiatan penaDari hasi surdapat kita lihNatuna. Perb2007‐2008 di
Gambar
050100150200250300350400
3
gambar 9 dapdominasi olehsering digunakngkap ikan‐ikaengan menggn dengan alat inggi dibandinng tertinggi ter 182,9 dan memiliki nilai C,55. Bulan‐buyak nelayan m
PENANGKA
ngkapan tahan usaha perikpat ditunjukkelayan setiap tabagi nelayan angkapan ikanvey CREEL yanat perbandingbandingan Totkabupaten Na
10. Perbandingadan 2008 di
23
Juni
364.1397.2
pat kita amatih alat tangkap kan nelayan‐nean hidup terutgunakan alat tangkap panc
ngkan dengan erjadi pada bu182,7. BegituCPUE tertinggiulan tersebutenangkap ikan
APAN 2007‐2
unan dapat kanan nelayankan dengan ahun pada muuntuk melaku. ng telah dilakgan total tangkal tangkapan patuna dapat dil
an Total TangkapKabupaten Natu
200
200
i bahwa hasil jaring dan paelayan di Kabtama ikan kartangkap jarin
cing ulur sehinpancing ulur. ulan Agustus du pula dengani pada bulan St merupakan n
008
digunakan un untuk setiapmengamati sim yang samaukan manajem
kukan pada takapan perbulapada bulan Junlihat pada gam
an Bulan Juni Tahuna
7
8
tangkapan pencing ulur. Alaupaten Natunrang. Kapasitang lebih besangga nilai CPUNilai CPUE aladan Septemben alat tangkaeptember yaitmusim timu
untuk melihap tahunnya. Harata‐rata totaa. Hal ini sangamen dalam ha
hun 2007‐200n di kabupateni antara tahu
mbar 10.
hun 2007
er at na as ar UE at er ap tu ur
at al al at al
08 en un
24
Trend total tangkapan pada bulan Juni mengalami kenaikan dari tahun 2007 hingga tahun 2008. Kenaikan tersebut tidak terlalu signifikan yaitu sebesar 364,1 kg pada tahun 2007 menjadi 397,2 kg pada tahun 2008 (Gambar 10). Sebagian besar total tangkapan didominasi oleh ikan‐ikan karang dan ikan‐ikan yang berasosiasi dengan terumbu karang. Naiknya total tangkapan ini dimungkinkan berhubungan dengan tutupan terumbu karang. Berdasarkan penelitian Hukom dan Budiyanto (2008) mengatakan bahwa tutupan terumbu karang mengalami kenaikan sebesar 46,04 % pada tahun 2007 menjadi 51,38 % pada tahun 2008. Dengan naiknya tutupan terumbu karang ini keberadaan ikan akan semakin melimpah. Karena terumbu karang merupakan habitat bagi ikan‐ikan untuk mencari makan serta memijah. Trend CPUE antara tahun 2007 dan 2008 untuk alat tangkap jaring, pancing ulur dan pancing tonda disarikan dalam Gambar 11. Dari Gambar tersebut terlihat bahwa terjadi penurunan CPUE alat tangkap jaring yang signifikan pada bulan Juni yaitu sebesar 1180,5 pada tahun 2007 menjadi 131,5 pada tahun 2008. Begitu pula dengan alat tangkap pancing tunda juga mengalami penurunan CPUE yaitu sebesar 54,35 pada tahun 2007 menjadi 11,5 pada tahun 2008. Berbeda dengan jaring dan pancing tonda, CPUE pancing ulur justru mengalami kenaikan yaitu sebesar 0,5 pada tahun 2007 menjadi 81,2 pada tahun 2008. Penurunan CPUE alat tangkap jaring dan pancing tonda ini dimungkinkan akibat dari kenaikan BBM yang semakin melonjak pada tahun 2008 sehingga produktifitas nelayan semakin menurun untuk melaut.
102030405060708090
100110120
CPUE
Gamba
0000000000000000000000000
Jaring
1180.5
131.5
ar 11. Perbanding2007 dan 2
25
Pancing Ulur P
0.5581.2
gan CPUE Alat T2008 di Kabupate
Pancing Tonda
54.3511.5
angkap Dominann Natuna
2007
2008
n Bulan Juni Tahuun
KESIMPULAN
26
BAB 5
Dari data CREEL yang dikumpulkan, maka disimpulkan hal‐hal sebagai berikut : • Total tangkapan rata‐rata per bulan adalah sebesar 63,79 kg. • Jaring dan pancing ulur dan pancing tunda merupakan alat tangkap
yang digunakan sepanjang tahun oleh para nelayan. • Ikan karang yang dominan tertangkap terdiri dari 5 jenis, yaitu :
Caranx sexfasciatus, Lethrinus lentjan, Lethrinus miniatus, Lutjanus decussatus dan Lutjanus ehrenbergi
• Nilai CPUE alat tangkap pancing ulur antara 65,1 – 110,55; pancing tunda 11,5 – 72,6, sedangkan CPUE alat tangkap jaring antara 118,6 – 182,9
27
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Studi Kelayakan Untuk Pengembangan Keramba Jaring
Tancap Dan Rumput Laut Di Wilayah Coremap Kabupaten Natuna. BP3SP Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Riau
Anonim. 2007. Rencana Pengelolaan Terumbu Karang Desa Cemaga tahun 2007
Anonim. 2007. Profil Desa Pengadah Tahun 2007 Anonim. 2007. Profil Desa Sepempang Tahun 2007 Coral Reef Information and Training Center. 2008. Buku Panduan
Jenis‐jenis Ikan Ekonomis di Terumbu Karang. CRITC‐COREMAP‐LIPI. Jakarta
Dhewani, N. 2008. Pedoman Lapangan Pemantauan Perikanan Berbasis Masyarakat (CREEL). CRITC‐COREMAP LIPI. Jakarta
Hidayati, D.; Asiati, D.; Harfina, D. 2005. Data Dasar Aspek Sosial Terumbu Karang Indonesia; Kawasan Pulau Tiga, Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna. COREMAP‐LIPI dan PPK‐LIPI. Jakarta
Hukom, F. dan Budiyanto A. 2008. Monitoring Ekologi Natuna 2008. CRITC‐COREMAP LIPI. Jakarta
Suharti, S. dan Winardi. 2007. Monitoring Ekologi Natuna 2007. CRITC‐COREMAP LIPI. Jakarta