tugas permasalahan lereng

12
TUGAS MEKANIKA TANAH I PERMASALAHAN LERENG DI SUSUN OLEH Verawanti 14511064 Fahrizal Amirul F 14511167 Akhmad Iqbal Ikromi 14511283 Mawardi 14511340 M Iqbal Wibowo 14511349 Dani Nurul Firdaus 14511367 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2015

Upload: vheradcinema

Post on 14-Jul-2016

24 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Mektan = Tugas Permasalahan Lereng

TRANSCRIPT

Page 1: Tugas Permasalahan Lereng

TUGAS MEKANIKA TANAH I

PERMASALAHAN LERENG

DI SUSUN OLEH

Verawanti 14511064

Fahrizal Amirul F 14511167

Akhmad Iqbal Ikromi 14511283

Mawardi 14511340

M Iqbal Wibowo 14511349

Dani Nurul Firdaus 14511367

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: Tugas Permasalahan Lereng

PERMASALAHAN LERENG DAN SOLUSINYA

Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu dengan bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah misalnya lereng bukit dan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api, bendungan, tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka.A. JENIS – JENIS LERENG/LONGSOR

1.      Lereng Alam (Natural Slopes)Lereng alam terbentuk karena proses alam. Gangguan terhadap kestabilan terjadi bilamana tahanan geser tanah tidak dapat mengimbangi gaya-gaya yang menyebabkan gelincir pada bidang longsor.  Lereng alam yang telah stabil selama bertahun-tahun dapat saja mengalami longsor akibat hal-hal berikut :

1) Gangguan luar akibat pemotongan atau timbunan baru.2) Gempa3) Kenaikan tekanan air pori (akibat naiknya muka air tanah) karena

hujan yang berkepanjangan, pembangunan dan pengisian waduk, gangguan pada sistem drainase dan lain-lain.

4) Penurunan kuat geser tanah secara progresif akibat deformasi sepanjang bidang yang berpotensi longsor.

5) Proses pelapukan.Pada lereng alam, aspek kritis yang perlu dipelajari adalah kondisi geologi dan topografi, kemiringan lereng, jenis lapisan tanah, kuat geser, aliran air bawah tanah dan kecepatan pelapukan.

2.      Lereng Buatan (Man Made Slopes)Lereng buatan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :

1) Lereng buatan tanah asli / lereng galian (Cut Slope)Lereng ini dibuat dari tanah asli dengan memotong dengan kemiringan tertentu.  Untuk pembuatan jalan atau saliran air untuk irigasi.  Kestabilan pemotongan ditentukan oleh kondisi geologi, sifat teknis tanah, tekanan air akibat rembesan, dan cara pemotongan.

2) Lereng Buatan Tanah yang Dipadatkan/lereng timbunan (Embankment)

Page 3: Tugas Permasalahan Lereng

Tanah dipadatkan untuk tanggul-tanggul jalan raya, bendungan, badan jalan kereta api.  Sifat teknis tanah timbunan dipengaruhi oleh cara penimbunan dan derajat kepadatan tanah.

B. PENYEBAB TERJADINYA LONGSOR

a. Perubahan lereng suatu tebing, secara alami karena erosi dan lain-lain atau secara disengaja akan mengganggu stabilitas yang ada, karena secara logis dapat dikatakan semakin terjal suatu lereng akan semakin besar kemungkinan untuk longsor.

b. Perubahan tinggi suatu tebing, secara alami karena erosi dan lain-lain atau disengaja juga akan merubah stabilitas suatu lereng.  Semakin tinggi lereng akan semakin besar longsornya.

c. Peningkatan beban permukaan ini akan meningkatkan tegangan dalam tanah termasuk meningkatnya tegangan air pori.  Hal ini akan menurunkan stabilitas lereng dan sering terjadi karena adanya pembangunan didaerah tebing seperti : jalan, gedung dan lain-lain.

d. Perubahan kadar air, baik karena air hujan maupun resapan air tempat lain dalam tanah.  Ini akan segera meningkatkan kadar air dan menurunkan kekuatan geser dalam lapisan tanah.

e. Aliran air tanah akan mempercepat terjadinya longsor, karena air bekerja sebagai pelumas.  Bidang kontak antar butiran melemah karena air dapat menurunkan tingkat kelekatan butir.

f. Pengaruh getaran, berupa gempa, ledakan dan getaran mesin dapat mengganggu kekuatan geser dalam tanah.

g. Penggundulan daerah tebing yang digundul menyebabkan perubahan kandungan air tanah dalam rongga dan akan menurunkan stabilitas tanah.  Faktor air sangat berpengaruh terhadap keseimbangan dalam tanah.  Disamping itu, kestabilan lapisan permukaan tanah juga tergantung adanya penggundulan.

h. Pengaruh pelapukan, secara mekanis dan kimia akan merubah sifat kekuatan tanah dan batuan hingga mengganggu stabilitas lereng.

Page 4: Tugas Permasalahan Lereng

C. PENCEGAHAN ATAU SOLUSI TERJADINYA LERENG/LONGSOR A. Cara Alami

Indentifikasi tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mencegah longsor dalam cara alami adalah sebagai berikut :1. Dengan cara vegetatif yaitu mencegah air terakumulasi di atas

bidang luncur. Sangat dianjurkan menanam jenis tanaman berakar dalam, dapat menembus lapisan kedap air, mampu merembeskan air ke lapisan yang lebih dalam, dan mempunyai massa yang relatif ringan. Jenis tanaman yang dapat dipilih di antaranya adalah sonokeling, akar wangi, flemingia, kayu manis, kemiri, cengkeh, pala, petai, jengkol, melinjo, alpukat, kakao, kopi, teh, dan kelengkeng.

2. Pendekatan mekanik dapat dilakukan untuk mengendalikan longsor, sesuai dengan kondisi topografi dan besar kecilnya tingkat bahaya longsor. Pendekatan mekanis pengendalian longsor meliputi :a. Pembuatan saluran drainaseb. Pembuatan bangunan penahan material longsorc. Pembuatan bangunan penguat dinding/ tebing atau

pengaman jurangd. Pembuatan trap terasering

3. Membuat saluran drainase.Tujuan utama pembuatan saluran drainase adalah untuk mencegah genangan denganmengalirkan air aliran permukaan,sehingga kekuatan air mengalir tidak merusak tanah, tanaman, dan/ataubangunankonservasi lainnya. Di areal rawan longsor, pembuatan salurandrainase ditujukan untuk mengurangi laju infiltrasi danperkolasi, sehinggatanah tidak terlalu jenuh air, sebagai faktor utama pemicu terjadinyalongsor. Bentuk saluran drainase,khususnya di lahan usaha tani dapat dibedakan menjadi :a. Saluran pengelakb. Saluran terasc. Saluran pembuangan air, termasuk bangunan terjunan

4. Membuat bangunan penahan material longsor.Konstruksi bangunan penahan material longsor bergantung pada volume longsor. Jika longsor termasuk kategori kecil, maka konstruksi bangunan penahan dapat menggunakan bahan yang tersedia di tempat, misalnya bambu, batang dan ranting

Page 5: Tugas Permasalahan Lereng

kayu. Apabila longsor termasuk kategori besar, diperlukan konstruksi bangunan beton penahan yang permanen. Beton penahan ini umumnya dibangun di tebing jalan atau tebing sungai yang rawan longsor.

B. Cara GeotekstilGeotekstil adalah teknik pelapisan tanah untuk mencegah longsor danambles. Untuk itu, digunakan lembar plastik atau polimer dari jenis poliester,polipropilen, atau polietilen. Lapisan plastik ini berfungsi mencegahkebocoran, mengalirkan air yang merembes ke dinding, dan mencegahkebocoran.

Gambar Penguatan Lereng Pencegah Longsor Dengan Geoteksti

Page 6: Tugas Permasalahan Lereng

Gambar Penggunaan geotekstil pencegah lumpur erosi lerenganC. Cara Retaining wall

Retaining wall adalah dinding penahan tanah yang berfungsi sebagai pendukung lateral bagi tanah yang dibuat dengan kemiringan vertical tertentu. Yang paling penting dalam desain dan pemasangan Retaining Wall adalah material yang ditahannya akan mencoba bergerak karena gravitasi. Pergerakan ini akan menekan tanah di balik dinding (bergantung pada sudut pergeseran dalam (phi) dan gaya kohesi (c) dari material tersebut). Tekanan paling lemah berada di tingakatan teratas kemudian meningkat ke bawah dan akan menekan dinding atau menjatuhkannya jika dinding tidak dipasang dengan benar. Juga air tanah di balik dinding yang tidak diolah oleh sistem pengeringan akan menyebabkan tekanan hidrolik horizontal pada dinding. Adapun beberapa jenis retaining wall yang dikenak antara lain : gravity retaining wall, semigravity retaining wall, cantilever retaining wall, dan contenfort retaining wall.

Page 7: Tugas Permasalahan Lereng

1. Gravity retaining wallYaitu jenis retaining wall yeng dibuat dengan sederhana seperti dari pasangan batu dan dipengaruhi oleh berat itu sendiri. Dan volume tanah yang menahan dinding sendiri.

2. Semigravity retaining wallYaitu retaining wall yang dibuat denagn perkuatan tulangan, penggunaan tulanagn ini membantu mereduksi ukuran dinding.

3. Cantilever retaining wallYaitu retaining wall yang diperkuat dengan tulangan baja batang tipis dan disertai tulangan yang kuat.

Page 8: Tugas Permasalahan Lereng

4. Contenfort retaining wallYaitu retaining wall yang mirip dengan cantilever retaining wall hanya saja pada suatu interval tertentu dipasang pengikat antar diding dan landasan dasar berupa potongantipis beton yang dipasang vertical (counterfort) untuk mengurangi geser dan momen lentur.

D. Sheet Pile (Dinding Turap)Turap adalah dinding vertikal yang relatif tipis yang berfungsi untuk menahan tanah juga untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian.  Karena pemasangan yang mudah dan biaya yang murah, turap banyak digunakan pada pekerjaan-pekerjaan seperti, penahan tebing galian sementara, penahan longsong, stabilitas lereng, bangunan-bangunan pelabuhan, bendungan serta bangunan lainnya. Dinding turap tidak cocok untuk menahan tanah timbunan yang tinggi karena akan memerlukan luas tampang bahan turap yang besar. Selain itu, dinding turap juga tidak cocok digunakan pada tanah yang mengandung banyak batuan-batuan, karena menyulitkan pemancangan.

E. Vetiver SystemSalah satu upaya penanganan erosi yang dilakukan dengan metoda vegetatif yaitu dengan vetiver system. Vetiver System (VS) adalah

Page 9: Tugas Permasalahan Lereng

sebuah teknologi sederhana berbiaya murah yang memanfaatkan tanaman Vetiver hidup untuk konservasi tanah dan air serta perlindungan lingkungan. Vetiver yang ditanam tidak diperbolehkan dipanen akarnya, karena justru jika hal ini terjadi dapat menimbulkan efek yang kontradiktif, dimana terjadinya kerusakan tanah. Bila ditanam di lereng-lereng keras dan berbatu, ujung-ujung  akar vetiver mampu masuk menembus dan menjadi semacam jangkar yang kuat. Cara kerja akar ini seperti besi kolom yang masuk ke dalam menembus lapisan tanah, dan pada saat yang sama menahan partikel-partikel tanah dengan akar serabutnya. Kondisi seperti ini dapat mencegah erosi yang disebabkan oleh angin dan air sehingga vetiver dijuluki sebagai ”kolom hidup”.