strength of drum
TRANSCRIPT
TATAP MUKA-07
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANAFAKULTAS TEKNIKPRODI TEKNIK MESIN
MODUL KULIAHKETEL UAP(STEAM GENERATOR)
KEKUATAN DINDING KETEL.
Abstrak :Menjelaskan perhitungan kekuatan drum ketel berdasarkan mekanika kekuatan material terhadap tekanan uap didalam drum tanpa memperhitungkan berkurangnya kekuatan material drum ketel akibat temperatur uap.
Kompetensi :Mahasiswa diharapkan mengetahui dan memahami bagaimana menghitung kekuatan drum ketel dan dapat menentukan ketebalan plat material drum dengan memperkirakan pengurangan kekuatan karena tempeartur uap didalamnya.
1
TATAP MUKA-04
KEKUATAN DINDING KETEL.
1. Drum Ketel.Drum atau tangki ketel diperhitungkan terhadap dua kemungkinan pecah
atau rusak, yaitu ;
a. Kemungkinan Belah.
b. Kemunghkinan Putus.
1.1. Tebal drum berdasarkan kemungkinan belah.
D = diameter drum ( m ).
Gbr.1. t = tebal drum ( m ).
L = panjang drum ( m ).
p = tekanan uap ( N/m2)
σ t = tegangan tarik ijin pada mate
rial drum ( N/m2)
Gaya yang membelah drum F = p . D . L ( N ).
Luas potongan plat drum yang harus menahan gaya yang membelah drum
ialah → A = 2 . L . t + 2.t { D + 2.t } ……. m2.
Atau A = 2 . L . t + 2 t D + 4 t2
Kekuatan dinding ketel = A . σ t , sehingga :
F = L . D . p = A . σ t = (2 . L . t + 2. t. D + 4 t 2 ) x σ t . Dalam hal ini 4 t 2
dapat kita abaikan karena sangat kecil dibandingkan dengan 2 t D , maka
didapat : F = L . D . p = (2 . L . t + 2. t. D ) σ t
KK.16282, Disusun oleh Ir. J Pansius Damanik, M.Si Prodi Tek.Mesin 2014
TATAP MUKA-04
Atau : t = L. D . p
2. σ t . (L+D ) = L .D . p
2. σ t . (1+D /L ) ( m )
Agar drum tidak terbelah maka tebal dinding drum ketel harus dibuat lebih
besar dari hasil perhitungan diatas, tb ≥ t.
1.2. Tebal drum berdasarkan kemungkinan putus.
Besarnya gaya yang memutuskan drum ialah :
F=π4.D2 . p ( N ).
Gaya tersebut harus dapat ditahan oleh dinding ketel yang luas potongannya
sebesar, A=π4
[D+2 t ]2−D 2
A=π4
[D2+4.D . t+4.t 2 ]−D2= π4
[ 4.D . t+4.t 2 ]
Disini juga harga 4 t 2 dapat diabaikan karena kecil dibandingkan 4. D. t,
sehingga tegangan yang terjadi pada dinding drum ketel, ialah :
σ t = FA =
π4D2 . p
π44 . D. t
= p . D4 .t
Sehingga, t = p . D4 . σ t
( m )
Agar drum tidak putus maka ………→ tp ≥ t ( m ).
Dari kedua harga t diatas jelas terlihat bahwa tb > tp, oleh karena itu
perhitungan dinding drum ketel dapat dilakukan dengan hanya
memperhitungkannya terhadap kemungkinan belah saja.
Harga σ t tidak hanya tergantung pada jenis bhan drum ketel, tetapi juga
dipengaruhi suhu dan tekanan kerja drum ketel.
Mengingat pada umumnya drum ketel banyak dilobangi untuk keperluan
sambungan pipa-pipa dan juga untuk lubang laluan orang (man hole) maka
kekuatan drum ketel menjadi berkurang, oleh karena itu digunakan rumus
empiris dalam menentukan tebal dinding drum sbb ;
KK.16282, Disusun oleh Ir. J Pansius Damanik, M.Si Prodi Tek.Mesin 2014
TATAP MUKA-04
Jika : Di = diameter dalam drum ( m )
Do = diameter luar drum, dimana Do ≤ 1,2 Di
v=s−ds disini : v = faktor perlemahan.
S = jarak antara garis tengah lubang pipa
atau tabung-tabung.
d = diameter lubang pipa atau tabung
k = faktor keamanan.
Baja tuang k = 2,0
Baja biasa k = 1,5
J = faktor konversi
= 100, jika p dan σ t dalam kg/mm2
= 1,00 jika p dan σ t dalam N/m2
Maka ; t=
D i . p
2J . v .σ tk−p
( m )
1.3. Tebal Tutup Drum (front).
Untuk R ≥ 1,3 D , maka t u=p Rk2J .σ t
( m ).
Untuk R ≤ D , maka t u=pDk β4 . J . σ t
( m )
Dalam hal ini, bila R = D …………… maka β = 2,9
R = 0,8 D ……. Maka β = 2,0
KK.16282, Disusun oleh Ir. J Pansius Damanik, M.Si Prodi Tek.Mesin 2014
TATAP MUKA-04
1.4. Tebal Pipa Evaporator dan Pipa Superheater.Jika diameter luar pipa ( do) kurang dari 0,20 meter, maka tebal pipa adalah:
t=do . p
2.J . v .σ tk+ p
( m )
Disini : p ≤0 ,9
k ¿ 1,5
1.5. Tebal Header Dengan Potongan Empat Persegi Panjang.
t=12m√ p . kJ .σ t √ 3 (1−C2/m2 )
(1+v /cos φ ) meter.
Dimana : v= s−ds
k = 1,8 → baja tuang
k = ( 1,3 ÷ 1,4 ) → baja biasa.
KK.16282, Disusun oleh Ir. J Pansius Damanik, M.Si Prodi Tek.Mesin 2014
TATAP MUKA-04
1.6. Tebal Header dengan potongan Bundar dan Bujur Sangkar.
a. Bila ujung berlubang.
t=t u=0,45√ p .dh2. kJ .σ t(dh2+do2 ) meter.
b. Bila ujung-ujungnya tidak berlubang.
t u=t=0,45√ p .dh2. kJ .σ t meter.
KK.16282, Disusun oleh Ir. J Pansius Damanik, M.Si Prodi Tek.Mesin 2014
TATAP MUKA-04
DAFTAR PUSTAKA
1. Archi. W Culp, Prinsip-Prinsip Konversi Energi, Penerbit Erlangga,
Jakarta, 1996
2. Babcock & Wilcox, Steam its generation and use, Babcock & Wilcox
Company, Ohio-USA, 1992.
3. M.J.Djokosetijardjo, Ketel Uap, jilid 1, Pradnya Paramita, Jakarta, 1988.
4. M.J.Djokosetijardjo, Ketel Uap, jilid 2, Pradnya Paramita, Jakarta, 1990.
5. R.W.Haywood, Analisis siklus-siklus Teknik, edisi ke 4, U-I PRESS,
Jakarta 1995.
6. Syamsir A Muin, Pesawat-Pesawat Konversi Energi I (Ketel Uap ),
Rajawali Pers, Jakarta, 1988.
KK.16282, Disusun oleh Ir. J Pansius Damanik, M.Si Prodi Tek.Mesin 2014