stereografis lereng-snv040603

Upload: ivo-mario

Post on 27-Feb-2018

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    1/61

    Pengumpulan dan Pengolahan Data

    Struktur untuk Analisis Kemantapan Lereng

    Oleh : Sudarto Notosiswoyo

    (versi 4 ei !""#$ %am &'4!)

    Khairani Ritonga03061002073

    0

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    2/61

    * Pengumpulan Data +eologi

    * Pendahuluan

    Salah satu kendala penting dalam kegiatan pertambangan, baik dalam tambang

    terbuka maupun tambang bawah tanah, adalah kemantapan atau kestabilan daerah

    operasi penambangan. Karena itu sebelum penambangan dimulai, harus dibuat suatu

    rencana tambang yang sudah memperhitungkan kemantapan dan kestabilan daerah

    tersebut, jika operasi penambangan dilaksanakan.

    Gangguan terhadap kestabilan lereng maupun bukaan lainnya, akan mengganggu

    kelancaran pelaksanaan penambangan, keselamatan kerja, dan akhirnya akan

    menaikkan biaya produksi, yang jelas tidak diinginkan oleh suatu perusahaan

    tambang.

    Kenatapan lereng, secara sederhana dapat dinyatakan sebagai perbandingan antara

    gaya-gaya penahan dengan gaya-gaya penggerak yang ada pada lereng yang

    bersangkutan. Jika gaya penahan lebih besar dari gaya penggerak maka lereng

    tersebut mantap, sedangkan kalau gaya penahan lebih kecil dari gaya penggerak

    maka lereng tersebut tidak mantap dan akan terjadi longsoran.

    Gaya penahan maupun gaya penggerak pada lereng tanah/ batuan sangat erat

    hubungannya dengan kondisi geologi dan airtanah di daerah yang bersangkutan.Gaya penahan dicerminkan oleh kekuatan tanah/ batuan meliputi parameter siat

    mekanik tanah/ batuan yaitu kuat tekan !"c#, kohesi !$#, dan sudut geser dalam !%#.

    Sedangkan gaya penggerak adalah gaya-gaya yang ditimbulkan oleh gra&itasi yaitu

    bobot isi !'# dari tanah/ batuan pembentuk lereng, tekanan hidrostatik air, dan

    geometri lereng !sudut dan tinggi lereng#. Karena itu, untuk dapat membuat rencana

    lereng tambang yang baik dan aman, maka data para-meter-parameter tersebut

    diatas merupakan data yang sangat diperlukan.

    (alam kuliah ini yang akan dibahas adalah material geologi pembentuk daerah

    !tanah dan batuan# beserta siat-siatnya, penyebaran dan karakteristik dari bidang

    lemah !struktur# yang ada, serta bagaimana cara mendapatkan data tersebut dilapangan.

    ** +eologi

    (alam pertambangan, material yang selalu ada dan terlibat di dalam kegiatan per-

    tambangan !digali, diangkut, dan ditimbun kembali# adalah tanah dan batuan dengan

    segala siat isik maupun mekaniknya. )arameter-parameter yang mempe-ngaruhi

    kemantapan/ kestabilan lereng tambang adalah a.l. jenis material, bobot isi, kohesi

    dan sudut geser dari setiap material pembentuk lereng, homogenitas !kontinuitas#

    material, dan untuk batuan * kehadiran bidang-bidang lemah pada naterial tersebut

    beserta karakteristiknya.

    Khairani Ritonga03061002073

    +

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    3/61

    ntuk mendapatkan gambaran yang jelas dan mudah dimengerti, maka dibawah ini

    akan diberikan uraian mengenai hal-hal tersebut diatas.

    . Jenis aterial !itologi# )embentuk ereng

    Jenis material/ litologi yang membentuk suatu lereng sangat mempengaruhi

    kemantapan lereng yang bersangkutan. ereng yang terbentuk dari material

    yang mempunyai kekuatan kecil !tanah# akan lebih mudah longsor dibandingkan

    dengan lereng yang terbentuk oleh material yang kuat !batu#. (aerah dimana

    pertambangan beroperasi, umumnya terdiri dari gabungan antara tanah dan

    batuan, meskipun dapat juga hanya terdiri dari satu jenis material yaitu tanah

    atau batuan. iasanya lapisan yang berada didekat permukaan berupa tanah hasil

    pelapukan dan pada bagian yang lebih dalam berupa batuan.

    +. 1anah !soil#* adalah material pembentuk kulit bumi yang relati lunak dan

    menurut (eere mempunyai kuat tekan !"c # 2 3 pa. 1anah terdiri dari ta-nah

    organik dan anorganik, dapat berupa material lepas maupun kompak. 1anah

    yang sudah mengalami konsolidasi kuat biasanya kompak dan mempunyai

    siat / karak-teristik mendekati siat batuan. 1anah organik berasal dari hasil

    pelapukan tumbuhan dll, sedangkan tanah anorganik berasal hasil pelapukan

    batuan !berupa tanah residu dan sedimen# .

    Jenis tanah

    Jenis tanah dibedakan dari susunannya, yaitu komposisi campuran antara tanah

    organik dengan tanah anorganik serta distribusi ukuran butirnya.

    o 1anah organik, didominasi oleh hasil pelapukan tumbuhan !humus#.

    1anah yang berada di dekat permukaan tanah umumnya bercampur dengan

    tanah yang berasal dari pelapukan tumbuh-tumbuhan !humus# dan karena itu

    mempunyai karakteristik yang berbeda dengan tanah anorganik, baik yang

    berasal dari pelapukan batuan maupun yang berasal dari material sedimen

    !diangkut dari tempat lain#.

    o 1anah residu, berasal dari pelapukan !kimia# batuan yang tidak mengalamiproses transportasi. mumnya didominasi oleh mineral lempung !jenis

    mineral lempung tergantung pada batuan asalnya# yang berasal dari hasil

    pelabukan batuan, karena itu umumnya berukuran halus dan kadang-kadang

    masih mengandung butiran sisa material batuan.

    o 1anah anorganik tertransport !sedimen#, berasal dari tanah organik maupun

    tanah residu yang sudah tertransport dan terendapkan kembali. 1ransportasi

    suspensi tersebut mengakibatkan terjadinya pemilahan berdasarkan ukuran

    butir atau berat jenis, dan menghasilkan tanah sedimen dengan ukuran yang

    berbeda !lempung, lanau, pasir, kerikil, dll.#. Sedimen dengan umur yang

    relati muda !resen atau kuarter# umumnya belaum mengalami konsolidasi

    Khairani Ritonga03061002073

    3

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    4/61

    !lepas#, sedangkan yang berumur tersier atau lebih tua umumnya sudah

    terkonsolidasi dengan baik dan berubah menjadi batuan sedimen !batu pasir,

    batu lanau, batu lempung, dll.#.

    Klasiikasi tanah

    o mumnya tanah merupakan campuran dari beberapa jenis tanah, sehingga

    untuk mempermudah pengenalannya perlu dibuat klasiikasi. 1erdapat

    banyak sistem klasiikasi tanah sesuai dengan keperluannya, yaitu untuk

    keperluan teknik sipil, pertanian, dll., yang antara lain adalah berdasarkan

    ukuran butir !41, +56+#, !S178, +590#, dan !niied, +5:6#

    Struktur

    o )ada tanah tidak ada struktur geologi yang dapat menjadi bidang lemah,

    karena tanah sesuai dengan siat dan karakteristiknya, merupakan material

    yang menerus !kontinu#. Seandainya ditemukan kenampakan struk-tur pada

    batuan yang lapuk !tanah residual#, maka bidang tersebut tidak menjadi

    penting lagi karena kekuatan tanahnya sendiri relati rendah ! deng-an "c 2 3

    pa#.

    3. atuan !rock#* adalah material yang kompak dan keras, yang menurut (eere

    mempunyai kuat tekan !"c # ; 3 pa. atuan terdiri dari susunan mineral-

    mineral yang berasal dari pembekuan magma !batuan beku#, ragmen batuan

    yang telah mengalami proses trans-portasi dan konsolidasi sangat kuat !batuan

    sedimen#, dan hasil ubahan dari batuan lain !batuan metamor#.

    Jenis batuan

    erdasarkan genesanya, batuan dibagi menjadi 6 yaitu *

    o atuan beku * terbentuk dari pembekuan magma, umumnya keras, kompak,

    kuat< kecuali yang sudah mulai lapuk. (apat berupa batolit !yang

    tersingkap#, imtrusi, atau airan la&a.

    o atuan sedimen * terbentuk dari sedimentasi material !tanah# tertransport dan

    terendapkan, berlapis, sudah mengalami konsolidasi sangat kuat, umumnya

    keras, kompak, kuat< terutama yang berumur tua. Sedangkan yang berumurmuda/ tidak terkonsolidasi kuat, atau yang sudah lapuk, umumnya

    kekuatannya lebih rendah !breksi, konglomerat, batu pasir, batu lempung,

    batu lanau, dll.#.

    o atuan metamor * terbentuk karena malihan !metamorose# dari batuan lain

    akibat tekanan dan/ atau panas yang sangat tinggi sehingga terjadi

    rekristalisasi mineral yang ada di dalamnya. Kekuatan batuan metamor

    ber&ariasi, tergantung pada jenis, tingkat metamorose, dan tekstur

    batuannya. atuan metamor yang masi !kuarsit, marmer, ilit# dapat

    mempunyai kekuatan yang tingi, tetapi batuan metamor yang berlapis

    !misalnya sekis mika, batu sabak# kekuatannya sangat tergantung pada

    Khairani Ritonga03061002073

    6

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    5/61

    kehadiran oliasi/ perlapisan atau bidang lemah lain yang terdapat pada

    batuantersebut.

    Klasiikasi batuan

    atuan diklasiikasikan menjadi 3 yaitu *

    o atuan utuh !intact rock# * adalah batuan yang tidak mempunyai bidang

    lemah !kekar, sesar, retakan, rekahan dll.# sehingga benar-benar utuh dan

    mempunyai kekuatan yang tinggi dan merata.

    o assa batuan !rock mass# * adalah batuan yang di dalamnya !padanya# ter-

    dapat bidang-bidang lemah, sehingga kekuatannya berkurang dan peram-

    batan tekanan/ tegangannya tidak merata. agian massa batuan yang pa-ling

    lemah adalah bidang batas batuan utuhnya !struktur# yang karena itu disebut

    sebagai bidang lemah.

    Kekuatan batuan

    Kekuatan batuan utuh dipengaruhi oleh siat isik !rapat massa/ densitas,

    porositas, dll# dan siat mekaniknya !kohesi, sudut geser dalam, modulus

    elastisitas, modulus =oung, kuat tekan, kuat geser, kuat tarik, dll.#. Sedang-kan

    massa batuan, selain dipengaruhi oleh parameter di atas, juga dipenga-ruhi oleh

    kondisi, siat, dan orientasi dari bidang-bidang lemahnya.

    eskipun umumnya batuan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi dari tanah,

    tetapi dalam kondisi tertentu dimana keberadaan/ penyebaran bidang lemah

    sangat rapat, serta orientasinya tersebar merata, maka dalam analisisnyadiasumsikan sebagai tanah !karena kekuatannya kecil#.

    , Struktur +eologi

    1elah disebutkan di atas, bahwa salah satu aktor penting yang dapat mempengaruhi

    kemantapan atau kestabilan suatu lereng batuan adalah kehadiran bidang lemah

    yang dapat mengurangi kekuatan batuan utuh. idang lemah pada batuan umumnya

    berupa struktur geologi, yang pembentukannya dipengaruhi oleh gaya dari dalam

    batuan itu sendiri !yaitu kekuatan batuan# dan gaya dari luar yaitu berupa gaya tekan

    atau tarik yang disebabkan oleh proses tektonik yang terjadi pada lapisan litoser.Karena itu pengetahuan dan pengenalan terhadap bermacam-macam bidang lemah

    !struktur batuan# beserta siat-siatnya adalah sangat penting dalam analisis

    kemantapan lereng pada suatu bukaan tambang.

    Struktur !geologi# yang dikenal pada batuan a.l. adalah *

    a. idang sesar !ault#

    b. idang perlapisan !bedding plane#

    c. idang kekar !joints#

    d. >oliasi !pada batuan metamor#

    e. idang batas litologi

    Khairani Ritonga03061002073

    ?

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    6/61

    . idang kontak inrusi

    +. 1ektonik

    kti&itas tektonik yang bekerja di suatu daerah tertentu mempunyai penga-ruhyang besar terhadap perubahan yang terjadi pada konigurasi sistem geologi

    yang ada. Gerakan-gerakan lempeng yang mempunyai kekuatan yang besarnya

    melampaui kekuatan batuan akan mengakibatkan batuan/ lapisan batuan terlipat

    atau terpatahkan, yang menghasilkan struktur perlipatan !pada batuan yang

    elastik# dan struktur sesar !pada batuan yang getas# dalam skala regional seperti

    terlihat pada Gambar +.

    Sesar regional !utama# tersebut diikuti oleh terbentuknya sesar-sesar yang lebih

    kecil, maupun sistem kekar !geser# pada batuan-batuan disekitarnya. Sedangkan

    perlipatan yang terjadi dapat mengakibatkan terbentuknya sis- tem kekar tarik,

    terutama pada bagian yang terlipat kuat.

    )ertumbuhan bidang-bidang lemah pada batuan sangat intensi pada daerah-

    daerah yang mengalami kegiatan tektonik yang kuat, terutama pada batuan yang

    berumur tua yang terdapat pada daerah akti.

    +am-ar &: Pergerakan Lempeng

    3. Jenis idang emah !Struktur Geologi#

    a. Sesar !ault#

    Sesar atau patahan, adalah suatu bidang dengan ukuran besar yang posisi

    masing-masing sisinya sudah bergeser. )ergeseran tersebut bisa hanya

    beberapa meter sampai beberapa ratus meter, bahkan mungkin lebih.

    Karena siat pergeserannya tersebut, sesar dapat dibedakan menjadi *

    Sesar normal

    Khairani Ritonga03061002073

    :

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    7/61

    Sesar normal !normal ault# adalah sesar dengan pergeseran &ertikal,

    secara relati oot walnya bergerak keatas terhadap hanging wallnya

    !yang bergerak relati kebawah#.

    Sesar naikSebaliknya sesar naik !thrust ault# adalah sesar dengan pergeseran

    &ertikal, dimana secara relati hanging wallnya bergerak ke atas terha-

    dap oot wallnya !yang bergerak relati kebawah#.

    Sesar geser

    Sesar geser adalah sesar yang bergerak secara horisontal, baik yang

    kanan maju dan yang kiri mundur !de@tral# atau sebaliknya yang kiri

    maju dan yang kanan mundur !sinistral#.

    Sesar diagonal

    Sesar diagonal adalah sesar normal yang juga bergeser secara horisntal.

    Sesar miring !sesar rotasi#

    Ssar miring !obliAue ault# adalah sesar diagonal yang tidak sama

    pergeseran &ertikalnya !terpuntir#.

    Gambar 3 menunjukkan contoh dari beberapa macam sesar.

    !a#

    Khairani Ritonga03061002073

    B

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    8/61

    !b#

    +am-ar !: .ontoh sesar (a dan -)

    b. idang perlapisan !bedding plane#

    )ada batuan sedimen, bidang batas antara lapisan batuan yang satu

    dengan yang lainnya !bidang perlapisan# adalah merupakan bidang

    lemah yang penting dalam kemantapan lereng, terutama kalau batuansedimen tersebut sudah terlipat dan bidang perlapisannya miring. Karena

    itu keberadaan bidang perlapisan pada daerah yang akan digali sangat

    perlu untuk dipertimbangkan.

    +am-ar #: ,idang perlapisan dan sesar normal

    Seringkali, pada lapisan satu jenis batuan tertentu, misalnya batu basir

    atau batu lempung, terdapat juga bidang-bidang perlapisan. idang-

    Khairani Ritonga03061002073

    9

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    9/61

    bidang tersebut, meskipun dalam satu lapisan batuan yang sama, tetap

    harus mendapatkan perhatian yang sama karena dapat bertindak sebagai

    bidang lemah.

    )ada batuan metamor, bidang perlapisan seperti diatas umumnya tidak

    ditemukan, tetapi pada batuan jenis ini terdapat apa yang disebut sebagai

    oliasi yang kalau pada batu ilit tidak merupakan bidang lemah, tetapi

    jika terdapat pada batu sabak, sekis mika, atau gneis, perlu mendapat

    perhatian yang cukup. >oliasi tersebut, meskipun tidak merupakan

    bidang lemah langsung, keberadaannya dapat memperkecil kekuatan

    batuan !kohesi, sudut geser dalam, dan kuat geser pada arah tertentu#.

    c. Kekar !joints#

    Kekar geser

    Kekar geser terbentuk oleh adanya tekanan yang besar, umumnya lu-rus,

    datar, kasar atau licin, bergelombang atau bergerigi, ada slicken slide,

    umumnya rapat atau bukaannya tipis.

    Kekar tarik

    Sedangkan kekar tarik terbentuk oleh tarikan yang kuat!umumnya pada

    perlipatan#, tidak lurus, kasar, umumnya bukaannya lebar.

    Sistem kekar

    )ada suatu massa batuan seringkali terdapat lebih dari satu sistem kekar,dengan orientasi kekar yang berbeda, secara bersama-sama. )erpotongan

    antara sistem kekar tersebut akan membentuk blok-blok batuan yang

    terpisah satu dengan lainnya, sehingga masing-masing blok tersebut akan

    menjadi tidak stabil jika ada gangguan !misalnya adanya bukaan/ galian#

    dan blok-blok tersebut mudah jatuh atau longsor.

    +am-ar 4: Sistem kekar (joint set)

    Khairani Ritonga03061002073

    C

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    10/61

    irtanah

    Kehadiran air !aliran air# akan memperlemah ikatan antar blok karena

    dapat berungsi seperti pelumas, menambah tekanan hidraulik, tekanan

    naik !uplit#, dan memperlemah kekuatan material pengisi.

    aterial pengisi

    Sedangkan keberadaan material pengisi !inilling material# dapat

    memperlemah kekuatan massa batuan !jika berungsi sebagai pelumas#

    atau dapat memperkuatnya !apabila berungsi sebagai perekat antar

    blok#.

    d. idang lemah lainnya

    (isamping bidang-bidang lemah yang telah disebutkan diatas, terdapat pula

    bidang-bidang lain yang juga berpotensi menjadi bidang lemah tergantung

    pada kondisi dan karakteristiknya, yaitu bidang-bidang *

    Unconformity

    Disconformity

    Nonconformity

    +am-ar /: ,idang ketidak selarasan

    Khairani Ritonga03061002073

    5

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    11/61

    *** ,idang Lemah (Struktur)

    A Kedudukan (orientasi) -idang lemah

    Seperti yang telah diuraikan diatas, bidang lemah adalah merupakan salah satu

    parameter penting dalam kemantapan lereng, karena keberadaannya akan merubah

    batuan utuh menjadi massa batuan dan karena itu kontinuitas kekuatannya menjadi

    terganggu. 1etapi dalam analisis kemantapan lereng pada massa batuan, yang harus

    diperhatikan dan diperhitungkan bukanlah keberadaan bidang lemah tersebut saja,

    tetapi dalam hal ini kedudukan atau orientasi dari bidang-bidang lemah tersebut juga

    merupakan aktor yang sangat penting, terutama untuk melakukan analisis terhadap

    jenis longsoran, arah longsoran, serta besarnya gaya-gaya yang bekerja pada lereng

    tersebut.

    ntuk menyatakan kedudukan bidang lemah didalam dimensi ruang !agar dapatdianalisis dengan mudah#, maka untuk menentukan arah dipakai besaran sudut

    terhadap posisi utara !aDimuth#, sedangkan untuk menentukan kemiringan dipakai

    besaran sudut terhadap bidang datar.

    +. Jurus/ kemiringan !strike/dip#

    a. Jurus !srike# adalah arah !aDimuth# dari suatu garis lurus yang merupakan

    perpotongan antara bidang obyek dengan bidang datar, ditulis sebagai N 00 o

    1!atau cara lainnya#. (alam hal ini bidang obyek berada di sebelah kanan.

    b. Kemiringan !dip# besarnya sudut antara garis lurus pada bidang obyek yang

    tegak lurus terhadap jurus dengan bidang datar.

    c. Jurus/ kemiringan !strike/ dip# ditulis sebagai * N 00 o1$ yy o

    3. rah kemiringan !dip/ dip direction#

    8rientasi dari suatu bidang obyek dapat juga dinyatakan sebagai arah

    kemiringan !dip direction#. ntuk itu maka sudut aDimuth jurus harus

    ditambah dengan 50 o , sehingga orientasi bidang diatas dapat ditulis

    sebagai * N (00 2 3")o

    1$ yyo

    atau yang lebih populer ditulis * yyo

    $ N (00 23") o1.

    , Pengukuran Orientasi ,idang Lemah

    )engukuran dilakukan dengan sistematik dan diusahakan dapat mewakili

    penyebaran bidang lemah yang ada di seluruh daerah penyelidikan, agar hasil

    analisis yang dilakukan dapat mendekati keadaan sebenarnya.

    7al penting yang harus diperhatikan adalah jangan sampai terjadi pengukuran

    ulang atau terlewat, meskipun di lapangan hal ini mungkin sulit dilakukan

    Khairani Ritonga03061002073

    +0

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    12/61

    +. )eralatan pengukuran

    (alam melakukan pengukuran orientasi bidang lemah di lapangan, peralatan

    yang dipergunakan adalah kompas geologi, meteran pita, dan alat bantu lainnya!clipboard, palu geologi, dll.#

    3. etoda pengukuran

    (alam melakukan pengukuran kedudukan bidang lemah atau struktur ada 3 cara

    yang sering dipergunakan, yaitu metoda otogrametri dan metoda pengukuran

    dengan kompas geologi langsung di lapangan pada garis pengukuran !metoda

    scan line#. (alam kuliah ini yang akan dibicarakan hanya metoda yang kedua

    yaitu pengukuran dengan kompas pada garis pengukuran !Gambar B#.

    ntuk dapat melakukan pengukuran secara sistematik dan mengurangi

    terjadinya pengukuran ulang adalah dengan menerapkan metoda garispengukuran !scan line#. (alam hal ini yang penting adalah bahwa jarak antara

    garis pengukuran diusahakan sama dengan persistensi bidang lemah !panjang

    garis perpotongan permukaan dengan bidang lemah#. 1inggi garis pengukuran

    dari lantai pengukuran paling tidak sama dengan ketinggian mata pengamat,

    panjang bentangan garis pengukuran tidak kurang dari +0 E jarak kekar rata-rata

    di daerah tersebut dan diusahakan tidak kurang dari 60 meter. )engukuran strike/

    dip dilakukan sepanjang garis pengukuran yang bersangkutan dan sebaiknya

    dilakukan 3 E !maju dan mundur#. 7asil pengukuran dan pengamatan bidang

    lemah dicatat pada ormulir pengamatan sepertui pada Gambar 9.

    6. )embagian blok pengukuran

    ntuk suatu bukaan tambang !dimana dinding lereng akan membentuk su-atu

    pola tertutup# atau jalan raya yang berbelok-belok, maka perlu dilaku-kan

    pembagian blok sesuai dengan orientasi lereng yang akan dibuat atau sesuai

    dengan pola orientasi bidang lemah yang ada. 7al ini akan mempermudah

    pengukuran di lapangan maupun dalam melakukan analisis kestabilannya.

    ?. )engecekan hasil pengukuran

    (alam suatu daerah/ blok/ permukaan tertentu, jumlah bidang lemah yang

    diukur orientasinya ber&ariasi, tergantung pada kondisi dan siat penyebar-

    annya. Setelah pengukuran dilakukan pada beberapa scan line pada suatu bloktertentu !F +00 hasil pengukuran#, maka perlu dilakukan plotting pembuatan

    kontur kutub !pole# bidang lemah tersebut pada stereo net !Schmidt net/ eAual

    area net# di lapangan. 7al ini dilakukan untuk mengetahui apakah hasil

    pengukuran yang telah dilakukan sudah mencukupi atau belum.

    Jika hasil plotting belum menunjukkan suatu pola tertentu !H 30 I# maka

    ditambah dengan 600 pengukuran berikutnya dan ?00 hasil pengu-kuran tersebut

    diplot/ kontur lagi sampai didapatkan pola orientasi yang jelas. 1etapi, kalau

    sampai dengan B00 pengukuran atau lebih hasilnya tetap tidak menunjukkan

    pola tertentu !tersebar merata pada stereo net#, maka pengukuran untuk blok

    Khairani Ritonga03061002073

    ++

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    13/61

    tersebut dapat dianggap cukup. !$ara pengecekan yang lebih detil diberikan oleh

    Stauer !+5BB# dalam 7oek dan ray, +5C+#.

    +am-ar : +aris Pengukuran (scan line)

    Khairani Ritonga03061002073

    +3

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    14/61

    Khairani Ritonga03061002073

    +6

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    15/61

    +am-ar ': .ontoh 5ormulir Pengamatan Lapangan

    . Karakteristik ,idang Lemah dan Kekuatan assa ,atuan

    atuan umumnya mempunyai kekuatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan

    dengan kekuatan tanah, tetapi massa batuan kekuatannya umumnya lebih rendah

    diban-dingkan terhadap kekuatan batuan utuhnya. erkurangnya kekuatan massa

    batuan tersebut adalah karena kehadiran bidang-bidang lemah !struktur geologi#

    pada batuan yang tadinya merupakan batuan utuh tersebut.

    Kekuatan massa batuan hampir sepenuhnya dipengaruhi oleh karakteristik bidang-

    bidang lemahnya, terutama sistem kekarnya. eberapa kondisi bidang lemah !baik

    sendiri atau gabungan# sangat mem-pengaruhi kekuatan massa batuannya, yaitu

    kohesi sisa !$r# maupun sudut geser dalam sisanya ! %r#. Kondisi-kondisi tersebut

    adalah *

    +. Kekasaran !roughness#, bidang struktur yang permukaannya kasar apabila

    dikenai tegangan geser akan menghasilkan angka kohesi maupun sudut geser

    dalam yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang permukaannya halus

    !licin#

    3. Kegelombangan !waviness#, permukaan bidang struktur yang bergelombang

    atau bergerigi juga akan menghasilkan angka kohesi yang lebih tinggi

    dibandingkan permukaan yang tidak berkelombang !lurus#.

    6. ebar bukaan, bukaan bidang struktur yang lebar akan menghasilkan kekuatan

    yang lebih rendah dibandingkan bukaan yang sempit.

    ?. aterial pengisi dan siat-siatnya, kalau bukaan struktur terisi oleh material

    yang kekuatannya rendah, lunak, lembab !misalnya mineral lempung# maka

    kekuatan batuannyapun akan rendah karena material pengisi tersebut berungsi

    sebagai pelumas. 1etapi jika material pengisinya mem-punyai kekuatan yang

    tinggi atau bertindak sebagai perekat !misalnya ku-arsa, kalsit, dll# maka

    kekuatan massa batuannya akan lebih tinggi.

    :. Jarak kekar, adalah jarak tegak lurus antara dua kekar yang berurutan padagaris pengukuran. Jarak dan perpotongan antar kekar !bidang lemah# sangat

    mempengaruhi kekuatan massa batuan. assa batuan dengan sistem kekar

    rapat dan/ atau saling berpotongan jelas kekuatannya jauh lebih kecil

    dibandingkan yang kekarnya jarang, apalagi terhadap batuan utuh.

    4S merekomendasikan pemakaian standar jarak kekar yang dibuat oleh

    ttewel !+5C+, yang telah diperbarui# seperti pada 1abel dibawah ini *

    Khairani Ritonga03061002073

    +?

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    16/61

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    17/61

    akibat tambahan tekanan hidraulik. Sedangkan bidang lemah yang tidak berair

    !kering# tidak akan mengalami hal tersebut.

    (alam analisis longsoran kekuatan massa batuan yang berperan adalah kuat geser!shear strength#. Kuat geser untuk bidang lemah dapat ditentukan dari uji

    laboratorium atau uji lapangan !insitu# dengan menggunakan kriteria selubung

    )atton atau kur&a selubung arton sbb*

    +. Selubung bilinier )atton

    a# untuk harga "n kecil * p ;

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    18/61

    +am-ar &": Prediksi kekuatan -idang lemah yang kasar (,arton@ &3'')

    D ,e-erapa *stilah Penting

    +. ,atuan utuh !intact rock# adalah potongan atau blok batuan dengan ukuran

    kecil atau besar, yang tidak dipsahkan oleh struktur !kekar, sesar, retakan,

    rekahan dll.#, bersiat homogen dan isotrop sehingga kekuatan maupun pe-

    nyebaran tegangan pada semua bagiannya dapat dianggap sama kesemua arah.

    3. assa -atuan !rock mass# adalah susunan potongan atau blok batuan yang

    dipisahkan oleh bidang-bidang lemah yang umumnya adalah struktur geologi

    !sesar, bidang perlapisan, sistem kekar, rekahan# sehingga kekuatannya

    berkurang, dan perambatan tekanan/ tegangan ke semua arah pada batuantersebut tidak merata. agian dari massa batuan yang paling lemah adalah

    pada bidang batas batuan utuhnya !struktur# yang karena itu disebut sebagai

    bidang lemah.

    6. Kondisi day light adalah kondisi dimana arah bidang lemah sama/ selaras

    dengan arah lereng, dan keduanya saling berpotongan pada permukaan

    terbuka.

    ?. >o?k uality Designation !P(# menyatakan tingkat kerapatan kekar pada

    massa batuan. P( dapat dipakai sebagai data tambahan/ bahan pertimbangan

    dalam analisis kestabilan/ kemantapan lereng batuan.

    Khairani Ritonga03061002073

    +9

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    19/61

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    20/61

    +am-ar &&: ,e-erapa %enis longsoran tanah

    3. ongsoran bidang !plane failure#

    ongsoran bidang dapat terjadi pada lereng dimana pembentuknya adalah

    massa batuan yang orientasi bidang lemahnya sejajar dengan arah

    kemiringan lereng. Jadi longsoran tersebut mengikuti arah bidang lemah

    yang ada !Gambar ++ dan +3#..

    Khairani Ritonga03061002073

    +5

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    21/61

    +am-ar &&: Permukaan longsoran -idang

    +am-ar &!: Kasus longsoran -idang$ -a%i

    Khairani Ritonga03061002073

    30

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    22/61

    6. ongsoran baji !wedge failure#

    ongsoran baji adalah longsoran bidang dengan 3 atau lebih bidang lemah.

    ongkah atau baji yang meluncur bisa bertumpu pada kedua bidang

    lemahnya atau hanya pada salah satu bidang saja, tergantung dari posisi/kedudukan bidang-bidang lemah tersebut.

    +am-ar : Permukaan longsoran -a%i

    Khairani Ritonga03061002073

    3+

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    23/61

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    24/61

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    25/61

    . Analisis Kemantapan Lereng dan Proyeksi Stereogra6is

    +. idang lemah

    Struktur geologi !besar maupun kecil# akan merupakan bidang lemah, karenakeberadaannya mengubah kontinuitas batuan jadi jelas mengganggu

    kekuatan batuan dan penyebarannya.

    a. (istribusi bidang lemah

    (i alam !lapangan# sebenarnya orientasi bidang-bidang lemah batuan

    !struktur geologi# sangat ber&ariasi, tetapi pada dasarnya mempunyai

    pola-pola tertentu yang menunjukkan/ memperlihatkan bahwa pola

    tersebut mengikuti suatu sistem bidang lemah tertentu !bidang

    perlapisan, atau sistem kekar/ joint set tertentu#

    b. Kehadiran beberapa bidang lemah !hasil analisis stereograis#(engan proyeksi stereograis, yang pada hakekatnya adalah suatu

    metoda statistik, penyebaran orientasi bidang lemah tersebut dapat

    dikelompokkan dalam beberapa sistem yang masing-masing relati sama/

    berkelompok !mode#. (alam suatu populasi bidang lemah bisa terdapat

    satu, dua, atau lebih kelompok populasi, atau bahkan ada yang tidak

    dapat dikelompok-kan !random dan tersebar secara merata#.

    c. rah kemiringan bidang lemah

    (ari proyeksi stereograis diatas dapat dilihat bahwa di suatu daerah

    penyebaran bidang lemah tertentu bisa terdapat beberapa arah

    kemiringan bidang lemah yang masing-masing mewakili

    !mempresentasikan# kelom-poknya !misalnya* bidang sesar, beberapa

    bidang perlapisan, dan beberapa kelompok kekar/ joint set#.

    (engan menyederhanakan seluruh sistem bidang lemah menjadi hanya

    beberapa bidang lemah saja, maka analisis terhadap kemantapan lereng

    dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat, dan murah.

    d. )opulasi, orientasi, dan kerapatan struktur !kekar#

    (alam keadaan tertentu, terutama pada daerah dengan sejarah tektonik

    yang kuat, bidang-bidang lemah !terutama kekar# bisa terbentuk secaraintensi, rapat, dan dengan orientasi !strike/ dip# yang sangat ber&ariasi

    sehingga tidak ada yang dominan. Keadaan tersebut akan membuat hasil

    proyeksi stereograis tidak memberikan suatu pola/ pengelompokan

    tertentu, tetapi menggambarkan penyebaran kutub bidang lemah yang

    merata pada seluruh bidang proyeksi !random#.

    Khairani Ritonga03061002073

    3?

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    26/61

    +am-ar &4: Se-aran -idang kekar yang rapat dan merata

    )ola seperti diatas menunjukkan bahwa tidak ada kecenderungan

    terjadinya longsoran melalui bidang lemah tertentu, dan longsoran yang

    mungkin terjadi adalah longsoran busur !seperti pada tanah#. 7oek dan

    ray !+5C+# menyatakan bahwa massa batuan yang terkekarkan sangat

    kuat dan mulai lapuk akan menghasilkan longsoran yang berbentuk

    busur.

    . Proyeksi Stereogra6is dan Pengolahan Data Struktur

    ntuk memudahkan analisis struktur atau bidang lemah pada massa batuan !yang

    jumlahnya banyak dan mempunyai orientasi yang beragam# dipakai metoda grais

    dengan bantuan proyeksi stereogais. $aranya adalah dengan mengambarkan

    kutub-kutub !poles# dari setiap bidang lemah tersebut pada suatu bola yang

    kemudian diproyeksikan pada sebuah bidang datar.

    Khairani Ritonga03061002073

    3:

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    27/61

    +am-ar &/: Proyeksi equatorial dan polardari suatu -ola

    Khairani Ritonga03061002073

    3B

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    28/61

    +am-ar &: Penggam-aran stereonet

    Khairani Ritonga03061002073

    39

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    29/61

    3. RAuatorial eAual-area stereonet !Schmidt net#

    +am-ar &': Stereonet ekuatorial luassama (S?hmidtnet)

    Khairani Ritonga03061002073

    3C

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    30/61

    6. )olar eAual area stereonet

    +am-ar &9: Stereonet polar luassama

    Khairani Ritonga03061002073

    35

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    31/61

    ?. (ennes cur&ilinear cell counting net

    +am-ar &3: 8aring penghitungan sel kurvilinier (Dennes tipe ,)

    Khairani Ritonga03061002073

    60

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    32/61

    :. )enggambaran bidang lemah

    Khairani Ritonga03061002073

    6+

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    33/61

    Khairani Ritonga03061002073

    63

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    34/61

    Khairani Ritonga03061002073

    66

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    35/61

    Khairani Ritonga03061002073

    6?

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    36/61

    )enghitungan kutub !pole#

    +am-ar !": Iasil penghitungan titiktitik kutu- -idang lemah

    Khairani Ritonga03061002073

    6:

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    37/61

    B. )enentuan bidang-bidang utama !pembuatan kontur#

    +am-ar !&: Iasil penggam-aran kontur se-aran -idang lemah

    Khairani Ritonga03061002073

    6B

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    38/61

    D Peman6aatan Data Struktur Dalam Kemantapan Lereng

    +. )endugaan jenis longsoran

    +am-ar !!: Se-aran -idang lemah dan %enis longsoran yang mungkin ter%adi

    Khairani Ritonga03061002073

    69

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    39/61

    3. )endugaan arah longsoran

    +am-ar !#: Pendugaan arah longsoran dar hasil analisis stereogra6is

    Khairani Ritonga03061002073

    6C

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    40/61

    +am-ar !4: 1valuasi stereogra6is kemungkinan longsoran pada open pit

    Khairani Ritonga03061002073

    65

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    41/61

    !a#

    Khairani Ritonga03061002073

    ?0

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    42/61

    !b#

    +am-ar !/: Iasil analisis kinematik potensi longsor (a dan -)

    Khairani Ritonga03061002073

    ?+

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    43/61

    +am-ar !: Jahapan analisis longsoran -idang

    Khairani Ritonga03061002073

    ?3

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    44/61

    +am-ar !': Penentuan -idang potong pada -a%i

    Khairani Ritonga03061002073

    ?6

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    45/61

    +am-ar !9: Pendugaan longsoran -idang

    Khairani Ritonga03061002073

    ??

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    46/61

    * Pengumpulan Data +eologi (Lapangan)

    A Pemetaan +eologi

    Sebelum pengukuran struktur, lebih dulu dilakukan studi geologi pada daerah

    yang lebih luas untuk mengetahui sebaran litologi !mengenali jenis batuan dan

    tanah#, penyebaran struktur !sesar, perlapisan, sistem perlipatan#, dan

    pertumbuhan sistem kekar di daerah penyelidikan. Studi ini meliputi semua data

    yang sudah ada !peta geologi, pengukuran struktur, hasil analisis struk-tur, dll.#,

    maupun dengan melakukan pemetaan secara langsung !data primer#. 1ermasuk

    dalam kegiatan ini adalah pengumpulan data airtanah yang sudah ada.

    +am-ar !3: Diagram alir penggunaan data geologi

    Khairani Ritonga03061002073

    ?:

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    47/61

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    48/61

    +am-ar #&: Skema pem-agian -lok@ penampang tegak@ dan gam-aran #D

    Khairani Ritonga03061002073

    ?9

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    49/61

    , Survei +eo6isika

    Sur&ei geoisika meskipun dapat dilakukan tetapi tidak dapat memberikan datakuantitati yang diperlukan untuk analisis kemantapan lereng. 7asil sur&ei

    geoisika lebih membantu dalam mengetahui secara kualitati penye-baran

    horisontal maupun &ertikal dari batuan terkekarkan yang menjadi obyek

    penyelidikan.

    . Pengam-ilan .ontoh Janah dan ,atuan

    $ontoh tanah dan batuan merupakan bagian yang penting dari pengumpulan data

    parameter yang diperlukan untuk analisis kemantapan lereng. $ontoh-contoh

    tersebut diperlukan untuk penelitian laboratorium untuk mendapatkan parameter-

    parameter siat isik maupun siat mekanik tanah dan batuan yang terlibat dalamanalisis kemantapan lereng. 8leh karena itu, contoh tersebut harus diambil dan

    diperlakukan dengan menggunakan cara pengambilan contoh yang benar

    !standar#. ntuk contoh tanah, adalah sangat penting untuk melindunginya dari

    goncangan dan pengurangan kandungan air-nya !undisturbed sample#.

    +. angsung

    )ada lokasi yang berada di permukaan atau bukaan yang sudah tersingkap oleh

    penggalian, contoh tanah atau batuan dapat diambil secara langsung dan tidak

    perlu lagi membuat sumuran, paritan, atau pemboran.

    3. Sumur dan paritan

    Jika contoh !tanah# yang akan diambil berada pada lokasi yang belum

    tersingkap tetapi tidak terlalu dalam maka perlu dilakukan pembuatan sumuran

    atau paritan untuk mempermudah pengambilan con-tohnya.

    6. )emboran

    ntuk mengambil contoh batu atau tanah pada tempat yang cukup dalam,

    umumnya diperlukan pemboran !core drilling#.

    ?. )engambilan contoh

    Khairani Ritonga03061002073

    ?C

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    50/61

    !a#

    !b#

    +am-ar #!: Pem-oran inti untuk sampling

    Khairani Ritonga03061002073

    ?5

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    51/61

    +am-ar ##: Pemilihan dan penanganan ?ontoh core

    Khairani Ritonga03061002073

    :0

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    52/61

    +am-ar #4: Penaganan ?ontoh massa -atuan

    :. Spesiikasi contoh

    a. Jenis contoh

    $ontoh terganggu adalah contoh yang diambil tidak dengan cara

    pengambilan khusus dan tidak perlu dijaga keasliannya !kondisi yang

    sama dengan keadaannya semula sebelum dia-mbil#. iasanya contoh

    seperti ini tidak untuk uji laboratorim untuk parameter kekuatan batuan

    atau kandungan air.

    $ontoh tak terganggu adalah contoh yang diambil secara khusus agar

    siat aslinya di alam tidak berubah !siat mekanik, kandungan air,kemas, dll.# dan contoh tersebut juga harus di-lindungi dari goncangan,

    penguapan air, maupun perubahan lainnya.

    b. kuran contoh

    kuran contoh umumnya disesuaikan dengan uji yang akan dilakukan dan

    ukuran alat uji yang digunakan di laboratorium.

    Khairani Ritonga03061002073

    :+

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    53/61

    +am-ar #/: Penyiapan ?ontoh untuk u%i la-oratorium

    Khairani Ritonga03061002073

    :3

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    54/61

    (. Pengu%ian di Lapangan (insitu test)

    eberapa jenis uji untuk mendapatkan parameter yang diperlukan untukanalisis kemantapan lereng dapat !kadang-kadang disarankan# dilakukan

    langsung dilapangan, misalnya uji geser langsung, baik untuk tanah maupun

    batuan. Keuntungan uji langsung di lapangan adalah parameter yang

    didapatkan lebih teliti karena skala pengujiannya lebih besar, contoh tidak

    rusak di perjalanan, dan mengurangi beban transportasi contoh. Kerugiannya

    adalah uji lapangan umumnya lebih mahal dan memerlukan waktu dan

    persiapan yang lama.

    !a#

    !b#

    +am-ar #: 7%i geser langsung di lapangan

    Khairani Ritonga03061002073

    :6

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    55/61

    !a#

    !b#

    +am-ar #': 7%i pem-e-anan di lapangan

    Khairani Ritonga03061002073

    :?

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    56/61

    Khairani Ritonga03061002073

    ::

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    57/61

    Penyelidikan Airtanah

    (alam analisis kemantapan lereng keberadan dan kondisi airtanah pada lokasi

    lereng mempunyai pengaruh yang sangat penting dan harus mendapatkanperhatian yang serius. ntuk itu maka posisi muka airtanah di daerah tersebut

    harus diketahui dengan pasti, demikian juga siat hidrogeologis lainnya !misalnya

    kondukti&itas hidraulik, dll.#.

    )engaruh airtanah terhadap lereng adalah dalam bentuk gangguan terhadap

    kemantapannya a.l. *

    +. 1ekanan air !tekanan hidraulik# *

    a. mengurangi kuat geser !tanah maupun massa batuan#

    b. meningkatkan gaya penggerak

    3. eningkatkan beban !moisture content#6. enyebabkan erosi permukaan lereng *

    a. pada muka lereng

    b. pengisian rekahan

    c. penyumbatan !clogging#

    ?. enyebabkan pelapukan material pembentuk lereng

    :. enyebabkan likuiaksi pada tanah residu, lanau !tanah loss#, atau timbunan

    )enyelidikan kondisi airtanah dapat dilakukan dengan cara *

    +. engukur muka air tanah pada sumur yang sudah ada atau sumur baru !dibuat

    sumur gali atau sumur bor dangkal baru#

    3. emetakan litologi dan sistem akuier yang ada di daerah yang bersangkutan

    6. elakukan analisa kimia airtanah !pengambilan contoh dan uji labora-torium#.

    irtanah mungkin mengandung ion-ion yang dapat melarutkan semen dll.

    ?. ji permeabilitas, dll.

    Gambar O; dari Topadol !6 gambar hal :.:, :.9, dan :.C#

    Khairani Ritonga03061002073

    :B

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    58/61

    ** Pemodelan +eologi

    (ari hasil pemetaan geologi/ hidrogeologi dibuat model penyebaran tanah/ batuan,penampang geologi dan hidrogeologi, untuk mendapatkan gambaran mengenai

    penyebaran litologi dengan batas-batasnya, penyebaran struktur, dan kondisi airtanah,

    yang merupakan aktor-aktor penting dalam analisis kemantapan lereng dan

    perencanaan dimensi lereng dengan segala konsekuensinya.

    +. )eta geologi

    )eta geologi merupakan gambaran mengenai penyebaran litologi dan struktur

    geologi yang ada di daerah penyelidikan secara lateral

    !a#

    Khairani Ritonga03061002073

    :9

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    59/61

    !b#

    +am-ar #9: Peta geologi (a) dan -lok struktur dan orientasi kekar (-)

    3. (iagram pagar

    (iagram pagar adalah penampilan peta geologi secara perspekti 6-(imensi, untuk

    memperlihatkan konigurasi geologi yang lebih jelas.

    6. )enampang geologi dan kondisi airtanah)enampang geologi merupakan gambaran mengenai penyebaran litologi, struktur

    geologi/ bidang lemah yang ada secara &ertikal. )enampang ini sebaiknya dibuat

    sejajar dengan dengan penampang lereng yang akan dibuat. Sedangkan kondisi

    airtanah dinyatakan dengan menggambarkan posisi muka airtanah pada

    penampang geologi tersebut.

    Khairani Ritonga03061002073

    :C

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    60/61

    +am-ar #3: Penampang geologi pit

    !a#

    Khairani Ritonga03061002073

    :5

  • 7/25/2019 Stereografis Lereng-snv040603

    61/61

    !b#

    +am-ar 4": Pola kesta-ilan lereng di sekeliling pit hasil analisis streogra6is