(studi dinas kebudayaan kepemudaan dan olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/rafli...

17
1 EVALUASI PEMBINAAN ATLET PEKAN OLAHRAGA PELAJAR DAERAH (POPDA) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2018 (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga) NASKAH PUBLIKASI OLEH RAFLI GIRANDA NIM. 140565201046 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2019

Upload: vokhanh

Post on 14-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

1

EVALUASI PEMBINAAN ATLET PEKAN OLAHRAGA PELAJAR

DAERAH (POPDA) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2018

(Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

RAFLI GIRANDA

NIM. 140565201046

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2019

Page 2: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

2

EVALUASI PEMBINAAN ATLET PEKAN OLAHRAGA PELAJAR

DAERAH (POPDA) KABUPATEN BINTAN TAHUN 2018

(STUDI DINAS KEBUDAYAAN KEPEMUDAAN DAN OLAHRAGA)

RAFLI GIRANDA

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

[email protected]

ABSTRAK

Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan memiliki

peran dalam pembinaan atlet berdasarkan pada tugas pokok dan fungsinya yaitu

dalam melaksanakan urusan keolahragaan dan kepemudaan serta pembinaan dan

pengembangan keolahragaan dan kepemudaan. Penelitian ini bertujuan untuk

mengatahui bagaimana evaluasi program pembinaan atlet pelajar yang dipersiapkan

untuk pekan olahraga pelajar daerah (POPDA) Tahun 2018 di Dabo, Lingga dan apa

yang menyebabkan kegagalan atlet Kabupaten Bintan saat mengikuti pekan olahraga

pelajar daerah (POPDA). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan

pendekatan kualititatif. Instrumen dalam penelitian ini sendiri yang di dasari pada

teori evaluasi menurut Wirawan (2012:17). Indikatornya terdiri dari evaluasi proses,

evaluasi manfaat dan evaluasi akibat. Teknik analisa data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan

menurut Miles Huberman.Berdasarkan hasil penelitian bahwa Dinas Kebudayaan

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam mengevaluasi pembinaan atlet

pekan olahraga pelajar daerah (POPDA) Kabupaten Bintan tahun 2018 dapat dilihat

dari tugas pokok dan fungsi sesuai dengan hasil dilapangan terlihat bahwa

pembinaan sudah dilakukan namun kurang maksimal dan masih kurangnya sarana

dan prasarana untuk atlet sehingga hasil yang didapatkan pada Pekan olahraga

Pelajar Daerah (POPDA) Tahun 2018 tidak sesuai target yang di inginkan dan

seharusnya direvisi agar dapat dipersiapkan dengan baik menjelang Pekan Olahraga

Pelajar Daerah (POPDA) Tahun 2020 .

Kata Kunci : Evaluasi, Pembinaan, Atlet

Page 3: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

3

EVALUATION OF TRAINING OF ATHLETES IN REGIONAL STUDENT

SPORTS WEEK (POPDA) BINTAN REGENCY IN 2018

(Study of Cultural Youth and Sports Department)

RAFLI GIRANDA

Program Studi Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Maritim Raja Ali Haji

[email protected]

ABSTRACT

The department of culture, youth and sports has a role in training athletes

based on their main tasks and functions on sports and youth affairs, training and

developing sports and youth. This research aims to find out how to evaluate the

student athlete training program prepared for the regional student sports week

(POPDA) in 2018 in Dabo, Lingga, and what caused the failure of Bintan

Regency athletes during the regional student sports week (POPDA). This research

used a descriptive method with a qualitative approach. The instrument of this

research based on evaluation theory according to Wirawan (2012: 17). The

indicator consists of process evaluation, benefit evaluation and consequential

evaluation. The data analysis technique used in this research is data reduction,

data presentation, and conclusion drawing according to Miles Huberman.

The results of the research shows that the Departement of Culture, Youth and

Sports of Bintan regency in evaluating the training of regional student sports

week (POPDA) athletes in Bintan regency in 2018 can be seen from the main

tasks and functions in accordance with the results in the field. It can be seen that

training has been done, but is not optimal and lacks facilities and infrastructure

for athletes, as the results, the Regional Student Sports Week (POPDA) in 2018

could not reach the target and should be revised so that they can be well prepared

ahead of the Regional Student Sports Week (POPDA) in 2020.

Keywords: Evaluation, Training, Athletes

Page 4: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

4

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Berdasarkan pasal 18 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

menyebutkan bahwa “Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas

daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan

Kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai

pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang”. Kemudian pada

pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah daerah provinsi, daerah

Kabupaten, dan Kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.” Artinya masing-masing

daerah berhak mengurus sendiri urusan pemerintahannya sebagai bentuk

dari asas otonomi dan pembantuan .

Urusan pemerintahan konkuren meliputi urusan pemerintahan wajib

dan urusan pemerintahan pilihan. Urusan pemerintahan wajib merupakan

urusan pemerintahan yang terdiri atas urusan yang berkaitan dengan

pelayanan dasar dan urusan yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar.

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar adalah

urusan pemerintahan wajib yang sebagian substansinya merupakan

pelayanan dasar.

Urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar

tersebut meliputi: pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan

ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketentraman, ketertiban

umum, dan perlindungan masyarakat dan sosial. Sedangkan untuk urusan

pemerintahan wajib yang tidak berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi ;

Page 5: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

5

Tenaga Kerja, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pangan,

Pertanahan, Lingkungan Hidup, Administrasi Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Pengendalian

Penduduk dan Keluarga Berencana, Perhubungan, Komunikasi dan

Informatikam, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Penanaman Modal,

Kepemudaan dan Olahraga, Statistik, Persandian, Kebudayaan,

Perpustakaan dan Kearsipan.

Tugas pemerintahan pusat yang diserahkan kepada daerah mengenai

bidang kepemudaan dan olahragaan yang memerlukan penanganan,

pelayanan dan bimbingan yang cepat untuk meningkatkan prestasi suatu

daerah dilihat dari bidang olahraga. Untuk saat ini olahraga telah menjadi

sebuah alat ukur prestasi seseorang, sebuah daerah, bahkan sebuah negara,

sekaligus sebagai parameter kemajuan dan kerjasama yang baik antara

masyarakat dan pemerintah.

Hal ini dikarenakan sebuah prestasi tidak kemudian tiba-tiba saja

diraih begitu saja, prestasi tentu saja membutuhkan perhatian dan dukungan

dari pemerintah. Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3

Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa

sistem keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang

saling terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan

sebagai satu kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan,

pengelolaan, pembinaan, pengembangan dan pengawasan untuk mencapai

tujuan keolahragaan nasional.

Page 6: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

6

Olahraga di Indonesia banyak penggemarnya baik di kalangan

masyarakat maupun sekolah. Pemerintah telah mencanangkan tekad, yaitu

memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Hal tersebut

dimaksudkan agar masyarakat menggemari olahraga. Disamping itu di

sekolah juga diberikan olahraga karena olahraga merupakan alat pendidikan

agar terjadi keseimbangan antara pertumbuhan jasmani dan rohani. Didalam

olahraga dapat ditanamkan sifat yang positif, disiplin, kerjasama dan

sportifitas lain yang menunjang perkembangan jiwa. Olahraga merupakan

kebutuhan manusia yang merupakan unsur pokok dan sangat berpengaruh

dalam kesehatan rohani (jiwa) dan jasmani (raga/tubuh) yang kuat.

Majunya olahraga suatu daerah atau bangsa bisa dilihat dari segi

bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan Kepemudaan

dan Olahraga Kabupaten Bintan sebagaimana dengan Kabupaten atau Kota

yang lainnya mempunyai tanggung jawab yang sama. Wilayah Kabupaten

Bintan terdapat beberapa cabang olahraga unggulan dan utama yang

menjadi prioritas Kabupaten Bintan, misalnya olahraga pencak silat,

bulutangkis, atletik, sepak bola, bola voli, dan sepak takraw.

Tabel. 1.1

Rekapitulasi Perolehan Medali Pekan Olahraga Pelajar Daerah

No Tahun

Perolehan Medali Kontingen

Kabupaten Bintan

Emas Perak Perunggu

1 2014 12 14 29

2 2016 4 14 17

3 2018 (Target) 20 24 22

4 2018 6 7 21

Page 7: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

7

Tabel 1.2

Anggaran Pembinaan Atlet dan Pelaksanaan Pekan Olahraga Pelajar

Daerah (POPDA) Kabupaten Bintan Tahun 2014-2018

NO Tahun Anggaran Jumlah Anggaran Keterangan

1 TA. 2013 Rp. 500.000.000,- DISPORA

2 TA. 2014 Rp. 2.100.000.000,- DISPORA

3 TA. 2015 Rp. 550.000.000,- DISPORA

4 TA. 2016 Rp. 300.000.000,- HIBAH (KONI)

5 TA. 2017 Rp. 600.000.000,- DISBUDPORA

6 TA. 2018 Rp. 1.300.000.000,- DISBUDPORA

Terlihat masih adanya beberapa masalah Dinas Kebudayaan

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan dalam melakukan

pembinaan atlet pelajar di Kabupaten Bintan, tanpa adanya peran dari

Disbudpora sulit untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Berdasarkan adanya permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Evaluasi Pembinaan Atlet Pekan

Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) Kabupaten Bintan Tahun 2018 (Studi

Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)”.

BAHAN DAN METODE

Pendekatan Penelitian pada penelitian ini adalah deskriptif dengan

pendekatan kualitatif yaitu penulisan yang hanya memaparkan dari hasil

wawancara secara ilmiah dan suatu gejala-gejala yang ada dengan apa

adanya pada saat sekarang. Sugiyono (2014 : 15) bahwa “data kualitatif

Page 8: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

8

adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat, dan gambaran”.

Dari data yang telah terkumpul sesuai dengan indikator permasalahan

peneliti mengolah dan menganalisa data-data yang terkumpul tersebut

menjadi data yang sistematik, teratur dan terstruktur.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah

Evaluation. Secara umum, pengertian evaluasi adalah suatu proses untuk

menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan tertentu telah

dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan suatu standar tertentu

untuk mengetahui apakah ada selisih di antara keduanya, serta bagaimana

manfaat yang telah dikerjakan itu bila dibandingkan dengan harapan-

harapan yang ingin diperoleh. Dalam pengertian yang lain, evaluasi adalah

suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan,

sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai yang khususnya dalam

hal ini berkaitan dengan evaluasi pelaksanaan program.

Program adalah kegiatan atau aktivitas yang dirancang untuk

melaksanakan kebijakan dan dilaksanakan untuk waktu yang tidak

terbatas. Evaluasi program adalah “metode sistematik untuk

mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi untuk menjawab

pertanyaan dasar mengenai program”. Evaluasi program dapat

dikelompokkan menjadi evaluasi proses (process evaluation), evaluasi

manfaat (outcome evaluation) dan evaluasi akibat (impact evaluation).

Page 9: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

9

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005

Tentang Sistem Keolahragaan Nasional menjelaskan bahwa sistem

keolahragaan nasional adalah keseluruhan aspek keolahragaan yang saling

terkait secara terencana, sistematis, terpadu, dan berkelanjutan sebagai satu

kesatuan yang meliputi pengaturan, pendidikan, pelatihan, pengelolaan,

pembinaan, pengembangan dan pengawasan untuk mencapai tujuan

keolahragaan nasional.

Wirawan (2012:17) mengelompokkan evaluasi program menjadi 3

bagian yang berbeda yaitu:

1. Evaluasi Proses (process evaluation) yaitu meneliti dan menilai apakah

intervensi atau layanan program telah dilaksanakan seperti yang

direncanakan, dan apakah target populasi yang direncanakan telah

dilayani.

Proses pembinaan yang dilakukan Disbudpora dalam cabang olahraga

atletik dilimpahkan langsung kepada pihak pelatih itu sendiri terdapat

tiga pelatih atletik yaitu Julius, Eni, dan Cahyo. Untuk melatih

sebanyak 30 atlet atletik putra dan putri. Pusat latihan yaitu lapangan

Hangtuah Tanjunguban milik Angkatan Laut. Proses pembinaan yang

dilakukan oleh pelatih atletik itu berupa latihan rutin satu minggu tiga

kali latihan yaitu pada hari senin, rabu, dan jumat dengan durasi latihan

selama 15.30–17.45 WIB . Program latihan yang diberikan atlet atletik

oleh pelatih berupa latihan fisik, teknik dasar, keseimbangan,

kecepatan, teknik penyesuaian, teknik ketahanan dan teknik

kekompakan bagi nomor lari estafet. Pada cabang atletik terdapat 26

Page 10: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

10

nomor yang di pertandingkan lari 100 meter (putra dan putri), lari 200

meter (putra dan putri), lari 400 meter (putra dan putri), lari 800 meter

(putra dan putri), lari 1500 meter (putra dan putri), lari 3000 meter

(putra dan putri), lari 5000 meter (putra dan putri), estafet 4x100 meter

(putra dan putri), lopat jauh (putra dan putri), lompat tinggi (putra dan

putri), lempar cakram (putra dan putri), tolak peluru (putra dan putri,

dan lempar lembing (putra dan putri). Prestasi yang kami dapatkan pada

POPDA 2016 yaitu 4 emas, 7 perak, dan 4 perunggu. Namun di tahun

2018 ini kami ditargetkan medali sebanyak 21 yaitu 6 emas, 7 perak,

dan 8 perunggu. Namun kami hanya bisa meraih 2 emas, 2 perak, dan 5

perunggu dan yang menjadi lawan terberat pada POPDA 2018 adalah

tuan rumah Lingga. Para atlet selama latihan mendapatkan uang saku

dan uang transportasi sebanyak Rp.500.000 dan uang saku

keberangkatan sebanyak Rp.500.000. Bagi atlet yang berprestasi akan

diberikan bonus untuk kelipatan medali yang didapatkan yaitu medali

emas Rp.1.100.000 medali perak Rp.815.000 dan medali perunggu

Rp.550.000. Seharusnya pikah Disbudpora memberi target kepada kami

harus sesuai dengan apa yang mereka berika kepada kami atlet dan

pelatih. Adapun sarana prasarana yang tersedia juga belum berstandar

Nasional itupun hanya ada di Tembeling. Saran kami sebagai pelatih

dan atlet berharap mendapatkan perhatian lebih lagi dari pemerintah,

melengkapi lagi sarana dan prasarana dan mendirikan PPLD Pusat

Pelatihan Daerah .

Proses pembinaan yang dilakukan Disbudpora dalam cabang olahraga

Page 11: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

11

tenis meja dilimpahkan langsung kepada pihak pelatih itu sendiri yaitu

Dini dan Roman. Untuk melatih sebanyak delapan atlet putra dan putri.

Pusat latihan yaitu gedung sasanaria pertamina milik swasta. Proses

pembinaan yang dilakukan oleh pelatih itu berupa latihan rutin satu

minggu tiga kali latihan yaitu pada hari senin, rabu, dan sabtu dengan

durasi latihan selama 15.30 –17.30 WIB. Program latihan yang

diberikan atlet tenis meja oleh pelatih berupa latihan fisik, teknik dasar,

teknik pukulan, akurasi pukulan dan strategi bertanding. Pada cabang

tenis meja terdapat empat nomor yang di pertandingkan tunggal (putra

dan putri) dan ganda (putra dan putri). Prestasi yang kami dapatkan

pada POPDA 2016 yaitu hanya 1 perunggu. Namun di tahun 2018 ini

kami ditargetkan medali sebanyak 3 yaitu 1 emas, 1 perak, dan 1

perunggu. Namun kami pada tahun ini hasilnya nihil dan yang menjadi

lawan terberat pada POPDA 2018 adalah Batam. Para atlet selama

latihan mendapatkan uang saku dan uang transportasi sebanyak

Rp.500.000 dan uang saku keberangkatan sebanyak Rp.500.000 Bagi

atlet yang berprestasi akan diberikan bonus untuk kelipatan medali yang

didapatkan yaitu medali emas Rp.1.100.000 medali perak Rp.815.000

dan medali perunggu Rp.550.000. Seharusnya pikah Disbudpora

memberi target kepada kami harus sesuai dengan apa yang mereka

berika kepada kami atlet dan pelatih. Adapun sarana prasarana yang

tersedia juga belum ada khusus untuk cabang olahraga tenis meja. Saran

kami sebagai pelatih dan atlet berharap mendapatkan perhatian lebih

lagi dari pemerintah, melengkapi lagi sarana dan prasarana.

Page 12: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

12

2. Evaluasi manfaat (outcome evaluation) meneliti, menilai, dan

menentukan apakah program telah menghasilkan perubahan yang

diharapkan.

Evaluasi manfaat meneliti, menilai, dan menentukan apakah program

telah menghasilkan perubahan yang diharapkan dan apakah proses

evaluasi program merupakan salah satu unsur pendukung untuk

mencapai hasil ataupun target yang ingin dicapai. Dari cabang olahraga

atletik sejauh ini belum di evaluasi secara menyeluruh sehingga bisa

dilihat dari hasil POPDA pada Tahun 2016 kami berhasil mendapatkan

4 emas, 7 perak, dan 4 perunggu. Target yang diberikan pada

pelaksanaan POPDA Tahun 2018 yaitu 6 emas, 7 perak, dan 8

perunggu dan kami hanya bisa mendapatkan 2 emas, 2 perak, dan 5

perunggu. Sangat jauh dari target yang ditentukan oleh Disbudpora.

Program latihan sudah diberikan pelatih kepada atlet dan alat latihan

yang diperlukan berupa cakram, lembing, pemberat peluru, sepatu lari

khusus. Yang kami belum dapatkan sampai sekarang adalah lintasan

lari yang berstandar Nasional.

Evaluasi manfaat meneliti, menilai, dan menentukan apakah program

telah menghasilkan perubahan yang diharapkan dan apakah proses

evaluasi program merupakan salah satu unsur pendukung untuk

mencapai hasil ataupun target yang ingin dicapai. Dari cabang olahraga

tenis meja sejauh ini belum di evaluasi secara menyeluruh sehingga bisa

Page 13: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

13

dilihat dari hasil POPDA pada Tahun 2016 kami mendapatkan 1

perunggu. Target yang diberikan pada pelaksanaan POPDA Tahun

2018 yaitu 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu dan kami tidak

mendapatkan hasil yang maksimal dan tidak bisa menyumbangkan

medali. Sangat jauh dari target yang ditentukan oleh Disbudpora

seharusnya harus cepat untuk dievaluasi dan proses regenerasi sehingga

bisa mendapatkan hasil yang baik lagi untuk POPDA dua tahun

mendatang. Program latihan sudah diberikan pelatih kepada atlet dan

alat latihan yang diperlukan berupa satu set meja dan bet pimpong.

3. Evaluasi akibat (impact evaluation) dimana melihat perbedaan yang

ditimbulkan sebelum dan setelah adanya program tersebut.

Prestasi cabang olahraga atletik pada POPDA 2016 yaitu 4 emas, 7

perak, dan 4perunggu. Namun di tahun 2018 ini kami ditargetkan

medali sebanyak 21 yaitu 6 emas, 7 perak, dan 8 perunggu. Namun

kami hanya bisa meraih 2 emas, 2 perak, dan 5 perunggu.

Prestasi cabang olahraga tenis meja pada POPDA 2016 yaitu hanya 1

perunggu. Namun di tahun 2018 ini kami ditargetkan medali sebanyak

3 yaitu 1 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Namun kami pada tahun ini

hasilnya nihil.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV mengenai

evaluasi pembinaan atlet pekan olahraga pelajar daerah (POPDA)

Page 14: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

14

Kabupaten Bintan Tahun 2018 (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan

Olahraga), maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Evaluasi proses

Proses pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan adalah pembinaan yang di

lakukan pada setiap tahun ganjil melaksanakan pembinaan dan tahap

penyeleksian atlet yang ada di Bintan dan pada tahun genap melakukan

pembinaan terhadap atlet yang telah di saring untuk mengikuti tahap

akhir berupa training center berjalan. Proses pembinaan kurangnya

kerjasama antara pihak swasta, pemerintah dan masyarakat sehingga

proses pembinaan hanya dilimpahkan kepada pelatih dan atlet. Pada

pelaksanaan penyeleksian atlet berjumlah 500 atlet dan akan diseleksi

menjadi 300 atlet. Setelah itu dilaksanakan pembinaan dan akan

ditambah 20% atlet yang belum masuk atau mengikuti seleksi namun

berprestasi. Setelah itu dilaksanakan seleksi akhir menjadi 166 – 168 atlet

yang akan mewakili kabupaten Bintan pada POPDA 2018.

b. Evaluasi Manfaat

Program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan

Kepemudaan dan Olahrga Kabupaten Bintan sudah berjalan sesuai

dengan tugas pokok dan fungsinya, namun dalam pelaksanaannya

belum maksimal sehingga hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan

target yang ingin dicapai. Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan

Olahraga mengevaluasi program ini melalui data sekunder dan edukasi

agar program yang diharapkan dapat mendapatkan hasil yang

Page 15: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

15

maksimal. Dan dalam proses pembenahan sarana dan prasarana atlet

dan kemampuan pelatih.

c. Evaluasi Akibat

Melihat perbedaan yang ditimbulkan sebelum dan sesudahnya

program pembinaan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan

Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan. Program pembinaan

yang dilaksanakan masih sama dengan tahun- tahun sebelumnya.

Sehingga hasil yang didapatkan pada Pekan Olahraga Pelajar Daerh

Tahun 2018 belum maksimal dan mencapai target yang telah di

tentukan.

SARAN

a. Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan, dapat

melakukan pembinaan yang berkelanjutan agar mengoptimalkan

kemampuan para atlet pelajar dalam menghadapi Pekan Olahraga Pelajar

Daerah (POPDA). Mengadakan even-even agar jam terbang para atlet

terpenuhi dan dapat mencari bibit-bibit baru yang unggul

b. Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Bintan, dapat

meningkatkan kemampuan para pelatih dan official dan melengkapi sarana

prasarana latihan bagi para atlet atau mendirikan Pusat Pelatihan Daerah

(PPLD).

Page 16: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku-buku

Anonim, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Cetakan Kelima, Jakarta : BalaiPustaka.

Haryanto. 1997. Fungsi-Fungsi Pemerintahan. Jakarta: Badan Diklat

Depdagri.

Inu Kencana Syafiie,. 2011. Manajemen Pemerintahan, Cetakan Pertama :

Pustaka Reka Cipta.

Istianto, Bambang. 2009. Manajemen Pemerintahan Dalam Perspektif

Pelayanan Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah Reformasi,

Perencanaan, Startegi, dan Peluang. Ja-karta : Penerbit Erlangga.

Labolo, Dr. Muhadam. 2011. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta : PT.

Raja Grafindo.

Mathis, R. 2002. Manajemen Sumer Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.

Miftah Toha, 1997, Pembinaan Organisasi, Bandung

Milles, Matthew B. dan A. Michael Huberman, 2009. Analisis Data

Kualitatif.Jakarta : UI-Press.

Moleong, Lexy, 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung : PT.

RemajaRosdakary

Narwoko, J. Dwi dan Bagong Suyanto. 2006. Sosiologi: Teks Pengantar dan

Terapan. Jakarta: Kencana.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar, Edisi Baru, Rajawali

Pers Jakarta

Sugiyono, 2014 “Memahami Penelitian Kualitatif”. Bandung: ALFABET

Tunggal,Setia Hadi, 2006. Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005), Jakarta

:Harvarindo.

Wirawan. 2012. Evaluasi, Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi.

Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Page 17: (Studi Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga)repository.umrah.ac.id/2470/1/RAFLI GIRANDA-140565201046-FISIP-2019.pdf · Kemudian pada pasal 18 ayat (2) menyebutkan bahwa “Pemerintah

17

2. Jurnal, Majalah, Surat kabar

Helen Purnama Sari, Dkk (2017) Evaluasi Program Pembinaan Atlet Pekan

Olahraga Nasional Cabang Olahraga Bulutangkis Provinsi Sumatera

Selatan.

Muhammad Riau Bintana Yusnadi (2016) Kebijakan Pembinaan Atlet Oleh

Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Kota TanjungPinang. Naskah

Publikasi Pada Jurusan Ilmu Administrasi Negara Universitas Maritim

Raja Ali Haji.

Nur Arief, 2015, Peran Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Kepulauan

Riau Dalam Pembinaan Olahraga Tingkat Pelajar Tahun 2014. Naskah

Publikasi Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

Saputra. 2015. Peranan Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Tanjungpinang

Dalam Pembinaan Atlit Renang T ingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)

tahun 2014 se-kota tanjungpinang. Naskah Publikasi Pada Jurusan Ilmu

Pemerintahan Universitas Maritim Raja Ali Haji.

3. Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2005 tentang sistem

keolahragaan nasional

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 pasal 24 Tentang Kepemudaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

Pemerintah Daerah

4. Dokumen

Laporan Kegiatan Pembinaaan Atlet Kabupaten Bintan Tahun 2017.

Laporan Kegiatan Seleksi Atlet POPDA Kabupaten Bintan Tahun 2018.

Rencana Strategis Dinas Kebudayaan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten

Bintan Tahun 2016-2021.