status ujian jiwa

25
SKIZOAFEKTIF DISUSUN OLEH YAASINTA ARLAES PEMBIMBING Dr. H.Rusdi Effendi, Sp.KJ KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER PERIODE APRIL-MEI 2013/2014

Upload: reagan-nurhadi

Post on 25-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

tentang status ujian jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: status ujian jiwa

SKIZOAFEKTIF

DISUSUN OLEH

YAASINTA ARLAES

PEMBIMBING

Dr. H.Rusdi Effendi, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER

PERIODE APRIL-MEI 2013/2014

Page 2: status ujian jiwa

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Nama : Ny. R

Usia : 42 tahun

Tempat tanggal lahir : 12 april 1971

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku / bangsa : Jawa

Status perkawinan : Belum menikah

Pendidikan : D1

Alamat : Cempaka Putih, Jakarta Pusat

No. RM : xxxxxx

Masuk RS : 13 april 2013

II. ANAMNESIS

Berdasarkan :

Autoanamnesis : Diambil pada tanggal 4 mei 2013

Alloanamnesis : Diambil pada tanggal 6 mei 2013

A. Keluhan utama : mengamuk tanpa kendali terhadap keluarga

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien dijemput oleh petugas RSJI Klender di rumah pasien pukul 22.00 WIB pada

tanggal 13 april 2013 dalam keadaan marah-marah dan mengamuk. Keluhan tersebut dirasa

semakin berat selama 1 minggu belakangan ini. Selama 1 minggu ini juga pasien sering

pergi-pergi keluar rumah, dan bila ditanya mengapa pergi pasien menjawab suntuk bila di

rumah.

1 hari SMRS pasien mengamuk dengan kakak (Tn.Eko) dan adiknya (Tn.Cahyo).

Pasien marah dengan keluarganya, karena mengikuti bisikan setan yang menyuruhnya untuk

marah-marah terhadap keluarganya. Untuk menghilangkan pengaruh bisikan setan tersebut,

pasien selalu mandi 20 kali dalam sehari. Pasien juga merasa mendengar bisikan om yanto

yang merayu pasien sehingga pasien merasa ketakutan, menurut pasien om yanto adalah adik

2

Page 3: status ujian jiwa

ipar ibunya yang menyukainya dan ingin menyantet pasien, namun menurut keluarga pasien

bahwa om yanto adalah orang yang baik dan telah berkeluarga. Menurut pengakuan keluarga

pasien, selama 2 minggu pasien tidak minum obat.

Pada tanggal 3 maret pasien juga mengatakan kabur ke serang, pasien mendapat

bisikan dari om yanto yang menyuruhnya pergi jauh dari rumah. Pasien selalu melihat

bayangan-bayangan om yanto dimana saja dan pasien juga merasa om yanto dapat menjelma

ketubuh orang lain sehingga orang-orang disekitar pasien berubah menjadi om yanto. Setiap

hari pasien selalu merasa dihantui oleh sosok om yanto.

Untuk menghilangkan perasaan buruk tersebut maka sejak desember 2012 pasien

mulai mengajar mengaji di TPA dekat rumahnya. Pasien merasa dengan mengajar mengaji

mendekatkan dirinya pada Allah SWT. namun baying-bayang om yanto dan pikiran-pikiran

santet tetap ada, pasien juga selalu merasa sedih, depresi, susah tidur dan malu dengan

keadaannya yang belum menikah. Pasien selalu berpikir negatif terhadap dirinya sendiri,

selalu merasa bahwa dirinya tidak laku, jelek dan tidak ada laki-laki yang menyukainya.

Tetapi pada bulan januari 2013 pasien mulai menimbulkan gejala seperti tahun sebelumnya.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

1. Gangguan Psikiatri

Pada tahun 1990 pasien merasa tubuhnya dimasuki roh halus, pasien sering

mengamuk, dan melakukan hal-hal aneh. Kemudian pasien berobat ke psikolog

(Ny.Mahdalena) di RSCM, kemudian pasien disarankan melakukan bimingan rohani. Sekitar

1 tahun melakukan pengobatan di psikolog dan ustad pasien merasa tidak ada perbaikan.

Pada tahun 1991 pasien berobat ke psikiater (dr.Aini, Sp.KJ) di RS.Pertamina. Di

RS.Pertamina pasien rutin di suntik haldol tiap 1 bulan. Kondisi pasien mulai membaik.

Namun karena masalah biaya dan keluarga ingin mencari jalur pengobatan lain maka pada

tahun 2000 pasien berobat ke Ust.Haryono di daerah Bekasi. Kondisi pasien malah makin

buruk.

Pada tahun 2003 pasien diantar oleh ibu dan pacarnya Tn R ke RSJI klender dengan

keluhan memecahkan kaca rumah, karena ingin kabur dari rumah dan pasien merasa

keluarganya menzoliminya. Keluarga pasien tidak menyetujui Ny R berpacaran dengan

pacarnya yang sekarang, karena keluarganya menyukai sepupunya ( Om yanto ) sehingga Ny

3

Page 4: status ujian jiwa

R dan Tn R putus. Pasien merasa keluarganya menjodohkannya dengan sepupunya ( Om

yanto ), sedangkan sepupunya tersebut sudah mempunyai istri dan anak. Setiap Ny R

beraktivitas, Ny R selalu mendengar bisikan dan melihat sepupunya. Sebelum Ny R

berpacaran dengan Tn R, Ny R berpacaran dengan Tn D ( anak kosannya Ny R ). Semenjak

mereka berpacaran, Ny R sering marah, karena Ny R selalu berpikir aneh dan negatif

disekelilingnya. Ny R selalu melihat bayangan sepupunya ( om yanto ) saat ada pedagang

yang lewat didepan rumahnya. Pasien juga mangatakan bahwa saat itu mendengar bisikan

untuk menyuruhnya mandi.Semenjak ayah pasien meninggal pada tahun 2007, pasien mulai

ingin serba rapi dan sempurna setiap beraktivitas dan bekerja.

Pada tanggal 25 mei 2012 pasien pernah dijemput oleh petugas RSIJ klender dengan

keluhan marah-marah, kehilangan keseimbangan,melihat bayangan dan mendengar bisikan

sepupunya ( om yanto ).

2. Gangguan Medis

Pasien tidak pernah menderita pasien yang serius saat kecil, pasien tidak pernah

dirawat di Rumah Sakit atau dioperasi sebelumnya. Riwayat kejang, epilepsi maupun

keadaan yang menyebabkan luka di kepala.

3. Gangguan Psikoaktif

Pasien tidak pernah merokok, pasien tidak minum alkohol atau menyalahgunakan zat

adiktif atau obat-obat terlarang.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.

Pasien lahir normal dan cukup bulan, tidak ada komplikasi persalinan, trauma

lahir atau cacat bawaan.

2. Riwayat Perkambangan Kepribadian

i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Masa ini dilalui dengan baik, pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan

mendapatkan ASI sampai usia 1 tahun. Pasien tergolong anak yang sehat,

dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak usianya.

4

Page 5: status ujian jiwa

Pasien tidak pernah sakit yang serius, dan tidak pernah mengalami kejang

dan trauma kepala.

ii. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Pasien merupakan anak pendiam. Pasien masuk SD saat berumur 5 tahun,

dan tidak pernah tinggal kelas, saat masuk SD pasien sudah lancar

membaca. Pasien tergolong anak yang baik dan patuh terhadap orang tua.

iii. Masa Kanak Akhir (pubertas dan Remaja)

Pasien berkembang seperti remaja usianya, pasien tidak mempunyai

banyak teman, hanya mempunyai beberapa teman dekat di SMAnya,

pasien belum pernah mempunyai pacar atau teman dekat laki-laki. Pasien

termasuk anak yang periang, ceria, mudah bergaul dan suka bermain

bersama dengan teman sebayanya.

3. Riwayat Pendidikan

- SD (5-11 tahun)

Pasien bersekolah di SD cendrawasih dengan prestasi yang baik, dan tidak

pernah tinggal kelas. Pasien memiliki cukup banyak teman.

- SMP (12-14 tahun)

Pasien bersekolah di SMP Negri 30 daerah jakarta dengan prestasi yang

cukup baik dan tidak pernah tinggal kelas.

- SMA (14-16 tahun)

Pasien bersekolah di SMA Negeri 30 rawasari. Pasien tidak mempunyai

banyak teman. Pasien sudah mulai mendengar bisikan yang tidak lazim.

4. Riwayat Pekerjaan

Setelah lulus SMA pasien bekerja di agen pariwisata sebagai ticketing sampai

tahun 2000. Kemudian pasien bekerja dibeberapa tempat salah satunya : wita

tour ( 1991 – 1992 ), united tour (1993- 1997 ), royal jordan , avia tour, global

tour, dan robert tour. Tiap penyakitnya kambuh pasien keluar dari pekerjaan

dan melamar pekerjaan lagi dengan profesi yang sama di tempat yang berbeda.

5. Riwayat Kehidupan Beragama

Pasien beragama islam. Menurut ibunya, saat kecil pasien selalu berangkat

sholat berjamaah ke masjid saat adzan berkumandang dan tidak pernah

meninggalkan shalat lima waktu. Pasien juga mengajar ngaji di TPA sejak

tahun 2000.

5

Page 6: status ujian jiwa

6. Riwayat kehidupan Perkawinan/Psikoseksual

Pasien pernah berpacaran namun dilarang oleh keluarga, pasien belum pernah menikah

7. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak pernah berurusan

dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses

peradilan yang terkait dengan hukum.

E. Riwayat keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara, yang terdiri dari tiga laki-laki

dan dua perempuan dari pasangan Tn.D dan Ny. W. Terdapat anggota keluarga yang

pernah sakit.

Keterangan :

: kakek telah meninggal anak perempuan

: nenek telah meninggal sanak saudara yang sakit

anak laki- laki : pasien

6

Page 7: status ujian jiwa

F. Situasi Kehidupan Saat Ini

Pasien tinggal di rumah orang tuanya, yang di huni oleh ibu dan kedua adeknya.

Interaksi pada tetangga di rumah atau tetangga di sekelling rumah kurang. Biaya untuk

kebutuhan sehari-hari pasien berasal dari ibu yang bekerja sebagai loundry baju, kakak dan

adeknya yang bekerja sebagai kantoran. Kesan kondisi sosial ekonomi keluarga adalah

cukup.

G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya

Saat datang tanggal 13 April 2013 pasien menyangkal bahwa dirinya sakit. Pada

saat tanggal 4 mei 2013 pasien bilang bahwa dirinya sakit, namun dia tidak mengetahui

tentang penyakitnya.

III. STATUS FISIK (Tanggal 4 mei, pukul 10.00 WIB)

A. Status Generalis

Keadaan Umum : Baik, tampak tidak sakit

Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital

Tekanan Darah : 90/80 mmHg

Nadi : 72x/menit

Suhu : 36,7° C

Pernafasan : 20 x/menit

Kulit : Sawo matang, Ikterik (-), sianosis (-)

Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata

Mata : Pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)

Hidung : Normal, deviasi septum (-)

Telinga : Liang telinga lapang, sekret -/-, darah -/-, NT-/-, NL-/-

Lidah : tidak deviasi

Gigi Geligi : Lengkap

Uvula : Berada di tengah

Tonsil : T1-T1

7

Page 8: status ujian jiwa

Leher : Tidak ada pembesaran KGB (kelenjar getah bening),

Jantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)

Paru : VBS +/+, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Supel datar, massa (-), bising usus (+)

Ekstremitas : edema ke-4 ekstermitas (-)

B. Status Neurologis

GCS : 15 ( E4, V5, M6 )

Saraf Kranial (I-XII) : Baik

Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada

Refleks Fisiologis : normal

Refleks Patologis : Tidak ada

Motorik : Gerakan : baik

Kekuatan otot : 5/5

Tonus : normal

Sensorik : Raba dan tekan baik

Fungsi SSO : BAB (+), BAK (+)

Fungsi Luhur : Baik

Gangguan Khusus : Tidak ada

Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus

otot (N), resting tremor (-), distonia (-).

IV. STATUS MENTAL (Tanggal 4 mei 2013, pukul 10.00 WIB)

A. Deskripsi Umum

Kesadaran Neurologis : Compos mentis

1. Penampilan Umum

Pasien seorang perempuan dengan tinggi badan sekitar 150 cm dan berat

badan sekitar 43 kg. Pasien berjilbab, kulit sawo matang. Pasien terlihat lebih

muda dari usianya. Pada saat diwawancara pasien menggunakan baju kaos

panjang warna pink, celana panjang. Pasien tampak tenang saat diwawancara,

dan sedih bila teringat tentang om yanto. Penampilan pasien terlihat rapih.

8

Page 9: status ujian jiwa

Sikap terhadap pemeriksa kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang

diajukan walaupun dengan singkat.

2. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Selama wawancara pasien duduk di kursi dan bersebelahan dengan pemeriksa.

Pertanyaan yang diajukan dijawab jelas, dan bisa menceritakan masalahnya.

3. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pasien menunjukkan sikap yang bersahabat untuk diajak bicara. Pasien

perhatian dalam mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan pemeriksa. Saat

berbicara dengan pemeriksa, pasien menatap ke arah pemeriksa dan terkadang

ekspresi wajah berubah cepat.

4. Pembicaraan

Pasien berbicara cukup baik dengan intonasi cukup jelas dan nada suara yang

normal. Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.

B. Alam Perasaan (Emosi)

1. Suasana Perasaan (mood) : Labil

2. Afek / Ekspresi Afektif : Luas

3. Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

a) Visual : (+) pasien melihat dimana – dimana ada bayangan om

yanto ( sepupu )

b) Auditoris : (+) pasien mengaku mendengar bisikan om yanto

(sepupu ) dan menyuruhnya mandi berkali-kali.

2. Ilusi : (+) merasa semua orang mirip dengan om yanto (

sepupu )

3. Depersonalisasi : (+) merasa tubuhnya dipengaruhi roh halus.

4. Derealisasi : Tidak ada

D. Proses Pikir

1. Arus Pikir

a. Produktifitas : Banyak ide

b. Kontinuitas : Koheren

9

Page 10: status ujian jiwa

c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada

2. Isi Pikir

a. Gangguan Bentuk Pikir : ada

b. Waham :

1) Waham kebesaran : tidak ada

2) Waham bizzare : tidak ada

3) Waham kejar : ada ( pasien merasa diganggu dan

diikuti )

4) Waham Persekutorik : tidak ada

5) Waham Referensi : tidak ada

6) Waham Dikendalikan

Thought withdrawl: tidak ada

Thought insetion : tidak ada

Thought broadcast: tidak ada

Thought control : tidak ada

7) Waham ninhilistik : tidak ada

c. Obsesi : Tidak ada

d. Fobia : Tidak ada

E. Sensorium danKognitif

Kesadaran : composmentis

Orientasi

c) Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan hari di wawancara hari apa,

bulan apa, tahun berapa, jam serta dapat membedakan antara siang dan

malam)

d) Tempat : Baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Jiwa

Klender, dan pasien mengetahui jalan pulang ke rumahnya. Pasien juga

mengetahui kamar bangsalnya, kamar perawat dan kamr mandi)

e) Orang : Baik (Pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter

muda, mampu mengingat nama pemeriksa dan menyebut orang yang

ditunjuk, seperti suster, serta pasien sekitarnya)

Daya ingat

10

Page 11: status ujian jiwa

f) Jangka pendek : Buruk (Pasien tidak bisa mengingat 3 kata yang

diberikan dan mengulangnya kembali setelah 5 menit diajak bicara)

g) Jangka panjang : Baik (Pasien mengingat nama bapak, ibu, serta saudara

dan keponakannya)

h) Segera : Baik

Konsentrasi : Baik (Pasien dapat mengulang angka 13579 )

Perhatian : Baik

Visospasial : Baik ( Pasien dapat menggambar arah jaum jam 16.30 )

Pikiran abstrak : Baik ( Pasien mengetahui arti persamaan “ apel dan bola “ dan

mengerti arti peribahasa “ ada udang dibalik batu “ )

Intelegensi & Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui nama presiden

Indonesia sekarang)

F. Daya Nilai

a. Penilaian Sosial : Baik (jika pasien bertamu kerumah seseorang pasien

harus mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk kerumah)

b. Uji Daya Nilai : Baik ( Pasien ditanya apa respon yang akan dilakukan

jika melihat ada orang yang ingin menyebrang? Pasien akan berusaha untuk

menolongnya)

c. Daya Nilai Realita : Baik

G. Tilikan

Pada tanggal 4 April 2013 : tilikan 3 ( Sadar akan penyakitnya tetapi menyalahkan

orang lain, faktor luar, atau faktor organik )

H. Reliabilitas

Reality test ability ( RTA ) : Terganggu

11

Page 12: status ujian jiwa

III. IKHTISAR PENEMUAN YANG BERMAKNA

Pasien dijemput oleh petugas RSJI Klender di rumah pasien pukul 22.00 WIB pada

tanggal 13 april 2013 dalam keadaan marah-marah dan mengamuk. Selama 1 minggu ini

juga pasien sering pergi-pergi keluar rumah, dan bila ditanya mengapa pergi pasien

menjawab suntuk bila di rumah. 1 hari SMRS pasien marah dan galak dengan keluarga,

curiga dengan keluarga. Pasien merasa dirinya dipengaruhi roh halus sehingga pasien harus

mandi lebih dari 20 kali setiap hari. Pasien selalu melihat bayangan om yanto, melihat orang

lain seperti om yanto, dan mendengar bisikan om yanto, yang menurut keluarga bahwa om

yanto tidak ada ditempat dan sampai sekarang bisikan tersebut selalu ada. Pasien selalu

berpikir negatif terhadap dirinya sendiri, selalu merasa bahwa dirinya tidak laku, jelek dan

tidak ada laki-laki yang menyukainya.

Dari hasil pemeriksaan status mental didapatkan:

Mood : labil

Afek : luas

Keserasian : serasi

Gangguan persepsi : ada

Gangguan proses pikir : banyak ide

Gangguan isi pikir : waham kejar

Tilikan : derajat 3

RTA : terganggu

12

Page 13: status ujian jiwa

IV. FORMULA DIAGNOSIS

Aksis I : Skizofrenia paranoid

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam

Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan

Perilaku. Maka menurut PPDGJ III, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat

digolongkan Gangguan Skizoafrenia Residual sesuai dengan tabel kriteria diagnosis

sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Diagnosis Schizofrenia

Kriteria Diagnosis Hasil

1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:a.Thought echo, thought insertion or thought

withdrawal, thought broadcasting.b.Delusion of control, delusion of influence, delusion of

pasivity, delusional perseption.c.Halusinasi auditorikd.Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap

penduduk setempat dianggap tidak wajar atau mustahil.

Ada

Riwayat ada

AdaAda

2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:

Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan

yang berakibat inkoherensi atau neologisme. Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif.

3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.

4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.

AdaTidak Ada

Tidak AdaAda

Terpenuhi

Ada

13

Page 14: status ujian jiwa

Tabel 2. Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid

Kriteria Diagnosis Hasil

Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia

Sebagai tambahan :

- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;

a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien

atau member perintah, atau halusinasi auditorik

tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit

(whistling), mendengung (humming), atau

bunyi tawa (laughing)

b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa,

atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan

tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi

jarang menonjol;

c) Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi

waham dikendalikan, dipengaruhi, atau

“passivity”, dan keyakinan dikejar-kejar yang

beraneka rgam, adalah yang paling khas;

- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan

pembicaraan, serta gejala katatonik secara

relative tidak nyata/tidak menonjol.

Ada

Tidak ada

Ada

14

Page 15: status ujian jiwa

Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid

Kriteria Diagnosis Gangguan Kepribadian Paranoid

Gangguan kepribadian dengan cirri-ciri :

Kriteria Diagnosis Hasil

a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan

dan penolakan

b) Kecenderungan yang mendalam untuk tetap

menyimpan dendam, misalnya menolak

untuk memaafkan suatu penghinaan dan

luka hati atau masalah kecil

c) Kecurigaan dan kecenderungan yang

mendalam untuk mendistorsikan

pengalaman dengan menyalah artikan

tindakan orang lain yang netral atau

bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan

atau penghinaan

d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang

hak pribadi tanpa memperhatikan situasi

yang ada

e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar

f) Kecendrungan untuk merasa dirinya penting

secara berlebihan, yang

bermanifestasidalam sikap yang selalu

merujuk ke diri sendiri

g) Preokupasi dengan penjelasan yang

bersekongkol dan tidak substantive dari

suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri

pasien sendiri maupun dunia pada

umumnya.

Ada

Ada

Ada

15

Page 16: status ujian jiwa

o Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3

dari diatas.

Aksis III : Tidak ditemukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Aksis IV : Belum menikah, bermasalah dengan keluarga.

Aksis V : GAF scale 60 – 51 . Beberapa gejala sedang, disabilitas sedang.

V. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Skizofrenia paranoid (F20.0)

Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)

Aksis III : Tidak ditemukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Aksis IV : Belum menikah dan bermasalah dengan keluarga

Aksis V : GAF scale 60 – 51 . Beberapa gejala sedang, disabilitas sedang

VI. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik : Sanak saudara pernah mengalami gangguan jiwa

B. Psikologik : Waham kejar, halusinasi auditorik, visual dan ilusi

C. Sosiobudaya : Penyebab steressor akibat belum menikah pada usianya

sekarang

VII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : dubia ad bonam

Quo ad functionam : dubia ad bonam

Quo ad sanationam : dubia ad malam

16

Page 17: status ujian jiwa

1. Hal yang meringankan

Onset penyakit terjadi sesuai dengan usianya

Adanya dukungan keluarga untuk membantu penyembuhan pasien

Onset penyakit di atas dari batas untuk usia pasien

2. Hal yang memberatkan

Tidak adanya keahlian khusus pasien untuk melamar pekerjaan jika pulang

kelak

Masih memikirkan adanya bayangan dan bsisikan om yanto ( sepupu )

Tidak patuh untuk minum obat

VIII. TERAPI

1. Farmakoterapi

Antispikotik : Risperidone 2 x 2 mg

2. Psikoterapi

Terhadap penderita

o Memberikan edukasi terhadap penderit agara memahami gangguannya lebih

lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya

kepatuhan dan keteraturan minum obat.

o Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri

individu, perbaikan funsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik.

o Memotivasi dan memberikan dukungan kepada penderita agar penderita tidak

merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak

kendur.

Terhadap keluarga

o Dengan psiko-edukasi yang menyampaika informasi kepada keluarga

mengenai berbagai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit,

dan pengobatan sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi

17

Page 18: status ujian jiwa

penderita untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali

gejala-gejala kekambuhan.

o Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga

pada perjalanan penyakit.

18