struktur komunitas padang lamun di perairan pulau semak...

1
Materi dan Metode 10 m 10 m Penentuan titik lokasi mengikuti arah mata angin Jarak antar transek Hasil dan Pembahasan Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu Pendahuluan Lamun (seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal dan jernih. Ekosistem lamun memiliki peranan utama di wilayah pesisir karena berperan langsung sebagai habitat untuk berbagai jenis hewan laut Tujuan untuk mengetahui struktur komunitas padang lamun menggunakan metode deskriptif eksploratif 3 4 2 1 Penelitian mengenai struktur komunitas padang lamun dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 berlokasi di perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta Stasiun pengamatan dibagi menjadi 4 sisi berdasarkan arah mata angin (Utara, Selatan, Barat, Timur). Pada masing-masing sisi terdapat 3 stasiun lokasi penelitian. Pengambilan data lamun diawali dengan membentangkan transek garis menggunakan roll meter dari pantai tegak lurus ke arah luar sampai tidak ditemukan lamun pada titik yang telah ditentukan. Transek kuadrat yang digunakan dalam pengambilan data lamun yaitu berukuran 50 cm x 50 cm2. Jarak antar transek kuadrat satu dengan lainnya adalah 10 m dan jarak antar transek garis satu dengan lainnya adalah 10 m Analisa data lamun untuk mengetahui hasil pengambilan dengan menggunakan 1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener 2. Indeks Keseragaman 3. Indeks Dominansi Simpson Lamun yang ditemukan di perairan pulau Semak Daun yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis dan Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang paling banyak ditemukan yaitu Cymodocea rotundata. Nilai indeks keanekaragaman berkisar 1,26-1,46 tergolong keanekaragaman sedang; indeks keseragaman berkisar 0,61-0,70 dikategorikan keseragaman besar dan dominansi berkisar 0,01-0,07 tergolong dominansi rendah. Berdasarkan perhitungan indeks tersebut kondisi padang lamun tergolong cukup baik dan kondisi kualitas perairan secara umum dalam keadaan baik untuk menunjang kehidupan lamun Brower, J.E., J.H. Zar & Von Ende, 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecology.Wm.C. Brown Publisher. USA. Dahuri, Rohmin. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan, Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Kiswara, W., 1994. A review: Seagrass ecosystems studies in Indonesian waters. Paper presented at the ASEAN-Australia Symposium on Living Coastal Resources, Chulalongkom University. Legendre, L., dan P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. Elsevier Scientic Publishing Company. New York. Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan ketiga. Penerbit Djambatan, Jakarta. Odum, E.P. 1971. Fundamentals Of Ecology 3rd Edition. W.B Saunders Co. Philadelphia and London. Odum, E.P., 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Samingan dan Srigadi, B. Gadjah Madah University Press, Yogyakarta. Analisa Data Pengambilan Data Penentuan Titik Waktu dan Lokasi Daftar Pustaka Kesimpulan Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis lamun yang dijumpai di perairan pulau Semak Daun berjumlah 8 jenis. Komunitas lamun tersebut membentuk vegetasi campuran di setiap stasiun. Jenis lamun tersebut yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis dan Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, dan Thalassia hemprichii ditemukan secara meluas disemua stasiun. Jenis lamun Syringodium isoetifolium yang hanya dtemukan di dua lokasi pengamatan yaitu pada sisi Barat dan sisi Timur. Patty (2013) menyatakan bahwa jenis lamun Syringodium isoetifolium dapat tumbuh subur pada perairan yang selalu tergenang oleh air, dan sulit tumbuh di daerah dangkal Indeks Dominansi berkisar antara 0,01 - 0,07, pada tiap sisi pengamatan mempunyai nilai Indeks Dominansi yang tidak jauh berbeda. Secara keseluruhan dominansi lamun diperairan Pulau Semak Daun dilihat dari nilai total Indeks Dominansi, nilainya tergolong rendah karena semua nilai yang didapat pada setiap stasiun berada pada kisaran dibawah 0,5. Secara umum, nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman dari keempat sisi pengamatan lebih tinggi dibandingkan nilai indeks dominansinya yang menunjukkan bahwa komunitas lamun di Pulau Semak Daun dalam kondisi yang stabil dan dapat mendeukung jenis-jenis lamun penyusunnya

Upload: phamnhu

Post on 06-Mar-2019

248 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Materi dan Metode

10 m10 m

Penentuan titik lokasi mengikuti arah mata angin

Jarak antar transek

Hasil dan Pembahasan

Struktur Komunitas Padang Lamun di Perairan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu

PendahuluanLamun (seagrass) merupakan tumbuhan berbunga (angiospermae) yang hidup dan tumbuh di laut dangkal dan jernih. Ekosistem lamun memiliki peranan utama di wilayah pesisir karena berperan langsung sebagai habitat untuk berbagai jenis hewan laut

Tujuanuntuk mengetahui struktur komunitas padang lamun menggunakan metode deskriptif eksploratif

3

4

2

1Penelitian mengenai struktur komunitas padang lamun dilaksanakan pada bulan Agustus 2016 berlokasi di perairan Pulau Semak Daun Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta

Stasiun pengamatan dibagi menjadi 4 sisi berdasarkan arah mata angin (Utara, Selatan, Barat, Timur). Pada masing-masing sisi terdapat 3 stasiun lokasi penelitian.

Pengambilan data lamun diawali dengan membentangkan transek garis menggunakan roll meter dari pantai tegak lurus ke arah luar sampai tidak ditemukan lamun pada titik yang telah ditentukan. Transek kuadrat yang digunakan dalam pengambilan data lamun yaitu berukuran 50 cm x 50 cm2. Jarak antar transek kuadrat satu dengan lainnya adalah 10 m dan jarak antar transek garis satu dengan lainnya adalah 10 m

Analisa data lamun untuk mengetahui hasil pengambilan dengan menggunakan1. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener2. Indeks Keseragaman 3. Indeks Dominansi Simpson

Lamun yang ditemukan di perairan pulau Semak Daun yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis dan Thalassodendron ciliatum. Jenis lamun yang paling banyak ditemukan yaitu Cymodocea rotundata. Nilai indeks keanekaragaman berkisar 1,26-1,46 tergolong keanekaragaman sedang; indeks keseragaman berkisar 0,61-0,70 dikategorikan keseragaman besar dan dominansi berkisar 0,01-0,07 tergolong dominansi rendah. Berdasarkan perhitungan indeks tersebut kondisi padang lamun tergolong cukup baik dan kondisi kualitas perairan secara umum dalam keadaan baik untuk menunjang kehidupan lamun

Brower, J.E., J.H. Zar & Von Ende, 1990. Field and Laboratory Methods for General Ecology.Wm.C. Brown Publisher. USA.Dahuri, Rohmin. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan, Orasi Ilmiah. Institut Pertanian Bogor. Kiswara, W., 1994. A review: Seagrass ecosystems studies in Indonesian waters. Paper presented at the ASEAN-Australia Symposium on Living Coastal Resources, Chulalongkom University. Legendre, L., dan P. Legendre. 1983. Numerical Ecology. Elsevier Scientic Publishing Company. New York.Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Cetakan ketiga. Penerbit Djambatan, Jakarta.Odum, E.P. 1971. Fundamentals Of Ecology 3rd Edition. W.B Saunders Co. Philadelphia and London.Odum, E.P., 1996. Dasar-Dasar Ekologi. Terjemahan Samingan dan Srigadi, B. Gadjah Madah University Press, Yogyakarta.

Analisa Data

Pengambilan Data

Penentuan Titik

Waktu dan Lokasi

Daftar PustakaKesimpulan

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jenis lamun yang dijumpai di perairan pulau Semak Daun berjumlah 8 jenis. Komunitas lamun tersebut membentuk vegetasi campuran di setiap stasiun. Jenis lamun tersebut yaitu Cymodocea rotundata, Cymodcea serulata, Syringodium isoetifolium, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, Halophila minor, Halophila ovalis dan Thalassodendron ciliatum.Jenis lamun Halodule uninervis, Cymodocea rotundata, dan Thalassia hemprichii ditemukan secara meluas disemua stasiun. Jenis lamun Syringodium isoetifolium yang hanya dtemukan di dua lokasi pengamatan yaitu pada sisi Barat dan sisi Timur. Patty (2013) menyatakan bahwa jenis lamun Syringodium isoetifolium dapat tumbuh subur pada perairan yang selalu tergenang oleh air, dan sulit tumbuh di daerah dangkal

Indeks Dominansi berkisar antara 0,01 - 0,07, pada tiap sisi pengamatan mempunyai nilai Indeks Dominansi yang tidak jauh berbeda. Secara keseluruhan dominansi lamun diperairan Pulau Semak Daun dilihat dari nilai total Indeks Dominansi, nilainya tergolong rendah karena semua nilai yang didapat pada setiap stasiun berada pada kisaran dibawah 0,5. Secara umum, nilai indeks keanekaragaman dan keseragaman dari keempat sisi pengamatan lebih tinggi dibandingkan nilai indeks dominansinya yang menunjukkan bahwa komunitas lamun di Pulau Semak Daun dalam kondisi yang stabil dan dapat mendeukung jenis-jenis lamun penyusunnya