studi aliran daya.01
DESCRIPTION
Load FlowTRANSCRIPT
PENDAHULUAN
STUDI ALIRAN DAYA
LISTRIK
MENJAGA
PERFORMEN
KESTABILAN
OPERASI
SISTEM TENAGA
LOSTRIK
PERENCANAAN, EKONOMI , PENJADAWALAN PEMBANGKIE DAN STABILITAS
RUGI TEGANGAN
PADA MASING-2
BUS, FEEDER DAN CABANG
RUGI DAYA PADA
JARINGAN,
PEMBANGKIT
DAN BEBAN
IDENTIFIKASI STL
PERLUNYA TAMBAHAN
GEBERATOR , KAPASITIP.
INDUKTIP VAR,
KAPASITROR/REAKTOR
PEMODELAN SISTEM
A. SALURAN TRANSMISI
Berikut adalah rangkaian ekivalen dengan model dari transmisi atau kabel
(a) (b)
Gambar.1 : Pemodelan transmisi / kabel(a)Rangkaian pi ekivalen untuk elemen transmisi/kabel
(b)Rangiakan pi ekivalen pada tranmisi/kabel
Berdasarkan Gambar.1, diperoleh :
Ykm = Z-1km
Berdasarkan Gambar.1 (b) nilai arus yang melalui saluran dinyatakan dalam ::
dengan :
B. TRANSFORMATOR
Pemodelan transformator dengan mengabaikan arus medan dan rugi daya
pada beban nol, dengan kata lain transformator dianggap ideal dengan rasio
belitan = tkm yang dihubung seri dengan impedansi seri Zkm yang terdiri dari
dan direpresentasikan sebagai tahanan.dan reaktansi.
Rasio belitan = 1 : tkm
Rasio belitan = tkm : 1
Berikut pemodelan transformator dengan rasio belitan bilangan komplek (tkm)
tkm = akm e -i km
Berikut pemodelan transformator dalam fasa :
Jika k = m , maka rasio kpmplek pada titik k-p
B1. Phase Shifting Transformator
Berikut ditunjukkan rangkaian ekivalen transformator dengan phasa shiftingdengan tujuan untuk mengontrol aliran daya aktip pada sistem yaitu dengan mengatur variabel kontrol
atau
B2. Pemodelan dengan N transformator
Berikut sistem dengan dua transformator dengan tap trafo, seperti yang
yang ditunjukkan dalam gambar
Model tansformator simetri
Model tansformator
Berdasarkan gambar diatas, maka nilai arus yang melalui saluran dinyatakan
dalam persamaan :
Atau dalam bentuk matrik :
B.3. Pemodelan Elemen Shunt
Besar arus yang menuju bus-k
Besar daya komplek yang diinjek pada bus-k :
C. Pemodelan Beban :
Tegangan pada bus diusahakan tetap, dengan cara pengaturan tap trafo.
Besar arus yang didistribusikan pada beban tergantung besar energi listrik
yang diinjekkan ke masing-2 bus, seperti pada gambat dibawah
Besar arus yang menuju bus-k, dinyatakan dalam :
Uk =
Besar daya reel dan daya reaktip dinyatakan dalam :
D. Pemodelan Generator :
Besar daya komplek :
1. Jika impedansi antara mesin.1 dan mesin.2 adalah z = 0 – j 5 Ohm, maka tentukan :
a), Apakah masing-2 mesin membangkitkan atau menyerap daya ?b), Apakah mesin-2 menerima atau mencatu daya reaktor positif dan berapa besarnya?c). Berapa nila P dan Q yang diserap oleh impedansi tersebut ?
Solusi :
Contoh :
I = (E1 – E2 ) / Z
P1 = E1. I* = 1000 W – j 286 VAR M1 = membengkitkan 1000 W ,
mencatu - 268 VAR
P2 = E2.I* = 1000 W + J 286 VAR M2 = menyerap 1000 W ,
menerima + 286 VAR
Daya rektif pada saluran mencatu Q = I2.X = (10.35)2 x 5 = 568 VAR
2. Sebuah generator shunt 100 kW, 250 V, pada jangkar diinduksikan
tegangan Ea = 285 V, dengan rated load - y
Tentukan tahanan jangkar dan VR jika arus medan shunt If = 6 A dan
tegangan tanpa beban Vo = 264 V
Solusi :
I = P / V = 100.1000 / 250 = 400 A
Ia = Il + If = 400 + 6 = 406 A
Ea = V + IaRa 285 = 250 + 406.Ra
Ra = 0,086 Ohm
VR = (Vo – V ) / V x 100 %
= (260 – 250) / 250 x 100 % = 5,6 %
2. Berdasarkan Gambar.1, dibuat Diagram Impedansi
Gambnar.2 : Diagram admitansi dari STL
V1
V2 V3 V4
y13
y40
1
2
3 4
Y10
V1
y20
y34
y30
y23y12
y13V3 V4
V2
I1 ,Y1
I3
Gambnar.3 : Rangkaian Ekivalen dalam Node Voltage STL
3. Berdasarkan Gambar.2, dibuat Rangkaian Ekivalen
I2 ,Y2
I4 ,Y4
4. Berdasarkan Gambar.3, dengan menggunakan metode Node
Voltage
dapat ditentukan arus yang mengalir pada masing-masing bus :
5. Menentukan Elemen-elemen Y-bus :
a, Elemen diagonal :
b. Elemen-elemen non diagonal
c. Elemen-elemen yang tidak terkait :,
d. Dengan memasukkan nilai elemen-elemen tersebut ke
persamaan
Node Vol;tage, akan diperoleh :
....................... (1)
Tugas III :
I Pilih soal-2 Sistem Tenaga Listrik (STL) minimal 4 bus dari buku yang
ada di Perpustakaan UNDIP tentang Power System Analysis , kecuali
Analisa Sistem Tenaga (D.Stevenson), kemudian dari soal yang anda pilih
tentukan :
1. Matrik Impedansi (1Mhs)
2. Matriks Admitansi (1 Mhs)
3. Sama dengan soal 1 dan 2, dengan menggunakan shoftware Matlab
berikan analisis dari saol 1 dan 2 (1 Mhs)
II. Dari soal I, satuan komponen dalam STL yang anda pilih, boleh dalam
satuan aslinya atau sudah dalam per unit (pu).
III. Satu soal dikerjakan oleh tiga (3) Mahasiswa dan masing-2 soal ditulis
nama/NIM dengan menyebutkan sumber referensinya.
IV. Tugas dikumpulkan minggu depan (23 Maret 2015)
5 Macam Bus
1. Slack buses : disebut juga dengan Slack atau Swing Bus
Mempunyai nilai tegangan & sudut spesifik
Menanggung semua beban dalam sistem
Selalu terjadi perubahan sejalan dengan perubahan beban/generator
2. Load buses : bus beban atau bus P-Q.
Mempunyi nilai daya reactive dan daya aktive spesifik.
Nilai dari magnitude tegangan/sudut tidak diketahui.
3. Generator buses : disebut juga sebagai bus P-V.
Mempunyai nilai daya real / tegangan magnitude spesifik.
Nilai sudut tegangan / daya reaktive dihitung.
Mempunyai batasan nilai daya reaktif yang spesifik
Dalam menganalisa aliran daya, ada beberapa hal yang perlu dilakukan
perhitungan antara lain adalah:
Tegangan pada tiap-tiap bus
Aliran daya aktif dan daya reaktif pada masing-masing saluran, yang
dapat dihitung melalui persamaan aliran daya sebagai berikut:
Sji = Vi.I*ij
dimana :
Zij = impedansi saluran
Vij = tegangan pada bus i ke j
Iij = arus yang mengalir antara bus i ke j
Sji = Pji + j Qji
*
ij
ji
Z
VVVi
Contoh :
1.Suatu STL seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut , dimana pada
saluran transmisi dalam hubungan pi, tentukan matriks admitansi
Solusi :
Menentukan nilai bus dari STL , dipilih Sbase = 100 MVA dan Vbase = 230 kV
Mengubah satuan Transmisi dalam pu
Y12 = Y21 = -y21 = 0.012127 / 0.001890 = 6.4151 pu
PERSAMAAN ALIRAN DAYA
1. Bentuk Persamaan Umum Aliran Daya
....................................... (2)
Dengan :
Bentuk Rectangular dari persamaan (2)
Dengan :
.................... (3)
Bentuk Polar dari persamaan (2)
....................................... (4)
Bentuk HybridHybrid dari persamaan (2)
....................................... (5)
i1
In the Newton-Raphson power flow we use Newton's
method to determine the voltage magnitude and angle
at each bus in the power system.
We need to solve the power balance equations
P ( cosn
i k ik ikk
V V G
i1
sin )
Q ( sin cos )
ik ik Gi Di
n
i k ik ik ik ik Gi Dik
B P P
V V G B Q Q
3. Metode Newton Raphson
Yij = Gij – j Bij
Vi = ieV ji
= iiV
a.
n
n
n
nn
n
nn
nn
n
nn
n
nn
nn
n
n
V
V
V
Q
V
QQQ
V
Q
V
QQQV
P
V
PPP
V
P
V
PPP
Q
Q
P
P
...
...
.
......
..................
......
......
...............
......
...
...
1
1
11
1
1
11
1
1
111
1
1
11
1
1
1
1
Menentukan Pik dan Qi
k dari persamaan berikut
Pik = Pi,spec - Pi
k
..............(6)Qi
k = Qi, spec – Qik
dimana subskrip spec berarti “yang ditetapkan”.
b.
c. Menentukan matrix Jacobian
...(7)
Dimana koefisien matrix dari Jacobian adalah :
V
VLJ
NH
Q
P . ........................... (8)
Menentukan invers Matrik Jacobian dan hitung koreksi-koreksi sudut
dan tegangan pada setiap Bus.
d
e. Menghitung nilai baru dari dan dengan
menambahkan dan pada nilai sebelumnya
)1( ki )1( k
iV iiV
f. Kembali ke langkah a) dan mengulangi proses itu dengan
menggunakan nilai untuk besar dan sudut tegangan yang
ditentukan paling akhir, sehingga dan lebih kecil
dari suatu indeks ketetapan yaang telah ditentukan
iiV
iiV
4. Metode Fast Decoupled
Berdasarkan persamaan-8, berikut
V
VLJ
NH
Q
P .
Dengan asumsi nilai J dan L relatif sangat kecil, maka bentuk metrikmenjadi :
V
VL
H
Q
P .
0
0
Pada penyelesaian perhitungan aliran daya menggunakan metode
Fast Decuopled diambil asumsi-asumsi sebagai berikut :
Power sistem mempunyai rasio X/R tinggi, sehingga Gij << Bij ,
maka Gij dapat diabaikan dan Bij didapat dari YbusDengan asumsi-asumsi tersebut maka didapat :
dan
'BV
P
iVB
V
Q
i
''
Hii = - |Vi| Bii Sehingga :
Lii = - |Vi| Bii
Hii = - Qi - |Vi|2Bii Hij = - |Vi| Bij
Lij = -|Vi| Bij
Maka persamaan tersebut menjadi :
dan
V
PB
1'
V
QBV
1''
dimana :
B’ = matrik suseptansi B kecuali baris dan kolomnya Slack Bus.
B’’ = matrik suseptansi B’ kecuali baris dan kolomnya Gen.
Bus.Pada metode Fast decouple, jika daya reaktif (Q) maksimum terlampaui,
maka akan terjadi perubahan ukuran matrik B’’, sehingga B” = B’.
Perbedaan sudut tegangan antara bus yang berdekatan
sangat kecil. Sehingga
Sin ij = 0
Cos ij = 1,0
Demikian pula |Vi|2 1,0 puiV
5. Perbedaan LF antara STL dan DTL
No Saluran Transmisi (STL)
Saluran Distribusi (DTL)
1 Topologi STL panjang dan beroperasi dengan sistem seimbang
Topologi DTL radial dan pendek, beroperasi dengan sistem tidak seimbang
2 Sistem tiga fasa seimbang, sehingga lebih sederhana (gangguan nsimetri)
Gangguan nyang terjadi adalag hubung singkat (gangguan tidak simetri)
3 Semua metode dapat digunakan
Metode NR dan FDC, tidak dapat digunakan
Contoh :
1
01 00.1 V
10MW5Mvar
1
24
5
3
20MW15Mvar
30MW10Mvar
50MW30Mvar
20MW10Mvar
30MW
0.03+j0.150.04+j0.20
0.04+j0.20
0.02+j0.10
0.01+j0.05
0.01+j0.05
Suatu sistem tenaga listrik seperti Gambar berikut :
Saluran, Bus ke Bus R, per unit X, per unit
1 – 21 – 31 – 42 – 43 – 54 – 5
0,0300,0200,0400,0400,0100,010
0,1500,1000,2000,2000,0500,050
Tabel 1. Data impedansi saluranTabel 3. Data Admitansi saluran
Tabel 1. Data impedansi saluran
Tabel 2. Data Admitansi saluran
Saluran G, per satuan B, per satuan1 – 21 – 31 – 42 – 43 – 54 – 5
1,2821,9230,9620,9623,8463,846
-6,410-9,615-4,808-4,808
-19,231-19,231
Dipilih bus-1 = Slack Bus
No. V Generator Load Q limit Tipe
Bus (p.u.) P(p.u.) Q(p.u.) P(p.u.) Q(p.u.) Qmin Qmax Bus
12345
1,00 01,00 01,00 01,00 01,00 0
…0,30………
……………
0,100,200,200,500,30
0,050,100,150,300,10
00000
00,40
000
Slack Gen. Load LoadLoad
Tabel 3. Data daya dan tegangan system jaringan
Dari data-data diatas, maka tentukan nilai V2,V3, V4, dan V5 untuk iterasi
pertama dan kedua menurut prosedur metode Gauss-Seidel diatas.
Solusi :Bus 2
Dari tabel 3 admitansi saluran didapatkan admitansi sendiri dan bersama
untuk Bus 2 adalah:
Y21 = -1,282 + j 6,410 pu; Y22 = 2,244 - j 11,218 pu
Y23 = 0 + j 0 pu Y24 = -0,9615 + j 4,808 pu
Y25 = 0 + j0 pu
QGen.2 = - Im {V2* [Y21V1 + Y22V2 + Y24V4]}
= - Im {1,0 [(-1,282+j6,410)1,0 + (2,244 –j11,218)1,0 +
(0,962+j4,808)1,0]} = 0
P2 = PGen.2 – PLoad.2 = 0,30 – 0,20 = 0,10 pu
Q2 = QGen.2 – QLoad.2 = 0,0 – (0,10) = - 0,10 pu
424121
2
22
222 *
1VYVY
V
jQP
YV
0,1808,4962,00,1410,6282,1
00,11,01,0
218,11244,2
1jj
jj
j
2V = 0,9931
)1(2V
9931,0
0,1( 0,993 + j 0,010 ) = 0,9999 + j0,0101 pu
The Newton-Raphson procedure is as follows:
Step-1: Choose the initial values of the voltage magnitudes |V| (0) of all
np load buses and n − 1 angles δ (0) of the voltages of all the buses
except the slack bus.
Step-2: Use the estimated |V|(0) and δ (0) to calculate a total n − 1 number
of injected real power Pcalc(0) and equal number of real power mismatch
ΔP (0) .
Step-3: Use the estimated |V| (0) and δ (0) to calculate a total np number of
injected reactive power Qcalc(0) and equal number of reactive power
mismatch ΔQ (0) .
Step-4: Use the estimated |V| (0) and δ (0) to formulate the Jacobian
matrix J (0) .
Step-4: Solve [J] for δ (0) and Δ |V| (0) ÷ |V| (0).
Step-5 : Obtain the updates from
Step-6: Check if all the mismatches are below a small number. Terminate
the process if yes. Otherwise go back to step-1 to start the next
iteration with the updates given by:
Matriks Jacobian :