struktur apbd
DESCRIPTION
KELOMPOK 2 : Rahadian Dimas A Fauzi Adi Kurniawan Wildan Deny S Pandu Dewantara. STRUKTUR APBD. Bagan Struktur APBD. STRUKTUR ANGGARAN. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
STRUKTUR APBDKELOMPOK 2:Rahadian Dimas AFauzi Adi KurniawanWildan Deny SPandu Dewantara
BAGAN STRUKTUR APBD
STRUKTUR ANGGARANKEPMENDAGRI 29/2002 PERMENDAGRI 13/2006
Klasifikasi belanja menurut bidangkewenangan pemerintahan daerah,organisasi, kelompok, jenis, obyekdan rincian obyek belanja
Klasifikasi belanja menurut urusan pemerintahandaerah, organisasi, program, kegiatan kelompok,jenis, obyek dan rincian obyek belanja
Pemisahan secara tegas antarabelanja aparatur & belanja pelayanan publik
Pemisahan kebutuhan belanja antara aparaturdengan pelayanan publik tercermin dalam program & kegiatan
Pengelompokan BAU, BOP & BMditujukan untuk meminimalisasi terjadinyatumpang tindih penganggaran
Belanja dikelompokkan dalam Belanja Langsung& Belanja Tidak Langsung sehingga mendorongterciptanya efisiensi mulai saat prosespenganggaran
Menggabungkan antara jenisbelanja sebagai input dan kegiatandijadikan sebagai jenis belanja
Restrukturisasi jenis-jenis belanja
PENDAPATAN DAERAH
Pendapatan Daerah Adalah Semua Penerimaan Uang Melalui Rekening Kas Umum Daerah, Yang Menambah Ekuitas Dana, Merupakan Hak Daerah Dalam Satu Tahun Anggaran Dan Tidak Perlu Dibayar Kembali Oleh Daerah
STRUKTUR PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah:pendapatan yang diperoleh daerah berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan untuk mengumpulkan dana guna keperluan daerah yang bersangkutan dalam membiayai kegiatannya
jenis pendapatan ini terdiri atas : pajak daerah, retribusi daerah,dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan
B. DANA PERIMBANGAN:
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Berdasarkan UU No 33 tahun 2004, dana perimbangan terdiri dari:
1. Dana Bagi Hasil2. Dana Alokasi Umum3. Dana Alokasi Khusus
C. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH:
hibah, dapat berasal dari pemerintah, pemerintah kab/kota di wilayah provinsi, kab/kota di luar wilayah provinsi, pemerintah provinsi dan/atau provinsi lainnya, dari perusahaan daerah/BUMD, dari perusahaan negara/BUMN atau dari masyarakat.
dana darurat dari pemerintah dalam rangka penanggulangan korban/kerusakan akibat bencana alam.
....LANJUTAN
Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada kabupaten/kota dan dari pemerintah daerah lainnya
Dana penyusuaian dan dana otonomi khusus yang ditetapkan oleh pemerintah bantuan keuangan dari kabupaten/kota di wilayah provinsi, bantuan keuangan dari
prov/kab/kota lainnya di luar wilayah provinsi.
BELANJA DAERAH
Belanja Daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah daerah atau antar pemerintah daerah yang ditetapkan dengan ketentuan perundang-undangan.
STRUKTUR BELANJA
A. BELANJA TIDAK LANGSUNGBerdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, kelompok Belanja Tidak Langsung terdiri dari:1. Belanja Pegawai2. Belanja Bunga3. Belanja Subsidi4. Belanja Hibah5. Belanja Bantuan Sosial
6. Belanja Bagi Hasil7. Bantuan Keuangan8. Belanja Tak Terduga
BELANJA LANGSUNG
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, mengenai belanja langsung yang terdapat dalam Pasal 50, Kelompok belanja langsung dari suatu kegiatan dibagi menurut jenis belanja yang terdiri dari:1. Belanja Pegawai2. Belanja Barang dan Jasa3. Belanja Modal
Penjelasan Pasal 16 ayat (4)UU No 17/2003 antara lainterdiri dari
PP 58/2004 PERMENDAGRI 13/2006
1. Belanja pegawai2. Belanja barang3. Belanja modal4. Belanja bunga5. Belanja subsidi6. Belanja hibah7. Belanja bantuan sosial
1. Belanja pegawai2. Belanja barang & jasa3. Belanja modal4. Belanja bunga5. Belanja subsidi6. Belanja hibah7. Belanja bantuan sosial8. Belanja bagi hasil9. Bantuan keuangan10. Belanja tak terduga
Belanja Tidak Langsung :1. Belanja pegawai2. Belanja bunga3. Belanja subsidi4. Belanja hibah5. Belanja bantuan sosial6. Belanja bagi hasil7. Bantuan keuangan8. Belanja tak terdugaBelanja Langsung :1. Belanja pegawai2. Belanja barang dan jasa3. Belanja modal
SINKRONISASI DAN PENGELOMPOKANJENIS BELANJA DAERAH
A. Penerimaan Pembiayaan:1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran
Tahun Sebelumnya2. Pencairan Dana Cadangan3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan4. Penerimaan Pinjaman Daerah5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
STRUKTUR PEMBIAYAAN
B. Pengeluaran Pembiayaan:Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pengeluaran pembiayaan mencakup:
1. Pembentukan Dana Cadangan2. Penyertaan Modal pemerintah Daerah3. Pembayaran Utang Pokok4. Pemberian Pinjaman
Merupakan selisih antara anggaran pendapatan daerah dan anggaran belanja daerah.
Surplus anggaran terjadi bila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih besar dari anggaran belanja daerah.
Defisit anggaran terjadi bila anggaran pendapatan daerah diperkirakan lebih kecil dari anggaran belanja daerah.
SURPLUS/(DEFISIT) APBD
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH