strategi komunikasi guru dalam penanaman nilai...

118
STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA DI SLB-C TUNAS KASIH I KABUPATEN BOGOR Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh : Rizqi Nurul Ilmi NIM: 109051000058 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H / 2013 M

Upload: vuongliem

Post on 03-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI SLB-C TUNAS KASIH I KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh :

Rizqi Nurul Ilmi

NIM: 109051000058

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H / 2013 M

Page 2: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI-NILAI

PENDIDIKAN AGAMA PADA ANAK PENYANDANG TUNAGRAHITA

DI SLB-C TUNAS KASIH I KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh:

Rizqi Nurul Ilmi

NIM : 109051000058

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H /2013 M

Page 3: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 4: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

i

ABSTRAK

RIZQI NURUL ILMI

Strategi Komunikasi Guru Dalam Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Agama Pada

Anak Penyandang Tunagrahita Di SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

Strategi Komunikasi adalah paduan antara perencanaan komunikasi dengan manajemen

komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam mencapai tujuan tersebut perlu

adanya strategi komunikasi yang mampu menunjukkan bagaimana operasionalnya secara

praktis yang harus dilakukan, artinya pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung

pada situasi dan kondisi.

Alasan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui bagaimana dan dengan

strategi komunikasi apa saja yang guru pergunakan untuk melakukan komunikasi dengan

murid-murid SLB penyandang tunagrahita. Khususnya tentang bagaimana bentuk strategi

komunikasi guru dalam proses penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang

tunagrahita di SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.Komunikasi yang terjalin disini adalah

komunikasi antarpribadi yang mana guru secara langsung berinteraksi dan mengajarkan

berbagai pelajaran kepada murid penyandang tunagrahita.

Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: Apa bentuk strategi komunikasi

yang digunakan guru dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang tunagrahita?

Bagaimana upaya guru dalam proses penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang

tunagrahita? Dan apa saja faktor penentu keberhasilan komunikasi guru dalam penanaman

nilai-nilai agama?

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif deskriptif analisis dimana

penelitian ini akan mendeskripsikan apa saja fenomena yang didapatkan dan dihasilkan di

lokasi penelitian. Adapun data-data diperoleh dengan cara pencarian melalui dokumentasi

berupa data-data yang bersifat teoritis berupa buku, data-data, dari dokumen yang berupa

catatan formal, jurnal, dan sebagainya yang bersangkutan dengan judul. Penelitian juga

melakukan observasi langsung di SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, sebagai lokasi

studi penelitian. Peneliti juga melakukan wawancara kebeberapa narasumber yang dianggap

tepat dalam memberikan informasi.

Teori yang penulis gunakan adalah:Teori interaksionisme simbolik dikembangkan oleh

George Herbert Mead. Teori ini mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil dari

interaksi diantara manusia, baik secara verbal maupun non verbal.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya bentuk strategi komunikasi yang

digunakan oleh guru untuk mengajar kepada murid penyandang tunagrahita, cara atau strategi

yang digunakan berupa metode ceramah yang mana guru terlihat lebih aktif untuk penanaman

nilai-nilai agama islam pada anak penyandang tunagrahita di SLB Tunas Kasih I Kabupaten

Bogor. Komunikasi verbal dan non verbal juga digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Adanya materi agama yang diajarkan kepada murid SLB Tunas Kasih I Kabupaten

Bogor, dan materi ajar pun disesuaikan dengan kondisi anak muridnya karena keterbatasan

mental yang dimiliki menjadi upaya dan faktor penentu keberhasilan komunikasi guru dalam

penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang tunagrahita di SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor.

Kata kunci: Strategi, komunikasi, nilai-nilai pendidikan agama, tunagrahita.

Page 6: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim.

Alhamdulillahirabbil’aalamin, dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah

SWT tiada kalimat yang lebih pantas diucapkan kepada-Nya, karena Dia adalah

Dzat yang telah memberikan Taufiq dan Hidayah-Nya serta memberikan banyak

nikmat serta rizki kepada penulis, sehingga dengan izin Allah dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Komunikasi Guru dalam

Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Agama Pada Anak Penyandang

Tunagrahitadi SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.”

Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah curahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat-sahabatnya dan seluruh umatnya

hingga hari akhir nanti.

Penulisan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Universitas Islam Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Disamping itu penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini,

penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari beberapa pihak. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini izinkan penulis untuk menyampaikan rasa terima

kasih kepada semua pihak yang telah memberikan partisipasinya sehingga penulis

bisa menyelesaikan skripsi ini, yang utama dari lubuk hari yang paling dalam

penulis sampaikan rasa hormat dan ta’zim yang setinggi-tingginya kepada

keluarga terutama kedua orang tua tercinta, ayahanda H. M. Bunyamin M.Pd dan

ibunda Hj. Pujiati Prihatiningsih, yang senantiasa selalu mendo’akan ananda

Page 7: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

iii

dalam sujudnya kepada Allah SWT, dan telah memberikan dukungan baik

materil maupun imateriil.Semoga ayahanda dan ibunda selalu diberikan kesehatan

dan kebahagian dunia dan akhirat oleh Allah SWT. Amin

Syukur Alhamdulillah penulis bisa menyelesaikan skripsi ini mulai dari

penelitian sampai pada penyusunannya, banyak sekali pihak-pihak yang

membantu dan mendo’akan, sehingga penulis memberikan perhargaan yang tinggi

dengan ucapan terima kasih yang tiada tara kepada:

1. Bapak Dr. Arief Subhan, M. A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Bapak Drs. Wahidin Saputra, M. A. selaku Pembantu

Dekan Akademik, Bapak Drs. Mahmud Djalal, M. A. selaku Dekan

Bidang Administrasi dan Keuangan, dan juga Bapak Drs. Study Rizal LK,

M. A. Selaku Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam (KPI) dan Ibu Umi Musyarofah, MA. selaku Sekretaris Jurusan

Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dra. Rini L. Prihatini. M.Si selaku dosen pembimbing penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

4. Para Staff Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah

dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah

melayani penulis dalam memenuhi literatur dari awal perkuliahan sampai

akhir penulisan skripsi ini.

5. Dosen KPI yang telah memberikan ilmunya kepada penulis selama penulis

menimba ilmu di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Page 8: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

iv

6. Adik-adikku tersayang, Lutfi Agustian, Januar Rivaldi, Nazqya

Khalifatunnisa, dan seluruh saudara-saudaraku yang tidak dapat

disebutkan satu persatu.

7. Ibu Nunung Djumarningsih, S.Pd selaku kepala sekolah SLB Tunas Kasih

I Kabupaten Bogor beserta guru-guru yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi penulis.

8. Anak-anak tunagrahita di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

9. Teman-teman seperjuangan KPI 2009dan KPI B 2009.

10. Dimas Anugrah Dwisatria S. Kom. I dan Ruhiyanah S. Kom. I yang selalu

mendampingi dan memberikan supportnya kepada penulis, baik dalam

suka maupun duka.

11. Seluruh Pihak yang tidak bisa disebutkan seluruhnya yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Demikian, semoga Allah SWT memberikan Rahmat dan Karunia-Nya

kepada semua pihak yang telah memberikan segala bantuannya. Kritik dan saran

yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan karena penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Harapan penulis semoga

penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan umumnya bagi

teman-teman lainnya, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.

Jakarta, 22 Agustus 2013

Rizqi Nurul Ilmi

Page 9: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah............................................ 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................... 10

D. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 11

E. Sistematika Penulisan ................................................................... 12

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Strategi Komunikasi Guru ............................................................... 14

1. Pengertian Strategi ............................................................ 14

2. Pengertian Komunikasi ..................................................... 15

3. Bentuk-bentuk Komunikasi ............................................. 20

4. Pengertian Strategi Komunikasi ........................................ 23

5. Strategi Komunikasi Pendidikan ....................................... 24

6. Teori Interaksi Simbolik ................................................... 26

B. Nilai-nilai Agama Islam ................................................................. 28

1. Pengertian Nilai Pendidikan Agama Islam ........................ 28

2. Metode Pendidikan Agama ............................................... 34

3. Metode Pendidikan Agama Islam Bagi Anak

Tunagrahita ........................................................................ 35

Page 10: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

vi

C. Gambaran Tentang Anak Berkebutuhan Khusus ......................... 38

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus.......................... 38

2. Pengertian Tunagrahita ................................................... 41

3. Karakteristik Tunagrahita................................................ 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ......................................................................... 48

B. Lokasi Dan Jadwal Penelitian ....................................................... 49

C. Subyek Dan Objek Penelitian ....................................................... 50

D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 52

E. Sumber Data .................................................................................. 54

F. Fokus Pertanyaan Penelitian ......................................................... 55

G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 55

BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah SLB Tunas Kasih I Kab. Bogor........ 58

1. Sejarah Berdirinya SLB Tunas Kasih I ................................ 58

2. Visi, Misi, Tujuan Sekolah ........................................... 60

3. Struktur Organisasi SLB Tunas Kasih I ....................... 61

4. Keadaan Tenaga Pengajar SLB Tunas Kasih I ............ 62

5. Keadaan Siswa SLB Tuna Kasih I ................................ 63

6. Keadaan Sarana Dan Prasarana SLB Tunas Kasih I ... 63

B. Hasil Dan Analisis Data Penelitian ........................................... 64

1. Bentuk Strategi Komunikasi Yang Digunakan Guru

Dalam Penanaman Nilai-nilai Agama Pada Anak

Tunagrahita .................................................................... 64

Page 11: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

vii

2. Upaya Guru Dalam Penanaman Nilai-nilai Agama

Pada Anak Tunagrahita .................................................. 71

3. Faktor Penentu Keberhasilan Guru Dalam Penanaman

Nilai-nilai Agama Pada Anak Tunagrahita ................... 80

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................... 84

B. Saran. .................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Murid Tunagrahita Yang Sedang Mendapatkan Pengetahuan

Agama Secara Verbal, Guru Juga Menggunakan Metode

Ceramah ................................................................................ 66

Gambar 2. Murid Tunagrahita Yang Sedang Diberi Arahan Dengan

Menggunakan Sistem Isyarat Bahasa Indonesia ................... 66

Gambar 3. Contoh Sistem Isyarat Bahasa Indonesia Huruf Vokal .......... 67

Gambar 4. Murid Tunagrahita Yang Sedang Dibimbing Secara Perorangan,

Dimaksudkan Karena Anak Tunagrahita Memiliki Kemampuan

Yang Terbatas ....................................................................... 68

Gambar 5. Murid Tunagrahita Yang Sedang Dianjarkan Kesenian

Angklung Dengan Musik Keagamaan, Ini Merupakan Salah

Satu Bentuk Komunikasi Nonverbal ..................................... 68

Gambar 6. Murid Tunagrahita Yang Sedang Diberi Arahan Tentang Tata

Cara Sholat, Ini Merupakan Salah Satu Bentuk Komunikasi

Nonverbal Dengan Menggunakan Gambar ........................... 69

Gambar 7. Murid Tunagrahita Yang Sedang Mendapatkan Pengetahuan

Agama .................................................................................... 74

Gambar 8. Murid Tunagrahita Yang Sedang Berolahraga Guna Kebiasaan

Hidup Sehat Dalam Proses Penanaman Nilai-nilai

Agama Islam .......................................................................... 76

Gambar 9. Doa Sebelum Dan Sesudah Belajar Merupakan Rutinitas Murid

Tunagrahita Yang Harus Dilakukan Sebagai Bentuk Ibadah

Kepada Allah SWT ............................................................... 78

Gambar 10. Murid Tunagrahita Yang Sedang Mempraktekkan Tata Cara

Berwudhu .............................................................................. 78

Gambar 11. Murid Tunagrahita Yang Sedang Mempraktekkan Tata

Cara Shalat Yang Dibimbing Oleh Gurunya.......................... 79

Gambar 12. Murid Tunagrahita Yang Sedang Salim Gurunya, Merupakan

Bentuk Penanaman Nilai-nilai Agama Islam Yaitu Kesopanan

Terhadap Guru ....................................................................... 83

Page 13: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang aktifitas kesehariannya melakukan

hubungan komunikasi, baik itu komunikasi yang lazim digunakan menurut daerah

masing-masing maupun komunikasi yang sudah mengikuti aturan-aturan secara

ilmiah yang sudah dipelajari dibangku perkuliahan. Komunikasi pada dasarnya

adalah proses penyampaian dan penerimaan lambang-lambang (pesan) yang

mengandung arti/makna antara komunikator dan komunikannya, dengan tujuan

mewujudkan kesamaan makna dan kebersamaan.1

Sebagai bagian dari keseharian manusia, komunikasi senantiasa digunakan

sebagai dasar dalam membangun hubungan timbal balik antara satu orang dengan

orang yang lain di lingkungannya untuk mencapai pengertian yang sama.

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, tidak mengenal batas

usia, waktu, bahkan tempat. Kapanpun, dimanapun, dan bersama siapapun

manusia pasti akan selalu berkomunikasi. Agar komunikasi berlangsung efektif

dan informasi yang disampaikan oleh komunikator dapat diterima dan dipahami

dengan baik oleh komunikan, maka seorang komunikator perlu menetapkan pola

komunikasi yang baik pula.2

Dalam kehidupan manusia, komunikasi semakin dirasakan keberadaannya.

Hasrat dasar manusialah yang menjadikan manusia itu membutuhkan komunikasi

dengan lawan/manusia lainnya. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh

1 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007). h. 1-2.

2Asnawir dan Basyirudin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), hal.

31.

Page 14: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

2

Wilbur Shcramm, bahwa komunikasi didasarkan atas kesangkutpautan

(relationship). Kesangkutpautan ini biasa terjadi antara dua orang atau lebih.

Berkaitan dengan fungsi komunikasi dalam pendidikan, yakni sebagai pengalihan

ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual, pembentuk

watak dan pendidikan keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua

bidang kehidupan.3 Komunikasi pendidikan adalah komunikasi antara guru

sebagai komunikator dan murid sebagai komunikan. Dalam bidang pendidikan

melibatkan komunikasi antara guru dan murid, maka satu sama lain dapat

menyampaikan pesan, maksud dan tujuan menurut caranya masing-masing.4

Pesan yang disampaikan tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu kepada

murid selaku komunikan. Pihak komunikator atau guru dalam hal ini

mengharapkan feedback dari komunikan atas ide-ide dan pesan-pesan yang

disampaikan, sehingga dengan pesan disampaikan tersebut terjadilah perubahan

sikap dan tingkah laku yang diharapkan. Seorang guru mengupayakan perubahan

sikap peserta didik selaku komunikan dalam pembentukan kepribadian

berdasarkan nilai-nilai tertentu yang disampaikan melalui proses kegiatan belajar-

mengajar (KBM). Begitu juga dengan sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten

Bogor, setiap materi yang diberikan oleh guru terhadap murid tunagrahita diterima

dengan hasil yang baik berupa jawaban pada setiap pertanyaan yang diberikan

kepada murid tunagrahita walaupun dengan hanya gerakan nonverbal, misalnya

menganggukkan kepala tanda bahwa mereka mengerti dan paham. Hal tersebut

3 H. A. Widjaja, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, (Jakarta: Bumi Askara, 1997),

h.11. 4Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 77.

Page 15: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

3

terjadi karena guru di sana mengetahui kondisi setiap muridnya dan dibantu

dengan bimbingan perorangan secara tatap muka.

Adapun menyampaikan suatu pesan dalam berkomunikasi dapat digunakan

dengan dua cara, yaitu:

1. Komunikasi verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan lambang

bahasa, ini mencakup komunikasi dengan bahasa lisan maupun bahasa

tulisan.

2. Komunikasi non verbal, yaitu komunikasi dengan menggunakan gejala

yang menyangkut gerak-gerik, sikap, ekspresi wajah, pakaian yang

bersifat simbolik, isyarat, dan gejala lain, yang tidak menggunakan

bahasa lisan dan tulisan.

Kedua cara penyampaian pesan di atas sama-sama efektif dalam

penyampaiannya, hanya saja ditinjau dari segi waktu dan tempat proses

komunikasi yang berlangsung.5 Seperti yang penulis lihat di sekolah tersebut

ketika guru menyampaikan pelajaran kepada murid tunagrahita, guru secara

langsung berkomunikasi dengan metode ceramah. Artinya guru aktif berbicara di

depan kelas kemudian dibantu dengan bahasa isyarat dan juga dibantu dengan

bimbingan perorangan setiap murid tunagrahita.

Tindakan komunikasi juga dapat dilakukan secara langsung dan tidak

langsung. Bicara secara tatap muka, berbicara di depan kelas dalam proses belajar

mengajar, berbicara melalui telepon, menulis surat kepada seseorang, sekelompok

orang atau organisasi, ini adalah contoh dari tindakan komunikasi langsung.

Sementara yang termasuk tindakan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi

5 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007), h. 92-94.

Page 16: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

4

yang dilakukan secara perorangan tetapi melalui medium atau alat perantara

tertentu. Misalnya penyampaian informasi melalui surat kabar, majalah, radio,

TV, film, pertunjukan kesenian dan lain-lain.6 Seperti yang penulis lihat pada saat

penelitian, adanya interaksi atau cara komunikasi yang baik antara guru dengan

murid pada saat penyampaian dan penerimaan pesan dalam berkomunikasi di

kelas. Misalnya saja ketika guru sedang menerangkan pelajaran, murid tunagrahita

juga ikut mendengarkan dan menyambutnya dengan meanggukkan kepalanya.

Dari hal kecil saja misalnya guru mengucapkan salam, murid tunagrahita juga bisa

menjawabnya karena sudah biasa dilakukan dan ditanamkan sejak awal masuk

sekolah oleh gurunya.

Dalam agama islam penanaman nilai-nilai agama merupakan hal yang

sangat penting, terutama dalam menghadapi era globalisasi. Penanaman nilai-nilai

tersebut penting untuk semua anak muslim baik anak berkebutuhan umum

maupun anak berkebutuhan khusus (ABK), khususnya anak penyandang

tunagrahita. Untuk menunjukkan pentingnya nilai-nilai agama dalam kehidupan

manusia, Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW dan menjadikannya suri

tauladan yang baik bagi umat manusia. Penanaman nilai-nilai pendidikan agama

islam juga selalu ditanamkan dan diberikan kepada murid tunagrahita di SLB-C

Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, antara lain yaitu adanya jadwal pelajaran agama

pada hari jum’at dengan materi tentang doa sehari-hari, tatacara wudhu, sholat,

dan beribadah yang lainnya. Di sana Juga diajarkan bagaimana cara berakhlak

yang baik serta mengucapkan salam sebelum/sesudah melakukan kegiatan belajar

mengajar (KBM).

6 Sasa Djuarsa Sendjaja, Pengantar Komunikasi, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), cet.

Ke-4, h.2.

Page 17: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

5

Sebelum menuju pembahasan tentang tunagrahita, akan dijelaskan terlebih

dahulu tentang anak berkelainan atau anak berkebutuhan khusus. Istilah

berkelainan dikonotasikan sebagai sesuatu yang menyimpang dari rata-rata

umumnya. Penyimpangan tersebut mempunyai nilai lebih atau kurang, baik dalam

hal fisik, mental maupun karakteristik perilaku sosialnya.

Anak berkebutuhan khusus yang memiliki kelainan dalam aspek fisik,

meliputi kelainan indera penglihatan (tunanetra), kelainan indera pendengaran

(tunarungu), kelainan kemampuan berbicara (tunawicara), dan kelainan fungsi

anggota tubuh (tunadaksa). Kelainan dalam aspek mental meliputi tunagrahita dan

anak jenius. Anak tunagrahita adalah anak yang memiliki, kelemahan mental

sedangkan anak jenius adalah anak yang memiliki kelebihan dalam hal kecerdasan

IQ. Anak yang memiliki kelainan dalam aspek sosial adalah anak yang memiliki

kesulitan dalam menyesuaikan perilakunya terhadap lingkungan sekitarnya, anak

yang termasuk dalam kelompok ini dikenal dengan sebutan tunalaras.7

Penelitian ini akan membahas anak berkelainan dalam aspek mental atau

tunagrahita. Dalam pelaksanaannya pendidikan anak tunagrahita harus

dikhususkan atau dibedakan dari anak-anak normal pada umumnya yaitu dengan

diadakan bimbingan-bimbingan yang lebih khusus seperti bimbingan Islam.

Pentingnya bimbingan Islam bagi anak tunagrahita yakni agar anak tunagrahita

memiliki kepercayaan kepada Allah SWT, mereka dapat mengembangkan potensi

diri dan mampu mengatasi persoalan yang dihadapinya sebagai perwujudan diri

secara optimal dan mampu melakukan penyesuaian diri dengan lingkungannya,

karena secara garis besar bimbingan agama islam adalah membantu individu

7Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008), h. 3.

Page 18: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

6

mewujudkan dirinya sebagai manusia seutuhnya agar mencapai kebahagiaan

hidup di dunia dan akhirat.8

Penanaman nilai-nilai agama bertujuan untuk menuntun siswa agar meniru

akhlak yang ditujukan Allah melalui RasulNya dan siswa juga tidak mengalami

penyimpangan perilaku, sehingga memiliki akhlak terpuji. Suatu perubahan

terpuji menurut pandangan akal dan syara (hukum Islam) disebut akhlak yang

baik.9 Untuk itu, komunikasi yang dijalankan perlu diatur dengan perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan evaluasi, juga haruslah seimbang dengan intelektual,

cita, rasa, karsa dan tingkah laku. Sehingga pesan yang disampaikan mudah

dipahami, dan berjalan dengan baik. Seperti halnya yang penulis lihat pada saat

penelitian berlangsung, adanya aktivitas nilai-nilai agama seperti dibiasakannya

do’a bersama sebelum dan sesudah belajar dan pada saat aktivitas berlangsung

lainnya.

Namun hal ini berbeda bagi para penyandang tunagrahita, mereka memiliki

keterbelakangan fisik dan mental. Sehingga sulit untuk mengapresiasikan apa

yang mereka inginkan dalam lingkungan sosial. Dari keterbatasan kemampuan

secara fisik dan mental, keadaan yang tidak normal yang disebabkan oleh

penyakit atau cacat sejak lahir dapat membuat orang tersebut menjadi kurang

memiliki kepercayaan diri, serta sulit untuk mengembangkan potensi diri.

Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual

di bawah rata-rata. Selain itu juga mengalami hambatan terhadap perilaku adaptif

selama masa perkembangan hidupnya dari 0 tahun hingga 18 tahun, sesuai dengan

8Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, (Yogyakarta: UII Press,

2001), h. 35. 9 Hafidz Dasaki, Dkk, Dewan Redaksi EI, Ensiklopedia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1997), cet. Ke-4, h.102.

Page 19: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

7

batasan dari American Asociation on Mental Deficiency (AAMD). AAMD (1983)

mengisyaratkan adanya kemampuan intelektual jika diukur dengan WISC-RIII,

mempunyai skor IQ 70, dan mempunyai hambatan pada komponen yang tidak

bersifat intelektual, yakni perilaku adaptif (adaptif behavior).10

Dalam kondisi apapun semua orang tua pasti menginginkan yang terbaik

untuk buah hatinya, dengan memberikan perhatian dan kasih sayang yang

membuat anak menjadi merasa aman. Bagi anak-anak tunagrahita, komunikasi

juga merupakan hal yang sangat penting, mengingat cara berkomunikasi yang

lumrah atau biasa tidak bisa mereka ikuti. Artinya komunikasi juga bisa dapat

dilakukan oleh anak tunagrahita walaupun dengan segala keterbatasannya, dan

dalam hal pelajaran yang mereka terima, tentu saja tidak sama dengan kebanyakan

anak lainnya yang dapat belajar membaca, berhitung, pelajaran seni dan lain-lain

yang didapatkan pada sekolah biasa. Mereka memang lahir dan hidup dalan

kondisi kekurangan dan memiliki beragam kelainan, namun mereka berhak untuk

mendapatkan kasih sayang, pengobatan, perawatan serta dapat mengembangkan

kemampuannya secara optimal. Untuk itu dibutuhkan orang dan cara yang khusus

agar dapat berkomunikasi dengan mereka, sehingga apa yang diharapkan yaitu

komunikasi efektif akan terjadi meskipun dengan keterbatasan dan

ketidaksempurnaan seseorang secara fisik.

Orangtua yang memiliki anak berkelainan, dalam hal merawat, mengasuh,

berinteraksi, dan berkomunikasi dengan anak penyandang cacattidaklah mudah

dan sangat berbeda dengan anak-anak lain pada umumnya. Oleh karena itu

banyak orang tua yang memiliki anak-anak dengan kekurangan ini akhirnya

10

Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT. Refika

Aditama,2006), h.15.

Page 20: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

8

menitipkannya ke sekolah atau yayasan anak berkebutuhan khusus. Sekolah

tersebut merupakan sekolah atau yayasan berbadan hukum dan bergerak dibidang

sosial, baik milik pemerintah maupun milik swasta.

Pemaparan di atas membuat penulis tertarik dan ingin meneliti tentang

strategi komunikasi guru dalampenanaman nilai-nilai agama pada anak

penyandang tunagrahita di SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor. Karena

sekolah ini sangat berperan penting bagi pembentukan dan perkembangan anak

penyandang tunagrahita. Lembaga ini juga bertujuan untuk mengembangkan

potensi dan kemampuan anak berkebutuhan khusus sekaligus merupakan salah

satu wadah yang signifikan dalam membentuk sarana keagamaan pada diri

seorang penyandang tunagrahita. Penulis melihat di SLB ini memiliki peranan

penting dalam membina anak-anak yang menyandang tunagrahita dalam

mengaktualisasikan nilai-nilai agama kepada muridnya agar mereka mampu

mengenali dan merealisasikan tujuan dalam hidupnya sebagaimana umat Islam

yang digariskan beribadah kepada Allah SWT. Karena pada masa anak-anak

merupakan langkah awal dalam pembentukan kepribadian yang baik dengan cara

memberikan penanaman nilai-nilai agama islam dalam proses pembelajarannya.

Sekolah ini memiliki dominan siswa penyandang tunagrahita dan prestasi

yang diraih juga cukup membanggakan. Di antaranya, juara I deklamasi putera A

PORSENI SLB III sewilayah II Bogor tahun 1993, juara I tari daerah B puteri

PORSENI SLB III sewilayah II Bogor tahun 1993, juara II lomba menyanyi siswa

SLB A peringatan hari anak nasional Bogor tahun 1994, juara III solo putera A

PORSENI SLB IV sewilayah II Bogor tahun 1996, juara II tari daerah C

Page 21: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

9

PORSENI SLB IV sewilayah II Bogor tahun 1996, dan juara umum III tunanetra

PORSENI SLB ke IV sewilayah II Bogor pada tahun 1996.11

Berdasarkan pemaparan di atas, akhirnya penulis tertarik untuk membahas

dan mendalami skripsi yang berjudul:

“Strategi Komunikasi Guru dalam Penanaman Nilai-nilai Pendidikan

Agama Pada Anak Penyandang Tunagrahita di SLB-C Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Banyak hal yang dapat dibahas dalam strategi komunikasi penanaman nilai-

nilai agama pada anak penyandang tunagrahita, akan tetapi agar pembahasan ini

tidak meluas, dan tetap terarah, penulis tetap fokus pada ruang lingkupnya yaitu

bentuk komunikasi yang digunakan antara guru dengan murid penyandang

tunagrahita dalam penanaman nilai-nilai agama.

Adapun rumusan masalahnya, sebagai berikut:

1. Apa bentuk strategi komunikasi yang digunakan guru dalam penanaman

nilai-nilai agama pada anak penyandang tunagrahita?

2. Bagaimana upaya guru dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak

penyandang tunagrahita?

3. Apa faktor penentu keberhasilan guru dalam penanaman nilai-nilai

agama pada anak tunagrahita?

11

Dokumen sekolah (lemari piala penghargan) SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 22: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian:

1. Mendeskripsikan dan menjelaskan bentuk komunikasi yang dilakukan

oleh guru dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang

tunagrahita.

2. Mendeskripsikan dan menjelaskan upaya guru dalam penanaman nilai-

nilai agama pada anak penyandang tunagrahita.

3. Mendeskripsikan dan menjelaskan faktor penentu keberhasilan

komunikasi guru dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak

penyandang tunagrahita.

Adapun penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

a. Secara teoritis, diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi,

karena dalam skripsi ini akan dibahas mengenai bagaimana strategi

komunikasi yang baik terhadap anak-anak yang memiliki hambatan

khusus tunagrahita.

b. Secara akademis dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan

penelitian melalui pendekatan ilmu komunikasi sebagai alat bantu utama

pada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam.

c. Secara Praktis diharapkan dapat menjadi acuan dan bahan pegangan bagi

orang yang ingin mendalami ilmu komunikasi dan pendidikan, baik guru,

orang tua, dan masyarakat dalam berkomunikasi terhadap anak-anak

berkebutuhan khusus, khususnya anak tunagrahita. Sehingga pembaca

dapat mengerti, berinteraksi dan lebih peduli terhadap mereka.

Page 23: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

11

D. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun karya ilmiah ini, penulis terlebih dahulu mengkaji karya

ilmiah yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti.

Dimaksudkan agar penelitian yang akan dilakukan berbeda permasalahannya

dengan penelitian sebelumnya.

Perlu diakui bahwa penulis banyak menemukan skripsi yang judulnya

hampir sama dengan yang akan penulis lakukan, yang lebih mengarah kepada

unsur komunikasi dan nilai-nilai pendidikan agama islam, dan agar lebih efektif

penulis hanya mengambil beberapa tinjauan saja. Skripsi tersebut antara lain:

1. “Efektivitas Komunikasi Verbal dan Non Verbal Dalam Proses

Pembinaan Akhlak Terhadap Anak Pra Sekolah Taman Kanak-Kanak

Islam Al Istiqomah Tangerang”, yang disusun oleh Faridlatun Nikmah

pada tahun 2009. Dalam skripsi ini membahas tentang gambaran

keefektifan komunikasi verbal dan non verbal dalam proses pembinaan

akhlak dan perkembangan seorang anak agar mendapatkan perubahan

perilaku agama dan perilaku sosial di TKIT Al Istiqomah Tangerang.

2. “Pola Komunikasi Pramurawat Terhadap Anak Penyandang Cacat

Ganda Majemuk Pada Proses Perawatan Di Wisma Tuna Ganda

Palsigunung, Cimanggis-Depok”, yang disusun oleh Rezki Puji Lestari

pada tahun 2012. Dalam skripsi ini membahas tentang bagaimana pola

komunikasi yang digunakan oleh pramurawat dalam proses perawatan

tuna ganda di Palsigunung, Depok.

3. “Upaya Guru Dalam Menanamkan Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Pada anak Penyandang Autis Di Sekolah Autis River Kids Malang”,

Page 24: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

12

yang disusun oleh Dewi Imroatul Azizah pada tahun 2009. Dalam skripsi

ini membahas tentang upaya apa saja yang dilakukan dalam menanamkan

nilai-nilai pendidikan agama islam pada anak penyandang autis di

sekolah autis River kids Malang.

Perbedaan ketiga penelitian diatas dengan penelitian yang akan penulis

lakukan adalah dapat dilihat dari subjek, objek dan lokasi penelitian. Penelitian ini

lebih mengarah kepada bentuk komunikasi yang digunakan oleh guru dalam

penanaman nilai-nilai agama baik di dalam maupun di luar kelas, objek dan lokasi

pun berbeda dengan penelitian sebelumnya, objek yang akan diteliti oleh penulis

yaitu anak tunagrahita di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

E. Sistematika Penulisan

Guna mengetahui gambaran yang jelas mengenai hal-hal yang diuraikan

dalam penulisan ini, maka peneliti membagi sistematika penyusunan kedalam

lima bab, masing-masing bab dibagi kedalam sub bab dengan perincian sebagai

berikut:

Bab I. Pendahuluan

Merupakan bab pendahuluan yangberisi empat sub bab, antara lain: latar

belakang masalah, batasan penelitian dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Bab II. Landasan Teoritis

Landasan teoritis mengenai pengertian komunikasi, unsur-unsur

komunikasi, bentuk-bentuk strategi komunikasi, dan teori interaksi simbolik. Lalu

menjelaskan tentang pengertian nilai-nilai agama, pengertian anak penyandang

Page 25: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

13

tunagrahita, serta strategi komunikasi pembelajaran untuk murid penyandang

tunagrahita.

Bab III. Metodologi Penelitian

Bab ini merupakan penjelasan metode yang digunakan dalam penelitian.

Meliputi lokasi dan jadwal penelitian, subjek dan objek penelitian, model

penelitian, teknik pengumpulan data, sumber data, fokus pertanyaan penelitian,

dan teknik analisis data.

Bab IV. Temuan Dan Analisis Data

Bab ini berisi sejarah berdirinya SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

Meliputi tujuan, visi dan misi, sarana dan prasarana, program kegiatan sekolah,

dan struktur organisasi pendidik di SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor. Lalu

berisi temuan dan analisis data mengenai strategi komunikasi guru yang

digunakan dalam penanaman nilai-nilai agama di SLB Tunas Kasih I Kabupaten

Bogor.

Bab V. Penutup

Berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, sebagai kesimpulan

jawaban masalah yang telah dipaparkan secara singkat, kemudian dilengkapi

dengan saran-saran yang berkaitan dengan hasil temuan dalam penelitian yang

dilakukan.

Page 26: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Strategi Komunikasi Guru

1. Pengertian Strategi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu dan seni

bagaimana menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan

kebijakan tertentu dalam keadaan perang dan damai atau rencana yang cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.1

Onong Uchjana Effendi mengatakan, strategi pada hakekatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan.2 Sedangkan

menurut William F. Glueck bahwa strategi adalah rencana yang dipersatukan,

komprehesif terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategi perusahaan

atau lembaga terhadap tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk

meyakinkan bahwa sasaran dasar perusahaan akan dicapai dengan pelaksanaan

tepat oleh organisasi itu.3

Berbeda dengan Syarif Usman, mendefinisikan strategi yaitu sebagai

kebijaksanaan menggerakkan dan membimbing seluruh potensi (kekuatan, daya,

dan kemampuan) bangsa untuk mencapai kemakmuran dan kebahagiaan.4 Dalam

suatu organisasi, kesuksesan sangat ditentukan oleh strategi yang digunakan oleh

organisasi atau lembaga tersebut. Jika strategi yang digunakan sesuai dan baik

1 Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2004), edisi III, h. 1092. 2 Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1992), cet. Ke-4, h. 32. 3 William F. Glueck, Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, (Jakarta: Erlangga,

1987), edisi II, h. 24. 4 Syarif Usman, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam,

(Jakarta: Firma Djakarta), cet. Ke-1, h. 6.

Page 27: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

15

maka hasilnya pun akan mudah tercapai, sebaliknya jika strategi salah aturan atau

kurang efektif, maka hasilnya pun kemungkinan besar akan gagal dan tidak

menuju sasaran.

Dari beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa strategi itu

adalah cara yang tepat untuk memperoleh hasil yang memuaskan dalam mencapai

suatu tujuan tertentu.

2. Pengertian Komunikasi

Kata atau istilah “komunikasi” merupakan terjemahan dari bahasa Inggris

Communication yang dikembangkan di Amerika Serikat dan komunikasipun

berasal dari unsur persurat kabaran, yakni Journalism. Adapun definisi

komunikasi dapat dilihat dari dua sudut, yaitu: dari sudut bahasa (etimologi) dan

dari sudut istilah (terminologi).

Pengertian komunikasi secara etimologi ini memberi pengertian bahwa

komunikasi yang dilakukan hendaknya dengan lambang-lambang atau bahasa

yang mempunyai kesamaan arti antara orang yang memberi pesan dengan orang

yang menerima pesan. Jadi jika komunikasi itu menggunakan lambang atau

bahasanya tidak dimengerti oleh yang menerima, maka bukanlah komunikasi

yang efektif. Bahasa bisa saja sama, tetapi maknanya mungkin berbeda. Contoh:

kata “cokot”, dalam bahasa Jawa berarti “gigit”, dalam bahasa Sunda berarti

“ambil”. Selama orang yang memberi pesan dengan yang menerima pesan tidak

menyamakan maknanya, maka tidaklah terjadi komunikasi yang komunikatif. 5

Secara etimologi atau bahasa, menurut Onong Uchjana Effendy kata

komunikasi berasal dari bahasa Latin yaitu communication yang berarti sama atau

5 Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), h. 19-20.

Page 28: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

16

sama makna mengenai suatu hal. Komunikasi akan berlangsung apabila antara

komunikan dan komunikator terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang

dikomunikasikan.6

Menurut Deddy Mulyana, kata komunikasi atau communication dalam

bahasa Inggris dari kata Latin communis yang berarti sama, communico,

communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common).

Istilah communis adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata

komunikasi yang merupakan akar kata dari bahasa Latin yang mirip. Komunikasi

menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara

sama.7

Sedangkan secara terminologi komunikasi merupakan proses menyampaian

suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Adapun menurut Carl I

Hovland, komunikasi adalah proses dimana seorang individu mengoper stimuli

(biasanya lambang kata-kata) untuk merubah tingkah laku individu lainnya.8

Berbeda dengan kutipan Alo Liliweri dari Saundra Hibels dan Richard L. Weafer

II, bahwa komunikasi merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan, dan

perasaan. Proses itu meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya lisan dan

tulisan, tetapi juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, atau

menggunakan alat bantu di sekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan.9

6 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya,

1992), cet. Ke-22, h. 6. 7 Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), h. 46 8 Onong Uchjana Effendy, Dinamika Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992),

cet. Ke-22, h. 3-4. 9Alo Liliweri, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, (Yogyakarta: Lkis, 2003),

h.3.

Page 29: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

17

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi

berarti mengharapkan orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai dengan

tujuan, dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan arti dan harus sama-

sama mengetahui hal yang dikomunikasikan. Baik dengan lambang bahasa

maupun dengan isyarat, gambar, gaya, yang antara keduanya sudah terdapat

kesamaan makna. Jika tidak demikian, maka kegiatan komunikasi tersebut tidak

akan berlangsung dengan baik.

Menurut Stewart L. Tubbs dan Silva Moss ciri-ciri komunikasi yang baik

dan efektif paling tidak menimbulkan hal:

a. Pengertian, yaitu penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti apa

yang dimaksud oleh komunikator.

b. Kesenangan, yaitu menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta

menyenangkan.

c. Mempengaruhi sikap, yaitu dapat mengubah sikap orang lain sehingga

bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa.

d. Hubungan sosial yang baik, yaitu menumbuhkan dan mempertahankan

hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.

e. Tindakan, yaitu membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang

sesuai dengan stimuli.10

10

Onong Uchjana Effendi, Dinamika komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992),

cet. Ke-22, h. 6.

Page 30: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

18

Dengan demikian dalam komunikasi akan menimbulkan empat tindakan,

yaitu:

1. Membentuk pesan, artinya menciptakan sesuatu ide atau gagasan, yang

terjadi dalam benak kepala seseorang melalui proses kerja sistem syaraf.

2. Menyampaikan, artinya pesan yang telah dibentuk kemudian

disampaikan kepada orang lain, baik secara langsung ataupun tidak

langsung. Bentuk pesannya dapat berupa pesan-pesan verbal dan non

verbal.

3. Menerima, artinya disamping membentuk dan menyampaikan pesan,

seseorang akan menerima pesan yang disampaikan oleh orang lain.

4. Mengolah, artinya pesan yang telah diterima, kemudian akan diolah

melalui sistem syaraf dan diinterpretasikan. Setelah diinterpretasikan

pesan dapat menimbulkan tanggapan atau reaksi dari orang tersebut.11

Dalam prosesnya komunikasi dibangun oleh tiga unsur yang fundamental,

yaitu orang yang berbicara/komunikator, materi pembicaraan/pesan, dan orang

yang menerima pesan/komunikan.

1) Komunikator

Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan. Komunikator

memiliki fungsi sebagai encoding yakni orang yang memformulasikan pesan atau

informasi yang kemudian akan disampaikan kepada orang lain.

Komunikator merupakan unsur yang sangat menentukan, proses komunikasi

harus memiliki persyaratan dan menguasai bentuk, model dan strategi komunikasi

11

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007), h. 20-21.

Page 31: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

19

untuk mencapai tujuannya. Faktor-faktor tersebut akan dapat menimbulkan

kepercayaan dan daya tarik komunikan kepada komunikator.

Syarat-syarat yang diperlukan oleh komunikator di antaranya:

a) Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikan

b) Kemampuan berkomunikasi

c) Mempunyai pengetahuan yang luas

d) Sikap

e) Memiliki daya tarik.

2) Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari pada apa yang disampaikan oleh

komunikator. Pesan harus mempunyai inti pesan sebagai pengarah didalam usaha

mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan yang disampaikan

komunikator adalah pernyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat ide,

informasi, keluhan, dan lain sebagainya. Pesan dapat diarahkan kepada tujuan

akhir dari komunikasi.12

Adapun pesan yang dianggap berhasil disampaikan oleh komunikator harus

memenuhi beberapa syarat berikut ini:

a) Pesan harus direncanakan (dipersiapkan) secara baik serta sesuai dengan

kebutuhan.

b) Pesan dapat menggunakan bahasa yang dimengerti kedua belah pihak.

c) Pesan harus menarik minat dan kebutuhan pribadi penerima serta

menimbulkan efek.

12

Onong Uchjana Effendi, Dinamika komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992),

cet.Ke-22, h. 6.

Page 32: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

20

3) Komunikan

Komunikan merupakan orang yang menerima pesan. Fungsinya sebagai

decoding, yaitu orang yang menginterpretasikan, menerjemahkan dan menganalisi

isi pesan yang diterimanya. Jika komunikan dapat memberikan reaksi atau umpan

balik, maka akan terjadi komunikasi dua arah.13

Dari ketiga komponen proses komunikasi tersebut merupakan satu

rangkaian aktifitas komunikasi yang tidak dapat dipisahkan,karena komunikasi

yang kita lakukan sehari-hari secara otomatis membentuk proses komunikasi yang

efektif, komunikator yang menyampaikan pesan, lalu diterima dengan baik oleh

komunikan.

3. Bentuk-bentuk Komunikasi

Komunikasi dapat digolongkan dalam empat bentuk, yaitu komunikasi

pribadi, komunikasi kelompok, komunikasi massa dan komunikasi medio.14

Dari empat bentuk-bentuk komunikasi diatas dalam skprsi ini hanya dipakai

tiga yaitu, komunikasi pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi medio.

1) Komunikasi Pribadi (Personal Communication)

Komunikasi pribadi, terbagi dua macam, diantaranya:

a). Komunikasi Intrapersonal

Menurut Wilbur Schrarmm, yang dikutip oleh Phil. Astrid S.

Susanto, bahwa manusia apabila dihadapi dengan suatu pesan untuk

mengambil keputusan menerima ataupun menolaknya akan mengadakan

13

Ending Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat Prajabatan

Golongan III, (Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara, 2003) h. 8. 14

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2007), h. 7

Page 33: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

21

terlebih dahulu suatu “komunikasi dengan dirinya”. Khususnya

menimbang untung rugi usul yang diajukan oleh komunikator.15

Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan

menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal

jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tindak terkontrol.

b). Komunikasi Interpersonal

Menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi antrapersonal adalah

komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi jenis ini

dianggap paling efektif dalam hal mengubah sikap, pendapat, atau

prilaku seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan.

Komunikasi antrapersona dampaknya dapat dirasakan pada waktu itu

juga oleh pihak yang terlibat.

Hubungan antarpersonal adalah hubungan yang langsung,

keuntungan dari padanya ialah bahwa reaksi atau arus balik dapat

diperoleh segera. Dalam hubungan antarpersonal, proses komunikasi

semakin jelas dan dalam komunikas antarpersonal, komunikan dapat

memberikan arus balik secra langsung kepada kemunikator.

2) Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang

(komunikator) dengan sejumlah orang (komunikan) yang berkumpul

bersama-sama dalam bentuk kelompok.16

15

Phil Astrid S. Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, h. 7 16

Onong Uchjana Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi, (Bandung: Alumni, 1986), h. 5

Page 34: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

22

Komunikasi kelompok terbagi dua, yaitu:

a) Komunikasi Kelompok Kecil

Komunikasi kelompok kecil adalah kelompok komunikan yang

dalam situasi komunikasi terdcapat kesempatan untuk memberi

tanggapan secara verbal dengan lain perkataan dalam komunikasi

kelompok kecil. Komunikator dapat melakukan komunikasi intrapersonal

dengan salah satu anggota kelompok.17

Banyak kalangan menilai

komunikasi kelompok kecil ini sebagai tipe komunikasi antarpribadi

karena pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses

komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicara

berlangsung secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa

berbicara dalam kedudukan yang sama, dengan kata lain tidak ada

pembicara tunggal yang mendominasi situasi. Dan ketiga, sumber dan

penerima sulit diidentifikasi, dalam artian semua anggota bisa menjadi

sumber dan juga sebagai penerima.

Dalam situasi kelompok kecil, seorang komunikator haruslah

memperhatikan umpan balik dari komunikan sehingga ia dapat segara

mengubah gaya komunikasinya. Karena komunikasi kelompok kecil

bersifat tatap muka, maka tanggapan komunikan dapat segara diketahui.

b) Komunikasi Kelompok Besar

Komunikasi kelompok besar adalah proses komunikasi dimana

pesan-pesan disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di

depan khalayak yang lebih besar.

17

Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 88

Page 35: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

23

Komunikasi kelompok besar mempunyai ciri-ciri yaitu: dalam

komunikasi ini penyampaian pesan berlangsung secara continue, dapat

diidentifikasi sikap yang pembicara dan siapa pendengarnya. Interkasi

antara sumber dan penerima sangat terbatas, dan jumlah khalayak

relative besar. Sumber sering kali tidak dapat mengidentifikasi satu

persatu pendengarnya.

c) Komunikasi Medio

Komunikasi medio adalah komunikasi yang maknanya sama dengan

media umum yaitu media yang dapat digunakan oleh segala bentuk

komunikasi. Contohnya surat, telepon dan lain sebagainya. 18

4. Pengertian Strategi Komunikasi

Strategi Komunikasi adalah paduan antara perencanaan komunikasi dengan

manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Untuk mencapai

tujuan tersebut perlu adanya strategi komunikasi yang mampu menunjukkan

bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan. Dalam arti kata bahwa

pendekatan bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada situasi dan kondisi.19

Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan perencanaan, taktik,

cara yang akan dipergunakan guna melancarkan komunikasi dengan

memperhatikan segala aspek yang ada pada proses komunikasi untuk mencapai

tujuan yang diinginkan.

Dalam strategi komunikasi, peran komunikator sangatlah penting. Strategi

haruslah bersifat dinamis, sehingga komunikator sebagai pelaksana dapat segera

mengadakan perubahan jika ada suatu faktor yang mempengaruhi proses

18

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 34-35. 19

Onong Uchjana Effendi, Dinamika komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002),

cet. Ke-6, h. 28.

Page 36: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

24

pencapaian kesuksesan. Begitupun dengan komunikan yang memiliki kemampuan

dan strategi untuk melakukan perubahan sikap, pendapat, dan tingkah laku

komunikasinya melalui daya tarik. Jika seorang komunikator menyampaikan

keinginannya dengan baik dan komunikan merasa ada kesamaan tujuan, maka

akan menimbulkan ketertarikan dan rasa simpatik dari komunikan kepada

komunikator sebagai peran utama dari sebuah strategi komunikasi.20

5. Strategi Komunikasi Pendidikan

Ada banyak strategi dalam proses pembelajaran, strategi-strategi tersebut di

antaranya ceramah, diskusi kelas, kerja kelompok, dan kegiatan berbasis sumber

belajar. Pada semua strategi tersebut, komunikasi efektif guru penting untuk

pembelajaran.

a) Guru sebagai Penceramah

Ceramah merupakan strategi yang paling sering digunakan guru dalam

komunikasi pembelajaran. Akan tetapi ceramah juga dipandang metode

pembelajaran yang kurang efektif karena siswa diposisikan pasif, hanya

menyimak dan kurang mendorong kegiatan tahap pembelajaran tingkat tinggi

seperti aplikasi analasis atau evaluasi. Dengan demikian guru perlu memiliki

pengetahuan dan mengkomunikasikannya dengan cara yang mudah dipahami.

Materi ceramahnya terorganisasi sehingga mudah diikuti, menarik, sesuai dengan

konteks siswa.21

20

Onong Uchjana Effendi, Dinamika komunikasi, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002),

cet. Ke-6, h. 29. 21

Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 76.

Page 37: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

25

b) Guru sebagai Moderator

Salah satu ciri kelas yang efektif adalah adanya interaksi positif antara guru

dengan murid serta diantara sesama siswa. Peran guru di kelas yang interaktif

adalah sebagai moderator, dan guru tersebut perlu memiliki keterampilan

sehingga menjadi moderator yang baik.

c) Guru sebagai Manajer

Dalam membangun suasana belajar dan mengefektifkan proses

pembelajaran, biasanya guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok

belajar. Siswa yang belajar dalam kelompok biasanya terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran, melatih, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam

komunikasi interpersonal, dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran.

Sebagai manajer sumber belajar, guru memutuskan komposisi tugas

kelompok dan cara siswa dikelompokkan. Guru mengatur komposisi siswa yang

ada dalam satu kelompok sehingga siswa yang berada dalam kelompok cukup

beragam yakni siswa yang berkemampuan diatas rata-rata, rata-rata, dan dibawah

rata-rata. Tujuannya agar menjaga keseimbangan interaksi antarkelompok.22

d) Guru sebagai Kordinator dan Inovator

Komunikasi pembelajaran tidak hanya membutuhkan kemampuan verbal

dalam berkomunikasi, tetapi juga kemampuan mendesain sumber belajar dan

media pembelajarannya. Bagi guru yang kreatif dan inovatif, apa saja yang ada di

kelas bisa menjadi alat bantu pembelajaran. Di era digital seperti sekarang, ada

banyak hal yang bisa dijadikan sebagai sumber belajar dan alat bantu

22

Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 76-77.

Page 38: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

26

pembelajaran seperti email, jejaring sosial, dan blog. Keberadaan media tersebut

memudahkan guru mengkomunikasikan pembelajaran.23

6. Teori Interaksi Simbolik

Setelah melihat penjelasan diatas mengenai strategi komunikasi dan

bentuknya, penulis meninjau teori yang sesuai dengan bahasan apa yang akan

diteliti. Selama penelitian berlangsung, penulis melihat adanya interaksi yang

baik antara guru dengan murid tunagrahita ketika berkomunikasi dalam kegiatan

belajar mengajar. Selain guru berbicara langsung terhadap muridnya, guru juga

menggunakan gambar dan sistem isyarat bahasa Indonesia yang digunakan untuk

anak berkebutuhan khusus. Ini artinya ada interaksi yang dibentuk oleh guru

dengan murid tunagrahita dengan menggunakan simbol-simbol tertentu baik itu

berupa gambar/mimik tubuh seorang guru. Sehingga teori yang digunakan dalam

penelitian yang berjudul Strategi Komunikasi Dalam Penanaman Nilai-nilai

Pendidikan Agama Pada Anak Penyandang Tunagrahita di SLB Tunas

Kasih I Kabupaten Bogor yaitu teori interaksi simbolik. Jadi, setiap makna

yang dibentuk dan dimiliki oleh anak tunagrahita itu sesuai dengan lambang atau

simbol yang diterima dari komunikator ketika mereka saling berinteraksi.

Teori interaksi simbolik dikembangkan oleh George Herbert Mead. George

Herbert Mead memiliki pemikiran orisinal dan melakukan kontribusi penting bagi

ilmu sosial dengan memperkenalkan perspektif teoritis yang kemudian dikenal

sebagai interaksioinisme simbolik atau symbolic interactionis.24

George Herbert

Mead mengajarkan bahwa makna muncul sebagai hasil dari interaksi diantara

23

Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013), h. 77. 24

Muhammad Budyatna dan Lelia Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2011), cet. I, h. 189-190.

Page 39: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

27

manusia, baik secara verbal maupun non verbal. Ide dasar teori ini menyatakan

bahwa lambang atau simbol kebudayaan dipelajari melalui interaksi, orang

memberi makna terhadap segala hal yang akan mengontrol sikap mereka. Teori

ini memfokuskan perhatiannya pada cara-cara yang digunakan manusia untuk

membentuk makna dan struktur masyarakat melalui percakapan.25

Perilaku manusia dapat dimengerti dengan mempelajari bagaimana para

individu memberi makna pada informasi simbolik yang mereka pertukarkan

dengan pihak lain. Interaksi simbolik didasarkan pada pemikiran bahwa para

individu bertindak terhadap objek atas dasar pada makna yang dimiliki objek itu

bagi mereka.26

Ada sejumlah asumsi pokok dari teori Interaksi Simbolik:

1. Individu dilahirkan tanpa memiliki konsep diri. Konsep diri dibentuk dan

berkembang melalui komunikasi dan interaksi sosial.

2. Konsep diri terbentuk ketika seseorang bereaksi terhadap orang lain dan

melalui persepsi atau perilaku tersebut.

3. Konsep diri, setelah mengalami perubahan, menjadi motif dasar dari

tingkah laku.

4. Manusia adalah makhluk yang unik karena kemampuannya

menggunakan dan mengembangkan simbol untuk keperluan hidupnya.

5. Manusia bereaksi terhadap segala sesuatu tergantung bagaimana ia

mendefinisikan sesuatu tersebut.

25

Morissan, M.A., Teori Komunikasi Massa, (Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2010), h. 126 26

Muhammad Budyatna dan Lelia Mona Ganiem, Teori Komunikasi Antarpribadi, (Jakarta:

Prenada Media Group, 2011), cet. Ke-1, h. 189-190.

Page 40: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

28

6. Makna merupakan kesepakatan bersama di lingkungan sosial sebagai

hasil interaksi.27

Dengan demikian semakin sering kita berinteraksi melaui simbol yang

berupa kata, gerak tubuh, peraturan, dan peran dengan suatu lingkungan atau

suatu masyarakat, kita akan dapat memaknai dan menginterpretasikan lingkungan

tersebut.

B. Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam

Nilai artinya sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan.28 Sedangkan pengertian dari nilai-nilai agama islam itu sendiri

merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang melekat dalam agama islam yang

digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan hidup yaitu mengabdi

kepada Allah SWT, dan nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan pada anak sejak

kecil karena pada masa itulah yang tepat untuk menanamkan prilaku yang baik.

Sebelum melangkah pada pengertian pendidikan Islam akan dibahas arti

pendidikan terlebih dahulu. Menurut H. M. Arifin, pendidikan adalah usaha orang

dewasa secara sadar untuk membimbing dan mengembangkan kepribadian serta

kemampuan dasar anak didik baik dalam bentuk pendidikan formal maupun non

formal.29

27

Muhammad Mufid, Etika dan Filsafat Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), cet. Ke-1,

hal. 150. 28

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa indonesia Edisi Kedua,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 690. 29

H. M. Arifin, Timbal Balik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 12.

Page 41: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

29

Adapun Ahmad D. Marimba mengartikan pendidikan adalah bimbingan

atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.30

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan secara terperinci, dapat

disimpulkan bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha manusia untuk

dapat membantu, melatih, dan mengarahkan anak melalui transmisi pengetahuan,

pengalaman, intelektual, dan keberagaman orang tua (pendidik) dalam kandungan

sesuai dengan fitrah manusia agar dapat berkembang sampai pada tujuan yang

dicita-citakan yaitu kehidupan yang sempurna dengan terbentuknya kepribadian

yang utama.

Terkait dengan pengertian pendidikan agama islam menurut Nur Uhbiyati

adalah bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik dalam masa

pertumbuhan agar ia memiliki kepribadian muslim. Nur Uhbiyati juga mengutip

pendapatnya Ahmad D Marimba yang mengartikan pendidikan Agama Islam

adalah bimbingan jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum agama

Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.31

Dari sekian banyak pengertian pendidikan Islam yang dapat kita petik, pada

dasarnya pendidikan Islam adalah usaha bimbingan jasmani dan rohani pada

tingkat kehidupan individu dan sosial untuk mengembangkan fitrah manusia

berdasarkan hukum-hukum Islam hingga terbentuknya manusia ideal yang

berkepribadian muslim dan berakhlak terpuji serta taat pada Islam sehingga dapat

mencapai kebahagiaan dunia dan di akherat.

30

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Al-maarif, 1989), h.

19. 31

Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1996), h. 11.

Page 42: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

30

Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan nilai-nilai pendidikan Islam

adalah sifat-sifat atau hal-hal yang melekat pada pendidikan Islam yang

digunakan sebagai dasar manusia untuk mencapai tujuan hidup manusia yaitu

mengabdi kepada Allah SWT. Dan nilai-nilai tersebut perlu ditanamkan pada anak

sejak kecil, karena pada masa itulah yang tepat utuk menanamkan kebiasaan yang

baik padanya.

Pokok-pokok pendidikan agama islam yang harus ditanamkan pada anak

didik yaitu, keimanan, kesehatan, dan ibadah.

1. Keimanan (Aqidah Islamiyah)

Iman adalah kepercayaan yang terhujam dalam hati dengan penuh

keyakinan, tak ada perasaan ragu-ragu serta mempengaruhi orientasi kehidupan,

sikap, dan aktivitas keseharian.

Iman adalah mengucapkan dengan lidah, mengakui benarnya dengan hati

dan mengamalkan dengan anggota badan.32

Pendidikan keimanan termasuk aspek

pendidikan yang patut mendapat perhatian pertama dan utama dari orang tua dan

iman merupakan pilar yang mendasari keislaman seseorang.

Pembentukan iman harus diberikan pada anak sejak kecil, sejalan dengan

pertumbuhan kepribadiannya. Nilai-nilai keimanan harus dimulai diperkenalkan

pada anak dengan cara:

32

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agam Islam dan Pondok Pesantren, Aqidah

Akhlak”rukun iman”, (Jakarta Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam dan Pesantren,

2004), h. 1.

Page 43: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

31

a. Memperkenalkan nama Allah SWT dan Rasul-Nya

b. Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya ini melalui

kisah-kisah teladan

c. Memperkenalkan ke-Maha Agungan Allah SWT.33

Anak berkebutuhan khusus juga perlu diajarkan tentang keimanan seorang

muslim. Nilai-nilai keimanan yang dikenalkan atau diajarkan di sekolah anak

berkebutuhan khusus harus sesuai juga dengan kemampuan anak didiknya. Mulai

dari mengetahui nama Tuhan dan Rasul-Nya, mengetahui siapa pencipta alam

raya ini, dan mengetahui ke-Maha Agungan Allah SWT, merupakan hal kecil

yang wajib mereka ketahui sejak dini.

2. Kesehatan

Kesehatan adalah masalah penting dalam kehidupan manusia, terkadang

kesehatan dipandang sebagai sesuatu yang biasa dalam dirinya. Orang baru sadar

akan pentingnya kesehatan bila suatu saat dirinya atau keluarganya sakit. Dengan

kata lain arti kesehatan bukan hanya terbatas pada pokok persoalan sakit,

kemudian dicari obatnya.

Kesehatan dibutuhkan setiap orang, apalagi orang-orang Islam. Dengan

kesehatan aktifitas keagamaan dan dunia dapat dikerjakan dengan baik. Orang

bekerja memerlukan tubuh yang sehat, begitu juga dalam melaksanakan ibadah

kepada Allah SWT. Semua aktifitas didunia memerlukan kesehatan jasmani dan

rohani. Mengingat pentingnya kesehatan bagi umat Islam apalagi dalam era

modern seperti sekarang ini banyak sekali penyakit baru yang bermunculan. Maka

33

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), cet. Ke-2, h. 176.

Page 44: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

32

perlu kiranya bagi orang tua muslim untuk lebih memperhatikan anak-anaknya

dengan memasukkan pendidikan kesehatan sebagai unsur pokok.

Usaha penanaman kebiasaan hidup sehat dapat dilakukan dengan cara

mengajak anak gemar berolahraga, memberikan keteladanan dalam menjaga

kebersihan diri dan lingkungan serta memberikan pengetahuan secukupnya

tentang pentingnya kebersihan. Ajaran Islam sangat memperhatikan tentang

kebersihan dan kerapihan umat setiap anak harus diajarkan hidup yang bersih,

karena Allah SWT menyukai orang-orang yang bersih.34

Dengan demikian Islam menganjurkan agar orang tua menjaga kesehatan

anak dimulai sejak dini atau masih bayi, karena membiasakan hidup bersih dan

sehat dapat dibiasakan sejak kecil. Maka mulailah membangun hidup sehat dan

bersih sejak anak dilahirkan dan terus dididik hingga menjadi kebiasaan dalam

hidupnya.

3. Ibadah

Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim dalam meyakini dan

mempedomani aqidah Islamiyah. Sejak dini anak-anak harus diperkenalkan

dengan nilai-nilai ibadah dengan cara:

a) Mengajak anak ke tempat ibadah.

b) Memperlihatkan bentuk-bentuk ibadah.

c) Memperkenalkan arti ibadah.

34

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), cet. Ke-2, h. 176.

Page 45: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

33

Pendidikan anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari

pendidikan aqidah. Karena nilai ibadah yang didapat dari anak akan menambah

keyakinan kebenaran ajarannya. Semakin tinggi nilai ibadah yang ia miliki maka

akan tinggi nilai keimanannya. Ibadah merupakan penyerahan diri seorang hamba

pada Allah SWT. Ibadah yang dilakukan secara benar sesuai dengan syari’at

Islam merupakan implementasi secara langsung dari sebuah penghambaan diri

pada Allah SWT.

Manusia merasa bahwa ia diciptakan di dunia ini hanya untuk menghamba

kepada-Nya, pembinaan ketaatan ibadah pada anak juga dimulai dalam keluarga

kegiatan ibadah yang dapat menarik bagi anak yang masih kecil adalah yang

mengandung gerak. Anak-anak suka melakukan solat, meniru orang tuanya

kendatipun ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu. Ibadah bagi anak akan

membiasakan melaksanakan kewajiban.35

Ibadah dalam Islam bertujuan membawa manusia agar selalu ingat kepada

Allah, oleh karena itu ibadah merupakan tujuan hidup manusia diciptakan-Nya

dimuka bumi. Ibadah yang dimaksud adalah ibadah dalam arti umum dan khusus,

yaitu segala amalan yang diizinkan Allah SWT dan ibadah yang segala sesuatunya

tetlah ditetapkan Allah SWT. Salah satu kewajiban yang dapat dilihat dalam

kehidupan sehari-hari adalah sholat lima waktu. Orang tua wajib mendidik anak-

anaknya melaksanakan solat. Orang tua dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan

ibadah pada anak dan berharap kelak ia akan tumbuh menjadi insan yang tekun

beribadah secara benar sesuai ajaran Islam.

35

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), cet. Ke-2, h. 176.

Page 46: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

34

2. Metode Pendidikan Agama

Kata metode berasal dari dua kata, yaitu meta berarti melalui, dan hodos

yang berarti jalan atau cara. Metode berarti cara atau jalan yang harus dilalui

untuk mencapai sutu tujuan. Menurut Abuddin Nata, metode pendidikan Islam

adalah jalan untuk menanamkan pengetahuan Islam pada diri seseorang sehingga

terlihat dalam dalam pribadi sasaran, yaitu pribadi Islami.36

Dalam menyampaikan materi pendidikan Islam, Alquran menawarkan

berbagai macam pendekatan metode, diantaranya:

a. Metode teladan

Metode ini dilakukan dengan cara memberi contoh berupa tingkah laku,

sifat, dan cara berfikir.

b. Metode pembiasaan

Metode pembiasaan dilakukan dengan membiasakan melakukan sesuatu

secara bertahap termasuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk dan tidak

sesuai dengan norma susila. Metode ini perlu ditanamkan sejak anak masih kecil,

karena kebiasaan akan tertanam kuat dan sulit berubah.

c. Metode nasehat

Nasehat adalah penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan. Dengan

memberi nasehat, pendidik dapat menanamkan pengaruh yang baik pada anaknya.

36

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 78. .

Page 47: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

35

d. Metode motivasi

Metode ini banyak digunakan oleh masyarakat luas. Alquran juga

menggunakan metode ini ketika menggambarkan surga dengan kenikmatannya

dan neraka dengan kepedihan siksanya, serta melipatgandakan pahala bagi orang

yang melakukan amal baik dan membalas keburukan dengan keburukan yang

setimpal.

e. Metode hukuman

Metode ini merupakan metode terburuk, karena membuat anak menjadi

patah semangat. Akan tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan.37

3. Metode Pendidikan Agama Islam Bagi Anak Tunagrahita

Dalam penanaman nilai-nilai agama yang diajarkan pada anak tunagrahita

memiliki banyak hambatan, berdasarkan atas kemampuan mental dan adaptasi

sosial, maka siswa penyandang tunagrahita memerlukan pendidikan khusus.

Mereka sulit mengikuti pendidikan sekolah dasar bersama siswa-siswa normal,

sehingga perlu adanya metode pendidikan Islam untuk anak berkebutuhan khusus,

yaitu diantaranya:

1. Metode ceramah

Metode ceramah ialah cara menyajikan pelajaran melalui penuturan secara

lisan atau penjelasan secara langsung kepada sekelompok siswa. Dengan kata lain

dapat pula diartikan bahwa metode ceramah adalah suatu cara penyajian atau

penyampaian informasi melalui penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru

37

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 78.

Page 48: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

36

terhadap peserta didiknya. Metode ceramah banyak dipakai, karena mudah

dilaksanakan. Nabi Muhammad dalam memberikan pelajaran terhadap umatnya

banyak mempergunakan metode ceramah disamping metode lain.

2. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab ialah suatu cara mengajar seorang guru mengajukan

beberapa pertanyaan kepada murid tentang pelajaran yang telah diajarkan atau

bacaan yang telah mereka baca sambil memperhatikan proses berpikir diantara

murid-murid.38

3. Tugas

Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya

dari orang lain maupun dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya datang

dari guru atau kepala sekolah. Tugas ini biasanya bersifat edukatif dan bukan

berunsur pekerjaan.

4. Belajar

Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki

seseorang itu seperti: sifat, pengalaman, pengetahuan, keterampilan, keadaan

jasmaniah, dan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula

oleh motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara

belajar, dan sebagainya.

38

Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 245-285.

Page 49: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

37

5. Resitasi

Resitasi adalah penyajian kembali sesuatu yang sudah dimiliki, diketahui,

atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rumah.

6. Metode demonstrasi

Istilah demonstrasi dalam pengajaran dipakai untuk menggambarkan suatu

cara mengajar yang pada umumnya penjelasan verbal dengan suatu keja fisik atau

pengoprasian peralatan barang atau benda. Dalam mengajarkan praktek-praktek

agama, Nabi Muhammad sebagai pendidik agung banyak mempergunakan metode

ini, seperti mengajarkan cara berwudhu, sholat, haji, dan sebagainya. Seluruh

cara-cara ini dipraktekkan oleh Nabi ketika menerangkan sesuatu hal kepada

umatnya.39

7. Mengajar beregu

Mengajar beregu ialah suatu sistem mengajar yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih dalam mengajar sejumlah peserta didik yang mempunyai perbedaan

minat, kemampuan atau tingkat kelas.

8. Metode latihan

Metode latihan dimaksudkan untuk memperoleh ketangkasan atau

keterampilan latihan terhadap apa yang dipelajari, karena hanya dengan

melakukan secara praktis suatu pengetahuan dapat disempurnakan.

39

Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 245-285..

Page 50: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

38

9. Metode karya wisata.

Metode karya wisata adalah metode pengajaran yang dilakukan dengan

mengajak siswa keluar kelas untuk mengunjungi suatu tempat yang ada kaitannya

dengan pokok bahasan. Sebelum keluar, guru memberitahu aspek-aspek yang

harus diperhatikan siswa.40

C. Gambaran Umum Tentang Anak Berkebutuhan Khusus

1. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kelainan fisik,

mental, tingkah laku (behavioral) atau inderanya memiliki kelainan yang

sedemikian sehingga untuk mengembangkan secara maksimum kemampuannya

(capacity) membutuhkan pendidikan luar biasa.41

Mereka memiliki hak yang

sama dengan anak normal untuk tumbuh dan berkembang ditengah lingkungan

keluarga, maka sekolah luar biasa harus dikemas dan dirancang sedemikian rupa

sehingga program dan layanannya dekat dengan lingkungan ABK.

Anak berkebutuhan khusus dapat dibagi kedalam dua kelompok untuk

keperluan pendidikan luar biasa, yaitu:

1. Masalah dalam Sensorimotor.

Anak yang memiliki kelainan sensorimotor secara umum lebih mudah

diidentifikasi dan menemukan kebutuhannya dalam pendidikan, karena efek

terhadap kemampuan melihat, mendengar, dan bergeraknya. Sebagian besar anak

40

Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2002), h. 53-55. 41

Hargio Santoso, Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus,

(Yogyakarta: Goysen Publishing, 2012), h. 4.

Page 51: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

39

yang mengalami masalah dalam sensorimotor dapat belajar dan bersekolah

dengan baik seperti anak yang tidak mengalami kelainan.

Tiga jenis kelainan yang termasuk masalah sensorimotor, yaitu:

a. Hearing disonders (kelainan pendengaran/tunarungu)

b. Visual impairment (kelainan penglihatan/tunanetra)

c. Physical disability (kelainan fisik/tunadaksa)

2. Masalah dalam belajar dan tingkah laku.

Kelompok Anak Berkebutuhan Khusus yang mengalami masalah belajar

adalah:

a. Intellectual disability (keterbelakangan mental/tunagrahita)

b. Learning disability (ketidakmampuan belajar/kesulitan belajar khusus)

c. Behaviour disonders (anak nakal/tunalaras)

d. Giftet dan talented (anak berbakat)

e. Multy handicap (cacat lebih dari satu/tunaganda)42

Penyebab umum terjadinya kelainan pada anak berkebutuhan khusus

dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

1. Pre Natal (sebelum kelahiran)

Didalam kandungan sebelum kelahiran dapat terjadi disaat konsepsi atau

bertemunya sel sperma dari bapak bertemu dengan sel telur ibu, atau juga dapat

terjadi pada saat perkembangan janin dalam kandungan. Kejadian tersebut

disebabkan oleh faktor internal yaitu faktor genetik dan keturunan.

42

Hargio Santoso, Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus,

(Yogyakarta: Goysen Publishing, 2012), h. 5-6.

Page 52: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

40

Penyebab kelainan prenatal dari faktor eksternal dapat berupa benturan pada

kandungan ibu, jatuh sewaktu hamil, atau akibat makanan atau obat yang

menciderai janin dan sebagainya.

2. Natal (saat kelahiran)

Penyebab kelainan pada anak bisa terjadi pada saat ibu sedang melahirkan

menjadi misalnya kelahiran yang sulit, pertolongan yang salah, infeksi karena ibu

mengidap Sepilis dan sebagainya.

3. Post natal (setelah diluar kandungan)

Kelainan yang disebabkan oleh faktor-faktor setelah anak ada diluar

kandungan. Ini dapat terjadi karena kecelakaan, bencana alam, sakit, keracunan,

dan sebagainya.43

Klasifikasi pendidikan bagi anak berkelainan adalah sebagai berikut:

a) SLB A untuk kelompok anak tunanetra.

b) SLB B untuk kelompok anak tunarungu.

c) SLB C untuk kelompok anak tunagrahita.

d) SLB D untuk kelompok anak tunadaksa.

e) SLB E untuk kelompok anak tunalaras.

f) SLB F untuk kelompok anak dengan kemampuan diatas rata-rata

g) SLB G untuk kelompok anak tunaganda.44

43

Hargio Santoso, Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus,

(Yogyakarta: Goysen Publishing, 2012), h. 6-7. 44

Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2006), h. 31.

Page 53: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

41

2. Pengertian Tunagrahita

Anak Tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual

di bawah rerata. Selain itu juga mengalami hambatan terhadap perilaku adaptif

selama masa perkembangan hidupnya dari 0 tahun hingga 18 tahun, sesuai dengan

batasan dari American Asociation on Mental Deficiency (AAMD).45

Tunagrahita

sering disebut juga dengan keterbelakangan mental (retardasi mental).

Tunagrahita atau cacat mental adalah mereka yang memiliki kemampuan

intelektual (IQ) dan keterampilan dibawah rata-rata teman seusianya.46

Menurut AAMR (American Assosiation on Mental Retardartion) adalah

keterbelakangan mental menunjukkan adanya keterbatasan dalam fungsi

intelektual yang dibawah rata-rata, dimana berkaitan dengan keterbatasan pada

dua atau lebih dari keterampilan adaftif seperti komunikasi, merawat diri sendiri,

keterampilan sosial, kesehatan dan keamanan, fungsi akademis, waktu luang dan

lain-lain. Keadaan ini tampak sebelum usia 18 tahun.47

Sedangkan menurut ICD WHO Geneve, retardasi mental adalah suatu

keadaan perkembangan mental yang terhenti atau tidak lengkap yang ditandai

oleh adanya hendaya (Impairment), keterampilan (skill) selama masa

perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua tingkat intelegensi, yaitu

kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.48

45

Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT. Refika

Aditama,2006), h.15. 46

Nur’aeni, Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1997), cet.

Ke-1, h. 102. 47

Frieda Mangunsong, Psikologi dan Pendidikan Luar Biasa, (Jakarta: LPSP 3 UI, 1998),

cet. Ke-1, h. 102. 48

Lumbantobing, Anak Dengan Mental Terbelakang, (Jakarta: Balai Penerbit Fakultas

Kedokteran UI), h. 2.

Page 54: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

42

3. Karakteristik Tunagrahita

Karakteristik anak dengan hendaya perkembangan (tunagrahita), meliputi

hal-hal sebagai berikut:

a. Mempunyai dasar secara fisiologis, sosial, dan emosional sama seperti

anak-anak yang tidak menyandang tunagrahita.

b. Selalu bersifat eksternal locus of control sehingga mudah sekali

melakukan kesalahan (expectancy for filure).

c. Suka meniru perilaku yang benar dari orang lain dalam upaya mengatasi

kesalahan-kesalahan yang mungkin ia lakukan (outerdirectedness).

d. Mempunyai perilaku yang tidak dapat mengatur diri sendiri.

e. Mempunyai permasalahan berkaitan dengan perilaku sosial (social

behavioral).

f. Mempunyai masalah berkaitan dengan karakteristik belajar.

g. Mempunyai masalah dalam bahasa dan pengucapan.

h. Mempunyai masalah dalam kesehatan fisik.

i. Kurang mampu untuk berkomunikasi.

j. Mempunyai kelainan pada sensori dan gerak.

k. Mempunyai masalah berkaitan dengan psikiatrik, adanya gejala-gejala

depresif.49

Drs. Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih di dalam bukunya yang berjudul

“Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa SPG/SPO/KPG” menyebutkan ciri-ciri anak

tunagrahita dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu:

49

Bandi Delphie, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, (Bandung: PT. Refika

Aditama,2006), h.17.

Page 55: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

43

a. Ciri-ciri jasmaniah anak tunagrahita.

1. Anak tunagrahita ringan.

Keadaan fisik anak tunagrahita ringan (mampu didik) pada umumnya masih

sama dengan anak normal maupun anak lambat belajar. Bentuk kepala, mata,

hidung, bentuk tubuhnya tidak ada bedanya. Jadi, dengan melihat keadaan fisik

saja tidak dapat membedakan mana anak yang mampu didik, mana anak yang

menentukan seseorang anak itu tergolong mampu didik setelah mengadakan

observasi dan tes psikologi.50

2. Anak tunagrahita sedang.

Keadaan fisik anak mampu latih (tunagrahita sedang) pada umumnya

berbeda dengan anak normal. Letak perbedaannya mungkin pada kepala, mata,

bentuk muka, mulut, dan pada bentuk badannya. Ada yang tubuhnya kecil, bentuk

mukanya bulat telur, bibirnya tebal dan selalu terbuka, kadang-kadang air liurnya

selalu keluar, serta adapula yang kepalanya lebih besar dari kepala anak normal

dan tidak seimbang dengan badannya. Para guru SLB-C dan para pengasuh yang

sudah berpengalaman akan dengan mudah mengenal anak mampu latih.

3. Anak tunagrahita berat.

Keadaan fisik anak perlu rawat (tunagrahita berat) seperti halnya anak

mampu latih. Beda dengan anak mampu didik dan anak lambat belajar, bahkan

perbedaannya lebih menonjol. Orang awam akan dapat membedakan anak perlu

dirawat daripada anak normal. Akan tetapi, mereka tidak akan mengerti bahwa

anak itu tergolong anak perlu rawat yang diketahuinya bahwa anak itu gila.

50

Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa

SPG/SPO/KPG, (Bandung: Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. Ke-1, h. 42-44.

Page 56: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

44

b. Ciri-ciri rohaniah/mental/intelektual anak tunagrahita.

1. Anak tunagrahita ringan.

Kemampuan berfikir anak tunagrahita ringan (mampu didik) lebih rendah

dibandingkan dengan kemampuan berfikir anak lambat belajar, sehingga mereka

selalu mengalami kesulitan dalam memecahkan suatu masalah, walaupun masalah

itu sederhana, perhatian dan ingatannya lemah. Mereka tidak dapat

memperhatikan sesuatu hal dengan serius dan lama, sebentar saja perhatiannya

akan berpindah kepada soal lain. Apalagi dalam hal memperhatikan pelajaran

mereka lekas jemu. Pada umumnya mereka mampu mengingat peristiwa 3 bulan

yang lalu, mereka hanya mampu mengingat kurang lebih 10% dari bahan bacaan

yang telah dibaca sebanyak dua kali itupun lekas lupa.51

2. Anak tunagrahita sedang.

Kemampuan berfikir anak tunagrahita sedang(mampu latih) sangat rendah

sehingga tidak mampu melihat suatu masalah. Terhadap masalah yang sederhana

saja mereka akan mengalami kesulitan. Anak usia 6 tahun tidak mampu

menghitung 1-5, pada umumnya mereka hanya mampu menghitung 1-2 saja dan

juga tidak dapat menyebutkan nama-nama saudara-saudaranya secara lengkap.

Sudah jelas tidak akan mampu menyebutkan nama-nama anggota badannya

sendiri, perhatian, dan ingatannya sangat lemah dapat dikatakan mereka hanya

hidup pada saat ini. Masa lampau hampir terlupakan sama sekali, hanya sedikit

yang dapat diingat. Mereka tidak mempunyai imajinasi untuk masa yang akan

51

Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa

SPG/SPO/KPG, (Bandung: Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. Ke-1, h. 42-44.

Page 57: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

45

datang dan dalam proses belajar-mengajar di sekolah apa yang diajarkan guru

pada pagi hari akan terlupakan pada sore hari.52

3. Anak tunagrahita berat

Kemampuan berfikir anak tunagrahita berat (perlu rawat) hampir tidak ada.

Biarpun sudah berusia 15 tahun anak itu tidak dapat berhitung, tidak dapat melihat

suatu masalah sehingga segala sesuatu dibiarkan dengan acuh tak acuh. Biar lapar

itu hanya dapat merasakan perutnya lapar tetapi tidak mengerti lapar itu dan

bagaimana meminta makanan.

Ingatan anak perlu rawat sangat lemah hampir tidak mampu lagi

mengungkap kesan-kesan dari apa yang dilihat/didengar. Mereka sulit untuk

menirukan sesuatu kata yang panjang. Misalnya disuruh menirukan kata Indonesia

tetapi yang terucapkan enak, karena anak itu baru mengucap kata enak.

c. Ciri-ciri sosial anak tunagrahita

1. Anak tunagrahita ringan

Keadaan sosial anak tunagrahita ringan mengalami hambatan, mereka

kurang dapat mengendalikan diri, hal ini dikarenakan terbatasnya kemampuan

mereka. Karena mereka tidak mampu mempertimbangkan baik dan buruk, boleh

dan tidak boleh. Mereka tidak dapat menghayati norma-norma sosial yang berlaku

didalam masyarakat, pada umumnya anak tunagrahita ringan mengalami kesulitan

dalam penyesuaian diri dengan masyarakat luas, mereka hanya mampu

menyesuaikan diri dengan saudara-saudaranya didalam keluarga dan teman-

temannya.

52

Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa

SPG/SPO/KPG, (Bandung: Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. Ke-1, h. 45-48.

Page 58: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

46

Anak tunagrahita ringan masih mampu menghitung uang dalam pecahan

mata uang yang kecil, menghitung jual-beli makanan di sekolah masih dapat

dilakukan tetapi mereka tidak akan dapat belajar di pasar/di toko.

2. Anak tunagrahita sedang

Anak tunagrahita ringan dan sedang tidak dapat mengendalikan diri, apa

yang diinginkannya dan dilakukannya mereka tidak mempertimbangkan baik

buruk, sopan dan tidak sopan, untung-rugi, suka mengganggu temannya, tetapi

kalau ia diganggu akan lekas marah. Sehingga sering terjadi pertengkaran, hampir

setiap hari di SLB-C ada anak yang menangis karena tidak dapat mengendalikan

dirinya maka pada umumnya anak tunagrahita sedang tidak dapat menyesuaikan

diri dalam pergaulan sosial.53

Pada umumnya sikap dan tingkah lakunya lebih lamban bila dibandingkan

dengan anak tunagrahita ringan. Akan tetapi, ada kalanya terjadi sebaliknya.

Banyak gerakan-gerakan anggota tubuhnya tidak terkendali, kadang-kadang

suaranya juga tidak terkendali, bahkan mereka bicara semaunya.

3. Anak tunagrahita berat

Anak tunagrahita berat tingkah lakunya tidak wajar, oleh karena tidak ada

dorongan untuk meniru dan tidak dapat menanggapi suatu masalah. Maka

sikapnya diam saja, hidupnya kosong tanpa gairah sedikitpun. Biasanya gerakan-

gerakan yang dilakukan hanya untuk memenuhi kepuasan atau untuk mencapai

kenikmatan, kalau dengan mengerak-gerakkan salah satu kakinya terasa nikmat,

maka ia akan terus menggerak-gerakkan kaki itu.

53

Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa

SPG/SPO/KPG, (Bandung: Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. Ke-1, h. 49-52.

Page 59: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

47

Ada suatu dugaan dari sementara orang bahwa dengan gejala dan tingkah

lakunya seperti diatas, anak tunagrahita berat tidak mempunyai kesadaran ruang

dan waktu, mereka tidak mengetahui dimana dan kapan suatu peristiwa atas

dirinya sendiri, kesadaran akan rasa panas dan sakit masih dimiliki. Buktinya jika

dikenai api dapat menghindarkan diri dan jika dicubit masih merasakan

kesakitan.54

54

Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa

SPG/SPO/KPG, (Bandung: Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988), cet. Ke-1, h. 49-52.

Page 60: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

48

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Kata “metodologi” berasal dari Yunani methodologia yang berarti “teknik”

atau “prosedur”. Metodologi sendiri merujuk kepada alur pemikiran umum atau

menyeluruh (general logic) dan gagasan teoritis (theoritic perspective) suatu

penelitian. Sedangkan kata metode menunjuk pada teknik yang digunakan dalam

sebuah penelitian seperti survey, wawancara atau observasi.1 Maka secara umum

dapat dimengerti bahwa metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang

memiliki langkah-langkah yang perlu dilalui secara bertahap.

A. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan hasil yang objektif dan representatif dalampenelitian

ini, maka penulis menggunakan metode Deskriptif Analisis melalui pendekatan

kualitatif. Penelitian komunikasi kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk

memberikan penjelasan-penjelasan (explanations), mengontrol gejala-gejala

komunikasi, mengemukakan prediksi-prediksi, atau menguji teori apapun, tetapi

lebih dimaksudkan untuk mengemukakan gambaran-gambaran atau pemahaman

(understanding) mengenai bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas

komunikasi terjadi.2Dimana pendekatan kualitatif ini akan mendeskripsikan atau

menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktor-faktor,

sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti dan data yang akan dihasilkan

berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.

1J.R. Raco, Metode Penelitian Kualitatif Janis, Karakter dan Keunggulannya, (Jakarta: PT

Grasindo, 2010), h. 1. 2Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: LKIS, 2007), cet. Ke-1, h. 35.

Page 61: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

49

Peneliti terlibat dalam penelitian dengan melakukan observasi dan

wawancara tentang kegiatan penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang

tunagrahita. Peneliti juga tidak memberikan arahan atau masukan apapun pada

guru yang bersangkutan, ataupun anak penyandang tunagrahita sendiri sebagai

objeknya. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian yang didapat benar-benar

akurat sesuai yang ada di lokasi penelitian. Kegiatan keseharian yang dilakukan

oleh guru akan terlihat bagaimana sebernarnya tantangan yang dihadapi mereka

mengenai faktor penentu dalam proses penanaman nilai-nilai agama pada anak

penyandang tunagrahita.3

B. Lokasi dan Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, yang

terletak di Jl. Karehkel No. 9,kecamatan Leuwiliang,kabupaten Bogor.

Dalam mendapatkan data dan hasil yang akurat, maka penulis membutuhkan

waktu yang tidak sebentar untuk melakukan penelitian langsung ke lapangan

lokasi). Adapun lamanya penelitian ini, yaitu enam bulan dimulai dari bulan

Januari 2013 hingga bulan Juli 2013

Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian ini didasari oleh pertimbangan-

pertimbangan sebagai berikut:

1. Lokasi penelitian tersebut cukup strategis, sehingga mudah dijangkau.

Disamping itu juga dapat hemat biaya dan tenaga.

2. SLB Tunas Kasih ini merupakan SLB pertama dan satu-satunya di

kabupaten Bogor.

3Lexy, J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2007),h. 9-10.

Page 62: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

50

3. SLB Tunas Kasih ini merupakan sarana yang signifikan untuk

mengaktualisasikan nilai-nilai keagamaan kepada anak penyandang

tunagrahita.

C. Subyek dan Objek Penelitian

Subjek peneliti adalah orang yang dapat memberikan informasi. Proses

penentuan subjek dan atau sumber data dalam penelitian kualitatif umumnya

menampilkan karateristik (1) diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar,

melainkan kasus-kasus yang tipikal sesuai dengan kekhususan masalah penelitian;

(2) tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam

jumlah maupun karateristik sampelnya, sesuai dengan pemahaman konseptual

yang berkembang dalam penelitian, dan (3) tidak diarahkan pada keterwakilan

dalam arti jumlah atau peristiwa acak, melainkan dalam kecocokan konteks.4

Subyek dalam penelitian ini adalah guru sebagai komunikator yang juga

menyampaikan informasi. Dan yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah

murid SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor sebagai penerima pesan/informasi.

Dengan demikian, berdasarkan pemilihan informan di atas adalah dari

kepala sekolah, pertama memberikan informasi yang dibutuhkan oleh peneliti

kemudian dianalisis, setelah itu peneliti mengembangkan informasi atas data yang

diberikan oleh subjek pertama. Kemudian subjek pertama memberikan petunjuk

atau saran siapa yang layak menjadi subjek selanjutnya berkenaan dengan data

yang diinginkan peneliti.

4 E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia, (Depok:

LPSP3 Universitas Indonesia, cet ke- 4, 2011), h. 109-110.

Page 63: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

51

Informasi dilanjutkan oleh peneliti dalam mengumpulkan data-data untuk

dianalisis kemudian dicari persamaan dan perbedaan dalam pemberian informasi

oleh beberapa subjek tersebut diatas. Ketika dirasakan cukup dalam perolehan

data-data atas informasi yang diperlukan barulah peneliti dapat menyimpulkan apa

yang menjadi kajian peneliti.

Penetapan subjek pertama dimulai dari kepala sekolah yang merupakan guru

sekaligus pembina di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor. Dengan adanya

informasi tersebut bertujuan menggali informasi sebanyak-banyaknya mengenai

strategi komunikasi guru dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak

penyandang tunagrahita yang akan diteliti oleh peneliti sehingga mendapatkan

informasi yang mendalam. Informan terpilih sesuai dengan kriteria yang ada

antara lain: Nunung Djumarningsih, S.Pd selaku kepala sekolah, Hodijah S. Pd

selaku guru penyandang tunagrahita, Wiwit Wiriawan S.Pd selaku guru

penyandang tunagrahita, dan Sunifah selaku pembimbing kelas tunagrahita di

SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor,

Teknik informan sendiri tertuju kepada orang yang dianggap paling

mengetahui dan terlibat secara langsung pada aktivitas kegiatan belajar mengajar

dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang tunagrahita

berdasarkan informasi dari responden sebelumnya.

Peneliti terlibat dalam penelitian dengan melakukan observasi dan

wawancara tentang kegiatan penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang

tunagrahita. Peneliti juga tidak memberikan arahan atau masukan apapun pada

guru yang bersangkutan, ataupun anak penyandang tunagrahita sendiri sebagai

Page 64: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

52

objeknya. Hal ini dimaksudkan agar hasil penelitian yang didapat benar-benar

akurat sesuai yang ada di lokasi penelitian. Kegiatan keseharian yang dilakukan

oleh guru akan terlihat bagaimana sebenarnya tantangan yang dihadapi mereka

mengenai upaya dan faktor penentu dalam proses penanaman nilai-nilai agama

pada anak penyandang tunagrahita.

D. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, data merupakan perwujudan dari informasi yang digali

dan dikumpulkan untuk mendeskripsikan suatu peristiwa atau kegiatan lainnya.

Sehingga penulis menekankan pada observasi dan wawancara mendalam dalam

menggali data, serta menggunakan dokumentasi.

a) Observasi

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan sistematik terhadap

fenomena yang diselidiki.5Dalam praktik penggunaannya, metode observasi dapat

dibedakan menjadi dua jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti dalam

atau terhadap proses penelitian yaitu, observasi dengan ikut terlibat dalam

kegiatan komunitas yang diteliti (participant observation) dan observasi tidak

terlibat (nonparticipant observation). Participant observation dibagi menjadi dua

jenis: pertama, peneliti yang melibatkan diri secara total dalam setiap proses dan

aktivitas masyarakat yang ditelitinya (total participant observation), yang kedua

peneliti ikut mengambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan-kegiatan

5 Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Andi offset, 1992), cet. Ke-2 h.129.

Page 65: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

53

penting, namun hanya sebatas melakukan pengamatan (active participant

observation).6

Observasi yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah

totalparticipant observation. Peneliti akan ikut serta dalam segala kegiatan yang

terjadi disekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, khususnya pada kegiatan

belajar mengajar. Hal ini peneliti lakukan agar mengerti dan memahami fenomena

yang ada di sekolah tersebut, juga menemukan strategi komunikasi, upaya, dan

faktor penentu keberhasilan komunikasi guru dalam penanaman nilai-nilai agama.

b) Wawancara

Disamping pengamatan, wawancara juga merupakan teknik pengumpulan

data yang sering digunakan untuk mendapatkan informasi dalam situasi praktis.

Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian

dengan cara tanya jawab sambil tatap muka antara sipenanya dan sipenjawab atau

responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan

wawancara).7 Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah, guru wali kelas, serta

pembimbing kelas di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor. Maka dengan

wawancara tersebut diharapkan dapat memperoleh jawaban atau keterangan dari

responden sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan metode ini penulis gunakan

untuk mencari dan mengungkap data sedalam-dalamnya dan sebanyak-banyaknya

tentang rumusan yang digali dalam penelitian.

6 Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, cet. Ke-1, (Yogyakarta: LKIS, 2007), h. 114-

115. 7 M.hajir, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Ghalis Indonesia,1985), h. 63.

Page 66: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

54

c) Dokumentasi

Dokumentsi merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumentasi berasal dari kata

dokumen, yang berarti barang-barang tertulis. Maka teknik ini dapat dikatakan

sebagai teknik pengumpulan data dengan cara mencari data mengenai hal-hal

yang berupa catatan, transkrip, buku, majalah, surat kabar, prasasti, notulen rapat,

agenda, serta foto-foto kegiatan. Segala bentuk informasi dapat memperkuat data

penelitian, dan data ini juga diperoleh dari SLB Tunas Kasih I Bogor Barat.

d) Catatan Lapangan

Catatan yang berisi tentang hal-hal yang diamati, yang oleh penulis

dianggap penting. Catatan lapangan harus dibuat secara lengkap dan deskriptif

dengan keterangan tanggal dan waktu, juga menyertakan informasi-informasi

dasar seperti di mana observasi dilakukan, siapa saja yang hadir, bagaimana fisik

lingkungan, interaksi sosial, aktifitas apa saja yang berlangsung dan lain

sebagainya.8

E. Sumber Data

Dalam penelitian ini, yang dijadikan sumber data adalah sebagai berikut:

1. Data Primer

Data yang diperoleh melalui observasi atau pengamatan langsung, berperan

serta, sebagai pengamat dan wawancara langsung lagi mendalam kepada

responden, yaitu dari guru dan anak penyandang tunagrahita SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor.

8Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya ,2002),

h. 135.

Page 67: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

55

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari catatan-catatan atau dokumen yang berkaitan

dengan penelitian baik dari instansi pemerintah swasta atau berbagai referensi

buku, majalah, surat kabar yang bersangkutan dalam penelitian ini.9

F. Fokus Pertanyaan Penelitian

1. Strategi Komunikasi Guru

a. Metode komunikasi pendidikan.

b. Komunikasi verbal dan nonverbal.

c. Komunikasi langsung dan tak langsung.

2. Upaya guru dalam penanaman nilai-nilai agama

a. Materi yang diberikan kepada murid tunagrahita.

b. Metode yang digunakan pada proses penanaman nilai-nilai agama.

c. Media yang digunakan pada proses penanaman nilai-nilai agama.

G. Teknik Analisis Data

Setelah penulis mendapatkan data-data dan informasi yang dibutuhkan,

maka dalam analisisnya teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, permusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul

dari catatan-catatan lapangan. Reduksi dialakukan sejak pengumpulan data,

dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat

gugus, menulis memo, dan lain sebagainya dengan maksud menyisihkan

9Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya ,2002),

h. 135.

Page 68: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

56

data/informasi yang tidak relevan, dan mengorganisasikan data sedemikian

rupa sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat diverifikasi. Disini

penulis melihat terlebih dahulu mana saja data yang akan dijadikan bahan

yang akan diteliti, lalu dirangkum hingga semuanya terlihat akurat. Data

tersebut didapat dari observasi di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

2. Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang

memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam teks naratif. Penyajian

juga dapat berbentuk matriks, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk

yang padu dan mudah dipahami. Penyajian data dimaksudkan agar penulis

dan pembaca mengerti apa yang disajikan dalam bab analisis, karena dibuat

dengan berurutan dan berbentuk narasi.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan diakhir penelitian

kualitatif. Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan verifikasi, baik dari

segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subjek

tempat penelitian itu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan peneliti dari

data harus diuji kebenaran, kecocokan, dan kekokohannya.10

Penulis

menarik kesimpulan dari data wawancara responden, tinjauan teori, dan

mencantumkan data yang sudah akurat hingga dijadikan sebagai kesimpulan

dari jawaban rumusan masalah.

Apabila seluruh data telah terkumpul maka untuk menganalisisnya

digunakan teknik analisis deskriptif,yaitu peneliti berupaya mendeskripsikan

10

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2008), cet. Ke-1, h. 85-87.

Page 69: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

57

kembali data-data yang telah terkumpul mengenai persepsi dan pemahaman

tentang strategi komunikasi guru dalam penanaman nilai-nilai agama. Upaya guru

dalam proses penanaman nilai-nilai agama, serta faktor penentu keberhasilan

dalam proses penanaman nilai-nilai agama pada anak penyandang tunagrahita di

SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

Sebagaimana pandangan Bogdan Biklen menyebutkan bahwa analisis data

kualitatif ialah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,

mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting, dan menemukan

apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang

lain.11

11

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya

,2002), h. 248.

Page 70: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

58

BAB IV

TEMUAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Gambaran Umum SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

1. Sejarah Berdirinya SLB Tunas Kasih I

Berdasarkan data di kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor pada bulan Mei 1987 anak

berkebutuhan khusus ada 64 orang. Berdasarkan hasil penjaringan mahasiswa

IKIP D3 jurusan PLB bersama kepala/guru SLB Sejahtera di beberapa Desa,

ditemukan anak tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita yang belum sekolah. Orang

tua belum mengerti bahwa anaknya masih bisa dikembangkan potensinya melalui

pendidikan. Tetapi jika harus menyekolahkan ke SLB Sejahtera di Jalan Gunung

Batu Bogor, mereka keberatan karena jaraknya 20 km sehingga merasa kesulitan

transportasi dan banyak dari keluarga yang tidak mampu. Jika ada SLB di

Leuwiliang, mereka mau menyekolahkan anaknya.1

Hasil penjaringan tersebut dilaporkan oleh Bapak Hanan Abidin selaku

Kepala TK Sejahtera Jl. Gunung Batu Bogor dilaporkan kepada kepala kantor

Departemen Pendidikan Kebudayaan Kecamatan Leuwiliang Bapak Anang

Supriatna BA untuk dicarikan solusinya sehingga anak berkebutuhan khusus di

Leuwiliang bisa sekolah. Kepada pengurus yayasan keluarga Sejahtera perwakilan

kabupaten Bogor dan yayasan keluarga Sejahtera Provinsi Jawa Barat dilaporkan

dan diusulkan agar didirikan SLB Sejahtera di Leuwiliang. Pengurus yayasan

keluarga Sejahtera Provinsi Jawa Barat berkeberatan karena tidak ada dana,

1Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 71: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

59

bahkan menyarankan agar kepala SLB Sejahtera mendirikan yayasan untuk

mengelolanya.

Tindak Lanjut:

1. Masalah anak berkebutuhan khusus di Leuwiliang dikemukakan pada

rapat Kepala Sekolah Sejahtera (TK, SLB, SMP, SMA). Alhamdulillah Kepala

Sejahtera Leuwiliang akan menyediakan 1 ruang kelas untuk dipakai belajar anak

berkebutuhan khusus, selama belum memiliki gedung sendiri.

2. Dengan momentum hari anak-anak Nasional pada tanggal 23 Juli 1987

Bapak Hanan Abidin menghadap Bapak Anang Supriatna Kepala Kandepdikbud

Kecematan Leuwiliang untuk meminta izin memulai kegiatan belajar anak

berkebutuhan khusus disalah satu ruangan TK Sejahtera yang ada di komplek SD

1 Negeri dekat Kantor Kandepdikbud Kecamatan Leuwiliang.

3. Berdasarkan kerjasama, koordinasi dan bantuan Kepala Kandepdikbud

Kecamatan Leuwiliang, Kepala TK Sejahtera dan Kepala SD 1 Negeri Leuwiliang

pada hari senin awal Agustus dimulai kegiatan belajar SLB. Tetapi hari senin

calon murid tidak datang, guru yang disiapkan ada tiga orang. Pada hari selasa

murid pertama tunarungu yaitu Delia cucunya Ibu Hj. Marzuki warga setempat.

Berdasarkan peraturan bahwa sekolah swasta harus mempunyai yayasan.

Mengingat tersebut maka Bapak Hanan Abidin menghubungi beberapa pejabat

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, orang tua murid, Lions Club, Liones

Club untuk menjadi pengurus yayasan.2

2Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor.

Page 72: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

60

Adapun calon pengurus yang telah terkumpul di yayasan itu, antara lain:

1. Bapak Anang Supriatna BA Kepala Kemdepdikbud Kecamatan

Leuwiliang

2. Bapak Dudung Ijudin bagian rumah tangga Kandepdikbud Kab. Bogor

3. Bapak Ito Sasmita orang tua murid

4. Ibu Pauline Sahertian Presiden Liones Bogor

5. Bapak D. Z. Sahertian anggota Lions Club Bogor

6. Ibu Hj. Muryati anggota liones Bogor

7. Bapak Hanan Abidin Kepala SALB Sejahtera Kab. Bogor.

Setelah beberapa kali pertemuan maka terbentuklah Yayasan Tunas Kasih

pada tanggal 2 Mei 1988 dengan akta Notaris no. 1 dengan notaris Harvey t.

Sondak SH. Dan sekarang SLB Tunas Kasih I Bogor Baratterletak di Jl. Karehkel

No. 9. Kecamatan Leuwiliang,kabupaten Bogor.

Lokasinya sangat strategis karena tidak begitu jauh dari pusat kota, dan juga

mudah dijangkau oleh angkutan umum. Sehingga para murid yang berasal dari

daerah sekitar Kecamatan Leuwiliang mudah menemukannya. Dengan keadaan

geografis yang juga tenang dan jauh dari keramaian maupun polusi, sehingga

dapat mendukung proses belajar mengajar anak berkebutuhan khusus yang perlu

adanya suasana yang tenang dan damai.3

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

Sebagai langkah awal untuk mengoptimalkan penyelenggaraan pendidikan

di lembaga sekolah anak berkebutuhan khusus, perlu adanya visi dan misi yang

3Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 73: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

61

merupakan gambaran visual yang dinyatakan dalam kata-kata. Adapun visi dan

misi SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor adalah:

Visi

SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor sebagai pusat dukungan layanan anak

berkebutuhan khusus dan berbasis teknologi di wilayah Kabupaten Bogor bagian

Barat tahun 2015.

Misi

Untuk mewujudkan visi sekolah ditetapkan misi sekolah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan layanan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus

yang berbasis teknologi.

2. Mengembangkan nilai-nilai luhur pendidikan karakter bangsa.

3. Meningkatkan dan mengembangkan mutu tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan yang berorientasi pada kompetensi dan kecakapan hidup.

4. Menyiapkan sarana dan prasarana yang memadai.

Tujuan Sekolah:

1. Membentuk peserta didik yang beriman, bertakwa, dan berkepribadian.

2. Mempersiapakan peserta didik agar mampu memiliki kecakapan hidup

dan dapat beradaptasi dengan lingkungan dan berbudaya.

3. Menciptakan lingkungan sekolah yang ramah.

4. Memiliki tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional.

5. Mempersiapkan peserta didik ke jenjang yang lebih tinggi dan atau

memasuki dunia kerja.4

4Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 74: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

62

3. Struktur Organisasi SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

Organisasi merupakan gambaran tentang hubungan kerjasama yang

harmonis dan didasarkan atas tanggung jawab untuk mencapai tujuan bersama.

Adanya struktur organisasi yang jelas, akan dapat memudahkan untuk

melaksanakan tanggung jawab yang ada dalamsuatu lembaga. Hal ini akan

bermuara pada tujuan yang hendak dicapai oleh lembaga tersebut.

Keberadaan organisasi dalam suatu lembaga merupakan hal yang sangat

urgen. Dengan adanya suatu organisasi yang baik, seluruh tugas dan tanggung

jawab akan mudah dan cepat terselesaikan. Begitu juga dengan organisasi yang

ada di SLB Tunas Kasih Iyang telah jelas pembagian tugas dan tanggung jawab

masing-masing anggota sekolah tersebut, sehingga sedikit kemungkinan akan

terjadi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab. Dengan demikian program-

program yang telah direncanakan akan berjalan dengan baik. Adapun struktur

organisasi SLB Tunas Kasih I yaitu sebagai berikut:

1. Kepala sekolah: Nunung Djumarningsih, S. Pd, M. M.

2. Bidang kurikulum: Wiwit Wiriawan, M. Pd.

3. Bidang Kesiswaan: Sri Mulyaningsih, S. Pd.

4. Bidang sarana: M. Rafli.

5. Bidang Humas: Hodijah, S. Pd.5

4. Keadaan Tenaga Pengajar SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

Keberadaan tenaga pengajar yang sesuai dengan bidang keilmuannya yang

diajarkan pada anak didik akan mendukung terhadap upaya peningkatan kualitas

belajar anak. Oleh karena itu SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor telah

5Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 75: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

63

menetapkan tenaga pengajar yang kompeten dalam dibidangnya. Akan tetapi lebih

ditekankan pada komitmen masing-masing tenaga pengajar, karena yang paling

diperlukan dalam diri seorang pengajar terutama dalam penanganan anak

tunagrahita adalah mau menerima dan melaksanakan tugas dan tanggung

jawabnya dengan sepenuh hati dan disertai rasa kasih sayang dan juga banyak

belajar untuk memperbanyak pengetahuan dan wawasan. Untuk mengetahui

secara jelas nama-nama tenaga pengajar yang ada di SLB Tunas Kasih 1

Kabupaten Bogor dapat dilihat pada lampiran tabel 1.

5. Keadaan Siswa SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

Keadaan murid tunagrahita di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor setiap

tahunnya mengalami penambahan, adapun untuk jumlah murid pada saat ini

mencapai 22 anak yang mengalami gangguan tunagrahita, dan latar belakangnya

rata-rata dari kalangan menengah kebawah.6 Untuk daftar nama murid tunagrahita

di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor dapat dilihat pada lampiran tabel 2.

6. Keadaan sarana dan Prasarana SLB Tunas Kasih I Kabupaten

Bogor

Dalam proses terapi, diperlukan sarana dan prasarana yang memadai. Akan

tetapi hal ini tidak bisa maksimal dikarenakan terbatasnya alokasi dana untuk

sarana dan prasarana, yang didalamnya termasuk alat peraga. Adapun daftar

sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

terdapat pada lampiran tabel 3.

6Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 76: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

64

B. Hasil dan Analisa Data Penelitian

1. Bentuk strategi komunikasi yang digunakan guru dalam penanaman

nilai-nilai pendidikan agama pada anak tunagrahita.

SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor merupakan sekolah yang mencoba

untuk membantu anak-anak berkebutuhan khusus seperti anak penyandang

tunagrahita agar mereka dapat sekolah seperti anak-anak lain di sekolah formal.

Karena pendidikan begitu penting bagi anak normal pada umumnya juga penting

bagi anak berkebutuhan khusus agar membantu mereka dalam merubah tingkah

laku dan perkembangannya. Dalam proses penanaman nilai-nilai agama islam

untuk anak tunagrahita perlu bimbingan khusus agar mereka mudah mengerti apa

itu penanaman nilai-nilai agama islam. Sehingga komunikasi yang digunakan oleh

guru pun lebih banyak.

Setelah melakukan observasi langsung di sekolah tersebut, penulis melihat

komunikasi yang digunakan oleh guru terhadap murid tunagrahita yaitu dengan

komunikasi verbal dan non verbal. Bentuk komunikasi di sekolah tersebut juga

merupakan komunikasi kelompok kecil yaitu kelompok komunikan yang dalam

situasi komunikasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal

dengan lain perkataan dalam komunikasi kelompok kecil. Komunikator dapat

melakukan komunikasi intrapersonal dengan salah satu anggota kelompok.7

Banyak kalangan menilai komunikasi kelompok kecil ini sebagai tipe komunikasi

antarpribadi karena pertama, anggota-anggotanya terlibat dalam suatu proses

komunikasi yang berlangsung secara tatap muka. Kedua, pembicara berlangsung

secara terpotong-potong dimana semua peserta bisa berbicara dalam kedudukan

7 Onong Uchjana Effendy, Kepemimpinan dan Komunikasi, h. 88.

Page 77: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

65

yang sama, dengan kata lain tidak ada pembicara tunggal yang mendominasi

situasi. Dan ketiga, sumber dan penerima sulit diidentifikasi, dalam artian semua

anggota bisa menjadi sumber dan juga sebagai penerima.

Dalam situasi kelompok kecil, seorang komunikator haruslah

memperhatikan umpan balik dari komunikan sehingga ia dapat segara mengubah

gaya komunikasinya. Karena komunikasi kelompok kecil bersifat tatap muka,

maka tanggapan komunikan dapat segara diketahui. Begitu juga di sekolah

tersebut, setiap guru cukup profesional dalam menyampaikan materinya kepada

murid tunagrahita karena anak tunagrahita itu perlu bimbingan khusus. Hal kecil

yang penulis lihat, guru di sekolah tersebut memberikan penjelasan secara

langsung dan tatap muka dan dibantu dengan bimbingan langsung terhadap

muridnya karena keterbatasan yang dimiliki murid tunagrahita. Ketika guru

mengetahui anak tersebut kurang memahami, ia langsung mendekati anak tersebut

dan membimbingnya satu persatu.

Komunikasi verbal yang digunakan di SLB Tunas Kasih I Kabupaten

Bogor dengan cara metode ceramah yang dilakukan oleh guru secara lisan

menjelaskan pelajaran kepada muridnya, dan dengan tulisan yang dituangkan di

papan tulis. Misalnya mengenalkan dan menjelaskan apa itu agama islam, siapa

Tuhan kita, apa saja rukun Islam dan rukun iman itu, serta diajarkan huruf-huruf

hijaiyah. Kemudian komunikasi non verbal yang dilakukan berupa sistem isyarat

bahasa Indonesia yang biasa diguankan untuk anak berkebutuhan khusus. Seperti

diungkapkan oleh guru anak penyandang tunagrahita. Ia mengatakan:

Page 78: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

66

“Ibu biasanya menjelaskan dengan lisan terus ditambah dengan sistem

isyarat bahasa indonesia untuk anak tunagrahita. Mereka itu harus

dijelaskan berulang-ulang supaya mengerti penjelasan ibu, soalnya kan

susah ya kalau anak berkebutuhan khusus itu”8

Gambar 1.Murid Tunagrahita yang sedang mendapatkan pengetahuan

agama secara verbal, guru juga menggunakan metode ceramah.

8 Wawancara Ibu Hodijah, 19 April 2013, 09.45 WIB, di ruang kelas.

Page 79: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

67

Gambar 2. Murid tunagrahita yang sedang diberi arahan dengan

menggunakan sistem isyarat bahasa Indonesia.

Gambar 3. Contoh sistem isyarat bahasa Indonesia huruf vokal (bawah ke

kanan atas).

Page 80: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

68

Komunikasi yang dilakukan juga bersifat langsung, artinya pelajaran yang

disampaikan oleh guru secara langsung dan dijelaskan secara tatap muka dengan

anak tunagrahita. Serta komunikasi yang dilakukan secara tidak langsung, yaitu

guru menjelaskan kepada murid secara perorangan dengan menggunakan media

tertentu misalnya alat peraga/gambar dan kesenian. Seperti yang dikatakan oleh

Ibu Ida selaku guru murid tunagrahita:

“Nah dikelas kita sebagai guru kalau menjelaskan pelajaran untuk anak

tunagrahita perlu dibina secara tatap muka dan juga memakai media

komunikasi misalnya dengan gambar tata cara wudhu dan sholat, juga

memakai alat kesenian angklung”9

Gambar 4. Murid tunagrahita yang sedang dibimbing secara perorangan,

dimaksudkan karena anak tunagrahita memiki kemampuan yang terbatas.

9Wawancara Ibu Hodijah, 19 April 2013, 09.45 WIB, di ruang kelas.

Page 81: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

69

Gambar 5. Murid tunagrahita yang sedang diajarkan kesenian angklung

dengan musik keagamaan (Lagu aku cinta Allah), ini merupakan salah

satu bentuk komunikasi nonverbal.

Gambar 6. Murid tunagrahita yang sedang diberi arahan tentang tata cara

sholat, ini merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal dengan

menggunakan gambar.

Page 82: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

70

Dalam penanaman nilai-nilai agama, guru lebih lama dalam menjelaskan

tentang pemahaman agama islam. Karena anak berkebutuhan khusus berbeda

dengan anak normal pada umumnya. Ia harus banyak mengulang apa yang telah

disampaikan oleh gurunya. Guru juga harus menjelaskan secara perorangan baik

menggunakan komunikasi verbal maupun nonverbal. Hal ini sesuai apa yang

dikatakan oleh ibu kepala sekolah dalam wawancara:

“Ya apalagi kalau dalam memberikan pemahaman tentang penanaman

nilai-nilai agama islam, anak tunagrahita itu butuh bimbingan khusus

satu persatu. Jangankan tentang agama islam, yang bahasan umum saja

anak tunagrahita itu harus diulangi setiap materinya. Makanya harus

ditulis juga di papan tulis materinya itu...”10

Komunikasi verbal yang dilakukan oleh guru dilakukan secara

langsung/tatap muka dengan murid tunagrahita dengan menggunakan metode

ceramah. Guru terlebih dahulu mengenalkan dan menjelaskan apa itu agama

islam, siapa Tuhan kita, apa saja rukun Islam dan rukun iman itu, serta diajarkan

huruf-huruf hijaiyah. Kemudian komunikasi nonverbal yang dilakukan berupa

materi yang dituangkan di papan tulis, adanya bahasa isyarat yang biasa

digunakan anak berkebutuhan khusus, pengenalan huruf hijaiyah yang

menggunakan alat peraga/gambar, lalu tata cara wudlu dan solat juga

menggunakan gambar selain dijelaskan secara langsung kepada murid tunagrahita.

Kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan

sudah terlihat sesuai teori yang digunakan, yaitu teori interaksi simbolik yang

dikembangkan oleh George Herbert Mead. Teori ini mengajarkan bahwa makna

muncul sebagai hasil dari interaksi diantara manusia, baik secara verbal maupun

10

Wawancara Ibu Nunung Djumarningsih,19 April 2013, 08.15 WIB, di ruang kepala

sekolah.

Page 83: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

71

non verbal. Ide dasar teori ini menyatakan bahwa lambang atau simbol

kebudayaan dipelajari melalui interaksi, orang memberi makna terhadap segala

hal yang akan mengontrol sikap mereka. Teori ini memfokuskan perhatiannya

pada cara-cara yang digunakan manusia untuk membentuk makna dan struktur

masyarakat melalui percakapan.11

Interaksi yang dilakukan oleh guru dengan

murid tunagrahita juga memperlihatkan interaksi yang baik karena guru

memberikan materi penanaman nilai-nilai agama menggunakan komunikasi

verbal dan nonverbal dengan metode ceramah, juga ditambah dengan bimbingan

perorangan. Sehingga murid tunagrahita pun mengerti apa makna dari materi dan

arahan yang diberikan oleh gurunya.

2. Upaya guru dalam penanaman nilai-nilai agama pada anak tunagrahita

Penanaman nilai-nilai agama islam sejak dini sangat berperan penting agar

anak dapat mengendalikan hawa nafsunya. Dalam proses penanaman nilai-nilai

agama islam, aktualisasi nilai-nilai agama islam sesungguhnya dalam keseharian

kegiatan belajar mengajar menjadi hal yang sangat urgen. Islam menghendaki

agar manusia dididik agar mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana

yang telah digariskan oleh Allah SWT.

Aplikasi nilai-nilai Islam menjadi aspek penting untuk meraih manusia

menjadi manusia yang bertakwa yang hanya diciptakan semata-mata untuk

beribadah kepada Allah SWT. Dalam proses ibadah tentunya dengan keteladanan

dan kebiasaan menjadi faktor penting terbentuknya kepribadian anak didik. Begitu

pula dalam proses pelaksanaan penanaman nilai-nilai agama islam dalam segala

aspek kehidupan.

11

Morissan, M.A., Teori Komunikasi Massa, (Bogor: PT. Ghalia Indonesia, 2010), h. 126

Page 84: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

72

Sekolah luar biasa ini telah menanamkan nilai-nilai agama islam pada anak

didiknya dengan berbagai bentuk penanaman nilai-nilai agama islam yang juga

dilakukan oleh anak normal pada umumnya.Hal ini diperjelas oleh ibu kepala

sekolah selaku guru anak tunagrahita:

“penting sekali, kami mengupayakan penanaman nilai-nilai agama islam

tetap tertanam oleh semua anak didik tidak hanya anak normal pada

umumnya. Akan tetapi anak bekebutuhan khusus penyandang

tunagrahita juga perlu ada basic agama islam”12

Materi yang disampaikan juga tidak memberatkan anak tunagrahita. Karena

disesuaikan dengan kemampuan anak didik. Hal ini sesuai apa yang dikatakan ibu

Ida dalam wawancara:

“Materinya pun kita tidak susah-susah karena kita mulai dari nol.

Misalnya pengenalan Tuhan, nama agama kita apa? Barulah

diperkenalkan huruf-huruf hijaiyah. Kalau sudah cukup mengerti, baru

anak diperkenalkan doa sehari-hari, gerakan wudhu dan sholat”13

Selain upaya diatas, kepala sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

juga menambahkan upaya dalam penanaman nilai-nilai agama islam yang

dilakukan di sekolah. Dengan cara mengulang materi yang sudah diberikan oleh

guru dipraktekkan pada pada hari tertentu yaitu hari jumat. Ia mengatakan:

“Dari materi-materi yang sudah disampaikan oleh guru, setiap hari

jumat mereka diajarkan secara konsep atau praktik dalam penanaman

nilai-nilai agama islam. Baik melalui media gambar maupun media

lainnya”14

Sarana yang digunakan dalam penanaman nilai-nilai agama islam di SLB

Tunas Kasih I Kabupaten Bogor juga merupakan penunjang dalam upaya

12

Wawancara Bapak Wiwit Wiriawan, 20 April 2013, 09.45 WIB, di ruang guru. 13

Wawancara Ibu Hodijah, 19 April 2013, 09.45 WIB, di ruang kelas. 14

Wawancara Ibu Nunung Djumarningsih, 19 April 2013, 08.15 WIB, di ruang kepala

sekolah.

Page 85: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

73

penanaman nilai-nilai agama. Berupa papan tulis, alat kesenian, dan alat solat.

Seperti yang dijelaskan oleh ibu Sunifah selaku pembimbing di kelas:

“Media papan tulis, alat kesenian dan alat sholat merupakan media

pendukung dalam proses penanaman nilai-nilai agama islam. Misalnya

saja alat kesenian angklung dipakai untuk merelaxasi anak tunagrahita

akan tetapi dengan lagu islami yang memperkenalkan rukun islam dan

rukun iman”15

Pokok-pokok pendidikan agama islam yang harus ditanamkan pada anak

didik yaitu, keimanan, kesehatan, dan ibadah. Ketiga pokok ajaran agama tersebut

juga diberikan kepada murid tunagrahita yang ada di SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor.

1. Keimanan (aqidah islamiyah)

Iman adalah kepercayaan yang terhujam dalam hati dengan penuh

keyakinan, tak ada perasaan ragu-ragu serta mempengaruhi orientasi kehidupan,

sikap, dan aktivitas keseharian.

Iman adalah mengucapkan dengan lidah, mengakui benarnya dengan hati

dan mengamalkan dengan anggota badan.16

Pendidikan keimanan termasuk aspek

pendidikan yang patut mendapat perhatian pertama dan utama dari orang tua dan

iman merupakan pilar yang mendasari keislaman seseorang.

Pembentukan iman harus diberikan pada anak sejak kecil, sejalan dengan

pertumbuhan kepribadiannya. Nilai-nilai keimanan harus dimulai diperkenalkan

pada anak dengan cara:

15

Wawancara Ibu Sunifah, 20 April 2013, 11.13 WIB, di ruang kelas. 16

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agam Islam dan Pondok Pesantren, Aqidah

Akhlak”rukun iman”, (Jakarta Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam dan Pesantren,

2004), h. 1.

Page 86: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

74

a. Memperkenalkan nama Allah SWT dan Rasul-Nya.

b. Memberikan gambaran tentang siapa pencipta alam raya ini melalui

kisah-kisah teladan.

c. Memperkenalkan ke-Maha Agungan Allah SWT.17

Gambar 7. Murid Tunagrahita yang sedang mendapatkan pengetahuan agama.

Di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor anak didiknya dibekali

pembentukan iman yang harus diberikan. Karena hal itu sangat penting dan tidak

hanya diberikan pada anak normal saja. Setidaknya mereka mengetahui Tuhan

mereka, agama mereka apa, serta pembelajaran ibadah sesuai yang diajarkan oleh

agama islam.

2. Kesehatan

Kesehatan adalah masalah penting dalam kehidupan manusia, terkadang

kesehatan dipandang sebagi sesuatu yang biasa dalam dirinya. Orang baru sadar

17

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), cet. Ke-2, h. 176.

Page 87: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

75

akan pentingnya kesehatan bila suatu saat dirinya atau keluarganya sakit. Dengan

kata lain arti kesehatan bukan hanya terbatas pada pokok persoalan sakit,

kemudian dicari obatnya. Kesehatan dibutuhkan setiap orang, apalagi orang-orang

Islam.

Dengan kesehatan aktifitas keagamaan dan dunia dapat dikerjakan dengan

baik. Orang bekerja memerlukan tubuh yang sehat, begitu juga dalam

melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Semua aktifitas didunia memerlukan

kesehatan jasmani dan rohani. Mengingat pentingnya kesehatan bagi umat Islam

apalagi dalam era modern seperti sekarang ini banyak sekali penyakit baru yang

bermunculan. Maka perlu kiranya bagi orang tua muslim untuk lebih

memperhatikan anak-anaknya dengan memasukkan pendidikan kesehatan sebagai

unsur pokok.

Usaha penanaman kebiasaan hidup sehat dapat dilakukan dengan cara

mengajak anak gemar berolahraga, memberikan keteladanan dalam menjaga

kebersihan diri dan lingkungan serta memberikan pengetahuan secukupnya

tentang pentingnya kebersihan. Ajaran Islam sangat memperhatikan tentang

kebersihan dan kerapihan ummat setiap anak harus diajarkan hidup yang bersih,

karena Allah SWT menyukai orang-orang yang bersih. Melihat pentingnya

kesehatan dalam penanaman nilai-nilai agama islam, SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor juga memiliki jadwal olah raga pada setiap hari kamis, dengan

tujuan agar anak didik tunagrahita juga sehat jasmani dan rohani.Seperti yang kita

lihat pada gambar berikut.

Page 88: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

76

Gambar 8. Murid tunagrahita yang sedang berolahraga guna kebiasaan hidup

sehat dalam proses penanaman nilai-nilai agama islam.

3. Ibadah

Ibadah merupakan bukti nyata bagi seorang muslim dalam meyakini dan

mempedomani aqidah Islamiyah. Sejak dini anak-anak harus diperkenalkan

dengan nilai-nilai ibadah dengan cara:

a) Mengajak anak ke tempat ibadah

b) Memperlihatkan bentuk-bentuk ibadah

c) Memperkenalkan arti ibadah18

Pendidikan anak dalam beribadah dianggap sebagai penyempurna dari

pendidikan aqidah, karena nilai ibadah yang didapat dari anak akan menambah

keyakinan kebenaran ajarannya. Semakin nilai ibadah yang ia miliki maka akan

18

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), cet. Ke-2, h. 176.

Page 89: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

77

tinggi nilai keimanannya. Ibadah merupakan penyerahan diri seorang hamba pada

Allah SWT. Ibadah yang dilakukan secara benar sesuai dengan syari’at Islam

merupakan implementasi secara langsung dari sebuah penghambaan diri pada

Allah SWT.

Manusia merasa bahwa ia diciptakan didunia ini hanya untuk menghamba

kepada-Nya pembinaan ketaatan ibadah pada anak juga dimulai dalam keluarga

kegiatan ibadah yang dapat menarik bagi anak yang masih kecil adalah yang

mengandung gerak. Anak-anak suka melakukan solat, meniru orang tuanya

kendatipun ia tidak mengerti apa yang dilakukannya itu. Ibadah bagi anak akan

membiasakan melaksanakan kewajiban.19

Dalam proses penanaman nilai-nilai agama islam, SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor juga tidak hanya memberi penjelasan secara teori, akan tetapi

juga dilaksanakan langsung atau dipraktekkan dalam kesehariannya. Selain di

sekolah, anak didik juga dibiasakan untuk mengulang materi penanaman nilai-

nilai agama islam yang dibimbing oleh orang tuanya sendiri.Membaca doa

sebelum dan sesudah belajar merupakan kewajiban murid tunagrahita agar mereka

terbentuk menjadi insan yang mulia. Seperti yang kita lihat pada gambar berikut

ini:

19

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2002), cet. Ke-2, h. 176.

Page 90: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

78

Gambar 9. Berdoa sebelum dan sesudah belajar merupakan rutinitas murid

tunagrahita yang harus dilakukan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Gambar 10. Murid tunagrahita yang sedang mempraktekkan tata cara

berwudhu.

Page 91: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

79

Gambar 11. Murid tunagrahita yang sedang mempraktekkan tata cara

sholat yang dibimbing oleh gurunya.

Kesimpulannya, upaya yang dilakukan guru dalam penanaman nilai-nilai

agama antara lain diberikannya materi keagamaan yang disesuaikan dengan

kondisi anak berkebutuhan khusus.Yaitu diajarkan tentang kesopanan, Tuhan

mereka siapa, agama mereka apa, doa sehari-hari, tata cara wudhu dan sholat.

Upaya lain yaitu materi yang sudah diberikan biasanya dipraktekkan pada hari

jumat karena jadwal materi dan praktek agama, juga dilengkapi dengan sarana

Page 92: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

80

yang cukup memadai. Antara lain papan tulis, gambar tata cara solat, alat solat

dan alat kesenian angklung.

3. faktor penentu keberhasilan dalam penanaman nilai-nilai agama pada

anaktunagrahita.

Menurut Abuddin Nata, metode pendidikan Islam adalah jalan untuk

menanamkan pengetahuan Islam pada diri seseorang sehingga terlihat dalam

dalam pribadi sasaran, yaitu pribadi Islami.20

Dalam menyampaikan materi pendidikan Islam, Alquran menawarkan

berbagai macam pendekatan metode, diantaranya:

1. Metode teladan

Metode ini dilakukan dengan cara memberi contoh berupa tingkah

laku, sifat, dan cara berfikir.

2. Metode pembiasaan

Metode pembiasaan dilakukan dengan membiasakan melakukan

sesuatu secara bertahap termasuk merubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk

dan tidak sesuai dengan norma susila. Metode ini perlu ditanamkan sejak

anak masih kecil, karena kebiasaan akan tertanam kuat dan sulit berubah.

3. Metode nasehat

Nasehat adalah penjelasan tentang kebenaran dan kemaslahatan.

Dengan member nasehat, pendidik dapat menanamkan pengaruh yang baik

pada anaknya.

20

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 78

Page 93: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

81

4. Metode motivasi

Metode ini banyak digunakan oleh masyarakat luas. Alquran juga

menggunakan metode ini ketika menggambarkan surga dengan

kenikmatannya dan neraka dengan kepedihan siksanya, serta

melipatgandakan pahala bagi orang yang melakukan amal baik dan

membalas keburukan dengan keburukan yang setimpal.

5. Metode hukuman

Metode ini merupakan metode terburuk, karena membuat anak menjadi

patah semangat. Akan tetapi dalam kondisi tertentu harus digunakan..21

Dari kelima metode tersebut, guru di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

perlu mengerti bagaimana kondisi anak. Sehingga mengkomunikasikannya pun

lebih mudah. Metode teladan dilakukan agar anak mengerti bagaimana contoh

sikap atau tingkah laku yang baik. Metode pembiasaan dilakukan dengan tujuan

agar anak tidak lupa terhadap materi agama yang disampaikan. Metode nasehat

dilakukan agar anak tetap terjaga dengan sikap dan tingkah laku yang baik.

Metode motivasi dilakukan agar anak tetap semangat dan senang dalam menerima

arahan penanaman niali-nilai agama islam. Lalu metode hukuman ini ada di SLB

Tunas Kasih I Kabupaten Bogor akan tetapi berupa peringatan agar anak tidak

melakukan kesalahan lagi. Faktor lain yaitu dari materi yang diberikan kepada

anak tunagrahita berupa pengetahuan tentang agama islam. Diantaranya

pengenalan nama Tuhan, agama yang dianut, rukun Islam, rukun iman, dan

praktek tentang wudhu serta tatacara sholat.

21

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 78.

Page 94: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

82

Dalam penanaman nilai-nilai agama islam yang menjadi faktor penentu

keberhasilan agar materinya tersampaikan dengan baik yaitu sesuai kemampuan

tenaga pengajar dalam mengerti kondisi anak, artinya guru menyampaikan materi

disesuaikan dengan kecerdasan anak didiknya. Sehingga tidak ada paksaan yang

memberatkan anak tunagrahita. Hal ini sesuai wawancara dengan kepala sekolah

SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor:

“Yang menentukan keberhasilan penanaman nilai-nilai agama islam ya

guru nya sendiri. Guru itu harus ngerti kemampuan muridnya, supaya

materi yang disampaikan juga tidak memberatkan dan tumpang tindih”22

Selain faktor dari guru, orang tua juga menjadi faktor penentu karena setiap

materi nilai-nilai agama yang diajarkan disekolah, orang tua wajib mengingatkan

anaknya agar rutin diulang sehingga anak menjadi paham dari teori dan praktek di

rumah. Hal ini juga dijelaskan oleh Pak Wiwit yang juga selaku guru SLB-C:

“Orang tua merupakan faktor penentu setelah guru karena apa yang

disampaikan oleh guru harus diulang dirumah, apalagi anak tunagrahita

itu cepat lupa. Praktek dirumahlah yang menentukan anak itu paham

atau tidak dengan kebiasaan yang sering dilakukan”23

Adanya perubahan sikap yang awalnya murid tunagrahita tidak biasa

mengucapkan salam ketika masuk/keluar ruangan, berdoa sebelum dan sesudah

kegiatan belajar mengajar. Akan tetapi perlahan setelah ditanamkannya nilai-nilai

agama islam, murid tunagrahita menjadi biasa mengucapkan salam, dan berdoa

sebelum/sesudah kegiatan belajar mengajar dilakukan. Hal ini dikatakan juga oleh

ibu Sunifah selaku pembimbing di kelas:

22

Wawancara Ibu Nunung Djumarningsih, 19 April 2013, 08.15 WIB, di ruang kepala

sekolah. 23

Wawancara Bapak Wiwit Wiriawan, 20 April 2013, 09.45 WIB, di ruang guru.

Page 95: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

83

“Dulu itu anak-anak ga ngucapin salam kalau masuk kelas, tapi karna

diberi pemahaman tentang tata cara masuk ruangan dan harus

mngucapkan salam, akhirnya lama-kelamaan anak terbiasa dan sudah

mengerti. Begitupun dengan bacaan doa sebelum/sesudah kegiatan

belajar mengajar, murid juga diajarkan seperti itu”24

Gambar 12. murid tunagrahita yang sedang salim kepada gurunya,

merupakan bentuk penanaman nilai-nilai agama islam yaitu kesopanan

terhadap guru.

Kesimpulannya, faktor penentu keberhasilan komunikasi dalam proses

penanaman nilai-nilai agama islam di SLB Tunas kasih I Kabupaten Bogor antara

lain faktor dari metode pengajaran guru yang dilakukan disesuaikan dengan

kecerdasan anak, materi yang disampaikan juga tidak memberatkan anak didik

tunagrahita. Serta dibantu oleh orang tua yang mengingatkan anaknya untuk

mengulang setiap materi yang telah disampaikan agar dapat dipraktekkan di

rumah.

24

Wawancara Ibu Sunifah, 20 April 2013, 11.13 WIB, di ruang kelas.

Page 96: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

84

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan observasi, menganalisis data, dan menjawab rumusan

masalah dalam skripsi ini, maka penulis membuat beberapa kesimpulan sebagai

berikut:

1. Bentuk strategi komunikasi yang digunakan oleh guru di SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor yaitu antara lain komunikasi kelompok kecil, komunikasi

verbal dan nonverbal dengan metode ceramah. Komunikasi verbal yang

dilakukan oleh guru terhadap murid tunagrahita yaitu dengan memberikan

materi dan arahan secara lisan dan ceramah, artinya guru yang aktif

berbicara di depan murid tunagrahita. Kemudian komunikasi nonverbal

yang dilakukan diantaranya yaitu ketika guru memberikan materi

penanaman nilai-nilai agama, guru menggunakan gambar dan sistem bahasa

isyarat yang biasa digunakan oleh anak berkebutuhan khusus.

2. Upaya guru dan pembimbing kelas dalam penanaman nilai-nilai agama pada

anak penyandang tunagrahita, yaitu seperti apa yang telah peneliti amati

selama observasi dan wawancara yaitu antara lain adanya materi agama

islam dan praktek langsung oleh murid penyandang tunagrahita setiap hari

jumat.Kemudian guru juga menyesuaiakan kondisi murid tunagrahita

sehingga materi penanaman nilai-nilai agama islam dipahami dengan baik.

Selain upaya tersebut guru juga menggunakan media yang tepat, seperti

menggunakan alat peraga/gambar tata cara solat dan papan tulis sebagai

media utama.

Page 97: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

85

materi keagamaan yang disesuaikan dengan kondisi anak berkebutuhan

khusus. Yaitu diajarkan tentang kesopanan, Tuhan mereka siapa, agama

mereka apa, doa sehari-hari, tata cara wudlu dan solat. Upaya lain yaitu

materi yang sudah diberikan biasanya dipraktekkan pada hari jumat karena

jadwal materi dan praktek agama, juga dilengkapi dengan sarana yang

cukup memadai. Antara lain papan tulis, gambar tata cara solat, alat solat

dan alat kesenian angklung.

3. faktor penentu keberhasilan komunikasi dalam proses penanaman nilai-nilai

agama islam di SLB Tunas kasih I Kabupaten Bogor antara lain faktor dari

metode pengajaran guru yang dilakukan disesuaikan dengan kecerdasan

anak, materi yang disampaikan juga tidak memberatkan anak didik

tunagrahita.Serta dibantu oleh orang tua yang mengingatkan anaknya untuk

mengulang setiap materi yang telah disampaikan agar dapat dipraktekkan di

rumah, sehingga anak tersebut menjadi terbiasa dan mudah mengerti

terhadap pelajaran yang telah mereka terima.

B. Saran

1. Strategi komunikasi yang digunakan oleh guru di SLB Tunas Kasih I

Kabupaten Bogor sudah cukup bagus, akan tetapi jika anak sudah terlihat

aktif dan mengerti apa yang dipelajarinya di sekolah, perlu ditambah dengan

media yang lebih canggih sehingga anak bekebutuhan khusus juga

menerima media tekonologi baru yang dan tetap menjaga keharmonisan

komunikasi antara guru dengan murid tunagrahita karena tidak

menghilangkan unsur metode ceramah yang digunakan sebelumnya. Hal

kecil saja misalnya murid tunagrahita diberikan pengetahuan teknologi, dan

Page 98: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

86

untuk prakteknya bisa dilakukan study tour ke gedung IPTEK di TMII

Jakarta. Selain itu, pelatihan komunikasi terhadap anak penyandang

tunagrahita di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor sangat diperlukan agar

mereka semakin lancar dalam berbicara dan bersosialisasi. Singkatnya, guru

harus profesional dalam menyampaikan pelajaran yang disesuaikan dengan

kondisi anak tunagrahita.

2. Kualitas dan tenaga pendidik di SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor harus

lebih ditingkatkan agar kemampuan komunikasi anak didik dalam

bersosialisasi juga bisa lebih meningkat dari sebelumnya. Hal tersebut bisa

dilakukan dengan cara mengikuti pelatihan komunikasi atau public speaking

bagi guru anak berkebutuhan khusus, dan bisa dipraktekkan di kelas

bersama murid tunagrahita.

Page 99: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

87

DAFTAR PUSTAKA

Dasaki, Hafidz, Dkk, Dewan Redaksi EI, Ensiklopedia Islam, Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoeve, 1997.

Delphie, Bandi, Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus, Bandung: PT. Refika

Aditama,2006.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa indonesia Edisi

Kedua, Jakarta: Balai Pustaka, 1991.

Departemen Pendidikan Nasional RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2004.

Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Effendi, Onong Uchjana, Dinamika komunikasi, Bandung: Remaja Rosda Karya,

1992.

_____________________, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2002.

_____________________, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 1992.

Effendy, Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007.

Faisal, Yusuf Amir, Reorientasi Pendidikan Islam, Jakarta: Gema Insani Press,

1995.

Faqih, Aunur Rahim, Bimbingan dan Konseling dalam Islam, Yogyakarta: UII

Press, 2001.

Glueck, William F., Manajemen Strategis dan Kebijakan Perusahaan, Jakarta:

Erlangga, 1987.

H. M. Arifin, Timbal Balik Pendidikan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1976.

Hadi, Sutrisno, Metodologi Reseach, Yogyakarta: Andi offset,1992.

Halim M. Nippan, Abdul,Anak Shaleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2002.

Page 100: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

88

Heriyanto, Sandjaja dan Albertus, Panduan Penelitian, Jakarta: Prestasi

Pustakarya, 2006.

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,

Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya

,2002.

Liliweri, Alo,Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya, Yogyakarta: Lkis,

2003.

Lumbantobing, Anak Dengan Mental Terbelakang, Jakarta: Balai Penerbit

Fakultas Kedokteran UI.

M. Hajir, Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalis Indonesia,1985.

M. Nippan Abdul Halim, Anak Shaleh Dambaan Keluarga, Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2002.

Maliki, dan Ending Lestari,Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat

Prajabatan Golongan III, Jakarta: Lembaga Admintrasi Negara, 2003.

Mangunsong, Frieda, Psikologi dan Pendidikan Luar Biasa, Jakarta: LPSP 3 UI,

1998.

Marimba, Ahmad D., Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: PT. Al-maarif,

1989.

Mohammad Efendi, Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan, Jakarta: Bumi

Aksara, 2006.

Mona Ganiem, Muhammad Budyatna dan Lelia, Teori Komunikasi Antarpribadi,

Jakarta: Prenada Media Group, 2011.

Nur’aeni, Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

1997.

Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996.

Ramayulis, Metode Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2005.

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.

Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.

Santoso, Hargio, Cara Memahami dan Mendidik Anak Berkebutuhan Khusus,

Yogyakarta: Goysen Publishing, 2012.

Page 101: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

89

Sendjaja, Sasa Djuarsa, Pengantar Komunikasi, Jakarta: Universitas Indonesia,

1993.

Soehartono, Irawan, Metode Penelitian Sosial, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

Syaripudin, Yosal Iriantara dan Usep, Komunikasi Pendidikan, Bandung:

Reamaja Rosdakarya, 2013.

Tamsih Udin AM dan E. Tejaningsih, Dasar-dasar Pendidikan Luar Biasa

SPG/SPO/KPG, Bandung: Epsilon Grup Bandung Anggota IKAPI, 1988.

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agam Islam dan Pondok Pesantren, Aqidah

Akhlak ”rukun iman”, Jakarta Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan

Agama Islam dan Pesantren, 2004.

Uhbiyati, Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 1996.

Usman, Basyiruddin, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat

Press, 2002.

Usman, Syarif, Strategi Pembangunan Indonesia dan Pembangunan dalam Islam,

Jakarta: Firma Djakarta, tt

Wawancara bapak Wiwit Wiriawan, 20 April 2013, 09.45 WIB, di ruang guru.

Wawancara ibu Hodijah, 19 April 2013, 09.45 WIB, di ruang kelas.

Wawancara ibuNunung Djumarningsih, 19 April 2013, 08.15 WIB, di ruang

kepala sekolah.

Wawancara ibu Sunifah, 20 April 2013, 11.13 WIB, di ruang kelas.

Widjaja,H. A. Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta: Bumi Askara,

1997.

Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2013.

Page 102: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 103: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 104: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 105: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 106: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 107: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 108: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 109: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 110: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 111: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

TABEL I

Daftar Nama Tenaga Pengajar SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

NO

NAMA

PENDIDIK/TENAGA

KEPENDIDIKAN

TEMPAT

LAHIR

TGL.

LAHIR

JABATAN PENDIDIKAN

TERAKHIR

TUGAS

MENGAJAR

1 NunungDjumarningsih,

S.Pd

Bandung,

24-05-1963

Kepala

Sekolah

S2 A.IV/M.M.

/2011

Bahasa Sunda,

Olahraga Kepala

Sekolah

2 Sri Mulyaningsih, S.Pd

Bandung,

29-06-1964

Guru PNS S1

A.IV/PPKN/

2008

SDLB-B,

Bendahara

Umum,Kesiswaan

3 Wiwit Wiriawan, S.Pd Bandung,

16-05-1981

Guru PNS S1 A.IV/PLB/

2004

SMALB,Urusan

Kurikulum,Urusan

Humas

4 Hodijah, S.Pd Bogor,

10-09-1971 Guru PNS

S1 A.IV/PLB/

2008

SDLB-C,

Pembina

Pramuka,Sarana

Prasarana,

5 Moch.Rafly Herdiansyah Sumedang,

13-11-1985 Guru Honor SMU

SMPLB, TU

6 Yeti Muspiroh Bogor,

30-04-1991 Guru Honor SMU

SDLB-D1,Ka

Gudep Putra,

Perpustakaan

7 Elida Rahayu Bogor,

19-02-1991 Guru Honor SMU

SDLB-D1,Ka

Gudep Putri,

Inventaris Barang

8 Sunifah Semarang,

16-11-1964

Petugas

Kebersihan SMP

Pembimbing

TABEL 2

Daftar Nama Murid SLB-C Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

NO NAMA

ANAK/SISWA

TEMPAT

LAHIR

TGL. LAHIR

NOMOR

INDUK

SISWA

PEKERJAAN ORANG TUA

1 Sri Rahayu Bogor, 23-04-98 C.00534 PNS

2 Maemunah Bogor, 24-04-00 C.00535 Pedagang

3 Rohmi Nazylla

Pekalongan, 11-

10-95 C.00328 Pedagang

4 Oki Muzikal Bogor, 22-10-94 C.00432 Wiraswasta

Page 112: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

5 Siti Latifah Bogor, 09-04-01 C.01048 Wiraswasta

6 Annisa Bogor, 05-05-00 C.01049 Wiraswasta

7 M. Dzakwan Bogor, 29-06-01 C.01050 Bidan

8 Veronya Aurelia

Bogor, 05-08-

2002 C00942 Pedagang

9 Arya Mahdi Bogor, 23-06-03 C.01045 Wiraswasta

10 Raina Restu Bogor, 26-03-01 C.00944 Guru

11 M. Halimi Bogor, 16-05-02 C.01052 Buruh

12 AzrielAra Yanuar Bogor, 19-12-02 C.01053 Karyawan

13 A. SirojulMunir Bogor, 30-03-04 C.01150 Wiraswasta

14 Windu Jakarta, 21-06-99 C.01151 Karyawan

15 Bella Spica Mumu Jakarta, 09-02-97 C.01152 Swasta

16 Nurul Halizar

Bogor, 28 -11-

2002 C.01153 Satpam

17 Sugiarta Nugraha

Bogor, 07-11-

2001 C.01154 Wiraswasta

18 Iqbal

Bogor, 15-18-

1993 C.01155 Guru

19 Irpan Garut,14-03-1998 C.01156 Buruh

20 Panji

Bogor, 28-06-

1993 C.01157 PNS

21 Muhammad

Kadavi

Bogor, 23-02-

2003 C.01358 Buruh

22 Nazwa C.01359 Buruh

1

1Dokumen sekolah SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor, 2001.

Page 113: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

TABEL 3

Daftar Sarana dan Prasaran SLB Tunas Kasih I Kabupaten Bogor

NO NAMA BARANG BANYAKNYA KEADAAN

1 Meja Guru 1 Baik

2 Kursi Guru 1 Baik

3 Meja Siswa 6 Baik

4 Kursi Siswa 6 Baik

5 Lemari guru 1 Kurang Baik

6 Lemari Siswa 6 Baik

7 Radio 1 Rusak

8 Jam Dinding 1 Baik

9 Papan Tulis 1 Kurang Baik

10 Kunci Kelas 1 Hilang

11 Kipas Angin 1 Baik

12 Bingkai foto presiden dan wakil presiden 2 Baik

13 Bingkai lambang dan pancasila 1 Baik

14 Gunting 6 Baik

15 Buku gambar 6 Habis

16 Hitngan 6 Rusak

17 Gambar dinding 10 Baik

18 Penggaris lingkaran 6 Baik

19 Buku gambar 6 pack Baik

20 Buku Tulis 6 pack Baik

21 Buku Halus 6 buah Baik

22 Buku Kotak 12 buah Baik

23 Pensil warna 6 buah Baik

24 Gunting siswa 6 buah Baik

25 Gunting guru 1 buah Baik

26 Buku besar 1 buah Baik

27 Sampul 1 100 lembar Baik

28 Binder Clip 1 lusin Baik

29 Penghapus white board 1 buah Baik

Page 114: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

30 Hitungan besar 6 buah Baik

31 Hitungan Kecil 6 buah Baik

32 Tissu 1 pack Baik

33 Handuk kecil siswa 6 Baik

34 Handuk besar siswa 6 Baik

35 Handuk kecil guru 2 Baik

36 Handuk besar guru 2 Baik

37 Lem fox 6 Baik

38 Lem biasa 6 Baik

39 Bindex 1 Baik

40 Pensil siswa 2 lusin Baik

41 Pulpen siswa 2 lusin Baik

42 Pulpen merah 1 lusin Baik

43 Lilin mainan 1 lusin Baik

44 Penghapus siswa 18 biji Baik

45 Tipex siswa 6 Baik

46 Penggaris 1 Baik

47 Kipas angin 1 Baik

48 Jam dinding 1 Baik

49 Papan tulis 1 Baik

50 Pulpen guru hitam 4 biji Baik

51 Pulpen guru merah 2 biji Baik

52 Pensil 2B 4 biji Baik

53 Spidol white board merah 2 biji Baik

54 Spidol white board hitam 4 biji Baik

55 Lilin mainan guru 3 buah Baik

56 Penghapus guru 3 buah Baik

57 Stapler 1 buah Baik

58 Isi stapler 1 buah Baik

59 Meja guru 1 buah Baik

60 Kursi guru 1 Baik

61 Komputer 1 Baik

Page 115: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian

62 Meja komputer 1 Baik

63 Jam dinding 1 Baik

64 Rak sepatu 1 Baik

65 Tempat sampah 1 Baik

66 Sapu 3 Habis

67 Bingkai foto dan pancasila 3 Baik

68 Papan tulis 1 Kurang baik

69 Lemari guru 1 Kurang Baik

70 Lemari siswa 6 Baik

71 Penghapus papan tulis 1 Baik

72 Kapur tulis 2 1 pack habis

73 Kapur berwarna 1 Cukup

74 Radio 1 Rusak

75 Kaset senam 1 Rusak

76 Gambar dinding 10 Baik

Page 116: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 117: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian
Page 118: STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM PENANAMAN NILAI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28140/1/RIZQI... · penulis banyak menerima bimbingan dan dorongan dari ... penelitian