strategi pemasaran kelompok usaha bersama (kub) …

104
STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (Studi Di Kub Radesta Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi) SKRIPSI Oleh: M.TAUFIK IKHSAN SE 120 110 JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2018

Upload: others

Post on 30-Nov-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA

BERSAMA (KUB) DALAM MENGHADAPI

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

(Studi Di Kub Radesta Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak

Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi)

SKRIPSI

Oleh:

M.TAUFIK IKHSAN

SE 120 110

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA

SAIFUDDIN JAMBI

2018

Page 2: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

ii

Page 3: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

iii

Page 4: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

iv

Page 5: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

v

MOTTO

عىهم فٱعف حىلك مه لٱوفضىا ٱلقلب غليظ فظا كىت ولى لهم لىت ٱلله مه رحمة فبما

٩٥١ ٱلمتىكليه يحب ٱلله إن ٱلله على فتىكل عزمت فإذا ٱلأمر في وشاورهم لهم وٱستغفر

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut

terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,

tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu

maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan

bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila

kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya.” (QS. Ali Imran {3} : 159)

Page 6: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

vi

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi Ini Kepada :

Kedua Orang Tua, Abah A.Wahab Muhammad Dan Ummi Saniah Binti

A.Karim, Serta Kakak, Adik, Sanak Keluarga Dan Orang Spesial Saudari Laras

sari Yang Senantiasa Memberi Dukungan Moril Dan Materil Dalam Susah Dan

Senang Sehingga Dapatlah Penulis Selesaikan Skripsi Ini.

Untuk Teman-Teman Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin

Jambi Khususnya Teman-teman Fakultas Ekonomi Bisnis Islam Dan Para Dosen

Se Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam Beserta Staff. Tanpa Dukungan Kalian

Mungkin Penulis Tidak Seperti Ini Dalam Menyelesaikan Skripsi Ini, Hanyalah

Ungkapan Terima Kasih Atas Segala Yang Telah Kalian Berikan Selama Ini

Hanya Allah Swt Yang Dapat Membalas Kebaikan Kalian.

Page 7: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

vii

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi oleh kegelisahan akademik mengenai isu

aktual mengenai MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) dan sejumlah tantangan

yang ditimbulkan olehnya terkhusus bagi pelaku seperti Kelompok Usaha

Bersama (KUB) Radesta. Melalui penelitian ini ingin dijawab tiga hal penting

yaitu: (1) Bagaimana strategi Kehumasan KUB RADESTA dalam mendukung

usaha pemasaran produk usaha kerajinan anyaman pandan?; (2) Apa faktor

penghambat KUB RADESTA dalam implementasi strategi pemasaran produk

kerajinan anyaman pandan? dan (3) Apa upaya KUB Radesta dalam mengatasi

faktor penghambat dan tantangan MEA?

Menjawab persoalan diatas, maka peneliti menggunakan metodologi

penelitian yang sistematik. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah

kualitatif, setting penelitianya di Divisi Humas Pemerintah Kabupaten Muaro

Jambi, teknik pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Analisis datanya menggunakan miles and huberman (reduksi,

display, verifikasi, kesimpulan), sedangkan uji keabsahan datanya menggunakan

teknik trianggulasi.

Setelah melakukan riset di lapangan dengan metodologi yang ada, maka

diperoleh temuan sebagai berikut: (1) Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Strategi-strategi kehumasan yang ditempuh oleh KUB Radesta dalam pemasaran

produk adalah dengan jalan: pemanfaatan brosur, melakukan kegiatan promosi

penjualan dan bisnis, memaksimalkan divisi humas KUB Radesta untuk aktif

dalam memeperkenalkan produknya kepada masyarakat, mendafarkan produk-

produk anyaman dalam setiap event-event pameran, serta menggunakan media

sosial sebagai penyebaran info produk. (2) Adapun hamabatan yang dihadapi oleh

KUB Radesta dalam usaha penerapan strategi pemasaran produk anyaman pandan

adalah dikarenakan adanya beberapa faktor yaitu: PR KUB Radesta yang belum

memiliki kualifikasi pendidikan kehumasan, kurangnya sarana dan prasarana

penunjang promosi, dan masih adanya persepsi bahwa pekerjaan promosi tersebut

bukanlah kegiatan inti dalam suatu organisasi seperti halnya kegiatan produksi.

(3) Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pihak pengurus KUB Radesta dalam

upayanya mengatasi kendala penerapan starategi pemasaran dan tantangan MEA

adalah dengan jalan sebagai berikut: meningkatkan kompetensi humas KUB

Radesta untuk lebih gencar dalam melakukan kegiatan promosi, melakukan loby-

loby kepada pihak pemerintah, melakukan peningkatan dan pengembangan SDM

yang ada pada setiap anggota KUB Radesta sehingga kinerja KUB Radesta

berjalan dengan efisien, melibatkan kegiatan perusahaan dengan memanfaatkan

media teknologi informasi, serta melakukan evaluasi dengan analisis SWOT

secara berkala.

Kata Kunci: MEA, KUB Radesta, Public Relations.

Page 8: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

viii

ABSTRACT

This research is motivated by academic anxiety about the actual issue

regarding the MEA (Asean Economic Community) and a number of challenges

posed by it, especially for actors such as the Radesta Joint Business Group

(KUB). Through this research three important things are answered, namely: (1)

How is the KUB RADESTA PR strategy in supporting the marketing business of

Pandan woven craft business products ?; (2) What are the inhibiting factors of

KUB RADESTA in the implementation of marketing strategies for pandanus

woven craft products? and (3) What are the efforts of KUB Radesta in

overcoming the obstacles and challenges of the MEA?

Answering the above problem, the researcher uses a systematic research

methodology. The research approach used is qualitative, setting the research in the

Muaro Jambi District Government Public Relations Division, data collection

techniques using observation, interviews, and documentation. Analysis of the data

using miles and huberman (reduction, display, verification, conclusion), while the

validity of the data using triangulation techniques.

After conducting research in the field with the existing methodology, the

findings are as follows: (1) The results of this study are as follows: The public

relations strategies adopted by KUB Radesta in product marketing are by: using

brochures, conducting sales promotion activities and business, maximizing KUB

Radesta's public relations division to be active in introducing its products to the

public, memorizing woven products in every exhibition event, and using social

media as a dissemination of product info. (2) The position faced by KUB Radesta

in the effort to implement marketing strategies for pandanus woven products is

due to several factors, namely: PR KUB Radesta which does not have public

relations education qualifications, lack of facilities and infrastructure to support

promotion, and there is still a perception that the promotion work not a core

activity in an organization as well as production activities. (3) Efforts that have

been made by the KUB Radesta management in their efforts to overcome the

obstacles to the implementation of marketing strategies and the challenges of the

AEC are as follows: improving KUB Radesta's public competence to be more

vigorous in carrying out promotional activities, conducting lobbies to the

government , improving and developing existing human resources in each

member of KUB Radesta so that the performance of KUB Radesta runs

efficiently, involving company activities by utilizing information technology

media, as well as conducting evaluations with SWOT analysis regularly.

Keywords: MEA, KUB Radesta, Public Relations.

Page 9: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Peneliti mengucapkan segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik dan

hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan sebaik-baiknya guna

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Strata Satu (S.1) pada Program

Jurusan Ekonomi Syariah di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi. Shalawat dan salam juga penulis khaturkan kepada Nabi

Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya yang telah membawa umat

manusia dari kehidupan yang tidak berperadaban menuju kepada masyarakat yang

penuh dengan semangat ilmu pengetahuan dan penuh dengan keadaban.

Peneliti menyadari dalam penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini, peneliti mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Yth. Kedua orang tua peneliti yang telah berkorban secara moril dan materil

dan yang telah mendidik dan memperjuangkan peneliti untuk dapat

mengenyam pendidikan tinggi.

2. Yth. Dosen pembimbing yang telah mendidik peneliti sehingga selesainya

naskah skripsi ini.

3. Yth. Bapak/Ibu dosen di lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang

telah mengajarkan dan memberikan ilmunya kepaa peneliti sehingga peneliti

menjadi lebih dewasa dalam bersikap, berpikir, dan bertindak.

4. Yth. Bapak / Ibu pejabat dan para staff akademik Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi yang telah memberikan

pelayanan administrasi secara profesional sehingga lancarnya proses

penyelesaian studi peneliti.

5. Yth. pejabat dan para pustakawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Perpustakaan Wilayah Provinsi Jambi, dan

Perpustakaan Kota Jambi yang telah memberikan pelayanan profesional

sehingga memudahkan peneliti dalam memperoleh beberapa literatur.

Page 10: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

x

Page 11: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

NOTA DINAS ................................................................................................. ii

PENGESAHAN .............................................................................................. iii

MOTTO .......................................................................................................... iv

SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................ v

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah................................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 8

E. Kerangka Teori..................................................................................... 10

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 15

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 19

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian .................................................... 19

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 20

D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 22

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 27

F. Uji Keterpercayaan Data ...................................................................... 30

G. Sistematika Penulisan .......................................................................... 33

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya KUB Radesta ........................................................ 35

B. Visi dan Misi KUB Radesta ................................................................. 37

C. Produk-produk KUB Radesta .............................................................. 37

D. Keadaan Sosial Masyarakat Kelurahan Rano ...................................... 43

Page 12: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

xii

E. Prospek Pasar Anyaman Pandan KUB Radesta ................................... 44

F. Keadaan Geografis Kelurahan Rano ....................................................

G. Keadaan Topografi Kelurahan Rano ....................................................

H. Keadaan Demografi Kelurahan Rano ..................................................

I. Struktur Organisasi KUB Radesta .......................................................

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

A. Strategi KUB Radesta dalam Pemasaran Produk.................................

B. Faktor Pendorong dan Penghambat KUB Radesta dalam

Menerapkan Strategi Pemasaran ..........................................................

C. Upaya KUB Radesta dalam Menghadapi Tantangan MEA .................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 66

B. Saran-saran ........................................................................................... 66

C. Kata Penutup ........................................................................................ 67

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69

RIWAYAT HIDUP PENELITI .................................................................... 71

LAMPIRAN .................................................................................................... 72

Page 13: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perubahan lingkungan usaha baik di tingkat nasional, regional, dan

global membawa dampak yang cukup tinggi bagi setiap perubahan untuk

semakin giat lagi dalam memperbaiki kualitas produknya sehingga mampu

menghadapi persaingan yang semakin ketat di era perdagangan bebas

sekarang ini. Bagi sejumlah perusahan perbaikan kualitas produk sangat

penting demi kelangsungan kemajuan perusahaan. Perusahaan dapat

mencapai keberhasilan apabila dapat menarik pelanggan baru untuk

membeli atau menggunakan produk yang dihasilkan dan memberikan

pelayanan terbaik demi tercapainya kepuasan pelanggan.1

Pelanggan merupakan faktor penting bagi perusahaan sebab

perusahaan akan bertahan hidup selama perusahaan itu mempunyai

pelanggan. Untuk menjaga eksistensinya, perusahaan akan melakukan

berbagai usaha untuk menarik pelanggan dan mempertahankan pelanggannya.

Selain itu, tingkat keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur dari

banyaknya pelanggan yang mengunakan produk yang dihasilkan oleh

perusahaan tersebut dan juga tingkat kepuasan pelanggan.2

1http://digilib.uin-suka.ac.id/23405/1/12240039_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf

2http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-paper-6524-EMA503_13_-

_Kepuasan_Pelanggan.pdf

Page 14: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

2

Perusahaan berharap dengan memenuhi kepuasan pelanggan, mereka

akan memiliki hubungan yang baik dengan pelanggan, sehingga

pelanggan akan tetap menggunakan produk mereka. Perusahaan yang selalu

memberikan kepuasan kepada pelanggan, maka akan menarik custumer

produk yang sama untuk menggunakan produk perusahaan tersebut.

Sekarang ini, pelanggan semakin kritis dalam menentukan pilihan terhadap

kualitas, manfaat, dan harga produk yang ditawarkan oleh perusahaan.

Oleh karena itu suatu perusahaan diharapkan mampu mengambil perhatian

konsumen dengan cara memperbaiki kualitas produk secara

berkesinambungan demi tercapainya kepuasan pelanggan serta selalu

memelihara hubungan komunikasi yang baik dengan pelanggan.3

Melihat semakin kompleksnya kegiatan suatu perusahaan, maka

semakin jelas peranan seluruh anggota perusahaan menjadi penentu dalam

menunjang kemajuan perusahaan. Pembentukan rencana dan strategi dalam

suatu perusahaan berguna sekali dan sangat ugen karena dapat menjalin

hubungan yang harmonis antara pihak internal dan eksternal perusahaan

serta menciptakan citra positif di mata publik (calon konsumen).4

Perusahaan dituntut untuk menciptakan dan mempertahankan suatu

citra perusahaan terlebih dalam persaingan yang semakin ketat pada industri

makanan dan minuman. Hal ini dibuktikan dengan bermunculnya produk-

produk kerajinan tangan baik skala kecil, menengah ataupun skala besar.

3http://astadipangarso.staff.telkomuniversity.ac.id/wp-content/uploads/sites/59/2014/11/Etika-

Bisnis-8th-Week.pdf 4https://muhariefeffendi.files.wordpress.com/2009/12/fcgi_booklet_ii.pdf

Page 15: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

3

Masing-masing produk berusaha menarik perhatian konsumen melalui

kemasan, iklan, dan promosi serta menawarkan varian yang beragam.5

Salah satu bentuk perusahaan di Indonesia, ada yang dinamakan

dengan KUB (Kelompok Usaha Bersama). Kelompok Usaha Bersama Radesta

merupakan salah satu industri yang bergerak dibidang anyaman pandan.

Kelompok Usaha Bersama (KUB) terletak dikelurahan Rano kecamatan

Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Kelompok Usaha

Bersama (KUB) merupakan salah satu industri rumahan yang memanfaatkan

tanaman pandan yang diolah menjadi bahan kerajinan yang memiliki nilai

ekonomis yang tinggi.

Hingga saat ini Kelompok Usaha Bersama (KUB) masih memproduksi

berbagai aneka kerajinan tangan. Pemilihan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

sebagai obyek penelitian ini adalah karena selama ini Kelompok Usaha

Bersama (KUB) selalu dihadapkan pada berbagai tantangan dan

permasalahan dalam mendukung pemasaran produk. Untuk itu perlu

adanya strategi ekonomi tertentu dalam menghadapi tantangan dan

permasalahan tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti di awal (grand tour), KUB

RADESTA cukup produktif dan terus eksis di tengah persaingan dengan

kelompok industri kerajinan lainya. Padahal banyak di antara pengrajin yang

sudah bangkrut.6 Namun demikian, usaha KUB RADESTRA tampaknya

masih saja terus berjalan dan eksis. Hal ini mendorong peneliti untuk

5Ibid.

6Observasi tanggal 19 November 2014

Page 16: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

4

mengungkapkan bagaimana strategi yang dijalankan sehingga KUB

RADESTA tetap eksis di tengah persaingan yang semakin ketat apalagi dalam

menghadapi tantangan MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN).

Penelitian ini dibatasi di KUB Muara Sabak Barat dikarenakan alasan

waktu, biaya, dan tenaga yang dimiliki oleh peneliti. Peneliti membatasi

wilayah kajian di Muara Sabak Barat dengan pertimbangan bahwa Muara

Sabak Barat merupakan daerah yang masih dapat dijangkau oleh wilayah asal

peneliti, sehingga peneliti sudah memahami lingkungan sosial penelitian yang

dapat memudahkan peneliti dalam menggali data dilapangan nantinya.

KUB Radesta juga adalah industri rumahan yang eksis hingga saat ini.

Hal ini mengindikasikan bahwa KUB tersebut memiliki pengelolaan

pemasaran produk yang baik sehingga mampu bersaing sehat dengan produk-

produk sejenis, terlebih dalam persaingan global MEA saat ini. Adapun

produk yang dihasilkan semua berasal dari hasil anyaman pandan dengan

berbagai olahan dan produk seperti: tas, sepatu, kipas, tempat tisu, dan lain

sebagainya. Dibalik eksistensi KUB Radesta, tentunya ada strategi perusahaan

yang baik. Dan hal itu perlu untuk diteliti agar dapat menjadi contoh bagi

perusahaan lainnya untuk bertahan bahkan berkembang diera kompetisi bisnis

yang semakin ketat.

Peneliti juga membtasi diri pada KUB RADESTA dikarenakan alasan

tenaga, dan biaya, serta waktu penelitian yang singkat. Jika peneliti

mengambil lokasi penelitian yang lebih dari satu, maka tentu memutuhkan

biaya dan waktu penelitian yang banyak. Oleh seab itulah menyadari keadaan

Page 17: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

5

peneliti secara pribadi dan dengan tidak mengurangi bobot keilmiahan

penelitian ini, maka fokus penelitian diarahkan kepada KUB RADESTA

Muara Sabak Barat.

Melalui berbagai pertimbangan tersebut, maka peneliti termotivasi

untuk melakukan suatu riset dalam bentuk skripsi dengan judul: “STRATEGI

PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) DALAM

MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (STUDI DI KUB

RADESA KELURAHAN RANO KECAMATAN MUARA SABAK

KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR PROVINSI JAMBI).”

B. Rumusan Masalah

Rumusan pokok masalah penelitian ini adalah: bagaimana langkah-

langkah strategis yang diambil oleh KUB (Kelompok Usaha Bersama)

RADESTA Muara Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi agar tetap eksis di tengah persaingan menghadapi MEA (Masyarakat

Ekonomi ASEAN)? Pokok permasalahan ini akan peneliti jawab

menggunakan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi KUB RADESTA dalam mendukung usaha pemasaran

produk usaha kerajinan anyaman pandan?

2. Apa faktor penghambat KUB RADESTA dalam implementasi strategi

pemasaran produk kerajinan anyaman pandan?

3. Apa upaya KUB Radesta dalam mengatasi faktor penghambat dan

tantangan MEA?

Page 18: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

6

C. Batasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada lingkup bahasan yang terkait dengan

strategi divisi KUB RADESTA Muara Sabak Barat dalam menanggapi

persoalan pemasaran produk kerajinan anyaman dan MEA. Divisi Peneliti

membatasi pada pembicaraan masalah tersebut karena sinkron dengan jurusan

keilmuan peneliti yaitu di Jurusan Ekonomi Islam di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penelitian ini dibatasi pula pada diskursus persoalan pemasaran dan

MEA dengan alasan bahwa pembicaraan tentang persoalan ini sedang hangat

didiskusikan oleh masyarakat Indonesia saat ini, khususnya persoalan

tantangan yang dihadapi oleh UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) di

Indonesia. Oleh sebab itu, peneliti memfokuskan pembicaraan kepada dua hal

tersebut.

Lebih fokusnya, penelitian ini dibatasi pada strategi pemasaran yang

dilakukan oleh KUB Radesta dalam menghadapi MEA. Jadi, penelitian ini

bukan memfokuskan kepada MEA-nya, karena hal ini luas sekali cakupannya.

Jadi MEA hanya menjadi isu kontemporer saja dalam penelitian ini. Sekali

lagi, yang menjadi fokusnya adalah KUB Radesta.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan pokok disusunya penelitian ini adalah untuk memahami

langkah-langkah strategis yang diambil oleh KUB RADESTA Muara

Sabak Barat Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dalam

Page 19: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

7

menyikapi persoalan pemasaran produk dan persaingan global MEA.

Sedangkan secara spesifik, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui strategi kehumasan KUB RADESTA dalam

mendukung usaha pemasaran produk usaha kerajinan anyaman

pandan.

b. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat KUB

RADESTA dalam menerapkan strategi pemasaran produk anyaman

pandan.

c. Untuk mengetahui upaya KUB Radesta dalam mengatasi faktor

penghambat dan tantangan MEA.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian secara teoritis dan praktis adalah

sebagai berikut:

a. Kegunaan Secara Teoritis

Kegunaan penelitian ini secara teoritis adalah pertama, secara

umum diharapkan dapat memperkaya wacana keilmuan khususnya

dalam khazanah pemikiran ilmu ekonomi, khususnya dalam bidang

pemasaran produk. Hasil penelitian ini diharapkan dapat pula berguna

bagi para peneliti selanjutnya dalam pengembangan penelitian

sebidang maupun non sebidang.

Selanjutnya bagi peneliti pribadi, penelitian ini berguna sebagai

pengembangan diri dalam berpikir ilmiah dan sekaligus sebagai bukti

Page 20: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

8

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana dalam

ilmu Ekonomi Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

b. Kegunaan Secara Praktis

Hasil penelitian ini secara praktis dapat berguna bagi pihak

KUB RADESTA sebagai bahan evaluasi kinerja organisasi di

lingkugan kerjanya sehingga dapat meningkatkan citra positif dan

eksistensi kelompok usahanya dan dapat eksis dalam menghadapi

MEA. Sehingga hal ini dapat diaplikasikan bagi KUB-KUB lainnya di

Indonesia.

E. Kerangka Teori

1. Strategi Pemasaran

a. Definisi Pemasaran

Secara etimologi, kata pemasaran memiliki dua arti yaitu: 1)

proses, cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan; 2) perihal

menyebarluaskan ke tengah-tengah masyarakat.7

Secara terminologi, definisi kata pemasaran menurut Alma

memiliki lima makna yaitu: 1) pemasaran adalah menghubungkan

penjual dengan pembeli potensial; 2) pemasaran adalah menjual

barang, dan barang tersebut tidak kembali ke orangnya; 3) pemasaran

adalah memberikan standar kehidupan; 4) pemasaran adalah satu

proses dalam menentukan permintaan konsumen akan barang dan jasa,

memotivasi penjualan, mendistribusikan ke konsumen akhir, dengan

7Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2014), 1027

Page 21: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

9

keuntungan sebagai imbalanya; dan 5) pemasaran adalah sebuah

disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan,

penawaran, dan perubahan nilai dari suatu inisiator ke stakehoder-

nya.8

Berdasarkan keterangan di atas, maka peneliti berpendapat

bahwa pemasaran merupakan aktivitas ekonomi yang didalamnya

terjadi proses promosi atau pengenalan produk kepada konsumen

sehingga barang yang diproduksi menjadi laku di pasaran.

b. Tingkatan Pemasaran

Jika diperhatikan struktur perusahaan, maka ada tingkatan-

tingkatan tertentu yang masing-masing memiliki penekanan pada tugas

pemasaranya. Menurut Alma, tingkatan pemasran tersebut adalah

sebagai berikut:9

1) Pada tingkat pimpinan, pemasaran adalah penekanan pada analisis

struktur pasar, orientasi dan dukungan pelanggan, serta

memposisikan perusahaan dalam mengawasi rantai nilai. Aktivitas

para pegawai ini harus dibina agar lebih memuaskan pada

pelanggan;

2) Pada tingkat bisnis, di sini pemasaran adalah untuk segmentasi dan

targeting pasar. Unit bisnis harus lebih menekankan pada

karakteristik produk yang harus dipasarkan dan lebih kepada

keinginan dan kebutuhan konsumen;

8Buchari Alma, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (Bandung: Alfabeta, 2013), 2-3

9Ibid., 5

Page 22: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

10

3) Pada tingkat operasional, ini berarti marketing in action para

petugas harus melaksanakan berbagai taktik marketing mix,

mencari kombinasi dari bauran yang paling maksimal apakah akan

lebih menekankan pada produk, harga, atau tempat, dan promosi.

c. Tujuan Pemasaran

Tujuan pemasaran yaitu mengadakan kesimbangan antar

negara atau daerah untuk saling mengisi mengadakan perdagangan

antara daerah surplus dengan daerah minus.10

Usaha marketing tidak saja negara-negara maju (berkembang),

tetapi juga meliputi negara-negara yang belum maju. Negara

berkembang merupakan negara yang sudah maju dalam industri barang

dan jasa yang ditawarkan ke pasar saling bersaingan. Di negara

tersebut dijumpai bahwa pembelilah yang berkuasa. Pembeli dapat

memilih sesuai kemauanya sehingga para penjual berusaha merebut

hati konsumen dengan cara meningkatkan layanan, memberi hadiah,

korting harga, iklan, papan reklame dan lain sebagainya.

d. Konsep tentang Strategi Pemasaran Menurut Kotler

Pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan

memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Menurut Philip Kotler

dan Kevin Lane Keller yaitu kegiatan memenuhi kebutuhan secara

menguntungkan.11

Selanjutnya ditambahkan pula bahwasanya

pemasaran merupakan kegiatan manusia yang diarahkan untuk

10

Ibid., 7 11

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Macanan Jaya

Cemerlang, 2009), hlm. 6

Page 23: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

11

memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia melalui proses

pertukaran.12

Pemasaran dalam pandangan Islam merupakan suatu penerapan

disiplin strategi yang sesuai dengan nilai dan prinsip syariah. Ide

mengenai pemasaran ini sendiri ditelurkan oleh dua orang pakar

dibidang pemasaran syariah. Mereka adalah Herawan Kertajaya satu

dari lima puluh orang guru yang mengubah masa depan dunia

pemasaran bersama-sama dengan Philip Kotler, dan Muhammad

Syakit Sula, salah satu dari enam pemegang gelar professional ahli

asuransi syariah juga CEO Batasa Tazkia sebuah konsultan syariah

yang cukup dikenal di kalangan perbankan dan asuransi syariah.

Bauran promosi tradisional melipiti berbagai metode untuk

mengkomunikasikan mafaat jasa kepada pelanggan potensial dan

actual. Metode-metode tersebut terdiri dari periklanan, promosi

penjualan, direct marketing, personal selling, dan public relations.13

e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Strategi Pemasaran

Basu Swastha dan Irawan menjelaskan bahwa ada beberapa hal

yang menjadi faktor yang mempengaruhi srategi pemasaran yaitu

sebagai berikut:14

12

Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Macanan Jaya

Cemerlang, 2009), hlm. 193 13

Ibid., hlm. 4 14

Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern (Yogyakarta: Liberti, 2008), 355

Page 24: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

12

1) Jumlah Dana

Jumlah dana yang tersedia merupakan faktor penting yang

mempengaruhi kegiatan pemasaran. Perusahaan yang memiliki

dana yang besar tentu saja kegiatan pemasarannya akan lebih

meluas. Oleh sebab itu, bagi perusahaan yang kurang kuat kondisi

keuangannya akan lebih baik jika mengadakan periklanan pada

majalah atau surat kabar.

2) Sifat Pasar

Sifat pasar itu ada berbagai macam. Hal tersebut juga akan

sangat mempengaruhi kegiatan pemasaran. Sifat pasar tersebut

antara lain sebagai berikut:

Pertama, luas pasar secara geografis. Bagi perusahaan yang

mempunyai pasar lokal mungkin sudah cukup untuk menggunakan

personal selling saja, akan tetapi bagi perusahaan yang mempunyai

pasar nasional paling tidak harus menggunakan periklanan.

Kedua, konsentrasi pasar. Konsentrasi pasar ini dapat pula

mempengaruhi strategi pemasaran yang diambil. Perusahaan yang

hanya memusatkan penualannya pada satu kelompok pembeli saja,

maka penggunaan alat promosinya akan berbeda dengan

perusahaan yang menjual kepada semua kelompok pembeli.

Ketiga, macam pembeli. Strategi pemasaran yang dilakukan

oleh perusahaan juga dipengaruhi oleh objek atau sasaran dalam

kampanye penjualannya, apakah pembeli industri, konsumen

Page 25: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

13

rumah tangga, atau pembeli lainnya. Sering perantara pedagang

ikut menentukan atau ambil bagian dalam pelaksanaan program

pemasaran perusahaan.

3) Jenis Produk

Faktor lain yang turut mempengaruhi strategi promosi

perusahaan adalah jenis produknya, apakah barang konsumsi atau

barang industri. Dalam mempromoskan barang konsumsi juga

macam-macam, apakah barang shoping atau barang spesial. Pada

barang industripun juga demikian, cara mempromosikan instalasi

akan berbeda dengan perlengkapan operasi.

4) Siklus Kehidpan Barang

Faktor yang lain yang juga menjadi pertimbangan dalam

pemasaran adalah siklus barang yang meliputi tiga tahapan yaitu;

(1) Tahap perkenalan. Perusahaan harus berusaha mendorong

untuk meningkatkan permintaan primer lebih dahulu, dan

bukannya permintaan selektif dengan merk tertentu. Jadi,

perusahaan harus menjal kepada pembeli dengan mempromosikan

produk tertentu secara umum sebelum mempromosikan satu merk

tertentu. (2) Tahap pertumbuhan: Kedewasaan dan kejenuhan

perusahaan dapat menitikberatkan periklanan dalam kegiatan

promosinya. (3) Tahap kemunduran: Perusahaan harus sudah

membuat produk baru atau produk yang lebih baik. Ini disebabkan

lama penjualan sudah tidak menentu dan tingkat labanya semakin

Page 26: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

14

menurun, bahkan usaha-usaha promosinya sudah tidak

menguntungkan lagi.

2. Deskripsi Tentang Kerajinan Anyaman Pandan

Secara etimologi, kata kerajinan memiliki tiga arti yaitu: 1) perihal

rajin, kegiatan, kegetolan; 2) barang yang dihasilkan melalui keterampilan

tangan seperti tikar, anyaman dan lain sebagainya; 3) perusahaan keci

yang membuat barang-barang sederhana, biasa mengandung unsur seni.15

Secara etimologi, kata anyaman memiliki arti hasil menganyam

atau barang yang dianyam.16

Sedangkan kata pandan mengandung dua arti

yaitu: 1) tubuhan yang daunya berbentuk pita, erwarna hijau tua dan agak

kaku seperti daun nanas yang dalam bahasa Latin disebut pandanus, 2)

daun pandan.17

Secara terminologi, pandan adalah tanaman liar yang tumbuh di

semak-semak, tepi sungai dan di hutan-hutan.18

Berdasarkan arti etimologi

dan terminologi di atas, maka peneliti mensintesiskan bahwa kerajinan

anyaman pandan merupakan hasil kerajinan yang memanfaatkan pandan

menjadi nilai ekonomi yang lebih tinggi dengan cara membuat kerajinan

berupa anyaman pandan. Dimana anyaman pandan yang dibuat diubah

menjadi berbagai macam produk seperti tas, dompet, kotak tisu, bros,

sandal, dan lainya sebagainya.

15

Dendy Sugono, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Gramedia, 2014), 1134 16

Ibid., hlm. 79 17

Ibid., hlm. 1010 18

Linda, Sentra Home Industry Produk Industri Kecil dan Menengah Kerajinan Anyaman

Pandan KUB RADESTA (Jambi:, t.p, 2004), 1

Page 27: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

15

3. MEA dan Tantangannya

Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyambut

pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan

Masyarakat Ekomoni Asean (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015.

Sejalan dengan pesatnya dinamika hubungan antar bangsa di berbagai

kawasan, ASEAN menyadari pentingya integrasi negara-negara di Asia

Tenggara pada pertemuan informal para kepala negara ASEAN di Kuala

Lumpur tanggal 15 Desember 1997 disepakati ASEAN Vision 2020 yang

kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan di Hanoi. Pertemuan ini

menghasilkan Hanoi Plan of Action yang isinya adalah menginginkan

berorientasi ke luar, hidup berdampingan secara damai, dan menciptakan

perdamaian internasional.

Beberapa agenda kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

merealisasikan visi 2020 adalah dengan meningkatkan kualitas SDM,

ekonomi, lingkungan, sosial, teknologi, hak cipta intelektual, keamanan dan

perdamaian,serta turisme melalui serangkaian aksi bersama dalam bentuk

hubungan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan diantara negara-

negara anggota ASEAN.

Kesepakatan bersama untuk mengintegrasikan berbagai negara

ASEAN di (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai

Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar) yang masng-masing

memiliki latar belakang yang berbeda secara sosiologis dan ideologi politik

Page 28: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

16

maupun ekonomi.19

Nilai-nilai dalam globalisasi yang terimplementasi

dalam MEA 2015 diantaraya adalah:20

a. Kualitas produk barang dan jasa

b. Kualitas SDM yang mempunyai kompetensi unggul dan profesional

c. Kualitas manajemen yang menerapkan standarisasi sistem dan nilai-niali

modern yang mengedepankan efesiensi, efektivitas, dan transparani.

d. Mobilitas uang, barang, dan orang yang bebas dari hambatan dan tanpa

batas

e. Terfokus pada kekuatan daya saing nasional (kualitas barang, jasa, dan

manusia)

Dengan diberlakukanya MEA 2015, diharapkan dapat memberikan

dampak yang positif diantaranya sebagai berikut:21

a. Terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor di ASEAN

b. Kemudahan untuk mengakses modal investasi antar negara ASEAN

c. Kemudahan dalam memperoleh barang dan jasa yang diproduksi di luar

negara kita.

d. Meningkatnya kegiatan pariwisata, mobilitas orang, dan uang yang tinggi

serta perbahan sistem kehidupan masyarakat.

Demikianlah empat hal positif dari adanya MEA. Akan tetapi, tidak

hanya dampak postif yang ditimbulkan, melainkan di sisi lain juga

19

Khabib Alia Akhmad, “Strategi CIU Untuk Memenangi Persaingan Perdangan Asia” Jurnal

Ekonomi (Karanganyar: t.p., t.t), hlm. 279 20

Ibid. 21

Ibid.

Page 29: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

17

memunculkan dampak negatif yang terjadi dengan adanya MEA 2015,

diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Hilangnya pasar produk ekspor karena kalah bersaing karena harga dan

kualitas produk dibanding dengan negara lain,

b. Banjir produk impor di pasaran dalam negeri akan mematikan usaha-

usaha di negara.

c. Kemungkinan adanya spekulasi di sektor keuangan yang bisa

menghancurkan stabilitas suatu negara.

d. Masuknya SDM dari negara lain yang berkualitas, dan profesional yang

akan menggusur tenaga kerja dalam negeri.22

Ada kecemasan dalam menyongsong MEA. Ini adalah sikap yang

wajar jika dilihat MEA dengan kesapan masyarakat Indonesia menghadapi

persaingan dibandingkan dengan negara anggota ASEAN yang lainya.

Kecemasan tentu menjadi hal yang wajar terhadap pembentukan MEA

mengingat selama ini belum semua masyarakat mengetahui apa itu MEA.

Hasil survey di lima kota besar (Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan

Pontianak) menunjukkan bahwa pemangku kepentingan baik pemerintah

pusat, pemerintah daerah, akademisi, mapun masyarakat di negara ini masih

rendah pemahaman dan pegetahuanya terhadap MEA.23

Saat komitmen ditandatangai selalu dilandasi dengan keyakinan

tentang kseiapan kita untuk bersaing dengan mitra ekonomi tersebut. Namun

saat waktu pelaksanaan sudah dekat, hampir selalu dan ketergesa-gesaan

22

Ibid. 23

Boys. S. Bakri, “Kesiapan Indonesua Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asena 2015 dari

perspetif daya saing mansional.” ISEI Provinsi Riau, Edisi, Vo; I Januari : , hlm. 21

Page 30: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

18

yang muncul. Hal yang memperihatinkan adalah sosilisasi dan evaluasi dak

ada yang kurang genar sehingga para pemangku kepentingan banyak yang

tidak mengetahui secara jelas berbagai skim perdangangan

Dengan demikian tidak ada persiapan matang mengenai kompetensi

bebas tersebut. Dengan demikian tidak ada persiapan menghadapi

kompetensi bebas tersebut. Barulah menjelang saat dilaksanakan organisasi

di Indonesia ini seperti kalang kabut saja untuk menyiapkan diri. Sementara

sebagian pesaing sudah bekerja keras jauh di depan dengan berbagai strategi

untuk memenangkan atau mendapatkan keuntungan besar dari keperurukan

integrasi keilmuan yang dihadapai.24

Tantangan MEA itu bisa dijawab juga bisa tidak. Bagaimana bisa

unggul di pasar dalam negeri intinya adalah mengapa saya tidak mempunyai

skill dan mampu bertahan ditengah pasaran domestik lainya. Dalam

menganalisis kendala-kendala yang dihadapi yang dihadapi oleh perusahaan

semakin besar, maka peluangnya lebih besar pula.25

Survey BPS pada tahun 2005 menunjukkan bahwasanya permasalah

nutaman yang dihadapi oleh sebagian besar kelompok dari kelompon usaha

ini adalah keterbatasan modal dan kesulitan pemasaran. Dalam hal

pemasaran, biasanya memiliki sumber-sumber daya untuk mengetahui,

mncari dan mengambangkan atau memperluas pasar-pasar mereka sendiri.26

24

Observasi tanggal 05 April 2015 25

Observasi tanggal 05 April 2015 26

Ibid.

Page 31: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

19

4. Konsep mengenai Survive di Era MEA

Banyak rasa khawatir bermunculan saat MEA dilaksanakan pada

tanggal 31 Desember 2015, khususnya di kalangan pengusaha lokal atau

pemilik brand lokal. Serbuan pesaing dari negara negara ASEAN + 3

(Jepang, Tiongkok, Korea Selatan) menyebabkan pemain lokal kurang

percaya diri. Apalagi masyarakat Indonesia sangat tergila-gila dengan merek

asing, semakin menambah rasa khawatir yang berlebihan. Oleh sebab itu,

untuk dapat bertahan di era persaingan global, maka sangat diperlukan

bebera strategi survive sebagai berikut:27

a. Memiliki Produk yang WOW: Pelanggan puas belum tentu melakukan

repeat buying karena pesaing juga berusaha memberikan yang lebih

baik. Yang penting adalah pelanggan merasa enjoy terhadap produk dan

layanan yang diterima. Itu pun tidak cukup. Perusahaan harus

memberikan rasa nyaman dan keramahan kepada pelanggan agar

pelanggan memiliki experience terhadap perusahaan.

b. Menetapkan Harga Bukan Sekedar Mencari Keuntungan Semata: jika

perusahaan mementingkan kebutuhan pelanggan, maka harga tidak

terlalu sensitif. Bahkan pelanggan akan membela matimatian jika

perusahaan ”diserang” oleh pihak lain.

c. Produk Mudah DIperoleh di Berbagai Outlet: Berbagai outlet mini

market saat ini sangat mudah sekali dijumpai di sepanjang jalan, baik di

jalan raya maupun di jalan perkampungan. Fenomena ini dimanfaatkan

oleh perusahaan sebagai sarana untuk melakukan pembayaran transaksi

27

Johanes Jenu Widjaja Tanjung, “Strategi Perusahaan Lokal Menghadapi Persaingan

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)” Jurnal Ilmiah Vol.1 No. 2 (Desember), hlm. 29-31

Page 32: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

20

di sana. Tentu saja masyarakat lebih happy karena lebih dekat dan

efisien.

d. Memberikan Informasi Produk Secara Jujur: Promosi gencar akan

percuma saja kalau mengandung kebohongan dan tidak sesuai janji. Saat

ini adalah era transparansi atau serba terbuka. Perusahaan harus

mengatakan yang sejujurnya tentang produk yang akan dijual. Jika

bagus, katakana bagus. Jika kualitas sedang, katakan sedang. Jangan

sampai produk berkualitas jelek dipromosikan sebagai produk bagus

dengan iming-iming hadiah. Bisa saja penjualan meningkat tetapi tidak

akan lama karena pelanggan merasa ditipu.28

e. Konsentrasi terhadap Niche Market: Jagoan lokal umumnya sudah

mendapat tempat di hati pelanggan di setiap tempat mereka membuka

bisnis. Kopi Kapal Api, rokok Gudang Garam, Depot Bu Rudy di Surabaya,

Hot Cwi Mie di kota Malang memiliki pelanggan loyal yang sulit

digoyahkan. Apalagi jika pebisnis ini selalu melakukan inovasi produk

terus-menerus sehingga pelanggan tidak punya alasan meninggalkan

mereka.

f. Perhatikan Kebutuhan dan Keinginan Lokal:

Banyak cerita sukses tentang perusahaan lokal dalam mengelola bisnis.

Salah satu

kuncinya adalah memahami selera pelanggan lokal. Rawon Nguling di

Pasuruan atau rawon Setan di Surabaya, Goldilocks Bakeshop di Makati

City, Philipina atau Bengawan Solo di Singapura yang juga menjual roti.

Perusahaan lokal ini bisa berjaya di masingmasing negaranya karena

memahami selera masyarakat lokal.

28

Ibid

Page 33: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

21

g. Membina Hubungan dengan Pelanggan: Perusahaan lokal bisa menjadi

juara dalam persaingan di era regional ASEAN, asal mereka mampu

menjalin hubungan kekerabatan dengan pelanggan. Gathering secara

berkala, manajer atau pemilik perusahaan turun ke lapangan,

mengadakan bakti sosial bersama adalah bentuk membina keintiman

bersama pelanggan. Dengan kata lain, manajemen atau pemilik

perusahaan harus selalu keep and touch bersama pelanggan.

F. Tinjauan Pustaka

Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terhadap beberapa literatur

terdahulu, maka peneliti menemukan adanya beberapa referensi yang dapat

menunjang penelitian ini untuk dapat ditindaklanjuti. Kemudian dari literatur-

literatur yang penulis temukan, terdapat titik persamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang akan peneliti lakukan. Letak persamaan dan perbedaan dari

literatur-literatur tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

1. Penelitian Lars (Artikel)

Lars melakukan penelitian yang laporannya dalam bentuk artikel

dengan judul “Pengrajin Kerajinan Tangan Tasikmalaya Siap Hadapi

MEA” Penelitian Lars dilakukan di Tasikmalaya, Bandung. Metodologi

penulisannya menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Dan kesimpulan

penelitian beliau adalah sebagai berikut: (1) Indonesia dapat lolos dalam

persaingan bisnis secara global sebab Indonesia kaya akan Sumber Daya

Alam (SDA). Namun hal ini harus diimbangi dengan konsistensi para

perajin dalam menjamin kualitas produk-produk mereka; (2) Indonesia

memiliki SDA alam yang melimpah baik itu kayu, rotan, bambu, dan lain

Page 34: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

22

sebagainya. Namun demikian, mayoritas pengerjaannya masih manual,

kedepannya Indonesia harus berinovasi dengan cara melibatkan mesin dan

teknologi dalam proses produksi, sehingga produk-produk yang dihasilkan

dapat memenuhi jumlah yang diinginkan oleh pasar internasional yang

lebih luas lagi.29

Persamaan penelitian Lars dengan skripsi ini terletak pada objek

kajiannya yang sama-sama membahas tentang usaha kerajinan dan

tantangan MEA. Namun demikian, tetap terdapat perbedaan antara

penelitian Lars dengan skripsi ini diantaranya dari sisi lokasi penelitiannya

yaitu antara di Tasikmalaya dan di Sabak, Jambi.

2. Penelitian Susilo (Jurnal)

Penelitian yang dilakukan oleh Y. Sri Susilo dengan judul “Strategi

Meningkatkan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi CAFTA dan MEA.

Penelitian beliau tersebut disusun dalam bentuk jurnal ilmiah degan

metodologi kualitatif. Kesimpulan penelitian beliau adalah: (1) Pemilik

UMKM dengan dukungan para pekerjanya harus mampu menjadi motor

penggerak untuk meningkatkan daya saing perusahaan perusahaan.

Peningkatan daya saing ini akan berimbas kepada meluasnya jaringan

kerjasama dengan stakeholder; (2) Dengan iklim usaha yang kondusif dari

usaha pemerintah, maka akan memudahkan UMKM untuk meningkatkan

29

http : / / www. jabarpublisher.com / index. php/2016 / 01 / 16 / pengrajin-kerajinan-tangan -

tasikmalaya-siap-hadapi-mea/ diakses pada 09 April 2017

Page 35: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

23

daya saing baik daya saing perusahaan maupun daya saing produk yang

dihasilkan.30

Persamaan penelitian ini dengan skripsi ini adalah dari segi objek

kajiannya sama-sama membahas tentang usaha bisnis mikro dalam

menghadapi MEA. Hanya saja, penelitian Susilo juga mengaitkannya

dengan tantangan CAFTA juga, sedangkan skripsi ini hanya membatasi

diri pada tantangan MEA saja.

3. Penelitian Nuryanti (Jurnal)

Penelitian Nuryanti ini mengambil judul “Analisis Pengembangan

Usaha Anyaman Pandan dengan Value Chain Analysis: Studi Kasus pada

Sentra Anyaman Pandan Karya Bersama Kecamatan Enok Kabupaten

Indragiri Hilir Provinsi Riau” Laporan penelitian Nuryanti berbentuk

jurnal yang terbit pada tahun 2010 di Universitas Riau. Penelitian Nuryanti

menggunakan teknik wawancara dan kuesioner.31

Hasil penelitian Nuryanti adalah lemahnya jiwa kewirausahaan par

pengrajin dan mentalitas mereka tidak mampu berinovasi karena relatig

rendahnya tingkat pendidikan para pekerjanya sehingga mengakibatkan

sulitnya dalam mencari penemuan atau mengikuti teknologi baru yang

dipergunakan untuk proses produksi.32

30

Y. Sri Susilo, “Strategi Meningkatkan Daya Saing UMKM dalam Menghadapi Implementasi

CAFTA dan MEA.” Jurnal Buletin Ekonomi Vol. 8 No. 2. Agustus (2010), 70 dan 75 31

Nuryanti, “Analisis Pengembangan Usaha Anyaman Pandan dengan Value Chain Analysis:

Studi Kasus pada Sentra Anyaman Pandan Karya Bersama Kecamatan Enok Kabupaten Indragiri

Hilir Provinsi Riau,” Jurnal Ekonomi,Volume XVIII No. 2 (2010), 108 32

Ibid., 118

Page 36: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

24

Persamaan penelitian Widjaja dengan skripsi peneliti adalah dari

segi objek kajianya sama-sama membicarakan tentang kerajinan anyaman

pandan dan segala bentuk problem pemasaranya. Akan tetapi penjelasan

dalam penelitian Nuryanti adalah menguraikan hakikat analisis usaha

anyaman pandan saja dari dan lebih fokus kepada analisa aspek

ekonominya, sedangkan skripsi peneliti adalah hendak menguraikan

strategi kehumasan di instansi KUB RADESTA untuk menghadapi

tantangan MEA dan persoalan pemasaran.

4. Penelitian Ina Winarni dan Totok K. Waluyo (Artikel)

Penelitian Winarni dan Waluyo ini mengambil judul “Peningkatan

Teknik Pengolahan Pandan: Pewarnaan dan Pengeringan” Laporan

penelitian mereka berbentuk artikel yang terbit pada tahun 2013 di

Yogyakarta. Penelitian mereka menggunakan metode eksperimen

laboratorium.33

Hasil penelitian mereka adalah dalam pembuatan kerajinan pandan,

permasalahan yang sering terjadi adalah pada waktu pewarnaan dan

pengeringan. Pewarnaan dan pengeringan yang kurang baik akan

menurunkan kualitas barang kerajinan, karena barang kerajinan akan cepat

lembab sehingga pewarnaan menjadi tidak merata.34

Persamaan penelitian Winarni dan Waluyo dengan bahasan skripsi

peneliti adalah dari segi objek pembahasanya sama-sama mengangkat

tema anyaman pandan. Hanya saja terdapat perbedaan dari segi

33

Ina Winarni dan Totok K. Waluyo, “Peningkatan Teknik Pengolahan Pandan: Pewarnaan

dan Pengeringan,” Artikel, (2013), 2 34

Ibid., 16

Page 37: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

25

pendekatan peneitianya, dimana mereka menggunakan pendekatan

eksperimen di laboratorium, sedangkan peneliti menggunakan pendekatan

kualitatif.

5. Penelitian Agus Cahyana (Skripsi)

Penelitian Cahyana ini mengambil judul “Studi Pengembangan

Desain Kerajinan Anyaman Pandan Sentra Industri Kecil Rajapolah

Kabupaten Tasikmalaya.” Laporan penelitian Cahyana berbentuk skripsi

yang dilakukan pada tahun 2008 di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat

dengan menggunakan pendekatan kualitatif.35

Hasil penelitian Cahyana menjelaskan bahwa desain produk baru

yang secara terus menerus akan dikembangkan oleh setiap perusahaan atau

industri dapat mempertahankan eksistensi bisnis perusahaan. Untuk itu

perusahaan harus secara aktif melakukan penelitian dan menjadikan hasil

produknya sebagai produk unggulan yang belum ada di pasar.36

Persamaan

penelitian Cahyana dengan peneliti adalah dari segi objek penelitianya

sama-sama membahas tentang kerajinan anyaman pandan dan strateginya

untuk eksis dalam dunia usaha. Hanya saja letak perbedaanya adalah

penelitian Cahyana lebih fokus kepada peneitian desain produk sedangkan

peneliti fokusnya kepada usaha KUB RADESTA dalam tantangan pasar

global dan persoalan pemasaran produk anyaman pandan.

35

Agus Cahyana, “Studi Pengembangan Desain Kerajinan Anyaman Pandan Sentra Industri

Kecil Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya,” Skripsi (Bandung: t.p, 2008), 5 36

Ibid., 39

Page 38: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

26

BAB II

METODE PENELITIAN

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Untuk menjelaskan peranan dan usaha yang dilakukan oleh KUB

RADESTA dalam menghadapi MEA terkhusus pada persoalan pemasaran

produk usahanya, maka penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

Menurut Beni, penelitian kualitatif meliputi menetapkan fokus penelitian,

memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas

temuan penelitiannya.37

Penelitian dengan pendekatan kualitatif

menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang

berkaitan dengan dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dan

senantiasa menggunakan logika ilmiah.38

Penelitian kualitatif adalah sebuah penelitian yang dimaksudkan

untuk mengungkap sebuah fakta empiris secara objektif ilmiah dengan

berlandaskan pada logika keilmuan, prosedur dan didukung oleh

metodologi dan teoritis yang kuat sesuai disiplin keilmuan yang

ditekuni.39

Dengan pendekatakan kualitatif, peneliti berupaya membangun

argumentasi rasional tentang strategi kehumasan yang dilakukan.

37

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2010), 183-184 38

Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek (Jakarta: Bumi Aksara,

2013), 80 39

Muktar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), 29

Page 39: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

27

2. Setting dan Subjek Penelitian

a. Setting Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah di divisi KUB Muara Sabak

Baratyang beralamat di Kelurahan Rano Kecamatan Muara Sabak

Kabupaten Tanjung Jabung Timur. ada beberapa alasan mengapa

wilayah ini dipilih sebagai setting penelitian skripsi ini diantaranya: 1)

lokasi penelitian tidak terlalu jauh dari kediaman peneliti, sehingga

lokasi dapat ditempuh secara berkala jika sewaktu-waktu ingin

melakukan pengumpulan dan verifikasi data di lapangan. 2) divisi

KUB RADESTA Muara Sabak Barat aktif dalam melakukan tugas dan

fungsinya untuk menanggapi persoalan pemasaran dan persaingan

global MEA.

b. Subjek Penelitian

Adapun mengenai subjek penelitianya diambil secara purposive

sampling. Dalam menentukan subjek penelitianya dipilih dengan

beberapa pertimbangan atau kriteria sebagai berikut: 1) subjek tersebut

bekerja sebagai pegawai tetap bukan pegawai di luar KUB RADESTA,

2) subjek adalah mereka yang telah berkecimpung di KUB RADESTA

minimal tujuh tahun, 3) subjek diambil secara purposive sampling

sebanyak satu orang dalam setiap bidang-bidang kerja yang terdapat

dalam struktur KUB RADESTA. Demikianlah dua kriteria yang

peneliti terapkan dalam menentukan subjek penelitian ini.

Page 40: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

28

3. Jenis dan Sumber Data

MenurutLofland, sumber data utama dalam penelitian kualitatif

adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan, seperti

dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis

datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan serta sumber data tertulis.40

a. Jenis Data

Jenis data dibagi kedalam dua kategori, yakni data primer dan

data sekunder. Penjelasan kedua jenis data tersebut adalah sebagai

berikut:

2) Data Primer

Data primer adalah data utama penelitian.41

Data primer

dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari hasil

observasi, wawancara dengan subjek penelitian, dan dokumentasi.

Adapun yang menjadi data primer penelitian ini adalah seluruh

data yang peneliti peroleh, olah, dan atau usahakan sendiri di

lapangan mengenai strategi KUB Radesta dalam menghadapi

pemasaran produk anyaman pandan di tengah-tengah tantangan

MEA itu sendiri.

3) Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung penelitian.42

Data

sekunder diperoleh dari sejumlah literatur yang menjadi bahan

40

Lexy J. Moleong,MetodologiPenelitianKualitatif (Bandung: RemajaRosdakarya. 2010).

157. 41

Suaidi Asy’ari (Ed), Panduan Penulisan Skripsi Mahasiswa (Jambi, t.p, 2009), 43 42

Ibid.

Page 41: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

29

untuk menyusun teori dalam penelitian ini. Adapun data sekunder

dalam penelitian ini adalah sejumlah data yang telah ada atau yang

tidak diusahakan sendiri oleh peneliti. Data sekunder dalam

penelitian ini berupa literatur-literatur yang dikutip dalam

kepustakaan penelitian ini untuk memperkuat landasan teori

mengeai MEA, dan KUB Radesta.

b. Sumber Data

Dilihat dari sumber data, bahan tambahan yang berasal dari

sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku, majalah ilmiah, arsip

dokumen pribadi dan dokumen resmi. Untuk mempermudah

mengidentifikasi sumber data penulis mengklasifikasikanya menjadi

tiga jenis sumber data yaitu:

1) Person. Yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa

jawaban lisan melalui wawancara atau angket. Adapun yang

dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara dengan

mempedomani daftar pertanyaan wawancara yang sudah disiapkan

dalam catatan lapangan.

2) Place. Yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa

keadaan diam dan bergerak. Diam, misalnya ruangan, kelengkapan

alat, wujud benda dan lain-lain. Bergerak, misalnya aktivitas,

kinerja, laju kendaraan, ritme nyanyian, gerak tari, sajian sinetron,

kegiatan belajar mengajar dan lain sebagainya. Adapun dalam

Page 42: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

30

konteks penelitian ini yang dimaksudkan adalah kondisi Kantor

KUB Radesta dan lingkungan di sekitar kantor KUB Radesta.

3) Paper. Yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa

huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dengan

pengertianya ini, maka paperbukan terbatas pada kertas

sebagaimana terjemahan dari kata paper dalam bahasa Inggris,

tetapi dapat beruwujud batu, kayu, lontar dan sebagainya, yang

cocok untuk penggunaan dokumentasi.43

4. Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang akurat dan relevan dilapangan

peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan data yaitu dengan

beberapa cara sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara

memperhatikan atau mengamati secara langsung. Metode ini satu

pengumpulan data yang akan dilakukan dengan cara melakukan

pengamatan dan pencatatan disetiap terjadinya komunikasi, termasuk

juga gejala-gejala yang tampak dalam objek penelitian yang

pelaksanaanya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, situasi

dan kondisi yang terjadi. Situasi kondisi dapat dibuat-buat namun ada

juga yang memang faktanya demikian.Sedangkan pengamatan di suatu

43

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), 172

Page 43: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

31

tempat dapat dilakukan dengan atau tanpa alat. Metode ini pun akan

peneliti lakukan guna menggali informasi penting nantinya.

Hasil observasi dapat digunakan untuk melengkapi data yang

berasal dari wawancara dan sangat bermanfaat untuk memberikan

informasi tambahan untuk menjelaskan permasalahan di dalam

penelitian ini. Adapun pengamatan yang dilakukan adalah secara tidak

terlibat (non-partisipant).

Peneliti melakukan observasi mengenai beberapa hal terkait

KUB Radesta diantaranya mengenai: jenis-jenis produk, keadaan

kantor, etos kerja anggota, proses pengolahan produk, sarana dan pra-

sarana, dan bagaimana strategi yang diambil oleh KUB Radesta dalam

menghadapi tantangan MEA, serta meninjau langsung lokasi

pengambilan bahan baku yaitu daun pandan yang ditanam oleh petani

dan atau yang tumbuh secara liar di sekitar kantor.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu,

percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara

yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang

memberikan jawaban atas pertanyaan.44

Wawancara atau interview akan peneliti lakukan agar peneliti

bisa mengetahui dan mendapatkan data di lokasi penelitian.

Wawancara ini akan penulis lakukan langsung berhadap-hadapan

dengan merujuk kepada butir-butir pertanyaan wawancara yang sudah

44

Ibid, 135.

Page 44: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

32

peneliti persiapkan sebelumnya. Metode ini akan penulis lakukan

sewaktu melakukan penelitian kelak.

Informan-informan yang diwawancarai oleh peneliti dianggap

mengetahui dan objek permasalahan penelitian ini. Teknik pemilihan

informan dilakukan secara purposif sampling. Digunakanya teknik ini

karena sebelum melaukan penelitian, peneliti sudah melakukan pra-

penelitian terlebih dahulu sehingga informan-informan yang akan

diteliti sudah diketahui kapasitasnya untuk diwawancarai oleh peneliti.

Wawancara dilaksanakan kepada beberapa pengurus KUB Radesta

diantaranya adalah: Kepala kelompok KUB Radesta, karyawan, petani

pandan, dan pihak-pihak lain yang dianggap representatif.

c. Dokumentasi

Dokumentasia dalah metode untuk memperoleh keterangan-

keterangan atau informasi dari tata usaha atau catatan-catatan tentang

gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa masalalu.45

Metode ini akan

penulis gunakan untuk mendapatkan data yang sebenarnya tentang

situasi lokasi penelitian.

Peneliti di lapangan mendokumentasikan beberapa hal terkait

dengan penelitian ini seperti: produk-produk anyaman pandan, proses

interviewantara peneliti dan informan, tanaman pandan yang menjadi

bahan baku produk, dan data-data lainya yang dianggap relevan.

5. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam peneltian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Dalam hal ini Nasution sebagaimana dikutip oleh Sugiyono, menyatakan

bahwa analisis telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah.

Sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

45

SetnaYuwanaSudican, Penuntun Penyusunan KaryaI lmiah(Semarang: Aneka Ilmu,

1998), 39.

Page 45: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

33

penelitian. Analisis data menjadi pegangan bagi penelitian selanjutya

sampai jika dimungkinkan teori yang grounded. Namun dalam penelitian

kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan

bersamaan dengan pengumpulan data.46

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data model Miles dan Huberman. Analisis datanya dilakukan

selama proses pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti

sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai setelah

dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan

pertanyaan lagi sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap

kredibel.47

Miles and Huberman mengatakan bahwa aktivitas dalam

analisa data kualitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara

terus menerus sampai tuntas. Sehingga datanya sudah jenuh. Teknik ini

terdiri dari tiga tahapan yakni analisis sebelum ke lapangan, analisis ketika

di lapangan.

Analisis data sebelum ke lapangan menurut Miles and Huberman

adalah peneliti menganalisis data terhadap hasil studi pendahuluan, atau

data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan fokus penelitian.

Namun demikian fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan

berkembang setelah peneliti memasuki lapangan penelitian. Analisis

setelah dilapangan menurut Miles and Huberman juga terdiri dari beberapa

tahapan sebagaimana dijelaskan dalam paragraf di bawah ini:

a. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci.48

Mereduksi data

berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan

46

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014), 90 47

Ibid.. 91 48

Beni Ahmad Saebeni, Metode Penelitian (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 200

Page 46: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

34

padahal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang

yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan.49

Secara operasionalnya, dalam teknik reduksi data ini, sejumlah

besar data mentah yang peneliti peroleh dan kumpulkan di lapangan

akan peneliti susun dalam bentuk catatan lapangan, salinan

wawancara, salinan dokumentasi. Setalah dipilah seperti itu, maka

peneliti akan mudah untuk melakukan proses reduksi dan penyeleksian

dari data mentah yang terserak itu mengkerucut menjadi sejumlah data

yang penting-penting saja, dan berkaitan dengan penelitian.

b. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif bias dilakukan dalam

bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan

sejenisnya.Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa

yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitan

kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.50

Peneliti melakukan teknik men-display-kan data ialah dengan

tujuan memudahkan peneliti untuk memahami apa yang terjadi,

merencakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang sudah ditemukan

tersebut.

Secara operasionalnya, setalah data direduksi, tahap

selanjutnya peneliti akan merangkai dan mensistematiskan data-data

sesuai pada tempatnya menyesuaiakan dengan kepentingan laporan

penelitian. Sehingga data yang telah direduksi itu menjadi suatu

49

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2007), 338 50

Ibid., 341

Page 47: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

35

argumen-argumen yang menjelaskan dan mempunyai arti dan

bermakna.

c. Verifikasi Data

Verifikasi dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir

dalam proses analisis data penelitian kualitatif. Kesimpulan dalam

penelitian kualitatif diharapkan dapat menjawab rumusan masalah

yang dirumuskan sejak awal.51

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif

yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

samar-samar sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa

hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.52

6. Pemeriksaan Keabsahan Data

Peneliti menggunakan teknik trianggulasi untuk menguji tingkat

keterpercayaan data di lapangan. Trianggulasi adalah suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap

data tersebut. Hal ini dapat tercapai dengan cara:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil data wawancara.

b. Membanding kan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan

apa yang dikatakan secara pribadi.

c. Membandingkankeadaanperspektifseseorangdenganberbagaipendapatd

anpandangan orang lain, orang biasa, ahli.

51

Beni Ahmad Saebeni,Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 202 52

Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D

(Bandung: Alfabeta, 2014), 345

Page 48: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

36

d. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumentasi yang

berkaitan.53

53

Lexy J. Moeleong, Penelitian Kualitatif(Bandung: Rosdakarya, 1995), 178

Page 49: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

37

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya KUB Radesta

Kelompok Usaha Bersama (KUB) Radesta merupakan salah satu

industri rumahan yang dapat memanfaatkan pandan menjadi nilai ekonomi

yang lebih tinggi dengan cara membuat kerajinan berupa anyaman pandan. Di

mana anyaman pandan yang diubah menjadi berbagai macam produk seperti

tas, dompet, kotak tisu, bros, sandal, dan produk-produk lainya.54

Sejarah anyaman pandan di Kelurahan Rano dimulai sejak tahun 1970-

an. Dimana pada waktu itu banyak penduduk setempat yang membuat tikar.

Tikar yang dibuat oleh penduduk setempat disebut tikar aria yang terdiri dari

dua lapis agar terasa empuk ketika diduduki. Lapisan atas lebih empuk (biasa

disebut halusan) dari pada lapisan bawah (disebut kasaran). Informasi ini

peneliti peroleh berdasarkan wawancara dengan Ibu Samsidar sebagai berikut:

“Kegiatan menganyam pandan ini memang sudah sejak lama digeluti

oleh masyarakat sekitar. Pada ketika itu, produk yang dihasilkan masih

sederhana dan diperuntukan untuk pribadi. Saya rasa perkembangan

dari warisan leluhur inilah yang kemudian membentuk masyarakat

sekitar menjadi memiliki keahlian menganyam, sehingga saat ini

54

Observasi tanggal 02 Februari 2015

Page 50: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

38

berkembang menjadi suatu life skill yang menjadi sumber mata

pencaharian bagi sebagian masyarkat.”55

Bahan pewarna yang digunakan pada waktu itu adalah bahan yang

diambil dari alam, sehingga macam dan warnanya sangat terbatas. Warna-

warna yang digunakan pada waktu itu antara lain adalah merah, coklat, coklat

tua, merah darah, dan kuning. Beberapa informasi yang masih berkaitan

dengan informasi tersebut diperoleh informasi sebagai berikut:

“Pada masa itu memang sudah mulai berkembang pada saat itu masih

sederhana dan pembagian warna masih sederhana aja, belum ada warna

warni yang variatif. Yah begitulah, memang pada masa itu, pewarnaan

masih alami dari alam, dan tidak menggunakan zat kimia macam-

macam dalam pewarnaan produknya.”56

Pada tahun 1975-an, muncul pembuatan tudung yang dipelopori oleh

Haji Sudirman, penduduk Kelurahan Rano. Pada perkembanganya, usaha

kerajinan ini mendapat bantuan dari Bupati Tanjung Jabung Timur, antara lain

dengan mengikutsertakan kerajinan anyaman pandan dalam acara pameran,

bazar, dan sejenisnya. Pameran tersebut biasa diadakan di Ibu Kota

Kecamatan, bahkan pernah disertakan hingga ke Provinsi Jambi. Melalui

pameran inilah kegiatan anyaman pandan menjadi terkenal dan menjadi ciri

khas bagi daerah Kelurahan Rano. Informasi ini peneliti peroleh berdasarkan

penuturan dari salah seorang informan sebagai berikut:

55

Ketua KUB Radesta, Ibu Samsidar, 03 Februari 2017, Pukul 13:00 WIB 56

Wakil Ketua KUB Radesta, Ibu Linda Wati, 05 Februari 2017, Pukul 08:00 WIB

29

Page 51: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

39

“Sebenarnya kerajinan anyaman pandan di Kelurahan Rano ini memang

sudah menjadi kegiatan sambilan pada awalnya. Namun seiring

kemajuan zaman, dan melihat ada potensi ekonomi di sana, maka

munculah ide untuk mengatur para pengrajin dalam satu wadah yang

disebut KUB. Agar para pengrajin menjadi lebih terkoordinir, dan

membantu pemerintah dalam mengimplementasikan bantuan-bantuan

dana dan sebagainya. Saya pikir hal ini terjadi akibat dari adanya

keikutsertaan kami pada ajang pameran.”57

Pada tahun 1990-an, para perajin anyaman pandan di Kelurahan Rano

mulai berinovasi tidak hanya sebatas produk tikar dan tas saja. Tetapi sudah

mulai memproduksi aneka produk seperti tas, dompet, kipas, tempat pensil, dan

lain-lain. Sejak itu usaha kerajinan mulai bergairah kembali dan

berkembanglah hingga abad ke-21 ini. Tradisi menganyam dikembangkan

secara turun temurun oleh generasi berikutnya hingga beberapa perajin berhasil

mengembangkan usahanya di bidang pemasarana dan mendirikan badan usaha

sendiri. Salah satu badan usaha yang berhasil adalah milik nenek dari Ibu

Samsidar yang diturunkan secara turun temurun.58

KUB Radesta merupakan salah satu industri rumahan yang bergerak

dibidang anyaman pandan yang berlokasi di Kelurahan Rano, Kecamatan

Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur sejak tahun 2004 dengan

jumlah tenaga kerja pada waktu itu sebanyak 20 (dua puluh) perajin yang

57

Bendahara KUB Radesta, Ibu Dian, 06 Februari 2017, Pukul 12:56 WIB 58

Observasi tanggal 07 Maret 2017

Page 52: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

40

dipimpin oleh Ibu Syamsidar. Hingga saat ini KUB Radesta masih terus

berkembang dan dapat menghasilkan berbagai macam produk anyaman

pandan.59

B. Visi dan Misi KUB Radesta

Visi KUB Radesta adalah “Usaha produk istimewa khas Rano dengan

kualtas asli sejak tahun 2004 yang memiliki jaringan bisnis tersebar di

Nusantara” sedangkan misi KUB Radesta adalah: “Memberi kepuasan kepada

setiap pelanggan.”60

Dengan visi dan misi tersebut diharapkan dapat menjadi arahan yang

kuat bagi KUB Radesta untuk membangun kemitraan yang terpadu dan

koheren antara Sumber Daya Manusia (SDM) internal, supplier, masyarakat

umum, khususnya dalam mewujudkan kepuasan konsumen.

C. Produk-produk KUB Radesta

KUB Radesta memproduksi berbagai jenis kerajinan berbahan dasar

pandan. Produk tersebut terbuat dari bahan pandan pilihan dan meliputi

berbagai macam proses. Pandan yang digunakan adalah pandan minyak yang

berbeda dengan pandan biasa yang digunakan untuk membuat produk sejenis

pada a. Kelebihan bahan baku yang digunakan adalah pandan tersebut lebih

halus daripada pandan yang biasanya.61

Produk yang dihasilkan di KUB Radesta secara umum memiliki

kesamaan dalam teknik pembuatan, yaitu teknik dasar anyam. Untuk

59

Anonim, Sentra Home Industry Produk Industri Kecil Menengah Kerajinan Anyaman

Pandan KUB Radesta (Tanjung Jabung Timur: t.p., 2001), hlm. 1 60

Ketua KUB Radesta, Ibu Samsidar, 02 Februari 2017, Pukul 14:00 WIB 61

Anonim, Sentra Home Industry Produk Industri Kecil Menengah Kerajinan Anyaman

Pandan KUB Radesta (Tanjung Jabung Timur: t.p., 2001), hlm. 2

Page 53: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

41

mengklasifikasikan banyaknya keragaman produk yang ada di pasaran, maka

ditentukan tiga kategori umum yang dibedakan berdasarkan fungsi pakai yang

lebih khusus, misalnya fungsi sandang dibedakan menjadi fungsi topi, tas, dan

sandal.

Fungsi wadah dapat dibagi lagi menjadi dua kategori berdasarkan jenis

interior dimana produk tersebut ditempatkan, yaitu wadah untuk keperluan

rumah tangga dan wadah untuk keperluan kantor atau yang biasa disebut

sttionary. Demikian seterusnya untuk kategori aksesoris rumah tangga

dibedakan menjadi beberapa fungsi khusus. Beberapa contoh produk yang

ditemukan peneliti dalam observasi di lapangan semuanya berikisar pada

kategori-kategori yang telah dijabarkan di atas.62

Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap produk-produk andalan

KUB Radesta, maka diperolehlah data berupa spesifikasi produk tersebut

sebagai berikut:63

1. Produk anyaman pandan kategori kontainer yang berfungsi sebagai

keranjang serba guna, kotak seerba guna, kotak CD, kotak tissue, laci mini,

dan wadah segitiga perhiasan.

2. Produk anyaman pandan kategori stationary yang berfungsi sebagai kotak

pensil, kotak surat, alas daun meja (kantor), folder, dan laci mini.

3. Produk anyaman pandan kategori tabung yang berfungsi sebagai tabung

majalah atau koran, tabung serba guna, dan keranjang pakaian kotor.

62

Observasi tanggal 04 Februari 2017 63

Observasi tanggal 03 Februari 2017

Page 54: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

42

4. Produk anyaman pandan kategori sandang yang berfungsi sebagai topi,

sandal jenis jepit, sandal jenis selop, tas tangan jenis jinjing, tas tangan jenis

tali bahu, tas kepit kantor, tas jinjing travel.

5. Produk anyaman pandan kategori asesoris rumah tangga yang berfungsi

sebagai bingkai foto (kartu undangan), tatakan makan dan minum, tatakan

makan bulat, tatakan makan persegi, pengikat tirai (tasle), tikar, bantal sofa,

bantal sofa, dan lapis sandaran kursi.

6. Produk anyaman pandan kategori hantaran yang berfungsi sebagai kotak

kertas folio, kado, dan seperangkat alat sholat, dan lain sebagainya.

D. Keadaan Sosial Masyarakat Kelurahan Rano

Seperti telah diketahui bahwa pada umumnya penduduk Kelurahan

Rano, Kecamatan Muara Sabak, Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi

Jambi bermata pencaharian sebagai petani sawit dan karet. Dengan

berkembangnya kerajinan anyaman pandan, maka beberapa petani tersebut

mencari pekerjaan sampingan sebagai perajin untuk penghasilan tambahan.

Biasanya petani mengerjakan anyaman pandan pada waktu musim panen usai

atau disela-sela waktu kosong mereka sedang tidak bekerja di lahanya masing-

masing. Di antara mereka ada yang bekerja sebagai penyedia bahan baku

(bahan belum jadi), bahan siap olah (bahan setengah jadi atau lembar

anyaman), perajin dan tenaga finishing.64

Selain sebagai mata pencaharian sampingan, teradapat pula di antara

perajin di KUB Radesta tersebut yang memang bermatapencaharian utama

64

Observasi tanggal 08 Februari 2017

Page 55: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

43

sebagai perajin. Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, diketahui bahwa

untuk saat ini di tahun 2004-2015, kepengurusan dan anggota KUB di isi oleh

perajin yang memang bermata pencaharian utamanya sebagai perajin bukan

petani.65

Usaha kerajinan anyaman pandan di Kelurahan Rano memiliki

dukungan sumber daya manusia yang terampil dan berpengalaman cukup lama.

Hal ini dikarenakan usaha kerajinan anyaman pandan telah menjadi usaha

turun temurun dalam masyarakat Kelurahan Rano. Melihat kondisi seperti ini,

terbuka peluang untuk memanfaatkan lahan yang kurang produktif untuk

pengembangan tanaman pandan.66

E. Prospek Pasar Anyaman Pandan KUB Radesta

Kerajinan anyaman pandan merupakan produk unggulan sebagai tongak

dan penggerak ekonomi mikro Kelurahan Rano. Komoditas ini mampu

menyerap tenaga kerja dan mempunyai ciri khas yang khusus yang tidak

dimiliki oleh daerah lain. Sehingga mempunyai peluang yang panjang untuk

terus dikembangkan.67

Efek dari industri kecil dimaksud mampu mendorong

atau mengangkat aspek lain sehingga semua sektor maju dan kondusif. Untuk

memasarkan hasil produk tersebut Kelurahan Rano dicanangkan untuk menjadi

pusat pemasaran kerajinan pemasaran kerajinan anyaman pandan.

Pemasaran hasil kerajinan pandan terbilang tidak sulit, karena pada

umumnya pembeli datang sendiri ke tempat KUB Radesta. Pembeli yang

datang adalah pedangang, baik pedangan skala kecil, dan skala besar. Namun

65

Observasi tanggal 08 Februari 2017 66

Observasi tanggal 09 Februari 2017 67

Observasi tanggal 09 Februari 2017

Page 56: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

44

ada juga konsumen langsung yang datang ke KUB Radesta. Pembeli yang

langsung membeli ke KUB Radesta biasanya berasal dari Kabupaten atau Kota

di sekitar Provinsi Jambi, dan juga permintaan dari manca negara.68

Produk anyaman yang dibeli biasanya dijadikan barang cenderamat

bagi daerah lain. Tidak sedikit barang anyaman pandan di KUB Radesta yang

dijual di pasar seni di Padang dan menjadi barang cenderamata di Padang.

Pemasaran produk anyaman pandan KUB Radesta juga diminati pasar

mancanegara seperi Jepang. Produk ini diminati oleh konsumen mancanegara

hanya berupa barang setangah jadi. Karena di luar negeri bahan tersebut akan

diolah dan finishing di sana. Produk ini diminati karena sifat produk yang

mudah didaur ulang. Kemudian sampah produk yang berbahan baku anyaman

pandan juga tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup.69

F. Keadaan Geografis Kelurahan Rano

Kelurahan Rano berada dalam wilayah administratif Kecamatan Muara

Sabak Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi. Berdasarkan

data Kecamatan, luas wilayah Kecamatan Muara Sabak Barat adalah 410,28

Km2 atau sebesar 7,53% dari total seluruh luas Kabupaten Tanjung Jabung

Timur. Kecamatan Muara Sabak Barat tersebut terdiri dari 7 (tujuh) buah

kelurahan yang salah satunya adalah Kelurahan Rano.70

Luas wilayah

Kelurahan Rano yang digunakan untuk lahan produktif adalah antara lain

disajikan dalam bentuk tabel berikut ini:

68

Observasi tanggal 09 Februari 2017 69

Observasi tanggal 10 Fenruari 2017 70

Tim Penyusun, Profil Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2011 (Sabak: BPPBD,

2010), hlm. 5

Page 57: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

45

Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan71

No Penggunaan Lahan Luas (ha/m2)

1 Luas pemukiman 200

2 Luas perkebunan 1.500

3 Luas pekarangan 2

4 Luas perkantoran 1

5 Luas ruang publik 1

Total 1.703

Bentangan wilayah Kelurahan Rano didominasi dengan dataran seluas

13.025 ha/m2 topografi ini terletak di kawasan hutan. Adapun orbitasi

Kelurahan Rano adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Orbitasi Kelurahan Rano72

No Orbitasi

Jarak/Waktu

Tempuh

1 Jarak ke ibu kota kecamatan 4 Km

Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan

kendaraan bermotor

30 Menit

2 Lama jarak tempuh ke ibu kota kecamatan dengan

berjalan kaki atau kendaraan non bermotor

1 Jam

3 Jarak ke ibu kota kabupaten 46 Km

4 Jarak ke ibu kota provinsi 285 Km

5 Lama jarak tepuh ke ibu kota provinsi dengan 8 Jam

71

Ibid., hlm. 8 72

Ibid., hlm. 5

Page 58: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

46

kendaraan bermotor

G. Keadaan Topografi Kelurahan Rano

Kelurahan Rano memiliki topografi wilayah dataran rendah, rawa-rawa

dengan ketinggian 0-10 meter dari permukaan laut. Jenis tanahnya bergambut,

dengan ketinggian tersebut maka cocok untuk ditanami jenis padi dan

holtikultura lain, dan prozolik merah kuning (PMK) yang juga cocok untuk

ditanami karet dan sawit, atau jenis tanaman perkebunan lainya.73

Topografi Kelurahan Rano adalah wilayah perbukitan seluas 13.025

ha/m2. Di wilayah Kelurahan Rano terdapat dataran rendah, pantai/pesisir,

kawasan rawa, kawasan gambut, aliran sungai, dan bantaran sungai.74

Warna

tanah di Kelurahan Rano sebagian besarnya adalah merah dan abu-abu dengan

tingkat kemiringan ranah yakni 30 - 65 derajat. Kelurahan Rano terdapat

kawasan hutan produksi seluas 4.000 ha/m2

kemudian kawasan hutan rakyat

seluas 2.000 ha/m2

dan tidak terdapat lahan kritis dan atau lahan terlantar.

75

Tingkat erosi tanah di wilayah Kelurahan Rano dalam kategori ringan

adalah 700 ha/m2 dan tidak atau belum ditemukan adanya erosi dalam kategori

sedang apalagi berat. Sedangkan luas tanah yang tidak mengalami erosi adalah

seluas 12.325 ha/m2.

H. Keadaan Demografi Kelurahan Rano

Penduduk asli di Kelurahan Rano adalah suku Melayu Jambi. namun

dengan adanya imigrasi, maka keadaan penduduk menjadi heterogen. Akan

73

Tim Penyusun, Profil Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2011 (Sabak: BPPBD,

2010), hlm. 6 74

Ibid., hlm. 5 75

Ibid., hlm. 4

Page 59: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

47

tetapi meskipun demikian, di Kelurahan Rano masih tetap di dominasi oleh

suku Melayu Jambi tersebut. Diantara suku lainya yang berdomisili di

Kelurahan Rano adalah suku Jawa, Sunda, Batak, dan Minang.76

Keadaan

penduduk di Kelurahan Rano berdasarkan etnis disajikan dalam bentuk tabel di

bawah ini:

Tabel 2.3 Keadaan Penduduk Kelurahan Rano Berdasarkan Etnis77

Dari grafik di atas diketahui bahwa keadaan etnis di Kelurahan Rano

didominasi oleh masyarakat Suku Melayu Jambi sebanyak 614 orang

(98,24%), kemudian Suku Batak 1 orang (0,16%), Suku Aceh 1 orang (0,16%),

Suku Minang 3 orang (0,48%), Suku Sunda 1 orang (0,16 %), Suku Jawa 3

orang (0,48%), dan Suku Madura 1 orang (0,16 %), Keadaan penduduk di

Kelurahan Rano berdasarkan rincian menurut gender di tahun 2012 dan 2013

disajikan dalam grafik berikut ini:

Gambar 2.4 Keadaan Penduduk Kelurahan Rano Berdasarkan Gender78

Berdasarkan grafik diatas diketahui keadaan penduduk Kelurahan Rano

di tahun 2013 sebesar 561 jiwa dimana 291 laki-laki (51,87%) dan 270

76

Koordinator Statistik Kecamatan Muara Sabak Barat, Muara Sabak Barat dalam Angka

2012 (Tanjung Jabung Timur: Badan Pusat Statisik Tanjung Jabung Timur, 2012), hlm. 23 77

Anonim, Laporan Profil Kelurahan Rano Tahun 2013 (t.tt: t.p. 2013), hlm. 20-21 78

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur

0

50

100

150

200

250

300

350

Batak Aceh Melayu Minang Sunda Jawa Madura

Laki-laki

Perempuan

240

250

260

270

280

290

300

310

320

2012 2013

Laki-laki

Perempuan

Page 60: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

48

perempuan (48,12%). Ditahun 2013 sebesar 625 jiwa dimana 318 laki-laki

(50,88%) dan 307 perempuan (49,12%). Jumlah kepala keluarga di Kelurahan

Rano adalah sebanyak 148 KK (Kepala Keluarga). Dengan demikian, maka

kepadatan penduduk di Kelurahan Rano adalah 32 jiwa/Km.79

Jumah keluarga pada tahun 2013 di Kelurahan Rano terdiri dari 148

KK (Kepala Keluarga). Sedangkan di tahun 2012 yang lalu jumlahnya adalah

137 KK (Kepala Keluarga).80

Jika ditinjau dari tingkat kesejahteraanya, maka

keadaan keluarga di Kelurahan Rano tersebut adalah sebagai berikut:81

1. Jumah keluarga pra sejahtera : 45 Keluarga

2. Jumlah keluarga sejahtera I : 79 Keluarga

3. Jumlah keluarga sejahtera II : 19 Keluarga

4. Jumlah keluarga sejahtera III : 5 Keluarga

5. Jumlah keluarga sejahtera III plus : 0 Keluarga

Demikianlah kondisi keadaan jumlah keluarga berdasarkan tingkatan

kesejahteraanya yang berada di Kelurahan Rano, Kecamatan Muara Sabak

Barat, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Provinsi Jambi.

I. Struktur Organisasi KUB Radesta

Sebuah organisasi supaya operasionalnya bisa berjalan dengan lancar

sebaiknya membuat sistem organisasi, supaya setiap pegawai mempuyai

bagian tugasnya masing-masing agar pekerjaan lebih maksimal. Menurut

keterangan di lapangan, struktur organisasi KUB Radesta menggunakan garis

79

Anonim, Laporan Profil Kelurahan Rano Tahun 2013 (t.tt: t.p. 2013), hlm. 18 80

Ibid., hlm. 47 81

Ibid.

Page 61: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

49

komando. Dimana setiap bawahanya mendapat perintah dari atasan saja atau

ketua.82

Struktur organisasi KUB Radesta disesuaikan dengan kebutuhan

prioritas dan kemampuan organisasi, sehingga perlu dilakukan evaluasi secara

periodik setiap tahun. Adapun struktur organisasi KUB Radesta adalah sebagai

berikut:83

Tabel 2.3 Struktur Organisasi KUB Radesta

Nama Jabatan Keterangan

Samsidar Ketua Mendesain dan membuat produk

Lindawati Wakil/Humas Mendesain dan membuat produk

Dian Bendahara Membuat bahan

Masita Sekretaris Mengerjakan bahan baku setengah jadi

Zainab Anggota Merebus pandan

Devi Anggota Membuat pilinan pandan

Ira Anggota Menganyam pandan

Santi Anggota Finishing

Liani Anggota Finshing

Rahma Anggota Melembutkan pandan

Demikianlah susunan struktur organisasi KUB Radesta yang berhasil

peneliti himpun. Berdasarkan pengamatan tersebut, maka total seluruh SDM

82

Observasi tanggal 11 Februari 2017 83

Observasi tanggal 12 Februari 2017

Page 62: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

50

yang terlibat didalamnya adalah sepuluh orang dengan tugas pokok dan fungsi

masing-masing.

Page 63: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

51

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Strategi KUB Radesta dalam Pemasaran Produk

Berdasarkan pengamatan di lapangan, KUB Radesta telah melakukan

sejumlah hal yang berkenaan dengan kegiatan kehumasanya terutama terkait

dengan fungsi pemasarana produk anyaman produk itu sendiri. Beberapa hal

yang menunjukkan peranan KUB Radesta antara lain adalah:

1. Pemanfaatan Brosur

Dalam pengamatan peneliti, media brosur masih penting untuk

digunakan dalam media periklanan. Karena dengan brosur calon

konsumen dapat melihat dahulu keterangan dari suatu produk baik secara

rinci maupun menyebutkan hal penting suatu produk anyaman pandan itu

saja. Dengan adanya brosur, secara tidak langsung konsumen ikut

menyebarkan iklan dalam brosur tersebut. Brosur cukup membantu untuk

mengkomunikasikan produk kepada konsumen dengan efektif. Hal ini

sebagaimana dikemukakan oleh Ibu Linda Wati kepada peneliti sebagai

berikut:

“Misalnya ada seseorang yang ditugaskan untuk membawa brosur

anyaman pandan KUB Radesta ke kantor-kantor misalnya,

kemudian brosur tersebut ditaruh di meja, lalu ada orang lain yang

melihatnya, kemudian begitulah seterusnya.”84

Berdasarkan keterangan wawancara di atas, dapat diketahui bahwa

brosur memainkan peranan yang penting dalam proses pengenalan produk

kepada konsumen. Berdasarkan pengamatan peneliti muatan daripada

84

Humas KUB Radesta, Linda Wati, 12 Februari 2017, Pukul 19:35 WIB

Page 64: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

52

brosur yang di konsep oleh KUB Radesta memuat seluruh produk.85

Iklan

brosur masuk dalam iklan lini bawah, arinya iklan yang dibuat dengan

media khusus. Dalam brosur tersebut, iklan produk anyaman pandan KUB

Radesta hanya memberi informasi tentang poin penting dari produk

anyaman pandan tersebut.

Menurut peneliti, informasi yang diberikan dalam brosur tersebut

masih kurang. Seperti pilihan warna yang tersedia, ukuran produk, dan

kegunaan produk belum terakomodir dalam brosur tersebut. Dengan

memberikan informasi secara spesifik, maka hal itu dapat membuat

konsumen lebih tertarik untuk membeli produk, dan konsumen tidak

menjadi kecewa ketika sudah membeli dan menggunakan produk. Brosur

diproduksi 1.000 eksemplar setiap kali produksi, brosur akan habis sekitar

dua sampai tiga bulan pasca produksi brosur.86

2. Promosi Penjualan

Promosi penjualan yang dilakukan oleh anyaman pandan KUB

Radesta dapat dikelompokkan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai

oleh organisasi yang mana diantaranya adalah:

a. Promosi Kepada Pelanggan

Promosi penjualan yaitu promosi yang bertujuan untuk

mendorong konsumen untuk membeli. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Ketua KUB Radesta yang memberikan informasi

kepada peneliti sebagai berikut:

85

Observasi tanggal 13 Februari 2017 86

Observasi tanggal 14 Februari 2017

Page 65: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

53

“Promosi dibidang penjualan mungkin sering kita lakukakan

melalui promosi lewat diskon, harga murah dan sebagainya,

tapi itu semua tergantung kepada situasi dan kondisi. Kira-kira

semacam inilah yang kita gunakan.”87

Berdasarkan hasil penelitian, promosi kepada pelanggan yang

dilakukan oleh KUB Radesta adalah dengan membarikan diskon 10%

atau dengan cara membagi-bagikan cindera mata berupa mainan kunci,

tempat pena yang terbuat dari anyaman pandan bagi pelanggang yang

mampir untuk melihat-lihat produk di KUB Radesta tersebut.88

Promosi kepada pelanggan dengan memberikan diskon 10%

dan atau dengan membagikan sovenir biasanya dilakukan dengan

meminta pelanggan untuk berfoto selfie di digerai penjualan produk

anyaman pandan KUB Radesta. Kegiatan atau strategi ini menarik,

karena konsumen yang berfoto selfie tersebut dapat membantu

mempromosikan produk anyaman pandan KUB Radesta dengan cara

membagikan foto-foto tersebut kepada teman atau keluarganya

masing-masing melalui media sosial.

Orang yang ditandai akan membaca mengenai informasi yang

ditandai di akun sosial medianya. Dengan membaca informasi tersebut,

seseorang bisa terpengaruh untuk mencari tahu tentang anyaman

pandan KUB Radesta. Dan sekaligus juga terpengaruh untuk membeli

produk yang diatawarkan oleh KUB Radesta tersbut.89

87

Keua KUB Radesta, Ibu Samsidar, 15 Februari 2017, Pukul 17:00 WIB 88

Observasi tanggal 15 Februari 2017 89

Observasi tanggal 16 Februari 2017

Page 66: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

54

Menurut pendapat peneliti, kegiatan promosi penjualan

menggunakan diskon dan pembagian sovenir sudah cukup baik.

Karena dalam hal ini pihak KUB Radesta menggunakan media

internet sosial media fecebook dan twitter, sehingga hal tersebut

dapat menjangkau anak remaja dan dewasa yang mayoritas

menggunakan sosial media tersebut.90

b. Promosi Bisnis

Promosi bisnis KUB Radesta dilakukan dengan menjalin

relasi kepada beberapa stakeholder yang dapat menunjang kegiatan

pemasarana produk anyaman pandan tersebut. Terkait akan hal ini

diperoleh informasi dari Ibu Linda Wati sebagai berikut:

“Terus hubungan dengan masyarakat itu untuk membangun

kerjasama, seperti melalui taravel agen untuk sarana promosi

dan kerjasama pula dibangun kepada toko oleh-oleh yang

berada di sekitar KUB Radesta ini dengan travel agen kita

memberi fee sebesar 10%.”91

Berdasarkan wawancara di atas, diketahui bahwa pihak KUB

Radesta akan memberikan fee sebesar 10% untuk travel agent yang

membawa rombongan ke KUB Radesta. Dengan menggunakan fee

sebesar 10% untuk pihak taravel agen, maka hal tersebut akan

menjadikan kerjasama yang baik, karena akan sama-sama

menguntngkan untuk kedua pihak, dari KUB Radesta sendiri

90

Observasi tanggal 17 Februari 2017 91

Humas KUB Radesta, Linda Wati, 17 Februari 2017, Pukul 12:00 WIB

Page 67: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

55

mendapatkan keuntungan penjualan, dan dari pihak agen travel juga

mendapat keuntngan berupa fee sebesar 10%.92

Sedangkan mekanisme pemasaran dan kerjasama yang dijalin

PR kepada toko-toko di wilayah sekitar Jambi ini, dijalinlah

kerjasama berupa konsinyasi. Artinya produk anyaman pandan

dititipkan untuk dijual di toko oleh-oleh dengan harga dan syarat

yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Pihak KUB Radesta

mendapatkan keuntungan dari penjualan, karena diberi kemudahan

yakni tidak perlu menjual langsung kepada konsumen, sehingga

terciptalah konsumen-konsumen baru. Sedangkan dari pihak toko

mendapat keuntungan dari penjualan anyaman pandan dengan

kesepakatan dan syarat-syarat yang disepakati bersama, dan pihak

toko tidak perlu membeli produk anyaman KUB Radesta.

3. Memaksimalkan Fungsi Public Relations

Relasi publik terus dijalin dengan baik oleh KUB Radesta. Dan

ini merupakan tanggung jawab pokok dari PR KUB Radesta itu sendiri.

Peranan ini sebagaimana disampaikan oleh Ibu Linda Wati kepada

peneliti sebagai berikut:

“Jadi memang kita bekerjasama juga dengan yang lain untuk

meningkatkan kapasitas pemasaran anyaman pandan ini, kita

melalui media promosi. Media promosi mungkin melalui koran,

melalui radio, televisi, dan atau majalah. Kalau anyaman pandan

masuk televisi dan koran itu sebgai bentuk liputan, mereka para

wartawan mencari berita.”93

92

Observasi tanggal 18 Februari 2015 93

Humas KUB Radesta, Ibu Linda Wati, 16 Februari 2015, Pukul 19:00 WIB

Page 68: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

56

Berdasarkan hasil penelitian hubungan masyarakat yang

dilakukan oleh KUB Radesta adalah dengan hubungan per (press

relation), yaitu dengan cara memberikan informasi yang pantas dimuat

di surat kabar dan majalah yang digunakan. Media cetak yang ada

mengulas tentang produk anyaman pandan seperti kegunaan, daya tahan

produk, keunikanya dan lain sebagainya.94

Menurut analisa peneliti, KUB Radesta telah melakukan faktor-

faktor yang mendukung dalam mempengaruhi kosnumen, seperti

kegiatan membuat press release untuk media massa sudah sangat baik.

Karena ditampilkan atau diliput oleh media lokal sehingga menjangkau

pasar yang lebih luas, dan berita yang ditambahkan berdasarkan sumber

yang relevan. Dengan adanya faktor tersebut dapat mempengaruhi sikap

konsumen untuk membeli produk. Sedangkan untuk variabel bobot,

perubahan sikap akan lebih terpengaruh, karena dengan ditampilkanya

berita tentang anyaman pandan KUB Radesta pada media nasional,

berarti tingkat kepercayaan terhadap produk anyaman pandan KUB

Radesta akan semakin bertambah.95

4. Pameran Produk Anyam Pandan KUB Radesta (Penjualan Personal)

Berdasarkan pengamatan peneliti, penjualan personal yang

dilakukan oleh PR KUB Radesta yaitu dengan membuat stand

penjualan seperti di beberapa tempat keramaian. Seperti di toko-toko,

mengikuti acara pamaran, dan lain sebagainya. Dalam penempatan

94

Observasi tanggal 17 Februari 2017 95

Observasi tanggal 18 Februari 2017

Page 69: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

57

stand penjualan, KUB Radesta memilih tempat-tempat yang ramai

dikunjungi oleh khalayak. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar semkin

banyak masyarakat yang melihat produk, dan tertarik untuk

membelinya. Berikut penuturan Ibu Linda Wati kepada peneliti:

“Dengan mengikuti pameran dan bazaar, produk anyaman

pandan KUB Radesta dapat menambah pasar baru, karena di

pameran dan bazaar terdapat berbagai macam barang produksi

yang beraneka ragam. Hal tersebut membuat produk anyaman

pandan KUB Radesta dapat memperluas pasar ke konsumen

yang baru.”96

Berdasarkan pengamatan peneliti penjualan personal lebih

efektif karena penjual dan pembeli dapat bertemu langsung. Penjual

dapat langsung menawarkan, menjelaskan produk anyaman pandan

tersebut dan membujuk supaya calon konsumen membeli produk.

Sementara itu di sisi lain, pembeli dapat menanyakan secara langsung

tentang produk anyaman pandan tersebut dan melihat bentuk produk

secara langsung. Strategi komunikasi seperti ini tentu saja dapat

menambah konsumen baru yang belum mengetahui produk tersebut

sebelumnya. Berikut penuturan salah satu pembeli produk anyaman

pandan KUB Radesta:

“Tadinya cuma jalan-jalan ke Sabak, masuk ke desa-desanya

karena pengen tahu suasananya, terus kami mampir ke salah

satu stand usaha rumahan, saya coba beli produk tasnya untuk

dipakai jalan-jalan sekalian.”97

96

Humas KUB Radesta, Ibu Linda Wati, 19 Februari 2017, Pukul 17:49 WIB 97

Konsumen KUB Radesta, Ibu Lisnawati, 20 Februari 2017, Pukul 15:00 WIB

Page 70: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

58

Berdasarkan wawancara peneliti dengan konsumen tersebut,

dapat diketahui bahwa strategi komunikasi yang dibangun oleh PR

KUB Radesta sudah cukup baik dalam melakukan penjualan personal,

perusahaan berusaha mendekatkan diri dengan konsumen, produk

ditampilkan dengan nyata (bukan gambar) dan dapat berinteraksi

langsung antara penjual dan pembeli. Dengan penjualan personal

sedemikian rupa maka hal itu dapat menambah kepercayaan konsumen,

karena kegiatan penjualan personal dilakukan di tempat yang sudah

terpercaya dengan membuat stand penjualan.98

5. Pemasaran Produk dengan Menggunakan Sosial Media

Berdasarkan analisis dokumentasi peneliti, pemasaran yang

dilakukan oleh KUB Radesta adalah dengan cara menggunakan media

teknologi untuk menyebarluasksn produk kepada masyarakat. Media

yang dimaksud adalah facbook dan twiter. Hal ini dilakukan karena

media memang sedang populer di tengah-tngah masyarakat. Dengan

sosial media, dapat mencakup beberapa orang dalam sekali melakukan

komunikasi. Penjualan langsung yang digunakan oleh PR KUB Radesta

adalah dengan cara membuat postingan tentang produk anyaman

pandan KUB Radesta dan menandai akun facebook yang sudah

berteman dengan akun facebook KUB Radesta.99

Penjualan langsun dengan menggunakan sosial media yakni

twitter yang dilakukan oleh KUB Radesta yaitu dengan mention akun

98

Observasi tanggal 21 Februari 2017 99

Observasi tanggal 27 Februari 2017

Page 71: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

59

twitter yang menulis kata anyaman pandan. Dengan menggunakan fitur

search nantinya akan keluar hasil apa saja kata yang ditulis dengan

bagitu PR KUB Radesta menjadi tidak salah kirim dalam melakukan

promosi produk anyaman pandan KUB Radesta tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti, pemasaran melalui media

sosial lebih aktif dibandingkan dengan promosi dan pengenalan produk

melalui penjualan langsung atau mendirikan stand penjualan. Hal

dilakukan dengan alasan karena menggunakan media sosial akan

membuat hubungan dengan konsumen menjadi lebih dekat. Penjual dan

konsumen dapat berinteraksi langsung dengan melalui sosial media

tersebut.

B. Faktor Penghambat KUB Radesta dalam Menerapkan Strategi

Pemasaran Produk

Dari hasil penelitian di lapangan dketahui bahwa KUB Radesta

menjual produknya dengan berbagai cara diantaranya adalah: berdasarkan

pensanan, dijual sendiri ke daerah pasaran, dibeli oleh pedagang perantara,

dijual sendiri ke daerah pasaran, dan dibeli oleh pedagang perantara.100

Adapun usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan

jalan meningkatkan mutu, menjalin kerjasama, mengadakan promosi,

menjalin kerjasama dan meiningkatkan mutu, dan meningkatkan mutu

mengadakan promosi.101

Persebaran daerah pemasaran bertujuan untuk

mengetahui seberapa jauh daerah pemasaran hasil produksi anyaman pandan

100

Observasi tanggal 28 Februari 2017 101

Observasi tanggal 29 Februari 2017

Page 72: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

60

KUB Radesta. Tanpa adanya proses pemasaran, maka hasil produksi akan

menumpuk serta menyebabkan kemacetan dalam proses produksi.

Daerah pemasaran terbesar adalah Kabuapaten/Kota di wilayah

Provinsi Jambi. Hal dikarenakan jarak tempuh yang tidak memakan waktu

yang cukup lama. Untuk wilayah pemasaran lainya seperti di luar kota dan

provinsi, maka konsumen akan datang langsung ke KUB Radesta adatu

melalui paket.102

Meskipun peranan yang telah dilaksanakan oleh PR KUB Radesta

berlangsung dengan cukup baik, namun peranan yang dibangun bukan tanpa

halangan. Masih banyak kendala yang dihadapi oleh bagian PR Kuab

Radesta. Setiap kegiatan biasanya berkaitan dengan hambatan atau

permasalahan. Hambatan dapat berasal dari faktor intern dan ekstern. Dalam

industri kecil dan menengah seperti anyaman pandan KUB Radesta ini

ternyata hambatan yang dihadapi berbeda-beda. Hambatan tersebut antara

lain berkisar tentang modal, pemasaran, dan bahan baku. Berdasarkan

pengamatan peneliti, dapat disimpulkan bahwa faktor penghambat yang

dominan adalah dari segi pemasaran. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa

hambatan yang menjadi akar persoalanya yaitu persaingan harga, persaingan

antar pengusaha, desain produk yang kurang, kurangnya promosi, kurangnya

fasilitas pemerintah, kurangnya informasi mengenai trend pasar.103

Berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan di lapangan,

ditemukan adanya kelemahan KUB Radesta dalam mengidentifikasi khalayak

102

Observasi tanggal 01 Maret 2017 103

Observasi tanggal 02 Maret 2017

Page 73: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

61

sasaran. Padahal seorang PR perlu untuk mengidentifikasi khalayak sasaran

yang mungkin adalah calon pembeli potensial. Di dalam kegiatan

mengidntifikasi khalayak diperlukan tiga kegiatan yaitu penentuan pasar

sasaran, penentuan pasar sasaran, dan penentuan posisi pasar. Berdasarkan

keterangan dari Ibu Linda Wati, kendala KUB Radesta dalam hal ini terletak

pada aspek penentuan posisi pasar. Berikut keterangan beliau:

“Pada dasarnya peranan perusahaan itu lebih kepada aspek penentuan

posisi pasar atau disebut pula dengan positioning. Hanya saja untuk

melakukan hal tersebut KUB Radesta belum didukung oleh sarana dan

prasarana yang memadai. Saya sendiri kalau ingin mempromosikan

produk masih harus merental ke warnet, seandainya KUB Radesta

memiliki sarana komputer dan modemnya maka tentu aktivitas ini

akan dapat direspon dengan baik oleh kami selaku pengurus KUB

Radesta.”104

Berdasarkan keterangan wawancara di atas diketahui bahwa Ibu

Linda Wati selaku anggota KUB Radesta merasa kalau sarana dan

prasarana sebagai alat penunjang kerja divisi humas masih belum

memeadai sehingga kinerja kehumasan untuk organisasi berjalan seperti

biasanya. Kendala ini merupakan kendala mengenai sarana dan prasarana

yang masih terbatas dan terbatasnya jumlah alat kehumasan yang dimiliki

oleh KUB Radesta.

Peneliti juga menemukan faktor penghambat berjalanya kinerja

kehumasan KUB Radesta adalah dikarenakan adaya pandangan bahwa

organisasi menganggap elemen komunikasi sebagai aktivitas terpisah dari

pemasaran. Sedangkan filosofi pemasaran saat ini menekankan pentingnya

104

Humas KUB Radesta, Linda Wati, 03 Maret 2017, Pukul 18:00 WIB

Page 74: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

62

keterpaduan antara keduanya untuk meraih kesuksesan anyaman pandan

KUB Radesta.105

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, diketahui bahwa Ibu

Linda Wati yang menjabat sebagai anggota KUB Radesta memiliki

pendidikan formal tamata SLTA. Beliau memang tidak memiliki

spseifikasi di bidang elektronik secara mendalam seperti mengirim email.

Pengetahuan hanya terbatas pada promosi melalui facebook dan twitter.

Hal ini menjadi salah satu faktor penghambat berjalanya tugas kehumasa

di KUB Radesta tersebut. Hal ini sebenarnya diakui dan disadari oleh

Ketua KUB Radesta yaitu Ibu Syamsidar yang menyatakan kepada

peneliti:

“Masih minimnya kualitas SDM yang dimiliki PR KUB Radesta

memang masih berada pada jenjang pendidikan SLTA. Selama ini

beliau hanya bekerja sebatas yang mampu beliau kerjakan.

Kegiatan promosi dan relasi publik memang kami serahkan kepada

beliau karena beliau masuih muda dan energik. Hanya saja

memang kalau mengoperasikan teknologi secara canggih belau

memiliki kualifikasi pendidikan sebagai dokter. Oleh seba itu, hal

ini memang menjadi perhatian kami, supaya kedepanya kegiatan

promosi dan relasi publik untuk memperkenalkan produk kepada

konsumen bisa lebih optimal.”106

Berdasarkan pernyataan beliau tersebut diketahui bahwa kualifikasi

pendidikan untuk pekerjaan kehumasan di KUB Radesta memang masih

belum memadahi. Oleh sebab itu hal ini perlu untuk dibenahi dengan baik.

105

Observasi tanggal 03 Maret 2015 106

Ketua KUB Radesta, Ibu Syamsidar, 10 Maret 2015, Pukul 10:00 WIB

Page 75: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

63

C. Upaya KUB Radesta dalam Mengatasi Faktor Penghambat dan

Tantangan MEA

1. MEA dan Tantangannya

Indonesia kini tengah berpacu dengan waktu dalam menyambut

pelaksanaan pasar bebas Asia Tenggara atau biasa disebut dengan

Masyarakat Ekomoni Asean (MEA) yang akan dimulai pada tahun 2015.

Sejalan dengan pesatnya dinamika hubungan antar bangsa di berbagai

kawasan, ASEAN menyadari pentingya integrasi negara-negara di Asia

Tenggara pada pertemuan informal para kepala negara ASEAN di Kuala

Lumpur tanggal 15 Desember 1997 disepakati ASEAN Vision 2020 yang

kemudian ditindaklanjuti dengan pertemuan di Hanoi. Pertemuan ini

menghasilkan Hanoi Plan of Action yang isinya adalah menginginkan

berorientasi ke luar, hidup berdampingan secara damai, dan menciptakan

perdamaian internasional.

Beberapa agenda kegiatan yang akan dilaksanakan untuk

merealisasikan visi 2020 adalah dengan meningkatkan kualitas SDM,

ekonomi, lingkungan, sosial, teknologi, hak cipta intelektual, keamanan

dan perdamaian,serta turisme melalui serangkaian aksi bersama dalam

bentuk hubungan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan diantara

negara-negara anggota ASEAN.

Kesepakatan bersama untuk mengintegrasikan berbagai negara

ASEAN di (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunai

Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos, dan Myanmar) yang masng-masing

Page 76: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

64

memiliki latar belakang yang berbeda secara sosiologis dan ideologi

politik maupun ekonomi.107

Nilai-nilai dalam globalisasi yang

terimplementasi dalam MEA 2015 diantaraya adalah:108

1. Kualitas produk barang dan jasa

2. Kualitas SDM yang mempunyai kompetensi unggul dan profesional

3. Kualitas manajemen yang menerapkan standarisasi sistem dan nilai-

niali modern yang mengedepankan efesiensi, efektivitas, dan

transparani.

4. Mobilitas uang, barang, dan orang yang bebas dari hambatan dan tanpa

batas

5. Terfokus pada kekuatan daya saing nasional (kualitas barang, jasa, dan

manusia)

Dengan diberlakukanya MEA 2015, diharapkan dapat memberikan

dampak yang positif diantaranya sebagai berikut:109

1. Terbukanya pasar untuk produk-produk ekspor di ASEAN

2. Kemudahan untuk mengakses modal investasi antar negara ASEAN

3. Kemudahan memperoleh barang dan jasa yang diproduksi di luar

negara kita.

4. Meningkatnya kegiatan pariwisata, mobilitas orang, dan uang yang

tinggi serta perbahan sistem kehidupan masyarakat.

107

Khabib Alia Akhmad, “Strategi CIU Untuk Memenangi Persaingan Perdangan Asia” Jurnal

Ekonomi (Karanganyar: t.p., t.t), hlm. 279 108

Ibid. 109

Ibid.

Page 77: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

65

Demikianlah empat hal positif dari adanya MEA. Akan tetapi, tidak

hanya dampak postif yang ditimbulkan, melainkan di sisi lain juga

memunculkan dampak negatif yang terjadi dengan adanya MEA 2015,

diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Hilangnya pasar produk ekspor karena kalah bersaing karena harga dan

kualitas produk dibanding dengan negara lain,

2. Banjir produk impor di pasaran dalam negeri akan mematikan usaha-

usaha di negara.

3. Kemungkinan adanya spekulasi di sektor keuangan yang bisa

menghancurkan stabilitas suatu negara.

4. Masuknya SDM dari negara lain yang berkualitas, dan profesional yang

akan menggusur tenaga kerja dalam negeri.110

Ada kecemasan dalam menyongsong MEA. Ini adalah sikap yang

wajar jika dilihat MEA dengan kesapan masyarakat Indonesia menghadapi

persaingan dibandingkan dengan negara anggota ASEAN yang lainya.

Kecemasan tentu menjadi hal yang wajar terhadap pembentukan MEA

mengingat selama ini belum semua masyarakat mengetahui apa itu MEA.

Hasil survey di lima kota besa (Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan

Pontianak) menunjukkan bahwa pemangku kepentingan baik pemerintah

pusat, pemerintah daerah, akademisi, mapun masyarakat di negara ini

masih rendah pemahaman dan pegetahuanya terhadap MEA.111

110

Ibid. 111

Boys. S. Bakri, “Kesiapan Indonesua Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asena 2015 dari

perspetif daya saing mansional.” ISEI Provinsi Riau, Edisi, Vo; I Januari : , hlm. 21

Page 78: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

66

Saat komitmen ditandatangai selalu dilandasi dengan keyakinan

tentang kseiapan kita untuk bersaing dengan mitra ekonomi tersebut.

Namun saat waktu pelaksanaan sudah dekat, hampir selalu dan ketergesa-

gesaan yang muncul. Hal yang memperihatinkan adalah sosilisasi dan

evaluasi dak ada yang kurang genar sehingga para pemangku kepentingan

banyak yang tidak mengetahui secara jelas berbagai skim perdanganan

Dengan demikian tidak ada persiapan matang mengenai

kompetensi bebas tersebut. Dengan demikian tidak ada persiapan

menghadapi kompetensi bebas tersebut. Barulah menjelang saat

dilaksanakan organisasi di Indonesia ini seperti kalang kabut saja untuk

menyiapkan diri. Semntara sebagian pesaing sudah bekerja keras jauh di

depan dengan berbagai strategi untuk memenangkan atau mendapatkan

keuntungan besar dari keperurukan integrasi keilmuan yang dihadapai.112

Tantangan MEA itu bisa dijawab juga bisa tidak. Bagaimana bisa

unggul di pasar dalam negeri intinya adalah mengapa saya tidak

mempunyai skill dan mampu bertahan ditengah pasaran domestik lainya.

Dalam menganalisis kendala-kendala yang dihadapi yang dihadapi oleh

perusahaan semakin besar, maka peluangnya lebih besar pula.113

Survey BPS pada tahun 2005 menunjukkan bahwasanya

permasalah nutaman yang dihadapi oleh sebagian besar kelompok dari

kelompon usaha ini adalah keterbatasan modal dan kesulitan pemasaran.

Dalam hal pemasaran, biasanya memiliki sumber-sumber daya untuk

112

Observasi tanggal 05 April 2017 113

Observasi tanggal 05 April 2017

Page 79: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

67

mengetahui, mncari dan mengambangkan atau memperluas pasar-pasar

mereka sendiri.

2. Upaya KUB Radesta dalam Menghadapi MEA

Salah satu persoalan yang dihadapi Indonesua adalah daya saing.

Daya saing di Indonesia berbeda jauh di bawah Siangapuran dan Malaysia.

Hasil penelitian Bank Indonesia terkait daya saing di sektor mikro

memeperlihatkan juga bahwa Indonesia masih berada di bawah Singapura,

Malaysia, dan Thailand.

Pelaku usaha dituntut untuk segera berbenah jika tidak ingin

tertinggal dalam persaingan bebas. Efisiensi dan produksi dan kreativitas

menjadi kata kunci dalam bersaing. Dalam persaingan bisanya dibutuhkan

hubungan, promosi, dan relasi publik yang erat. Itu artinya suatu

organisasi masa depan membutuhkan kinerja kehumasan yang baik. Oleh

sebab itu, strategi yang jitu oleh KUB Radesta menjadi sebuah hal yang

urgen untuk menjawab tantangan MEA. Beberapa upaya perlu dilakukan

untuk menghadapi MEA antara lain adalah sebagai berikut:

a. Peningkatan Kompetensi PR KUB Radesta

Ketua BPP Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia

(Perhumas) yakni Prita Kemal Gani menuturkan agar tenaga kerja

lokal, terutama humas tidak kehilangan pekerjaanya, mereka harus bisa

bersaing dengan tenaga kerja dari luar. Berikut penuturan beliau dalam

sebuah media cetak:

Page 80: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

68

“Tenaga kerja yang berkecimpung di Humas harus memiliki

standar kompetensi, misalnya mereka harus memiliki

kompetensi dalam perencanaan program public relation,

kemampuan riset, analisis situasi, serta menganalisis media.”114

Berdasarkan pendapat Prita di atas dapat diketahui bahwasanya

Humas memegang peranan penting dalam aspek kemajuan suatu

organisasi. Betapa pentingnya kinerja humas tersebut, maka sudah

barang tentu profesi tersebut membutuhkan kompetensi yang baik.

Dalam dunia MEA nanti, maka persaingan dalam profesi tersebut

sangat ketat. Oleh sebab itu PR KUB Radesta hendaknya memiliki

kompetensi menganalisis situasi, dan menganalisis media jika ingin

KUB Radesta tetap eksis di tengah persaingna global.

Sejumlah negara seperti Singapura, Philipina, Malaysia,

Thailand, Vietnam, Brunei, dan Myamnmar sangat berat aturanya dan

ketat dalam menyandang profesi humas. Jika PR KUB Radesta tidak

mengikuti trand perkembangan ini, maka bisa jadi posisi PR tersebut

tidak memiliki kinerja yang berjalan dengan baik, karena kalah bersaing

dengan pola kerja PR asing yang datang dari negara tetangga.115

Oleh sebab itu, menghadapi MEA, maka PR KUB Radesta dapat

merespon tantangan ini dengan memanfaatkan wadah ASAN PR

Network yang menjadi tempat bagi seluruh profesi Humas dari seluruh

114

K14-87, Humas Satukan Visi Hadapi MEA “Semarang Metro, Edisi Sabtu, 22 November

2014” Kolom Gerbang Metropolitan, hlm. 23 115

Ibid.

Page 81: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

69

ASEAN. Hal ini dilakukan agar negara-negara ASEAN saling

menganal dan bersatu. ASEAN PR Network merupakan wadah bagi

profesi seluruh humas di setiap negara.116

Ketua BPC Perhumasan Semarang yakni Ibu Eriyati Riyanto

mengatakan bahwa paling tidak setiap humas di Indonesia ini memiliki

sertifikasi kehumasan sebagai bukti bahwa ia memiliki skill kehumasan

untuk menghadapi MEA tersebut.

b. Pengembangan SDM PR Melalui Teknologi Informasi

Teknologi Informasi (TI) merupakan bentuk teknologi yang

digunakan untuk menciptakan, menyimpan, mengubah, dan

menggunakan informasi dalam segala bentuknya. Melalui pemanfaatan

teknologi informasi ini, perusahaan mikro, kecil, maupun menengah

seperti KUB Radesta. Pemanfaatan teknologi dalam menjalankan usaha

dikenal dengan istilah e-commerce. KUB Radesta melalui PR-nya dapat

melakukan transaksi dengan cepat tanpa kertas. Pemanfaatan internet

misalnya dapat memungkinkan UMKM melaukan pemasaran dengan

tujuan pasar global, sehingga peluang menembus ekspor terbukan

dengan luas.

Berdasarkan keterangan Ibu Santi kepada peneliti menuturkan

bahwa upaya ke arah itu sudah mulai dilakukan oleh pimpinan KUB

Radesta. Ibu Samsidar selaku ketua telah mengambil tindakan untuk

menyuruh para pegawainya, khususnya pada bagian PR untuk

116

Ibid.

Page 82: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

70

mengambil kursus komputer. Hal ini dilakukan untuk menjawab

tantangan yang semakin kompleks dan akan semakin kompleks pula

ketika MEA sudah berlaku di Indonesia. Informasi Ibu Sani adalah

sebagai berikut:

“Pihak pimpinan KUB Radesta alhamdulillah sudah mulai

memperhatikan masalah pendidikan skill komputer bagi PR, dan

anggota lainya. Kami diberikan kesempatan untuk mengikuti

kursus komputer. Adapun biaya untuk kursus separuh ditanggun

oleh KUB Radesta dan yang separuh lagi biaya pribadi.”117

Berdasarkan keterangan di atas diketahui bahwasanya upaya

kursus komputer sudah dilaksanakan dan berjalan selama dua bulan ini.

Meskipun demikian, ilmu komputer yang telah dipelajari selama dua

bulan ini masih belum cukup untuk memahirkan para anggota KUB

Radesta. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat yakni level

pedidikan formal anggota KUB Radesta yang hanya lulus SLTA pada

angkatan tahun 1980-an yang ketika itu belum diajarkanya komputer di

sekolah masing-masing. Keluhan ini peneliti temukan setelah berdialog

dengan Ibu Liani sebagai berikut:

“Kami sudah mendapatkan kursus di bidang komputer, tapi

nampaknya selama dua bulan kursus berlangsung, kami masih

belum bisa menguasai teknologi tersebut. Karena memang sulit

memahaminya. Maklum ketika saya SMA dahulu pelajaran

komputer belum diberikan, jadi yah bagi saya komputer itu

semacam sesuatu yang aneh. Mungkin butuh waktu lebih lama

lagi untuk belajar.”

Berdasarkan wawancara di atas diketahui bahwasanya faktor

level pendidikan juga mempengaruhi penguasaan para anggota KUB

117

Anggota KUB Radesta, Santi, 01 April 2017

Page 83: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

71

Radesta dalam memahami ilmu komputer dan memanfaatkanya untuk

kepentingan usaha anyaman pandan tersebut.

Berdasarkan pengamatan peneliti faktor usia juga

mempengaruhi kemampuan anggota KUB Radesta dalam memahami

ilmu komputer tersebut. Khususnya pada jabatan PR. Hal ini ditambah

pula dengan kondisi status mereka yang adalah Ibu Rumah Tangga

(IRT) tentu menjadi sulit membagi waktu untuk disiplin mengikuti

kursus komputer. Dan hal ini menambah kesulitan bagi anggota untuk

memahami pentingnya ilmu komputer atau TI bagi proses kelancaran

usaha anyaman pandan tersebut, terkait hal ini, Ibu Linda Wati

mengatakan:

“Saya sudah berusaha membagi waktu untuk konsentrasi

mengikuti kursus komputer tersebut. Memang saya paham akan

pentingnya itu apalagi untuk menyongsong MEA. Akan tetapi

sebagai IRT saya kadang harus mengikuti acara suami

berkunjung ke ruamah mertua, dan mengajak anak jalan-jalan ke

rumah kakek neneknya, dan hal ini lah yang membuat kadang

saya ndak bisa hadir tepat waktu sewaktu jadwal kursus

berlangsung.”118

Demikianlah pandangan Ibu Linda Wati kepada peneliti yang

menyampaikan alasan mengapa pelajaran kursus komputer tersebut

sulit untuk dia kuasai dengan baik. Namun demikian berdasarkan

wawancara diketahui bahwa Ibu Linda Wati menyadari betul bahwa

sebagai anggota KUB Radesta ia memang perlu untuk menguasai

komputer dalam menyongsong MEA.

118

Humas KUB Radesta, Linda Wati, 02 April 2017, Pukul 19:00 WIB

Page 84: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

72

Berdasarkan pengamatan peneliti, hal postif yang diperoleh

dengan memanfaatkan jaringan internet dalam mengembangkan usaha

adalah dapat mempertinggi promosi produk anyaman pandan dan

layanan melalui kontak langsung, kaya informasi, dan interaktif dengan

pelanggan. Kemudian dapat menciptakan satu saluran distribusi bagi

produk anyaman pandan. Dan bermanfaat pula dalam hal biaya

pengiriman informasi ke palanggan lebih hemat jika dibandingkan

dengan paket atau jasa pos. Dan bermanfaat pula untuk menerima dan

mengirim informasi sangat singkat hanya dalam hitungan menit atau

bahkan detik.119

c. Kemampuan Loby KUB Radesta Terhadap Pemerintah

Menurut Ibu Samsidar selaku ketua KUB Radesta, beliau

mengatakan bahwasanya dalam menghadapi MEA sebuah organisasi

bisnis sangat membutuhkan informasi akurat dan cepat. Untuk

kebutuhan ini, memang harus diperlukan seorang Humas yang

kompeten. Begitu pentingnya sinergisatas organisasi itu sehingga

kehadiranya akan membawa manfaat besar bagi sebuah organisasi itu

sendiri. Terkait dengan hal ini, Ibu Samsidar mengatakan sebagai

berikut:

“Informasi pasar yang lengkap dan akurat dapat dimanfaatkan

oleh KUB Radesta untuk membuat perencanaan usaha secara

tepat. Misalnya membuat desain produk yang sesuai dengan

konsumen, menentukan harga yang bersaing di pasar,

mengetahuo pasar yang akan dituju, dan banyak manfaat lainya.

Oleh karena itu KUB Radesta sangat perlu untuk menjalin

119

Observasi tanggal 02 April 2017

Page 85: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

73

kerjasama dan komunikasi dengan pihak pemerintah untuk

memperoleh akses jaringan pemasaran.”120

Berdasarkan pengamatan peneliti dan wawancara di atas dapat

diketahui bahwa sisi positif yang diperoleh dengan adanya pemikiran

demikian adalah KUB Radesta akan memiliki kemudahan dalam

mempromosikan dan mengkomunikasikan produk anyaman pandan

kepada konsumen dengan baik baik di dalam maupun di luar negeri.

Selama ini, KUB Radesta lebih banyak melakukan pameran-pameran

bersama dalam waktu dan tempat yang terbatas, sehingga hubungan

maupun transaksi dengan konsumen kurang bisa dijamin

keberlangsunganya. Hal ini dikarenakan adanya batasan antara jarak

yang jauh atau kendala intensitas komunikasi yang kurang. Padahal

faktor komunikasi dalam menjalankan bisnis adalah sangat penting.

Karena dengan komunikasi akan membuat ikatan emosional yang kuat

dengan pelanggan yang sudah ada juga memungkinakan datangnya

palanggan baru.121

d. KUB Radesta Melakukan Analisis SWOT

Dalam usaha mengembangkan dan meningkatkan kualitas suatu

produk diperlukan suatu analisa untuk mengetahui gambaran mengenai

potensi yang dimiliki sentra industri dan peluang yang yang mungkin

terjadi (analisa internal), serta permasalahan dan ancaman (analisa

eksternal) yang perlu ditangani dan dipecahkan. Analisa ini juga

120

Ketua KUB Radesta, Ibu Samsidar, 04 April 2017, Pukul 14:39 WIB 121

Observasi tanggal 05 April 2017

Page 86: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

74

bermanfaat agar sentra industri kecil dapat menyusun strategi dalam

menjalankan usahanya di masa yang akan datang.

1) Analisa Internal (Kekuatan dan Kelemahan)

Dalam analisa internal tersebut meliputi aspek kekuatan,

dan kelemahan. Yang dimaksud dengan analisa internal dan

eksternal tersebut adalah pengamatan peneliti mengenai kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki oleh KUB Radesta dalam

menjalankan perananya dalam pemasaran produk anyaman pandan

tersebut. Adapun kekuatan yang dimiliki oleh KUB Radesta adalah

sebagai berikut:122

a. Lokasi Kecamatan Muara Sabak Barat cukup srategis, yakni di

antara kota Kuala Tungkal dan Provinsi Jambi.

b. Kondisi alam subur dan asri dikarenakan terletak di daerah

pegunungan dan lembah dan dilalui sungai.

c. Tersedianya infrastruktur berupa jalan aspal yang

menghubungkan Kecamatan Muara Sabak Barat dengan

Kabupaten Kota di Provinsi Jambi, bahkan sampai ke pelosok

desa-desa.

d. Jalan desa dalam kondisi baik untuk pencapaian ke sentra-

sentra kerajinan.

e. Perajin cukup terampil dalam menjalankan tugas-tugas mereka.

f. Sifat bahan sangat rama lingkungan dan bisa di daur ulang.

122

Observasi tanggal 30 Maret 2017

Page 87: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

75

g. Bahan baku pandan mudah dibudidayakan.

h. Memiliki keunikan tersendiri dalam hal teknik produksi yaitu

teknik dasar menganyam yang hanya dapat dilakukan secara

manual.

i. Tampilan visual (tekstur) produk yang indah dikarenakan hasil

pola anyaman.

Demikianlah sembilan buah analisis yang dapat peneliti

deskripsikan dalam skripsi ini menganai aspek keuatan dari KUB

Radesta. Sedangkan aspek kelemahanya, berdasarkan pengamtan

peneliti terdapat sepuluh hal yaitu sebagai berikut:123

a. Tingkat pendidikan rendah mengakibatkan pengetahuan

tentang pemasaran dan desain (apresiasi) masih rendah.

b. Diversifikasi dan desain produk juga masih rendah.

c. Masih bersifat industri rumahan, belum menuju arah disiplin

industri.

d. Budaya plagiat produk di antara perajin yang masih ditolerir

e. Tidak berfungsinya koperasi.

f. Sistem peminjaman modal yang rumit dan bunga tinggi.

g. Mahalnya biaya penelitian dan pengembangan bagi perajin

kecil.

h. Penghasilan perajin tidak sebandung dengan pedagang.

123

Observasi tanggal 29 Maret 2017

Page 88: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

76

i. Sifat bahan yang rentan terhadap jamur dan perusakan

serangga.

j. Sifat bahan yang lemah untuk konstruksi dasar produk perlu

bantuan bahan lain seperti katron, kain, dan lain-lain.

2) Analisa Eksternal (Peluang dan Ancaman)

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, KUB

Radesta memiliki beberapa peluang yang baik untuk masa yang

akan datang. Peluang tersbut antara lain adalah sebagai berikut:124

a. Desain produk jenis kerajinan yang selalu diminati pasar akan

nilai inovasinya dan kekhasanya sebagai produk kerajinan.

b. Daya beli pasar meningkat.

c. Minat masyarakat dunia pada bahan ramah lngkungan

meningkat.

d. Kemungkinan pasar luar negeri terbuka lebar.

e. Sifat bahan memiliki kemampuan untuk mengikui trend yang

sifatnya situasional.

Demikianlah dalam pandangan peneliti, ada setidaknya

lima hal yang menjadi peluang bagi eksistensi KUB Radesta di

masa yang akan datang. Sedangkan ancaman terhadap eksistensi

KUB Radesta antara lain adalah:

124

Observasi tanggal 28 Maret 2015

Page 89: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

77

a. Siklus kerja perajin yang kadangkalan merangkap dengan

profesi lain sehingga mengakibatkan terhambatnya proses

produksi anyaman pandan itu sendiri.

b. Berkembangnya mutu produk berbahan anyaman pandan dari

negara lain seperti Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Amerika

Latin.

c. Budaya plagiat yang mengakibatkan life cycle produk menjadi

pendek.

d. Sifat bahan tidak sekuat bahan komposit seperti plastik dan

logam, bahkan dengan bahan kuliat yang mengakibatkan

penurunan nilai pada faktor kekuatan.

e. Sifat bahan yang dalam pengerjaanya tidak dapat digantikan

dengan mesin untuk mengejar jumlah produksi yang besar.

Demikianlah lima buah hal yang dalam pengamatan peneliti

menjadi segi ancaman dalam proses eksistensi produk tersebut di

lapangan. Dalam tahapan ini, KUB Radesta merupakan kelompok usaha

bersama yang cukup kuat bertahan dan menjaga eksistensinya. Hal ini

dibuktikan dengan masih berlangsungnya kegiatan produksi anyaman

pandan di KUB Radesta hingga sekarang.

Page 90: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan beberapa hal

penting sebagai berikut:

1. Strategi-strategi KUB Radesta dalam pemasaran produk adalah dengan

jalan: pemanfaatan brosur, melakukan kegiatan promosi penjualan dan

bisnis, memaksimalkan divisi humas KUB Radesta untuk aktif dalam

memeperkenalkan produknya kepada masyarakat, mendafarkan produk-

produk anyaman dalam setiap event-event pameran, serta menggunakan

media sosial sebagai penyebaran info produk.

2. Adapun hambatan yang dihadapi oleh KUB Radesta dalam usaha

penerapan strategi pemasaran produk anyaman pandan adalah dikarenakan

adanya beberapa faktor yaitu: PR KUB Radesta yang belum memiliki

kualifikasi pendidikan kehumasan, kurangnya sarana dan prasarana

penunjang promosi, dan masih adanya persepsi bahwa pekerjaan promosi

tersebut bukanlah kegiatan inti dalam suatu organisasi seperti halnya

kegiatan produksi.

3. Upaya-upaya yang telah dilakukan oleh KUB Radesta dalam upayanya

mengatasi kendala penerapan starategi pemasaran dan tantangan MEA

adalah dengan jalan sebagai berikut: meningkatkan kompetensi humas

Page 91: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

79

KUB Radesta untuk lebih gencar dalam melakukan kegiatan promosi,

melakukan loby-loby kepada pihak pemerintah, melakukan peningkatan

dan pengembangan SDM yang ada pada setiap anggota KUB Radesta

sehingga kinerja KUB Radesta berjalan dengan efisien, melibatkan

kegiatan perusahaan dengan memanfaatkan media teknologi informasi,

serta melakukan evaluasi dengan analisis SWOT secara berkala.

B. Saran-saran

Setelah melakukan penelitian, maka peneliti menyarankan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Peran pemerintah dan pihak swasta sangat diharapkan. Karena dengan

adanya peran pemerintah dan pihak swasta, diharapkan KUB Radesta

dapat berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Dengan adanya industri

rumahan, diharapkan perekonomian dapat tercipta satu peluang usaha baru

yang mandiri, dan mampu bertahan dengan persaingan global.

2. KUB Radesta diharapkan dapat secara terus menerus mengembangkan

setiap produknya dalam rangka eksistensiya terlebih di era perdangan

bebas menjelang MEA (Masyrakat Ekonomi Asean).

3. Diperlukan adanya pembinaan yang berkelanjutan dan secara berkala pada

perajin anyaman pandan KUB Radesta khususnya mengenai kemampuan

berinovasi. Pentingnya sosialisasi mengenai apresiasi desain kepada

perajin sebagai penambah wawasan dan bekel pengetahuan untuk

pengembangan dan diversifikasi produk.

Page 92: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

80

4. Pentingnya sosialisasi mengenai kemampuan membaca kebutuhan dan

seleras pasar. Dilaksanakanya program wajib kerja praktek lapangan oleh

mahasiswa jurusan ekonomi khususnya di Kelurahan Rano.

5. Usaha mikro merupakan satu kegiatan yang strategis sehingga perlu

mendapatkan penanganan yang serius baik oleh pihak pemerintah, maupun

masyarakat secara bersama-sama. Tujuan pengembangan usaha kecil

adalah pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat yang pada

giliranya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.

6. Pelatihan kehumasan harus sering diadaka bagi pimpinan KUB Radesta

agar semakin mengetahui fungsi dan tugasnya dalam organisasi dan

dengan demikian, organisasi dapat berjalan dengan baik.

C. Kata Penutup

Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam karena atas petunjuk dan

Ridha-Nya, peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan segala usaha yang

maksimal, walaupun terdapat beberapa rintangan dan hambatan yang dihadapi

tetapi kesemuanya itu penulis anggap sebagai tantangan dalam meraih ilmu

dan kesuksesan.

Dalam hal ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnan dan mungkin terdapat beberapa kekeliruan yang penulis tidak

sadari sewaktu dalam penulisan. Oleh karena itu peneliti mengharapkan saran

dan kritik yang konstruktif dari seluruh pembaca guna penyempurnaan skripsi

ini di masa yang akan datang.

Page 93: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

81

Semoga apa yang dihasilkan oleh peneliti pada hari ini menjadi suatu

ibadah dalam mensyukuri nikmat Allah SWT. Akhir kata, peneliti tutup

dengan ucpan shalawat dan salam serta pujian bagi Rasulullah SAW.

Jambi, Desember 2017

Peneliti,

TAUFIK IKSAN

Page 94: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

DAFTAR PUSTAKA

1. Literatur

Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: C.V. Mikraj Khazanah, 2013).

A.A Miftah, Zakat Antara Tuntunan Agama Dan Tuntunan Hukum, (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007).

Abdul Fatah Idris, Abu Ahmadi, Fikih Islam, Cet Ke-3, ( Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2004).

Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, Ed. 1 ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2007).

Ali Homsan, Arya Hadidharmawan dkk, Indikator Kemiskinan dan Misklasifikasi

Orang Miskin, CetKe 1 (Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia,2015).

Alie Yafie, Menggagas Fiqh Sosial, Cet Ke1 (Bandung: Penerbit Mizan,2010).

Andi Prastowo, Memahami Metode-metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz

Media).

Danim, Sudarwan , Prosedur Penelitian.(Jakarta: Rineka Cipta 2016).

Page 95: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

Fakhruddin, Fiqh & Manajemen Zakat di Indonesia, Cetakan I. (Malang: UIN-

Malang Press, 2008).

Iskandar, Metodologi Penelitian Pendidikan Sosial Kualitatif Dan Kuantitatif.

(Jakarta: Pustaka Press, 2008).

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Roskadakarya,

2014).

Mardani, Hukum Islam: Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf, Cet Ke-1, (Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti, 2016).

Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007).

Mudrajad Kuncoro, Dasar-dasar Ekonomi Pembangunan, Edisi 5, (Yogyakarta:

UPP STIM YKPN 2010).

Muh Sjarief Sukandy, Bulughul maram, Cetakan ke-10 (Bandung: PT. Alma’arif,

1993).

Rifki Muhammad, Akutansi Keuangan Syariah: Konsep dan Implementasi PSAK

Syari’ah,(Yogyakarta: P3EI Press).

Rozalinda, Ekonomi Islam Teori dan Aplikasinya pada Aktivitas Ekonomi,

Cetakan Ke-1, ( Jakarta: PT Rajawali Press, 2014).

Sapiudin Shidiq, Fikih Kontemporer, Cet Ke-2 ( Jakarta: Kencana, 2017).

Page 96: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

Shaleh al-Fauzan. Fiqih Sehari-hari, Ahli Bahasa oleh Abdul Hayyie Al Khatani

dkk. Cet I. (Depok: Gemma Insani Press, 2005).

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2008).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung:

Alfabeta,cv, 2016).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Ke-25,

(Bandung: Alfabeta,cv, 2017).

Suharmisi Arikunto, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002).

Wanti Sumato, Pedoman Tekhnik Penulisan Skripsi, (Palangkaraya: 1998).

Yulizar D. Sanrego, Fiqih Tamkin (Fiqih Pemberdayaan), (Jakarta: Qisthi Press,

2016).

Zulkifli, Rambu-rambu Fiqh Ibadah, CetKe-1 ( Yogyakarta: Kalimedia, 2017).

2. Sumber Lain

A. A. Miftah, Pembaharuan Zakat Untuk Pengentasan Kemiskinan Di Indonesia,

2008, Jurnal: Pembaharuan Zakat Untuk Pengentasan Kemiskinan. Vol. VII,

No. 14.

Page 97: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

Ahmad Atabik, Peranan Zakat Dalam pengentasan Kemiskinan, 2015, Jurnal:

Zakat dan Wakaf, Vol.2, No.2

Ali Amin, Pendistribusian Dana Zakat Untuk Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat (Studi Kasus Badan Amil Zakat Daerah Kota Jambi), Skripsi:

Fakultas Syariah, Institut Agama Islam Sulthan Thaha Saifuddin Jambi,

2014.

Andriyanto, Irsyad, Strategi Pengelolaan Zakat dalam Pengentasan kemiskinan.

Jurnal Zakat, Infaq, Shadaqah, 2011 Volume 19, Nomor 1

Devialina Puspita, Pengaruh Pendayagunaan Zakat Terhadap Keberdayaan dan

Pengentasan Kemiskinan Rumah Tangga. Skripsi: Fakultas Pertanian,

Institut Pertanian Bogor, 2008.

Firmansyah, Zakat Sebagai Instrumenn Pengentasan Kemiskinan Dan

Kesenjangan Pendapatan, 2013, Jurnal: Ekonomi dan Pembangunan, Vol 21, No

2.

Hasti Ernawati, Zakat Sebagai Sarana Pengentasan Kemiskinan (Studi Kasus di

Lembaga Amil Zakat “Bina Umat Mandiri” Kabupaten Ngawi), Skripsi:

Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, 2008.

Musa Al Jundi, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Provinsi-

Provinsi Di Indonesia, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas

Diponegoro, 2014.

Nur Ahmad, Pengentasan Kemiskinan Melalui Pemberdayaan Zakat, 2015 Jurnal:

Vol. 2, No.1

Page 98: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

Nurmawati, Nunung, jurnal:Model pengukuran, permasalahan, dan alternatif

kebijakan, Kemiskinan, 2008 Volume 10, No 1

Robi Irawan, Peran Badan Amil Zakat (BAZNAS) Kota Jambi Dalam Mengurangi

Kemiskinan Di Kota Jambi, Skripsi: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam,

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, 2017.

www.jambiekspres.co.id, Akses 20 April 2018.

Yogi Citra Pratama, Peran Zakat Dalam Penanggulangan Kemiskinan (Studi

Kasus: Program Zakat Produktif Pada Badan Amil Zakat Nasional), 2015

Jurnal: Vol. 1 No. 1, Hal 94.

ZakyRamadhan, Peran Baznas Dalam Pengentasan Kemiskinan Di Daerah

Istemewa Yogyakarta, Skripsi: Fakultas Syariah Dan Hukum, UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta, 2016.

Page 99: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Gambar 1

Gedung KUB Radesta yang Terletak di Kelurahan Rano

Kabupaten Tanjung Jabung Timur

Gambar 2

Peneliti tengah melakukan wawancara

kepada Pimpinan KUB Radesta

Gambar 3

Berbagai hasil produksi kerajinan anyaman

pandan KUB Radesta

Page 100: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

IPD (INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA)

JUDUL:

PANDUAN OBSERVASI

Peneliti membuat catatan lapangan dan atau mendokumentasikan hasil

observasi dalam bentuk gambar dan atau video dengan menggunakan instrumen

yang telah dipersiapkan berupa form catatan lapangan untuk setiap point observasi

di bawah ini. Adapun daftar aspek-aspek observasi yang dimaksud adalah sebagai

berikut:

NO ITEM OBSERVASI

1 Keadaan sarana dan prasarana KUB Radesta;

2 Kedisiplinan pegawai KUB Radesta;

3 Struktur organisasi KUB Radesta;

4 Visi dan Misi KUB Radesta;

5 Batas wilayah geografis dan alamat lengkap KUB Radesta;

6 Pola kerja staff KUB Radesta;

7 Tantangan kerja staff KUB Radesta;

8 Objek pengamatan lainya yang relevan;

“STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA

(KUB) RADESTA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN (MEA)”

Page 101: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

PANDUAN WAWANCARA

Peneliti merekam seluruh sesi wawancara kepada informan menggunakan

recorder. Adapun butir-butir soal sebagai pedoman wawancara adalah sebagai

berikut:

NO SASARAN INFORMAN BUTIR PERTANYAAN

1 Wawancara kepada Ketua

KUB Radesta

Apakah tujuan dari adanya promosi penjualan

yang dilakukan KUB Radesta?

Berapa jumlah divisi di KUB Radesta ini?

Berapa jumlah staff yang terlibat aktif dalam

KUB Radesta?

Bagaimana dengan jam kerja di KUB Radesta?

Apakah kualitas SDM di KUB Radesta sudah

cukup memadai?

Apakah langkah khusus KUB Radesta dalam

menghadapi tantangan MEA?

Apakah ada kebijakan KUB Radesta untuk

memberikan pelatihan komputer kepada para

staf untuk menunjang dan menyongsong

MEA?

Bagaimana dengan kemampuan lobi kepada

pihak pemerintahan?

2 Wawancara kepada Apa usaha yang dilakukan KUB Radesta untuk

Page 102: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

Kepala PR KUB Radesta menunjang kelancaran kegiatan produksi?

Seberapa penting kerjasama dengan

stakeholder dilakukan untuk menunjang

kegiatan produksi?

Peran-peran apa saja yang diambil oleh PR di

KUB Radesta?

Apakah produk-produk KUB Radesta pernah

dipajang dalam sebuah bazar dan

semacamnya?

Apakah KUB melakukan kegiatan promosi via

online?

Apa saja hambatan yang dijumpai oleh KUB

Radesta dalam kegiatan pemasarannya?

Khusus untuk kegiatan promosi via online, apakah

ada kendala-kendala khusus?

Apa saja upaya yang sudah pihak PR lakukan untuk

mengantisipasi kendala-kendala promosi produk

KUB Radesta?

Apakah pihak manajemen KUB Radesta termasuk

PR melakukan analisis tertentu sebelum mengambil

kebijakan?

Apa saja yang PR lakukan untuk menghadapi

tantangan MEA?

3 Wawancara Kepada Darimanakah anda mendapatkan informasi

Page 103: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …

PANDUAN DOKUMENTASI

Penelitian ini akan mendokumentasikan beberapa hal yaitu sebagai berikut:

NO ITEM YANG AKAN DIDOKUMENTASIKAN

1 Peneliti meminta dokumen berupa profil KUB Radesta;

2 Peneliti mendokumentasikan kegiatan wawancara kepada informan;

3 Peneliti mendokumentasikan batas wilayah kantor KUB Radesta;

4 Peneliti mendokumentasikan sarana di kantor KUB Radesta;

5 Peneliti mendokumentasikan prasarana di kantor KUB Radesta;

6 Peneliti mendokemntasikan aktivitas staff KUB Radesta;

7 Peneliti mendokumentasikan hal-hal yang dianggap perlu.

Konsumen KUB Radesta mengenai produk-produk KUB Radesta?

Apakah anda pernah menjumpai produk-

produk KUB Radesta dalam sebuah pameran,

bazar, dan atau semacamnya?

Apakah anda senang dengan produk-produk

KUB Radesta?

Page 104: STRATEGI PEMASARAN KELOMPOK USAHA BERSAMA (KUB) …