studi eksperimental beton orasa dengan orasa …konteks.id/p/05-025.pdfmelanjutkan penelitian yang...

8
SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 M-25 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011 STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN MODEL ORASA OR-4 EOP DAN MODEL ORASA OR-4 Eki OOP (SUATU MODEL REKAYASA AGREGAT KASAR BUATAN) Setijadi Harianto MN 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR. Mataram 57 Yogyakarta Email: [email protected] ABSTRAK Beton substitusi telah banyak dikembangkan antara lain beton ALWA (Artificial Light Weight Aggregate), beton AKB (Agregat Kasar Buatan), beton APG (Agregat Pecahan Genteng), beton Slag (slag sebagai agregat kasar) dan lain sebagainya. Juga dikembangkan penelitian metoda pembuatan agregat ORASA yaitu agregat kasar buatan berbasis modul OR. Penelitian ini bertujuan membuat beton ORASA menggunakan modul OR-4, yakni suatu modul OR dengan bentuk dan spesifikasi khusus. Penelitian dilakukan dengan cara eksperimental, yaitu pengamatan visual serta hasil empiris pada sejumlah prototipe benda uji eksperimen dengan menggunakan metoda eksperimen tak langsung (induksi). Modul OR-4 diubah menjadi ORASA OR-4 dengan mode EOP, dan digunakan pada beton model ORASA OR-4 EOP dengan syarat-syarat standar. Modul OR-4 Eki juga diubah menjadi ORASA OR Eki dengan mode OOP dan digunakan pada beton model ORASA OR-4 Eki OOP. Agregat ORASA OR-4 Eki digunakan sebagai ekivalen dalam hitungan ORASA OR- 4. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan rata-rata berturut-turut pada RPA–0,5.V dan RPA–1,0.V dari beton ORASA OR-4 sebesar σ = 202,7755 kg/cm 2 dan σ = 200,7800 kg/cm 2 . Sedangkan untuk beton ORASA OR-4 Eki OOP sebesar σ = 202,6779 dan σ =199,4110 kg/cm 2 . Nilai-nilai kuat tekan kedua beton model tersebut masih masuk dalam kelompok beton struktural. Kata kunci: ORASA, beton ORASA, beton ORASA OR-4 EOP, beton ORASA OR-4 Eki OOP 1. PENDAHULUAN Pada daerah-daerah tertentu, terdapat kesulitan memperoleh agregat alami sebagai komponen utama beton. Pada daerah-daerah langka agregat alami beton tersebut, upaya-upaya memperoleh dan atau membuat beton substitusi memang perlu digalakkan. Salah satu upaya tersebut adalah pembuatan beton substitusi, termasuk inovasi pembuatan beton substitusi yang belum populer atau bahkan merupakan suatu hal yang baru. Beton substitusi yang pernah dibuat antara lain adalah: beton ALWA, beton slag, beton AKB (agregat kasar buatan), beton SPG (substitusi pecahan genteng), beton ORASA (O-Ring Artificial Stone Aggregate), beton pumice (red pyroclastic rock), beton zeolit dan beton voided cell, serta beton non pasir (zero sand concrete) (Harianto, 2007; Harianto, 2009; Harianto dkk., 2010, Tjokrodimuljo, 1996). Beton substitusi ORASA merupakan beton dimana agregatnya sebagian atau seluruhnya digantikan dengan agregat ORASA. Adapun agregat ORASA adalah agregat buatan menggunakan bantuan modul OR dengan dimensi dan syarat khusus. Ke dalam lubang modul OR dimasukkan ‘bahan dapat keras’, yang dinamai ASF (Artificial Stone Filler) (Harianto, 2007). Penelitian yang fokus pada spesifikasi modul OR menunjukkan bahwa terdapat spesifikasi modul OR yang menghasilkan kuat tekan beton ORASA yang cukup baik (Harianto, 2007; Harianto, 2009; Harianto dkk, 2010). Melanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi kedalam spesifikasi modul OR yang telah ditemukan. Dengan cara mengurangi atau menghilangkan garis lurus slip (luncuran) antar agregat, maka diharapkan kuat tekan yang diperoleh akan cukup baik. Garis lurus luncuran tersebut dinyatakan pada bentuk modul OR yang memiliki dua ukuran diameter dan dinamai modul OR-4. Akan tetapi modul dengan size changes loop, agregat hasilnya (dalam hal ini ORASA OR-4) menjadi tidak ‘terukur’ karena tidak dapat diperoleh secara langsung maka digunakan ekivalensi modul OR-4 dengan modul OR-4 Eki yang ‘terukur’ karena agregat hasilnya (ORASA OR-4 Eki) dapat diperoleh melalui mode OOP. Dengan demikian konsep pada penelitian ini, adalah menggantikan krikil dengan agregat ORASA tetapi yang bentuk agregat ORASA-nya itu seperti bentuk modul OR-4. Sementara itu bila digunakan modul OR-4 maka agregat ORASA-nya tercampur pada beton ORASA- nya.

Upload: truongque

Post on 15-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 M-25 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN MODEL ORASA OR-4 EOP DAN MODEL ORASA OR-4 Eki OOP

(SUATU MODEL REKAYASA AGREGAT KASAR BUATAN)

Setijadi Harianto MN1 1Jurusan Teknik Sipil, Universitas Janabadra Yogyakarta, Jl. TR. Mataram 57 Yogyakarta

Email: [email protected]

ABSTRAK Beton substitusi telah banyak dikembangkan antara lain beton ALWA (Artificial Light Weight Aggregate), beton AKB (Agregat Kasar Buatan), beton APG (Agregat Pecahan Genteng), beton Slag (slag sebagai agregat kasar) dan lain sebagainya. Juga dikembangkan penelitian metoda pembuatan agregat ORASA yaitu agregat kasar buatan berbasis modul OR. Penelitian ini bertujuan membuat beton ORASA menggunakan modul OR-4, yakni suatu modul OR dengan bentuk dan spesifikasi khusus. Penelitian dilakukan dengan cara eksperimental, yaitu pengamatan visual serta hasil empiris pada sejumlah prototipe benda uji eksperimen dengan menggunakan metoda eksperimen tak langsung (induksi). Modul OR-4 diubah menjadi ORASA OR-4 dengan mode EOP, dan digunakan pada beton model ORASA OR-4 EOP dengan syarat-syarat standar. Modul OR-4 Eki juga diubah menjadi ORASA OR Eki dengan mode OOP dan digunakan pada beton model ORASA OR-4 Eki OOP. Agregat ORASA OR-4 Eki digunakan sebagai ekivalen dalam hitungan ORASA OR-4. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan rata-rata berturut-turut pada RPA–0,5.V dan RPA–1,0.V dari beton ORASA OR-4 sebesar σ = 202,7755 kg/cm2 dan σ = 200,7800 kg/cm2. Sedangkan untuk beton ORASA OR-4 Eki OOP sebesar σ = 202,6779 dan σ =199,4110 kg/cm2. Nilai-nilai kuat tekan kedua beton model tersebut masih masuk dalam kelompok beton struktural.

Kata kunci: ORASA, beton ORASA, beton ORASA OR-4 EOP, beton ORASA OR-4 Eki OOP

1. PENDAHULUAN Pada daerah-daerah tertentu, terdapat kesulitan memperoleh agregat alami sebagai komponen utama beton. Pada daerah-daerah langka agregat alami beton tersebut, upaya-upaya memperoleh dan atau membuat beton substitusi memang perlu digalakkan. Salah satu upaya tersebut adalah pembuatan beton substitusi, termasuk inovasi pembuatan beton substitusi yang belum populer atau bahkan merupakan suatu hal yang baru. Beton substitusi yang pernah dibuat antara lain adalah: beton ALWA, beton slag, beton AKB (agregat kasar buatan), beton SPG (substitusi pecahan genteng), beton ORASA (O-Ring Artificial Stone Aggregate), beton pumice (red pyroclastic rock), beton zeolit dan beton voided cell, serta beton non pasir (zero sand concrete) (Harianto, 2007; Harianto, 2009; Harianto dkk., 2010, Tjokrodimuljo, 1996).

Beton substitusi ORASA merupakan beton dimana agregatnya sebagian atau seluruhnya digantikan dengan agregat ORASA. Adapun agregat ORASA adalah agregat buatan menggunakan bantuan modul OR dengan dimensi dan syarat khusus. Ke dalam lubang modul OR dimasukkan ‘bahan dapat keras’, yang dinamai ASF (Artificial Stone Filler) (Harianto, 2007). Penelitian yang fokus pada spesifikasi modul OR menunjukkan bahwa terdapat spesifikasi modul OR yang menghasilkan kuat tekan beton ORASA yang cukup baik (Harianto, 2007; Harianto, 2009; Harianto dkk, 2010).

Melanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi kedalam spesifikasi modul OR yang telah ditemukan. Dengan cara mengurangi atau menghilangkan garis lurus slip (luncuran) antar agregat, maka diharapkan kuat tekan yang diperoleh akan cukup baik. Garis lurus luncuran tersebut dinyatakan pada bentuk modul OR yang memiliki dua ukuran diameter dan dinamai modul OR-4. Akan tetapi modul dengan size changes loop, agregat hasilnya (dalam hal ini ORASA OR-4) menjadi tidak ‘terukur’ karena tidak dapat diperoleh secara langsung maka digunakan ekivalensi modul OR-4 dengan modul OR-4 Eki yang ‘terukur’ karena agregat hasilnya (ORASA OR-4 Eki) dapat diperoleh melalui mode OOP. Dengan demikian konsep pada penelitian ini, adalah menggantikan krikil dengan agregat ORASA tetapi yang bentuk agregat ORASA-nya itu seperti bentuk modul OR-4. Sementara itu bila digunakan modul OR-4 maka agregat ORASA-nya tercampur pada beton ORASA-nya.

Page 2: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

M-26 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

2. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Tujuan penelitian adalah menggantikan krikil dari suatu adukan dengan agregat ORASA OR-4 (baik sebagian atau seluruhnya) pada suatu daerah langka agregat alami atau pada suatu daerah atas dasar alasan tertentu. Agregat ORASA OR-4 adalah “obyek virtual” yang diperoleh tercampur pada beton ORASA OR-4, dengan bantuan modul OR-4. Ke ‘depan’, dengan mendistribusikan secara massal modul OR-4, diharapkan ada kenaikan pemakaian beton substitusi terutama di daerah langka agregat alami sehingga diperoleh “benefit cost” yang cukup, baik pemakai, pengembang maupun pedagang. Selain itu manfaat yang diperoleh adalah untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam rekayasa teknologi beton substitusi.

3. TINJAUAN PUSTAKA

Model ORASA OR-4 EOP versus Model ORASA OR-4 Eki OOP ORASA adalah agregat buatan berbasis Modul OR. Beton yang menggunakan ORASA disebut Beton ORASA (lihat Gambar 1.). Untuk memperoleh beton ORASA diperlukan suatu Teknologi khusus {Harianto, 2007; Harianto dkk, 2009; Harianto, 2010). Teknologi khusus tersebut dapat dirinci menjadi beberapa kelompok, yaitu Teknologi Pembuatan Modul OR (ditulis TPM), Teknologi ORASA (ditulis TO) dan Teknologi Beton ORASA (ditulis TBO), sedangkan integrasi ke tiga kelompok tersebut dinamai Teknologi Rekayasa Beton ORASA atau ditulis TRBO.

Modul OR (juga disebut Modul O-Ring) adalah obyek berbentuk huruf O (pipa) dengan spesifikasi tertentu dari ukuran, bentuk dan bahan. Modul OR-4 adalah modul OR yang berbentuk khusus sedemikian sehingga obyek memiliki dua ukuran diameter yang berbeda, yang membentuk size changes loop atau overloop (lihat Gambar 2. pada bagian inzet).

OOP adalah teknologi dalam proses pembuatan beton ORASA, baik integral ataupun parsial. Didefinisikan bahwa OOP adalah mode teknologi ORASA dimana modul OR terbentuk bersamaan dengan terjadinya ORASA. Sedangkan EOP adalah mode teknologi ORASA dimana modul OR terbentuk lebih dahulu dari pada terbentuknya ORASA. Istilah EOP adalah singkatan dari Early O-Ring Prepack, sedangkan istilah OOP adalah singkatan dari pOst O-Ring Prepack, yang dipublikasi pertama kali oleh Harianto, (Harianto, 2007; Harianto dkk, 2009; Harianto, 2010). Teknologi integralnya disebut TRBO.

Membahas ORASA OOP, sesuai definisi pada uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa agregat ORASA OOP (yaitu agregat buatan ORASA pada mode OOP) dapat dibuat lebih dahulu sebelum dibuat betonnya. Kita dapat memperoleh agregat buatan ORASA OOP tanpa harus memperoleh betonnya, tetapi modul OR-nya terbentuk bersamaan dengan agregat ORASA-nya (lihat Gambar 1. dan Gambar 3.). Sebaliknya pada ORASA EOP (yaitu agregat buatan ORASA pada mode EOP), tidak dapat diperoleh agregat ORASA EOP. Hal ini karena agregat ORASA EOP itu tercampur pada beton hasil-nya, tetapi kita dapat memperoleh modul OR-nya tanpa harus membuat betonnya (lihat Gambar 2.). Jadi modul OR dan ORASA itu teknologinya berbalikan. Bila kita butuh modul OR maka harus digunakan mode EOP. Sebaliknya bila kita butuh ORASA maka harus digunakan mode OOP.

Mengacu pada penjelasan tersebut maka pada model pertama, kita dapat memperoleh modul OR-4, tetapi tidak dapat memperoleh agregat ORASA OR-4, meskipun dapat diperoleh beton ORASA OR-4-nya. Adapun TPM OR-4 (Teknologi Pembuatan Modul OR-4) pada model ini adalah mode EOP, teknologi ORASA-nya adalah mode OOP, sedangkan teknologi beton ORASA-nya adalah mode OOP-Konvensional (yaitu dapat dikelompokkan pada mode OOP tetapi juga dapat dikelompokkan pada cara konvensional (lihat Tabel 1.). Untuk mengatasi inkonsistensi mode ini maka digunakan model kedua, dimana kita tidak dapat memperoleh modul OR-4 Eki karena menggunakan mode OOP, tetapi agregat ORASA-nya dapat diperoleh pada mode OOP dan beton ORASA-nya juga diperoleh pada mode OOP-Konvensional (lihat Tabel 1.).

Teknologi yang dipakai Teknologi yang dipakai meliputi TPM (Teknologi Pembuatan Modul), TO (Teknologi ORASA) dan TBO (Teknologi Beton ORASA). TPM didefinisikan sebagai teknologi untuk membuat hingga memperoleh modul OR. Misalnya pada modul OR-4 dengan bahan PVC, digunakan mesin khusus OR-4 dan langsung diperoleh modulnya (mode EOP). Akan tetapi modul OR-4 ini menjadi agregat ORASA bersamaan dengan terbentuknya betonnya. Dengan demikian agregat ORASA OR-4 tidak dapat diperoleh untuk diukur, diperiksa atau diambil. Pembuatan modul OR-4-nya memang pakai TPM, tetapi menjadikannya agregat ORASA harus melalui mode OOP. Dengan kata lain modul OR-4 tidak dapat memanfaatkan Teknologi ORASA (TO) mode EOP. Adapun Teknologi Beton ORASA (TBO) hanya berbeda pada prosedurnya saja pada mode EOP dan mode OOP (Harianto, 2010).

Page 3: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 M-27 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Gambar 1. Skema proses pembentukan Beton ORASA pada mode EOP dan OOP

Gambar 2. Skema proses pembentukan Beton ORASA OR-4 pada mode EOP

Gambar 3. Skema proses pembentukan Beton ORASA OR-4 Eki pada mode OOP

Penentuan model Penentuan model eksperimental dan pembandingannya diperlukan untuk dapat memahami seluruh penelitian dan dapat mengambil kesimpulan dengan cara induksi (Suryabrata, 2003). Penentuan model dan pembandingannya ditabelkan pada Tabel 1. berikut ini.

Tabel 1. Penentuan nama dan pembandingan Model

No Uraian Nama Model Nama Model 1 Nama model (di awal) Model ORASA OR-4 Model ORASA OR-4 Eki 2

Nama modul OR Dinamai modul OR-4 Dinamai modul OR-4 Ekivalen ditulis OR-4 Eki)

Spesifikasi Modul OR OR-4; size changes loop; Ø 17 mm-Ø 22 mm, h=22 mm

Ditolok ORASA OR-4 Eki: Ø 20 mm, h=22 mm

Ekivalensi Modul OR Sebagai obyek utama yang dibandingi Rata-2 dari Ø 17 mm dan Ø 22 mm Alasan ekivalensi Modul OR-4 terukur, agregat ORASA OR-4 tidak

terukur Modul OR-4 Eki terukur, ORASA OR-4 terukur

Teknologi Pembuatan Modul OR (TPM OR)

EOP (modul OR-4 dibuat dengan mesin) OOP (modul OR-4 Eki tidak diperoleh, langsung jadi agregat ORASA OR-4 Eki)

Teknologi ORASA OOP OOP Teknologi Beton ORASA OOP-Konvensional OOP-Konvensional

3 ORASA (agregat buatan) Tidak ada. Tidak diperoleh ORASA OR-4 pada mode EOP karena tercampur dalam beton hasil

Ada. Diperoleh sebelum diperoleh beton hasil.

4 Uji/pemeriksaan ORASA Tidak dilakukan uji/pemeriksaan terhadap ORASA OR-4

Ada pemeriksaan ORASA OR-4 Eki

5 Nama model (definitip) Model ORASA OR-4 EOP Model ORASA OR-4 Eki OOP Nama beton ORASA Beton ORASA OR-4 EOP Beton ORASA OR-4 Eki OOP

ASF hasil

Modul O R Syarat & Dimensi

khusus

Pengisian dengan mode

EOP atau OOP ORASA

(mode OOP)

Proses Simultan Mode E OP

Diproses pada mode OOP

menjadi Beton ORASA

+ + ASF

Modul O R -4 dibuat dengan TPM

ModulO R -4 Krikil

ORASA OR-4 dan Beton ORASA OR-4

tercampur di sini

ORASA OR-4 Eki dibuat dengan TO

ASF A S F

ORASA OR-4 Eki ORASA OR-4 Eki dan

Beton ORASA OR-4 Eki tercampur di sini

Krikil

Page 4: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

M-28 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Klasifikasi beton berdasar berat satuan dan kuat tekan Klasifikasi beton baik berdasar berat satuannya (BS) maupun berdasarkan kuat tekannya (KT), diperlukan untuk dapat mengkategorikan beton eksperimen ke dalam kelompok-kelompok yang ada, dan dengan demikian dapat disimpulkan klasifikasi beton eksperimen yang diselidiki dan dapat diumumkan keamanan penggunaannya.

Klasifikasi beton berdasar berat satuan-nya (BS) adalah sebagai berikut (Imran, 2003).

1. Beton Normal ialah beton dengan BS = 2160–2560 kg/m3 (Imran, 2003), 2. Beton Semi Ringan dengan BS = 1840–2160 kg/m3 (Harianto, 2007), 3. Beton Ringan ialah beton dengan BS = 1360–1840 kg/m3 (Imran, 2003)

Sedangkan klasifikasi kuat tekan beton adalah sebagai berikut (Neville, 1975): 1. Beton Sederhana, dengan kuat tekan kurang dari 10 MPa. 2. Beton Normal, dengan kuat tekan 10 MPa sampai 30 MPa. 3. Beton Prategang, dengan kuat tekan 30 MPa sampai 40 MPa. 4. Beton Mutu Tinggi, dengan kuat tekan 40 MPa sampai dengan 80 MPa. 5. Beton Mutu Sangat Tinggi, dengan kuat tekan > 80 MPa

4. METODE PENELITIAN

Bahan dan alat Bahan yang digunakan meliputi:

1. Semen (PC tipe I merk Gresik), Air, Pasir (Kali Progo), Krikil Clereng Æ 5 – 20 mm. 2. Modul OR-4 sebanyak kebutuhan dan bahan pembangun ORASA OR-4 Eki dengan teknologi ORASA-nya

Sedangkan alat penelitian yang digunakan berupa:

1. Alat-alat pemeriksaan agregat, berupa saringan agregat, timbangan, piknometer, oven, gelas ukur, mesin Los Angeles serta alat bantu lainnya.

2. Alat pembuatan dan perawatan beton berupa mesin aduk beton, kerucut Abram’s, cetakan beton, alat-alat pertukangan, serta bak rendam.

3. Mesin pembuat modul OR, mesin uji kuat tekan beton dan alat-alat pendukungnya.

Metode dan teknik pelaksanaan Secara umum, penelitian dilakukan meliputi sejumlah pengujian beton ORASA OR-4 pada mode OOP dan ORASA OR-4 Eki pada mode EOP beserta sejumlah beton non ORASA dengan langkah2 sebagai berikut.

1. Disiapkan komponen-komponen adukan beton standar, dan dibuat modul OR-4 menggunakan TPM (Teknologi Pembuatan Modul) serta dibuat ORASA OR-4 menggunakan TO (Teknologi ORASA).

2. Ditetapkan PCA (Perbandingan Campuran Adukan) = 1(pc):1,3(pasir):2,3(krikil):0,5(air) dengan mengacu pada Harianto (2010). Sedangkan RPA ditetapkan = RPA – 0,5.V yang juga mengacu pada Harianto (2007).

3. Hitungan jumlah komponen adukan beton model dengan PCA dan RPA seperti tersebut di atas. 4. Dilaksanakan pembuatan adukan ORASA menggunakan Teknologi Rekayasa Beton ORASA (TRBO). 5. Komponen-komponen adukan ditabelkan pada Tabel 2. berikut ini. Koreksi jumlah komponen diperlukan

karena ada sejumlah ASF yang masuk lubang pada modul OR-4. 6. Dengan asumsi ORASA OR-4 Eki setara dengan modul OR-4 terisi ASF, maka dapat dihitung jumlah komponen

per 1 benda uji, yang ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Komponen-komponen adukan untuk 1 benda uji (setelah koreksi)

No. Nama beton percobaan Komponen-komponen beton (gram, kecuali air) Kode

benda uji

Jumlah benda uji (bj) semen pasir krikil Modul

OR-4 (Agregat)

ORASA OR-4 Eki Air (ℓ)

1 Beton Non ORASA 2800 3640 6440 Tidak ada Tidak ada 1,4 BN1-3 3 2 Beton ORASA OR-4 RPA-0,5.V 2998 3768 3219 1710 Tidak ada 1,45 5-OR1-5 5 3 Beton ORASA OR-4 RPA-1,0.V 2995 3895 –– 3420 Tidak ada 1,5 10-OR1-5 5 3 Beton ORASA OR-4 Eki RPA-0,5.V 2800 3640 3864 Tidak ada 1710 1,4 5-EK1-5 5 4 Beton ORASA OR-4 Eki RPA-1,0V 2800 3640 –– Tidak ada 3420 1,4 10-EK1-5 5

TOTAL JUMLAH BENDA UJI 23

Page 5: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 M-29 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

:dengan BSVB

=

:dengan'f c AP

=

Analisis hasil Analisis hasil melibatkan beberapa formula dan atau pemeriksaan/pengujian, termasuk pada analisis awal sebagai berikut.

1. Pemeriksaan Baku Agregat Pemeriksaan Baku Agregat meliputi pemeriksaan berat jenis, berat satuan, gradasi agregat, kadar air, penyerapan air, kandungan lumpur dan beberapa lainnya. Pemeriksaan dilakukan di laboratorium dan hasilnya digunakan untuk analisis selanjutnya.

2. Analisis Perbandingan Campuran Adukan Analisis PCA beton normal dilakukan dengan menggunakan SNI T-15-1990-03 sebagai dasar asumsi kemudian dikonversi pada PCA dan RPA yang dipilih (Harianto, 2010).

3. Berat Satuan Spesifik (BSS) BSS adalah berat satuan spesifik ORASA OR-4 Eki dengan menghitung berat sejumlah ORASA OR-4 Eki pada volume tertentu dengan butir-butir disusun sehingga jumlahnya maksimum pada volume itu (Harianto, 2010).

4. Analisis berat satuan beton BS = berat satuan beton (kg/m3), B = berat benda uji silinder (N), V = volume benda uji beton (mm3), 5. Analisis kuat tekan 'f c

= tegangan beton (MPa) P = beban maksimum (N) A = luas muka bidang tekan (mm2)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan baku agregat Dari hasil pemeriksaan agregat, dapat dilaporkan bahwa gradasi agregat adukan normal dan adukan campuran cukup baik dan berada pada zona 2 meskipun pada adukan campuran hanya digunakan ORASA OR-4 Eki saja (hasil tidak ditampilkan). Demikian juga hasil pemeriksaan agregat halus menunjukkan bahwa pasir K. Progo dapat dipakai pada campuran karena memiliki m.h.b (modulus halus butir) = 2,995 (Tjokrodimuljo, 1996). Hasil-hasil selanjutnya ditabelkan pada Tabel 3. berikut ini.

Tabel 3. Hasil pemeriksaan agregat

No. Nama pemeriksaan Hasil pemeriksaan Pasir Krikil ORASA OR-4 Eki

1 Nama dan asal bahan Kali Progo Kali Clereng Dibuat; dengan mode OOP 2 Kadar air (%) 2,580 2,620 1,750 3 Berat jenis SSD 2,664 2,789 Berat satuan tidak diperiksa 4 Penyerapan (%) 1,989 1,276 0,812 5 Berat isi (gr/cm3) 1,328 1,316 1,185 6 Berat Satuan Spesifik Tidak ada Tidak ada 1,4813

Hasil pengujian beton non ORASA dan beton model Hasil pengujian Beton Non ORASA menunjukkan beton tersebut mempunyai berat satuan (BS) = 2,3267 gram/cm3 dengan kuat tekan (KT) = 269,9384 kg/cm2. Hasil selengkapnya ditabelkan pada Tabel 4. berikut ini.

Tabel 4. Hasil pengujian Beton Normal dan Beton ORASA

No. Nama Beton

Eksperimental dan RPA-nya

Kode Benda

Uji A

(cm2) V

(cm3) Berat

(gram) BS

(gr/cm3) BS

Rata-2 (gr/cm3)

KT (kg/cm2)

KT Rata-2 (kg/cm2)

1 BETON NON ORASA

BN1 179,08 5390,28 12510 2,3208 2,3267

259,7289 269,9384 BN2 176,72 5301,45 12650 2,3861 278,6860

BN3 181,46 5516,35 12540 2,2732 271,4004

2 BETON

ORASA OR-4

RPA-0,5.V

5-OR1 179,08 5390,28 11440 2,1223

2,1761

198,6162

202,7755 5-OR2 179,08 5336,56 11320 2,1212 193,5235 5-OR3 176,72 5336,79 11610 2,1755 209,0145 5-OR4 176,72 5319,12 11750 2,2090 209,0145 5-OR5 179,08 5372,37 12100 2,2523 203,7089

Page 6: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

M-30 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Tabel 4. (Lanjutan). Hasil pengujian Beton Normal dan Beton ORASA

No. Nama Beton

Eksperimental dan RPA-nya

Kode Benda

Uji A

(cm2) V

(cm3) Berat

(gram) BS

(gr/cm3) BS

Rata-2 (gr/cm3)

KT (kg/cm2)

KT Rata-2

(kg/cm2)

3 BETON

ORASA OR-4

RPA-1,0.V

10-OR1 176,72 5319,12 10910 2,0511

2,0491

201,2732

200,7800 10-OR2 179,08 5372,37 10840 2,0177 198,6162 10-OR3 176,72 5336,79 11080 2,0762 201,2732 10-OR4 174,37 5248,44 10990 2,0940 201,3688 10-OR5 174,37 5387,93 10810 2,0063 201,3688

4 BETON

ORASA OR-4 Eki

RPA-0,5.V

5-EK1 176,72 5319,12 11710 2,2015

2,1818

201,2732

202,6779 5-EK2 176,72 5301,45 11640 2,1956 201,2732 5-EK3 181,46 5461,91 11950 2,1879 201,0374 5-EK4 179,08 5408,19 11910 2,2022 206,2553 5-EK5 181,46 5461,91 11590 2,1220 203,5503

5 BETON

ORASA OR-4 Eki

RPA-1,0.V

10-EK1 177,19 5333,32 11110 2,0831

2,0544

195,5905

199,4110 10-EK2 177,66 5343,97 10980 2,0547 197,6373 10-EK3 176,72 5310,29 10910 2,0545 201,2732 10-EK4 176,95 5326,22 10820 2,0315 198,4282 10-EK5 176,48 5292,62 10840 2,0481 204,1257

Tinjauan kelompok beton berdasar berat satuan Hasil pengujian Beton Model juga ditabelkan pada Tabel 4. tersebut. Selanjutnya dari Tabel 4. tersebut, dapat dicermati bahwa Beton ORASA OR-4 pada RPA-0,5.V mempunyai BS (Berat Satuan) = 2,1761 gram/cm3, sedangkan beton ORASA OR-4 pada RPA-1,0.V mempunyai BS (Berat Satuan) sebesar 2,0491 gram/cm3. Dari hasil pengujian beton ORASA OR-4 Eki diperoleh bahwa beton ORASA OR-4 Eki pada RPA-0,5.V mempunyai BS (Berat Satuan) sebesar 2,1818 gram/cm3. Sedangkan pada RPA-1,0.V, beton ORASA OR-4 Eki tersebut mempunyai BS = 2,0544 gram/cm3. Dari pengujian beton non ORASA, berat satuan beton normal BS = 2,3267 gram/cm3. Bila hasil-hasil tersebut ditabelkan pada Tabel 5. dan dibuat hubungan dengan klasifikasi beton berdasar berat satuannya, maka dapat disimpulkan bahwa beton non ORASA yang diuji termasuk dalam kelompok beton normal (ditinjau berat satuan) menurut Imran (2003). Dari Tabel 5 tersebut disimpulkan juga bahwa beton yang diteliti pada penggantian setengah volume agregat kasar dengan agregat ORASA masih dapat termasuk kelompok beton normal (ditinjau berat satuan) tetapi pada penggantian seluruh agregat kasar dengan agregat ORASA maka betonnya termasuk dalam beton semi ringan (ditinjau berat satuan). Demikian juga beton ORASA OR-4 Eki pada RPA-0,5.V masih termasuk kelompok beton normal (ditinjau berat satuan) sedangkan beton ORASA OR-4 Eki pada penggantian RPA-1,0.V termasuk dalam kelompok beton semi ringan (ditinjau berat satuan) (lihat Tabel 5.)

Tabel 5. Klasifikasi beton uji berdasar Berat Satuan (BS)

No. Uraian Berat

Satuan (gram/cm3)

Klasifikasi beton berdasar Berat Satuan (gram/cm3) 1,360 – 1,840 (Imran, 2003)

1,840 – 2,160 (Harianto, 2007)

2,160 – 2,560 (Imran,2003)

1 Beton Non ORASA 2,3267 Normal 2 Beton ORASA OR-4 RPA-0,5.V 2,1761 Normal 3 Beton ORASA OR-4 RPA-1,0.V 2,0491 Semi Ringan 4 Beton ORASA OR-4 Eki RPA-0,5.V 2,1818 Normal 5 Beton ORASA OR-4 Eki RPA-1,0.V 2,0544 Semi Ringan

Tinjauan kelompok beton berdasar kuat tekan Masih dari Tabel 4. dapat dicermati bahwa Beton ORASA OR-4 pada RPA-0,5.V mempunyai KT (kuat tekan) = 269,9384 kg/cm2 atau 26,99 MPa, sedangkan beton ORASA OR-4 pada RPA-1,0.V mempunyai KT = 200,78 kg/cm2 atau 20,08 MPa.. Masih dari hasil pengujian beton ORASA OR-4 Eki diperoleh data bahwa beton ORASA OR-4 Eki pada RPA-0,5.V mempunyai KT = 202,6779 kg/cm2, dan pada RPA-1,0.V, beton ORASA OR-4 Eki tersebut mempunyai KT = 199,4110 kg/cm2 atau 19,94 MPa. Pada pengujian beton non ORASA, diperoleh KT = 269,9384 kg/cm2 atau 16,99 MPa.. Bila hasil-hasil tersebut ditabelkan pada Tabel 6. serta dibuat hubungan dengan klasifikasi beton berdasar kuat tekan-nya, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh beton uji termasuk dalam kelompok beton struktural.

Page 7: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 M-31 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Tabel 6. Klasifikasi beton uji berdasar Kuat Tekan (KT)

No. Uraian Kuat Tekan Klasifikasi beton berdasar Kuat Tekan (MPa) (Neville, 1975)

(kg/cm2) (MPa) <10 10 - 30 30 – 40 40-80 >80 1 Beton Normal 269,9384 26,99 Beton Struktural 2 Beton ORASA OR-4 RPA-0,5.V 202,7755 20,28 Beton Struktural 3 Beton ORASA OR-4 RPA-1,0.V 200,7800 20,08 Beton Struktural 4 Beton ORASA OR-4 Eki RPA-0,5.V 202,6779 20,27 Beton Struktural 5 Beton ORASA OR-4 Eki RPA-1,0.V 199,4110 19,94 Beton Struktural

Tinjauan “Analitis Teoritis – Empiris” ekivalensi model Beton Model ORASA OR-4 memuat obyek tidak ‘terukur’, yaitu agregat ORASA OR-4 dimana obyek ini tidak dapat diperoleh karena langsung tercampur pada beton hasil. Oleh karena itu diusulkan suatu ekivalensi dengan ORASA OR-4 Eki yang merupakan obyek ‘terukur’, dimana agregat ORASA OR-4 Eki dapat diperoleh menggunakan mode Teknologi ORASA OOP.

Keberhasilan ekivalensi model ORASA OR-4 dengan model ORASA OR-4 Eki, ditunjukkan pada Tabel 7. berikut ini dengan cara analitis teoritis – empiris. Hal ini karena sulitnya pembandingan yang menyangkut hasil empiris dan tinjauan analitis teoritis. Dari paparan Tabel 7. tersebut, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa ekivalensi cukup dekat dan cukup berhasil.

Tabel 7. Tinjauan komparasi kedua Model Beton ORASA

No. Uraian Model ORASA OR-4

Model ORASA OR-4 Eki

Hasil / komentar

1 Modul [Exist = riil; Virtual = non riil]

OR-4 [Exist]

OR-4 Eki [Virtual]

Setara

Spesifikasi: OR ppQQ-t zz (single) OR [ppQQ–xxYY]-t zz (duo size loop)

OR-4 [1117–1122]-0,05 pvc

OR-4 Eki 2220-0,05 pvc

Ekivalen [pada Volume]

2 Agregat ORASA [Modul OR terisi ASF]

Virtual [Exist hanya pada beton hasil]

Exist [pada input & pada beton hasil]

Tidak diketahui

3 BSS (Berat Satuan Spesifik) Tidak terukur, virtual 1,4813 Untuk hitungan 4 Berat Satuan Beton

RPA–0,5.V RPA–1,0.V

2,1761 gram/cm3 2,0491 gram/cm3

2,1818 gram/cm3 2,0544 gram/cm3

Cukup dekat Cukup dekat

5 Kuat Tekan Beton RPA–0,5.V RPA–1,0.V

202,7755 kg/cm2 200,7800 kg/cm2

202,6779 kg/cm2 199,4110 kg/cm2

Ekivalen (cukup dekat) Ekivalen (cukup dekat)

6. KESIMPULAN DAN SARAN Dari uraian tersebut di muka, dapat disimpulkan bahwa beton ORASA OR-4 EOP maupun beton ORASA OR-4 Eki OOP mempunyai kuat tekan yang masih cukup baik dan dapat diterima dalam kelompok beton normal. Sedangkan ditinjau dari berat satuannya, maka kedua beton model ini termasuk dalam kelompok beton semi ringan.

Dengan demikian, dapat disarankan publikasi yang luas atas spesifikasi modul OR-4 kepada pabrikan (pabrik pembuat modul OR-4) serta jaringan pengembang-nya sehingga masyarakat luas dapat mengetahui dan menggunakan modul OR-4 pada bangunan beton rumah-rumah mereka.

xx

YY QQ

pp

QQ pp

Page 8: STUDI EKSPERIMENTAL BETON ORASA DENGAN ORASA …konteks.id/p/05-025.pdfMelanjutkan penelitian yang sudah ada, digelar penelitian ini yang fokus pada bentuk modul OR yang dikalibrasi

Material

M-32 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

7. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih penulis haturkan pada Kopertis Wilayah V dan Universitas Janabadra Yogyakarta yang telah memberi subsidi dana segmental sejak tahun 2002 yang secara estafet telah membentuk penelitian berkelanjutan 1 atau 2 tahun sekali hingga tahun 2011 ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan pada para pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebut satu persatu. Kami sebagai peneliti akan berterima kasih atas pertanyaan, masukan atau kritik yang disampaikan melalui e-mail yang sudah penulis sediakan.

DAFTAR PUSTAKA Harianto, Setijadi, 2007, Peneguhan Metoda Pembuatan Agregat OR-PVC (O-Ring Poly Vinyl Chloride) Untuk

Beton OR-ASA (O-Ring PVC Artificial Stone Aggregate), LP3M UJB, Yogyakarta. Harianto, Setijadi.; Suhardiman, Mudji, 2007, Pemanfaatan Limbah Genteng Godean Sebagai Pengganti Sebagian

Agregat Serta Optimasi Proporsi Campurannya Pada Beton Semi Ringan, APDM DIKTI tahun anggaran 2007, Jakarta.

Harianto, Setijadi; Suhardiman, Mudji, 2008, Studi Eksperimental Beton Substitusi Menggunakan Agregat O-Ring PVC-ASA (O-Ring PVC-Artificial Stone Aggregate), KOP. V, Yogyakarta.

Harianto, Setijadi, 2009, Studi Embrio Agregat Cocoon (Cocoon-Artificial Stone Aggregate) Berbasis Modul OR-PVC, KOP. V, Yogyakarta.

Harianto, 2010. “Studi Rekayasa Teknologi Beton ORASA (O-Ring Artificial Stone Aggregate) Pada Mode EOP”. Prosiding Seminar Nasional Hasil-hasil Penelitian Teknologi, MIPA, dan Pendidikan Vokasi, tanggal 4 Desember 2010. ISBN: 978-979-562-022-8.

Harianto, Setijadi; Suhardiman, Mudji, 2010, Klas dan Spesifikasi Modul O-Ring pada Substitusi Agregat Halus dan Kasar Beton ORASA, LP3M UJB, Yogyakarta.

Imran, Iswandi, 2003, Pengenalan Rekayasa & Bahan Konstruksi. Catatan Kuliah, Penerbit ITB, Bandung. Neville, A.M. and Brooks. J.J, 1975, Properties Concrete, 3rd Edition, The English Language Book Society And

Pitman, London. Suryabrata, Sumadi, 2003, Metodologi Penelitian, Cetakan ke 15, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Tjokrodimuljo, Kardiyono, 1996, Teknologi Beton, Buku Ajar, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.