strategi komunikasi kementerian agama republik...
TRANSCRIPT
STRATEGI KOMUNIKASI
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
DALAM MENSOSIALISASIKAN
APLIKASI “HAJI PINTAR”
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)
oleh:
Farhan Surya Fajriansyah
NIM. 11140510000151
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/ 2018 M
i
ABSTRAK
Farhan Surya Fajriansyah
Strategi Komunikasi Kementerian Agama Republik
Indonesia Dalam Mensosialisasikan Aplikasi “Haji Pintar”.
Dalam usaha meningkatkan pelayanan kepada jamaah haji,
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
(PHU) Kementrian Agama Republik Indonesia melakukan
pengembangan aplikasi berbasis smartphone atau ponsel pintar
dengan merilis aplikasi “Haji Pintar” pada tahun 2015. Dari data
yang tercatat pada google play store aplikasi “Haji Pintar”
tersebut sudah diunduh oleh sekitar 100 ribu orang. Jumlah
pengunduh aplikasi “Haji Pintar” belum menyeluruh kepada
jamaah, melihat dari jumlah porsi haji dan pengunduh aplikasi
tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana formulasi
strategi yang dilakukan Kementerian Agama Republik Indonesia
dalam mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”? Kedua,
bagaimana implementasi strategi yang dilakukan Kementerian
Agama Republik Indonesia dalam mensosialisasikan aplikasi
“Haji Pintar”? Dan bagaimana evaluasi strategi yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
teori Fred R. David bahwa strategi meliputi tiga tahapan yaitu:
formulasi strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif kualitatif. Yaitu metode penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa paradigma konstruktivis
yang berlandaskan pada ide bahwa realitas bukanlah bentukan
yang objektif, tetapi di konstruksi melalui proses interaksi dalam
kelompok, masyarakat dan budaya.
Hasil penelitian ini menampilkan bahwa Kementerian
Agama Republik Indonesia dalam mensosialisasikan aplikasi
“Haji Pintar” dengan berdasarkan tiga tahapan. Pertama,
formulasi strategi dengan melihat unsur unsur dalam formulasi,
seperti mengembangkan tujuan yaitu untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kepada jamaah, dengan melihat peluang yaitu
ii
jamaah yang akan menggunakan aplikasi “Haji Pintar” dan
ancaman eksternal yaitu adanya aplikasi lain serupa dengan
aplikasi “Haji Pintar”. Terakhir, memilih strategi yaitu press
release, sounding, melalui internet seperti website, dan sosialisasi
melalui media social resmi milik Kementerian Agama Republik
Indonesia seperti twitter, facebook, dan instagram. Kedua, tahap
implementasi strategi, yaitu menjalankan strategi yang sudah
dirumuskan. Terakhir, evaluasi strategi, melakukan evaluasi
disetiap tahunnya bersama Direktur, pimpinan Direktorat Jendral
dan evaluasi bersama staff ahli Menteri.
Kata kunci: Strategi, Komunikasi, Kementerian Agama,
Sosialisasi, Haji Pintar.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Segala Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberi, berkat,
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan hasil penelitian ini menjadi sebuah skripsi yang
berjudul “Strategi Komunikasi Kementerian Agama Republik
Indonesia dalam Mensosialisasikan Aplikasi Haji Pintar”.
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan
baginda Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, para
sahabat serta seluruh pengikutnya yang senantiasa menjadi
rahmat bagi seluruh alam.
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan
sebagai salah satu persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Sosial
(S.Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa selama masa perkuliahan, penelitian,
penyusunan, penulisan sampai masa penyelesaian skripsi ini
penulis banyak mendapat bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak baik dari keluarga, sahabat, teman, dan berbagai pihak
lainnya yang telah banyak berjasa bagi penulis. Oleh karena itu,
iv
pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Dekan Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Dr. Suparto, M.Ed., Ph D. sebagai Wakil Dekan I, Ibu
Dr. Raudhonah, MA. sebagai Wakil Dekan II, Bapak Dr.
Suhaimi, M.Si. sebagai Wakil Dekan III, Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Masran, MA, sebagai Ketua Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam merangkap Dosen Penasehat Akademik
KPI Kelas D angkatan 2014 dan Ibu Fathurokhmah, M.Si,
selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan
memudahkan segala urusan mereka.
4. Bapak H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM, sebagai Dosen
pembimbing skripsi yang secara ikhlas dan sabar
memberikan pemahaman, petunjuk, dan arahan baik kepada
peneliti dalam proses penyusunan skripsi ini. Semoga Allah
v
memberikan kesehatan dan limpahan rezeki dan keberkahan
kepadanya.
5. Kepada seluruh Dosen dan Staf Tata Usaha Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, atas segala pengetahuan dan pengalaman berharga
sehingga penulis bisa menyelesaikan studi di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
6. Kedua orang tua saya Bapak Abdurahman dan Ibu Erna
Fitria yang selalu memberi do’a, kasih sayang dan memberi
semangat kepada penulis agar dapat menyelesaikan studi S1
dengan baik dan menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakak saya, saudara Rafi Kurniawan yang membantu,
memberi informasi, memberi semangat kepada penulis agar
dapat menyelesaikan studi S1 dengan baik.
8. Bapak H. Cecep Nursamsi, M.Si, selaku Kepala Seksi
Pelayanan Transportasi Udara Subdirektorat Transportasi dan
Perlindungan Jamaah Haji Reguler Direktorat Pelayanan Haji
Dalam Negeri Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
vi
Terimakasih telah memberikan banyak masukan dan arahan
kepada penulis.
9. Bapak Dr. H. Ihsan Faisal BR Rohman, S.Th.I, M.Ag.
Selaku Kepala Seksi Subdirektorat Akomodasi Haji
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia. Terimakasih atas kesediannya menjadi
narasumber dan telah memberikan data untuk melengkapi
penelitian ini. Terimakasih telah memberikan banyak
masukan dan arahan kepada penulis.
10. Bapak H. Fitsa Baharuddin, S. Kom, selaku Kepala Seksi
Pelayanan Akomodasi Subdirektorat Akomodasi Haji
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama
Republik Indonesia. Terimakasih atas kesediannya menjadi
narasumber dan telah memberikan data untuk melengkapi
penelitian ini.
11. Bapak H. Abduh Dhiya’ur Rahman, S.Kom, M.Si, selaku
Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Akomdasi
Subdirektorat Akomodasi Haji Direktorat Pelayanan Haji
vii
Luar Negeri Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Terimakasih atas kesediannya menjadi narasumber dan telah
memberikan data untuk melengkapi penelitian ini.
12. Kepada saudari Putri Nur’aini Multazam yang selalu
memberikan doa, dukungan, perhatian dan tidak henti
memberikan semangat kepada penulis dalam setiap proses
penyelesaian skripsi ini.
13. Kepada keluarga besar mahasiswa Komunikasi dan
Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan
2014. Semoga silaturahmi kita akan tetap terjaga.
14. Kepada seluruh teman-teman Kelas KPI D angkatan 2014
yang telah memberikan semangat di masa perkuliahan.
15. Sahabat sejak kuliah, Raga Arrizallu Panjaitan, Muhammad
Bayu Tama, Rizki Aris Munandar, R. Alfin Pradana, Waqid
Setyo, Ridmargus Wanys, Muhammad Zemil Ghairi, Donny
Erlambang Ressu, Bayu Setiawan, Abdul Rouf, Thoriqul
Anwari, Nurikhsan Aldi Pradana, Venny Adella, Risna
Meidina, Vrilisya Widya Sarah, Fenny dan Raden Siti Poppy
Purwita. Terimakasih selalu setia membantu dan memberikan
viii
motivasi kepada peneliti dimasa perkuliahan sampai
penulisan skripsi ini selesai.
Mohon maaf untuk seluruh pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi rasa terimakasih
penulis atas bantuannya selama ini.
Akhirnya penulis mengucapkan mohon maaf jika banyak
terjadi kesalahan dan kekhilafan yang penulis yang penulis
pernah lakukan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Jakarta, 30 Agustus 2018,
Farhan Surya Fajriansyah
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK .....................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................. iii
DAFTAR ISI .................................................................................ix
DAFTAR TABEL .........................................................................xi
DAFTAR BAGAN ..................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Pembatasan Masalah .......................................................... 7
C. Rumusan Masalah .............................................................. 7
D. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 8
F. Metodologi Penelitian ........................................................ 8
G. Tinjauan Pustaka .............................................................. 15
BAB II LANDASAN TEORITIS ................................................ 18
A. Strategi Komunikasi ......................................................... 18
B. Sosialisasi Aplikasi Haji Pintar ........................................ 39
BAB III GAMBARAN UMUM .................................................. 45
A. Sejarah Berdirinya Kementerian Agama Republik
Indonesia .......................................................................... 45
B. Visi dan Misi ................................................................... 61
x
C. Struktur Organisasi Direktorat Jendral Penyelenggaraan
Haji dan Umrah ................................................................ 63
D. Kode Etik Pegawai ........................................................... 63
E. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Agama
Republik Indonesia........................................................... 64
F. Tugas dan Fungsi Direktorat Jendral Penyelenggaraan
Haji dan Umrah ................................................................ 65
G. Tugas dan Fungsi Subdirektorat Akomodasi Haji ........... 66
H. Alamat Kementerian Agama Republik Indonesia............ 67
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA ............................. 68
A. Formulasi Strategi ............................................................ 70
B. Implementasi Strategi....................................................... 78
C. Evaluasi Strategi............................................................... 95
BAB V PENUTUP ..................................................................... 104
A. Kesimpulan .................................................................... 104
B. Saran ............................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 107
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Perkembangan Fitur Aplikasi Haji Pintar ................... 99
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Struktur Organisasai Dirjen PHU ............................... 63
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Aplikasi Haji Pintar .................................................... 5
Gambar 4.1 Aplikasi Serupa ........................................................ 74
Gambar 4.2 Aplikasi Serupa ........................................................ 74
Gambar 4.3 Pemberitaan Televisi setelah Press Release............. 80
Gambar 4.4 Pemberitaan Televisi setelah Press Release............. 80
Gambar 4.5 Pemberitaan Tribunnews setelah Press Release ...... 81
Gambar 4.6 Sosialisasi di website resmi Kementerian Agama
Republik Indonesia....................................................................... 83
Gambar 4.7 Sosialisasi melalui akun facebook resmi Kementerian
Agama Republik Indonesia .......................................................... 84
Gambar 4.8 Sosialisasi melalui akun twitter resmi Kementerian
Agama Republik Indonesia .......................................................... 85
Gambar 4.9 Sosialisasi melalui akun instagram resmi
Kementerian Agama Republik Indonesia .................................... 86
Gambar 4.10 Manfaat Fitur pada Aplikasi ................................... 87
Gambar 4.11 Login Aplikasi ........................................................ 88
Gambar 4.12 Fitur Jadwal Penerbangan ...................................... 89
Gambar 4.13 Fitur Informasi Konsumsi ...................................... 90
Gambar 4.14 Fitur Kegiatan Selama Berhaji ............................... 91
Gambar 4.15 Fitur Informasi Nilai Tukar Mata Uang ................. 92
Gambar 4.16 Fitur Informasi Jadwal Sholat ................................ 93
Gambar 4.17 Fitur Terjemahan Bahasa ....................................... 94
Gambar 4.18 Aplikasi Haji Pintar 2015 ....................................... 98
Gambar 4.19 Aplikasi Haji Pintar 2016 ....................................... 98
Gambar 4.20 Aplikasi Haji Pintar 2017 ....................................... 98
xiv
Gambar 4.21 Aplikasi Haji Pintar 2018 ....................................... 98
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dapat
meningkatkan kinerja dan memungkinkan berbagai kegiatan
dapat dilaksanakan dengan cepat, tepat, dan akurat.
Perkembangan teknologi informasi memperlihatkan
bermunculannya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada
teknologi, diantaranya e-government, e-commerce, e-
education, e-medicine, e-laboratory, dan lain sebagainya.
Fungsi utama pemerintah adalah memberikan
pelayanan, menyelenggarakan pembangunan dan
menyelenggarakan pemerintahan untuk mengatur dan
mengurus masyarakatnya, dengan menciptakan ketentraman,
ketertiban dan menyejahterakan masyarakatnya.1
Kementerian Agama bertugas untuk menyelenggarakan
fungsi pemerintahan dalam pembimbingan dan pengelolaan
fungsi administratif dari kegiatan keagamaan di Indonesia
dan menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang agama.
Salah satu tugas Kementerian Agama Republik Indonesia
yaitu meningkatan kualitas penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah yang trasparan dan akuntabel untuk pelayanan ibadah
haji yang prima.2
1
Herdiyansyah, Komunikasi dan Pelayanan Publik, (Yogyakarta:
Gava Media, 2015), h. 15. 2 https://kemenag.go.id/home/artikel/42942 Diakses pada tanggal 20
Maret 2018.
2
Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam. Sebagai
bentuk ibadah, tata cara pelaksanaan haji harus sesuai dengan
perintah Allah dan dilakukan seperti yang dicontohkan oleh
Rasulullah Shollallaahu „Alaihi wa Salam. Jika prosesnya
tidak dilakukan dengan benar dan salah satu dari rukunnya
terabaikan, maka ibadah hajinya dianggap tidak sah. Hukum
haji adalah fardu ain, yakni wajib sekali seumur hidup bagi
setiap muslim yang mampu. Kewajiban ini telah disebutkan
di dalam Alquran, surat Ali Imron, ayat 97, sebagai berikut:
ولله على ٱلناس حج ٱلب يت من ٱستطاع إليه
لمي ومن كفر فإن ٱلله غن عن ٱلع سبيلا “Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah
adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi
orang–orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana.
Barangsiapa mengingkari (kewajibannya) haji, maka
ketahuilah bahwa Allah Mahakaya (tidak memerlukan
sesuatu) dari seluruh alam.”
Dalam ayat ini Allah swt mewajibakan kepada manusia
untuk mengunjungi Baitullah manakala mereka memiliki
kemudahan untuk menunaikannya. Jika mereka tidak mau,
maka itu adalah sikap kufur. Ayat ini menyatakan masalah
kewajiban haji secara umum kepada semua manusia.
3
Terkait dengan segala urusan Haji di Indonesia, yang
bertanggung jawab dan bertugas dalam bidang Haji di
Indonesia adalah Direktorat Penyelenggara Ibadah Haji dan
Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Republik
Indonesia. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan
Umrah mempunyai tugas yaitu merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
penyelenggaraan haji dan umrah.3
Dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan kepada
jamaah haji, Subdirektorat Akomodasi Haji, Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah Kementrian
Agama Republik Indonesia khususnya Subdirektorat
Akomodasi Haji melakukan peluncuran aplikasi berbasis
smartphone android atau ponsel pintar dengan merilis
aplikasi “Haji Pintar” yang dirilis sejak 2015. Aplikasi ini
diharapkan dapat memudahkan jamaah dalam mendapatkan
informasi seputar ibadah haji. Selain panduan dan informasi
pelaksanaan ibadah haji, aplikasi Haji Pintar ini juga memuat
beberapa fitur yaitu informasi tahun keberangkatan jamaah
haji, lokasi pemondokan di Makkah dan Madinah, informasi
konsumsi, informasi cuaca, informasi rute bus shalawat,
informasi kesehatan, serta memuat informasi tentang jadwal
keberangkatan kloter, doa-doa, serta Informasi layanan
pengaduan.4
3 https://kemenag.go.id/home/artikel/42941 Diakses pada tanggal 20
Maret 2018. 4 https://kemenag.go.id/berita/read/504974/kemenag-rilis-aplikasi-
haji-pintar-generasi-tiga Diakses pada tanggal 20 Maret 2018.
4
Aplikasi Haji Pintar ini harapkan dapat digunakan
secara menyeluruh kepada jamaah haji yang tersebar di
seluruh provinsi Indonesia. Selain itu, aplikasi ini diharapkan
dapat digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat seperti
pedesaan, perkotaan secara menyeluruh, baik jamaah usia
muda maupun lanjut usia. Sesuai dengan keterangan Bapak
H. Fitsa Baharuddin, yaitu sebagai berikut:
“Rentang usia pengguna kita sih ga berpatok ya,
karena dominasi umur para jamaah Haji sekarang ini ya
bermacam-macam lah, sekarang yang penting menggunakan
Handphone Android dan bisa akses internet. Kalau usia kita
ga ada batasan karna kan bermacam-macam usia yang
berangkat Haji.”
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan
kuota haji untuk tahun 2015 yaitu 168.800 jamaah.5 Tahun
2016 untuk Indonesia dan seluruh negara sama seperti tahun
lalu. Kuota Indonesia sebanyak 168.800 jamaah.6 Kepastian
mengenai jumlah kuota haji Indonesia tahun 2017 telah
terjawab dengan terbitnya Keputusan Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017 tentang
Penetapan Kuota Haji Tahun 1438H/2017M. Pemerintah
telah menetapkan dan membagi kuota nasional 2017 menjadi
kuota masing-masing provinsi. Kuota nasional ditetapkan
oleh Menteri Agama sebanyak 221.000 (dua ratus dua puluh
5 https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-
haji/14/12/11/nget57-kuota-haji-2015-sebanyak-168800-orang Dakses pada
tanggal 20 Maret 2018. 6 http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-
haji/16/03/16/o447id313-menag-kuota-haji-2016-tetap-168800 diakses pada
tanggal 20 Maret 2018.
5
ribu) orang yang terbagi ke dalam kuota haji regular 204.000
(dua ratus empat ribu) orang dan kuota haji khusus 17.000
(tujuh belas ribu) orang.7 Keputusan Menteri Agama (KMA)
tentang Penetapan Kuota Haji Tahun 2018 telah
ditandatangani oleh Menteri Agama. Pada KMA tersebut
ditetapkan kuota jemaah haji Indonesia sebanyak 221.000
orang. Pembagiannya untuk haji reguler 204.000 orang dan
haji khusus 17.000 orang, sama persis dengan tahun 2017
lalu.8
Aplikasi Haji pintar ini dapat diunduh oleh masyarakat
atau jamaah melalui website resmi milik Kementerian Agama
yaitu kemenag.go.id atau google playstore tahun 2015
sampai 2018.
Gambar 1.1
Aplikasi Haji Pintar
Sumber:https://play.google.com/store/apps/details?id=id.go.simpu.ke
menag.hajipintar
7 https://haji.kemenag.go.id/v3/content/kemenag-tetapkan-
kuota-haji-indonesia-2017-capai-221000-jemaah Diakses pada tanggal 20 Maret 2018.
8 https://haji.kemenag.go.id/v3/content/kuota-haji-2018-ditetapkan-
221000-jemaah Diakses pada tanggal 20 Maret 2018.
6
Aplikasi “Haji Pintar” yang dirilis sebenarnya
menyimpan potensi yang luar biasa dalam memandu dan
memberi informasi terkini tentang ibadah Haji kepada
jamaah. Kementerian Agama Republik Indonesia sangat
memudahkan masyarakat untuk memperoleh panduan
tentang Haji kepada Jamaah. Dari data yang tercatat pada
google play store seperti yang tertera pada gambar, aplikasi
“Haji Pintar” tersebut sudah diunduh oleh sekitar 100 ribu
orang. Penggunaan aplikasi ini belum meluas keseluruh
jamaah Haji yang ada di Indonesia jika dilihat dari tahun
dirilisnya aplikasi tersebut dengan jumlah porsi Haji dari
tahun 2016 hingga sampai tahun 2018.
Dengan demikian, penulis sangat tertarik untuk
mengkaji bagaimana strategi sosialisasi atau dengan kata lain
strategi komunikasi yang dilakukan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia dalam mensosialisasikan kepada
jamaah supaya mau untuk menggunakan aplikasi “Haji
Pintar”. Sehingga, layanan yang sangat memudahkan jamaah
untuk mengetahui informasi terkini tentang ibadah tersebut
mampu memandu jamaah dalam melaksanakan persiapan
atau ketika ditanah suci. Munculnya aplikasi “Haji Pintar” ini
diharapkan mempermudah jamaah untuk memperoleh
panduan dan informasi terkait ibadah Haji.
Berdasarkan alasan inilah, penulis tertarik untuk
mengambil penelitian dengan judul “Strategi Komunikasi
Kementerian Agama Republik Indonesia Dalam
Mensosialisasikan Aplikasi Haji Pintar”.
7
B. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah, maka
penulis membatasi kajian ini pada strategi komunikasi yang
diterapkan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia
dalam mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dikaji oleh peneliti
adalah:
1. Bagaimana formulasi strategi yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”?
2. Bagaimana implementasi strategi yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”?
3. Bagaimana evaluasi strategi yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji pintar”?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui formulasi strategi yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
2. Untuk mengetahui implementasi strategi yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
3. Umtuk mengetahui evaluasi strategi yang dilakukan
8
Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan menjadi acuan ilmiah
maupun referensi dalam pengembangan ilmu
komunikasi, khususnya pada tataran kajian strategi
komunikasi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menyumbang ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa Jurusan Komunikasi dan
Penyiaran islam. Serta mahasiswa lain yang berminat
dalam kajian Strategi Komunikasi. Serta diharapkan
dapat membantu Kementerian Agama Republik
Indonesia sebagai bahan evaluasi.
F. Metodologi Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk
mengetahui sementara serta mengetahui pengkajian
dalam mempelajari peraturan-peraturan yang terdapat
dalam penelitian. Ditinjau dari sudut filsafat, metodologi
suatu penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu
menyangkut bagaimana tentang penelitian.9
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif,
yakni peneliti berusaha untuk memahami fenomena
9 Husaini Usman Purnomo dan Setiady Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, Cet. Ke-3 (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000)
9
sedalam-dalamnya dan membentuk pengertian sesuai
dengan makna yang lazim digunakan oleh subjek
penelitian. Dalam hal ini peneliti mengamati gejala pada
keadaan alamiah dan tidak memanipulasi fenomena yang
diamatinya.10
Menurut M. Nazir dalam bukunya, metode
deskriptif kualitatif mempelajari masalah-masalah yang
ada di masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam
masyarakat termasuk tentang hubungan, kegiatan, sikap,
pandangan, serta proses yang sedang berlangsung dan
pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.11
Metode ini memaparkan data dengan
menerangkan, memberi gambaran keadaan dilapangan
secara sistematis dengan fakta-fakta dan dianggap akurat
serta menuangkannya dalam konteks penelitian ini.
2. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kegiatan awal
dalam proses penelitian. Pengertian paradigma menurut
Bogdan dan Biklen adalah sebagai kumpulan longgar
dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep
atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dari
penelitian.12
Paradigma penelitian yang digunakan pada
10
Jumroni dan Suhaimi, Metode-metode Penelitian Komunikasi,
(Ciputat: UIN Jakarta Press, 2006), h. 28. 11
Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h.
55. 12
Kasiram Mohammad, Metodologi Penelitian Kualitatif Kuantitatif,
(Malang: UIN Maliki Press, 2010), h. 37.
10
penelitian ini mengacu pada paradigma konstruktivis.
Litlejohn mengatakan bahwa teori-teori aliran
konstruktivis ini berdasarkan pada ide bahwa realitas
bukanlah bentukan yang objektif, tetapi dikonstruksi
melalui proses interaksi dalam kelompok, masyarakat
dan budaya.13
Jadi Peneliti memilih paradigma konstruktivis
untuk mengetahui bagaimana Kementrian Agama
Republik Indonesia membentuk realitas di masyarakat,
agar tujuan dari strategi komunikasinya dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar” dapat tercapai.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah Subdirektorat
Akomodasi Haji Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia. Sedangkan
objek penelitian ini adalah strategi komunikasi untuk
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
4. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kantor Subdirektorat
Akomodasi Haji Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia Jalan Lapangan
Banteng Barat No.3-4 Jakarta Pusat, 10710.
13
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta:
Wacana Media, 2013), h. 165.
11
5. Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan teknik
analisa data, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik Pengumpulan Data
1) Observasi
Observasi merupakan suatu teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan penelitian secara teliti, serta
pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2002).14
Observasi langsung mengamati
bagaimana tahapan-tahapan strategi komunikasi
yang dilakukan Kementrian Agama Republik
Indonesia dalam mensosialisasikan aplikasi
“Haji Pintar” yaitu dengan cara mengamati
langsung kegiatan yang dilakukan oleh
Kementrian Agama Republik Indonesia.
2) Wawaancara
Wawancara merupakan metode
pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari
sumbernya. Metode pengumpulan data dan
teknik analisis data adalah metode wawancara
14
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013), h. 143.
12
mendalam, observasi, dan dokumentasi.15
Kegunaan wawancara adalah untuk
mendapatkan data dan untuk menguji hasil dari
teknik pengumpulan data lainnya16
Pada teknik
wawancara ini, pertanyaan diajukan kepada
informan, yang telah disiapkan secara lengkap
dan cermat. Akan tetapi cara penyampaian
pertanyaan tersebut dilangsungkan secara
bebas. Dengan demikian sekalipun
pewawancara telah terikat oleh pedoman
wawancara tetapi pelaksanaannya dapat
berlangsung dalam suasana tidak terlalu formal,
harmonis, dan tidak kaku.17
Penelitian ini melakukan wawancara
langsung dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin
selaku Kepala Seksi Pelayanan Akomodasi Haji
Kementerian Agama Republik Indonesia dan
Bapak H. Abduh Dhiya’ur Rahman selaku
Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi
Akomodasi Haji Kementerian Agama Republik
Indonesia. Selain itu, penelitian ini
mewawancarai Ibu Yumanih sebagai calon
15
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2010), cet-4, h.
208.
16
Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian
Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), h. 58.
17
Dudung Abdul Rahman, Pengantar Metode Penelitian,
(Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2003), h. 63.
13
jamaah haji Indonesia. Wawancara ini bertujuan
untuk menggali keterangan yang mendalam
seputar topik yang terkait dengan permasalahan
ini, sehingga peneliti dapat mengumpulkan
informasi.
3) Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kumpulan
sejumlah besar fakta dan data tersimpan. Secara
detail bahan dokumentasi terbagi beberapa
macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi,
buku atau catatan harian, memorial, kliping,
dokumen pemerintahan atau swasta, data di
server dan flashdisk, data tersimpan di website
dan lain-lain.18
Adapun dalam penelitian ini,
peneliti memperoleh melalui dokumen atau
arsip dari Kementerian Agama Republik
Indonesia.
b. Teknik Pengolahan Data
Setelah data sudah terkumpul, pengolahan
data dilakukan dengan pemeriksaan terhadap data
yaitu mengenai kejelasan dan kelengkapan yang
kemudian data dipelajari. Dalam penelitian ini,
peneliti menampilkan dalam bentuk gambar, tabel,
bagan dokumentasi terkait dengan strategi
komunikasi yang diterapkan oleh Kemenag RI
18
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Bumi
Akasra, 2013), h. 175.
14
dalam mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
Pedoman penulisan penelitian ini yaitu
sebagai berikut:
Bab I: PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang
masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika
penulisan.
Bab II: LANDASAN TEORITIS
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai
landasan teori yang digunakan dalam penelitian
yaitu tiga tahapan strategi oleh Fred R. David
(formulasi strategi, implementasi strategi, dan
evaluasi strategi).
Bab III: GAMBARAN UMUM
Bab ini menjelaskan tentang gambaran
umum profil Kementerian Agama Republik
Indonesia. Profil itu sendiri terdiri atas sejarah
berdirinya Kementerian Agama Republik
Indonesia, visi dan misi Kementerian Agama
Republik Indonesia, Struktur Organisasi Direktorat
Jendral (DIRJEN) Penyelenggaraan Haji dan
Umrah (PHU), kode etik pegawai, Kedudukan
tugas dan fungsi Kementerian Agama Republik
Indonesia, tugas pokok dan fungsi Direktorat
Jendral Penyelenggaraan haji dan umrah, tugas dan
15
fungsi Subdirektorat Akomodasi Haji, Alamat
Kementerian Agama Republik Indonesia.
Bab IV: TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini berisi temuan penelitian dan analisis
yang terjadi selama peneliti melakukan observasi
di Kementerian Agama Republik Indonesia.
Bab V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bab terakhir yang berisikan
mengenai hasil kesimpulan dan saran peneliti.
c. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya adalah mengolah hasil
temuan atau data, melalui proses meninjau kembali
berkas-berkas data yang telah terkumpul. Data
yang diperoleh yaitu hasil observasi, wawancara,
serta dokumentasi seperti dokumen dan arsip
Kementerian Agama Republik Indonesia, artikel
berita, dan data dari google playstore. Data yang
diperoleh akan dideskripsikan secara konkret
dengan didukung oleh beberapa hasil temuan studi
pustaka yang kemudian dianalisis.
G. Tinjauan Pustaka
Gilang Kusuma Rukmana menyimpulkan tentang
strategi komunikasi yang diterapkan PT. Arminereka
Perdana Dalam Mempromosikan Program Haji Plus.
Penelitian tersebut mengangkat strategi komunikasi yang
diterapkan untuk mempromosikan program Haji Plus dan
16
Umrah yang dilakukan PT. Aminereka Perdana.19
Sedangkan penelitian ini mengangkat tentang sosialisasi
layanan haji yang berbentuk aplikasi berbasis smartphone
android milik Kementerian Agama Republik Indonesia
untuk jamaahnya.
Ridho Falah Adli menyimpulkan tentang strategi
komunikasi yang diterapkan Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dalam mensosialisasikan fatwa sesat ormas
Gafatar. Penelitian tersebut membahas tentang strategi
komunikasi dalam mensosialisasikan fatwa sesat ormas
Gafatar yang dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI).20
Persamaan dengan penelitian ini yaitu
membahas strategi komunikasi. Perbedaan dengan
penelitian ini yaitu subjek dan objeknya, Ridho meneliti
tentang MUI dengan objek strategi komunikasi untuk
mensosialisasikan fatwa sesat dan menyesatkan ormas
Gafatar di MUI Pusat, sedangkan penulis membahas
tentang sosialisasi “Haji Pintar” milik Kementerian
Agama Republik Indonesia yang disosialisasikan kepada
jamaahnya.
Nany Suryaningsih menyimpulkan tentang strategi
komunikasi Layanan Kesehatan (LKU) di Masjid dalam
19
Gilang Kusuma Rukmana, Strategi Komunikasi PT. Arminereka
Perdana Dalam Mempromosikan Program Haji Plus dan Umrah, Skripsi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2015). 20
Ridho Falah, Strategi Komunikasi Majelis Ulama Indonesia Dalam
Mensosialisasikan Fatwa Sesat Ormas Gafatar, Skripsi Jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2016).
17
mensosialisasikan suatu program wakaf tunai ambulance
plus pada Masjid AN-Nashr Bintaro. Dalam penelitian
tersebut menyimpulkan tentang strategi komunikasi untuk
mensosialisasikan suatu program layanan kesehatan yang
diberikan oleh Masjid An-Nashr Bintaro kepada
masyarakat sekitarnya.21
Perbedaan dengan penelitian ini
yaitu subjek dan objeknya. Nany meneliti strategi
komunikasi LKU dalam mensosialisasikan program wakaf
tunai ambulance plus di Masjid AN-Nashr Bintaro.
Sedangkan penulis strategi komunikasi yang diterapkan
oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
kegiatan mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”.
21
Nany Suryaningsih, Strategi Komunikasi Layanan Kesehatan
(LKU) Dalam Mensosialisasikan Program Wakaf Tunai Ambulance Plus di
Masjid AN-Nashr Bintaro, Skripsi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, 2013).
18
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Strategi Komunikasi
1. Strategi
a. Pengertian Strategi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), disebutkan bahwa strategi adalah Ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa-
bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu
diperang dan damai, atau rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1
Kata strategi berasal dari akar kata bahasa
Yunani strategos yang secara harfiah berarti “seni
umum”, kelak term ini berubah menjadi kata sifat
strategia berarti “keahlian militer” yang belakangan
diadaptasikan ke dalam lingkungan bisnis modern.
Kata strategos bermakna sebagai:
1) Keputusan untuk melakukan suatu tindakan
dalam jangka panjang dengan segala akibatnya.
2) Penentuan tingkat kerentanan posisi kita dengan
posisi para pesaing (ilmu perang dan bisnis).
3) Pemanfaatan sumber daya dan penyebaran
informasi yang relatif terbatas terhadap
kemungkinan penyadapan informasi oleh para
1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), edisi ketiga, h. 1092.
19
pesaing.
4) Penggunaan fasilitas komunikasi untuk
penyebaran informasi yang menguntungkan
berdasarkan analisis geografi dan topografi.
5) Penemuan titik-titik kesamaan dan perbedaan
penggunaan sumber daya dalam pasar informasi.2
Dalam lingkungan militer, “strategi”
menjelaskan manuver pasukan ke suatu posisi
sebelum musuh berada di posisi ini. Jadi, untuk
manuver pasukan ini diperlukan “gelar pasukan”
sebagai persiapan terakhir untuk menduduki posisi
musuh, dan jika pasukan telah terlibat kontak dengan
musuh, maka pusat perhatian pasukan diletakkan
pada “taktik”. Jadi, ketika kita bicara tentang strategi,
maka kegiatan utamanya adalah pengerahan pasukan.
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan
(planning) dan manajemen (management) untuk
mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai
tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta
jalan yang hanya menunjukan arah saja, melainkan
harus mampu menunjukan bagaimana taktik
operasionalnya.3
Menurut Hamel dan Prahalad seperti yang
dikutip oleh Umar Husein, pengertian strategi adalah
2 Alo Liliweri, Komunikasi Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 240. 3 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 32.
20
tindakan yang bersifat incremental (senantiasa
meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang
diharapkan oleh para pelanggan di masa depan.
Dengan demikian, strategi hampir dimulai dari apa
yang terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi.
Terjadinya kecepatan inovasi dan perubahan pola
konsumen memerlukan kompetensi ini (core
competencies).4
Menurut J.L Thompson (1995) yang dikutip
oleh Sandra Oliver, dalam bukunya yang berjudul
Public Relations Strategy, strategi adalah rencana
yang disatukan dan mengikat semua bagian
perusahaan menjadi satu. Strategi dapat dikatakan
menyeluruh karena meliputi semua aspek penting
perusahaan. Strategi juga terpadu karena semua
bagian rencana serasi antara satu sama lain dan
bersesuaian.5
Menurut Henry Mintzberg seperti yang dikutip
oleh Alo Liliweri, dalam buku yang berjudul The
Rise and Fall of Strategic Planning (1994),
menunjukkan bahwa orang menggunakan term
“strategi” dalam beberapa cara berbeda namun pada
4 Umar Husein, Strategic Management in Action, (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 2001), h. 24. 5 Sandra Oliver, Public Relations Strategy, alih bahasa Sigit
Purwanto, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 2.
21
umumnya mencakup empat makna:6
1) Strategi adalah sebuah rencana, “bagaimana”,
suatu cara untuk mendapatkan sesuatu dari sini
atau dari sana.
2) Strategi adalah pola tindakan dari waktu ke
waktu misalnya, sebuah perusahaan yang secara
teratur memasarkan produknya yang sangat
mahal sehingga harus menggunakan strategi
high-end (dari awal sampai akhir tetap mahal
demi menjamin nama produk).
3) Strategi adalah suatu posisi yang mencerminkan
keputusan untuk menawarkan produk atau jasa
tertentu di pasar tertentu.
4) Strategi adalah perspektif terhadap visi dan arah
terhadap visi.
Dengan demikian, strategi merupakan proses
perencanaan atau sebuah cara untuk mencapai suatu
tujuan yang diharapkan. Strategi bukan hanya
perencanaan atau planning, melainkan strategi juga
menunjukan bagaimana mengimplementasikan
langkah-langkah yang tepat secara sistematis, efektif,
dan efisien sehingga memudahkan dalam proses
pelaksanaannya. Strategi menjadi acuan untuk
mencapai hasil yang diharapkan oleh sebuah
6 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011), h. 242.
22
perusahaan, organisasi, maupun lembaga.
b. Tahapan-Tahapan Strategi
Menurut Fred R. David, strategi tidak cukup
hanya formulasi strategi dan implementasi terhadap
strategi tersebut melainkan dalam strategi juga
dibutuhkan evaluasi terhadap strategi yang telah
dilakukan berhasil atau tidak. Ada tiga tahapan
strategi7, yaitu:
1) Formulasi Strategi (strategy formulation)
Langkah pertama yang dilakukan adalah
merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah
termasuk di dalamnya adalah pengembangan
tujuan, mengidenfitikasi peluang dan ancaman
eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objektifitas,
memulai strategi alternatif dan memilih strategi
untuk dilaksanakan. Dalam perumusan strategi
juga ditentukan suatu sikap untuk memutuskan,
memperluas, menghindari atau melakukan suatu
keputusan dalam proses kegiatan.
2) Implementasi Strategi (strategy
implementation)
Implementasi strategi sering kali disebut
“tahapan aksi” dari manajemen strategi.
Mengimplementasikan strategi artinya
7 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari
dan Liza Nurbani Puspitasari (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 4.
23
memobilisasi tenaga organisasi atau lembaga
untuk mengubah strategi yang diformulasikan
ke dalam tindakan. Dalam tahap pelaksanaan
strategi yang telah dipilih sangat
membutuhkan komitmen dan kerjasama dalam
pelaksanaan strategi, jika tidak maka proses
formulasi dan analisis strategi tidak memiliki
tujuan yang berguna. Kemampuan
interpersonal sangat penting bagi keberhasilan
implementasi strategi. Tantangan dari
implementasi strategi harus bisa menstimulasi
tenaga organisasi atau lembaga untuk bekerja
dengan rasa bangga dan antusias dalam
mencapai tujuan yang sudah dibuat.
3) Evaluasi Strategi (strategy evaluation)
Tahap terakhir dari strategi adalah
evaluasi strategi. Evaluasi strategi diperlukan
untuk kelangsungan organisasi. Evaluasi
strategi memiliki tiga aktivitas dasar yaitu
memeriksa dasar strategi organisasi atau
lembaga, membandingkan hasil yang
diharapkan dengan hasil aktual, dan
mengambil tindakan koreksi untuk
memastikan kinerja sesuai rencana. Tahap ini
perlu dilakukan guna mencari kekurangan
yang harus diperbaiki dan kelebihan yang
harus dipertahankan untuk jangka panjang.
24
2. Komunikasi
a. Pengertian Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu
Communicatio yang berarti pemberitahuan atau
pertukaran pikiran. Secara terminologis komunikasi
berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh
seseorang kepada orang lain dan yang terlibat dalam
komunikasi adalah manusia.8
Menurut Everett M. Rogers (1985) seperti
dikutip oleh Hafied Cangara, komunikasi adalah
proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber
kepada satu penerima atau lebih dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka.9
Menurut Louis Forsdale (1981) seperti yang
dikutip oleh Arni Muhammad, komunikasi adalah
“communication is the process by which a system is
established, maintained, and altered by means of
shared signals that operate according to rules”.
Komunikasi adalah suatu proses memberikan signal
menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini
suatu sistem dapat didirikan, dipelihara, dan diubah.
Pada definisi ini komunikasi juga dipandang sebagai
suatu proses. Kata signal maksudnya adalah signal
yang berupa verbal dan nonverbal yang mempunyai
8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2008), h. 3-4. 9 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 33.
25
aturan tertentu. Dengan adanya aturan ini
menjadikan orang yang menerima signal yang
diterimanya. Misalnya setiap bahasa mempunyai
aturan tertentu baik bahasa lisan, bahasa tulisan
maupun bahasa isyarat. Bila orang yang mengirim
signal menggunakan bahasa yang sama dengan
orang yang menerima, maka si penerima akan dapat
memahami maksud dari signal tersebut, tetapi kalau
tidak mungkin dia tidak dapat memahami
maksudnya.10
Menurut Lauwrence D. Kincaid (1987) seperti
yang dikutip oleh Hafied Cangara, komunikasi
adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih
membentuk atau melakukan pertukaran informasi
dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya
akan tiba pada saling pengertian yang mendalam.11
Harold Laswell, seperti yang dikutip oleh
Onong Uchjana Effendy dalam bukunya dinamika
komunikasi, menyatakan bahwa cara yang terbaik
untuk menerangkan kegiatan komunikasi ialah
pertanyaan “Who says what in which channel to
whom with what the effect”.12
Komunikasi secara sederhana, dapat
10 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet ke-2, h. 1. 11 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Cet. Ke-2,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 36. 12 Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2008), h. 29.
26
didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan
oleh komunikator kepada komunikan melalui media
yang menimbulkan akibat tertentu. Dalam
pelaksanaannya, komunikasi dapat dilakukan secara
primer (langsung) dan sekunder (tidak langsung).13
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada
hakikatnya komunikasi merupakan penyampaian
pesan dari komunikator kepada komunikan untuk
menginformasikan, memotivasi, mengubah sikap,
bahkan membentuk suatu perilaku baik secara
langsung maupun tidak langsung melalui media
tertentu dan menimbulkan suatu efek tertentu.
b. Proses Komunikasi
Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap,
yakni secara primer dan sekunder.
1) Proses komunikasi secara primer
Proses penyampaian pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambing (symbol) sebagai media
primer, lambing sebagai media primer dalam
proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat,
gambar, warna dan lain sebagainya yang secara
langsung mampu “menerjemahkan” pikir atau
perasaan komunikator kepada komunikan.
2) Proses komunikasi secara sekunder
13
Wahyu Ilahi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 4.
27
Proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain dengan menggunakan alat
atau sarananya berada ditempat yang relatif
jauh dan jumlahnya banyak. Surat, telepon,
surat kabar, majalah, radio, televisi, film dan
banyak lagi adalah media kedua yang
digunakan dalam komunikasi.14
c. Unsur-Unsur Komunikasi
Komponen atau unsur-unsur komunikasi
adalah sebagai berikut:15
1) Komunikator
Komunikator adalah orang yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi. Kebutuhan ini
dapat berupa keinginan untuk memperoleh
pengakuan social sampai pada keinginan untuk
mempengaruhi sikap dan tingkah laku orang
lain.
2) Encoding
Encoding adalah suatu aktifitas internal pada
komunikator dalam menciptakan pesan melalui
pemilihan simbol-simbol verbal dan non verbal,
yang disusun berdasarkan aturan tata bahasa
serta disesuaikan dengan karakteristik
komunikan.
14 Onong Uchjana Efendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 11-16. 15
Suranto AW, Komunikasi Interpersonal, (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), h. 7.
28
3) Pesan
Pesan adalah seperangkat simbol-simbol baik
verbal maupun non verbal, atau gabungan
keduanya, yang mewakili keadaan khusus
komunikator untuk disampaikan kepada pihak
lain. Pesan merupakan unsur yang sangat
penting, komunikasi akan efektif apabila
komunikan menginterpretasi makna pesan
sesuai dengan keinginan komunikator.
4) Saluran atau media
Penggunaan saluran atau media dalam
komunikasi interpersonal semata-mata
dilakukan karena kondisi yang tidak
memungkinkan berkomunikasi secara tatap
muka.
5) Komunikan
Komunikan adalah orang yang menerima,
memahami, dan menginterpretasi pesan.
Penerima bersifat aktif, selain menerima pesan
melakukan pula proses interpretasi dan
memberikan umpan balik. Sehingga dapat
dikatakan efektif apabila makna pesan dapat
dipahami secara bersama.
6) Decoding
Penerima mendapatkan macam-macam data
dalam bentuk “mentah” berupa kata-kata dan
29
simbol yang harus diubah kedalam pengalaman-
pengalaman yang mengandung makna.
7) Respon
Respon adalah apa yang telah diputuskan oleh
penerima pesan untuk dijadikan sebagai sebuah
tanggapan terhadap pesan. Respon dapat
bersifat positif, netral, dan negatif.
8) Gangguan (noise)
Gangguan (noise) dapat terjadi di dalam
komponen-komponen maupun dari sistem
komunikasi. Noise merupakan hal yang
mengganggu atau membuat kacau penyampaian
dan penerimaan pesan.
9) Konteks Komunikasi
Konteks komunikasi memiliki tiga dimensi
yaitu ruang, waktu dan nilai.
d. Media Komunikasi
Media massa saat ini telah merasuk
(persuasive) ke dalam kehidupan modern. Melalui
media, orang mampu membentuk opini dari
informasi dan interpretasi atas informasi yang
mereka terima. Ini berarti bahwa bahkan liputan
berita sekalipun mengandung unsur persuasi. Akan
tetapi upaya media untuk melakukan persuasi
biasanya dilakukan melalui editorial (tajuk rencana)
dan alasan atau komentar yang jelas-jelas bertujuan
persuasi. Hampir semua media memisahkan antara
30
materi yang di desain untuk membujuk dengan
materi berita. Koran mengemas artikel opininya
dalam bagian editorial. Ulasan di televisi biasanya
bersifat opini.
Pesan media yang paling jelas dimaksudkan
untuk keperluan persuasi adalah advertisement
(iklan). Iklan mengajak audiens atau pembaca untuk
menuruti apa yang dikehendaki iklan, contohnya
membeli pasta gigi, makanan ataupun lainnya.
Public Relations adalah persuasi yang lebih halus,
berusaha membujuk tetapi biasanya tidak mengajak
untuk melakukan tindakan langsung. Public
Relations berusaha membentuk sikap, biasanya
dengan mengajak audiens media massa untuk
melihat suatu institusi atau aktifitas tertentu dari
sudut pandang tertentu. John Vivian menyebutkan
ada tujuh media komunikasi, yakni buku, majalah,
Koran, radio, advertising, internet, dan televisi, 16
yaitu sebagai berikut:
1) Buku
Produksi buku secara massal pertama kali
dilakukan pada pertengahan 1400-an, telah
mengubah sejarah manusia dengan
mempercepat pertukaran ide dan informasi
antara manusia. Buku merupakan gudang
16 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana, 2008),
h. 22.
31
penyimpan kebudayaan. Buku adalah wahana
utama dalam mengerjakan nilai-nilai sosial
kepada generasi baru dan sarana utama bagi
generasi baru untuk memahami pelajaran
generasi lama.
2) Koran
Koran adalah medium massa utama bagi orang
tertentu untuk memperoleh berita. Di sebagian
besar kota, tidak ada sumber berita yang bisa
menyamai kedalaman liputan berita Koran. Ini
memperkuat popularitas dan pengaruh Koran.
Banyaknya para pembaca membuat Koran
menjadi media efektif dalam penyampaian
pesan.
3) Majalah
Saat ini majalah-majalah besar merupakan
medium massa yang mempengaruhi kultur
Negara-negara maju, termasuk Amerika.
Literatur besar dan ide-ide besar lainnya masuk
dalam format majalah yang berbeda dengan
buku, dapat dijangkau oleh hampir semua
orang. Periklanan memanfaatkan majalah
diantaranya membangun pasar nasional untuk
produk-produk mereka. Karena orang
mempunyai selera yang sangat luar biasa pada
majalah. Singkatnya majalah adalah medium
32
persuasive. Keluasan audiens majalah membuat
majalah menjadi medium yang amat kompetitif.
4) Advertising
Advertising adalah ekonomi konsumen yang
penting. Tanpa iklan, orang sulit mengetahui
bermacam-macam produk dan jasa yang
tersedia. Advertising dalam kenyataannya
adalah penting untuk masyarakat yang makmur.
Advertising juga merupakan basis financial dari
media massa yang kontemporer. Walaupun
demikian, advertising bukan medium massa,
tetapi mengandalkan pada media untuk
menyampaikan pesannya.
5) Radio
Radio telah menjadi medium massa yang sangat
luas, ada diberbagai tempat dan disepanjang
waktu. Tetapi sebagai sebuah industry, ada
tanda-tanda yang menggelisahkan. Acara utama
radio yakni music, telah tersedia dalam bentuk
perangkat lain dan banyak tanpa iklan. Audiens
utama radio, yakni kelompok usia 18 sampai 24
tahun telah banyak berkurang.
6) Televisi
Banyaknya audiens televisi menjadikannya
sebagai medium dengan efek yang sangat besar
terhadap orang, kultur, dan juga terhadap media
lain. Sekarang televise adalah medium massa
33
dominan untuk hiburan dan berita. Tidak bisa
dipungkiri, di Indonesia hampir setiap rumah
tangga memiliki satu televisi. Jelas bahwa
televisi mampu mempengaruhi gaya hidup
masyarakat.
7) Internet
Internet muncul sebagai medium massa besar
yang melebihi media massa tradisional dalam
banyak hal. Setiap perusahaan media massa
besar menempatkan produknya di Internet.
Ribuan perusahaan baru membangun jaringan
internet. Teknologi ini sangat langsung dan
aksesnya murah, sehingga jutaan individu bisa
membuat situs milik sendiri.17
3. Strategi Komunikasi
a. Pengertian Strategi Komunikasi
Strategi Komunikasi merupakan keseluruhan
perencanaan, taktik dan cara yang akan di
pergunakan oleh kelompok atau organisasi untuk
melancarkan komunikasi dengan memperlihatkan
keseluruhan aspek yang ada pada proses komunikasi
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.18
Strategi komunikasi merupakan perpaduan
perencanaan komunikasi (communication planning)
17 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, h. 22.
18 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 66.
34
dengan manajemen komunikasi (communication
management) untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Strategi komunikasi harus menunjukan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus
dilakukan, dalam arti kata pendekatannya berbeda-
beda tergantung pada suatu situasi dan kondisi.19
Middleton (1980) seperti dikutip oleh Hafied
Cangara, membuat definisi dengan menyatakan
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik
dari semua elemen komunikasi mulai dari
komunikator, pesan, saluran (media), penerima
sampai pengaruh (efek) yang dirancang untuk
mencapai tujuan komunikasi yang optimal.”20
Menurut Alo Liliweri dalam bukunya
“Komunikasi Serba Ada Serba Makna”, strategi
komunikasi yaitu: 21
1) Strategi yang mengartikulasikan, menjelaskan,
dan mempromosikan suatu visi komunikasi dan
satuan tujuan komunikasi dalam suatu rumusan
yang baik.
2) Strategi untuk menciptakan komunikasi yang
konsisten, komunikasi yang dilakukan
berdasarkan satu pilihan (keputusan) dari
19 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2004), h. 29. 20 Hafied Cangara, Perencanaan dan Strategi Komunikasi, Cet.2,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2014), h. 64. 21
Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna), h. 240.
35
beberapa opsi komunikasi.
3) Strategi berbeda dengan taktik, strategi
komunikasi menjelaskan tahapan konkret dalam
rangkaian aktifitas komunikasi yang berbasis
pada satu teknik bagi pengimplementasian
tujuan komunikasi. Adapun taktik adalah suatu
pilihan tindakan komunikasi tertentu
berdasarkan strategi yang telah ditetapkan
sebelumnya.
4) Adalah tujuan akhir komunikasi, strategi
berperan memfasilitasi perubahan perilaku
untuk mencapai tujuan komunikasi manajemen.
b. Fungsi Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi sangatlah diperlukan
dalam proses komunikasi, karena berhasil tidaknya
kegiatan komunikasi secara efektif banyak
ditentukan oleh strategi komunikasi. Lebih-lebih
dalam kegiatan komunikasi massa, tanpa strategi
yang semakin modern yang kini banyak
dipergunakan di Negara-negara yang sedang
berkembang karena mudahnya diperoleh dan relatif
mudahnya dioperasionalkan, bukan tidak mungkin
akan menimbulkan pengaruh negatif.
Dengan demikian, strategi komunikasi baik
secara makro (planed multimedia strategy) maupun
secara mikro (single communication medium
strategy) yang mempunyai fungsi pada:
36
1) Menyebarkan pesan komunikasi yang bersifat
informatif persuasif dan intruktif secara
sistematik kepada sasaran untuk memperoleh
hasil yang optimal.
2) Menjembatani “cultural gap” akibat
kemudahan diperoleh dan dioperasionalkan
media massa yang begitu ampuh, yang jika
dibiarkan akan merusak nilai-nilai budaya.22
c. Tujuan Strategi Komunikasi
Menurut R. Wayne Pace, Brent D. Peterson
dan M. Dallas Burnett dalam bukunya: “Technique
Effective Communication”, bahwa tujuan sentral
kegiatan komunikasi atas tiga tujuan, yaitu:
1) To secure understanding
Memastikan bahwa komunikan paham
mengenai pesan yang diterima.
2) To establish acceptance
Setelah komunikan mengerti dan menerima
pesan maka harus dilakukan pembinaan
3) To motivate action
Setelah penerimaan itu dibina akhirnya kegiatan
dimotivasikan (to motivate action).23
Menurut Alo Liliweri dalam bukunya
Komunikasi Serba Ada Serba Makna, tujuan strategi
22 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, h. 32.
23 Onong Uchjana Efendy, Dinamika Komunikasi, h. 32.
37
komunikasi meliputi: Announcing, motivating,
educating, informing, and supporting decision
making, yaitu:24
1) Memberitahu (announcing)
Tujuan pertama dari strategi komunikasi
adalah announcing, yaitu pemberitahuan
tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of
the first goals of your communications strategy
is to announce the availability of information on
quality). Oleh karena itu informasi yang akan
dipromosikan sedapat mungkin berkaitan
dengan informasi utama dari seluruh informasi
yang demikian penting.
2) Memotivasi (motivating)
Kita dapat mengusahakan agar informasi
yang disebarkan harus dapat memberikan
motivasi bagi masyarakat untuk mencari dan
mendapatkan kesempatan.
3) Mendidik (educating)
Tiap informasi yang diberikan harus
disampaikan dalam kemasan educating atau
yang bersifat mendidik. Ini yang disebut dengan
strategy of educating.
4) Menyebarkan informasi (informing)
Menyebarluaskan informasi kepada
masyarakat atau audiens yang menjadi sasaran.
24 Alo Liliweri, Komunikasi: Serba Ada Serba Makna, h. 248.
38
Diusahakan agar informasi yang disebarkan ini
merupakan informasi yang spesifik dan actual,
sehingga dapat digunakan konsumen. Apalagi
jika informasi ini tidak saja sekedar
pemberitahuan, atau motivasi semata-mata tetapi
mengandung unsur pendidikan.
5) Mendukung pembuatan keputusan (supporting
decision making)
Dalam rangka pembuatan keputusan, maka
informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi,
dianalisis sedemikian rupa, sehingga dapat
dijadikan informasi utama bagi pembuatan
keputusan.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Strategi
Komunikasi
1) Mengenali Sasaran komunikasi
Faktor yang perlu diperhatikan dalam komunikan
adalah faktor kerangka referensi. Kerangka
referensi seseorang terbentuk dari hasil
pengalaman, pendidikan, gaya hidup, norma
hidup, status sosial, dan lain-lain. Faktor yang
kedua yaitu keadaan fisik dan psikis komunikan
pada saat menerima pesan.
2) Pemilihan Media Komunikasi
Media komunikasi banyak bentuknya seperti
media tulis atau cetak, visual, aural, dan audio-
visual. Untuk mencapai sasaran komunikasi,
39
seorang komunikator dapat memilih media yang
sesuai bergantung pada tujuan yang akan dicapai,
pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang
dipergunakan.
3) Pengkajian Tujuan Pesan Komunikasi
Pesan komunikasi terdiri atas isi pesan (the
content of the message) dan lambang (symbol).
Isi pesan komunikasi bisa satu tetapi lambang
yang dipergunakan bisa bermacam-macam
seperti bahasa, gambar, warna, kial (gesture), dan
sebagainya.
4) Peran Komunikator dalam Komunikasi
Faktor penting yang ada pada diri komunikator
adalah daya tarik sumber (source attractiveness)
dan kredibilitas sumber (source credibility).
Komunikator akan berhasil dalam komunikasi
jika pihak komunikan merasa bahawa
komunikator ikut serta dengannya atau
komunikan merasa ada kesamaan antara
komunikator, sehingga komunikan bersedia taat
pada pesan yang dilancarkan oleh komunikator.25
B. Sosialisasi Aplikasi Haji Pintar
1. Pengertian Sosialisasi
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi
mengandung pengertian proses belajar seseorang
25
Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), h. 35.
40
anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati
kebudayaan masyarakat dilingkungannya, dapat juga
diartikan usaha untuk menubah milik perseorangan
menjadi milik umum.26
Menurut Edwar A. Ross (1969), sosialisasi adalah
pertumbuhan perasaan kita dan perasaan ini akan
menimbulkan tindakan segolongan. Dikatakan, banyak
macam perasaan ini ditimbulkan dan tipis tebalnya
perasaan ini bergantung pada macam golongan
mendatangkan pengaruh itu.27
Menurut Peter L. Berger sosialisasi didefinisikan
sebagai “a process by which a child learns to be a
participant member of society”. Proses melalui mana
seseorang anak belajar menjadi seseorang anggota yang
berpartisipasi dalam masyarakat. Definisi ini
disajikannya dalam suatu pokok bahasan berjudul
society in man; dari sini tergambar pandangannya bahwa
melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam
manusia.28
Menurut George Herbert Mead menyatakan bahwa
sosialisasi dapat berlangsung dengan melalui beberapa
tahap, sebagai berikut:29
26
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Cet Ke-2 (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 1085. 27 Abdulsyani, Sosiologi Skemaika Teori dan Terapan, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012), Cet ke-4, h. 58. 28 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia, 2004), Cet ke-4, h. 57. 29 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, h. 57.
41
a) Tahap meniru (play stage), yakni seseorang anak
kecil mulai belajar mengambil peran orang yang
berada disekitarnya.
b) Tahap siap bertindak (game stage), pada tahap ini
peniru yang dilakukan mulai berkurang dan berganti
oleh peran yang secara langsung dimainkan sendiri
dengan penuh kesabaran. Mead mengatakan bahwa
pada setiap ini orang telah dapat mengambil peran
orang lain.
c) Tahap penerimaan norma kolektif (generalized
stage), pada tahap ini seorang telah dianggap
dewasa dan telah menjadi warga masyarakat
sepenuhnya. Seseprang tersebut telah menjadi warga
masyarakat sepenuhnya. Seseorang tersebut telah
mampu berinteraksi dengan orang lain dalam
masyarakat karena telah memahami perannya
sendiri serta orang lain dengan siapa ia berinteraksi.
Sosialisasi sangat erat hubungannya dengan proses
komunikasi, karena untuk dapat menginternalisasikan
sebuah informasi, nilai dan kepahaman pada diri sendiri
diperlukan transfer informasi dari sumber informasi
kepada target sasarannya. Dalam penyampaian aktifitas
tersebut biasanya menggunakan media, media yang
digunakan bisa berupa keluarga, kelompok bermain,
42
sekolah, lingkungan kerja dan media massa.30
2. Pengertian Aplikasi
Pengertian Aplikasi Menurut Kamus Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penerapan dari rancang
sistem untuk mengolah data yang menggunakan aturan
atau ketentuan bahasa pemrograman tertentu. Aplikasi
adalah suatu program komputer yang dibuat untuk
mengerjakan dan melaksanakan tugas khusus dari user
(pengguna).31
Aplikasi adalah program yang ditulis oleh manusia
untuk melakukan tugas-tugas atau memecahkan masalah
tertentu. 32 Menurut Pressman, aplikasi merupakan
sebuah produk yang dikembangkan oleh pengembang
perangkat lunak (software engineer) yang mencakup
program yang dapat dieksekusi oleh komputer dengan
berbagai ukuran dan arsitektur.33
3. Pengertian Haji Pintar
Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada
jamaah haji dalam melaksanakan ibadah haji. Dengan
memanfaatkan teknologi informasi, Kementerian Agama
mengembangkan sebuah aplikasi yang dioperasikan
30
Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, Sosiologi Teks Pengantar,
(Jakarta: Prenada Media, 2005), h. 56. 31 http://www.spengetahuan.com/2016/06/10-pengertian-aplikasi-
menurut-para-ahli-lengkap.html Diakses pada tanggal 25 Maret 2018. 32 Agus Mulyanto, Sistem Informasi Konsep & Aplikasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), h. 88. 33 Roger S. Pressman, Rekayasa Perangkat Lunak, Pendekatan
Praktis, alih bahasa Harnaningrum, (Yogyakarta: ANDI, 2002), h. 3.
43
menggunakan ponsel pintar atau smartphone dan diberi
nama “HAJI PINTAR”.
Aplikasi ini berisi panduan dan informasi dalam
melaksanakan ibadah haji di tanah suci. Selain itu
terdapat juga informasi pemondokan di madinah dan
makkah serta lokasi tenda maktab. Kini, jamaah juga
mendapatkan informasi seperti seperti:
a) Rencana Perjalanan Haji
Jamaah dapat mengetahui jadwal kegiatan
operasional haji, sejak keberangkatan hingga
kepulangan.
b) Info Manasik Haji
Jamaah dapat meningkatkan pemahaman manasik
ibadah haji dan doa-doa tuntunan.
c) Jadwal Penerbangan
Jamaah dapat mengetahui jadwal penerbangan
keberangkatan dan kepulangan setiap kloter.
d) Haji Pedia
Jamaah dapat menambah wawasan seputar
penyelenggaraan ibadah haji.
e) Informasi Haji
Petugas dapat mengetahui identitas jamaah melalui
Scan QR Qode pada gelang jamaah.
f) Estimasi Keberangkatan
Jamaah dapat mengetahui perkiraan tahun
keberangkatan dengan memasukkan nomor porsi
haji.
44
g) Akomodasi
Jamaah dapat mengetahui nama dan lokasi hotel
tempat menginap di Makkah dan Madinah.
h) Konsumsi
Jamaah dapat mengetahui menu layanan konsumsi
yang akan disajikan pada saat penyajian di Makkah
dan Madinah.
i) Transportasi
Jamaah dapat mengetahui rute dan jalur operasional
bus salawat yang akan mengantarkan dari hotel ke
Masjidil Haram.
j) Layanan Pengaduan
Jamaah dapat menyampaikan pengaduan atas
layanan yang diterima melalui sms, whatsapp, dan
telepon.
45
BAB III
GAMBARAN UMUM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
A. Sejarah Berdirinya Kementerian Agama Republik
Indonesia
1. Latar Belakang
Kementerian Agama adalah kementerian yang
bertugas menyelenggarakan pemerintahan dalam bidang
agama. Usulan pembentukan Kementerian Agama
pertama kali disampaikan oleh Mr. Muhammad Yamin
dalam Rapat Besar (Sidang) Badan Penyelidik Usaha –
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),
tanggal 11 Juli 1945. Dalam rapat tersebut Mr.
Muhammad Yamin mengusulkan perlu diadakannya
kementerian yang istimewa, yaitu yang berhubungan
dengan agama.1
Menurut Yamin, "Tidak cukuplah jaminan kepada
agama Islam dengan Mahkamah Tinggi saja, melainkan
harus kita wujudkan menurut kepentingan agama Islam
sendiri. Pendek kata menurut kehendak rakyat, bahwa
urusan agama Islam yang berhubungan dengan pendirian
Islam, wakaf dan masjid dan penyiaran harus diurus oleh
1 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
46
kementerian yang istimewa, yaitu yang kita namai
Kementerian Agama”.2
Namun demikian, realitas politik menjelang dan
masa awal kemerdekaan menunjukkan bahwa
pembentukan Kementerian Agama memerlukan
perjuangan tersendiri. Pada waktu Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melangsungkan sidang
hari Ahad, 19 Agustus 1945 untuk membicarakan
pembentukan kementerian/departemen, usulan tentang
Kementerian Agama tidak disepakati oleh anggota PPKI.
Salah satu anggota PPKI yang menolak pembentukan
Kementerian Agama ialah Mr. Johannes Latuharhary.3
Keputusan untuk tidak membentuk Kementerian
Agama dalam kabinet Indonesia yang pertama, menurut
B.J. Boland, telah meningkatkan kekecewaan orang-
orang Islam yang sebelumnya telah dikecewakan oleh
keputusan yang berkenaan dengan dasar negara, yaitu
Pancasila, dan bukannya Islam atau Piagam Jakarta.
Diungkapkan oleh K.H.A. Wahid Hasjim
sebagaimana dimuat dalam buku Sedjarah Hidup K.H.A.
Wahid Hasjim dan Karangan Tersiar (Kementerian
Agama, 1957: 856), "Pada waktu itu orang berpegang
pada teori bahwa agama harus dipisahkan dari negara.
2 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 3 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
47
Pikiran orang pada waktu itu, di dalam susunan
pemerintahan tidak usah diadakan kementerian tersendiri
yang mengurusi soal-soal agama. Begitu di dalam
teorinya. Tetapi di dalam prakteknya berlainan."4
Lebih lanjut Wahid Hasjim menulis, "Setelah
berjalan dari Agustus hingga November tahun itu juga,
terasa sekali bahwa soal-soal agama yang di dalam
prakteknya bercampur dengan soal-soal lain di dalam
beberapa tangan (departemen) tidak dapat dibiarkan
begitu saja. Dan terasa perlu sekali berpusatnya soal-soal
keagamaan itu di dalam satu tangan (departemen) agar
soal-soal demikian itu dapat dipisahkan (dibedakan) dari
soal-soal lainnya. Oleh karena itu, maka pada
pembentukan Kabinet Parlementer yang pertama,
diadakan Kementerian Agama. Model Kementerian
Agama ini pada hakikatnya adalah jalan tengah antara
teori memisahkan agama dari negara dan teori persatuan
agama dan negara."
Usulan pembentukan Kementerian Agama kembali
muncul pada sidang Pleno Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) yang diselenggarakan pada tanggal 25-27
November 1945. Komite Nasional Indonesia Pusat
(KNIP) merupakan Parlemen Indonesia periode 1945-
1950, sidang pleno dihadiri 224 orang anggota, di
4 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
48
antaranya 50 orang dari luar Jawa (utusan Komite
Nasional Daerah). Sidang dipimpin oleh Ketua KNIP
Sutan Sjahrir dengan agenda membicarakan laporan
Badan Pekerja (BP) KNIP, pemilihan
keanggotaan/Ketua/Wakil Ketua BP KNIP yang baru dan
tentang jalannya pemerintahan.
Dalam sidang pleno KNIP tersebut usulan
pembentukan Kementerian Agama disampaikan oleh
utusan Komite Nasional Indonesia Daerah Keresidenan
Banyumas yaitu K.H. Abu Dardiri, K.H.M Saleh Suaidy,
dan M. Sukoso Wirjosaputro. Mereka adalah anggota
KNI dari partai politik Masyumi. Melalui juru bicara
K.H.M. Saleh Suaidy, utusan KNI Banyumas
mengusulkan, "Supaya dalam negeri Indonesia yang
sudah merdeka ini janganlah hendaknya urusan agama
hanya disambilkan kepada Kementerian Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan saja, tetapi hendaklah
Kementerian Agama yang khusus dan tersendiri”.5
Usulan anggota KNI Banyumas mendapat
dukungan dari anggota KNIP khususnya dari partai
Masyumi, di antaranya Mohammad Natsir, Dr. Muwardi,
Dr. Marzuki Mahdi, dan M. Kartosudarmo. Secara
aklamasi sidang KNIP menerima dan menyetujui usulan
pembentukan Kementerian Agama. Presiden Soekarno
5 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
49
memberi isyarat kepada Wakil Presiden Mohammad
Hatta akan hal itu. Bung Hatta langsung berdiri dan
mengatakan, "Adanya Kementerian Agama tersendiri
mendapat perhatian pemerintah." Pada mulanya terjadi
diskusi apakah kementerian itu dinamakan Kementerian
Agama Islam ataukah Kementerian Agama. Tetapi
akhirnya diputuskan nama Kementerian Agama.6
Pembentukan Kementerian Agama dalam Kabinet
Sjahrir II ditetapkan dengan Penetapan Pemerintah No
1/S.D. tanggal 3 Januari 1946 (29 Muharram 1365 H)
yang berbunyi; Presiden Republik Indonesia, Mengingat:
usul Perdana Menteri dan Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat, memutuskan: Mengadakan Kementerian
Agama.7
Pembentukan Kementerian Agama pada waktu itu
dipandang sebagai kompensasi atas sikap toleransi wakil-
wakil pemimpin Islam, mencoret tujuh kata dalam
Piagam Jakarta yaitu "Ketuhanan dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya."8
Maksud dan tujuan membentuk Kementerian
Agama, selain untuk memenuhi tuntutan sebagian besar
rakyat beragama di tanah air, yang merasa urusan
6 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 7 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 8 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
50
keagamaan di zaman penjajahan dahulu tidak mendapat
layanan yang semestinya, juga agar soal-soal yang
bertalian dengan urusan keagamaan diurus serta
diselenggarakan oleh suatu instansi atau kementerian
khusus, sehingga pertanggungan jawab, beleid, dan taktis
berada di tangan seorang menteri.9
Pembentukan Kementerian Agama, sebagaimana
diungkapkan R. Moh. Kafrawi (mantan Sekretaris
Jenderal Kementerian Agama), "…. dihasilkan dari suatu
kompromi antara teori sekuler dan Kristen tentang
pemisahan gereja dengan negara, dan teori muslim
tentang penyatuan antara keduanya. Jadi Kementerian
Agama itu timbul dari formula Indonesia asli yang
mengandung kompromi antara dua konsep yang
berhadapan muka: sistem Islami dan sistem sekuler."10
Pengumuman berdirinya Kementerian Agama
disiarkan oleh pemerintah melalui siaran Radio Republik
Indonesia. Haji Mohammad Rasjidi diangkat oleh
Presiden Soekarno sebagai Menteri Agama RI Pertama.
H.M. Rasjidi adalah seorang ulama berlatar belakang
pendidikan Islam modern dan di kemudian hari dikenal
9 https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 10
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
51
sebagai pemimpin Islam terkemuka dan tokoh
Muhammadiyah.11
Rasjidi saat itu adalah menteri tanpa portfolio
dalam Kabinet Sjahrir. Dalam jabatan selaku menteri
negara (menggantikan K.H. A. Wahid Hasjim), Rasjidi
sudah bertugas mengurus permasalahan yang berkaitan
dengan kepentingan umat Islam.12
Kementerian Agama mengambil alih tugas-tugas
keagamaan yang semula berada pada beberapa
kementerian, yaitu Kementerian Dalam Negeri yang
berkenaan dengan masalah perkawinan, peradilan agama,
kemasjidan dan urusan haji; Kementerian Kehakiman
yang berkenaan dengan tugas dan wewenang Mahkamah
Islam Tinggi; dan Kementerian Pengajaran, Pendidikan
dan Kebudayaan yang berkenaan dengan masalah
pengajaran agama di sekolah-sekolah.13
Sehari setelah pembentukan Kementerian Agama,
Menteri Agama H.M. Rasjidi dalam pidato yang
disiarkan oleh RRI Yogyakarta menegaskan bahwa
berdirinya Kementerian Agama adalah untuk memelihara
11
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 12
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 13
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
52
dan menjamin kepentingan agama serta pemeluk-
pemeluknya.14
Kutipan transkripsi pidato Menteri Agama H.M.
Rasjidi yang mempunyai nilai sejarah, tersebut diucapkan
pada Jumat malam, 4 Januari 1946. Pidato pertama
Menteri Agama tersebut dimuat oleh Harian Kedaulatan
Rakyat di Yogyakarta tanggal 5 Januari 1946.15
Dalam Konferensi Jawatan Agama seluruh Jawa
dan Madura di Surakarta tanggal 17-18 Maret 1946,
H.M. Rasjidi menguraikan kembali sebab-sebab dan
kepentingan Pemerintah Republik Indonesia mendirikan
Kementerian Agama yakni untuk memenuhi kewajiban
Pemerintah terhadap Undang-Undang Dasar 1945 Bab XI
pasal 29, yang menerangkan bahwa "Negara berdasar
atas Ketuhanan Yang Maha Esa" dan "Negara menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya itu" (ayat 1 dan 2). Jadi,
lapangan pekerjaan Kementerian Agama ialah mengurus
segala hal yang bersangkut paut dengan agama dalam arti
seluas-luasnya.16
2. Perkembangan Berikutnya
14
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 15
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 16
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
53
Tahun-tahun berikutnya merupakan masa
konsolidasi dan pengembangan kementerian. Peralihan
kekuasaan kepada Pemerintah RI menjadi momentum
penting untuk memperkuat posisi kementerian. Pada
tanggal 23 April 1946, Menteri Agama mengeluarkan
Maklumat yang isinya:17
Pertama, Shumuka yang dalam zaman Jepang
termasuk dalam kekuasaan Residen menjadi Jawatan
Agama Daerah, yang selanjutnya ditempatkan di bawah
Kementerian Agama.
Kedua, hak untuk mengangkat penghulu Landraad
(sekarang bernama Pengadilan Negeri), ketua dan
anggota Raad Agama yang dahulu ada di tangan
pemerintah kolonial Hindia Belanda, selanjutnya
diserahkan kepada Kementerian Agama.
Ketiga, hak untuk mengangkat penghulu masjid,
yang dahulu ada tangan Bupati, selanjutnya diserahkan
kepada Kementerian Agama.
Melalui perjuangan yang gigih dan tanpa pamrih
para pendahulu kita, sejarah Kementerian Agama
menyatu dengan sejarah NKRI. Bahkan dalam masa
revolusi fisik dan diplomasi mempertahankan
kemerdekaan, Kantor Pusat Kementerian Agama turut
hijrah ke Daerah Istimewa Yogyakarta. Kementerian
17
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
54
Agama di masa H.M. Rasjidi dapat disebut "kementerian
revolusi", karena ketika awal dibentuk, Kementerian
Agama sejak 12 Maret 1946 berkantor di ibukota
revolusi, Yogyakarta.18
Dalam Maklumat Kementerian Agama No 1
tanggal 14 Maret 1946 diumumkan alamat sementara
kantor pusat Kementerian Agama adalah di Jalan
Bintaran No 9 Yogyakarta. Kemudian bulan Mei 1946
alamat Kementerian Agama pindah ke Jalan Malioboro
No 10 Yogyakarta. Kantor ini tersedia berkat jasa baik
tokoh Muhammadiyah K.H. Abu Dardiri dan K.H.
Muchtar. Dalam waktu tersebut tugas-tugas Menteri
Agama secara fakultatif tetap memiliki akses dengan
Jakarta.19
Setelah berdirinya Kementerian Agama, urusan
keagamaan dan peradilan agama bagi umat Islam yang
telah berjalan sejak prakemerdekaan menjadi tanggung
jawab Kementerian Agama.20
Semula hal itu berlaku di Jawa dan Madura, tetapi
setelah terbentuknya kembali Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang didorong oleh mosi integral Mohammad
Natsir (periode berlakunya UUDS 1950) dan penyerahan
18
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 19
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 20
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
55
urusan keagamaan dari bekas negara-negara bagian
Republik Indonesia Serikat (RIS) kepada Menteri
Agama, maka secara de jure dan de facto, tugas dan
wewenang dalam urusan agama bagi seluruh wilayah RI
menjadi tanggung jawab Menteri Agama21
Dalam perkembangan selanjutnya, diterbitkanlah
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1949 dan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1950 serta
Peraturan Menteri Agama Nomor 5 Tahun 1951 antara
lain menetapkan kewajiban dan lapangan tugas
Kementerian Agama yaitu:22
a) Melaksanakan asas Ketuhanan Yang Maha Esa
dengan sebaik-baiknya;
b) Menjaga bahwa tiaptiap penduduk mempunyai ke
merdekaan untukmemeluk agamanya masing-masing
dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya;
c) Membimbing, menyokong, memelihara dan menge
mbangkan aliran agama yang sehat;
d) Menyelenggarakan, memimpin dan mengawasi
pendidikan agama di sekolah-sekolah negeri;
21
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 22
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
56
e) Memimpin, menyokong serta mengamati pendidikan
dan pengajaran di madrasah-madrasah dan perguruan-
perguruan agama lain-lain;
f) Mengadakan pendidikan guru-guru dan hakim agama;
g) Menyelenggarakan segala sesuatu yang bersangkut
paut dengan pengajaran rohani kepada anggota-
anggota tentara, asrama-asrama, rumah-
rumah penjara dan tempat-tempat lain yang
dipandang perlu;
h) Mengatur, mengerjakan dan mengamati segala hal
yang bersangkutan dengan pencatatan pernikahan,
rujuk dan talak orang Islam;
i) Memberikan bantuan materiil untuk perbaikan dan
pemeliharaan tempat-tempat beribadat (masjid-
masjid, gereja-gereja dll);
j) Menyelenggarakan, mengurus dan mengawasi segala
sesuatu yang bersangkut paut dengan Pengadilan
Agama dan Mahkamah Islam Tinggi;
k) Menyelidiki, menentukan, mendaftarkan dan
mengawasi pemeliharaan wakaf-wakaf;
l) Mempertinggi kecerdasan umum dalam hidup
bermasyarakat dan hidup beragama.
Pada waktu memperingati 10 tahun berdirinya
Kementerian Agama, tahun 1956, Menteri Agama K.H.
Muchammad Iljas menegaskan kembali politik
keagamaan dalam Negara Republik Indonesia.
57
Ditegaskannya, bahwa fungsi Kementerian Agama adalah
merupakan pendukung dan pelaksana utama asas
Ketuhanan Yang Maha Esa.23
3. Kondisi Saat Ini
Pada perkembangan selanjutnya, dalam rangka
meningkatkan pelayanan publik, saat ini Kementerian
Agama terdiri dari 11 unit eselon I yaitu : Sekretariat
Jenderal, Inspektorat Jenderal, Badan Penelitian dan
Pengembangan, dan Pendidikan dan Pelatihan, dan 7
Direktorat Jenderal yang membidangi Pendidikan Islam,
Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Bimbingan
Masyarakat Islam, Bimbingan Masyarakat Kristen,
Bimbingan Masyarakat Katolik, Bimbingan Masyarakat
Hindu, Bimbingan Masyarakat Buddha, dan Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).24
Selain 11 unit kerja tersebut, Menteri Agama juga
dibantu oleh 3 (tiga) staf ahli dan 2 (dua) pusat yaitu :
Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan,
Staf Ahli Bidang Manajemen Komunikasi dan Informasi,
Staf Ahli Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Pusat
Kerukunan Umat Beragama, Pusat Bimbingan dan
Pendidikan Khonghucu.25
23
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 24
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 25
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
58
Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal
(BPJPH) merupakan unit kerja baru dan baru efektif
melaksanakan tugasnya pada tahun 2017. BPJPH
dibentuk sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor
33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH) yang
disahkan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada
tanggal 17 Oktober 2014 dan pada tanggal tersebut juga
diundangkan oleh Menkumham Amir Syamsuddin.
Dalam Undang-Undang JPH, disebutkan bahwa BPJPH
harus dibentuk paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung
sejak Undang-Undang JPH diundangkan.26
BPJPH merupakan unit eselon I di bawah Menteri
Agama yang dipimpin oleh Kepala Badan, hal ini
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015
tentang Kementerian Agama yang mengatur ketentuan
mengenai tugas, fungsi, dan susunan organisasi Badan
Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
Keberadaan BPJPH juga tertuang dalam Peraturan
Menteri Agama (PMA) Nomor 42 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama. PMA
Nomor 42 Tahun 2016 mengatur mengenai tugas dan
fungsi dari masing-masing struktur BPJPH mulai dari
eselon IV sampai dengan eselon I. Keputusan Menteri
Agama RI No. 270 tahun 2016 tentang Peta Proses Bisnis
Kementerian Agama yang di dalamnya ada Subprocess
26
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
59
Map Penjaminan Produk Halal juga merupakan peraturan
pelaksanaaan UU JPH yang terkait dengan BPJPH.27
Menurut UU JPH, dalam penyelenggaraan Jaminan
Produk Halal BPJPH berwenang antara lain:
merumuskan dan menetapkan kebijakan JPH,
menetapkan norma, standar, prosedur dan kriteria JPH,
menerbitkan dan mencabut Sertifikat Halal pada produk
luar negeri; dan melakukan registrasi Sertifikat Halal
pada Produk luar negeri.28
Pembahasan draft RPP secara internal Kementerian
Agama dilakukan semenjak tahun 2014 sampai dengan
Juli 2016, sedangkan pembahasan panitia antar
Kementerian dilakukan pada bulan Agustus s.d.
Desember 2016 atau sebanyak 12 x pertemuan.29
Selain menyusun RPP, Kementerian Agama juga
membuat Peraturan Menteri Agama, yang materi
muatannya meliputi: jenis-jenis produk halal, sanksi,
penyelia halal, tata cara permohonan sertifikat halal,
lembaga pemeriksa halal, peran serta masyarakat, jenis
27
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 28
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 29
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
60
hewan yang diharamkan, kerja sama luar negeri, label
halal, dan pengelolaan keuangan BPJPH.30
Dalam melaksanakan wewenangnya, BPJPH
bekerjasama dengan kementerian dan/atau lembaga
terkait, Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), dan Majelis
Ulama Indonesia (MUI). Penetapan kehalalan
dikeluarkan MUI dalam bentuk Keputusan Penetapan
Halal Produk. Kedepannya apabila diperlukan, maka
BPJPH dapat membentuk perwakilan di daerah.
Ketentuan mengenai tugas, fungsi, dan susunan
organisasi BPJPH diatur dalam Peraturan Presiden.31
Saat ini, dalam rangka meningkatkan pelayanan
publik, Kementerian Agama menyelenggarakan fungsi
antara lain:32
a) Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang bimbingan masyarakat Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, dan Khonghucu, penyelenggaraan
haji dan umrah, dan pendidikan agama dan
keagamaan;
b) Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama;
30
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 31
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018. 32
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
61
c) Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang
menjadi tanggung jawab Kementerian Agama;
d) Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementerian Agama;
e) Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas
pelaksanaan urusan Kementerian Agama di daerah;
f) Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke
daerah;
g) Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan
pengembangan di bidang agama dan keagamaan;
h) Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal;
dan
i) Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementerian Agama.
B. Visi dan Misi
Berikut visi dan misi Kementrian Agama Republik
Indonesia sesuai dengan keputusan Menteri Agama Nomor
39 Tahun 2015, yaitu:
1. Visi:
“Terwujudnya Masyarakat Indonesia yang Taat
Beragama, Rukun, Cerdas, dan Sejahtera Lahir Batin
dalam rangka Mewujudkan Indonesia yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong.”
2. Misi:
a. Meningkatkan pemahaman dan pengalaman ajaran
62
agama
b. Memantapkan kerukunan intra dan antar umat
beragama
c. Menyediakan pelayanan kehidupan beragama yang
merata dan berkualitas
d. Meningkatkan pemanfaatan dan kualitas
pengelolaan potensi ekonomi keagamaan
e. Mewujudkan penyelenggaraan ibadah haji dan
umrah yang berkualitas dan akuntabel
f. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan umum
berciri agama, pendidikan agama pada satuan
pendidikan umum, dan pendidikan keagamaan
g. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang bersih,
akuntabel, dan terpercaya.33
33
https://www2.kemenag.go.id/artikel/12433/visi-dan-misi-
kementerian-agama Diakses pada tanggal 1 Juni 2018.
63
C. Struktur Organisasi Direktorat Jendral Penyelenggaraan
Haji dan Umrah (PHU)
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah (DITJEN PHU)
Sumber: https://www2.kemenag.go.id/artikel/42518/kementerian-
agama-pusat
D. Kode Etik Pegawai
Sebagaimana tercantum pada lampiran I Keputusan
Menteri Agama RI Nomor 421 Tahun 2001 Tentang Kode
Etik Pegawai Kementrian Agama, antara lain:
“Kami Pegawai Kementrian Agama yang Beriman dan
Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa”:
a. Menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan bangsa
b. Mengutamakan pengabdian dan pelayanan kepada
masyarakat
64
c. Bekerja dengan jujur adil dan amanah
d. Melaksanakan tugas dengan disiplin, professional dan
inovatif
e. Setiakawan dan bertanggung jawab atas kesejahteraan
korps.34
E. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Agama
Republik Indonesia
Kedudukan, tugas dan fungsi Kementerian Agama RI
sebagaimana tercantum pada peraturan Menteri Agama
antara lain:
1. Tugas
Kementrian Agama Republik Indonesia
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang agama untuk membantu
Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan
Negara.
2. Fungsi
Dalam menjalankan tugasnya, Kementrian Agama
menyelenggarakan fungsi:
a. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan
di bidang bimbingan masyarakat Islam, Kristen
Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu,
penyelenggaraan Haji dan Umrah dan pendidikan
agama dan keagamaan;
b. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan
34
https://lampung.kemenag.go.id/artikel/37515/kode-etik-pegawai-
kementerian-agama Diakses pada tanggal 1 Juni 2018.
65
pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementrian Agama;
c. Pengelolaan barang milik/kekayaan Negara yang
menjadi tanggung jawab Kementrian Agama;
d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan
Kementrian Agama;
e. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervise atas
pelaksanaan urusan Kementrian Agama di daerah;
f. Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke
daerah;
g. Pelaksanaan pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan di bidang agama dan keagamaan;
h. Pelaksanaan penyelenggaraan jaminan produk halal;
dan
i. Pelaksanaan dukungan substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan Kementrian
Agama.35
F. Tugas Pokok dan Fungsi Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah
1. Tugas
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah mempunyai tugas untuk merumuskan serta
melaksanakan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang
penyelenggaraan haji dan pembinaan umrah berdasarkan
kebijakan yang ditetapkan oleh Menteri.
35
https://kemenag.go.id/home/artikel/42941 Diakses pada tanggal 1
Juni 2018.
66
2. Fungsi
a. Perumusan dan penetapan visi, misi dan kebijakan
teknis di bidang Penyelenggaraan Haji dan
Pembinaan Umrah;
b. Perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, dan
prosedur di bidang Penyelenggaraan Haji dan
Pembinaan Umrah;
c. Pelaksanaan kebijakan di bidang Penyelenggaraan
Haji dan Pembinaan Umrah;
d. Pemberian pembinaan teknis dan evaluasi pelaksana
tugas;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jendral.36
G. Tugas dan Fungsi Subdirektorat Akomodasi
Subdirektorat Akomodasi Haji mempunyai tugas
sebagaimana tercantum pada peraturan Menteri Agama yaitu
melaksanakan perumusan dan pelaksanaaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, kriteria, bimbingan
teknis, serta memonitoring dan evaluasi di bidang pelayanan
akomodasi haji diluar negri.
Dalam melaksanakan tugas Subdirektorat Akomodasi
Haji, dimana menyelenggarakan fungsi antara lain:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pelayanan
akomodasi haji di luar negri;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan
akomodasi haji di luar negri;
36
https://kemenag.go.id/home/artikel/12715 Diakses pada tanggal 2
Juni 2018.
67
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria di bidang pelayanan akomodasi haji di luar negri;
dan
Penyiapan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi di
bidang pelayanan akomodasi haji di luar negri.37
H. Alamat Kementerian Agama Republik Indonesia
Jalan Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Jakarta Pusat
10710.38
(+6221) 3811679 dan (+6221) 34833004
Email: [email protected]
Website: www.kemenag.go.id dan www.haji.kemenag.go.id
37 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 80 Tahun
2013, Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Agama, (Jakarta, 2013), Pasal
304G, h. 9. 38
https://kemanag.go.id/home/find Diakses pada tanggal 2 Juli 2018.
68
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Penelitian ini membahas tentang strategi komunikasi yang
diterapkan Kementerian Agama Republik Indonesia dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”. Kementerian Agama
Republik Indonesia meluncurkan aplikasi berbasis ponsel pintar
atau smartphone yang diberi nama “Haji Pintar”, dirilisnya
aplikasi ini bertujuan untuk memudahkan jamaah dalam
mempersiapkan dan melaksanakan Ibadah Haji saat jamaah
berada di tanah air maupun di tanah suci. Aplikasi Haji Pintar ini
adalah wujud pelayanan dan perlindungan terhadap jamaah haji.
Peluncuran awal aplikasi Haji Pintar ini pada tahun 2015.
Pada awal peluncuran, aplikasi ini dilengkapi dengan informasi
seperti info pemondokan, info transportasi, info catering,
penunjuk jalan, info kesehatan dan info perusahaan perusahaan
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU).
Seiring berkembangnya teknologi disitulah munculnya
aplikasi Haji Pintar ini. Pada tahun 2016, Kementerian Agama
Republik Indonesia meluncurkan aplikasi Haji Pintar generasi
kedua. Aplikasi Haji Pintar ini merupakan pengembangan dari
aplikasi Haji pintar sebelumnya. Adapun informasi yang dapat
diakses dari aplikasi Haji Pintar generasi kedua ini yaitu jadwal
penerbangan, layanan transportasi darat, rute jamaah haji,
akomodasi Makkah dan Madinah, catering Makkah dan Madinah
serta di Arafah Mina, informasi kesehatan, sms center, manasik,
posisi jamaah dan petugas, dan informasi penting lainnya. Fitur
69
pada aplikasi Haji Pintar kedua ini, jamaah dapat mengecek
keberangkatan berdasarkan porsi. Dengan hanya memasukkan
nomor porsi, jamaah dapat mengetahui waktu keberangkatan
berdasarkan nomor porsi, jika ada waktu keberangkatan, maka
perubahan ini dapat diketahui secara online atau real time.
Pengembangan lainnya juga terdapat pada fitur akomodasi haji,
jamaah dapat mengetahui wilayah hotel, foto hotel, nomor kamar
hotel serta fasilitas hotel lainnya.1
Pada tahun 2017 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah
(PHU) Kementerian Agama Republik Indonesia merilis Aplikasi
Haji Pintar versi terbaru. Pada generasi ini, sudah dilakukan
upgrade dengan menambahkan beberapa fitur baru, seperti: Al-
Quran, jadwal sholat, informasi ziarah baik di Makkah dan
Madinah, nilai tukar rupiah yang selalu update setiap harinya, dan
Itinerary (rencana perjalanan ibadah haji). Selain itu aplikasi yang
pertama kali dirilis pada tahun 2015 ini juga memuat informasi
tentang jadwal keberangkatan kloter, do’a-do’a, serta informasi
layanan pengaduan dan whatsapp.2
Kementerian Agama menghadirkan kembali layanan
berbasis digital pada musim haji pada tahun 2018. Versi terbaru
aplikasi Haji Pintar sudah diluncurkan. Pada tahun 2018, terdapat
penambahan fitur QR Qode yang berfungsi saat jamaah tersesat
di Arab Saudi, jadi masyarakat hanya men-scan barcode yang
1
https://kemenag.go.id/berita/read/379442/kemenag-luncurkan-
aplikasi-haji-pintar-kedua--apa-fitur-barunya- Diakses pada hari Minggu, 22
Juli 2018 pukul 16.44 WIB. 2
https://kemenag.go.id/berita/read/504974/kemenag-rilis-aplikasi-
haji-pintar-generasi-tiga Diakses pada hari Minggu, 22 Juli 2018 pukul 16.52
WIB.
70
ada di gelangnya. Jika sudah di scan, akan muncul identitas
jamaah, lokasi pemondokan, dan lainnya terkait identitas
jamaah.3
Strategi komunikasi yang dilakukan oleh Kementerian
Agama Republik Indonesia dalam mensosialisasikan aplikasi
“Haji Pintar”, berkaitan dengan tahapan-tahapan strategi menurut
Fred R. David dalam konteks strategi komunikasi yang terbagi
dalam tiga langkah, yaitu: formulasi strategi, implementasi
strategi, dan evaluasi strategi yaitu sebagai berikut:
A. Formulasi Strategi
Sebuah lembaga, perusahaan, atau instansi memiliki
tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai suatu tujuan, di
perlukan adanya strategi. Hal ini merupakan salah satu proses
awal dalam mencapai tujuan yang direncanakan oleh sebuah
lembaga atau perusahaan untuk mencapai tujuan. Menurut
Fred R. David dalam buku Manajemen Strategik, langkah
pertama yang dilakukan adalah merumuskan strategi yang
akan dilakukan. Sudah termasuk di dalamnya adalah
pengembangan tujuan, mengidenfitikasi peluang dan
ancaman eksternal, menentukan kekuatan dan kelemahan
secara internal, menetapkan suatu objektifitas, memulai
strategi alternatif dan memilih strategi untuk dilaksanakan.
Dalam perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk
3 Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom. Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
71
memutuskan, memperluas, menghindari atau melakukan
suatu keputusan dalam proses kegiatan.4
1. Mengembangkan Tujuan
Tujuan merupakan pencapaian akhir yang ingin
dicapai oleh suatu organisasi, hal ini membentuk kinerja
organisasi lebih focus dan terarah pada suatu tujuan.
Adapun tujuan Kementerian Agama Republik Indonesia
membuat aplikasi “Haji Pintar” tersebut untuk
memberikan kualitas pelayanan prima terhadap jamaah
haji di Indonesia, baik pada saat persiapan didalam
negeri maupun pada saat di tanah suci. Dengan adanya
aplikasi “Haji Pintar” juga sebagai wadah Kemenag
untuk memberikan informasi-informasi terkait persiapan
dan pelaksanaan ibadah haji sesuai keterangan dari
Bapak Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan Akomodasi
Haji, sebagai berikut:
“Tujuannya itu sudah pasti mengarah kepada
pelayanan itu sendiri,. Karena kalau pegawai Negeri itu
kan memberikan pelayanan. Jadi semaksimal mungkin
kita harus tingkatkan pelayanan Haji dengan kemajuan
teknologi saat ini, ya karna itulah kita mengikuti
perkembangan zaman dan pelayanan ini harus
mengikuti perkembangan zaman seperti sekarang ini,
jadi dibuatlah aplikasi Haji Pintar ini. Nah selain itu
aplikasi haji pintar ini juga kan sebagai wadah
komunikasi antara Kementerian Agama dengan jamaah
dengan fitur-fitur pelayanan yang ada didalamnya.”5
4 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari
dan Liza Nurbani Puspitasari (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 4. 5 Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
72
2. Peluang dan Ancaman Eksternal
a. Peluang
Mengenali peluang eksternal dapat membantu
strategi yang akan dilakukan. Peluang dapat
mengantisipasi ancaman eksternal yang dapat
mengganggu pelaksanaan strategi. Melihat
kenyataan dilapangan pada saat jamaah berada di
tanah suci, Subdirektorat Akomodasi Haji melihat
jamaah banyak memiliki kendala dalam
melaksanakan Ibadah haji. Jamaah haji harus
mendapatkan pelayanan prima saat mempersiapkan
maupun melaksanakan ibadah Haji saat di tanah air
dan di tanah suci. Kemajuan teknologi pada masa
sekarang ini membuat peluang untuk Kementerian
Agama Republik Indonesia khususnya Subdirekorat
Akomodasi Haji untuk merancang pelayanan haji
yang didasarkan atas kemajuan teknologi.
Subdirektorat Akomodasi Haji membuat sebuah
aplikasi berbasis smartphone android. Aplikasi
tersebut berawal dikhususkan untuk melayani
akomodasi haji. Hal ini diperkuat oleh keterangan
Bapak H. Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan
Akomodasi Haji, yaitu sebagai berikut:
“Sumber awalnya Haji Pintar itu adanya di
subdit Akomodasi. Jadi gini cerita awalnya,
bagaimana sih caranya supaya jamaah tuh tau
hotelnya dimana? Sejak dia mau berangkat Haji
jadi sudah tau gimana sih caranya. Karena kan
kayak di Mekkah itu tahun ini ada 156 hotel, di
73
Madinah ada 113 hotel. Gimana sih dia tau
wilayahnya mana? Hotelnya dimana? Jaraknya
berapa? Maka dari itu kita buatlah aplikasi
sederhana Haji Pintar itu khusus untuk melayani
Akomodasi.”6
b. Ancaman
Ancaman adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan organisasi yang
dapat mengganggu keberadaan organisasi.
Tidak hanya melihat peluang, Kementerian
Agama Republik Indonesia khususnya Subdirektorat
Akomodasi Haji juga merumuskan ancaman yang
ada terkait dengan peluncuran aplikasi “Haji Pintar”
ini. Ancaman itu berupa adanya aplikasi serupa
yang mengatasnamakan dari Kementerian Agama,
namun aplikasi tersebut berada di luar dari
Kementerian Agama.
“Kalau menurut saya ya ada sedikit ancaman
yaa paling dari luar ya.. seperti misalnya ada
aplikasi lain serupa tapi tak sama.”7
6 Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji. 7 Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
74
Gambar 4.1.
Aplikasi lain yang serupa
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=lab.a
thalon.cekhaji
Gambar 4.2.
Aplikasi lain yang serupa
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.c
ekporsi.hajipintar
75
Selain yang telah disebutkan diatas, ancaman
selanjutnya datang dari jamaah itu sendiri. Ancaman
tersebut yaitu jika jamaah sendiri tidak memiliki
handphone berbasis smartphone android dan rata-
rata usia jamaah adalah usia lanjut, ini merupakan
sebuah ancaman untuk Kementerian Agama
Republik Indonesia. Sesuai dengan keterangan
Bapak H. Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan
Akomodasi Haji, yaitu sebagai berikut:
“Jamaah itu mayoritas sudah berumur dan
gak semuanya juga bisa pake smartphone.”8
3. Menetapkan Kekuatan dan Kelemahan Internal
a. Kekuatan
Kekuatan adalah sesuatu yang dimiliki oleh
organisasi sebagai modal bagi keberlangsungan dan
perkembangan. Kekuatan yang dimiliki oleh
Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu:
1) Memiliki kemudahan untuk mengundang media
pada acara khusus untuk mensosialisasikan
aplikasi “Haji Pintar” yaitu dengan diadakannya
Press Release. Hal ini diperkuat oleh Bapak H.
Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan Akomodasi
Haji, yaitu sebagai berikut:
“..melaksanakan Press Release, yang
disampaikan oleh Menteri atau disampaikan
8 Wawancara dengan Bapak Abduh Dhiya’ur Rahman, S.Kom, M.Si.
Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Akomodasi Haji, Pada hari Senin, 16
Juli 2018 di ruang Kasubdit Akomodasi Haji.
76
oleh Dirjen atau disampaikan oleh Direktur
didepan wartawan.”9
2) Memiliki banyak kesempatan untuk
mensosialisasikan jika ada kunjungan ke daerah-
daerah. Sesuai dengan keterangan Bapak H.
Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan Akomodasi
Haji, yaitu sebagai berikut:
“ada pimpinan kita yang diundang ke
daerah, dan disitu juga disosialisasikan kepada
pimpinan daerah yang bertanggungjawab
dengan segala urusan Haji, yang penting
informasi itu sampai ke daerah.”10
3) Data yang ada dalam aplikasi berbasis
smartphone android ini sangat terjamin ke-
valid-an dan keakuratannya karena data tersebut
diambil dari Sistem Komputerisasi Haji Terpadu
(SISKOHAT) Kementerian Agama Republik
Indonesia. Hal ini diperkuat oleh keterangan
Bapak H. Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan
Akomodasi Haji, yaitu sebagai berikut:
“karena Haji Pintar ini, data kita ambil
dari SISKOHAT.”11
9 Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji. 10
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji. 11
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
77
b. Kelemahan
Kelemahan adalah sesuatu yang terdapat
dalam sebuah organisasi yang menyebabkan
organisasi mengalami kemunduran. Kelemahan
secara internal Kementerian Agama Republik
Indonesia yaitu:
1) Kurangnya Sumber Daya Manusia yaitu tenaga
ahli dalam bidang Information Technology (IT)
membuat Kementerian Agama Republik
Indonesia harus bekerjasama dengan pihak
eksternal yaitu Ureking Tech, vendor yang
membuat aplikasi “Haji Pintar”. Sesuai dengan
keterangan Bapak H. Fitsa Baharuddin, Kasi
Pelayanan Akomodasi Haji, yaitu sebagai
berikut:
“Komunikasi dengan Ureking Tech vendor
kita sih lancar dan gamasalah ya”12
Perencanaan strategi untuk mensosialisasikan aplikasi
“Haji Pintar” yang dilakukan oleh Kementerian Agama
Republik Indonesia yaitu mengadakan kegiatan Press
Release, sosialisasi dengan cara sounding kepada pemimpin
tertinggi bagian haji pada Kantor Wilayah (Kanwil), yang
seelanjutnya pihak Kanwil mensosialisasikan bertatap muka
langsung kepada jamaah melalui bimbingan manasik massal.
12
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
78
Kementerian Agama juga mensosialisasikan melalui website
resmi Kementerian Agama Republik Indonesia yaitu
http://kemenag.go.id dan http://haji.kemenag.go.id. Tidak
hanya melalui website, Kemenag juga mensosialisasikan
menggunakan sosial media seperti twitter, facebook, dan
instagram.
B. Implementasi Strategi
Setelah merumuskan dan memilih strategi yang
ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan
strategi yang telah ditetapkan tersebut. Implementasi strategi
sering kali disebut “tahapan aksi” dari manajemen strategi.
Mengimplementasikan strategi artinya memobilisasi tenaga
organisasi atau lembaga untuk mengubah strategi yang
diformulasikan ke dalam tindakan. Dalam tahap pelaksanaan
strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen
dan kerjasama dalam pelaksanaan strategi, jika tidak maka
proses formulasi dan analisis strategi tidak memiliki tujuan
yang berguna. Kemampuan interpersonal sangat penting bagi
keberhasilan implementasi strategi. Tantangan dari
implementasi strategi harus bisa menstimulasi tenaga
organisasi atau lembaga untuk bekerja dengan rasa bangga
dan antusias dalam mencapai tujuan yang sudah dibuat.13
Bentuk sosialisasi yang sudah dilakukan Kementerian
Agama Republik Indonesia yaitu sebagai berikut:
13 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari
dan Liza Nurbani Puspitasari (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 4.
79
1. Press Release
Press release merupakan salah satu bentuk paling
dasar dari persuasi pers, maka press release merupakan
topik yang paling baik untuk memulai bahasan mengenai
teknik persuasi.14
Press Release yang dilakukan
Kementerian Agama Republik Indonesia kepada pers
(wartawan) adalah berita yang berkaitan dengan aplikasi
“Haji Pintar” dan mengajak masyarakat untuk
mengunduh aplikasi tersebut. Press release tersebut
dilakukan disetiap tahunnya setelah aplikasi tersebut siap
untuk dikonsumsi jamaah. Sesuai dengan keterangan
dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, Kasi Pelayanan
Akomodasi Haji, yaitu sebagai berikut:
“Untuk teknis Press Release itu sendiri itu nanti
juga bersama staf Ahli Menteri. Insya Allah dilakukan
minggu ini. Yang jelas nanti kita juga melakukan
sosialisasi yaitu mempublikasikan pada media massa,
kita undang humas kementerian Agama juga. Dialah
yang mengundang seluruh wartawan.”15
Dari kegiatan Press Release yang dilaksanakan
Kementerian Agama Republik Indonesia, media dapat
memberikan informasi kepada masyarakat melalui
tayangan beritanya.
14 Tony Greener, Kiat Sukses Public Relations dan Pembentukan
Citranya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002), h. 39. 15
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
80
Gambar 4.3.
Pemberitaan melalui televisi setelah dilaksanakan Press Release
Sumber:
https://www.youtube.com/watch?v=VYBzSMRSpmU&t=
104s
Gambar 4.4.
Pemberitaan media online kompas.com
sumber:
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/18/1715476
1/akses-informasi-seputar-haji-melalui-aplikasi-haji-
pintar
81
Gambar 4.5.
Pemberitaan media online tribunnews.com
sumber:
http://jogja.tribunnews.com/2018/07/16/ibadah-haji-
2018- didukung-aplikasi-haji-pintar-tersedia-di-google-
play-store
2. Sounding
Sounding dilakukan kepada pimpinan tertinggi
bagian haji pada Kantor Wilayah (Kanwil). Dalam
pelaksanaan sosialisasi aplikasi “Haji Pintar”,
Kementerian Agama Republik Indonesia tidak dapat
terlepas dari Kementerian Agama Kantor Wilayah
(Kanwil). Hal itu dikarenakan Kanwil yang bertatap
langsung dengan jamaah. Pegawai atau pimpinan
Kemenag RI sounding. Teknisnya yaitu pada saat ada
kunjungan ke Kanwil, pegawai Kemenag sounding
kepada pimpinan bagian haji yang ada di Kantor
82
Wilayah (Kanwil) untuk menginformasikan tentang
aplikasi “Haji Pintar” baik fitur yang ada didalamnya
maupun teknis untuk penggunaannya. Selanjutnya pihak
Kanwil menginformasikan, mendidik, dan memberi
arahan kepada jamaah pada saat menyelenggarakan
manasik massal, agar menggunakan aplikasi “Haji
Pintar”. Hal ini diperkuat oleh pendapat Bapak H. Fitsa
Baharuddin, Kasi Pelayanan Akomodasi Haji, yaitu
sebagai berikut:
“Yang jelas kita sosialisasi ke seluruh daerah-
daerah, kita informasikan kepada Kanwil-kanwil
ataupun kanwil kita undang ke Kemanag Pusat, yang
selanjutnya kanwil mengadakan manasik kepada jamaah
didaerah tanggungjawabnya, jadi step by step, seperti
itu sistemnya”16
Selanjutnya sounding yang dilakukan Kemenag
RI, ditindaklanjut oleh Kemenag Kantor Wilayah
(Kanwil) untuk mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”
dengan bertatap muka langsung kepada jamaah-jamaah
melalui program bimbingan manasik massal.
3. Internet
a. Website resmi Kementerian Agama Republik
Indonesia
Kemenag RI melaksanakan sosialisasi melalui
website resminya dengan menulis berita mengenai
aplikasi “Haji Pintar”.
16
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
83
Gambar 4.6.
Berita di website resmi Kementerian Agama Republik
Indonesia
sumber:
https://kemenag.go.id/berita/read/508113/aplikasi-haji-
pintar-2018-sudah-tersedia-untuk-diunduh
b. Social Media resmi Kementerian Agama Republik
Indonesia
1) Facebook
Kementerian Agama Republik Indonesia telah
melaksanakan sosialisasi kepada jamaah melalui
official account facebook yang dimilikinya.
84
Gambar 4.7.
Memberikan informasi melalui akun facebook resmi
Kementerian Agama Republik Indonesia
sumber:
https://kemenag.go.id/berita/read/508113/aplikasi-
haji-pintar-2018-sudah-tersedia-untuk-diunduh
2) Twitter
Kemenag RI melaksanakan sosialisasi melalui
official account twitter yang dimiliki Kementerian
Agama Republik Indonesia, yaitu sebagai berikut:
85
Gambar 4.8.
Memberikan informasi melalui akun twitter resmi
Kementerian Agama Republik Indonesia
sumber:
https://twitter.com/Kemenag_RI/status/101843882
7830960128
3) Instagram
Kemenag RI melaksanakan sosialisasi kepada
jamaah melalui official account instagram yang
dimilikinya.
86
Gambar 4.9.
Memberikan informasi melalui akun Instagram resmi
Kementerian Agama Republik Indonesia
sumber:
https://www.instagram.com/p/BlPqwaSl4Ou/?utm
_source=ig_share_sheet&igshid=qb1h3as776xc
87
4. Fitur-fitur Aplikasi “Haji Pintar”
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah (PHU) Kementerian Agama Republik Indonesia
bekerja sama dengan vendor perancang aplikasi,
meluncurkan aplikasi “Haji Pintar” dengan berbagai fitur
di dalamnya yang memudahkan jamaah dalam
mengakses informasi. Seperti jadwal keberangkatan,
konversi mata uang, tuntunan ibadah dan lain-lain.
Dirancangnya aplikasi “Haji Pintar” dengan berbagai
fitur tersebut merupakan upaya Kemenag untuk
mempermudah proses sosialiasi aplikasi ini kepada
jamaah. Berikut fitur-fitur yang ada dalam aplikasi “Haji
Pintar”:
Gambar 4.10.
Manfaat Nomor Porsi Haji di Aplikasi “Haji Pintar”
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
88
Jamaah yang sudah mendaftar haji, dapat mengetahui
jadwal keberangkatan dengan memasukan nomor porsi haji pada
fitur estimasi keberangkatan yang ada pada aplikasi “Haji Pintar”.
Fitur ini dapat meminimalisir penipuan biro haji, melihat
maraknya kasus penipuan biro perjalanan haji. Selain itu, fitur ini
juga dapat memberi informasi kepada jamaah bahwa namanya
sudah tercatat dalam jamaah kuota resmi Indonesia.
Gambar 4.11.
Login Aplikasi “Haji Pintar”
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Jamaah dapat menikmati fitur-fitur pada aplikasi “Haji
Pintar” antara lain informasi akomodasi, informasi kesehatan,
89
jadwal penerbangan, informasi doa-doa, informasi pemondokan
dan bimbingan manasik haji. Jika jamaah login dengan
memasukan nomor paspor dan tanggal lahir jamaah yang
terdaftar.
Gambar 4.12.
Jadwal Penerbangan
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
90
Jamaah dapat mengetahui jadwal penerbangan dengan
memasukan kode embarkasi dan nomor kloter. Selain itu, jamaah
juga dapat mengetahui informasi bandara terkait penerbangan
menuju tanah suci.
Gambar 4.13.
Informasi Konsumsi
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Fitur konsumsi memudahkan jamaah mengetahui
informasi terkait konsumsi selama di Arab Saudi. Jamaah dapat
mengetahui informasi makanan yang bisa didapatkan pada lokasi,
hari dan waktu makan tertentu.
91
Gambar 4.14.
Jadwal Kegiatan Selama Berhaji
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Aplikasi “Haji Pintar” dapat memudahkan jamaah
mengetahui informasi kegiatan jamaah, mulai dari masuk asrama,
keberangkatan, hingga kepulangan jamaah. Selain itu, jamaah
mendapatkan tuntunan dan jadwal waktu Lontar Jumrah.
92
Gambar 4.15.
Informasi Nilai Tukar Mata Uang
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Jamaah haji dipermudah dengan adanya fitur konversi mata
uang Indonesia to Arab Saudi maupun sebaliknya.
93
Gambar 4.16.
Informasi Jadwal Sholat
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Jamaah dapat mengetahui informasi jadwal sholat pada saat
di Makkah, Madinah, dan Jeddah.
94
Gambar 4.17
Fitur Tejemahan Bahasa
Sumber:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Jamaah dapat menggunakan fitur terjemahan bahasa dari
Indonesia ke bahasa Arab melalui fitur ini terjemahan.
95
C. Evaluasi Strategi
Tahap terakhir dari strategi adalah evaluasi strategi.
Evaluasi strategi diperlukan untuk kelangsungan organisasi.
Evaluasi strategi memiliki tiga aktivitas dasar yaitu
memeriksa dasar strategi organisasi atau lembaga,
membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil aktual,
dan mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja
sesuai rencana. Tahap ini perlu dilakukan guna mencari
kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang harus
dipertahankan untuk jangka panjang.17
Pada tahapan ini Kementerian Agama Republik
Indonesia khususnya Subdirektorat Akomodasi Haji
melakukan evaluasi disetiap tahunnya. Fitur-fitur dari awal
peluncuran selalu mengalami perubahan mulai dari awal
dirilisnya 2015 sampai pada tahun 2018 sekarang ini.
Perubahan fitur ini dimaksudkan agar aplikasi “Haji Pintar”
ini mudah digunakan oleh semua kalangan. Pembaruan fitur
pada setiap tahunnya menunjang proses sosialisasi aplikasi
tersebut. Sosialisasi lebih mudah jika aplikasi “Haji Pintar”
ini mudah digunakan pula.
“Setiap tahun pasti kita adakan evaluasi. Disini kan
banyak unit-unit, ya supaya ketahuan lah udah seberapa
jauh kita bergerak lainnya juga supaya jadi pembelajaran
buat kita juga. Sama kayak seperti masnya nih, kita dapet
dong ya nanti masukan dari hasil skripsinya, kan itu juga
jadi pembelajaran buat kita. Ya aplikasi ini bisa sampai
seperti sekarang itu karena melalui proses panjang mas,
17 Fred R. David, Manajemen Strategik, alih bahasa Novita Puspasari
dan Liza Nurbani Puspitasari (Jakarta: Salemba Empat, 2015), h. 4.
96
apalagi setiap tahunnya kita selalu rilis aplikasi dengan
versi terbarunya. Kalau fitur bisa jadi bertambah, sesuai
dengan kebutuhan-kebutuhan yang belum ada di aplikasi
itu.”18
“Ya seperti yang kita lihat sekarang, aplikasi dari awal
diluncurkannya berbeda kan sama yang terbaru tahun 2018
ini? Pada awal diluncurkan fitur hanya terlihat icon-icon
saja, ya masih sulit lah kalau digunakan oleh jamaah jika
ingin akses aplikasi ini. Kalau sekarang sudah berbentuk
gambar yang modern jadi kan bisa memudahkan jamaah,
memanjakan jamaah. Ya kita buat aplikasi yang user friendly
lah”19
Teknis evaluasi yang dilakukan Kementerian Agama
Republik Indonesia yaitu evaluasi tidak hanya dilakukan oleh
Subdirektorat Akomodasi saja, namun evaluasi dilaksanakan
bersama pimpinan seperti Direktur, Dirjen, dan Staff Ahli
Menteri Kementerian Agama Republik Indonesia.
“seperti evaluasi atau masukan-masukan dari
Direktur, Dirjen, bahkan staf ahli Menteri.. Ya itu kita
tampung terus.. Kalau pimpinan yang ini maunya seperti ini..
ya kita buat seperti ini.. Kalau pimpinan mau seperti itu.. ya
kita buat seperti itu.. karna ga sembarangan kan.. Kita harus
memberikan pelayanan yang prima buat para jamaah”20
Keseluruhan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan
oleh Kementerian Agama Republik Indonesia dinilai kurang
18
Wawancara dengan Bapak H. Abduh Dhiya’ur Rahman, S.Kom,
M.Si. Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Akomodasi Haji, pada hari Senin
16 Juli 2018, diruang Kasubdit Akomodasi Haji.
19
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji. 20
Wawancara dengan Bapak H. Fitsa Baharuddin, S.Kom, Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Haji, Pada hari Rabu, 11 Juli 2018 di ruang
Kasubdit Akomodasi Haji.
97
intens dalam bersosialisasi. Memang belum adanya unit
khusus yang dibuat untuk segala kepentingan terkait aplikasi
“Haji Pintar” membuat Subdirektorat Akomodasi harus
bekerja keras untuk mencapai target yang diinginkan. Hal ini
diperkuat oleh keterangan Bapak H. Abduh Dhiya’ur
Rahman, selaku Kasi Monitoring dan Evaluasi Subdirektorat
Akomodasi Haji, yaitu sebagai berikut:
“Artinya semua media elektronik sudah, medsospun
sudah. Secara langsung lewat Kanwil Provinsi Embarkasi
kepada jamaah langsung juga sudah. Jadi tinggal kurang
intens aja sih.. lebih ke intensitasnya aja paling yang di
evaluasi sih.. memang masalah intensitas selalu ditekankan
dari Dirjen dan Staff Ahli Menteri. Karena begini mas, tugas
dari subdit akomodasi haji itu banyak sekali termasuk segala
persiapan yang jamaah butuhkan di tanah suci. Persiapan
itu jauh kita lakukan sebelum waktu keberangkatan haji,
sehingga sosialisasi untuk aplikasi ini memang masih kurang
intens. Rencana kedepannya mungkin akan ada tim khusus
yang menangani aplikasi haji pintar ini agar lebih fokus dan
lebih terarah sosialisasinya”21
21
Wawancara dengan Bapak H. Abduh Dhiya’ur Rahman, S.Kom,
M.Si. Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi Akomodasi Haji, pada hari Senin
16 Juli 2018, diruang Kasubdit Akomodasi Haji.
98
Gambar 4.18. Gambar 4.19.
Aplikasi “Haji Pintar” 2015 Aplikasi “Haji Pintar” 2016
Gambar 4.20. Gambar 4.21.
Aplikasi “Haji Pintar” 2017 Aplikasi “Haji Pintar” 2018
99
Sumber:
2015: http://m.inponsel.co.id/berita/d/354424/haji-pintar-aplikasi-
untuk-mudahkan-jamaah-di-tanah-suci
2016: http://www.nichealeia.com/2016/07/aplikasi-haji-pintar-
solusi-mempermudah-perjalanan-haji-mandiri.html
2017:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
2018:
https://play.google.com/store/apps/details?id=com.hajiproject
Fitur awal peluncuran aplikasi “Haji Pintar” tahun 2015
mengalami perubahan hingga tahun 2018. Fitur-fitur selalu
bertambah dan tampilan lebih sederhana sehingga dapat
memudahkan jamaah untuk menggunakannya (user friendly).
Tabel 4.1.
Perkembangan Aplikasi “Haji Pintar”
Tahun 2015-2018
Tahun
Aplikasi
Fitur Aplikasi Jumlah
Jamaah
Jumlah
Pengunduh
2015 Fitur pada tahun ini
adalah:22
1. Lokasi
Pemondokan
2. Jadwal
168.800 Kurang
lebih 10.000
22
https://www.liputan6.com/tekno/read/2298550/manjakan-calon-
haji-kemenag-luncurkan-aplikasi-haji-pintar Diakses pada tanggal 6 Oktober
2018
100
Penerbangan
3. Petunjuk Jalan
4. Informasi
Cattering
2016 Fitur pada tahun ini
adalah:23
1. Lokasi
Pemondokan
2. Jadwal
Penerbangan
3. Petunjuk Jalan
4. Informasi
Cattering
5. Data jamaah
melalui input
porsi haji
6. Jadwal
keberangkatan
7. Priview foto hotel
dan fasilitasnya
8. Keluarga dapat
melihat posisi
jamaah dengan
168.800 Kurang
lebih
50.000
23
https://www2.kemenag.go.id/berita/379442/kemenag-luncurkan-
aplikasi-haji-pintar-kedua-apa-fitur-barunya Diakses pada tanggal 6 Oktober
2018.
101
GPS
2017 Fitur pada tahun ini
adalah:24
1. Lokasi
Pemondokan
2. Jadwal
Penerbangan
3. Petunjuk Jalan
4. Informasi
Cattering
5. Data jamaah
melalui input
porsi haji
6. Jadwal
keberangkatan
7. Priview foto hotel
dan fasilitasnya
8. Keluarga dapat
melihat posisi
jamaah dengan
GPS
9. Jadwal
keberangkatan
kloter
221.000 Kurang
lebih
100.000
24
https://www.merdeka.com/peristiwa/aplikasi-haji-pintar-2017-
dirilis-ada-fitur-fitur-baru.html Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018.
102
10. doa-doa
11. Layanan
pengaduan
2018 Fitur pada tahun ini
adalah:25
1. Rencana
Perjalanan Haji
2. Info Manasik
Haji
3. Jadwal
penerbangan
4. Haji pedia
5. Informasi Haji
6. Estimasi
keberangkatan
7. Akomodasi
8. Konsumsi
9. Transportasi
10. Layanan
pengaduan
221.000 Kurang
lebih
110.000
Perkembangan aplikasi “Haji Pintar” dari tahun ke
tahun memang diperuntukkan kepada jamaah Haji agar
semua kebutuhannya dapat terpenuhi. Aplikasi “Haji Pintar”
25
https://inet.detik.com/mobile-apps/d-4115600/kemenag-perbarui-
aplikasi-haji-apa-fitur-barunya Diakses pada tanggal 7 Oktober 2018.
103
sangat membantu jamaah untuk mempersiapkan dan
melaksanakan ibadah Haji. Sesuai dengan keterangan Ibu
Yumanih, sebagai berikut:
“Ya membantu jadi enak apa apa yang kita butuhin
sekarang gampang jadinya, tinggal klik klik aja di
aplikasinya.”26
Jamaah yang sudah berusia lanjut sulit menggunakan
aplikasi “Haji Pintar”. Pada kenyataannya, jamaah dibantu
oleh keluarga yang mengerti dalam menggunakan
smartphone android untuk mengoperasikan aplikasi “Haji
Pintar”. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Ibu Yumanih,
yaitu sebagai berikut:
“Ya saya udah tua gini, paling kalo saya mau nanya
aplikasi ke anak saya.”27
26
Wawancara dengan Ibu Yumanih, Jamaah Haji, pada hari Jumat 20
Juli 2018, di Jalan Haji Sijan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan. 27
Wawancara dengan Ibu Yumanih, Jamaah Haji, pada hari Jumat 20
Juli 2018, di Jalan Haji Sijan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil penelitian strategi komunikasi Kementerian
Agama Republik Indonesia dalam mensosialisasikan aplikasi
“Haji Pintar” melalui tiga tahapan (formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi) maka peneliti
memberi kesimpulan sebagai berikut:
1. Formulasi strategi
Kementerian Agama Republik Indonesia telah
melakukan formulasi dengan melihat unsur-unsur
formulasi, seperti mengembangkan tujuan, melihat
peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan
dan kelemahan internal, dan memilih strategi dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar”
Tujuannya agar meningkatkan kualitas pelayanan
haji di Indonesia dengan melihat peluang dengan
kemajuan teknologi saat ini. Ancaman eksternalnya
adalah adanya aplikasi serupa dari luar Kemenag RI.
Adapun kekuatan Kemenag RI yaitu mudah
mengundang media pada acara khusus dalam
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar” dan memiliki
banyak kesempatan untuk mensosialisasikan jika ada
kunjungan ke daerah-daerah.
Kelemahannya adalah kurangnya Sumber Daya
Manusia yaitu tenaga ahli bidang Information
105
Technology (IT). Kemenag RI bekerjasama dengan
pihak eksternal yaitu Ureking Tech, yang membuat
aplikasi “Haji Pintar”.
Kemenag RI memilih strategi sosialisasi dengan
mengadakan press release setiap tahun, sosialisasi
dengan cara sounding kepada pemimpin tertinggi bagian
haji pada Kantor Wilayah (Kanwil) pada manasik
massal di Kanwil yang selanjutnya pihak Kanwil
mensosialisasikan bertatap muka langsung kepada
jamaah melalui bimbingan manasik massal. Kemenag RI
juga mensosialisasikan melalui website resmi yaitu
http://kemenag.go.id dan http://haji.kemenag.go.id .
Tidak hanya melalui website, rancangan Kemenag juga
mensosialisasikan menggunakan media sosial seperti
twitter, facebook, dan instagram.
2. Implementasi strategi
Setelah dirumuskan strategi selesai dirumuskan,
maka pelaksanaan sosialisasinya meliputi kegiatan press
release, sounding ke Kanwil, melalui website resmi,
media sosial seperti twitter, facebook, dan instagram
sejak awal peluncuran aplikasi tahun 2015 hingga 2018.
3. Evaluasi strategi
Kementerian Agama Republik Indonesia
khususnya Subdirektorat Akomodasi Haji melakukan
evaluasi setiap tahunnya. Fitur-fitur dari awal peluncuran
selalu mengalami perubahan mulai dari awal dirilisnya
2015 sampai pada tahun 2018 sekarang ini. Perubahan
106
fitur ini dimaksudkan agar aplikasi “Haji Pintar” ini
mudah digunakan oleh semua kalangan. Pembaruan fitur
pada setiap tahunnya menunjang proses sosialisasi
aplikasi tersebut.
B. Saran
1. Aplikasi Haji Pintar sebaiknya terus dilanjutkan karena
semakin berkembangnya zaman, teknologi akan semakin
membantu pelayanan Kementerian Agama Republik
Indonesia melalui aplikasi “Haji Pintar”. Maka aplikasi
ini sebaiknya dilanjutkan karena fitur-fitur yang ada
sudah memudahkan pelayanan Kemenag kepada jamaah.
Fitur yang akan datang disesuaikan dengan usia jamaah.
Jamaah haji yang pada umumnya berusia 60 tahun
keatas sebaiknya diberikan sosialisasi khusus dan
diberikan fitur yang lebih mudah diakses oleh jamaah
usia lanjut.
2. Perlu ada pembentukan tim khusus yang difokuskan
untuk aplikasi Haji Pintar, terutama tim untuk
mensosialisasikan aplikasi “Haji Pintar” ini agar aplikasi
“Haji Pintar” dapat digunakan menyeluruh kepada
jamaah-jamaah haji di Indonesia karena jika dibentuk
tim khusus, intensitas dalam sosialisasi aplikasi “Haji
Pintar” akan lebih fokus dan lebih baik lagi.
107
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani. (2012). Sosiologi Skemaika Teori dan Terapan Cet.
ke-4. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Ardial. (2014). Paradigma dan Model Penelitian Komunikasi.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Bahasa, T. P. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Jakarta:
Balai Pustaka.
Bungin, B. (2010). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta:
Kencana.
Cangara, H. (2013). Perencanaan dan Strategi Komunikasi.
Jakarta: Rajawali Pers.
Cangara, H. (2014). Perencanaan dan Strategi Komunikasi cet.2.
Jakarta: Rajawali Pers.
David, F. R. (2002). Manajemen Strategi Konsep, alih bahasa
Indonesia, alih bahasa Alexander Sindoro. Jakarta:
Prnhallindo.
Effendy, O. U. (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Effendy, O. U. (2008). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Effendy, O. U. (2011). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
108
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif . Jakarta: Bumi
Aksara .
Herdiyansyah. (2015). Komunikasi dan Pelayanan Publik.
Yogyakarta: Gava Media.
Husein, U. (2001). Startegic Management in Action. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Ilahi, W. (2010). Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Jumroni, & Suhaimi. (2006). Metode-metode Penelitian
Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta Press.
Liliweri, A. (2011). Komunikasi Serba Makna Ada Serba Makna.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Muhammad, A. (1995). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Muhammad, A. (2014). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Mulyana, D. (2008). Komunikasi Efektif, Suatu Pendekatan
Lintas Budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyanto, A. (2009). Sistem Informasi Konsep & Aplikasi.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Oliver, S. (2007). Strategi Publik Relations. Jakarta: Erlangga.
109
Pressman, R. S. (2002). Rekayasa Perangkat Lunak, Pendekatan
Praktis, alih bahasa Harnaningrum. Yogyakarta: ANDI.
Rahman, D. A. (2003). Pengantar Metode Penelitian.
Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta.
Rahmat, J. (2002). Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi
Contoh Analisis Statistik. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
RI, P. B. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
Seto, I. (2013). Semiotika Komunikasi Aplikasi Praktis Bagi
Penelitian dan Skripsi Komunikasi . Jakarta : Mitra
Wacana .
Sunarto, K. (2000). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fak. Ekonomi UI.
Sunarto, K. (2004). Pengantar Sosiologi Cet. ke-4. Jakarta:
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Usman, H., & Setiadi, P. A. (1996). Metodologi Penelitian Sosial
. Jakarta: Bumi Aksara.
Vivian, J. (2008). Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Kencana.
Widjaja. (2002). Komunikasi dan Hubungan Masyarakat.
Jakarta: Bumi Aksara.
110
Sumber lain:
Agama, B. H. (2007, November 26). kemenag.go.id. Dipetik Juni
1, 2018, dari Visi dan Misi Kementerian Agama:
https://www2.kemenag.go.id/artikel/12433/visi-dan-misi-
kementerian-agama
Agama, B. H. (2016, Mei 12). lampung.kemenag.go.id. Dipetik
Juni 1, 2018, dari Kode Etik Pegawai Kementerian
Agama:
https://lampung.kemenag.go.id/artikel/37515/kode-etik-
pegawai-kementerian-agama
Agama, B. H. (2017, Januari 1). kemenag.go.id. Dipetik Juni 1,
2018, dari Sejarah Pembentukan Kemanag:
https://kemenag.go.id/home/artikel/42956
Agama, B. H. (2017, April 4). kemenag.go.id. Dipetik Juni 1,
2018, dari Struktur Organisasi Kemenag :
https://www2.kemenag.go.id/artikel/42518/kementerian-
agama-pusat
Agama, B. H. (2017, Januari 1). kemenag.go.id. Dipetik Juli 2,
2018, dari Tugas dan Fungsi Direktorat Penyelenggaraan
Haji dan Umrah:
https://kemenag.go.id/home/artikel/12715
Agama, B. H. (2017, Januari 1). Kemenag.go.id. Dipetik Maret
2018, 20, dari Tujuan Pembangunan Kementerian Agama:
https://kemenag.go.id/home/artikel/42942
Agama, B. H. (2017, Januari 1). Kemenag.go.id. Dipetik Juni 2,
2018, dari Tugas dan Fungsi Kementerian Agama:
https://kemenag.go.id/home/artikel/42941
111
Arnani, M. (2018, Juli 18). Akses Informasi Seputar Haji Melalui
Aplikasi "Haji Pintar". Dipetik September 16, 2018, dari
kompas.com:
https://nasional.kompas.com/read/2018/07/18/17154761/a
kses-informasi-seputar-haji-melalui-aplikasi-haji-pintar
Iwe. (2018, Juli 16). Ibadah Haji 2018 Didukung Aplikasi HAJI
PINTAR, Tersedia di Google Play Store. Dipetik
September 2018, 2018, dari TribunJogja.com:
http://jogja.tribunnews.com/2018/07/16/ibadah-haji-2018-
didukung-aplikasi-haji-pintar-tersedia-di-google-play-
store
Kontri. (2017, Juli 17). kemanag.go.id. Dipetik Juli 22, 2018, dari
Kemenag Rilis Aplikasi Haji Pintar Generasi Tiga:
https://kemenag.go.id/berita/read/504974/kemenag-rilis-
aplikasi-haji-pintar-generasi-tiga
Kontri. (2017, Juli 21). Kemenag rilis aplikasi haji pintar generasi
tiga . Dipetik Maret 20, 2018, dari kemenag.go.id:
https://kemenag.go.id/berita/read/504974/kemenag-rilis-
aplikasi-haji-pintar-generasi-tiga
Kontri. (2017, Juli 21). Kemenag.go.id. Dipetik Maret 20, 2018,
dari Kemenag Rilis Aplikasi Haji Pintar Generasi Tiga:
https://kemenag.go.id/berita/read/504974/kemenag-rilis-
aplikasi-haji-pintar-generasi-tiga
Sasongko, A. (2016, Maret 16). Menag: Kuota Haji 2016 tetap
168800. Dipetik Maret 20, 2018, dari
www.republika.co.id:
http://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-jurnal-
haji/16/03/16/o447id313-menag-kuota-haji-2016-tetap-
168800
112
Sasongko, A. (2016, Maret 16). www.republika.co.id. Dipetik
Maret 20, 2018, dari Kuota Haji 2016:
https://www.republika.co.id/berita/jurnal-haji/berita-
jurnal-haji/16/03/16/o447id313-menag-kuota-haji-2016-
tetap-168800
LAMPIRAN
HASIL WAWANANCARA
Wawancara 1
Narasumber : H. Fitsa Baharuddin, S.Kom.
Jabatan : Kepala Seksi Pelayanan Akomodasi
Subdirektorat Akomodasi Haji Direktorat
Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian
Agama Republik Indonesia
Waktu : Rabu, 11 Juli 2018, pukul 13.35 WIB
Tempat : Ruang Kasubdit Akomodasi Haji, Kementerian
Agama Republik Indonesia, Jalan Lapangan
Banteng Barat No.3-4 Jakarta Pusat, 10710.
1. Apa yang melatar belakangi pembuatan aplikasi haji
pintar? Bagaimana ide awal pembuatan aplikasi haji
pintar ini?
Aplikasi Haji Pintar ini yang jelas ingin memberikan
informasi kepada jamaah Haji, memberikan pelayanan yang
terbaik dan kemudahan untuk jamaah Haji, yang sudah
jelasnya. Kita harus meningkatkan terus kualitas pelayanan
Haji. Karena kalau pegawai Negeri itu kan memberikan
pelayanan. Jadi semaksimal mungkin kita harus tingkatkan
pelayanan Haji dengan kemajuan teknologi saat ini, ya karna
itulah kita mengikuti perkembangan zaman dan pelayanan ini
harus mengikuti perkembangan zaman. Jadi Kemenag
melakukan terobosan baru sebagai wujud peningkatan
pelayanan jamaah Haji. Maka dibuatlah aplikasi Haji Pintar
ini.
2. Apa tujuan dari dibuatnya aplikasi Haji Pintar?
Tujuannya itu sudah pasti mengarah kepada pelayanan itu
sendiri,. Karena kalau pegawai Negeri itu kan memberikan
pelayanan. Jadi semaksimal mungkin kita harus tingkatkan
pelayanan Haji dengan kemajuan teknologi saat ini, ya karna
itulah kita mengikuti perkembangan zaman dan pelayanan ini
harus mengikuti perkembangan zaman seperti sekarang ini,
jadi dibuatlah aplikasi Haji Pintar ini. Nah selain itu aplikasi
haji pintar ini juga kan sebagai wadah komunikasi antara
Kementerian Agama dengan jamaah dengan fitur-fitur
pelayanan yang ada didalamnya.
3. Berapakah rentang usia pengguna yang ditargetkan
untuk menggunakan aplikasi Haji Pintar?
Rentang usia pengguna kita sih ga berpatok ya, karena
dominasi umur para jamaah Haji sekarang ini ya bermacam-
macam lah, sekarang yang penting menggunakan Handphone
Android dan bisa akses internet. Kalau usia kita ga ada
batasan karna kan bermacam-macam usia yang berangkat
Haji.
4. Apa pertimbangan Kemenag sebelum merencanakan
pembuatan aplikasi Haji Pintar ini?
Banyak yang harus dipertimbangkan mas, karena kita bangsa
yang besar dengan mayoritas penduduknya adalah umat
Muslim, setiap tahun juga Alhamdulillah kita mendapatkan
quota yang besar dan meningkat terus, untuk Haji 221.000
jamaah. Nah inilah pertimbangan kita untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan perlindungan kepada jamaah itu
sendiri, Selain itu juga kita yang memberikan pelayanan
akomodasi saat di Arab Saudi, jadi kita taulah kebutuhan-
kebutuhan jamaah saat disana, tapi tidak menyampingkan
kebutuhan jamaah saat persiapan keberangkatan juga, itu
juga kita perhatikan sekali. Disamping itu kita lihat dari
teknologi sekarang ini yang sudah pesat kemajuannya, nah
karna kemajuan itulah kita melihat peluang yang sangat
bagus sekali untuk membuat aplikasi Haji Pintar ini untuk
memudahkan jamaah yang jumlahnya semakin mengalami
peningkatan ketika di tanah air dan di tanah suci. Kalau
sudah muncul aplikasi ini kan enak, apapun berkaitan dengan
Ibadah Haji bisa di akses aja dari aplikasi. Nah begitulah
pertimbangan-pertimbangan sebelum dirilisnya aplikasi ini.
Dengan tenaga kita orang kita disini terbatas jumlahnya
untuk subdit Akomodasi, tapi kita disini memaksimalkan
pelayanan.
5. Dari awal peluncuran aplikasi ini, apa saja usaha-usaha
sosialiasi yang sudah dilakukan oleh Kemenag?
Yang jelas kita sosialisasi ke seluruh daerah-daerah, kita
informasikan kepada Kanwil-kanwil ataupun kanwil kita
undang ke sini.. yang selanjutnya kanwil mengadakan
manasik kepada jamaah didaerah tanggung jawabnya, jadi
step by step, seperti itu sistemnya. Kita kuat juga sosialisasi
dari media massa. Sosialisasi ini kan berbagai macam cara,
Pegawai Kanwil kita panggil kesini seperti kepala-kepala
pimpinan Haji yang kita undang kesini. Pada saat itulah kita
lakukan sosialisasikan kalau kita punya Aplikasi Haji Pintar
dan silahkan untuk di download, kemudian yang kedua, ada
pimpinan kita yang diundang ke daerah, dan disitu juga
disosialisasikan kepada pimpinan daerah yang
bertanggungjawab dengan segala urusan Haji, yang penting
informasi itu sampai ke daerah, dari daerah tersebut nantinya
akan disosialisasikan sampai tersampaikan informasi kepada
jamaah bahwa kita punya Aplikasi Haji Pintar. Adalagi
Humas kita, seperti melaksanakan Press Release, yang
disampaikan oleh Menteri atau disampaikan oleh Dirjen, atau
disampaikan oleh Direktur didepan wartawan. Kemudian
media sosial kita punya website Kementerian Agama, bisa
disosialisasikan disitu, jadi berbagai macam cara, jadi tidak
satu saja, jadi seperti gini, mas nya datang untuk wawancara
kesini, saya menyampaikan, kan itu bagian dari sosialisasi
juga kan? Kalau sosialisasai jelas sudah kita ke seluruh
daerah di Indonesia itu kita pasti sosialisasi tentang aplikasi
Haji Pintar ini. Sosialisasi tidak berhenti dari awal
peluncuran aplikasi Haji Pintar ini dari pertama kali yaitu
pada tahun 2015, ya berarti sosialisasi itu dilakukan dari
2015 sampai dengan sekarang. Untuk sosialisasi yang
sekarang ini tahun 2018, kita awali dengan Press Release,
minggu ini dengan Bapak Menteri atau nanti kita yang
melakukan Press Release.
6. Bagaimana teknis Press Release itu sendiri pak?
Untuk teknis Press Release itu sendiri itu nanti juga bersama
staf Ahli Menteri. Insya Allah dilakukan minggu ini. Yang
jelas nanti kita juga melakukan sosialisasi yaitu
mempublikasikan pada media massa, kita undang humas
juga. Dialah yang mengundang seluruh wartawan.
7. Melalui media apa sosialisasi yang paling efektif?
Untuk yang paling mudah ya melalui media sosial, karena
tersampaikan langsung. Katakanlah direktur dalam sebuah
acara, memberikan statement dalam acara itu “sekarang
jamaah sudah dipermudah dengan layanan informasi Haji
Pintar, bisa diakses melalui Handphone Android”. Nah..
ketika masyarakat melihat itu, kan masyarakat langsung
mendownload aplikasi Haji Pintar itu.
8. Apa saja hambatan yang ditemui dalam proses sosialisasi
aplikasi ini?
Ga ada hambatan untuk sosialisasi, karena banyak moment
kita untuk sosialisasi, bahkan kita punya acara khusus untuk
sosialisasi pelayanan haji luar negeri, seperti yang sudah
dilakukan di Medan, nah itu semua yang kita punya, kita
sosialisasikan pelayanan yang dilakukan tahun ini,
peningkatan-peningkatan ya seperti itulah. Agak aneh ya
kalo di sosialisasi itu ada hambatan ya, karena udah berbagai
macam cara ya seperti tadi yang saya bilang. Kalo menurut
saya sih untuk informasi ini ga ada hambatan ya, sulit
memang jika jamaah itu tidak mempunyai Smartphone
berbasis android, itu baru sulit. Hambatan itu ada karena
informasi yang ingin kita sampaikan itu belum lengkap, nah
jadilah hambatan itu. Saya ibaratkan seperti WA gabisa? Ya
bisa SMS, telfon gabisa? WA Call bisa, ya jadi banyak cara
gituloh.. Jadi, informasi itu untuk sekarang agak sulit gitu
kalo dibilang ada kendala. Ya memang ada, tapi kecil dan ga
mempengaruhilah..
9. Kalau memang ada hambatan sedikit itu seperti apa ya
pak?
Seperti.. nih kaya saya lagi buka email, internetnya
jaringannya bermasalah. Sementara informasi di email ini
yang saya ambil, itu untuk Haji Pintar dari bagian Cattering,
nah.. catteringnya lagi di Saudi sekarang.. dia kirim email tp
gabisa dibuka karena jaringan internet saya bermasalah..
kalau saya telfon kesana, biayanya banyak kan? Saya WA
pun dia susah balasnya karena ga aktif WA nya, kalau WA
nya aktif sih gamasalah.. Nah itu salah satu hambatan.
10. Selain itu ada hambatannya lagi pak atau ancaman
mungkin?
Ancaman seperti apanih? Ga ada preman mas disini Haha..
Kalau menurut saya ya ada sedikit ancaman yaa paling dari
luar ya.. tapi ga, seperti misalnya ada aplikasi lain serupa tapi
tak sama dong yaa, ga ada yang bisa samakan aplikasi kita..
Namun aplikasi itu bukan keluaran dari Kemenag, mungkin
ini hambatan kecil ya, karena kan kalau jamaah di google
playstore itu salah mendownload aplikasi bukan keluaran
dari kita itukan berarti jamaah salah menggunakan aplikasi,
nah itu sih ga besar ya karena itu seperti yang saya bilang
tadi pada sosialisasi, itu ga sembarang sosialisasi.. itu pasti
diberitahu aplikasi kita yang berlogo seperti apa, dan fitur-
fiturnya seperti apa, ya sangat jelas sekalilah, makannya saya
bilang itumah ga berpengaruh besarlah, yang berpengaruh
besar itu kalo vendor kita ga dibayarkan mas hahaha..
11. Setelah melakukan segala aksi sosialisasi aplikasi Haji
Pintar, apakah Kemenag melakukan evaluasi? Apa saja
hal-hal yang di evaluasi?
Ya seperti yang kita lihat sekarang, aplikasi dari awal
diluncurkannya berbeda kan sama yang terbaru tahun 2018
ini? Pada awal diluncurkan fitur hanya terlihat icon-icon saja,
ya masih sulit lah kalau digunakan oleh jamaah jika ingin
akses aplikasi ini. Kalau sekarang sudah berbentuk gambar
yang modern jadi kan bisa memudahkan jamaah,
memanjakan jamaah. Ya kita buat aplikasi yang user friendly
lah. Kalau ditahun pertma kalau tidak salah, ada fitur
petunjuk jalan dan lokasi, akomodasi, jadwal penerbangan,
catering, sampai informasi kesehatan. Namun secara
tampilan dan fitur kan sudah jauh berbeda dengan sekarang
ya, itu karna udah lewatin proses evaluasi yang begitu
panjang sampai sampai 6 kali perubahan untuk desain
tampilannya. Nah kalau sekarang coba deh mas nya
download. Itu sekarang ada fitur QR Qode.. Jadi, buat
jamaah yang tersesat disana, itu kita tinggal scan gelang yang
dipakainya aja, nanti keluar semua tuh identitas jamaah yang
tersesat itu. Nah kalau versi sebelumnya ini, Makanan cuma
dalam bentuk tabel aja.. kalau sekarang, jamaah udah
gampang itu melihat jelas gambar makanannya.. Semua
menu yang terlihat pada hari itu juga bisa diketahui oleh
jamaah.. Kalau dulu kan mas liat deh.. nah kalau sekarang itu
dalam aplikasi Haji Pintar itu semua yang ada di Dirjen PHU
itu ada didalam aplikasi itu.. Nah Itu semua mengapa bisa
terjadi yak karena setelah dilakukan evaluasi kaya seperti
evaluasi atau masukan-masukan dari Direktur, Dirjen,
bahkan staf ahli Menteri.. Ya itu kita tampung terus.. Kalau
pimpinan yang ini maunya seperti ini.. ya kita buat seperti
ini.. Kalau pimpinan mau seperti itu.. ya kita buat seperti itu..
karna ga sembarangan kan.. Kita harus memberikan
pelayanan yang prima buat para jamaah.. Dari situ kita tidak
lepas dari kreatifitas vendor pembuatan aplikasi kita..
12. Bagaimana kalau evaluasi sosialisasinya pak? Perbedaan
sosialisasi di tahun pertama rilisnya aplikasi Haji Pintar
ini dengan yang sekarang?
Kalau berkaitan dengan evaluasinya ya coba mas lihat lagi
deh aplikasi yang sekarang ini.. seperti yang saya bilang
mas.. berubah banyak kan ya dengan yang dulu? Kalau dulu
kita sosialisasi susah dengan fitur-fitur yang kurang friendly
dengan jamaah Haji, jadi sulit digunakan, mungkin faktor ini
yang membuat jamaah belum maksimal dalam menggunakan
aplikasi ini yaa.. Kalau sekarang dengan fitur gambar-gambar
yang bagus dan gampanglah dimengerti oleh jamaah ini kan
lebih mudah digunakan sama jamaah itu. Jadi kita mudahlah
dengan aplikasi yang user friendly ini untuk disosialisasikan
untuk jamaah. Jadi dengan aplikasi yang sekarang udah
matang banget walau melewati proses yang panjang seperti
ini, saya yakin jamaah gampanglah gunain aplikasi ini.
13. Mengapa Aplikasi Haji Pintar ada pada dalam Subdit
Akomodasi?
Sumber awalnya Haji Pintar itu adanya di subdit Akomodasi.
Jadi gini cerita awalnya, bagaimana sih caranya supaya
jamaah tuh tau hotelnya dimana? Sejak dia mau berangkat
Haji jadi sudah tau gimana sih caranya. Karena kan kayak di
Mekkah itu tahun ini ada 156 hotel, di Madinah ada 113
hotel. Gimana sih dia tau wilayahnya mana? Hotelnya
dimana? Jaraknya berapa? Maka dari itu kita buatlah aplikasi
sederhana Haji Pintar itu khusus untuk melayani Akomodasi.
Nah seperti tadi mas nya bilang evaluasi, akhirnya
berkembang naik sampai ke pelayanan catering, berkembang
lagi naik ke transportasi, Akhirnya satu dirjen PHU ini semua
pelayanannya ada di Haji Pintar. Ya seperti do’a do’a kan
ada pada bimbingan Haji, estimasi pemberangkatan ada di
pendaftaran, data nya ada di SISKOHAT. Akhirnya
berkembang nih, nah.. nanti gatau kedepannya apakah Haji
Pintar itu masih ada di bawah Subdit Akomodasi Pelayanan
Haji Luar Negeri, atau nanti kita kembalikan ke Dirjen PHU,
lalu ditaro di SISKOHAT, karena yang mengolah data dan
informasi itu ada di SIDU, karena Haji Pintar ini, data kita
ambil dari SISKOHAT.
14. Bagaimana komunikasi dengan vendor pembuat
aplikasi?
Komunikasi dengan Ureking Tech vendor kita sih lancar dan
gamasalah ya, kalo memang bermasalah ya ngapain disini
vendor saya bayar? Haha.. Yaa disini kan kita beli.. dengan
begitu vendor juga udah mengerti dan harus siap dengan apa
tanggung jawabnya dan baru vendor bisa terima haknya..
Kita juga ga sembarang pilih vendor. Dan vendor dengan
mas Prana inilah yang terbaik menurut versi Kementerian
Agama. Jadi gada hambatanlah, nah Kebetulan tadi juga kita
baru selesai bahas Haji Pintar dengan vendor dan staf Ahli
Menteri. Sebelum ke Pak Menteri, itu kita harus ke staf ahli
Menteri dulu.. kalo dia bilang gabisa? Ya engga bisa. Jadi ga
sembarangan.. Pada saat sampai ke Menteri itu sudah Oke
dan gaboleh ada masalah. Jadi sesuatu yang kita buat, itu ada
tahapannya, seperti harus berkomunikasi melalui Direktur
dulu, baru Dirjen, nah pada saat sampai kepada Menteri, itu
sudah Final sudah jadi sempurna aplikasi Haji Pintar ini.
15. Bahasan apa yang ada dalam rapat dengan staf ahli
Menteri?
Untuk bahasan rapat tadi sih untuk kematangan semua fitur
didalamnya, ya kalo dibilang sekarang sih sudah 90%
lebihlah, karna kita ga cuma sekali aja rapat kan, berkali kali
kita lewatin tahapan bersama pak Direktur terlebih dahulu,
lalu Dirjen, nah kalau tadi dihadiri oleh staf ahli Menteri.
Yaa udah siaplah aplikasi ini, tinggal finishing aja. Tadi juga
ada masukan dari vendor kita yang lain, kayak Telkomsel
memberi saran begini, ya kita bahas di rapat. Ya sangat
bagus masukannya. Ini menjadi catatan untuk saya juga,
yang selanjutnya saya targetkan untuk vendor pembuat
aplikasi agar cepat menyelesaikan arahan dari hasil rapat
tadi. Alhamdulillah vendor kita semua isinya orang-orang
hebat. Jadi lancar kerjasama dengan kita.
Jakarta 13 Juli 2018,
Peneliti Narasumber
(Farhan Surya Fajriansyah) (Fitsa Baharuddin, S.Kom)
Wawancara 2
Narasumber : H. Abduh Dhiya’ur Rahman, S.Kom, M.Si.
Jabatan : Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi
Akomodasi, Subdirektorat Akomodasi Haji,
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat
Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah
Kementerian Agama Republik Indonesia.
Waktu : Senin, 16 Juli 2018, pukul 13.10 WIB
Tempat : Ruang Kasubdit Akomodasi Haji, Kementerian
Agama Republik Indonesia, Jalan Lapangan
Banteng Barat No.3-4 Jakarta Pusat, 10710.
1. Apakah ada strategi khusus untuk mensosialisasikan
aplikasi Haji Pintar?
Peluncuran awal aplikasi pada 2015, kalau sosialisasi itu
lewat media elektronik. Setiap tahunnya kita selalu ada Press
Release, wartawan nanti melakukan wawancara terus setelah
itu kita ada dari website Kementerian Agama juga kita
laksanakan sosialisasi. Dari seluruh provinsi, pada saat
melakukan manasik juga disampein bahwa kita ada aplikasi
Haji pintar. Nah ini dari Kanwil kan langsung ke jamaahnya.
2. Bagaimana dengan jamaah yang tidak memiliki
Handphone berbasis android?
Jamaah itu mayoritas sudah berumur dan gak semuanya juga
bisa pake smartphone, setidaknya itu di dalam kloter itu ada
yang pakai, setidaknya didalam regu itu ada yang pakai.
Karena kan setiap regu itu ada 10 orang, kalau rombongan itu
ada 45 orang. Didalam itu ada regu, pasti ada 1 yang punya
handphone berbasis android kan.. ya emang ga semuanya
bisa, tapi setidaknya dalam kloter itu pasti ada kita yakin,
kalaupun tidak ada juga kita bantu pasti dilapangan nanti
untuk menggunakan aplikasi Haji Pintar ini. Mereka yang
tidak tahu, bisa mencari tahu ke yang pegang smartphone.
3. Bagaimana perkembangan pengguna aplikasi Haji Pintar
ini di setiap tahunnya?
Secara fitur selalu bertambah, terus desain dibuat semudah
mungkin untuk pengguna. Kalau tahun lalu 2017 hanya icon
dan deskripsi aja, tahun sebelumnya itu 2016 hanya ada icon
dan tulisan disampingnya. Tapi kalau tahun 2018 ini, lebih
disederhanakan lagi, dalam satu layar bisa mencakup semua
fitur-fiturnya lah. Jadi mudah untuk jamaah yang berumur.
Kalau dilihat secara data itu selalu ada peningkatan, nah
peningkatan ini didasari karena kita itu buat aplikasi agar
mudah digunakan oleh jamaahnya ya se sederhana mungkin
kita buat.
4. Sesuai keterangan yang tadi bapak sampaikan,
perkembangannya hanya pada fitur yang ada di
aplikasinya saja, lalu bagaimana perkembangan
sosialisasinya?
Gini mas, saya jelaskan masalah perkembangan fitur tadi itu,
karena memang fitur gak bisa dipisahkan dengan
sosialisasinya. Karena aplikasi ini kan yang gunain kan
jamaah, nah dominan usia jamaah haji itu relatif usia lanjut.
Jadi dari fitur itu kita buat semudah mungkin digunakan..
Jadi kunci dasar untuk mudah sosialisasinya itu ya berangkat
dari fiturnya dulu. Apakah fitur itu mudah digunakan atau
tidak.. itu kan sangat mempengaruhi saat kita sosialisasikan
kepada jamaah-jamaah. Seperti pada tahun 2018 ini saya rasa
lebih mudah ya digunakan.. nah ini juga sangat berpengaruh
saat kita mensosialisasikan atau menjelaskan penggunaan
aplikasi ini.
5. Lalu bagaimana sosialisasi pada tahun awal diluncurkan
sampai tahun 2018?
Kalau tahun sebelum sebelumnya itu mas semua rencana
berjalan dengan lancar, kita sosialisasi lewat media juga,
website pun berjalan, dengan humas kita adakan press
release, di Kanwil juga disosialisasikan, pejabat disini juga
jalan sosialisasi di luar.. Nah, itu berjalan, namun kurang
pada intensitasnya.. kembali lagi pada fitur.. mungkin
sebelumnya itu belum merangkul jamaah.. nah kalau tahun
ini saya rasa aplikasi ini sudah merangkul lah..
6. Apakah jamaah ditekankan untuk menggunakan aplikasi
Haji Pintar?
Setidaknya aplikasi ini memberikan informasi awal sebelum
keberangkatan, dimana hotel dia tinggal, jaraknya sejauh apa,
makanan-makanan setiap harinya itu kana da semua di
aplikasi itu. Jadi jamaahpun butuhkan informasi-informasi
ini. Dan informasi ini kita tuangkan semua didalam aplikasi
Haji Pintar.
7. Apakah adanya aplikasi lain, menjadi ancaman untuk
Kemenag?
Sebenernya kita bebas aja untuk orang lain membuat untuk
memberikan nformasi seinformatif mungkin. Aplikasi Haji
pintar ini bukan sebagai competitor. Masyarakat yang
membuat aplikasi serupa itu tidak dilarang, kana ada
copyright nya juga. Intinya mereka juga memberikan
informasi. Apkikasi yang kita buat itu datanya, ya data valid.
Karena semua unit-unit nya semua ada disini, nah kalau
orang lain kan ga ketauan sumbernya dari mana. Ya bisa jadi
keakuratannya masih diragukan.
8. Apakah sosialisasi udah menyeluruh kepada seluruh
jamaah? Dan sosialisasi mana yang paling efektif?
Sosialisasi lebih mengena nya lagi itu langsung dari kanwil
yang mengadakan manasik itu. Cuma kalau melihat kekuatan
dari tenaga yang kita punya disini, paling kita bisa dari
televisi, broadcast dari medsos. Itu hanya untuk pressing aja
kepada jamaahnya agar mengetahui keberadaan aplikasi ini.
Karena kalau dari tv atau medsos kan hanya mengetahui aja.
Nah setdaknya pimpinan-pimpinan daerah yang kita undang
kesini, atau pimpinan kita yang diundang ke daerah. Itu bisa
langsung di informasikan ke daerah lalu daerah nanti
langsung ke jamaah. Bicara masalah efektif, semua
sosialisasi saya rasa efektif ya karna kan sudah seperti yang
tadi saya jelaskan juga.
9. Setelah melakukan proses sosialisasi, apakah
Kementerian Agama melakukan evaluasi?
Setiap tahun pasti kita adakan evaluasi. Disini kan banyak
unit-unit, ya supaya ketahuan lah udah seberapa jauh kita
bergerak lainnya juga supaya jadi pembelajaran buat kita
juga. Sama kayak seperti masnya nih, kita dapet dong ya
nanti masukan dari hasil skripsinya, kan itu juga jadi
pembelajaran buat kita. Ya aplikasi ini bisa sampai seperti
sekarang itu karena melalui proses panjang mas, apalagi
setiap tahunnya kita selalu rilis aplikasi dengan versi
terbarunya. Kalau fitur bisa jadi bertambah, sesuai dengan
kebutuhan-kebutuhan yang belum ada di aplikasi itu. Diluar
dari aplikasi seperti merchandise untuk jamaah belum pernah
ada. Kalau kaos untuk panitia-panitia doing, kayak beberapa
minggu lalu kita adakan acara launching juga di Bogor, itu
ada merchandise berupa kaos dan botol minuman, bukan
untuk umum gitu. Nah ini yang baru diadakan ditahun 2018,
tahun lalu belum ada ini untuk merchandise. Untuk yang
lainnya, Medsos juga kita ada seperti twitter, media
elektronik online kita memberitakan juga, dari TV One juga
baru datang memberitakan tadi. Artinya semua media
elektronik sudah, medsospun sudah. Secara langsung lewat
Kanwil Provinsi Embarkasi kepada jamaah langsung juga
Wawancara 3
Narasumber : Yumanih
Jabatan : Jamaah haji reguler
Waktu : Jumat, 20 Juli 2018, pukul 16.30 WIB
Tempat : Jl. H. Sijan, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
1. Apakah ibu mengetahui adanya aplikasi “Haji
Pintar”?
Ya, saya tau
2. Darimana ibu mengetahui tentang aplikasi “Haji
Pintar”?
Dari yayasan tempat saya daftar haji, terus juga ada dari
berita kan
3. Menurut ibu adakah sosialisasi yang dilakukan
Kemenag terkait aplikasi “Haji Pintar”?
Iya itu yang dari tv kan ada orang Kemenag yang
ngomong langsung
4. Apakah dengan informasi dari tv sudah dapat
memandu ibu untuk menggunakan aplikasi “Haji
Pintar”?
Ya saya udah tua gini, paling kalo saya mau nanya
aplikasi ke anak saya. Jadi tau sedikit sedikit saya belajar
sama anak. Kan ada juga tuh nunggu manasik bareng di
Penulis foto bersama H. Fitsa Baharuddin, S.Kom selaku Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Subdirektorat Akomodasi Haji
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik
Indonesia.
Penulis foto bersama H. Fitsa Baharuddin, S.Kom sebagai Kepala
Seksi Pelayanan Akomodasi Subdirektorat Akomodasi Haji
Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik
Indonesia.
Penulis sedang wawancara langsung bersama Bapak H. Abduh
Dhiya’ur Rahman, S.Kom, M.Si sebagai Kepala Seksi
Monitoring dan Evaluasi Akomodasi, Subdirektorat Akomodasi
Haji, Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri, Direktorat Jendral
Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama Republik
Indonesia
Foto sisi kiri penulis, bersama H. Abduh Dhiya’ur Rahman,
S.Kom, M.Si sebagai Kepala Seksi Monitoring dan Evaluasi
Akomodasi, Subdirektorat Akomodasi Haji, Direktorat Pelayanan
Haji Luar Negeri, Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.
Foto sisi kanan penulis, bersama Bapak Dr. H. Ihsan Faisal BR
Rohman, S.Th.I, M.Ag. Selaku Kepala Seksi Subdirektorat
Akomodasi Haji Direktorat Pelayanan Haji Luar Negeri
Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian
Agama Republik Indonesia.
Foto ruang Subdirektorat Akomodasi Haji Direktorat Pelayanan
Haji Luar Negeri Direktorat Jendral Penyelenggaraan Haji dan
Umrah Kementerian Agama Republik Indonesia.