strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha …
TRANSCRIPT
1
STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA
DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG
SKRIPSI
Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
ekonomi pada jurusan S1 Perbankan Syariah
Oleh:
WATNI PUTRI
NIM: 3314.348
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM (FEBI)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2019
2
ABSTRAK
Skripsi ini disusun oleh Watni Putri, NIM.3314.348 yang berjudul “Strategi
Pengumpulan dan Pengelolaan Zakat Usaha Dagang oleh BAZNAS Kota
Padang Panjang.” Jurusan Perbankan Syari‟ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
(FEBI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Yang menjadi rumusan masalah pada skripsi ini adalah bagaimana strategi
yang dilakukan BAZNAS Kota Padang Panjang dalam pengumpulan dan pengelolaan
zakat usaha dagang, serta mengetahui kendala yang dihadapi. Adapun yang menjadi
motivasi penulis dalam membahas masalah ini dilatarbelakangi oleh zakat yang
terhimpun dari muzakki berprofesi sebagai pedagang masih rendah persentasenya
dibandingkan zakat lainnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dan penulis menggunakan
metode penelitian kualitatif deskriptif. Penulis menggunakan data yang bersumber
dari data primer dan data skunder, data primer yaitu sumber data yang penulis peroleh
secara langsung dari narasumber melalui wawancara (interview) serta dari observasi
lapangan dengan mengajukan beberapa pertanyaan wawancara berkaitan dengan
masalah yang penulis bahas yaitu mengenai pengumpulan dan pegelolaan zakat usaha
dagang. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh secaratidak langsung
dari hasil studi perpustakaan sumbernya berupa buku-buku, catatan, dan dengan
mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada di BAZNAS Kota Padang Panjang
sedangkan informan dalam penelitian ini adalah Kepala dan Staf Kantor BAZNAS
Kota Padang Panjang.
Hasil penelitian strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang
yang diterapkan oleh BAZNAS Kota Padang Panjang ini menyimpulkan bahwa(1)
Strategi pengumpulan zakat usaha dagang yaitu menghimbau para muzakki melalui
media elektronik (radio), kerjasama dengan ustad pada saat khutbah jum‟at untuk
memberikan tema khutbah mengenai pembayaran zakat usaha dagang melalui
BAZNAS Kota Padang Panjang dan himbauan langsung kepada muzakki dengan cara
mendatangi toko dari simuzakki. (2) Sedangkan dalam pengelolaan pihak BAZNAS
Kota Padang Panjang menerapkan strategi seperti perencanaan (Planning),
pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing), dan pengawasan
(Controlling). Dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang ada
beberapa factor kendala internal dan eksternal yang dihadapi BAZNAS Kota Padang
Panjang antara lain: kendala internal yaitu masyarakat masih cendrung membayarkan
zakatnya secara langsung kemustahiq, masyarakat (pedagang) Kota Padang Panjang
tidak semua berasal dari Kota Padang Panjang. Sedangkan kendala eksternalnya yaitu
rendahnya potensi SDM yang dimiliki mustahiq, sebagian besarusaha yang ditekuni
oleh para mustahiq adalah usaha yang sulit untuk dikembangkan, serta dana zakat
yang disalurkan untuk modal usaha tidak bisa berkembang karena mustahiq yang
menerima zakat berstatus single parent yang mau tidak mauberusaha untuk
memenuhi kebutuhan keluarga.
3
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirrabil‟alamin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT
USAHA DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG”. Skripsi ini
disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana S1 Perbankan
Syariah pada Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) di Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
Salawat dan salam penulis mohon kepada Alah SWT supaya dilimpahkan
kepada junjungan umat yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan
ajaran Agama kepada umat manusia.
Dalam penulisan skripsi ini banyak hambatan serta rintangan yang penulis
hadapi namun pada akhirnya dapat melaui berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak baik secara moral maupun spitual, untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaiakan ucapan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ridha, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi, Bapak H. Harfandi, SE. M.Si Ketua Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam dan Ibu Sandra Dewi, SE. MM selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan
4
Syariah yang telah memberikan izin dan fasilitas kepada penulis untuk menuntut
ilmu di IAIN Bukittinggi.
2. Bapak Yuwarman Mansur, SE. MM selaku Pembimbing I yang telah berkenan
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan
ketelitian.
3. Ibu Novera Martilova, SE. MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan
meluangkan waktu dan tenaga untuk membimbing dengan penuh kesabaran dan
ketelitian.
4. Bapak (Aswir), Ibunda (Darlis), Abang (Jon Hendri), Abang (Osmen), Abang
(Roni Agus Ferdian), Kakak (Nilva Yeni), Kakak (Jaswira Yanti), Abang (Nofri
Hendrio), terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi moral, serta
materil yang penulis terima demi keberhasilan penulis.
5. Ibu Era Sonita SE, M. Si selaku Penasehat Akademik yang telah memberikan
nasehatnya demi kelancaran proses belajar penulis.
6. Bapak/Ibu dosen serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEB) Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah memberikan Ilmunya.
7. Bapak/Ibu pegawai pustaka yang telah menyediakan fasilitas (buku-buku) untuk
penulis sebagai sumber referensi dalam penyelesaian skripsi penulis.
8. Staf Neraca Wilayah dan Analisis Statistik/Fungsional Statistik (Masruqi Arrazy,
S.ST) yang telah membantu penulis menyediakan Data PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) Kota Padang Panjang menurut Lapangan Usaha 2012-2016.
5
9. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu yang telah memberikan izin
terhadap penulis untuk bisa melakukan penelitian di Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Padang Panjang.
10. Pimpinan dan karyawan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang
Panjang yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian dalam
mengumpulkan data yang terkait dengan penelitian.
11. Untuk sahabat-sahabat Linda Wati, Lara Fenta Tiwi, Rika Okta Pratiwi, Fetri
Ramadhani, Yulia Dwi Ulfah, Mira Wulan Sari, Widia Wati dan lainnya yang
tidak bisa penulis ucapkan satu persatu yang telah memberikan motivasi kepada
penulis dalam penyelesaian skripsi.
12. Dan seluruh teman-teman seperjuangan, khususnya Lokal S1 PS (i) angkatan
2014 yang telah memberikan support kepada penulis dalam penyelesaian skripsi
ini.
Doa dan harapan semoga Allah SWT membalas semua kerendahan
hati, bantuan, motivasi dan bimbingan yang diberikan dan semoga dibalas
dengan pahala oleh Allah SWT. Penulis berharap semoga skripsi ini bisa
memberikan manfaat untuk pembaca. Aamiin!
Bukittinggi, Januari 2019
Penulis,
Watni Putri
NIM. 3314.348
6
DAFTAR ISI
ABSTRAK i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 7
1.3 Rumusan Masalah 7
1.4 Batasan Masalah 8
1.5 Tujuan Penelitian 8
1.6 Penjelasan Judul 8
1.7 Sistematika Penulisan 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Zakat 11
2.2 Dasar HukumWajib Zakat 13
2.3 Hukum Orang Yang Meninggalkan Zakat 14
2.4 Hikmah Dan Keutamaan Zakat 17
2.5 Macam-Macam Zakat 20
2.6 Syarat-Syarat WajibZakat 27
2.7 Golongan Penerima Zakat 30
2.8 Zakat Perdagangan 35
1) Pengertian Zakat Perdagangan 35
2) Dasar Hukum 36
3) Kadar Zakat Dan Syarat Wajib Zakat Perdagangan 37
4) Cara Pedagang Mengeluarkan Zakatnya 38
7
2.9 Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan 39
2.10 Strategi Pengelolaan Zakat Perdagangan 43
2.11 Kajian Terdahulu 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 49
3.2 Lokasi Penelitian 49
3.3 Sumber Data 49
3.4 Teknik Pengumpulan Data 50
3.5 Analisis Data 52
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian 55
1) Sejarah Perkembangan BAZNAS Padang Panjang 55
2) Visi Dan Misi BAZNAS Padang Panjang 57
3) Dasar Hukum BAZNAS Kota Padang Panjang 58
4) Tujuan BAZNAS Kota Padang Panjang 59
5) Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas 60
6) Program BAZNAS Kota Padang Panjang 64
7) Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan 69
8) Strategi Pengelolaan Zakat Perdagangan 74
4.2 Anailis Penulis 76
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 80
5.2 Saran 80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
8
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kontribusi Sektor Perdagangan Pada PDRB Kota Padang Panjang
( juta rupiah) Tahun 2012-2016
Tabel 1.2 Peneimaan Zakat Usaha Dagang Pada BAZNAS Kota Padang Panjang
(juta rupiah) Tahun 2012-2016
9
10
11
12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu sunnatullah yang sudah menjadi ketentuan Yang Maha Kuasa
adalah perbedaan yang terdapat pada setiap diri manusia.Setiap orang lahir dan hidup
di dunia memiliki kondisi tersendiri yang berbeda dengan orang lain. Perbedaan ini
mencakup semua aspek, mulai dari budaya, sosial, kultur, dan lain sebagainya. Salah
satu perbedaan yang mudah diidentifikasi adalah perbedaan kondisi
ekonomi.Sebagian manusia, ada yang dititipi oleh Allah SWT harta sehingga menjadi
orang kayadan berada, sebagian lagi dicoba dengan kekurangan dan hidup
miskin.Semua ini bukannya tanpa tujuan, ini adalah rahasia Allah SWT untuk
menyadarkan manusia menyadari bahwa dirinya bukanlah apa-apa.Selain itu, Allah
ingin menguji, apakah manusia itu mampu mengoptimalkan segala potensi kebaikan
yang diberikan kepadanya.
Salah satu ajaran dalam islam yang bertujuan mengatasi kesenjangan dan
gejolak sosial tersebut adalah zakat. Zakat yang menjadi salah satu rukun penyangga
tegaknya Islam serta kewajiban bagi pemeluknya membawa misi memperbaiki
hubungan horizontal antara sesama manusia yang pada akhirnya mampu mengurangi
gejolak akibat problematika kesenjangan dalam hidup mereka. Selain itu zakat juga
dapat memperkuat hubungan vertikal manusia dengan Allah SWT, karena Islam
13
menyatakan bahwa zakat merupakan bentuk pengambdian (ibadah ) kepada Yang
Maha Kuasa.1
Zakat adalah satu rukun di antara rukun-rukun Islam. Zakat hukumnya wajib
berdasarkan Al-Quran, As-Sunnah dan ijma‟ atau kesepakatan umat islam. Didalam
Al-Quran, zakat disebutkansetelah shalat dalam delapan puluh dua ayat yang
menunjukkan nilai penting shalat secara langsung. Zakat menempati tingkat ke tiga
dalam rukun Islam, yaitu setelah kalimat syahadat2 dan shalat dan ayat-ayat serta
hadist-hadist tentang hal itu amat banyak dan masyhur, Allah swt berfirman :
اكعيه كاة واركعىا مع الز لة وآتىا الز وأقيمىا الص
Yang artinya, “dan dirikanlah shalat dan tunaikanllah zakatdan rukuklah
bersama-sama orang yang rukuk.”(Q. S. Al-Baqarah: 43)
Salah satu zakat yang wajib dizakati adalah zakat usaha perdagangan.
Perdagangan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan harta, dengan cara
membeli barang dengan cara murah dan menjualnya dengan harga yang lebih tinggi,
dengan tujuan agar memperoleh keuntungan. 3 Dari Abu Dzar, bahwa Rasulullah saw
bersabda, “Pada unta ada zakatnya, pada lembu ada zakatnya, pada kambing ada
zakatnya dan pada pakaian yang dijualbelikan juga ada zakatnya.” Menurut Az-
Zaila‟I, pada barang dagangan yang telah mencapai nisab perak atau emas, wajib
1Akhmad Mujahidin, “Ekonomi Islam”, (Jakarta : RajaGrafindo Persada , 2007), hlm. 55
2Syaikh Hasan Ayyub, “Fikih Ibadah”, (Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010), hlm. 345
3Hulwati, “ Ekonomi Islam” (Padang: Ciputat Press Group, 2006), hlm. 21
14
dikeluarkan 1/40-nya atau sama dengan 2,5%.4 Zakat perdagangan dikeluarkan satu
tahun sekali dengan terlebih dahulu menetapkan awal perhitungan haul. Tahun
perniagaan dihitung mulai berniaga.Yang dihitung bukanlah labanya saja, tetapi
seluruh barang yang diperjualbelikan itu.Apabila sudah cukup nisab maka wajib
dikeluarkan zakat seperti emas.Dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat Allah
SWT berfirman:Yang artinya, “Ambillah zakatdari sebagian harta mereka, dengan
zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdo‟alah untuk
mereka.Sesungguhnya do‟a kamu itu (menjadi) ketentraman bagi jiwa mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”(Q. S. At - Taubah: 103)
Ayat ini menjelaskan bahwa zakat itu diambil atau dipungut dari orang-orang
yang berkewajiban (muzakki) untuk kemudian disalurkan kepada mereka yang berhak
menerimanya (mustahiq). Yang mengambil dan memungut zakat itu adalah para
petugas („amil). „Amil adalah orang-orang yang ditugaskan (diutus oleh
imam/pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung dan mencatatkan zakat
yang diambilnya melalui muzakki untuk kemudian dibagikan kepada orang yang
berhak menerimanya.Karena itu, dalam sejarah syriat zakat disebutkan Rasurullah
Saw pernah mempekerjakan Ibnu Lutaibah untuk mengurus zakat Bani Sulaiman.
Pernah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi „amil zakat.
Demikian juga era khulafaurrasyidin (para khalifah yang mulia), mereka memiliki
petugas khusus yang mengatur masalah zakat, pengambilan maupun
4Syauqi Ismail Sahhatih, “Penerapan Zakat Dalam Bisnis Modren,” (Bandung: CV Pustaka
Setia, 2007), hlm. 171
15
pendistribusiannya. Mengingat perkembangan zakat di Indonesia cukup signifikan
dalam pengetasan kemiskinan, maka pemerintah memperbaiki dan menerbitkan
Undang-Undang 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Zakat, maka lembaga zakat telah ada mulai dari Tingkat
Nasional, Provinsi dan Tingkat Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia. Lembaga zakat
tersebut bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).5
Ada beberapa keuntungan positif bila zakat itu dibayarkan ke lembaga
pengelola zakat.Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar
zakat.Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para penerima zakat
(mustahiq).Ketiga, untuk efesiensi dan efektifitas, serta tepat sasaran dalam
penggunaan harta zakat.Keempat, untuk memperlihatkan syiar Islam ditengah-tengah
masyarakat.6
Setiap daerah pasti berpotensi besar dalam pengumpulan zakat perdagangan
tidak terkecuali kota Padang Panjang. Kota Padang Panjang terletak ditengah
Kabupaten ini, pada masa lalu adalah termasuk kedalam wilayah adminiftratif
Kabupaten Tanah Datar, karena mampu berkembang dan sangat strategis, Padang
Panjang menjadi kota saat ini terus berupaya untuk berkembang. Letak Kota Padang
5A. Rahman Ritonga, “ Memaknai Mustahik Zakat dalam Konteks Kekinian” (Padang: Hayfa
Press, 2013), hlm. 2 6 Misbahul Munir, “Ekonomi Qur‟ani” (Malang: UIN-MALIKI PRESS, 2014), hlm.121
16
Panjang yang strategis, banyak masyarakat yang mencari rezeki dengan cara
berdagang.
Dari hasil observasi awal ke Dinas Pasar Kota Padang Panjang, bapak Adera
menyatakan bahwa jumlah pedagang kota Padang Panjang kurang lebih 1.277
pedagang.7 Dari jumlah pedagang Kota Padang Panjang yang begitu banyaknya,
potensi zakat usaha dagang kota Padang Panjang sangatlah tinggi. Akan tetapi setelah
ditelusuri ke BAZNAS kota Padang Panjang, zakat usaha dagang yang dibayarkan
oleh pedagang melalui BAZNAS kota Padang Panjang sangatlah sedikit. Menurut
pimpinan BAZNAS Kota Padang Panjang bapak H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang,
Kalau dihitung persentasenya pedangang yang membayarkan zakat melalui BAZNAS
adalah sebesar 5% saja. 8
Tabel 1.1
Kontribusi Sektor Perdagangan Pada PDRB Kota Padang Panjang
( juta rupiah) Tahun 2012-2016
Tahun Total PDRB PDRB Sektor
Perdagangan
Kontribusi
%
Kenaikan / Penurunan
PDRB Sektor
Perdagangan
∑ %
2012 1.889.567,69 353.931,42 18,7 _ _
2013 2.095.243,68 381.069,27 18,1 27.137,85 7,67
2014 2.347.905,13 424.891,28 18 43.822,01 11,50
2015 2.532.930,45 465.352,95 18,3 40.467,67 9,52
2016 2.773.914,99 519.368,92 18,7 54.015,97 11,61
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Padang Panjang
7 Adera, Kepala Dinas Pasar Kota Padang Panjang, Wawancara Pribadi, Padang Panjang,
tanggal 12 april 2018 8 H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang, Pimpinan BAZNAS Kota Padang Panjang, Wawancara
Pribadi, Padang Panjang, tanggal 12 mai 2018
17
Dari tabel 1.1 di atas jumlah Kontribusi Sektor Perdagangan pada PDRB
mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2013 kontribusi perdagangan
mengalami penurunan sejumlah 27.137,85 atau sebesar 7,67%. Pada tahun 2014
kontribusi perdagangan mengalami kenaikan sejumlah 43.882,01 atau sebesar
11,50%. Selanjutnya pada tahun 2015 kontribusi perdagangan mengalami penurunan
kembali sejumlah 40.461,67 atau sebesar 9,52%. Dan pada tahun 2016 kontribusi
perdagangan mengalami kenaikan kembali sejumlah 54.015,97 atau sebesar 11,61%.
Table 1.2
Penerimaan Zakat Usaha Dagang Pada BAZNAS Kota Padang Panjang
( juta rupiah) Tahun 2012-2016
Tahun PDRB Setor
Perdagangan
Zakat Yang
Diterima
BAZNAS
Kenaikan / Penurunan
Zakat Usaha Dagang pada
BAZNAS
∑ %
2012 353.931,42 63.550.000 _ _
2013 381.069,27 10.000.000 (53.550.000) (84,3)
2014 424.891,28 18.000.000 8.000.000 80
2015 465.352,95 88.400.000 70.400.000 391,1
2016 519.368,92 14.050.000 (74.350.000) (84,1)
Sumber : Data di Olah Sendiri
Dari tabel 1.2 di atas jumlah zakat usaha dagang yang diterima BAZNAS
mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2013 penerimaan zakat usaha
dagang mengalami penurunan sejumlah (53.550.000) atau sebesar (84,3)%. Pada
tahun 2014 penerimaan zakat usaha dagang mengalami kenaikan sejumlah 8.000.000
atau sebesar 80%. Selanjutnya pada tahun 2015 zakat usaha dagang yang diterima
mengalami kenaikan signifikan yaitu sejumlah 88.400.000 atau sebesar 391,1%. Dan
18
pada tahun 2016 zakat yang diterima mengalami penurunan kembali sejumlah
(74.350.000) atau sebesar 84,1%.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti lebih
lanjut dan menjadi latar belakang penulis tertarik mengambil tema dengan judul
“STRATEGI PENGUMPULAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT USAHA
DAGANG OLEH BAZNAS KOTA PADANG PANJANG”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas,maka dikemukakan indentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Kurangnya pemahaman muzakki (pedagang) untuk membayarkan zakat
perdagangan melalui lembaga BAZNAS.
2. Kurangnya kesadaran muzakki (pedagang) akan kewajiban membayarkan zakat
perdagangan.
3. Diperlukan strategi yang tepat dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha
dagang.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dideskripsikan diatas peneliti dapat
merumuskan tentang:
19
1. Bagaimanakah strategi yang dilakukan BAZNAS dalam pengumpulan dan
Pengelolaan zakat usaha dagang Kota Padang Panjang?
2. Apa saja kendala yang dihadapi oleh BAZNAS dalam pengumpulan zakat
usaha dagang?
1.4 Batasan Masalah
Agar tidak meluasnya pembahasan atau penjelasan diluar topik pembahasan,
maka penulis membatasi penelitian ini mengenai “Strategi pengumpulan dan
pengelolaan zakat usaha dagang oleh BAZNAS kota Padang Panjang”
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penulisan ini adalah:
1) Untuk mengetahui bagaimanakahstrategi yang dilakukan BAZNAS kota
Padang Panjang dalam pengumpulan dan pengelolaan zakat uasaha
dagang.
2) Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi BAZNAS kota Padang
Panjang dalam pengumutan zakat usaha dagang.
1.6 Penjelasan Judul
Dalam pembahasan penelitian ini penulis tentu harus memberikan penjelasan
judul dimana judulnya“Strategi Pengumpulan dan Pengelolaan Zakat Usaha Dagang
Oleh BAZNAS Padang Panjang.”
20
Strategi :Pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan dan eksekusi sebuah
aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Pengelolaan :Suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian
kerja dalam mencapai tujuan tertentu.
Pengumpulan :Melakukan kegiatan penerimaan berupa informasi,
dokumen-dokumen, uang, dan lain sebagainya.
Zakat Usaha Dagang :Zakat yang dkeluarkan atas kepemilikan harta yang
diperuntukkan untuk jual-beli.
BAZNAS P. Panjang :Badan Amil Zakat Nasional yang ditunjuk oleh
pemerintah dalam pengumpulan zakat di Kota Padang
Panjang.
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk lebih jelasnya dan memudahan pemahaman pembaca dan agar lebih
terarahnya penulis skripsi maka dapat dilihat sistematika penulisan skripsi ini sebagai
berikut:
21
BAB I : PENDAHULUAN
Didalam pendahuluan terdapat latar belakang masalah, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, penjelasan judul dan
sistematika penulisan.
BABII : LANDASAN TEORI
Di dalam landasan teori ini berisikan landasan teori-teori yang digunakan
sebagai pedoman atau landasan, dasar dar teori dan studi relevan yang
berkaitan dengan judul penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Dalam metode penelitian terdapat tentang jenis penelitian, lokasi penelitian,
sumber data, teknik pengumpulan data dan analisis data.
BAB IV : HASIL PENELITIAN
Pada bab ini terdapat uraian tentang hasil dan pembahasan penelitian yang
menguraikan gambaran umum mengenai Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Padang Panjang serta strategi pengumpulan dan
pengelolaan zakat usaha dagang.
BAB V :PENUTUP
Dalam bab ini berisikan kesimpulan dan saran terkait isi dari penelitian.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Zakat
Dalam bahasa arab, zakat bermakna suci, tumbuh dan berkah. Kata zakat
berarti suci, bertambah, berkembang dan menjadi berkah.Arti-arti ini terpelihara dan
dimaksutkan dalam agama Allah swt. Orang yang mengeluarkan zakat adalah orang
yang membersihkan diri dan hartanya sebagaimana pahalanya juga bertambah dan
hartanya diberkahi Allah swt, Allah swt berfirman dalam surat At-Taubah ayat 103 :
يهم بها وصل عليهم إن صلتك سكه لهم والل سميع عليمخذ مه أمىالهم صدقة تطهزهم وتزك
Artinya :“Ambillah zakat dari sebgian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya
doa kamu itu, (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengarlagi MahaMengetahui.”(At-Taubah [9] : 103)
Allah swt berfirman dalam surat Ar-Rum ayat 39, yang berbunyi :
ئ ومب آتيتم مه ربب لي فأول ومب آتيتم مه زكبة تريدون وجه الل ك ربو في أموال النبس فل يربو عند الل
هم المضعفون
Artinya :“dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertamabah
pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksutkan untuk mencapai keridhaan Allah,
maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya).”(Ar-RUM [30] : 39)
23
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Rasurullah saw bersabda, “Sedekah
tidaklah mengurangi harta, tidaklah Allah menambahkan ampunan kepada seorang
hamba melainkan (Ia menambahkan) kejayaan dan tidaklah seseorang merendahkan
diri Karen Allah kecuali Ia akan mengangkatnya.”(HR.Muslim)
Zakat dari istilah Fiqih berarti “sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah
dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak” disamping berarti mengeluarkan
jumlah tertentu itu sendiri, jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat
karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan meindungi
kekayaan itu dari kebiasaan. 9
Dan menurut terminology fuqaha, zakat adalah memberikan harta yang telah
ditentukan Allah bagi yang berhak dengan memutuskan manfaat dari orang yang
memberi dari segala sisi. Defenisi lain mengungkapkan, zakat adalah hak wajib bagi
Allah dalam harta tertentu. 10
Syara‟ memaknai dengan dua pengertian.Pertama,
dinamakan pengeluaran harta ini dengan zakat adalah karena zakat itu merupakan
suatu sebab yang diharap kan mendatangkan kesuburan atau menyuburkan pahala.
Kedua, dinamakan harta yang dikeluarkan itu dengan zakat adalah zakat itu
merupakan suatu kenytaan dan kesucian jiwa dari kekikiran dan kedosaan.
Ditinjau dari ekonomi islam, zakat merupakan salah satu instrumen fiscal
untuk mencapai tujuan keadilan social ekonomi serta distribusi pendapatan dan
9Yusuf Qardhawi, “Fiqh al-Zakat, “ (JakartaPustaka Litera, 1983), hlm. 36
10 Hasan Ayub, “Fikih Ibadah; Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah saw”,
(Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010), hlm. 345
24
kekayaan. Menurut pandangan Mustafa E. Nasution, zakat (termasuk infak, sedekah,
dan wakaf) yang merupakan salah satu kebijakan fiscal dimana zakat termasuk salah
satu sendi utama dalam sistem Ekonomi Islam yang jika mampu dilaksanakan dengan
baik akan memberikan dampak ekonomi yang luar biasa. Menurutnya kegiatan zakat
yang berdasarkan sudut pandang ekonomi pasar adalah suatu kegiatan menciptakan
distribusi pendapatan yang lebih merata.11
Zakat ibarat benteng yang melindungi harta benda dari sifat dengki dan iri
hati, dan zakat juga bisa dikatakan sebagai pupuk yang dapat menyuburkan harta
sesorang untuk dapat lebih berkembang (banyak).Hubungan dengan Allah swt terjalin
dengan ibadah shalat dan hubungan dengan manusia terjalin dan terkait dengan infak
dan zakat. Hubungan viskal dipelihara sebagai tanda bersyukur dan terimakasih atas
semua reski yang telah Allah berikan, hubungan sesama hamba Allah dijaga sebagai
tanda keistemewaan, berbagi rahmat dan nikmat yang telah Allah berikan.
2.2 Dasar Hukum Wajib Zakat
Kewahiban zakat sepadan dengan kewajiban shalat yaitu wajib „aini dalam
arti kewajiban zakat tidak mungkin dibebankan kepada orang lain, walaupun dalam
pelaksanaanya bisa diwakilkan kepada orang lain. Dalam Al-Quran banyak sekli
ayat-ayat yang membahas masalah zakat, masalah zakat juga dibicarakan tentang
antara lain sebagai berikut:
11
Umrotul Khasanah,”Manajemen Zakat Modren Instrumen Pemberdayaan Ekonomi
Umat”,(Malang : UIN-Maliki Press, 2010), hlm. 208
25
1. Arinya: “Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat, dan rukuklah
bersama orang-orang yang rukuk‟.”(Q. S. Al-Baqarah ayat : 43)
2. Artinya :“ Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah)
sebagian hasil dari ushamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami
keluarkan dari bumi untukkamu…”(Q. S. Al-Baqarah ayat : 267)
3. Perintah zakat juga disebutkan dalam surat At-Taubah ayat 103 yang
berbungi:
Artinya : “ Pungutlah zakat dari harta benda mereka, yang akan
membersihkan mereka dan mensucikan mereka dan mendo‟akan untuk
mereka. Sesungguhnya do‟a kami menjadi ketentraman jiwa bagi mereka
dan Allah Mendengar lagi Maha Mengetahui.Sebagian harta mereka dengan
zakat itu kamu bersihkan dan mensucikan mereka.“(Q.S At-Taubah ayat :
103)12
Nabi saw menegaskan zakat itu wajib, serta menjelaskan kedudukannya
dalam islam. Yaitu bahwasanya zakat itu adalah salah satu rukun islam yang utama,
dipujina orang yang berzakat dan diancamnya orang yang tidak melaksanakan zakat
dengan berbagai upaya dan cara.
2.3 Hukum Orang yang Meninggalkan Zakat
Zakat merupakan kewajiban yang telah disepakati oleh umat islam.
Kewajiban zakat telah ditetapkan dalam Al-Quran dan sunnah baik secara umum
12
Al-Qur‟an (suarat At-Taubah ayat 103)
26
ataupun khusus sehingga telah diketahuidengan pasti sebagai bagian dari kewajiban
agama. Jika seorang muslim mengingkari kewajibannya maka ia sama saja telah
mengingkari agama islam karena agma islam merupakan satu kesatuan yang utuh,
tidak terpisah antara kewajiban yang satu dngan kewajiban yang lain. Oleh karena itu,
jika serang musim mengingkari kewajiban zakat yang telah disepakati tersebut, ia
dianggap kafir. Apabila ia mengingkari zakat yang masih diperselisihkan tentang
wajibnya, seperti zakat harta rikaz (harta terpendam) dan perniagaan, maka ia tidak
dianggap kafir. Namun, jika ia tinggal diwilayah pemerintahan islam yang
mewajibkan zakat tersebut dan ia wajib zakat, tetapi ia mengingkarinya dan tidak
menjalankan perintah Allah swt, tentang zakat tersebut, maka ia danggap kafir dan
boleh diperangi serta diambil hartanya secara paksa oleh pemerintah.
Umat sepakat atas wajibnya zakat dan kewajiban zakat diketahui secara pasti
dari agama bagi yang hidup dikalangan kaum muslimin dan dalam lingkungan
Islam.Bagi yang mengingkari kewajiban zakat dari mereka berarti mereka telah kafir
dan dianggap sebagai orang murtad.Ia diminta untuk bertaubat selama tiga hari, bila
tidak juga bertobat ia berhak mendapatkan hukuman orang yang murtad dan kufur
terhadap agama, yaitu dibunuh. Sedangkan yang mengingkari kewajiban zakat karena
ketidaktahuan karena baru masuk Islam atau karena hidup jauh dari lingkungan Islam
dan ulama Islam, ia tidak dihukumi kafir karena uzurnya tapi ia diberitahukan dan
disebutkan dalil-dalilnya. Bila setelah itu yang bersangkutan bersikap takabbur dan
27
menetang berarti ia kafir dan hukum sebelumnya berlaku baginya.13
Orang yang tidak
membayarkan zakat juga terdapat hukuman didunia. Hadish shahih menjelaskan
bahwa :
1. Orang yang tidak mengeluarkan zakat akan ditimpa kelaparan dan
kemarau panjang.
2. Bila zakat bercampur dengan kekayaan lain, maka kekayaan itu akan
binasa.
3. Pembangkan zakat akan dapat dihukum dengan denda bahkan dapat
diperangi dan dibunuh. Hal ini dilakukan oleh Abu Bakar ketika setelah
Rasurullah wafat dimana banyak suku Arab yang membangkang tidak
mau membayar zakat dan hanya mau mengerjakan shalat.
Pernyataan Abu Bakar :“Demi Allah saya akan memerangi siapapunyang
membeda-bedakan zakat dari shalat…..”Berdasarkan pembahasan diatas dapat
dimengerti bahwa zakat adalah penting sekali dalam islam dan dapat dikatakan orang
yang mengingkari zakat itu wajib adalah kafir dan sudah keluar dari islam (murtad).14
Khalifah Abu Bakar pernah memerangi orang-orang yang menolak
mengeluarkan zakat.Beliau berkata yang kemudian terkenal sebagai statemen abadi,
“Demi Allah, seandainya mereka tidak memberikan kepadaku bagian zakat yang
13
Syaikh Hasan Ayyub, “Fikih Ibadah”, (Jakarta : Cakra Lintas Media, 2010), hlm. 346 14
Lukman Mohammad Baga, “Fiqh Zakat DR.Yusuf Al-Qaradhawy”, (Bogor, 1997), hlm. 5
28
dahulu mereka tunaikan keada Rasulullah, niscaya aku akan perangi mereka
kareenanya.”
Diriwayatkanoleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, Rasulullah
bersabda: “Aku diperintahkan untuk memerangi orang-orang sampai mereka bersaksi
bahwa tiada tuhan melainkan Allah dan Muhammad rasukl utusan Allah, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukannya, maka darah dan harta
benda mereka terjaga dariku, kecuali dengan hak Islam dan pertanggungan mereka
diserahkan kepada Allah.
Hadist yang menerangkan ancaman bagi orang yang meninggalkan kewajiban
zakat cukup banyak, di antaranya hadis marfu‟ yang diriwayatkan oleh Imam Al-
Bukhari dan An-Nasa‟I dari Abu Hurairah, “Barang siapa yang diberi harta
kekayaan oleh Allah, lalu ia tidak menunaikan zakatnya, maka harta tersebut akan
ditampilkan kelak dihari kiamat sebagai sosok lelaki yang pemberani berambutbotak
yang memiliki dua taring yang akan dikalungkannya kepada pemliknya pada hari
kiamat, kemudian ia akan mengambilnya (sang pemilik)dengan kedua sisi
pemiliknya, sambil berkata: Akulah hartamu. Akulah harta terpendammu!15
2.4 Hikmah dan Keutamaan Zakat
Zakat merupakan ibadah dalam bidang harta yang banyak memiliki arti dalam
keidupan masyarakat.Banyak hikmah dan keutamaan yang demikian besar dan mulia,
15
Abdul Aziz Muhammad Azzam, “Fiqh Ibadah”, (Jakarta: Amzah, 2009). hlm. 345
29
baikyang berkaitan dengan orang yang berzakat (Muzakki), penerima (Mustahiq),
harta yang dikeluarkan zakatnya, maupun bagi masyarakat secara keseluruhan.16
Hikmah dan efek zakat pada masyarakat; zakat membenahi sisi penting
masyarakat khususnya bila kita mengetahui golongan-golongan penerima zakat dan
kita tahu bahwa Allah swt membenahi berbagai sisi dalam masyarakat islamdengan
zakat. Anak yatim yang tidak memiliki uang dan keluarga yang menafkahinya, orang
fakir yang tidak bisa mendapatkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan pribadi, istri
dan anak-anaknya, kreditur yang membebani hutang dan tidak memiliki dana untuk
membayarnya, mereka yang berjihad dan pergi haji, para penuntut ilmu yang
kehabisan bekal dan tidak memiliki uang untuk memenuhi kebutuhan. Mereka
memandang harta orang-orang kaya dengan pandangan dengki, hati yang memungkiri
dan keinginan-keinginan yang menghancurkan manakala orang-orang yang tidak
memberikan hak mereka yang diwajibkan Allah swt untuk mereka dan Allah swt
akan benar-benar mempersulit orang-orang yang berharta.17
Hikmah dan keutamaan tersebut antara lain :
1) Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah swt, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,
16
Abdurrahman Qadir, “Zakat dalam Dimensi Mahdhah dan Sosial”, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 1998), hlm. 82 17
Hasan Ayub, “Fikih Ibadah:Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah
SAW”.(Cakra Lintas Media:Jakarta,2010)
30
menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menmbuhkan ketenangan
hidup, sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.
2) Karena zakat merupakan, hak mustahiq, maka zakat berfungsi untuk
menolong, membantu dan membina mereka terutama fakir miskin, kearah
kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera, sehingga mereka dapat
memenuhi kehidupan hidupnya dengan layak, dapat beribadah kepada Allah
swt, terhindar dari bahaya kekufuran, sekaligus menghlangkan sifat iri,
dengki, hasad yang mungkin timbul dari kalangan mereka ketika melihat
orang kaya yang memilikiharta cukup banyak.
3) Sebagai pilar amal bersama antara orang-orang kaya yang berkecukupan
hidupnya dan para mujahid yang seluruh waktunya digunakan untuk
berjihad dijalan Allah.
4) Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang
harus dimiliki umat islam, seperti sarana ibadah, pendidikan, kesehatan,
sosial maupun ekonomi, sekaligus sarana pengembang kualitas sumber daya
manusia muslim.
5) Untuk memasyarakatkan etika bisnis islam yang benar.
6) Sebagai salah satu instrument pemerataan pendapatan dari sisi
pembangunan.
7) Dorongan ajaran islam yang begitu kuat kepada orang yang beriman untuk
berzakat, brinfak dan bersedekah menunjukkan bahwa ajaran islam
31
mendorong umatnya untuk senantiasa bekerja dan berusaha sehingga
mereka dapat berlomba-lomba menjadi Muzakki.18
2.5 Macam-Macam Zakat
Zakat secara umum terbagi kepada dua bagian, yaitu zakat fitrah dan zakat
maal. Dari zakat maal ini terbagi lagi kepada beberapa bagian diantara sebagai
berikut:
1. Zakat Fitrah
Zakat fitrah atau zakat badan adalah zakat yang wajib dikeluarkan satu kali
dalam setahun oleh setiap muslimmukallaf (orang yang dibebani oleh Allah)
untuk dirinya sendiri dan untuk jiwa atau orang yang menjadi
tanggungannya. Jumlah yang harus dikeluarkan adalah sebanyak satu sha‟
(1.k 3,5 liter/2,5 Kg) per jiwa, yang didistribusiakan pada tanggal 1 Syawal
stelah shalat subuh sebelum shalat iedul fitri. Yang harus diketahui mengenai
zakat fitrah adalah sebagai berikut:
1) Hukum Zakat Fitrah
Hukum zakat fitrah adalah wajib, setiap umat islam wajib menunaikan
zakat fitrah untuk membersihkan diri dan mensucikan diriserta
membantu jiwa-jiwa yang kelaparan karena dibelit kemiskinan.
Dalil yang menjelaskan kewajiban zakat fitrah yaitu terdapat pada surat
Al-A‟la ayat 14-15, yang artinya “ sungguh berbahagialah orang yang
18
T.M. Hasbih Ash Shiddieqy, “Pedoman Zakat “, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1991), hlm. 24
32
mengeluarkan zakat (fitrahnya), menyebut nama tuhannya (mengucap
takbir) lalu ia mengerjakan shalat (iedul fitri). (Q.S Al-A’la ayat 14-15)
Menurut riwayat Ibnu Khuzaimah ayat diatas diturunkan berkaitan
dengan zakat fitrah. Menurut Alhafidh dalam “Fathul Baari”: Ditambah
dengan nama zakat ini dengan kata fitri karena diwajibkan setelah
selesai mengerjakan shaum Ramadhan.
2) Kadar (Prosentase /Ukuran) Zakat Fitrah
Ukuran zakat fitrah yang harus dikeluarkan oleh setiap umat muslim
adalah sebanyak satu sha‟ dari makanan pokokhal ini sesuai dengan dua
hadis yang berikut ini, artinya “kami keluarkan (zakat fitrah) dizaman
Rasurullah saw pada iedul fitri sebanyak satu sha‟ dari makanan.” (H. R.
Bukhari)
“adalah kami (para sahabat) dimasa rasurullah, mengeluarkan zakat
fitrah satu sha‟tamar (kurma), atau satu sha‟ sya‟ir (padi belanda) atau
satu sha‟ aqith (susu yangtelah kering yang tidak diambil buihnya, atau
semacam makanan yang terbuat dari susu, dimasak, sesudah itu
dibiarkan lalu diletakkan dikain perca agar menetes kebawah). (H.K,
Bukhari).
Hadist diatas menyatakan bahwa kadar zakat fitah itu satu sha‟
makanan. Pada hadis diatas makanan yang dimaksut adalah tamar,
sya‟ir, zabib dan aqith. Itulah makanan yang dikelurkan pada zakat fitrah
pada Rasurullah saw.
33
2. Zakat Maal
Zakat maal atau zakat harta benda, telah diwajibkan oleh Allah swt sejak
permulaan islam, sebelum nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Pada
awalnya, zakat diwajibkan tanpa ditentukan kadar dan jenis hartanya. Syara‟
hanya memerintahkan agar mengeluarkan zakat, banyak sedikitnya
diserahkan kepada kesadaran dan kemauan masing-masing.Hal itu
berlangsung hingga tahun ke-2 hijrah.Pada tahun itulah baru kemudian syara‟
menetapkan jenis harta yang wajib dizakati beserta kadarnya.Namun
mustahiq zakat pada saat itu hanya dua golongan saja, yaitu fakir dan
miskin.Adapun pembagian zakat kepada 8 ashnaf (golongan/kelompok) baru
terjadi pada tahun ke 9 hijriah. Namun demikian Nabi saw tidak sepenuh ya
membag rata kepada 8 golongan tersebut, beliau membagikannya kepada
golongan-golongan yang dipandang perlu dan mendesak untuk disantuni.
Zakat maal ini terdiri dari beberapa macam, yaitu zakat emas/perak/uang,
zakat ziro‟ah, zakat ma‟adin, zakat rikaz, dan zakat tijaroh.
1) Zakat Emas, Perak, dan Uang
Emas dan perak yang dimiliki oleh seseorang wajib dikeluarkan
zakatnya. Dalilnya terdapat pada surat At-Taubah ayat 34-35:
Artinya: “orang-orang yang menimbun emas dan perakdan tidak
menafkahkannya dijalan Allah, peringatkanlahmereka dengan azab
yang pedih. Pada hari emas dan perak dipanaskan dalam api neraka,
lalu dibakar dengan dahi-dahi mereka, rusuk-rusuk dan punggung,
34
maka katakanlah kepada mereka, “inilah kekayaan yang kalian timbun
dahulu, rasakanlah bagi kalian kekayaan yang kalian simpan itu.”(Q.S.
At-Taubah ayat 34-35)
Dari keterangan diatas, jelaslah bagi pemilik emas dan perak, wajib
mengeluarkan zakat, karena jika tidak, ancaman dari Allah sudah
menantinya. Nisab emas sebesar 20 dinar (90 gram), dan nisab perak
sebesar 200 dirham (600 gram), dan nisab uang yaitu jika sudah senilai
dengan emas 20 gram atau perak 200 dirham. Sementara kadar zakatnya
sebanyak 2,5%. Zakat emas ini dikeluarkan jika sudah mencapai haul
(setahun sekali). “ Bila kau mempunyai 200 dirham dan sudah cukup
masanya setahun (haul), maka zakanya adalah 5 dirham (2,5%). Dan
emas dikenakan zakat bila sudah mencapai 20 dinar dan sudah mencapai
setahun dimiliki, maka zakatnya setengah dinar, dan yang lebih sesuai
perhitungannya. (H.R. Abu Daud)
Dari keterangan diatas jelas bahwa apabila seseorang menympan emas
dan perak (baik berupa emas batangan maupun perhiasan) maka wajib
dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nisab dan haulnya.
2) Zakat Ziro’ah (Pertanian/segala hasil bumi)
Mengenai zakat tumbuh-tubuhan, Allah swt telah menetapkannya dalam
Al-Quran surat Al-An‟am ayat 141, yang berbungi:
Artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung
dan yang tidak berjunjung, pohon kurma, tanam-tanaman yang
35
bermacam-macam buahnya, zaitun, dan delima yang serupa (bentuk
dan warnanya) dan yang tidak sama (rasanya). Makanlah buahnya
yang (bermacam-macam itu) bila berbuah, dan tunaikanlah haknya dari
hai memetik hasilnya (dengan dikeluarkannya zakat), dan jaganlah
kamu berlebih-lebihan, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan.“(Q.S. Al-An’am : 141)
Hasil bumi wajib dikeluarkan zakatnya jika sudah mencapai nisab yaitu
5 wasaq (650 Kg).adapun kadar zakatnya ada dua maca yaitu: pertama,
jika pengairannya alamiah (oleh hujan atau mata air) maka kadar
zakatnya adalah 10%. Kedua, jika pengairannya oleh tenaga manusia
atau binatang maka kadar zakatnya adalah 5%.
3) Zakat Ma’adin (Barang Galian)
Yang dimaksut dengan barang ma‟adin (barang galian) yaitu, segala
yang dikeluarkan dari bumi yang berharga seperti timah, besi, emas,
perak, dll.Adapula yang berpendapat bahwa yang dimaksut dengan
ma‟adin adalah segala sesuatu yang dikeluarkan (didapatkan) oleh
seseorang dari laut atau darat (bumi), selain tumbh-tumbuhan dan
makhluk bernyawa. Zakat ma‟adin dikeluarkan setiap mendapatkannya
tanpa nisab, kadar zakatnya adalah 2,5%.
Salah satu dalil menjelaskan bahwa “ Rasurullah telah meyerahkan
ma‟adin qabaliyah kepada Bilal bin Al-Hats Al-Muzanny, ma‟adin itu
36
hingga kni tidak diambil darinya, melainkaan zakat saja.” (H. R. Abu
Daud daan Maliki).
4) Zakat Rikaz (Harta Temuan/Harta Karun)
Yang dimaksut rikaz adalah harta (barang temuan) yang sering dikenal
dengan istilah harta karun. Tidak ada nisab dan haul, besar zakatnya
20%. sebuah dalil mengatakan bahwa: “ Sesungguhnya Nabi saw
bersabda mengenai harta karun (simpanan lama) yang ditempatkan
seseorang ditempat yang tidak didiami orang. Jika engkau dapatkan
harta itu ditempat didiami orang, hendaklah engkau beritahukan, dan
jika engkau dapatkan harta itu ditempat yang tidak didiami orang, maka
disitulah wajib zakat, dan pada harta rikaz, (zakatnya) 1/5.” (H. R. Ibnu
Majah).
Maksut hadis diatas adalah barang siap yang mendapatkan dalam suatu
panggilan harta simpanan orang bahari atau mnemukannya disuatu desa
yang tidak didiami orang, maka ia wajib mengeluarkan zakatnya sebesar
1/5 atau 20%. Zakat rikaz dikeluarkan olh penemunya sekalinya saja,
ketika ia menemukan rikaz tersebut.
5) Zakat Binatang Ternak
Seseorang yang memelihara hewan ternak (bertenak) wajib
mengeluarkan zakatnya berdasarkan dalil berikut: “Tidak seorang laki-
laki yang mempunyai unta, lembu atau kambing yang tidak diberikan
zakatnya, melainkan datanglah binatang-binatang itu pada hari kiamat
37
keadaanya lebih gemuk dan lebih besar dibandingkan ketika di dunia,
lalu mereka menginjak-injaknya dengan telapak-telapaknya dan
menanduknya dengan tanduk-tanduknya setlah binatang-binatang itu
berbuat demikian, diulanginya lagi dan demikianlah terus-menerus
hingga Allah selesai menghukum para manusia.” (H. R. Bukhari).
Yang dimaksut dengan binatang ternak yang wajib dikeluarkan zakatnya
adalah apa yang ada didalam bahasa arab disebut Al-An‟am, yakni
binatang yang diambil manfaatnya. Binatang-binatang tersebut adalah
unta, kambing/biri-biri, sapid an kerbau. “Setiap unta yang
digembalakan, zakatnya setiap 40 ekor adalah seekor anak unta betina
yang selesai menyusu.” (H. R. Ahmad, Nasa‟I, Abu Daud). “..Dan pada
kambing yang digembalakan, bila ada 40 ekor, zakatnya seekor
kambing.Jika hanya punya 39 ekor, maka tidak terkena kewajiban
zakat.” (H. R. Abu Daud). Zakat ternak ini dikeluarkan setiap tahun dan
apabila telah mencapai nisab.
6) Zakat Tijaroh (Zakat Perdagangan)
Ketentuan zakat ini adalah tidak ada nishab, diambil dari modal (harga
beli), dihitung dari barang yang terjual sbesar 2,5%. Adapun waktu
pembayaran zakatnya, bisa ditangguhkan hingaga satu tahun, atau
dibayarkan scara periodik (bulanan, triwulan atau semester) setiap
setelah belanja, atau setelah diketahui barang yang sudah laku
38
terjual.Zakat yang dikeluarkan bisa berupa barang dagangan atau uang
seharga barang dagangan tersebut.
Rasurullah saw bersabda: “Wahai para pedagang, sesungguhnya jual
beli ituselalu dihadiri (disertai) kemaksiatan dan sumpah oleh karena
itu kamu wajib mengimbanginya dengan sedekah (zakat).” (H. R.
Ahmad).19
2.6 Syarat-Syarat Wajib Zakat
Zakat mempunyai beberapa syarat yang harus dipenuhi. Menurut kesepakatan
para ulama, syarat wajib zakat adalah merdeka, muslim, balig, berakal, kepemilikan
harta yang penuh, mencapai nisab dan mencapai haul. Dengan demikian, dapat
dipahami bahwa syarat wajib zakat dalah sebagai beriku:
1. Islam
Para ulama sepakat bahwa zakat tidak wajib abagi orang kafir, karena zakat
merupakan ibadah yang suci, sedangkan orang yang kafir bukanlah orang
yang suci. Berbeda dengan madzhab Syafi‟I, mereka mewajibkan orang
murtad untuk mengeluarkan zakat atas hartanya sebelum riddahnya terjadi,
yakni harta yang dimilikinya ketika ia menjadi seorang muslim. Riddah
menurut Syafi‟I tidak menggurkan kewajiban zakat. Sementara Abu
19
Tim Emir, “Panduan Zakat Terlengkap”, (Bondowoso: Erlanga, 2016), hlm. 33
39
Hanafiah berpendapat Riddah menngurkan zakat sebab orang murtad sama
dengan yang kafir. 20
2. Merdeka
Menurut kesepakatan ulama, zakat tidak wajib atas hamba sahaya karena ia
tidak memilikihak milik, tuan dan majikannyalah yang memiliki apa yang
ada padanya. Madzhab Maliki berpendapat bahwa tidak ada kewajiban zakat
pada harta milik hamba sahaya itu sendiri maupun tuannya karena milik
hamba sahaya tidak sempurna.
3. Baligh dan Berakal
Menurut madzhab Hanafi keduanya dipandang sebagai syarat.Dengan
demikian zakat tidak wajib diambil dari harta anak kecil dan orang gila,
karena keduanya tidak wajib mengeluarkan ibadah.Menurut jumhur ulama
keduanya tidak termasuk syarat.Oleh karena itu, zakat wajib dikeluarkan dari
anak kecil dan orang gila, zakatnya dikeluarkan oleh walinya.
4. Harta yang dikelurakan adalah harta ang wajib dizakati
Harta yang dimaksut adalah harta yang memenuhi jenis kriteria yaitu:
1) Uang, emas, perak, baik yang berbentuk uang logam maupun uangkertas.
2) Barang tambang dan barang temuan.
3) Barang dagangan.
20
Wahbah al-Zuhaili, “ Zakat kajian berbagai madzhab”, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1997), hlm. 99
40
4) Binatang ternak yang mencari makan sendiri dan binatang ternak yang
diberi makan pemiliknya.
5. Harta yang dizakati sudah mencapai nisab
Nisab yang ditentukan oleh syara‟ sebagai tanda kayanya seseorang dan
kadar-kadar berikut yang mewajibkan zakat.Secara umum kesimpulannya
adalah nisab emas adalah 20 dinar.Nisab perak 200 dirham.Nisab biji-bijian,
buah-buahan setelah dikeringkan, menurut madzhab Hanafi ialah 5 watsaq
(653 Kg).nisab kambing adalah 40 ekor, dan nisab sapi adalah 30 ekor.
6. Milik sempurna
Madzhab Hanafi berpendapat bahwa yang dimaksut dengan harta yang
sempurna adalah harta yang dimiliki secara asli dan hak pengeluarannya
berada pada pemiliknya.
7. Kepemilikan harta sudah sampai setahun
Pandangan ulama mengenai maslah ini tidaklah jauh berbeda, dimana haul
dijadikan syarat dalam zakat selain zakat diwajibkan setiap minculnya buah-
buahan selama aman dari pembusukan dan bisa dimanfaatkan meski belum
panen.
8. Harta tersebut bukanlah dari hasil hutang
Uang yang menghabiskan jumlah nisab harta sehingga tidak ada lagi untuk
elunasi hutang kecuali dari nisab, mencegah kewajiban zakat, jumlah uang
tidak mencegah kewajiban zakat ketika harta bertambah melebihi jumlah
41
utang tersebut sama dengan jumlah zakat atau kurang. Inilah yang mencegah
kewajiban untuk menegluarkan zakat.21
9. Harta yang dizakati melebihidarikebutuhan pokok
Harta yang dizakati terlepas dari utang dan kebutuhan pokok sebab orang
yang sibuk mencari harta untuk kedua ini sama dengan orang yang tidak
mempunyai harta. Kebutuhan pokok disini adalah harta yang secara pasti
mencegah seseorang dari kebinasaan.
2.7 Golongan Penerima Zakat
Zakat dibagikan untuk golongan-golongan yang disebut dalam surat At-
Taubah, yaitu firman Allah swt:
Artinya: “sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk oang-orang fakir, orang-
orang miskin pengurus-pengurus zaka, para Mu‟allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang-
orang yang sedang diperjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah,
dan Allah Maha Mengetahui lagi Bijaksana.” (At-Taubah [9] : 60)
Kedelapan golongan inilah para penerima zakat berdasarkan perintah Allah
swt, berikut penjelasan kedelapan orang yang berhak menerima zakat:
21
Ibid, h 107-110
42
1. Fuqaraa’ (Orang-Orang Fkir dan Miskin)22
Keduanya digabungkan karena mereka sama-sma membutuhkan dan sama-
sama termasuk orang yang tak punya, meskipun orang-orang fakir lebih
membutuhkan dari pada orang-orang miskin. Predikat fakir dan miskin tidak
lenyap disebabkan ia memiliki apa-apa yang mereka butuhkan dalam
kehidupan, seperti rumah, kendaraan, perabot rumah tangga, senjata atau
buku-buku, jika ia termasuk ulama. Semua itu dengan syarat mereka tidak
termasuk sabda Rasurullah “ Dan fakir miksin yang sombong”.
Demikian pula, predikat fakir dan miskin tidak lenyab disebabkan mereka
dimiliki harta yang dimiliki secara sempurna dan mencapai nisab.Hal ini jika
harta sebanyak itu tidak mencukupi kebutuhan dasar mereka, sekalipun harta
mereka banyak. Deikian pula predikat fakir dan miskin tidak lenyab
disebabkan ia emiliki piutang yang ditangguhkan pembayannya. Kecuali jika
ia tidak mau menagihnya karena merasa malu, maka ketika itu ia tidak halal
meneerima zakat. Atau (untuk kasus fakir miskin yang memiliki harta yang
mencapai nishab), namun ia tidak mengeluarkan zakat, maka iatidak halal
menerima zakat. Dan dibolehkan memberikan zakat kepada orang yang
hendak menikah, akan tetapi ia tidak memiliki biaya untuk itu. Hal ini karena
menkah termasuk kebutuhan dasar, seperti halnya minum dan makan.
22
Abu Muhammad Ibnu Shalih bin Hasbullah, “Zakat & Cara Praktis Menghitungnya”,
(Bogor: Pustaka Ibnu Umar, 2010), hlm. 72
43
2. Amil Zakat
Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh seseorang pemimpin atau
wakilnya atau dijadikan sebagai petugas untuk mengumpulkan zakat.Semua
pihak yang melakukan pekerjaan tertentumengumpulkan zakat, membagi,
menjaga, mengembalakan, mencatat dan menyediakan pembukuan termasuk
amil zakat.Semua pihak mengerjakan tugastersebut berhak mendapatkan upah
pekerjaan mereka dari hasil zakat.Amil zakat diisyaratkan merdeka, lelaki,
muslim mukallaf karena memungut dan mengumpulkan zakat merupakan
kekuasaan sementara kekuasaan mensyaratkan hal-hal tersebut sebagaimana
diisyaratkan agar bukan dari kalangan kerabat Rasurullah saw dan harus
memiliki sifat amanah.
3. Mu’allaf
Muallaf merupakan kalangan yang berasal dari orang-orang kafir atau
muslim yang diberi zakat karena fakir, hanya saja yang agar yang kafir
masuk islam atau untuk menangkal kburukannya terhadap kaum muslimin
yang dia dan para pengiutnya lakukan atau untuk tujuan baik yang
diharapkan dengan memberikan zakat terhadap kalangan muslimin tertentu
atau untuk menangkal keburukan dari kaum muslimin dengan cara
memberikan mereka zakat.
Orang-orang kafir terbagi menjadi dua yaitu mereka yang diharapkan masuk
islam dan mereka yang dikhawatirkan membahayakan kaum muslimin.
Orang-orang kafir yang diharpkan masuk islam diberi zakat agar mereka kuat
44
dan jiwanya condong kepada islam sebagaimana Rasurullah saw pernah
memberi Shafwan ibnu Umaiyah dalam perang Hunain berup unta bunting.
Setelah itu, Rasurullah saw adalah orang yang ia cintai dan iapun masuk
islam.
4. Budak
Artinya, menyisihkan sebagian zakat untuk membeli budak dan
dimerdekakan agar mereka menjadi oaring-orang yang merdeka. Begitupula
sebagian zakat diberikan pada budak yang membuat perjanjian dengan tuan
dan pemiliknya untuk mendapatkan status merdeka dengan membayar
sejumlah uang tertentu untuk tuannya dan disebut dengan budakmukatib.
Hal itu bila sibudak mukatib tidak memiliki uang yang cukup untuk melunasi
akat pembebasan dirinya. Dan budak mukatib tidak berhak menerima apapun
kecuali beragama islam.
Uang zakat juga boleh dipakai untuk membeli tawanan muslim karena hal itu
membebaskannya dari tawanan dan untuk mengukuhkan islam. Disamping
itu yang bersangkutan sama seperti orang yang mempunyai hutang. Sebagian
muqaha berpendapat, yang dibolehkan hanya memberi bantuan untuk budak
mukatib dari sebagian zakat, bukan untuk membeli budak untuk
dimerdekakan.
5. Gharim
Gharim adalah orang yang memiliki hutang yang terdesak mencari hutangan
untuk kebutuhan-kebutuhan pribadi ataupun karena kebutuhan-kebutuhan
45
social maupun agama.Golongan pertama seperti orang yang berhutang untuk
memenuhi keperluan peribadi atau untuk istri, anak dan orang-orang yang
menjadi tanggungannya.Golongan kedua seperti orang yang berhutang untuk
membiayai anak yatim.Golongan krtiga adalah orang yang berhutang untuk
kepentingan soosial atau agama.Ia boleh diberi zakat untuk melunasi hutang
tersebut meski ia adalah orang yang kaya. Inilah yang bisa dipahami dari
berbagai dalil.
6. Sabilillah
Sabilillah adalah salah satu golongan penerima zakat.Ada yang membatasi
sabilillah hanya untuk orang yang berjihaddi jalan Allah swt dan orang-orang
yang berjaga diperbatasan meski mereka kaya bila baitulmal tidak
mencukupi memberi mereka nafkah.Jatah sabilillah boleh dibagikan dalam
kegiatan apapun yang menghantarkan menuju Allah swt.Diantara jajaran
sabililah adalah memberi bbagian untuk ulama yang bekerja demi
kemaslahatan agama kaum muslimin.Mereka memiliki bagian dalam harta
Allah swt baik mereka yang kaya maupun yang miskin.Bahkan memberi
bagian jalur ini merupakan salah satu bagian hal yang penting karena ulama
adalah salah satu pewaris Nabi dan para pemikul agama.
7. Ibnu Sabil
Ibnu sabil adalah orang yang berpergian yang memerlukan uang untuk bekal
satt diperjalanannya. Penulis ar-nadiyyah menyebutkan bahwa, “Apabila
ibnu sabil kafir, tidak memiliki apapun ditempatnya, tidak ada perbedaan
46
pendapat ia berhak diberi bantuan untuk perjalanannya dengan bagian yang
berbeda dengan bagian yang didapat karena factor kafir.” Maksutnya, ia
berhak mendapat salah satu bagian zakat untuk memenuhi keperluannya
sebagai musafir dan mendapatkan bagian lain untuk keperluan-keperluan
perjalanan untuk menutupi kekafirannya. Tapi bila yang bersangkutan
memiliki kecukupan di tempatnya atau ditempat yang ingin dituju, ia tidak
berhak mendapatkan apapun tanpa adanya perbedaan pendapat. 23
2.8 Zakat Perdagangan
1. Pengertian zakat perdagangan
Komoditas perdagangan adalah komoditas yang diperjual belikan.Sedangkan
perdagangan adalah aktivitas penukaran harta dengan tujuan untuk
memperoleh laba.Pengertian zakat komoditas perdagangan ini dikhususkan
untuk usaha dagang yang dilakukan oleh perorangan dan tidak untuk
perusahaan atau hasil industry sebuah perusahaan. Jenis asset hasil aktivitas
bisnis dan perdagangan yang dapat dikategorikan sebagai asset wajib zakat
adalah:
1) Usaha juall beli barang dan jasa, baik dalam bentuk usaha perorangan
(klontongan, restoran misalnya).
2) Uasaha mediasi dunia bisnis dan perdagangan.
3) Usaha franchise
23
Hasan Ayub, “Fikih Ibadah:Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah Rasulullah
SAW”.(Cakra Lintas Media:Jakarta,2010)
47
4) Dan lainnya
Zakat yang dikeluarkan bisa dikeluarkan bisa dalam bentuk barang maupun
uang. Dalam hal ini muzakki memiliki kele;uasaan untuk memilih sesuai
dengan kondisi yang dipandang lebih mudah, walaupun lebih dianjurkan
dalam membayarnya dalam bentuk barang.
2. Dasar Hukum
Dasar hukum kewajiban zakat pada harta perdagangan adalah keumuman
perintah Allah swt dalam firmannya: “Ambillah zakat dari sebagian harta
mereka.” (At-Taubah : 103)
Harta perdagangan adalah harta ang paling umum sifatnya, sehingga paling
utama dimasukkan dalam kewajiban zakat atas harta. Diriwayatkan oleh Abu
Dawud dari Samrah: “ Rasulullah saw memerintahkan kami untuk
menegluarkan zakat dari benda-benda yang kita persiapkan untuk
dijualbelikan.” Terkait dengan dasar hukum ijma‟ atas kewajiban zakat pada
komoditas perdagangan Ibnu Al-Mundzir mengatakan : “para ulama fiqh
telah menyepakati secara bulat kewjiban zakat pada harta perdagangan jika
telah mencapai nisabnya dan telah mencapai satu tahun (haul). Aneh jika ada
orang yang berpendapat tidak wajib zakat pada harta perdagangan. Tidak
masuk akal jika uang tunai yang tidak berkembang saja wajib dikeluarkan
zakatnya, sementara harta perdagangan yang berkembang biak dan
mendatangkan laba tidak wajib dikeluarkan zakatnya, pendapatnya sangatlah
48
salah. Pendapat tersebut dapat merusak dan membuka celah-celah dihadapan
berbagai aliran atau faham mengenai zakat perdagangan.
3. Kadar Zakat dan Syarat-Syarat Wajib Zakat Perdagangan
Adapun kadar zakat perniagaan adalah 2,5%, merujuk pada hadis yang
diriwayatkan dari Ziyad bin Hudair, ia berkata: “Umar mengutusku sebagai
penarik zakat. Ia memerintahkanku untuk mengambil dari kaum muslimin
2,5% dari harta mereka jika mereka memutarnya untuk diperdagangkan.”
Berikut syarat-syarat zakat perdagangan yang wajib dikeluarkan zakatnya:
1) Ada niat untuk memperdagangkannya ketika membeli barang tersebut,
saat transaksi ditengah-tebgah majelis akad dan niat tersebut harus
diperbarui setiap kali melakukan transaksi hingga pembelian
menghabiskan modal.
2) Harta perdagangan diperoleh murni dengan transaksi jual beli, bukan
lewat warisan atau hibah (pemberian cuma-cuma). Jika demikian halnya,
maka harta tersebut bukan termasuk dalam komoditas perdagagan.
3) Harta perdagangan itu tidak diniatkan untuk dimiliki sendiri ditengah-
tengah tahun buku. Apabila ia meniatkan sesuatu hartanya itu walaupun
untuk dipergunakan yang haram, maka terputuslah hitungan tahun (haul)
perdagangan, dan ia perlu memperbarui niat perdagangannya.
4) Telah terpenuhi satu tahun, perhitungan tahun dimulai dari kepemilikan
uang yang digunakan untuk membeli barang dagangan jka uang tersebut
sudah cukup nisab. Jika belum cukup maka haulnya dihitung dari waktu
49
pembelian barang. Keuntungan diakhir tahun inilah yang wajib
dikeluarkan zakatnya berdasarkan haul modal, bukan hitungan awal
tahun sebagimana hasil.
5) Harta ersebut tidak kurang dari batas satu nisab selama rentang satu
tahun. Jumlah telah mencapai nishab emas dan perak.
Pada umumnya seorang pedagang ketika mengadakan perhitungan harta pada
akhir tahun, ia akan menghitung termasuk hutang-hutangnya terhadap orang
lain dan utang-utang orang lain ada padanya. Setelah itu ia akan tahu nilai
harta yang dimilikinya dan digabungkan dengan harta simpananya jika ada,
dan dengan demikian ia wajib zakat. Hanya saja jika ia memiliki utang
terhadap pedagang yang bangkrut maka ia tidak dihitung wajib zakat.24
4. Cara Pedagang Mengeluarkan Zakatnya
Pedagang dalam mengeluarkan zakatnya tidaklah dengan takaran yang hanya
dikira-kira saja melainkan ada ketentuan dan langkah-langkahnya sebagai
beriku:
1) Menghitung nilai barang perdagangan yang dimilikinya berdasarkan
harga pasar.
2) Menanbahkan nilai barang di atas nilai uang yang dimilikinya, baik uang
itu digunakan untuk perdagangan atau tidak.
3) Ia menambahkan jumlah piutang yang pasti terbayar.
24
Abdul wahab, “Fiqh Ibadah”, (Jakarta: Pt Kalalo Printing, 2009), hlm. 347
50
4) Kemudian mengurangi total jumlah harta diatas dengan hutang yang
harus dibayarkan.
5) Ia mengeluarkan zakat dari sisa hartanya setelah dikurangi hutang sebesar
2,5%.
Jadi zakat yang wajib dikeluarkan oleh pedagang adalah = (harga barang +
jumlah uang + hutang yang pasti dilunasi) x (persentase zakat yang wajib
dikeluarkan sejumlah 2,5%). Untuk menghitung besaran zakat perdagangan,
ditentukan dari nilai atau harga barang pada hari jatuhnya wajib zakat.Hal
tersebut dapat dilihat dengan bantuan Badan Keuangan dan Anggran. Tanpa
melihat laba atau rugi
2.9 Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan
Strategi bersasal dari kata Yunani yaitu strategos, yang berarti jendral.Para
ahli manajemen bisnis mengadopsi strategi ini untuk menjelaskan tindakanyang
dilakukan perusahaan atau lembaga untuk mencapai kinerja puncak dalam rangka
mengungguli pesaingnya.Glueck dan Jaunch mengatakan bahwa strategi adalah
sarana yang digunakan untuk mencapai tujuan akhir, tetapi strategi bukanlah sekedar
suatu renacana.Strategi merupakan pola tindakan utama yang dipilih untuk
mewujutkan visi organisasi, melalui misi. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan
rencana yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan keunggulan kompetitif
51
yang diharapkan. 25
Strategi menggambarkan tindakan-tindakan yang berlandaskan
tujuan yang akan diambil suatu perusahaan dalam mendapatkan keunggulan
kompetitif berkelanjutan. Strategi lebih berkaitan dengan memutuskan apa yang
dilakukan, juga berkaitan dengan memutuskan dengan apa yang dilakukan. 26
Menurut
Thomson dan Martin (2010), strategik adalah proses dengan mana sebuah organisasi
menentukan tingkat, tujuan, sasaran dan hasrat pencapaian, memutuskan tindakan
untuk mencapainya dalam skala waktu yang tepat dalam lingkungan yang senantiasa
berubah, mengimplementasikan tindakan dan menilai kemajuan dan hasil. Sedangkan
menurut Hitt, Ireland, dan Hoskisson (2011) mendefenisikan proses strategik sebagai
seperangkat komitmen, keputusan, dan tindakan yang diperlukan oleh perusahaan
untuk mencapai daya saing yang strategis dan memperoleh tingkat pengembalian di
atas rata-rata.27
Wiludjeng (2007) strategi merupakan program umum untuk mencapai
sasaran organisasi dalam rangka melaksanakan misi. Strategi ini membentuk arah
yang terpadu dari seluruh sasaran organisasi dan menjadi pentunjuk dalam
penggunaan sumber-sumber daya organisasi yang akan digunakan dalam rangka
mencapai sasaran.
Menurut Abu Bakar dan Muhammad ada empat strategiatau tahapan dalam
pengumpulan zakat yaitu:
25
Rudianto, “Akuntansi Manajemen”, (Jakarta: Erlangga, 2013), hlm. 5 26
Aji Prasetio, “Manajemen Strategi”, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2015), hlm. 2 27
Susanto, “Manajemen Strategik” , (Jakarta: Erlangga, 2014), 3
52
1. Penentuan segmen dan target Muzakki
Penentuan segmen dan muzakki dimaksutkan untuk memudahkan amil dalam
melaksanakan tugas pengumpulan zakat. Amil tidak langsung terlibat dalam
proses pengumpulan zakat tanpa mengetahui peta muzakki secara jelas.
Pemetaan potensi zakat dari kalangan muzakki mensyaratkan adanya data dan
informasi yang menyeluruh tentang umat islam dari aspek sosial,ekonomi,
pendidikan, budayadan geografis. Aspek tersebutdiperlukan karena
membanrtu proses pelaksanaan sosialisai pemahaman tentang kewajiban zakat
dan dampaknya terhadap proses tranformasi sosial konomi umat.
2. Penyiapan sumber daya dansistem operasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyiapan sumber daya manusia dan
sistem operasi yaitu:
1) Menyusun dan membenahi sumber daya manusia yang memiliki moral
dan kopetensi yang tepat.
2) Memilih pengurus-pengurus organisasi zakat yang memiliki komitmen
dan kopetensi untuk mengembangkan organisasi zakat utamanya dalam
mengelola dan mensosialisasikan visi dan misi organisasi zakat.
3) Membangun sistem dan prosedur yang baik
4) Mengadakan pelatihan terhadap pengurus organisasi zakat.
3. Membangun sistem komunikasi
Hal yang perlu diperhatikan dalam membangun sistem komunikasi harus
menekankan pada pembangunan database, yaitu mereka yang memenuhi
53
kriteria sebagai muzakki utama akan menjadi sasaran kegiatan komunikasi.
Membangun sistem komunikasi permanen yang memungkinkan masyarakat
mengetahui apa yang dilakukan organisasi zakat secara utuh dapat dilakukan
dengan cara:
1) Membuat atau memilih media yang tepat untuk mengkomunikasikan
secara efektif dan efesien
2) Melakukan proses komunikasi secara tepat dan teratur seperti komunikasi
mingguan dan bulanan.
3) Melakukan kerjasama dengan media massa, baik dengan Koran local
maupun nasional dengan RRI, TVswasta
4. Menyusun dan melakukan sistem pelayanan
Menyusun dan melakukan sistem pelayanan dilakukan dengan tetap mengacu
pada segmen dan target muzakki utama, sehingga dapat disusun bentuk
pelayanan yang lebih tepat untuk mereka. Pelayanan tersebut antara lain:
1) Pelayanan secara individu dimana individu yang bersangkutan membayar
zakat.
2) Pelayanan melalui layanan jemput bayar zakat.28
28
Skripsi, Fifin Kurniawan, “Strategi Pengumpulan Zakat, Infaq Dan Shadaqah Di Lembaga
Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Ummat Darurat Tauhid Yogyakarta” (Yogyakarta:UIN Sunan
Kalijaga, 2014) hlm. 20-24
54
2.12 Strategi Pengelolaan Zakat Perdagangan
Menurut kamus besar Indonesia pengelolaan dapat diartikan sebagai proses
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tinjauan organisasi. Dan dapat juga
diartikan sebagai proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga
orang lain. Pengelolaan adalah proses penataan kegiatan yang akan dilaksanakan
melalui fungsi-fungsi manajemen tentu gunanya sebagai tolak ukur untuk
menentukan keberhasilan sebagai bentuk dari pencapaian tujuan bersama yang telah
disepakati. Hal ini didukung oleh pendapat Alam (2007), yang mengemukakan bahwa
“pengelolaan adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimipinan, dan
pengendalian kegiatan anggota organisasi dan proses guna smber organisasi lainnya
untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.Sedangkan menurut Hamidi
dan Lutfi (2010), “pengelolaan didefenisikan sebagai bekerja dengan orang-orang
secara pribadi dan kelompok untuk mencapai tujuan organisasi atau lembaga”.Lebih
lanjut, Sudirman (2009), memandang bahwa “manajemen sebagai proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para
anggota”.Arikunto (1993), “kata pengelolaan dapat disamakan dengan manajemen
yang berarti pula pengaturan dan pengurusan”.Banyak orang yang mengartikan
manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, dan pengadministrasian.29
Adapun tujuan dari pelaksanaan pengelolaan zakat ini adalah sebagai berikut:
29
Suhairi, “Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Wakaf Produktif di
Singapura”.Akademika, Vol. 20, No. 01 Januari-Juni 2015, hlm. 3
55
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat dalam penunaian dan dalam
pelayanan ibadah zakat.
2. Meningkatnya fungsi dan peranan piñata keagamaan dalam upaya
mewujutkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial.
3. Meningkatnya hasil guna dan daya guna zakat. Setiap lembaga zakat
sebaiknya memiliki database tentang muzakki dam mustahiq. Profil
muzakki perlu didata untuk mengetahui potensi-potensi atau peluang
untuk melakukan sosialisasi maupun pembinaan kepada muzakki.30
Berdasarkan fungsi manajemen (pengelolaan) bersifat universal, dimana saja
dan dalam organisasi apa saja. Namun, semuanya tergantung pada tipe organisasi,
kebudayaan dan anggotanya.Dalam pengelolaan ada beberapa fungsi yang sangat
penting, diantarnya:
1. Perencanaan (Planning)
Dalam pelaksanaan setiap kegiatan perencanaan menduduki tempat yang
sangat penting dalam rangka meletakkan strategi yang akan ditempuh
selama melaksanakan kegiatan. Menurut Siswanto, perencanaan adalah
suatu aktifitas integrative yang berusaha memaksimumkan efektifitas
seluruhnya dari suatu organisasi sebagai suatu sistem, sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai.
30
Skripsi, Aji Maulana, “Implementasi Konsep Amanah Dan Fathanah Pada Pengelolaan
Zakat Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2008), hlm.98
56
2. Pengorganisasian (organizing)
Siswanto mendefenisikan pengorganisasian adalah pembagian kerja yang
direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kesatuan
pekerjaan.Penetapan hubungan antar pekerjaan yang efektif di antara
mereka dan pemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang
wajarsehingga mereka bekerja secara efesien. Pengorganisasian juga dapat
didefenisikan sebagai suatu pekerjaan membagi tugas, mendeklegasikan
otoritas dan menetapkan aktifitas yang dilakukan oleh manajer pada semua
hirarki.
3. Pengarahan (Drecting)
Menurut siswanto dapat diberikan batasan sebagai proses pembimbingan,
pemberian petunjukdan intruksi kepada bawahan agar mereka bekerja
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Pengarahan berarti
menentukan bagi bawahan tentang apa yang mere kerjakan atau tidak boleh
mereka kerjakan.
4. Pengendalian dan pengawasan (Controling)
Pengawasan merupakan suatu proses dalam menetapkan ukuran kinerj dan
pengambilan tindakan yang dapat mendukung pencapaian hasil yang
diharapkan sesuai dengan kinerja yang telah ditetapkan tersebut.31
31
Suhairi, “Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Pengelolaan Wakaf Produktif di
Singapura”.Akademika, Vol. 20, No. 01 Januari-Juni 2015, hlm. 3
57
2.13 KajianTerdahulu
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Resi Kurniawati (Mahasiswi IAIN
Bukittinggi), dengan judul skripsi “Eksistensi Lembaga Inisiatif Zakat Indonesia
(IZI) dalamPengelolaan Zakat di Bukittinggi Agam”.Penelitian ini merupakan
penelitian lapangan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan, IZI merupakan
lembaga pengelolaan zakat yang lahir dari spin offPKPU khususnya yang berkenaan
tentang pengelolaan dana zakat, IZI dalam pengelolaan zakat berupaya
memperkenalkan lembaganya ke masyarakat. Dalam mensosialisasikan lembaga dan
programnya IZI lebih mengutamakan sosialisasi tatap muka secara langsung,
selanjutnya dengan spanduk, spanduk, kotak infaq yang di sebar, share melalui media
WA dan Facebook. Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan penulis adalah persamaannya terletak pada jenis metode penelitian yang
dilkukan yaitu sama-sama menggunakan metode deskriptif kualitatif, sama-sama
meneliti bagaimana pengelolaan dari zakat yang terkumpul di BAZ. Sedangkan
perbedaannya adalah perbedaan lokasi penelitian yang dilakukan.32
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Randi (Mahasiswa IAIN Bukittinggi),
dengan judul skripsi “Analisis Optimalisasi Penyaluran Zakat Oleh BAZNAS
kepada Mustahik di Kabupaten Agam”.Jenis penelitian yangdilakukan
menggunakan metode analisis deskriptis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
32
Resi Kurniawati. “Eksistensi Lembaga Inisiatif Zakat Indonesia (IZI) dalamPengelolaan
Zakat di Bukittinggi Agam”, Skripsi (Bukittinggi:Jurusan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Bukittinggi,2017)
58
bahwa BAZNAS Kabupaten Agam telah melakukan tugasnya dengan baik, karena
sudah dikatan berhasil dalam melakukan pengumpulan zakat kepada mustahik,
BAZNAS Kabupaten Agam belum menyalurkannya secara optimal hal ini dapat
dilihat dari saldo kas yang sangat besar. Penyebannya adalah penumpukan zakat yang
disebabkan oleh kebijakan pemerintah Kabupaten Agam yaitu kenaikan tariff zakat
yang semula sebesar 1% menjadi 2,5% bagi PNS, kurangnya karyawan BAZNAS
dalam menjalankan operasional, dan yang terakhir disebabkan oleh luasnya wilayah
Kabupaten Agam meyebabkan pihak BAZNAS kewalahan dalam mensurvey
mustahik.Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis yaitu persamaannya terletak pada metode penelitian sama-sama menggunakan
metode deskriptif kualitatif, sama-sama meneliti mengenai Lembaga
(BAZNAS).Sedangkan perbedaannya yaitu pokok pembahasannya (penyaluran zakat)
dengan (pengelolaan zakat).33
Ketiga, penelitian yang dilkukan oleh Ella Gusseptiani (Mahasiswi IAIN
Bukittinggi), dengan judul skripsi “Dampak Penyaluran Zakat Melalui BAZ
Terhadap Pemerataan Pendistribusian Kesejahteraan Masyarakat di Kota Padang
Panjang”.Jenis penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dampak yang dipengaruhi terhadap penyaluran yang dilakukan
secara langsung menimbulkan perekonomian masyarkat atau mustahik tidak
seimbang, karena masyarakat tidak memperhatikan bagaimana proses penyaluran
33
Randi. “Analisis Optimalisasi Penyaluran Zakat Oleh BAZNAS kepada Mustahik di
Kabupaten Agam”, Skripsi (Bukittinggi:2016)
59
yang baik dan sesuai dengan ajaran Al-Quran yang lebih mendahulukan kepada
Asnaf yang Delapan. Dengan kejadian ini kejahteraan masyarkat akan
menurun.Persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah pesamaannya menggunakan metode deskriptif kualitatif, lokasi
penelitian sama-sama di lembaga BAZNAS Kota Padang Panjang.Sedangkan
perbedaannya yaitu pokok pembahasannya (penyaluran zakat) dengan (pengelolaan
zakat).34
34
Ella Gusseptiani, “Dampak Penyaluran Zakat Melalui BAZ Terhadap Pemerataan
Pendistribusian Kesejahteraan Masyarakat di Kota Padang Panjang”, (Bukittinggi:2018)
60
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang bersifat deskriptif,35
penelitian deskriptif yaitu penelitian deskriptif tidak
dimaksutkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa
adanya” tentang sesuatu variable, gejala atau keadaan. Yang umum adalah bahwa
penelitian deskripif tidak dimaksutkan untuk menguji hipotesis.36
Penelitian ini
dilakukan untuk mendeskripsikan bagaimana strategi pengumpulan dan pengelolaan
zakat usha dagang oleh BAZNAS Kota Padang Panjang.
3.2 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Adalah di Kantor BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Kota Padang Panjang yang beralamat di Jl. Sultan Syahril, Balai-Balai Kota Padang
Panjang, Sumatra Barat 27118.
3.3 Sumber Data
Sumber data didalam penelitian ini meupakan faktor yang sangat penting,
karena sumber data akan menyangkut kualitas penelitian. Olehkarenya, sumber data
menjadi bahan pertimbangan dalam penetuan metode pengumpulan data.Suber data
terdiri dari data primer dan data skunder.
35
Neolaka Amos. “Metode Penelitian dan Statistik”.(Remaja Rosdakarya:Bandung,2014)
hlm. 181 36
Arikunto Suharsimi. “Manajemen Penelitian”. (Rneka Cipta:Jakarta,2013) hlm. 234
61
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian,
dalam hal ini peneliti memperleh data atau informasi langsung dengan
menggunakan instrument-instrumen yang telah ditetapkan.Data primer
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
penelitian berupa wawancara peneiti dengan atau staf pihak BAZNAS Kota
Padang Panjang.
2. Data Skunder
Data skunder merupakan data atau informasi yang diperoleh secara tidak
langsung dari objek penelitian yang bersifat public, yang terdiri atas: stuktur
organisasi data kearsipan,dokumen, laporan-laporan serta buku-buku dan
lainnya berkenaan dengan tema penelitian. Dengan kata lain data dkunder
peneliti peroleh secara tidak langsung, melalui perantara atau diperoleh dan
dicatat dari pihak lain. 37
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulandatayang dilakukan oleh penelitiadalah seabagai berikut:
1. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu
37
Purhantara Wahyu. Metode Penelitian Kualitatif UntukBisnis.(GrahaIlmu:Yogyakarta,2010)
hlm.79
62
topic tertentu. Dalam pengertian ini kegiatan wawancara melibatkan dua
pihak yakni interviewer atau orang yang melaksanakan kegiatan
wawancara dan juga interviewee atau pihak yang diwawancarai.
Wawancara merupakan proses komunikasi yang sangat menetukan dalam
penelitian. Dengan wawancara data yang didapatkan akan lebih
mendalam, karena mampu menggali pemikiran atau pendapat secara
detail. Wawancara juga dapat dikatakan alatre-cheking atau pembuktian
terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh.Metode ini digunakan
untuk mengumpulkan data melalui wawancara (Tanya jawab) secara
langsung kepada Kepala Kantor BAZNAS mengenai strategi
pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang oleh BAZNAS Kota
Padang Panjang.
2. Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik
secara langsung maupun secara tdak langsung untuk memperoleh data
yang harus dikumpulkan dalam penelitian.Pencatatan dapat dlakukan
dengan bantuan alat elektronik. Manfaat dari teknik observasi ini antara
lain peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan
data tentang strategi pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang
oleh BAZNAS Kota Padang Panjang.
63
3. Dokumen (Arsip)
Dokumen merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh
informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada
pada responden. Studi dokumen dilakukan dengan banyak melakukan
telaah dan pengutipan berbagai teori yang relevan untuk menyusun konsep
penelitian.38
Dokumen ini diperoleh dari arsip-arsip yang ada di BAZNAS
Kota Padang Panjang, catatan-catatan, serta buku.
3.5 Analisis Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah analisa data ialah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa. Memilih
mana yang penting dan akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisis data kualitatif. Jadi
dalam analisis data selama di lapangan peneliti memnggunakan model Spradley
yaitu, teknik analisa data yang disesuaikan dengan tahapan dalam penelitian. Tahapan
penelitian kualitatif menggunakan menurut Spradley bahwa proses penelitian
kualitatif setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan seseorang
informan yang merupakan informan yang beribawa dan dipercaya mampu
38
Danu Eko Agustinova, “Memahami Metode Penelitian Kualitatif”, (Yogyakarta: calpulis,
2015), hlm. 33-39
64
“membukakan pintu” kepada peneliti untuk memasuki objek penelitian. Setelah itu
peneliti melakukan wawancara terhadap informan tersebut dan mencatat hasil
wawancara.Selanjutnya perhatian peneliti terhadap objek peneliti dengan memulai
mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap hasil
wawancara.39
Ada empat teknik analisis data menurut Miles & Huberman (1994), yaitu
tahapan pengumpulan data, tahap reduksi data, tahap display data, dan tahap
penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan sebelum penelitian, pada saat
penelitian, bahkan diakhir penelitian. Idealnya proses pengumpulan data
sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa konsep atau draf.
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses penggabungan dan penyeragaman segala bentuk
data yang diperoleh menjadi satu bentuk tulisan (scrip) yang akan dianalisis.
Hasil dari wawancara, observasi, dokumentasi dan lainnya diubah menjadi
bentuk tulisan sesuai dengan formatnya masing-masing.
39
Danu Eko Agustinova, “Memahami Metode Penelitian Kualitatif”.(Yogyakarta: calpulis,
2015), hlm. 69
65
3. Display Data
Display data adalah mengolah data setengah jadi yang sudah seragam dalam
bentuk tulisan dan sudah memiliki alur tema yang jelas.
4. Kesimpulan atau Verifikasi
Verifikasi merupakan tahap terakhir dalam rangkaian analisis data kualitatif
dan bisa juga dikatakan verifikasi merupakan penarikan kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan.40
40
Herdiansyah Haris.”Metode Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Psikologi.”(Slemba
Humanika:Jakarta Selatan,2015) hlm.264-267
66
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian
1. Sejarah Perkembangan BAZNAS Kota Padang Panjang
Lembaga Amil Zakat di Kota Padang Panjang, telah ada sejak tahun
1983.Waktu itu bernama Badan Amil Zakat, infak dan sedekah
(BAZIS).Lembaga Amil Zakat tersebut diketuai oleh Bapak Drs. Harzi Zen,
sedangkan sekretarisnya Bapak Drs. Rizal Hidayat.Kepengurusan BAZIS ini
berjalan sampai pada tahun 1993. Pada masa kepengurusan BAZIS dari tahun
1983-1993,tidak banyak berbuat untuk kepentingan orang miskin, karena
kepercayaan masyarakat untuk berzakat melalui BAZIS sangat rendah sekali.
Dari tahun 1993 sampai 2002 terjadi kevakuman pengurus. Selanjutnya
berdasarkan Undang-Undang nomor 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat,
lembaga amil zakat dari BAZIS berubah nama menjadi (BAZ). Sehingga pada
tahun 2002, lembaga amil zakat kembali diaktifkan dengan diketuai oleh Drs.
Batius.
Masa kepengurusan Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang Panjang
dibawah kepemimpinan Drs. Batius hanya berjalan 3 tahun saja yaitu dari
tahun 2002 sampai 2004. Pada pengurusan ini juga tidak banyak dapat dibuat
karena tidak ada orang yang mau berzakat ke BAZ, kecuali hanya sebagian
kecil dari Pegawai Negeri Sipil (PNS).Pada masa kepengurusan berikutnya,
Badan Amil Zakat di pimpin oleh Dr. H. Hamdi Djmail S.Pa.Masa
67
kepengurusan ini berjalan dari tahun 2004 sampai tahun 2009.Pada
pengurusan ini Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang Panjang telah
menampakkan kiprahnya dalam usaha pengurusan zakat.Sekalipun usaha
pengumpulan itu berkisar pada sebagian kalangan pegawai negeri sipil
(PNS).Serta penyaluran zakat yang terkumpul tersebut, banyak di arahkan
kepada penambahan modal usaha dan bidang pendidikan. Untuk modal saha
pengurus banyak bekerja sama dengan Dinas Koperasi, Pendistribusian dan
perdagangan (koperindag). Sedangkan untuk pndidikan, pengurus banyak
bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Padang Panjang.
BerikutnyaBadan Amil Zakat (BAZ) Kota Padang Panjang dilanjutkan
oleh Bapak Drs. H.Alizar Chan, M.Ag.yaitu dilakukan dengan keputusan
Wali Kota Padang Panjang Nomor 365tahun 2009, kepengurusan ini berjalan
dari tahun 2009 sampai 2015. Dibawah kendali bapak Drs. H.Alizar Chan.
Badan Amil Zakat Kota Padang Panjang semakin menampakkan
kiprahnya.Hal ini tentu tidak terlepas dari peran serta Pemerintah Kota Padang
Panjang dalam memajukan lembaga zakat ini.Salah satunya menjadikan
pengumpuan zakat di setiap unit kerja sebagai ukuran penilaian kinerja
pimpinan SKPD.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang
Pengelolaan Zakat dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2014 Tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
Zakat, maka lembaga zakat telah ada mulai dari tingkat Nasional, Provinsi dan
68
Tingkat Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia. Lembaga zakat tersubut
bernama Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).Khusus untuk tingkat Kota
Padang Panjang disebut dengan Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang
Panjang. Lembaga zakat ini telah dikukuhkan oleh Kementrian Agama
Republik Indonesia melalui Keputusan Direktur Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam Kementrian Agama Republik Indonesia Nomor Dj-II/568
Tahun 2014 Tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten/
Kota se Indonesia, tanggal 05 Juni 2014.
Merujuk kepada Peraturan Perundang-Undangan tersebut, maka
Pemerintahan Kota Padang Panjang telah menyusun personil pimpinan
lembaga Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang Panjang dengan Keputusan
Walikota Padang Panjang Nomor 450/307/WAKO-PP/2015 tentang
Pengangkatan Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang Panjang
periode 2015-2020, tanggal 05 Juni 2014.
2. Visi dan Misi BAZNAS Kota Padang Panjang
1) Visi BAZNAS Kota Padang Panjang:
“Terwujutnya Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang Panjang sebagai
lembaga pengelola zakat yang profesionalyang berlandaskan syara”.
2) Misi BAZNAS Kota Padang Panjang
Visi tersebut direlisasikan melalui misi Badan Amil Zakat Nasional Kota
Padang Panjang:
69
1) Mewujutkan pengelolaan zakat yang professional yang berlandaskan
syara‟.
2) Meningkatkan kepercayaan muzakki menunaikan zakat melalui Badan
Amil Zakat Nasional Kota Padang Panjang.
3) Meningkatkan taraf hidup dan kehidupan orang-orang fakir dan miskin
di Kota Padang Panjang.
4) Menerapkan sistem manajemen keuangan yang transparan dan
akuntabel yang berbasisteknologi informasi dan komunikasi terkini.
3) Moto BAZNAS Kota Padang Panjang:
“Mengayomi muzakki dan mustahiq dalam mengetaskan kemiskinan”.
3. Dasar Hukum BAZNAS Kota Padang Panjang
1) Undang-Undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat
2) Peraturan pemerintah nomor 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan undang-
undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
3) Intruksi presidennomor 03 tahun2014 tentang optimalisasi pengumpulan
zakat di Kementrian/ lembaga, secretariat jendral lembaga Negara,
secretariat jendral komisi Negara, pemerintah daerah, badan usaha milik
Negara dan badan usaha milik daerah melalui badan amil zakat nasional.
4) Peraturan daerah Kota Padang Panjang nomor 7 tahun 2008 tentang
pengelolaan zakat.
70
5) Peraturan Walikota Kota Padang Panjang nomor 36 tahun 2008 tentang
petunjuk pelaksanaan peraturan daerah Kota Padang Panjang nomor 7
Tahun 2008 tentang pengelolaan zakat.
6) Peraturan Walikota Kota Padang Panjang nomor 37 tahun 2008 tentang
pembentukan organisasi dan tatakerja Badan Amil Zakat (BAZ) Kota
Padang Panjang.
7) Surat keputusan Walikota Padang Panjang nomor 450/307/WAKO-
PP/2015 tentang pengangkatan pimpinan Badan Zakat Nasional Kota
Padang Panjang periode 2015-2020.
4. Tujuan BAZNAS Kota Padang Panjang
Setiap perusahaan atau lembaga memiliki tujuan atau target yang ingin
dicapai, tidak terkecuali BAZNAS Kota Padang Panjang yang memiliki
beberapa tujuan:
1) Untuk meningkatkan kepercayaan warga Kota Padang Panjang khususnya
para muzakki untuk menyalurkan zakatnya ke lembaga Badan Amil Zakat
Nasional Kota Padang Panjang (BAZNAS).
2) Untuk meningkatkan pengetasan kemiskinan sehingga semakin hari, bulan
dan tahun semakin berkurang.
3) Meningkatkan peran serta seluruh komponen baik pemerintah, swasta
maupun perorangan dalam mengawasi jalannya Badan Amil Zakat
Nasional Kota Padang Panjang sekaligus melakukan pembinaan mustahiq
yang menerima dana zakat untuk ekonomi prodektif.
71
4) Untuk meningkatkan penerimaan dana zakat dari muzakki khususnya dari
pengusaha dan pedagang Kota Padang Panjang melalui Badan Amil Zakat
Nasional Kota Padang Panjang.
5. Struktur Organisasi dan Uraian TugasBAZNAS Kota Padang Panjang
1) Struktur OrganisasiBAZNAS
Drs.H.Aswir Raasyidin
Dt.Panjang
Ketua
Drs.H.Abdul
Latif.M.Pd
Pengumpulan Zakat
H. Fauzan
Pendistribsian
H.Ali Usman
Syuib, SE
Keuangan
Drs.H.Mastoti
SDM Dan
Administrasi
Drs.Rafles Sama
Ketua Sekretariat
WetritaYetni
Melayani
Surat-Surat
Masuk Dan
Keluar Serta
Aplikasi
Online
Yelsi Rahma
Yeni
Rekapitulasi
Data
Muzakki Dan
Mustahiq
Joni Aswan
Petugas
Survey
Mustahiq
Padang
Panjang
Barat
Rahmad Safar
Petugas
Survey
Mustahiq
PadangPanja
ng Timur
Dian
Ramadhani
Membantu
Bendahara
72
2) Uraian Tugas BAZNAS
Berdasarkan undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan
zakat dan peraturan pemerintah nomor 14 tahun 2014 tentang pelaksanaan
undang-undang nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat pasal 41
ayat (1) bberbunyi : BAZNAS Kabupaten/Kota terdiri atas unsure
pimpinan dan pelaksana. Jadi dengan demikian lembaga amil zakat
nasional Kota Padang Panjang terdiri dari dua unsur yaitu, unsur pimpinan
dan unsur sekretariat. Unsur piminan sebanyak 5 (lima) orang dengan
susunan dan tugas sebagai berikut:
a. Drs. H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang selaku ketua sekaligus
coordinator. Rinciaan tugas sebagai berikut:
a) Melaksanakan garis kebijakan Badan Amil Zakaat dalam
pengumpulan, pendistribusian, pengelolaan, pendayagunaan zakat
dan lainnya.
b) Memimpin program-program Badan Amil Zakat.
c) Merencanakan pengumpulan, pendistribusian dan lainnya.
d) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas
b. Drs. H. Abdul Latif, M. Pd selaku Wakil Ketua I membidangi
pengumpulan zakat. Riancian tugas adalah sebagai berikut:
a) Membantu ketua umum dalam menjalankan tugas sehari-hari
b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
73
c) Mewakili ketua umumapabila ketua umum berhalangan dalam
menjalankan tugas.
d) Dalam menjalankan tugas bertanggung jawab terhadap ketua
umum
e) Melakukan pendataan muzakki, harta zakat lainnya.
f) Melakukan usaha penggalian zakat dan lainnya.
g) Melakukan pengumpulan zakat dan lainnya serta menyetorkan
hasilnya ke bank yang ditunjuk serta menyampaikan tanda bukti
penerimaan kepada bendahara.
h) Mencatat dan membukukan hasil pengumpulan zakat dan lainnya.
i) Mengkoordinasikan kegiatan pengumpulan zakat dan lainnya.
c. H. Fauzan selaku Wakil Ketua II membidangi pendistribusian. Rincian
tugas sebagai berikut:
a) Membantu ketua umum dan ketua I dalam menjalankan tugas.
b) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
c) Mewakili ketua I dalam menjalankan tugas jika berhalangan hadir.
d) Dalam menjalankan tugas bertanggung jawab kepada ketua umum.
e) Menerima dan meyeleksi permohonan calon mustahiq.
f) Melaksanakan pendistribusian dana zakat dan lainnyasesuai
dengan keputusan yang telaah ditetapkan.
g) Mencatat pendistribusian dana zakat dan lainnya sertameyerahkan
tanda bukti kepada bendahara.
74
h) Menyiapkan bahan laporan pendistribusian dana zakat dan lainnya.
i) Pertanggung jawaban hasil kerjanya kepada ketua umum.
d. H. Ali Usman Syuib, SE selaku Wakil III membidangi Keuangan.
Rincian tugasnya sebagai berikut:
a) Mengelola dana zakat dan lainnya.
b) Melaksanakan pembukuan dan laporan keuangan.
c) Menerima tanda bukti penerimaan pendistribusian dan
pendayagunaan dari bidang pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan.
d) Menyusun dan menyampaikan laporan berkala atas penerimaan
dan pentyaluran dana zakat.
e) Mempertanggung jawabkan dana zakat dan lainnya.
e. Drs. H. Mastoti selaku Wakil Ketua IV membidangi SDM dan
Administrasi.
Sedangkan sekretariat adalah orang yang membantu pimpinan dalam
melaksanakan tugas pengelolaan zakat. Anggota sekretariat berjumlah 6
(enam) orang terdiri dari :
a. Satu (1) orang mengkoordinir secara keseluruhan kegiatan di
secretariat (Drs. Rafles Sama).
b. Dua (2) orang bertugas administrasi surat-surat masuk dan melayani
muzakki dan mustahiq serta menyiapkan laporan (Wetrita Yetni).
75
c. Satu (1) orang berugas merekap keuangan pengelolaan zakat setiap
bulan, semester dan tahunan
d. Dua (2) orang bertugas sebagai tenaga supervise mustahiq kelapangan
dan sekaligus sebagai tenaga monitoring yang telaah menerima zakat
untuk ekonomi produktif.
e. Satu (1) orang bertugas sebagai K3 kantor. 41
6. Program BAZNAS Kota Padang Panjang
1) Program Padang Panjang Makmur
Dana zakat untuk program padang panjang makmur, disalurkan
kepada mustahiq untuk dijadikan sebagai modal usaha. Jumlah zakat yang
oleh masing-masing mustahik untuk modal usaha ini disesuaikan dengan
besar kecilnya usaha yang mereka jalani.Zakat yang disalurkan tersebut
ada yang dalam bentuk barang, pimpinan hanya memberikan memo
tertulis kesuatu toko yang ada di Kota Padang Panjang dengan
mencantumkan nialai rupiahnya. Kemudian mustahik menukarkan memo
tadi dengan barang-barang yang akan mereka jual ke toko yang ditunjuk
senilai uang yang tercantum dalam memo. Setelah barang diambil oleh
mustahik, maka pihak toko akan berurusan dengan pihak Sekretariat
Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang Panjang untuk menyelesaikan
keuangannya.
41
Dokumen, “ Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kota
Padang Panjang Tentang Pengelolaan Zakat”
76
Dalam rangka percepatan pengetasan kemiskinan di kota Padang
Panjang, pimpinan Badan Amil Zakat Nasional kota Padang Panjang,
menggulirkan program Padang Panjang makmur percontohan. Dalam
program ini mustahik digiring mampu dalam mengelola keuangan dan
mengelola usaha secara baik.Sedangkan tujuan yang hendak dicapai
adalah bahwa mustahiq yang masuk kedalam program ini, bisa keluar
untuk melepaskan diri dari garis kemiskinan. Adapun para mustahiq yang
akan mendapatkan program padang panjang makmur percontohan ini
adalah mustahiq yang menjalankan serta menaati :
a. Taat mendirikan shalat
b. Ada minat/ bakat dari mustahiq
c. Telah pernah usaha sebelumnya
d. Punya tanggungan maksimal 5 (lima) orang (suami/istri + 3 orang
anak)
e. Punya lokasi / tempat usaha yang layak
f. Berprilaku baik dengan lingkungan
g. Tidak dalam keadaan beerhutang dengan orang / lembaga keuangan
h. Bersedia mengikuti aturan dari Badan Amil Zakat Nasional kota
padang panjang
Aturan yang harus diikuti oleh mustahiq yang mendapat program
padang panjang makur percontohan adalah :
77
a. Membuat pembukuan setiap pembelian dan penjualan
b. Bersedia diperiksa oleh tim Pembina Badan Amil Zakat Nasional Kota
Padang Panjang
c. Tidak boleh diperhutangkan
d. Tidak boleh bermain judi dan sejenisnya dilokasi jualan tersebut
e. Hasil penjualan / keuntungan dapat dipergunakan untuk :
a) Konsutif rumah tangga 40%
b) Pengembangan usaha 60%
f. Apabila terjadi penyalahgunaan dana, maka yang bersangkutan
diharuskan menggatinya.
2) Program Padang Panjang Cerdas
Pendistribusian dana zakat untuk mewujutkan program padang
panjang Cerdas dimaksutkan untuk membantu warga miskin kota Padang
Panjang dalam menanggulangi biaya pendidikan bagi anak-anaknya. Baik
anak-anaknya tersebut sedang menjalankan proses belajar-mengajar
ditingkat SD, SLTA maupun tingkat perguruan Tinggi. Sementara bentuk
penyalurannya ada yang brsifat insidentil dan ada pula yang tetap setiap
bulan sampai yng bersangkutan menamatkan pendidikannya di sekolah
atau perguruan tinggi tersebut.
Maka berdasarkan keputusan Badan Amil Zakat Nasional Kota
Padang Panjang nomor 02/SK-BAZ-PP/I/2017 tentang menetapan Standar
aoaperasional Prosedur (SOP) Pelaksanaan Program Kerja Badan Amil
78
Zakat Nasional Kota Padang Panjang. Maka besaran dana zakat yang
disalurkan untuk membantu anak-anak warga miskin dalam
menyelesaikan pendidikannyadapat dirinci sebagai berikut:
a. Untuk pendidikan sekolah dasar Rp 750.000/siswa.
b. Untuk pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SLTP) yang
sederajat Rp 1.000.000/siswa.
c. Untuk pendidikan Sekolah Menengah Tingkat Atas (SLTA) atau yang
sederajat Rp 1.250.000/siswa.
d. Untuk pendidikan Perguruan Tinggi diberikan biaya semester sesuai
dengan situasi dan kondisinya.
e. Untuk biaya pendidikan yang bersifat tetaptetap hanya diberikan
kepada anak warga miskin yang sedang kuliah diperguruan tinggi Rp
1.000.000/bulan.
3) Program Padang Panjang Peduli
Pendistribusian dana zakat untuk program Padang Pnjang Peduli
dipergunakan untuk :
a. Membantu biaya hidup bagi warga miskin lanjut usia (lansia) terlantar.
Kepada mereka (lansia) diberikan dana zakat sebesar Rp
300.000/bulan.
b. Membantu biaya hidup (konsumtif) untuk tenaga honorer dan tenaga
harian lepas di lingkungan Pemerintah Kota Padang Panjang dan
instansi Vertikal. Dana zakat tersebut disalurkan + 7 hari sebelum
79
datangnya Hari Raya Idul Fitri. Pada saat akan menghadapi Hari Raya
Idul Fitri dana zakat yang disalurkan kepada mereka tersebut dapat
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok:
a) Tenaga honorer tersebut berkeluarga (suami/istri), maka yang
bersangkutan akan menerima Rp 500.000
b) Suami dan istri keduanya menjadi tenaga honorer, maka kepada
yang bersangkutan hanya diberikan dana zakat Rp 500.000
c) Tenaga honorer yang belum bekeluarga kepadanya diberikan dana
zakat sebesar Rp 300.000
c. Membantu biaya hidup dan biaya perjalanan bagi para Muallaf dan
Ibnu Sabil yang terlantar dalam perjalanan.
d. Membantu warga yang mendapat musibah, seperti bantuan dana
terhadap korban kebakaran, bencana alam di kota Padang Panjang.
4) Program Padang Panjang Sehat
Pemerintah melalui program pelayanan jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas) dan BPJS sangat membantu warga miskin dalam
menanggulangi biaya pengobatan di rumah sakit.Walaupun demikian
program Jamkesmas dan BPJS tersebut belum tuntas menyelesaikan biaya
pengobatan.Karena diluar tanggungan Jamkesmas/ BPJS, ada lagi biaya
tambahan seperti biaya beli obat diluar tanggungan, biaya keluarga pasien
yang menunggu dirumah sakit, dan biaya transportasi. Ironinya keluarga
pasien tidak pula memiliki dana. Kekurangan-kekurangan tersebut
80
diselesaikan dengan dana zakat. Selain itu ada juga ditemui dilapangan,
bahwa pasien terhutang di rumah sakit, maka pihak rumah sakit
menghubungi pengurus Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang
Panjang, menyampaikan kasus pasien yang bermasalah di rumah sakit
tersebut. Maka penyelesaiannya adalah sebagai berikut:
a. Jika pasien yang bermasalah tersebut warga kota padang panjang,
maka pengurus BAZNAS Kota Padang Panjang menyelesaikan
permaslahan sampai tuntas sehingga pasien bisa pulang.
b. Jika pasien yang bermasalah itu bukan warga Kota Padang Panjang
maka pengurus BAZNAS Kota Padang Panjang menghubungi
BAZNAS dimana pasien berdomisili, sehingga permasalahan tadi
dapat terselesaikan dengan baik. Tapi jika ditempat domilisili pasien
tidak ada BAZNAS atau sulit dihubungi, maka akhirnya persolan
pasien di bantu penyelesaiannya oleh pengurus BAZNAS kota Padang
Panjang.42
7. Strategi Pengumpulan Zakat Perdagangan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Drs. H. Aswir Rasyidin
Dt. Panjang selaku ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota
Padang Panjang di peroleh keterangan bahwa strategi yang dilakukan dalam
pengumpulan zakat perdagangan oleh BAZNAS Kota Padang Panjang yaitu:
42
“Buku Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan BAZNAS Kota Padang Panjang” tahun
2017, hlm. 7-11
81
Dalam rangka meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Badan
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Padang Panjang, maka pimpinan telah
melakukan berbagai upaya atau strategi untuk melakukan sosialisasi, antara
lain:
1) Melalui media cetak dan elektronik.
Pers dan media elektronik (Radio) merupakan media yang sangat
ampuh dalam merubah prilaku khususnya dalam menumbuhkan
kepercayaan masyarakat terhadap keberadaan Badan Amil Zakat
Nasional Kota Padang Panjang.Melalui radio BAZNAS melakukan
kontrak pertahununtuk sosialisasi mengenai himbauan kepada
masyarakat untuk membayarkan zakat.Oleh karena itu pimpinan selalu
memanfaatkan seluruh media yang ada untuk mempublikasikan segala
bentuk kegiatan pengelolaan zakat.Baik publikasi zakat tentang
pengumpulan dan pendistribusian serta kegiatan-kegiatan seremonial
lainnya.
2) Pertemuan tatap muka dengan mengunjungi orang perorangan.
Dalam rangka meningkatkan pengumpulan dana zakat terutama zakat
perdagangan, maka pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kota
Padang Panjang mengunjungi para muzakki. Sehingga dengan
pertemuan telah terjadi dialog antara pimpinan dengan muzakki
tersebut. Dimana ditekankan bahwa berzakat melalui Badan Amil
82
Zakat Nasional, jauh lebih bermanfaat ketimbang muzakki langsung
memberikan zakatnya kepada mustahiq.
3) Selain itu BAZNAS dalam pengumpulan dana zakat perdagangan
melakukan pemberian surat kepada muzakki untuk membayarkan
zakatnya melalui BAZNAS di bulan Ramadhan. Hal ini dilakukan
BAZNAS karena muzakki pada bulan Ramadhan berasumsi jika
mengeluarkan zakat dibulan ramadhan pahalanya berlipat ganda, akan
tetapi dalam islam pandangan muzakki yang seperti itu adalah salah
karena, zakat wajib di bayarkan setiap sudah cukup nisab dan haulnya.
Apakah nisab dan haulnya bertepatan pada bulan ramadhan atau tidak,
zakat wajib dikeluarkan.
4) Strategi yang dilakukan BAZNAS Kota Padang Panjang selanjutnya
dengan menyuarakan atau menghimbau muzakki untuk mau
membayarkan zakatnya melalui BAZNAS dengan melakukan
kerjasama dengan ustad (pengisian ceramah agama) atau pada saat
khutbah juma‟t. Ustad tersebut diberikan bahan / materi dalam
ceramah agama maupun khutbah Juma‟t tentang wajibnya
membayarkan zakat,terkhusus zakat perdagangan.43
Dari pengumpulan zakat perdagangan dari muzakki tahapan yang
dilakukan BAZNAS salah satunya melakukan pemetaan potensi zakat
43
H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang, Pimpinan Bdan Amil Zakat Nasional Kota Padaang
Panjang, Wawancara Pribadi, Padang Panjang, tanggal 6 Agustus 2018
83
terhadap muzakki,yang akan sangat membantu dalam pengumpulan dana
zakat perdagangan. Akan tetapi menurutBapak Drs. Aswir, BAZNAS tidak
melakukan pemetaan terhadap potensi zakat perdagangan. Selanjutnya dalam
pengumpulan zakat perdagangan dari segi Sumber Daya Manusia (SDM) dari
BAZNAS Kota Padang Panjang itu sendiri belum ada SDM yang khusus
melakukan pengumpulan dana zakat perdagangan. Akan tetapi Bapak Drs.
Aswir mangatakan bahwa untuk SDM dalam pengumpulan dana zakat
perdagangan baru sekarang akan diadakanSDM khusus pengumpulan dana
zakat perdagangan. Dalam hal ini BAZNAS melakukan kerjasama dengan
penyuluh agama atau kementrian agama yang ada 8 (delapan) orang
perkecamatan yang nantinya akan dilatih bagaimana cara melakukan
perhitungan zakat dan lain sebagainya yang terkait dalam pengumpulan dana
zakat perdagaangan.
Dalam pengumpulan dana zakat perdagangan BAZNAS Kota Padang
Panjang melakukan sistem pelayanan secara individu dan melalui pelayanan
jemput bayar zakat. Dalam hal ini Bapak Drs. Aswir mengatakan jika zakat
yang akan dibayarkan oleh muzakki melalui BAZNAS Kota Padang Panjang
di minta untuk menjemput maka pihak BAZNAS akan menjemput ke lokasi
atau tempat si muzakki berada. Untuk layanan melalui jemput bayar zakat ini
dari BAZNAS Kota Padang Panjang ada 2 (dua) orang tim survey. Untuk
daerah Kota Padang Panjang Barat jemput bayar zakat ini dilakukan oleh
Bapak Joni Aswan, sedangkan untuk daerah Kota Padang Panjang Timur di
84
jemput bayar zakat dilakukan oleh Bapak Rahmad Safar. Untuk pelayanan
individu dilakukan dengan dua cara yaitu muzakki itu sendiri yang
mendatangi BAZNAS Kota Padang Panjang untuk pembayaran zakat
perdagangannya dan melalui via transfer (melaui Bank). Untuk via transfer
melalui bank, BAZNAS bekerjasama dengan pihak perbankan di antaranya :
a. Bank Nagari Syariah Nomor Rekening 7202-02-20-00500-1
b. Bank BRI Nomor Rekening 0231-01-007895-53-2
c. Bank Mandiri Syariah Nomor Rekening 3000-6000-98
Dari hasil wawancara dengan pimpinan BAZNAS Kota Padang
Panjang Bapak Drs. H. Aswir Rasyidin Dt. Panjang juga menyampaikan
kendala yang paling dominan ada saat pengumpulan dan pengelolaan zakat
perdagangan yaitu pada pedagang itu sendiri. Pertama, pedagang masih
condong untuk melakukan pembayaran zakat secara langsung ke mustahiq
tanpa melalui BAZNAS Kota Padang Panjang. Hal ini dilakukan muzakki
akan berakibat ketidak tepat sasaran penyaluran dana zakat, dan bisa saja
terjadi penumpukan penyaluran dana zakat pada individu tertentu saja (tidak
merata). Kedua, kebanyakan pedagang di Kota Padang Panjang hanya sebagai
pedagang di Kota Padang Panjang, hal ini termasuk kendala dari BAZNAS
Kota Padang Panjang dalam pengumpulan dan pengelolaan dana zakat
perdagangan. Pedagang yang hanya berdagang di Kota Padang Panjang tidak
membayarkan zakatnya melalui BAZNAS Kota Padang Panjang melainkan
85
pedagang tersebut membayarkan zakat perdagangannya itu di tempat ia
berdomisili saja.
8. Strategi Pengelolaan Zakat Perdagangan
Pengelolaan dana zakat berupa pendistribusian kepada mustahiq
mengacu kepada 4 (empat) program pokok yaitu program Padang Panjang
makmur, program Padang Panjang cerdas, program Padang Panjang sehat,
dan program Padang Panjang peduli. Adapun persyaratan dan mekanisme
penyaluran dana zakat tersebut kepada mustahik, berpedoman kepada
keputusan pengurus Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang Panjang Nomor
02/SK-BAZ-PP/I/2017 tentang Penetapan Standar Operasional Prosedur
(SOP) Pelaksanaan Program Kerja Badan Amil Zakat Nasional Kota Padang
Panjang tahun 2017. Yaitu para mustahiq mengajukan permohonan sesuai
dengan persyaratan dan rencana penggunaannya kepada Badan Amil Zakat
Nasional Kota Padang Panjang dengan melampirkan:
1) Surat keterangan miskin dari kelurahan
2) Fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3) Fotocopy Kartu Keluarga (KK)
4) Rekomendasi dari pengurus masjid/mushala
5) Jika dana zakat akan digunakan untuk biaya pendidikan, maka harus
dilampirkan surat keterangan dari sekolah atau perguruan tinggi yang
bersangkutan. Selanjutnya jika dana zakat akan dipergunakan untuk biaya
86
pengobatan, maka harus dilampirkan surat keterangan berobat/ dirawat
dirumah sakit.
Dalam mengelola zakat BAZNAS Kota Padang Panjang melakukan beberapa
strategi pengelolaan zakat, yaitu:
2) BAZNAS Kota Padang Panjang melakukan pendataan
terhadappengajuan permohonan mustahiq atau yang berhak menerima
zakat sesuai syarat dan ketentuan yang sudah ditetapkan sebagai
penerima zakat.
3) Setelah pendataan terhadap mustahiq yang berhak menerima zakat,
pihak BAZNAS melakukan survei terhadap pengajuan permohonan
yang diajukan oleh calon mustahiq. Apakah dana zakat tersebut layak
atau tidak diberikan kepada si pemohon.
4) Jika si pemohon mengajukan untuk rencana penggunaan sebagai modal
usaha, maka BAZNAS Kota Padang Panjang terlebih dahulu
memberikan pembinaan yaitu tentang „ubudiyah kepada Allah SWT
seperti mendirikan shalat dan pembinaan tentang pengelolaan usaha dan
manajemen keuangan.
5) Terakhir untuk modal usaha, BAZNAS Kota Padang Panjang
melakukan monitoring secara berkala 1 (satu) kali dalam sebulan. Jika
saat monitoring ditemukan penyalah gunaan dana zakat maka yang
bersangkutan diwajibkan untuk menggantinya.
87
Dari strategi pengelolaan zakat perdagangan yang diterapkan oleh BAZNAS
Kota Padang Panjang, pimpinan BAZNAS Kota Padang Panjang mengatakan
bahwa ada beberapa kendala yang dihadapi meski strategi pengelolaan zakat
sudah diterapkan dengan baik, kendala yang dihadapi yaitu:
a. Rendahnya potensi SDM yang dimiliki mustahiq. Sehingga mereka tidak
memiliki kemampuan dalam mengelola suatu usaha yang mereka tekuni.
Disamping itu mereka juga tidak memiliki kemampuan dalam mengatur
keuangan hasil usahanya. Alhasil hasil usahanya habis digunakan untuk
kebutuhan harian.
b. Sebagian besasar usaha yang ditekuni oleh para mustahiq adalah usaha
yang sulit untuk dikembangkan. Seperti usaha untuk gorengan pada sore
hari. Menjual lontong yang hanya dijual sampai jam 09:00 pagi.
c. Umumnya para mustahiq berstatus single parent (janda). Disamping itu
ada suami, tetapi suami tidak memilikipekerjaan. Maka mau tidak mau
istrilah yang berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga, baik itu biaya
hidup dan biaya pendidikan anak. Sehingga dana zakat yang disalurkan
untuk modal usaha tidak bisa berkembang.
4.2 Analisis Penulis
Berdasarkan teori zakat bahwa zakat wajib dibayarkan oleh setiap umat islam,
tidak terkecuali dalam kewajiban menunaikan zakat perdagangan. Zakat perdagangan
sudah jelas dalam Al-Quran surat At-Taubah ayat 103 yang artinya “ambillah zakat
88
dari sebagian harta mereka”, setiap harta perdagangan jika sudah mencukupi haul
dan nisabnya maka muzakki (pedagang) wajib menunaikan zakat perdagangan.
Dalam hal pembayaran zakat perdagangan, muzakki alangkah baiknya menyalurkan
zakat perdagangan melalui lembaga yang telah ditunjuk untuk mengumpulkan dan
mengeloladana zakat perdagangan. Lembaga yang sudah ditunjuk sesuai Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2011 yaitunya Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS)
Kota Padang Panjang.
Untuk pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang membutuhkan
strategi yang tepat agar dana yang terkumpul dari muzakki dapat terkumpul
sebanyak-banyaknya dan dikelola/didistribusikan kemustahiq yang tepat sasaran.
Cara pengumpulan dana zakat memalaui sosialisasi terhadap muzakki (pedagang)
memang salah satu cara andalan dalam pengumpulan dana zakat perdagangan, yang
awalnya muzakki (pedagang) bisa saja kurang memahami arti penting dari
menunaikan kewajiban membayarkan zakat perdagangan bahkan bisa saja muzakki
yang sudah wajib zakat enggan membayarkan zakatnya karena menyepelekan
kewajiban disetiap umat yang beragama islam ini. Dari cara sosialisasi tersebut akan
memberikan ilmu atau pemahaman terhadap muzakki (pedagang) mengenai wajib
zakat jika sudah mencapai nisab dan haul dan pada akhirnya muzakki akan berlomba-
lomba menunaikan zakat perdagngan melalui Badan Amil Zakat Nasional
(BAZNAS) Kota Padang Panjang. Cara anadalan dalam pengumpulan zakat
perdagangan lainnya adalah dengan menentukan segmen dan target muzakki, cara
89
atau upaya ini belum diterapkanoleh BAZNAS Kota Padang Panjang, alangkah
baiknya upaya atau strategi ini diterapkan, karena dengan membuat pemetaan
pedagang (muzakki) yang sudah wajib zakat akan dapat memudahkan pihak
BAZNAS Kota Padang Panjang dalam pengumpulan dana zakat perdagangan dari
muzakki (pedagang). Jika pemetaan muzakki (pedagang) diterapkan oleh pihak
BAZNAS Kota Padang Panjang muzakki (pedagang) yang tidak membayarkan zakat
tiap haulnyaakan terlihat dari data penentuan target muzakki tersebut. Dari hasil data
tersebutlah nanti pihak BAZNAS Kota Padang Panjang akan lebih mudah
mengumpulkan dana zakat perdagangan serta dana zakat perdagangan bisa saja
termasuk yang mendominasi dana yang terhimpun.
Sama halnya dengan cara pengelolaan zakat perdagangan, pengelolaan zakat
harus dilakukan dengan cara yang tepat agar nanti mustahiq yang mendapatkan dana
zakat adalah benar-benar muzhaiq yang berhak menerima atau yang termasuk ke
asnaf yang delapan. Penggelolaan yang dilakukan seperti perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing) dan pengawasan (controlling)
yang diterapkan oleh BAZNAS Kota Padang Panjang sudah berjalan dengan
semestinya, namun masih saja mengalami beberapa kendala setelah dana zakat
didistribusikan ke pihak mustahiq. Dalam hal ini pihak BAZNAS Kota Padang
Panjang harus gencar dalam melakukan pembinaan terhadap mustahiq yang telah
menerima dana zakat agar dana yang disalurkan memberikan manfaat terhadap
90
mustahiq dan mensejahterakan masyarakat (mustahiq) yang kekurangan secara
ekonomi.
Dari penjelasan di atas, serta hasil dari penelitian penulis, strategi
pengumpulan dan pengelolaan zakat perdagangan haruslah tetap gencar dilaksanakan
upaya pentingnya menunaikan zakat melalui BAZNAS Kota Padang Panjang dan
menerapkan strategi atau upaya yang masih belum diterapkan oleh BAZNAS Kota
Padang Panjang diharapkan bisa diterapkan secara maksimal agar dana zakat yang
terkumpul sesuai dengan target dari Lembaga BAZNAS Kota Padang Panjang. Hal
ini dapat menjadi solusi serta jawaban permasalahan yang menjadi latar belakang
penulis melakukan penelitian ini.
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan mengenai strategi
pengumpulan dan pengelolaan zakat usaha dagang oleh BAZNAS Kota Padang
Panjang , maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalammenerapkan strategi
pengumpulan zakat usaha dagang dengan cara: penentuan segmen atau target
muzakki, penyiapan sumber daya dan sistem operasi, membangun sistem komunikasi,
dan melakukan sistem pelayanan. Dan strategi pengelolaan zakat seperti perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pengarahan (Directing), dan pengawasan
(Controlling).Dari beberapa strategi di atas, BAZNAS Kota Padang Panjang dalam
pengumpulan zakat usaha dagang belum menerapkan strategi pengumpulan secara
keseluran seperti penentuan segmen atau target muzakki. Sedangkan dalam
menerapkan strategi pengelolaan zakat usaha dagang pihak BAZNAS Kota Padang
Panjang sudah melaksnakan strategi sebagaimana mestinya.
5.2 Saran
Dari kesimpulan diatas dapat dijadikan sebagai dasar untuk memberikan saran
kepada BAZNAS Kota Padang Panjang yaitu dari pengumpulan zakat usaha dagang
sebaiknya diterapkan upaya penentuan segmen atau target muzakki agar dana zakat
pedagangan lebih meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Sedangkan untuk upaya
pengelolaan zakat perdagangan agar tetap dapat dipertahankan.
92
DAFTAR PUSTAKA
Adera. Kepala Dinas Pasar Kota Padang Panjang. Wawancara Pribadi . Tanggal 12
Mei 2018
Agustinova , Danu Eko. 2015. Memahami Metode Penlitian Kualitatif. Yogyakarta:
Calpulis
Al-Qur‟an
Al- Zuhaili, Wahbah. 1997. Zakat Kajian Berbagai Mazhab. Bandung:Pt. Remaja
rosdakarya
Amos, Neolaka. 2014. Metode Penelitian Dan Statistic. Bandung:Remaja Rosdakarya
Aji, Prasetio. 2015. Manajemen Strategi. Yogyakarta: Ekuilibria
Ayyub, Hasan. 2010. Fikih Ibadah:Panduan Lengkap Beribadah Sesuai Sunnah
Rasulullah Saw. Jakarta : Cakra Lintas Media
Azzam, Abdul Aziz Mohammad. 2009. Fiqh Ibadah. Jakarta:Amzah
Baga, Lukman Mohammad. 1997. Fiqh Zakat Dr Yusuf Al-Quradhawi. Bogor
Dokumen. Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional
Kota Padang Panjang Tentang Pengelolaan Zakat
Dt. Panjang, H. Aswir Rasyidin. Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional Kota
Padang Panjang. Wawancara Pribadi. Pada Tanggal 12 Mei 2018
Emir, Tim. 2016. Panduan Zakat Terlengkap. Bondowoso: Erlangga
Gusseptiana Ella. 2018. Dampak Penyaluran Zakat Melalui Baz Terhadap
Pemerataan Pendistribusian Kesejahteraan Masyarakat Di Kota Padang
Panjang. Iain Bukittinggi
Haris, Herdiansyah. 2015. Metode Penelitian Koalitatif Untuk Ilmupsikologi. Jakarta
Selatan:Salemba Humanika
Hasbullah, Abu Muhammad Ibnunshahih. 2010. Zakat & Cara Praktis
Menghitungnya. Bogor: Pustaka Ibnu Umar
Hulwati. 2006. Ekonomi Islam. Padang: Ciputatpress Group
93
Khasanah, Umrotul. 2010. Manajemen Zakat Modren Intrumen Pemberdayaan
Ekonomi Umat. Malang: Maliki Press
Kurniawan, Fifin. 2014. Strategi Pengumpulan Zakat, Infaq Dan Shadaqah
Dilembaga Amil Zakat Nasional Dompet Peduli Umat Darurat Tauhid.
Yogyakarta. Skripsi:Uin Sunan Kalijaga
Kurniawati Resi. 2017. Eksistensi Lembaga Inisiatif Zakat Indonesia (Izi) Dalam
Pengelolaan Zakat Di Bukittinggi. Iain Bukittinggi
Maulana, Aji. 2008. Implementasi Konsep Amanah Dan Fhatanahpada Pengelolaan
Zakat BAZNAS. Jakarta. Skripsi Uin Syarif Hidayatullah
Mujahidin, Ahmad. 2007. Ekonomi Islam. Jakrta: Raja Grafinda
Munir, Bismahul. 2014. Ekonomi Qur‟ain. Malang: Uin-Maliki Press
Qadir, Abdurahman. 1998. Zakat Dalam Dimensi Mahdhah Dan Sosial. Jakarta: Pt
Raja Grafindo
Qardhawi. 1983. Fiqh Al-Zakat. Jakarta: Pustaka Litera
Randi. 2016. Analisis Optimalisasi Penyaluran Zakat Oleh Baznas Kepada Mustahik
Di Kabupaten Agam. Skripsi Iain Bukittinggi
Ritonga, Rahman. 2013. Memaknai Mustahik Zakat Dalam Konteks Kekinian.
Padang: Hayfa Press
Rudianto. 2013. Akuntansi Manajemen. Jakarta: Erlangga
Sahhatih, Saugi Ismail. 2007. Penerapan Zakat Dalam Bisnis Modren. Bandung: Cv
Pustaka Setia
Shiddiegy, Hasbih Ash. 1991. Pedoman Zakat. Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persoda
Suhairi. 2015. Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Pengelolaan Wakaf
Produktif Di Singapura. Akademika, Vol.20. No 01
Suharsimi, Arikanto. 2013. Manajemen Penelitia. Jakarta:Rneka Cipta
Susanto. 2014. Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga
Wahyu, Purhantara. 2010. Metode Enelitian Kualitatif Untuk Bisnis. Yogyakarta:
Grahailmu
94
95
96
97
98
99
100
101
102
103
104
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Diri
Nama : Watni Putri
NIM : 3314.348
Tempat/Tanggal Lahir : Koto Baru/ 24 Januari 1995
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
(FEBI)
Jurusan : Perbankan Syariah
Alamat : Jorong Pagu-Pagu, Nagari Pandai
Sikek, Kec. X Koto, Kab. Tanah Datar
Jenjang Pendidikan
1. Tahun 2002-2008 SDN 17 Pagu-Pagu Pandai Sikek
2. Tahun 2008-2011 SMPN 2 X Koto (Koto Laweh)
3. Tahun 2011-2014 SMAN 1 X Koto (Kayu Tanduak)
4. Tahun 2014- 2019 IAIN Bukittinggi
105