status ujian jiwa
DESCRIPTION
tentang status ujian jiwaTRANSCRIPT
SKIZOAFEKTIF
DISUSUN OLEH
YAASINTA ARLAES
PEMBIMBING
Dr. H.Rusdi Effendi, Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT JIWA ISLAM KLENDER
PERIODE APRIL-MEI 2013/2014
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS
Nama : Ny. R
Usia : 42 tahun
Tempat tanggal lahir : 12 april 1971
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku / bangsa : Jawa
Status perkawinan : Belum menikah
Pendidikan : D1
Alamat : Cempaka Putih, Jakarta Pusat
No. RM : xxxxxx
Masuk RS : 13 april 2013
II. ANAMNESIS
Berdasarkan :
Autoanamnesis : Diambil pada tanggal 4 mei 2013
Alloanamnesis : Diambil pada tanggal 6 mei 2013
A. Keluhan utama : mengamuk tanpa kendali terhadap keluarga
B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien dijemput oleh petugas RSJI Klender di rumah pasien pukul 22.00 WIB pada
tanggal 13 april 2013 dalam keadaan marah-marah dan mengamuk. Keluhan tersebut dirasa
semakin berat selama 1 minggu belakangan ini. Selama 1 minggu ini juga pasien sering
pergi-pergi keluar rumah, dan bila ditanya mengapa pergi pasien menjawab suntuk bila di
rumah.
1 hari SMRS pasien mengamuk dengan kakak (Tn.Eko) dan adiknya (Tn.Cahyo).
Pasien marah dengan keluarganya, karena mengikuti bisikan setan yang menyuruhnya untuk
marah-marah terhadap keluarganya. Untuk menghilangkan pengaruh bisikan setan tersebut,
pasien selalu mandi 20 kali dalam sehari. Pasien juga merasa mendengar bisikan om yanto
yang merayu pasien sehingga pasien merasa ketakutan, menurut pasien om yanto adalah adik
2
ipar ibunya yang menyukainya dan ingin menyantet pasien, namun menurut keluarga pasien
bahwa om yanto adalah orang yang baik dan telah berkeluarga. Menurut pengakuan keluarga
pasien, selama 2 minggu pasien tidak minum obat.
Pada tanggal 3 maret pasien juga mengatakan kabur ke serang, pasien mendapat
bisikan dari om yanto yang menyuruhnya pergi jauh dari rumah. Pasien selalu melihat
bayangan-bayangan om yanto dimana saja dan pasien juga merasa om yanto dapat menjelma
ketubuh orang lain sehingga orang-orang disekitar pasien berubah menjadi om yanto. Setiap
hari pasien selalu merasa dihantui oleh sosok om yanto.
Untuk menghilangkan perasaan buruk tersebut maka sejak desember 2012 pasien
mulai mengajar mengaji di TPA dekat rumahnya. Pasien merasa dengan mengajar mengaji
mendekatkan dirinya pada Allah SWT. namun baying-bayang om yanto dan pikiran-pikiran
santet tetap ada, pasien juga selalu merasa sedih, depresi, susah tidur dan malu dengan
keadaannya yang belum menikah. Pasien selalu berpikir negatif terhadap dirinya sendiri,
selalu merasa bahwa dirinya tidak laku, jelek dan tidak ada laki-laki yang menyukainya.
Tetapi pada bulan januari 2013 pasien mulai menimbulkan gejala seperti tahun sebelumnya.
C. Riwayat Penyakit Dahulu :
1. Gangguan Psikiatri
Pada tahun 1990 pasien merasa tubuhnya dimasuki roh halus, pasien sering
mengamuk, dan melakukan hal-hal aneh. Kemudian pasien berobat ke psikolog
(Ny.Mahdalena) di RSCM, kemudian pasien disarankan melakukan bimingan rohani. Sekitar
1 tahun melakukan pengobatan di psikolog dan ustad pasien merasa tidak ada perbaikan.
Pada tahun 1991 pasien berobat ke psikiater (dr.Aini, Sp.KJ) di RS.Pertamina. Di
RS.Pertamina pasien rutin di suntik haldol tiap 1 bulan. Kondisi pasien mulai membaik.
Namun karena masalah biaya dan keluarga ingin mencari jalur pengobatan lain maka pada
tahun 2000 pasien berobat ke Ust.Haryono di daerah Bekasi. Kondisi pasien malah makin
buruk.
Pada tahun 2003 pasien diantar oleh ibu dan pacarnya Tn R ke RSJI klender dengan
keluhan memecahkan kaca rumah, karena ingin kabur dari rumah dan pasien merasa
keluarganya menzoliminya. Keluarga pasien tidak menyetujui Ny R berpacaran dengan
pacarnya yang sekarang, karena keluarganya menyukai sepupunya ( Om yanto ) sehingga Ny
3
R dan Tn R putus. Pasien merasa keluarganya menjodohkannya dengan sepupunya ( Om
yanto ), sedangkan sepupunya tersebut sudah mempunyai istri dan anak. Setiap Ny R
beraktivitas, Ny R selalu mendengar bisikan dan melihat sepupunya. Sebelum Ny R
berpacaran dengan Tn R, Ny R berpacaran dengan Tn D ( anak kosannya Ny R ). Semenjak
mereka berpacaran, Ny R sering marah, karena Ny R selalu berpikir aneh dan negatif
disekelilingnya. Ny R selalu melihat bayangan sepupunya ( om yanto ) saat ada pedagang
yang lewat didepan rumahnya. Pasien juga mangatakan bahwa saat itu mendengar bisikan
untuk menyuruhnya mandi.Semenjak ayah pasien meninggal pada tahun 2007, pasien mulai
ingin serba rapi dan sempurna setiap beraktivitas dan bekerja.
Pada tanggal 25 mei 2012 pasien pernah dijemput oleh petugas RSIJ klender dengan
keluhan marah-marah, kehilangan keseimbangan,melihat bayangan dan mendengar bisikan
sepupunya ( om yanto ).
2. Gangguan Medis
Pasien tidak pernah menderita pasien yang serius saat kecil, pasien tidak pernah
dirawat di Rumah Sakit atau dioperasi sebelumnya. Riwayat kejang, epilepsi maupun
keadaan yang menyebabkan luka di kepala.
3. Gangguan Psikoaktif
Pasien tidak pernah merokok, pasien tidak minum alkohol atau menyalahgunakan zat
adiktif atau obat-obat terlarang.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Selama kehamilan, ibu pasien tidak pernah mengalami gangguan kesehatan.
Pasien lahir normal dan cukup bulan, tidak ada komplikasi persalinan, trauma
lahir atau cacat bawaan.
2. Riwayat Perkambangan Kepribadian
i. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Masa ini dilalui dengan baik, pasien diasuh oleh ibu kandungnya dan
mendapatkan ASI sampai usia 1 tahun. Pasien tergolong anak yang sehat,
dengan proses tumbuh kembang dan tingkah laku sesuai anak usianya.
4
Pasien tidak pernah sakit yang serius, dan tidak pernah mengalami kejang
dan trauma kepala.
ii. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien merupakan anak pendiam. Pasien masuk SD saat berumur 5 tahun,
dan tidak pernah tinggal kelas, saat masuk SD pasien sudah lancar
membaca. Pasien tergolong anak yang baik dan patuh terhadap orang tua.
iii. Masa Kanak Akhir (pubertas dan Remaja)
Pasien berkembang seperti remaja usianya, pasien tidak mempunyai
banyak teman, hanya mempunyai beberapa teman dekat di SMAnya,
pasien belum pernah mempunyai pacar atau teman dekat laki-laki. Pasien
termasuk anak yang periang, ceria, mudah bergaul dan suka bermain
bersama dengan teman sebayanya.
3. Riwayat Pendidikan
- SD (5-11 tahun)
Pasien bersekolah di SD cendrawasih dengan prestasi yang baik, dan tidak
pernah tinggal kelas. Pasien memiliki cukup banyak teman.
- SMP (12-14 tahun)
Pasien bersekolah di SMP Negri 30 daerah jakarta dengan prestasi yang
cukup baik dan tidak pernah tinggal kelas.
- SMA (14-16 tahun)
Pasien bersekolah di SMA Negeri 30 rawasari. Pasien tidak mempunyai
banyak teman. Pasien sudah mulai mendengar bisikan yang tidak lazim.
4. Riwayat Pekerjaan
Setelah lulus SMA pasien bekerja di agen pariwisata sebagai ticketing sampai
tahun 2000. Kemudian pasien bekerja dibeberapa tempat salah satunya : wita
tour ( 1991 – 1992 ), united tour (1993- 1997 ), royal jordan , avia tour, global
tour, dan robert tour. Tiap penyakitnya kambuh pasien keluar dari pekerjaan
dan melamar pekerjaan lagi dengan profesi yang sama di tempat yang berbeda.
5. Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama islam. Menurut ibunya, saat kecil pasien selalu berangkat
sholat berjamaah ke masjid saat adzan berkumandang dan tidak pernah
meninggalkan shalat lima waktu. Pasien juga mengajar ngaji di TPA sejak
tahun 2000.
5
6. Riwayat kehidupan Perkawinan/Psikoseksual
Pasien pernah berpacaran namun dilarang oleh keluarga, pasien belum pernah menikah
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum, tidak pernah berurusan
dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah terlibat dalam proses
peradilan yang terkait dengan hukum.
E. Riwayat keluarga
Pasien merupakan anak kedua dari enam bersaudara, yang terdiri dari tiga laki-laki
dan dua perempuan dari pasangan Tn.D dan Ny. W. Terdapat anggota keluarga yang
pernah sakit.
Keterangan :
: kakek telah meninggal anak perempuan
: nenek telah meninggal sanak saudara yang sakit
anak laki- laki : pasien
6
F. Situasi Kehidupan Saat Ini
Pasien tinggal di rumah orang tuanya, yang di huni oleh ibu dan kedua adeknya.
Interaksi pada tetangga di rumah atau tetangga di sekelling rumah kurang. Biaya untuk
kebutuhan sehari-hari pasien berasal dari ibu yang bekerja sebagai loundry baju, kakak dan
adeknya yang bekerja sebagai kantoran. Kesan kondisi sosial ekonomi keluarga adalah
cukup.
G. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya
Saat datang tanggal 13 April 2013 pasien menyangkal bahwa dirinya sakit. Pada
saat tanggal 4 mei 2013 pasien bilang bahwa dirinya sakit, namun dia tidak mengetahui
tentang penyakitnya.
III. STATUS FISIK (Tanggal 4 mei, pukul 10.00 WIB)
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik, tampak tidak sakit
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/80 mmHg
Nadi : 72x/menit
Suhu : 36,7° C
Pernafasan : 20 x/menit
Kulit : Sawo matang, Ikterik (-), sianosis (-)
Kepala : Normocephal, rambut hitam, distribusi merata
Mata : Pupil isokor, konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Hidung : Normal, deviasi septum (-)
Telinga : Liang telinga lapang, sekret -/-, darah -/-, NT-/-, NL-/-
Lidah : tidak deviasi
Gigi Geligi : Lengkap
Uvula : Berada di tengah
Tonsil : T1-T1
7
Leher : Tidak ada pembesaran KGB (kelenjar getah bening),
Jantung : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)
Paru : VBS +/+, ronki -/-, wheezing -/-
Abdomen : Supel datar, massa (-), bising usus (+)
Ekstremitas : edema ke-4 ekstermitas (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 ( E4, V5, M6 )
Saraf Kranial (I-XII) : Baik
Tanda Rangsang Meningeal : Tidak ada
Refleks Fisiologis : normal
Refleks Patologis : Tidak ada
Motorik : Gerakan : baik
Kekuatan otot : 5/5
Tonus : normal
Sensorik : Raba dan tekan baik
Fungsi SSO : BAB (+), BAK (+)
Fungsi Luhur : Baik
Gangguan Khusus : Tidak ada
Gejala EPS : akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-), tonus
otot (N), resting tremor (-), distonia (-).
IV. STATUS MENTAL (Tanggal 4 mei 2013, pukul 10.00 WIB)
A. Deskripsi Umum
Kesadaran Neurologis : Compos mentis
1. Penampilan Umum
Pasien seorang perempuan dengan tinggi badan sekitar 150 cm dan berat
badan sekitar 43 kg. Pasien berjilbab, kulit sawo matang. Pasien terlihat lebih
muda dari usianya. Pada saat diwawancara pasien menggunakan baju kaos
panjang warna pink, celana panjang. Pasien tampak tenang saat diwawancara,
dan sedih bila teringat tentang om yanto. Penampilan pasien terlihat rapih.
8
Sikap terhadap pemeriksa kooperatif dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan walaupun dengan singkat.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara pasien duduk di kursi dan bersebelahan dengan pemeriksa.
Pertanyaan yang diajukan dijawab jelas, dan bisa menceritakan masalahnya.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien menunjukkan sikap yang bersahabat untuk diajak bicara. Pasien
perhatian dalam mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan pemeriksa. Saat
berbicara dengan pemeriksa, pasien menatap ke arah pemeriksa dan terkadang
ekspresi wajah berubah cepat.
4. Pembicaraan
Pasien berbicara cukup baik dengan intonasi cukup jelas dan nada suara yang
normal. Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.
B. Alam Perasaan (Emosi)
1. Suasana Perasaan (mood) : Labil
2. Afek / Ekspresi Afektif : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
a) Visual : (+) pasien melihat dimana – dimana ada bayangan om
yanto ( sepupu )
b) Auditoris : (+) pasien mengaku mendengar bisikan om yanto
(sepupu ) dan menyuruhnya mandi berkali-kali.
2. Ilusi : (+) merasa semua orang mirip dengan om yanto (
sepupu )
3. Depersonalisasi : (+) merasa tubuhnya dipengaruhi roh halus.
4. Derealisasi : Tidak ada
D. Proses Pikir
1. Arus Pikir
a. Produktifitas : Banyak ide
b. Kontinuitas : Koheren
9
c. Hendaya Berbahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Gangguan Bentuk Pikir : ada
b. Waham :
1) Waham kebesaran : tidak ada
2) Waham bizzare : tidak ada
3) Waham kejar : ada ( pasien merasa diganggu dan
diikuti )
4) Waham Persekutorik : tidak ada
5) Waham Referensi : tidak ada
6) Waham Dikendalikan
Thought withdrawl: tidak ada
Thought insetion : tidak ada
Thought broadcast: tidak ada
Thought control : tidak ada
7) Waham ninhilistik : tidak ada
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada
E. Sensorium danKognitif
Kesadaran : composmentis
Orientasi
c) Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan hari di wawancara hari apa,
bulan apa, tahun berapa, jam serta dapat membedakan antara siang dan
malam)
d) Tempat : Baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Jiwa
Klender, dan pasien mengetahui jalan pulang ke rumahnya. Pasien juga
mengetahui kamar bangsalnya, kamar perawat dan kamr mandi)
e) Orang : Baik (Pasien mengetahui bahwa pemeriksa adalah dokter
muda, mampu mengingat nama pemeriksa dan menyebut orang yang
ditunjuk, seperti suster, serta pasien sekitarnya)
Daya ingat
10
f) Jangka pendek : Buruk (Pasien tidak bisa mengingat 3 kata yang
diberikan dan mengulangnya kembali setelah 5 menit diajak bicara)
g) Jangka panjang : Baik (Pasien mengingat nama bapak, ibu, serta saudara
dan keponakannya)
h) Segera : Baik
Konsentrasi : Baik (Pasien dapat mengulang angka 13579 )
Perhatian : Baik
Visospasial : Baik ( Pasien dapat menggambar arah jaum jam 16.30 )
Pikiran abstrak : Baik ( Pasien mengetahui arti persamaan “ apel dan bola “ dan
mengerti arti peribahasa “ ada udang dibalik batu “ )
Intelegensi & Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui nama presiden
Indonesia sekarang)
F. Daya Nilai
a. Penilaian Sosial : Baik (jika pasien bertamu kerumah seseorang pasien
harus mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk kerumah)
b. Uji Daya Nilai : Baik ( Pasien ditanya apa respon yang akan dilakukan
jika melihat ada orang yang ingin menyebrang? Pasien akan berusaha untuk
menolongnya)
c. Daya Nilai Realita : Baik
G. Tilikan
Pada tanggal 4 April 2013 : tilikan 3 ( Sadar akan penyakitnya tetapi menyalahkan
orang lain, faktor luar, atau faktor organik )
H. Reliabilitas
Reality test ability ( RTA ) : Terganggu
11
III. IKHTISAR PENEMUAN YANG BERMAKNA
Pasien dijemput oleh petugas RSJI Klender di rumah pasien pukul 22.00 WIB pada
tanggal 13 april 2013 dalam keadaan marah-marah dan mengamuk. Selama 1 minggu ini
juga pasien sering pergi-pergi keluar rumah, dan bila ditanya mengapa pergi pasien
menjawab suntuk bila di rumah. 1 hari SMRS pasien marah dan galak dengan keluarga,
curiga dengan keluarga. Pasien merasa dirinya dipengaruhi roh halus sehingga pasien harus
mandi lebih dari 20 kali setiap hari. Pasien selalu melihat bayangan om yanto, melihat orang
lain seperti om yanto, dan mendengar bisikan om yanto, yang menurut keluarga bahwa om
yanto tidak ada ditempat dan sampai sekarang bisikan tersebut selalu ada. Pasien selalu
berpikir negatif terhadap dirinya sendiri, selalu merasa bahwa dirinya tidak laku, jelek dan
tidak ada laki-laki yang menyukainya.
Dari hasil pemeriksaan status mental didapatkan:
Mood : labil
Afek : luas
Keserasian : serasi
Gangguan persepsi : ada
Gangguan proses pikir : banyak ide
Gangguan isi pikir : waham kejar
Tilikan : derajat 3
RTA : terganggu
12
IV. FORMULA DIAGNOSIS
Aksis I : Skizofrenia paranoid
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna tersebut maka kasus ini digolongkan ke dalam
Gangguan Jiwa. Gangguan kejiwaan ini di kelompokkan sebagai Gangguan Mental dan
Perilaku. Maka menurut PPDGJ III, Gangguan Mental dan Perilaku ini dapat
digolongkan Gangguan Skizoafrenia Residual sesuai dengan tabel kriteria diagnosis
sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Diagnosis Schizofrenia
Kriteria Diagnosis Hasil
1. Harus ada satu gejala berikut yang amat jelas:a.Thought echo, thought insertion or thought
withdrawal, thought broadcasting.b.Delusion of control, delusion of influence, delusion of
pasivity, delusional perseption.c.Halusinasi auditorikd.Waham-waham menetap jenis lain yang dianggap
penduduk setempat dianggap tidak wajar atau mustahil.
Ada
Riwayat ada
AdaAda
2.) Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
Halusinasi yang menetap dari panca indera apa saja. Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan
yang berakibat inkoherensi atau neologisme. Perilaku katatonik Gejala-gejala negatif.
3.) Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih.
4.) Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan dari beberapa aspek perilaku pribadi.
AdaTidak Ada
Tidak AdaAda
Terpenuhi
Ada
13
Tabel 2. Kriteria Diagnosis Schizofrenia Paranoid
Kriteria Diagnosis Hasil
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Sebagai tambahan :
- Halusinasi dan/atau waham harus menonjol;
a) Suara-suara halusinasi yang mengancam pasien
atau member perintah, atau halusinasi auditorik
tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit
(whistling), mendengung (humming), atau
bunyi tawa (laughing)
b) Halusinasi pembauan atau pengecapan rasa,
atau bersifat seksual, atau lain-lain perasaan
tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi
jarang menonjol;
c) Waham dapat berupa hamper setiap jenis, tetapi
waham dikendalikan, dipengaruhi, atau
“passivity”, dan keyakinan dikejar-kejar yang
beraneka rgam, adalah yang paling khas;
- Gangguan afektif, dorongan kehendak dan
pembicaraan, serta gejala katatonik secara
relative tidak nyata/tidak menonjol.
Ada
Tidak ada
Ada
14
Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid
Kriteria Diagnosis Gangguan Kepribadian Paranoid
Gangguan kepribadian dengan cirri-ciri :
Kriteria Diagnosis Hasil
a) Kepekaan berlebihan terhadap kegagalan
dan penolakan
b) Kecenderungan yang mendalam untuk tetap
menyimpan dendam, misalnya menolak
untuk memaafkan suatu penghinaan dan
luka hati atau masalah kecil
c) Kecurigaan dan kecenderungan yang
mendalam untuk mendistorsikan
pengalaman dengan menyalah artikan
tindakan orang lain yang netral atau
bersahabat sebagai suatu sikap permusuhan
atau penghinaan
d) Perasaan bermusuhan dan ngotot tentang
hak pribadi tanpa memperhatikan situasi
yang ada
e) Kecurigaan yang berulang, tanpa dasar
f) Kecendrungan untuk merasa dirinya penting
secara berlebihan, yang
bermanifestasidalam sikap yang selalu
merujuk ke diri sendiri
g) Preokupasi dengan penjelasan yang
bersekongkol dan tidak substantive dari
suatu peristiwa, baik yang menyangkut diri
pasien sendiri maupun dunia pada
umumnya.
Ada
Ada
Ada
15
o Untuk diagnosis dibutuhkan paling sedikit 3
dari diatas.
Aksis III : Tidak ditemukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Aksis IV : Belum menikah, bermasalah dengan keluarga.
Aksis V : GAF scale 60 – 51 . Beberapa gejala sedang, disabilitas sedang.
V. EVALUASI MULTIAKSIAL
Aksis I : Skizofrenia paranoid (F20.0)
Aksis II : Gangguan kepribadian paranoid (F60.0)
Aksis III : Tidak ditemukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
Aksis IV : Belum menikah dan bermasalah dengan keluarga
Aksis V : GAF scale 60 – 51 . Beberapa gejala sedang, disabilitas sedang
VI. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik : Sanak saudara pernah mengalami gangguan jiwa
B. Psikologik : Waham kejar, halusinasi auditorik, visual dan ilusi
C. Sosiobudaya : Penyebab steressor akibat belum menikah pada usianya
sekarang
VII. PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad malam
16
1. Hal yang meringankan
Onset penyakit terjadi sesuai dengan usianya
Adanya dukungan keluarga untuk membantu penyembuhan pasien
Onset penyakit di atas dari batas untuk usia pasien
2. Hal yang memberatkan
Tidak adanya keahlian khusus pasien untuk melamar pekerjaan jika pulang
kelak
Masih memikirkan adanya bayangan dan bsisikan om yanto ( sepupu )
Tidak patuh untuk minum obat
VIII. TERAPI
1. Farmakoterapi
Antispikotik : Risperidone 2 x 2 mg
2. Psikoterapi
Terhadap penderita
o Memberikan edukasi terhadap penderit agara memahami gangguannya lebih
lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya
kepatuhan dan keteraturan minum obat.
o Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri
individu, perbaikan funsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang baik.
o Memotivasi dan memberikan dukungan kepada penderita agar penderita tidak
merasa putus asa dan semangat juangnya dalam menghadapi hidup ini tidak
kendur.
Terhadap keluarga
o Dengan psiko-edukasi yang menyampaika informasi kepada keluarga
mengenai berbagai kemungkinan penyebab penyakit, perjalanan penyakit,
dan pengobatan sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi
17
penderita untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali
gejala-gejala kekambuhan.
o Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga
pada perjalanan penyakit.
18