stogma

35
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3,1 Hasil Praktikum

Upload: phillip-scott

Post on 18-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

wmn he sndhayu asnbhj snahv znhdv nasj snav msbjf nshja sndj nsaj

TRANSCRIPT

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN3,1 Hasil Praktikum

Keterangan :EnamelDentinTanduk PulpaRuang PulpaSaluran

3.2 Pembahasan

EnamelEnamel adalah jaringan terkeras dari gigi dan merupakan sistem biologis kompleks yang dibentuk oleh sel-sel ameloblast. Email gigi berguna untuk memotong makanan menjadi partikel yang kecil agar dapat dicernakan secara efektif oleh enzim pencernaan. Ketebalan dan kepadatannya mempengaruhi permukaan mahkota gigi. Hal ini membentuk lapisan pelindung dengan ketebalan yang berbeda (1,0-2,5 mm) pada setiap area gigi. Lapisan email yang paling tebal terdapat pada permukaan insisal dan oklusal gigi dan semakin menipis hingga ke pertemuan cementoenamel junction. Kepadatan email adalah sekitar 2,9 g/cm3. Email mengandung hidroksiapatit yang memberikan kekerasan pada gigi, sehingga gigi dapat bertahan lebih lama apabila dijaga dengan baik. Kekerasan email juga semakin berkurang apabila mendekati ke arah dentin. Hal ini disebabkan komponen anorganik pada dentin dan sementum lebih rendah dari email. (Abidin, 2011)

Struktur EmailSecara struktural enamel terdiri atas jutaan enamel rod atau prisma yang merupakan struktur komponen terluas. Struktur ini berubah-ubah jumlahnya dari kira-kira 5 juta pada insisivus mandibula sampai sekitar 12 juta pada molar maksila. Prisma ini memanjang dari arah perbatasan enamel dan dentin ke permukaan enamel, serta saling mengikat satu sama lain. Pada potongan melintang tampak seperti keyhole yang terdiri atas kepala dan ekor. Arah prisma ke permukaan tidak lurus melainkan bergelombang. Pada bagian kepala prisma terdapat prism sheath yang di dalamnya terdapat kristal hidroksiapatit. Sumbu kristal sejajar dengan arah prisma di dasar prisma dan tampak memanjang di ujung prisma. Di antara kristal terdapat celah berisi matriks yang sukar diamati sebab terdiri dari zat berupa gel yang tidak berstuktur. Bentuk gel tersebut memungkinkan matriks mengikat kristal. Di antara kristal juga terdapat cross striations dan di bagian lebih luar terdapat striae of retzius yang arahnya dari perbatasan enamel-dentin ke permukaan bersudut tajam. (Abidin, 2011).Gambar struktur enamel

Komposisi EnamelEmail gigi merukapan jaringan yang paling termineralisasi dan merupakan struktur kristalin yang terdiri dari komponen anorganik 93-95%, komponen organik 1% dan air sekitar 4% yang diukur dari beratnya. Secara mikroskopis, sebagian besar struktur email tersusun oleh kristalit anorganik yaitu kristal hidroksiapatit (Ca10(PO4)6(OH)2) dengan pola orientasi yang khas. Komposisi ini membuat sifat email gigi mirip seperti keramik. Secara rinci Carlstom (1964) menyusun komposisi mineral anorganik dalam jumlah terbesar yaitu Ca, PO4, CO2, Na, Mg, Cl dan K sedangkan dalam jumlah kecil yaitu F, Fe, Mn, Ag, Zn. Ion kalsium dan fosfat merupakan komponen anorganik yang penting dalam kristal hidroksiapatit. Garam-garam mineral organik tersusun dalam bentuk jaringan-jaringan kecil yaitu terdiri dari: - keratin (pseudokeratin) : C4H9N3O2 - protein : enamelins, amelogenins dan albumin. - Kolagen : Hydroxyproline, C5H9O3N - lemak : CH3(CH2)2CO2H - asam-asam amino lainnya. : Aspartic acid, Threonine, Serine, Glutamic acid, Proline, Glycine, Alanine, Valine, Methionine, Isoleucine, Leucine, Tyrosine, Phenylalanine, Lysine, Histidine, Arginine. (Abidin, 2011)

DENTINDentinmerupakan struktur penyusun gigi yang terbesar. Jaringan ini jauh lebih lunak dibandingkan email karena komposisi material organiknya lebih banyak dibandingkan email yaitu mencapai 20 %, di mana 85 % dari material organik tersebut adalah kolagen. Sisanya adalah air sebanyak 10 % dan material anorganik 70 %. Dentin berwarna kuning terang yang terlihat radiolucent daripada enamel dan merupakan bagian terbesar dari gigi: Ruang pulpa terletak pada permukaan dalam dentin Lebih keras dari tulang tetapi lebih lunak dibandingkan enamel Mempunyai kemampuan tetap tumbuh dan memperbaiki(Abidin, 2011)

Struktur-Struktur Dentin adalah :Tubulus-Tubulus Dentin Canal yang terdapat pada jaringan dentin Berjalan dari pulpa ke perifer

Interglobular Space Daerah yang tampak sebagai bercak-bercak hipokalsifikasi Pada sediaan gosok nampak sebagai bercak hitam yang berderet pada daerah di sekitar dentino enamel junction Tomes Granular Layer Bintik-Bintik hipokalsifikasi halus pada daerah-daerah perbatasan antara dentin dengan sementum

Garis Owen / Ebner Cross sections dalam dentin tubulus Identik dengan garis-garis retzius Dalam beberapa keadaan garis ebner jelas. (Abidin, 2011)Dentin merupakan komponen terbesar jaringan keras gigi. Di daerah mahkota ditutupi oleh email, sedangkan di daerah akar oleh sementum. Secara internal, dentin membentuk dinding rongga pulpa. Dentin tersusun atas bahan anorganik (70% berat), yang sebagian besar adalah hidroksi apatit, dua puluh persen bahan organik, yang sebagian besarnya (90%) adalah serabut kolagen, dan air, 10%. Sebagian besar kolagen adalah kolagen tipe 1 walaupun kadang-kadang terdapat sedikit tipe V. Matriks yang bukan kolagen antara lain terdiri atas fosfoprotein, proteoglikan, protein yang mengandung g-karboksiglutamat, faktor pertumbuhan, dan lipid. Dentin intertubular adalah dentin yang terletak diantara cincin dentin peritubulus dan membentuk keseluruhan badan (bulk) dentin. Matriks organiknya terutama terdiri atas serat kolagen. Dentin interglobular adalah suatu matriks organik yang tetap tidak termineralisasi karena globulus yang akan menjadi termineralisasi gagal mengadakan koalesen. Hal sering terjadi pada dentin sekeliling pulpa. Daerah dentin inter-globulus yang luas merupakan tanda khas pada anomali dental tertentu. (hipofosfatasia, dan riketsia). Dentin peritubular, dentin yang melapisi tubulus. Dentin peritubular menjadi lebih besar, secara bertahap mengisi tubulus dengan material terkalsifikasi, yang melaju dari pertautan dentin ke arah pulpa. (Abidin, 2011)

Perbedaan dentin peritubular dan dentin intertubular:Dentin peritubular mempunyai matriks organik dengan serabut kolagen lebih sedikit daripada dentin intertubular, dentin peritubular lebih bermineral dan lebih keras. Bila pulpa bertambah tua, deposisi dentin peritubular yang terus-menerus dapat melenyapkan tubuli dentin disebelah perifer. Pelenyapan tubuli ini menghasilkan pembentukan dentin sklerotik, yang kelihatan seperti kaca di bawah pancaran sinar. Sklerosis mengurangi permeabilitas dentin dan dapat digunakan sebagai mekanisme pelindung pulpa. Rangsangan ringan yang berlangsung sebentar dapat mempercepat produksi dentin peritubular, dapat menghasilkan sklerosis di bagian perifer, jadi dapat mengurangi permeabilitas dentin dan menaikkan perlindungan pulpa. (Abidin, 2011)Oleh dentinogenesis, odontoblas terlibat dalam pembentukan gigi dan perlindungan pulpa dari rangsangan yang membahayakan. Untuk memenuhi fungsi formatif dan protektif pulpa, odontoblas menumpuk dentin primer, sekunder, dan reparatif. (Abidin, 2011) Dentin PrimerDentin primer disusun sebelum erupsi gigi dan dibagi ke dalam dentin mantel dan dentin sirkumpulpal. Dentin mantel, lapisan pertama dentin mengapur, ditumpuk pada email, dan merupakan sisi dentin pada pertemuan dentin-email. Dentin sirkumpulpal adalah dentin yang dibentuk setelah lapisan dentin mantel. Dentin primer memenuhi fungsi formatif pertama pulpa. Dentin sklerotik adalah dentin primer yang telah berubah komposisi akibat usia atau iritasi kronis ringan (misalnya karies yang berkembang lambat). Dentin sklerosis akibat usia disebut dentin sklerosis fisiologis dan akibat iritasi ringan disebut dentin sklerosis reaktif. Dentin ini sering dapat dilihat dalam radiograf sebagai daaerah yang lebih radioopak didalam tubulus berbentuk dentin tersier, dentin yang terbentuk sebagai respons terhadap iritasi (dikatakan juga dentin iritatif, dentin reparatif, atau dentinal bridge). (Abidin, 2011) Dentin SekunderDentin sekunder disusun setelah erupsi gigi. Dapat dibedakan dari dentin primer karena tubuli membengkok tajam dan menghasilkan suatu garis demarkasi,menurut Provenza. Dentin sekunder ditumpuk secara tidak rata pada dentin primer dengan suatu kecepatan rendah dan mempunyai pola inkremental dan struktur tubular kurang teratur dibandingkan dengan dentin primer.Misalnya,dentin sekunder ditumpuk dalam kuantitas lebih besar pada dasar dan atap ruang pulpa daripada pada dinding pulpa.Deposisi yang tidak rata ini menerangkan pola reduksi kamar pulpa dan tanduk pulpa kalau gigi menua.Deposisi dentin sekunder ini melindungi pulpa. Dentin sekunder merupakan deposisi dentin setelah selesainya pembentukan dentin primer dan terjadi secara fisiologis. (Abidin, 2011) Dentin ReparatifSuatu lapisan dentin yang terbentuk diantara dentin dan pulpa, merupakan pelindung tambahan bagi odontoblas dan sel-sel lain di dalam pulpa karena bertambahnya jarak antara pulpa dengan rangsang tang merusak tersebut. Dentin reparatif juga dikenal sebagai dentin iregular atau dentin tersier, disusun oleh pulpa sebagai salah suatu respon protektif terhadap rangsangan yang membahayakan. Rangsangan ini dapat diakibatkan karies,prosedur operatif, reparatif ditumpuk pada daerah yang dipengaruhi pada kecepatan yang meningkat pada rata-rata 15m tiap hari. Kecepatan, kualitas dan kuantitas dentin reparatif yang ditumpuk tergantung dari keparahan dan lamanya kerusakan pada odontoblas dan biasanya dihasilkan oleh odontoblas pengganti. Jika suatu rangsangan ringan dikenakan pada odontoblas untuk periode waktu yang panjang. Seperti abrasi, dentin reparatif mungkin ditumpuk pada suatu kecepatan lebih lambat. Jaringan ini ditandai oleh tubuli yang tidak teratur. Sebaliknya, suatu lesi karies yang agresif atau suatu rangsangan yang mendadak lain akan merangsang produksi dentin reparatif dengan tubuli yang lebih sedikit dan lebih tidak teratur. Bila odontoblas mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, odontoblas yang hancur akan meninggalkan tubulu kosong yang disebut dead tract kecuali kalau pulpa terlalu atrofik. Karena dentin reparatif mempunyai lebih sedikit tubuli, meskipun kurang bermineral, akan merintangi masuknya produk yang membahayakan ke dalam pulpa. Bila karies berkembang dan bila lebih banyak odontoblas mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki, lapisan dentin reparatif menjadi lebih atubular dan dapat diperbaiki, lapisan dentin reparatif menjadi lebih atubular dan dapat mempunyai inklusi (inclusion) sel, yaitu odontoblas yang terjebak. Inklusi seluler tidak umum pada gigi manusia. Pada penghilangan karies, sel mesenkim daerah kaya-sel berkembang menjadi odontonblas untuk mengganti yang mengalami nekrosis. Odontoblas yang baru terbentuk ini dapat menghasilkan dentin yang teratur atau suatu dentin amorfus, pengapurannya jelek dan permeabel. Daerah demarkasi antara dentin sekunder dan dentin repartif disebut garis kalsiotraumatik. (Abidin, 2011)

PulpaPulpa gigi adalah bagian di tengah-tengah gigi yang terdiri dari jaringan hidup yaitu jaringan ikat dan sel yang disebut odontoblast. Pulpa gigi merupakan bagian dari kompleks dentin pulpa (endodontium). Vitalitas kompleks pulpa dentin, baik selama kesehatan dan setelah cedera, tergantung pada aktivitas sel pulpa dan proses signaling yang mengatur perilaku sel (Bath-Balogh & Fehrenbach, 2011).Pulpa gigi adalah jaringan lunak yang terletak di tengah-tengah gigi. Jaringan ini adalah jaringan pembentuk, penyokong, dan merupakan bagian integral dari dentin yang mengelilinginya. Ukuran serta bentuk pulpa ini dipengaruhi oleh tahap perkembangan giginya, yang terkait dengan umur pasien. Tahap perkembangan gigi juga berpengaruh pada macam terapi pulpa yang diperlukan jika misalnya pulpa terkena cedera (Walton & Mahmoud, 2008).Umumnya, garis luar jaringan pulpa mengikuti garis luar bentuk gigi. Bentuk garis luar ruang pulpa mengikuti bentuk mahkota gigi dan bentuk garis luar saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi dalam rongga pulpa berasal dari jaringan mesenkim dan mempunyai berbagai fungsi, yaitu sebagai pembentuk, sebagai penahan, mengandung zat-zat makanan, mengandung sel-sel saraf atau sensori (Walton & Mahmoud, 2008).Pulpa menurut Walton & Mahmoud (2008) terdiri dari beberapa bagian, yaitu :1. Ruang atau rongga pulpa, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian tengah korona gigi dan selalu tunggal. Sepanjang kehidupan pulpa gigi mempunyai kemampuan untuk mengendapkan dentin sekunder, pengendapan ini mengurangi ukuran dari rongga pulpa.2. Tanduk pulpa, yaitu ujung dari ruang pulpa.3. Atap kamar pulpa, terdiri dari dentin yang menutup kamar pulpa sebelah oklusal atau insisisal.4. Dasar pulpa, yaitu bagian terdasar dari kamar pulpa yang berwarna lebih gelap dari daerah di sekitarnya.5. Saluran pulpa atau saluran akar, yaitu rongga pulpa yang terdapat pada bagian akar gigi. Pada kebanyakan kasus, jumlah saluran akar sesuai dengan jumlah akar, tetapi sebuah akar mungkin mempunyai lebih dari sebuah saluran.6. Foramen apikal, yaitu ujung dari saluran pulpa yang terdapat pada apeks akar berupa suatu lubang kecil.7. Supplementary canal. Beberapa akar gigi mungkin mempunyai lebih dari satu foramen, dalam hal ini, saluran tersebut mempunyai 2 atau lebih cabang dekat apikalnya yang disebutmultiple foramina / supplementary canal.8. Orifice, yaitu pintu masuk ke saluran akar gigi. Saluran pulpa dihhubngkan dengan ruang pulpa. Adakalanya ditemukan suatu akar mempunyai lebih dari satu saluranpulpa, misalnya akar mesio-bukal dari M1 atas dan akar mesial dari M1 bawah mempunyai 2 saluran pulpa yang berakhir pada sebuah foramen apikal.

Gambar 2. Pembagian bagian-bagian pulpa

Di dalam pulpa terdapat berbagai jenis sel, yaitu :1. Odontoblas, yaitu sel pulpa yang paling khas. Sel ini membentuk lapisan tunggal di perifernya dan mensintesis matriks yang kemudian termineralisasi dan menjadi dentin. Odontoblas adalah sel akhir yakni tidak mengalami lagi pembelahan sel. Odontoblas terdiri atas dua komponen struktural dan fungsional utama yakni badan sel dan prosesus sel.2. Preodontoblas. Odontoblas baru dapat tumbuh setelah odontoblas yang lama hilang akibat cedera. Namun tumbuhnya odontoblas baru hanya bisa terjadi jika pada zona kaya akan sel telah ada preodontoblas. Preodontoblas adalah sel yang telah terdiferensiasi sebagian sepanjang garis odontoblas. Preodontoblas ini akan bermigrasi ke tempat terjadinya cedera dan melanjutkan diferensiasinya pada tempat tersebut.3. Fibroblast, adalah tipe sel yang paling umum terlihat dalam jumlah paling besar di pulpa mahkota. Sel ini menghasilkan dan mempertahankan kolagen serta zat dasar pulpa dan mengubah struktur pulpa jika ada penyakit. Akan tetapi, tidak seperti odontoblas, sel ini mengalami kematian apoptosis dan diganti jika perlu oleh maturasi dari sel yang kurang terdiferensiasi.4. Sel cadangan. Sel ini merupakan sumber bagi sel jaringan ikat pulpa. Sel precursor ini ditemukan di zona kaya akan sel dan inti pulpa serta dekat sekali dengan pembuluh darah. Tampaknya, sel-sel ini merupakan sel yang pertama kali membelah ketika terjadi cedera.5. Sel-sel sistem imun. Makrofag, limfosit T, dan sel dendritik juga merupakan penghuni seluler yang normal dari pulpa. Sel dendritik dan prosesusnya ditemukan di seluruh lapisan odontoblas dan memiliki hubungan yang dekat dengan elemen vaskuler dan elemen saraf. Sel-sel ini merupakan bagian dari sistem respons awal dan pemantau dari pulpa. Sel ini akan menangkap dan memaparkan antigen terhadap sel T residen dan makrofag (Walton & Mahmoud, 2008).

Anatomi pulpa mahkotaBentuk masing-masing ruang pulpa berhubungan langsung dengan bentuk keseluruhan dari gigi, dengan demikian bentuk pulpa bersifat individu untuk setiap gigi. Jaringan pulpa yeng terdapat di dalam ruang pulpa memiliki dua divisi utama, yaitu mahkota pulpa (pulpa koronal) dan akar pulpa (pulpa radikular). Mahkota pulpa terdapat di dalam mahkota gigi. Perpanjangan yang lebih kecil dari mahkota pulpa ke dalam cusp dari gigi-gigi posterior disebut tanduk pulpa. Tanduk pulpa ini pada gigi permanen khususnya menonjol di bawah buccal cusp pada premolar dan mesiobuccal cusp pada molar. Tanduk pulpa tidak terdapat pada gigi-gigi anterior (Bath-Balogh, 2006). Pulpa mahkota memiliki enam permukaan yaitu oklusal, mesial, distal, buccal, lingual dan dasar. Pulpa menjadi lebih kecil seiring bertambahnya usia karena deposisi terus menerus dentin. Hal ini tidak seragam di seluruh pulp koronal tetapi berlangsung lebih cepat di dasar pulpa daripada di bagian atas pulpa atau di samping pulpa (Bath-Balogh, 2006).Bagian tengah antara mahkota pulpa dan akar pulpa berisi batang saraf besar dan pembuluh darah. Daerah ini mempunyai empat lapisan (dari yang terdalam hingga terluar): 1. Inti pulpa, yang berada di tengah dari ruang pulpa dengan banyak sel dan pembuluh darah.2. Zona kaya sel, yang berisi fibroblas dan sel mesenkimal yang tidak berdiferiensiasi. 3. Sel zona bebas (zona Weil) yang kaya di kedua kapiler dan jaringan saraf. 4. Lapisan Odontoblast, lapisan terluar yang berisi odontoblasts dan terletak di sebelah predentin dan dentin yang matang. Sel yang ditemukan dalam pulpa gigi termasuk fibroblas (sel utama), odontoblasts, sel-sel pertahanan seperti histiosit, makrofag, granulosit, sel mast, dan plasma sel (Nanci, 2007). Anatomi pulpa akarAkar pulpa adalah bagian dari pulpa yang terdapat di daerah akar gigi. Akar pulpa/ radicular pulp/ root canal atau pulp canal. Akar pulpa memanjang dari bagian cervix gigi sampai ke apex gigi. Pada bagian apex terdapat lubang yang disebut dengan foramen apikal. Lubang ini dikelilingi oleh cementum dan memungkinkan arteri, vena, limfatik, dan nervus untuk masuk dan keluar dari pulpa dari ligament periodontal (Bath-Balogh, 2006). Foramen apikal adalah bagian terakhir dari gigi yang terbentuk setelah mahkota gigi erupsi ke dalam rongga mulut. Pada perkembangan gigi, ukuran foramen besar dan terletk di tengah. Seiring dengan gigi yang semakin dewasa, foramen menjadi lebihkecil diameternya. Foramen biasanya terdapat pada apex akar. Jika ada lebih dari satu foramen yang terlihat pada akar, yang terebesar adalah foramen apical dan sisanya dianggap sebagai foramen aksesoris (Bath-Balogh, 2006).Ruang pulpa makin lama makin mengecil secara asimetris, akibat produksi dentin yang berkesinambungan, walaupun terjadinya lebih lambat. Pada prinsipnya, tinggi tanduk pulpa dan ukuran kamar pulpa secara keseluruhan ,menjadi berkurang. Pada gigi molar, dimensi apiko oklusal lebih banyak berkurang dibanding mengecilnya dimensi mesio distal. Pengurangan ukuran ruang pulpa yang cukup banayak ini secara klinis sangat penting dan dapat menyebabkan kesukaran dalam menentukan, membersihkan, dan membentuk sistem saluran akar (Walton, 2008).Anatomi saluran bervariasi. Variasi ini tidak hanya terjadi pada gigi yang berbeda macamnya, melainkan juga pada gigi yang semacam. Walaupun paling sedikit ada satu saluran akar tiap akar, ada juga sejulah akar yang memiliki lebih dari satu saluran, ada yang ukurannya sama tetapi adapula yang ukurannya berbeda. Memahami dengan baik dan mengapresiasi semua aspek dari anatomi saluran akar merupakan prasyarat yang sangat penting dalam melakukan perawatan saluran akar. Variasi dalam ukuran dan lokasi foramen apikalis mempengaruhi banyaknya pasokan darah ke dalam pulpa dan hal ini bisa terganggu manakala terjadi trauma pada giginya. Dalam situasi seperti ini, pulpa gigi yang mudah dan belum berkembang sempurna, memiliki prognosis lebih baik ketimbang gigi yag telah matang (Walton, 2008).

Fungsi pulpaPulpa gigi dan dentin memiliki hubungan timbal balik yang membuat keduanya saling bergantung satu sama lain. Dalam hal ini, fungsi pulpa terbagi atas 5 fungsi utama, yaitu fungsi induktif, formatif, nutritif, defensif, dan sensitif (Grossman, 1998).

Fungsi induktifPeran utama dari pulpa adalah untuk berinteraksi dengan sel epitel rongga mulut dan menyebabkan terjadinya diferensiasi dari dental lamina yang berujung pada pembentukan enamel organ. Pulpa juga berinteraksi dengan enamel organ yang tengah berkembang untuk menetukan jenis dari gigi (Rao, 2009).Jaringan pulpa berpartisipasi dalam memulai dan perkembangan dentin, yang bila terbentuk, akan mengarah pada pembentukan enamel. Kejadian-kejadian ini merupakan kejadian yang saling bergantung dalam arti bahwa epitel enamel akan menginduksi diferensiasi odontoblas, dan odontoblas serta dentin menginduksi pembentukan enamel. Interaksi epitel-mesenkim seperti itu adalah esensi dari pembentukan gigi (Walton, 2009).

Fungsi formatifOdontoblas membentuk dentin. Sel yang sangat special ini berpartisipasi dalam pembentukan dentin dalam tiga cara (Walton, 2009):a. Melalui sintesis dan sekresi matriks anorganik.b. Melalui pengangkutan komponen anorganik ke matriks yang baru terbentuk di saat-saat awalnya.c. Melalui penciptaan lingkungan yang memungkinkan mineralisasi matriks.Pada awal perkembangan gigi, dentinogenesis primer pada umumnya merupakan proses yang berlangsung dengan cepat. Setelah terjadi maturasi gigi, pembentukan dentin berlangsung dengan lebih lambat dan kurang simetris (dentinogenesis sekunder). Odontoblas juga mampu membentuk dentin sebagai respon terhadap jejas, contohnya yang terjadi pada karies, trauma, atau pemakaian restorasi (Walton, 2009).

Fungsi nutritiveJaringan pulpa memasok nutrient yang sangat penting bagi pembentukan dentin (misalnya dentin pretubuler) dan hidrasi melalui tubulus dentin (Walton, 2009). Pembuluh darah mentranspor nutrient dari aliran darah ke sel-sel pada pulpa dan odontoblas. Darah yang terdapat pada pulpa gigi baru saja melewati jantung 6 detik sebelumnya (Scheid, 2001).Pulpa gigi merupakan jaringan hidup dengan suplai darah dan menerima nutrient dari aliran darah. Nutrient paling banyak masuk dari tubulus dentin melalui proses odontoblastik dan dapat dibawa hingga mencapai dentioenamel junction dan dentinocemental junction. Perlu diketahui bahwa fungsi nutritif dari pulpa dan nutrisi seseorang secara umum tidak dapat dikatikan dengan ada tidaknya karies. Karies merupakan penyakit yang dimulai dari luar permukaan gigi dan prosesnya sama sekali beda pada dasarnya (Melfi & Alley, 2000).

Fungsi defensivePertahanan dari gigi dan pulpa sendiri terjadi melalui pembentukan dentin baru ketika terpapar oleh iritan. Pulpa dapat memberi respon pertahanan ini baik dengan disengaja maupun tidak. Sistem pertahanan ini memiliki beberapa karakteristik tertentu. Pertama, dentin baru yang terbentuk akan terlokalisir. Dentin baru ini terbentuk dengan lebih cepat dibandingkan dengan pembentukan dentin primer dan sekunder yang tidak terstimulasi. Secara mikroskopis, dentin baru ini juga memiliki struktur yang berbeda dengan dentin sekunder pada umumnya, sehingga seringkali dikenal sebagai dentin sekunder ireguler, dentin iritasi, dentin reparatif, dentin tersier, maupun osteodentin (Ingle & Bakland, 2002).

Fungsi sensitiveSaraf-saraf pada pulpa dapat merespon terhadap stimulus yang mengenai pulpa secara langsung, maupun melalui perantara enamel atau dentin. Stimulus fisiologis hanya dapat memberikan sensasi rasa nyeri. Stimulasi dari saraf sensorik bermyelin pada pulpa menghasilkan rasa nyeri yang tajam dan cepat. Aktivasi pada saraf tak bermyelin akan menghasilkan rasa nyeri yang lebih lambat dan tidak tajam. Sensasi pada pulpa yang diperantarai dentin dan enamel umumnya cepat dan tajam dan dihantarkan oleh sabut saraf bermyelin (Walton, 2009).Rasa nyeri dapat dihantarkan oleh 2 jenis sabut saraf yang memiliki kecepatan konduksi serta diameter yang berbeda: sabut A (bermyelin) dan sabut C (tak bermyelin), dimana keduanya merupakan nociceptor. Sabut saraf bermyelin memiliki kecepatan konduksi yang tinggi, garis ambang stimulus yang rendah, dan menghasilkan rasa nyeri yang tajam serta superfisial. Karakteristik ini membuat saraf bermyelin menjadi sabut saraf pertama yang bereaksi dan menghantarkan impuls nyeri.Stimulus yang dapat mempengaruhinya adalah mekanik, kimia, dan termal (dingin). SementumSementum adalah jaringan keras yang terakhir dari sebuah gigi adalah sementum. Layaknya enamel yang melapisi dentin pada bagian mahkota, sementum juga melapisi dentin namun untuk dentin pada bagian akar gigi. Sementum ini secara normal tidak tampak dari pandangan kita, namun tertutup oleh tulang dan dilapisi oleh gusi. Pada beberapa kondisi abnormal, sementum akan tampak. Terbentuk oleh sel cementoblast. Lebih lembut dibandingkan enamel, tipis dan berwarna kuning. (Walton,2008)Sementum melapisi permukaan akar gigi. Fungsi utamanya adalah sebagai perlekatan serabut ligament periodontal yang menahan gigi untuk tetap pada posisinya dan berhubungan dengan jaringan sekitarnya. Sementum, seperti dentin, dapat tumbuh secara terus menerus selama kehidupan gigi tersebut. Sementum yang pertama kali ada disebut sementum primer, sedangkan sementum yang baru terbentuk mengacu kepada sementum sekunder. Sementum sekunder biasanya terbentuk sebagai hasil dari perlukaan yang bersifat fisika, kimiawi, maupun akibat bakteri, namun penyebab yang paling sering ditemukan adalah akibat perlukaan secara fisikal atau tekanan. (Walton, 2008)Sementum primer hanya merupakan suatu lapisan tipis, akan tetapi, karena deposit dentin sekunder yang terus menerus, maka lapisannya akan menjadi jauh lebih tebal. Penebalan tersebut tidak terjadi secara menyeluruh, akan tetapi dapat terlihat secara jelas di beberapa area, tergantung pada penyebabnya. Sementum berwarna kuning terang, lebih gelap dibandingkan enamel dan lebih terang dibandingkan dentin, dengan demikian dapat dibedakan dari enamel dan dentin. (Walton, 2008)Hubungannya dengan tepi email bervariasi, dapat terletak atau bersitumpang dengan email tetapi dapat juga terpisah dari enamel oleh adanya sepotong kecil dentin yang terbuka. ketebalan sementum bervariasi, pada daerah sepertiga koronal hanya 16-60 mikrometer dan sepertiga apikal 200 mikrometer. Seperti jaringan klasifikasi lainnya, tulang dan denting, sementum terdiri dari serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks organik yang terklasifikasi. kandungan organiknya, yaitu hidroksiapatit, lebih kecil dari tulang, misalnya hanya sekitar 45% (tulang 65%, dentin 70%, email 97%). Ada dua tipe sementum: selular dan aselular. sementum selular mengandung sementosit pada lakuna seperti osteosit pada tulang, dan saling berhubungan satu sama lain melalui anyaman kanalikuli. sementum aselular membentuk lapisan permukaan yang tipis, sering terbatas hanya pada bagian servikal akar. tidak mengandung sementosit di dalam substansinya, tetapi sementoblas terletak di permukaan sehingga istilah aselular sebenarnya kurang tepat diterapkan di sini. (Walton, 2008)Ada dua susunan serabut kolagen pada sementum. serabut utama adalah serabut ligamen perodontal yang tertanam sebagai serabut sharpey pada matriks klasifikasi dan tergabung pada sementum ketika sementum dideposisikan. Serabut ini tersusun tegak lurus terhadap permukaan sementum. Serabut lainnya membentuk anyaman padat dan tidak teratur pada matriks. pada sementum aselular serabut sharpey tersusun padat dan sangat terkalsifikasi; pada sementum selular, serabut tersusun longgar dan terkalsifikasi sebagian. Berbeda dengan tulang, di sini tidak terlihat adanya remodeling sementum misalnya melalui resorpsi internal dan deposisi; meskipun demikian, ada aposisi kontinu dari sementum permukaan karena aktivitas sementoblas terus berlanjut di sepanjang kehidupan. sementoid atau presementum adalah nama yang digunakan untuk menyebut matriks sementum sebelum kalsifikasi. selama kalsifikasi kristal hidroksiapit didepositkan di bawah serabut kolagen sejajar terhadap permukaannya, kemudian pada daerah permukaan dan akhirnya pada matriks sementoid. permukaan sementum berbentuk tonjolan konus di sekitar serabut atau bundel tunggal. Ketebalan sementum terbesar terjadi pada apeks dan pada daerah furkasi. dengan adanya atrisi misalnya ausnya permukaan oklusal gigi, deposisi kompensasi dari sementum apikal akan berlangsung, bersamaan dengan deposisi tulang pada puncak tulang alveolar dan pada fundus soket, untuk mempertahankan dimensi vertikal dari wajah.Pembentukan sementum yang berlebihan atau disebut juga sebagai hipersementosis, dapat terjadi setelah adanya penyakit pulpa atau stres oklusal. hipersementosis menyeluruh yang mengenai semua gigi umumnya herediter; keadaan ini juga terjadi pada penyakit paget. resorpsi sementum dapat disebabkan karena stres oklusal yang berlebihan , gerakan ortodonti, tekanan dari tumor atau kista, defisiensi kalsium atau vitamin A dan D. keadaan ini juga dapat ditemukan pada penyakit metabolisme tetapi patogenesisnya tidak jelas. Deposisi sementum dapat berlangsung setelah adanya resorpsi bisa penyebabnya sudah dihilangkan. kadang kadang ankilosis sementum dan soket tulang, juga dapat terjadi. (Walton, 2008)Pada saat pertama kali terbentuk, sementum belum terklasifikasi, disebut sementoid. Setelah lapisan baru terbentuk. matriks yang telah tersusun sebelumnya terklasifikasi dan menjadi sementum matang. secara mikroskopis, sementum dapat dibagi menjadi dua tipe: selular dan aselular, namun tidak berbeda dalam fungsinya. sementum selular terdiri atas lakuna yang berisi sel sel sementosit. sel sel saling berhubungan melalui kanalikuli. penyebaran sementum selular dan aselular pada akar gigi bervariasi, biasanya sementum yang menutup bagian koronal akar gigi adalah sementum aselular, sedangkan yang menutup bagian apikal adalah sementum selular. sementum selular juga lebih banyak terdapat pada daerah bifurkasi dan trifurkasi serta sekitar apeks gigi, dan merupakan sementum yang lebih awal terbentuk selama penyemuhan luka.Sementum didepositkan sepanjang daur hidup sebuah gigi. Sementoid dianggap sebagai penghalang terhadap migrasi epitelium fungsional ke apikal dan terhadap resorpsi permukaan akar. (Walton, 2008)

Fungsi semntum adalah:1. Menahan gigi pada soket tulang dengan perantaraan serabut prinsipal ligamen periodonsium.2. Mengompensasi keausan struktur gigi karena pemakaian dengan pembentukan terus menerus.3. Memudahkan terjadinya pergeseran mesial fisiologis.4.Memungkinkan penyusunan kembali serabut ligamen periodonsium secara terus menerus. (Bath-balogh & Fehrenbach, 2011)

Macam-Macam Sementum:1. Sementum Aselluler : Bagian sementum yang menutupi 1/3 sampai akar, terdiri dari serabut-serabut kolagen 2. Sementum Selluler : bagian sementum yang menutupi 1/2 sampai 2/3 apeks.((Bath-balogh & Fehrenbach, 2011)

BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanBedasarkan praktikum yang dilakukan pada tanggal 18 april 2015 di lab bakteriologi iik bhakti wiyata Kediri, dari hasil pengamatan mikroskopis bahwa dapat disimpulkan, gigi terbagi dalam dua bagian besar yaitu enamel, dentin, tanduk pulpa, ruang pulpa, saluran akar dan sementum yang terdapat pada jaringan keras gigi.

4.2 Saran Diharapkan mahasiswa agar lebih teliti lagi dan lebih memahami tentang struktur jaringan keras gigi.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin. 2011. Struktur Jaringan Keras Gigi. Medan: USU

Arief, Mansjoer, 2001. Kapita Selekta Kedokteran satu, Buku Kedokteran. Jakarta: EGC.

Bath-Balogh M (2006). Dental Embriology, Histology, and Anatomy. 2nd ed. USA: Saunders Elsevier. Page 200-202

Bath-Balogh Mary. (2006). Dental Embriology, Histology, and Anatomy. 2nd ed. USA: Saunders Elsevier. 2006. Pg. 200-202

Chandra S, Chandra M, Chandra N. (2004). Textbook of Dental and Oral Histology and Embryology. New Delhi: Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. p105.

Gomez, N. (2011). Dental Pulp Sensory Function. Pain.Electronic Journal of Endodontics Rosario. 2 (10), p540-550.

Grossman LI. (1998). Endodontic Practice. 8th ed. Philadelphia, London: Lea and Febiger.

Harshanur, IW. 1991. Anatomi Gigi . Jakarta : EGC.

Ingle J I & Bakland L K. (2002). Endodontics. 5th edition. Ontario: BC Decker Inc. p25-26.

Melfi R C & Alley K E. (2000). Permar's Oral Embryology and Microscopic Anatomy. 9th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p152.Nanci A (2007). Ten Cate's Oral Histology. Elsevier. page 91

Scheid RC. (2012). Woelfel's Dental Anatomy. 8th edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. p12.

Walton R E. (2009). Endodontics: Principles and Practice. Missouri: Saunders Elsevier. p7.

Walton, Richard E & Torabinejad, Mahmoud (2008).Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. 3rd ed. EGC. Page 4 & 9-10.