status ujian fraktur
DESCRIPTION
Orthopedi. Fraktur KominutivaTRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No.6 Kebun Jeruk – Jakarta Barat
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU PENYAKIT BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
RUMAH SAKIT : MARDI RAHAYU KUDUS
Nama : Nelwan Filipus Tando
NIM : 11-2011-076
Periode : 4 Juni 2012- 11 Agustus 2012
Dr. Pembimbing : dr. Azir Artanto, Sp.OT, FICS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 38 tahun Suku Bangsa : Jawa
Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam
Alamat : Loram Wetan, RT 05 / RW 03 No RM : 315260
Jati, Kudus
Status Perkawinan : Kawin
Masuk RS : 1 Agustus 2012; jam 16.10 WIB
I. ANAMNESIS
Anamnesis ini diambil dari autoanamnesis.
Tanggal : 1 Agustus 2012 Jam 19.00 WIB
Keluhan Utama:
Tungkai bawah kanan nyeri dan tidak bisa digerakan akibat kecelakaan kurang lebih
1 jam SMRS.
II. PRIMARY SURVEY
1. Airway : tidak ada sumbatan / darah pada saluran nafas pasien
2. Breathing : membebaskan jalan nafas (membuka baju pasien), tak terdapat
kesulitan bernafas. (SaO2 : 99%)
3. Circulation : tidak terdapat tanda – tanda syok, kesadaran kompos mentis, tekanan
darah 150 /100 mmHg, nadi 68 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit,
akral hangat, teraba arteri dorsalis pedis, capillary refill time < 2 detik
4. Disability : - Alert : Sadar
- Vocal : respon (+) terhadap suara
- Pain : respon (+) terhadap nyeri
- Unresponsive : (-)
5. Exposure : terdapat deformitas (+) penonjolan tulang yang abnormal di tungkai
bawah kanan
III. SECONDARY SURVEY
ANANMNESIS
A. Keluhan Utama:
Tungkai bawah kanan nyeri dan tidak bisa digerakan akibat kecelakaan kurang lebih
1 jam SMRS.
B. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengalami kecelakaan lalu lintas, dimana pasien sedang mengendarai
sepeda motor kemudian terpeleset jatuh ke kiri karena rem mendadak untuk
menghindari sepeda motor di depannya, saat jatuh pasien mengendarai motor
dengan kecepatan ± 40 km/jam. Lalu, dari arah berlawanan datang mobil dengan
kecepatan ± 40 km/jam, dan menabrak pasien.
Menurut pasien, kaki kanannya terkena bemper depan mobil dan pasien
terpental. Waktu kejadian pasien sadar dan memakai helm. Pasien mengatakan
tungkai bawah terasa nyeri dan tidak bisa digerakan, saat mencoba untuk
mengangkat kaki, tampak bahwa tungkai bawah kanan pasien patah. Pasien
mengatakan tidak tampak luka yang terbuka di kaki kanan pasien, hanya tampak
penonjolan tulang. Kepala pasien tidak terbentur, tidak ada perdarahan, dan tidak
mengalami nyeri kepala. Pasien tidak pusing, mual dan muntah. Pasien langsung
dibawa ke UGD RS Mardi Rahayu dan masih dalam keadaan sadar. Di UGD, kaki
kanan pasien dipasang bidai dan diberi obat penahan sakit.
C. Riwayat Keluarga:
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit kencing manis, hipertensi,
asma dan penyakit menurun lainnya.
D. Riwayat masa lampau:
Pasien pernah mengalami trauma yaitu jatuh dari pohon dan kedua lengan patah
sekitar 5 tahun yang lalu.
Tidak ada riwayat asma, tidak ada riwayat alergi terhadap obat.
IV. STATUS GENERALIS ( 1 / 08 / 2012 ; jam 19.00)
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 (E4 M6 V 5)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 150/100 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 0C
SaO2 : 99%
Berat badan : 70 kg
Kepala : normocephali, distribusi rambut merata.
Mata : konjungitva palpebra anemis -/-, sclera ikterik -/-, pupil isokor
diameter 3 mm, refleks cahaya +/+
Telinga : normotia, tidak keluar darah, tidak ada pus.
Hidung : normosepta, tidak ada deviasi, tidak keluar darah, tidak ada pus,
tidak ada sekret.
Mulut : Mallampati I
Tenggorokan : T1/T1 tenang, tidak hiperemis.
Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan tiroid
Paru-paru :
Inspeksi : kiri dan kanan paru simetris, tidak ada retraksi
Palpasi : tidak teraba benjolan abnormal, sela iga normal,
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : suara napas vesikuler (+/+), ronki (-/-), wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : tidak terlihat ictus cordis, tidak ada lesi kulit atau bekas operasi.
Palpasi : iktus cordis tidak teraba, tidak ada massa
Perkusi : redup
Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (–)
Abdomen :
Inspeksi : datar, tidak ada luka bekas operasi, tidak ada benjolan
Palpasi : supel, nyeri tekan -, defense muskuler -, benjolan -
- Hati : tidak teraba pembesaran
- Limfa : tidak teraba pembesaran
- Ginjal : nyeri ketok CVA (-/-)
- Kandung kencing : tidak teraba pembesaran, nyeri tekan (-)
- Punggung : lesi (-), nyeri (-)
- Reflex : tidak dilakukan pemeriksaan
- Rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
Auskultasi : bising usus (+) normal
Ekstremitas (lengan dan tungkai):
Turgor kulit normal
Akral hangat : + + Edema : - -
+ + + -
Status neurologis
GCS : 15 (E4M6V5)
Motorik :
Gerakan
Bebas Bebas
Terbatas Bebas
Kekuatan
+5 +5
+2 +5
Tonus
Normotonus Normotonus
Sulit dinilai normotonus
IV. STATUS LOKALIS :
Regio cruris dextra
Look :
oTampak deformitas (+) penonjolan tulang di sebelah medial
oEdem (+), shortening (+)
oTidak tampak vulnus ekskoriasi dan vulnus laceratum
Feel :
oNyeri tekan (+), nyeri sumbu (+),
oKrepitasi sulit dinilai
oArteri dorsalis pedis teraba
oSuhu raba hangat
o Capillary Refill Time <2”
Move :
o ROM sulit dinilai karena nyeri. Ankle joint dapat bergerak minimal, jari
jari kaki kiri dapat digerakkan
o Gerak aktif dan pasif terhambat
o Ankle joint gerak minimal dan kelima jari kaki dapat digerakan
Jarak sias – maleolus medialis dextra : 79 cm
Jarak sias – maleolus medialis sinistra : 81 cm
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium : (tanggal 1 / 8 / 2012)
Hemoglobin : 14.6 g/dl (N=13.2-17.3 g/dl)
Leukosit : 8.24 (N=3,8-10.6ribu/mm3)
Eosinofil : 1.3 (N=1-3%)
Basofil : 0.1% (N=0-1%)
Neutrofil : 59.1% (N=50-70%)
Limfosit : 33.9% (N=25-40%)
Monosit : 5.6% (N=2-8%)
MCV : 81.8 (N=80-100 mikro m3)
MCH : 28.6 (N=26-34 pg)
MCHC : 35.0 (N=32-36 g/dl)
Hematokrit : 41.7 (N=30-43%)
Trombosit : 293 ribu/mm3 (N=150-440 ribu/mm3)
LED : 25/50 (N= 0-10 mm/jam)
CT : 5 menit (N=2-6 menit)
BT : 1.30 menit (N=1-3 menit)
Golongan darah: O/+
Pemeriksaan Radiologi ( 1 / 8 / 2012)
Foto polos cruris sinistra AP dan Lateral
Klinis : Fraktur regio cruris dextra tertutup
Struktur tulang cruris baik
Tampak fraktur kominutif pada ossa cruris kanan 1/3 tengah dan fraktur os fibula
kanan 1/3 distal. Posisi dan kedudukan tidak baik
Kesan :
Gambaran fraktur kominutif pada ossa cruris kanan 1/3 tengah dan fraktur os fibula
kanan 1/3 distal
VI. RINGKASAN (RESUME)
Seorang pria berumur 38 tahun datang ke IGD RS Mardi Rahayu dengan keluhan
tungkai bawah kanan nyeri dan tidak bisa digerakan karena pasien mengalami
kecelakaan lalu lintas, dimana pasien jatuh dari motor ke arah kiri karena rem mendadak
untuk menghindari motor di depannya, kemudian ditabrak mobil dari arah berlawanan.
Pasien mengatakan kaki kanannya terkena bemper depan mobil dan terpental. Saat
kejadian, pasien sadar dan memakai helm. Kepala tidak mengalami benturan. Pasien
mengatakan tungkai kanan bawah terasa nyeri dan tak mampu untuk digerakan, tidak ada
luka terbuka hanya ada penonjolan tulang. Saat datang ke UGD, pasien masih sadar,
tidak pusing dan mual.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 (E4 M6 V 5)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah: 150/100 mmHg
Nadi : 68 x/menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 0C
Regio cruris dextra
Look : Tampak deformitas (+) penonjolan tulang di sebelah medial, edem (+),
Feel : Nyeri tekan (+), nyeri sumbu (+), arteri dorsalis pedis teraba
Move :
o ROM sulit dinilai karena nyeri.
o Ankle joint dapat bergerak minimal, jari jari kaki kanan dapat digerakkan
Jarak sias – maleolus medialis dextra : 79 cm
Jarak sias – maleolus medialis sinistra : 81 cm
Pada pemeriksaan radiologi foto polos cruris dextra AP dan lateral didapatkan
gambaran fraktur kominutif pada ossa cruris kanan 1/3 tengah dan fraktur os fibula kanan
1/3 distal dengan posisi dan kedudukan tidak baik.
VII. DIAGNOSIS KERJA
Fraktur kominutif os tibia dextra 1/3 medial dan fraktur segmental os fibula
dextra tertutup
Dasar diagnosis:
Nyeri dan tidak mampu digerakan pada tungkai kanan bawah
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami kecelakaan lalu lintas
Deformitas (+) penonjolan tulang ke arah medial
Nyeri tekan (+), edema (+)
Nyeri sumbu (+)
Shortening (+) pada kaki kanan
Pergerakan tungkai kanan bawah yang terhambat
VIII. PENATALAKSANAAN
Infus RL 20 tpm
Ketorolac inj 2x30 mg
Puasa 6 jam sebelum operasi
Pro operasi ORIF plate and screw os tibia dan fibula dextra (tanggal 2 Agustus
2012)
Pasang gips dari lutut sampai ankle joint, sampai kurang lebih 3 bulan
IX. PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
LAMPIRAN GAMBAR
Shortening (+)
FOLLOW UP (2 / 8 / 2012 ; jam 16.00)
S : Nyeri bekas luka operasi (+)
Demam (+)
Mual muntah (-)
O : Regio cruris dextra
- terpasang verban (+), rembesan (-)
- drain (+) output darah kurang lebih 3 cc
TD : 120/80 mmHg RR : 25 x/menit
HR : 105 x/ menit S : 38 derajat Celcius
A : Post operasi pemasangan ORIF Plate & Screws pada tibia
P : Infus RL 20 tetes/ menit
Ketorolac inj 2x30 mg
Hi Bone 1 x 600 mg tablet
Kalkatriol 1 x I tablet
Deformitas (+) penonjolan tulang