stfkasidanwaedarbenih2017

24
11/3/2017 1 By. Maryana,Sp,M.si

Upload: cv-elmirakom-cv-tegal-it-solusindo

Post on 28-Jan-2018

65 views

Category:

Technology


0 download

TRANSCRIPT

11/3/2017 1

By. Maryana,Sp,M.si

11/3/2017 2

I PENGERTIAN UMUM

II. DASAR HUKUM

III. PROSEDUR PENERBITAN SERTIFIKAT

IV. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH IZIN

PRODUKSI BENIH

V. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLAH

REKOMENDASI IZIN PRODUKSI BENIH

VI. PENGAWASAN PEREDARAN

BENIH/BIBIT.

VII. LAMPIRAN - LAMPIRAN

STANDAR TEKNIS BENIH KARET

CONTAH SURAT PERMOHONAN

SERTIFIKASI DAN

PENGAWASAN PEREDARAN BENIH/BIBIT

11/3/2017 3

I. PENGERTIAN UMUM 1. Varietas Tanaman adalah sekelompok tanaman dari suatu jenis atau

spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman, pertumbuhan tanaman. daun, bunga, buah, biji dan ekspresi karakteristis genoptipe atau kombinasi genotipe yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh sekurang-kurangnya satu sifat Yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak mengalami perubahan.

2. Varietas Unggul Tanaman Perkebunann adalah Varietas tanaman perkebunan yang telah dilepas oleh Menteri.

3. Varietas Lokal Tanaman Perkebunan adalah varietas tanaman perkebunan yang telah berkembang dan beradaptasi baik pada lokasi tertentu.

4. Varietas Unggul Lokal Tanaman Perkebunan adalah varietas tanaman perkebunan yang diproduksi oleh dari hasil seleksi populasi varietas lokal tanaman perkebunan dan diluncurkan oleh Direktur Jenderal Perkebunan atas nama Menteri.

5. Benih Unggul Tanaman Perkebunan adalah benih Yang diproduksi dari varietas unggul tanaman perkebunan.

6. Tanaman Tahunan adalah tanaman yang memiliki siklus hidup lebih dari 2 (dua) tahun.

7. Pengawasan adalah kegiatan pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dan/atau swaktu-waktu diperlukan terhadap dokumen, proses produksi dan/atau benih yang beredar untuk mengetahui kesesuaian mutu dan data lainnya dengan label dan standar mutu benih yang ditetapkan.

11/3/2017 4

8. Benih Unggul Lokal Tanaman Perkebunan adalah benih yang diproduksi dari varietas unggul lokal tanaman perkebunan.

9. Pohon induk adalah pohon di dalam kebun benih atau di hamparan pertanaman yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu sebagai benih sumber.

10. Benih sumber adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memproduksi benih yang merupakan kelas-kelas benih meliputi benih inti, benih penjenis, benih dasar dan benih pokok.

11. Kebun Entres adalah kebun yang dibangun khusus untuk diambil entresnya sebagai setek atau grafting.

14. Pengawas Benih Tanaman yang selanjutnya disebut sebagai PBT adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan benih tanaman yang diduduki oleh PNS dengan hak dan kewajiban secara penuh yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.

11/3/2017 5

II. DASAR HUKUM

1. UNDANG-UNDANG RI NO. 39 Tahun 2014, tentang Perkebunan

Pasal. 30.

(1) Varietas hasil pemulaiaan atau introduksi dari luar Negeri sebelum diedarkan terlebih dahulu harus dilepas oleh Pemerintah Pusat atau diluncurkan oleh Pemilik Varietas.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sayarat-sayarat dan tata cara pelepasana atau peluncuran diatur dengan Pereturan Menteri.

Pasal 31

(1) Varietas yang telah dilepas atau diluncurkan sebagaimana dalam Pasal 30 (1) dapat diproduksi dan diedarkan.

(2) Varietas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebelum diedarkan dilakukan sertifikasi dan diberi label.

2. PERATURAN MENTERI PERTAN IAN RI. No. 50/Permentan/KB.020/9/2015, tanggal 21 September 2015, tentang Produksi, Sertifikasi, Peredaran dan Pengawasan Benih Tanaman Perkebunan.

Pasal 22.

(1) Benih yang diproduksi sebelum diedarkan wajib disertifikasi dan diberi label.

(2) Proses sertifikasi sebagiamana dimaksud pada ayai (1) dapat diselnggarakan oleh :

a. UPT Pusat dan UPTD Provinsi yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih;

b. Produsen Benih yang mendapat sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistim Mutu.

c. Sertifikat sebagaiaman dimaksud pada ayat (1) untuk kelas BS yang belum menerapkan sistim manajenen mutu diterbitkan dalam bentuk surat keterangan dari Pemulia Tanaman.

d. Sertifikat sebagaiaman dimaksud pada ayat (1) untuk kelas BS yang menerapkan sistim menejemen mutu diterbitkan oleh pimpinan institusi pemulia.

(3) Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilakukan oleh PBT;

(4) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mudah dilihat, dibaca, tidak mudah rusak dan dalam bahasa indonesia dengan mencantumkan paling kurang Jenis tanaman, nama varietas, kelas benih, data kemurnian genetik, mutu

benih, akhir masa edar benih serta nama dan alamat produsen.

11/3/2017 6

(5) Legalisasi label berupa nomor seri label dan stempel lembaga sertifikasi.

(6) Label sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) untuk kelas :

a. Benis Penjenis (BS) berwarna kuning;

b. Benih Dasar (BD) berwarna putih;

c. Benih Pokok ( BP) berwarna ungu;

d. Benih Sebar (BR) berwarna biru muda untuk benih unggul; dan

e. Benih sebara (BR) berwarna hijau muda untuk benih unggul lokal.

(7) Label sebagaiaman dimaksud pada ayat (4) dipasang oleh produsen benih pada kemasan sesuai dengan jenis benih dan jenis tanaman.

(8) Label dipasang oleh produsen benih dan PBT melakukan pemeriksaan terhadap hasil pemasangan label.

11/3/2017 7

III. PROSEDUR SERTIFKASI BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

PEMOHON

MENGAJUKAN

PERMOHONAN UPTD - BPSBT

Lampiran :

1. Dokumen benih

- SK. Penetapan benih sumber,

Kebun Induk, BPT

- SMB biji / Sertifikat Benih

- DO & daftar persilanbgan (kec)

- Surat Pernyataan.

2. Izin Usaha Produksi Benih

FERIFIKASI SURAT

SURAT PERMOHONAN

PBT/Pet..Teknis

Riksa lapangan

(LHP)

SMB. TERBIT

PELABELAN DAN

WAS. PEREDARAN

BENIH/BIT

11/3/2017 8

Pasal 15. Untuk memperoleh izin usaha produksi benih,produsen benih mengajukan permohonan secara tertulis kepada gubernur atau pejabat yang ditunjuk, dilengkapai persyaratan sebagai benrikut : a. Memiliki akte pendirian usaha dan perubahannya (kecuali perseorangan)

b. Surat kuasa dari pimpinan perusahaan/pemilik atau yang dikuasakan.

c. Foto kopi KTP pimpinan perusahaan/pemilik atau yang dikuasakan. d. Foto kopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) e. Rekomendasai sebagai produsen benih yang diterbitkan oleh UPT Pusat / UPTD Provinsi yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan. Pasal 16.

(1)Untuk mendapatkan rekomendasi sebagaiaman dimaksud dalam Pasal 15 huruf e, produsen benih mengajukan permohonan kepada Kepala UPT Pusat/UPTD Provinsi yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Perkebunan. (2)Permohonan sebagaimana dimaksud pada yat (1) harus dilengkapi keterangan persayarat dimaksud pasal 15.

IV. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLEH IZIN USAHA PRODUKSI BENIH

11/3/2017 9

Pasal 17.

(1) Setelah menerima permohonan sebagaiaman dimaksud Pasal 15 dalam jangka waktu 15 (lima belas/ hari kerja, gubernur harus memberikan jawaban diterima atau ditolak.

(2) Permohonan izin usaha produksi benih yang diterima

(3) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditebitkan

(4) Permohonan yang ditolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberitahukan kepada pemohon disertai dengan alasan secara tertulis.

(5) Apabila dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari kerja tidak ada jawaban diterima atau ditolak sebagaimana dimakksud pada ayat (1), permohonan dianggap diterima dan harus diterbitkan Izin Usaha Produksi Benih oleh gubernur.

(6) Apabiloa izin usaha produksi benih sebagaiaman dimaksud pada ayat (4) belum diterbitkan, pelayanan sertifikasi dapat dilaksanakan berdasarkan rekomendasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 huruf e.

11/3/2017 10

Pasal 18.

Produsen Benih Wajib :

a. menerapkan sistim manajemen mutu atau standar operasional prosedur untuk menjaga konsistensi benih yang dihasilkan.

b. mendokumentasikan data benih yang diproduksi dan diedarkan,

c. bertanggung jawab atas mutu benih yang diproduski, dan

d. memberikan keterangan kepada PBT apabila diperlukan.

Pasal 19.

(1) Produsen Benih tanaman perkebunan yang telah memiliki izin usaha produksi benih berhak mengedarkan benih tanaman yang diproduksi.

(2) Dalam mengedarkan benih sebagiamana dimaksud pada ayat (1) produsen dapat menunjuk pihak lain.

11/3/2017 11

Pasal 20

(1) Izin usaha produksi benih tanaman perkebunan

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 berlaku selama produsen benih masih operasipnal dalam melakukan usaha produski benih.

(2) Prodosen benih tanaman perkebunan wajib menyampaikan laporan kegiatan dan rencana produksi tahunan kepada Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan dengan tembusan Kepala UPT Pusat dan UPTD Provinsi yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

(2) Izin usaha produksi benih tanaman perkebunan dievaluasi setiap tahun oleh UPT Pusat dan/atau UPTD Provinsi yang menyelenggarakan tugas dan fungsi Pengawasan dan Sertifikasi Benih.

Pasal 21

Ketentuan teknis produksi benih setiap jenis tanaman diatur oleh

Direktur Jenderal atas nama Menteri Pertanian.

11/3/2017 12

V. PROSEDUR UNTUK MEMPEROLAH REKOMENDASI

IZIN USAHA PRODUKSI BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

PRODUSEN BENIH

/PENANGKAR

MENGAJUKAN

PERMOHONAN

(LAMPIRAN )

1. Foto kopi KTP

2. Foto kopi Nomor Pokok Wajib

Pajak (NPWP)

3. Foto kopi Dok. Benih

(SMB, DO Benih, Daftar

daftar persilanban)

4. Sk Penetapan Benih Sumber,

Kebun Induk, BPT

5. Data Pegawai

6. Data Sarana dan Prasarana

7. Surat Penguasaan Lahan

8. Surat Pernyaan

FERIFIKASI PERMOHONAN

- TIM RIKSA LAPANGAN

BERITA ACARA HASIL

PEMERIKSAAN LAPANGAN

TERBIT REKOMENDASI

IZIN USAHA PRODUKSI

BENIH (IUPB)

11/3/2017 13

VI. PENGAWASAN PEREDARAN BENIH TANAMAN PERKEBUNAN

* TAHAPAN PENGAWASAN PEREDARAN BENIH

1. PEMERIKSAAN, PEMURNIAN DAN EVALUASI KEBUN ENTRES DAN

PENETAPAN SEBAGAI SUMBER BENIH

2. PEMERIKSAAN LAPANGAN EVALUASI KELAYAKAN KEBUN

SUMBER BENIH (BIJI) BATANG BAWAH KARET, Benih Sumber, BPT

3. PEMERIKSAAN BAHAN TANAM BATANG BAWAH (BIJI KARET)

UNTUK PEMBIBITAN.

4. PENGAWASAN PENGGUNAAN ENTRES UNTUK OKULASI.

5. PENGAWASAN PADA PEMBVIBITAN UNTUK MENGETAHUI MUTU

BENIH DAN TAKSASI PRODUKSI BENIH.

5. PENGAWASAN PADA SAAT PELABELAN DAN PEREDARAN

BENIH/BIBIT

11/3/2017 14

BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

NOMO : 328/KPTS/KB.020/10/2015 TANGGAL 30 OKTOBER 2015

VII. LAMPIRAN-LAMPIRAN

11/3/2017 15

STANDAR TEKNIS KEBUN ENTRES KARET

No KRITERIA STANDAR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Rancangan Pertanaman Kebun Entres

a. Jarak Tanam

b. Jarak antar klon

c. Pola Tanam

d. Jenis Klon

Lokasi kebun

a. Darinase

b. Topografi

c. Lokasi

Kondisi Tanaman

a. Gulma

b. Pertumbuhan

c. Kesehatan

Mutu Genetis

Mutu Fisiologis

a. Mutu pertumbuhan

b. Pemangkasan

Populasi tanaman

Umur tanaman

1 M x 1 M atau 1,25 M x 0,8 M

Minimal 2 M

Jarak antar klon jelas

Klon anjuran Puslit Karet.

Baik

Datar s/d bergelombang ≤ 15º

Mudah dijangkau

Terkendali

Baik dan seragam

Bebas Hama dan Penyakit Utama.

Kemurnian klon 100 %

Baik dan segar

Dipelihara maksimal 3-4 cabang/batanguntuk okulasi ciklat

Dipelihara maksimal 8 canga/batang untulk okulasi hijau.

8.000 batang

Maksimal 8 tahun

11/3/2017 16

SATANDAR TEKNIS SUMBER BENIH (BIJI) BATANG BAWAH

NO KRITERIA STANDAR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Klon

Populasi tanaman

Luas minimal

Umur tanaman

Kemurnian genetik

Topografi

Drainase

Lokasi

Pemeliharaan kebun

Kesehatan tanaman

Kadar air biji

Warna biji

Kesehatan biji

Klon anjuran untuk batang bawah

150 s/d 500 pohon/Ha

≥ 5 Ha

10 – 25 Ha

≥ 60 %

Datar s/d bergelombang dengan kemiringan ≤ 15 %

Baik

Mudah dijangkau dan bukan daerah edemik POT

Gulma terkendali

Bebas hama dan penyakit utama

30 – 35 %

Mengkilat

Bebas hama dan penyakit utama.

11/3/2017 17

STANDAR TEKNIS BAHAN TANAM (BIJI) BATANG BAWAH

NO KRITERIA STANDAR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Klon

Kemurnian genetis

Daya kecambah biji

Viabilitas biji

Kesegaran biji

Kadxar air

Warna biji

Kesehatan biji

Benih unggul anjuran batang bawah

≥ 90 %

≥ 70 %

≥ 70 %

≥ 70 %

30 – 35 %

Segar dan mengkilat

Bebas hama dan penyakit utama.

11/3/2017 18

STANDAR TEKNIS BENIH KARET STUM MATA TIDUR

NO KRITERIA STANDAR

1.

2.

3.

Batang atas

Batang bawah

Okulasi Coklat

- Umur batang bawah

- Tinggi potong/serong

- Diameter batang

- Pan jang akar

- Bentuk akar

- Okulasi ulang

- Umur mata okulasi

- Kondisi mata okulasi

- Kesehatan benih

- Batas pencabutan

Murni klon entres anjuran benih unggul batang atas.

Murni anjuaran batang bawah dengan kemurnia ≥ 90 %

7 – 18 bulan

7 – 10 dari pertautan okulasi

1,3 Cm – 3 Cm

25 Cn – 35 Cm

Relatif lurus

Maksimal dua kali

>3 minggu setelah okulasi.

Hidup dan segar

Bebas hama dan penyakit utama

Maksimal 4 bulan sejak ukolasi jadi.

11/3/2017 19

STANDAR TEKNIS BENIH KARET STUM MATA TIDUR

NO KRITERIA STANDAR

1.

2.

3.

Batang atas

Batang bawah

Okulasi Hijau

- Umur batang bawah

- Tinggi potong/serong

- Diameter batang

- Pan jang akar

- Bentuk akar

- Okulasi ulang

- Umur mata okulasi

- Kondisi mata okulasi

- Kesehatan benih

- Batas pencabutan

Murni klon entres anjuran benih unggul batang atas.

Murni anjuaran batang bawah dengan kemurnia ≥ 90 %

4 - 6 bulan

≥ 15 Cm dari pertautan okulasi

0,7 Cm – 1,2 Cm

25 Cn – 35 Cm

Relatif lurus

Tidak ada.

>3 minggu setelah okulasi.

Hidup dan segar

Bebas hama dan penyakit utama

Maksimal 4 bulan sejak ukolasi jadi.

11/3/2017 20

STANDAR TEKNIS BENIH OKULASI KARET DALAM POLYBAG

NO KRITERIA STANDAR

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

Batang atas

Batang bawah

Umur benih

Tinggi payung pertama

Jumlah payung

Diameter batang

Warna daun

Ukuran polybag

Warna polybag

Sudut tunas

Kesehatan bibit

Murni klon entres anjuran

Benih anjuran untuk batang bawah dengan kemurnia ≥ 90 %

3 – 6 bulan

≥ 20 Cm

1 – 3 payung

≥ 0,5 Cm

Hijau tua

15 Cm x 35 Cm, tebal 0,2 mm

Hitam

> 20 °

Bebas hama dan penyakit utama

11/3/2017 21

11/3/2017 22

..………………,…………………. 20…..

Lampiran : Kepada yth,

Perihal : Permohonan Sertifikasi Benih/Bibit Perkebunan. Kepala UPTD – Balai Pengawasan dan

Sertifkasi Benih Tanaman Perkebunan

Sumatera Selatan

di –

Palembang.

Dengan hormat,

Bersama ini kami :

Nama pemohon : : ………………………………………………………………………………………………………...

Alamat, No. Telp/HP : ………………………………………………………………………………………………………...

Jabatan/Pekerjaan : ………………………………………………………………………………………………………...

Dengan ini mengajukan permohonan Sertifikasi/Pengujian untuk memperoleh Sertifikat Mutu Benih/Bibit sebagai berikut :

Bentuk Benih/Bibit : ……………………………………………………………………………………………..

Jumlah dimintakan SMB : ……………………………………………………………………………………………..

Klon / Varirtas : ……………………………………………………………………………………………..

Lokasi pemeriksaan benih/bibit : ……………………………………………………………………………………………..

Pengguna benih/bibit : ……………………………………………………………………………………………..

Lokasi penaman/kirim : ……………………………………………………………………………………………..

Sebagai kelangkapan persyarata bersama ini Kmi sampaikan :

1. Izin Udaha Produksi Benih Tanaman Perkebunan.

2. Surat Pernyataan.

3. Dokuman Benih (Copy SMB Benih batanag bawah, Copy Penetapan Sumber Benih Oleh Ditjenbun, s, DO benih, Daftar Persilanagan)

Demikian kani sampaikan atas bantuan dan kerjasamanya diucapkan banyak terima kasih.

Pemohon Sertifikasi,

( )

11/3/2017 23

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : ………………………………………………………………………………………………………………………….

Jenis Kelamin : ………………………………………………………………………………………………………………………….

Alamat/Tempat Tinggal : ………………………………………………………………………………………………………………………….

Pekerjaan : ………………………………………………………………………………………………………………………….

Sehubungan dengan permohonan Sertifiksi Benih/Bibit tanaman perkebunan tanggal ……………. Bulan ……… Tahun 20………dengan ini

menyatakan bahwa :

1. Bibit yang akan dikirim adalah bibit yang memenuhi Standar Mutu Benih dan telah LULUS Sertifikasi yang dilakukan oleh UPTD-BPSBT-

BUN Sumatera Selatan

2. Sanggup menyiapkan dan memasang Label pada bibit yang LULUS Sertifikasi dengan pengawasan oleh petugas UPTD – BPSBT-BUN SS.

3. Bersedia mendampingi dan memfasilitasi dalam pelaksanaan Sertifikasi, Pengawasan Pemasangan Label dan Pengawasan Peredran

Benih/Bibit.

4. Bersedia mematuhi peraturan dan ketentuan serta kebijakan UPTD – BPSBT BUN SumSum sehubungan dengan pelaksanaan Sertifikasi.

5. Bersedia tidak dikeluarkan dan atau dibatalkan Sertifikat Mutu Benih (SMB) bila tidak mengikuti ketentuan ponin 1 s/d poin 4.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari siapapun dan bila pernyataan ini tidak beniar Saya bersedia

mempertanggung jawbkab sesuai perutan perundangan yang berlaku.

………………….,……………………………. 20……

Yang memberikan Pernyataan,

Amteri 6000

( ……………………………….)

11/3/2017 24