studi deskriptif pengembangan kecerdasan …digilib.unila.ac.id/27623/2/skripsi tanpa bab...

79
STUDI DESKRIPTIF PENGEMBANGAN KECERDASAN LOGIKA MATEMATIKA DI TK BINA KARSA KOTA BANDAR LAMPUNG (Skripsi) Oleh DITA AULIA RIZKI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG 2017

Upload: hanhi

Post on 28-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

STUDI DESKRIPTIF PENGEMBANGAN KECERDASAN LOGIKAMATEMATIKA DI TK BINA KARSA KOTA BANDAR LAMPUNG

(Skripsi)

Oleh

DITA AULIA RIZKI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

2017

ABSTRAK

STUDI DESKRIPTIF PENGEMBANGAN KECERDASAN LOGIKAMATEMATIKA DI TK BINA KARSA KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Dita Aulia Rizki

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengembangan kecerdasan logikamatematika di TK Bina Karsa Bandar Lampung, dengan fokus penelitian (1)Perencanaan pengembangan kecerdasan logika matematika; (2) PelaksanaanPengembangan Kecerdasan Logika Matematika; (3) Evaluasi PenilaianAnak.Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif denganrancangan studi kasus.Teknik pengumpulan data melalui wawancara dandokumentasi.Sumber data terdiri atas pengawasan guru dan kepala sekolah di TKBina Karsa Bandar Lampung. Hasil penelitian: (1) Perencanaan pengembangankecerdasan logika matematika, (a) program tahunan, (b) program semester, (c)Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan, (d) Rencana PelaksanaanPembelajaran Harian. (2) Pelaksanaan pengembangan kecerdasan logikamatematika, (a) Model pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan sentradan pendekatan ilmiah, (b) Metode pembelajaran yang digunakan adalah metodebercerita, bermain peran, eksperimen, bercakap-cakap, demonstrasi danpemberian tugas. (3) Evaluasi penilaian, (a) guru membuat kisi-kisi proses danproduk, (b) guru membuat kriteria/rubrik proses dan produk, (c) guru menilai anakmenggunakan teknik penilaianobservasi, pemberian tugas, unjuk kerja, tanyajawab dan portofolio hasil karya anak.

Katakunci :evaluasi penilaian, pelaksanaan pembelajaran,perencanaanpembelajaran

ABSTRACT

DESCRIPTIVE STUDY DEVELOPMENT OF INTELLIGENCE LOGIC OFMATHEMATICS IN TK KARSA BANDAR LAMPUNG

By

Dita Aulia Rizki

This study aims to describe the development of mathematical logic intelligence inTK Bina Karsa Bandar Lampung, with the focus of research (1) Planning of thedevelopment of mathematical logic intelligence; (2) Implementation ofDevelopment of Mathematical Logic Intelligence; (3) Evaluation of ChildAssessment. The research method used is qualitative approach with case studydesign. Data collection techniques through interviews and documentation. Thedata sources consisted of supervision of teachers and principals in TK Bina KarsaBandar Lampung. Result of research: (1) Development planning of mathematicallogic intelligence, (a) annual program, (b) semester program, (c) Plan of WeeklyLearning Implementation, (d) Plan of Daily Learning Implementation. (2)Implementation of the development of mathematical logic intelligence, (a)Learning model used is the center approach and scientific approach, (b) Thelearning method used is the method of story telling, role play, experiment,conversation, demonstration and assignment. (B) the teacher makes process andproduct criteria / rubrics, (c) the teacher assesses the child using observation,task assignment, performance, question and answer techniques,and Portfolio ofchildren's work.

Keywords: evaluation of assessment, implementation of learning, planning oflearning

STUDI DESKRIPTIF PENGEMBANGAN KECERDASAN LOGIKAMATEMATIKA DI TK BINA KARSA KOTA BANDAR LAMPUNG

Oleh

Dita Aulia Rizki

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu PendidikanFakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2017

RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Dita Aulia Rizki.Peneliti dilahirkan di

Bandar Lampung pada tanggal 16 Januari 1996.Peneliti

merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari

pasangan bapak Koharuddin dan ibu Gustiana. Pendidikan

formal dimulai dari TK Al-Azhar 4 Bandar lampung, TK

Pertiwi II Jakarta Selatan, dan TK Al-Azhar 18 Bandar Lampung selesai tahun

2001. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD Al-Azhar 1 Bandar Lampung

selesai pada tahun 2007.Setelah itu peneliti melanjutkan pendidikan ke SMP

Negeri 25 Bandar Lampung selesai pada tahun 2010.Kemudian melanjutkan

pendidikan di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung selesai pada tahun 2013.

Selanjutnya pada tahun 2013 peneliti masuk melalui jalur SNMPTN melanjutkan

pendidikan di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Peneliti mengabdikan diri pada KKN-KT di Pekon Umbul Buah Kotaagung

Timur Kabupaten Tanggamus dan PPL di Paud Cintia Pekon Umbul Buah.

Aktif sebagai Anggota Muda dan Anggota Bidang dalam Bidang Ilmu Pendidikan

pada organisasi jurusan yaitu Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan

(HIMAJIP).

MOTTO

“Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman diantara kamu danorang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan”

(QS Al-Mujadillah : 11)

“Bersahabatlah dengan seseorang yang mampu dijadikan sahabat.Tetapi, janganbangun hidupmu diatas kepentingan sahabatmu. Sebab, kamu punya arahan dan

pandangan hidup tersendiri”

(Dita AR : 2017)

PERSEMBAHAN

BISMILLAHIROHMANIRROHIM

Aku persembahkan karya tulis ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT danRosulnya Nabi Muhammad SAW serta bentuk ucapan dan rasa syukur kepada

kedua orang tua yang tercinta :

Bapak Koharuddin dan Ibu Gustiana

Yang telah membesarkan dan menyayangiku dengan penuh cinta dan memberikankasih sayang tulus, dan tak pernah lelah berkorban dan bekerja keras sehingga

dapat menghantarkanku dibangku kuliah, selalu memberi semangat, motivasi danmendoakan untuk keberhasilan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar.

Almamater tercinta, Universitas LampungSebagai tempat dalam menggali ilmu, menjadikanku sosok yang mandiri, serta

dapat menjadi orang yang berguna kelak.

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohiim

Alhamdulillahirobbila’lamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif

Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika Di TK Bina Karsa Kota Bandar

Lampung”.Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Dengan kerendahan hati yang tulus peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M. P., selaku Rektor Universitas

Lampung yang telah memberikan dukungan terhadap perkembangan FKIP.

2. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku dekan FKIP Universitas

Lampung yang selalu mendukung pelaksanaan program di Program Studi

PAUD.

3. Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP

Universitas Lampung sekaligus Pembimbing Akademik dan Pembimbing I,

yang telah memberikan dukungan, saran, dan masukan yang membangun

demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Ibu Ari Sofia, S.Psi., M.A., Psi., selaku Ketua Program Studi S-1 PAUD

FKIP Universitas Lampung sekaligus Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan ilmu yang dimiliki

dengan sabar dan ikhlas memberikan saran serta masukan yang luar biasa

selama proses pembuatan skripsi sehingga penulis dapat menyelesaikan

skrpsi dengan lancar.

5. Bapak Drs. Maman Surahman, M.Pd., selaku dosen pembahas yang telah

memberikan ilmu, saran, dan masukan yang baik sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan lancar.

6. Seluruh staf pengajar di PAUD FKIP Universitas Lampung yang telah

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama kuliah.

7. Ibu Gustiana M.Pd., selaku Kepala TK Bina Karsa yang telah memberikan

kesempatan peneliti melakukan penelitian dan membantu dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Dewan guru TK Bina Karsa, Ibu Sundariyanti, S.Sos, Ragil Mergiantini,

Erna Yuliawati, S.Pd, Endang Agustina, Rahma Ningsih yang telah

memberikan motivasi dan membantu peneliti saat melakukan penelitian.

9. Kedua orang tua tercinta Bapak Drs. Koharuddin dan Ibu Gustiana, M.Pd.,

yang telah memberikan motivasi, semangat, saran dan doa kepada peneliti

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.

10. Adik tersayang Rika Sarah Savitri, Alm. Muhammad Adam Fauzan, Ilham

Manzis.

11. Kekasih tercinta, Mohammad Ramadhan yang akan menjadi teman hidup,

selalu setia menemani dalam suka dan duka, memotivasi, mendukung,

mendoakan dan berusaha membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabatku, Aminah Zafirah, Dwi Reni Oktariani, Yayang Septiana Sari,

Arshinta Minggah Pangesti yang selalu memotivasi dan mendukung dan

menyemangati dalam proses pengerjaan skripsi.

13. Teman KKN, Eti, Dian, Enggar, Shinta, Wiwin, Ramadhan, Arif, Indra.

14. Teman PAUD A 2013, Desi, Chintia, Elok, Fitria, Intan, Ita, Indy, Ipul,

Marshanti, Leni, Ridha, Trisus, Sevy, Via, Ganjar, Wiwin, Minaty, Trinita,

Nurul, Sandi, Nunung, Winarti, Ratisya, Minaty Dan Shintia Ayu.

15. Temen SMP, Dinda Yuti Mutia dan Ellen Aprilia.

16. Teman Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (Himajip)

Semoga Allah melindungi dan membalas semua kebaikan yang telah kalian

berikan kepada peneliti. Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan terdapat

kekurangan, akan tetapi semoga skrpsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Aamin Yaa Robbala’lamiin.

Bandar Lampung, 25Juli 2017Peneliti,

Dita Aulia RizkiNPM. 1313054011

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...................................................................................................... iABSTRACT ................................................................................................... iiHALAMAN JUDUL ...................................................................................... iiiHALAMAN PERSTUJUAN ......................................................................... ivHALAMAN PENGESAHAN........................................................................ vSURAT PERNYATAAN ............................................................................... viRIWAYAT HIDUP ........................................................................................ viiMOTTO .......................................................................................................... viiiPERSEMBAHAN........................................................................................... ixSANWACANA ............................................................................................... xDAFTAR ISI ................................................................................................ xiiiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xviDAFTAR GAMBAR...................................................................................... xviiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Penelitian .................................................................... 1B. Fokus Penelitian ................................................................................ 8C. Pertanyaan Penelitian ......................................................................... 8D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 9E. Manfaat Penelitian ............................................................................. 9F. Definisi Istilah .................................................................................... 10

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Anak Usia Dini ............................................................... 13B. Teori Belajar .................................................................................... 15

1. Teori Behaviorisme ....................................................................... 152. Teori Konstruktivisme................................................................... 16

C. Perkembangan Koginitif Anak ......................................................... 181. Perkembangan Kognitif Anak....................................................... 182. Aspek-aspek Perkembangan Kognitif Anak ................................. 193. Karakteristik Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun .......... 20

D. Perangkat Pembelajaran Anak Usia Dini ........................................... 201. Perencanaan Pembelajaran ........................................................... 20

2. Pelaksanaan Pembelajaran ........................................................... 253. Evaluasi Penilaian Anak ............................................................... 29

E. Pengembangan Kecerdasan Anak Usia Dini ...................................... 311. Konsep Kecerdasan Anak Usia Dini............................................. 312. Kecerdasan Logika Matematika.................................................... 343. Simulasi Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika ........... 374. Tahap Perkembangan Kecerdasan Logika Matematika ................ 38

F. Kerangka Pikir ................................................................................... 39G. Penelitian Relevan .............................................................................. 41

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 43B. Kehadiran Peneliti ........................................................................... 44C. Sumber Data Penelitian ................................................................... 44D. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 45

1. Wawancara ................................................................................... 452. Dokumentasi ................................................................................. 473. Observasi ....................................................................................... 48

E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 481. Pengumpulan Data ....................................................................... 482. Reduksi Data ................................................................................ 483. Penyajian Data .............................................................................. 494. Proses Menarik Kesimpulan ......................................................... 49

F. Pengecekan Keabsahan Data ........................................................... 50G. Tahap Penelitian ............................................................................... 51

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum TK Bina Karsa Bandar Lampung......................... 531. Visi dan Misi ................................................................................. 532. Tujuan............................................................................................ 543. Profil Sekolah ............................................................................... 554. Data Pendidik ................................................................................ 555. Data Anak...................................................................................... 56

B. Paparan Penelitian.............................................................................. 561. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika ..... 57

a. Program Tahunan ..................................................................... 57b. Program Semester..................................................................... 58c. RPPM ....................................................................................... 59d. RPPH ........................................................................................ 60

2. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika ..... 63

a. Model Pembelajaran ................................................................. 63b. Metode Pembelajaran ............................................................... 64

3. Evaluasi Penilaian Anak................................................................ 67C. Temuan Penelitian ............................................................................. 69

1. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika ..... 70a. Program Tahunan ..................................................................... 70b. Program Semester..................................................................... 71c. RPPM ....................................................................................... 71d. RPPH ........................................................................................ 71

2. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika ..... 73a. Model Pembelajaran ................................................................. 73b. Metode Pembelajaran ............................................................... 74

3. Evaluasi Penilaian ......................................................................... 76a. Kisi-kisi Penilaian .................................................................... 76b. Rubrik Penilaian ....................................................................... 76c. Teknik Penilaian....................................................................... 76

D. Pembahasan........................................................................................ 781. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika .... 78

a. Program Tahunan ..................................................................... 78b. Program Semester..................................................................... 80c. RPPM ....................................................................................... 81d. RPPH ........................................................................................ 83

2. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika...... 86a. Model Pembelajaran ................................................................. 86b. Metode Pembelajaran ............................................................... 88

3. Evaluasi Penilaian Anak................................................................ 88

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 91B. Saran..................................................................................................... 94

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 96LAMPIRAN.................................................................................................... 99

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah Murid TK Bina Karsa ..................................................................... 42. Tahap Perkembangan Kecerdasan Logika Matematika .............................. 383. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ................................................................... 464. Data Pendidik TK Bina Karsa ................................................................... 555. Data Anak Didik TK Bina Karsa 2016/2017 .............................................. 566. Perencanan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika ..................... 627. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika.................... 668. Evaluasi Penilaian Anak.............................................................................. 68

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pikir ............................................................................... 412. Diagram Komponen dalam Analisis Data ................................................. 503. Diagram Konteks Perencanaan ................................................................... 724. Diagram Konteks Pelaksanaan .................................................................... 755. Diagram Konteks Evaluasi Penilaian .......................................................... 77

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Permohonan Uji Validitas Instrumen Wawancara ...................................... 992. Uji Validitas Instrumen Penelitian .............................................................. 1053. Transkip Wawancara ................................................................................... 1134. Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak................................................... 1345. Program Tahunan ........................................................................................ 1436. Program Semester........................................................................................ 1497. RPPM .......................................................................................................... 1598. RPPH........................................................................................................... 1639. Kisi-kisi dan Rubrik .................................................................................... 16610. Data Siswa dan Guru ............................................................................. 17311. Izin Pra Penelitian .................................................................................. 17412. Izin Penelitian ......................................................................................... 17513. Surat Keterangan TK Bina Karsa ........................................................... 17614. Foto Hasil Penelitian Dan Wawancara ................................................... 177

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia, inilah sebait ungkapan indah dan

sarat makna yang menjadi semboyan pengasuhan, pendidikan dan

pengembangan anak usia dini di Indonesia. Dalam rangka turut serta

mewujudkan insan Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, dan berakhlak mulia

tersebut maka pengasuhan, pendidikan dan pengembangan anak usia dini

haruslah dipersiapkan secara terencana, terpadu dan menyeluruh serta

meibatkan semua pihak yang dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang

anak usia dini.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling kaya, masa ini seyogianya

didayagunakan oleh pendidikan sebaik-baiknya, jika tersia-sia kehidupan

masa ini tidak akan pernah dapat di cari gantinya. Tugas kita adalah

memanfaatkan tahun-tahun awal kanak-kanak ini dengan kepedulian yang

tertinggi, bukan menyia-nyiakannya.

Pentingnya pendidikan anak usia dini diperlukan penanganan yang serius,

guna mewujudkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan tak dapat

dibayangkan apabila pengelola dan pelaksana pendidikan anak usia dini

bukan orang-orang yang memiliki pendidikan dan sertifikat keprofesionalan

dibidang anak usia dini tentunya anak dapat dijadikan kelinci percobaan dan

barang komoditi.Sesuai dengan prinsip pembelajaran di Taman Kanak-kanak

2

yaitu “belajar melalui bermain”, PengembanganKecerdasan Logika

Matematika ini juga harus disajikan dengan bermain, menyenangkan,

menggunakan metode yang tepat serta media yang menarik.

Proses perkembangan anak akan mengalami kemajuan fisik, intelektual dan

sosial yang sangat menakjubkan. Anak merupakan investasi masa depan yang

harus dikembangkan secara optimal. Tanpa adanya stimulus yang tepat dari

orang tua, potensi yang dibawa anak sejak lahir tidak akan mampu

berkembang secara optimal. Salah satu cara yang perlu diperhatikan pada

anak adalah stimulus yang cukup. Pendidikan adalah hal yang sangat penting

yang diperoleh semua anak, karena pendidikan adalah salah satu modal yang

harus dimiliki oleh setiap individu untuk meraih kesuksesan dalam hidupnya.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang bertujuan untuk

mengembangkan kualitas manusia.Pendidikan anak usia dini sangatlah

penting menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional bab I pasal 1 butir 14 menyatakan bahwa :

“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upayapembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6tahun yang dilakukan melalui rangsangan pendidikan untukmembantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agaranak memiliki kesiapan belajar dalam memasuki pendidikan lebihlanjut”.

Lebih lanjut dinyatakan dalam Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003

tentang sistem pendidikan nasional pasal 28, bahwa :

“(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjangpendidikan dasar; (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakanmelalui jalur formal, nonformal dan/atau informal; (3) Pendidikananak usia dini pada jalur formal berbentuk Taman Kanak-kanak,Raudatul Athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat; (4) Pendidikananak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok

3

bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yangsederajat; dan (5) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikaninformal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yangdiselenggarakan oleh lingkungan”.

Melalui pendidikan anak usia dini, anak diharapkan dapat mengembangkan

segenap potensi yang dimilikinya seperti agama, intelektual, sosial, emosi,

dan fisik, memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama

yang dianut, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan,

menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan

kebutuhan dan tingkat perkembangannya, serta memiliki motivasi dan sikap

belajar yang positif.

Pendidikan anak usia dini merupakan pondasi dasar pendidikan, yang

memiliki peranan penting dalam mengembangkan kemampuan dasar dan

meningkatkan potensi kecerdasan anak yang akan mempengaruhi pendidikan

di tingkat selanjutnya. TK sebagai salah satu lembaga pendidikan usia dini

diharapkan dapat mengembangkan potensi kecerdasan dan kemampuan dasar

anak agar dapat berkembang secara optimal.

Aspek-aspek perkembangan anak usia dini sesuai yang tercantum dalam

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permen) Nomor 137 tahun 2013

Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yang tercantum Tingkat

Pencapaian Perkembangan anak usia dini meliputi, Nilai moral dan agama,

fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, serta seni.

Pengembangan kecerdasan anak haruslah dilihat berdasarkan perbedaan

kebutuhan terhadap tipe kemampuan yang dominan pada anak . Satu di antara

kecerdasan anak adalah kecerdasan logika matematika. Merupakan

4

kemampuan yang berkaitan dengan ketrampilan-ketrampilan logika

matematika yaitu dalam hal angka dan logika kecerdasan ini melibatkan

keterampilan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika dan akal

sehat.

TK Bina Karsa bertempatkan di Jalan Sam Ratulangi Nomor 65 Kecamatan

Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung, TK ini berdiri dari tahun 2013

hingga sekarang. TK Bina Karsa merupakan sekolah swasta dibawah naungan

Yayasan Bina Karsa yang terletak sama dengan alamat TK tersebut. Yayasan

yang dipimpin oleh Bapak Drs. Koharuddin. TK Bina Karsa tergolong TK

yang baru saja merintis didunia pendidikan anak usia dini, tetapi sudah ada

prestasi yang membanggakan dari TK tersebut mulai dari perlombaan seperti

lomba antar siswa dan lomba antar sekolah, dari tingkat kecamatan sampai

tingkat Provinsi.

Murid yang mendaftar di TK Bina Karsa juga cukup meningkat dari tahun ke

tahun berikut kondisi murid dari tahun 2013 hingga 2016 bisa kita lihat pada

tabelberikut :

Tabel 1.Jumlah Murid TK Bina Karsa

NOTAHUN

PELAJARAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH

1 TP 2013 – 2014 21 19 402 TP 2014 – 2015 22 22 443 TP 2015 – 2016 25 25 504 TP 2016 – 2017 25 25 50

JUMLAH ANAK 184Sumber:DokumentasiTk Bina Karsa Tahun 2016 pada pelaksanaan prapenelitian.

5

Siswa yang bersekolah disana bukan hanya penduduk disekitar sekolah

melainkan dari luar sekitar sekolah. Dengan beragam pekerjaan para orang

tua yang mempercayai TK Bina Karsa untuk menjadi tempat pengembangan

dan pembelajaran bagi anak mereka. Jumlah guru ada 7 orang yang mengajar

di TK Bina Karsa berkualifikasi Sarjana dan D3. 1 orang pendidikan terakhir

S2 PAUD berstatus PNS, 2 orang pendidikan terakhir S1, 4 orang sedang

menjalani pendidikan S1 berstatus Honorer. TK Bina Karsa dipimpin oleh ibu

Gustiana M.Pd.

Berawal dari pengamatan pra penelitian yang peneliti lakukan di TK Bina

Karsa pada proses awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran, dimana

peneliti menemukan keunggulan program pembelajaran pada TK Bina Karsa

yaitu TK tersebut menggunakan kecerdasan jamak dalam pengembangan

pembelajarannya.

Kecerdasan jamak tersebut antara lain, kecerdasan lingustik, kecerdasan

logika matematika, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan interpersonal,

kecerdasan bodily kinestetik, kecerdasan naturalistik, kecerdasan musikal,

kecerdasan spiritual.

Peneliti melakukan pengamatan di salah satu kelas yaitu kelompok siddiq

pada hari itu sedang berlangsung kegiatan pembelajaran yang menekankan

kecerdasan logika matematika. Pada pembelajaran hari itu peneliti melihat,

kreatifitas guru dalam merancang sebuah permainan untuk pengembangan

kecerdasan logika matematika. Guru tersebut membuat media edukatif yang

menarik dan pastinya sangat disukai anak-anak dalam pembelajaran.

6

Pada proses pembelajaran tersebut ibu guru yang mengajar membuat

perencanaan pembelajaran yaitu belajar melalui bermain, dimana anak di

stimulasi kecerdasan logika matematika melalui berbagai penguatan

pengetahuan, penguatan pengalaman, penguatan pengamatan lalu anak juga

di stimulasi dengan berbagai media yang bersifat edukatif. Pelajaran yang

dilakukan hari tersebut adalah pengenalan konsep bilangan dengan benda,

pengelompokan benda dan menyesuaikan dengan lambing bilangan,

pengenalan huruf untuk kosa kata beberapa bilangan, menjimpit biji sesuai

dengan lambing bilangan serta bernyanyi lagu yang sesuai dengan tema dan

pengembangan kecerdasan logika matematika.

Pengembangan kecerdasan logika matematika anak juga diberi penguatan-

penguatan keagamaan, tentang kedisiplinan, motivasi belajar serta nyanyian

yang membuat anak merasa betah dan nyaman serta senang belajar

matematika, selain itu anak juga diberi penguatan dalam menciptakan hasil

karya sesuai dengan imajinasi dan daya kreatifitas. Lalu, pada akhir kegiatan

anak diberikan pengulangan kembali tentang pembelajaran dari awal hingga

akhir dan penguatan serta informasi untuk kegiatan yang akan dilakukan oleh

anak keesokan harinya.

Pada pengamatan kedua, peneliti melakukan pengamatan dari segi program

kurikulum TK Bina Karsa, dimana seluruh proses pembelajaran di TK Bina

Karsa dilakukan dengan metode dan strategi yang sangat beragam karena

pada dasarnya anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, TK tersebut

memfasilitasi anak sesuai dengan kebutuhannya. Anak diperbolehkan

7

mempelajari apa saja yang sesuai dengan perkembangan anak, termasuk

dalam pengembangan kecerdasan logika matematika.

Materi program pembelajaran kecerdasan logika matematika dilakukan ibu

guru dalam perencanaan sampai penilaian yang digunakan untuk

pengembangan kecerdasan logika matematika di TK Bina Karsa. Dimana

penilaian pengembangan kecerdasan jamak atau kecerdasan logika

matematika tersebut harus sesuai dengan indikator atau standar tingkat

pencapaian perkembangan anak berbasis kecerdasan jamak. Pengembangan

kecerdasan logika matematika adalah untuk mempersiapkan diri anak agar

berkembang dan berfikir secara kreatif dan logis. Pengalaman untuk

pengenalan angka, beberapa pola, perhitungan, pengukuran, geometri,

pemecahan masalah dan pengelompokan, anak dilatih untuk berfikir logis,

kreatif, semangat, displin dalam kegiatan, teliti, tekun dan gembira dalam

menghadapi berbagai kesulitan, meningkatkan danmendewasakan pemikiran

dalam menempuh jalan kehidupan yang akan datang.

Kecerdasan logika matematika hendaklah diarahkan pada penguasaan konsep

dan dimensi-dimensinya, kemampuan menggunakan strategi pengembangan

kecerdasan logika matematika dalam pembelajaran pemecahan masalah

sehingga terbangun kesadaran anakakan keberadaan dan kebesaran Tuhan

Yang Maha Esa yang telah memberikan sebuah kecerdasan pada diri anak

masing-masing. Kecerdasan logika matematika termasuk pengembangan

aspek kognitif di tingkat pencapaian perkembangan pada anak, maka dariitu

apabila belum tercapai, tugas sebagai pendidik harus membantu dan

8

memberikan rangsangan yang tepat kepada anak, agar nantinya bisa

membantu anak mencapai dan mengembangkan seluruh kecerdasan jamak

terutama kecerdasan logika matematikanya.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti TK Bina

Karsa dengan judulstudi deskriptif tentang strategi pengembangan kecerdasan

logika matematika di TK Bina Karsa Kota Bandar Lampung.

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalahdiatas dapat difokuskan sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran untuk pengembangan kecerdasan logika

matematika.

2. Pelaksanaan pembelajaran pengembangan kecerdasan logika matematika,

melalui.

3. Evaluasi penilaian anak, melalui

C. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanaperencanaan pembelajaran untuk pengembangan logika

matematika?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran untuk pengembangan logika

matematika?

3. Bagaimana evaluasi penilaian perkembangan anak untuk pengembangan

logika matematika?

9

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, fokus penelitian, dan pertanyaan

penelitian yang telah di kemukakan di atas, penelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan tentang pengembangan kecerdasan logika matematika di TK

Bina Karsa Kota Bandar Lampung melalui:

1. Perencanaan pembelajaran pengembangan kecerdasan logika

matematika.

2. Pelaksanaan pembelajaran pengembangan kecerdasan logika

matematika

3. Evaluasi penilaian perkembangan anak untuk pengembangan

kecerdasan logika matematika.

E. Manfaat Penelitian

a. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkontribusi dalam

kegiatan pembelajaran melalu bermain. Sebagai refrensi dalam strategi

pengembangan kecerdasan logika matematika untuk anak usia 5 – 6

tahun.

b. Secara Praktis

1. Bagi Guru, untuk memotivasi guru, agar dapat menambah

kemampuandalam menyusun strategi pengembangan kecerdasan

logika matematika pada sebuah permainan dan pembelajaran yang

dapat menyenangkan anak.

2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

resrensi dalam meningkatan strategi pengembangan kecerdasan

10

majemuk khususnya kecerdasan logika matematika pada proses

pembelajaran.

3. Bagi Peneliti lain, hasil dalam penelitian ini memberikan informasi

mengenai perkembangan dan pengembangan kecerdasan logika

matematika anak usia dini khususnya usia 5 – 6 tahun.

4. Bagi Orang tua, memberikan kesadaran kepada orang tua akan

pentingnya pendidikan anak usia dini bagi anak-anak mereka.

F. Definisi Istilah

1. Perencanaan perencanaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan

dan model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, karakteristik

anak, dan budaya lokal. Perencanaan pembelajaran meliputi: a. program

semester (Prosem), b. rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan

(RPPM),dan c. rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).

Perencanaan pembelajaran disusun oleh pendidik pada satuan atau

program PAUD.

2. Pelaksanaan pembelajaran sebagaimana dilakukan melalui bermain

secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, kontekstual dan berpusat

pada anak untuk berpartisipasi aktif serta memberikan keleluasaan bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis anak. Pelaksanaan pembelajaran

harus menerapkan prinsip: a. kecukupan jumlah dan keragaman jenis

bahan ajar serta alat permainan edukatif dengan peserta didik; dan b.

kecukupan waktu pelaksanaan pembelajaran.Pelaksanaan pembelajaran

11

mencakup a. kegiatan pembukaan; b. kegiatan inti; dan c. kegiatan

penutup.

3. Evaluasi pembelajaran mencakup evaluasi proses dan hasil pembelajaran

yang dilakukan oleh pendidik untuk menilai keterlaksanaan rencana

pembelajaran. Evaluasi hasil pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik

dengan membandingkan antara rencana dan hasil pembelajaran. Hasil

evaluasi sebagai dasar pertimbangan tindak lanjut pelaksanaan

pengembangan selanjutnya.

4. Mengenal bilangan untuk kegiatan pengenalan konsep lambang bilangan

dan benda, mengenal bilangan melalui kartu angka, mengenal bilangan

melalui sajak berirama dan lagu. Dalam matematika, perkataan bilangan

bisa digunakan untuk menyatakan jumlah atau banyaknya sesuatu. Dalam

menuliskan bilangan dilambangkan dengan yang namanya lambang

bilangan.

5. Mengenal pola untuk kegiatan permainan menyusun pola tertentu. Misal

dengan kancing warna-warni, pengamatan atas kejadian sehari-hari

sehingga anak dapat mencerna dan memahaminya sebagai hubungan

sebab akibat. Macam-macam pola ialah pola bentuk, pola warna, pola

bilangan, pola fungsi, menjiplak pola.

6. Perhitungan merupakan kemampuan melakukan pengerjaan hitung

seperti menjumlahan, mengurang, mengalikan dan membagi, serta

kemampuan memanipulasi bilangan-bilangan dan lambang matematika.

7. Pengukuran untuk kegiatan mengukur lingkungan sekitar. Misal

lingkungan kelas, mengukur lebar meja, panjang papan tulis, dan tinggi

12

badan.Pengalaman-pengalaman langsung untuk mengukur, menimbang,

dan membandingkan ukuran benda-benda, mereka belajar konsep

pengukuran. Melalui pengalaman ini anak mengembangkan sebuah dasar

kuat dalam konsep-konsep pengukuran.

8. Membangun konsep geometri pada anak di mulai dengan

mengidentifikasi bentuk-bentuk, menyelidiki bangunan dan memisahkan

gambar-gambar biasa seperti segi empat, lingkaran, segitiga. Belajar

konsep letak seperti dibawah, di atas, kiri, kanan meletakkan dasar awal

memahami geometri.

9. Pemecahan masalah untuk kegiatan menyelesaikan puzzle, permainan

ular tangga, eksperimen pelangi dan gunung berapi, dan lain-lain.

10. Pengelompokan (klasifikasi) adalah salah satu proses yang penting untuk

mengembangakn konsep bilangan. Supaya anak mampu menggolongkan

atau menyortir benda-banda, mereka harus mengembangkan pengertian

tentang “saling memiliki kesamaan”, “keserupaan”, “kesamaan”, dan

“perbedaan”. Kegiatan yang dapat mendukung kemampuan klasifikasi

anak adalah Membandingkan Adalah proses dimana anak membangun

suatu hubungan antara dua benda berdasarkan atribut tertentu. Anak usia

dini sering membuat perbedaan, terutama bila perbandingan itu

melibatkan mereka secara pribadi.

13

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Anak Usia Dini

Pembahasan tentang anak usia dini tidak dapat dipisahkan dengan pengertian

anak pra sekolah pada umumnya, oleh karena itu apapun namanya anak usia

dini atau anak pra sekolah adalah mereka yang berusia tiga dan enam tahun

dan pada umumnya anak usia itu telah mengikuti pendidikan Taman Kanak-

kanak. Pada usia ini adalah suatu usia yang amat menentukan perkembangan

anak, termasuk perkembangan kecerdasan, dan merupakan usia kritis bagi

anak untuk menjajaki, mencari tahu, mencoba dan mencipta.

Pengertian anak usia dini secara luas akan dijelaskan dengan memperhatikan

beragam pendapat tentang batasan anak usia dini. Perlu kita ketahui anak

pada masa ini berada pada proses perkembangan yang sangat pesat termasuk

di dalamnya perkembangan kecerdasan, kreativitas, dan kemampuan emosi.

Dan tidak diragukan lagi bahwa pengalaman-pengalaman yang didapat anak

pada masa ini merupakan landasan bagi bentuk kepribadian anak pada masa

yang akan datang.Anak adalah individu yang bersifat unik memilki

karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa. Setiap

anak terlahir dengan potensi yang berbeda-beda memilki bakat, minat dan

kelebihan sendiri. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak

terjadi sangat cepat atau disebut juga dengan masa keemasan.

14

Menurut NAEYC dalam Nurani (2009:6) menyatakan bahwa, “Anak usia dini

adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan

dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak usia dini

berada pada rentang usia 0-8 tahun”. Pada masa ini proses pertumbuhan dan

perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat

dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai

bentuk perlakuan yang diberikan kepada anak harus memperhatikan

karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak. Selanjutnya,

menurut UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

pada Pasal 1 Ayat 14 menyatakan bahwa :

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan suatu upaya pembinaanyang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yangdilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhandan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapanbelajar dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Berdasarkan beberapa pendapat batasan tentang anak usia dini dapat

disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan

yang ditujukan untuk anak dari rentang usia 0-8 tahun yang sedang menjalani

proses perkembangan dan pengembangan yang sangat pesat melalui

rangsangan-rangsangan pendidikan dasar guna untuk membekali anak dalam

melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

15

B. Teori Belajar

Teori belajar yang mendukung pengembangan kecerdasan logika matematika

anak, berdasarkan implementasinya dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas

antara lain:

1. Teori Behaviorisme

Teori-teori yang berpengaruh dalam proses pembelajaran salah satunya

teori belajar yang mendukung pelaksanaan pembelajaran dikelas dalam

pengembangan kecerdasan logika matematika adalah aliran behaviorisme.

Menurut Semiawan dalam Latif (2013:73) adalah “aliran psikologi yang

memandang bahwa manusia belajar dipengaruhi oleh lingkungan”.

Menurut teori ini belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi

melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis. Oleh karena

itu, lingkungan yang diorganisasikan akan dapat memberikan stimulus

yang baik, sehingga pengaruh dari stimulus tersebut diharapkan dapat

memberikan respon dan hasil seperti yang diharapkan. Skinner, termasuk

ke dalam aliran behaviorisme modern yang menulis secara ekstensif

tentang anak yang dikendalikan dengan suatu sistem dari penghargaan

dan hukuman. Skinner dalam Nurani (2009:55) menyatakan bahwa

“identik dengan teori Stimulus-respon dan Operant Conditioning. Unsur-

unsur dasar dariteori stimulus-respon meliputi bala bantuan, hukuman,

operant conditioning, dan mengurangi perilaku tidak baik”. Tujuan akhir

dari penggunaan teknik behavioristik ini adalah untuk semakin

meningkatkan perilaku yang diinginkan untuk memberikan penghargaan

kepada anak, sedemikian sehingga guru atau orang tua tidak perlu

16

melanjutkan untuk terus memberikan penghargaan yang disebabkan oleh

adanya keadaan dari luar. Selanjutnya, pendapat menurut Santrock

(2009:266) “Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa

perilaku harus dijelaskan melalui pengalaman yang dapat diamati, bukan

dengan proses mental”. Perilaku adalah segala sesuatu yang kita lakukan

dan bisa dilihat secara langsung.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dan teori di atas belajar adalah

perubahan individu yang terjadi melalui rangsangan atau stimulus yang

menimbulkan hubungan perilaku reaktif atau respon. Stimulus yang

diberikan kepada anak harus sesuai dengan aspek yang dimilikinya,

sehingga anak akan berkembang secara sosial, emosional dan intelektual

serta menjadi lebih baik dan tercapai hasil belajar yang diinginkan

melalui pengalaman sehingga anak melakukan sesuatu yang baik serta

mendapatkan penghargaan atas apa yang telah anak lakukan.

2. Teori Konstruktivisme

Konstruktivisme ini dipelopori oleh piaget dan vygotsky. Pandangan

konstruktivisme menurut Semiawan dalam Nurani (2009:60) :

“Belajar adalah membangun (to construct) pengetahuan itu sendirisetelah dicernakan dan kemudian dipahami dalam diri individu, danmerupakan perbuatan dari dalam diri seseorang. Dalam perbuatanbelajar seperti itu bukan apanya atau isi pembelajarannya yangpenting, melainkan bagaimana menggunakan peralatan mental untukmenguasai apa yang dipelajari. Pengetahuan itu diciptakan kembalidan dibangun dari dalam diri seseorang melalui pengamatan,pengalaman dam pemahamannya.”

17

Sehubungan dengan pendapat diatas terdapat juga dua teori yang

dikemukakan oleh Piaget, yaitu asimilasi dan akomodasi .proses asimilasi

terjadi ketika seorang anak menerima konsep, keterampilan dan informasi

yang diperoleh dari pengalaman mereka dengan lingkungan dalam rangka

mengembangkan pola atau skema pemahaman, sedangkan proses

akomodasi terjadi ketika skema mental harus diubah untuk menyesuaikan

dengan konsep, keterampilan dan informasi baru.

Teori konstruktivisme menegaskan bahwa suatu proses aktif dimana anak

membangun konsep atau gagasan baru berdasarkan pada pengetahuan

yang telah mereka peroleh. Anak memilih dan mengubah bentuk

informasi, membangun hipotesis dan membuat keputusan. Pendapat lain

juga dikatakan oleh Vygotsky dalam Nurani (2009:60) berpendapat bahwa

“Pengetahuan diperoleh dengan cara dialihkan dari orang lain melainkan

sesuatu yang dibangun dan diciptakan oleh anak.”

Teori belajar kontruktivisme belajar merupakan suatu proses pembentukan

pengetahuan dan perubahan individu dari hasil pengalamannya yang

diciptakan melalui pengalaman sehari-hari maupun dalam kehidupan

kelompok.Pembentukan ini harus dilakukan oleh anak langsung. Anak

harus aktif melakukan kegiatanmemberi makna tentang hal-hal yang

sedang dipelajari. Ini berkaitan dengan pengembangan keterampilan

proses sains pada anak. Keterampilan proses sains anak harus menemukan

pengetahuannya sendiri dan terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.

18

C. Perkembangan Kognitif Anak

Perkembangan kognitif merupakan salah satu dari 6 aspek perkembangan

pada anak usia dini. Maka dari itu perkembangan kognitif juga harus di lihat

dan diperhatikan.

1. Pengertian Perkembangan Kognitif

Istilah kognitif yang sering dikemukakan meliputi aspek struktur kognitif

yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Karena perkembangan ini

awal dari kemampuan anak untuk berfikir.Pengertian kognitif menurut

Susanto (2011:46) adalah “Suatu proses berpikir, yaitu kemampuan

individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu

kejadian atau peristiwa.”

Perkembangan kognitif kemampuan anak dalam proses berpikir untuk

mendapatkan pengetahuan yang mereka dapat. Pendapat lain

mengemukakan tentang perkembangan kognitif.Menurut Piaget dalam

Woolfolk (2009:49) bahwa, “Kematangan biologis, aktivitas,

pengalaman, sosial dan ekuilibrasi yang berinteraksi untuk memengaruhi

berbagai perubahan dalam berpikir”. Perkembangan kognitif adalah

interaksi dari hasil kematangan manusia dan pengaruh lingkungan. Dan

menurut Gagne dalam Jamaris (2006:18) “Kognitif adalah proses yang

terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia

sedang berpikir”.

19

Kesimpulan dari beberapa pendapat para ahli bahwa pengertian kognitif

adalah suatu proses berfikir anak untuk pendapatkan pengetahuan dari

hasil interaksi sesama manusia dan lingkungan.

2. Aspek-aspek Perkembangan Kognitif Anak

Bertitik tolak dari gambaran umum tentang pengertian kognitif tersebut di

atas, maka dapat diketahui bahwa perkembangan kognitif anak usia taman

kanak-kanak berada dalam fase praoperasional yang mencakup tiga aspek

menurut Piaget dalam Jamaris (2006:23) yaitu :

a. Berpikir Simbolis

Aspek berpikir simbolis yaitu kemampuan untuk berpikir tentang

objek dan peristiwa walaupun objek dan peristiwa tersebut tidak hadir

secara fisik (nyata) di hadapan anak.

b. Berpikir Egosentris

Aspek berpikir egosentris , yaitu cara berpikir tentang benar atau tidak

benar, setuju atau tidak setuju, berdasarkan sudut pandang sendiri.

Oleh sebab itu, anak belum dapat meletakkan cara pandangnya di

sudut pandang orang lain.

c. Berpikir Intuitif

Fase berpikir secara intuitif, yaitu kemampuan untuk menciptakan

sesuatu, seperti menggambar atau menyusun balok, akan tetapi tidak

mengetahui dengan pasti alasan untuk melakukannya.

Kesimpulan dari aspek perkembangan kognitif anak peneliti menyimpulkan

bahwa anak belajar melalui interaksi dengan manusia dan lingkungannya

20

guna untuk menyempurnakan proses berpikir anak dalam perkembangan

kognitif melalui tahap serta fase-fase perkembangan kognitif.

3. Karakteristik Kemampuan Kognitif Anak Usia 5-6 Tahun

a. Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran.

b. Tertarik dengan huruf dan angka. Ada yang sudah mampu

menulisnyaatau menyalinnya, serta menghitungnya.

c. Telah mengenal sebagian besar warna.

d. Mulai mengerti tentang waktu, kapan harus pergi ke sekolah dan

pulang dari sekolah, nama-nama hari dalam satu minggu.

e. Mengenal bidang dan bergerak sesuai bidang yang dimilikinya

(teritorinya).

f. Pada akhir usia 6 tahun, anak sudah mulai mampu membaca, menulis,

dan berhitung.

D. Perangkat Pembelajaran Anak Usia Dini

1. Perencanaan Pembelajaran

a. Program Tahunan

Pembelajaran merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan yang

memadukan secara sistematis dan berkesinambungan suatu kegiatan.

Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan di lingkungan lembaga dan

luar lembaga dalam wujud penyediaan beragaman pengalaman belajar

untuk semua peserta didik. Kegiatan pembelajaran dirancang

mengikuti prinsip-prinsip pembelajaan.

21

Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (2014:7)

“rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan kurikulum operasional

yang dijadikan acuan bagi guru untuk mengelola kegiatan bermain

untuk mendukung anak dalam proses belajar”. Kemudian menurut

Haenilah (2015:45) menyatakan bahwa “program tahunan merupakan

gambaran penetapan alokasi waktu satu tahun pelajaran untuk

memfasilitasi perkembangan anak sesuai dengan STTPA pada setiap

kelompok usia”. Selanjutnya pendapat lain dari Dirjen Pendidikan

Anak Usia Dini, Nonformal, Informal Kemendikbud (2014:7) :

Penyusuan rencana pelaksanaan pembelajaran harus mengacu padakompetensi dasar (KD) yang memuat sikap, pengetahuan, danketerampilan untuk mewujudkan ketercapaian STTPA yangmencakup nilai agama dan moral, motorik, kognitif, bahasa, sosialemosional, dan seni.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

rencana program tahunan adalah seperangkat rencana pelaksanaan

pembelajaran selama satu tahun yang mengacu pada kompetensi dasar

(KD) yang memuat sikap, pengetahuan, dan keterampilan untuk

mewujudkan ketercapaian STTPA yang mencakup nilai agama dan

moral, motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni yang

menjadi acuan guru untuk mengelola kegiatan bermain sesuai dengan

tingkat perkembangan dan umur.

b. Program Semester

Program semester merupakan turunan dari program tahunan yang

dibuat dibagi menjadi dua perencanaan yaitu semester satu dan

22

semester dua. Menurut pendapat Menurut Dirjen Pendidikan Anak

Usia Dini, Nonformal, Informal Kemendikbud (2014:12) :

Perencanaan program semester berisi daftar tema satu semestertermasuk alokasi waktu setiap tema dengan menyesuaikan hariefektif kalender pendidikan yang bersifat fleksibel. Tema berfungsisebagai wadah yang berisi bahan kegiatan untuk mengembangkanpotensi anak dan menyatukan seluruh kompetensi dalam satukesatuan yang lebih berarti, memperkaya wawasan danpembendaharaan kata anak sehingga pembelajaran menjadi lebihbermakna.

Kemudian menurut Haenilah (2015 : 47) menyatakan :

Program semester merupakan penjabaran dari progam tahunan.Program semester berisi KD, indikator capaian perkembangan danjuga berisi tema yang akan dijadikan alat untuk mengembangkanpembelajaran satu semester. Program semester ini akan memetakancapaian-capaian perkembangan pada setiap aspek perkembangansesuai dengan alokasi waktu dalam satu semester.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

program semester adalah perencanaan yang merupakan penjabaran

dari program tahunan yang berisikan daftar tema selama satu semester

dengan alokasi waktu setiap tema yang sudah ditentukan. Program

semester berisikan kompetensi dasar, stppa, tema, dan waktu.

c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM)

Rencana pelaksanaan pembelajaran mingguan merupakan acuan

pembelajaran guru selama satu minggu. Menurut Dirjen Pendidikan

Anak Usia Dini, Nonformal, Informal Kemendikbud (2014 : 15)

menyatakan bahwa perencanaan program mingguan merupakan

rencana kegiatan yang disusun untuk pembelajaran selama satu

minggu. Perencanaan kegiatan mingguan dapat berbentuk jaringan

tema”.

23

Pendapat dari Hartati (2007:175) menyatakan bahwa, “perencanaan

kegiatan mingguan disebut dengan perencanaan jangka pendek. Pada

kegiatan mingguan ini bisa direncanakan kegiatan-kegiatan yang

berdasarkan minat dan kebutuhan anak”.

Sedangkan Menurut Haenilah ( 2015 : 48) menyatakan bahwa,

Program mingguan merupakan dokumen operasionalisasi atau hasilpenjabaran dari program semester. Di dalam program mingguanterdapat komponen tema, KD, indikator capaian perkembangan danrencana kegiatan.

Cara Penyusunan RPPM sebagai berikut :

1. Diturunkan dari program

2. Berisi sub tema - KD - materi - rencana kegiatan

3. Penyusunan kegiatan mingguan disesuaikan dengan strategi

pengelolaan kelas (area, sentra, kelompok usia) yang ditetapkan

masing-masing satuan PAUD.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan (RPPM) merupakan

rencana kegiatan yang disusun untuk pembelajaran selama satu

minggu. Perencanaan kegiatan mingguan dapat berbentuk jaringan

tema. Jaringan tema berisi projek- projek yang akan dikembangkan

menjadi kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Pada akhir satu atau beberapa tema dapat dilaksanakan kegiatan

puncak tema yang menunjukkan prestasi peserta didik. Puncak tema

dapat berupa kegiatan antara lain membuat kue/makanan, makan

bersama, pameran hasil karya, pertunjukan, panen tanaman, dan

kunjungan.

24

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah

perencanaan program harian yang akan dilaksanakan oleh

pendidik/pengasuh pada setiap hari atau sesuai dengan program

lembaga. Komponen RPPH, antara lain: tema/sub tema/sub-sub tema,

alokasi waktu, hari/tanggal, kegiatan pembukaan, kegiatan inti, dan

kegiatan penutup. Menurut Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak

Usia Dini (2014:32) :

RPPH merupakan unit perencanaan terkecil dibuat untukdigunakan dan memandu kegiatan dalam satu hari. RPPH disusunberdasarkan RPPM yang berisi kegiatan-kegiatan yang dipilih dariindikator yang direncanakan untuk satu hari sesuai dengan temadan subtema.

Selanjutnya pendapat dari nurani (2015:45)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian adalah perencanaanyang dibuat harian diturunkan dari rencana mingguan yangmenjadi acuan pembelajaran selama satu hari. Komponen RPPHantara lain yaitu tema/subtema, kelompok usia, alokasi waktu,kegiatan pembelajaran (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup),indikator tingkat pencapaian perkembangan, penilaianperkembangan, serta media dan sumber.

Kemudian pendapat menurut Haenilah ( 2015 : 48 ) :

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) adalah desainkurikulum yang bersifat teknis dan berguna sebagai pedomanpelaksanaan pembelajaran. RPPH mengacu pada programmingguan yang di dalamnya tergambar indikator capaianperkembangan yang menjadi target pembelajaran serta tema yangdijadikan alat untuk merumuskan skenario pembelajaran.

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

RPPH merupakan perencanaan terkecil yang dibuat harian

berdasarkan rencana mingguan yang berisikan komponen RPPH

antara lain yaitu tema/subtema, kelompok usia, alokasi waktu,

25

kegiatan pembelajaran (pembukaan, kegiatan inti, dan penutup),

indikator tingkat pencapaian perkembangan, penilaian perkembangan,

serta media dan sumber. Rpph menjadi acuan pembelajaran bagi guru

selama satu hari.

2. Pelaksanaan Pembelajaran

a. Model Pembelajaran Sentra

Model pembelajaran sentra adalah pendekatan pembelajaran yang

dalam proses pembelajarannya dilakukan di dalam lingkaran dan

sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama

anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak

yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Menurut Departemen

Pendidikan Nasional (2009:2) menyatakan bahwa

Pendekatan sentra dan lingkaran adalah pendekatanpenyelenggaraan PAUD yang berfokus pada anak yang dalamproses pembelajarannya berpusat di sentra main dan saat anakdalam lingkaran dengan menggunakan empat jenis pijakan untukmendukung perkembangan anak, yaitu (1) pijakan lingkunganmain, (2) pijakan sebelum main, (3) pijakan selama main, dan (4)pijakan setelah bermain.

Kemudian menurut Montolalu ( 2010 : 9.1) menyatakan bahwa :

Sentra dapat diartikan sebagai suatu wadah yang disiapkan olehguru untuk kegiatan bermain anak, di mana dalam kegiatan tersebutguru dapat mengalirkan materi pembelajaran yang sebelumnyatelah direncanakan dan disusun dalam bentuk lesson-plan.

Model pembelajaran sentra merupakan sebuah model pembelajaran

yang menjadikan bermain di sentra dan saat lingkaran sebagai wahana

bermain anak. Pendekatan ini lebih menekankan pada aktivitas

eksplorasi lingkungan.

26

Proses pembelajaran dalam sentra yaitu sebagai berikut :

1. Penataan Lingkungan Main2. Penyambutan Anak3. Main Pembukaan (Gerakan Dasar)4. Transisi5. Kegiatan Inti6. Pijakan Sebelum Bermain7. Pijakan Selama Bermain8. Pijakan Setelah Bermain9. Makan Bersama10. Kegiatan Penutup

b. Model Pendekatan Ilmiah (Saintific Approach)

Model pendekatan ilmiah merupakan pendekatan yang digunakan guru

untuk membentuk anak usia dini menjadi lebih kritis dan analisis dalam

setiap kegiatan pembelajaran di sekolah maupun di rumah. Pendekatan

saintifik menurut Sani ( 2014 : 122 ) menyatakan bahwa :

Model pembelajaran saintifik dapat dikatakan sebagai prosespembelajaran yang dilakukan untuk memecahan masalah melaluikegiatan perencanaan yang matang, pengumpulan data yangcermat, dan analisis data yang diteliti untuk menghasilkan sebuahsimpulan.

Kemudian pendekatan saintifik menurut Barringer dalam Abidin

(2016:125) menyatakan bahwa “pembelajaran proses saintifik

merupakan proses pembelajaran yang menuntut siswa berpikir secara

sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah yang

penyelesaiannya tidak mudah dilihat”.

Selanjutnya pendapat lain dari Permendikbud No. 81A Tahun 2013

dalam Nurani (2015:15) menyatakan bahwa

Pendekatan saintifik adalah pendekatan pembelajaran yangmemberikan kesempatan kepada anak untuk mendapat pengalamanbelajar melalui mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,menalar, dan mengkomunikasikan.

27

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

TK Bina Karsa menggunakan model pembelajaran pendekatan saintifik

guna membantu anak untuk dapat memecahkan masalah dan

permasalahan sehari-hari, membentuk anak memiliki pemikiran yang

kritis serta analisis melalui 5 tahap saintifik yaitu mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan.

c. Metode Pembelajaran Anak Usia Dini

Metode merupakan cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk

mencapai sesuatu maksud. Metode merupakan langkah operasional dari

strategi pembelajaran yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar

sehingga bagi sumber dalam menggunakan suatu metode pembelajaran

harus sesuai dengan senis strategi yang digunakan.

Metode pembelajaran menurut Wiyani dkk dalam Latif (2013 : 109)

menyatakan bahwa :

Metode pembelajaran adalah pola umum perbuatan guru dan muriddalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaranmerupakan segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metodepembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Metodepembelajaran anak usia dini antara lain bermain, bercerita,eksperimen, unjuk kerja, demokrasi dan bercakap-cakap.

1. Metode Bercerita

Bercerita adalah cara bertutur dan menyampaikan cerita atau

memberikan penjelasan secara lisan. Bercerita juga merupakan cara

untuk menyampaikan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

28

2. Metode bernyanyi

Menurut Honig dalam Latif (2013:112) menyatakan bahwa

Bernyanyi memiliki banyak manfaat untuk praktik pendidikananak dan pengembangan pribadi anak secara luas karenamenyanyi bersifat menyenangkan, bernyanyi dapat mengatasikecemasan, bernyanyi merupakan media untukmengekspresikan perasaan, bernyanyi dapat membantumembangun rasa percaya diri, bernyanyi dapat membantu dayaingat anak.

3. Metode Demonstrasi

Hampir dalam setiap kegiatan bermain akan terjadi pengalaman-

pengalaman baru yang menimbulkan kegiatan belajar pada anak.

Pengalaman-pengalaman baru yang dikenal dengan pengalaman

belajar tersebut diperoleh anak melalui penglihatan, pendengaran

dan peniruan.

Menurut Montolalu dalam altif (2013:114)

perolehan pengalaman belajar yang dirancang secara khususuntuk menunjukan, mengerjakan, dan menjelaskan suatu objekatau proses suatu peristiwa yang sedang dilakukan merupakansalah satu metode bermain yang disebut dengan demosntrasi.

4. Metode Pemberian Tugas

Pemberian tugas dilakukan oleh pendidik untuk memberi

pengalaman yang nyata kepada anak baik secara individu maupun

secara berkelompok. Menurut Montolalu dalam Latif (2013:114)

menyatakan bahwa :

tugas atau pekerjaan yang diberikan kepada anak berfungsimember kesempatan kepada anak untuk melaksanakan tugasberdasarkan aturan atau petunjuk yang telah diberikan kepadaguru sebelumnya sehingga anak dapat mengalami secara nyatadan melaksanakan pekerjaannya dari awal sampai tuntas.Tugas atau pekerjaan yang diberikan dapat dikerjakan secaraberkelompok atau individual.

29

5. Metode Eksperimen

Eksperimen merupakan pemberian pengalaman nyata kepada anak

dengan melakukan percobaan secara langsung dan mengamati

hasilnya.

3. Evaluasi Penilaian Anak

Kegiatan mengevaluasi merupakan suatu kegiatan yang harus selalu

dilakukan sepanjang proses pembelajaran, dimanapun, kapanpun, dan oleh

siapapun. Hamper setiap guru melakukan hal tersebut di kelasnya masing-

masing. Evaluasi pembelajaran ataupun evaluasi perkembangan yang

dilaksanakan pada pendidikan anak usia dini umumnya diperlukan untuk

mengukur kemampuan anak dan mengukur ketercapaian program yang

telah dilaksanakan.

Menurut Angelo dan Croos dalam Abidin ( 2016 : 64 ) menyatakan bahwa

“penilaian merupakan sebuah proses yang didesain untuk membantu guru

menemukan apa yang telah dipelajari siswa di dalam kelas dan bagaimana

tingkat keberhasilan mereka mempelajarinya”. Dalam dunia pendidikan

asesmen dimaknai sebagai suatu proses yang sistematis tentang

pengumpulan, penganalisisan, penafsiran, dan pemberian keputisan

tentang informasi yang dikumpulkan. Asesmen bukanlah suatu hasil

melaikan suatu proses.

Proses-proses tersebut dimulai dengan mengumpulkan data atau informasi

kemudian menganalisis, menafsirkan, dan memberikan keputusan tentang

data atau informasi yang dikumpulkan.

30

1. Pengumpulan Data

1. Pengumpulan data melalui pengamatan checklist2. Pengumpulan data melalui pengamatan dengan catatan anekdot3. Pengumpulan data melalui penugasan4. Pengumpulan data melalui untuk kerja5. Pengumpulan data melalui hasil karya6. Pengumpulan data melalui wawancara

2. Bentuk Penilaian Otentik

Suatu penilaian didasarkan atas sejumlah informasi sebagai bukti

tentang perkembangan anak. Aktivitas yang dijadikan sebagai bukti ini

dapat meliputi sejumlah aspek perkembangan yang Nampak atau

muncul ketika anak bermain. Penilaian tersebut yaitu kisi-kisi

penilaian dan rubrik penilaian.

Menurut Abidin ( 2016 : 71 ) menyatakan bahwa ,

Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatandan kualitas suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaiankemampuan peserta didik membuat produk-produk teknologidan seni, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni ( patung,lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik,pelastik dan logam.

Kemudian pendapat lain menurut Haenilah (2015:172) menyatakan

bahwa :

Rubrik atau kriteria penilaian adalah acuan atau kriteria yangdijadikan sebagai sumber kategori perkembangan anak. Apakahperkembangan yang Nampak dalam aktivitas itu terkategoriBelum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB),Berkembang Sesuai Harapn (BSH), atau Berkembang SangatBaik (BSB).

Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa

asesmen merupakan proses yang harus dirancang guru untuk

mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian.

Proses yang dilakukan adalah mengumpulkan data/informasi,

31

menganalisis, menafsirkan dan memberikan keputusan melalui

pengumpulan data dengan cara observasi, tanya jawab, wawancara,

dan hasil karya dan di rangkum menjadi sebuah bentuk pelaporan

deskriptif atau portofolio.

E. Pengembangan Kecerdasan Anak Usia Dini

1. Konsep Kecerdasan Anak Usia Dini

Istilah intelegensi atau kecerdasan Istilah intelegensi atau kecerdasan

sering dilakukan dengan kemampuan otak untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan, dan pada sisi lain tidak bisa dipisahkan dengan kognitif atau

kemampuan berpikir. Walau demikian tidak semua para ahli berada pada

satu macam dalam memberikan batasan kecerdasan itu sendiri. Misalnya

zaman dulu sebagian orang mengaitkan intelegensi dengan tempramen,

suatu kecenderungan tingkah laku.Selanjutnya pemahaman kecerdasan

menurut Semiawan (2009:80) ialah :

Konsep organisasi neurologi adalah kunci memahami intelegensimanusia sebagai kemampuan yang terus menerus menumbuhkankemampuan baru, intelegensi mencakup pemahaman terhadapberbagai stimuli yang terintegrasi dalam informasi yang sudahada atau menggunakan informasi sedemikian, sehinggameningkatkan konpleksitas, pemahaman, integrasi danaplikasinya.

Merujuk pada pendapat di atas dapat disimpulkan sementara bahwa

kecerdasan atau intelegensi adalah potensi atau kapasitas otak yang dapat

diukur dengan beberapa alat yang sudah dikembangkan oleh para

ahli.Pendapat ini belum akhir dari suatu kajian tetap dari intelegensi, oleh

karena belum semua kemampuan manusia dapat dimasukkan ke dalam

pendapat ini, karena masih sebatas pengukuran kemampuan otak

32

manusia. Pendekatan terhadap intelegensi yang banyak berlaku dewasa

ini adalah studi kemampuan-kemampuan yang berkaitan dengan

kesuksesan behavioral dalam berbagi bidang studi. Anak yangrata-rata

memiliki prestasi baik disemua bidang studi dianggap memiliki

intelegensi yang tinggi.

Menurut teori inteligensi triarkis, inteligensi muncul dalam bentuk,

analitis, kreatif, dan praktis. Inteligensi analitis adalah kemampuan untuk

menganalisis, menilai, mengevaluasi, membandingkan, dan

mempertentangkan. Intelegensi kreatif adalah kemampuan untuk

mencipta, mendesain, menciptakan, menemukan danmengimajinasikan.

Inteligensi praktis fokus pada kemampuan untuk menggunakan,

mengaflikasikan, mengimplementasikan, dan mempraktikan.

Pemaknaan terhadap intelegensi menurut pendapat ini dapat dilihat dari

banyak faktor, sehingga manusia dilihat dari pendapat ini akan memiliki

kemampuan yang berbeda – beda, ada yang maju dibidang penalaran

tetapi lambat dibidang matematika, atau mungkin kinestetiknya tidak

sempurna tetapi ia memiliki kelebihan dibidang lain, oleh karena tidak

semua bidang ini berkumpul dalam satu diri setiap manusia.

Penjelasan tentang intelegensi yang telah dikemukakan di atas belum

sepenuhnya dapat mewakili permasalahan kecerdasan manusia secara

utuh dan konfrehensif.

Gardner dalam Campbell (2005:2) menyatakan,memperkuat perspektif

tentang kognisi manusia, dia telah mendobrak tradisi umum teori

33

kecerdasan yang menganut dua asumsi dasar bahwa kognisi manusia itu

bersifat satuan dan setiap induvidu dapat dijelaskan sebagai mahluk yang

dapat diukur tunggal, Gardner mengembangkan kriteria untuk mengecek

apakah bakat benar-benar suatu kecerdasan, setiap orang memiliki ciri

perkembangan dan menunjukkan ciri kognitif, maka kita memiliki tujuh

jenis kecerdasan yang berbeda - beda dan mengguanakannya dengan cara

yang sangat personal.

Pendapat ini yang menjadi pangkal tolak dalam mengembangkan

kemampuan anak usia dini dalam berbagai lembaga pendidikan awal dan

memberikan suatu jalan untuk mmengorganisasikan kemampuan-

kemampuan yang harus dikembangkan oleh sekolah yang ditetapkan

melalui suatu kurikulum, dengan perioritas tertentu serta

mempertimbangkan alokasi waktu dan kronologis usia anak. Dengan

demikian seorang anak akan berkembang sesuai bakat dan

kemampuannya.

Dalam perkembangannya Gardner dalam Jamaris (2010:119)

mengemukakan kecerdasan jamak menjadi delapan macam yakni :

a. Keahlian verbal : kemampuan untuk berpikir dengan kata dan

menggunakan bahasa untuk mengekspresikan makna (penulis,

wartawan, pembicara)

b. Keahlian matematika: kemampuan untuk menyelesaikan operasi

matematika (ilmuwan, insinyur , akuntan)

c. Keahlian spasial: kemampuan untuk berpikir tiga dimensi (arsitek,

perupa, pelaut)

34

d. Keahlian tubuh-kinestetik: kemampuan untuk memanipulasi objek

dan cerdas dalam hal-hal fisik (ahli bedah, pengrajin, penari, atlet)

e. Keahlian musik: sensitif terhadap nada, melodi, irama, dan suara

(komposer, musisi, dan pendengar yang sensitif)

f. Keahlian intrapersonal : kemampuan untuk memahami diri sendiri

dan menata kehidupan dirinya secara efektif (teolog, psikologi)

g. Keahlian interpersonal:kemampuan untuk memahami dan

berinteraksi secara efektif dengan orang lain (guru teladan,

profesional kesehatan mental)

h. Keahlian naturalis: kemampuan untuk mengamati pola-pola di alam

dan memahami sistem dan sistem buatan manusia (petani, ahli

botani, ahli ekologi ahli tanah).

Satu di antara kecerdasan tersebut menjadi fokus pembahasan penulis,

yakni Kecerdasan Logika Matematika.

2. Kecerdasan Logika Matematika

Kecerdasan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk

melihat suatu masalah, lalu menyelesaikan masalah tersebut atau

membuat sesuatu yang dapat berguna bagi oranglain. Kecerdasan dapat

dimaknai sebagai kemampuan untuk menyelesaikan masalah. Kecerdasan

berkaitan dengan daya pikir dan perkembangan kognitif. Kecerdasan

Jamak adalah sebuah penilaian yang melihat secara deskriptif bagaimana

individu menggunakan kecerdasannya untuk memecahakan masalah dan

menghasilkan kesatuan.

35

Kecerdasan logika matematis merupakan salah satu kecerdasan yang

terdapat dalam kecerdasan Jamak. Kecerdasan matematis-logis adalah

kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka dengan baik

dan atau kemahiran menggunakan penalaran atau logika dengan benar.

Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada hubungan logis, hubungan sebab

akibat, dan logika-logika lainnya. Proses yang digunakan dalam

kecerdasan matematis-logis ini antara lain klasifikasi

(penggolongan/pengelompokan), pengambilan kesimpulan dan

perhitungan.

Anak-anak yang memiliki kecerdasan logika matematika adalah “anak-

anak yang memiliki kemampuan-kemampuan matematika berpikir

melalui pola-pola dan hubungan-hubungan yang abstrak, mereka belajar

dengan cara menggunakan teka-teki dan permainan logika.Pengembangan

kecerdasan logika matematika di TK sangat baik dengan anak mampu

secara aktif mencari informasi tentang apa yang ada di sekitarnya dan

anak dapat mengetahui konsep matematika melalui bermain. Amstrong

dalam Musfiroh (2013:3.3) menyatakan bahwa :

Kecerdasan Logika Matematika didefinisikan sebagai kemampuanmenggunakan angka dengan baik dan melakukan penalaran yangbenar. Kemampuan ini, meliputi kemampuan menyelesaikanmasalah, mengembangkan masalah, dan menciptakan sesuatudengan angka dan penalaran. Cerdas secara matematis logis berarticerdas angka dan cerdas dalam hukum logika berpikir.

Selanjutnya pengertian kecerdasan logika matematika menurut Campbell,

Campbell, dan Dickinson dalam Sujiono (2010:58) menjelaskan bahwa

Tujuan materi program dalam kurikulum yang dapatmengembangkan kecerdasan logika matematika, antara lainmengenal bilangan, beberapa pola, perhitungan, pengukuran,

36

geometri, statistic, peluang, pemecahan masalah, logika, gamesstrategi, dan atau petunjuk grafik.

Selain pengertian ada pula penjabaran menurut Sujiono (2010:58)

menguraikan cara mengembangkan kecerdasan logika matematika pada

anak usia dini :

a. Menyelesaikan puzzle, permainan ular tangga, domino, dan lain-lain.

Permainan ini akan membantu anak dalam latihan mengasah

kemampuan memecahkan berbagai masalah dengan menggunakan

logika.

b. Mengenal bentuk geometri, dapat memulai dengan kegiatan

sederhana sejak anak masih bayi, misalnya dengan menggantungkan

berbagai bentuk geometri dalam berbagai warna di atas tempat

tidurnya.

c. Mengenalkan bilangan melalui sajak berirama dan lagu.

d. Eksplorasi pikiran melalui diskusi dan olah piker ringan, dengan

obrolan ringan, misalnya mengaitkan pola hubungan sebab-akibat

atau perbandingan, bermain tebak-tebakan angka, dan sebagainya.

e. Pengenalan pola, permainan menyusun pola tertentu dengan

meggunakan kancing warna-warni, pengematan atas berbagai

kegiatan sehari-hari sehingga anak dapat mencerna dan

memahaminya sebagai hubungan sebab-akibat.

f. Memperkaya pengalaman berinterkasi dengan konsep matematika,

dapat dengan cara mengikutsertakan anak belanja, membantu

mengecek barang yang sudah masuk dalam kereta belanja,

mencermati berat ukuran barang yang kita beli, memilih dan

37

mengelompokkan sayur-mayur maupun buah yang akan dimasak

oleh ibu di dapur.

3. Simulasi Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika

Kecerdasan Logika Matematika adalah kemampuan berpikir dalam

bentuk pengolahan angka dan menggunakan logika dalam menyelesaikan

suatu permasalahan yang komplek. Selain pengembangan ada pula

simulasi dalam meningkatkan kecerdasan logika menurut Suyadi,

(2010:91-94) ”Cara meningkatkan kecerdasan logika matematika adalah

terfokus pada perkembangan kognitif anak usia dini. Secara sederhana,

perkembangan kognitif terdiri atas dua bidang, yakni logika matematika

dan sains.” Oleh karena itu cara meningkatkannya harus melalui beberapa

langkah yaitu :

a. Meningkatkan kemampuan berpikir logis

Berpikir logis sangat dibutuhkan anak-anak, karena kemampuan ini

dapat mendidik kedisiplinan yang sangat kuat. Logika berperan besar

dalam menjadikan anak-anak semakin dewasa dengan keputusan-

keputusan matangnya. Mengajarkan cara berpikir logis kepada anak-

anak sangat penting diberikan. Sebab, dewasa atau ditaknya

seseorang ditentukan dari cara berpikir logisnya.

b. Menemukan hubungan sebab-akibat

Dalam pengertian yang lebih luas, menemukan hukum sebab akibat

dapat ditempuh dengan membuat hubungan antara dua variable atau

lebih. Dari dua hubungan tersebut, dapat diketahui bahwa akibat dari

suatu peristiwa ada sebabnya.

38

c. Meningkatkan pengertian pada bilangan

Penting bagi orang tua dan guru untuk menanamkan rasa cinta

kepada matematika sejak dini pada anak-anak. Sebab, hanya dengan

rasa senang bermain angka atau bilangan inilah anak-anak kelak di

masa dewasa akan mudah mempelajari matematika. Dengan bekal

kepekaan terhadap angka dan bilangan inilah anak menjadi lebih

mengerti dan cepat dalam memahami bilangan dan angka.

4. Tahap Perkembangan Kecerdasan Logika Matematika

Dalam peningkatan kecerdasan logika matematika haruslah guru melihat

tahap perkembangan anak menurut usia. Karena untuk memberikan

penjelasan yang menyeluruh tentang sub-sub kecerdasan logika

matematika, guru harus menyesuaikan dengan karakteristik tahap usia

anak. Menurut tahap perkembangannya dapat dilihat, peningkatan

kecerdasan logika matematika pada anak, antara lain :

Tabel 2.Tahap Capaian Perkembangan Kognitif Pada Anak UsiaDini

No Anak UsiaCapaian perkembangan

Kognitif1. Lahir-1 Tahun a. Mengenal benda

b. Mengenal bentuk2. 1-2 Tahun a. Mengenal warna

b. Mengenal rasa: manis, pahit, danasam

c. Mengenal bilangan 1 dan 23. 2-3 Tahun a. Mampu mengelompokkan benda yang

berbentuk samab. Mampu membedakan bentuk

lingkaran dan bujur sangkarc. Mampu membedakan rasa dan warnad. Mengenal bilangan hingga hitungan 5

4. 3-4 Tahun a. Mampu membedakan bentuk danukuran (besar-kecil, panjang-pendek,sedikit-banyak, dan lain-lain)

39

b. Mampu mengurutkan angka satusampai dengan sepuluh

c. Mampu membeda-bedakan warnalebih banyak (merah-hijau, hitam-putih, biru-ungu, dan lain-lain)

5. 4-5 Tahun a. Menunjukkan rasa ingin tahumengenai cara kerja sesuatu

b. Suka membongkar mainannya sendiriuntuk sekedar dilihat apa yang adadidalamnya dan kemudian dirangkailagi

c. Suka mengurut-urutkan (membuaturutan) sesuatu, dari yang palingkecil, agak besar, hingga yang palingbesar, atau sebaliknya.

6. 5-6 Tahun a. Mampu mengurutkan bilangan 1hingga (minimal) 50

b. Senang dengan permainan otak-atikbilangan

c. Menyukai permainan dalam computerd. Dengan mudah meletakkan benda

sesuai dengan kelompoknyaSumber : Suyadi, (2010:95-96)

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat di disimpulkan bahwa pengembangan

kecerdasan logika matematika antara lain meliputi, mengenal bilanga, pola,

perhitungan, pengukuran, geometri, pemecahan masalah dan

pengelompokan. Dari sub-sub kecerdasan logika matematika tersebut

pengembangan kecerdasan harus sesuai dengan capaian perkembangan

sesuai dengan usia anak. Dilihat dari strategi pengembangan kecerdasan

jamak harus saling berkaitan antara satu kecerdasan dengan kecerdasan

lainnya.

F. Kerangka Pikir

Anak usia dini memerlukan pengembangan kecerdasan logika matematik

untuk mengetahui sejauh mana anak usia dini memiliki kecerdasan logika

40

matematika. Pengembangan kecerdasan ini merujuk agar anak mengetahui

konsep angka dan bilangan menggunakan lambang bilangan maupun benda,

mengetahui pola geometri, hubungan sebab akibat, klasifikasi, pengambilan

kesimpulan dan perhitungan. Maka untuk itu anak dilibatkan langsung

melalui kegiatan belajar melalui guna pengembangan kecerdasan logika

matematika. Dimana guru harus membuat perencanaan pembelajaran yang

matang untuk pengembangan tersebut.

Istilah kognitif yang sering dikemukakan meliputi aspek struktur kognitif

yang digunakan untuk mengetahui sesuatu. Karena perkembangan ini awal

dari kemampuan anak untuk berfikir.Menurut Piaget dalam Woolfolk

(2009:49) bahwa “Kematangan biologis, aktivitas, pengalaman, sosial dan

ekuilibrasi yang berinteraksi untuk memengaruhi berbagai perubahan dalam

berpikir”.

Kemampuan kognitif adalah kemampuan yang diperoleh anak melalui dirinya

sendiri dengan terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran.Kecerdasan

matematis-logis adalah kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah

angka dengan baik dan atau kemahiran menggunakan penalaran atau logika

dengan benar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada hubungan logis,

hubungan sebab akibat, dan logika-logika lainnya. Proses yang digunakan

dalam kecerdasan matematis-logis ini antara lain klasifikasi

(penggolongan/pengelompokan), pengambilan kesimpulan dan perhitungan.

Banyak yang diperoleh perkembangan yang akan berkembang didiri anak

melalui pengembangan kecerdasan logika matematika yang tidak lepas dari

perencanaan pembelajaran yang dibuat guru.Oleh sebab itu peneliti

41

menggunakan pengembangan kecerdasan logika matematika. Pada uraian

tersebut maka kerangka pikir dalam penelitian dapat anda lihat pada gambar 1

dibawah ini :

Gambar 1. Kerangka Pikir.

G. Penelitian Relevan

Untuk menghindari duplikasi, peneliti melakukan penelusuran terhadap

penelitian-penelitian terdahulu. Dari hasil penelusuran penelitian terdahulu,

diperoleh beberapa fokus penelitian yang berkaitan dengan masalah yang

akan diteliti, yaitu :

1. Khasanah (2013) pada penelitian yang berjudul “Pembelajaran Logika

Matematika Anak Usia Dini (usia 4-5 Tahun) di TK Ikal Bulog Jakarta

Timur.” Hasil penelitiannya adalah kegiatan yang dilakukan guru

bersama-sama dengan anak anak yang berupa pengenalan angka,

pengenalan perbedaan, pengenalan lambang bilangan, klasifikasi,

pengenalan bentuk geometri, dan pengenalan warna, maka guru telah

mengajarkan bentuk pembelajaran logika matematika”. Dan Apabila

guru telah melakukan serangkaian proses pembelajaran seperti

PerencanaanPembelajaran

PelaksanaanPembelajaran

Evaluasi PenilaianAnak

Kecerdasan LogikaMatematika Anak

Berkembang DenganBaik

PengembanganPembelajaranKecerdasan

LogikaMatematika

42

menggunakan metode pembelajaran dengan melibatkan anak dalam tanya

jawab dan percakapan, memperagakan, praktek langsung, bercerita

kepada anak, bernyanyi, melakukan bimbingan dengan penguatan dan

peringatan, membiasakan, menggunakan media yang bervariasi dan

melakukan evaluasi pembelajaran maka akan memudahkan anak dalam

memahami logika matematika.

2. Rozi (2011) pada penelitian yang berjudul “Peningkatan Kecerdasan

Logika Matematika Anak Melalui Permainan Berhitung Menggunakan

Papan Telur Di Tk Aisyiyah 7 Duri.” Hasil temuan dalam penelitian ini

adalah meningkatkan pengetahuan anak dalam berhitung.

3. Caturiyati (2008) pada penelitian “Upaya-Upaya Mengembangkan

Kecerdasan Logical/Mathematical Pada Pembelajaran Terpadu Model

Webbed Berbasis Kecerdasan Jamak Di Tkit Salman Al Farisi Ii

Yogyakarta.” Hasil temuan pada penelitian ini adalah TKIT Salman Al

Farisi 2 adalah salah satu TK yang menerapkan pembelajaran terpadu

model webbed ini. Sebab pembelajaran pada TKIT Salman Al Farisi 2

terfokus pada kelas-kelas sentra, selain itu TKIT Salman Al Farisi 2 juga

menerapkan pembelajaran bertema dimana tema-tema tersebut menjadi

panduan bagi kelas-kelas sentra untuk melaksanakan pembelajaran.

Untuk mengetahui sejauh mana TKIT Salman Al Farisi 2 dengan

pembelajaran terpadu model webbednya berupaya mengoptimalkan

pengembangan kecerdasan logical/mathematical anak usia dini.

Penelitian eksplorasi pada pembelajaran terpadu model webbed berbasis

kecerdasan jamak.

43

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan

jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah bentuk penelitian yang

bersifat deskriptif kualitatif. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah

menggambarkan tentang suatu keadaan secara objektif.

Penelitian ini bersifat alamiah, karena objek yang dikembangkan apa adanya,

tidak manipulasi, serta kehadiran peneliti pun tidak ada pengaruh pada objek

tersebut. Penelitian data yang disajikan dalam bentuk deskriptif bersumber dari

data yang telah dikumpulkan berupa hasil rekaman, interview, foto,

dokumentasi.Menurut Sugiyono (2010:15) mengemukakan metode penelitian

kualitatif adalah

Metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme,digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagailawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumenkunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatiflebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Metode penelitaian kualitatif adalah metode yang digunakan untuk

mendapatkan suatu data yang mendalam, dan suatu data yang mengandung

makna.

Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

peneliti memasuki objek penelitian. Selain itu dalam memandang realitas,

penelitian kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik

44

(menyeluruh), dinamis, tidak dapat dipisah-pisahkan kedalam variabel

penelitian. Kalaupun dapat dipisahkan, variabelnya akan banyak sekali.

B. Kehadiran Peneliti

Penelitian kualitatif ini diharapkan adanya kehadiran peneliti. Peneliti disini

bertindak sebagai instrumen dan pengumpul data. Peneliti langsung turun ke

lapangan untuk melakukan pengamatan, dokumentasi dan pengambilan data

dari informan.

C. Sumber Data Penelitian

Arikunto (2006:129) menyatakan “Bahwa yang dimaksud sumber data dalam

penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh.”Peneliti terlebih dahulu

menentukan informan yang akan diminta informasinya. Informan adalah orang

yang dianggap menguasai dan memahami data, informasi ataupun fakta dari

suatu objek penelitian. Jadi informan kunci dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri dan orang yang dianggap memahami tentang pengembangan

kecerdasan logika matematika di TK Bina Karsa Kota Bandar Lampung.

Sumber data penelitian ini adalah guru dan kepala sekolah di TK Bina Karsa

Kota Bandar Lampung. Di TK Bina Karsa Kota Bandar Lampung berjumlah 6

orang guru dan 1 orang kepala sekolah. Informan yang akan membantu

penelitian ini terdapat 4 orang yaitu 3 orang guru dengan kode G dan 1 orang

kepala sekolah dengan kode KS. Pemilihan sumber informasi tersebut agar

data yang diperoleh mewakili dari keadaan yang sebenarnya tentang

pengembangan kecerdasan logika matematika di TK Bina Karsa Kota Bandar

Lampung. Penentuan informasi tersebut berdasarkan pertimbangan peneliti.

45

D. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal yang penting dalam suatu

penelitian oleh karena itu seseorang peneliti harus terampil mengola data agar

mendapatkan data yang benar. Dalam penelitian ini alat yang digunakan dalam

pengumpulan data sebagai berikut:

1. Wawancara

Pada lingkungan sekolah TK adalah para guru yang diharapkan untuk

mengetahui terlebih dahulu mengenai keterampilan proses sains,

bagaimana upaya yang dapat dilakukan dan diusahakan untuk membantu

anak dalam mengembangkan keterampilan proses sains. Selain para guru,

kepala sekolah juga dapat memahami mengenai keterampilan proses sains.

Guna mengetahui hal tersebut peneliti perlu memberikan dan melakukan

wawancara kepada pihak yang terkait di dalam lingkungan

sekolah.Wawancara yang ditujukan kepada kepala sekolah dan guru kelas

adalah dengan bentuk wawancara terstruktur.

Berikut kisi-kisi pedoman wawancara mengenai pemahaman kepala

sekolah dan guru kelas dalam mengembangkan keterampilan proses sains

pada anak usia dini disajikan pada tabel 3.

46

Tabel 3. Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Pemahaman Guru KelasDalamMengembangkan Kecerdasan Logika Matematika.

NO FOKUS SUBFOKUS DESKRIPTOR INFORMAN

1. PerencanaanPembelajaran

Bagaimana bentukprogram tahuanuntukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

1. MengenalBilangan

2. MengenalPola

3. Perhitungan4. Pengukuran5. Geometri6. Pemecahan

Masalah7. Pengelompok

an

1 kepalasekolahdan 3guru.

Bagaimana bentukprogram semesteruntukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

Bagaimana bentukrencanapelaksanaanpembelajaranmingguan (RPPM)untukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

Bagaimana bentukrencanapelaksanaanpembelajaranharian (RPPH)untukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

2. Pelaksanaan Bagaimana modelpembelajaran yangdigunakan untukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

1. MengenalBilangan

2. MengenalPola

3. Perhitungan4. Pengukuran5. Geometri6. Pemecahan

Masalah7. Pengelompok

an

1 kepalasekolahdan 3guru.

Bagaimana metodepembelajaran yangdigunakan untukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

47

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diproses melalui dokumen-

dokumen untuk memperkuat data yang diperoleh melaluiwawancara dan

observasi. Data tersebut berupa dokumen yang berkaitan dengan sekolah

dan data anak untuk melengkapi penelitian ini. Dokumentasi yang akan

diambil dari peneliti antara lain:

a. Dokumentasi Sekolah

a. Visi dan Misi Sekolah

b. Profil Sekolah

b. Data Pokok pendidik

a. Riwayat Pendidikan Guru

b. Identitas Pendidik

3. Evaluasi Bagaimana bentukkisi-kisi penilaianuntukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

1. MengenalBilangan

2. MengenalPola

3. Perhitungan4. Pengukuran5. Geometri6. Pemecahan

Masalah7. Pengelompok

an

1 kepalasekolahdan 3guru.

Bagaimana bentukrubrik penilaianuntukpengembangankecerdasan logikamatematika ?Bagaimana bentukteknik penilaiananak untukpengembangankecerdasan logikamatematika ?

Lanjutan dari halaman 46

48

c. Data Siswa

a. Data Siswa

b. Portofolio Kegiatan Anak

c. Laporan Hasil Perkembangan Anak

3. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan, fakta, mengenai dunia

kenyataan yang diperoleh tak berstruktur karena penelitian kualitatif

dilakukan dengan tidak berstruktur, karena fokus penelitian belum jelas.

Peneliti dapat melakukan pengamatan bebas, mencatat apa yang tertarik,

melakukan analisis dan kemudian dibuat kesimpulan. Observasi yang

dilakukan peneliti, observasi sekolah dan observasi kegiatan mengajar guru

saat pembelajaran pengembangan kecerdasan logika matematika.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis model Miles and

Huberman (Sugiyono, 2010: 334) dapat melalui empat tahapan langkah

kegiatan, yaitu berikut:

1. Pengumpulan Data (data collection)

Pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Data yang

diperoleh dapat melalui wawancara, dokumentasi.

49

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan, perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang muncul

dari catatan-catatan tertulis di lokasi penelitian. Reduksi data dilakukan

dengan cara membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat

gugus-gugus, membuat partisi dan menulis memo. Reduksi data ini

berlangsung secara terus menerus selama kegiatan penelitian yang

berorientasi kualitatif berlangsung.

3. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

keputusan. Penyajian data, peneliti dapat memahami apa yang sedang

terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan pemahaman peneliti dari

penyajian data tersebut.

4. Proses Menarik Kesimpulan. (Conclusion Drawing)

Kesimpulan adalah berupa temuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada. Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu objek yang

sebelumnya belum jelas sehingga setelah diselidiki menjadi jelas, dapat

berupa kausal atau hubungan interaktif, hipotesis atau teori. Proses

menarik kesimpulan dimulai dari mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin,

alur sebab-akibat dan proposisi.Aktivitas dalam analisis data setelah

pengumpulan data tersebut dapat dilihat dari gambar 2:

50

Gambar 2. DiagramKomponen dalam Analisis DataSumber: Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2010:338)

F. Pengecekan Keabsahan Data

Penelitian kualitatif temuan atau data dinyatakan valid apabila tidak ada

perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dan apa yang sesungguhnya terjadi

pada objek yang diteliti. Kebenaran realitas dalam penelitian kualitatif tidak

bersifat tunggal tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan peneliti

mengkonstruksi fenomena yang diamati, serta dibentuk dalam diri seorang

sebagai hasil proses mental tiap individu dengan latar

belakangnya.Pengecekan kredibilitas data menggunakan teknik triangulasi.

Triangulasi dalam penelitian kualitatif diartikan sebagai pengujian keabsahan

data yang diperoleh dari berbagai sumber, metode, dan waktu. Oleh

karenanya, terdapat teknik pengujian keabsahan data melalui triangulasi

sumber, teknik, dan waktu.

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan

mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Sebagai contoh

untuk menguji perilaku murid, maka pengumpulan dan pengujian data yang

PengumpulanData

Penarikan/VerifikasiKesimpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

51

diperoleh dapat dilakukan ke guru, teman murid yang bersangkutan dan orang

tuanya.Triangulasi teknik untuk menguji kreadibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi,

dokumentasi, atau kuesioner.

Uji keabsahan melalui triangulasi ini dilakukan karena dalam penelitian

kualitatif, untuk menguji keabsahan informasi tidak dapat dilakukan dengan

alat-alat uji statistika. Begitu pula materi kebenaran tidak diuji berdasarkan

kebenaran alat sehingga subtansi kebenaran tergantung pada kebenaran

intersubjektif. Oleh karena itu, sesuatu yang dianggap benar apabila kebenaran

itu mewakili kebenaran orang banyak atau stakeholder. Kebenaran bukan saja

muncul dari wacana etnik, namun juga menjadi wacana etnik dari masyarakat

yang diteliti.

G. Tahap Penelitian

Tahap-tahap penelitian kualitatif dari lima langkah tahap penelitian, yaitu

pemilihan masalah, memformulasikan rancangan penelitian, pengumpulan

data dan analisis data.

1. Pemilihan masalah, yaitu mencari masalah yang dilakukan peneliti saat

melakukan penelitian pendahuluan, yang kemudian peneliti menentukan

fokus masalah yang akan dijadikan sebagai masalah penelitian.

2. Memformulasikan rancangan penelitian, yaitu menyusun rancangan

proposal yang berisikan latar belakang, fokus masalah, pertanyaan

penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah, kajian pustaka, kerangka

52

pikir, jenis penelitian, kehadiran peneliti, sumber data peneliti, teknik

pengumpulan data, teknik analisis data, dan pemeriksaan keabsahan data.

3. Pengumpulan data, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti setelah

melakukan rancangan penelitian yaitu dengan menggunakan teknik

pengumpulan data dokumentasi dan wawancara.

4. Analisis data, yaitu peneliti menghadirkan data yang diperoleh melalui

pengumpulan data untuk menentukan kebenaran dan ketepatan hasil

penelitian sesuai dengan fokus penelitian. Peneliti melakukan analisis

datadengan langkah reduksi data, data display, dan kesimpulan/verifikasi.

91

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian tentang Studi Deskrptif Pengembangan

Kecerdasan Logika Matematika di Tk Bina Karsa Kota Bandar

Lampungdapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Perencanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika

a. Program Tahunan

Perencanaan program tahunan di TK Bina Karsa dalam

pengembangan kecerdasan logika matematika yaitu alur

pengembangan mulai dari merancang STPPA program tahunan

menggunakan dasar Permendikbud nomor 137 tahun 2014 Tentang

Standar Pendidikan Anak Usia Dini dan Permendikbud Nomor 146

tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini

meliputi Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan anak,

Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar lalu Indikator.

b. Program Semester

Perencanaan program semester di TK Bina Karsa dalam

pengembangan kecerdasan logika matematika yaitu Pemetaan tema

dan alokasi waktu, setiap tema dikaitkan dengan KD yang akan

dicapai, KD harus terbagi dalam seluruh tema dan subtema.

92

c. RPPM

Perencanaan RPPM di TK Bina Karsadalam pengembangan

kecerdasan logika matematika berisi kegiatan sesuai dengan

Kompetensi Dasar yang tercantum dalam prosem sesuai dengan

tema, subtema, alokasi waktu, yang telah ditentukan, materi

pengembangan kecerdasan logika matematika dalam satu minggu.

d. RPPH

Perencanaan RPPH di TK Bina Karsa dalam pengembangan

kecerdasan logika matematika merupakan kegiatan dalam satu hari

yang diambil dari RPPM. Pelaksanaan pembelajaran RPPH

meliputi, penataan lingkungan main, kegiatan sebelum bermain

yaitu penguatan pengetahuan berkaitan dengan tema dan subtema,

kegiatan selama bermain yaitu kegiatan bermain atau perainan

pengembangan kecerdasan logika matematika yaitu pengenalan

bilangan, pola, pengukuran, perhitungan, pemecahan masalah,

geometri dan pengelompokan yang disesuaikan dengan

tema/subtema dan materi pembelajaran, kegiatan sesudah bermain

yaitu pengulangan kembali kegiatan satu hari dan pengulangan

kembali materi dan pembelajaran yang didapat dan penyampaian

informasi kegiatan esok hari.

93

2. Pelaksanaan Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika

a. Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang digunakan di TK Bina Karsa dalam

pengembangan kecerdasan logika matematika adalah model

pendekatan sentra khususnya sentra persiapan kognitif dan

pendekatan ilmiah atau saintifik guna menjadikan anak sebagai

siswa yang memiliki pemikiran kritis, analisis, dan dapat

memecahkan masalah sehari-hari disekolah maupun dirumah.

b. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaranyang digunakan di TK Bina Karsa dalam

pengembangan kecerdasan logika matematika yaitu Metode yang

digunakan untuk pengembangan kecerdasan logika matematika

antara lain, metode bercerita, bermain peran, eksperimen, bercakap-

cakap, demonstrasi dan pemberian tugas. Metode yang digunakan

bisa lebih dari satu disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan

pembelajaran..

3. Penilaian Pengembangan Kecerdasan Logika Matematika

a. Kisi-kisi

penilaian di TK Bina Karsa dalam pengembangan kecerdasan

logika matematika dibuat dengan dasar indikator yang digunakan

dalam RPPH. Kisi-kisi dibagi menjadi kisi-kisi proses dan produk

94

b. Rubrik/Kriteria Penilaian

Rubrik/Kriteria Penilaiandi TK Bina Karsa dalam pengembangan

kecerdasan logika matematika rubrik penilaian dibuat dengan

melihat kisi-kisi. Rubrik proses dan produk dijadikan sebagai

sumber kategori perkembangan anak. Apakah perkembangan yang

Nampak dalam aktivitas itu terkategori Belum Berkembang (BB),

Mulai Berkembang (MB), Berkembang Sesuai Harapn (BSH), atau

Berkembang Sangat Baik (BSB).

c. Teknik Penilaian

Teknik yang digunakan guru di TK Bina Karsa antara lain

dilakukan dengan cara observasi, pemberian tugas, unjuk kerja,

tanya jawab dan portofolio hasil karya anak. Guru harus

menggunakan teknik yang beragam agar dapat melihat

perkembangan anak melalui tahap proses maupun produk/hasil

karya anak secara bertahap.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka penulis

memberikan saran kepada :

1. Guru

Guru bisa lebih kreatif dalam merencanakan suatu proses kegiatan belajar

dengan menggunakan media serta metode yang sangat menarik dalam

pengembangan kecerdasan logika matematika.

95

2. Bagi Kepala Sekolah

Memberikan pengawasan serta pemahaman terhadap perencanaan

pembelajaran khususnya pembelajaran untuk kecerdasan logika

matematika, menjadi motivator dalam proses penyususnan perencanaan di

TK Bina Karsa.

3. Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti lain untuk

penelitian selanjutnya, disarankan kepada peneliti lain untuk

mengembangan pelaksanaan pembelajaran kecerdasan logika matematika

dengan pengembangan lain.

4. Orang Tua

Memberikan kesadaran kepada orang tua akan pentingnya pendidikan

anak usia dini bagi anak-anak mereka. Khususnya kecerdasan logika

matematika bukan hanya dipaksakan untuk berhitung melainkan melalui

sebuah kegiatan main dalam mengembangkan semua kecerdasan anak.

96

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2016. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Kontek Kurikulum 2013.PT Refika Aditama: Bandung

Arikunto, Suharsimi. 2006.ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. PTRinekaCipta: Jakarta.

Annurrahman. 2012.Belajar Dan Pembelajaran.ALFABETA: Bandung.

B.E.F, Montolalu, dkk. 2010. Bermain dan Permainan Anak Modul 1-12. Penerbit

Universitas Terbuka: Jakarta.

Campbell, Linda, et..al.. 2002.MetodePraktisPembelajaranBerbasisMultipleIntelligences. Terjemahan Tim Intuisi. Intuisi Press: Jakarta.

Caturiyati,dkk. 2007. Upaya-UpayaMengembangkanKecerdasanLogical/MathematicalPadaPembelajaranTerpadu Model Webbed BerbasisKecerdasanJamakDi Tkit Salman AlFarisiIiYogyakarta.http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/caturiyati-ssimsi/upaya2-mengembangkan-kecerdasan-logical-mathematical.pdf. (Diaksespadatanggal 22 November 2016 pukul 15.01WIB).

Haenilah, Een Y. 2015. Kurikulum dan Pembelajaran PAUD. Media Akademi:Yogyakarta.

Hartati, Sofia. How To Be a Good Teacher and To Be a Good Mother. Enno Media:Jakarta

Hasnida. 2014.Media PembelajaranKreatif. Luxima: Jakarta.

Jamaris, Martini. 2006.Perkembangan Dan PengembanganAnakUsia TamanKanak-Kanak. Grasindo: Jakarta.

_____________. 2010.OrientasiBaruDalamPsikologiPendidikan. Grasindo:Jakarta.

97

Khasanah, Ismatul. 2013.PembelajaranLogikaMatematikaAnakUsiaDini(Usia 4-5 Tahun) Di TkIkalBulog Jakarta Timur”.Paudia. Volume 2.No.1.http://e-jurnal.upgrismg.ac.id/index.php/paudia/article/view/368.(Diaksespadatanggal 22 November 2016 pukul 15.05 WIB).

Latif, Mukhtar. 2013.OrientasiBaruPendidikanAnakUsiaDiniTeoridanAplikasi.KENCANA: Jakarta.

Musfiroh, Tadkiroatun. 2013.PengembanganKecerdasanMajemuk.Universitas Terbuka: Tangerang Selatan.

Nurani, Yuliani. 2015.BukuKerja Guru ImplementasiKurikulum 2013 PendidikanAnakUsiaDini.Tim PenerbitYayasan YEBEFO: Bekasi.

Ormrod, Jeanne Ellis. 2009.Sixth Edition Educational Psychology DevelopingLearners. TerjemahPenerbitErlangga. PenerbitErlangga: Jakarta.

Panduan Pendidik Kurikulum 2013 PAUD Usia 4 – 5 Tahun. 2013. Kementrian danKebudayaan: Jakarta

Pedoman Penyusunan Perencanaan Pembelajarab Pendidikan Anak Usia Dini. 2014.Direktorat Jendral Pendidikan Anak Usia Dini.

Rozi, Nova. 2011.PeningkatanKecerdasanLogikaMatematikaAnakMelaluiPermainanBerhitungMenggunakanPapanTelur Di TkAisyiyah 7Duri.JurnalPesona Volume 1No1.http://ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/article/view/1715.(Diaksespadatanggal 22 November 2016 pukul 15.10 WIB).

Saleh, Martini dan Wismiarti. 2010. Sentra Balok. Pustaka Al-Falah: Jakarta.

Sani, Ridwan Abdullah. 2014. Pembelajaran Saintifik Untuk ImplementasiKurikulum 2013. PT Bumi Aksara: Jakarta.

Santrock, John W. 2008.PsikologiPendidikanEdisiKedua.Tim Kencana. Kencana:Jakarta.

Sugiono. 2010.MetodologiPenelitianPendidikan.ALFABETA: Bandung.

98

Sujiono, YulianiNurani. 2009.KonsepDasarPendidikanAnakUsiaDini.PT Indeks: Jakarta.

_______. 2010.BermainKreatifBerbasisKecerdasanJamak.PT Indeks: Jakarta.

Susanto, Ahmad. 2011.PerkembanganAnakUsiaDini.Kencana: Jakarta.

Suyadi. 2010.PsikologiBelajar PAUD.Pedagogia: Yogyakarta.

Suyato, Slamet. 2005. Pembelajaran Untuk Anak TK. Departemen PendidikanNasional: Jakarta.

Semiawan, Conny R. 2009.KreativitasKeberbakatan. PT Indeks: Jakarta.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1,Pasal 1, Butir 14. Depdiknas. 2003.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal28. Depdiknas. 2003.

Woolfolk, Anita. 2009.Educational Psychology Active Learning Edition.TerjemahanPustakaPelajar. PustakaPelajar: Yogyakarta.

Yamin, Martinis. 2010.PanduanPendidikanAnakUsiaDini. GaungPersadaPress: Jakarta.