strategi guru pendidikan agama islam (tunanetra)...

99
i STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA DI SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : MILKHATUNNIKMAH NIM: 111-12-068 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2016

Upload: others

Post on 15-Feb-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

i

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA

TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA DI

SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Disusun Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

MILKHATUNNIKMAH

NIM: 111-12-068

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2016

Page 2: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

ii

Page 3: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

iii

Page 4: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

iv

Page 5: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

v

Page 6: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

vi

MOTTO

“Orang yang tidak mengetahui dan mensyukuri nikmat

Allah berupa indera adalah orang yang tidak

mengetahui sumber kehidupan yang amat besar”

(Abbas As-Siisy)

Page 7: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

vii

PERSEMBAHAN

Segenap rasa syukur dari hati yang paling dalam

terselesainya skripsi ini, saya persembahkan kepada:

Untuk kedua orang tuaku Ayahanda Joko Siswanto

dan Ibunda Juwarni yang tak kenal lelah memberikan

doa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini.

Sehingga aku mampu melangkah jauh kedepan dan

menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Untuk kakak dan adikku , Mba Hesti Vita Sari, Mas’ud,

Kakakku Saechudin, Mba Muntamah dan saudara-

saudaraku keluarga besar Materojo yang selalu

memberi doa dan dukungan dalam segala hal.

Untuk seluruh sahabatku satu angkatan, satu

perjuangan yang tidak bisa aku sebutkan satu-satu

yang selalu memberi bantuan, dukungan, dan motivasi

setiap langkahku.

Page 8: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan banyak rahmat dan hidayah-Nya, sehingga bisa menikmati indahnya

Islam di dunia ini. Sholawat serta salam selalu tercurahkan pada junjungan Nabi

Agung Muhammad SAW yang telah membimbing manusia dari zaman kegelapan

hingga zaman yang terang benderang dan yang selalu dinantikan syafaatnya di

hari kiamat kelak. Segala syukur penulis panjatkan sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “STRATEGI GURU

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) DALAM

PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QURAN PADA ANAK TUNANETRA

DI SLB WANTUWIRAWAN SALATIGA TAHUN AJARAN 2015/2016”

Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar S1 Fakultas

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari

bahwa masih banyak sekali kekurangan di dalamnya. Penulis menyadari bahwa

tanpa bantuan dari berbagai pihak penulis tidak akan bisa menyelesaikan skripsi

ini dengan lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

Page 9: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

ix

4. Ibu Dr. Hj. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah

mencurahkan pikiran, tenaga, dan pengorbanan waktunya dalam upaya

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Dr. H. Miftahuddin, M.Ag. selaku Pembimbing Akademik.

6. Seluruh dosen dan karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membantu

selama kuliah hingga menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepala sekolah, guru, dan siswa SLB WANTUWIRAWAN Salatiga yang

telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di

sekolah tersebut.

8. Bapak, ibu, keluarga, dan seluruh pihak yang selalu mendorong dan

memberikan motivasi dalam menyelesaikan kuliah di IAIN Salatiga.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi

semua orang pada umumnya. Saran dan kritik yang membangun sangat

diperlukan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Salatiga, 31 Agustus 2016

Penulis

Milkhatunnikmah

NIM. 111-12-068

Page 10: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

x

ABSTRAK

Milkhatunnikmah, 2016. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra)

dalam Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB

Wantuwirawan Salatiga. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam.

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.Pembiming Dr. Hj. Lilik Sriyanti M.Si.

Kata kunci : Strategi dan Tunanetra

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan guru

PAI berkebutuhan khusus dalam pembelajaran BTA pada anak tunanetra sesuai

dengan kompetensi siswa pada pendidikan menengah atas di SLB Wantuwirawan

Salatiga.

Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1) Strategi

yang digunakan oleh guru PAI (tunanetra)?, 2) Bagaimana pelaksanaan dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran, problematika yang dihadapi, dan Solusi yang

pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga ?.

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan metode observasi

lapangan, wawancara dan dokumentasi dari sumber data. Subyek penelitian

adalah Guru PAI, Kepala Sekolah, dan siswa tingkat menengah atas di SLB

Wantuwirawan Salatiga.

Hasil dari penelitian yang penulis lakukan menunjukkan bahwa 1) strategi

pembelajaran baca tulis Al Quran yang diterapkan oleh guru PAI (low vision) di

SLB Wantuwirawan berbeda dengan guru – guru PAI pada umumnya yaitu

dengan menggunakan strategi yang berpusat pada siswa dengan prinsip individual

dan lebih memilih duduk di tempat dekat siswa. Metode yang digunakan adalah

metode ceramah, praktek dan metode diskusi, 2) Pelaksanaan yang terstruktur dari

awal pengenalan huruf hijaiyah sampai tajwid dengan menggunakan media Al

Quran braille, riglet dan buku braille secara bergantian berdasarkan kemampuan

siswa dengan cara mendikte. Memberlakukan simakan bagi yang sudah membaca

dengan bimbingan satu per satu dan perkata bukan per ayat, adanya diskusi agar

siswa tidak merasa jenuh, memberikan masukan terhadap hasil siswa setiap

selesai pembelajaran, memberikan motivasi dan reward, Problematika yang

muncul dalam proses pembelajaran berasal dari siswa karena masih kurang dalam

perabaan, sulitnya menghafal tajwid, dan pengucapan huruf hijaiyah, kesulitan

menulis dengan reglet, sering lupa dengan tugas, sedangkan guru karena

keterbatasan melihat membuat guru kurang begitu menguasai kelas dan

pemantauan terhadap siswa. Solusi untuk mengatasi problematika, siswa

memperbanyak latihan baik menulis maupun membaca dengan cara

memanfaatkan waktu jam pelajaran yang kosong, mengadakan lomba ketika

pesantren kilat dengan menghafal surat pendek, ada bimbingan tersendiri bagi

siswa yang belum bisa, sedangkan guru sering bekerjasama dengan guru lain dan

mengikuti latihan baik tingkat kota maupun provinsi.

Page 11: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN BERLOGO ................................................................................. ii

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ............................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... v

MOTTO ........................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

ABSTRAK ....................................................................................................... x

DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

E. Penegasan Istilah ........................................................................... 7

F. Metode Penelitian .......................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .................................................................... 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 16

A. Penelitian Terdahulu ...................................................................... 18

B. Landasan Teori ............................................................................... 20

Page 12: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

xii

1. Strategi Mengajar.. ............................................................. 20

2. Guru Pendidikan Agama Islam...... .................................... 25

3. Pembelajaran Baca Tulis Al Quran.......... .......................... 28

4. Tunanetra............................................................................ 32

5. Pembelajaran bagi Anak Tunanetra. .................................. 35

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 39

A. Paparan Data SLB Wantuwirawan Salatiga .................................. 39

B. Temuan Penelitian ......................................................................... 50

1. Strategi Guru PAI Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran

Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan

Salatiga .................................................................................... 50

2. Pelaksanaan, Problematika, dan Solusi dalam Pembelajaran Baca

Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan

Salatiga .................................................................................... 54

BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 63

A. Strategi Guru PAI Berkebutuhan Khusus di SLB Wantuwirawan

Salatiga .......................................................................................... 63

B. Pelaksanaan, Problematika, dan Solusi dalam Pembelajaran Baca

Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga

....................................................................................................... 70

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 76

A. Kesimpulan.................................................................................... 77

B. Saran .............................................................................................. 79

Page 13: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

xiii

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

RIWAYAT HIDUP PENULIS ........................................................................ 83

LAMPIRAN-LAMPIRAN. ..............................................................................

Page 14: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

xiv

DAFTAR BAGAN / TABEL

Bagan 3.1 Struktur Organisasi SLB Wantuwirawan Salatiga .......................... 43

Tabel 3.2 Daftar Guru ...................................................................................... 46

Tabel 3.3 Daftar Barang/ Perkakas .................................................................. 49

Tabel 3.4 Daftar Sarana Ibadah ........................................................................ 50

Page 15: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Nota Pembimbing Skripsi

3. Lembar Konsultasi

4. Hasil Wawancara

5. Dokumentasi

Page 16: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Al Quran merupakan kitab suci yang dijadikan sebagai pegangan

hidup umat Islam sedunia yang diturunkan kepada Rasulullah SAW untuk

seluruah umat manusia. Al Quran mengajarkan kepada manusia tentang

akidah tauhid juga mengajarkan manusia tata cara beribadah kepada Allah

untuk membersihkan sekaligus menunjukkan kepada manusia kebaikan

dalam kehidupan pribadi dan kemasyarakatannya. Berbagai kemuliaan

yang ada di dalam Al Quran seluruh umat muslim diperintahkan untuk

mempelajari Al Quran yang dimulai dengan belajar membaca,

mengartikan, menafsirkan, menulis, dan mengamalkan Al Quran dalam

kehidupan. Seperti yang telah ditegaskan dalam firman Allah QS Al A’la :

1-5

Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia

telah Menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan

Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar manusia dengan

perantaraan kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tdak

diketahuinya.

Jelas dari ayat di atas bahwa Allah memerintahkan umatNya untuk

belajar salah satunya dengan cara membaca. Membaca adalah pintu

gerbang ilmu pengetahuan dimana dengan membaca segala informasi

Page 17: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

2

dapat diperoleh dengan indera kemudian dicerna oleh otak dan

memberikan respon untuk diaplikasikan. Apalagi mempelajari Al Quran

dengan berbagai kemuliaan yang dapat diamalkan sehingga mendapat

pahala dari Sang Maha Segalanya. Untuk dapat mempelajari Al Quran

yang pertama dilakukan umat muslim adalah dengan membaca bagi yang

mereka memiliki kemampuan melihat dengan indera penglihatan normal.

Lalu bagaimana dengan seseorang yang memiliki keterbatasan penglihatan

ketika akan mempelajari Al Quran. Padahal pendidikan membaca bukan

hanya diperuntukan untuk anak yang normal, lalu bagaimana untuk anak

yang berkebutuahan khusus, seperti anak yang tidak dapat melihat.

Mereka yang memiliki keterbatasan tentu membutuhkan bantuan orang

lain untuk dapat melakukan aktivitas yang dikehendaki. Dengan adanya

anak yang memiliki keterbatasan banyak dari mereka yang masuk

kesekolah – sekolah karena sadar akan pendidikan. Allah juga berjanji

akan meninggikan derajat – derajat orang yang berilmu seperti yang telah

dijelaskan dalam QS. Al Mujadilah : 11

Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah

akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah

kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang

yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu

Page 18: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

3

pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.

Islam menganggap pendidikan begitu penting, maka seluruh umat

Allah diwajibkan mencari ilmu sejak dari dalam kandungan sampai akhir

hayat, dan dalam keadaan apapun termasuk bagi anak yang memiliki

kekurangan dari segi fisik maupun psikis (anak berkebutuhan khusus).

Anak berkebutuhan khusus (ABK) menurut Heward adalah anak dengan

karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa

selalu menunjukan pada ketidakmampuan mental, emosi atau fisik

(Suharlina &Hidayat,2010 :5).

Hak pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus ditekankan dalam

UU Nomor 4 tahun 1997 tentang penyandang cacat, meliputi jenjang,

jalur, satuan, bakat , minat, dan kemampuannya tanpa diskriminasi. UU

Nomor 4 tahun 1997 pasal 12 juga mewajibkan lembaga – lembaga

pendidikan umum menerima para ABK sebagai siswa (Santoso, 2010

:136). Dengan adanya undang – undang yang ada untuk ABK merupakan

bentuk perhatian pemerintah terhadap pendidikan ABK sama dengan anak

lain pada umunya.

Allah tidak mebeda – bedakan ketika melihat hambaNya dalam

belajar, semuanya sama. Allah menciptakan semua makhluk mempunyai

maksud dan tujuan serta adanya hikmah yang dapat diambil para

hambaNya. Sebagai umat muslim, wajib baginya untuk mempelajari Al

Quran karena Al Quran kitab suci sekaligus menjadi pedoman hidup umat

Islam.

Page 19: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

4

Belajar Al Quran dilakukan sejak dini, dengan segala usaha untuk

memperoleh pendidikan Al Quran diantaranya datang ke masjid belajar

dengan guru ngaji, adanya tempat pendidikan Al Quran yang begitu

banyak dijalankan di masjid – masjid saat ini. Tak kalah pentingnya di

sekolah sekarang memberikan pendidikan Al Quran kepada anak didik

supaya lebih memahami kandungan dalam Al Quran dan tentu menjadi

penghargaan tersendiri ketika anak mampu membaca dengan tartil,

menulis ayat suci Al Quran dengan indah bahkan menjadi juara dalam

lomba. Belajar membaca dan menulis Al Quran juga diperuntukkan bagi

anak yang memiliki hambatan, seperti anak yang mempunyai hambatan

penglihatan tetap belajar dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki.

Di Sekolah Luar Biasa Wantuwirawan Salatiga yang terletak di

Jalan Argoboga 282 Salatiga ini telah menerima berbagai anak yang

memiliki dengan keterbatasan seperti anak tunarungu, tunanetra,

tunadaksa, dan tunagrahita. Mereka semua diberikan pendidikan Agama

Islam bagi yang muslim bahkan peserta didik tunanetra sudah menjuarai

MTQ sekota Salatiga, terbukti sekolah luar biasa ini memiliki cara

tersendiri yang diperuntukkan untuk peserta didiknya, khususnya

diperoleh dari guru itu sendiri yang tak lepas bekerja sama dengan

lembaga dan wali murid. Menurut Depag RI Pendidikan Agama Islam

adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar kelak

setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan ajaran –

ajaran Islam serta menjadikannya sebagai way of life (jalan hidupnya)

Page 20: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

5

(Majid,2012 :21). Agama Islam tak lepas dari kitab sucinya yaitu Al

Quran, maka sebagai guru Pendidikan Agama Islam dalam penyampaian

pembelajaran agama Islam tidak lepas dari pendidikan Al Quran dengan

berbagai cara dalam penyampaiannya, demi kesuksesan anak didiknya

dalam mempelajari Al Quran.

Adanya penghargaan tersendiri ketika guru agama Islam yang

mendidik juga memiliki keterbatasan dalam melihat bisa menyampaikan

materi agama Islam kepada anak didik di sekolah luar biasa termasuk

mengajar bagaimana membaca dan menulis Al Quran bagi anak yang

berkebutuhan khusus pasti memerlukan usaha keras untuk bisa

berinteraksi dan mendidik anak agar berhasil dengan hambatan yang

dimiliki anak. Maka disini penulis tertarik untuk melakukan penelitian

yang berjudul STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

(TUNANETRA) DALAM PEMBELAJARAN BACA TULIS AL

QURAN (BTQ) PADA ANAK TUNANETRA (STUDI KASUS SLB

WANTU WIRAWAN SALATIGA )

B. Fokus Penelitian

Untuk membatasi pokok bahasan dalam penelitian ini, penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Strategi apa yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra)

dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB

Wantu Wirawan Salatiga?

Page 21: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

6

2. Bagaimana pelaksanaan, problematika dan solusi dalam pembelajaran

baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan

Salatiga?

C. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui strategi guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra) dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB

Wantuwirawan.

2. Mengetahui pelaksanaan, problematika, dan solusi dalam pembelajaran

baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB Wantuwirawan

Salatiga.

D. Manfaat penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberikan informasi yang jelas tentang

strategi guru Pendidikan Agama Islam berkebutuhan khusus dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra, sehingga dapat

memberikan manfaat :

1. Secara teoritis

a. Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan ilmu dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

b. Diharapkan penelitian ini memberikan pengetahuan tentang strategi

guru Pendidikan Agama Islam berkebutuhan khusus dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

Page 22: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

7

2. Secara praktis

a. Sebagai masukan pada orang tua untuk meningkatkan pengetahuan

baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

b. Sebagai masukan pada guru untuk memperbaiki proses pembelajaran

baca tulis Al Quran pada anak tunanetra.

E. Penegasan istilah :

Untuk menghindari salah pengertian dan salah penafsiran pada judul

diatas, perlu penulis jelaskan sesuai dengan interprestasi yang

dimaksudkan:

1. Strategi

Strategi pada awalnya digunakan untuk kepentingan militer

saja, tetapi kemudian berkembang ke berbagai bidang yang bebeda

seperti strategi bisnis, olah raga, catur, ekonomi, pemasaran,

perdagangan, manajemen strategi dan pendidikan. Sedangkan dalam

kamus Psikologi, strategi adalah (Kartono, 2000: 488).

a. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu, seperti pemecahan suatu masalah.

b.Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan permasalahan.

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Pendidik adalah sebutan lain dari seorang guru. Guru adalah suatu

jabatan profesional yang memiliki peranan dan kompetensi profesional

(Hamalik, 1991 :9). Menurut Asdiqoh (2013 :17) Guru adalah orang

yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik, guru

Page 23: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

8

adalah seorang arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak

didik, guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap

yangdapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan

negara.

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

hingga mengimani, bertakwa, dan berakhlak mulia dalam

mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al

Quran, dan Al Hadist, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,

latihan, serta penggunaan pengalaman (Majid, 2014 :11).

Dapat diambil kesimpulan guru Pendidikan Agama Islam adalah

seseorang yang memiliki tanggung jawab mencerdaskan anak bangsa

dengan menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Disini yang dimaksudkan

guru pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini adalah guru yang

memiliki keterbatasan melihat (tunanetra) akan tetapi masih bisa

melihat dengan samar – samar dengan kata lain low vision. Guru

tersebut mengajar anak didik dari SD sampai SMA di SLB

Wantuwirawan Salatiga.

3. Pembelajaran Baca Tulis Al Quran bagi Tunanetra

Pembelajaran pada hakikatnya merupakan pelayanan khusus

diperuntukan bagi siswa (peserta didik) (Tohirin, 2008:18) . menurut

Gagne dan Brigga dalam (Majid, 2012 :269) pembelajaran adalah

Page 24: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

9

rangkaian peristiwa (events) yang memengaruhi pembelajaran sehingga

proses belajar dapat berlangsung dengan mudah. Pembelajaran adalah

suatu proses komunikasi dalam aktivitas pendidikan (Majid, 2012:

265). Membaca Al Quran adalah kegiatan melafalkan ayat – ayat Al

Quran dengan tartil serta mengamalkan dalam kehidupan (Khaled, 2011

:274). Jadi pembelajaran baca tulis Al Quran adalah pelayanan

mendidik kepada peserta didik dengan menulis dan melafalkan ayat Al

Quran dengan tartil. Di SLB Wantuwirawan ini pembelajaran baca tulis

Al Quran bagi anak tunanetra ini menggunakan Al Quran Braille

dengan mengandalkan indera perabaan untuk dapat membaca Al Quran

dengan menerapkan sistem “simakan” dan prinsip individual.

4. Anak tunanetra

Tunanetra adalah gangguan daya penglihatan berupa kebutaan

menyeluruh atau sebagian, menurut Somantri tunanetra tidak hanya

ditujukan kepada orang buta, tetapi juga mencakup mereka yang

hanya mampu melihat secara terbatas sehingga cukup menghambat

kegiatan sehari – hari terutama belajar (Putranto, 2015 :95). Anak

tunanetra yang dijadikan objek penelitian adalah anak yang duduk di

Sekolah Menengah Atas di SLB Wantuwirawan Salatiga.

F. Metode penelitian :

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Pendekatan penelitian ini jika ditinjau dari segi tempat

penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian lapangan. Sebab

Page 25: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

10

data – data yang dikumpulkan dari lapangan terhadap obyek yang

bersangkutan yaitu guru yang mempunyai kebutuhan khusus di

sekolah luar biasa Wantuwirawan jika dilihat dari pendekatan

penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif

yaitu penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis

mengenai fakta – fakta yang ditemukan di lapangan yang bersifat

verbal, kalimat, keadaan, dan tidak berupa angka yang terjadi di SLB

Wantuwirawan.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, seacara holistik

dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata – kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Moleong, 2009:6).

2. Kehadiran peneliti

Peneliti kualitatif kedudukan peneliti sebagai instrumen utama.

Kehadiran peneliti dilapangan untuk melakukan pengamatan dan

wawancara mendalam untuk mendapatkan data dari informan yang

diperlukan peneliti guna untuk melengkapi data penelitian. Penelitian

ini peneliti terjun langsung ke lapangan tanpa mewakilkan

kehadirannya pada orang lain agar data dari informan didapat secara

akurat.

Page 26: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

11

3. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di SLB Wantuwirawan, tepatnya di

Jalan Argoboga 282 Salatiga, Jawa Tengah. Adapun strata

pendidikan mencakup : TKLB (Taman kanak Luar Biasa), SDLB

(Sekolah Dasar Luar Biasa), SMPLB (Sekolah Menengah Pertama

Luar Biasa), SMALB (Sekolah Menengah Atas Luar Biasa). Objek

yang digunakan oleh peneliti adalah SMALB Wantuwirawan

Salatiga.

4. Sumber data

a. Data primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan

oleh peneliti dari sumber pertanyaan (Suryabrata, 2003 :39).

Sumber data langsung yang peneliti dapatkan berasal dari

lembaga SLB Wantu Wirawan, guru, serta informan yang bisa

membantu berlangsungnya dalam usaha pengumpulan data ini.

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersusun dan

sudah dijadikan dalam bentuk dokumen – dokumen

(Suryabrata, 2003 :40). Peneliti menggunakan data sekunder

berupa dokumen – dokumen grafis untuk memperkuat dan

melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui arsip,

dokumen, dan catatan dari sekolah SLB Wantuwirawan

Page 27: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

12

Salatiga. Data tersebut diambil supaya laporan yang diperoleh

benar – benar valid.

5. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah :

a. Observasi

Observasi sering diartikan sebagai pengamatan dan

pencatatan dari sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki,

(Sutrisno,2005:136). Metode observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan yang digunakan dengan mengadakan pengamatan

fenomene-fenomena yang dijadikan pengamatan.

Peneliti mengamati dan mencatat gejala yang tampak pada

objek pnelitian. Metode ini bertujuan untuk mendapatkan data

mengenai kondisi lembaga, proses belajar, guru, fasilitas, dan

letak geografis yang terdapat di SLB Wantu Wirawan.

b. Wawancara

Wawacara adalah percakapan dengan maksud tetentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwwancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

(Moleong, 2009 :186) . Teknik wawancara yang digunakan

adalah wawancara terbuka yaitu wawancara yang dilakukan

Page 28: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

13

peneliti dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang

tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan yang

mengundang jawaban terbuka (Emzir, 2011 :51). Peneliti

mewawancarai informan untuk menggali data mengenai

strategi guru berkebutuhan khusus dalam pembelajaran baca

tulis Al Quran pada anak tunanetra. Informan yang

diwawancarai diantaranya kepala sekolah, guru PAI, dan anak

tunanetra yang dijadikan informan adalah anak dengan jenjang

SMA yang duduk dikelas satu dan dua karena jumlah siswa

yang terbatas.

c. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya

barang – barang tertulis (Arikunto, 1993 :149) . Peneliti

mencari data mengenai hal – hal yang berkaitan dengan objek

penelitian untuk memberikan bukti gambaran adanya kegiatan

pembelajaran baca tulis Al Quran yang dilaksanakan di SLB

Wantuwirawan. Dokumentasi ini meliputi foto kegiatan

pembelajaran BTA, selain foto dokumentasi yang berupa data

arsip sekolah.

6. Analisis data

Menurut Bogdan & Biklen analisis data kualitatif adalah

upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang

Page 29: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

14

dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain

(Moleong, 2009 :248). Berdasarkan hasil pengumpulan data,

selanjutnya peneliti akan melakukan analisa dan pembahasan

secara deskriptif. Dengan demikian data yang diperoleh disusun

sedemikian rupa sehingga dikupas secara runtut.

7. Pengecekan keabsahan data

Untuk menjamin keabsahan data temuan yang diperoleh

peneliti melakukan beberapa upaya, disamping menanyakan

langsung pada subjek, peneliti juga beupaya mencari jawaban dari

sumber lain.

Keabsahan data merupakan konsep penting yang

diperbaharui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan

(realibilitas). Dalam penelitian ini , peneliti mendasarkan pada

prinsip objektifitas, yang dinilai dari validitas dan reliabilitasnya.

Validitas dibuktikan dengan dimilikinya kredibilitas temuan

beserta penafsirannya, yaitu agar penemuan dan penafsirannya

sesuai yang sebenarnya dan temuan disetujui oleh subjek yang

diteliti. Reliabilitas diperoleh dari konsistensi temuan penelitian

yang diperoleh dari para subjek / informan.

Peneliti mengupayakan keabsahan data dengan cara

mendalami wawancara secara kontinyu, sambil mengenali subjek

dan memperhatikan suatu peristiwa secara lebih cermat. Hasil

Page 30: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

15

analisis sementara selalu dikonfirmasikan dengan informasi baru

yang diperoleh dari sumber lain. Prosedur ini juga dapat dilakukan

dengan menggunakan teknik yang berbeda, misalnya observasi,

wawancara, dan dokumentasi, yang masing – masing dibandingkan

sebagai upaya pengecekan temuan.

Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data

diantaranya

a. Keajegan pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten

interprestasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses

analisis yang konstan atau tentatif. Memungkinkan peneliti

terbuka terhadap pengaruh ganda, yaitu faktor – faktor

kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti dan subjek

yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti (Moleong,

2009 :329).

b. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Dengan triangulasi peneliti

dapat me -recheck temuannya dengan jalan membandingkannya

dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Maka peneliti dapat

melakukan denagn jalan :

1) Mengajukan berbagai macam variasi pertanyaan.

2) Mengeceknya dengan berbagai sumber data.

Page 31: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

16

3) Memanfaatkan berbagai metode agar pengecekan

kepercayaan data dapat dilakukan (Moleong, 2009 :330).

8. Tahap – tahap penelitian

Tahap – tahap penelitian pada penelitian ini sebagai berikut :

a. Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan ini mengkaji buku – buku yang

berkaitan dengan strategi guru Pendidikan Agama Islam

(tunanetra) dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak

tunanetra.

b. Tahap penelitian di lapangan

Setelah mengetahui bagaimana pembelajaran baca tulis Al

Quran pada anak tunanetra maka peneliti melakukan wawancara

langsung kepada kepala sekolah dan guru.

c. Tahap analisis dan pelaporan

Peneliti mengkaji antara informasi yang terdapat dalam

buku mengenai pembelajara baca tulis Al Quran dengan data

yang diperoleh di lapangan. Setelah data terkumpul maka

dilakukan penilaian secara selektif dan disesuaikan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Page 32: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

17

G. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan skripsi merupakan garis besar penyusun untuk

mempermudah jalan pikiran dalam memahami secara keseluruhan isi

skripsi.

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang

masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan

istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan

Bab II strategi guru Pendidikan Agama Islam, pembelajaran baca

tulis Alquran , anak tunanetra.

Bab III merupakan paparan data dan temuan penelitian meliputi :

deskripsi letak geografis SLB Wantu Wirawan, dan hasil penelitian.

Bab IV merupakan analisis data yang meliputi strategi guru

pendidikan Agama Islam berkebuthan khusus dalam pembelajaran baca

tulis Al Quran pada SLB Wantu Wirawan Salatiga beserta pelaksanaan,

hambatan yang dihadapi dan solusi.

Bab V merupakan penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.

Page 33: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

18

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Pada penelitian sebelumnya ditemukan beberapa hasil penelitian yang

hampir sama dengan penelitian ini yang berkaitan dengan anak

berkebutuhan khusus diantaranya terdapat judul penelitian Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada siswa penyandang autis di SMPLB N

Salatiga tahun pelajaran 2013/2014 yang ditulis oleh Fitriyah tahun 2014

yang menjelaskan bahwa sistem pembelajaran Pendidikan Agama Islam

pada siswa autis di SMPLB Negeri Salatiga berpedoman pada kurikulum

KTSP dengan modifikasi guru dengan materi yang disampaikan bersifat

praktis dengan beberapa metode seperti ceramah, quantum teaching, tanya

jawab, praktek, dan keteladanan yang menunjukkan siswa autis sudah

menjalankan ritual keagamaan dalam keseharian dan berperilaku seperti

tuntunan agama.

Selanjutnya terdapat judul Metode Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam pada siswa Tuna Rungu di SLBN Kec. Kowangan Kab. Temanggung

tahun 2014 yang ditulis oleh Fatmawati tahun 2014. Skripsi ini

menjelaskan metode artikulasi dan metode latihan yang digunakan dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dimana metode tersebut sama

dengan sekolah umum tetapi berbeda dalam pengaplikasiannya.

Kemudian terdapat lagi judul Implementasi Pendidikan Agama Islam

bagi Anak Berkebutuhan Khusus di Sekolah Inklusi SMP N 4 Mojosongo

Page 34: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

19

Boyolali tahun pelajaran 20123/2014 yang ditulis oleh Widiastuti tahun

2014. Dalam tulisan ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan pembelajaran

pendidikan agama Islam anak berkebutuhan khusus yaitu anak yang

mempunyai kesultan belajar di sekolah inklusi dimana anak berkebutuhan

khusus berbaur jadi satu dengan anak normal lainnya. Penelitian ini

membahas pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang

diawali dari penyususunan perencanaan, pengukuran, dan penyusunan

program yang sesuai bagi anak yang bersangkutan. Pembelajaran ABK

yang dilaksanakan disekolah inklusi sendiri melalui pelayanan individual

yaitu sering didekati dan diberi pertanyaan agar tidak tertinggal dengan

anak lainnya.

Dari beberapa judul yang sudah ada penulis mencoba menyudutkan

dengan fokus penelitian yang berbeda yaitu Strategi Guru Pendidikan

Agama Islam Berkebutuhan Khusus dalam Pembelajaran Baca Tulis Al

Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan Salatiga. Penelitian

ini hampir sama dengan penelitian – penelitian sebelumnya yang

membahas pembelajaran PAI pada anak autis dengan kurikulum KTSP,

metode pembelajaran PAI pada anak tunarungu dengan metode artikulasi

dan latihan, dan implementasi PAI anak berkebutuhan khusus yaitu anak

dengan kesulitan belajar dalam sekolah inklusi melalui pelayanan

individual. Bahwa yang membedakan dalam penelitian ini membahas cara

atau langkah – langkah yang ditempuh seorang guru yang memiliki

keterbatasan dalam melihat dalam proses pembelajaran baca tulis Al

Page 35: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

20

Quran pada anak tunanetra bukan pembelajaran Agama Islam secara

mengglobal jika sebelumnya pada anak autis,tunarungu, anak kesulitan

belajar, maka penelitian ini khususnya kepada anak tunanetra.

B. Landasan Teori

1. Strategi Mengajar

Strategi sebenarnya berasal dari bahasa Inggris “ Strategy” yang

oleh As Hornby dalam Oxford Advance Learners Dictionary (Oxford

University Press,1997 p 870) disebutkan sebagai “the art of planning

operations in war, expecially of the movements of armies and navies

into favourable positions for fighting” yang artinya “ seni dalam

gerakan – gerakan pasukan darat dan laut untuk menempati posisi –

posisi yang menguntungkan alam pertempuran”. Strategi juga berasal

dari bahasa Yunani “strategia” yang artinya “the art of the general”

seninya seorang jenderal / panglima (Darwis dkk, 1998 :195)

Beberapa pengertian strategi menurut para ahli, antara lain :

a. Menurut Pearce dan Robinson

Strategi menurut mereka adalah rencana main dari suatu

perusahaan, yang mencerminkan kesadaran suatu perusahaan

mengenai kapan, dimana dan bagaimana ia harus bersaing dalam

menghadapi lawan dengan maksud dan tujuan tertentu.

b. Menurut Johnson dan Scholes

Strategi ialah arah dan ruang lingkup dari sebuah organisasi

atau lembaga dalam jangka panjang., yang mencapai keuntungan

Page 36: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

21

melalui konfigurasi dari sumber daya dalam lingkungan yang

menantang, demi memenuhi kebutuhan pasar dan suatu

kepentingan.

c. A.Halim

Strategi merupakan suatu cara dimana sebuah lembaga atau

organisasi akan mencapai tujuannya sesuai peluang dan ancaman

lingkungan eksternal yang dihadapi serta kemampuan internal dan

sumber daya.

Strategi adalah (Kartono, 2000: 488) :

1. Prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu upaya untuk

mencapai tujuan - tujuan tertentu, seperti pemecahan suatu

masalah.

2. Satu metode umum untuk memecahkan permasalahan -

permasalahan.

Strategi ini jika dimasukkan dalam dunia pendidikan secara makro

dalam skala global, strategi merupakan kebijakan – kebijakan, yang

mendasar dalam pengembangan pendidikan sehingga tercapai tujuan

pendidikan secara lebih terarah, lebih efektif dan efisien. Jika dilihat

secara mikro dalam strata operasional khususnya dalam proses belajar

mengajar maka pengertiannya adalah langkah – langkah tindakan

yang mendasar dan berperan besar dalam proses belajar mengajar

untuk mencapai sasaran pendidikan (Darwis dkk, 1998 :196).

Page 37: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

22

Menurut Newman dan Logan dalam proses belajar mengajar

terdapat empat strategi dasar (Darwis dkk, 1998 :196) :

1. Pengindentifikasian dan penetapan spesifikasi dari kualifikasi

tujuan yang akan dicapai dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan aspirasi masyarakat yang memerlukannya.

2. Pertimbangan dan pemilihan cara pendekatan utama yang dianggap

ampuh untuk mencapai sasaran.

3. Pertimbangan dan penetapan langkah – langkah yang ditempuh

sejak titik awal pelaksanaan sampai titik akhir pencapaian sasaran.

4. Pertimbangan dan penetapan tolak ukur untuk mengukur taraf

keberhasilan sesuai dengan tujuan yang dijadikan sasaran.

Agar suatu susunan strategi dapat berfungsi maksimal diperlukan

tahapan atau rincian sebagai berikut :

1. Perumusan strategi

Perumusan strategi adalah proses memilih tindakan

utama (strategi) untuk mewujudkan misi organisasi. Proses

mengambil keputusan untuk menetapkan strategi seolah-olah

merupakan konsekuensi mulai dari penetapan visi-misi, sampai

terealisasinya program.

Page 38: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

23

2. Perencanaan Tindakan

Langkah pertama untuk mengimplementasikan strategi

yang telah ditetapkan adalah pembuat perencanaan strategi. Inti

dari apa yang ingin dilakukan pada tahapan ini adalah

bagaimana membuat rencana pencapaian (sasaran) dan rencana

kegiatan (program dan anggaran) yang benar-benar sesuai dengan

arahan (visi, misi, goal) dan strategi yang telah ditetapkan

organisasi.

3. Implementasi

Untuk menjamin keberhasilan strategi yang telah

berhasil dirumuskan harus diwujudkan dalam tindakan

implementasi yang cermat. Strategi dan unsur - unsur organisasi

yang lain harus sesuai, strategi harus tercermati pada rancangan

struktur budaya organisasi, kepemimpinan dan sistem

pengelolaan sumber daya manusia. Karena strategi

diimplementasikan dalam suatu lingkungan yang terus berubah,

maka implementasi yang sukses menuntut pengendalian dan

evaluasi pelaksanaan.

Dalam proses pembelajaran, tidak lepas dari strategi yang

digunakan oleh guru demi terlaksananya proses kegiatan belajar mengajar

yang lebih efektif dan efisien. Beberapa strategi pembelajaran menurut

(Iskandarwasit dan Sunendar, 2015 :26) :

Page 39: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

24

1. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Pengajar

Pengajar harus berusaha mengalihkan pengetahuannya kepada

peserta didik dan menyampaikan keterangan atau informasi sebanyak –

banyaknya kepada peserta didik. Teknik pembelajaran ini adalah teknik

ceramah. Teknik team teaching, teknik sumbang saran, teknik

demonstransi, dan teknik antar disiplin.

2. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Peserta Didik

Tujuan mengajar adalah membelajarkan peserta didik. Strategi

yang berpusat pada peserta didik adalah strategi pembelajaran yang

memberi kesempatan seluas – luasnya kepada peserta didik untuk aktif

dan berperan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran ini

pengajar sebagai fasilitator. Teknik yang digunakan diantaranya adalah

inkuiri, teknik satuan pengajaran, teknik advokasi, teknik eksperimen,

dan teknik penemuan.

3. Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada Materi Pengajaran

Strategi yang berpusat pada materi ini disebut juga dengan material

center strategis bertitik tolak dari pendapat yang mengemukakan bahwa

belajar adalah usaha untuk memperoleh dan menguasai informasi.

Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi berkembang seiring

dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang

disertai arus globalisasi yang berakibat pengajar tidak lagi menjadi satu-

Page 40: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

25

satunya sumber informasi. Teknik yang digunakan diantaranya adalah

tutorial, modular, terpadu, dan demonstrasi.

Jadi strategi mengajar adalah cara atau metode yang dilaksanakan

guru dalam mencapai sebuah tujuan dengan melihat peluang yang

sesuai untuk memberikan informasi (mengajar) kepada peserta didik

dengan menggunakan teknik tertentu.

2. Guru Pendidikan Agama Islam

Guru adalah orang yang pekerjaannya mengajar atau

memberikan pelajaran di sekolah atau di dalam kelas (Asdiqoh,

2013 :38). Dari pengertian tersebut berarti guru merupakan orang

yang berkecimpung didalam lingkungan pendidikan yang bertugas

menyampaikan ilmu kepada peserta didik guna membentuk pribadi

yang unggul. Menjadi guru tidaklah hanya sekedar memiliki ilmu

mata pelajaran saja tapi harus memenuhi berbagai syarat untuk

menjadi seorang guru. Menurur Zakiah Daradjat menjadi guru

harus memenuhi berbagai persyaratan, antara lain (Asdiqoh, 2013

:38) :

1). Takwa kepada Allah SWT

Menjadi seorang guru harus bertakwa kepada Allah

dengan melakukan segala apa yang di perintahkan dan

meninggalkan segala yang di larangNya sehingga bisa

memberikan arahan kepada peserta didik untuk bertakwa

kepada Allah.

Page 41: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

26

2). Berilmu

Menjadi sosok yang berilmu adalah salah satu kunci yang

penting dimiliki guru supaya dapat menyampaikan materi

kepada peseta didik

3). Sehat jasmani

Kesehatan jasmani merupakan hal yang begitu penting bagi

seorang guru, ketika guru mengalami sakit maka tidak bisa

menyampaikan materi secara maksimal..

4). Berkelakuan baik

Guru yang memiliki perilaku yang baik bisa

menjadikan teladan tersendiri bagi peserta didik. Maka

memiliki perilaku baik menjadi salah satu syarat menjadi

seorang guru.

Menjadi seorang guru salah satu syaratnya adalah bertakwa

kepada Allah. Apalagi menjadi guru Pendidikan Agama Islam yang

tugasnya menyampaikan materi keagamaan Islam yang didalamnya

menyampaikan perihal ibadah kepada Allah sesuai dengan Al Quran

dan As Sunah. Pendidikan Agama Islam menurut kurikulum PAI (

Majid, 2012 :11) adalah:

Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik

untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani,

bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran

agama Islam dari sumbernya kitab suci Al Quran dan Al

Hadist melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta

penggunaan pengalaman disertai dengan tuntunan untuk

menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

Page 42: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

27

kerukunan antar umat beragama dalam msyarakat hingga

terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Menyampaikan materi pendidikan Agama Islam merupakan tugas

pokok seorang guru PAI. Tetapi tidak semua memiliki fisik yang

sempurna, ada yang memiliki keterbatasan dalam inderanya yang

sering disebut orang dengan kebutuhan khusus. Orang berkebutuhan

khsusus adalah yang mengalami gangguan fisik, mental, intelegensi,

dan emosi sehingga membutuhkan pembelajaran khusus (Kosasih,

2012 :1).

Maka guru Pendidikan Agama Islam adalah seseorang yang

bertugas mengajar dan mendidik peserta didik dengan keahlian khusus

berdasarkan kemampuan yang dimiliki dalam mengenalkan dan

memahami serta mengaplikasikan agama Islam sesuai dengan Al

Quran dan Al Hadist supaya bertakwa kepada Allah.

b. Tugas Guru

Menjadi seorang guru tentu memiliki tugas tertentu yang harus

di penuhi supaya hak seorang peserta didik terpenuhi dengan baik.

Berikut tugas guru menurut Koestiyah (Asdiqoh, 2013 :20)

diantaranya:

1) Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa

kepandaian, kecakapan dan pengalaman – pengalaman.

2) Membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai etika – etika

dan dasar negara kita Pancasila.

3) Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik.

Page 43: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

28

4) Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar. guru

mnjadi perantara dan anak harus berusaha sendiri.

5) Guru adalah sebagai pembimbing untuk membawa anak didik

kearah kedewasaan.

6) Guru sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

7) Sebagai penegak disiplin.

8) Guru sebagai perencana kurikulum.

9) Guru sebagai pemimpin.

10) Guru sebagai sponsor anak, yaitu ikut dalam segala kegiatan

anak.

3. Pembelajaran Baca Tulis Al Quran

Menurut Nata pembelajaran secara sederhana dapat diartikan

sebagai sebuah usaha mempengaruhi emosi, intelektual, dan

spritual sorang agar mau belajar dengan kehendaknya sendiri

(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 :6). Sedangkan menurut

Gagne pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang

untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa sendiri

(Fathurrohman dan Sulistyorini, 2012 :9). Jadi pembelajaran adalah

usaha mempengaruhi seorang dengan serangkaian kegiatan yang

direncanakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui kata-kata/bahasa tulis sedangkan

Page 44: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

29

Menulis adalah suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke

dalam lambang - lambang tulisan.

Al Quran adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan oleh

Allah SWT Tuhan Seru Sekalian Alam kepada junjungan kita Nabi

besar dan Rasul terakhir Muhammad saw melalui malaikat Jibril,

untuk diteruskan penyampaiaannya kepada seluruh umat manusia

di muka bumi ini sampai akhir zaman nanti (Wardhana, 2009 :46).

Al Quran adalah Kalam Allah yang bernilai mukjizat, yang

diturunkan kepada penutup para nabi dan rasul, dengan perantaraan

Malaikat Jibril diriwayatkan kepada umat dengan mutawatir.

Dari beberapa penjelasan tersebut penulis menyimpulkan bahwa

pembelajaran baca tulis Al Quran adalah usaha seseorang dalam

proses memahami kata – kata atau bahasa Al Quran (kitab suci

umat Islam) dengan tata cara baca yang baik dan mencoba

menuangkan kata – kata Al Quran ke dalam tempat (kertas) berupa

tulisan arab sesuai dengan kaidah – kaidah bahasa Al Quran yang

benar untuk memperoleh makna Al Quran dengan tujuan

memperoleh manfaat dalam mempelajari Al Quran.

Berikut ini beberapa manfaat mempelajari, membaca, dan

mengamalkan Al Quran, diantaranya adalah :

1. Al Quran sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun

kepada jalan kebaikan dan keselamatan.

Page 45: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

30

2. Al Quran sebagai penyejuk hati bagi siapa saja yang

membacanya.

3. Al Quran sebagai pelebur segala emosi dan amarah yang mampu

mendamaikan dan memberi ketenangan yang tidak dapat

dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada

Sayyid Quthb Rahimakumullah.

b. Adab Membaca Al Quran

Dalam pembelajaran baca tulis Al Quran terdapat beberapa adab

yang dipenuhi. Berikut adab membaca Al Quran (Ahsin, 1994 :32):

1. Membaca Al Quran sesudah berwudhu.

2. Membaca di tempat yang suci dan bersih.

3. Membaca dengan khusyu’, tenang dan hikmat.

4. Bersiwak, membersihkan mulut sebelum memulai membaca.

5. Membaca ta’awudz sebelum membaca ayat Al Quran.

6 Membaca basmalah pada setiap permulaan surah.

7. Membaca dengan tartil.

8. Tadabur / memikir terhadap ayat – ayat yang dibacanya.

9. Membacanya dengan jahr, yaitu dengan suara keras yang lebih

utama.

10. Membaguskan bacaannya dengan lagu yang merdu.

c. Tujuan Baca Tulis Al Quran

Al quran al karim , kitab suci umat islam yang memang

merupakan hudal lin naas atau petunjuk bagi seluruh umat manusia

Page 46: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

31

tanpa memandang bangsa, suku atau golongan manusia (Wardhana,

2009 :50). Tujuan belajar Al Quran diantaranya adalah :

1) Sumber nilai, yaitu memberikan pedoman hidup untuk

mencapai kebahagiaan hidup dunia akhirat.

2) Sumber motivasi, yaitu memberikan dorongan untuk

meningkatkan kualitas hidup beragama, bermasyarakat,

danbernegara.

3) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan

ketaqwaan peserta didik dalam meyakini kebenaran ajaran

agama Islam, melanjutkan upaya yang telah dilaksanakan

dalam lingkungan keluarga maupun jenjang pendidikan.

4) Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan – kesalahan dalam

keyakinan, pemahaman dan pengamalan ajaran Islam dalam

kehidupan sehari – hari.

5) Pencegahan, yaitu mencegah hal – hal negatif dari

lingkungan atau budaya lain dan menuju manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.

(http://asrofudin.blogspot.co.id/2010/05/tujuan-dan-fungsi-

mapel-quran-hadits.html diakses pada tanggal 21 Juli 2016

pada pukul 07.30).

Page 47: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

32

4. Tunanetra

a. Pengertian tunanetra

Tunanetra adalah individu yang indera penglihatannya

(kedua - duanya) tidak berfungsi sebagai saluran penerima

informasi dalam kegiatan sehari – hari seperti halnya orang awas

(Somantri, 2006 :65). Sedangkan menurut Putranto (2015 :95)

tunanetra merupakan gangguan daya penglihatan berupa kebutaan

menyeluruh atau sebagian. Jadi tunanetra adalah seseorang yang

mempunyai gangguan penglihatan yang bersifat sebagian atau

menyeluruh sehingga tidak memiliki fungsi dalam menerima

informasi setiap kegiatan.

Pada umumnya, yang digunakan sebagai ukuran seseorang

anak dikatakan tunanetra atau tidak ditentukan berdasarkan tingkat

ketajamannya penglihatannya. Seorang tunanetra apabila hanya

memiliki ketajaman penglihatan (visus) kurang dari 6/21 artinya

anak hanya mampu membaca huruf pada jarak 6 meter di mana

orang awas mampu membacanya pada jarak 21 meter.

Anak tunanetra dapat dikelompokkan menjadi dua macam,

yaitu buta dan low vision. Dikatakan buta jika anak sama sekali

tidak mampu menerima rangsang cahaya dari luar (visusnya = 0)

dan dikatakan low vision bila anak masih mampu menerima

rangsang cahaya dari luar tetapi ketajamannya lebih dari 6/21 atau

Page 48: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

33

jika anak hanya mampu membaca headline pada surat kabar

(Somantri, 2006 :66).

b. Penyebab tunanetra

1) Faktor internal

Hal – hal yang termasuk faktor internal berkaitan erat

dengan keadaan bayi selama masih berada di dalam

kandungan, seperti gen (sifat pembawa keturunan), kondisi

psikis ibu, kekurangan gizi, keracunan gizi, keracunan obat

,dan sebagainya (Putranto, 2015 :96). Jadi faktor internal

adalah keadaan yang terjadi sebelum dilahirkan dengan

berbagai macam gangguan yang dialami oleh kondisi ibu

selama mengandung.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal terjadi pada saat atau sesudah bayi

dilahirkan, seperti contoh kecelakaan, terkena penyakit sifilis

yang mengenai mata bayi saat dilahirkan, pengaruh alat bantu

medis saat melahirkan,serta peradangan mata akibat serangan

racun, bakteri, atau virus (Putranto, 2015 :97).

c. Berbagai perkembangan anak tunanetra

1) Perkembangan kognitif anak tunanetra

Page 49: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

34

Akibat dari ketunanetraan, maka pengenalan atau

pengertian terhadap dunia luar anak, tidak dapat diperoleh

secara lengkap dan utuh akibatnya perkembangan kognitif

anak tunanetra cenderung terhambat dibandingkan dengan

anak – anak normal umumnya (Somantri, 2006 :67). Indera

penglihatan adalah salah satu indera yang penting dalam

menerima informasi yang kemudian diteruskan ke otak dan

munculah persepsi dan pengertian berasal dari luar. Anak

tunanetra yang mengalami gangguan penglihatan akan

memiliki hambatan dalam menerima informasi dan menjadi

terhambatnya perkemabangan kognitif anak.

2) Perkembangan motorik anak tunanetra

Perkembangan motorik anak tunanetra cenderung lambat,

kelambatan ini terjadi karena dalam perkembangan perilaku

motorik diperlukan adanya koordinasi fungsional antara

neuromuscular system (sistem persyarafan dan otak) dan

fungsi psikis (kognitif, afektif, dan konatif) , serta kesempatan

yang diberikan oleh lingkungan. Pada anak tunanetra mungkin

fungsi neuromuscular system nya tidak bermasalah tapi fungsi

psikisnya kurang mendukung sehingga menjadi hambatan

tersendiri dalam perkembangan motoriknya (Somantri, 2006

:76). Untuk dapat berjalan saja seorang anak tunanetra harus

memiliki terlebih dahulu gerakan – gerakan psikomotorik yang

Page 50: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

35

mendasarinya seperti berguling, terlentang, telungkup, duduk

dan berdiri dengan bebas baru kemudian berjalan.

3) Perkembangan emosi anak tunanetra

Anak tunanetra akan sedikit mengalami hambatan

dibandingkan dengan anak yang awas. Keterlamabatan ini

terutama disebabkan oleh keterbatasan kemampuan anak

tunanetra dalam proses belajar, pada awal masa kanak – kanak

anak tunanetra mungkin akan melakukan proses belajar

mencoba – coba untuk menyatakan emosinya namun hal ini

tetap dirasakan tidak efisien karena tidak dapat melakukan

pengamatan terhadap reaksi lingkungan secara tepat (Somantri

, 2006 :81).

5. Pembelajaran bagi Anak Tunanetra

Sebelum menerapkan pembelajaran pada anak tunanetra, guru

harus terlebih dahulu menguasai karakteristik atau strategi

pembelajaran yang biasa di berikan kepada siswa – siswa awas

meliputi tujuan, cara, materi, alat, lingkungan dan aspek lainnya.

Selanjutnya adalah menganalisis komponen – komponen yang perlu

diubah /dimodifikasi serta sejauh mana penyesuaian itu dilakukan.

Berikutnya pemanfaatan indra yang masih berfungsi secara optimal

dan terpadu dalam praktik / proses pembelajaran memegang peran

yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar. Orang

Page 51: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

36

tunanetra juga sering memiliki kelebihan yang sifatnya positif seperti

kepekaan terhadap suara, perabaan, ingatan, keterampilan dalam

memainkan alat musik, serta ketertarikan yang tinggi terhadap nlai –

nilai moral dan agama (Somantri, 2006 :88). Untuk mengembangkan

kemampuan yang dimiliki maka diperlukan strategi pembelajaran

yang sesuai dengan prinsip pembelajaran anak tunanetra. Beberapa

prinsip pembelajaran bagi anak tunanetra yang dikemukaan oleh

Subagya yang dikutip oleh Putranto (2015 :100)

a. Individual

Prinsip ini individual merupakan kaidah pokok dalam

setiap jenis pembelajaran (baik pendidikan luar biasa maupun

umum). Guru dituntut untuk memerhatikan adanya perbedaan –

perbedaan individu. Selain adanya perbedaan – perbedaan

umum seperti usia, kemampuan mental, fisik, kesehatan, sosial,

dan budaya, anak tunanetra menunjukkan sejumlah perbedaan

khusus yang menunjukkan sejumlah perbedaan yang terkait

dengan kebutaan. Maka adanya perbedaan antara siswa low

vision dan buta total (Putranto, 2015 :101). Dengan prinsip

individual ini akan ada pelayanan pendidikan yang lebih optimal

bagi anak tunanetra apa lagi untuk pendidikan agama Islam yang

dimana pembelajaran terkait dengan nilai religi, akhlak, dan

hukum ibadah untuk anak tunanetra.

b. Kekonkretan / pengalaman pengindraan

Page 52: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

37

Strategi pembelajaran yang diterapkan guru harus

memungkinkan siswa tunanetra mendapatkan pengalaman

secara nyata yang dipelajari dari alat inderanya langsung. Siswa

tunanetra tidak dapat belajar melalui pengamatan visual. Siswa

tunanetra harus dibimbing untuk meraba, mendengar, mencium,

mengecap, mengalami situasi secara langsung serta melihat

semampunya (bagi anak low vision).

c. Totalitas

Strategi pembelajaran yang dilakukan guru harus

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman objek serta

situasi secara utuh. Guru mendorong siswa untuk melibatkan

semua pengalaman penginderaanya secara terpadu dalam

memahami sebuah konsep. Siswa tunanetra tidak dapat

menggunakan penglihatannya maka siswa bisa menggunakan

indera lainnya untuk digunakan secara menyeluruh untuk

memahami sebuah konsep atau benda.

d. Aktivitas mandiri

Prinsip ini menekankan strategi pembelajaran harus

memungkinkan siswa untuk bekerja dan mengalami, bukan

sekadar mendengar dan mencatat. Keharusan ini berimplikasi

terhadap perlunya siswa mengetahui, menguasai, serta menjalani

proses dalam memperoleh fakta atau konsep. Guru

memungkinkan siwa untuk belajar mandiri, sementara guru

Page 53: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

38

bertindak sebagai fasilitator yang membantu memudahkan siswa

didalam belajar serta sebagai motivator. Prinsip ini melatih

siswa untuk lebih mandiri dengan kemampuan yang dimiliki

dengan menggunakan prinsip – prinsip sebelumnya.

Page 54: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

39

BAB III

PAPARAN DATA dan TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah Luar Biasa Wantuwirawan di Kota

Salatiga

1. Sejarah dan Profil Sekolah SLB Wantuwirawan

a. Sejarah Sekolah

Berdirinya sekolah luar biasa Wantuwirawan melalui

perjalanan panjang dimulai sejak tahun 1982 tepatnya bulan Juni.

Pada awalnya sekolah ini baru menerima anak berkebutuhan

khusus tunanetra, tunarungu, dan tunagrahita yang baru ditangani

oleh tiga orang guru. Berkembang lagi sampai tahun 1984 barulah

ada penambahan guru dan ada yang sudah menjadi Pegawai

Negeri Sipil (PNS), dengan bertambahnya guru maka bertambah

pula anak luar biasa yang diterima oleh sekolah luar biasa

Wantuwirawan ini.

Awalnya belum begitu banyak yang mengetahui hadirnya

sekolah ini, kemudian dari pihak yayasan dan sekolah melakukan

sosialisasi kepada masyarakat sekitar melalui radio, media, dan

jamaah ibu pengajian. Melalui perjuangan yang panjang sekolah

luar biasa akhirnya mempunyai gedung resmi yang berdiri dari

tahun 1986 sampai sekarang tepatnya di jalan Argoboga no 282 di

kota Salatiga. Saat ini sudah banyak guru yang menjadi PNS dan

siswa yang bersekolah di sekolah dengan jenjang TKLB hingga

Page 55: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

40

SMALB ini sekitar 30 siswa. Berdirinya sekolah luar biasa

Wantuwirawan ini tidak lepas dari Dinas Pendidikan yang cukup

membantu akan berdirinya sekolah tersebut.

b. Profil sekolah

Nama Sekolah : SLB (A) (D) WANTUWIRAWAN

Alamat sekolah : Jl. Argoboga No .282 Argomulyo

Kota Salatiga

Nomor telp & fax sekolah : (0298) 311396,322635

Website : -

Email sekolah : [email protected]

Status sekolah : swasta

NSS : 862.036.201.001

NIS : 280010

Akreditasi sekolah : Jenjang SDLB A Wantuwirawan

(B)

Jenjang SMPLB A Wantuwirawan

(B)

Jenjang SMALB A Wantuwirawan

(B)

Tahun akreditasi : SLB – AD Wantuwirawan 2008 -

2009

Tahun berdiri / SK Pendirian: 1982/ No 42501/0004132.tgl 03

Juni 2002

Page 56: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

41

Nama penyelenggara : Yayasan Siwi Peni

Nama Ketua Yayasan : Retno Adiwati, SH

Tahun berdirinya yayasan : Akta Notaris Ny. El Mattu No . 09

Tgl, 24 – 12-1979

Ijin pembaharuan Yayasan : Akta Notaris Supriyadi, SH No 182

Tgl, 23 – 12 – 2015

SK Kemenkumham RI No. AHU –

0034474 AH 01.04 Th 2015

Page 57: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

42

c. Struktur Organisasi

Bagan 3.1

Struktur Organisasi SLB Wantuwirawan Salatiga

PENDIRI

1.Sigit Margono,M.Pd

2. H. Ir. Soebito

KETUA UMUM

Retno Adiwati,SH

BENDAHARA

H Ismawati Prabandari

SEKRETARIS

Enik M Mawarni,S.Pd

KETUA III

Bag. Kesehatan

BENDAHARA PENDIDIKAN

Susilaningsih,S.Pd

KETUA II

Bag. Rumah Tangga

KETUA I

Bag. Pendidikan

RUMAH TANGGA

Wahyu Joko W,S.Pd

Page 58: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

43

Siswa yang belajar di sekolah SLB Wantuwirawan diantaranya

adalah:

1. Tunanetra

Tunanetra merupakan gangguan penglihatan kedua mata

atau sebagian. Anak tunanetra yang ada di SLB Wantuwirawan

terdapat keduanya yaitu anak dengan buta total dan anak buta

sebagian atau low vision. Dilihat dari jumlahnya antara buta total

dan low vision itu sama (fifty -fifty). Terdiri dari empat buta total

dan empat low vision.

2. Tunadaksa

Tunadaksa ialah seseorang yang memiliki kekurangan

secara fisik atau ketidakmampuan anggota tubuh untuk

melaksanakan fungsinya. di SLB Wantuwirawan terdapat anak

dengan tunadaksa berjumlah 11 anak yang terdiri laki – laki

maupun perempuan.

2. Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah

a. Visi

Visi dari sekolah SLB A-D Wantuwirawan adalah

terwujudnya pelayanan secara optimal bagi PK – LK agar

beriman, bertakwa, cerdas, terampil supaya bisa mandiri.

Page 59: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

44

b. Misi

Misi yang diterapkan di SLB A-D Wantuwirawan adalah

1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan efektif

sehingga setiap siswa mengenali potensi dirinya dan dapat

berkembang secara optimal

2) Menumbuhkan rasa percaya diri untuk menjadikan

pengetahuan sebagai jendela menguak kegelapan dan

percaya diri serta menjadikan keterampilan sebagai sarat

untuk bekal hidup.

c. Tujuan

Tujuan dari sekolah SLB A-D Wantuwirawan adalah :

1) Dapat menggunakan ajaran agama hasil proses pembelajaran

serta meraih prestasi akademik maupun non akademik.

2) Membentuk anak hidup mandiri.

3. Kurikulum

Kurikulum yang digunakan di SLB A-D Wantuwirawan ini masih

menggunakan kurikulum KTSP tapi juga sedikit demi sedikit

menggunakan kurikulum 2013. Sekolah luar biasa Wantuwirawan

mulai tahun 2017 keseluruhan sudah menggunakan kurikulum 2013

dan menyeseuaikan dengan kemampuan siswa sendiri karena

keterbatasan yang dimiliki. Dengan kurikulum tersebut bertujuan

menjadikan pserta didik dapat mengembangkan prestasinya.

Page 60: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

45

4. Guru SLB AD Wantuwirawan Salatiga

Guru yang mengajar di SLB (A) (D) Wantuwirawan Salatiga

berjumlah 10 yang terdiri dari PNS, guru tetap, dan guru tidak tetap.

Tabel 3.2

Daftar Guru SLB Wantuwirawan Salatiga

No Nama / NIP

Jenis

Kepegawai

an

Jabatan

Mapel yang

diajarkan/

Guru kelas

1

Sigit margono, M. Pd

19621228 198403 1

005

PNS

Kepala

Sekolah

PKN

2

Dra. Ida Priyanti

19601128 198703 2

004

PNS Guru

Bahasa

Inggris

3

Susilaningsih, S.Pd

19610404 198903 2

001

PNS Guru Guru kelas

4

Wahyu Joko .W, S.Pd

19700407 199403 1

004

PNS Guru Guru kelas

Page 61: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

46

5

Huru Tyastri, S. Sos.I

19800930 200604 2

004

PNS Guru PAI

6

Anggun Triraka Aji

1979012301001

GTY Guru

Kesenian

TIK

7

Tentrem.S, S.Pd.SD

1974120102002

GTY Guru Guru kelas

8

Said Kamal, S.Pd I

1977080801003

GTY Guru IPS

9

Yudiono

1968011001004

GTTY Guru Massage

10

Ika Yulianti, S.Pd

1990072102005

GTY Guru Guru kelas

5. Guru dan siswa

a. Guru

Guru yang mengampu mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di

SLB Wantuwirawan Salatiga adalah

Nama : Huru Tyastri, S.sos.I

NIP : 19800930 200604 2 004

TTL : 30 September 1980

Page 62: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

47

Golongan : III/C

Alamat : Perumahan Argomas Timur no 253

b. Siswa

Siswa tunanetra yang diteliti oleh penulis adalah siswa dengan

jenjang SMA kelas X dan XI yaitu :

1) Nama : Aditya Pratama

Kelas : XI

TTL : Salatiga, 09 April 1999

Alamat :Surawangsan RT 02/02 , Kauman Kidul, Salatiga

2) Nama : MM Kurniawan

Kelas : X

TTL : Salatiga, 10 Oktober 1999

Alamat : Cebongan, Argomulyo, Salatiga

6. Sarana dan Prasarana Sekolah

SLB (A) (D) Wantuwirawan Salatiga yang menempati lahan 1090

dengan luas bangunan kurang lebih 900 dan halaman 17 x 11

. Sarana dan prasarana yang dimiliki SLB A-D Wantuwirawan

Salatiga yaitu :

Page 63: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

48

a. Gedung dan Ruang

Terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang ruang

tamu, ruang ibadah, ruang kelas,ruang perpustakaan, ruang

keterampilan, gudang, ruang terapi, kamar mandi, dan ruang

sirkulasi.

b. Barang / Perkakas

Barang / perkakas sebagai penunjang proses kegiatan belajar

mengajar

Tabel 3.3

Daftar Barang / Perkakas SLB Wantuwirawan Salatiga

No Nama Barang

1 Meja kursi kepala sekolah

2 Meja kursi guru

3 Meja kursi tamu

4 Meja kursi siswa

5 Almari

6 Komputer

7 Mesin ketik

8 Papan pajang

9 Rak hasil karya siswa

10 Alat Olah Raga

Page 64: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

49

11 Alat peraga IPA

12 Alat peraga IPS

13 Alat peraga Bahasa

14 Alat peraga Berhitung

15 Alat peraga Terapi

16 Buku teks pelajaran

17 Buku penunjang

18 Buku referensi

19 Buku perpustakaan

Tabel 3.4

Sarana Ibadah

No Nama barang Jumlah

1 Mushola 1

2 Tempat wudhu

3 Tikar

4 Mukena 6

5 Pecis 6

6 Sajadah 10

7 Al Quran braille 2 set

8 Al Quran awas 3

Page 65: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

50

B. Temuan Penelitian

1. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembelajaran Baca

Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra

Pada bagian ini akan dipaparkan hasil penelitian yang

menunjukkan strategi guru pendidikan agama Islam berkebutuhan

khusus dengan keterbatasannya dalam melihat (low vision) di SLB

Wantuwirawan Salatiga.

Berdasarkan wawancara dengan guru PAI dan siswa, strategi yang

dilakukan ketika memberikan pembelajaran baca tulis Al Quran

menggunakan prinsip individual, seperti yang telah dijelaskan oleh

HT selaku guru pendidikan agama Islam :

Saya mengajarinya sendiri-sendiri mba, gantian gitu. Kalau

awal mengajari Al Quran braille, biar siswa juga lebih ngerti

(W/G/HT/9-06-2016/09:10).

Hal serupa juga disampaikan salah satu siswa yang berinisial MK:

Kalau ibu Tyas itu, diajari satu-satu, gantian gitu. Apa lagi

kalau praktek baca sama nulis (W/S/MK/17-06-2016/10:00).

Alasan menggunakan prinsip individual karena HT selaku guru

PAI berkebutuhan khusus bisa lebih leluasa memberikan materi,

sesuai dengan paparan guru sebagai berikut:

Kalau mengajari sendiri-sendiri kan lebih enak mba, jadi lebih

fokus ke materi (W/G/HT/9-06-2016/09:15).

Selain dekat dengan siswa, dengan prinsip individual juga

membantu dalam memantau siswa dalam proses pembelajaran

Page 66: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

51

Saya kan juga kurang menguasai kelas mba, jadi ya lebih

memilih dekat dengan siswa, karena bisa membantu saya untuk

memantau siswa, memperhatikan atau tidak (W/G/HT/9-06-

2016/09:15).

Untuk metode yang digunakan dalam penyampaian materi, HT

lebih menggunakan metode ceramah, karena siswa tunanetra selain

mengandalkan indera peraba juga indera pendengaran, sesuai dengan

pemaparan guru PAI, sebagai berikut :

Biar materi bisa sampai ke siswa, ya dengan metode ceramah

itu to mba, saya terangkan dulu materinya. Anak tunanetra kan

selain indera peraba juga mengandalkan indera pendengaran

sebagai alat untuk memperoleh informasi (W/G/HT/9-06-

2016/09:15).

Hal serupa juga dipaparkan oleh MK selaku siswa, sebagai berikut:

Caranya bu Tyas ngajar ya menerangkan materi dulu

(W/S/MK/17-06-2016/10:00).

Selain menggunakan metode ceramah, juga menggunakan metode

praktek dan diskusi, seperti yang dipaparkan HT selaku guru PAI

sebagai berikut:

Selanjutnya, setelah menyampaikan materi saya suruh praktek

dengan menggunakan Al Quran braille biar siswa langsung tahu.

Saya juga mengadakan diskusi di tengah jam pembelajaran biar

siswa tidak jenuh (W/G/HT/9-06-2016/09:15).

Media yang digunakan guru PAI dalam pembelajaran BTA meliputi

Al Quran braille, buku braille, dan reglet sebagai alat menulis,

sebagaimana pemaparan HT selaku guru, sebagai berikut:

Kalau medianya, ya seperti yang dibutuhkan siswa mba, yang

bisa membantu siswa ketika pembelajaran, ada Al Quran braille,

buku braille, ada buku bicara tapi saya lebih suka menggunakan

Page 67: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

52

buku braille,terus reglet buat nulisnya (W/G/HT/9-06-

2016/09:30).

Sebagai acuan pembelajaran mengikuti kurikulum yang digunakan

sekarang. Di SLB Wantuwirawan saat ini adalah kurikulum KTSP dan

sedang menjalankan kurikulum 2013, sebagai tujuan dan harapan

menunjang hasil belajar siswa dengan menyesuaikan kebutuhan siswa.

Penjelasan tersebut sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh guru

Pendidikan Agama Islam ibu HT:

Saat ini kurikulum yang digunakan di SLB Wantuwirawan ialah

KTSP dan Kurikulum 2013 mba, tetapi tetap menyesuaikan

kebutuhan anak (W/G/HT/9-06-2016/09:30)

Hal serupa juga disampaikan oleh kepala sekolah SLB

Wantuwirawan pak SM:

Untuk menunjang kualitas sekolah juga siswa sendiri kami

mengikuti kurikulum dari pemerintah tapi saat ini masih

menggunakan kurikulum KTSP juga kurikulum 2013 tapi tetap

menyesuaikan kemampuan anak - anak .(W/KS/SM/27-05-

2016/11:10).

Guru PAI juga mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran) dengan menyesuaikan kondisi siswa meliputi bahan,

metode maupun sistem penilaiannya. Hal tersebut sesuai dengan

penjelasan yang dikemukakan oleh guru Pendidikan Agama Islam

ibu HT:

Ada beberapa yang perlu dipersiapkan ketika akan

melaksanakan pembelajaran, yaitu RPP yang dirancang sesuai

kondisi dan kebutuhan siswa, seperti bahan atau materi,

metode, dan penilaiannya, karena tidak mungkin persiapan

untuk anak dengan memiliki ketunaan disamakan dengan anak

reguler mba.(W/G/HT/09-06-2016/09:30).

Page 68: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

53

Strategi yang paling ditekankan kepada anak tunanetra

dalam pembelajaran BTA ini adalah pemberian motivasi kepada

siswa sebagai penyemangat agar siswa tidak malas ketika belajar

membaca maupun menulis Al Quran. Sebagaimana penjelasan ibu

HT, sebagai berikut:

Ketika pembelajaran BTA kepada anak – anak saya lebih

memberikan motivasi supaya mereka terus memiliki

semangat dalam belajar mba.(W/G/HT/09-06-2016/ 09

:45)

Selain motivasi guru PAI juga memberlakukan reward atau

penghargaan kepada anak, salah satunya ketika anak berhasil dalam

mengikuti pembelajaran seperti pujian kepada siswa tersebut. Guru

lebih cenderung memberikan reward dan motivasi daripada

hukuman atau punishment dikarenakan siswa menjadi semakin

down dan malas ketika diberikan hukuman. Penjelasan tersebut

sesuai dengan penjelasan guru PAI sebagai berikut:

Saya lebih memberikan reward dalam membimbing siswa,

karena dengan memberikan penghargaan akan menjadi

semangat tersendiri kepada siswa. Ketika anak memiliki

semangat maka dalam proses belajar pun menjadi lebih baik.

Sedangkan punishment atau hukuman saya tidak berlakukan

karena pernah siswa yang diberi hukuman cenderung menjadi

malas dan menjadi membande/. (W/G/HT/09-06-2016/09:45)

Page 69: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

54

2. Pelaksanaan, Problematika, dan Solusi dalam Pembelajaran Baca

Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB Wantuwirawan

Pertama yang dilakukan guru dalam membimbing siswa tunanetra

ketika pembelajaran BTA seperti biasanya membuka kegiatan

pembelajaran diawali dengan salam kemudian dilanjutkan doa.

Kegiatan tersebut setiap hari dilakukan khususnya untuk pembelajaran

BTA. Pada awal pembelajaran BTA siswa masing – masing memegang

Al Quran Braille, setelah itu guru mulai mengenalkan huruf hijaiyah

terlebih dahulu, dilanjutkan dengan syakal dan tajwid, selanjutnya

siswa praktek membaca Al Quran secara individual terlebih dahulu

kemudian membaca secara bersamaan. Setelah siswa memahami huruf

hijaiyah dan bisa membaca dengan lancar maka guru membiasakan

kegiatan tadarus Al Quran setiap awal kegiatan pembelajaran BTA.

Penjelasan tersebut sesuai dengan pemaparan dari Guru PAI ibu HT

sebagai berikut

Begini mba, pada awalnya kegiatan pembelajaran BTA ini siswa

saya kenalkan dengan huruf hijaiyah, itu merupakan kunci utama

untuk bisa membaca Al Quran, tetapi siswa harus sudah faham

huruf abjad dalam Braille karena huruf hijaiyah sendiri dalam Al

Quran Braille prinsipnya hampir sama dengan huruf abjad hanya

saja ada penambahan tanda dalam huruf hijaiyah. Setelah itu

dilanjutkan dengan mengenalkan anak dengan syakal dan tajwid.

Dilanjtukan dengan praktek membaca Al Quran. (W/G/HT/09-06-

2016/10:00)

Siswa tunanetra untuk bisa membaca perlu ketlatenan karena harus

mengasah indera peraba mereka supaya dapat membaca dengan baik,

masing-masing siswa membutuhkan waktu yang berbeda untuk bisa

Page 70: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

55

membaca dan menulis dengan menggunakan huruf braille. Seperti yang

dikemukakan AP, sebagai berikut:

Saya mulai belajar Al Quran braille mulai kelas empat, dan kelas

lima saya sudah lancar, untuk nulisnya saya sehari sudah

lumayan (W/S/AP/17-16-2016/11:00).

Beda dengan MK, berikut pemaparannya:

Saya kalau bacanya butuh waktu hampir setengah tahun, kalau

nulis saya sebulan baru bisa (W/S/MK/17-16-2016/11:00).

Pembelajaran BTA kepada anak tunanetra ini menggunakan

beberapa metode yang digunakan guru PAI supaya kegiatan

pembelajaran membaca Al Quran khususnya menjadi lebih aktif. Salah

satu cara metode yang dilakukan oleh guru PAI yaitu menggunakan

metode “simakan”. Dengan simakan siswa cenderung lebih

memperhatikan dengan cara salah satu anak membaca dari kata per kata

yang tidak lepas dari bimbingan oleh guru itu sendiri kemudian yang

lainnya menyimak dan bergantian membaca. Jika dalam satu kelas ada

banyak siswa maka membaca dilakukan secara bergantian dengan

teman tapi jika hanya ada satu anak maka hanya disimak oleh guru itu

sendiri. Sesuai dengan apa yang dikemukakan guru PAI ibu HT sebagai

berikut

Kegiatan BTA yang saya laksanakan untuk anak tunanetra ialah

dengan cara menyuruh salah satu anak membaca dan yang

lainnya mendengarkan kemudian melanjutkan bacaan tersebut.

kalau tidak menyimak ya ketinggalan bacaannya. (W/G/HT/09-06-

2016/10:15).

Setelah kegiatan simakan secara bergantian siswa diminta untuk

mengomentari bacaan temannya sendiri, jadi anak tidak hanya sekedar

Page 71: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

56

menyimak, dan memperhatikan bacaan teman tapi juga memberikan

pendapat bagaimana hasil bacaan dari teman. Karena keterbatasan guru

PAI dalam penglihatan ketika kegiatan simakan guru duduk didekat

siswa yang sedang menyimak agar lebih bisa memperhatikan siswa

supaya tidak mengobrol dengan teman sebelahnya. Hal tersebut

dijelaskan Ibu HT guru PAI di SLB AD Wantuwirawan, sebagai

berikut:

Biasanya saya duduk didekat siswa mba, untuk lebih memantau

siswa. Beda dengan guru yang awas bisa melihat dan memantau

secara jelas dari jauh karena keterbatasan saya dalam melihat

jadi saya duduk didekat anak. InsyaAllah saya paham mba kalau

anak itu memperhatikan atau tidak. (W/G/HT/09-06-2016/10:10).

Baca tulis Al Quran (BTA) pembelajaran yang tidak hanya

membaca Al Quran tetapi juga menulis Al Quran. Kegiatan menulis

dilaksanakan setelah kegiatan membaca siswa praktek menulis

menggunakan alat khusus yang namanya reglet. Dengan bimbingan dari

guru, siswa berlatih menulis Al Quran secara perlahan. Kegiatan

menulis Al Quran pertama – tama guru mendikte kepada siswa simbol

titik yang menunjukkan huruf hijaiyah, kemudian disuruh membaca

hasil tulisannya, sebagaimana penjelasan HT selaku guru PAI:

Untuk membimbing siswa dalam menulis Al Quran, saya

mendiktekan huruf hijaiyah kemudian saya suruh baca hasil

tulisannya, jadi selesai teori siswa bisa langsung praktek

(W/G/HT/09-06-2016/10:10).

Sedangkan untuk pemahaman mengenai tajwid, terlebih dahulu

guru memberikan materi mengenai hukum tajwid dengan menggunakan

buku braille, siswa disuruh untuk membaca materi kemudian dibimbing

Page 72: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

57

untuk mempraktekan bagaimana letak dan pengucapannya.

Sebagaimana penjelasan guru sebagai berikut:

Pengenalan tajwid saya gunakan buku braille mba, tapi juga saya

bimbing, karena kadang dalam buku braille masih kurang

penjelasan. Baru saya suruh praktek cara membaca sesuai tajwid

(W/G/HT/09-06-2016/10:10).

Supaya siswa lebih paham, guru meminta siswa untuk mencari hukum

tajwid di dalam Al Quran, berikut penjelasan dari HT :

Biar siswa lebih paham, saya suruh mencari hukum tajwid dalam

Al Quran braille, terus ditulis (W/G/HT/09-06-2016/10:10).

Mengenai pembelajaran BTA di SLB Wantuwirawan Salatiga tidak

hanya sekedar membaca dan menulis, ada tambahan yaitu dengan

menghafal khususnya untuk surat – surat pendek dari surat An Nas

sampai Ad Duha. Kegiatan hafalan untuk siswa tunanetra satu ayat bisa

dalam sehari, tapi juga ada yang bisa sampai berminggu sesuai

kemampuan siswa. Hasil hafalan siswa disetorkan kepada guru tiap kali

masuk pembelajaran BTA, sebagaimana penjelasan ibu HT:

Setiap pelajaran BTA, biasanya kan ada tadarus bareng mba,

sebelumnya siswa setor hafalan dulu, semampunya (W/G/HT/09-

06-2016/10:10).

Pelaksanaan dengan menggunakan metode hafalan ini siswa tunanetra

ada yang sudah hafal surat-surat pendek khususnya juz tiga puluh,

seperti yang dikemukakan oleh MK selaku siswa, sebagai berikut:

Alhamdulilah saya sudah hafal juz tiga puluh, sekarang dirumah

mau menghafal juz dua puluh sembilan. Dalam sehari bisa hafal

satu ayat kadang bisa lebih (W/S/MK/17-06-2016/11:00).

Page 73: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

58

Menurut HT selaku guru PAI, metode yang diterapkan kepada siswa

sudah cukup efektif, karena siswa yang awalnya belum bisa sampai saat

ini sudah mengalami kemajuan yang baik, berikut penjelasannya:

Saya rasa dengan metode tersebut, ya sudah mba ya, karena saya

lihat anak-anak mempunyai kemajuan yang begitu baik seperti MK

dan AP, mereka sudah lancar bacanya, bahkan mereka juga sering

ikut lomba (W/G/HT/09-06-2016/10:10).

Pada pembelajaran BTA menurut guru PAI anak tunanetra

cenderung lebih fokus dan memperhatikan karena kondisi anak yang

tidak bisa melihat lingkungan sekitar. Selain lebih fokus anak tunanetra

juga lebih semangat dalam belajar terbukti ketika pembelajaran

berlangsung siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, jadi sering

bertanya kepada guru mengenai materi yang disampaikan kepada siswa.

Setelah kegiatan pembelajaran BTA guru memberikan masukan

hasil siswa, bertujuan supaya siswa bisa memperbaiki kesalahannya,

berikut penjelasan guru PAI:

Pasti saya kasih masukan mba, kamu masih kurang ini, kamu

sebaiknya begitu. kalau ga gitu ya nanti siswa malah ngerasa

bener terus. Padahal kan masih ada kesalahan kalau ga lupa

materi (W/G/HT/09-06-2016/10:10).

Guru juga mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

anak memahami materi yang disampaikan guru. Diantaranya sistem

evaluasi yang diterapkan guru PAI adalah diadakan test dengan model

nilai angka, ada jadwal khusus untuk UTS dan UKK, seperti yang

sudah dijelaskan tadi setelah kegiatan pembelajaran diadakan diskusi.

Karena pembelajaran BTA merupakan kegiatan ekstra dan diluar jam

Page 74: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

59

pelajaran jadi sistem penilaiannya digabung dengan materi agama Islam

yang lainnya seperti sholat berjamaah, sholat dhuha, dan materi lainnya.

Setiap kegiatan pembelajaran berlangsung tentu terdapat

beberapa problem atau hambatan yang dihadapi baik siswa maupun

guru itu sendiri. Pertama hambatan atau problem yang dihadapi siswa

ketika pembelajaran adalah masih adanya kesulitan dalam perabaan

ketika membaca Al Quran Braille, selain itu dalam hal penulisan anak

masih kurang karena tangan yang kadang kurang kuat untuk menulis

menggunakan alat riglet. Hal tersebut sesuai dengan penjelasan guru

PAI ibu HT, sebagai berikut :

Ketika pembelajaran kesulitan yang biasanya dihadapi anak

masih kurangnya perabaan mba, apalagi anak yang masih

awal belajar huruf braille. Padahal huruf Al Quran prinsipnya

hampir sama dengan huruf abjad jadi itu menjadi hambatan

tersendiri bagi siswa mba. Selain itu ketika menulis anak yang

tangannya kurang kuat dalam menekan paku dikertas juga

menjadi hambatan mba karena jika tekanannya paku masih

kurang maka hasil tulisannya juga kurang bisa dibaca.

(W/G/HT/09-06-2016/10:15).

Sebagaimana AP salah satu siswa juga memaparkan kesulitan

ketika pembelajaran baca tulis Al Quran, sebagai berikut:

Kalau dalam pembelajaran BTA, saya merasa kesulitan pas

belajar nulisnya (W/S/AP/17-06-2016/11:05)

Sedangkan MK memaparkan kesulitannya, sebagai berikut:

Kesulitan saya di pelajaran BTA ini, ketika belajar huruf

hijaiyah dan cara pengucapannya (W/S/MK/17-06-

2016/11:10).

Page 75: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

60

Selain menulis dan pengucapan siswa juga masih sering kurang

faham akan tajwid, sebagaimana yang disampaikan guru, sebagai

berikut:

Siswa yang masih kurang dalam pemahaman tajwid juga

menjadi problematika, karena membaca Al Quran kan harus

sesuai tajwid (W/G/HT/09-06-2016/10:20).

Selanjutnya yang menjadi problem ketika pembelajaran BTA

karena kurangnya waktu untuk belajar. Jadwal yang digunakan untuk

pembelajaran BTA hanya seminggu sekali pada hari jumat sebelum

waktu duhur dan pembelajaran berlangsung kurang lebih satu

setengah jam saja. Kemudian ada lagi yang menjadi problem yaitu

kurangnya bimbingan di rumah dikarenakan orang tua yang cukup

sibuk dengan pekerjaan menjadikan anak mudah lupa dengan materi

yang disampaikan guru. Dari penjelasan tersebut sesuai dengan apa

yang dikemukakan oleh guru PAI, sebagai berikut :

Ada lagi mba yang menjadi hambatan bagi anak, ketika kurang

dalam perabaan untuk memahami tajwid anak jadi kesuitan

memahami tajwid mba, selain tajwid juga kurangnya waktu untuk

pembelajaran BTA sendiri karena hanya seminggu sekali dan

hanya kurang lebih satu setengah jam pembelajaran. Untuk orang

tuanya yang cukup sibuk maka anak masih kuarng bimbingan

dirumah jadi anak mudah lupa.(W/G/HT/09-06-2016/10:15).

Segala problematika yang dihadapi tentunya ada jalan untuk

dijadikan solusi Dalam pembelajaran BTA pada anak tunanetra solusi

yang diberlakukan guru untuk mengatasi problem siswa yang masih

memiliki kesulitan dalam hal perabaan, tajwid maupun cara menulis

ialah dengan memperbanyak latihan baik baca maupun menulis dengan

Page 76: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

61

memanfaatkan waktu luang atau jam kosong. Karena selain sebagai

solusi untuk memperbanyak latihan juga sebagai solusi kurangnya

waktu pembelajaran BTA. Jam pelajaran yang kosong dimanfaatkan

guru untuk mengajak siswa – siswinya untuk belajar membaca dan

menulis Al Quran Braille. Penjelasan tersebut sesuai dengan apa yang

dikemukakan guru PAI, sebagai berikut :

Karena waktu pembelajaran yang masih kurang maka

saya manfaatkan waktu luang seperti waktu usai tes misalnya

kan ada waktu luang sampai pengambilan raport mba, saya

gunakan untuk mengajak siswa belajar baca tulis Al Quran

(W/G/HT/09-06-2016/11:00).

Selain jam kosong, guru PAI juga mengadakan bimbingan sendiri

mengenai materi yang belum dipahami. Berikut penjelasannya:

Kalau ada siswa yang belum bisa, saya adakan bimbingan

sendiri mba ke siswa, jadi bisa membutuhkan waktu lebih dari

teman-temannya (W/G/HT/09-06-2016/11:00).

Guru PAI juga mengadakan lomba di pesantren kilat ketika bulan

ramadhan. Walaupun hadiah yang diberikan nilainya tidak seberapa

namun bisa menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar karena

siswa bersaing dalam hal yang positif, sebagaimana yang dikemukakan

oleh HT:

Pas puasa itu to mba, kan ada pesantren kilat, saya punya

inisiatif buat mengadakan lomba buat anak-anak. hadiahnya

ya ga seberapa mba tapi bisa menjadi motivasi tersendiri buat

siswa. Selain itu saya bisa punya waktu lebih untuk memberi

masukan materi kepada siswa (W/G/HT/09-06-2016/11:00).

Selain bimbingan, lomba dan memanfaatkan waktu luang guru PAI

juga memberikan cerita figur-figur yang berhasil sebagai motivasi

Page 77: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

62

siswa. Dan untuk memudahkan ketika penilaian HT sering bekerjasama

dengan guru lain. Sebagaimana pemaparan HT, sebagai berikut:

Solusinya ketika anak down ya saya kasih motivasi, terus

saya ceritakan sosok-sosok yang patut dicontoh, sebagai

dorongan semangat dan untuk membantu saya dalam

penilaian kadang saya minta tolong sama guru lain. saya juga

kasih reward bagi yang punya prestasi. Jadi mereka lebih

terpacu ketika belajar mba (W/G/HT/09-06-2016/11:05).

Page 78: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

63

BAB IV

ANALISIS DATA

Berdasarkan wawancara dan hasil observasi yang dilakukan di SLB

Wantuwirawan Salatiga terkait strategi guru PAI (tunanetra) dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra. Analisis ini di

dasarkan pada data-data hasil yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

yang menggambarkan kondisi konkrit yang ada di SLB Wantuwirawan

Salatiga. Peneliti merangkum beberapa bagian.

A. Strategi Guru Pendidikan Agama Islam (Tunanetra) dalam

Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB

Wantuwirawan Salatiga

Strategi adalah prosedur yang diterima dan dipakai dalam suatu

upaya untuk mencapai tujuan- tujuan tertentu, seperti pemecahan suatu

masalah (Kartono, 2000: 488). Sebagaimana yang dilakukan oleh guru

PAI di SLB Wantuwirawan Salatiga menerapkan menerapkan beberapa

prosedur agar materi bisa tersampaikan dengan baik khususnya dalam

penelitian ini pembelajaran baca tulis Al Quran. Beberapa prosedur

yang dilakukan guru PAI meliputi pembuatan RPP, materi, dan metode

yang disampaikan strategi yang digunakan guru PAI adalah strategi

yang berpusat pada peserta didik sebagaimana yang dijelaskan oleh

(Iskandarwasit dan Sunendar, 2015 :26) Strategi yang berpusat pada

peserta didik adalah strategi pembelajaran yang memberi kesempatan

Page 79: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

64

seluas – luasnya kepada peserta didik untuk aktif dan berperan dalam

kegiatan pembelajaran. Guru PAI di SLB Wantuwirawan memberikan

kebebasan kepada siswa untuk aktif berpendapat dan memberikan

waktu untuk mempraktekan langsung materi yang disampaikan seperti

membaca, menulis, dan mencari hukum tajwid dalam Al Quran.

Apalagi ketika kegiatan diskusi siswa dianjurkan untuk aktif dan

menemukan materi – materi terkait, maka pembelajaran semakin aktif

dan siswa lebih luas pengetahuannya.

Sebagai guru yang memiliki keterbatasan dalam melihat, guru PAI

memiliki cara tersendiri ketika memberikan materi kepada siswanya

yang juga memiliki keterbatasan dalam melihat. Meskipun guru PAI

memiliki keterbatasan dalam melihat (low visison), tetap berusaha agar

siswa siswinya mendapatkan pendidikan yang optimal khususnya dalam

penelitian ini mengenai pendidikan baca tulis Al Quran.

Strategi yang dijalankan guru PAI berkebutuhan khusus dengan

guru pada umumnya tentu memiliki beberapa perbedaan dalam

membawakan materi pembelajaran tapi juga ada beberapa kesamaan

sebagaimana guru lainnya. Dalam temuan penelitian ini guru PAI

terlebih dahulu mengatur posisi duduk antara guru dan siswa yang

selalu berdekatan, karena memang guru PAI tidak bisa memberikan

materi secara berjauhan, disebabkan keterbatasan melihat yang

dimilikinya. Posisi duduk yang berhadap – hadapan antara guru dengan

Page 80: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

65

siswa menjadi salah satu strategi guru PAI supaya apa yang akan

disampaikan lebih dimengerti siswa.

Siswa yang juga memiliki keterbatasan melihat lebih

mengandalkan indera pendengaran, indera pendengaran digunakan

untuk memperhatikan intruksi atau ceramah dari guru, maka

menggunakan posisi duduk yang berdekatan. Jika guru pada umumnya

bisa memantau siswa dari jarak jauh dan bisa sambil berjalan

mengelilingi kelas beda dengan guru PAI membutuhkan kedekatan

untuk memperhatikan siswanya dan lebih banyak duduk di tempat (di

dekat siswa).

Dari posisi yang selalu berdekatan inilah guru PAI menggunakan

sistem pembelajaran secara bergantian antara siswa satu dengan lainnya

dengan menyesuaikan kemampuan siswa, yang biasa dikenal dengan

prinsip individual. Prinsip individual merupakan kaidah pokok dalam

setiap jenis pembelajaran (baik pendidikan luar biasa maupun umum).

Guru dituntut untuk memerhatikan adanya perbedaan – perbedaan

individu. Selain adanya perbedaan – perbedaan umum seperti usia,

kemampuan mental, fisik, kesehatan, sosial, dan budaya, anak tunanetra

menunjukkan sejumlah perbedaan khusus yang menunjukkan sejumlah

perbedaan yang terkait dengan kebutaan. Maka adanya perbedaan

antara siswa low vision dan buta total (Putranto, 2015 :101).

Prinsip individual ini yang selalu digunakan dalam memberikan

pembelajaran, karena dengan prinsip ini guru menjadi lebih dekat

Page 81: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

66

dengan siswanya dan tentu lebih memudahkan ketika memberikan

materi. Jika pada umumnya guru PAI menggunakan sistem rombongan

belajar sebagai alternatif dalam memberikan materi tapi juga ada

beberapa yang menggunakan prinsip ini, tetapi guru PAI ini lebih sering

menggunakan prinsip individual selain bisa memanfaatkan kemampuan

melihat yang seadanya untuk memantau siswa juga lebih leluasa

menyampaikan materi dengan menyesuaikan kondisi siswa.

Metode yang digunakan dalam penyampaian materi pada

awalnya menggunakan metode ceramah. Metode ceramah adalah cara

penyampaian sebuah materi pelajaran dengan cara penuturan lisan

kepada siswa atau khalayak ramai. Metode ini dapat diikuti karena guru

menjelaskan dengan lisan dan siswa mendengarkan (Widjaya, 2012

:63). Alasan menggunakan metode ceramah bagi siswa tunanetra karena

siswa tunanetra mengandalkan indera pendengaran untuk memperoleh

segala informasi, kepekaan terhadap suara menjadi kelebihan tersendiri

bagi siswa tunanetra. Guru yang juga memiliki keterbatasan melihat

(low vision) pada dasarnya menggunakan metode seperti guru pada

umumnya, karena masih bisa melihat dari jarak kedekatan meskipun

hanya samar-samar. Metode ini diterapkan karena siswa tidak hanya

mengandalkan informasi dari buku bacaan saja, perlu penjelasan lebih

agar materi bisa tersampaikan dengan baik. Selain memberikan

penjelasan langsung kepada siswa juga mempermudah siswa

mendapatkan materi bagi yang masih kurang perabaan dalam membaca.

Page 82: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

67

Setelah mendapat materi siswa diminta untuk praktek baik menulis

maupun membaca dengan bimbingan guru satu per satu dengan tujuan

siswa mengenal langsung huruf braille dengan indera perabanya secara

perlahan.

Selain menggunakan metode ceramah juga menggunakan metode

diskusi sebagai alternatif penyampaian materi. Metode diskusi adalah

salah satu alternatif metode yang dapat dipakai oleh seorang guru

dikelas dengan tujuan dapat memecahkan suatu masalah berdasarkan

pendapat para siswa (Widjaya, 2012 :63). Alasan menggunakan metode

diskusi ini selain sebagai selingan kegiatan pembelajaran, juga

memberikan kesempatan siswa untuk aktif dan terlibat dalam proses

pembelajaran. Sebagaimana yang disampaikan oleh (Iskandarwasit dan

Sunendar, 2015 :26) Tujuan mengajar adalah membelajarkan peserta

didik. Strategi yang berpusat pada peserta didik adalah strategi

pembelajaran yang memberi kesempatan seluas – luasnya kepada

peserta didik untuk aktif dan berperan dalam kegiatan pembelajaran.

Menurut guru tersebut dengan menggunakan beberapa metode

yang diterapkan terhadap siswa sudah cukup efektif terbukti degan hasil

siswa sampai saat ini menunjukkan hasil yang baik, terbukti sekarang

siswa mampu membaca Al Quran dengan lancar dan bisa menghafal

surat-surat pendek.

Beberapa media yang digunakan ketika pembelajaran yaitu:

Page 83: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

68

1. Al Quran braille

Al Quran yang dimiliki saat ini ada dua set, jadi antara guru

dan siswa bisa sama – sama memegang Al Quran sehingga

pembelajaran menjadi lebih efektif. Al Quran braille adalah Al

Quran yang didalamnya menggunakan sisitem huruf braille. Huruf

braille adalah huruf sederhana dan praktis yang tampak menonjol

atau seperti timbul diatas kertas, jenis tulisan ini terdiri dari 6 titik

atau lubang serta dijadikan dua baris, masing-masing tiga titik dari

atas ke bawah (Putranto,2015:107).

Al Quran yang bercirikan satu jilid satu juz, tiga puluh juz tiga

puluh jilid. Cara membaca Al Quran sendiri berbeda dengan Al

Quran awas yaitu:

a. Membaca dengan meraba perlahan.

b. Membaca dari kiri ke kanan, berbeda dengan aksara arab Al

Quran awas dari kanan ke kiri.

c. Susunannya secara berurutan dari kiri ke kanan yaitu huruf,

harokat, dan seterusnya sampai ketemu tanda wakof.

d. Susunan surahnya sama dengan susunan Al Quran awas.

e. Huruf arab braille tertuang dalam kode titik. Titik-titik tersebut

merangkum semua huruf, harokat dan tanda wakof dalam Al

Quran.

(https://m.tempo.co/read/news/2015/06/24/155677877/mesin-

cetak-al-quran-braille-di-bandung-tertua-di-dunia(diakses pada

tanggal 11 Agustus pukul 10:11)

Page 84: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

69

Manfaat dari belajar Al Quran braille, kini siswa berani

membaca bersama dengan orang yang menggunakan Al Quran

awas (tidak minder). Selain itu siswa juga mampu menjuarai lomba

MTQ sekota Salatiga yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi

siswa, orang tua, maupun pihak sekolah.

2. Reglet

Alat tulis ini yang tidak bisa lepas dari siswa maupun guru.

Reglet atau yang biasa dikenal juga dalam bahasa Inggris sebagai

slate, adalah sebuah teknologi paling tua yang diciptakan untuk

membantu komunikasi bagi penderita tunanetra. Reglet digunakan

untuk membuat titik – titik timbul yang akan membentuk suatu

pola yang mengacu pada huruf – huruf braille. Benda ini yang

sangat membantu berkembangnya pelajaran di kalangan tunanetra

yang tidak dapat membaca secara normal.

(https:id.wikipedia.org/wiki/Reglet(Slate) diakses pada tanggal 11

Agustus 2016 pada pukul 10:05).

3. Buku braille

Buku braille adalah buku yang didalamnya menggunakan

huruf braille yaitu sejenis sistem tulisan sentuh yang digunakan

oleh orang buta. Buku ini merupakan media yang tidak bisa lepas

untuk anak tunanetra, karena memang alat bantu untuk

mendapatkan informasi salah satunya dengan buku braille dengan

Page 85: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

70

menggunakan indera peraba siswa. Buku braille biasanya

digunakan ketika awal akan mempelajari hukum tajwid. Caranya

guru PAI memberikan kepada siswa untuk dibaca kemudian guru

memberikan penjelasan terkait materi hukum tajwid.

B. Pelaksanaan, Problematika, dan Solusi dalam Pembelajaran

Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB

Wantuwirawan Salatiga

Pelaksanaan merupakan salah satu unsur strategi, apabila telah

merumuskan hal apa saja yang hendak dilakukan akan tiada artinya

bila tidak dilaksanakan. Sebagaimana menurut Darwis dkk (1998

:196) bahwa agar suatu susunan strategi dapat berfungsi maksimal

diperlukan tahapan atau rincian sebagai berikut yaitu perumusan

strategi, perencanaan tindakan dan implementasi. Implementasi inilah

menjadi dasar pelaksanaan dari segala persiapan tindakan dalam

proses pembelajaran. Proses belajar yang dilaksanakan tentu sesuai

dengan keadaan dan kebutuhan siswa sehingga siswa dapat mengikuti

pembelajaran dengan baik.

Pelaksanaan pembelajaran baca tulis ini seperti yang dijelaskan

seperti biasa pada sekolah pada umunya yaitu diawali dengan salam

sebagaimana orang muslim yaitu “assalamualaikum warrahmatullahi

wabarakatuh“ kemudian membaca doa sebelum belajar. Doa yang

dipimpin oleh salah seorang siswa secara bergantian setiap pertemuan.

Page 86: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

71

Setelah berdoa dan sebelum proses pembelajaran guru mengatur

posisi duduk siswa supaya lebih fokus ketika proses pembelajaran.

Posisi duduk siswa dibuat berdekatan dengan guru sehingga

menjadikan guru dan siswa lebih mudah berinteraksi. Apalagi, ketika

ada siswa mendapatkan giliran dalam membaca siswa tersebut duduk

berdekatan dengan guru supaya guru lebih fokus menilai hasil bacaan

para siswanya.

Pelaksanaan pembelajaran baca tulis Al Quran guru

memberlakukan tadarus dengan cara simakan. Satu per satu siswa di

bimbing ketika membaca Al Quran kata demi kata. Jika guru pada

umumnya membimbing ayat demi ayat beda dengan Al Quran braille

harus kata demi kata, karena Al Quran yang sifatnya ada spasi dari

tiap kata jadi membimbingnya pun juga kata demi kata.

Selanjutnya, siswa yang belum kebagian membaca, dianjurkan

untuk menyimak bacaan temannya. Kemudian guru meminta untuk

memberikan komentar dari hasil bacaan siswa yang sedang membaca.

Jika ada siswa yang masih belum bisa membaca karena tingkat

kemampuan yang berbeda – beda, selaku guru PAI berusaha

mengenalkan huruf hijaiyah sebagai dasar untuk memahami ayat suci

Al Quran. Maka dalam pelaksanaan ini guru PAI mengenalkan kepada

anak satu persatu karena tidak memungkinkan secara bersamaan

seperti kelas reguler yang dijelaskan lewat papan tulis kemudian

dibahas bersama. Tapi, di sini guru begitu sabar mengenalkan huruf

Page 87: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

72

hijaiyah kepada siswa secara bergiliran karena faktor keterbatasan

dalam melihat. Pembelajaran dilakukan secara perlahan karena sifat

dari huruf hijaiyah hampir sama dengan huruf abjad dalam braille, jadi

lebih memudahkan siswa. Selanjutnya siswa dikenalkan dengan

syakal baru bisa melanjutkan belajar tajwid. Jika siswa pada umumnya

bisa belajar huruf sekaligus syakal beda dengan siswa tunanetra, yang

belajar secara bertahap dalam waktu yang relatif lama sesuai dengan

kemampuan masing – masing siswa, tapi juga ada siswa yang begitu

cepat menerima materi yang disampaikan guru.

Setelah membaca siswa diminta untuk mencoba menulis ayat –

ayat dalam Al Quran, sebagai upaya untuk melatih kemampuan siswa

belajar menulis Al Quran dengan menggunakan reglet. Untuk

mengenalkan ayat dengan tulisan braille biasanya guru mendikte

siswa karena sifat huruf braille yang menggunakan kode titik satu,

titik dua dan seterusnya. Jika biasanya guru mengenalkan dengan

menulis di papan tulis, lain hal nya dengan Al Quran braille. Dengan

teknik mendikte ini guru lebih cenderung untuk duduk mendekat

dengan siswa agar apa yang disampaikan bisa dimengerti siswa.

Karena pada prinsipnya dalam pembelajaran baca tulis Al Quran ini

antara teori dan praktek berjalan secara bersamaan. Ketika

pembelajaran berlangsung setelah guru memberikan materi dan

contoh, siswa diminta praktek baik untuk membaca maupun menulis

ayat Al Quran.

Page 88: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

73

Selain membaca dan menulis, juga menerapkan sistem hafalan

bagi siswa, terutama surat – surat pendek dari An Nas sampai Ad

Dhuha. Jika siswa pada umumnya bisa menghafal beberapa ayat

dalam waktu yang relatif singkat, beda dengan anak tunanetra satu

ayat bisa memakan waktu satu bulan, tapi juga ada yang satu ayat bisa

hafal dalam satu hari, kembali kepada kemampuan masing-masing

siswa. Hasil hafalan disetorkan kepada guru setiap pertemuan kegiatan

baca tulis Al Quran. Pemberian motivasi kepada siswa baik ketika

sebelum dan sesudah proses pembelajaran menjadikan siswa lebih

semangat dalam belajar.

Di tengah jam pembelajaran guru juga mengajak siswa untuk

berdiskusi supaya siswa tidak merasa bosan. Biasanya siswa

mengeluh lelah karena membaca huruf braille yang mengandalkan

indera peraba (tangan), memberikan jeda untuk istirahat dengan

berdiskusi santai dengan siswa sekaligus sebagai hiburan siswa. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa dengan berdiskusi siswa cenderung

lebih senang dan antusias karena bisa bertukar pendapat dengan guru

maupun teman.

Setiap pelaksanaan pembelajaran baik guru maupun murid

memiliki beberapa problematika yang dapat menghambat selama

kegiatan belajar mengajar. Di SLB Wantuwirawan dalam

pembelajaran baca tulis Al Quran bagi anak tunanetra memiliki

beberapa hambatan diantaranya adalah:

Page 89: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

74

1. Siswa

Hambatan tersendiri bagi siswa salah satunya karena

keterbatasan dalam melihat. Dari keterbatasan tersebut maka siswa

harus menggunakan alat untuk belajar Al Quran, yaitu dengan Al

Quran Braille. Untuk dapat membaca dan memahami Al Quran

siswa tunanetra harus mengasah indera peraba supaya dapat

memahami Al Quran Braille tersebut. hambatan yang dialami siswa

ketika belajar Al Quran ialah sebagai berikut :

a. Masih kurang peka dalam perabaan.

b. Sedangkan dalam belajar menulis Al Quran problematika yang

dihadapi ialah tangan siswa yang masih tidak begitu kuat

menggunakan alat tulis reglet karena cara menulis dengan cara

menusuk – nusukan paku pada kertas.

c. Kesulitan menghafal tajwid, bagi siswa yang baru belajar Al

Quran braille mengalami kesulitan huruf dan cara pengucapan.

d. Siswa yang kadang kurang minat dalam membaca, sehingga

membuat siswa menjadi ketinggalan.

2. Guru

Guru PAI yang mengajar di sekolah SLB Wantuwirawan

Salatiga bukan lulusan asli pendidikan luar biasa jadi dalam

pembelajaran terkadang masih memerlukan strategi lebih untuk

memaksimalkan kegiatan pembelajaran. Selain bukan lulusan asli

pendidikan luar biasa guru PAI juga memiliki keterbatasan dalam

Page 90: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

75

melihat (low vision). Keterbatasan melihat yang dimiliki guru

menjadi kurangnya pemantauan guru terhadap aktivitas belajar

siswa dan penguasaan kelas.

3. Selain problematika dari siswa dan guru, terdapat problematika

terkait jam pembelajaran yang masih kurang, hanya seminggu

sekali. Jadi siswa sangat terbatas dan kurang maksimal sekali

ketika belajar.

Untuk menjawab segala problematika yang dihadapi ketika proses

pembelajaran, guru PAI mencoba mengambil solusi untuk mengatasi

hal – hal yang dapat menghambat proses pembelajaran, solusi yang

diambil sebagai berikut :

1. Memperbanyak latihan baca tulis Al Quran baik di sekolah

maupun di rumah, seperti yang dikemukakan oleh siswa yang

berinisial AP dan MK :

Untuk mengurangi kesulitan yang saya hadapi, ya itu saya

memperbanyak latihan supaya lebih lancar dalam baca tulis Al

Quran.

2. Guru sering memberikan motivasi sebagai pendorong siswa dalam

belajar supaya lebih semangat belajar Al Quran.

3. Guru PAI dalam pembelajaran juga sering bekerjasama dengan

guru lain untuk membantu memantau perkembangan hasil belajar

siswa.

Page 91: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

76

4. Guru memberikan reward untuk siswa yang memiliki prestasi,

sebagai alat untuk memberikan dorongan siswa belajar lebih giat

lagi

5. Menceritakan tentang figur – figur yang berhasil kepada siswa,

karena menurut dengan menceritakan hal yang menyenangkan

menjadi arti tersendiri bagi siswa, bahwa kelak siswa juga bisa

menjadi orang yang berhasil.

6. Memanfaatkan waktu luang untuk menambah pengetahuan siswa

tentang baca tulis Al Quran.

7. Mengadakan lomba di pesantren kilat. Ketika bulan Ramadhan

siswa tunanetra diajak untuk berlomba dalam mempelajari Al

Quran, ketika kegiatan pesantren kilat ini siswa diberikan tugas

dari guru untuk menghafal surat pendek. Selain menambah

semangat siswa, guru juga bisa mengetahui tingkat kemampuan

masing-masing siswa.

8. Guru PAI diikutsertakan dalam pelatihan – pelatihan tingkat kota

sebagai upaya menambah wawasan ketika memberikan materi

maupun pengetahuan lainnya serta dapat mengembangkan strategi

dan metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.

Page 92: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang Strategi Guru (Tunanetra) pada

Pembelajaran Baca Tulis Al Quran pada Anak Tunanetra di SLB

Wantuwirawan Salatiga dan kajian pustaka yang telah tersaji dalam karya

tulis ini, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran baca tulis Al Quran

pada anak tunanetra, guru PAI menggunakan strategi yang berpusat pada

peserta didik karena siswa diberi kebebasan untuk aktif berpendapat dan

memberikan waktu untuk mempraktekan langsung materi yang

disampaikan seperti membaca, menulis, dan mencari hukum tajwid dalam

Al Quran. Pembelajaran untuk anak tunanetra dalam baca tulis Al Quran

ini menggunakan prinsip individual dan lebih mendekat kepada siswa agar

materi dapat tersampaikan dengan baik. Metode yang digunakan sama

dengan guru lain yaitu metode ceramah, praktek, dan diskusi. Guru juga

memanfaatkan media untuk menunjang pembelajaran diantaranya ialah Al

Quran Braille, buku braille, dan alat tulis reglet.

Pelaksanaan pembelajaran Al Quran seperti biasa pada sekolah lain

yaitu diawali dengan salam dan dilanjutkan berdoa sebelum belajar. Pada

awal guru mengatur tempat duduk yang berdekatan antara siswa satu

dengan siswa lainnya supaya anak juga lebih bisa mendengar teman ketika

membaca dan ketika ada siswa yang mendapat giliran membaca maka

Page 93: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

78

guru duduk didekat siswa untuk lebih mempermudah dalam penilaian.

Pertama materi yang diberikan kepada siswa adalah tentang pengenalan

huruf hijaiyah , dilanjutkan dengan syakal, dan ilmu tajwid sebagai dasar

siswa untuk dapat membaca Al Quran. Selain membaca anak tunanetra

juga disuruh menghafal surat – surat pendek dan disetorkan kepada guru

tiap kali masuk pembelajaran baca tulis Al Quran. Dalam pembelajaran

baca tulis Al Quran guru juga menerapkan tadarus bersama dengan sistem

simakan dengan membimbing satu per satu dan per kata. Disela – sela

pembelajaran guru mengadakan diskusi ringan supaya siswa tidak merasa

bosan ketika pembelajaran.

Problematika yang dihadapi guru adalah kurangnya pemantauan

terhadap siswa karena keterbatasannya dalam melihat. Selain itu ketika

siswa masih kurang peka dalam perabaan, tangan yang kurang kuat untuk

menekan alat tulis reglet dan anak yang masih belum bisa huruf braille.

Kurangnya waktu untuk kegiatan pembelajaran baca tulis Al Quran, hal

tersebut menjadi hambatan tersendiri baik guru maupun siswa membuat

penyampaian materi dan waktu latihan yang kadang belum tercapai

maksimal.

Solusi yang diambil guru PAI untuk meminimalkan hambatan

pembelajaran diantaranya memperbanyak latihan baik membaca maupun

menulis, selalu memberikan motivasi, memberikan reward untuk siswa

yang berprestasi sebagai dorongan untuk siswa belajar lebih giat lagi,

bekerjasama dengan guru lain dalam pemantauan ketika pembelajaran,

Page 94: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

79

mengadakan lomba ketika pesantren kilat sebagai jam tambahan juga

untuk mengetahui prestasi siswa, guru PAI yang bukan lulusan asli

pendidikan luar biasa sering diikutsertakan pelatihan – pelatihan tingkat

kota maupun provinsi.

B. Saran

Setelah mengumpulkan data, menganalisa, dan menyajikan dalam

karya tulis ini, penulis menganggap perlu memberikan saran bagi strategi

dalam pembelajaran baca tulis Al Quran pada anak tunanetra di SLB

Wantuwirawan, yaitu :

1. Sebaiknya menambah guru PAI supaya proses pembelajaran menjadi

lebih efektif.

2. Menambah jam pembelajaran baca tulis Al Quran supaya anak jadi

lebih leluasa untuk mengembangkan potensi membaca maupun

menulis Al Quran.

3. Adanya kerjasama lebih antar guru supaya pembelajaran menjadi

lebih terpantau.

4. Diadakannya kerjasama kepada orang tua dengan menggunakan buku

penghubung, supaya guru maupun orang tua mengetahui

perkembangan prestasi siswa.

Page 95: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

80

DAFTAR PUSTAKA

Ahsin. Bimbingan Praktis Menghafal Alquran. Bumi Aksara. Jakarta:1994

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Suatu Penelitian Suatu Pendekatan. Rineka Cipta.

Jakarta:2002

Asdiqoh, Siti. Etika Profesi Keguruan. Trust Media Publising. Yogyakarta: 2013

Daradjat, Zakiah. Ilmu Pendidikan Islam. Bumi Aksara. Jakarta: 2011

Darwis, Djamaluddin dkk. Proses Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam

Disekolah Eksistensi. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

bekerjasama Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 1998

Emzir,Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data, PT Rajagrafindo Persada,

Jakarta Utara: 2011.

Fathurrohman Muhammad, Sulistyorini. Belajar&Pembelajaran. Teras.

Yogyakarta:2012

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta: 2011

Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Konsep dan Strategi. CV Mandar Maju.

Bandung: 1991

Iskandarwassid, Dadang Sunendar. Strategi Pembelajaran Bahasa. PT Remaja

Rosdakarya. Bandung:2015

Khaeruddin, Mahfud Junaedi. KTSP.Pilar Media. Jogjakarta: 2007

Khaled, Amr. Karunia Beribadah. Zaman. Jakarta: 2011

Kosasih, E. Cara Bijak Memahami Anak Berkebutuhan Khusus. Yrama Widya.

Bandung:2012

Kurinasih, Imas. Sani, Berlin. Implementasi Kurtilas Konsep dan Penerapan.

Kata Pena. Surabaya:2014.

Page 96: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

81

Madjid, Abdul. Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, PT Remaja

Rosda Karya, Bandung: 2012

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Bandung:2009

Muslich, Masnur. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kotekstual. PT

Bumi Aksara. Jakarta: 2008

Purwanta, Edi. Modifikasi Perilaku Alternatif Penanganan Anak Berkebutuhan

Khusus. Pustaka Pelajar. Yogyakarta: 2012

Putranto, Bambang. Tips Menangani Siswa yang Membutuhkan Perhatian

Khusus. Diva Press. Yogyakarta:2015

Santoso, Budi Satmoko. Sekolah Alternatif. Diva Press. Jogjakarta: 2010

Somantri, Sutjihati. Psikologi Anak Luar Biasa. PT Refika Aditama. Bandung:

2006

Sriyanti, Lilik dkk. Teori – Teori Belajar. Salatiga: 2013

Sukiman. Pengembangan Media Pembelajaran. PT Pustaka Insan Madani.

Yogyakarta:2012

Suryabrata, Sumadi. Metodologi Penelitian. Raja Grafindo Persada. Jakarta:2003

Sutikno, Sobry. Metode & Model – Model Pembelajaran. Holistica. Lombok:

2014

Suyanti Dwi, Retno. Strategi Pembelajaran Kimia. Graha Ilmu. Yogyakarta:

2010.

Tohirin. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. PT Rajagrafindo

Persada. Jakatrta:2008

Wardhana, Arya Wisnu. Alquran dan Energi Nuklir. Pustaka Pelajar.

Yogyakarta:2009.

Page 97: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

82

Widjaya, Ardhi. Seluk Beluk Tunanetra dan Strategi Pembelajarannya.

Javalitera. Jogjakarta:2012

(http://asrofudin.blogspot.co.id/2010/05/tujuan-dan-fungsi-mapel-quran-

hadits.html

(https:id.wikipedia.org/wiki/Reglet(Slate)

(https://m.tempo.co/read/news/2015/06/24/155677877/mesin-cetak-al-quran-

braille-di-bandung-tertua-di-dunia)

Page 98: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

83

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Milkhatunnikmah

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kab. Semarang, 5 Juli 1994

3. Jenis Kelamin : Perempuan

4. Alamat : Dsn. Bejiwetan RT 03 RW 04,

Ds Kalibeji, Kec. Tuntang, Kab. Semarang

5. Riwayat Pendidikan :

a.TK Mekarsari : 1998-2000

b.SD N Rowoboni 02 : 2000-2006

c.SMP N 1 Salatiga : 2006-2009

d.SMA N 3 Salatiga : 2009-2012

e.IAIN Salatiga : 2012-2016

6. Pengalaman Organisasi

Konselor Sebaya PIK (Pusat Informasi Konseling) SAHAJASA, Biro Tazkia,

IAIN Salatiga

7. Motto : Keberanian adalah kesabaran

mengahadapi kesulitan dan penderitaan

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Salatiga, 31 Agustus 2016

Penulis

Milkhatunnikmah

NIM. 111-12-068

Page 99: STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (TUNANETRA) …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/1500/1/skripsi milkha pai_2.pdfdoa, semangat dan bimbingannya hingga saat ini. Sehingga aku

84