status ujian ispa

56
STATUS UJIAN KESEHATAN MASYARAKAT Periode 5 Oktober-12 Desember 2015 Mata Ujian : Ilmu Kesehatan Masyarakat Hari/Tanggal pelaksanaan Intervensi : Sabtu, 28 November 2015 Masalah kesehatan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Wilayah masalah : RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III Kecamatan Duren Sawit Hari / tanggal ujian : Tempat ujian : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 1 Nama : Diah Ayu Adiati NIM : 11-184 Tanda tangan :

Upload: diah-ayu-adiati

Post on 28-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kedokteran masyarakat

TRANSCRIPT

Page 1: Status Ujian ISPA

STATUS UJIAN

KESEHATAN MASYARAKAT

Periode 5 Oktober-12 Desember 2015

Mata Ujian : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Hari/Tanggal pelaksanaan Intervensi : Sabtu, 28 November 2015

Masalah kesehatan : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Wilayah masalah : RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III Kecamatan

Duren Sawit

Hari / tanggal ujian :

Tempat ujian : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 1

Nama : Diah Ayu Adiati

NIM : 11-184

Tanda tangan :

Page 2: Status Ujian ISPA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) (ISPA) adalah infeksi yang

terjadi pada saluran pernapasan; dimana menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru

yang berlangsung kurang lebih 14 hari. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

merupakan infeksi yang terdapat pada saluran napas atas maupun saluran napas bagian

bawah.1,2 ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini

mengenai bagian saluran atas dan bawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).3

Menurut Nelson (2011) ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau

lebih dari saluran pernapasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan

adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura.4 Jadi disimpulkan bahwa ISPA

adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran

pernapasan atau struktur yang berhubungan dengan pernapasan yang berlangsung tidak

lebih dari 14 hari.

Hingga saat ini telah dikenal lebih dari 300 jenis bakteri dan virus sebagai penyebab

ISPA. Berdasarkan definisi ini diagnosis ISPA ditegakkan dengan pembuktian jenis

infecting agent dan adanya inflamasi saluran nafas. Pembuktian ini membutuhkan

pemeriksaan laboratorium yang tidak sederhana sehingga tidak praktis diterapkan pada saat

ini di Indonesia dan kadangkala di negara maju.5

ISPA adalah suatu penyakit dapat menyerang semua umur. 90% dari infeksi saluran

pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan

dengan antibiotik. Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering dijumpai di negara-

negara berkembang, seperti di Indonesia maupun di negara maju, dimana berdasarkan hasil

Riskesdas tahun 2013 didapatkan prevalensi nasional ISPA di Indonesia adalah 25,0%.6,7

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri

penyebab ISPA antara lain dari genus Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus,

Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA yaitu, golongan

Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus dan lain-lain

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 2

Page 3: Status Ujian ISPA

(Suhandayani, 2007). Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan

oleh virus, sering terjadi pada cuaca dingin. ISPA yang berlanjut dapat menjadi

pneumonia.6-8

Di dunia setiap tahun diperkirakan lebih dari 2 juta meninggal karena ISPA (1

balita/15 detik) dari 9 juta total kematian balita. Di antara 5 kematian balita, 1 diantaranya

di sebabkan oleh pneumonia. Bahkan karena besarnya kematian ISPA ini, ISPA/pneumonia

disebut sebagai pandemi yang terlupakan atau forgetten pandemic. Namun, tidak banyak

perhatian terhadap penyakit ini, sehingga pneumonia disebut juga pembunuh balita yang

terlupakan atau forgetten killer of children (Unicef/WHO, 2009). Setiap tahun diperkirakan

4 juta anak balita meninggal karena ISPA (terutama pneumonia dan bronkiolitis) 71-140

per 1000 kelahiran hidup. Pada tahun 2007 penyebab kematian dengan kasus pnemonia

sebanyak 3,8%. Diperkirakan bahwa proposi penyakit menular di indonesia dalam 12 tahun

ini telah menurun, sepertiganya dari 44% menjadi 28% .3,4,9

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian

tersering pada anak di negara berkembang. Pada akhir tahun 2000, ISPA mencapai enam

kasus di antara 1000 bayi dan balita. Tahun 2003 kasus kesakitan balita akibat ISPA

sebanyak lima dari 1000 balita. Setiap anak balita diperkirakan mengalami 3-6 episode

ISPA setiap tahunnya dan proporsi kematian yang disebabkan ISPA mencakup 20-30%.

Sekitar 40%-60% dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA dan 15-30%

kunjungan pasien ISPA berobat ke bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit.

Berdasarkan laporan WHO tahun 2003 didapatkan bahwa dari 15 juta perkiraan kematian

pada anak berusia di bawah 5 tahun terdapat 4 juta (26,67%) kematian yang diakibatkan

oleh penyakit ISPA setiap tahunnya. Sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi

(khusus bayi muda). Berdasarkan hasil laporan RISKESDAS pada tahun 2013,. Period

prevalence ISPA dihitung dalam kurun waktu 1 bulan terakhir. Lima provinsi dengan ISPA

tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (41,7%), Papua (31,1%), Aceh (30,0%), Nusa

Tenggara Barat (28,3%), dan Jawa Timur (28,3%). Pada Riskesdas 2007, Nusa Tenggara

Timur juga merupakan provinsi tertinggi dengan ISPA. Period prevalence ISPA Indonesia

menurut Riskesdas 2013 (25,0%) tidak jauh berbeda dengan 2007 (25,5%).9,10

Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering, dan gatal dalam hidung,

yang kemudian diikuti bersin terus - menerus, hidung tersumbat dengan ingus, demam, dan

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 3

Page 4: Status Ujian ISPA

nyeri kepala. Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Infeksi lebih

lanjut membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah. Bila tidak

terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3 - 5 hari. 7 Komplikasi yang

mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis, infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba

esutachii, hingga bronkitis dan peneumonia (radang paru).2,7

Di Indonesia, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saluran menempati urutan

pertama menyebabkan kematian pada kelompok bayi dan balita. Selain itu ISPA juga

sering berada pada daftar 10 penyakit terbanyak di rumah sakit. Survey mortalitas yang

dilakukan oleh subdit ISPA tahun 2005 menempatkan ISPA sebagai penyebab kematian

bayi terbesar di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita.

Hasil survei kesehatan nasional di Indonesia tahun 2001 menunjukkan bahwa

proporsi kematian bayi akibat ISPA masih 28 % artinya bahwa dari 100 bayi meninggal 28

disebabkan oleh penyakit ISPA dan terutama 80 % kasus kematian ISPA pada balita adalah

akibat Pneumonia. Angka kematian balita akibat pneumonia pada akhir tahun 2000 di

perkirakan sekitar 4,9 / 1000 balita, berarti terdapat 140.000 balita yang meninggal setiap

tahunnya akibat pneumonia, atau rata-rata 1 anak balita Indonesia meninggal akibat

pneumonia setiap 5 menit.1

Sejumlah Puskesmas di kota Jakarta Menunjukkan adanya peningkatan kasus ISPA

bahkan kunjungan pasien di Puskesmas tersebut didominasi penderita ISPA dengan gejala

batuk, pilek, disertai dengan demam. Dalam 1 hari ada 50 -60 pasien yang berkunjung ke

puskesmas. Dari jumlah tersebut hampir 80% menderita ISPA.3,4

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian

seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan

sering disertai penyulit-penyulit serta kurang gizi. Program pemberantasan ISPA secara

khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka

kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA,

namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi.6,7

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 4

Page 5: Status Ujian ISPA

LINGKUNGAN(Sosial, ekonomi,

budaya, pendidikan,Pekerjaan , dst)

PELAYANANKESEHATAN(Kualitas dan

kuantitas)

GENETIK-herediter

PERILAKUKESEHATAN

SEHATFisik

Mentalsosial

Jika ISPA dikaitkan dengan teori Hendrik L.Blum maka faktor-faktor yang

mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat sebagai berikut:

1. Lingkungan

a. Fisik

Faktor fisik yang mempengaruhi penyakit ISPA ini antara lain adalah pada

1) Ventilasi/jendela rumah yang tidak baik

2) Pemukiman yang padat penduduk/tidak

3) Jumlah penghuni rumah

4) Pencemaran udara lingkungan

5) Pencahayaan

b. Biologis

Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang

komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai faktor biologis.

Kebanyakan infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus dan

mikroplasma. Faktor biologis ISPA terdiri dari 300 lebih jenis bakteri, virus,dan

jamur. Bakteri penyebab ISPA misalnya: Streptokokus Hemolitikus, Stafilokokus,

Pneumokokus, Hemofilus Influenza. Bakteri tersebut di udara bebas akan masuk

dan menempel pada saluran pernafasan bagian atas yaitu tenggorokan dan hidung.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 5

Page 6: Status Ujian ISPA

Biasanya bakteri tersebut menyerang anak-anak yang kekebalan tubuhnya lemah

misalnya saat perubahan musim panas ke musim hujan. Untuk golongan virus

penyebab ISPA antara lain golongan miksovirus (termasuk di dalamnya virus para-

influensa, virus influensa, dan virus campak), dan adenovirus.

c. Sosio-Kultural

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu,

sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap pendidikan dan faktor-faktor lain

seperti gizi, lingkungan dan penerimaan layanan kesehatan.Status ekonomi yang

rendah berkaitan dengan ketidak mampuan dalam memenuhi kebutuhan gizi guna

menciptakan daya tahan tubuh yang optimal. Selain itu seseorang dengan status

ekonomi yang rendah seringkali dikaitkan dengan kondisi rumah yang tidak

memenuhi standar rumah sehat. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin

tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan.

2. Perilaku

Tingkat pengetahuan berpengaruh pada angka kejadian ISPA, seperti,

pengetahuan akan penyebab, faktor resiko, penyebaran dan pencegahannya. Salah

satu sikap untuk menurunkan kejadian ISPA adalah Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat (PHBS) hendaknya menjadi budaya karena menurut situs Centers for Disease

Control. Pada kasus ISPA, penularan adalah dari penghirupan droplet saat seorang

penderita batuk. Kebiasaan tidak menutup mulut saat batuk dapat menyebabkan

orang lain di sekitar orang yang batuk tersebut menghirup mucus yang terdapat

dalam percikan batuk penderita tersebut, di mana di dalam mucus tersebut terdapat

kuman. Berangkat dari hal tersebut, salah satu cara yang paling efektif untuk

memutus rantai penyebaran kuman adalah dengan menutup mulut saat batuk dan

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 6

Page 7: Status Ujian ISPA

tidak membuang dahak sembarangan. Selain itu pada praktiknya untuk mencegah

terjadinya penyakit ISPA bisa dilakukan dengan rajin membuka jendela untuk

ventilasi udara di rumah, berobat ke dokter jika sakit dan taat minum obat.

Pengobatan yang tidak tuntas pada serangan ISPA sebelumnya dapat

mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan kronik.

3. Pelayanan Kesehatan

Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat

dapat ditanggulangi oleh pelayanan kesehatan dengan mengadakan penyuluhan pada

masyarakat serta peran aktif pelayanan kesehatan masyarakat.

Promotif

Tindakan promotif yang biasa dilakukan dalam hal mencegah ISPA adalah dengan

memberikan pengetahuan tentang ISPA, cara penularan, pencegahan dan

tatalaksananya. Pemberian pengetahuan ini antara lain dapat dilakukan dengan

cara pemberian penyuluhan kepada masyarakat.

Preventif

Pelayanan kesehatan berupa pemberian imunisasi merupakan faktor yang dapat

mencegah terjadinya penyakit infeksi saluran pernapasan sehingga tidak mudah

menjadi lebih parah.

Kuratif

Bagi masyarakat yang sudah terkena ISPA, disarankan untuk segera berobat ke

dokter untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut.

Rehabilitatif

Rehabilitatif dapat dilakukan dengan cara melakukan semua anjuran dokter dan

meminum obat yang sudah diberikan agar dapat cepat sembuh dari penyakit ini.

Herediter

Tidak ada pengaruh keturunan pada penyakit ISPA.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 7

Page 8: Status Ujian ISPA

Konsep Segitiga Epidemiologi

Konsep segitiga epidemiologi digunakan untuk menganalisis terjadinya suatu

penyakit. Dalam konsep ini faktor - faktor yang menentukan terjadinya penyakit ISPA

diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Agen penyakit (Etiologi)

bakteri

virus

2. Faktor pejamu atau host (yaitu, mempengaruhi pajanan, kerentanan, respons

terhadap agen)

a. Usia

Usia juga sering disebutkan dalam literature yang sangat berpengaruh

terhadap kejadian ISPA, bayi lebih mudah terkena ISPA dan lebih berat

dibandingkan dengan anak balita. Adanya hubungan antara usia dengan

kejadian ISPA mudah dipahami karena semakin muda umur balita semakin

rendah daya tahan tubuhnya. Anak berumur kurang dari dua tahun memiliki

resiko lebih tinggi untuk terserang ISPA. Depkes (2000), menyebutkan resiko

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 8

Environment

Host Agent

Page 9: Status Ujian ISPA

terjadinya ISPA yaitu pneumonia terjadi pada umur lebih muda lagi yaitu

kurang dari dua bulan. Anak dengan umur kurang dari 2 tahun merupakan anak

yang sangat beresiko terkena penyakit pneumonia. Hal ini disebabkan karena

anak di bawah umur 2 tahun imunisasai belum sempurna dan saluran

pernapasan relative sempit.

b. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian Dewi, dkk di kabupaten Klaten ( 1996),

didapatkan sebagian besar kasus terjadi pada anak laki- laki sebesar 58,97%

sementara untuk perempuan sebesar 41,03%.

c. Status Gizi

Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab

utama kematian terutama anak dibawah usia 5 tahun. Akan tetapi anak – anak

yang meninggal karena penyakit infeksi didahului oleh keadaan gizi yang

kurang memuaskan. Malnutrisi dianggap bertanggungjawab terhadap ISPA

pada balita terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Hal ini

mudah dipahami karena keadaan malnutrisi menyebabkan lemahnya daya tahan

tubuh anak. Hal tersebut memudahkan masukya agen penyakit ke dalam tubuh

dan mempercepat berkembangnya bibit penyakit. Malnutrisi menyebabkan

resistensi terhadap infeksi menurun oleh efek nutrisi yang buruk. Menurut

WHO (2000), telah dibuktikan bahwa ada hubungan antara malnutrisi dengan

episode ISPA.

3. Faktor lingkungan atau environment (mempengaruhi keberadaan agen, pajanan atau

kerentanan terhadap agen)

a. Kelembaban ruangan

b. Suhu ruangan

c. Ventilasi

d. Kepadatan hunian rumah

e. Penggunaan anti nyamuk

f. Bahan bakar untuk memasak

g. Keberadaan perokok

h. Status ekonomi dan pendidikan

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 9

Page 10: Status Ujian ISPA

Diketahui bahwa kepadatan penduduk dan tingkat sosioekonomi yang rendah

mempunyai hubungan yang erat dengan kesehatan masyarakat. Suatu penelitian

menunjukkan bahwa status ekonomi yang baik akan lebih baikdalam menurunkan Infeksi

Saluran Pernapasan Akut dibandingkan dengan ekonomi yang rendah.

B. DATA GEOGRAFI DAN DEMOGRAFI KECAMATAN DUREN SAWIT

1. Data Geografi

Sebelah Utara………………… Kecamatan Cakung,Jakarta Timur

Sebelah Selatan………………. Kecamatan Makasar, Jakarta Timur

Sebelah Timur…………………Kecamatan Bekasi Barat

Sebelah Barat………….…..…..Kecamatan Jatinegara

2. Luas Wilayah

Duren Sawit adalah salah satu kecamatan di Jakarta Timur. Secara

geografis, Duren Sawit terletak di koordinat 106 derajat 49′ 35” bujur timur

dan 6 derajat 10′ 37” lintang selatan. Luas total kecamatan ini mencapai

22,65 km2. Ini merupakan 12.08% dari wilayah Jakarta Timur secara

keseluruhan.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 10

Page 11: Status Ujian ISPA

Dahulu Duren Sawit merupakan bagian dari Kecamatan Jatinegara.

Baru pada tahun 1990-an dibentuk Kecamatan Duren Sawit. Sebelumnya

kecamatan ini berada di bawah yurisdiksi kecamatan Jatinegara. Sejak berdiri

kecamatan, Kantor Kecamatannya ini tetap beralamat di Jalan Swadaya 6/4,

Duren Sawit. Dengan perincian sebagai berikut:

Tabel 1. Data Luas Wilayah Sekecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Sumber data: LaporanTahunan Kantor Kecamatan Duren Sawit Tahun

2014

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 11

Page 12: Status Ujian ISPA

Tabel 2. Luas wilayah serta jumlah RT dan RW

NO KELURAHAN LUAS (Ha) RT RW

1 Klender 308,5 200 18

2 Pondok Bambu 489,7 174 12

3 Duren Sawit 455,55 181 17

4 Malaka Sari 138,23 140 10

5 Malaka Jaya 98,18 134 13

6 Pondok Kopi 206 106 11

7 Pondok Kelapa 572,15 166 14

JUMLAH 2.264,96 1.101 95

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 3. Data Batas Wilayah Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

No. Bagian Batas Wilayah

1. Utara

Kecamatan Cakung dan Kecamatan Pulo Gadung, Kota

Administrasi Jakarta Timur

2. Selatan

Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Kota

Administrasi Jakarta Timur, dan kelurahan Jatibening,

Kelurahan Jatiwaringin, Kota Bekasi

3. Timur Kelurahan Bintara, Kota Bekasi

4. Barat

Kali Sunter, Kecamatan Pulo Gadung, Kota Administrasi

Jakarta Timur

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 12

Page 13: Status Ujian ISPA

Sumber : Profil Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Jakarta Timur Tahun 2014

B.2 DATA DEMOGRAFI

Berdasarkan data dari kantor Kecamatan Duren Sawit, jumlah penduduk kecamatan

Duren Sawit tahun 2014 adalah sebanyak 397.666 Jiwa, terdiri dari laki-laki 199.454

Jiwa dan perempuan : 198.212 Jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga : 119.761 KK.

Rincian selengkapnya dapat dilihat dari tabel dibawah ini :

Tabel 4. Data demografi kecamatan duren sawit

DATA JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN JUMLAH

No. Kelurahan

Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk perempuan Jumlah KK

laki-laki

1 Klender 79.187 40.590 38.597 25.219

2 Pondok Bambu 67.156 34.405 32.751 21.086

3 Duren Sawit 65.949 33.108 32.845 19.263

4 Malaka Sari 32.873 16.325 16.548 9.891

5 Malak Jaya 36.524 18.079 18.445 6.439

6 Pondok Kopi 38.262 19.320 18.942 10.995

7 Pondok Kelapa 73.128 36.899 36.229 20.858

  JUMLAH 393.079 198.722 194.357 113.711Sumber :Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 5. Jumlah Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di Kecamatan

Duren Sawit

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 13

Page 14: Status Ujian ISPA

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 14

NO

UMUR

/

TAHU

N

LAKIWANIT

A

JUMLA

H

1 0 – 418.81

917.541 36.360

2 5 – 915.84

015.427 31.267

3 10 – 1413.94

113.192 27.133

4 15 – 1913.57

314.917 28.490

5 20 – 2416.00

618.083 34.089

6 25 – 2920.39

220.841 41,233

7 30 – 3421.27

420.585 41.859

8 35 – 3917.86

817.253 35.121

9 40 – 4414.41

214.142 28.554

10 45 – 4911.77

312.185 23.958

11 50 – 54 9.797 10.905 20.702

12 55 – 59 8.351 9.208 17.555

13 60 – 64 6.358 5.793 12.151

14 65 – 69 4.053 3.449 7,502

15 70 – 74 2.146 1.924 4.070

16 > 75 1.239 1.718 2.957

 JUMLA

H

195.8

42197.119 392.961

Page 15: Status Ujian ISPA

Diagram 1. Piramida Penduduk Kecamatan Duren Sawit Berdasarkan Usia &

Jenis Kelamin

TABEL 6. DATA PEMILIK AGAMA SEKECAMATAN DUREN SAWIT

TAHUN 2014

NO JENIS AGAMA JUMLAH JIWA PERSENTASE

1 Islam 354.545 90.29

2 Kristen Protestan 18.215 4.64

3 Kristen Katolik 12.210 3.11

4 Hindu 3.812 0.97

5 Budha 3.881 0.99

JUMLAH 376.893 100.00

Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 15

0 – 45 – 9

10 – 1415 – 1920 – 2425 – 2930 – 3435 – 3940 – 4445 – 4950 – 5455 – 5960 – 6465 – 6970 – 74

75 ke atas

25000 20000 15000 10000 5000 0 5000 10000 15000 20000 25000

WANITALAKI-LAKI

Page 16: Status Ujian ISPA

FASILITAS KESEHATAN

TABEL 7. DATA SARANA KESEHATAN DI WILAYAH KECAMATAN

DUREN SAWIT

NO Jenis Fasilitas Kesehatan JUMLAH

1 Puskesmas 12

2 RB Pemerintah 3

3 RB Swasta 11

4 Rumah Sakit Pemerintah 1

5 Rumah Sakit Umum Swasta 2

6 Posyandu 132

7 Balai Pengobatan Umum 24

8 Laboratorium Klinik Swasta 21

9 Praktek Dokter Umum 24

10 Praktek Dokter Gigi 24

11 Praktek Dokter Spesialis 9

12 Apotek 52

JUMLAH 316

Sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 8. Fasilitas Peribadatan di Wilayah kecamatan Duren Sawit

No KELURAHAN JENIS TEMPAT-TEMPAT IBADAH

MASJID MUSHOLA GEREJA WIHARA JUMLAH

1. Klender 12 58 2 - 72

2. Pondok Bambu 24 32 4 - 60

3. Duren Sawit 25 32 4 - 61

4. Malaka Sari 23 18 - - 41

5. Malaka Jaya 22 11 3 - 36

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 16

Page 17: Status Ujian ISPA

6. Pondok Kopi 9 21 8 1 39

7. Pondok Kelapa 30 36 3 - 69

TOTAL 145 208 24 1 378

Sumber:Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

C. KELURAHAN KLENDER

C.1 Data Geografi

Sesuai dengan SK Gubernur KDKI Jakarta Nomor: 1227 Tahun 1989 tentang

pemecahan dan perubahan betas-batas Kelurahan serta pembentukan Kelurahan

Klender di wilayah Kelurahan Klender 308,9 Ha, dengan batas-batas wilayah sebagai

berikut:

- Sebelah Utara : Rel Kereta Api Kel. Jatinegara dan Kel. Jatinegara

Kaum

- Sebelah Timur : KaliBuaran/Kelurahan Malaka Sari

- Sebelah Selatan : Jl. Tegal Amba Kel. Duren Sawit Jl. Balai

Rakyat/Pondok

Bambu

- Sebelah Barat : Kali Sunter/Kel. Cipinang Muara

a. Status Tanah :

- Tanah Negara = 25,9 Ha

- Tanah Milik Adat = 277,9 Ha

- Tanah Wakaf = 1,1 Ha

b. Keadaan Tanah :

- Tanah Darat = 308,9 Ha

- Tanah Sawah = - Ha

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 17

Page 18: Status Ujian ISPA

c. Peruntukan Tanah :

- Perumahan = 253,61 Ha

- Perkantoran/industri = 39,95 Ha

- Fasilitas Umum = 3,50 Ha

- Sarana Ibadah = 3,50 Ha

- Pemakaman = 4,34 Ha

C.2 Data Demografi

Tabel 9. Statistik Penduduk

No RW RT Jumlah KK JumlahPenduduk

Laki-laki Perempuan Total

1. 01 12 1441 3126 2856 5982

2. 02 15 1388 3190 3851 7081

3. 03 15 1409 2809 2453 5262

4. 08 18 1545 3227 3083 6270

5. 05 11 1369 2220 2014 4234

6. 06 8 1327 1971 1710 3681

7. 07 11 1357 2270 1663 3933

8. 08 10 1361 2556 2327 4883

9. 09 11 1053 2378 2157 4535

10. 010 12 1550 2705 2640 5345

11. 011 14 1382 2607 2426 5033

12. 012 9 1396 1711 1339 3050

13. 013 10 1333 2358 2107 4465

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 18

Page 19: Status Ujian ISPA

14. 014 8 1345 1488 2301 3789

15. 015 7 1299 1466 1279 2745

16. 016 8 1223 1314 1644 2958

17. 017 15 2241 3192 2598 5790

18. 018 6 1193 1366 1308 2670

Jumlah 200 25212 41954 39712 81666

Laporan Tahunan Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 10. Susunan Penduduk menurut Umur

NoSTRATA UMUR

WNI WNA JUMLAH SeluruhnyaLK. PR. JUMLAH LK. PR. JUMLAH

1 0-4 3475 3411 6886 0 0 0 6886

2 5-9 3863 3299 7162 0 0 0 7162

3 10-14 3370 3321 6691 0 0 0 6691

4 15-19 4245 3888 8133 0 0 0 8133

5 20-24 3508 3325 6829 0 0 0 6829

6 25-29 3308 3337 6645 0 0 0 6645

7 30-34 3450 3293 6743 0 0 0 6743

8 35-39 3427 3450 6877 0 0 0 6877

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 19

Page 20: Status Ujian ISPA

9 40-44 3791 3600 7391 0 0 0 7391

10 45-49 3441 3344 6785 0 0 0 6785

11 50-54 3361 3308 6665 0 0 0 6665

12 55-59 1287 1110 2397 0 0 0 2397

13 60-64 1008 720 1724 0 0 0 1724

14 65-69 246 165 411 0 0 0 411

15 70-74 98 82 180 0 0 0 180

16 >75 74 63 137 0 0 0 137

JUMLAH 41954 39712 81666 0 0 0 81666

Laporan Tahunan Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 11. Data Sekolah di Kelurahan Klender

No. Nama Pendidikan Jumlah

Sekolah

1 TK 6

2 SD 15

3 SMP 3

4 SMU 4

5 Perguruan Tinggi 2

Laporan Tahunan Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 12 . Data Fasilitas Kesehatan di Kelurahan Klender

No

.

Jenis Sarana Jumlah

1 Apotek 10

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 20

Page 21: Status Ujian ISPA

2 Posyandu 25

3 UPGK 0

4 BKB 10

5 Taman Toga 5

6 Depot Jamu 2

Laporan Tahunan Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

D. Pola Penyakit

Pola penyakit terpilih di wilayah kelurahan Klender III berdasarkan pasien

yang berkunjung ke Puskesmas, yaitu 10 penyakit terbanyak sebagai berikut :

Tabel 13. Data 10 Penyakit Terbanyak

No. Jenis Penyakit Jumlah

1 Infeksi saluran pernapasan bagian atas 2208

2 Hipertensi 1015

3 Gastritis 695

4 Penyakit lainnya 632

5 Penyakit pada sistem otot 631

6 Penyakit kulit alergi 415

7 Diare 347

8 Penyakit kulit infeksi 244

9 Tonsilitis 235

10 DM tanpa insulin 185Laporan Tahunan Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Diagram 2. Data 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Kelurahan Klender III,

Jakarta TimurTahun 2014.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 21

Page 22: Status Ujian ISPA

33%

15%

11%

10%

10%

6%

5%

4%4%

3%

ISPAHipertensiGastritis Penyakit LinnyaPenyakit Pada Sistem OtotPenyakit Kulit AlergiDiarePenyakit Kulit InfeksiTonsilitisDiabetes Melitus tanpa Insulin

Laporan Tahunan Kelurahan Klender Kecamatan Duren Sawit Tahun 2014

Tabel 14. Tabel Fasilitas Pendidikan

No Pendidikan Pendidikan

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 22

Page 23: Status Ujian ISPA

Negeri Jml

Sekolah

Jml

Murid

Jml

Guru

Swasta Jml

Sekolah

Jml

Murid

Jml

Guru

1 SD 14 500 150 PAUD 17 146 58

2 SMP 4 460 120 TK 11 95 75

3 SMA 1 600 185 MI 5 530 66

4 PT - - - MTS 4 488 56

5 ALIYAH 7 350 74

6 PT -

Jumlah 19 1560 455 Jumlah 44 1609 329

Sumber : Laporan tahunan kelurahan klender III tahun 2010

Tabel 15. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

No. Pelayanan Kesehatan Jumlah1. Puskesmas 22. Rumah Sakit 13. Rumah Bersalin -4. Posyandu 175. Karang Balita 176. Dokter Praktek 107. Bidan Praktek 88. Apotik 49. Shines 110. Akupuntur 111. Taman Gizi 1

Sumber : Laporan tahunan kelurahan klender III tahun 2010

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 23

Page 24: Status Ujian ISPA

Tabel 16. Data Penyakit Tertinggi di Puskesmas Kelurahan klender III

NO NAMA PENYAKIT JUMLAH %

1. Penyakit lain pada saluran pernafasan bag. Atas 3.778 50,47

2. Penyakit kulit infeksi 801 10,69

3. Penyakit lainnya 517 6,90

4. Hipertensi 509 6,79

5. Penyakit pada sistem otot & jaringan pengikat 460 6,14

6. Penyakit kulit alergi 392 5,23

7. Penyakit mata lain 366 4,88

8. Asma 279 3,72

9. Infeksi penyakit usus yang lain 202 2,69

10. Neurotik 182 2,43

Jumlah 7486

2010

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000 ISPA

Peny. Kulit Infeksi

Peny. Lain

Hipertensi

Peny. Sistem otot & jar. Ikat

Peny. Kulit Alergi

Peny. Mata

Asma

Infeksi Usus

Neurotik

Sumber : Laporan tahunan Puskesmas kelurahan klender III tahun 2010

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 24

Page 25: Status Ujian ISPA

BAB II

DIAGNOSIS MASALAH

Masalah Kesehatan : ISPA

Wilayah Masalah : RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III Kecamatan Duren Sawit

Sasaran : Ibu-ibu rumah tangga RT 08/RW17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur

Jumlah penduduk : 278 orang

Jumlah KK : 71 kepala keluarga

Jumlah sasaran : 35 orang

Jumlah sample : 22 orang

Melakukan pretest tentang pengetahuan warga RT 08/RW 01 Kelurahan Klender III,

Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur yang berhubungan dengan Infeksi Saluran

Pernapasan Akut (ISPA).

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 25

Page 26: Status Ujian ISPA

HASIL KEGIATAN LAPANGAN

Tabel 17. Perilaku kesehatan secara umum

No. Pengetahuan

Sebelum Intervensi

N %

1. Yang mengetahui kepanjangan dari ISPA 13 59,09

2. Yang mengetahui pengertian dari ISPA 14 63,64

3. Yang mengetahui jenis ISPA 9 40,91

4. Yang mengetahui gejala ISPA 12 54,55

5. Yang mengetahui penyebab dari ISPA 9 40,91

6. Yang mengetahui cara memperberat ISPA 16 72,73

7. Yang mengetahui cara penularan dari ISPA 14 63,64

8. Yang mengetahui komplikasi ISPA 17 77,27

9. Yang mengetahui sistm tubuh yang

terserang ISPA

18 81,82

10. Yang mengetahui pencegahan ISPA 11 50

Keterangan :

1. 13 dari 22 responden (59,09 %) mengetahui kepanjangan dari ISPA adalah Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

2. 14 dari 22 responden (63,64 %) mengetahui pengertian dari ISPA.

3. 9 dari 22 responden (40,91 %) mengetahui jenis ISPA yaitu pneumonia dan non-

pneumonia

4. 12 dari 22 responden (54,55 %) mengetahui gejala ISPA adalah batuk dan pilek

5. 9 dari 22 responden (40,91 %) mengetahui penyebab dari ISPA adalah bakteri dan

virus

6. 16 dari 22 responden (72,73 %) mengetahui yang memperberat ISPA adalah

minuman dingin, asap kendaraan dan merokok.

7. 14 dari 22 responden (63,64 %) mengetahui cara penularan ISPA yaitu melalui

percikan dahak

8. 17 dari 22 responden (77,27 %) mengetahui komplikasi dari ISPA yaitu Penyakit

Paru Obstruktif Kronis

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 26

Page 27: Status Ujian ISPA

9. 18 dari 22 responden (81,82 %) mampu mengenali sistem tubuh yang terserang

ISPA adalah sistem pernapasan

10. 11 dari 22 responden (50 %) mengetahui pencegahan ISPA adalah dengan

menutup hidung dan mulut saat bersin atau batuk, menghindar orang yang sakit

ISPA dan tidak minuman dingin

Tabel 18. Hasil Pre Test

No.Pre test

Nilai

1. 80

2. 60

3. 80

4. 60

5. 40

6. 70

7. 50

8. 50

9. 60

10. 80

11. 50

12. 60

13. 60

14. 70

15. 40

16. 80

17. 50

18. 60

19. 80

20. 70

21. 40

22. 40

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 27

Page 28: Status Ujian ISPA

Rata-Rata 60,45

Tabel 19. Jumlah Responden Dilihat Dari Jawaban Yang Benar

No Jumlah Jawaban yang Benar/

Jumlah Soal

N %

1 10/10 0 0 %

2 9/10 0 0 %

3 8/10 5 22,73 %

4 7/10 3 13,64 %

5 6/10 6 27,27 %

6 5/10 4 18,18 %

7 4/10 4 18,18 %

8 3/10 0 0 %

9 2/10 0 0 %

10 1/10 0 0 %

Total 22 100 %

Keterangan :

Tingkat perilaku kesehatan dilihat dari nilai rata –rata responden

Nilai rata – rata = Jumlah nilai responden

Jumlah responden

=0(100)+0(90)+5(80)+3(70)+6(60)+4(50)+4(40)+0(30)+0(20)+0(10)

22

=0 + 0 + 400 + 210 + 360 + 200 + 160 + 0 + 0 + 0

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 28

Page 29: Status Ujian ISPA

22

=1330 / 22 = 60,45

Tabel 20. Kriteria Penilaian

No. Nilai Kategori

1. < 65 Kurang

2. 65 – 80 Sedang

3. 80 Baik

PERUMUSAN MASALAH

Pengetahuan Warga RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III Kecamatan Duren Sawit tentang

ISPA masih kurang sesuai kriteria, khususnya pada hal-hal berikut :

Pengertian ISPA

Jenis-jenis ISPA

gejala ISPA

penyebab ISPA

Pencegahan ISPA

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 29

Page 30: Status Ujian ISPA

BAB III

PERENCANAAN PERUMUSAN MASALAH

1. Rencana Intervensi : Penyuluhan tentang ISPA

2. Tujuan

a. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu RT 08/RW 17

Kelurahan Klender III Kecamatan Duren Sawit terhadap

ISPA.

b. Tujuan Khusus :

Memotivasi ibu-ibu RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III Kecamatan

Duren Sawit mengenai perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari

ISPA

Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit mengenai jenis-jenis ISPA

Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit mengenai gejala ISPA

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 30

Page 31: Status Ujian ISPA

Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit mengenai komplikasi/ akibat kanjutan dari ISPA

Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit mengenai penyebab ISPA

Meningkatkan pengetahuan ibu-ibu RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit mengenai pengobatan & pencegahan ISPA

3. Sasaran : Ibu-ibu rumah tangga RT 08/RW 17 Kelurahan Klender III

Kecamatan Duren Sawit

4. Target Peserta : 35 orang

5. Rencana Kegiatan

Hari/Tanggal : Sabtu, 28 November 2015

Jam : 17.30 – 18.30

Tempat : Rumah Ketua RT 08/RW 17

Acara : Penyuluhan tentang ISPA

6. Sumber Daya

- Dokter Muda : 1 orang

- Kader : 1 orang

- Biaya operasional

No Keterangan Jumlah

1. Souvenir Rp. 30.000,-

2. Fotocopi pretest dan post-test 2 x 30

lembar @ Rp 125,-

Rp. 7.500,-

3. Fotocopy leaflet @250 Rp. 8.750,-

4. Konsumsi

(Kue-Kue kering 50 @Rp. 1.000)

Rp. 75.000,-

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 31

Page 32: Status Ujian ISPA

(Aqua Gelas 2 dus @ 12.500)

TOTAL Rp. 121.250,-

- Materi/Alat peraga : Leaflet

7. Kegiatan : Penyuluhan tentang ISPA disertai dengan pengisian pre-test dan post-test

8. Evaluasi : membandingkan nilai pre-test dan post-test setelah penyuluhan.

BAB IV

PELAKSANAAN PEMECAHAN MASALAH

1. Pelaksanaan Intervensi

-. Hari / Tanggal : Sabtu, 28 November 2015

-. Waktu : 17.30 – 18.30 WIB

-. Tempat : Rumah ketua RT 08 RW 17 Kelurahan Klender III

2. Peserta yang hadir : 22 orang (Pria 1 orang, perempuan 21 orang)

3. Materi

Pengertian & jenis ISPA

Cara penularan dan Penyebab ISPA

Gejala ISPA

Penanganan dari ISPA

Pencegahan ISPA

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 32

Page 33: Status Ujian ISPA

4. SDM

- Dokter Muda : 1 Orang

- Kader : 1 Orang

- Biaya operasional

No Keterangan Jumlah

1. Souvenir Rp. 30.000,-

2. Fotocopi pretest dan post-test 2 x 30

lembar @ Rp 125,-

Rp. 7.500,-

3. Fotocopy leaflet @250 Rp. 8.750,-

4. Konsumsi

(Kue-Kue kering 50 @Rp. 1.000)

(Aqua Gelas 2 dus @ 12.500)

Rp. 75.000,-

TOTAL Rp. 121.250,-

BAB V

EVALUASI

A. Input

- SDM untuk program ini adalah 1 orang dokter muda Diah Ayu Adiati, S.Ked

sebagai narasumber sesuai dengan perencanaan.

- Penyuluhan dibantu dan diawasi oleh 1 orang kader sesuai dengan perencanaan

- Biaya bersumber dari dokter muda sendiri dan tidak berubah semua sesuai dengan

perencanaan.

- Materi yang digunakan tetap menggunakan leaflet sesuai dengan perencanaan

- Penyuluhan dilakukan di rumah ibu ketua RT di RT 08 RW 17 Kelurahan Klender

III Kecamatan Duren Sawit tentang pengertian, jenis-jenis, penyebab, gejala, cara

penularan, pengobatan dan pencegahan ISPA sesuai dengan perencanaan.

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 33

Page 34: Status Ujian ISPA

B. Proses

- Kegiatan penyuluhan yang dijalankan tidak dimulai sesuai jadwal yang

direncanakan. Ini dikarenakan peserta hadir terlambat. Waktu kegiatan menjadi

mundur 15 menit. Kegiatan berlangsung sekitar 45 menit.

- Penyuluhan diberikan oleh 1 orang dokter muda, Diah Ayu Adiati, S.Ked sesuai

dengan perencanaan.

- Jumlah peserta yang hadir kurang dari target dan tidak sesuai dengan perencanaan.

Ini dikarenakan waktu kegiatan terlalu sore sehingga banyak warga yang sudah

kembali ke rumah masing-masing.

- Pelaksanaan kegiatan berupa pre-test, penyuluhan mengenai ISPA dilanjutkan

dengan sesi Tanya jawab dan diakhiri dengan post-test untuk mengetahui

keberhasilan intervensi sesuai dengan perencanaan.

- Tidak ada masalah berarti selama penyuluhan. Penyuluhan dapat berjalan dengan

baik dan masyarakat mengikuti penyuluhan dengan antusias.

- Setiap peserta penyuluhan diberikan konsumsi yang dibagikan saat penyuluhan

berlansung.

- Pemecahan masalah : Walaupun waktu pelaksanaan mundur 15 menit, dokter muda

mempersingkat waktu presentasi tetapi isi penting dari materi tetap disampaikan

secara lugas. Di samping itu peserta penyuluhan menanggapi dengan antusias

selama penyuluhan ini.

Output

Tabel 21. Hasil Perbandingan Nilai Pre Test dan Post Test

No.Pre test Post test

Nilai Nilai

1. 80 100

2. 60 80

3. 80 90

4. 60 90

5. 40 70

6. 70 100

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 34

Page 35: Status Ujian ISPA

7. 50 70

8. 50 80

9. 60 70

10. 80 90

11. 50 90

12. 60 70

13. 60 90

14. 70 90

15. 40 70

16. 80 90

17. 50 80

18. 60 80

19. 80 100

20. 70 100

21. 40 70

22. 40 60

Rata-rata 1330/22 = 60,45 1830/22 = 83,18

Sebelum dilakukan penyuluhan mengenai ISPA hasil pretest rata - rata dari 22

responden adalah 60,45. Sedangkan setelah diberikan penyuluhan, hasil post test rata - rata

dari 22 responden adalah 83,18. Hal ini berarti, telah terjadi peningkatan pengetahuan

responden sebesar 22,73. Hal ini menandakan penyuluhan mengenai ISPA yang diberikan

telah berhasil menambah pengetahuan responden. Jadi persentase selisih nilai pretest dan

post test warga RT 08 / RW 17 Kelurahan Klender III, Kecamatan Duren Sawit Jakarta

Timur adalah :

{(Post test–Pretest ) / pretest } x 100% = {(83,18–60,45)/60,45}x100%

= 37,60 %

Tabel 22. Peningkatan Pengetahuan Dilihat Dari Jawaban Tiap Soal

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 35

Page 36: Status Ujian ISPA

No. PengetahuanPretest Posttest Kenaikan

N % N % N %

1. Apakah kepanjangan dari

ISPA?

13 59,09 19 86,36 6 27,27

2. Apa pengertian dari

ISPA?

14 63,64 20 90,91 6 27,27

3. Apa jenis-jenis ISPA

yang anda ketahui?

9 40,91 15 68,18 6 27,27

4. Apa saja gejala ISPA? 12 54,55 16 72,73 4 18,18

5. Apa saja penyebab ISPA? 9 40,91 16 72,73 7 31,82

6. Apa saja yang

memperberat ISPA?

16 72,73 20 90,91 4 18,18

7. Bagaimana cara

penularan ISPA?

14 63,64 20 90,91 6 27,27

8. Komplikasi ISPA? 17 77,27 20 90,91 3 13,64

9. Sistem tubuh yang

terserrang ISPA?

18 81,82 20 90,91 2 9,09

10. Apa pencegahan yang

tepat untuk ISPA?

11 50 17 77,27 6 27,27

TOTAL 133/22

6,045

183/22

8,318 2,273

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 36

Page 37: Status Ujian ISPA

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Sebelum dilakukan intervensi, pengetahuan masyarakat RT 08/RW 17,

Kelurahan klender III, Jakarta Timur mengenai Infeksi Saluran Pernafasan Akut

masuk dalam kategori kurang (60,45%). sedangkan setelah dilakukan intervensi,

pengetahuan masyarakat meningkat menjadi kategori baik ( 83,18% ) . Hal ini

menandakan penyuluhan mengenai ISPA yang diberikan telah berhasil menambah

pengetahuan responden.

Saran

Kepada Masyarakat RT 08/ RW 17, Kelurahan klender III, Jakarta Timur :

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 37

Page 38: Status Ujian ISPA

Agar dapat menyebarkan informasi yang telah didapat kepada warga

lain ataupun kepada anggota keluarga yang beresiko terkena Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

Agar masyarakat mengikuti pola hidup yang sehat dan dapat

mencegah terjadinya Infeksi Saluran Pernafasan Akut dengan tepat

sesuai dengan penyuluhan yang sudah disampaikan.

Kepada Petugas Kesehatan :

Agar dapat meningkatkan kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan

dengan Infeksi Saluran Pernafasan akut.

Agar dapat memberikan penyuluhan secara berkala mengenai Infeksi

Saluran Pernafasan Akut.

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar(RISKESDAS) 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia; 2013

2. Simoes, EA, dkk. Chapter 25 : Acute Respiratory Infections in Children. Disease Control Priorities in Developing Countries 2nd edition.Diunduh dari : http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK11786/

3. Diunduh dari : repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3775/1/fkm-rasmaliah9.pdf4. Kliegman, RM, dkk. Nelson Textbook of Pediatrics, 19th Edition; 20115. Harmadiyanti, M. Asuhan Kebidanan Balita Sakit pada Anak R Umur 15 Bulan

dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Ringan di Puskesmas Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo Tahun 2012. Diunduh dari :http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/1/01-gdl-megaharmad-37-1-megahar-i.pdf

6. Acute upper respiratory tract infections (URTIs). Dalam: Chapman S, Stephen G, Stradling J, West S. Oxford Handbook of Respiratory Medicine 1st Edition. Oxford: Oxford University Press.: 2005.hlm:448-51

7. Syafiuddin, T. Penyakit Saluran Pernapasan. 2012. Diunduh dari : http://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/32696095/Mekanisme_ISPA-libre.pdf?AW

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 38

Page 39: Status Ujian ISPA

8. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Pedoman Interim WHO - Juni 2007. WHO. Diunduh dari : http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/69707/14/WHO_CDS_EPR_2007.6_ind.pdf

9. DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Jakarta. 2002 Diunduh dari : pppl.depkes.go.id/_.../FINAL%20DESIGN%20PEDOMAN%20

10. Alsagaff, Hood & Mukty, Abdul (Editor). 2010. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Cetakan kesepuluh, Airlangga University Press. Surabaya.

BAB VII

LAMPIRAN

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 39

Page 40: Status Ujian ISPA

INSTRUMEN UNTUK MENGAMBIL DATA PRIMER

No:.........

RT:RW:KELURAHAN:KECAMATAN:

Identitas

Nama:Usia:Jenis Kelamin:Status perkawinan:Pekerjaan:Agama :Suku:

Pertanyaan :1. Apakah yang akan anda lakukan jika anda atau keluarga anda terserang ISPA ?

a. Minum obat warung

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 40

Page 41: Status Ujian ISPA

b. Istirahat sajac. Berobat ke dokter atau puskesmasd. Tidak tahu

2. Apa pengertian dari ISPA ?a. Suatu penyakit yang terbanyak diderita anak-anak, baik di negara berkembang

maupun negara maju, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat

b. Suatu penyakit yang terbanyak diderita lansia, baik di negara berkembang maupun negara maju, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat

c. Suatu penyakit yang terbanyak diderita wanita hamil, baik di negara berkembang maupun negara maju, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat

d. Suatu penyakit yang terbanyak diderita pria dewasa, baik di negara berkembang maupun negara maju, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat

3. Jika lingkungan rumah anda terdapat banyak asap polusi atau debu, tindakan aa yang akan anda lakukan agar terhindardari ISPA?a. Tidak melakukan apa-apab. Memakai masker wajah saat di luar rumahc. Menjaga kebersihan dan ventilasi udara di rumah d. B & C benar

4. Apa saja gejala ISPA yang anda ketahui?

a. Batuk

b. Pilek

c. Sering kencing

d. A dan B benar

5. Menurut anda apa saja penyebab ISPA?a. Bakterib. Virusc. Cacingd. A dan B benare.

6. Apa saja yang dapat memperberat ISPA?a. Minuman dinginb. Asap kendaraanc. Merokokd. Semua jawaban benar

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 41

Page 42: Status Ujian ISPA

7. Bagaimana cara penularan ISPA?a. Percikan dahakb. Hubunngan seksc. Darahd. Memakai handuk secara bergantian

8. Apa saja komplikasi ISPA yang anda ketahui?a. Kejangb. Flek paruc. Kanker parud. Penyakit paru obstruktif kronis

9. Sistem tubuh bagian mana yang terserang ISPA?a. Pencernaanb. Pernapasanc. Peredaran darahd. Saluran kemih

10. Apakah pencegahan yang tepat untuk ISPA?a. Menutup hidung dan mulut saat bersin dan batukb. Menghindar orang yang sakit ISPAc. Tidak minuman dingind. A, B dan C benar

Status Ujian Kesehatan Masyarakat Page 42