strategi terintegrasi untuk pengelolaan kawasan …

22
65 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86) STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN CAGAR BUDAYA DI KOTA SURAKARTA Integrated Strategy for Management of Cultural Heritage Area in the City of Surakarta Pratomo Aji Krisnugrahanto1, Denny Zulkaidi2 1Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB 2Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB [email protected] Naskah diterima : 11 Febuari 2020 Naskah diperiksa : 15 April 2020 Naskah disetujui : 17 September 2020 Abstract. Every cultural heritage has different strategic management depends on its context. This research focused on the lack of good management strategy for Cultural Heritage Area in Surakarta City. The aims of this study is to formulate an integrated strategic management for cultural heritage areas in Surakarta City. This research used qualitative exploratory methodology with inductive approach. Primary data were obtained from field observations and interviews with sources related to cultural preservations, while secondary data were obtained from Surakarta City planning documents. The strategic management aimed for the community and government, therefore the internal variable is the condition of four aspects strategic management owned by the community and the city government, while the external variable is from outside the community and the city government. This research produces 73 strategy formulations which are summarized into 43 formulations based on the predicated similarity. The designation of strategy for managing Cultural Heritage Area is divided into two parts, which are 13 strategies for the scale of Surakarta City and 30 strategies for each region. Management integration can be seen from these strategies that are divided into each aspect to support the management of Cultural Heritage Area in Surakarta City. Keywords: Strategic Management, Cultural Heritage Area, Surakarta City Abstrak. Setiap cagar budaya membutuhkan strategi pengelolaan yang berbeda sesuai dengan konteks cagar budaya. Keberadaan bangunan dan kawasan cagar budaya menjadi permasalahan tersendiri bagi perkembangan kota Surakarta. Sampai saat ini, kota Surakarta belum memiliki strategi pengelolaan kawasan cagar budaya yang terintegrasi. Penelitian ini merumuskan strategi pengelolaan kawasan cagar budaya yang terintegrasi di kota Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif kualitatif dengan pendekatan induktif. Data primer diperoleh dari observasi KCB dan wawancara dengan narasumber terkait cagar budaya, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen perencanaan kota Surakarta. Strategi pengelolaan ditujukan masyarakat dan Pemerintah Kota Surakarta sehingga variabel internal adalah kondisi aspek strategi pengelolaan yang dimiliki masyarakat dan pemerintah kota, sedangkan variabel eksternal adalah kondisi aspek strategi pengelolaan dari luar masyarakat dan pemerintah kota. Penelitian ini menghasilkan 73 rumusan strategi yang kemudian diringkas menjadi 43 rumusan berdasarkan kesamaan predikat dan makna. Peruntukan strategi terbagi dalam 13 strategi pengelolaan kawasan cagar budaya untuk skala kota Surakarta, 30 strategi pengelolaan kawasan cagar budaya untuk setiap kawasan. Integrasi pengelolaan dapat diketahui dari adanya 17 strategi yang merupakan ringkasan dari 43 strategi dan digolongkan sesuai aspek pengelolaan kawasan cagar budaya. Kata kunci: Strategi Pengelolaan, Kawasan Cagar Budaya, Kota Surakarta

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

65

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN CAGAR BUDAYA DI KOTA SURAKARTA

Integrated Strategy for Management of Cultural Heritage Area in the City of Surakarta

Pratomo Aji Krisnugrahanto1, Denny Zulkaidi2 1Program Studi Magister Perencanaan Wilayah dan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Kebijakan (SAPPK), ITB

2Kelompok Keahlian Perencanaan dan Perancangan Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), [email protected]

Naskah diterima : 11 Febuari 2020Naskah diperiksa : 15 April 2020Naskah disetujui : 17 September 2020

Abstract. Every cultural heritage has different strategic management depends on its context. This research focused on the lack of good management strategy for Cultural Heritage Area in Surakarta City. The aims of this study is to formulate an integrated strategic management for cultural heritage areas in Surakarta City. This research used qualitative exploratory methodology with inductive approach. Primary data were obtained from field observations and interviews with sources related to cultural preservations, while secondary data were obtained from Surakarta City planning documents. The strategic management aimed for the community and government, therefore the internal variable is the condition of four aspects strategic management owned by the community and the city government, while the external variable is from outside the community and the city government. This research produces 73 strategy formulations which are summarized into 43 formulations based on the predicated similarity. The designation of strategy for managing Cultural Heritage Area is divided into two parts, which are 13 strategies for the scale of Surakarta City and 30 strategies for each region. Management integration can be seen from these strategies that are divided into each aspect to support the management of Cultural Heritage Area in Surakarta City.

Keywords: Strategic Management, Cultural Heritage Area, Surakarta City

Abstrak. Setiap cagar budaya membutuhkan strategi pengelolaan yang berbeda sesuai dengan konteks cagar budaya. Keberadaan bangunan dan kawasan cagar budaya menjadi permasalahan tersendiri bagi perkembangan kota Surakarta. Sampai saat ini, kota Surakarta belum memiliki strategi pengelolaan kawasan cagar budaya yang terintegrasi. Penelitian ini merumuskan strategi pengelolaan kawasan cagar budaya yang terintegrasi di kota Surakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif kualitatif dengan pendekatan induktif. Data primer diperoleh dari observasi KCB dan wawancara dengan narasumber terkait cagar budaya, sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen perencanaan kota Surakarta. Strategi pengelolaan ditujukan masyarakat dan Pemerintah Kota Surakarta sehingga variabel internal adalah kondisi aspek strategi pengelolaan yang dimiliki masyarakat dan pemerintah kota, sedangkan variabel eksternal adalah kondisi aspek strategi pengelolaan dari luar masyarakat dan pemerintah kota. Penelitian ini menghasilkan 73 rumusan strategi yang kemudian diringkas menjadi 43 rumusan berdasarkan kesamaan predikat dan makna. Peruntukan strategi terbagi dalam 13 strategi pengelolaan kawasan cagar budaya untuk skala kota Surakarta, 30 strategi pengelolaan kawasan cagar budaya untuk setiap kawasan. Integrasi pengelolaan dapat diketahui dari adanya 17 strategi yang merupakan ringkasan dari 43 strategi dan digolongkan sesuai aspek pengelolaan kawasan cagar budaya.

Kata kunci: Strategi Pengelolaan, Kawasan Cagar Budaya, Kota Surakarta

Page 2: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

66

1. PendahuluanKeberadaan cagar budaya dilihat dari

urgensinya dapat dikatakan sebagai aset budaya dan bentuk warisan budaya dari sebuah peradaban. Kawasan dan bangunan cagar budaya adalah identitas yang melekat pada suatu kota untuk menandai perkembangannya dari masa ke masa (Hasan 2017). Setiap daerah pada dasarnya memiliki cagar budaya yang dapat menunjukkan hasil perkembangan peradaban masyarakatnya, sehingga dalam kehidupan perkotaan, cagar budaya menjadi penting untuk dilestarikan.

Pada perkembangannya, cagar budaya sebagai sumber daya yang tak terbarukan memerlukan strategi dalam pengelolaan agar tetap lestari sekaligus dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat (Budiharjo 1989) Secara umum, terdapat beberapa permasalahan dalam pengelolaan cagar budaya, khususnya dalam pengelolaan kawasan cagar budaya (KCB). Adapun permasalahan pengelolaan KCB di Indonesia antara lain adalah penetapan status KCB yang belum jelas, perencanaan pengelolaan KCB yang tidak tuntas, penetapan zonasi yang kurang melindungi, serta adanya konflik pemanfaatan dan pengelolaan dalam KCB (Rahardjo 2013).

Terlepas dari adanya beberapa permasalahan tersebut, saat ini secara internasional maupun lokal telah dilakukan berbagai upaya pengelolaan cagar budaya. Secara internasional, (Unesco 2008) telah membuat dokumen Guideline Outstanding Universal Value dalam pengusulan World Heritage Cities. Di Indonesia, untuk menangani masalah pengelolaan kawasan cagar budaya tersebut, Pemerintah Pusat telah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. Dalam skala bangunan cagar budaya, pemerintah telah mengeluarkan Permen PU Nomor: 01/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Cagar Budaya yang Dilestarikan (Peraturan Pekerjaan Umum dan Perumahan 2015).

Upaya pengelolaan cagar budaya secara internasional maupun nasional tampaknya masih ada beberapa kekurangan. Hal ini terlihat dari belum adanya peraturan pemerintah (PP) tentang cagar budaya yang menjadi penting dalam acuan teknis pelaksanaan pengelolaan KCB. Pengelolaan cagar budaya dewasa ini sudah berorientasi pada kesejahteraan masyarakat. Ketiadaan pengelolaan cagar budaya akan mengancam pemeliharaan keseimbangan yang harmonis. Yang terburuk adalah dapat mengancam keberadaan kota bersejarah itu sendiri (Tanudirjo 2002). Dalam konteks ini, perlu adanya kajian tentang pengelolaan kawasan cagar budaya (KCB).

1.1 PermasalahanKota Surakarta merupakan salah satu

permukiman tua di Indonesia yang menyimpan berbagai peninggalan kebudayaan (tangible-intangible) sejak zaman prasejarah hingga zaman sejarah modern pascakemerdekaan Indonesia (Qomarun dan Prayitno 2007). Berbagai peninggalan tersebut saat ini dikenal sebagai bangunan dan kawasan cagar budaya yang memiliki potensi sebagai wisata sejarah. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa Kota Surakarta memiliki banyak bangunan dan kawasan cagar budaya yang terletak di pusat kota.

Pemerintah Kota Surakarta telah melakukan berbagai upaya pelestarian cagar budaya, di antaranya dengan membentuk Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) melalui keputusan wali kota, tetapi masih terdapat beberapa persoalan dalam proses implementasi pelestariannya. Persoalan praktis dalam penelitian ini adalah tidak terintegrasinya kinerja antardinas dan instansi dalam upaya pelindungan dan pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta. Pada dasarnya, persoalan muncul karena adanya perbedaaan karakteristik cagar budaya yang membutuhkan strategi pengelolaan cagar budaya yang berbeda untuk masing-masing wilayah. Perbedaan

Page 3: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

67

karakteristik yang dimaksud adalah berkaitan dengan status cagar budaya, lingkungan cagar budaya, dan aktor/stakeholder dalam cagar budaya. Adapun persoalan penelitian dalam hal ini adalah belum adanya strategi pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta yang terintegrasi.

SWOT pada dasarnya merupakan salah satu cara dalam merumuskan strategi. Pengertian strategi adalah cara untuk mencapai tujuan jangka panjang dari suatu organisasi/perusahaan sebagai respons terhadap peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal, dan dirumuskan berdasarkan apa yang dapat terjadi dan apa yang diharapkan terjadi di masa depan (Rangkuti 2009).

SWOT atau yang sering juga disebut TOWS menggambarkan alternatif strategi yang didasarkan dari hasil analisis SWOT. Mencocokkan faktor-faktor kunci internal dan eksternal merupakan bagian tersulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan memerlukan penilaian yang baik, serta tidak ada penggabungan yang terbaik (Osborne

2007) Penetapan faktor internal dan eksternal menjadi dasar penyusunan matriks SWOT.

Berangkat dari persoalan penelitian tersebut, maka tulisan ini akan merumuskan strategi pengelolaan kawasan cagar budaya yang terintegrasi di Kota Surakarta. Adapun langkah untuk mencapai rumusan strategi pengelolaan KCB adalah merumuskan komponen S, W, O, dan T dalam pengelolaan kawasan cagar budaya; mengidentifikasi persoalan dan potensi pada setiap aspek strategi pengelolaan (legal, kelembagaan, fisik, dan pembiayaan); merumuskan dan menyusun matriks SWOT setiap kawasan cagar budaya.

1.2 Ruang LingkupRuang lingkup penelitian ini dibagi

menjadi dua, yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah (Gambar 1). Adapun ruang lingkup materi dalam penelitian ini adalah konsep bangunan cagar budaya, kawasan cagar budaya, pengelolaan cagar budaya, dan pengelola cagar budaya. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010, yang termasuk dalam istilah “cagar budaya” adalah

Gambar 1. Peta Sebaran KCB Kota Surakarta (Sumber: Bappeda Kota Surakarta, 2011)

Page 4: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

68

benda, struktur, situs, bangunan dan kawasan, yang masing-masing memiliki definisi dan batasan tersendiri.

Adapun maksud batasan cagar budaya adalah benda, bangunan, atau struktur yang memenuhi kriteria:a. Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;b. Mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;c. Memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan; dan memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.

Bangunan cagar budaya adalah susunan binaan yang terbuat dari benda alam atau benda buatan manusia untuk memenuhi kebutuhan ruang berdinding dan/atau tidak berdinding, dan beratap (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya 2010). Kawasan cagar budaya (KCB) adalah satuan ruang geografis yang memiliki dua situs cagar budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan atau memperlihatkan ciri yang khas (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Cagar Budaya 2010).

Pengelolaan adalah upaya terpadu untuk melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan cagar budaya melalui kebijakan pengaturan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya 2010). Secara umum, pengelolaan cagar budaya terdiri dari empat (4) aspek pokok, yaitu aspek fisik, aspek legal, aspek kelembagaan, dan aspek pembiayaan (Tanudirjo 2002).

Dalam hal pengelola Cagar Budaya Kota Surakarta, peneliti membatasi ruang lingkup pengelola internal adalah pemerintah kota (pemkot) dan masyarakat Kota Surakarta. Adapun pengelola eksternal adalah pemerintah pusat, provinsi, dan investor yang berasal dari luar Kota Surakarta.

Ruang lingkup wilayah adalah sesuai dengan Keputusan Walikota Nomor 646/1-2/1/2013 tentang Penetapan Bangunan-Bangunan dan Kawasan Kuno Bersejarah di Kota Surakarta yang dilindungi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya telah ditetapkan ada 4 Kawasan Cagar Budaya, yaitu sebagai berikut.1. Kawasan Keraton Kasunanan2. Kawasan Puro Mangkunegaran3. Kawasan Lingkungan Permukiman

Baluwarti4. Kawasan Lingkungan Permukiman Laweyan

2. MetodeBerdasarkan metodenya, penelitian

ini tergolong ke dalam penelitian kualitatif. Metode penelitian ini merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada paradigma filsafat post-positivisme yang digunakan untuk meneliti kondisi objek yang alamiah di mana peneliti adalah instrumen penelitian (Moleong 2009).

Berdasarkan manfaatnya, penelitian ini tergolong ke dalam penelitian terapan. Penelitian terapan (applied research) merupakan penelitian yang dirancang untuk memberikan jawaban praktis atas masalah nyata atau menjelaskan kebutuhan praktisi secara langsung dan spesifik (Sugiyono 2012). Berdasarkan pendekatannya, penelitian ini tergolong ke dalam penelitian eksploratif. Pada dasarnya, penelitian eksploratif digunakan untuk memecahkan problem/isu/topik baru yang sangat sedikit diketahui sehingga ide penelitian umumnya tidak dapat diformulasi dengan baik pada tahap awal.

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui persoalan terkait pelaksanaan upaya pengelolaan kawasan cagar budaya Kota Surakarta, serta berbagi permasalahan dan faktor yang mempengaruhinya. Observasi dilakukan untuk melihat kondisi fisik bangunan dan lingkungan

Page 5: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

69

kawasan yang sesungguhnya (eksisting) pada wilayah penelitian. Hal ini dilakukan untuk menilai kondisi dan melihat karakteristik permasalahan dalam kawasan cagar budaya kota Surakarata. Adapun penggolongan data penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari observasi kawasan cagar budaya (KCB) dan wawancara dengan narasumber dari Solo Heritage Society, Dinas Kebudayaan (Disbud), Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang (DPUPR), Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Surakarta. Adapun data sekunder diperoleh dari dokumen Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) Surakarta 2015-2035, Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surakarta 2011-2031, dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surakarta 2016-2021.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis spasio-temporal, analisis SWOT, analisis 5C’s strategy. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data berupa dokumen-dokumen (literatur) dalam tinjauan mengenai permasalahan tentang kondisi, karakteristik, dan upaya pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta. Adapun analisis spasio-temporal melalui teknik overlay yang dimaksud adalah dengan membandingkan peta lama Kota Surakarta tahun 1500, 1821, 1853, 1873, 1943 terhadap peta rupabumi Indonesia (RBI) saat ini. Fungsi analisis spasio-temporal dalam penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran dan identifikasi perubahan dari dahulu hingga saat ini (tahun 1500-2017) dalam Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta, serta menjelaskan sejarah perkembangan kota Surakarta sejak awal mula berdirinya tahun 1500 hingga saat ini.

Analisis SWOT digunakan sebagai salah satu cara perumusan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan

(weakness) dengan faktor internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) (Rangkuti 2009).

Dalam perkembangan lebih lanjut, strategi yang dihasilkan dalam analisis SWOT dipadukan dengan strategi yang dikembangkan oleh Osborne (2007). Ada lima strategi dasar yang diungkapkan oleh Osborne dan Plastrik, yang masing-masing strategi mencakup beberapa pendekatan dan alat untuk metodenya yang dikategorikan sebagai pendongkrak utama perubahan yang disebut sebagai Lima Strategi (5C’s strategy)”. Adapun keterkaitan antara analisis SWOT dengan 5C’s strategy dapat dilihat pada Gambar 2.

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa strategi 5C tersebut bertujuan untuk melihat skala prioritas/restrukturisasi berbagai strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT/Matriks SWOT. Strategi struktural dalam hal ini adalah strategi 5C’s strategy dan strategi budaya/ culture strategy merupakan bagian dari 5C’s strategy.

Strategi 5C diperoleh setelah analisis SWOT yang diperoleh dari hasil tabulasi silang terhadap faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang berpengaruh terhadap strategi pengelolaan KCB Kota Surakarta.

Gambar 2. Keterkaitan Analisis SWOT dan Strategi 5C (Sumber: Osborne 2007)

Page 6: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

70

Analisis SWOT menghasilkan empat set alternatif strategi. Empat set alternatif strategi tersebut dijelaskan sebagai berikut (Rangkuti 2009).a. Strategi SO

Strategi SO merupakan strategi yang dibuat dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan yang strategis (growth oriented strategy).b. Strategi ST

Strategi ST merupakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah menggunakan kekuatan untuk dimanfaatkan peluang jangka panjang dengan strategi diversifikasi.c. Strategi WO

Fokus strategi dalam situasi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal, sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.d. Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan internal yang dimiliki serta menghindari ancaman eksternal.

Melalui analisis SWOT dapat dilakukan analisis faktor internal-eksternal secara komprehensif sehingga pada akhirnya dapat terumuskan strategi pengelolaan kawasan cagar budaya kota Surakarta.

Strategi pengelolaan kawasan cagar budaya yang dihasilkan dari analisis SWOT selanjutnya dikategorikan ke dalam strategi 5C berdasarkan skala prioritas, strategi mana yang lebih utama untuk dilakukan dan strategi mana yang mendukung dan mengontrol strategi utama tersebut.

Adapun 5C’s Strategi sebagai berikut (Osborne 2007):1. Strategi Inti (Core Strategy/C-1)

Strategi pengelolaan kawasan cagar budaya harus memiliki core (inti), di mana diartikan bahwa harus ada inti dari hal yang ingin dicapai dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan cagar budaya. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dari upaya pengelolaan cagar budaya. 2. Strategi Konsekuensi (Consequence Strategy/C-2)

Setiap pelaksanaan strategi inti yang akan dilakukan harus bisa memprediksikan consequences (konsekuensi). Dari potensi yang ada pasti terdapat beberapa hal yang tidak diinginkan terjadi. Oleh karena itu, kita harus bisa memprediksikan dan memperhitungkan konsekuensi dari pelaksanaan strategi inti.3. Strategi Pelanggan (Customer Strategy/ C-3)

Pelaksanaan strategi pengembangan sistem perkotaan juga memerlukan customer (pelanggan) untuk melancarkan segala proses yang ingin dicapai. Pelanggan yang dimaksud adalah investor, masyarakat, pengelola, dan wisatawan kawasan cagar budaya.

KCB Tradisional (Kasunanan-Baluwarti) KCB Modern (Pura Mangkunegaran-Laweyan)1. Privatisasi terhadap bangunan yang tinggi (tertutup pada perubahan)

1.Adanya sentra industri batik Laweyan dan Pasar Ngarsopuro di Mangkunegaran (bisa sustain secara ekonomi)

2.Tidak bisa sustain secara ekonomi, khususnya dalam perawatan bangunan (bergantung pada pemerintah)

2. Pemerintah mudah melakukan intervensi program

3. Pemerintah tidak terlalu bisa mengintervensi program

Tabel 1. Karakteristik Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta (Hasil analisis 2019)

Page 7: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

71

4. Strategi Pengendalian (Control Strategy/ C-4)

Dalam pelaksanaan pengelolaan kawasan cagar budaya diperlukan pengawasan (controlling) agar semuanya bisa terkendali dan berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Fungsi pengawasan itu sangatlah penting untuk dilakukan dan dapat dilakukan dengan strategi menetapkan peran dan fungsi pengelola sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.5. Strategi Budaya (Culture Strategy/C-5)

Strategi terakhir dalam proses pelaksanaan pengelolaan kawasan cagar budaya juga perlu mempertimbangkan culture (budaya) masyarakat.

Analisis strategi 5C dapat membantu menstrukturkan strategi yang telah terbentuk melalui analisis SWOT. Penelitian ini pada akhirnya menghasilkan strategi 5C, strategi untuk kota dan setiap KCB, serta strategi untuk setiap aspek pengelolaan KCB (aspek fisik, aspek legal, aspek kelembagaan, dan aspek pembiayaan).

3. Hasil dan Pembahasan3.1 Karakteristik KCB Kota Surakarta

Kondisi karakteristik Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta berdasarkan studi literatur dan sejarah fisik perkembangan kota, maka dapat dibedakan dalam Tabel 1.

Karakteristik KCB nantinya akan berpengaruh pada perumusan strategi untuk skala KCB. Hal ini dilakukan agar strategi yang dihasilkan dapat sesuai dan berjalan sesuai dengan kaidah pengelolaan cagar budaya.

3.2 Faktor Internal-Eksternal Pengelolaan KCB

Dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang dimaksud adalah faktor-faktor yang berasal dari pemerintah dan warga masyarakat kota Surakarta, sedangkan faktor eksternal yang dimaksud adalah faktor yang berasal dari luar kota Surakarta (regulasi/

kebijakan pemerintah pusat dan provinsi, investor).

Batasan tersebut menjadi dasar proses pemilahan data untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal aspek-aspek strategi pengelolaan kawasan cagar budaya (Tabel 2).

Faktor internal dan eksternal yang telah ditetapkan kemudian dipilah dan disederhanakan untuk dikelompokkan berdasarkan komponen S, W, O, T setiap aspek pengelolaan kawasan cagar budaya yang terdiri dari Strengths, Weaknesses, Opportuinities, dan Threats. Dari adanya komponen S, W, O, T, setiap aspek pengelolaan KCB menjadi acuan penyusunan matriks SWOT setiap kawasan cagar budaya yang menghasilkan strategi pengelolaan kawasan cagar budaya.

Adapun tujuan dari strategi pengelolaan kawasan cagar budaya Kota Surakarta adalah melestarikan kawasan cagar budaya Kota Surakarta untuk kesejahteraan masyarakat.

Penelitian ini menghasilkan 73 rumusan strategi pengelolaan kawasan cagar budaya. Rumusan strategi tersebut dihasilkan melalui analisis matriks SWOT setiap KCB Kota Surakarta). Adapun rincian rumusan strategi masing-masing KCB adalah sebagai berikut.1. KCB Keraton Kasunanan

KCB Keraton Kasunanan memiliki 21 rumusan strategi dengan rincian enam (6) strategi S-O, lima (5) strategi W-O, lima (5) strategi S-T, lima (5) strategi W-T2. KCB Pura Mangkunegaran

KCB Keraton Pura Mangkunegaran memiliki 19 rumusan strategi dengan rincian lima (5) strategi S-O, lima (5) strategi W-O, empat (4) strategi S-T, lima (5) strategi W-T3. KCB Permukiman Baluwarti

KCB Permukiman Baluwarti memiliki 16 rumusan strategi dengan rincian lima (5) strategi S-O, tiga (3) strategi W-O, empat (4) strategi S-T, empat (4) strategi W-T4. KCB Permukiman Laweyan

KCB Permukiman Laweyan memiliki 17 rumusan strategi dengan rincian lima (5)

Page 8: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

72

strategi S-O, tiga (3) strategi W-O, empat (4) strategi S-T, lima (5) strategi W-T

Pada proses lebih lanjut, strategi tersebut akan diklasifikasikan menurut skala prioritas (5C’s Strategy) dan untuk siapa strategi tersebut dapat diberlakukan. Dalam proses pemilihan untuk siapa strategi tersebut diberlakukan, maka dapat diperjelas bahwa dari 73 strategi jika memiliki peruntukan yang sama akan masuk ke dalam strategi untuk

Kota Surakarta (Strategi Umum), sedangkan untuk yang peruntukan berbeda/ spesifik akan dimasukkan ke dalam strategi khusus kawasan cagar budaya.

Strategi pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta yang berjumlah 73 strategi menurut pelaksanaanya dapat disusun kembali menjadi menjadi 43 strategi untuk Pemerintah Kota (skala kota) dan 30 strategi untuk Kawasan Cagar Budaya (skala

Gambar 3. Proses Reduksi Strategi Pengelolaan KCB Kota Surakarta (Sumber: Penulis)

Internal EksternalFisik Bangunan dalam Kawasan yang dikelola

oleh Pemkot Surakarta, pribadi/komunitasBangunan dalam Kawasan yang dikelola pemerintah pusat pemerintah provinsi

Legal Peraturan perundangan yang telah disusun Pemkot Surakarta:1. Perda Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pelestarian Cagar Budaya2. Perda Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pemajuan Warisan Budaya Tak Benda Keputusan Walikota Nomor 646/1- R/1/2013 tentang Penetapan Bangunan- Bangunan dan Kawasan Kuno Bersejarah

Peraturan perundangan tentang cagar budaya yang berlaku nasional:1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kelembagaan 1. SKPD Pemerintah Kota Surakarta, yang berkaitan dengan pengelolaan

cagar budaya (Disbud; Dispar; DPUR Cipta Karya)

2. LSM pemerhati Cagar Budaya (Soerakarta Heritage Society; Solososietet)3. Pemilik Bangunan

1. Pakar cagar budaya (Balai Pelestari Cagar Budaya; Balai Arkeologi. Puslit Arkenas)

2. Pemerintah provinsi dan pusat (Disbudpar Provinsi Jateng Kemendikbud)

3. Investor

Pembiayaan Alokasi APBD Kota Surakarta dalam program kegiatan SKPD yang mengelola kawasan cagar budaya; donasi perseorangan, biaya pribadi pemilik BCB

1. Bantuan swasta/CSR2. Bantuan hibah luar negeri3. Donasi dari NGO

Tabel 1. Faktor Internal dan Eksternal Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta (Hasil analisis 2019)

Page 9: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

73

kawasan). Rumusan tersebut dilakukan proses reduksi, diagram reduksi rumusan strategi yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 3 di atas.

3.3 Strategi Pengelolaan KCB Skala KawasanStrategi seluruh KCB di Kota Surakarta

adalah 30 strategi dengan rincian setiap strategi setiap KCB adalah delapan (8) strategi KCB Kasunanan; enam (6) strategi KCB Permukiman Baluwarti; delapan (8) strategi KCB Mangkunegaran; delapan (8) strategi KCB Permukiman Laweyan.

Pada dasarnya strategi pengelolaan untuk skala kawasan disesuaikan dengan karakteristik kawasannya. Adapun perbedaan strategi yang dihasilkan sesuai karakteristik KCB adalah sebagai berikut:1. Strategi pengelolaan KCB Kasunanan dan Permukiman Baluwarti dengan

karakteristik tradisional (tertutup pada perubahan) memerlukan pendekatan secara bottom-up seperti community based tourism atau community based heritage. Hal ini diperlukan mengingat tingginya privatisasi terhadap bangunan oleh pihak

keraton dan masyarakat Baluwarti. Kelemahan pendekatan ini adalah diperlukannya waktu yang cukup lama dan konsisten dalam pelaksanaanya.

2. Strategi pengelolaan KCB Mangkunegaran dan Permukiman Laweyan dengan karakteristik modern (terbuka pada perubahan) pada intinya adalah diperlukan adanya kesepakatan antara berbagai stakeholder pengelola KCB. Dalam hal ini dapat dilakukan pendekatan top-down oleh pemerintah yang dalam pelaksanaan pengelolaannya semua stakeholder sepakat akan intervensi/program yang diberlakukan dalam kawasan.

3.4 Strategi 5C Pengelolaan KCB Skala KotaKeluaran strategi skala Kota Surakarta,

dalam hal ini berjumlah 13 strategi. Rumusan strategi tersebut diklasifikasikan melalui Strategi 5C untuk menstrukturkan strategi dan melihat skala prioritasnya dalam pelaksanaan pengelolaan Kawasan Cagar Budaya. Adapun jejaring dari strategi 5C seperti pada Gambar 4.

Dari adanya jejaring strategi 5C tersebut, dapat diketahui strategi inti dan

Gambar 4. Jejaring Strategi 5C (Sumber: Hasil Analisis 2019)

Page 10: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

74

strategi pendukung. Dalam hal ini, strategi inti pengelolaan KCB skala Kota adalah menciptakan sistem keterpaduan antar aspek pengelolaan Kawasan Cagar Budaya. Adapun jumlah rincian strategi 5C: a. Core Strategy/C-1 : 1 rumusan

(Menciptakan sistem keterpaduan antar aspek pengelolaan KCB). Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dari pengelolaaan, dengan terintegrasinya antaraspek pengelolaan dan upaya pelestarian yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat Kota Surakarta.b. Consequences Strategy/C-2 : 2 rumusan

(Menyusun peraturan pengelolaan KCB melalui pendekatan bottom-up (partisipasi masyarakat) dan komunikasi dua arah dalam penyusunan peraturan pengelolaan KCB sehingga diharapkan dalam pelaksanaanya para stakeholder dapat saling mengawasi.

Menyusun rencana revitalisasi dan pengembangan infrastruktur melalui upaya penguatan citra kawasan yang berkaitan dengan sarana-prasarana dan utilitas kawasan, seperti kapasitas jalan, jalur sepeda, parkir, pedestrian, lampu jalan, dan lain sebagainya yang disesuaikan fungsi dan karakteristik kawasan).c. Costumer Strategy /C-3 : 4 rumusan

(Menciptakan atraksi wisata baru dalam Kawasan Cagar Budaya; Memperkuat citra KCB yang relevan melalui kebijakan pelestarian dan pengembangan, dalam hal ini adalah dengan adanya pemberian makna baru bangunan dan kawasan cagar budaya yang relevan, tidak hanya terpacu pada konsep adaptive reuse yang beroientasi pada output (fungsi bangunan). d. Control Strategy/C-4 : 4 rumusan

(melibatkan aktor pengelola bangunan dalam kegiatan pelestarian dan pengembangan KCB). Secara eksplisit, dalam hal ini dapat dilakukan melalui program prioritas penetapan status kawasan dan bangunan cagar budaya (aspek legal) serta pembuatan SOP/

modul pengelolaan KCB untuk setiap aktor pengelola berdasarkan otoritasnya masing-masing.e. Culture Strategy/C-5 : 2 rumusan

(meningkatkan keterampilan dan minat masyarakat dalam pengelolaan KCB, revitalisasi aset intangible cultural heritage dalam KCB) Hal tersebut akan dapat meningkatkan usaha lokal dalam industri pariwisata dan bertambahnya jumlah tenaga kerja local dalam bidang pariwisata sehingga meningkatkan perekonomian (PAD) dari bidang pariwisata.

3.5 Strategi Aspek Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota SurakartaBerdasarkan pada strategi 5C yang

memiliki inti “menciptakan sistem keterpaduan antar aspek pengelolaan Kawasan Cagar Budaya”, maka penting untuk mengetahui klasifikasi strategi setiap aspek pengelolaan KCB di Kota Surakarta. Strategi setiap aspek berperan penting dalam penanganan pengelolaan KCB yang terintegrasi. Integrasi dalam hal ini adalah saling terkait antar satu aspek dengan aspek lainnya dan interdependensi (saling ketergantungan) antar-KCB sehingga dapat tercipta sistem keterpaduan antaraspek. Proses klasifikasi diambil dari 43 strategi hasil reduksi 73 strategi KCB.

Adapun inti dari strategi setiap aspek pengelolaan KCB Kota Surakarta adalah sebagai berikut.1. Aspek Fisik

Menata kawasan sebagai langkah lanjut dari Detail Engineering Design (DED) kawasan dan revitalisasi kawasan.2. Aspek Legal

Menerbitkan peraturan wali kota (perwali) yang mengatur model pemberian insentif bagi pelestari bangunan-bangunan bernilai sejarah di kota Solo.3. Aspek Kelembagaan

- Melibatkan perencana kota, BPMPT, dan komunitas pemerhati cagar budaya

Page 11: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

75

dalam pembangunan dan pengelolaan cagar budaya- Membentuk komunitas pengelola dan pemilik cagar budaya dalam KCB

4. Aspek Pembiayaan- Mempersiapkan anggaran untuk penetapan objek diduga BCB dalam kawasan- Memberikan bantuan dana dan tenaga/ konservator pemeliharaan bangunan.

4. PenutupPenelitian ini menghasilkan 73 rumusan

strategi pengelolaan kawasan cagar budaya Kota Surakarta yang dapat terbagi dalam 4 set alternatif strategi dengan karakteristik kondisi yang berbeda. Pada tahapan selanjutnya diringkas menjadi 43 strategi berdasarkan kesamaan makna predikatnya. Sesuai dengan tujuan penelitian yang merumuskan strategi pengelolaan KCB yang terintegrasi di Kota Surakarta, maka ringkasan 43 tersebut diklasifikasikan menurut pelaku strateginya (13 Strategi Pengelolaan KCB Skala Kota; 30 Strategi Pengelolaan KCB Skala Kawasan; 17 Strategi Aspek Pengelolaan KCB).

Integrasi strategi pengelolaan pada dasarnya lebih menekankan pada penanganan strategi pengelolaan yang telah terbentuk untuk kota dan setiap KCB. Strategi setiap aspek berperan penting dalam penanganan pengelolaan KCB yang terintegrasi. Integrasi dalam hal ini adalah saling terkait antara satu aspek dengan aspek lainnya dan interdependensi (saling ketergantungan) antar-KCB sehingga dapat tercipta sistem keterpaduan antaraspek.

Pada dasarnya, seluruh rumusan strategi tersebut ditujukan kepada Pemerintah Kota dan masyarakat kota Surakarta, dan tujuan strategi pengelolaan adalah melestarikan Kawasan Cagar Budaya Kota Surakarta melalui upaya pengelolaan Kawasan Cagar Budaya untuk kesejahteraan masyarakat.

Adapun kebaruan dari penelitian ini adalah dapat menjadi contoh aplikasi

perumusan strategi pengelolaan KCB perkotaan, khususnya kota yang memiliki tumpang tindih dalam ideologi tata ruangnya (ideologi prakolonial, kolonial, pascakolonial). Strategi pengelolaan dalam penelitian ini juga telah memperhatikan karakteristik setiap KCB sehingga dalam pelaksanaan strateginya memerlukan pendekatan yang berbeda.

4.1 Rekomendasi Rekomendasi yang dapat diberikan kepada

Pemerintah Kota Surakarta agar strategi yang telah dirumuskan dapat berjalan dan terintegrasi adalah:1. Aspek Fisik

Menetapkan prioritas penataan kawasan cagar budaya berdasarkan kepentingan dan kondisi eksisting kawasan.

2. Aspek Legal- Melakukan penyempurnaan terhadap peraturan wali kota supaya lebih lengkap, konkret dan jelas dalam hal pengendalian bangunan dan kawasan, penetapan kawasan, dan penetapan status bangunan. Hal ini berhubungan dengan adanya potensi penambahan KCB di Kota Surakarta- Pembuatan panduan-panduan pendukung peraturan seperti modul pelestarian cagar budaya sesuai karakteristik kawasan berserta SOP, panduan kriteria dan batasan bangunan, serta panduan pengelolaan cagar budaya

3. Aspek Kelembagaan- Melakukan perbaikan mekanisme dan penguatan koordinasi dalam pemerintah Kota Surakarta terkait pengelolaan kota pusaka yaitu SKPD terkait (Bappeda, Dinas Kebudayaan, Dinas Pariwisata, Dinas PU Cipta Karya)- Membuka peran serta masyarakat dalam pengelolaan cagar budaya- Koordinasi pengembangan kerjasama pengelolaan kawasan cagar budaya yang baik antara pemerintah, swasta, TACB, dan masyarakat.

Page 12: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

76

4. Aspek Pembiayaan- Mengalokasikan dana khusus dalam APBD untuk penataan dan pelestarian kawasan dan bukan hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah pusat saja, tetapi juga membuat mampu menganggarkan sendiri untuk pengelolaan kawasan.- Pengkajian dan penetapan sistem insentif disinsentif, kompensasi, dan bantuan pemeliharaan kepada para pemilik BCB untuk menghindari perubahan fisik dan fungsi.

4.2 Kelemahan Penelitian Penulis menyadari masih terdapat

batasan-batasan yang menjadi kekurangan dalam penelitian ini. Adapun kekurangan dalam penelitian ini adalah:

Belum mempertimbangkan perspektif pelindungan secara detail, khususnya program pelestarian cagar budaya dalam KCB yang telah dilakukan Pemerintah Kota Surakarta;

2. Tidak menemui pengelola/pemilik bangunan dalam KCB;

3. Tidak melakukan observasi internal bangunan dalam KCB.

4.3 SaranPenelitian-penelitian selanjutnya diharapkan dapat mempertimbangkan identifikasi dampak perubahan fungsi bangunan cagar budaya di kawasan cagar budaya Kota Surakarta terkait dengan kondisi sosial budaya masyarakat di sekitarnya; Wawancara mendalam (in-depth interview) terhadap pemilik/pengelola bangunan dalam KCB; Melakukan kajian dan observasi interior bangunan dalam KCB.

4.4 Ucapan Terima Kasih Penelitian ini dapat selesai tidak lepas

atas bantuan berbagai pihak berupa moral

maupun materil. Ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada masyarakat dan Pemerintah Kota Surakarta yang telah membantu penulis dalam pengambilan data. Terima kasih yang sama juga penulis sampaikan kepada Tim Ahli Cagar Budaya Kota Surakarta yang telah berkenan untuk menjadi narasumber serta memberi informasi tentang kondisi upaya pelestarian Cagar Budaya Kota Surakarta.

Daftar PustakaBudiharjo, Eko & Sidharta. 1989. Konservasi

Lingkungan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Surakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Hasan, Basri. 2017. “Pentingnya Sinergisme dalam Pengelolaan Cagar Budaya.” BPCB Sumatera Barat.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Osborne, David. 2007. “Reinventing Government: What a Difference a Strategy Makes.” 7h Global Forum on Reinventing Government Building Trust in Government 26-29 June 2007, Vienna, Austria, January: 26–27.

Peraturan, Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia. 2015. “Bangunan Gedung Cagar Budaya yang Dilestarikan.” Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor 01/PRT/M/2015.

Qomarun, dan Budi Prayitno. 2007. “Morfologi Kota Solo (Tahun 1500-2000).” Dimensi (Jurnal Teknik Arsitektur) 35 (1): hlm 80-87. https://doi.org/10.9744/dimensi.35.1.hlm. 80-87.

Rahardjo, Supratikno. 2013. “Beberapa Permasalahan Pelestarian Kawasan

1.

1.

2.

3.

Page 13: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

77

Cagar Budaya dan Strategi Solusinya.” Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur 7 (2): 4–17.

Rangkuti, Freddy. 2009. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. 2012. Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Metode Penelitian.

Tanudirjo, Daud A. 2002. “Dari Abdi Negara Menjadi Abdi Masyarakat, Masa Depan Pengelola Sumberdaya Arkeologi di Indonesia”. Yogyakarta: Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Yogyakarta.

UNESCO, World Heritage Centre. 2008. Operational Guidelines for the Implementation of the World Heritage Convention. Operational Guidelines for the Implementation of the World Heritage Convention.

Peraturan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya. 2010.

Page 14: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

78

LAMPIRAN MATRIKS SWOT

Page 15: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

79

SWO

TK

CB

Ker

aton

Kas

unan

an

SS1

: Pen

yusu

nan

urba

n de

sign

zon

asi k

awas

an d

enga

n

per

timba

ngan

her

itage

S2: P

eraw

atan

ber

kala

lanj

utan

revi

tasi

lasi

195

5-20

1S3

: Pen

yusu

nan

Reg

ulas

i huk

um m

elal

ui P

erda

/Per

wal

S4: P

enge

ndal

ian

izin

rekl

ame

dala

m K

awas

anS5

: Man

ajem

en st

akeh

olde

r (pe

mer

inta

h, sw

asta

, LSM

,

k

omun

itas,p

ergu

ruan

ting

gi, m

asya

raka

t)S6

: Sos

ialis

asi p

eles

taria

n ba

ngun

an b

erni

lai s

ejar

ah (F

GD

)S7

: Alo

kasi

dan

a pe

lest

aria

n da

ri A

PBD

Kot

a Su

raka

rta

WW

1: P

rivita

sisa

si p

ihak

Ker

aton

Kas

unan

an d

alam

pen

gelo

laan

fisi

k ba

ngun

anW

2: T

erja

di p

elan

ggar

anpe

mba

ngun

an/p

eman

faat

an b

angu

nan

dala

m

kaw

asan

(alih

fung

si d

an k

epem

ilika

n ya

ng ti

dak

sesu

ai p

rose

dur)

W3:

Tid

ak a

da le

mba

ga k

husu

s ska

la k

ota

dan

kaw

asan

yan

g m

enan

gani

pen

gelo

laan

KC

BW

4: T

idak

ada

tran

spar

ansi

pen

gelo

laan

DA

KPe

mer

inta

hO

O1:

Pen

yusu

nan

DED

kaw

asan

ker

aton

Kas

unan

anO

2: P

enyu

suna

n D

ED re

desa

in A

lunA

lun

Lor d

an

Alu

n-A

lun

Kid

ul, M

asjid

Kau

man

O3:

Pem

asan

gan

pena

nda

(sig

nage

) dan

rekl

ame

yang

sesu

ai d

enga

n ko

nsep

Kaw

asan

O4:

Mem

puny

ai st

atus

KC

B ti

ngka

t kot

a da

n na

sion

alO

5: A

dany

a ke

giat

an w

isat

a ed

ukas

i sej

arah

ole

h ko

mun

itas (

SHS,

wal

king

tour

)O

6: A

dany

a do

kum

en k

ajia

n da

n ris

et d

ari B

alai

A

rkeo

logi

dan

Bal

ai P

eles

tari

Cag

ar B

uday

a Ja

waT

enga

hO

7: M

enda

pat a

loka

si d

ana

hiba

h da

n D

AK

dar

i pe

mer

inta

h pu

sat-p

rovi

nsi

O8:

Ada

nya

alok

asi d

ana

hiba

h/C

SR d

ari

peru

saha

an d

i Sur

akar

ta

S1-S

2-O

1-O

2:1.

Pen

ataa

n k

awas

an s

ebag

ai l

angk

ah l

anju

t da

ri D

ED

kaw

asan

dan

revi

talis

asi k

awas

an2.

Pe

raw

atan

M

asjid

K

aum

an

sesu

ai

deng

an

kaid

ah

pele

star

ian

UU

Cag

ar B

uday

aS1

-S2-

S4-O

3:3.

Pen

gend

alia

n iz

in r

ekla

me

kaw

asan

den

gan

sosi

alis

asi

agar

citr

a K

CB

Ker

aton

teta

p te

rjaga

S3-O

4:4.

Pen

yusu

nan

pand

uan

khus

us m

enge

nai k

riter

ia b

atas

an

dan

atur

an y

ang

jela

s te

ntan

g pe

neta

pan

BC

B g

olon

gan

A,

B, d

an C

S5-S

6-O

5-O

6:5.

Pem

bent

ukan

dan

pen

gem

bang

an s

iste

m t

ata

kel

ola

dan

bad

an k

oord

inas

i pen

gelo

laan

KC

B (k

erat

on-p

emko

t-m

asya

raka

t)S7

-O7-

O8:

6. P

engg

alia

n po

tens

i bar

u da

lam

kaw

asan

(kul

iner

, atra

ksi

seni

, eve

nt b

uday

a)

W1-

O1-

O2-

O3:

1. P

elib

atan

pih

ak k

erat

on d

alam

revi

talis

asi,

pele

star

ian,

dan

pen

gelo

laan

ban

guna

n da

lam

KC

B K

erat

on K

asun

anan

2. P

embu

atan

zon

asi K

CB

Ker

aton

Kas

unan

anda

lam

rang

ka c

arry

ing

capa

city

wis

ataw

anya

ng d

alam

pem

buat

anny

a m

elib

atka

n pi

hak

Ker

aton

, DPU

PR, D

isbu

d, D

ispa

rW

2-W

3-O

4-O

5-O

6:3.

Pel

ibat

an p

eren

cana

kot

a, B

PMPT

, dan

kom

unita

s pem

erha

ti ca

gar b

uday

a da

lam

pem

bang

unan

dan

pen

gelo

laan

cag

ar b

uday

aW

4-O

7-O

8:4.

Pem

beria

n ba

ntua

n pe

mel

ihar

aan

bang

unan

kepa

da p

emili

k pe

rseo

rang

an5.

Pel

ibat

an d

an p

eran

serta

mas

yara

kat

perm

ukim

an B

aluw

arti

dala

m p

enge

lola

anda

na p

eles

taria

n ba

ngun

an d

an k

awas

an (s

kala

keca

mat

an-k

elur

ahan

)

Mat

riks

SW

OT

KC

B K

erat

on K

asun

anan

(Has

il an

alis

is, 2

019)

Page 16: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

80

TT

1: K

unju

ngan

wis

ataw

an y

ang

tidak

terk

enda

li pa

da p

eak

seas

onT

2: T

idak

ada

per

atur

an p

emer

inta

h ya

ng je

las

tent

ang

pros

edur

pel

esta

rian

Kaw

asan

T3:

UU

Cag

ar B

uday

a m

asih

ber

sifa

t for

mal

itas

T4:

Ter

mas

uk m

enja

di o

bjek

wis

ata

stra

tegi

s KSN

Jo

glos

emar

T5:

Pel

esta

rian

bang

unan

dal

am k

awas

an

berg

antu

ng d

ari d

ana

pem

erin

tah

pusa

t dan

pr

ovin

si k

aren

a st

atus

KC

B N

asio

nal

S1-S

2-T

1:1.

Pem

buat

an p

edom

an ru

te w

isat

a da

lam

kaw

asan

den

gan

acua

n D

ED y

ang

ada

S3-T

1:2.

Pem

asan

gan

pena

nda

rute

wis

ata

dala

m k

awas

anS4

-S5-

S6-T

2-T

3-T

4:3.

Pem

asan

gan

rek

lam

e t

enta

ng

ajak

an

kesa

dara

n pe

lest

aria

n c

agar

bud

aya

4.

Peng

emba

ngan

ke

rjasa

ma

deng

an

pela

ku

duni

a pa

riwis

ata

(pih

ak

swas

ta/in

vest

or)

bers

kala

re

gion

al-

nasi

onal

-inte

rnas

iona

lS7

-T5:

5. P

ener

bita

n p

erat

uran

w

ali

kot

a (

perw

ali)

yan

g m

enga

tur

m

odel

pe

mbe

rian

inse

ntif

bagi

pe

lest

ari

bang

unan

-ban

guna

n be

rnila

i sej

arah

di k

ota

Solo

W1-

T1:

1.

Pem

buat

an

kajia

n/ris

et

nila

i pe

ntin

gba

ngun

an K

erat

on o

leh

Bal

ai A

rkeo

logi

dan

BPC

B

Jate

ng

2. P

embu

atan

w

isat

a e

duka

si

hist

oris

ten

tang

bang

unan

Ker

aton

Kas

unan

an

W2-

W3-

T2-

T3-

T4:

3.

Pen

yusu

nan

krite

ria d

an b

atas

an y

ang

jela

sm

enge

nai

pem

ugar

an

yang

di

perb

oleh

kan

terh

adap

ban

guna

n ca

gar b

uday

a 4.

Pen

yusu

nan

pand

uan

peng

elol

aan

yang

dis

epak

ati

anta

ra p

emer

inta

h, p

ihak

ker

aton

, dan

mas

yara

kat

W4-

T5:

Pe

rwal

i men

gatu

r mod

el p

embe

rian

inse

ntif

bagi

pem

ilik

Ban

guna

n C

agar

Bud

aya s

ebag

ai ti

ndak

lanj

ut d

ari P

erda

N

o 10

/ 201

3 te

ntan

g B

angu

nan

Cag

ar B

uday

a

Page 17: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

81

Mat

riks

SW

OT

KC

B P

ura

Man

gkun

egar

an (S

umbe

r: H

asil

anal

isis

, 201

9)

SWO

TK

CB

Pur

a M

angk

uneg

aran

SS1

: Pen

yusu

nan

DED

kaw

asan

Pur

a M

angk

uneg

aran

yang

tela

h di

susu

nS2

: Pen

yusu

nan

DED

kaw

asan

mas

jid A

l-Wus

tho

tela

h di

susu

nS3

: Pen

yusu

nan

DED

kaw

asan

Pon

ten

Kes

tala

n pe

ngem

bang

an se

baga

i iko

n sa

nita

si n

asio

nal,

pera

wat

an p

asca

revi

talis

asi y

ang

tela

h di

laku

kan

tahu

n 20

14S4

: Pem

asan

gan

pena

nda

(sig

nage

) dan

rekl

ame

yang

se

suai

den

gan

kons

ep K

awas

anS5

: Pe

nyus

unan

regu

lasi

huk

um m

elal

ui p

erat

uran

dae

rah

atau

per

atur

an w

alik

ota

S6: P

enge

ndal

ian

izin

rekl

ame

dala

m k

awas

anS7

: Ada

nya

kom

unita

s ped

agan

g pa

sar N

gars

opur

a da

lam

kaw

asan

Pur

a M

angk

uneg

aran

S8: A

loka

si d

ana

pele

star

ian

dari

APB

D K

ota

Sura

karta

WW

1: P

embu

atan

pav

ing

bloc

k pa

da h

alam

an d

epan

Pu

ra M

angk

uneg

aran

W2:

Kur

angn

ya te

naga

ahl

i/pem

andu

wis

ataw

an

dala

m w

isat

a ed

ukas

i sej

arah

W3:

Kun

jung

an w

isat

awan

yan

g tid

ak te

rken

dali

pada

peak

seas

onW

4: T

erja

di p

elan

ggar

an p

emba

ngun

an/p

eman

faat

anba

ngun

an d

alam

kaw

asan

(alih

fung

si d

an

kepe

mili

kan

yang

tida

k se

suai

pro

sedu

r)W

5: T

idak

ada l

emba

ga k

husu

s ska

la k

ota d

an k

awas

anya

ng m

enan

gani

pen

gelo

laan

KC

BW

6: T

idak

ada

tran

spar

ansi

pen

gelo

laan

DA

K

Pem

erin

tah

OO

1: P

emba

ngun

an sp

ot-s

pot g

edun

g pe

lest

aria

n ke

seni

an, p

emba

ngun

an sh

ow ro

om k

eraj

inan

ya

ng m

endu

kung

wis

ata

O2:

Per

awat

an te

rhad

ap n

ilai e

kolo

gis k

awas

an

deng

an p

eraw

atan

veg

etas

i dan

poh

on d

i sek

itar

kaw

asan

O3:

Mem

puny

ai st

atus

KC

B ti

ngka

t Nas

iona

lO

4: A

dany

a ke

giat

an w

isat

a ed

ukas

i sej

arah

(SH

S,

Wal

king

Tou

r)O

5: M

enda

pat a

loka

si d

ana

hiba

h da

n D

AK

dar

i pe

mer

inta

h pu

sat-p

rovi

nsi

O6:

Ada

nya

alok

asi d

ana

hiba

h/C

SR

S1-S

2-S3

-O1-

O2:

1. P

enye

leng

gara

an w

isat

a se

jara

h ed

ukas

i dal

am K

CB

2. S

osia

lisas

i da

n pe

ngen

alan

Pon

ten

Kes

tala

n se

baga

i O

DTW

bar

u da

lam

KC

BS5

-S6-

O3:

3.

Peny

empu

rnaa

n pe

rda

dan

perw

al

seba

gai

bent

uk

peng

elol

aan

bang

unan

dan

kaw

asan

cag

ar b

uday

a tin

gkat

na

sion

alS7

-S8-

O4-

O5-

O6:

4. P

enge

mba

ngan

ker

ja sa

ma a

ntar

a ped

agan

g pa

sar d

enga

n Su

raka

rta

Her

itage

Soc

iety

(SH

S) d

enga

n m

enja

dika

n pa

sar

seba

gai

obje

k w

isat

a se

jara

h ba

ru (

eduk

asi

seja

rah

dan

keun

ikan

Pas

ar N

gars

opur

a)5.

Pen

ggal

ian

pote

nsi b

aru

dala

m k

awas

an(k

ulin

er, a

traks

i sen

i, ev

ent b

uday

a)

W1-

W2-

W3-

O1-

O2:

1. P

enye

leng

gara

an e

vent

/fest

ival

keb

uday

aan

deng

an

tem

pat h

alam

an d

epan

Pur

a M

angk

uneg

aran

2. P

elat

ihan

tena

ga a

hli d

an p

eman

du w

isat

a ka

was

an

deng

an m

elib

atka

n pi

hak

Pura

Man

gkun

egar

an d

an

Pem

erin

tah

kota

W4-

O3:

3. P

enet

apan

ban

guna

n da

lam

kaw

asan

yan

g di

duga

se

baga

i ca

gar

buda

ya u

ntuk

men

ghin

dari

terja

diny

a pe

ruba

han

fisik

dan

fung

siW

5-W

6-O

4-O

5-O

6:4.

Pem

bent

ukan

kom

unita

s pe

ngel

ola

dan

pem

ilik

caga

r bud

aya

dala

m K

CB

5. P

embe

rian

bant

uan

pem

elih

araa

n ba

ngun

an

Page 18: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

82

TT

1: P

eman

faat

an b

angu

nan

dala

m K

CB

ole

h sw

asta

/BU

MN

T2:

Tid

ak a

da p

erat

uran

pem

erin

tah

yang

jela

s te

ntan

g pr

osed

ur p

eles

taria

n ka

was

anT

3: U

U C

agar

Bud

aya

mas

ih b

ersi

fat f

orm

alita

sT

4: T

erm

asuk

men

jadi

obj

ek w

isat

a st

rate

gis K

SN

Jogl

osem

arT

5: P

eles

taria

n ba

ngun

an d

alam

kaw

asan

be

rgan

tung

dar

i dan

a pe

mer

inta

h pu

sat d

an

prov

insi

kar

ena

stat

us K

CB

Nas

iona

l

S1-S

2-S3

-S4-

T1:

1. P

embu

atan

rute

wis

ata

deng

an a

cuan

DED

dan

pem

asan

gan

pena

nda

rute

wis

ata

dala

m k

awas

anS5

-S6-

T2-

T3:

2. P

embu

atan

SO

P/m

odul

pel

esta

rian

bang

unan

dal

am

kaw

asan

S7-T

4:3.

Pas

ar N

gars

opur

a se

baga

i obj

ek w

isat

a ba

ru d

an te

mpa

t pe

nyel

engg

aran

ev

ent/f

estiv

al

kebu

daya

an

(Fes

tival

Je

nang

)S8

-T5:

4. P

ener

bita

n pe

ratu

ran

wal

i kot

a (p

erw

ali)

yang

men

gatu

r m

odel

pe

mbe

rian

inse

ntif

bagi

pe

lest

ari

bang

unan

-ba

ngun

an b

erni

lai s

ejar

ah d

i kot

a So

lo

W1-

T1:

1.

Pem

anfa

atan

hal

aman

dep

an P

ura

Man

gkun

egar

an

seba

gai v

enue

aca

ra s

was

ta/B

UM

N d

an te

mpa

t par

kir

deng

an si

stem

tick

etin

gW

2-W

3-T

1:2.

Sin

ergi

dan

koo

rdin

asi p

eran

ser

ta p

enge

lola

KC

B

Pura

Man

gkun

egar

an (s

was

ta/B

UM

N, P

emko

t)W

4-T

1-T

2:3.

Pen

yusu

nan

pand

uan

peng

elol

aan

yang

dis

epak

ati

anta

ra p

emer

inta

h, p

ihak

ker

aton

, dan

mas

yara

kat

W5-

T4:

4.

Pe

ngem

bang

an

kerja

sa

ma

pem

erin

tah

pusa

t- pr

ovin

si-k

ota

dala

m p

enge

lola

an K

CB

W6-

T5:

5.

Per

wal

i m

enga

tur

mod

el p

embe

rian

inse

ntif

bagi

pe

mili

k B

angu

nan

Cag

ar B

uday

a se

baga

i tin

dak

lanj

ut

dari

Perd

a N

o 10

/ 20

13 t

enta

ng B

angu

nan

Cag

ar

Bud

aya

Page 19: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

83

Mat

riks

SW

OT

KC

B P

erm

ukim

an B

aluw

arti

(Has

il an

alis

is, 2

019)

SWO

TK

CB

Per

muk

iman

Bal

uwar

ti

SS1

: Pen

yusu

nan

DED

kaw

asan

per

muk

iman

bal

uwar

ti se

cara

lebi

h kh

usus

S2: P

enge

mba

ngan

kon

sep

jela

jah

pusa

ka d

i kaw

asan

B

aluw

arti

dan

seki

tarn

yaS3

: Pen

yusu

nan

regu

lasi

huk

um m

elal

ui p

erat

uran

dae

rah

atau

per

atur

an w

alik

ota

S4: P

enge

ndal

ian

izin

rekl

ame

dala

m k

awas

anS5

: Man

ajem

en st

akeh

olde

rS6

: Sos

ialis

asi p

eles

taria

n ba

ngun

an b

erni

lai s

ejar

ah (F

GD

)S7

: Pel

esta

rian

topo

nim

i kaw

asan

sesu

ai se

jara

h ka

was

an/

kam

pung

S8: A

loka

si d

ana

pele

star

ian

dari

APB

D K

ota

Sura

karta

WW

1: P

riviti

sasi

pem

ilik

dan

peng

elol

a ba

ngun

anW

2: S

ebag

ian

besa

r ban

guna

n m

erup

akan

mili

k pr

ibad

iW

3: P

eles

taria

n da

n pe

ngel

olaa

n ba

ngun

an d

ilaku

kan

seca

ra m

andi

ri ol

eh p

emili

k ba

ngun

anW

4: T

erja

di p

elan

ggar

an p

eman

faat

an b

angu

nan

dala

m k

awas

an (a

lih fu

ngsi

dan

kep

emili

kan

yang

tid

ak se

suai

pro

sedu

r)W

5: T

idak

ada

lem

baga

khu

sus s

kala

kot

a da

n ka

was

an

yang

men

anga

ni p

enge

lola

an K

CB

W6:

Tid

ak a

da tr

ansp

aran

si p

enge

lola

an D

AK

pe

mer

inta

h

OO

1: P

eraw

atan

ban

guna

n se

cara

ber

kala

terh

adap

ba

ngun

an se

jara

hO

2: P

enat

aan

korid

or Jl

n. V

eter

an, J

ln. Y

os S

udar

soO

3: A

dany

a ke

giat

an w

isat

a ed

ukas

i sej

arah

(SH

S,

wal

king

tour

)O

4: P

enin

gkat

an so

sial

isas

i dan

nila

i edu

kasi

ke

pada

mas

yara

kat K

CB

O5:

Ada

nya

doku

men

kaj

ian

dan

riset

O6:

Mem

puny

ai st

atus

KC

B ti

ngka

t kot

a da

n na

sion

alO

7: M

enda

pat a

loka

si d

ana

hiba

h da

n D

AK

dar

i pe

mer

inta

h (p

usat

, pro

vins

i)

S1-S

3-S4

-O1-

O2-

O6-

O7:

1. P

emin

taka

tan

kaw

asan

seba

gai l

angk

ah la

njut

dar

i DED

kaw

asan

dan

revi

talis

asi k

awas

an2.

Per

siap

an a

ngga

ran

untu

k pe

neta

pan

obje

k di

duga

BC

B

dala

m k

awas

anS2

-O1-

O2:

3. P

embu

atan

wis

ata

jela

jah

pusa

ka y

ang

men

gena

lkan

se

jara

h as

al u

sul d

an n

ilai p

entin

g se

rta ri

way

at k

onse

rvas

i ba

ngun

an K

awas

an B

aluw

arti

(20

ndal

em p

ange

ran)

S5-S

6-S7

-O3-

O4-

O5:

4.

Pem

buat

an

kajia

n/pe

nelit

ian

tent

ang

pote

nsi

caga

r bu

daya

dan

atra

ksi w

isat

a bu

daya

dal

am k

awas

an (s

angg

ar

seni

/tari)

5. P

enge

nala

n se

jara

h to

poni

mi b

erda

sark

an k

ajia

n ilm

iah

kaw

asan

dal

am w

isat

a w

alki

ng to

ur y

ang

diad

akan

SH

S

W1-

W2-

W3-

01-0

2:1.

Pem

buat

an z

onas

i K

CB

Per

muk

iman

Bal

uwar

ti da

lam

rang

ka c

arry

ing

capa

city

wis

ataw

an y

ang

dala

m

pem

buat

anny

a m

elib

atka

n pi

hak

war

ga

Bal

uwar

ti,

Ker

aton

DPU

PR, D

isbu

d, D

ispa

rW

4-W

5-W

6-O

3-O

4-O

5-O

6-O

7:2.

Pem

bent

ukan

dan

pen

etap

an k

omun

itas

pem

ilik/

peng

elol

a ka

was

an

yang

di

sepa

kati

anta

ra

war

ga

Bal

uwar

ti da

n Pe

mko

t Sur

akar

ta3.

Pen

ingk

atan

per

an s

erta

TA

CB

Kot

a Su

raka

rta y

ang

dapa

t di

bant

u ol

eh T

AC

B p

rovi

nsi

Jate

ng/N

asio

nal

dala

m p

elat

ihan

SD

M p

enge

lola

Kaw

asan

Page 20: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

84

TT

1: T

idak

terk

ontro

lnya

pem

anfa

atan

ban

guna

n da

lam

kaw

asan

T2:

Pem

anfa

atan

ban

guna

n ya

ng b

erda

mpa

k al

ih

fung

si b

angu

nan

T3:

Kun

jung

an w

isat

awan

yan

g tid

ak te

rken

dali

pada

pea

k se

ason

T4:

Tid

ak a

da p

erat

uran

pem

erin

tah

yang

jela

s te

ntan

g pr

osed

ur p

eles

taria

n ka

was

anT

5: U

U C

agar

Bud

aya

mas

ih b

ersi

fat f

orm

alita

sT

6: T

erm

asuk

men

jadi

obj

ek w

isat

a st

rate

gis K

SN

Jogl

osem

arT

7: P

eles

taria

n ba

ngun

an d

alam

kaw

asan

be

rgan

tung

dar

i dan

a pe

mer

inta

h pu

sat d

an

prov

insi

kar

ena

stat

us K

CB

Nas

iona

l

S1-S

2-T

1-T

2-T

3-T

4-T

5:1.

Pel

aksa

naan

rev

italis

asi k

awas

an (

20 n

dale

m p

ange

ran

yang

m

emili

ki

nial

i hi

stor

is

tingg

i un

tuk

men

cega

h pe

ruba

han

fisik

ole

h pe

ngem

bang

S8-T

7:

2. P

ener

bita

n Pe

rwal

ten

tang

mod

el p

embe

rian

inse

ntif

bagi

pel

esta

ri ba

ngun

an d

alam

Kaw

asan

S5

-S6-

S7-T

6:4.

Sos

ialis

asi

nila

i pe

ntin

g ba

ngun

an d

an k

awsa

n ca

gar

buda

ya k

epad

a st

akeh

olde

r/pe

ngem

bang

KSN

Jogl

osem

ar5.

Pen

etap

an t

opon

imi

kaw

asan

/nam

a ka

mpu

ng s

ebag

ai

OD

TW b

aru

dala

m k

awas

an y

ang

mam

pu m

enju

al c

erita

as

al-u

sul t

opon

onim

i

W1-

W2-

W3-

T1-

T2-

T3-

T4-

T5:

1. M

enet

apka

n ba

ngun

an y

ang

didu

ga c

agar

bud

aya

dala

m k

awas

an u

ntuk

men

cega

h pe

nela

ntar

an d

enga

n se

ngaj

a ol

eh p

emili

knya

2. P

enga

was

an f

ungs

i ban

guna

n ol

eh T

AC

B, B

PCB

, da

n D

inas

Keb

uday

aan

3. P

embu

atan

kaj

ian

seja

rah/

nila

i pen

ting

bang

unan

da

lam

K

CB

ol

eh

Din

as

Keb

uday

aan

dan

bala

i A

rkeo

logi

Yo

gyak

arta

se

baga

i da

sar

pele

star

ian

bang

unan

dal

amka

was

an

W5-

T6-

T7:

6.

Pelib

atan

pe

ran

aktif

ko

mun

itas

dan

toko

h m

asya

raka

t dal

am p

enge

lola

an k

awas

an se

baga

i obj

ek

wis

ata

KSN

Jogl

osem

ar

Page 21: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

Strategi Terintegrasi Untuk Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya di Kota Surakarta, Pratomo Aji Krisnugrahanto, Denny Zulkaidi

85

Mat

riks

SW

OT

KC

B P

erm

ukim

an L

awey

an (H

asil

anal

isis

, 201

9)

SWO

TK

CB

Per

muk

iman

Law

eyan

SS1

: Pen

yusu

nan

DED

kaw

asan

per

muk

iman

Law

eyan

S2: P

eraw

atan

dan

per

baik

an te

rhad

ap b

angu

nan

bern

ilai

buda

ya d

enga

n te

tap

men

jaga

nila

i kea

slia

nnya

S3: P

emas

anga

n pe

nand

a (s

igna

ge) d

an re

klam

e ya

ng

sesu

ai d

enga

n ko

nsep

Kaw

asan

S4: P

enge

mba

ngan

kaw

asan

bud

aya d

enga

n m

ewad

ahi a

set

buda

ya k

awas

an d

an a

ktiv

itas b

uday

a m

asya

raka

tS5

: Pel

esta

rian

topo

nim

i kaw

asan

sesu

ai se

jara

h ka

was

an/

kam

pung

S6: P

erek

eono

mia

n m

asya

raka

t yan

g m

andi

ri ka

rena

m

erup

akan

sent

ra in

dust

ri ba

tik

WW

1: P

rivita

sisa

si p

emili

k da

n pe

ngel

ola

bang

unan

W2:

Seb

agia

n be

sar b

angu

nan

mer

upak

an m

ilik

prib

adi

W3:

Lim

bah

indu

stri

batik

men

cem

ari s

unga

i Kaw

asan

Law

eyan

W4:

Ter

jadi

pel

angg

aran

pem

anfa

atan

ban

guna

n da

lam

kaw

asan

(alih

fung

si d

an k

epem

ilika

n ya

ng ti

dak

sesu

ai p

rose

dur)

W5:

Tid

ak a

da le

mba

ga k

husu

s ska

la k

ota

dan

Kaw

asan

yang

men

anga

ni p

enge

lola

an K

CB

W6:

Ter

bata

snya

dan

a pe

lest

aria

n ba

ngun

an K

awas

anW

7: T

idak

ada

tran

spar

aasi

pen

gelo

laan

DA

K

pem

erin

tah

OO

1: P

emba

ngun

an sp

ot-s

pot g

edun

g pe

lest

aria

n ke

seni

an, s

igna

ge, s

how

room

ker

ajin

anO

2: M

empu

nyai

stat

us K

CB

ting

kat k

ota

O3:

Ada

nya

kegi

atan

wis

ata

eduk

asi s

ejar

ah (S

HS,

wal

king

tour

)O

4: M

enda

pat a

loka

si d

ana

hiba

h da

n D

AK

dar

i pe

mer

inta

h pu

sat-p

rovi

nsi

S1-S

2-S3

-O1-

O2:

1.

Pem

inta

kata

n ka

was

an

dan

peny

elen

ggar

aan

even

t/fe

stiv

al k

ebud

ayaa

n de

ngan

lata

r ban

guna

n da

lam

Kaw

asan

La

wey

an2.

Men

sosi

alis

asik

an p

emas

anga

n re

klam

e/sa

rana

pro

mos

iya

ng se

suai

/tida

k m

enga

ggu

citra

kaw

asan

S4-S

5-O

3:1.

Ker

ja s

ama

deng

an S

HS

dala

m p

enge

nala

n at

raks

i sen

i/bu

daya

dal

am a

rea

kaw

asan

(pro

ses p

embu

atan

bat

ik)

2. P

enin

gkat

an d

an p

embe

rday

aan

kual

itas

dan

inov

asi

indu

stri

batik

Law

eyan

S6-O

4:3.

Pe

nera

pan

kebi

jaka

n pa

riwis

ata

berk

elan

juta

n pa

da

peng

elol

a w

isat

a ya

ng m

eman

faat

kan

atra

ksi w

isat

a da

lam

ba

ngun

an c

agar

bud

aya

(edu

kasi

pro

ses p

embu

atan

bat

ik)

W1-

W2-

W3-

O1-

O2:

1. P

elib

atan

pem

ilik/

peng

elol

a ba

ngun

an d

an w

arga

perm

ukim

an d

alam

aca

ra/Ik

ebud

ayaa

n da

lam

Kaw

asan

W4-

O3:

2. P

enin

gkat

an m

onito

ring

dan

eva

luas

i im

plem

enta

sipe

ngel

olaa

n se

suai

Per

da, d

an P

erw

alW

5-W

6-W

7-O

3-O

4:3.

Pel

ibat

an d

an p

eran

serta

mas

yara

kat p

erm

ukim

anLa

wey

an d

alam

pen

gelo

laan

dan

a pe

lest

aria

nba

ngun

an d

an k

awas

an (s

kala

kec

amat

an-

kelu

raha

n)

Page 22: STRATEGI TERINTEGRASI UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN …

KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 29 No. 2, November 2020 (65-86)

86

TT

1: T

idak

terk

ontro

lnya

pem

anfa

atan

ban

guna

n da

lam

kaw

asan

T2:

Pem

anfa

atan

ban

guna

n ya

ng b

erda

mpa

k al

ih

fung

si b

angu

nan

T3:

Tid

ak a

da p

erat

uran

pem

erin

tah

yang

jela

s te

ntan

g pr

osed

ur p

eles

taria

n ka

was

anT

4: U

U C

agar

Bud

aya

mas

ih b

ersi

fat f

orm

ali

T5:

Ter

mas

uk m

enja

di o

bjek

wis

ata

stra

tegi

s K

SN Jo

glos

emar

T6:

Mer

upak

an k

awas

an b

isni

s stra

tegi

s bag

i in

vest

or

S1-S

2-S3

-T1-

T2-

T3-

T4:

1. P

embu

atan

salu

ran

peng

olah

lim

bah

indu

stri

batik

dal

am

kaw

asan

yan

g te

rcan

tum

dal

am D

ED2.

Pel

aksa

naan

rev

italis

asi k

awas

an (

bang

unan

sep

anja

ng

korid

or Jl

n. D

r Raj

iman

) yan

g m

emili

ki lo

kasi

stra

tegi

s dan

ni

lai e

kono

mi t

ingg

i unt

uk m

ence

gah

peru

baha

n fis

ik o

leh

peng

emba

ngS5

-T5:

3.

Pen

gkaj

ian

topo

nim

i ka

was

an/n

ama

kam

pung

seb

agai

O

DTW

bar

u da

lam

kaw

asan

yan

g m

ampu

men

jual

cer

ita

asal

-usu

l top

onon

imi

S6-T

6:

4. P

embe

rian

kebi

jaka

n ya

ng d

apat

men

cega

h pe

mili

k m

enju

al

bang

unan

nya,

de

ngan

si

stem

in

sent

if at

au

kom

pens

asi

W1-

W2-

T1:

1. S

osia

lisas

i pr

osed

ur p

engl

olah

an l

imba

h in

dust

ri ba

tik d

enga

n m

elib

atka

n pe

mko

t dan

pel

aku

indu

stri

batik

W3-

T1-

T2:

2. S

osia

lisas

i nila

i pen

ting

caga

r bud

aya

bang

unan

dan

ka

was

an L

awey

an k

epad

a w

arga

Law

eyan

W4-

W5-

T4-

T5:

3. P

enyu

suna

n kr

iteria

dan

bat

asan

yan

g je

las t

enta

ngpe

mug

aran

yan

g di

perb

oleh

kan

terh

adap

ban

guna

n ca

gar b

uday

a da

lam

kaw

asan

4. P

enyu

suna

n pa

ndua

n pe

ngel

olaa

n ya

ng d

isep

akat

i an

tara

pe

mer

inta

h,

piha

k w

arga

B

aluw

arti,

da

n m

asya

raka

tW

6-W

7-T

4-T

6:5.

Pen

yusu

n si

stem

ins

entif

dis

inse

ntif,

kom

pens

asi,

bant

uan

dan

kem

udah

an p

eriz

inan

bag

i pem

ilik

BC

B

yang

lebi

h rin

ci (d

alam

ben

tuk

SOP

pada

SK

PD y

ang

terli

bat:

Dis

bud,

D

ispa

r, D

inas

Pe

laya

nan

Paja

k,

DPU

PR)