strategi pengembangan mitra dhuafa...

135
STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI ANALISIS SWOT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) OLEH : PUPUT TRI ASTUTI 1113046000125 PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/2017 M

Upload: nguyendung

Post on 16-Jun-2018

238 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG

PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI ANALISIS SWOT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

OLEH :

PUPUT TRI ASTUTI

1113046000125

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 2: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

ii

STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG

PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI ANALISIS SWOT

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Oleh :

PUPUT TRI ASTUTI

1113046000125

Pembimbing

Dr. H. Abdul Malik, MM

NIP. 19500702197831003

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017 M

Page 3: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

iii

LEMBAR PENGESAHAN

Hari ini Senin, 31 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas Mahasiswi:

1. Nama : Puput Tri Astuti

2. NIM : 1113046000125

3. Jurusan : Ekonomi Syariah

4. Judul Skripsi : Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung

Pada Pola Grameen Bank ditinjau dari Analisis SWOT

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswi

tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 31 Juli 2017

PANITIA UJIAN SKRIPSI

1. ketua

:A.M Hasan Ali, M.A

NIP. 19751201 200501 1 005

2. Sekertaris

:Dr. Abdurrauf, LC, M.A

NIP. 19731215 200501 1 002

3. Pembimbing

:Dr. H. Abdul Malik, MM

NIP. 19500702197831003

4. Penguji I

:Achmad Chairul Hadi, M.A

NIP. 19720531 200710 1 002

5. Penguji II

:H. Muh. Fudhail Rahman, Lc., MA

NIP. 19750810 200912 100 1

Page 4: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

iv

LEMBAR PERNYATAAN

KEASLIAN KARYA ILMIAH

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta,31 Juli 2017

Puput Tri Astuti

Page 5: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

v

ABSTRAK

Puput Tri Astuti. Judul skripsi “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa

Lenteng Agung pada Pola Grameen Bank ditinjau dari Analisis SWOT ”. Strata

Satu (S1) Jurusan muamalat (Ekonomi Syariah) konsentrasi Perbankan Syariah

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. 1438 H/2017 M.

Penelitian ini dilakukan guna mengetahui strategi pengembangan Koperasi

Mitra Dhuafa, dalam melaksanakan system Grameen Bank dalam

memperdayakan kaum perempuan, dengan menggunakan analisis SWOT untuk

mengukur pada strategi Koperasi Mitra Dhuafa dengan melihat elemen internal

yaitu kekuatan dan kelemahan dan elemen eksternal yaitu peluang dan ancaman

pada Koperasi Mitra Dhuafa agar semua kalangan masyarakat mengetahui apa itu

system Grameen Bank.

Tipe penelitian ini deskriptif kualitatif yang bersifat eksploratif yaitu

tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan mengenai konsep

atau pola yang digunakan dalam penelitian dan untuk menjadikan topic baru lebih

dikenal masyarakat luas. jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer dan

skunder, Dengan cara melakukan penelitian lapangan (field research), dan

melakukan wawancara.

Dari hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Koperasi Mitra

Dhuafa dinilai cukup berhasil dalam pengembangan pada pola Grameen Bank

tersebut, karena Koperasi Tersebut sudah memiliki 150 cabang seluruh Indonesia

terdiri dari 11 provinsi mulai dari Aceh hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).

Pelaksanaan Grameen cukup efektif hal ini menunjukan, bahwa KOMIDA dapat

menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yaitu kualitas mekanisme

pembiayaan memperbesar market share. Mengatasi kelemahan dengan

memanfaatkan peluang yaitu memanfaatkan kualitas program Grameen Bank.

Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman yaitu mempertahankan

kualitas produk. Meminimalkan kelemahan serta menghidari ancaman yaitu

meningkatkan kualitas SDM dan Mempertahankan kepercayaan terhadap lembaga

lain.

Kata kunci: Grameen Bank, analisis SWOT, strategi pengembangan

Pembimbing: Dr. H. Abdul Malik, MM

Daftar pustaka: 1988 s.d. 2016

Page 6: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

vi

ABSTRACT

Puput Tri Astuti. Title thesis "Development Strategy Dhuafa Lenteng

Agung Partner on Grameen Bank Pattern in terms of SWOT Analysis". Strata One

(S1) Department of Muammalat (Sharia Economics) concentration Sharia

Banking Faculty of Shariah and Law State Islamic University Syarif Hidayatullah

Jakarta. 1438 H / 2017 M.

This research was conducted to find out the strategy of cooperative

development of Mitra Dhuafa, in implementing Grameen Bank system in

empowering women, by using SWOT analysis to measure on Cooperative Partner

strategy Dhuafa by looking at internal element that is strength and weakness and

external element that is opportunity and threat at Cooperative Partner Dhuafa for

all circles of society to know what is the Grameen Bank system.

This type of descriptive qualitative research is explorative ie the purpose

to provide a little definition or explanation of the concepts or patterns used in

research and to make the new topic more widely known to the public. type of data

collected that is primary and secondary data, by doing field research (field

research), and do interview.

From the result of the research, the writer concludes that Cooperative

Mitra Dhuafa considered quite successful in development on Grameen Bank

pattern, Grameen Implementation is quite effective it shows that KOMIDA can

use the power to exploit opportunity that is quality of financing mechanism

enlarge market share. Overcome the weakness by taking advantage of

opportunities that utilize the quality of Grameen Bank programs. Use the power

to avoid the threat of maintaining product quality. Minimize weakness and avoid

the threat of improving the quality of human resources and maintaining trust in

other institutions.

Keywords: Grameen Bank, SWOT analysis, development strategy

Advisor: Dr. H. Abdul Malik, MM

References: 1988 s.d. 2016

Page 7: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas karunia, hidayah,

rahmat, dan kasih sayang-Nya yang diberikan kepada kita semua. Shalawat dan

salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga

dan sahabat-sahabatnya.

Seiring berjalannya waktu, syukur alhamdulillah atas kasih sayang yang

Allah SWT berikan penulis dapat menyelesaikan tugas akhir pembuatan skripsi

yang berjudul “Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola

Grameen Bank ditinjau dari Analisis SWOT ”. Dimana skripsi ini merupakan

salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi dalam Jurusan Muamalat

(Ekonomi Islam) konsentrasi Perbankan Syariah di Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penulis penyadari isi dari penelitian skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, mengingat keterbatasan, kemampuan dan pengetahuan yang

dimiliki, namun penulis berusaha semaksimal mungkin untuk menyusun skripsi

ini dengan baik.

Penulis juga menyadari bahwa sejak awal penyusunan hingga

terselesaikannya pembuatan skripsi ini telah banyak pihak yang membantu dan

memberikan dukungan. Tak lupa peneliti mengucapkan banyak terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan skripsi ini:

1. Allah SWT atas segala karunia, nikmat, hidayah, rahmat serta kasih sayang-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

2. Bapak Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Arif Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak AM. Hasan Ali, M.A. selaku Ketua Prodi Muamalat (Ekonomi Islam)

Fakultas Syariah dan Hukum yang selalu memberikan motivasi dan

pengarahan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa yang berhasil. Bapak

Page 8: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

viii

5. H. Abdurrauf, Lc., M.A. selaku Sekertaris Prodi Muamalat Fakultas Syariah

dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Terimakasih untuk Koperasi Mitra Dhuafa yang telah mengizinkan saya

untuk menjadi objek tempat penelitian saya.

7. Ayah dan ibuku tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, arahan serta

doa yang tak henti-hentinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Kakaku Mba Dewi dan mba fajar dan kakak iparku kak Jack serta

keponakanku tersayang Kayyisah yang selalu menemani, menghibur,

memotivasi dan memberikan dukungannya kepada penulis.

8. Bapak Dr. H. Abdul Malik, MM selaku pembimbing yang telah besedia

meluangkan waktu serta sabar dalam memberikan pengarahan dan bimbingan

dalam proses penyususan skripsi ini.

9. Seluruh dosen dan pegawai Fakultas Syariah dan Hukum yang selama ini

memberikan arahan ilmunya serta fasilitas yang diberikan kepada penulis.

10. Buat sahabat-sahabat seperjuanganku Fitri Eka Putri, Ulfi Fazariski, Nur

Kholilah, Sarah Hilfiya Terimakasih atas doa, semangat dan bantuannya

selama ini. Penulis tidak bisa membalasnya semoga Allah selalu memberikan

yang terbaik dan semoga persahabatan kita abadi, Aamiin.

11. Sahabat-sahabatku di Lisensi Isti Rohmah, Syifa Fauziyah dan yang lainnya

terima kasih atas doa, motivasi, dan candanya selama ini, dan teman-teman

Muamalat D dan Perbankan syariah yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, makasih atas kebersamaannya selama ini

Atas jasa-jasa mereka semua, penulis tidak bisa memberi apa-apa

kecuali Jazakumullah Khoiron Kasiron, semoga Allah membalas kebaikan

mereka semua dengan sebaik-baiknya.

Ciputat, 31 Juli 2017

Penulis

Puput Tri Astuti

NIM 1113046000125

Page 9: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................................... iii

LEMBAR PERNYAAN KEASLIAN KARYA ILMIYAH .......................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................................................... v

ABSTRACT ..................................................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. vii

DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ...................................................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................................................... 6

1. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 7

2. Pembatasan Masalah ..................................................................................................... 7

3. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................................... 7

D. Metode Penelitian................................................................................................................ 8

E. Kerangka Teori.................................................................................................................. 11

F. Review Studi Terdahulu .................................................................................................... 17

G. Sistematika Penulisan ....................................................................................................... 25

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 27

A. Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung .................................................... 27

1. Pengertian Pengembangan .......................................................................................... 27

2. Pengertian Pemasaran ................................................................................................. 28

3. Strategi Pemasaran Secara Umum .............................................................................. 28

4. Pengertian Efektifitas .................................................................................................. 41

Page 10: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

x

B. Grameen Bank ................................................................................................................... 42

1. Pertumbuhan Grameen Bank ...................................................................................... 42

2. Aturan- Aturan Grameen Bank ................................................................................... 44

3. Ciri- Ciri Sistem Grameen Bank ................................................................................. 45

4. Produk dan Layanan Keuangan Grameen Bank ......................................................... 46

5. Pola Kredit Grameen Bank ......................................................................................... 50

6. Tata Cara Pinjaman dalam Program Grameen Bank .................................................. 50

7. Mekanisme Pembayaran Grameen Bank .................................................................... 51

8. Faktor- Faktor yang Melatarbelakangi Keberhasilan di Bangladesh

dengan Pola Grameen Bank ........................................................................................ 52

9. Tahap Pelaksanaan Penyaluran Program Grameen Bank ........................................... 53

C. Analisis SWOT ................................................................................................................. 57

1. Pengertian Analisis SWOT ......................................................................................... 57

2. Tahap Formulasi Strategis .......................................................................................... 59

3. Fungsi, Manfaat, dan Tujuan Analisis SWOT ............................................................ 62

4. Mekanisme Analisis SWOT ........................................................................................ 63

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................................ 65

A. Jenis penelitian .................................................................................................................. 65

B. Subjek dan Objek Penelitian ............................................................................................. 67

1. Subjek Penelitian ......................................................................................................... 67

2. Objek Penelitian .......................................................................................................... 71

C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data........................................................................ 75

1. Data Analisis SWOT Koperasi Mitra Dhuafa ............................................................. 75

2. Manajemen Strategis Koperasi Mitra Dhuafa ............................................................. 84

D. Tehnik Penulisan Skripsi .................................................................................................. 85

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ................................................................................. 86

A. Strategi Pengembangan Pola Grameen Bank .................................................................... 86

B. Strategi Pemasaran Pada Mitra Dhuafa............................................................................. 89

C. Evektifitas Pengembangan Grameen Bank Pada Mitra Dhuafa ....................................... 92

Page 11: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

xi

BAB V PENUTUP ........................................................................................................................ 95

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 95

B. Saran ................................................................................................................................. 97

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 98

LAMPIRAN ............................................................................................................................... 102

Page 12: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 UU Tahun 2008 tentang kriteria usaha mikro, kecil, menengah ................................ 2

Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu ........................................................................................... 21

Tabel 2.1 perbedaan system klasik (GB-1) dan system generalisasi (GB-2) ............................ 46

Tabel 2.2 Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Strategic) ................................................... 59

Tabel 2.3 Matris EFAS ( Eksternal Factors Analysis Strategic) ............................................... 60

Tabel 2.4 Matrik TOWS/ SWOT .............................................................................................. 61

Tabel 3.1 Faktor Eksternal Mitra Dhuafa ................................................................................. 77

Tabel 3.2 Faktor Internal Mitra Dhuafa .................................................................................... 80

Tabel 3.3 Mencocokan IFAS DAN EFAS Mitra Dhuafa ......................................................... 82

Tabel 3.4 MATRIKS SWOT Mitra Dhuafa .............................................................................. 83

Tabel 4.1 Analisis SWOT Strategi Pengembangan Pola Grameen Bank ................................. 88

Tabel 4.2 Analisis SWOT Strategi Pemasaran Koperasi Mitra Dhuafa ................................... 91

Page 13: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses pemasaran .................................................................................................. 37

Gambar 2.2 Tahapan Pelaksanaan Program Penyaluran Kredit GB ......................................... 53

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi Mitra Dhuafa.......................................................... 74

Gambar 4.1 Jumlah Total Anggota Koperasi Mitra Dhuafa ..................................................... 86

Gambar 4.2 total simpanan Koperasi Mitra Dhuafa ................................................................. 93

Page 14: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan sektor keuangan memiliki pengaruh yang luas

dalam menstimulasi perekonomian sektor rill, dimana penyebaran kredit

dapat terdistribusi secara merata melalui optimalisasi fungsi intermediasi

lembaga keuangan. Perkembangan sektor keuangan di Indonesia telah

mengalami segmentasi diantara sektor keuangan formal dan informal, hal

ini diakibatkan karena ketidakmampuan sektor keuangan formal (

perbankan) dalam memberi fasilitas jasa keuangan bagi masyarakat

lapisan bawah (miskin). Terdapat berbagai alasan sosial dan ekonomis

yang mendasari sektor formal kesulitan untuk mengakses sektor informal,

seperti : tingginya resiko kredit dan ketidaktersediaan jaminan (collateral)

yang cukup untuk melapisi kredit. Selain itu tingginya biaya transaksi

serta hambatan sosial dan budaya seperti tingkat pendidikan yang rendah.1

Dalam konteks pembangunan ekonomi Indonesia saat ini, Usaha

Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kelompok yang sangat

penting perannya. Sementara persoalan terbesar UMKM adalah kesulitan

mengakses permodalan terlebih lagi UMKM di Perdesaan dan disektor

pertanian. Hal ini disebabkan oleh adanya scale gap, artinya kebutuhan

kredit / pembiayaan bagi usaha kecil menengah (UKM) pada umumnya

masih lebih kecil dari minimal kredit/ pembiayaan yang disediakan oleh

bank.

Menurut UU No.20 tahun 2008 tentang UMKM, yang disebut

dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan besar adalah sebagai berikut:

1Eli Siswanto, Jurnal “Strategi Pengembangan BMT (Baitu Mal Wa Tamwil)Dalam

Memberdayakan Usaha Kecil Menengah”, h.1

Page 15: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

2

Kriteria Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar menurut UU Tahun

2008 tentang Usaha, Mikro, Kecil, dan Menengah

Tabel 1.1 UU Tahun 2008 tentang kriteria usaha mikro, kecil, menengah

Jenis usaha Kriteria Jumlah unit (s/d 2012)

Mikro -Asset s/d 50 juta

rupiah

-omzet /tahun s/d 300

juta rupiah

55,856.176

98,79%

Kecil -Asset >50 juta s/d

500 juta rupiah

-omzet >300 juta s/d

2,5 milyar rupiah

629,418

1,11%

Menengah -Asset >500 juta s/d

10 milyar rupiah

-omzet >2,5 milyar s/d

50 milyar rupiah

48,997

0,09%

Besar -Asset >10 milyar

rupiah

-omzet >50 milyar

rupiah

4,968

0,01%

UMKM adalah basis ekonomi kerakyatan, oleh karena itu sangat

penting perannya dalam pembangunan ekonomi nasional karena mampu

memperluas lapangan pekerjaan dan memberikan pelayanan ekonomi

secara luas kepada masyarakat, berperan dalam proses pemerataan dan

peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi,

dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Dengan demikian

UMKM adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang harus

memperoleh kesempatan utama, dukungan, perlindungan dan

pengembangan seluas-luasnya sebagai wujud keberpihakkan yang tegas

Page 16: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

3

kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa mengabaikan peranan

usaha besar dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). UMKM memiliki

beberapa bentuk lembaga keuangan mikro syariah diantaranya : bait al-

maal wa at-tamwil (BMT), koperasi, koperasi jasa keuangan syariah

(KJKS), grameen bank.2

Salah satu model lembaga keuangan mikro yang berhasil dan

sudah banyak diadopsi oleh banyak negara di dunia adalah Grameen Bank.

Model ini sudah dikenal secara luas sebagai salah satu lembaga keuangan

mikro tersukses di dunia dalam mengurangi kemiskinan yang ada,

dikarenakan cepatnya ekspansi dan jangkauan yang luas terhadap

masyarakat miskin dengan dampak positif pada pendapatan, pekerjaan,

konsumsi, tabungan dan aset dari pesertanya (Sinha, 1996, Khandker et

al., 1998, dalam Mahmudul Hassan, 2006).3

Bank Grameen adalah sebuah organisasi kredit mikro yang

memberikan pinjaman kecil kepada orang yang kurang mampu tanpa

membutuhkan collateral atau jaminan. Kredit ini memiliki perbedaan

dengan kredit lain pada umumnya, di mana pinjaman disalurkan kepada

kelompok wanita produktif yang berada dalam status sosial miskin..4

Oleh karena Grameen Bank mengutamakan orang yang termiskin

diantara kelompok orang miskin, maka sistem pemberian kredit dimulai

dengan memilih dua orang yang termiskin dari kelompok. Setelah 10

minggu, 2 orang pertama tersebut mendapatkan kredit dan cicilannya

lancar. maka 2 orang berikutnya akan mendapatkan kredit. Ketentuan ini

menyebabkan semua anggota kelompok mengawasi dan bertanggung

jawab atas penggunaan kredit. Setelah 10 minggu kemudian, jika

2Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah (Bekasi :Gramata Publishing, 2016), h.1&19

3Yopi Saleh dkk, Jurnal“Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Mendukung

Pengentasan Kemiskinan di Perdesaan” vol. 7. No.1, 2011 : h.66-81 4Ragnar Nurkse Dalam Mudrajad Kuncoro. Grameen bank dan Keuangan Mikro.

Kedaulatan Rakyat, 2008

Page 17: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

4

pengembaliannya lancar, satu orang terakhir, yaitu ketua kelompok baru

mendapatkan pinjaman kredit.5

Lembaga Keuangan Mikro model Grameen Bank dari Bangladesh

kini di contoh banyak negara. Bagaimana dengan indonesia?Barang baru

yang dianggap punya nilai lebih biasanya banyak diburu dan ditiru. Begitu

sang pecetus Grameen Bank, Muhammad Yunus, meraih Nobel

Perdamaian tahun 2006, model Grameen Bank langsung diburu banyak

negara. Sistem perkeditan yang ada pada bank pedesaan ini kemudian

diadopsi. Bahkan, boleh jadi dicontoh. Data terakhir, pola Grameen Bank

telah dikembangkan di 114 negara, termasuk Indonesia.

Perkembangan sekarang, Grameen Bank telah tumbuh sebagai

bank raksasa. Omsetnya mencapai US$ 6 miliar dengan jumlah nasabah

peminjam tak kurang dari 7 juta orang miskin di 73.000 desa di

Bangladesh. Hebatnya lagi, Grameen Bank juga menjadi pemilik

perusahaan ponsel terbesar di Bangladesh. Bank ini terpilih sebagai

penerima Penghargaan Perdamaian Nobel (bersama dengan Muhammad

Yunus) pada tahun 2006.6 Di indonesiapun juga sudah banyak yang

menerapkan pola grameen bank salah satunya yaitu koperasi mitra dhuafa.

Koperasi mitra dhuafa adalah suatu Institusi yang aktif dalam

kegiatan untuk penguatan masyarakat miskin melalui Pendampingan

Pembiayaan Mikro khusus Perempuan dengan Sistem Grameen Bank.

Awal berdiri pada tahun 2004, Yayasan Mitra Dhuafa ( YAMIDA) adalah

Lembaga yang berkelanjutan dengan manajemen yang serius untuk

melayani Perempuan miskin dengan system grameen bank. Pendirian

Lembaga ini berdasarkan pada pentingnya penguatan masyarakat miskin

khusus Perempuan melalui pengembangan Profesionalisme dan

berkelanjutan dari program tersebut.

5Teuku Syariaf, Grameen Bank Membuktikan Perempuan dan Orang Termiskin dari yang

Miskin Punya Potensi untuk Diberdayakan, Infokop No.29 tahun XXII, 2006 6Penerapan Pola Grameen Bank, dikases pada 12/2009 dari http://ekonomi-

perbankan.blogspot.co.id/2009/12/grameen-bank.html

Page 18: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

5

pada tahun 2008, karena yayasan tidak boleh mempunyai program

simpan pinjam, oleh karena itu YAMIDA memilih untuk bergerak di

bidang pelatihan, pendampingan dan pemberdayaan masyarakat khususnya

perempuan miskin dalam mengelola usaha, keuangan, kesehatan dan isu-

isu masyarakat lainnya dalam upaya meningkatkan pengetahuan

masyarakat. Dengan pengalaman lebih dari 8 tahun, YAMIDA

berkomitmen menjalankan kegiatan kegiatan yang berkaitan dalam

pengembangan SDM Lembaga Keuangan Mikro bagi nasional maupun

internasional dengan replikasi Grameen Sistem secara professional yang

berorientasi dalam meningkatkan pendapatan masyarakat miskin di

Indonesia.7

Koperasi wanita atau koperasi yang dikelola dan beranggotakan

perempuan atau biasa disebut bank grameen, bukanlah organisasi asing

bagi masyarakat Indonesia. Tetapi jarang untuk yayasan yang mengelola

konsep grameen, padahal konsep ini sangat berpeluang dan berperan

penting untuk memberikan kredit mikro. Namun tingkat kepercayaan bank

terhadap yayasan secara umum masih menjadi penghalang bagi yayasan

dengan konsep grameen ini untuk berperan. Andaikan perbankan

menyadari kemampuan dan peran konsep grameen ini dalam

keikutsertaanya dalam upaya penanggulanan kemiskinan. Niscaya banyak

koperasi maupun yayasan akan lebih berperan dalam penyaluran kredit

mikro bagi usaha perempuan. Sehingga penulis akan menyelesaikan

permasalahan dengan cara melihat strategi pengembangannya, Untuk

mengetahui strategi pengembangan pola grameen di yayasan mitra dhuafa

maka diperlukan suatu metode atau cara untuk menganalisis pola tersebut.

Pada penelitian ini, penulis menggunakan analisis SWOT untuk

mengetahui pengembangan yayasan mitra dhuafa dan melihat factor

internal dan eksternal apa saja yang dihadapi saat ini.

7Profil Mitra Dhuafa, diakses dari http://mitradhuafafoundation.org/index.php/profile

Page 19: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

6

Analisis SWOT merupakan analisis yang digunakan untuk

mengetahui posisi atau kondisi perusahaan.8 Dengan mengunakan analisis

SWOT koperasi dapat mengetahui bagian-bagian yang perlu ditambah dan

dikembangkan, selain analisis SWOT digunakan untuk mengetahui

peluang serta ancaman yang mengintai kinerja perusahaan. Dari hasil

pemetaan SWOT, perusahaan dapat mengevaluasi kinerja karyawan dan

manajemen. Sehingga perusahaan dapat bekerja secara professional dan

optimal.

Berdasarkan penjelasan tersebut diatas, penulis ingin menganalisis

bagaimana proses pengembangan pola grameen bank pada Mitra Dhuafa

dengan analisis SWOT, karena masih banyak masyarakat yang kekurangan

dalam segi ekonominya, terutama bagi perempuan yang cenderung tinggi

untuk jatuh kedalam kemiskinan, tetapi mereka memiliki dampak

langsung bagi keluarganya. Sehingga para ibu rumah tangga bisa memiliki

sarana yaitu Grameen Bank yang dapat mengubah kemiskinan.

Oleh karena itu dari permasalahan diatas, perlu kiranya penulis

menganalisis lebih dalam lagi permasalahan dan dari pemaparan diatas

menjadi sangat menarik untuk dikaji yang terangkum dalam judul

“Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung pada Pola

Grameen Bank ditinjau dari Analisis SWOT ”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian diatas dapat di identifikasikan permasalahan

sebagai berikut :

a. Banyak Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang tidak dapat

melayani lebih banyak orang miskin

b. Bank tidak melayani pengajuan kredit yang tidak memiliki

agunan/ jaminan

8Freddy Rangkuti, SWOT Balanced Scorecard (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

2013), h.25

Page 20: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

7

c. Keterbatasan akses masyarakat miskin untuk menjangkau

lembaga keuangan Automatic Teller Machine (ATM)

2. Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah dimaksudkan untuk memperoleh

pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan agar masalah

yang akan diteliti tidak terlalu meluas. Dalam hal ini penulisan dibatasi

hanya pada penggunaan analisis SWOT dan manajemen strategi dalam

pengembangan pola grameen bank yang diterapkan di Mitra Dhuafa

pada 21 Maret 2017 di Mitra Dhuafa Lenteng Agung.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah,

penulis merumuskan masalah:

a. Bagaimanakah strategi pengembangan pola grameen bank pada

Mitra Dhuafa?

b. Bagaimana strategi pemasaran pada Mitra Dhuafa?

c. Bagaimanakah efektivitas pengembangan grameen bank pada

Mitra Dhuafa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah

a. Untuk mengetahui strategi pengembangan pola grameen bank yang

diterapkan di Mitra Dhuafa ditinjau dengan analisis SWOT

b. Untuk mengetahui strategi pemasaran pada Mitra Dhuafa

c. Untuk mengetahui efektivitas pengembangan pola grameen bank

pada Mitra Dhuafa

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi peneliti: peneliti dapat menambah pengetahuan dan melatih

kemampuan untuk menganalisis strategi pengembangan dengan

menggunakan analisis SWOT pada Mitra Dhuafa.

Page 21: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

8

b. Bagi institusi: diharapkan Mitra Dhuafa tetap menerapkan pola

grameen bank ini, sehingga mempermudah kaum miskin untuk

mengajukan pengkreditan tanpa adanya agunan, agar terhindarnya

dari kemiskinan.

c. Bagi masyarakat: hasil dari penelitian ini dapat memberikan

informasi bagi masyarakat khususnya mahasiswa dalam rangka

memperluas pengetahuan mengenai pengkreditan untuk kaum

miskin khususnya perempuan yang biasa disebut dengan grameen

bank.

D. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

sebagai berikut :

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi

adalah metode kualitatif yaitu jenis pendekatan yang berdasarkan kata-

kata atau berdasarkan atas apa yang dinyatakan oleh narasumber secara

lisan pada objek alamiah, yang menghasilkan data deskriptif dan

tertulis melalui informasi dari orang yang terlibat didalam objek

tersebut. Adapun jenis penelitiannya yaitu deskriptif yang bersifat

eksplotarif, maksud dari eksploratif disini adalah salah satu jenis

penelitian social yang tujuannya untuk memberikan sedikit definisi

atau penjelasan mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam

penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti belum memiliki gambaran akan

definisi. Peneliti akan menggali informasi lebih jauh. Sifat dari

penelitian ini adalah kreatif, fleksibel, terbuka, dan semua sumber

dianggap penting sebagai sumber informasi. Tujuan dari penelitian ini

Page 22: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

9

adalah untuk menjadikan topic baru lebih dikenal masyarakat luas,

memberikan gambaran dasar mengenai topic bahasan.9

Jenis penelitian deskriptif, yaitu metode masalah yang

memandu peneliti untuk mengeskplorasi dan atau memotret situasi

yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam. Tujuannya

adalah untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara

berjalan pada saat penelitian dilakukan dengan mengumpulkan,

menyusun, dan mendeskripsikan berbagai dokumen, data, dan

informasi yang aktual agar dapat menemukan jawaban dari

permasalahan yang dibahas. Teknik yang digunakan dalam penelitian

ini adalah studi kepustakaan (library research) dan studi lapangan

(field research).10

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data

yang bersifat kualitatif dengan menggunakan dua sumber data, yaitu:

a. Data Primer

Merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil

wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai metode

pengumpulan data sepihak yang dikerjakan secara sistematis

berlandaskan tujuan penelitian.11

Wawancara dilakukan untuk

memperoleh data dengan tanya jawab yang dikerjakan

berlandaskan pada tujuan penelitian dengan menggunakan

panduan wawancara.12

Data primer yang penulis peroleh adalah

mewawancarai bagian Manajemen Oprasional Mitra Dhuafa.

9Penelitian Eksploratif, diakses pada 6 Februari 2016 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_eksploratif 10

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2009), Cetakan Ke-8, h.205 11

Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Andi, 2004), Cet, 1, h.193. 12

Moh Nazir, Metode Penelitian, Cet.1, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003), h.193

Page 23: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

10

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, dan

sudah dikumpulkan.13

Dalam hal ini penulis memperoleh data

atau informasi melalui buku, jurnal, artikel media internet dan

bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan

masalah sebagai bahan penunjang penelitian.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

adalah sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan jalan

pengamatan secara langsung mengenai objek penelitian. Metode

ini penulis gunakan sebagai langkah awal untuk mengetahui

kondisi objektif mengenai objek penelitian. Observasi dilakukan

dengan secara langsung mengamati bagaimana manajemen strategi

dalam pengembangan pola grameen bank di Mitra Dhuafa.

b. Wawancara

Interview (Wawancara) dalam hal ini adalah teknik tanya

jawab secara lisan yang diarahkan kepada masalah tertentu untuk

mendapatkan informasi yang selengkap-lengkapnya tanpa unsur

paksaan kepada para informan yang mengetahui dan berkecimpung

langsung pada pihak yang bersangkutan. Untuk pengumpulan data

primer, digunakan teknik wawancara yang dilakukan terhadap

Manajemen Oprasional Mitra Dhuafa.

c. Dokumentasi

Yaitu dokumen yang merupakan catatan dari peristiwa yang

sudah berlalu.14

Peneliti meminta data-data yang sesuai dengan

kebutuhan penelitian terkait lembaga yang diteliti, dalam hal ini

pada Mitra Dhuafa.

13

Muhammad, Metedologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 5. 14

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2009), Cetakan Ke-8, h.240.

Page 24: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

11

d. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan membaca buku-buku serta menelusuri

berbagai literatur yang relevan dengan topik masalah dalam

penelitian ini yang dapat dijadikan sumber rujukan untuk

menyusun karya ilmiah ini.

4. Teknik Analisis Data

Data penelitian yang telah diperoleh dapat dianalisa dengan

metode analisis deskriptif, yaitu menggambarkan dan menjelaskan data

yang didapat dari teori maupun hasil penelitian di lapangan sehingga

mampu menjawab permasalahan yang ada, dan mendeskripsikan

masalah ini. Teknik untuk membuat gambaran mengenai situasi atau

kejadian yang menerangkan hubungan, membuat prediksi, serta

mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin

dipecahkan.15

Alat analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif

deskriptif yang bersifat eksploratif.

E. Kerangka Teori

1. Manajemen Strategi

a. pengertian Manajemen Strategi

Manajemen Strategi dapat didefinisikan sebagai ilmu

tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi

mencapai tujuannya, sebagaimana tersirat dalam definisi

tersebut, manajemen strategi terfokus pada upaya memadukan

manajemen pemasaran, keuangan akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer

untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Tujuan manajemen strategi adalah memanfaatkan dan

menciptakan peluang-peluang baru dan berbeda dimasa

mendatang sebaliknya perencanaan jangka panjang, mencoba

15

Moh Nazir, Metode Penelitian, ( Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h. 55

Page 25: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

12

mengoptimalkan kecenderungan saat ini untuk masa depan.

Istilah perencanaan strategis muncul pada tahun 1950-an dan

sangat popular di pertengahan tahun 1960-an sampai

pertengahan tahun 1970-an. Di tahun-tahun tersebut

perencanaan strategis di yakini oleh masyarakat sebagai

jawaban untuk semua masalah. Di tahun 1980-an perencanaan

strategis mulai di tinggalkan karena berbagai model

perencanaan tidak menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Namun pada tahun 1990-an perencanaan strategis muncul lagi,

dan proses tersebut sekarang ini di praktikan secara luas di

dunia bisnis.16

b. Tahap-Tahap Manajemen Strategi

Proses manajemen strategi terdiri dari tiga tahap

diantaranya, perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan

evaluasi strategi.

1) Perumusan strategi, mencakup kegiatan

mengembangkan visi dan misi organisasi,

mengidentifikasi peluang dan ancaman external

organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan

internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang

organisasi, membuat sejumlah strategi alternative untuk

organisasi, dan memilih strategi untuk digunakan.

2) Pelaksanaan strategi

Mengharuskan perusahaan untuk menetapkan

sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi

karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga

perumusan strategi dapat dilaksanakan. Pelaksanaan

strategi mencakup pengembangan budaya yang

mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi

yang efektif, pengarahkan kembali usaha-usaha

16

Freed R. David Manajemen Strategis, (PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003) h.5-6

Page 26: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

13

pemasaran, penyiapkan anggaran, pengembangan dan

pemanfaatan system informasi, serta menghumbungkan

kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi.

3) Evaluasi strategi

Tahap akhir dalam manajemen strategi, para

manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-

strategi tertentu tidak dapat dilaksanakan dengan baik.

Tiga kegiatan pokok dalam mengevaluasi strategi

adalah

a) Mengkaji ulang factor-faktor eksternal dan

internal yang menjadi landasan perumusan

strategi yang diterapkan sekarang ini

b) Mengukur kinerja, dan

c) Melakukan tindakan-tindakan korektif.17

c. Perencanaan Strategi

Para perencanaan strategi adalah orang-orang yang

paling bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan

suatu organisasi. Para perencana strategi mempunyai berbagai

nama jabatan seperti CEO (chief executive officer), presiden,

pemilik, ketua dewan, direktur eksekutif, rektor, dekan atau

pengusaha. Para perencana strategi membantu organisasi dalam

mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasi informasi.

Mereka menelusuri industry dan tren-tren persaingan,

membuat model-model peramalan dan skenario analisis-

analisis, mengevaluasi kinerja korporat dan divisi, mengenal

peluang-peluang pasar yang baru muncul serta membuat

rencana kinerja yang kreatif. Para perencanaan strategi berbeda

sebagaimana organisasi itu sendiri, perbedaan tersebut harus

dipertimbangkan dalam perumusan strategi, pelaksanaan dan

evaluasi strategi. Sebagian perencanaan strategi tidak

17

Freed R. David Manajemen Strategis, (PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), h.6-7

Page 27: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

14

mempertimbangkan beberapa jenis strategi karena keyakinan

mereka pribadi. Mereka juga mempunyai perbedaan dalam

sikap, nilai, etika, dan kesediaan untuk mengambil resiko.18

2. Grameen Bank

a. Latar Belakang Grameen Bank

Bangladesh termasuk salah satu Negara miskin di

kawasan asia selatan. Negara ini merdeka pada tahun 1971.

Bangladesh adalah Negara yang awalnya merupakan bagian

dari Negara Pakistan wilayah timur yang kemudian

memisahkan diri melalui peperangan yang didukung oleh india

karena pemerintah di wilayah barat kurang memperdulikan

wilayah timur.

Awalnya grameen bank hanyalah sebuah unit usaha

kredit yang khusus ditujukan kepada kaum miskin. Namun

seiring berjalannya waktu, unit usaha kredit ini berkembang

pesat menjadi sebuah bank yang nyatanya dapat meminimalisir

bahkan menghaus kemiskinan di Bangladesh. Grameen bank

tidak hanya beroperasi di Bangladesh saja namun juga telah

berkembang sangat pesat dan diadopsi oleh lebih dari 100

negara di dunia.19

Bangladesh dianggap sebagai pelopor di dunia untuk

menerapkan dan mencapai keberhasilan dalam pengembangan

lembaga keuangan mikro untuk pengentasan kemiskinan.

Faktanya bahwa industri keuangan mikro telah mampu

menyediakan akses kredit bagi orang miskin.20

Replikasi

Grameen Bank di Indonesia diantaranya yang sudah

menerapkan pola grameen bank yaitu Mitra Dhuafa.21

18

Freed R. David Manajemen Strategis, (PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), h.11 19

Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gramata Publish, 2016), h.49-50 20

Yopi Saleh, dkk, Jurnal“Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Mendukung

Pengentasan Kemiskinan di Perdesaan” vol. 7. No.1, 2011 : h.66-81 21

Fitri Sagantha “Pola Modifikasi Penerapan Model Grameen Bank di Indonesia (Skripsi

S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014), h. 31

Page 28: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

15

3. Koperasi Mitra Dhuafa

Yayasan Mitra Dhuafa (YAMIDA) adalah suatu Institusi yang

aktif dalam kegiatan untuk penguatan masyarakat miskin melalui

Pendampingan Pembiayaan Mikro khusus Perempuan dengan Sistem

Grameen Bank. Awal berdiri pada tahun 2004, Yayasan Mitra Dhuafa

( YAMIDA) adalah Lembaga yang berkelanjutan dengan manajemen

yang serius untuk melayani Perempuan miskin dengan system grameen

bank. Pendirian Lembaga ini berdasarkan pada pentingnya penguatan

masyarakat miskin khusus Perempuan melalui pengembangan

Profesionalisme dan berkelanjutan dari program tersebut.

Pada tahun 2009 YAMIDA memiliki perubahan badan hukum

menjadi Koperasi bernama Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)

DENGAN No: 849/BH/MENEG/VII/2009. KOMIDA memulai

kegiatan simpan pinjam untuk korban tsunami di Aceh dengan

membuka kantor cabang pertama di Darussalam, Banda Aceh.

KOMIDA telah tumbuh menjadi salah satu lembaga keuangan

Mikro yang besar di Indonesia melayani perempuan berpendapatan

rendah, KOMIDA memberikan harapan kepada kaum perempuan

berpendapatan rendah untuk berkembang serta memiliki kemandirian

dalam menciptakan peluang menambah penghasilan keluarganya.

Selain sebagai penyedia modal keuangan masyarakat, KOMIDA juga

berperan sebagai penyedia kebutuhan layanan non-keuangan

masyarakat. Beberapa produk telah diluncurkan mulai pembiayaan

pendidikan, air dan sanitasi, alat rumah tangga dan micro bisnis.

Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) berupaya membantu

tumbuhnya lembaga keuangan mikro yang melayani masyarakat

miskin melalui berbagai kegiatan antara lain :

a. Mendirikan lembaga keuangan mikro untuk perempuan miskin.

b. Melakukan pelatihan bagi lembaga keuangan mikro lain.

c. Melakukan pendampingan atau technical assistance kepada

lembaga yang berminat membuka lembaga keuangan mikro.

Page 29: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

16

Seiring dengan itu KOMIDA juga senantiasa menjalankan

program sosial secara terprogram dan terstruktur, sebagai perwujudan

dari kepedulian serta tanggung jawab terhadap masyarakat.22

4. Analisis SWOT

Matriks SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, threats)

merupakan perangkat pencocokan yang penting yang membantu

manajer mengembangkan empat tipe strategi : SO (strengths,

opportunities), strategi WO (weaknesses, opportunities), strategi ST

(strengths, threats), dan strategi WT (weaknesses, threats).

Mencocokkan factor-faktor eksternal dan internal kunci merupakan

bagian yang sangat sulit dalam mengembangkan matriks SWOT dan

memerlukan penilaian yang baik dan tidak ada sekumpulan kecocokan

yang paling baik.

Strategi SO atau strategi kekuatan-peluang menggunakan

kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal.

Semua manajer menginginkan organisasi mereka berada dalam posisis

dimana kekuatan internal dapat dipakai untuk memanfaatkan trend dan

peristiwa eksternal. Organisasi umumnya akan menjalankan strategi

WO,ST, atau WT supaya mereka dapat masuk kedalam situasi di mana

mereka dapat menerapkan strategi SO.

Strategi WO atau strategi kelemahan-peluang bertujuan untuk

memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang eksternal.

Kadang-kadang peluang eksternal yang besar ada, tetapi kelemahan

internal sebuah perusahaan membuatnya tidak mampu memanfaatkan

peluang itu. Strategi WO alternative adalah memperkerjakan dan

melatih orang untuk memiliki kemampuan teknis yang diperlukan.

Strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman menggunakan

kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak

22

Profil Mitra Dhuafa, diakses dari http://mitradhuafafoundation.org/index.php/profile

Page 30: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

17

ancaman eksternal. Hal ini tidak berarti bahwa organisasi yang kuat

pasti selalu menghadapi ancaman frontal dalam lingkungan eksternal.23

Strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan

taktik defensive yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal

dan menghindari ancaman eksternal. Sebuah organisasi yang

dihadapkan pada berbagai ancaman eksternal dan kelemahan internal,

sesungguhnya dalam posisi yang berbahaya. Faktanya perusahaan

yang seperti itu mungkin harus berjuang agar dapat bertahan, atau

melakukan merger, rasionalisasi, menyatakan pailit atau memilih di

likuidasi.

Ketika suatu organisasi mempunyai sumber daya modal dan

manusia yang diperlukan untuk mendistribusikan produknya sendiri

(kekuatan internal) dan distributor tidak dapat diandalkan, mahal, atau

tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan (ancaman eksternal),

maka integrasi kedepan merupakan strategi ST yang menarik. Ketika

sebuah perusahaan mempunyai kapasitas produk berlebihan

(kelemahan internal) dan penjualan tahunan dan laba industry dasarnya

turun (ancaman eksternal), maka diseversifikasi konsentrik dapat

merupakan strategi WT yang efektif.

F. review Studi Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang grameen

bank, hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi

dan perbandingan dalam penelitian ini. Beberapa studi terdahulu (literature

review) yang diambil dari beberapa jurnal yang didapatkan antaranya

Enny Syafrida Marpaung, Ma’mun Sarma, dan Wilson Halomoan

L. dampak pemberian kredit pola grameen bank terhadap peningkatan

pendapatan usaha kecil masyarakat pesisir oleh koperasi lembaga ekonomi

pengembangan pesisir mikro mitra mina di kabupaten tuban. Tujuan

penelitin ini untuk (1) mengetahui proses penerapan sebagai gambaran

23

Fred R david, Manajemen Strategis (PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), h.288

Page 31: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

18

umum pemberian kredit pola grameen bank oleh koperasi LEPP-M3

Tuban. (2) mengidentifikasi kendala-kendala apakah yang dihadapi dalam

pemberian kredit pola grameen bank. (3) mengidentifikasi tingkat

pengetahuan, peranan dan manfaat apakah yang didapat dalam penerapan

pemberian kredit pola grameen bank. (4) menganalisis pengaruh

pemberian kredit pola grameen bank terhadap peningkatan pendapatan

usaha kecil masyarakat pesisisr sebelum dana sesudah pelaksanaan pola

grmeen bank. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis regresi linier berganda dan pengujian hipotesis. Deskriptif

statistic dan analisis regresi linier berganda untuk mengetahui tingkat

pengetahuan anggota, tingkat penerapan program dan tingkat manfaat

yang didapat anggota. Hasil penelitian menunjukan bahwa koperasi LEEP-

M3 pola grameen bank sangat baik, penerapa kredit pola grameen bank

sangat membantu masyarakat dalam meningkatkan usahanya dengan

syarat-syarat yang tidak memberatkan anggotanya, sedangkan manfaat

yang didapat dari pemberian kredit pola grameen bank bagi anggota bisa

untuk menambah permodalan dengan adanya bantuan kredit, disamping itu

dibiasakan untuk menabung.

Sriyanto, Wiwin Widyastuti. Model lembaga keuangan mikro pola

grameen bank untuk penguat klaster. Tujuan penelitian ini untuk

mengidentifikasikan struktur rantai kegiatan, reqirements modal, lembaga

keuangan dan model peran pola keuangan mikro lembaga grameen untuk

memeprkuat cluster. Hasil dari penelitian ini bahwa karakteristik cluster

bervariasi berpengaruh oleh factor social budaya setempat . Kegiatan

struktur cluster berbeda. kebutuhan modal yang relatif kecil, kurang dari

Rp 5 juta sebanyak 80,00%. lembaga keuangan non formal terdekat PNPM

Mandiri. Mempengaruhi faktor: manajemen, solidaritas, dan anggota

loyalitas dan saling percaya (saling percaya dalam kelompok).

R Afridha. Analisis kinerja unit pengelola kegiatan (UPK) simpan

pinjam perempuan (SPP) program nasional pemberdayaan masyarakat

mandiri pedesaan (PNPM-Mpd) kecamatan ampek angkek kabupaten

Page 32: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

19

agam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana kinerja unit

pengelola kegiatan (UPK) dalam melaksanakan program simpan pinjam

perempuan yang merupakan salah satu kegiatan dari program nasional

pemberdayan masyarakat mandiri pedesaan (PNPM-Mpd). Metode

penelitian yang digunakan analisis deskriptif kualitatif, data yang

diganakan adalah data primer dari anggota kelompok penerima simpan

pinjam perempuan di kecamatan ampek angkek yang berjumlah 30 orang.

Hasil dari penelitian ini adalah diketahui bahwa kinerja UPK SPP masuk

dalam katagori baik dimana semua pengurus UPK sudah mengerjakan

tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Kinerja dari sisi keuangan

UPK dinilai sudah sangat ekonomis, sangat efisien dan efektif. Untuk

indikator output program SPP yang dikelola oleh UPK sudah bisa

mencapai output yang diinginkan, kecuali untuk penguatan kelembagaan

SPP oleh kaum perempuan, karena kelompok belum bisa mandiri dalam

keuangan kelompok dan masih bergantung pada pinjaman SPP. Pengaruh

kinerja koperasi terhadap peningkatan usaha pada koperasi jasa keuangan

pemberdayaan ekonomi masyarakat kelurahan rambutan. Tujuan dari

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja koperasi terhadap

peningkatan usaha pada koperasi jasa keuangan pemberdayaan masyarakat

kelurahan rambutan, besar pengaruh kinerja koperasi terhadap peningkatan

usaha pada koperasi jasa keuangan pemberdayaan masyarakat kelurahan

rambutan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatifJumlah sampel

sebanyak 100 orang yang terdiri dari, anggota yang tepat waktu mengansur

pinjamanannya setiap bulan, berdasarkan buku registrasi anggsuran

anggota dan anggota kelompok usaha bersama yang baik usahanya.

Penentuan ukuran sampel dengan menggunakan rumus slovin.Berdasarkan

pada uji korelasi, Kinerja Koperasi memiliki hubungan yang kuat dan

positif terhadap Peningkatan Usaha Anggota Koperasi Jasa Keuangan

PEMK Rambutan yaitu sebesar 70.1%. Berdasar hasil perhitungan pada

koefisien regresi dengan taraf diperoleh nilai t hitung sebesar 9,717.

Sedangkan nilai t tabel berdasarkan pada tabel t dengan jumlah sampel

Page 33: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

20

sebanyak 100, dimana dk (derajat kebebasan) = n-2, dk = 100-2 = 98.

Berdasarkan nilai dk 98 dengan taraf diperoleh nilai t tabel sebesar 1.995.

Karena nilai t hitung lebih besar daripada t tabel., maka keputusan pengujian

tersebut menolak H0 dan menerima Ha. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa hipotesis yang menduga terdapat pengaruh antara

kinerja koperasi terhadap peningkatan usaha anggota Koperasi Jasa

Keuangan PEMK Rambutan terbukti secara signifikan atau dapat diterima

secara statistik.

Siti Rohmah. Model pemberdayaan ekonomi perempuan melalui

grassroot microfinance syariah. Tujuan dari penelitian ini untuk

mengetahui untuk menganalisis model pemberdayaan perempuan di area

kerja DPU Daarut Tauhid London dan Pengaruhnya untuk meningkatkan

keluarga pendapatan. Adanya penelitian ini diharapkan pengetahuan

tentang model pemberdayaan perempuan sebagai upaya untuk

meningkatkan perempuan ekonomi meskipun dapat dijual di wilayah lain

Indonesia. Hasil dari dari penelitian ini menunjukkan bahwa model

pemberdayaan perempuan di DPU Daarut Tauhid adalah Model semi-

langsung iman mentoring berbasis. Keberadaan sebuah upaya

pemberdayaan berdampak pada peningkatan kualitas hidup dengan

motivasi untuk berubah menjadi lebih baik sehingga meningkatkan

pendapatan keluarga, budaya menabung, serta kerjasama antar

anggotanya.

Ely Siswanto. Strategi pengembangan BMT dalam

memberdayakan usaha kecil menengah. Tujuan dari penelitian ini untuk 1.

model bmt diidentifikasi dan analis yang dapat mengembangkan potensi

enterprice usaha kecil. 2. untuk menggambarkan bmt upaya untuk

mengembangkan potensi enterprice usaha kecil. Metode penelitian yang

digunakan kualitatif deskriptif dengan cara wawancara. Hasil penelitian ini

bahwa strategi pengembangan bmt cenderung kelayakan finansial

berorientasi, kesehatan kelembagaan berorientasi dan efek sosial yang

berorientasi.

Page 34: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

21

Dibawah ini merupakan kumpulan penelitian terdahulu yang

disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 1.2 Review Studi Terdahulu

NO PENELITI JUDUL PENELITI PERBEDAAN DENGAN

PENULIS

1 Enny Syafrida

Marpaung, Ma’mun

Sarma, dan Wilson

Halomoan L.

dampak pemberian kredit pola

grameen bank terhadap

peningkatan pendapatan usaha

kecil masyarakat pesisir oleh

koperasi lembaga ekonomi

pengembangan pesisir mikro

mitra mina di kabupaten tuban.

Koperasi LEEP-M3 pola

grameen bank sangat baik,

penerapa kredit pola

grameen bank sangat

membantu masyarakat

dalam meningkatkan

usahanya dengan syarat-

syarat yang tidak

memberatkan anggotanya,

sedangkan manfaat yang

didapat dari pemberian

kredit pola grameen bank

bagi anggota bisa untuk

menambah permodalan

dengan adanya bantuan

kredit, disamping itu

dibiasakan untuk menabung.

Peneliti yang penulis buat

membahas lebih ke

manajemen strategi

pengembangan dalam

menerapkan pola grameen

bank bukan dampaknya

pemberian pola grameen

bank.

Page 35: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

22

2 Sriyanto, Wiwin

Widyastuti

Model lembaga keuangan mikro

pola grameen bank untuk penguat

klaster.

Karakteristik cluster

bervariasi berpengaruh oleh

factor social budaya

setempat . Kegiatan struktur

cluster berbeda. Kebutuhan

modal yang relatif kecil,

kurang dari Rp 5 juta

sebanyak 80,00%. Lembaga

keuangan non formal

terdekat PNPM Mandiri.

Mempengaruhi faktor:

manajemen, solidaritas, dan

anggota loyalitas dan saling

percaya (saling percaya

dalam kelompok). Peneliti

yang penulis buat hanya

membahas tentang

pengembangan pola

grameen bank yang

diterapkan di Mitra Dhuafa

dengan menggunakan

metode kualitatif deskriptif

sedangkan penelitian ini

menggunakan metode

klaster

Page 36: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

23

3 R Afridha Analisis kinerja unit pengelola

kegiatan (UPK) simpan pinjam

perempuan (SPP) program

nasional pemberdayaan

masyarakat mandiri pedesaan

(PNPM-Mpd) kecamatan ampek

angkek kabupaten agam

hipotesis yang menduga

terdapat pengaruh antara

kinerja koperasi terhadap

peningkatan usaha anggota

Koperasi Jasa Keuangan

PEMK Rambutan terbukti

secara signifikan atau dapat

diterima secara 23tatistic.

Peneliti yang penulis buat

menganalisis menggunakan

metode kualitatif deskriptif

sedangkan penelitian ini

menggunakan metode

kuantitatif Jumlah sampel

sebanyak 100 orang yang

terdiri dari, anggota yang

tepat waktu mengansur

pinjamanannya setiap bulan,

berdasarkan buku registrasi

anggsuran anggota dan

anggota kelompok usaha

bersama yang baik

usahanya.

4 Siti Rohmah Model pemberdayaan ekonomi

perempuan melalui grassroot

microfinance syariah

model pemberdayaan

perempuan di DPU Daarut

Tauhid adalah Model semi-

langsung iman mentoring

berbasis. Keberadaan

sebuah upaya pemberdayaan

berdampak pada

Page 37: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

24

peningkatan kualitas hidup

dengan motivasi untuk

berubah menjadi lebih baik

sehingga meningkatkan

pendapatan keluarga,

budaya menabung, serta

kerjasama antar anggotanya.

Peneliti yang penulis buat

sama-sama membahas

tentang model

pemberdayaan ekonomi

perempuan dengan pola

grameen bank syariah

sedangkan penelitian ini

menggunakan pola grassroot

microfinance syariah.

5. Ely Siswanto Strategi pengembangan BMT

dalam memberdayakan usaha

kecil menengah.

strategi pengembangan bmt

cenderung kelayakan

finansial berorientasi,

kesehatan kelembagaan

berorientasi dan efek sosial

yang berorientasi. Peneliti

yang penulis buat sama

sama membahas strategi

pengembangan tetapi

penulis pembahas startegi

pengembangan pola

grameen bank untuk

memberdayakan kaum

miskin sedangkan penelitian

Page 38: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

25

yang lain membahas

pengembangan BMT dalam

memberdayakan usaha kecil

menengah.

G. Sistmatika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil penulisan yang terstruktur dan sesuai

dengan kaidah penulisan, maka sistematika tulisan ini disusun sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi

masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, review studi terdahulu, dan sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas lebih mendalam tinjauan pustaka

atau studi literature dan teori-teori yang berkaitan dengan

masalah dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan unit analisis berupa data yang

digunakan dalam penelitian, metode dan desain penelitian

yang akan dipergunakan untuk membahas dan menjawab

permasalah yang ada, pengukuran dan instrument

penelitian, teknis analisis dan yang berkaitan dengan

penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi deskripsi hasil penelitian, pengujian

hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

Page 39: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

26

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis mencoba membuat kesimpulan dari

pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

dan memberikan saran-saran yang kiranya bermanfaat bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

Page 40: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi Pengembangan Mitra Dhuafa Lenteng Agung

1. Pengertian Pengembangan

Philip Kotler (1997), Pengembangan adalah suatu usaha untuk

meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konspetual, dan moral

karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui

pendidikan dan latihan. Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis,

konseptual, dan moral karyawan, sedangkan latihan bertujan untuk

menigkatkan ketrampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan,

workshop bagi karyawan dapat meningkatkan pengetahuan lebih lagi

di luar perusahaan.24

Menurut Fred R David (2004), strategi pengembangan menjadi

bagian dalam strategi intensif, yakni strategi yang terdiri atas penetrasi

pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk. Strategi

penetrasi pasar dilakukan dengan meningkatkan pangsa pasar produk

atau jasa yang telah ada. Upaya yang dapat dilakukan adalah

melakukan promosi penjualan, menambah biaya iklan dan publisitas

lainnya.

Pengembangan pasar merupakan cara yang digunakan dalam

memperkenalkan produk atau jasa ke wilayah baru. Sementara

pengembangan produk adalah strategi meningkatkan penjualan. Yang

dapat dilakukan dengan memperbaiki, memodifikasi, atau membuat

inovasi produk atau jasa yang telah ada.25

24

Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

Control (perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDT)1997), h. 286

25Fred R. David, Manajemen Strategis, Konsep-Konsep (Indonesia: PT. Indeks, 2004),

Ed. Kesembilan, h.239-241

Page 41: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

28

2. Pengertian pemasaran

Pemasaran dalam arti sempit oleh para pengusaha sering

diartikan sebagai pendistribusian, termasuk kegiatan yang dibutuhkan

untuk menempatkan produk yang berwujud pada tangan konsumen

rumah tangga dan pemakaian industry. Pengertian ini tidak mencakup

kegiatan mengubah bentuk barang. Akan tetapi, pengertian tentang

pemasaran sebenarnya lebih luas dari kegiatan tersebut. Dari

pandangan lain, pemasaran diartikan sebagai kegiatan penciptaan dan

penyerahan tingkat kesejahteraan hidup kepada anggota masyarakat.26

Pemasaran telah didefinisikan dalam berbagai pengertian,

seperti telah diutarakan diatas. Menurut American marketing

association, pemasaran diartikan sebagai hasil prestasi kerja kegiatan

usaha yang langsung berkaitan dengan mengalirnya barang atau jasa

dari produsen ke konsumen. Pengertian ini hampir sama dengan

kegiatan distribusi, sehingga gagal menunjukan asas-asas pemasaran,

terutama dalam menentukan barang atau jasa apa yang akan

dihasilkan. Disamping pengertian yang telah disebutkan, terdapat

pengertian yang sering digunakan dalam pembahasan tentang

pemasaran, pengertian tersebut menyatakan pemasaran sebagai

kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan

kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Berdasarkan

pengertian ini, pembahasan tentang pemasaran dapat lebih jelas dan

terbatas dalam pembatasan yang tegas, terkait dengan kegiatan

pemasaran yang berlaku universal.

3. Strategi Pemasaran Secara Umum

a. Perkembangan pemasaran

Pemasaran sudah ada sejak zaman rosulullah, dimana

rasulullah mengajarkan untuk berniaga, menjual dan membeli. Tapi

pada zaman itu bertransaksi tidak menggunakan dengan mata uang

26

Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi (PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), h. 4

Page 42: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

29

yaitu membeli barang dan membayarnya dengan mata uang. tetapi

pada zaman itu menjual barang dengan barang contohnya seperti si

A membutuhkan beras dan dia mempunyai kelebihan gula maka

dari itu si A memberikan gulanya kepada si B untuk mendapatkan

beras disebut dengan barter.

Kegiatan pemasaran sebenarnya berkembang sejak adanya

kebutuhan manusia dan usaha untuk memenuhi kebutuhan manusia

itu melalui pertukaran. Perkembangan peradaban manusia

menimbulkan perkembangan penggunaan alat pertukaran. Dengan

adanya perkembangan tersebut mulailah dikenal transaksi jual beli.

Pada masa itu pemasaran barulah merupakan kegiatan transaksi

jual beli dimana seluruh barang-barang yang dihasilkan atau

diproduksikan dengan mudah dapat terjual. Masalah yang

diutamakan pada saat itu bagaimana menghasilkan suatu barang.

Hal ini terutama disebabkan barang apapun yang dihasilkan akan

dapat terjual. Oleh karena itu, orientasi pemikiran manajemen pada

saat itu adalah orientasi produksi.27

Assauri Sofjan menyatakan Secara singkat bahwa

manajemen pemasaran mencakup seluruh falsafat, konsep, tugas,

dan proses manajemen pemasaran. Perkembangan pendekatan

dalam manajemen pemasaran dilandasi oleh konsep yang

merupakan dasar dari pimpinan perusahaan atau organisasi lainnya

dalam menjalankan kebijakan dan strategi pemasaran yang akan

dilakukannya. Hal ini karena manajemen pemasaran merupakan

usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai hasil yang diingikan

pada pasar yang dituju (sasaran).

b. Konsep pemasaran

Konsep pemasaran merupakan orientasi manajemen yang

menekankan bahwa kunci pencapaian tujuan organisasi terdiri dari

27

Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi (PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), h.5-6

Page 43: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

30

kemampuan perusahaan/ organisasi menentukan kebutuhan dan

keinginan pasar yang dituju (sasaran) dan kemampuan perusahaan/

organisasi tersebut memenuhinya dengan kepuasan yang

diinginkan secara lebih efektif dan efisien dari para saingan. Ada

tiga landasan yang penting dari konsep pemasaran, yaitu:

1) Konsumen dapat dikelompokan ke dalam segment pasar yang

berbeda tergantung dari kebutuhan dan keinginannya.

2) Konsumen dalam suatu segment pasar tertentu lebih

menyenangi atau tertarik akan apa yang ditawarkan

perusahaan/ organisasi yang dapat berlangsung memenuhi

kepuasan dan keinginan tertentu dari mereka.

3) Tugas organisasi adalah untuk meneliti dan memilih pasar yang

dituju (sasaran) dan berusaha mengembangkan usaha- usaha

penawaran dan program-program pemasaran sebagai kunci

untuk menarik dan mempertahankan/ membina langganan.28

Konsep inti dalam pemasaran adalah memahami

kebutuhan, keinginan dan permintaan. Tidak semua orang

mempunyai keinginan dan kebutuhan yang sama, oleh karena itu

perusahaan harus membagi-bagi pasar ke dalam segmen-segmen.

Tiga strategi yang harus digunakan dalam pemasaran.29

Pertama, targeting. Ada tiga kriteria untuk melakukan

targeting, yaitu:

a. Memastikan bahwa segmen yang akan dimasuki pasarnya

cukup besar (market size), atau masih kecil tapi memiliki

potensi yag besar di masa yang akan datang (market growth).

b. Perusahaan harus memiliki kekuatan daya saing (competitive

advantages) untuk medominasi pasar yang akan dimasuki.

28

Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi (PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), h.77-78 29

Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi (PT. Raja Grafindo

Persada, 2004), h.13

Page 44: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

31

c. Mengoptimalkan segala usaha agar efektif dan efisien di tengah

persaingan (competitive situation).

Apabila persaingan semakin ketat sampai para konsumen

sulit untuk membedakan keunggulan dari suatu produk karena

masing-masing produk memiliki kualitas yang hampir sama dan

tidak ada perbedaan yang signifikan, maka langkah yang akan

ditempuh oleh perusahaan syariah adalah membidik hati dan jiwa

konsumen. Strategi ini bertujuan untuk mengikat hati dan jiwa

konsumen pada suatu produk atau perusahaan agar setia dalam

waktu panjang.30

Kedua, positioning. Dalam Legacy Marketing, Positioning

dilakukan setelah kita melakukan Segmentasi dan Targeting.

Positioning ini maksudnya bukan peringkat produk itu di pasar.

Masih ada yang keliru soal ini. Dikiranya kalau bicara soal

positioning berarti bicara soal ada di posisi nomor berapa produk

itu di pasar. Bukan itu definisi positioning. Positioning adalah apa

yang kita inginkan ada di benak konsumen ketika mereka

mendengar brand kita. Positioning ini berkaitan dengan persepsi.

Persepsi ini harus bisa unik sehingga pelanggan bisa langsung

membedakan antara brand kita dan brand pesaing kita. Misalnya

saja Volvo, BMW, dan Mercedes-Benz. Ketiganya merupakan

produk yang berada dalam satu kategori dan juga menyasar segmen

pasar yang relatif sama. Namun, positioning-nya bisa berbeda.

Kalau ingat Volvo kita ingat ”safety”, sementara BMW adalah ”the

ultimate driving machine” dan Mercedes-Benz merupakan ”a

symbol of luxury”. Itulah positioning dari ketiga brand mobil

mewah tersebut.31

Menurut Fanggidae (2006), positioning adalah suatu

strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk

30

Ibid 31

Materi kuliah Dr. Abdul Malik, MM

Page 45: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

32

menciptakan perbedaan (differents), keuntungan (advantages),

manfaat (benefit) yang membuat konsumen selalu ingat dengan

suatu produk. Dengan kata lain positioning berkenaan dengan

upaya identifikasi, pengembangan dan kemunikasi keunggulan

yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga produk dan

jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus. Jadi,

focus utama positioning adalah pada persepsi pelanggan dan bukan

sekedar produk fisik yang dihasilkan.32

Menurut Kotler (1997:262) “ positioning is the act of

designing the companys offer so that is occupies a distinct and

value placed in the target customer mind” maknanya, mencapai

“posisi” didalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan

strategi segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning

adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk

mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen

didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang

dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa

yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan

pesaingnya.

Dalam proses positioning selalu dimulai product

positioning. Pendapat ini dikemukakan oleh Regis Mc Kenna

(1985:37), yang juga mengemukakan definisi produk positioning

the positioning process should begin with the product themselves.

To gain a strong product positioning, a company must differentiate

its product from all other products on the market. The goals is so

give the product a unique position in the market place” dari definisi

diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus

dimulai dengan produk itu sendiri. Untuk mencapai produk

positioning yang kuat suatu perusahaan perlu dilakukan

32

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997), h. 78

Page 46: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

33

diferensiasi dalam banyak factor yaitu: teknologi, harta, kualitas,

saluran distribusi atau sasaran konsumennya.

Produk positioning sangat berhubungan dengan segmentasi

pasar karena menempatkan produk tersebut ditunjukan melayani

target market tertentu. Oleh karena itu, pengertian strategi product

positioning sebagai suatu strategi yang digunakan untuk

menanamkan suatu citra produk dibenak konsumen sehingga

produk tersebut terlihat menonjol dibandingkan dengan produk

pesaing.

Focus utamanya adalah bagaimana caranya sehingga

konsumen mempunyai persepsi yang sama dengan yang

diharapkan produsen tentang produk yang ditawarkan. Kembali

Kotler (1997:265) menjelaskan beberapa cara product positioning

yang dapat dilakukan pemasaran dalam memasarkan produk

kepada konsumen yang dituju, antara lain:

1) Penentuan posisi menurut atribut

Ini terjadi bila suatu perusahaan memposisikan dengan

menonjolkan atribut produk yang lebih unggul dibandingkan

pesaingnya, seperti ukuran, lama keberadaanya, dan seterusnya.

2) Penentuan posisi menurut manfaat

Dalam pengertian ini produk diposisikan sebagai pemimpin

dalam suatu manfaat tertentu.

3) Penentuan poisisi menurut penggunaan atau penerapan

seperangkat nilai-nilai pengunaan atau penerapan inilah yang

digunakan sebagai unsur yang ditonjolkan dibandingkan

pesaingnya.

4) Penentuan posisi menurut pemakai

Ini berarti memposisikan produk sebagai yang terbaik untuk

sejumlah kelompok pemakai. Dengan kata lain pasar sasaran

lebih ditunjukan pada sebuah atau lebih komunitas, baik dlam

arti sempit maupun dalam arti luas.

Page 47: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

34

5) Penentuan posisi menurut pesaing

Disini produk secara keseluruhan menonjolkan nama mereknya

secara utuh dan diposisikan lebih baik dari pada pesaing.

6) Penentuan posisi menurut kategori produk

Disini produk diposisikan sebagai pemimpin dalam suatu

kategori produk.

7) Penentun posisi harga atau kualitas

Disini produk diposisikan sebagai menawarkan nilai terbaik

untuk harga.33

Tujuan dari positioning pasar adalah untuk menciptakan citra

yang berbeda guna memperkenalkan bisnis dan produk anda di

benak para konsumen.34

Ketiga, diverensiasi. Setelah mengidentifikasi segmen

pasar, maka sebuah perusahaan juga harus mengidentifikasi cara-

cara spesifik yang dapat mendiferensiasikan produknya dan

memilih “competitive positioning” Pada dasarnya diferensiasi

adalah tindakan merancang satu set perbedaaan yang berarti untuk

membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing

(Kotler, 1997). Diferensiasi dapat dilakukan melalui lima dimensi

berikut ini:

a. Diferensiasi Produk, membedakan produk utama berdasarkan

keistimewaan, kinerja, kesesuaian, daya tahan, keandalan,

kemudahan untuk diperbaiki, gaya dan rancangan produk.35

b. Diferensiasi Pelayanan, jika produk fisik tidak bisa diferensiasi

secara mudah, kunci untuk mencapai keberhasilan kompetitif

terletak pada penambahan layanan bernilai tambah dan

33

Jurnal Manajemen, “Peran Positioning Dalam Strategi Pemasaran” diakses dari

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/peran-positioning-dalam-strategi.html 34

Paul N. Bloom & Louise N. Boone. Strategi Pemasaran Produk 18 Langkah

Membangun Jaring Pemasaran Produk yang Kokoh ( Prestasi Pustakaraya- Jakarta- Indonesia

2006), h. 57 35

Diferensiasi dan Positioning diakses dari

http://manajemenuh.blogspot.co.id/2013/01/diferensiasi-dan-positioning.html

Page 48: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

35

meningkatkan kualitas layanan tersebut. Factor diferansiasi

layanan yang utama, antara lain kemudahan pemesanan,

penyerahan, pemasangan, pelatihan pelanggan, konsultasi

pelanggan dan perawatan dan perbaikan.36

c. Diferensiasi Personil, membedakan personil perusahaan

berdasarkan kemampuan, kesopanan, kredibilitas, dapat

diandalkan, cepat tanggap dan komunikasi yang baik.

d. Diferensiasi Saluran, langkah pembedaan melalui cara

membentuk saluran distribusi, jangkauan, keahlian dan kinerja

saluran-saluran tersebut.

e. Diferensiasi Citra, membedakan citra perusahaan berdasarkan

perbedaan identitas melalui penetapan posisi, perbedaan

lambang dan perbedaan iklan.37

c. Ruang lingkup Strategi pemasaran

1) Pengertian strategi pemasaran

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam

perkembangannya konsep mengenai strategi terus berkembang.

Definisi strategi yang dikemukakakan oleh Chandler

menyebutkan bahwa “strategi adalah tujuan jangka panjang

dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua

sumber yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”

pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-

konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya

strategi yang disusun.

Arti kata strategi “seni umum” yang berasal dari kata

yunani kuno untuk umum “strategos” sebelum napoleon

memiliki konotasi militer menyiratkan seni dan ilmu

36

Philip Kotler, Swee Hoon Ang dkk Manajemen Pemasaran Sudut Pandang Asia (PT.

INDEKS kelompok GRAMEDIA 2004) , h.365 37

Diferensiasi dan Positioning diakses dari

http://manajemenuh.blogspot.co.id/2013/01/diferensiasi-dan-positioning.html

Page 49: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

36

mengarahkan pasukan militer untuk megalahkan musuh atau

untuk mengurangi hasil kekalahan.38

Dalam sebuah perusahaan, strategi merupakan salah

satu factor terpenting agar perusahaan dapat berjalan dengan

baik. Strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti

lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk

mengalokasikan sumber daya usaha sutau organisasi. Atau

suatu cara mencapaian tujuan dari sebuah perusahaan.39

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap

hidup dan berkembang, tujuannya tersebut hanya dapat dicapai

melalui usaha mempertahankan dan meningkatkan tingkat

keuntungan atau laba perusahaan. Usaha ini hanya dapat

dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan

meningkatkan penjualannya.

Strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang

menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran, yang

memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan

untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.

Dengan kata lain strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan

dan sasaran, kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada

usaha-usaha pemasaran perusahaan dari waktu ke waktu, pada

masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama

sebagai tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan

dan keadaan persaingan yang selalu berubah. Oleh karena itu,

penentuan srategi pemasaran harus didasarkan atas analisis

lingkungan dan internal prusahaan melalui analisis keunggulan

dan kelemahan perusahaan, serta analisis kesempatan dan

ancaman yang dihadapi perusahaan dari lingkungannya.

38

Arthur meidan. Marketing Strategies, Organization and Performance Control In

Insurance (the journal of risk and insurance, vol.49 No.3 h.1 (sep, 1982) diakses dari

www.jstor.org 39

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (yogyakatra:Andi,2002),edisi ke 2, hal.3

Page 50: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

37

Disamping itu strategi pemasaran yang telah ditetapkan

dan dijalankan, harus dinilai kembali, apakah masih sesuai

dengan keadaan atau kondisi pada saat ini. Penilaian atau

evaluasi ini menggunakan analisis keunggulan, kelemahan,

kesempatan, dan ancaman. Hasil penilaian atau evaluasi ini

digunakan sebagai dasar untuk menentukan apakah strategi

yang sedang dijalankan perlu diubah, sekaligus digunakan

sebagai landasan untuk mneyusun atau menentukan strategi

yang akan dijalankan pada masa yang akan datang.40

Gambar 2.1 Proses pemasaran

Dalam proses pemasaran, tahap pertama yang

dilakukan adalah menganalisis kesempatan/ peluang pasar yang

dapat di manfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan

untuk mencapai tujuannya.

40

Assauri Sofjan. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep,& Strategi (PT. Raja Grafindo

Persada, 2011), h. 168-169

analisis peluang/

kesempatan pasar

Pengembangan system

pemasaran

Pengembangan/penyus

usnan pencana

pemasaran

Pemilihan/

penetapan sasaran

pasar

Ptrategi peningkatan

posisi persaingan Penerapan rencana dan

pengendaliannya

Page 51: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

38

Tahap kedua adalah penentuan sasaran pasar, yang akan

dilayani oleh perusahaan. Suatu perusahaan akan sulit sekali

untuk melayani seluruh pasar yang ada, karena setiap pasar

terdiri dari kelompok konsumen yang berbeda, kebutuhan dan

keinginan yang berbeda serta kebiasaan dan reaksi yang

berbeda pula.

Tahap ketiga dari proses pemasaran ini adalah menilai

kedudukan dan menetapkan strategi peningkatan posisi atau

kedudukan perusahaan dalam persaingan pada sasaran pasar

yang dilayani. Dalam tahap ini perusahaan harus mempunyai

pandangan atau keputusan mengenai produk (barang atau jasa)

apa yang akan ditawarkan kepada sasaran pasar, dalam

hubungannya dengan bidang usaha perusahaan yang telah

ditentukan sebelumnya.

Tahap keempat dari proses pemasaran adalah

mengembangkan system pemasaran dalam perusahaan. Yang

dimaksudkan dengan mengembangkan system pemasaran

dalam hal ini adalah tugas untuk mengembangkan organisasi

pemasaran, system informasi pemasaran, system perencanaan,

dan pengendalian pemasaran yang dapat menunjang

tercapainya tujuan perusahaan dalam melayani sasaran pasar.

Tahap kelima dari proses pemasaran ini adalah

mengembangkan rencana pemasaran, usaha pengembangan ini

diperlukan karena keberhasilan perusahaan terletak pada

kualitas rencana pemasaran yang bersifat jangka panjang dan

jangka pendek (tahunan, triwulan, dan bulanan) yang

diperlukan untuk mengarahkan kegiatan untuk mencapai

sasaran pasar. Dalam rencana pemasaran hendaknya dirinci

tujuan, strategi, dan taktik yang digunakan untuk

mempertahankan dan meningkatkan posisi perusahaan dalam

Page 52: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

39

menghadapi saingan. Untuk mencapai tujuan pemasaran, perlu

ditentukan strategi pemasaran yang akan digunakan.

Tahap keenam dari proses pemasaran adalah

menerapkan atau melaksanakan rencana pemasaran yang telah

disusun dan mengendalikannya. Penerapan atau pelaksanaan

rencana harus mempertimbangkan situasi dan kondisi pada saat

itu, sehingga perlu lebih pempunyai taktik yang dijalankan, dan

untuk keberhasilannya taktik yang dijalankan dapat berbeda

antara satu saat/ waktu dengan saat/ waktu lainnya, serta dapat

berbeda pula antara satu daerah/ wilayah dengan daerah/

wilayah pemasaran lainnya.41

2) Proses Perencanaan Strategi Pemasaran

a) Analisis Hasil Prestasi Kegiatan Pemasaran

Dalam analisis ini dilakukan pengkajian

mengenai perkembangan hasil penjualan dan realisasi

kegiatan yang dilakukan dalam bidang pemasaran.

Analisis ini harus dapat memberikan kesimpulan

tentang sebab-sebab naik atau turunnya hasil penjualan

khususnya dan pemasaran umumnya.

b) Analisis SWOT Pemasaran Perusahaan

Dalam analisis ini dilakukan pengkajian atas

keadaan lingkungan pemasaran perusahaan terutama

perkembangan ekonomi, sosial, budaya, teknologi dan

pemerintah. Pengaruh pertumbuhan ekonomi

masyarakat terhadap kemungkinan potensi pasar.

Faktor- faktor di dalam perusahaan yang dapat

menimbulkan keunggulan dan kelemahan perusahaan,

Sebagai contoh kemampuan sumber daya manusia dan

dana yang dimiliki perusahaan.

41

Manajemen Pemasaran, h.171-175

Page 53: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

40

c) Penentuan Tujuan (Objek) Pemasaran

Dalam hal ini perusahaan harus menetapkan

tujuan yang ingin dicapai dalam bidang pemasaran,

apakah tingkat penjualan ataupun tingkat laba yang

diharapkan.

d) Penetapan Strategi Pemasaran

Strategi pemasaran yang ditetapkan didasarkan

atas sasaran pasar (target market) dan tujuan (objektif)

perusahaan. Strategi perusahaan yang ditetapkan

mencakup strategi harga, produk, penyaluran atau

distribusi dan promosi.

e) Penetapan Target Pemasaran

Berdasarkan pertimbangan hasil keempat

langkah di atas, kemudian ditetapkanlah target

pemasaran. Target pemasaran yang ditetapkan dapat

dinyatakan dalam volume penjualan (unit) atau nilai

penjualan (rupiah) maupun laba.

f) Penyusunan Rencana Pemasaran

Setelah target pemasaran ditetapkan, langkah

selanjutnya adalah penyusunan rencana pemasaran.

Rencana pemasaran yang disusun menggambarkan

kegiatan yang dilakukan dalam bidang pemasaran.

g) Penyusunan Program Pemasaran

Berdasarkan rencana pemasaran tersebut,

kemudian disusun rincian kegiatan yang akan dilakukan

yang dikaitkan atas waktu, tempat, dan oleh siapa

dilaksanakan. Rincian kegiatan ini disebut program

pemasaran.

h) Penyusunan Anggaran Pemasaran.

Langkah terakhir dalam perencanaan pemasaran

adalah penyusunan anggaran pemasaran. Anggaran

Page 54: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

41

pemasaran yang disusun hendaklah didasarkan atas

program pemasaran yang telah ditetapkan. Hal ini

karena akan terjadi kebutuhan anggrana yang berbeda

apabila waktu dan tempat pelakasanaan kegiatan

berbeda. Sehingga dalam penyusunan anggaran

pemasaran selain diperhatikan produknya juga perlu

diperhatikan waktu dan pelakasaaan.42

4. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berasal dari Bahasa inggris, yaitu effectiveness yang

berarti efektivitas, keefektifan, kemujaraban, kemanjuran, dan

keampuhan. Effectiveness erat kaitannya dengan kata effect dan

effective, effect berarti efek, akibat, kesan, kemanjuran, dampak, dan

pengaruh. Adapun effective berarti efektif, manjur, ampuh, berlaku,

mujarab, berpengaruh, dan berhasil guna.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif berarti ada

efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab,

dapat membawa hasil, sedangkan efektivitas adalah sesuatu yang

memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa

hasil, dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan.

Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan

yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga

berhubungan dengan masalah cara pencapaian tujuan atau hasil yang

diperoleh, kegunaan atau manfaat dari hasil yang diperoleh, tingkat

daya fungsi unsur atau komponen, serta masalah tingkat kepuasan

penggunaan / client.43

Efektivitas menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam

mencapai sasaran hasil akhir yang telah ditetapkan secara tepat.

Pencapaian hasil akhir yang sesuai dengan target waktu yang telah

42

Proses Perencanaan Pemasaran diakses pada 15 April 2011 dari

https://mara04sweet.wordpress.com/2011/04/15/proses-perencanaan-strategi-pemasaran/ 43

Mia Lasmi Wardiah, Jurnal “Teori Perilaku dan Budaya Organisasi” (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2016), h.243-244

Page 55: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

42

ditetapkan dan ukuran maupun standar yang berlaku mencerminkan

suatu perusahaan tersebut telah memperhatikan efektivitas

oprasional.44

Untuk melihat tercapai atau tidaknya nilai kefektivan, berikut

adalah syarat-syarat dan ukuran yang harus dipenuhi, diantaranya:

a. Kegunaan, yakni agar berguna bagi manajemen dalam

pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana harus

fleksibel, stabil, berkesinambungan dan sederhana.

b. Ketetapan dan objektivitas, maksudnya semua rencana harus

dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan

akurat.

c. Ruang lingkup, yakni perlu memperhatikan prinsip-prinsip

kelengkapan (comprehenciveness), kepaduan (unity), dan

konsistensi (consistency).

d. Efektivitas biaya, dalam hal ini efektivitas biaya menyangkut

waktu, usaha dan aliran emosional.

e. Akuntabilitas, terdapat dua aspek akuntabilitas, pertama

tanggung jawab atas pelaksanaan, kedua tanggung jawab

implementasi.

f. Ketepatan waktu, yakni suatu perencanaan, perubahan-

perubahan yang terjadi sangat cepat akan dapat menyebabkan

rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai perbedaan

waktu.45

B. Grameen Bank

1. Pertumbuhan Grameen Bank

Bangladesh termasuk salah satu Negara miskin dikawasan asia

selatan. Negara ini merdeka pada tahun 1971. Bangladesh adalah

Negara yang awalnya merupakan bagian dari Negara Pakistan wilayah

44

Amirullah, dan Haris Budiyono “Pengantar Manajemen” (Yogyakarta: Graha Ilmu,

2004), h.8 45

Hani Handoko, “Manajemen “ (Yogyakarta: BPPE, 2003), h.103-105

Page 56: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

43

timur yang kemudian memisahkan diri melalui peperangan yang

didukung oleh india karena pemerintahan di wilayah barat kurang

memperdulikan wilayah timur.

Pada awal berdirinya, Negara Bangladesh tidak memiliki

fundamental ekonomi yang kuat dan belum memiliki system

pemerintahan yang mapan. Tahun 1974 merupakan tahun yang sulit

bagi Bangladesh, sebab pada tahun ini Bangladesh menghadapi

bencana kelaparan yang mengakibatkan banyak rakyatnya yang mati

kelaparan. Sebagai Negara kecil yang baru meraih kemerdekaan

disertai perekonomian dan perpolitikan yang belum stabil, tentu saja

Bangladesh harus menghadapi bencana ini dengan berat.

Pada saat masa-masa tersulit itu akhirnya muncul seorang

professor dari fakultas ekonomi universitas Chittagong bernama

Muhammad yunus, membawa konsep prekonomian mikro yang

kemudian sangat fenomenal hingga saat ini, karena berpengaruh sangat

signifikan dalam merubah sebagian besar kehidupan rakyat miskin di

negaranya kea rah yang lebih baik. Pendekatan kredit mikro yang

diterapkan oleh muhhamad yunus melalui gameen bank atau bank

untuk kaum miskin ini akhirnya banyak dicontoh oleh Negara-negara

berkembang dalam mengatasi kemiskinan.

Awalnya, grameen bank hanyalah sebuah unit usaha kredit

yang khusus ditujukan kepada kaum miskin. Namun, seiring

berjalannnya waktu, unit usaha kredit ini berkembang pesat menjadi

sebuah bank yang nyatanya dapat meminimalisir bahkan menghapus

kemiskinan di Bangladesh. Dewasa ini, grameen bank tidak hanya

beroperasi di Bangladesh saja namun juga telah berkembang sangat

pesat dan diadopsi oleh lebih dari 100 negara di dunia.46

Grameen

bank tidak melihat perbedaan ideology, ekonomi, hukum, bahkan

politik, tetapi hanya berfokus pada satu hal, yakni kemiskinan sebab

menurut grameen bank, kemiskinan merupakan indikasi utama dari

46

Euis Amelia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi, Gramata Publish, 2016), h.49

Page 57: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

44

buruknya perekonomian dan kesejahteraan Negara.(accountant

120790, 2009).

2. Aturan- aturan Grameen Bank

Adapun aturan-aturan dari program pengkreditan Grameen

Bank adalah sebagai berikut, menurut YMU (Yayasan Mitra Usaha):

a. Hanya orang-orang yang sangat miskin yang memenuhi tolak ukur

yang ditetapkan oleh bank dapat menjadi anggota/ nasabah dan

memperoleh pinjaman dari bank.

b. Pinjaman diberikan tanpa agunan ataupun penjamin

c. Prosedur pinjaman dibuat sederhana

d. Pinjaman digunakan untuk kegiatan produktif

e. Pinjaman yang diberikan adalah relative kecil dengan angsuran

mingguan selama satu tahun

f. Pinjaman diorganisasikan dalam kelompok yang terdiri dari lima

orang

g. Pinjaman diberikan secara berurutan, yaitu mula-mula dua orang

anggota paling membutukan diberi prioritas pertama untuk

menerima pinjaman, kemudian menyusul dua anggota lainnya

menerima pinjamannya dan yang terakhir menerima pinjaman

anggota kelima. Penentuannya ditetapkan sendiri oleh kelompok.

h. Pengawasan dilakukan dalam penggunaan pinjaman.

i. Peminjam diberi kemungkinan meminjam kembali setelah

pinjamannya lunas.

j. Setiap peminjam dipotong 5% untuk dana tabungan kelompok, dan

setiap minggu anggota menabung 1 taka (kira-kira 50 rupiah

pertahun 1996) yang dimasukkan ke dalam dana tabungan

kelompok

k. Setiap anggota membayar sejumlah uang sebesar 25% dari bunga

yang dibayar untuk disetor ke dalam dana darurat. Pada dasarnya

dana ini merupakan dana untuk asuransi terhadap kemacetan

peminjam, kematian, cacat tubuh dan kecelakaan.

Page 58: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

45

l. Bunga pinjaman ditarik menjelang akhir masa pinjaman sebagai

dua angsuran terakhir.

m. Sejumlah kelompok di desa yang sama terdiri dari enam sampai

delapan kelompok mengadakan rapat mingguan bersama.

Pertemuan atau rapat ini dikenal sebagai rapat pusat atau “centre”

n. Semua transaksi grameen bank dengan anggota kelompok

dilaksanakan pada waktu rapat mingguan dari pusat. Petugas

grameen bank menghadiri rapat tersebut untuk menerima angsuran

pinjaman dan menghimpun dana tabungan kelompok dan dana

darurat untuk disimpan di bank. Semua urusan pinjaman dibahas

dengan petugas dalam rapat tersebut.

3. Ciri- ciri Sistem Grameen Bank

Berikut adalah ciri-ciri dari system Grameen Bank,(elsppat, 1998)

a. Grameen Bank memberikan kredit kecil tanpa agunan yang

dapat digunakan untuk kegiatan produksi maupun yang

berkaitan dengan perumahan

b. Sasaran nasabah Grameen Bank adalah masyarakat miskin

dengan pemberian pinjaman tanpa agunan. Sebagian besar dari

masyarakat miskin tersebut adalah perempuan

c. Grameen Bank hanya mengenal tiga jenis kredit, yaitu kredit

untuk kegiatan produktif, kredit untuk membangun rumah, dan

kredit musiman untuk menanam tanaman musiman.

d. Pembentukan kelompok, satu kelompok terdiri dari lima orang

peminjam sehingga terjadi tanggung renteng

e. Suku bunga yang wajar, yaitu sekitar 20% per tahun

f. Grameen Bank tidak melakukan ekspansi besar-besaran.

Meskipun memiliki cabang dimana-mana, akan tetapi Grameen

Bank tetap menjaga plafon kredit bagi setiap peminjam.

Page 59: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

46

4. Produk dan Layanan Keuangan Grameen Bank

a. Pinjaman

1) Jangka waktu tiga bulan sampai tiga tahun tidak ada

potongan pinjaman mulai tahun 2007

2) Pencairan pinjaman dapat dilakukan bertahap

b. Simpanan

1) Dana pension

2) Setoran tetap

3) Setoran pendapatan bulanan47

Produk pinjaman dalam sistem klasik versus system

generalisasi Grameen Pada pertegahan 1999 Garmeen bank mengalami

masalah serius dengan kredit macet dengan bersekala besar di wilayah

tertentu negeri Bangladesh. Yang mengharuskan Grameen Bank untuk

memperbaiki peraturan-peraturan dan program-program. Dan pada

akhirnya di penghujung tahun 2001 Grameen Bank berubah ke system

baru yang lebih maju, yang dinamai Grameen II.

Berikut merupakan gambaran yang dapat menjelaskan berbagai

perbedaan mendasar dari berbagai produk pinjaman yang ditawarkan

berdasarkan system klasik Grameen (GB-I) dan system generalisasi

Grameen (GB-II), yang merupakan evolusi dari system klasik dan

mulai diimplementasikan pada pertengahan tahun 2000.(mouhiddin,

A.S.M.,2005)

Tabel 2.1 perbedaan system klasik (GB-1) dan system generalisasi (GB-2)

System Klasik Grameen (GB-I) Sistem Generalisasi Grameen

(GB-II)

1. Berbagai jenis produk pinjaman Satu buah produk pinjaman

utama – pinjaman dasar

2. Sebagian pinjaman untuk satu

tahun- dengan beberapa

Jangka waktu pinjaman bervariasi

dari tiga bulan hingga tiga tahun

47

Sulikah Asmorowati, Jurnal “Dampak Pemberian Kredit Mikro Untuk Perempuan:

Analisis Pengadopsian Model Grameen Bank di Indonesia, h.55-57

Page 60: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

47

pengecualian

3. Besarnya cicilan pinjaman

bersifat tetap

Besarnya cicilan bervariasi

selama waktu pinjaman dan dapat

disesuaikan dengan kebutuhan

para peminjam

4. Pembayaran sekaligus dan

pembayaran satu kali tidak

diperkenakan

Pembayaran kembali harus

didiskusikan terlebih dahulu

antara staf dan peminjam setiap

waktu, walaupun jumlah

pembayaran minimum tergantung

pada jangka waktu pinjaman

5. Pembagian pinjaman secara

bergiliran dengan dua orang

anggota menerima pinjaman

terlebih dahulu, kemudian

diikuti oleh dua orang lagi

sesudah tiga minggu, dan

akhirnya (sebagian besar) ketua

kelompok menerima bagian

pinjamannya dua minggu

sesudahnya.

Para anggota dapat menerima

pinjaman kapan saja terlepas dari

apapun yang dilakukan oleh

anggota lain

6. Tidak diperkenakan mengambil

pinjaman baru hingga pinjaman

sebelumnya lunas

Para anggota dapat meminjam

sejumlah yang telah dibayarkan

dalam waktu enam bulan pertama

tanpa harus melunasi terlebih

dahulu pinjaman yang ada saat ini

7. Pencairan pinjaman dilakukan

langsung dalam satu paket

Pencairan pinjaman dapat

dilakukan dalam bentuk tahapan

8. Batas atas pinjaman normal

diberlakukan pada semua

Para peminjam masing-masing

memiliki limit pinjaman, dan

Page 61: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

48

cabang berdasarkan atas tabungan dan

kinerja kelompok mereka, sentra

dan cabang, maka jumlah ini

dapat ditambah

9. Tidak ada peraturan yang kaku

mengenai pengurangan batas

atas pinjaman

Batas atas pinjaman dapat

diturunkan berdasarkan atas

kinerja peminjam (misalnya:

absen pada pertemuan sentra atas

pembayaran cicilan)

10. Bagian dari pinjaman (5%)

diwajibkan untuk disetorkan ke

dalam rekening tabungan wajib

(dana kelompok) yang diatur

oleh kelompok

Tidak ada potongan dari

pinjaman mulai tahun 2007

11. Keluarga bertanggung jawab

atas pinjaman dari peminjam

yang meninggal dunia dan

peminjam perempuan

bertanggung jawab atas

pinjaman yang tersisa jika

terjadi kematian pasangan

Dengan memberikan kontribusi

pada rekening tabungan khusus

memberikan kesempatan pada

para peminjam untuk memastikan

bahwa pinjaman yang tersisa

akan dilunasi setelah kematian

mereka, dan tambahan kontribusi

akan memungkinkan para

peminjam perempuan untuk

membayar pinjaman yang tersisa

jika terjadi kematian peminjam

12. Peminjam menjadi penunggak

jika ia tidak dapat melunasi

peminjam dalam waktu 52

minggu

Peminjam menjadi penunggak

jika tidak mampu membayar

cicilan pinjaman yang telah

disepakati dalam waktu enam

bulan bagi pinjaman dasar

Page 62: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

49

13. Peminjam akan menjadi

penunggak jika gagal dalam

melakukan setoran tepat waktu

ke dalam rekening tabungan

Peminjam yang gagal melakukan

empat kali pembayaran secara

berturut-turut terhadap setoran

bulanan akan dianggap sebagai

penunggak

14. Peminjam tidak mampu

meminjam dengan

menggunakan tabungan sebagai

jaminan

Peminjam bebas untuk

melakukan pinjaman berdasarkan

atas tabungan

15. Penunggak dapat meminjam dari

dana kelompok

Penunggak tidak dapat meminjam

dari rekening tabungan hingga

semua tunggakan telah terlunasi

16. Tidak ada program khusus bagi

kaum hardcore poor (pengemis)

Program khusus dengan

persyaratan pinjaman yang lebih

mudah dan fleksibel, persyaratan

tabungan dan persyaratan

pembayaran bagi para pengemis

17. Dana pencairan bagi cabang

bank yang baru dipinjamkan dari

kantor pusat dengan tingkat suku

bunga 12%

Berbagai cabang baru dapat

membiayai diri sendiri dari

permulaan dengan

mengumpulkan tabungan dari

para anggota dan non-anggota

sebelum melakukan pencairan

kredit

a. Produk tabungan Grameen Bank dan dana pension

Tabungan berperan penting dalam system kredit Grameen

Bank. Tabungan memfasilitasi pembentukan asset dan berfungsi

sebagai alat penyelamat bagi para anggota ketika mereka

mengalami kondisi yang memprihatinkan. Mencari tempat yang

aman untuk menyimpan tabungan bukanlah hal yang mudah bagi

Page 63: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

50

kaum miskin di perdesaan. Karena alasan inilah, sangat penting

untuk menyediakan layanan tabungan selain pinjaman untuk

kegiatan usaha. Oleh karena itu Grameen Bank menawarkan

beberapa jenis produk tabungan dengan tingkat suku bunga yang

menarik bagi para anggotanya serta masyarakat umum.

5. Pola Kredit Grameen Bank

Pola kredit yang diberikan oleh Grameen Bank tidak sama

dengan pola yang dilakukan oleh bank konvensional.(Teuku Syarif)

a. Pendekatan emosional dengan anggota, bukan bisnis semata

b. Penetapan bunga 20% pertahun

c. Penambahan 1taka setiap pembayaran cicilan saham anggota

yang bernilai 100 taka persaham

d. Simpanan asuransi 1% dari pinjaman

e. Dana pension 0,625% (50 taka) setiap bulan bagi yang

memiliki pinjaman lebih dari 800 taka

f. Simpanan khusus 1% dari pinjaman (tidak boleh diambil

sebelum tiga tahun pertama)48

Pola pengkreditan Grameen Bank tidak sama dengan prinsip-prinsip

bank komersial. Transaksi dibuat sesederhana mungkin.49

6. Tata Cara Pinjaman dalam Program Grameen Bank antara lain:

a. Mengajukan usulan

b. Kredit dibagikan setelah calon anggota mengikuti latihan wajib

kumpul (LWK)

c. Kredit diberikan secara perorangan dan harus tergabung dalam

kelompok (satu kelompok terdiri dari lima orang)

d. Kredit diberikan dengan system 2:2:1, yakni pada pertemuan

minggu (minggu pertama) dua pinjaman dari satu kelompok

mendapatkan pinjamannya. Setelah dua pinjaman pertama

membayar dan dilihat perkembangan membayarnya selama

48

Euis Amalia, Keuangan Mikro Syariah, (Bekasi: Gramata Publish, 2016), h.58-59 49

Yunus, Kaum Miskin, h.65

Page 64: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

51

satu bulan atau dua bulan, baru dua peminjam selanjutnya

medapatkan pinjaman, dan yang terakhir adalah satu pinjaman.

Penentuan siapa yang mendapat pinjaman diawal berdasarkan

kesepakatan atau musyawarah antar anggota kelompok, namun

biasanya pinjaman terakhir diberikan kepada ketua kelompok.

e. Angsuran kredit dibayarkan setiap minggu dalam suatu

pertemuan

f. Adanya pertemuan diadakan setiap minggu dan dihadiri oleh

seluruh anggota

g. Pada setiap minggu, setiap anggota harus memberi hormat dan

melakukan upacara militer

h. Pada awal setiap minggu anggota Grameen Bank harus

mengucapkan ikrar sejumlah 16 item agar ikrar Grameen Bank

tersebut tertanam kuat oleh anggota Grameen Bank.

i. Pembayaran angsuran dilakukan dimana staff lembaga yang

mendatangi rumah anggota (peminjam) bukan anggota yang

mengantar ke lembaga sehingga mudah bagi peminjam untuk

menjalankan usaha dirumah, dibandingkan mereka harus

datang ke lembaga

j. Anggota tidak diperbolehkan mengangsur secara double.50

7. Mekanisme Pembayaran Grameen Bank (menurut Yunus, kaum

miskin)

a. Masa pinjaman 1 tahun.

b. Cicilan dibayar tiap minggu.

c. Pembayaran cicilan dimulai satu minggu setelah pinjaman

dikucurkan.

d. Tingkat sukubunga 20 persen.

e. Besarnya cicilan sebanyak 2 persen dari total pinjaman

perminggu selama 50 minggu.

50

Fitri Sagantha, “Pola Modifikasi Penerapan Model Grameen Bank di Indonesia”

(Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014)

Page 65: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

52

f. Pembayaran bunga sebesar 20 taka perminggu untuk setiap

pinjaman sebesar 1.000 taka

Ada empat suku bunga untuk pinjaman dari Grameen Bank:

20% untuk menghasilkan pendapatan kredit, 8% untuk pinjaman

perumahan, 5% untuk siswa kredit, dan 0% (interest-free) kredit untuk

berjuang Anggota (beggars). Semua kepentingan yang sederhana

bunga, dihitung pada metode saldo menurun. Artinya, jika nasabah

yang mengambil pendapatan pinjaman berkata, Tk 1000, dan

membayar kembali jumlah keseluruhan dalam satu tahun di mingguan,

dia akan membayar total jumlah Tk 1100, yakni 1.000 Tk sebagai

pokok, ditambah Tk 100 sebagai bunga untuk tahun atau setara dengan

harga rata-rata 10%.51

8. faktor-faktor yang melatarbelakangi keberhasilan di Bangladesh

dengan pola Grameen Bank-nya (Menurut David S. Gibbons, dalam

Djumilah Zain (1996), adalah:

a. Adanya hubungan yang erat antara Grameen Bank dengan

anggota yang dibina dan antara sesama anggota binaan itu

sendiri.

b. Kontrol dan solidaritas kelompok untuk meminimalisir peluang

terjadinya pelanggaran terhadap aturan bersama.

c. Kesungguhan dalam mendekati rumah tangga miskin.

d. Pembentukan dan pengkondisian kelompok memerlukan waktu

yang cukup lama.

e. Ketekunan dan kesabaran sebagai modal Grameen Bank.

f. Manajer Grameen Bank mampu menciptakan kesan yang baik

di lingkungannya.

Bangladesh dianggap sebagai pelopor di dunia untuk

menerapkan dan mencapai keberhasilan dalam pengembangan

51

Yunus, Kaum Miskin, h.66

Page 66: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

53

lembaga keuangan mikro untuk pengentasan kemiskinan. Faktanya

bahwa industri keuangan mikro telah mampu menyediakan akses

kredit bagi orang miskin.52

9. Tahapan Pelaksanaan Penyaluran Program Grameen Bank

Mekanisme penyaluran kredit program Grameen Bank yang dilakukan

beberapa tahapan pelaksanaan, berikut ini

Gambar 2.2 Tahapan Pelaksanaan Program Penyaluran Kredit Grameen Bank

1) Survei wilayah

Survei wilayah adalah kegiatan untuk menentukan daerah

yang dianggap tepat untuk melaksanakan kegiatan. Survei

dilakukan dengan dua acara, pertama dengan mendapatkan data-

data dari instansi terkait termasuk kantor pemerintah daerah

setempat. Kedua melakukan observasi secara langsung kelapangan

berdasarkan data skunder.

Hal yang menjadi indicator dalam kegiatan survei ini

adalah jumlah penduduk, jenis usaha penduduk, sarana dan

prasarana pendukung serta topografi wilayah. Kriteria yang

dipergunakan untuk menentukan lokasi operasi program

diantaranya:

a) Desa/ kampung dengan 20 persen atau lebih rumah tangga

tergolong penduduk miskin

52

Yopi Saleh, dkk. Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Mendukung

Pengentasan Kemiskinan di Perdesaan. vol. 7. No.1, 2011 : h.66-81

Survei

wilayah

Pertemuan

umum/

sosialisasi

Pra-LWK:

membentuk

kelompok

LWK

Rembug

pusat

Pertemuan

mingguan

Page 67: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

54

b) Desa/ kampung penduduk golongan miskin memiliki usaha

kecil

c) Desa tersebut tidak dalam/ sedang terlibat dalam program

kredit formal (bank) atau pembiayaan lainnya yang bermasalah

d) Desa/ kampung yang dipilih mudah transportasinya (minimal

dapat dilalui motor)

2) Pertemuan umum

Pertemuan umum adalah rapat umum yang dilaksanakan di

desa yang sebelumnya telah diadakan survei dan telah dinyatakan

sebagai wilayah yang sesuai dengan kriteria.

Pertemuan umum adalah kegiatan sosialisasi program kepada para

peserta/ undangan yang terdiri dari apparat daerah setempat, tokoh

masyarakat, tokoh agama, dan masyarakat desa calon anggota

program. Pertemuan ini bertujuan memberikan informasi secara

tepat dan benar mengenai program, sekaligus sebagai media dari

calon anggota untuk mendaftarkan diri sebagai anggota, setelah

mereka memahami keuntungan yang didapat.

Beberapa materi yang disampaikan adalah sebagai berikut

a) Memperkenalkan organisasi

b) Menjelaskan prinsip-prinsip pinjaman

c) Syarat-syarat pinjaman

d) Tata cara pinjaman

3) Uji kelayakan

Proses ini berupa wawancara yang dilakukan oleh petugas

lapangan untuk mengetahui keadaan social ekonomi calon anggota.

Kegiatan uji kelayakan ini dibatasi pada 4 indikator pokok, yaitu

indeks rumah, indeks pendapatan, indeks asset, dan indeks tanah.

a) Indeks rumah (IR)

Indeks rumah diperlukan karena mencerminkan status social

ekonomi calon nasabah, ciri-ciri rumah diantaranya status

rumah, luas tanah, jenis atap rumah, jenis dinding rumah,

Page 68: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

55

sanitasi dan air dan lain-lain yang menjadi dasar penilaian

indeks rumah.

b) Indeks pendapatan (IP)

Pendapatan yang dimaksud adalah jumlah penghasilan yang

perhari/ perbulan dalam suatu keluarga atau perorangan.

Perhitungan dilakukan terhadap besarnya pendapatan utama,

pendapatan bersih lainnya, pendapatan perkapita, biaya

oprasional dan tersisa.

c) Indeks asset (IA)

Indeks ini memperhitungkan nilai nominal berbagai asset yang

dimiliki oleh calon peminjam dan mendukung dalam kegiatan

usaha yang dijalankan, nilai ditentukan atas dasar harga

sekarang (harga beli- kaumulasi penyusutan). Asset yang

didapat diperhitungkan adalah berupa kepemilikan atas

berbagai alat transportasi, alat rumah tangga, hasil garapan, dan

lainnya.

d) Indeks tanah (IT)

Indeks tanah adalah maksimum pemilikan tanah calon anggota.

Ukuran yang digunakan memakai indeks maksimum, berada

dengan lembaga keuangan lain yang memakai indeks minimal.

Seluruh data yang diperoleh menjadi acuan apakah calon

anggota layak mendapatkan pinjaman atau tidak.

4) Pra- latihan Wajib Kumpul

Tahapan selanjutnya adalah pra-LWK, dimana petugas lapangan

megumpulkan calon peserta yang telah dinyatakan lulus uji

kelayakan untuk membentuk kelompok. Dalam pembentukan

kelompok, calon peserta dipersilahkan untuk menentukan

kelompok masing-masing sesuai keinginan calon anggota.

Kelompok terdiri dari 5 orang, kecilnya kelompok diharapkan akan

lebih mendekat anggota satu sama lainnya dan akan menangkap

informasi yang lebih baik dari pada kelompok yang besar.

Page 69: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

56

Kelompok harus dibentuk sendiri oleh anggotanya, sebab

solidaritas didalam kelompok akan lebih kuat apabila mereka

membentuknya sendiri. Dalam satu kelompok tidak diperkenankan

adanya hubungan ibu-anak atau hubungan saudara kandung dan

para anggota kelompok tersebut memiliki rumah yang saling

berdekatan atau tinggal dalam satu Desa dalam lingkungan yang

berjarak Radius 300 meter. Kelompok berfungsi sebagai perekat.

Konsep solidaritas kelopmok merupakan ciri khusus Grameen

Bank.

5) Latihan Wajib kelompok (LWK)

Kegiatan LWK adalah kegiatan latihan untuk semua calon nasabah

sebagai jaminan bahwa calon nasabah mengerti prinsip dan

prosedur bauran kredit yang dilaksanakan. Pelatihan ini dilakukan

selama 9 hari berturut-turut ditempat khusus. LWK dimaksudkan

untuk menanamkan pada diri calon anggota untuk: meningkatkan

keinginan berprestasi, memperbaiki tingkat hidup kesejahteraan

dan harga diri. Dalam kegiatan ini, diangkat materi-materi berupa

visi, misi program, tujuan dan kegunaan LWK, peraturan dan

sanksi, prosedur mendapatkan dan mengembalikan pinjaman, hak

dan kewajiban sebagai anggota, pembentuk kelompok, konsolidasi

kelompok dan ujian pengesahan kelompok.

6) Rembug pusat

Rembug pusat yaitu kumpulan 2-8 kelompok, dalam dilaksanakan

beberapa kegiatan yang meliputi

a) Pengajuan kredit, prosedur dimana pemohon mendapatkan

kredit yang diajukan baik bagi pinjaman lama maupun

pinjaman baru

b) Pencairan kredit, proses dimana penyerahan dana yang

disetujui untuk dipinjamkan kepada nasabah bersangkutan,

pencairan dilakukan dalam bentuk tunai disertai bukti transaksi

Page 70: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

57

c) Pengembalian cicilan pinjaman, proses dimana penerimaan

uang yang merupakan pinjaman yang diterima, jumlah

angsuran setiap minggunya telah ditetapkan berdasarkan

jumlah pinjaman yang didapat

d) Transaksi tabungan, adalah penerimaan tabungan dari nasabah

yang bersangkutan menyerahkan atau mengambil dana

tabungannya

e) Pembinaan anggota, adalah kegiatan penyuluhan yang

ditunjukan bagi kemajuan usaha yang dijalankan para

nasabah.53

C. Analisis SWOT

1. Pengertian Analisis SWOT

(kutipan hasil dari materi kuliah Dr. Abdul Malik), SWOT

adalah singkatan dari Strengths, Weaknesses, Opportunities dan

Threats. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor untuk

merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada

Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities

(peluang), dan Threat (ancaman).54

SWOT adalah analisis internal maupun eksternal organisasi

yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang

strategi dan program kerja. Analisis SWOT meliputi elemen internal

yaitu kekuatan dan kelemahan dan elemen eksternal yaitu peluang dan

ancaman. Keempat elemen dari analisis SWOT tersebut merupakan

penjabaran dari manajemen strategic. Manajemen strategik gaya baru

(modern) ukurannya dilihat dari produktivitas termasuk kualitasnya

53

Fitri Sagantha, “Pola Modifikasi Penerapan Model Grameen Bank di Indonesia”

(Skripsi S-1 Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014) 54

Materi kuliah Dr. Abdul Malik, MM

Page 71: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

58

dan kemampuan memberikan pelayanan berkualitas secara

berkesinambungan.55

Peluang dan ancaman sebagian besar diluar kemampuan dan

kendali sebuah perusahaan, oleh karena itu digunakan istilah eksternal.

Adapun kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam

kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau

buruk.56

Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT dan

tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi Mitra

Dhuafa dalam mengembangkan bisnisnya.

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana

peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat

disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik

ini dapat menghasilkan empat kemungkinan alternative strategis.57

a. Factor Eksternal

EFAS, Eksternal Strategic Factory Analysis Summary

dengan kata lain factor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan

disusun untuk merumuskan factor-faktor eksternal dalam kerangka

opportunities and threaths.

1) Peluang (opportunities)

Peluang adalah situasi atau kecenderungan utama yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

2) Ancaman (threath)

Ancaman adalah situasi atau kecenderungan utama yang tidak

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.

b. Factor Internal

IFAS, Internal Strategic Factory Analysis Summary dengan

kata lain factor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun

55

Hadari Nawawi. Manajemen SDM untuk Bisnis yang Kompetitif (Jakarta UGM

Press,2004), h.18 56

Fred R. David. Manajemen Srategis (PT. Indeks, 2004), h.13-14 57

Freddy Rangkuti. ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi

Konsep Perencanaa Strategi Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama,2004), h. 31

Page 72: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

59

untuk merumuskan factor-faktor internal dalam kerangka strength

and weakness.

1) Kekuatan (Strength) merupakan sumber atau kemampuan yang

dikuasai atau yang tersedia bagi perusahaan dan memberikan

keuntungan dibandingkan dengan para pesaingnya dalam

melayani kebutuhan para pelanggan.selain itu kekuatan

(strength) juga diartikan sebagai sumber daya atau kapabilitas

yang dikendalikan oleh atau tersedia bagi suatu perusahaan

yang membuat perusahaan relatif

2) Kelemahan (weakness) merupakan keterbatasan atau

kekurangan dalam salah satu sumber daya atau kemampuan

perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya yang

meciptakan kerugian dalam usaha memenuhi kebutuhan para

pelanggan secara efektif.58

2. Tahap Formulasi Strategis (kutipan dari hasil materi kuliah Dr. Abdul

Malik)

a. Tahap Pengumpulan Data

1) Evaluasi Faktor Internal atau Internal Factor Evaluation (IFE).

Tabel 2.2 Matrik IFAS (Internal Factors Analysis Strategic)

Faktor-faktor strategi

eksternal

Bobot rating bobotX

rating

komentar

Kekuatan :

= Budaya kualitas

= Pengalaman top manajer

= Integrasi vertikal

=Hubungan yang baik dg

SDM

=Memilih orientasi

internasionl

0,15

0,15

0,10

0,05

0,15

4

4

4

3

3

0,60

0,60

0,40

0,15

0,45

58

Jusuf Udaya dkk. Manajemen Strategic (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.41-42

Page 73: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

60

Kelemahan :

= Proses produksi R & D

= Saluran distribusi

=Dukungan keuangan kurang

baik

= Posisi global sangat kurang

= Fasilitas manufaktur

0,05

0,05

0,15

0,10

0,05

2

2

2

1

1

0,10

0,10

0,30

0,10

0,05

JUMLAH

1.00

2,85

2) Evaluasi Faktor Eksternal atau External Factor Evaluation

(EFE).

Tabel 2.3 Matris EFAS ( Eksternal Factors Analysis Strategic)

Faktor-faktor strategi

eksternal

Bobot Rating bobot X

rating

komentar

Peluang :

= Integrasi ekonomi Eropa

=Perubahan struktur

demografi

=Pembangunan Ekonomi

Asia

= Terbukanya Eropa Timur

= Kecenderungan superstores

0,20

0,15

0,15

0,20

0,10

4

4

4

3

3

0,80

0,60

0,60

0,60

0,30

Ancaman :

= Meningkatnya PP

= Meningkatnya persaingan

= Electrolux menjadi global

= Munculnya teknologi baru

= Perusahaan Jepang

0,02

0,05

0,05

0,05

0,03

2

2

2

1

1

0,04

0,10

0,10

0,05

0,03

Page 74: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

61

JUMLAH 1.00 3,17

b. Tahap Analisis

1) Matrik TOWS/ SWOT

Tabel 2.4 Matrik TOWS/ SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

KEKUATAN/STRENGTHS (S)

1

2

3

4 Tulis beberapa

5 kekuatan

KELEMHN/WEAKNESSES

(W)

1

2

3 tulis beberapa kelemahan

4

5

PELUNG/OPPORTUNIT

IES (O)

1

2

3

4 Tulis beberapa

5 peluang

STRATEGI (SO)

1

2

3 Gunakan kekuatan

4 untuk memanfaatkan

5 peluang

STRATEGI (WO)

1

2 Atasi kelemahan dengan

3 memanfaatkan peluang

4

5

ANCAMAN/THREATS

(T)

1

2

3

4 Tulis beberapa

5 ancaman

STRATEGI (ST)

1

2

3 gunakan kekuatan

4 untuk menghindari

5 ancaman

STRATEGI (WT)

1

2

3 Minimalkan kelemahan

4 dan hindari ancaman

Page 75: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

62

Penjelasan

a) SWOT Metrix adalah alat untuk mencocokan yang penting

yang membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi.

b) Strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk

memanfaatkan peluang eksternal

c) Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal

dengan memanfaatkan peluang eksternal.

d) Strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk

menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman

eksternal

e) Strategi WT adalah taktik defensif yang diarahkan pada

pengurangan kelemahan internal dan menghindari ancaman

eksternal.

3. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT

Secara umum analisis SWOT sudah dikenal sebagaian besar

tim teknis penyusunan perencanaan perusahaan. Sebagian dari

pekerjaan perencanaan strategi terfokus kepada apakah perusahaan

mempunyai sumber daya dan kapabilitas yang memadai untuk

menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Fungsi analisis SWOT

adalah menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan

yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan,

serta analisis mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi

perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal

perusahaan.

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah jelas telah jelas

ditentukan, dalam bisnis apa perusahaan beroprasi, dan kearah mana

perusahaan menuju masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan

untuk menilai keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan

misinya dan mewujudkan visinya. Dari hasil analisis akan memetakan

posisi perusahaan terhadap lingkungannya dan menyediakan pilihan

strategi umum yang sesuai serta dijadikan dasar dalam menetapkan

Page 76: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

63

sasaran-sasaran perusahaan dalam waktu 3-5 tahun kedepan untuk

memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stokeholder.59

Metode analisis SWOT paling sering digunakan dalam metode

evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis

SWOT hanya menggambarkan situasi yang terjadi bukan pemecahan

masalah. Kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi factor

internal dan eksternal. Kedua factor tersebut harus dipertimbangkan

dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara factor

eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dengan factor

internal kekuatan (strenghts) dan kelemahan (weaknesses).60

4. Mekanisme Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari strenghts, weakness,

opportunities, dan threats. Analisis SWOT adalah metode perencanaan

strategi yang digunakan untuk mengevaluasi atau menilai kekuatan,

kelemahan, peluang,dan ancaman yang dimiliki oleh organisasi atau

perusahaan. Mekanisme penggunaan analisa SWOT adalah dengan

mengevaluasi masing- masing unsur dalam SWOT, menurut freddy

rangkuti (2006), yaitu:

a. Kekuatan: menganalisa kekuatan yang dimiliki organisasi

sehingga dapat diketahui secara pasti factor-faktor internal apa

saja yang terjadi kekuatan organisasi.

b. Kelemahan: harus mengenali secara tepat apa yang menjadi

kelemahan yang mungkin terdapat dalam perusahaan.

Kelemahan tersebut misalnya kelemahan manajerial,

fungsional, struktural, atau yang bersifat psikologis.

c. Peluang: harus diketahui peluang apa saja yang bisa

dimanfaatkan, terutama dengan mengembangkan faktor-faktor

59

Freddy Rangkuti. ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi

Konsep Perencanaa Strategi Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama,2004), h.80 60

Husein Umar. Strategic Management in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,

2008), h. 225

Page 77: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

64

pendukung dan mengubah potensi memiliki keunggulan

kompetitif tang dapat diandalkan.

d. Ancaman: harus diketahui ancaman bagi perusahaan,

ketidakmampuan manfaat peluang juga akan menjadi suatu

ancaman dari dalam, karena pesaing akan mengambil manfaat

atas kelemahan tersebut.61

61

Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Melalui Analisa SWOT, (PT.

Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2006), hal.31-32

Page 78: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

65

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Metode merupakan suatu kerangka kerja untuk melakukan suatu

tindakan atau suatu kerangka berpikir menyusun gagasan yang beraturan,

berarah, sesuai dengan konteks dan relevan dengan maksud dan tujuan.

Sementara itu, penelitian adalah suatu kegiatan mengkaji secara teliti dan

teratur dalam suatu bidang ilmu menurut kaidah tertentu. Kaidah yang

dimaksud dalam definisi penelitian ini adalah metode. Sehingga jika suatu

penelitian dilakukan dengan tidak menggunakan metode, maka hasil

penelitian tersebut patut dipertanyakan karena tidak sesuai dengan kaidah

penelitian.62

Pada umumnya penelitian dibagi menjadi dua jenis penelitian,

yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif. Adapun jenis penelitian ini

adalah penelitian kualitatif. Menurut Bogdan dan Guba penelitian

kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang

dapat diamati.

Selain itu Fraenkel dan Wallen menyatakan bahwa penelitian yang

mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi, atau material disebut

penelitian kualitatif, dengan penekanan kuat pada deskripsi menyeluruh

dalam menggambarkan rincian segala sesuatu yang terjadi pada suatu

kegiatan atau situasi tertentu.63

Pada penelitian kualitatif, tujuan penelitian

lebih bersifat terbuka. Peneliti kualitatif melakukan pengumpulan data

dengan bertanya atau melakukan wawancara dengan pertanyaan yang

62

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta, Gramata

Publishing, 2013), h.73-74 63

Hendri Tanjung dan Abrista Devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta, Gramata

Publishing, 2013), h.181

Page 79: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

66

terbuka dan bervariasi agar kompleksitas dan keutuhan data dapat

diperoleh secara lebih optimal.64

Jadi dalam penelitian kualitatif ini bukan hanya menyajikan data

apa adanya melainkan juga berusaha menginterprestasikan korelasi

sebagai factor yang ada yang berlaku meliputi sudut pandang atau proses

yang sedang berlangsung. Berpijak dari penelitian diatas penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. strategi pengembangan pola Grameen Bank yang diterapkan di

koperasi Mitra Dhuafa.

2. Strategi pemasaran pada Koperasi Mitra Dhuafa

3. Bagaimana efektivitas pengembangan Grameen Bank pada Koperasi

Mitra Dhuafa

Jenis penelitian yang digunakan yaitu deskriptif yang bersifat

eksploratif maksud dari eksploratif disini adalah salah satu jenis penelitian

social yang tujuannya untuk memberikan sedikit definisi atau penjelasan

mengenai konsep atau pola yang digunakan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini, peneliti belum memiliki gambaran akan definisi. Peneliti

akan menggali informasi lebih jauh. Sifat dari penelitian ini adalah kreatif,

fleksibel, terbuka, dan semua sumber dianggap penting sebagai sumber

informasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjadikan topic baru

lebih dikenal masyarakat luas, memberikan gambaran dasar mengenai

topic bahasan.65

Dari eksplorasi tersebut, peneliti kualitatif dapat lebih

memahami fenomena yang diteliti secara lebih detail.66

Jenis penelitian deskriptif, yaitu metode masalah yang memandu

peneliti untuk mengeskplorasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti

secara menyeluruh, luas dan mendalam. Tujuannya adalah untuk

menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat

64

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kulitatif Untuk Ilmu-Ilmu Social (Jakarta,

Salemba Humanika, 2010), h. 89 65

Penelitian Eksploratif, Diakses Pada 6 Februari 2017 dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_eksploratif 66

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kulitatif Untuk Ilmu-Ilmu Social (Jakarta,

Salemba Humanika, 2010), h.87

Page 80: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

67

penelitian dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, dan

mendeskripsikan berbagai dokumen, data, dan informasi yang aktual agar

dapat menemukan jawaban dari permasalahan yang dibahas. Teknik yang

digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research)

dan studi lapangan (field research).67

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya

sesuai dengan masalah penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada

Koperasi Mitra Dhuafa, karena KOMIDA ini merupakan lembaga

yang menerapkan pola Grameen Bank sudah lama sejak tahun 2005.

Subjek penelitian ini bersumber dari beberapa data, yaitu:

a. Data primer

1. wawancara

Metode pengumpulan data melalui wawancara dalam

penelitian kualitatif umumnya dimaksudkan untuk mendalami dan

lebih mendalam suatu kejadian dan atau kegiatan subjek penelitian.

Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif diperlukan suatu

wawancara mendalam (in-depth interview), baik dalam suatu

situasi maupun dalam beberapa tahapan pengumpulan data. Dalam

penelitian kualitatif, wawancara menjadi metode pengumpulan data

yang utama. Sebagian besar data diperoleh melalui wawancara.68

Wawancara pada dasarnya merupakan percakapan, namun

percakapan yang bertujuan. Wawancara amat diperlukan dalam

penelitian kualitatif, karena banyak hal yang tidak mungkin dapat

diobservasi langsung, seperti perasaan, pikiran, motif, serta

pengalaman masa lalu responden/informan. Oleh karena itu,

67

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2009), Cetakan Ke-8, h.205 68

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial ( Penerbit

Salemba Humanika, 2010), h.118

Page 81: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

68

wawancara dapat dipandang sebagai cara untuk memahami atau

memasuki perspektif orang lain tentang dunia dan kehidupan social

mereka.69

Dalam wawancara penulis dihadapkan kepada dua hal.

Pertama, harus secara nyata mengadakan interaksi dengan

responden yaitu kepada Manajemen Oprasional KOMIDA. Kedua,

menghadapi kenyataan, adanya pandangan orang lain yang

mungkin berbeda dengan pandangan peneliti. Masalah yang hadapi

ialah bagaimana cara berinteraksi dengan orang lain, dan

bagaimana peneliti mengolah pandangan yang mungkin berbeda

itu.70

Wawancara dilakukan untuk memperoleh data dengan

tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian

dengan menggunakan panduan wawancara.71

Adapun dalam

pengumpulan data, peneliti melakukan wawancara bersama kepala

bagian Manajemen Oprasional Koperasi Mitra Dhuafa. Hal

demikian dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data secara

akurat, luas dan menyeluruh sesuai kondisi saat ini, dengan cara

bertatap muka antara penulis dan responden yaitu bagian

manajemen oprasional KOMIDA dengan menggunakan alat

dinamakan interview guide (panduan wawancara).

Adapun hasil dari wawancara bersama Manajemen

Oprasional KOMIDA salah satu diantaranya yaitu perkembangan,

tujuan dan produk KOMIDA. Bahwa KOMIDA adalah sebuah

lembaga yang mendirikan system Grameen sejak 2005, memulai

kegiatan simpan pinjam untuk korban tsunami di Aceh dengan

membuka kantor cabang pertama di Darussalam, Banda Aceh.

69

Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan Tindakan, (Bandung:

PT. Refika Aditama), cetakan ke-1, h.213-214 70

Nasution, M.A, Metode Penelitian Naturalistic Kualitatif,(Bandung: PT. Tarsito

Bandung, 1988), h.69 71

Moh Nazir, Metode Penelitian, Cet.1, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003), h.193

Page 82: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

69

Tujuan dari Mitra Dhuafa ini pada program Grameen yaitu Untuk

mengentaskan kemiskinan serta membangun masyarakat

khususnya masyarakat miskin terutama para kaum wanita yang

ditinggal oleh suaminya. koperasi Mitra Dhuafa ini 100%

anggotanya wanita. Produk yang diberikan oleh KOMIDApun

sesuai dengan kebutuhan masyarakat diantaranya ada produk

pembiayaan dan simpanan.72

2. Observasi

Observasi adalah sebuah pengamatan langsung

ketempat yang dituju dengan maksud pengumpulan data,

dengan melihat langsung kegiatan-kegiatan dan kejadian yang

dilakukan lembaga tersebut. selain itu dibutuhkan juga

seseorang yang membantu untuk menjawab pertanyaan yang

dibutuhkan oleh pengamat supaya data yang diinginkan

lengkap dan valid.

Burhan Bungin (2008), Observasi atau pengamatan

adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan

pancaindra mata sebagai alat bantu utamanya selain pancaindra

lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Karena itu,

obsevasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja pancaindra mata serta

dibantu dengan pancaindra lainnya.73

Observasi terbagi menjadi tiga diantaranya observasi

partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, dan observasi

tak berstruktur. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode observasi yang terus terang atau tersamar karena, dalam

penelitian ini pada pengumpulan data menyatakan terus terang

kepada sumber data yaitu Koperasi Mitra Dhuafa, bahwa

72

Hasil wawancara kepada bagian Manajemen Oprasional KOMIDA 73

Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Public, dan

Ilmu Social Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008), h.115

Page 83: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

70

penulis sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti

mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.74

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian dari

observasi atau wawancara akan semakin kredibel apabila

didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni

yang telah ada.75

Disini penulis meminta data-data yang sesuai

dengan kebutuhan penelitiannya kepada lembaga yang diteliti

yaitu pihak KOMIDA diantaranya data total anggota

KOMIDA, total pencairan yang diberikan KOMIDA kepada

anggotanya, serta total simpanan yang dimiliki anggota

KOMIDA. Selain itu penulis juga berusaha untuk mengambil

momen pada saat wawancara dan observasi dengan

mengabadikan foto bersama dengan pihak yang di wawancarai

yaitu pada bagian manajemen oprasional Koperasi Mitra

Dhuafa.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, dan

sudah dikumpulkan. Dalam hal ini penulis memperoleh data atau

informasi melalui buku, jurnal, artikel media internet dan bahan

informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah sebagai

bahan penunjang penelitian.76

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan,

kelemahan, ancaman, peluang pola Grameen pada Mitra Dhuafa

oleh karena itu dibutuhkan subjek yang memenuhi parameter yang

dapat mengungkapkan hal diatas sehingga memungkinkan data

74

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, ( Bandung:

ALFABETA, 2007), h.226-228 75

Ibid, h.240 76

Muhammad, Metedologi Penelitian Ekonomi Islam, h. 5.

Page 84: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

71

dapat diperoleh dan diolah selanjutnya. Parameternya adalah

sebagai berikut:

1) Strategi pengembangan pola grameen bank

2) Strategi pemasaran pada Mitra Dhuafa

3) Efektivitas pengembangan grameen bank pada mitra dhuafa

2. Objek Penelitian

Objek penelitian menjelaskan tentang apa yang atau siapa yang

menjadi objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambah dengan hal-hal

lain yang dianggap perlu.77

Objek penelitian pada penelitian ini adalah

pada Mitra Dhuafa dalam pengembangan pola Grameen Bank.

a. Perkembangan Koperasi Mitra Dhuafa

(Koperasi Mitra Dhuafa, 2016). Yayasan Mitra Dhuafa

(YAMIDA) adalah suatu Institusi yang aktif dalam kegiatan untuk

penguatan masyarakat miskin melalui Pendampingan Pembiayaan

Mikro khusus Perempuan dengan Sistem Grameen Bank. Awal

berdiri pada tahun 2004, Yayasan Mitra Dhuafa ( YAMIDA)

adalah Lembaga yang berkelanjutan dengan manajemen yang

serius untuk melayani Perempuan miskin dengan system grameen

bank. Pendirian Lembaga ini berdasarkan pada pentingnya

penguatan masyarakat miskin khusus Perempuan melalui

pengembangan Profesionalisme dan berkelanjutan dari program

tersebut.pada tahun 2009 YAMIDA perubahan badan hukum

menjadi koperasi bernama Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA)

dengan No: 849/BH/MENEG/VII/2009.

Koperasi Mitra Dhuafa (KOMIDA) didirikan pada tahun

2009, memulai berbadan hukum Koperasi bernama Koperasi Mitra

Dhuafa (KOMIDA). Sekitar pertengahan Agustus 2005, KOMIDA

mulai beroperasi di NAD (Nanggroe Aceh Darussalam) khususnya

untuk korban tsunami dengan kapasitas yang begitu

terbatas. Kondisi Aceh pasca Tsunami sangat bergelimpangan

77

Husein umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed. Baru. Cet.6 hal.32

Page 85: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

72

bantuan dari berbagai pihak sehingga membuat KOMIDA sangat

perlu berhati-hati dalam memberikan pemahaman tentang seperti

apa sistem yang akan diterapkan dalam mendampingi mereka

nantinya, karena yang akan diberikan itu Pinjaman bukan bantuan

cuma-cuma. Pada tahap awal kegiatan KOMIDA dimulai di

Kecamatan Baitusalam tepatnya didesa Miruk Lamreudeup diawali

dengan mengadakan pertemuan umum di sebuah meunasah

sederhana. Dengan mengundang beberapa para pemuka

masyarakat, kepala kampung, serta seluruh masyarakat baik itu

kaum perempuan maupun laki-laki. Pada saat itu pula di jelaskan

secara umum tentang seperti apa kegiatan KOMIDA. Dengan

anggota yang kami dapat untuk pertama kalinya berjumlah 15

orang dan semuanya harus kaum perempuan. Namun saat ini,

KOMIDA mempunyai 150 kantor cabang diseluruh Indonesia,

terdiri dari 11 provinsi mulai dari Aceh hingga NTT.

b. Visi dan Misi Koperasi Mitra Dhuafa

1) Visi Koperasi Mitra Dhuafa

menjadi lembaga keuangan mikro koperasi simpan

pinjam terkemuka yang mampu memberikan bantuan keuangan

dan non keuangan secara efisien dan tepat waktu bagi

perpempuan berpendapatan rendah untuk mencapai kehidupan

yang lebih baik berupa peningkatan pendapatan rumah tangga,

serta peningkatan kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak

anggota.

2) Misi Koperasi Mitra Dhuafa

a) Memberikan bantuan keuangan berupa pelayanan simpan

pinjam kepada anggota.

b) Menyediakan pelayanan non- keuangan berupa pelatihan

kesehatan, memotivasi pendidikan bagi anak anggota,

pengelolaan keuangan keluarga

Page 86: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

73

c) Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada anggota

melalui staf yang kompeten dan berintegrasi tinggi78

c. Produk Koperasi Mitra Dhuafa

1) Pembiayaan (modal usaha)

a) Pembiayaan umum

b) Pembiayaan pembuatan sanitasi

c) Pembiayaan pendidikan

d) Pembiayaan micro bisnis

e) Pembiayaan instalasi listrik

2) Tabungan

a) Simpanan hari raya

b) Simpanan sukarela79

78

Diakses dari www.mitradhuafa.com 79

Diakses dari www.mitradhuafa.com

Page 87: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

74

d. Struktur Organisasi Koperasi Mitra Dhuafa8080

Gambar 3.1 Struktur Organisasi Koperasi Mitra Dhuafa

80

https://raesita1994.wordpress.com/2013/10/03/analisa-koperasi-di-indonesia-koperasi-

mitra-dhuafakomida-2/

Annual member meeting

Advisory board Supervisory board Board

Managing directur

HRD and financial

director

Operational

director

Finance

manage

r

HR

manager

general

manager

Accounting

staff

ADM

staff

HR staff General staff

Training &

reporting

manager

Operational

manager

MIS

manager

Internal

audit

Ragional

manager b

Ragional

manager A

Ragional

manager c

Training&

reporting

staff

MIS staff Staff

audit

Branch

manager

Branch

manager Branch

manager

Page 88: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

75

C. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan seluruh teori pada tahap analisis, penulis hanya

menggunakan analisis SWOT sebagai alat untuk mengukur pada strategi

Koperasi Mitra Dhuafa dengan melihat elemen internal yaitu kekuatan dan

kelemahan dan elemen eksternal yaitu peluang dan ancaman.

1. Data Analisis SWOT Koperasi Mitra Dhuafa

SWOT adalah analisis internal maupun eksternal organisasi

yang selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk merancang

strategi dan program kerja. Analisis SWOT meliputi elemen internal

yaitu kekuatan dan kelemahan dan elemen eksternal yaitu peluang dan

ancaman. Keempat elemen dari analisis SWOT tersebut merupakan

penjabaran dari manajemen strategic. Manajemen strategik gaya baru

(modern) ukurannya dilihat dari produktivitas termasuk kualitasnya

dan kemampuan memberikan pelayanan berkualitas secara

berkesinambungan.81

Peluang dan ancaman sebagian besar diluar kemampuan dan

kendali sebuah perusahaan, oleh karena itu digunakan istilah eksternal.

Adapun kekuatan dan kelemahan internal adalah segala kegiatan dalam

kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan sangat baik atau

buruk.82

Analisis dalam penelitian ini menggunakan matrik SWOT dan

tujuan dari penelitian itu sendiri yaitu untuk mengetahui strategi Mitra

Dhuafa dalam mengembangkan pola Grameen Bank. Dengan

memanfaatkan kekuatan (strenghts) Koperasi Mira Dhuafa untuk

merebut dan memanfaatkan peluang (opportunities) sebesar-besarnya

dan juga untuk mengatasi ancaman (threats). Dan memanfaatkan

peluang (opportunities) yang ada dengan cara meminimalkan

kelemahan (weaknesses) Koperasi Mitra Dhuafa serta berusaha

menghindari ancaman (threats).

81

Hadari Nawawi. Manajemen SDM untuk Bisnis yang Kompetitif (Jakarta UGM

Press,2004), h.18 82

Fred R. David. Manajemen Srategis (PT. Indeks, 2004), h.13-14

Page 89: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

76

a. Eksternal Koperasi Mitra Dhuafa

Eksternal Strategic Factory Analysis Summary dengan kata

lain factor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan disusun

untuk merumuskan factor-faktor eksternal dalam kerangka

opportunities and threaths.

1) opportunities (Peluang) Koperasi Mitra Dhuafa.

Peluang adalah situasi atau kecenderungan utama yang

menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.83

Didalam

KOMIDA memiliki Peluang yang baik dalam penerapan

Grameen Bank ini, karena dengan pola ini KOMIDA dapat

mengurangi tingkat kemiskinan. Persyaratan pada program

inipun tidak sulit, karena biasanya bank-bank jika memberikan

pembiayaan mereka mengunakan persyaratan salah satunya

dengan adanya jaminan, tetapi dengan pola ini tidak di

persyaratkan harus diadakannya jaminan, sehingga membuat

masyarakat sangat antusias untuk mengikuti program ini, agar

mereka bisa mendapatkan pemasukan lebih dari biasanya,

karena mereka mengajukan pembiayaan untuk membuka usaha

baru.

Dengan memanfaatkan peluang tersebut KOMIDA

memiliki anggota sebanyak 392.000 dari 162 cabang diseluruh

Indonesia adapun cabang terbesar di Purwakarta anggotanya

kurang lebih 6.000 anggota. Dan juga populasi yang banyak

diminati yaitu di daerah jawa barat.

2) Threath (Ancaman) Koperasi Mitra Dhuafa.

Ancaman adalah situasi atau kecenderungan utama

yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan.84

Salah satu ancaman yang dimiliki KOMIDA yaitu SDM yang

kurang kompeten, selain itu juga memiliki tantangan jangkauan

83

Jusuf Udaya dkk. Manajemen Strategic (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.41 84

Jusuf Udaya dkk. Manajemen Strategic (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013)

Page 90: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

77

untuk mengakses ATM, apalagi yang berada didaerah pelosok

dan jangakaun untuk mengakses ATMpun sulit harus melewati

sungai dahulu. Selain itu margin yang terlalu besar sehingga

mengakibatkan terjadinya anggota yang mengeluh dan berhenti

menjadi anggota KOMIDA.

Tabel 3.1 Faktor Eksternal Mitra Dhuafa

Faktor-faktor strategi

eksternal

Bobot Rating bobot X rating Komentar

Peluang :

1. tidak adanya

agunan (jaminan)

2. dapat mengurangi

tingkat kemiskinan

0,25

0,25

3

4

0,75

1,0

Dalam analisis lingkungan

eksternal organisasi factor ke-2

peluang yang lebih penting

dibandingkan factor ke-1 terhadap

permasalahan yang sedang dikaji.

Ancaman :

1. SDM yang kurang

berkompeten

2. jangkauan untuk

mengakses ATM

di Pedesaan

3. margin yang

terlalu tinggi

0,05

0,20

0,25

3

2

1

0,15

0,40

0,25

Dalam analisis lingkungan

eksternal organisasi factor ke-2

ancaman yang lebih penting dan

harus segera di atasi, setelah itu

faktor ke-3 dan terakhir factor ke-

1 terhadap permasalahan yang

sedang dikaji.

JUMLAH

1.00

2,55

berdasarkan pada pengaruh factor

tersebut terhadap pengembangan

pola Grameen di KOMIDA,

Dengan jumlah bobot dan rating

maka dikatakan bahwa ancaman

yang terjadi pada KOMIDA

sangat signifikan sehingga harus

segera diatasi dengan peluang

Page 91: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

78

Yimmy Kurniawan (2011), Beri bobot masing-masing faktor

dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0

(sangat tidak penting). Semua bobot tersebut jumlah/skor totalnya

harus 1,00 (100%). Nilai-nilai tersebut secara implisit

menunjukkan angka persentase tingkat kepentingan faktor tersebut

relatif terhadap faktor-faktor yang lain. Angka yang lebih besar

berarti relatif lebih penting dibanding dengan faktor yang lain.

Yimmy Kurniawan (2011), Beri rating (dalam kolom 3) untuk

masing-masing faktor dengan memberikan skala mulai dari 4

(sangat tinggi) sampai dengan 1 (sangat rendah) berdasar pada

pengaruh faktor tersebut terhadappengembangan kawasan industri

di kabupaten tersebut. Pemberian rating untuk faktor peluang

bersifat positif (peluang yang besar di berirating + 4, sedangkan

jika peluangnya kecil diberi rating + 1). Pemberian rating ancaman

adalah kebalikannya, yaitu jika ancamannya sangat besar diberi

rating 1 dan jika ancamannya kecil ratingnya 4.

Freddy Rangkuti (1997), Kalikan bobot pada kolom 2 dengan

rating pada kolom 3, untuk memperoleh factor pembobotan dalam

kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing

factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai

dengan 1,0 (poor).

Freddy Rangkuti (1997), Gunakan kolom 5 untuk memberikan

komentar atau catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih dan

bagaimana skor pembobotannya dihitung.

yang ada, supaya tidak terjadi

penurunan tingkat efektifitas pada

system Grameen di KOMIDA.

Page 92: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

79

b. Internal Koperasi Mitra Dhuafa.

Internal Strategic Factory Analysis Summary dengan kata

lain factor-faktor strategis internal suatu perusahaan disusun untuk

merumuskan factor-faktor internal dalam kerangka strength and

weakness.85

Kekuatan dan kelemahan internal adalah segala

kegiatan dalam kendali organisasi yang bisa dilakukan dengan

sangat baik atau buruk.

Mengenali dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan

internal organisasi di bidang-bidang fungsional dari bisnis

merupakan kegiatan manajemen strategis yang penting. Setiap

organisasi berusaha menerapkan strategi yang menonjolkan

kekuatan internal dan berusaha menghapus kelemahan internal.

Kekuatan dan kelemahan dapat ditentukan dengan bercermin pada

para pesaing. Kekuatan dan kelemahan juga dapat lebih ditentukan

oleh unsur keberadaan dari pada kinerja.

1) Strength (kekuatan) Koperasi Mitra Dhuafa.

Kekuatan merupakan sumber atau kemampuan yang

dikuasai atau yang tersedia bagi perusahaan dan

memberikan keuntungan dibandingkan dengan para

pesaingnya dalam melayani kebutuhan para pelanggan.

Kekuatan yang dimiliki KOMIDA ini yaitu adanya

mekanisme pengajuan pembiayaan dengan cara

pengelompokan. Dari mekanisme seperti ini memudahkan

anggota untuk mengajukan pembiayaan. selain dari

mekanisme pengelompokan KOMIDA juga memiliki

produk unggulan yaitu simpanan, sanitasi, dan pembiayaan

listrik, produk ini menjadi kekuatan di KOMIDA karena

produk ini dikatakan unggul sebagai pembeda dengan

koperasi lain dari segi produknya.

85

Op Cit

Page 93: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

80

2) Weaknesses (Kelemahan) Koperasi Mitra Dhuafa.

Kelemahan merupakan keterbatasan atau

kekurangan dalam salah satu sumber daya atau kemampuan

perusahaan dibandingkan dengan para pesaingnya yang

meciptakan kerugian dalam usaha memenuhi kebutuhan

para pelanggan secara efektif.86

Walaupun KOMIDA

memiliki kekuatan tetapi disisi lain KOMIDA juga

memiliki kelemahan yang mengakibatkan terjadinya

kendala di factor internal yaitu SDM.

Banyak para staff yang mengeluh adanya system

perolingan tempat. Contohnya staff yang berasal dari

daerah Bekasi tetapi dia di tempatkan di cianjur. Selain itu

KOMIDA juga memiliki kelemahan disisi permodalan,

karena dana yang diputarkan hanya dari para nasabah saja

total asset yang dimiliki hanya 30% sehingga KOMIDA

harus memikirkan bagaimana cara untuk menutup sisanya

tersebut.

Tabel 3.2 Faktor Internal Mitra Dhuafa

Faktor-faktor strategi internal Bobot Rating bobotX rating Komentar

Kekuatan :

1. mekanisme pengajuan

pembiayaan dengan

cara pengelompokan

2. produk unggulan

0,15

0,35

4

4

0,60

1,40

Dalam analisis lingkungan

internal organisasi factor ke-2

kekuatan yang lebih penting

dibandingkan factor ke-1

terhadap permasalahan yang

sedang dikaji.

Kelemahan :

1. Para staff yang

mengeluh adanya

0,20

3

0,60

Dalam analisis lingkungan

internal organisasi factor ke-2

kelemahan yang lebih penting

86

Jusuf Udaya dkk. Manajemen Strategic (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h.14

Page 94: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

81

system perolingan

2. dukungan keuangan

kurang baik.

0,30

4

1,20

dan harus segera di atasi,

dibandingkan dengan factor

ke-1 terhadap permasalahan

yang sedang dikaji.

JUMLAH

1.00

3,80

berdasarkan pada pengaruh

factor tersebut terhadap

pengembangan pola Grameen

di KOMIDA, Dengan jumlah

bobot dan rating maka

dikatakan bahwa kekuatan

yang dimiliki KOMIDA dapat

mengatasi kelemahan yang

terjadi pada KOMIDA.

Yimmy Kurniawan (2011), Beri bobot masing-masing faktor

dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0

(sangat tidak penting). Semua bobot tersebut jumlah/skor totalnya

harus 1,00 (100%). Nilai-nilai tersebut secara implisit

menunjukkan angka persentase tingkat kepentingan faktor tersebut

relatif terhadap faktor-faktor yang lain. Angka yang lebih besar

berarti relatif lebih penting dibanding dengan faktor yang lain.

Beri rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (sangat tinggi) sampai dengan 1

(sangat rendah) berdasar pada pengaruh faktor tersebut terhadap

pengembangan kawasan industri di kabupaten tersebut.

Freddy Rangkuti (1997), Kalikan bobot pada kolom 2 dengan

rating pada kolom 3, untuk memperoleh factor pembobotan dalam

kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing

factor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai

dengan 1,0 (poor).

Page 95: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

82

Freddy Rangkuti (1997), Gunakan kolom 5 untuk memberikan

komentar atau catatan mengapa factor-faktor tertentu dipilih dan

bagaimana skor pembobotannya dihitung.

Tabel 3.3 Mencocokan IFAS DAN EFAS Mitra Dhuafa

FAKTOR INTERNAL

KUNCI

FAKTOR EKSTERNAL KUNCI HASIL STRATEGI

Produk unggulan + tidak adanya jaminan (peluang = mengembangkan produk baru

(kekuatan internal) eksternal) tanpa adanya jaminan

Dukungan keuangan + dapat mengurangi tingkat = menambahkan bantuan modal

Kurang baik (kelemahan kemiskinan (peluang eksternal) agar dapat memenuhi pendapa-

Internal) tan anggota

Mekanisme pengajuan + SDM yang kurang berkompeten = memudahkan pengajuan pembi-

pembiayaan dengan cara (ancaman eksternal) ayaan dengan berkelompok

pengelompokan (kekuatan agar terciptanya SDM yang

internal) berkualitas

Para staff yang mengeluh + jangkauan untuk mengakses = menabahkan pendapatan bagi

Adanya system rolingan ATM dipedesaan (ancaman staff

Kelemahan internal) eksternal)

Page 96: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

83

Tabel 3.4 MATRIKS SWOT Mitra Dhuafa

Faktor Internal

Factor Eksternal

Kekuatan/ strengths (S)

1. Mekanisme pengajuan

pembiayaan dengan cara

pengelompokan.

2. Produk unggulan

(simpanan, sanitasi,

pembiayaan listrik)

Kelemahan/ weaknesses (W)

1. Kurangnya masyarakat yang

ikut serta dalam program

Grameen Bank

2. dukungan keuangan yang

kurang baik

3. SDM (staff yang mengeluh

adanya system rolingan)

Peluang/ opportunities (O)

1. tidak adanya

agunan

2. program Grameen

yang dapat

mengurangi

tingkat kemiskinan

Strategi (SO)

1. mekanisme pengajuan

pembiayaan dengan cara

pengelompokan serta

tidak adanya agunan

2. dengan adanya produk

unggulan (simpanan,

sanitasi, pembiayaan

listrik) dapat membuat

anggota untuk ikut serta

dalam program Grameen

agar dapat mengurangi

tingkat kemiskinan.

Strategi (WO)

1. dengan adanya pengajuan

pembiayaan tanpa agunan

(jaminan) dapat membuat

masyarakat ikut serta dalam

mekanisme Grameen ini

2. dengan adanya program

Grameen yang dapat

mengurangi tingkat

kemiskinan sehingga

masyarakat ikut serta

program ini maka dapat

diatasi minimnya keuangan

sehingga dapat

meminimalkan kredit macet.

Ancaman/ threats (T)

1. SDM yang kurang

Strategi (ST)

1. Dengan adanya

Strategi (WT)

1. Mengatasi staff yang

Page 97: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

84

berkompeten

2. Meningkatnya

pesaing yang

menggunakan

program Grameen

Bank

3. Jangkauan untuk

mengakses ATM

dipedesaan

pengelompokan dalam

pengajuan pembiayaan

dapat menjadikan SDM

yang berkompeten

2. Dengan adanya produk

unggulan ( simpanan,

sanitasi, pembiayaan

listrik), dapat mengurangi

tingat pesaing.

mengeluh karena adanya

system rolingan serta

menghindari dari adanya

SDM yang kurang

berkompeten

2. Meningkatkan keuangan

yang kurang baik serta

menguraingi pesaing yang

ada.

2. Manajemen Strategi Koperasi Mitra Dhuafa

a. Manajemen Strategi

Manajemen Strategi dapat didefinisikan sebagai ilmu

tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-

keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi

mencapai tujuannya, sebagaimana tersirat dalam definisi

tersebut, manajemen strategi terfokus pada upaya memadukan

manajemen pemasaran, keuangan akuntansi, produksi/operasi,

penelitian dan pengembangan, serta system informasi computer

untuk mencapai keberhasilan organisasi.87

Untuk meningkatkan keunggulan diantara koperasi

yang lain, maka KOMIDA memiliki strategi untuk

meningkatkan keunggulan bersaing, KOMIDA memiliki tim

survey fungsinya untuk melihat apa saja yang dibutuhkan

masyarakat dengan cara turun langsung ke lapangan sehingga

nantinya KOMIDA akan mengadakan produk baru untuk

meningkatkan kualitas produk.

Selain itu KOMIDA juga selalu berupaya untuk

meningkatkan kualitas pelayanan yang baik terhadap

anggotanya, agar mereka nyaman dengan pelayanan yang

87

Freed R. David Manajemen Strategis, (PT. Indeks Kelompok Gramedia, 2003), h.5-6

Page 98: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

85

KOMIDA berikan dan KOMIDA juga harus memiliki tingkat

pendekatan dan komunikasi masyarakat yang baik. Semua ini

tergantung para staff yang menjalankannya maka dari itu para

staff harus memiliki skill yang tinggi.

Konsep strategi yang di lakukan KOMIDA yaitu

dengan cara melakukan pemetaan terhadap masalah-masalah

dan kebutuhan-kebutuhan anggota baru dari situlah KOMIDA

mengambil kesimpulan untuk menghasilkan produk apa yang

dibutuhkan masyarakat.

b. Strategi Pemasaran

Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk dapat tetap

hidup dan berkembang, tujuannya tersebut hanya dapat dicapai

melalui strategi pemasaran yang baik. Usaha ini hanya dapat

dilakukan apabila perusahaan dapat mempertahankan dan

meningkatkan penjualannya. Begitu pula KOMIDA untuk

terciptanya tujuan yang diinginkan maka KOMIDA sendiri

memiliki strategi pemasaran yang baik agar KOMIDA tetap

hidup dan berkembang.

Strategi pemasaran yang dimiliki KOMIDA yaitu

dengan bersosialisasi kepada masyarakat terutama ke desa lalu

ke RT, dengan menjelaskan kami dari KOMIDA dengan tujuan

seperti ini setelah itu kami meminta data setelah itu melakukan

pertemuan untuk bersosialisasi kepada masyarakat. Selain itu

KOMIDA juga memberikan brosur kepada calon-calon

anggotanya.

D. Tehnik Penulisan Skripsi

Teknik penulisan skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan skripsi

Fakultas Syariah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang diterbitkan

oleh Fakultas Syariah Dan Hukum tahun 2016.

Page 99: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

86

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Strategi Pengembangan Pola Grameen Bank

Dalam mengembangkan pola Grameen Bank, Koperasi Mitra

Dhuafa menerapkan strategi pengembangan, yaitu dengan pengembangan

pasar dan pengembangan produk. Adapun strategi tersebut antara lain

pertama, meningkatkan promosi Grameen Bank. Strategi yang dilakukan

yaitu dengan meningkatkan kualitas Grameen Bank yang dapat membantu

masyarakat miskin keluar dari kemiskinannya melalui pemberian layanan

keredit mikro. Selain itu masyarakat juga dapat membuka usaha untuk

menambahkan penghasilan mereka terutama bagi perempuan karena pola

Grameen Bank yaitu dikhususkan bagi perempuan. Strategi Kedua,

meningkatkan pelayanan yang baik, hanya membutuhkan modal

kepercayaan dengan tingkat pendekatan dan komunikasi masyarakat

dengan KOMIDA harus terjalin dengan baik. Dengan memberikan

pelayanan yang baik terhadap anggotanya KOMIDA dapat meningkatkan

jumlah anggota yang signifikan dari tahun ke tahun.

Gambar 4.1 Jumlah Total Anggota Koperasi Mitra Dhuafa88

+ 37.1%

88

Hasil Observasi Koperasi Mitra Dhuafa

0

50

100

150

200

250

300

350

400

12 13 14 15 16

Page 100: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

87

Sudah jelas pada diagram diatas bahwa Dalam peningkatan jumlah

anggota cukup signifikan. Hal ini menunjukan, bahwa pelayanan

KOMIDA semakin luas diterima dengan baik oleh masyarakat,

sebagaimana data yang diperoleh langsung dari pihak KOMIDA bahwa

rata-rata pertumbuhan 37.1% pertahun.

Penulis menemukan bahwa pengembangan pada pola Grameen ini

tidak terlepas dari kebutuhan-kebutuhan masyarakat yang menjadi

pengambilan manfaat dari pola Grameen ini. Promosi lain dapat dilakukan

dengan meningkatkan penetrasi pasar dari berbagai produk diantaranya

terbagi menjadi dua diantaranya pembiayaan dan tabungan. Produk

pembiayaan yaitu ada pembiayaan umum, pembiayaan sanitasi,

pembiayaan pendidikan, pembiayaan mikro bisnis, pembiayaan instalasi

listrik, dan produk tabungan diantaranya simpanan hari raya, dan simpanan

sukarela.

Dalam pengembangan pasar lainnya KOMIDA melakukan promosi

seperti bersosialisasi kepada masyarakat terutama ke Desa yang dituju

dengan menjelaskan bahwa KOMIDA adalah sebuah lembaga yang

memberikan kredit mikro bagi perempuan dengan tidak menyertakan

jaminan supaya memudahkan bagi anggota dalam melaksanakan

peminjaman, program ini sudah terbukti mampu meningkatkan

pertumbuhan ekonomi masyarakat perempuan miskin secara signifikan.

Selain itu KOMIDA juga memberikan brosur kepada calon-calon

anggotanya.

Dalam menganalisa pada penelitian ini penulis menggunakan

analisis SWOT, adapun analisis SWOT dari strategi pengembangan pada

pola Grameen Bank pada KOMIDA yaitu

Page 101: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

88

Tabel 4.1 Analisis SWOT Strategi Pengembangan Pola Grameen Bank

Faktor Internal

Factor Eksternal

Kekuatan/ strengths (S)

1. Mekanisme pengajuan

pembiayaan dengan

cara pengelompokan.

2. Produk unggulan

(simpanan, sanitasi,

pembiayaan listrik)

Kelemahan/ weaknesses (W)

1. Kurangnya masyarakat

yang ikut serta dalam

program Grameen Bank

2. dukungan keuangan yang

kurang baik

3. SDM (staff yang

mengeluh adanya system

rolingan)

Peluang/ opportunities

(O)

1. tidak adanya

agunan

2. program Grameen

yang dapat

mengurangi

tingkat

kemiskinan

Strategi (SO)

1. meningkatkan kualitas

mekanisme

pembiayaan

memperbesar market

share

Strategi (WO)

1. meningkatkan efisiensi

2. memanfaatkan kualitas

program Grameen

Ancaman/ threats (T)

1. SDM yang

kurang

berkompeten

2. Meningkatnya

pesaing yang

menggunakan

program Grameen

Strategi (ST)

1. Memaksimalkan

kualitas SDM

2. Mempertahankan

kualitas produk

Strategi (WT)

1. Meningkatkan kualitas

SDM

2. Mempertahankan

kepercayaan terhadap

lembaga lain

Page 102: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

89

Bank

3. Jangkauan untuk

mengakses ATM

dipedesaan

B. Strategi Pemasaran Pada Mitra Dhuafa

Suatu organsasi dikatakan berhasil dapat dilihat dari bagaimana

kegiatan pemasarannya, suatu perusahaan akan mengalami kegagalan jika

perusahaan tidak mengetahui strategi yang tepat untuk memasarkan

produknya. Oleh sebab itu, pihak manajemen dituntut untuk untuk

mengetahui fenomena yang terjadi disekitar perusahaan, sehingga dapat

mengantisipasi perkembangan dengan cepat dan tepat.

Hal yang paling mendasar dalam strategi pemasaran adalah

bagaimana cara dan upaya untuk menarik minat masyarakat agar dapat

bertahan ataupun meningkatkan jumlah anggotanya. pesaing memiliki

posisi yang lebih baik dan lebih kuat untuk melayani beberapa segmen

pasar tertentu, sedangkan perusahaan sendiri dari pada bersaing dimana

saja lebih baik menetapkan bagian mana yang paling menarik untuk

dimasuki secara efektif.

Jantung dari pemasaran strategi modern dapat diterapkan sebagai

pemasaran segmenting (segmentasi), positioning (penentuan posisi pasar),

dan Diferensiasi.89

1. Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari penjual dan pembeli, dan pembeli berbeda-

beda keinginan dalam satu atau lebih hal. daya beli, lokasi geografis,

perilaku pembelian, dan praktek pembelian mereka. Setiap variabel ini

dapat digunakan untuk mensegmentasi suatu pasar.90

Begitu halnya

seperti pada Koperasi Mitra Dhuafa untuk mengatasi pesaing

89

Philip Kotler, “Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implemntasi dan

Pengendalian” (PT. Glora Aksara Pratama, 1988), h.370 90

Philip Kotler, “Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implemntasi dan

Pengendalian” (Salemba Empat, 1995), h. 316. terjemahan Ancella Anitawati Hermawan

Page 103: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

90

bermacam-macam KOMIDA mensegmentasinya dengan melakukan

pembeda terhadap Koperasi lainnya. Seperti letak geografisnya dimana

KOMIDA membuka cabang cabang didaerak pelosok yang dimana

warganya masih membutuhkan pengkreditan dengan persyaratan tanpa

adanya agunan. Selain itu KOMIDA menggunakan metode jemput

bola dimana pegawainya mendatangi langsung kepada warga untuk

ikut serta dalam lembaga ini dengan metode perilaku seperti ini warga

akan senang jika pegawainya memiliki sopan santun yang baik.

2. Positioning

Positioning dilakukan setelah melakukan segmentasi dan

targeting, maksud dari positioning disini yaitu bukan peringkat posisi

keberapa produk tersebut, tetapi Menurut Fanggidae (2006), suatu

strategi dalam kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan

pembeda, keuntungan, manfaat yang membuat konsumen selalu ingat

dengan suatu produk.91

Pada strategi positioning KOMIDA memiliki

produk unggulan yang menjadi pembeda dengan lembaga yang lain

yaitu pembiayaan umum sekitar 94% minat masyarakat mengajukan

pembiayaan umum karena produk ini memiliki sifat yang global.

Selain itu ada produk sanitasi 2,6% dan untuk pembiayaan mikro

bisnis 0,05%.

3. Diverensiasi

Untuk dapat mengembangkan strategi positioning yang efektif,

pemasaran harus mengidentifikasi atau mengembangkan terlebih

dahulu keunikan produknya, yang membedakan dengan merek-merek

pesaing, dan keunikan tersebut memang dibutuhkan atau bernilai bagi

konsumen.

Diverensiasi adalah tindakan merancang serangkaian keunikan

yang bermakna membedakan tawaran perusahaan dengan yang

ditawarkan para pesaing dikategorikan produk yang sama. Unik adalah

berbeda, sedangkan bermakna artinya penting dan bermanfaat menurut

91

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: Penerbit Andi, 1997), h.78

Page 104: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

91

persepsi konsumen. Jadi, diferensiasi tidak sekedar unik, tetapi harus

juga bermakna, selain unik dan bermakna, diferensiasi produk

sebaiknya memenuhi juga empat factor lainnya, yaitu sulit ditiru,

terjangkau, dan menguntungkan.92

Produk yang dimiliki KOMIDA yang memenuhi factor

diferensiasi yaitu pada produk pembiayaan pendidikan, karena banyak

anak-anak sekarang yang berhenti sekolah dan banyak remaja yang

memutuskan untuk menikah dini, setelah adanya produk pembiayaan

pendidikan sejak tahun 2015 anggota KOMIDA sudah tidak ada lagi

anak yang putus sekolah. Disisi lain produk ini sangat bermakna bagi

anak-anak dan juga menguntungkan bagi para anggota yang memiliki

anak, sehingga mereka dapat menyekolahkan anaknya sampai tinggi.

Selain itu ada produk sanitasi, yaitu karena pola kesehatan

masyarakat khususnya pedesaan hampir 35% anggota KOMIDA tidak

mempunyai WC, jadi kalau mereka ingin membuang air pergi ke

sawah ataupun ke sungai jarang masyarakat sana memiliki WC.

Produk inilah menjadi produk unggul yang diminati masyarakat.

Sehingga Produk ini memiliki anggota kurang lebih 10.000 orang.

Dalam menganalisa strategi pemasaran pada penelitian ini penulis

menggunakan analisis SWOT, adapaun analisis SWOT dari strategi

pemasaran pada Koperasi Mitra Dhuafa yaitu

Tabel 4.2 Analisis SWOT Strategi Pemasaran Koperasi Mitra Dhuafa

Faktor Internal

Factor Eksternal

Kekuatan/ strengths (S)

1. Memiliki produk

unggulan

2. SDM yang

berkompeten

Kelemahan/ weaknesses

(W)

1. Dukungan keuangan

yang kurang baik

2. Tingkat Persaing

yang tinggi

92

Ujang Sumarwan, “Pemasaran Strategic, Perspektif Perilaku Konsumen dan Marketing

Plan” (PT. Penerbit IPB Press, 2015), h. 35

Page 105: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

92

Peluang/ opportunities

(O)

1. Pemasukan

modal dari

lembaga lain

2. Memiliki

produk yang

dapat

menguntungka

n anggota

Strategi (SO)

1. Memberikan

kepercayaan kepada

lembaga lain

2. Menjaga kualitas

produk

Strategi (WO)

1. Memanfaatkan

modal yang ada

dengan

mempermudah

pengajuan

pembiayaan

2. Mempertahankan

produk unggulan

Ancaman/ threats (T)

1. Terjadinya

tingkat

kemacetan

2. Adanya bank

keliling

Strategi (ST)

1. Menjaga kualitas

produk

2. Mempertahankan dan

menjaga kualitas staff

Strategi (WT)

1. Memanfaatkan

modal dari lembaga

lain

2. Meningkatkan

kualitas produk

C. Evektifitas Pengembangan Grameen Bank Pada Mitra Dhuafa

Kegiatan pemasaran merupakan hal yang perlu dilakukan bagi

setiap pelaku bisnis, termasuk Koperasi Mitra Dhuafa. Dalam melakukan

kegiatan pemasaran, Koperasi Mitra Dhuafa menyusun strategi-strategi

agar bisa berjalan efektif. Penentuan target pasar merupakan hal penting

yang perlu dilakukan agar kegiatan pemasaran mencapai target yang telah

direncanakan sebelumnya, Koperasi Mitra Dhuafa telah memilih target

pasar, meskipun tidak dijabarkan secara tertulis segmentasinya. Berikut

segmentasi pasar yang dituju oleh Koperasi Mitra Dhuafa:

a. Secara geografis : 1) masyarakat yang tinggal di Indonesia

2) Masyarakat yang berdomisisli di daerah

pedesaan

b. Secara demografis : 1) perempuan

2) Perempuan yang sudah berumah tangga

Page 106: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

93

c. Psikografis : 1) keinginan untuk memperbaiki keuangan

2) Bersungguh-sungguh mengikuti program

Grameen

Segmentasi pasar dilakukan agar kegiatan pemasaran bisa berjalan sesuai

dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya dan secara tidak langsung agar

berpengaruh pada penjualan produk KOMIDA.

Strategi yang digunakan oleh KOMIDA berjalan baik meskipun dalam

beberapa hal masih belum berjalan dengan sempurna. Keberhasilan kegiatan

pemasaran yang telah dilakukan dapat dilihat dengan adanya anggota yang ikut

berpartisipasi mengikuti program Grameen Bank. Dari data yang didapat pada

laporan total simpanan.

Gambar 4.2 total simpanan Koperasi Mitra Dhuafa

+ 54.4%

Salah satu yang bisa menunjukan tingkat kepercayaan anggota semakin

besar untuk menabung di KOMIDA. Tahun 2016 pertumbuhan tabungan anggota

adalah sebesar 54.4%, ini menunjukan kesejahteraan anggota meningkat.93

Efektivitas menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam mencapai

sasaran-sasaran (hasil akhir) yang telah ditetapkan secara tepat. Secara Bahasa

efektivitas diambil dari kata “efek” yang berarti akibat atau pengaruh, sedangkan

“efektif” berarti adanya pengaruh atau adanya akibat serta penekanannya, jadi

93

Hasil Observasi Koperasi Mitra Dhuafa

0

50

100

150

200

12 13 14 15 16

Page 107: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

94

suatu “efektivitas” berarti keberpengaruhan atau keadaaan berpengaruh

(keberhasilan setelah melakukan sesuatu).94

Pengaruh yang diberikan KOMIDA yang menyebabkan keberhasilan yaitu

Dari segi produk dan layanan yang diberikan KOMIDA. KOMIDA pun memiliki

struktur organisasi yang berguna untuk pembagian kerja bagi karyawan lembaga.

Setiap karyawan bertanggung jawab dalam divisinya masing-masing serta

berpartisipasi guna mencapai tujuan yang sama. Pelayanan karyawan

mempengaruhi tingkat kepercayaan anggota sehingga KOMIDA memiliki

efektivitas yang baik bagi lembaganya.

Kegiatan-kegiatan pemasaran yang dilakukan KOMIDA selama ini sudah

efektif, berdasarkan kriteria strategi yang berjalan efektif menurut amirullah dan

Haris Budiyono dalam bukunya yang berjudul pengantar manajemen, maka

strategi pemasaran yang mereka lakukan adalah :

1. Telah mampu dilaksanakan dengan tepat dengan mencapai target

permintaan produk KOMIDA

2. Pemasaran yang memusatkan pada promosi baik brosur maupun

bersosialisasi kepada masyarakat mampu menarik calon anggota untuk

mengetahui dan berpartisipasi dalam program Grameen Bank

3. Memiliki struktur organisasi sebagai acuan tanggung jawab dan wewenang

setiap individu dalam bekerja.

94

Tim Penyusun Kamus Besar Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (PEB) Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.250

Page 108: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

95

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Perkembangan Koperasi Mitra Dhuafa selama menerapkan pola

Grameen Bank mengalami peningkatan lima tahun trakhir (2012-

2016). Hal ini terjadi karena KOMIDA berhasil menerapkan pola

Grameen Bank dilihat dari total anggotanya mengalami peningkatan

37.1%. dari total pencairan mengalami peningkatan 57%. Dari total

simpanan mengalami peningkatan 54.4%. Selain itu KOMIDA juga

meningkatkan kualitas serta memberikan pelayanan yang baik terhadap

anggotanya.

2. Ada beberapa strategi yang digunakan Koperasi Mitra Dhuafa dalam

memasarkan produknya, diantaranya

a. KOMIDA dalam menetapkan strategi positioningnya yaitu

KOMIDA memberikan produk unggulan diantaranya biaya umum,

biaya sanitasi, dan biaya mikro bisnis yang menjadi pembeda

dengan lembaga yang lain.

b. Koperasi Mitra Dhuafa juga menggunakan strategi diferensiasi

yaitu pada produk pembiayaan pendidikan dan produk sanitasi.

c. Promosi Koperasi Mitra Dhuafa dengan cara menyebarkan brosur

serta bersosialisasi kepada calon-calon anggota

d. Koperasi Mitra Dhuafa menggunakan strategi andalannya dengan

cara memberikan pelayanan serta menjalin hubungan yang baik

terhadap anggotanya, serta memberikan kualitas produk yang

dibutuhkan oleh anggotanya.

3. Pengaruh yang diberikan KOMIDA yang menyebabkan keberhasilan

yaitu Dari segi produk dan layanan yang diberikan KOMIDA.

KOMIDA pun memiliki struktur organisasi yang berguna untuk

pembagian kerja bagi karyawan lembaga. Setiap karyawan

bertanggung jawab dalam divisinya masing-masing serta berpartisipasi

Page 109: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

96

guna mencapai tujuan yang sama. Pelayanan karyawan mempengaruhi

tingkat kepercayaan anggota sehingga KOMIDA memiliki efektivitas

yang baik bagi lembaganya dilihat dari strategi pemasaran yang

mereka lakukan adalah :

a. Telah mampu dilaksanakan dengan tepat dengan mencapai target

permintaan produk KOMIDA

b. Pemasaran yang memusatkan pada promosi baik brosur maupun

bersosialisasi kepada masyarakat mampu menarik calon anggota

untuk mengetahui dan berpartisipasi dalam program Grameen Bank

c. Memiliki struktur organisasi sebagai acuan tanggung jawab dan

wewenang setiap individu dalam bekerja.

Page 110: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

97

B. Saran

1. Para staff harus giat dalam memasarkan produknya. Angka kontribusi

Koperasi Mitra Dhuafa dalam perkembangannya masih jauh

dibandingkan dengan lembaga lainnya.

2. Melihat jumlah lembaga yang banyak menggunakan pola Grameen

Bank ini, staff Koperasi Mitra Dhuafa harus mampu mengembangkan

skill serta produknya lebih baik lagi guna memperoleh anggota yang

lebih tinggi.

3. Diharapkan KOMIDA mampu memberikan benefit terhadap

lembaganya, dan dalam melakukan pemasarannya berinovatif tidak

hanya melakukan pengembangan produknya yang sudah ada

melainkan menciptakan suasana produk yang baru yang lebih menarik

perhatian masyarakat.

Page 111: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

98

DAFTAR PUSTAKA

1. Sumber : Buku dan Jurnal

Amirullah, dan Haris Budiyono “Pengantar Manajemen” (Yogyakarta: Graha

Ilmu, 2004)

Assauri sofjan. Manajemen Pemasaran, Dasar Konsep dan Strategi (PT. Raja

Grafindo Persada, 2004)

Burhan Bungin, penelitian kualitatif: komunikasi, ekonomi, kebijakan public, dan

ilmu social lainnya, (Jakarta: Kencana, 2008)

Euis Amalia, keuangan mikro syariah (bekasi :gramata publishing, 2016)

Eli Siswanto, Jurnal “Strategi Pengembangan BMT (Baitu Mal Wa

Tamwil)Dalam Memberdayakan Usaha Kecil Menengah”

Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, (yogyakatra:Andi,2002),edis ke 2

Fitri sagantha “pola modifikasi penerapan model grameen bank di indonesia

(skripsi s-1 fakultas syariah dan hokum, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2014)

Freddy Rangkuti. ANALISIS SWOT Tekhnik Membedah Kasus Bisnis Reorientasi

Konsep Perencanaa StrategI Untuk Menghadapi Abad 21 (Jakarta: PT.

Gramedia Pustaka Utama,2004)

Freddy Rangkuti, SWOT balanced scorecard (Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama. 2013)

Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis Melalui Analisa SWOT, (PT.

Gramedia Pustaka Utama Jakarta, 2006)

Freed R. David Manajemen strategis, (PT. Indeks kelompok gramedia, 2003)

Fred R. David, manajemen strategis, konsep-konsep (Indonesia: PT. Indeks,

2004), Ed. Kesembilan

Hadari Nawawi. Manajemen SDM untuk Bisnis yang Kompetitif (Jakarta UGM

Press,2004)

Page 112: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

99

Hani Handoko, “manajemen “ (Yogyakarta: BPPE, 2003)

Haris Herdiansyah, metodologi penelitian kulitatif untuk ilmu-ilmu social (Jakarta,

Salemba Humanika, 2010)

Hasil Observasi Koperasi Mitra Dhuafa

Hasil wawancara kepada bagian Manajemen Oprasional KOMIDA

Hassanain Haykal, jurnal “system Grameen Bank dalam upaya meningkatkan

pangsa pasar wanita”

Hendri tanjung dan abrista devi, Metode Penelitian Ekonomi Islam (Jakarta,

Gramata Publishing, 2013)

Husein umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Ed. Baru. Cet.6

Husein Umar. Strategic Management in Action, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, 2008)

Jurnal manajemen, “peran positioning dalam strategi pemasaran” diakses di

http://jurnal-sdm.blogspot.co.id/2009/04/peran-positioning-dalam-

strategi.html

Jusuf udaya dkk. Manajemen Strategic (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013)

Moh Nazir, Metode Penelitian, Cet.1, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003)

Muhammad, Metedologi Penelitian Ekonomi Islam

Moh Nazir, Metode Penelitian, Cet.1, (Bandung: Ghalia Indonesia, 2003)

Materi kuliah Dr. Abdul Malik, MM

Mia Lasmi Wardiah “Teori Perilaku dan Budaya Organisasi” (Bandung: CV

Pustaka Setia, 2016)

Mega Indah Cinderakasih, program Pemberdayaan Perempuan Bakrie

Microfinance (sebuah studi penerapan Grameen Bank di Indonesia)

Page 113: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

100

Nasution, M.A, metode penelitian naturalistic kualitatif,(Bandung: PT. Tarsito

Bandung, 1988)

Paul N. Bloom & Louise N. Boone. Strategi Pemasaran Produk 18Llangkah

Membangun Jaring Pemasaran Produk yang Kokoh ( prestasi

pustakaraya- Jakarta- Indonesia 2006)

Philip Kotler, swee hoon ang dkk manajemen pemasaran sudut pandang asia (PT.

INDEKS kelompok GRAMEDIA 2004)

Philip Kotler. Manajemen Pemasaran Analisis, Perencanaan, Implementasi dan

Control (perpustakaan Nasional: katalog dalam terbitan (KDT)1997).

Philip Kotler, “manajemen pemasaran analisis, perencanaan, implemntasi dan

pengendalian” (salemba empat, 1995). terjemahan Ancella Anitawati

Hermawan

Ragnar nurkse dalam mudrajad kuncoro. Grameen bank dan keuangan mikro.

Kedaulatan rakyat, 2008

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: CV.

Alfabeta, 2009), Cetakan Ke-8

Sulikah Asmorowati, jurnal “dampak pemberian kredit mikro untuk perempuan:

analisis pengadopsian model Grameen Bank di Indonesia.”

Sutrisno Hadi, Metodelogi Research, (Yogyakarta: Andi, 2004), Cet, 1

Teuku Syariaf, Grameen bank membuktikan perempuan dan oang termiskin dari

yang miskin punya potensi untuk diberdayakan, infokop No.29 tahun

XXII, 2006

Tim penyusun kamus besar pembinaan dan pengembangan Bahasa (PEB)

departemen pendidikan dan kebudayaan, kamus besar bahasa indonesia

(Jakarta: Balai Pustaka, 1995)

Uhar Suharsaputra, metode penelitian kuantitaif, kualitatif, dan tindakan,

(Bandung: PT. Refika Aditama), cetakan ke-1

Page 114: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

101

Ujang Sumarwan, “pemasaran strategic, perspektif perilaku konsumen dan

marketing plan” (PT. Penerbit IPB Press, 2015)

Yopi Saleh, dkk. Strategi Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Mendukung

Pengentasan Kemiskinan di Perdesaan. vol. 7. No.1, 2011

2. Sumber : Website dan Majalah

Arthur meidan. Marketing Strategies, Organization and Performance Control In

Insurance (the journal of risk and insurance, vol.49 No.3 h.1 (sep, 1982)

diakses dari www.jstor.org

Diferensiasi dan positioning diakses pada 01/ 2013 dari

http://manajemenuh.blogspot.co.id/2013/01/diferensiasi-dan-

positioning.html

Diakses dari www.mitradhuafa.com

https://raesita1994.wordpress.com/2013/10/03/analisa-koperasi-di-indonesia-

koperasi-mitra-dhuafakomida-2/ diakses pada 03 Oktober 2013

penelitian eksploratif diakses pada 6 Februari dari

https://id.m.wikipedia.org/wiki/penelitian_eksploratif

Profile Mitra Dhuafa Diakses dari

http://mitradhuafafoundation.org/index.php/profile

Penerapan pola grameen bank, dikases pada 12/2009 dari http://ekonomi-

perbankan.blogspot.co.id/2009/12/grameen-bank.html

Proses perencanaan pemasaran diakses pada 15 april 2011 dari

https://mara04sweet.wordpress.com/2011/04/15/proses-perencanaan-

strategi-pemasaran/

Page 115: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

LAMPIRAN

A. Data pertanyaan strategi pengembangan pada Mitra Dhuafa

1. Apa visi, misi dan fungsi didirikannya Mitra Dhuafa?

2. Apa tujuan dan prinsip oprasional Mitra Dhuafa?

3. Produk-produk apa saja yang ditawarkan oleh Mitra Dhuafa?

4. Bagaimana pola pengembangan strategi Mitra Dhuafa?

5. Factor-faktor apa saja yang mempengaruhi pengembagan produk pada

Mitra Dhuafa?

6. Bagaimana strategi Mitra Dhuafa dalam meningkatkan keunggulan

bersaing pada produk yang dipasarkan?

7. Apa saja peluang dan ancaman dalam mengembangkan produk pada

Mitra Dhuafa agar tetap mempertahankan keunggulannya?

8. Bagaimana konsep strategi produk yang ada pada Mitra Dhuafa ini?

9. Strategi produk apa yang dipilih dan dilakukan untuk mengembangkan

produk-produk Mitra Dhuafa?

10. Siapa yang menjadi sasaran utama dalam pengembangan produk-

produk Mitra Dhuafa?

11. Media dan sasaran apa saja yang digunakan pada Mitra Dhuafa dalam

mengembangkan produk-produknya?

12. Bagaimana sikap pengelola Mitra Dhuafa ini dalam menghadapi

pesaing?

Page 116: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

B. Penerapan pola Grameen Pada Mitra Dhuafa

1. Sejak kapan Mitra Dhuafa menerapkan pola grameen?

2. Akad apa yang digunakan dalam penerapan pola grameen di Mitra

Dhuafa?

3. Bagaimana prosedur peminjaman program Grameen di Mitra Dhuafa?

4. Permasalahan apa saja yang pernah dihadapi dalam penerapan pola

Grameen di Mitra Dhuafa ini?

5. Jika ada permasalah, bagaimana bapak/ ibu menyelesaikan

permasalahan ini?

6. Jika tidak, factor-faktor apa yang melatarbelakangi keberhasilan dari

penerapan pola Grameen di Mitra Dhuafa ini?

7. Produk apa saja yang diterapkan dalam program Grameen di Mitra

Dhuafa ini?

8. Produk apa yang unggul dalam program Grameen di Mitra Dhuafa ini?

9. Bagaimana mekanisme pembayaran pada pola Grameen di Mitra

Dhuafa?

C. Data Pertanyaan analisis SWOT Pola Grameen Bank koperasi Mitra

Dhuafa

Kekuatan

1. Bagaimana dengan keunggulan mekanisme kerja Grameen di Mitra

Dhuafa?

2. Seberapa besar keuntungan yang didapat dari mekanisme kerja

Grameen di Mitra Dhuafa?

3. Produk unggulan apa yang dimiliki Mitra Dhuafa?

4. Bagaimana dengan hal lain yang menjadi keunggulan pembeda dengan

koperasi lain?

Page 117: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

Kelemahan

1. Bagaimana kelemahan pada mekanisme kinerja di Mitra Dhuafa?

2. Bagaimana cara bapak/ibu mengatasi kelemahan tersebut?

3. Apakah tingkat NPF atau kredit macet pada Mitra Dhuafa memiliki

tingkat yang sangat tinggi atau rendah dengan menggunakan pola

Grameen?

4. Apakah modal yang dimiliki Mitra Dhuafa cukup untuk menyalurkan

pembiayaan kepada para nasabah serta kegiatan oprasional Mitra

Dhuafa?

Peluang

1. Dengan jumlah penduduk Indonesia berjumlah 252 juta penduduk dan

75% penduduk Indonesia memiliki tingkat pendapatan Rp.50.000/hari,

bagaimana Mitra Dhuafa memanfaatkan kesempatan yang tersedia?

2. Lebih dari 50% penduduk Indonesia masih belum memiliki

pengetahuan mengenai perbankan maupun lembaga keuangan mikro,

bagaimana cara Mitra Dhuafa memperkenalkan lembaga keuangan

mikro kepada masyarakat?

3. Potensi serta komoditas apa yang dimanfaatkan Mitra Dhuafa untuk

mengembangkan usaha para nasabah?

4. Jumlah penduduk di daerah kerja Mitra Dhuafa setiap tahun

meningkat, bagaimana strategi Mitra Dhuafa untuk menambah jumlah

nasabah?

Ancaman

1. Apa yang menjadi ancaman bagi keberlangsungan Mitra Dhuafa?

2. Bagaimana strategi Mitra Dhuafa dalam menghadapi bank keliling

atau bank pasar?

3. Selain bank keliling, bagaimana strategi Mitra Dhuafa menghadapi

persaingan dengan koperasi-koperasi lainnya?

Page 118: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

4. Bagaimana cara Mitra Dhuafa mengatasi nasabah yang gagal melunasi

pinjaman yang telah diberikan?

Jawaban Wawancara Koperasi Mitra Dhuafa

A. Pengembangan Koperasi Mitra Dhuafa

1. Visi

menjadi lembaga keuangan mikro koperasi simpan pinjam

terkemuka yang mampu memberikan bantuan keuangan dan non

keuangan secara efisien dan tepat waktu bagi perpempuan

berpendapatan rendah untuk mencapai kehidupan yang lebih baik

berupa peningkatan pendapatan rumah tangga, serta peningkatan

kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak anggota.

Misi

1. Memberikan bantuan keuangan berupa pelayanan simpan pinjam

kepada anggota.

2. Menyediakan pelayanan non- keuangan berupa pelatihan

kesehatan, memotivasi pendidikan bagi anak anggota, pengelolaan

keuangan keluarga

3. Memberikan pelayanan yang berkualitas kepada anggota melalui

staf yang kompeten dan berintegrasi tinggi

2. Tujuan dan prinsip oprasional Mitra Dhuafa

Tujuan dari Mitra Dhuafa ini pada program Grameen yaitu

Untuk mengentaskan kemiskinan, awal mula program grameen ini

diterapkan di Aceh pasca Tsunami, membangun masyarakat khususnya

masyarakat miskin terutama para kaum wanita yang ditinggal oleh

suaminya. koperasi Mitra Dhuafa ini 100% anggotanya wanita.

3. Produk-produk di Koperasi Mitra Dhuafa

a. Pembiayaan (modal usaha)

1. Pembiayaan umum

Page 119: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

2. Pembiayaan pembuatan sanitasi, karena pola kesehatan

masyarakat khususnya pedesaan hamper 35% anggota

KOMIDA tidak mempunyai WC, jadi kalau mereka ingin

membuang air pergi ke sawah ataupun ke sungai jarang

masyarakat sna memiliki WC. Prodak inilah menjadi prodak

unggul nomer 2 setelah pembiayaan umum yang diminati

masyarakat. Produk ini memiliki anggota kurang lebih 10.000

orang

3. Pembiayaan pendidikan, dengan harapan dengan meningkatnya

SDM tidak memutus rantai kemiskinan, banyak para anak-anak

yang berhenti sekolah dan banyak remaja yang memutuskan

untuk nikah dini, sejak tahun 2015 anggota komida sudah tidak

ada lagi anak yang putus sekolah, dengan adanya produk

pembiayaan ini.

4. Pembiayaan micro bisnis, tujuan untuk mengakses pinjaman

yang lumayan besar

5. Pembiayaan instalasi listrik, karena kebutuhan masyarakat

sangat tinggi, kebanyakan para masyarakat masih meminjam

speedometer, maka dari itu KOMIDA membuka produk baru

ditahun 2017 ini yaitu pembiayaan instalasi listrik.

b. Simpanan (Tabungan)

1. Simpanan hari raya

2. Simpanan sukarela, fungsinya untuk memenuhi kebutuhan

mereka sewaktu-waktu mereka membutuhkannya.

4. Pada prinsipnya bahwa Koperasi ini akan berjalan jika ditunjang

dengan SDM yang cukup, dengan cara mendidik para karyawan

dengan memberikan training agar pelayanan mereka bagus, karena

pelayanan merupakan hal yang sangat mutlak bagi KOMIDA.

5. Dari SDM, diadakan prodak tersebut dari rapat anggota, karena setiap

tahun RAT setiap 19 maret. Shareing dengan para anggota produk

Page 120: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

-produk apa yang kami luncurkan 392.000 anggota dengan 162

cabang, 11 provinsi.

6. Melihat apa saja yang dibutuhkan masyarakat, dilaksanakan dengan

tim survey, berupaya meningkatkan kualitas melalui pelayanan-

pelayanan, tergantung para staf juka stafnya mempunyai skill yang

tinggi

7. Ancaman terbesar belum ada, karena memang saat unit kompetisi

cukup banyak, tapi kami bahwa merasa yang paling dulu masa iya

merasa tersaingi, itu bukan tantangan tapi itu motiviasi bagi kami

karena pada prinsipnya sama ingin menghapus tingkat kemiskinan.

8. Konsepnya hanya melakukan pemetaan terhadap masalah-masalah dan

kebutuhan-kebutuhan anggota baru dari situlah kami mengambil

kesimpulan untuk mengasilkan produk apa yang diinginkan

masyarakat.

9. Strategi paling unggul yaitu dengan cara pelayanan yang baik, hanya

membutuhkan modal kepercayaan dengan tingkat pendekatan dan

komunikasi masyarakat dengan kami harus bagus.

10. 100% perempuan

11. Dengan bersosialisasi kepada masyarakat terutama ke desa lalu ke RT,

dengan menjelaskan kami dari KOMIDA dengan tujuan seperti ini

setelah itu kami meminta data setelah itu melakukan pertemuan untuk

bersosialisasi kepada masyarakat. Memakai brosur juga lalu dikasih ke

calon-calon ke anggotanya.

12. Kami tidak terlalu memikirkan, bawa masyarakatlah yang memilih

mana yang dia ingin ambil dilihat dari keunggulannya.

B. Peneraan Pola Grameen

1. Pada tahun 2015, cabang pertama di aceh pasca tsunami

System grameen yaitu perempuan-miskin-hidup

Rumahnya harus berdekatan, pembuatan kelompok min 5 orang dan

itu minimal harus membentuk 2 kelompok. Karena dengan jumlah

Page 121: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

segitu menjadi cukup efisien beda dengan door to door. Kenapa seperti

ini karena yang pertama ingin melatih kebersamaan mereka, kedua

dampak psikologisnya maupun tuntutan emosionalnya itu lebih kena

jadi mau tidak mau anggota harus membayarnya maka dari itu ketika

penarikan itu harus ngumpul dengan kelompok setiap minggu. Dan

didalamnya ada pendamping untuk memberikan informasi tentang

keilmuan, kesehatan dll, karena di komida ini tidak hanya sekedar

memberikan pinjaman tetapi juga ada pelatihan seperti cara mengelola

keuangan. Di komida ini ada divisi komdev (komodity development),

tugas mereka yaitu memberikan pengarahan kepada anggota. Misalnya

mengenai kinerja, mengelola keuangan yg baik, kesehatan dll

2. Secara legalitas memang masuknya konvensional, tetapi praktek

lapangannya dengan system syariah, dengan akad Mudhorobah dan

uniknya lagi ketika mereka melakukan pengajuan pembiayaan mereka

harus berdiri memperkenalkan diri, untuk melatih mental mereka

Pembiayaan umum akad mudhorobah wal wakalah

Pembiayaan sanitasi dan pertanian akad istishna

3. Perempuan, miskin, hidup

PU, pertemuan umum dengan ketua RT

Harus PK pembentuk kelompok, 5 orang minimal 2 kelompok.

UK yaitu pendataan dulu dengan melihat kriteria miskinnya

LWK, yaitu latihan wajib kelompok, dilakukan selama 5 hari paling

lama 1 hari 1 jam, kenapa sperti itu supaya belajar mendisiplinkan

para anggota

UPK, ujian pengesahaan kelompok. Setelah pelatihan LWK maka diuji

oleh manajer cabang untuk mengtahui kelulusannya, jika tidak lulus

maka anggota akan ditambahkan lagi LWKnya baik sehari maupun

dua hari. salain diuji kita juga mengadakan tes kepercayaan dengan

cara saat pertemuan anggota mambawa uang 2000 tujuannya untuk

meningkatkan rasa tanggung jawab

Page 122: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

Dengan peminjaman yang bervariasi yaitu bebas mau minjam berapa,

sesuai dengan kebutuhan masing-masing anggotanya

Jangka waktu tergantung produk seperti pembiayaan umum 1 th

Pendidikan 3 th max

Sanitasi 1 th setengah

Yang paling diminat yaitu pembiayaan umum, diusahakan untuk

modal usaha

Mekanisme 4:1

4. Permasalahan utama dalam mekanisme ini yaitu anggota yang telat dan

gagal bayar, maksud dari gagal bayar disini memiliki banyak arti yaitu

ada anggota yang kabur, ada yang benar-benar tidak bayar. Kenapa

terjadi permasalahan seperti ini karena staff yang kurang disiplin,

karena skill staff sangat mempengaruhi baik buruknya program di

Koperasi Mitra Dhuafa ini .

5. dari permasalahan ini dapat teratasi dengan konsep jemput bola, sejak

konsep ini diterapkan mendapati penurunan jumlah anggotayang tidak

mau membayar diantaranya dari 392.000 anggota hanya 1.121 anggota

yang tidak bayar, karena anggota memiliki dampak psikologis baik

sehingga mereka mau bertanggung jawab atas apa yang mereka

perbuat. Selain itu juga memberikan motivasi dengan cara kunjungan

kepada para anggota menanyakan kabar dan alasan mengapa tidak

hadir, karena di KOMIDA ini diantara persyaratan ini yaitu harus

hadir, karena adanya kehadiran bisa mempermudah pengajuan

pembiayaan, selain itu jika tidak hadir ditakutkan akan terjadi kesalah

pahaman. Seperti penitipan pembayaran tetapi tidak di sampaikan oleh

temannya maka terjadi permasalahan.

6. Kunci jika tidak ada permasalahan yaitu dari staff lapangan, jika skill

mereka baik dan rajin unutuk menjemput bola maka tidak

dimungkinkan terdapat masalah didalam mekanisme ini.

Page 123: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

7. Produk tabungan, dari di ajukannya pembiayaan anggota harus

menabung 5%, diantaranya;

a. 3% simpanan wajib, sukarela dan hari raya, simpanan ini diadakan

setiap minggu. simpanan ini boleh diambil jika anggota sudah

keluar dari anggota KOMIDA. Untuk pencairan dari simpanan

wajib yaitu 3%

1. Simpanan sukarela

2. Simpanan hari raya

b. 1% dana resiko,

c. dan 1% dana pension

8. produk yang unggul sampai saat ini yang diminati para anggota yaitu

pembiayaan umum sekitar 94%, karena memiliki sifat yang global.

2,6% untuk pembiayaan sanitasi, 0,05% untuk pembiayaan mikro

bisnis.

9. Diadakan setiap mingguan dan wajib hadir pada setiap kelompoknya

Pengajuan pembiayaan Tahun pertama maksimal sebanyak 2juta,

Pinjaman kedua mak 3jt, dan Ketiga max 4jt

C. Analisis SWOT

Kekuatan

1. Keunggulan mekanisme dengan cara perkelompokan sebagai

kekuatan mekanisme di KOMIDA ini

2. Dana pinjaman yang di dapat dari bank, karena KOMIDA bekerja

sama dengan bank. Bank memberi bunga sekitar 14% sementara

KOMDA memberikan pembiayaan kepada anggota 25% bank

mengambil bunga 14% dari 25% maka laba bersihnya 11%

(keuntungan KOMIDA) itu belom termasuk gaji karyawan, ATK,

dll. Kalau modal murni dari KOMIDA tidak mungkin mengambil

bunga 25% paling hanya 10%.

Page 124: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

Jumlah tabungan anggota sekitar 30% dari total asset untuk

menutupi 70% maka KOMIDA mendapatkan pinjaman dari bank.

3. Pembiayaan umum dan sanitasi

4. Keunggulan pembeda dengan koperasi lain produk simpanan,

sanitasi dan pembiayaan listrik.

Kelemahan

1. Salah satu kelemahan yang dihadapi oleh KOMIDA yaitu SDM,

saat ini KOMIDA sangat kesulitan mencari SDM Karena staff

yang yang banyak mengeluh karena peraturan rolingan, missal staff

berasal dari daerah Bekasi di roling ke Cianjur sehingga kurangnya

peminat untuk menjadi staff di KOMIDA.

2. Mengatasi permasalahan tersebut dengan cara bekeja sama dengan

Sekolah SMA sederajat, missal jika ada cabang di Bekasi maka

diambil staffnya anak lulusan SMA daerah Bekasi, dan kami

KOMIDA tidak menerima begitu saja untuk menjadi staff

KOMIDA, kami melakukan pelatihan dan seleksi terlebih dahulu.

3. PAR di KOMIDA dalam system Grameen ini sangat rendah,

karena kami memiliki anggota sebanyak 392.000, sedangkan yang

macet hanya 1.121 anggota. Diitung tingkat kemacetan dari

misalnya hari ini seharusnya setor tetapi dia telat bayar itu sudah

disebut kredit macet (tingkat kemacetan). 0,031% kredit macet.

Portopolio 520.

4. Terkait masalah modal, jika tidak dapat bantuan dari bank tidak

mencukup. Jika Murni dana nasabah tidak cukup, maka dari itu

kami bekerja sama dengan bank-bank nasional. Karena kami

bekerkasama dengan bank maka modal yang kami miliki sangat

cukup untuk mensuport anggota.

Mitra Dhuafa ini memiliki modal yang sangat cukup, karena kami

bekerja sama dengan bank. Jika kami hanya memutarkan dananya

Page 125: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

dari anggota saja sangat tidak cukup karena total asset anggota

hanya 30% untuk menutupi 70%nya maka kami bekerja sama

dengan bank diantaranya ada BSM, BNIS, MUAMALAT dll.

Peluang

1. Sangat berpotensi sekali, karena dari jumlah penduduk yang sekian

banyak dan hanya 75% penduduk memiliki tingkat penghasilan

Rp.50.000/ hari, maka KOMIDA sangat memiliki kesempatan atau

peluang yang bagus untuk mengurangi tingkat kemiskinan

masyarakat. Dengan adanya system Grameen ini KOMIDA bisa

mengurangi tingkat kemiskinan untuk kaum perempuan, buktinya

KOMIDA sudah memiliki anggota sebanyak 392.000

2. Terkait masalah pengetahuan masalah UKM sangat minim sekali

3. Potensi produk yang di manfaatkan KOMIDA ini adalah di bidang

pertanian, dan mikro bisnis (pengrajin, warung). Anggota di bidang

pertanian yaitu 0,02%. Jarang bank yang melirik di bidang

pertanian karena resiko yang sangat besar.

Mulai saat ini kami bekerja sama dengan Bank BCA untuk

mencover di bidang pertanian.

Produk Renovasi rumah masih comingsoon masih mencari vendor,

penyuplay dana.

4. Dilihat dari pertumbuhan anggotanya, kalau cabang baru pasti

meningkat kalau cabang lama tidak meningkat terlalu tajam.

Untuk peningkatan anggota dilihat dari pertumbuhan anggota di

kawasan tersebut. Kalau cabang lama anggotanya biasa saja tidak

ada peningkatan, tetapi kalau cabang baru banyak sekali

peminatnya apalagi daerah yang jauh dari jangkauan ases untuk ke

bank.

Kami memiliki 162 cabang diseluruh Indonesia, cabang terbesar di

purwakarta aggota hampir 6.000 anggota. Populasi di Jawa barat

paling tinggi minatnya.

Page 126: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

Ancaman

1. Salah satu ancamannya yaitu SDM yang kurang berkompeten,

karena dia akan mengrogoti. tantangan akses ke ATM harus

melewati sungai dulu.

Dalam keberlangsungan KOMIDA ini memilik berbagai ancaman

diantaranya SDM yang kurang kompeten dan perampokan.

2. Bagaimana bank keliling itu bergeser, bukan sebagai ancaman bagi

kami

Tanggapan kami dengan adanya bank keliling, sebenarnya bagi

kami bank keliling itu bukan sebuah ancaman bagi kami karena

tergantung dari masyarakatnya menilai baik buruknya bank

keliling, tatapi kami menanggapinya bagaimana cara

menghilangkan bank keliling itu sendiri karena adanya bank

keliling membuat para masyarakat memiliki kerugian, karena bank

keliling memiliki bunga yang besar dan setiap pembayaran yang

telat berturut turut maka bunganya dinaikkan.

3. Banyak koperasi-koperasi yang berkembang menggunakan system

grameen, dalam mengahdapi pesaing kami sebagai KOMIDA

memiliki strategi yang unggul dalam mengahadapi pesaing dengan

meningkatkan pelayanan dan pengembangan produk, karena jika

staff kami memberikan pelayanan yang baik kepada anggota maka

anggota menyukainya.

4. Kita mempunyai cadangan kerugian, ada setiap tahun kaluar benar

benar gk bisa diakses dan bener-bener tidak bisa di tagih.

Langkah kedua yaitu kami tidak mengambil full, hanya mengambil

pokoknya saja, margin yang kami ambil 250, jika mereka benar

benar gagal usahanya.

Setiap pembiayaan pasti ada aja masalah yang gagal bayar, cara

mengatasi masalah itu KOMIDA hanya mengambil pokoknya saja,

jika ada salah satu anggota yang mengalami kebangkrutan dalam

Page 127: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI

bisnisnya maka kami hanya menerima pokok pembiayaannya saja

tanpa bunga, selain itu kami juga memiliki cadangan kerugian

piutang (setiap tahun).

Page 128: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 129: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 130: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 131: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 132: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 133: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 134: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI
Page 135: STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36072...STRATEGI PENGEMBANGAN MITRA DHUAFA LENTENG AGUNG PADA POLA GRAMEEN BANK DITINJAU DARI