struktur dan mekanisme kerja jantung pada manusia.docx

32
Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung pada Manusia Ricky Sunandar 10.2012.227 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510 [email protected] I. Pendahuluan Jantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan cartilago costalis III – VI. Apex kerucut terletak di inferior, anterior dan ke sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelah sinistra bidang media. 1 Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang 1

Upload: ricky-sunandar

Post on 29-Sep-2015

73 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

Struktur dan Mekanisme Kerja Jantung pada Manusia

Ricky Sunandar10.2012.227Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat [email protected]

I. PendahuluanJantung merupakan organ muscularis yang mempunyai rongga di dalamnya dan berbentuk kerucut (conus) dengan ukuran sebesar kepal/tinju pemiliknya. Jantung bersandar pada diaphragma di antara bagian inferior kedua paru dan dibungkus oleh membran khusus yang disebut pericardium. Jantung terletak di dalam mediastinum media pars inferior, di sebelah ventral ditutupi oleh sternum dan cartilago costalis III VI. Apex kerucut terletak di inferior, anterior dan ke sinistra. Hampir 2/3 bagian jantung terletak di sebelah sinistra bidang media.1Jantung terdiri atas empat ruang, yaitu dua ruang yang berdinding tipis disebut atrium (serambi) dan dua ruang yang berdinding tebal disebut ventrikel (bilik). Fungsi kontraktilitas otot jantung sebagai pompa merupakan bagian terpenting dari fungsi jantung.2II. PembahasanStrutur Makroskopis JantungJantung pada manusia dewasa mempunyai ukuran panjang 12 cm, lebar 8 - 9 cm dengan diameter anteroposterior 6 cm. Berat jantung seorang laki-laki sekitar 280 - 350 gram sedangkan jantung pada seorang perempuan berkisar 230 - 280 gram.PericardiumPericardium merupakan kantung serofibrosa, berbentuk conus, berisi jantung dan pangkal pembuluh darah besar. Terletak pada mediastrinum, di posterior corpus sterni dan cartilago costalis II IV, di anterior vertebra thoracalis V VIII.Pericardium terdiri dari dua saccus yang berhubungan erat satu sama lain tetapi berbeda struktur, yaitu : Saccus externa dikenal sebagai pericardium fibrosa, terdiri dari jaringan ikat fibrosa Saccus interna dikenal sebagai pericardium serosa, merupakan membran halus yang berbatasan dengan saccus fibrosa dan meliputi jantung.Jantung pada pertumbuhannya mengadakan invaginasi dinding saccus serosa dari atas dan bawah sehingga praktis menutupi rongga tersebut sehingga hanya merupakan ruang potensial saja.Pericardium FibrosaMerupakan kantong berbentuk conus, ke superior menyempit dan melanjut sebagai lapisan luar pembuluh darah besar dan fascia pretrachealis, ke arah inferior melekat pada centrum tendineum dan pars muscularis diaphragma sinistra. Pericardium fibrosa mengadakan perlekatan pada dataran posterior sternum lewat :1. Lig. pericardiacosternalis superior : berhubungan dengan ujung superior corpus sternum.2. Lig. pericardiacosternalis inferior : berhubungan dengan ujung superior corpus sterni.Hubungan ini berfungasi untuk memelihara jantung tetap di posisinya dan mencegah over distensi. Pericardium fibrosa di anterior dipisahkan oleh paru dan pleura terhadap dinding anterior thorax. Di posterior pericardium fibrosa berhubungan dengan bronchus, oesophagus, plexus esophagei, aorta descendens, dam fascia mediastinalis bagian posterior paru.Di sebelah lateral pericardium ini tertutup oleh pleura dan berhubungan dengan fascies mediastinalis paru dan n. phrenicus. Di sebelah caudal melekat pada centrum tendineum diaphragma. Pembuluh darah yang terbungkus oleh pericardium fibrosa adalah aorta, V. cava superior, A. pulmonalis dextra dan sinistra, serta keempat Vv. pulmonales.Pericardium SerosaMerupakan kantung tertutup yang berhubungan dengan pericardium fibrosa dan didesak (invaginasi) jantung sehingga terbentuk pars parietalis dan pars visceralis, hal mana memudahkan jantung bergerak bebas dalam pericardium fibrosa.Pars visceralis = epicardium, membungkus jantung dan pembuluh darah besar, dan pada pembuluh darah ini pars visceralis mengadakan reflexi (pelipatan balik) menjadi pars parietalis yang bersuperioran dengan pericardium fibrosa.Bagian pericardium serosa yang menutupi pembuluh darah seolah-olah tersusun dalam bentuk 2 tabung, yaitu :1. Aorta dan truncus pulmonalis tersusun dalam satu tabung2. V. cava superior et inferior dan keempat vv. pulmonales tersusun dalam tabung yang lain yang perletakannya terhadap pars parietalis membentuk sinus huruf U terbalik yang terletak di posterior atrium sinistrum dan disebut sebagai sinus obliquus pericardii. Sedangkan sinus yang terletak di antara aorta, truncus pulmonalis di sebelah anterior dan atrium di sebelah posterior disebut sinus transversus pericardii.Dinding JantungDinding jantung terdiri dari tiga lapis, yaitu epicardium, myocardium, dan endocardium. Epicardium merupakan lapis terluar dari dinding jantung. Lapisan dalam epicardium disebut dengan membrana serosa (pericardium viscerale), merupakan selapis sel squamosa yang bersandar pada lamina propia jaringan ikat halus. Di antara membrana serosa dengan myocardium terdapat jaringan ikat fibrosaelastis. Jaringan ikat ini bercampur dengan jaringan lemak yang mengisi cela dan sulcus sehingga permukaan jantunga tampak halus. Pembuluh darah besar dan saraf terdapat di dalam lapisan ini.Myocardium, merupakan lapis tengah dinding jantung. Myocardium tersusun dari beberapa lapis otot jantung. sedangkan endocardium merupakan lapis terdalam dinding jantung. Endocardium merupakan lapisan sel squamosa endothelial dan melanjut pada endothel pembuluh darah yang melapisi permukaan dalam rongga jantung.Walaupun jantung bebas bergerak dan tidak melekat pada organ sekitarnya, untuk menjaga supaya tetap di tempatnya, hal ini dilakukan oleh pembuluh darah besar dan pericardium.1Ruang-Ruang JantungJantung merupakan suatu organ otot berongga yang terletak di pusat dada. Jantung mempunyai dua sisi, dimana setiap sisi bekerja sebagai pompa terpisah. Setiap sisi dibagi lagi menjadi 2 ruangan, jadi keseluruhannya ada 4 ruangan. Dua ruangan di bagian atas yaitu atrium yang berfungsi sebagai tempat menampung, dua dibawah, ventrical, berkontraksi memompa darah. Sisi kanan jantung menerima darah dari seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan memompa ke paru untuk mengambil oksigen. Sisi kiri jantung menampung darah yang balik dari paru-paru dan memompa keseluruh jaringan tubuh yang memerlukan oksigen. Keempat ruangan dari jantung, yaitu:1. Atrium kanan Darah vena mengalir kedalam jantung melalui vena kava superior dan inferior masuk ke dalam atrium kanan, yang tertampung selama fase sistol ventrikel. Secara anatomis atrium kanan terletak agak ke depan dibanding dengan ventrikel kanan atau atrium kiri. Pada bagian antero- superior atrium kanan terdapat lekukan ruang atau kantung berbentuk daun telinga disebut aurikel.Permukaan endokardium atrium kanan tidak sama; pada posterior dan septal licin dan rata, tetapi daerah lateral dan aurikel permukaannya kasar dan tersusun dari serabut serabut otot yang berjalan paralel yang disebut otot pektinatus.Tebal rata rata dinding atrium kanan adalah 2 mm.2. Ventrikel kananLetak ruang ini paling depan di dalam rongga dada, yaitu tepat dibawah manubrium sterni.Sebagian besar ventrikel kanan berada di kanan depan ventrikel kiri dan di medial atrium kiri. Perbedaan bentuk kedua ventrikel dapat dilihat pada potongan melintang.Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit atau setengah bulatan, berdinding tipis dengan tebal 4 5 mm. Secara fungsional ventrikel kanan dapat dibagi dalam alur masuk dan alur keluar.Ruang alur masuk ventrikel kanan ( right ventricular inflow tract) dibatasi oleh katup trikuspid, trabekula anterior dan dinding inferior ventrikel kanan.Sedangkan alur keluar ventrikel kanan (right ventricular outflow tract) berbentuk tabung atau corong, berdinding licin terletak dibagian superior ventrikel kanan yang disebut infundibulum atau konus arteriosus.Alur masuk dan alur keluar dipisahkan oleh krista supraventrikuler yang terletak tepat di atas daun katup trikuspid.3. Atrium kiriMenerima darah dari empat vena pulmonal yang bermuara pada dinding postero superior atau postero-lateral, masing - masing sepasang vena kanan dan kiri.Letak atrium kiri adalah di posterior-superior ari ruang jantung lain, sehingga pada foto sinar tembus dada tidak tampak.Tebal dindingnya 3 mm, sedikit lebih tebal daripada dinding atrium kanan.Endokardiumnya licin dan otot pektinati hanya ada pada aurikelnya.4. Ventrikel kiriBerbentuk lonjong seperti telur, dimana bagian ujungnya mengarah ke antero-inferior kiri menjadi apeks kordis.Bagian dasar ventrikel tersebut adalah anulus mitral. Tebal dinding ventrikel kiri adalah 2- 3 kali lipat diding ventrikel kanan. Tebal dinding ventrikel kiri saat diastol adalah 8 12 mm.Katup Katup JantungFungsi dari katup jantung adalah untuk mempertahankan aliran satu arah. Katup mitral (bikuspidalis) dan trikuspidalis letaknya mendatar. Selama sistolik ventrikel tepi daun katup yang bebas saling menyentuh dan adanya tarikan chordae mencegah terjadinya eversi. M. papillaris bisa mengalami ruptur sebagai komplikasi infark miokard. Secara klinis terdengar sebagai murmur pansistolik yang menandai adanya aliran regurgitasi darah dari ventrikel ke atrium. Katup aorta dan pulmonal terdiri dari tiga daun katup semilunaris yang berbentuk cangkir. Selama diastolik ventrikel tekanan darah yang ada di atas katup menyebabkan terjadinya pengisian dan kemudian penutupan katup.3Pendarahan JantungJantung mendapatkan darah dari arteria coronaria dextra dan sinistra, yang berasal dari aorta ascendens tepat di atas valve aortae. Arteriae coronariae dan cabang-cabang utamanya terdapat di permukaan jantung, terletak di dalam jaringan ikat subepicardial.Pembuluh Nadi JantungArteria coronaria dextra berasal dari sinus anterior aortae dan berjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricular dextra. Arteri ini berjalan turun hampir vertical di dalam sulcus atrioventriculare dextra, dan pada pinggir inferior jantung pembuluh ini melanjutkan ke posterior sepanjang sulcus atrioventricularis untuk beranastomosis dengan arteria coronaria sinistra. Cabang-cabang arteria coronaria dextra mendarahi atrium dextrum dan ventriculus dexter, sebagian dari atrium sinistrum dan ventriculus sinister, dan septum atrioventriculare.Arteria coronaria sinistra, yang biasanya lebih besar dibandingkan dengan arteria coronaria dexter, mendarahi sebagian besar jantung, termasuk sebagian besar atrium sinister, ventrikulus sinister, dan septum ventriculare. Arteria ini berasal dari posterior kiri sinus aortae aorta ascendens danberjalan ke depan di antara truncus pulmonalis dan auricular sinister. Kemudian pembuluh ini berjalan di sulcus atrioventricularis dan bercabang dua menjadi ramus interventricularis anterior dan ramus circumflexus.Pembuluh Balik JantungSebagian besar darah dari dinding jantung mengalir ke atrium kanan melalui sinus coronaries yang terletak pada bagian posterior sulcus atrioventricularis dan merupakan lanjutan dari vena cardiaca magna. Pembuluh ini bermuara ke atrium dextrum sebelah kiri vena cava inferior. Vena cardiaca parva dan vena cardiaca media merupakan cabang sinus coronaries. Sisanya dialirkan ke atrium dextrum melalui vena ventriculi dextri anterior dan melalui vena-vena kecil yang bermuara langsung ke ruang-ruang jantung.4Persarafan jantungJantung menerima persarafan simpatis dan parasimpatis sehingga denyut jantung bisa dikendalikan sesuai kebutuhan. Persarafan parasimpatis (efek bradikardi) berasal dari n. vagus. Persarafan simpatis (efek takikardi dan inotropik positif) berasal dari ganglia simpatis servikalis dan torakalis atas melalui pleksus cordis superfisialis dan profunda.Nervus phrenicusN. phrenicus keluar dari radiks saraf C3, C4, dan C5 di leher. N. phrenicus dextra turun sepanjang jalur yang hampir vertikal, di sebelah anterior pangkal paru, berdampingan dengan: v. brachiocephalica dextra, v. cava superior, dan atrium kanan sebelum melewati pintu v. cava inferior pada diafragma (T8). Di sini n. phrenicus memasuki pintu cava dan langsung menembus diafragma yang dipersarafinya. N. phrenicus sinistra turun sepanjang a. subclavia sinistra. Pada arcus aorta nervus ini melewati v. intercostalis superior sinistra dan turun di depan pangkal paru kiir menuju perikardium yang terletak di atas ventrikel kiri. Nervus ini kemudian melubangi otot diafragma sebagai struktur soliter.N. phrenicus sebagian besar terdiri dari serabut motoris yang mempersarafi diafragma. Namun, ada juga serabut sensoris menuju perikardium fibrosa, pleura mediastinal dan peritoneum, serta bagian tengah diafragma.Nervus vagusN. vagus dextra turun melekat pada trakea torakalis sebelum lewat di belakang pangkal paru untuk membentuk pleksus pulmonalis posterior. Akhirnya nervus ini mencapai esofagus bawah di mana terbentuk pleksus esofageal dengan vagus sinistra. Dari pleksus ini, trunkus vagal anterior dan posterior turun pada esofagus dan lewat ke abdomen melalui pintu abdomen pada diafragma setinggi T10. N. vagus sinistra menyilang arcus aorta dan cabang-cabangnya. Di sini, dengan sendirinya nervus ini disilang oleh v. intercostalis superior sinistra. Di bawah, nervus ini turun di belakang pangkal paru untuk mencapai esofagus di mana nervus ini bergabung membentuk pleksus esofageal seperti telah disebutkan di atas.Truncus simpatis thoracalisRantai simpatis thoracalis adalah kelanjutan dari rantai servikalis. Rantai ini turun sepanjang toraks di belakang pleura tepat di lateral korpus vertebralis dan lewat di bawah ligamentum arkuata mediale diafragma dan berlanjut sebagai truncus simpatis lumbalis. Rantai thoracalis membawa ganglion untuk tiap saraf spinalis; yang teratas seringkali bergabung dengan ganglion servikalis inferior membentuk ganglion stelata. Tiap ganglion menerima ramus komunikans alba yang mengandung serabut preganglionik dari saraf spinalis yang berhubungan dan mengirim balik ramus grisea, yang membawa serabut postganglionik.Pleksus kordisCabang kordis dari pleksus ini mempersarafi jantung dimana saraf ini berjalan bersama a. coronaria sebagai kontrol vasomotor dan mempersarafi nodus sino-atrial serta atrioventrikular dengan fungsi kardio-inhibisi dan kardio-akselerasi. Cabang pulmonal mempersarafi otot polos dinding bronkial dan pembuluh darah pulmonal sebagai kontrol vasomotor.3Struktur Mikroskopis JantungDinding jantung terdiri dari 3 lapisan yaitu endokardium, miokardium dan epikardium. 1. Endokardium, Miokardium merupakan bagian dalam dari atrium dan ventrikel. Endokardium ini berupa lapisan tipis mengkilat di seluruh permukaan dalam jantung. Bangunan yang terdapat dalam endokardium ini antara lain: Muskuli papilaris Korda tendinea Katub-katubPada muskuli papilaris dan corda tendinea tidak ditemukan adanya sel endotel, itu karena musculi papillaris dan corda tendinea merupakan modifikasi dari sel otot polos. Endokardium pun homolog dengan tunika intima pada pembuluh darah. Struktur histologis endokardium sendiri juga dibedakan lagi menjadi 3 lapisan yaitu lapisan dalam, lapisan tengah (elastomuskuler), dan subendokardium. Lapisan subendokardium ini terdiri dari jaringan ikat longgar. Di lapisan subendokardium terdapat vena, saraf, dan sel purkinje.2. Miokardium, Miokardium terdiri dari otot polos. Miokardium pada ventrikel kiri lebih tebal dibandingkan pada ventrikel kanan. Sel otot yang khusus pada atrium dapat menghasilkan atriopeptin, ANF (Atrial Natriuretic Factor), kardiodilatin dan kardionatrin yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Miokardium terdiri dari 2 jenis serat otot yaitu serat kondukdi dan serat kontraksi. Serat konduksi pada jantung merupakan modifikasi dari serat otot jantung dan menghasilkan impuls. Serat konduksi terdiri dari 2 nodus di dinding atrium yaitu nodus SA dan AV, bundle of His dan serat purkinje, Serat purkinje merupakan percabangan dari nodus AV yang terletak di subendokardium. Sel purkinje mengandung sitoplasma yang besar, sedikit miofibril, dan kaya akan mitokondria serta glikogen dan juga mempunyai 1 atau 2 nukleus yang terletak di sentral. Serat kontraksi merupakan serat silindris yang panjang dan bercabang. Setiap serat terdiri hanya 1 atau 2 nukleus di sentral. Serat kontraksi mirip dengan otot lurik karena memiliki striae. Untuk sarkoplasmanya banyak mengandung mitokondria yang besar. Ikatan antara dua serat otot ini dilalui oleh fascia adherens, macula adherens (desmosom), dan gap junctions. 3. EpikardiumEpikardium terdiri dari 3 lapisan yaitu perikardium viseral, lapisan subepikardial dan perikardium parietal. Perikardium viseral terdiri dari mesothelium ( epitel selapis pipih). Untuk lapisan subepikardial terdiri dari jaringan ikat longgar dengan pembuluh darah koroner, saraf serta ganglia. Sedangkan perikardium parietal terdiri dari mesotelium dan jaringan ikat.5Fungsi dan Mekanisme Kerja JantungAktivitas Listrik JantungJantung mempunyai kemampuan untuk membangkitkan sendiri impuls listrik yang ritmis yang dikenal sebagai autorhythmicity. Autorhythmicity membangkitkan impuls listrik sehingga menimbulkan potensial aksi yang mengakibatkan terjadinya kontraksi jantung. Sifat ini dimiliki oleh sistem penghantar khusus. Sistem penghantar khusus ini terdiri dari simpul SA (sino auricle) di dinding atrium kanan dekat muara vena cava superior, simpul AV (atrio-ventrikel) di bagian bawah septum atrium, jaras internodul (merupakan penghubung antara simpul SA dengan AV), berkas his (merupakan lanjutan dari simpul AV yang menembus annulus fibrousus melalui septum ventrikel membentuk berkas his kanan kiri dan menuju ventrikel kanan kiri, dan serat purkinye). Tidak seperti sel saraf dan sel otot rangka, sel khusus otot jantung memiliki potensial membran istirahat yang tidak mantap. Sel-sel ini menunjukkan aktivitas picu jantung, berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila potensial membran tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbullah potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui saraf. Potensial membran tidak menetap antara potensial-potensial aksi. Di antara 2 potensial aksi, terjadi depolarisasi secara lambat akibat inaktivasi ion K+ karena penurunan permeabilitas membran terhadap ion K tersebut. Akibatnya pengeluaran ion K menjadi menurun. Pada keadaan ini, permeabilitas membran terhadap ion Na tidak berubah sehingga menyebabkan pemasukan ion Na menjadi tidak seimbang dengan pengeluaran ion K. Karena pemasukan ion Na terus-menerus, maka kenegatifan sel menjadi berkurang dan perlahan-lahan mencapai ambang letup. Setelah ambang letup tercapai, saluran ion Ca akan teraktivasi dan terbuka. Karena saluran ion Ca terbuka, maka terjadi influks Ca dengan cepat yang menimbulkan fase naik potensial aksi secara cepat. Fase ini dilanjutkan dengan fase turun di mana terjadi aktivasi saluran ion K yang menyebabkan pengeluaran atau efluks ion K dengan cepat. Proses ini disebut repolarisasi.4Berbagai sel penghantar impuls mempunyai kecepatan membentuk impuls yang berlainan sehingga menyebabkan kecuraman depolarisasi lambat berbeda. Simpul SA memiliki kemampuan membentuk impuls tercepat. Impuls ini disebarkan melalui gap junction ke seluruh atrium kanan dan melalui cabang berkas bachman ke atrium kiri. Depolarisasi dan konstraksi atrium kanan dan kiri terjadi bersamaan. Simpul ini menjadi penentu irama dasar kerja jantung sehingga pada keadaan normal bertindak sebagai picu jantung. Urutan kemampuan pembentukan potensial aksi berbagai bagian sistem penghantar khusus yaitu:6 simpul SA : 80-100/ menit simpul AV : 40-60/menit berkas his dan serat purkinye : 20-40/ menitJaringan penghantar khusus lainnya tidak dapat mencetus potensial aksi intrinsiknya karena sel-sel ini sudah diaktifkan terlebih dahulu oleh potensial aksi yang dihasilkan dari simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri. Impuls dari simpul SA disalurkan menuju simpul AV melalui jaras internodal yang kemudian mengalami hambatan (AV delay yang berlangsung salama 0,08 0,12 detik), lalu impuls dengan cepat menyebar ke berkas his dan serat purkinye. Setelah impuls tersebar, terjadi pengaktifan miokardium ventrikel stimultan yang menyebabkan kontraksi secara serentak. Irama jantung dengan penyebaran normal tersebut disebut sebagai irama sinus.7Peranan Enzim pada JantungEnzim jantung dalam plasma merupakan bagian dari profil diagnostic, yang meliputi riwayat, gejala, dan elektrokardiogram, untuk mendiagnosa infark miokard. Enzim dilepaskan dari sel bila sel mengalami cedera dan membrannya pecah. Kebanyakan enzim tidak spesifik dalam hubungannya dengan organ tertentu yang rusak. Namun berbagai isoenzim hanya dihasilkan oleh sel miokardium dan dilepaskan bila sel mengalami kerusakan akibat hipoksia lama dan mengakibatkan infark. Isoenzim bocor ke rongga interstisial miokardium dan kemudian di angkut ke peredaran darah umum oleh system limfa dan peredaran koronaria, mengakibatkan peningkatan kadar dalam darah.Karena enzim yang berbeda dilepaskan ke dalam darah pada periode yang berbeda setelah infark miokard, maka sangat penting mengevaluasi kadar enzim yang dihubungkan dengan waktu awitan nyeri dada atau gejala lainnya. Kreatinin kinase (CK) dan isoenzimnya (CK-MB) adalah enzim paling spesifik yang di analisa untuk mendiagnosa infark jantung akut, dan merupakan enzim pertama yang meningkat. Laktat dehidrogenase (LDH) dan isoenzimnya juga perlu diperiksa pada pasien yang datang terlambat berobat, karena kadarnya baru meningkat dan mencapai puncaknya pada 2-3 hari, jauh lebih lambat dibandingkan CK.8Pompa JantungWalaupun secara anatomi jantung adalah satu organ, sisi kanan dan kiri berfungsi sebagai dua pompa yang terpisah. Jantung dibagi menjadi separuh kanan dan kiri dan memiliki empat bilik (ruang), bilik bagian atas dan bawah di kedua belahannya. Bilik-bilik atas, atria (atrium, tunggal) menerima darah yang kembali ke jantung dan memindahkannnya ke bilik-bilik bawah, ventrikel, yang memompa darah dari jantung. Kedua belahan jantung dipisahkan oleh septum, suatu partisi otot kontinu yang mencegah pencampuran darah dari kedua sisi jantung. Pemisahan ini sangat penting, karena separuh kanan jantung menerima dan memompa darah beroksigen rendah sementara sisi kiri jantung menerima dan memompa darah beroksigen tinggi.Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik masuk ke atrium kanan melalui vena-vena besar yang dikenal sebagai vena cava. Darah yang masuk ke atrium kanan kembali dari jaringan tubuh yang telah diambilnya O2 nya dan ditambah CO2. Darah yang mengalami deoksigenasi parsial tersebut mengalir dari atrium kanan ke dalam ventrikel kanan yang memompanya ke luar melalui arteri pulmonalis ke paru. Dengan demikian, sisi kanan jantung memompa darah ke dalam sirkulasi paru. Di dalam paru, tetes darah tersebut kehilangan CO2 ekstranya dan menyerap O2 segar sebelum dikembalikan ke atrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah kaya oksigen yang kembali ke atrium kiri kemudian mengalir kedalam ventrikel kiri ini, bilik pompa yang mendorong darah ke semua sistem tubuh kecuali paru; jadi, sisi kiri jantung memompa darah ke dalam sirkulasi sistemik. Arteri besar yang membawa darah menjauhi ventrikel kiri adalah aorta. Aorta bercabang menjadi arteri besar untuk memperdarahi jaringan tubuh.Berbeda dengan sirkulasi pulmonalis, yang seluruh darahnya mengalir melalui paru, sirkulasi sistemik sebagai rangkaian jalur-jalur pararel. Sebagian darah yang dipompakan ke luar oleh ventrikel kiri menuju otot-otot, sebagian ke ginjal, sebagian ke otak, dan seterusnya, sehingga setiap bagian tubuh menerima darah yang kaya oksigen. Kemudian darah masuk ke dalam jaringan sistemik. Jaringan mengambil O2 dari darah dan menggunakannya untuk mengoksidasi zat-zat gizi untuk menghasilkan energi dalam prosesnya, sel-sel jaringan membentuk CO2 sebagai produk buangan yang ditambahkan ke darah. Darah secara parsial kekurangan O2, dan mengandung CO2 yang meningkat, kembali ke sisi kanan jantung. Kedua sisi jantung secara simultan memompa darah dalam jumlah yang sama. Volume darah beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi kanan jantung segera memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi kiri jantung. Sirkulasi paru adalah system yang memiliki tekanan dan resistensi yang rendah, sedangkan sirkulasi sistemik adalah system dengan tekanan dan resistensi yang tinggi. Oleh karena itu, walaupun sisi kiri dan kanan jantung memompa darah dalam jumlah yang sama, sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama ke dalam system dengan resistensi yang tinggi. Dengan demikian, otot jantung di sisi kiri jauh lebih tebal daripada otot di sisi kanan, sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat.7Siklus JantungJantung berdenyut secara otomatis, kita dapat memahami fisologi jantung dengan pemahaman siklus tunggal jantung, yaitu, semua peristiwa yang berkaitan dengan denyut jantung. Pada setiap siklus jantung, perubahan tekanan darah terjadi karena atrium dan ventrikel secara bergantian kontraksi dan relaksasi, dan darah mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke bertekanan rendah. Karena otot dinding ruang jantung berkontraksi, tekanan cairan di dalamnya bertambah. Dalam satu siklus normal jantung, dua atria kontraksi sedang dua ventrikel relaksasi. Kemudian, ketika kedua ventrikel kontrksi, dua atria relaksasi. Istilah sistole (kontraksi) mengacu pada fase kontraksi, fase relaksasi adalah diastole (dilatasi). Satu siklus jantung terdiri dari satu sistole dan diastole dari kedua atria ditambah satu sistole dan diastole kedua ventrikel. Siklus jantung orang dewasa yang sedang istirahat dapat dibagi menjadi tiga fase utama :a) Perioda Relaksasi.Pada akhir satu denyut jantung ketika ventrikel mulai relaksasi, keempat ruang jantung ada dalam keadaan diastole (dilatasi). Ini adalah awal dari perioda relaksasi. Repolarisasi serabut-serabut otot ventrikel mulai relaksasi. Karena ventrikel relaksasi, tekanan di dalam ruang jatuh, darah mulai mengalir balik dari arteri pulmonalis dan aorta ke ventrikel. Aliran darah ini mendorong balik katub semilunar, sehingga katub ini menutup. Akibat penutupannya katup semilunar menimbulkan benturan yang disebut dicrotic wave pada pangkal lengkung aorta. Dengan menutupnya katub semilunar, ada sedikit jarak waktu ketika volume darah ventrikel tidak berubah karena kedua katub semilunar dan atrio ventrikular menutup. Perioda ini disebut relaksasi isovolumetri. Karena ventrikel terus relaksasi, ruang di bagian dalam meluas, karena tekanan dengan cepat turun. Ketika tekanan ventrikel jatuh di bawah tekanan atria, katub atrioventrikular membuka, dan ventrikel mulai menutup kembali.b) Pengisian ventrikel.Pengisian utama ventrikel terjadi tepat setelah katup atrioventrikular membuka. Sepertiga pengisian waktu pengisian ventrikel dikenal sebagai periode pengisian cepat ventrikel. Sepertiga waktu kedua disebut diastasis, volumenya kecil. Sistole atria terjadi pada sepertiga terakhir dari perioda pengisian ventrikel. Pada akhir diastole ventrikel, ada kira-kira 130 ml darah dalam setiap ventrikel. Volume darah ini disebut volume akhir diastolik (end diastolic volume = EDV). Karena sistole atria hanya menyumbang 20 30% keseluruhan volume darah dalam ventrikel, kontraksi atria bukan kebutuan mutlak aliran darah pada laju normal jantung. Selama periode pengisian, katup atrioventrikular membuka dan katup semilunar menutup.c) Kontraksi ventrikel (sistole).Mendekati akhir sistol atria, impuls dari nodus SA masuk melalui nodus AV ke dalam ventrikel, yang menyebabkan ventrikel depolarisasi. Kemudian kontraksi ventrikel mulai, dan darah mendorong katup atrioventrikular menutup dengan kuat. Selama kira-kira 0,05 detik, keempat katup menutup lagi. Perioda ini disebut kkontraksi isvolumetri. Selama waktu ini serabut-serabut otot jantung kontraksi dengan kuat, tetrapi belum memendek karena ia sangat sukar menekan setiap cairan, termasuk darah. Kontraksi otot ini adalah isometri (sama panjang). Karena tidak ada jalur aliran bagi darah, volume ventrikel dipertahankan sama (iso volumetri). Karena kontraksi ventrikel berlanjut, tekanan dalam ruang jantung naik tajam. Tekanan ventrikel ini melebihi tekanan aorta ( 80 mmHg) dan tekanan ventrikel kanan naik di atas tekanan pada arteri pulmonalis (15 20 mmHg), kedua katub semilunar membuka, dan pengeluaran darah dari jantung mulai. Periode ini disebut pengeluaran ventrikel dan berlangsung selama 0,25 detik, sampai ventrikel melai relaksasi. Kemudian katup semilunar menutup dan periode relaksasi dimulai. Volume darah yang tetap tinggal dalam ventrikel setelah sistol disebut dengan volume akhir sistolik (end sistolic volume = ESV), 60 ml.7Pengaturan Curah JantungTubuh manusia memiliki berbagai mekanisme kontrol regulasi yang digunakan untuk meningkatkan suplai darah secara aktif ke jaringan yaitu dengan meningkatkan jumlah curah jantung. Pengaturan curah jantung bergantung pada hasil perkalian denyut jantung dengan volume sekuncup. Curah jantung orang dewasa adalah antara 4,5-8 liter per menit. Peningkatan curah jantung terjadi karena adanya peningkatan denyut jantung dan volume sekuncup. Curah jantung dapat meningkatkan dan menurun akibat dari daya gerak yang bekerja secara intrinsik dan ekstrinsik pada jantung yaitu dengan atau tanpa faktor eksternal. Pengaturan intrinsik curah jantung di tentukan oleh panjang serabut otot jantung. Pengaturan eksternal adalah efek dari rangsangan saraf pada jantung.6Pengaturan Intrinsik Curah JantungPanjang serabut jantung mempengaruhi tegangan yang dapat dihasilkan karena susunan anatomic protein kontraktil otot. Pada keadaan istirahat, serabut otot meregang kederajat yang lebih rendah dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan tegangan maksimal. Apabila serabut otot jantung diregangkan, lebih banyak jembatan silang miosin yang dapat mencapai sisi pengikatan aktin, menyebabkan pengayunan jembatan silang meningkat, sehingga meningkatkan tegangan jantung dan kontraktilitas jantung. Akibatnya, volume sekuncup dan curah jantung meningkat. Peningkatan peregangan pada myofibril terjadi jika pengisian jantung meningkat. Oleh karena itu, tegangan yang di hasilkan jantung proporsional dengan volume darah dalam jantung sesaat sebelum kontraksi ventrikel volume akhir diastolik. Karena respon ini, jantung memiliki kapasitas residu untuk memompa lebih kuat ketika volume darah yang mengalir meningkat. Sebagai contoh, saat olahraga dan kelebihan volume.7Karena peningkatan aliran balik vena akan meningkatkan volume akhir diastolik, hubungan panjang tegangan dengan jantung memastikan bahwa dalam kebanyakan kondisi, peningkatan aliran darah ke jantung akan sesuai dengan peningkatan volume darah yang keluar. Dengan demikian, volume akhir diastolik akan kembali normal dan biasanya respon ini terjadi dalam durasi yang singkat. Respon intrinsic jantung pada peregangan serabut ototnya sendiri di sebut hukum Starling pada jantung, setelah Frank Starling, menjabarkan hukum ini pertama kali. Hubungan panjang pada tegangan jantung normal dalam kondisi tanoa stimulasi kendali.9Pada kerusakan jantung , peregangan ventrikel yang berlebuhan tidak akan memperbaiki kontraksi, dan jantung tidak akan mampu untuk memompa keluar kelebihan darah. Oleh karena itu, kerusakan jantung akan berlajut dengan pengisian yang berlebihan dan akhirnya akan semakin meregang. Situasi ini merupakan karakeristik gagal jantung.Alasan kedua mengapa peregangan serabut otot jantung menentukan curah jantung adalah bahwa dengan meningkatnya aliran balik vena, dinding atrium kanan akan meregang ini menyebabkan kecepatan pelepasan potensial aksi nodus SA meningkat dan terjadinya peningkatan denyut jantung sampai 20%. Peningkatan kecepatan denyut jatung ini, yang disertai peningkatan volume sekuncup dapat secara drastic meningkatkan curah jantung. Akan tetapi, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, karena terjadi peningkatan volume diastolic akhir meningkatkan volume sekuncup, respons intrinsic terhadap kelebihan volume biasanya bersifat temporer atau sementara.Hukum Frank-Starling1.Semakin besar volume jantung saat fase diastolic, semakin besar jumlah darah yang dipompakan ke aorta.2.Dalam batas-batas fisiologis, jantung memomakan darah ke seluruh tubuh dan darah kembali ke jantung tanpa menyebabkan penumpukan di vena.3.Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali dari vena.Pengaturan Ektrinsik Curah JantungDenyut jantung dan volume sekuncup dipengaruhi oleh system saraf simpatis dan parasimpatis serta hormone-hormon dalam sirkulasi. Saraf simpatis menjalar dalam traktus saraf spinalis toraks ke nodus SA dan melepaskan neurotransmitter norepinefrin. Norepinefrin berikatan dengan reseptor spesifik yang disebut reseptor adrenergic B1 yang terdapat di sel nodus SA. Setelah berikatan, terjadi pengaktifan system sementara kedua yang terjadi peningkatan kecepatan pelepasan muatan nodus dan peningkatan denyut jantung. Kecepatan denyut jantung akan menurun apabila pengaktifan saraf simpatis dan pelepasan norepinefrin berkurang. Peningkatan atau penurunan kecepatan denyut jantung disebut efek kronotropik positif atau negative.Saraf simpatis juga mempersarafi sel diseluruh miokardium, menyebabkan peningkatan gaya dari setiap kontraksi pada setiap panjang serabut otot tertentu. Hal ini menyebabkan peningkatan pada volume sekuncup da disebut inotropik positif. Saraf parasimpatis menjalar ke nodus SA dan keseluruh jantung melalui saraf vagus. Saraf parasimpatis melepaskan neurotransmitter asetilkolin, yang memperlambat kecepatan depolarisasi nodus SA sehingga terjadi penurunan kecepatan denyut jantung suatu efek kronotropik negative. Perangsangan parasimpatis ke bagian miokardium lain tampaknya menurunkan kontraktilitas dan volume sekuncup, yang menghasilkan efek inotropik negative. Hormone yang mengatur curah jantung di medulla adrenal, merupakan perluasan system saraf simpatis. Pada perangsangan simpatis, medulla melepaskan norepinefrin dan epinefrin ke dalam sirkulasi. Hormon ini mencapai jantung dan menimbulkan respon kronotropik dan inotropik positif.7Vaskularisasi pada Ekstremitas SuperiorBahuPembuluh nadi terbesar dan terpenting di daerah bahu adalah A. axillaris. A. axillaris memiliki beberapa cabang yaitu, A. thoracalis suprema, A. thoracoacromialis, A. subscapularis, A. circumflexa humeri anterior, A. circumflexa humeri posterior.Jika terjadi penyumbatan pada A. axillaris di antara pangkal A. thoracalis lateralis dan A. subscapularis maka akan terbentuk peredaran darah kollateralis ke lengan melewati :a. A. thoracalis lateralis ke A.thoraco-dorsalis ke A. subscapularis.b. A. transversa scapulae dan A. transversa colli yang beranastomosis dengan A. circumflexa scapulae dan Aa. circumflexae humeri anterior dan posterior.Vena terpenting adalah V. axillaris yang terbentuk oleh persatu Vv. brachiales. Lanjutan V. axillaris kranialis dari clavicula disebut V. subclavia. Pada umumnya cabang A. axillaris, diikuti oleh dua pembuluh balik yang disebut sesuai dengan pembuluh nadi yang diikutinya. Pembuluh balik dangka yaitu, V. cephalica dan V. basilica.Lengan AtasLanjutan A. axillaris mulai dari sisi kaudalis M. pectoralis major terkenal sebagai A. brachialis. Cabang-cabang A. brachialis adalah A. profunda brachii, A. collateralis ulnaris superior, A. collateralis ulnaris inferior.Pembuluh balik lengan atas dapat digolongkan menjadi : Pembuluh balik dangkal, yaitu: V. basilica V. cephalica Pembuluh-pembuluh balik dalam: Vv. brachiales yang kemudian bersatu menjadi V. axillaris.V. basilica berjalan ke arah proximalis di sulcus bicipitalis medialis dan bermuara ke dalam V. brachialis yang terletak ulnaris kira-kira di pertengahan lengan atas.V. cephalica terletak di sulcus bicipitalis lateralis, lalu berjalan di sulcus deltoideopectoralis dan bermuara ke dalam V. axillaris setelah menembus fascia pectoralis superficialis dan fascia coracocleido pectoralis di daerah trigonum Mohrenheim.SikuCabang-cabang dari A. brachialis adalah A. radialis, A. ulnaris, A. recurrens ulnaris, dan A. interossea communis. A. radialis dipercabangkan di lekuk siku, lalu menuju ke arah distalis dalam sulcus antebrachii radialis. A. recurrens ulnaris mengikuti M. pronator teres ke arah proximalis dan mengadakan anastomosis dengan Aa. collateralis brachii ulnares superior et inferior. A. interossea communis bercabang menjadi A. interossea dorsalis dan A. interossea volaris cabang yang dorsalis menembus membrana interossea. A. ulnaris berjalan ke arah ulnaris dan distalis di bawah M. pronator teres setelah mana pembuluh ini terletak antara M. flexor digitorum profundus dan M. flexor digitorum sublimis.Pembuluh-pembuluh balik yang terletak di jaringan subkutan, yakni pembuluh-pembuluh balik dangkal, berasal dari rete venosum dorsalis manus. Dari reete inni 3 vena yang masing-masing dapat diketemukan pada sisi ulnaris, sisi radialis dan di pertengahan permukaan volaris lengan bawah dan masing-masing terkenal sebagai V. basilica, V. cephalica, dan V. mediana antebrachii.Lengan BawahDi jaringan lemak subkutan dapat diketemukan V. mediana antebrachii, V. basilica, dan V. cephalica. Vena basilica dan cephalica berasal dari dorsum manus. Sedikit proximalis dari pergelangan tangan masing-masing pembuluh balik membelok ke permukaan volaris lengan bawah menuju ke arah proximalis.TanganA. radialis dan A. ulnaris di vola manus membentuk 2 lengkung yang terkenal sebagai arcus volaris superficialis dan arcus volaris profundus. Arcus volaris superficialis dibentuk oleh ramus volaris superficialis A. radialis dan A. ulnarism setelah A. ulnaris mempercabangkan ramus carpeus dorsalis dan ramus profundus, dari lengkung ini dipercabangkan 3 Aa. digitalis volaris communis. Tiap A. digitalis volaris communis bercabang menjadi 2 Aa. digitalis volaris propriae.Arcus volares profundus dibentuk oleh ramus profundus A. ulnaris dan A. radialis, setelah A. radialis mempercabangkan ramus volares superficialis, ramus carpeus dorsalis untuk rete carpi dorsale, Aa. metacarpeae dorsales dan lalu menembus spatium interosseum I untuk tiba di vola manus. Cabang-cabang arcus volaris profundus adalah Aa. metacarpeae volares. Dari cabang-cabang ini dipercabangkan rami perforantes.Vena pada umumnya mengikuti pembuluh-pembuluh nadi. Di dorsum manus terdapat rete venosum dorsale manus yang menampung darah dari Vv. metacarpeae dorsales dan menyalurkan darahnya melewati V. cephalica dan V. basilica.1

Pengaturan Kerja JantungMengatur kerja jantung sesuai kebutuhan dilakukan melalui pengaturan intrinsik dan ekstrinsik.Pengaturan Intrinsik Pompa Jantung-Hukum StarlingKemampuan intrinsik jantung untuk beradaptasi terhadap volume yang meningkat akibat aliran masuk darah disebut sebagai mekanisme Frank Starling dari jantung. Secara mendasar, mekanisme Frank Starling berarti semakin besar otot jantung diregangkan selama pengisian, semakin besar kekuatan kontraksi dan semakin besar pula jumlah darah yang dipompa ke dalam aorta. Atau dinyatakan dengan jantung akan memompa semua darah yang kembali ke jantung melalui vena.Tekanan diastolik akhir (end diastolic pressure/ EDP) ventrikel kanan bergantung pada besar tekanan vena sentral (central venous pressure/CVP). EDP ventrikel kiri bergantung pada tekanan pulmonalis. EDP dan compliance (kemampuan regang) dinding ventrikel menentukan volume akhir diastolik (end diastolic volume/EDV). Ventrikel yang kaku, misalnya akibat iskemia, tidak akan mengembang segera dan akan memiliki EDV yang lebih kecil untuk berapa pun nilai EDP. Jika EDV meningkat, kekuatan kontraksi yang terjadi selama sistolik berikutnya juga meningkat, sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup (stroke volume). Hal ini disebut dengan hubungan Frank Starling dan grafik yang menggambarkan hubungan volume sekuncup dan EDP disebut kurva Starling atau fungsi ventrikel. Kekuatan kontraksi sesungguhnya berhubungan dengan derajat peregangan otot jantung dan hukum starling tentang jantung.Konsekuensi terpenting hukum Starling adalah bahwa volume sekuncup ventrikel kiri dan kanan adalah sama. Jika keluaran ventrikel kanan lebih besar daripada ventrikel kiri, darah akan terakumulasi di paru, sehingga tekanan darah pulmonalis akan meningkat dan cairan akan terdorong ke dalam interstitium dan alveoli paru (edema paru). Pada keadaan normal, ini tidak akan terjadi karena setiap peningkatan tekanan darah pulmonalis akan meningkatkan tekanan darah pengisian dan kemudian meningkatkan EDV ventrikel kiri. Volume sekuncup ventrikel kiri kemudian akan meningkat sesuai hukum Starling sampai jumlahnya menyamai kembali keluaran ventrikel kanan, sampai suatu titik dimana tekanan darah pulmonal tidak meningkat lagi dan tercapailah kesetimbangan baru. Hukum Starling juga berkontribusi pada peningkatan curah jatung saat olah raga dimana CVP dapat meningkat.10Pengaturan ekstrinsikPengaturan ekstrinsik merupakan faktor yang datang dari luar, seperti faktor saraf dan zat kimia dalam darah. Pengaturan ini disebut mekanisme homometrik karena volume yang dihasilkan akan tetap. Pengaturan ini juga tidak bergantung pada panjang serat otot. Contoh-contoh zat kimia dalam darah yang mempengaruhi curah jantung ialah epinefrin, digitalis, tiroksin (menggiatkan), asetilkolin (efek parasimpatis), dan barbiturat (menghambat).11III. KesimpulanJantung adalah sebuah komponen terpenting dalam tubuh manusia. Hal ini dikarenakan jantung berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh yang membawa nutrisi dan oksigen bagi tubuh. Jantung memiliki kelistrikan di dalamnya, dan kelistrikan ini berhubungan dengan kerja jantung kita. Jika terjadi kesalahan pada kelistrikan jantung, maka kerja jantung kita juga akan terjadi kesalahan. Peranan enzim juga sangat berpengaruh pada kerja jantung kita. Jantung kita tidak pernah berhenti bekerja walaupun kita dalam keadaan istirahat atau tidur. Jadi, hipotesis diterima. Nyeri dada yang menjalar ke punggung dan lengan kiri dapat disebabkan akibat adanya gangguan struktur dan/atau mekanisme kerja jantung.IV. Daftar Pustaka1. Winami W, Kindangen K, Listiawati E. Buku ajar anatomi : sistem kardiovaskular 1. Jakarta: Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2013.h.14-7, 36-48.2. Muttaqin A. Pengantar asuhan keperawatan dengan gangguan sistem kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika; 2009.h.2.3. Faiz O, Moffat D. At a glance series anatomi. Jakarta: Erlangga; 2004.h.15-21.4. Snell, R S. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit buku kedokteran. EGC; 2006.h.101-12.5. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. 10th ed. Jakarta: EGC; 2007. p. 368.6. Pearce EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramedia; 2009.h.151-3.7. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed.6. Jakarta: EGC; 2011.h.327-55.8. Marks DB. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC; 2000.h.121,316.9. Gibson J. Fisiologi dan Anatomi Modern. Jakarta: EGC;2003.h.107-9.10. Watson, R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat, edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2002.h.36-43.11. Guyton, AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.2008.h.114-8.

20