mengukur volume respirasi dan kapasitas paru-paru pada manusia.docx

34
HALAMAN JUDUL LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM IPA DASAR MENGUKUR VOLUME RESPIRASI DAN KAPASITAS PARU-PARU PADA MANUSIA Disusun oleh Kelompok VIII: Wahyu Marliyani (13312241005) Titik Wulandari (13312241017) Duwi Katon Rahayu (13312241021) Ema Nurkhasanah (13312241022) Kelas: A PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

Upload: wahyu-marliyani

Post on 07-Feb-2016

722 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM IPA DASAR

MENGUKUR VOLUME RESPIRASI DAN KAPASITAS

PARU-PARU PADA MANUSIA

Disusun oleh Kelompok VIII:

Wahyu Marliyani (13312241005)

Titik Wulandari (13312241017)

Duwi Katon Rahayu (13312241021)

Ema Nurkhasanah (13312241022)

Kelas: A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2013

Page 2: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTIKUM IPA DASAR

MENGUKUR VOLUME RESPIRASI DAN KAPASITAS PARU-PARU

PADA MANUSIA

Oleh

Kelompok VIII

Yogyakarta, 20 November 2013

Anggota

No. Nama NIM

1. Wahyu Marliyani 13312241005

2. Titik Wulandari 13312241017

3. Duwi Katon Rahayu 13312241021

4. Ema Nurkhasanah 13312241022

diserahkan pada tanggal................................................................jam.....................

Mengetahui

Asisten

( )

Page 3: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur praktikan panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan hidayah-Nya sehingga laporan ini dapat praktikan selesaikan, sebagai pelengkap

pratikum metode ilmiah yang telah di laksanakan.

Praktikan mengucapkan terimakasih kepada Ibu Maryati, M.Pd selaku dosen

Praktikum IPA Dasar dan berbagai pihak yang telah membimbing praktikan menyusun

laporan karya ilmiah ini. Dan berbagai sumber yang telah praktikan pakai sebagai data dan

fakta pada karya tulis ini.

Praktikan menyadari bahwa praktikan hanyalah manusia yang mempunyai

keterbatasan dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada suatu pekerjaan yang dapat

diselesaikan dengan sangat sempurna. Begitu pula dengan laporan ini. Tidak semua hal dapat

praktikan deskripsikan dengan sempurna dalam laporan ini. Praktikan sudah berusaha

semaksimal mungkin dengan keterbatasan kemampuan yang praktikan miliki. Maka dari itu,

praktikan bersedia menerima kritik dan saran sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki

karya tulis praktikan dimasa datang.

Akhir kata praktikan mengucapkan selamat membaca semoga laporan ini dapat

bermanfaat dan dapat memberi wawasan luas bagi anda.

Yogyakarta, November 2013

Penyusun

Page 4: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI....................................................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang........................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1

C. Tujuan Percobaan...................................................................................................................2

D. Manfaat Percobaan.................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................3

A. Kajian Teori (Dasar Teori).....................................................................................................3

B. Rumusan Hipotesis..................................................................................................................7

BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................................................8

A. Tempat dan Waktu Praktikum..............................................................................................8

B. Variabel....................................................................................................................................8

C. Alat dan Bahan........................................................................................................................8

D. Skema Alat...............................................................................................................................8

E. Langkah Kerja.........................................................................................................................9

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN.............................................................................................10

A. Tabel Pengamatan.................................................................................................................10

B. Analisis Data..........................................................................................................................10

C. Pembahasan...........................................................................................................................13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.............................................................................................16

A. Kesimpulan............................................................................................................................16

B. Saran.......................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................17

LAMPIRAN.......................................................................................................................................18

Page 5: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pernafasan adalah kegiatan terpenting dalam kehidupan manusia. Proses ini dapat

berlangsung dalam berbagai macam keadaan dan dalam kondisi apapun. Dalam banyak

keadaan, oksigen dapat diatur menurut keperluan, bergantung pada aktivitas yang dilakukan.

Semua orang sangat tergantung pada oksigen demi keberlangsungan hidupnya, jika paru-paru

tidak memperoleh oksigen selama lebih dari empat menit maka akan mengakibatkan

kerusakan pada otak yang tidak dapat diperbaiki dan dapat mengakibatkan seseorang

meninggal dunia. Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna merah pada

darah akan hilang dan menjadi kebiru-biruan, bibir, telinga, lengan, dan kaki seseorang yang

kekurangan oksigen akan menjadi biru pula. Oleh sebab itu, mengukur volume paru-paru

sangat penting untuk mengetahui ada tidaknya gangguan pada system pernapasan. Volume

paru yang dapat diukur terdiri atas volume tidal yang besarnya berkisar 500 ml pada laki-laki

dewasa, volume cadangan inspirasi, volume cadangan ekspirasi, dan volume residu. Setiap

orang memiliki volume paru yang berbeda-beda. Hal tersebut diakibatkan oleh beberapa

factor, antara lain usia, jenis kelamin, berat badan, dan tinggi badan serta aktivitas seseorang.

Volume paru juga dapat dikombonasikan untuk menguraikan peristiwa dalam siklus

paru. Salah satunya adalah kapasitas vital paru-paru. Kapasitas vital sama dengan volume

cadangan inspirasi ditambah volume tidal dan volume cadangan ekspirasi. Atau dengan kata

lain, kapasitas vital adalah udara yang masuk dan keluar pada saat tubuh melakukan inspirasi

dan ekspirasi sekuat-kuatnya dan banyaknya sekitar 3,5 liter. Kapasitas vital paru dapat dapat

diukur dengan menggunakan alat yang disebut spirometer. Spirometer ditemukan oleh John

Hutchinson

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah :

1. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap volume udara

tidal pernapasan pada manusia?

2. Bagaimana hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap kapasitas vital

paru-paru pada manusia?

Page 6: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

C. Tujuan Percobaan

Tujuan pada percobaan ini adalah :

1. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap volume

udara tidal pernapasan pada manusia.

2. Mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap kapasitas

vital paru-paru pada manusia.

D. Manfaat Percobaan

Manfaat percobaan pengamatan ini adalah :

1. Memberikan pengetahuan mengenai volume tidal dan kapasitas vital paru-paru pada

manusia.

2. Memberikan pengetahuan mengenai hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat

badan terhadap volume udara tidal dan kapasitas vital paru-paru.

Page 7: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori (Dasar Teori)

Pernapasan  merupakan proses pertukaran gas yang berasal dari makhluk hidup yang

berasal dari makhluk hidup dengan gas yang ada di lingkungannya. Sedangkan proses

perombakan bahan makanan menggunakan oksigen sehingga diperoleh energi dan gas sisa

pembakaran karbondioksida (CO2) disebut respirasi. Proses respirasi yang menggunakan

oksigen disebut juga respirasi aerob sedangkan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen

disebut respirasi anaerob (Rahmat, 2007: 189).

Respirasi merupakan proses penguraian senyawa organik kompleks menjadi senyawa-

senyawa yang sederhana. Sebagian besar proses respirasi berlangsung didalam mitokondria.

Adapun sebagian proses yang lain berlangsung dalam sitosol (Dartius,1999:29).

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas maka pernapasan dibedakan menjadi 2

jenis, yaitu pernapasan luar dan pernapasan dalam. Pernapasan luar adalah pertukaran udara

yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan

dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh

(Yatim, 1990: 170).

Peran sistem respirasi adalah untuk mengelola pertukaran oksigen dan karbondioksida

antara udara dan darah. Untuk melakukan pertukaran gas, sistem kardiovaskular dan sistem

respirasi harus bekerja sama. Sistem kardiovaskular  bertanggung jawab untuk perfusi darah

melalui paru-paru sedangkan sistem pernapasan melakukan dua fungsi terpisah yaitu ventilasi

dan respirasi (Handoko, 2001: 30).

Sistem pernapasan manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan

mekanisme pernapasan. Urutan saluran pernapasan adalah sebagai berikut:

a. Rongga Hidung (Cavum Nasalis)

Udara dari luar akan masuk lewat rongga hidung (cavum nasalis).Rongga hidung

berlapis selaput lendir, di dalamnya terdapat kelenjar minyak (kelenjar sebasea) dan kelenjar

keringat (kelenjar sudorifera).Selaput lendir berfungsi menangkap benda asing yang masuk

lewat saluran pernapasan. Selain itu, terdapat juga rambut pendek dan tebal yang berfungsi

menyaring partikel kotoran yang masuk bersama udara. Juga terdapat konka yang mempunyai

banyak kapiler darah yang berfungsi menghangatkan udara yang masuk.

b. Tenggorokan (Faring)

Page 8: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,

yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan

(orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat tekak

(laring) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akan

menyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara.

Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan

karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita

akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan

sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

c. Tenggorokan (Trakea)

Tenggorokan berupa pipa yang panjangnya ± 10 cm, terletak sebagian di leher dan

sebagian di rongga dada (torak). Dinding tenggorokan tipis dan kaku, dikelilingi oleh cincin

tulang rawan, dan pada bagian dalam rongga bersilia.Silia-silia ini berfungsi menyaring

benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.

d. Cabang-cabang Tenggorokan (Bronkus)

Tenggorokan (trakea) bercabang menjadi dua bagian, yaitu bronkus kanan dan

bronkus kiri. Struktur lapisan mukosa bronkus sama dengan trakea, hanya tulang rawan

bronkus bentuknya tidak teratur dan pada bagian bronkus yang lebih besar cincin tulang

rawannya melingkari lumen dengan sempurna. Bronkus bercabang-cabang lagi menjadi

bronkiolus.

e. Paru-paru (Pulmo)

Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh

otot dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada

dua bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri

(pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,

disebut pleura.Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura

dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan

dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis).

Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat rongga berisi cairan pleura yang

berfungsi sebagai pelumas paru-paru. Cairan pleura berasal dari plasma darah yang masuk

secara eksudasi. Dinding rongga pleura bersifat permeabel terhadap air dan zat-zat lain.

Paru-paru tersusun oleh bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Paru-paru

berstruktur seperti spon yang elastis dengan daerah permukaan dalam yang sangat lebar untuk

pertukaran gas.

Page 9: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

f. Bronkiolus

Bronkiolus tidak mempunyai tulang rawan, tetapi rongganya masih mempunyai silia

dan di bagian ujung mempunyai epitelium berbentuk kubus bersilia.Pada bagian distal

kemungkinan tidak bersilia.Bronkiolus berakhir pada gugus kantung udara (alveolus).

g. Alveolus

Cabang bronkiolus yang paling kecil masuk ke dalam gelembung paru-paru yang

disebut alveolus. Dinding alveolus mengandung banyak kapiler darah.melalui kapiler darah

oksigen yang berada dalam alveolus berdifusi masuk ke dalam darah (Kurnia. 2008:67).

Menurut tempat terjadinya pertukaran gas pernapasan dapat dibedakan atas 2 jenis, yaitu

pernapasan luar dan pernapasan dalam:

Pernapasan luar (ekspirasi) adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam

alveolus dengan darah dalam kapiler, sedangkan pernapasan dalam (inspirasi) adalah

pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan sel-sel tubuh. Masuk keluarnya

udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga dada dengan

tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar maka udara akan

masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka udara akan keluar

(Kurnia. 2008:67).

Pada mekanisme pernapasan, organ-organ pernapasan terlibat dalam pemasukkan

udara (inspirasi) dan pengeluaran udara (ekspirasi). Sehingga mekanisme pernapasan

dibedakan atas dua macam, yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.Pernapasan dada dan

perut terjadi secara bersamaan (Agiel. 2010:95).

1. Pernapasan Dada

Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk.

Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Fase inspirasi. Fase ini berupa berkontraksinya otot antartulang rusuk sehingga

rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil

daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.

b. Fase ekspirasi. Fase ini merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang

rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada

menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar

daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida

keluar (Agiel. 2010).

2. Pernapasan Perut

Page 10: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan aktifitas

otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Mekanisme pernapasan

perut dapat dibedakan menjadi dua tahap yakni sebagai berikut.

a. Fase Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma

mendatar, akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga

udara luar masuk.

b. Fase Ekspirasi. Fase ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma

(kembali ke posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan

tekanan menjadi lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru (Agiel. 2010).

Dalam keadaan normal, volume udara paru-paru manusia mencapai 4500 cc. Udara

ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Walaupun demikian, kapasitas

vital udara yang digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc

merupakan sisa udara yang tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru

sebagai residu atau udara sisa. Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat

dikeluarkan seseorang setelah mengisi paru-parunya secara maksimum. Dalam keadaaan

normal, kegiatan inspirasi dan ekpirasi atau menghirup dan menghembuskan udara dalam

bernapas hanya menggunakan sekitar 500 cc volume udara pernapasan (kapasitas tidal = ±

500 cc). Kapasitas tidal adalah jumlah udara yang keluar masuk pare-paru pada pernapasan

normal. Dalam keadaan luar biasa, inspirasi maupun ekspirasi dalam menggunakan sekitar

1500 cc udara pernapasan (expiratory reserve volume = inspiratory reserve volume = 1500

cc) (Agiel. 2010:125).

Faktor yang mempengaruhi kecepatan frekuensi pernapasan adalah:

1. Umur

Untuk mengetahui pengaruh umur terhadap frekuensi kita dapat membandingkan

pernapasan antara orang tua dengan anak-anak. Anak-anak frekuensi pernapasannya yang

lebih banyak karena anak-anak masih dalam usia pertumbuhan sehingga memerlukan banyak

energy oleh sebab itu kebutuhannya akan oksigen juga lebih banyak dari pada orang tua 

2. Jenis kelamin

Frekuensi pernapasan laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-

laki membutuhkan banyak energi untuk beraktifitas, berarti semakin banyak pula

oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karna lelaki umumnya beraktifitas lebih

banyak dari pada perempouan

3. Suhu tubuh

Page 11: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Kebutuhan energi dengan suhu tubuh berbanding lurus. Artinya semakin tinggi suhu

tubuh maka kebutuhan energy semakin banyak pula sehiingga kebutuhan oksigen semakin

banyak.

4. Posisi tubuh

Posisi tubuh seseorang akan berpengaruh terhadap kebutuhan energinya orang yang

berdiri lebih banyak frekuensi pengambilan oksigen karena otot yang berkontraksi lebih

banyak sehingga memerlukan energi yang lebih banyak pula

5. Kegiatan tubuh

Orang yang melakukakan aktifitas kerja membutuhkan energy berarti semakin berat

kerja nya maka semakin banyak kebutuhan energinya sehingga frekuensi pernapasannya

semakin cepat

B. Rumusan Hipotesis

Hipotesis pada percobaan ini adalah :

1. Jika jenis kelamin, usia, dan berat badan berbeda, maka volume udara tidal pernapasan

pada manusia akan berbeda pula.

2. Jika jenis kelamin, usia, dan berat badan berbeda, maka kapasitas vital paru-paru pada

manusia akan berbeda pula.

Page 12: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Praktikum

1. Tempat : Kost Duwi Katon Rahayu

2. Hari, Tanggal : Jumat, 22 November 2013

3. Jam : 12.30 – 14.00

.

B. Variabel

1. Variable bebas: jenis kelamin, usia, dan berat badan

2. Variable terikat: volum udara tidal dan kapasitas vital paru-paru pada manusia.

3. Variable kontrol: kapasitas total paru-paru.

C. Alat dan Bahan

1. Ember

2. Selang

3. Botol mineral bekas 1500 ml

4. Gayung

5. Penggaris

6. Alat

7. Alat tulis

D. Skema Alat

Page 13: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

E. Langkah Kerja

Memasukkan data yang didapat kedalam tabel.

Setelah terukur kemudian praktikan mengisi botol lagi dengan air sampai penuh dan mengulangi percobaan hingga 4 kali dengan perlakuan yang berbeda.

Kemudian mengukur menggunakan penggaris saat gelembung pada botol yang ditiupkan oleh praktikan berhenti pertama kali.

Kemudian praktikan mulai menghirup nafas dan menghembuskannya melalui selang tadi.

Membuka tutup botol yang telah masuk dalam ember dan memasukkan selang secara pelan-pelan.

Memasukkannya dalam ember yang berisi air dan mengusahakan agar volume air tidak berkurang dari botol (tetap penuh)

Menutup botol kemudian Membalik botol yang telah berisi air.

Mengisi ember dengan air sekitar 2.5 liter dan mengisi botol dengan air sampai penuh.

Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan (ember plastik,botol,selang,gayung,penggaris dan air)

Page 14: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tabel Pengamatan

Naracoba

I II III IV V VI

Nama

Taufik

Mailana

Fatoni

Erwan

Aditya

Duwi

Katon

Rahayu

Duwi

HaryantoSarjiyem

Wahyu

Marliyani

Jenis Kelamin Laki-laki Laki-laki Perempuan Laki-laki Perempuan Perempuan

Usia (Tahun) 18 18 18,5 22 51 19

Tinggi Badan

(cm)155 167 148 162 162 159

Berat Badan

(kg)74 60 40 48 45 52

Kapasitas

Tidal (mL)587,20 531,27 307,58 503,31 223,69 335,54

Kapasitas

Inspirasi (mL)1174,39 1184,70 1006,62 1062,54 894,77 1062,54

Kapasitas

Ekspirasi (mL)1230,31 1230,31 1062,54 1174,39 1006,62 1118,47

Kapasitas Vital

(mL)2404,70 2348,78 2069,16 2236,93 1901,69 2181,01

Kapasitas

Total (mL)3991,90 3880,05 3376,74 3740,24 3125,38 3516,55

B. Analisis Data

1. Naracoba I

Diketahui:

Kapasitas tidal : 587,20 mL

Kapasitas inspirasi : 1174,39 mL

Kapasitas ekspirasi : 1230,31 mL

Kapasitas residu : 1000 mL

Page 15: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Kapasitas vital : Kapasitas inspirasi + kapasitas ekspirasi = 2404,70 mL

Kapasitas total : Kapasitas vital + kapasitas tidal + kapasitas residu = 3991,90 mL

2. Naracoba II

Diketahui:

Kapasitas tidal : 531,27 mL

Kapasitas inspirasi : 1184,70 mL

Kapasitas ekspirasi : 1230,31 mL

Kapasitas residu : 1000 mL

Kapasitas vital : Kapasitas inspirasi + kapasitas ekspirasi = 2348,78 mL

Kapasitas total : Kapasitas vital + kapasitas tidal + kapasitas residu = 3880,05 mL

3. Naracoba III

Diketahui:

Kapasitas tidal : 307,58 mL

Kapasitas inspirasi : 1006,62 mL

Kapasitas ekspirasi : 1062,54 mL

Kapasitas residu : 1000 mL

Kapasitas vital : Kapasitas inspirasi + kapasitas ekspirasi = 2069,16 mL

Kapasitas total : Kapasitas vital + kapasitas tidal + kapasitas residu = 3376,74 mL

4. Naracoba IV

Diketahui:

Kapasitas tidal : 503,31 mL

Kapasitas inspirasi : 1062,54 mL

Kapasitas ekspirasi : 1174,39 mL

Kapasitas residu : 1000 mL

Kapasitas vital : Kapasitas inspirasi + kapasitas ekspirasi = 2236,93 mL

Kapasitas total : Kapasitas vital + kapasitas tidal + kapasitas residu = 3740,24 mL

5. Naracoba V

Diketahui:

Kapasitas tidal : 223,69 mL

Kapasitas inspirasi : 894,77 mL

Kapasitas ekspirasi : 1006,62 mL

Kapasitas residu : 1000 mL

Kapasitas vital : Kapasitas inspirasi + kapasitas ekspirasi = 1901,69 mL

Kapasitas total : Kapasitas vital + kapasitas tidal + kapasitas residu = 3125,38 mL

Page 16: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

6. Naracoba VI

Diketahui:

Kapasitas tidal : 335,54 mL

Kapasitas inspirasi : 1062,54 mL

Kapasitas ekspirasi : 1118,47 mL

Kapasitas residu : 1000 mL

Kapasitas vital : Kapasitas inspirasi + kapasitas ekspirasi = 2181,01 mL

Kapasitas total : Kapasitas vital + kapasitas tidal + kapasitas residu = 3516,55 mL

Berdasarkan jenis kelamin dan usia maka dapat dituliskan dalam bentuk tabel sebagai

berikut:

1) Laki-laki

Naracoba Kapasitas tidal (mL) Kapasitas vital (mL)

I (18 tahun) 587,20 2404,70

II (18 tahun) 531,27 2348,78

IV (22 tahun) 503,31 2236,93

2) Perempuan

Naracoba Kapasitas tidal (mL) Kapasitas vital (mL)

VI (19 tahun) 335, 54 2181,01

III (18,5 tahun) 307,58 2069,16

V (52 tahun) 223,69 1901,69

Berdasarkan jenis kelamin dan berat badan maka dapat dituliskan dalam bentuk tabel

sebagai berikut:

1) Laki-laki

Naracoba Kapasitas tidal (mL) Kapasitas vital (mL)

I (74 kg) 587,20 2404,70

II (60 kg) 531,27 2348,78

IV (45 kg) 503,31 2236,93

2) Perempuan

Page 17: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Naracoba Kapasitas tidal (mL) Kapasitas vital (mL)

VI (52 kg) 335, 54 2181,01

III (40 kg) 307,58 2069,16

V (45 kg) 223,69 1901,69

C. Pembahasan

Dalam percobaan yang berjudul “Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-

paru pada Manusia” yang telah dilakukan pada hari Jumat tanggal 22 November 2013 pukul

12.30 – sampai 14.00 WIB di Kost Duwi Katon Rahayu yang memiliki tujuan agar setelah

melakuakan praktikum mahasiswa dapat mengetahui hubungan antara jenis kelamin, usia,

dan berat badan terhadap volume udara tidal pernapasan pada manusia. Mengetahui

hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap kapasitas vital paru-paru pada

manusia.

Adapun alat dan bahan yang digunakan praktikan dalam percobaan ini adalah ember, selang,

botol mineral bekas 1500 ml, gayung penggaris, alat tulis.

Berdasarkan alat dan bahan yang ada, praktikan dapat melakukan langkah demi

langkah percobaan ini. Langkah pertama yang dilakukan praktikan yaitu menyiapkan alat dan

bahan yang diperlukan seperti ember plastik, botol, selang, gayung, penggaris dan air. Setelah

itu mengisi ember dengan air sekitar 2.5 liter dan mengisi botol dengan air sampai penuh.

Langkah berikutnya yang dilakukan yaitu menutup botol kemudian membalik botol yang

telah berisi air dan memasukkannya dalam ember yang berisi air (mengusahakan agar volume

air tidak berkurang dari botol atau tetap penuh). Membuka tutup botol yang telah masuk

dalam ember dan memasukkan selang secara pelan-pelan kemudian praktikan mulai

menghirup nafas dan menghembuskannya melalui selang tadi. Selanjutnya mengukur

menggunakan penggaris saat gelembung pada botol yang ditiupkan oleh praktikan berhenti

pertama kali. Setelah terukur kemudian praktikan mengisi botol lagi dengan air sampai penuh

dan mengulangi percobaan hingga 4 kali dengan perlakuan yang berbeda. Perlakuan pada

percobaan ini yang pertama adalah menghirup dan menghembuskan nafas secara biasa,

perlakuan yang kedua menghirup sekuat-kuatnya dan menghembuskan secara biasa, ketiga

menghirup nafas biasa dan menghembuskan sekuat-kuatnya, keempat menghirup dan

menghembuskan nafas sekuat-kuatnya. Dari perlakuan yang berbeda ini nantinya akan

memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang berpengaruh pada kapasitas paru-

parunya.

Page 18: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

            Kapasitas vital paru-paru merupakan yaitu volume udara yang dapat dikeluarkan

semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga. Kapasitas vital

paru-paru adalah jumlah dari volume tidal + volume cadangan inspirasi + volume cadangan

ekspirasi.

            Naracoba yang diukur kapasitas vital paru-parunya terdiri dari mahasiswa dan orang

yang sudah bekerja (lebih tua) dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan dengan usia,

tinggi badan,dan berat badan yang berbeda. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah

dilakukan dengan jenis kelamin, umur, berat bedan dan tinggi badan yang berbeda setiap

naracoba memiliki kapasitas vital paru-paru yang berbeda pula. Dengan demikian faktor-

faktor tersebut berpengaruh pada kapasitas  paru-paru seseorang.

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan praktikan maka dapat dikaitkan dengan

faktor-faktor yang mempengaruhi kapasitas total paru-paru yang dinyatakan sebagai berikut:

1. Usia

Volume paru-paru sejak masa anak-anak terus meningkat sesuai dengan bertambahnya usia

dan perkembangan tubuh .Volume paru ini mencapai nilai maksimal pada usia antara 19-21

tahun. Sampai masa pubertas, daya tahan kardiorespirasi anak perempuan dan anak laki-laki

tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai daya tahan kardiorespirasi pada wanita lebih

rendah. Umumnya makin bertambah umur seseorang akan makin rendah frekuensi

pernapasannya. Setelah itu, fungsinya akan menurun

Terlihat pada hasil praktikum di atas, diketahui bahwa semakin bertambahnya umur

(semakin tua) maka frekuensi pernapasan semakin kecil. Frekuensi pernapasan pada orang

yang lebih muda (masih dalam usia pertumbuhan) akan lebih banyak. Hal ini terjadi karena

orang yang usianya lebih muda memerlukan banyak energi oleh sebab itu kebutuhannya akan

oksigen juga lebih banyak dari pada orang tua. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat

dibandingkan antara naracoba V (51 tahun) dan naracoba III (18,5 tahun). Kapasitas tidal dan

vital yang diperoleh lebih banyak pada Duwi Katon Rahayu. Hal ini membuktikan bahwa

usia berpengaruh terhadap kapasitas dan frekuensi pernapasan.

Seiring pertambahan umur, kapasitas paru-paru akan menurun. Kapasitas paru orang

berumur 30 tahun ke atas rata-rata 3.000 ml sampai 3.500 ml, dan pada mereka yang berusia

50-an tentu kurang dari 3.000 ml. Kapasitas paru-paru yang sehat pada laki-laki dewasa bisa

mencapai 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4,5 sampai 5 liter udara.

2. Berat Badan

Di samping itu, terlihat pada hasil praktikum di atas, diketahui bahwa terdapat

hubungan yang cukup kuat dalam faktor berat badan dengan kapasitas paru seseorang. Hal

Page 19: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

tersebut ditunjukkan, pada naracoba dengan berat badan 40 kg (naracoba III) memiliki

kapasitas paru-paru yang lebih besar dibandingkan dengan naracoba dengan berat badan 52

kg (naracoba VI).

Peristiwa tersebut kemungkinan disebabkan oleh lebih banyaknya massa jaringan

lemak yang tertimbun pada otot-otot tubuh termasuk otot diafragma naracoba 2 dibandingkan

dengan naracoba 1, dimana jaringan lemak itu dapat memberikan beban tambahan pada

dinding thorax dan abdomen sehingga mengakibatkan peregangan pada otot diafragma dan

kesulitan rongga dada dan paru untuk berkembang yang memungkinkan udara yang terhirup

tidak terlalu banyak ketika proses inspirasi karena tekanan udara dalam paru-paru cukup

besar dibandingkan tekanan udara luar atau keterbatasan gerakan pernapasan sehingga

mengakibatkan kapasitas vital paru kecil.

Semakin berat badan seseorang, maka kapasitas paru-parunya semakin besar juga.

Namun berdasarkan hasil data terdapat naracoba dengan berat badan yang besar tetapi

kapasitas paru-parunya lebih kecil dari pada naracoba yang berat badannya lebih kecil yaitu

antara naracoba I (74 kg) dan naracoba II (60 kg). Hal ini disebabkan karena faktor lain

seperti kebugaran jasmani si probandus

3. Jenis Kelamin

Dari hasil praktikum di atas, diketahui bahwa terdapat hubungan yang cukup kuat

dalam faktor jenis kelamin dengan kapasitas paru-paru seseorang. Hal tersebut ditunjukkan,

pada naracoba perempuan memiliki kapasitas paru-paru yang lebih kecil dibandingkan

dengan naracoba laki-laki.

Frekuensi pernapasan laki-laki lebih cepat dari pada perempuan karena laki-

laki membutuhkan banyak energi untuk beraktifitas, berarti semakin banyak pula

oksigen yang diambil dari udara hal ini terjadi karna lelaki umumnya beraktifitas lebih

banyak dari pada perempuan. Selain itu, hal ini disebabkan wanita pada umumnya memiliki

volume paru-paru lebih kecil dari lakilaki sehingga frekuensi bernapasnya lebih banyak.

Kapasitas vital pria dewasa lebih tinggi 20 – 25 % dari pada wanita. Hal ini di sebabkan

karena perbedaan kekuatan otot pria dan wanita, jumlah hemoglobin, dan luas permukaan

tubuh.

Page 20: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kapasitas vital paru-paru seseorang dapat dihitung dengan cara kapasitas inspirasi +

kapasitas ekspirasi, sedangkan kapasitas total paru-paru dengan cara kapasitas vital +

kapasitas tidal + kapasitas residu

2. Kapasitas vital paru-paru seseorang dapat berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh beberapa

faktor,antaralain usia, jenis kelamin, dan berat badan.

3. Hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap volume udara tidal

pernapasan pada manusia adalah umumnya pada laki-laki volume tidalnya lebih besar

dari pada wanita. Pada pria yang berat badannya lebih kecil maka volume tidalnya besar.

Sedangkan pada pria yang berat badannya besar maka volume tidalnya kecil. Pada wanita

yang berat badannya kecil maka volume tidalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat

badannya lebih berat maka volume tidalnya besar.

4. Hubungan antara jenis kelamin, usia, dan berat badan terhadap kapasitas vital paru-paru

pada manusia.adalah umumnya pada laki-laki kapasitas vital lebih besar dari pada wanita.

Pada pria yang berat badannya lebih kecil maka kapasitas vitalnya besar. Sedangkan pada

pria yang berat badannya besar maka kapasitas vitalnya kecil. Pada wanita yang berat

badannya kecil maka kapasitas vitalnya kecil, sedangkan pada wanita yang berat

badannya lebih berat maka kapasitas vitalnya besar.

B. Saran

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disarankan sebagai berikut :

1. Sebelum melakukan praktikum,  sebaiknya alat-alat yang hendak digunakan telah

dipastikan dalam keadaan baik, tanpa ada kerusakan demi kenyamanan jalannya

praktikum.

2. Gunakanlah buku-buku referensi yang sesuai engan percobaan.

3. Rancanglah alat percobaan sesederhana dan semaksimal mungkin.

Page 21: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

DAFTAR PUSTAKA

Algasaff, H.2005.Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga

            University Press.

Nasir, M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Gahalia Indonesia.

Santoso, Begot, Drs., M. Si. 2005. Biologi dan Kecakapan Hidup. Jakarta: Ganeca Exact.

Sujadi, Bagad. 2004. Sains dalam Kehidupan. Jakarta: Yuhdistira.

Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC

Syaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta:

            EGC.

Tabrani. 1996. Ilmu Penyakit Paru. Jakarta : Hipokrates.

Page 22: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

LAMPIRAN

Foto 1. Alat dan Bahan

Foto 2. Skema Alat

Page 23: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Foto 3. Naracoba I

Foto 4. Naracoba II

Foto 5. Naracoba III

Foto 6. Naracoba IV

Page 24: Mengukur Volume Respirasi dan Kapasitas Paru-paru pada Manusia.docx

Foto 7. Naracoba V

Foto 8. Naracoba VI