status ujian
DESCRIPTION
Faktor nutrisi: rendahnya asupan besi total dalam makanan atau bioavailabilitas besi yang dikonsumsi kurang baik (makanan banyak serat, rendah daging, dan rendah vitamin C).TRANSCRIPT
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta-Barat.
KEPANITERAAN KLINIK
STATUS ILMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
Hari/Tanggal Ujian: Selasa, 5 Januari 2016
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RUMAH SAKIT: Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 1
Nama : Rudy Tanius Tejo Ismanto
NIM : 11-2014-175
Dr. Pembimbing : dr. Marodjahan Siregar, Sp.KJ
Nama Pasien : Tn. MS
Masuk Panti pada Tanggal : 2 Januari 2016.
Rujukan/Datang Sendiri/Keluarga : Dibawa oleh Dinas Sosial
Riwayat Perawatan : Tidak ada.
I. IDENTITAS PASIEN
Nama (Inisial) : Tn. MS
Tempat & tanggal lahir : Lampung
Jenis Kelamin : Laki-laki
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Tidak bekerja – pensiunan PNS
Status Perkawinan : Menikah
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
Autoanamnesis : Kamis, 7 Januari 2016 pukul 15.00.
1 of 13
Jumat, 8 Januari 2016 pukul 15.00.
Heteroanamnesis : Tidak dilakukan.
A. KELUHAN UTAMA
WBS tidak bisa tidur malam dengan nyenyak sejak 2 bulan di panti.
B. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG
WBS mengaku sejak 2 bulan berada di panti sosial Bina Daya Insan 1 tidak dapat tidur
malam dengan tenang. WBS sering terbangun di saat tidur hingga 2-3 kali dan kesulitan untuk
jatuh tidur kembali. WBS hanya tidur kurang lebih 1 hingga 2 jam, setelah itu WBS tidak dapat
jatuh tidur kembali. WBS mengeluhkan sulit tidur karena mengingat masa lalu yang kurang
menyenangkan, selain karena di panti banyak nyamuk dan juga karena mendengar suara bisikan
di telinga yang memerintahkan WBS untuk keluar dari tempat ini.
WBS masuk ke panti dibawa oleh dinas sosial karena WBS tidak memiliki rumah di
Jabodetabek. WBS berasal dari Kalimantan, akan tetapi rumah warisan orang tuanya disita oleh
bank karena digadaikan oleh adiknya tanpa sepengetahun WBS. Saat ini WBS hendak tinggal
bersama dengan saudaranya di Bogor atau Depok, tetapi kedua saudaranya tidak menerima
WBS. WBS berencana ke Tangerang, menginap di rumah adiknya yang ke 8, akan tetapi sudah
kehabisan biaya sehingga terpaksa untuk menginap di terminal selama beberapa hari sebelum
diantar ke panti.
WBS saat ini sudah tidak bekerja dan harus pensiun dini sebagai PNS, karena WBS
sedang menjalani pengobatan oleh psikiater, terapi tidak dilanjutkan karena kesulitan biaya.
C. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA
Gangguan Psikiatrik
Menurut pengakuan WBS, beliau pernah berobat ke psikiater dan mendapat berbagai
macam obat.
Riwayat Gangguan Medik
Tidak diketahui.
2 of 13
Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif
WBS membantah menggunakan zat psikoaktif.
D. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
Riwayat Perkembangan Fisik
Tidak diketahui.
Riwayat Perkembangan Kepribadian
Masa Kanak-kanak:
WBS memiliki banyak teman dan bergaul dengan baik selama kanak-kanak.
Masa Remaja:
WBS pernah merasa minder didalam kalangan keluarga karena pendidikannya terhenti di
SMP. WBS melanjutkan ke SLTA setelah beberapa tahun rehabilitas paska kecelakaan lalu
lintas.
Masa Dewasa:
WBS mampu bersosialisasi dengan rekan kerjanya dengan baik.
Riwayat Pendidikan
WBS mengaku sudah tamat SLTA tepat waktu. WBS sempat berhenti sekolah sebelum
SLTA karena harus menjalani rehabilitasi paska kecelakaan lalu lintas selama bertahun-tahun.
Riwayat Pekerjaan
WBS sempat bekerja menjaga toko setelah lulus SMP selama 2 tahun, setelah itu WBS
melanjutkan sekolah di SLTA. WBS melanjutkan menjadi PNS dan menggantikan ibunya
sebagai tulang punggung keluarga karena beliau pensiun.
Kehidupan Beragama
WBS bergama islam dan rutin sholat.
Kehidupan Sosial dan Perkawinan
3 of 13
WBS sudah menikah dan tidak mempunyai anak. WBS merasa tidak bahagia menikah
dengan istrinya, sehingga WBS memutuskan untuk pergi meninggalkan istrinya dan bekerja di
Kalimantan.
E. RIWAYAT KELUARGA
WBS merupakan anak ke 4 dari 9 bersaudara. Orang tua WBS meninggal setelah WBS
dewasa (saat menjadi PNS). Hubungan WBS dengan adik laki-lakinya kurang baik karena WBS
dianggap orang miskin, walaupun awalnya WBS merasa tidak ada masalah apapun dalam
keluarga.
: WBS : meninggal
F. SITUASI KEHIDUPAN SOSIAL SEKARANG
WBS sudah tidak bekerja sehingga tidak mempunyai rekan kerja. WBS juga tidak
memiliki rumah, sehingga tidak bisa berhubungan dengan tetangga-tetangga lamanya. WBS
berencana untuk tinggal bersama saudaranya, akan tetapi ditolak oleh saudara laki-lakinya
sehingga saat ini WBS tidak mempunyai tempat tinggal. WBS tidak berhubungan dengan orang
disekitarnya.
III. STATUS MENTAL
A. DESKRIPSI UMUM
Penampilan Umum
4 of 13
WBS seorang laki-laki berusia 60 tahun, warna kulit sawo matang, tinggi sekitar 165cm,
kurus, berpakaian kumal dengan jaket hitam, kebersihan diri baik, rambut terawat, gigi tidak
terawatt, tampak gelisah. Kontak mata dan verbal cukup.
Kesadaran
Kesadaran sensorium/neurologik : Compos mentis
Kesadaran psikiatrik : Tampak terganggu
Perilaku dan Aktivitas Motorik
Sebelum wawancara : WBS sedang menyapu.
Selama wawancara : WBS duduk dengan, kooperatif, agitasi motorik tangan, tampak
gelisah
Setelah wawancara : WBS pergi meninggalkan lokasi wawancara.
Sikap Terhadap Pemeriksa : WBS kooperatif, menceritakan permasalahannya dengan
menggebu-gebu, mengharapkan bantuan pemeriksa sebagai dokter.
Pembicaraan
Cara berbicara : Spontan, asosiasi longgar, logorhea.
Gangguan berbicara : Tidak ada gangguan bicara.
B. ALAM PERASAAN (EMOSI)
Suasana perasaan (mood) : Hipotym
Afek ekspresi afektif
Arus : Cepat
Stabilisasi : Stabil
Kedalaman : Dalam
Skala Diferensiasi : Sempit
Keserasian : Serasi
Pengendalian : Kuat
Ekspresi : Tidak wajar
5 of 13
Dramatisasi : Tidak ada
Empati : Baik
C. GANGGUAN PERSEPSI
Halusinasi : Halusinasi auditorik (mendengar bisikan saat tidur) dan halusinasi
visual (WBS mengaku sering melihat bayangan yang tidak jelas).
Ilusi : Tidak ada.
Depersonalisasi : Tidak dinilai.
Derealisasi : Waham nihilistik (merasa tidak berguna dan sampah masyarakat).
D. SENSORIUM DAN KOGNITIF (FUNGSI INTELEKTUAL)
Taraf Pendidikan : SLTA.
Pengetahuan Umum : Baik.
Kecerdasan : Baik.
Konsentrasi : Baik.
Orientasi
Waktu : Baik (WBS dapat menjelaskan sudah berapa lama ada di panti).
Tempat : Baik (WBS mengatakan tempat ini adalah panti).
Orang : Baik (WBS mengenali dokter yang mewawancarai WBS).
Daya ingat
Tingkat
Jangka Panjang : Baik (pasien dapat dengan jelas menceritakan kehidupannya
dahulu saat kecil).
Jangka Pendek : Baik (pasien ingat mengapa bisa datang ke panti).
Segera : Baik (pasien ingat menu makan pagi hari saat wawancara).
Gangguan : Tidak ada gangguan memori.
Pikiran Abstraktif : Tidak dapat dinilai.
Visuospatial : Tidak dilakukan.
Bakat kreatif : Tidak dapat ditentukan.
6 of 13
Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik.
E. PROSES PIKIR
Arus Pikir
Produktivitas : Cepat, realistik.
Kontinuitas : Asosiasi longgar: logorhea, sirkumtansial.
Hendaya bahasa : Tidak ada.
Isi Pikir
Preokupasi dalam pikiran : Tidak bisa tidur
Waham : Waham nihilistik
Obsesi : Tidak ada
Fobia : Tidak ada
Gagasan Rujukan : Tidak ada
Gagasan Pengaruh : Tidak ada
Idea of Suicide : Saat ini tidak ada
F. PENGENDALIAN IMPULS : Baik.
G. DAYA NILAI
Daya Nilai Sosial : Tidak dilakukan.
Uji Daya Nilai : Tidak dilakukan.
Daya Nilai Realitas : Tidak dilakukan.
H. TILIKAN
Derajat 6 (WBS merasa stress dan mencari dokter untuk menebus resep).
I. RELIABILITAS
Baik.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS INTERNUS
7 of 13
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan Darah : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
Suhu badan : Tidak dilakukan
Frekuensi Pernapasan : Tidak dilakukan
Bentuk Tubuh : Normal
Sistem Kardiovaskular : Tidak dilakukan
Sistem Respiratorius : Tidak dilakukan
Sistem Gastro-intestinal : Tidak dilakukan
Sistem Musculo-skeletal : Tidak dilakukan
Sistem Urogenital : Tidak dilakukan
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status internus tidak ditemui
adanya kelainan.
B. STATUS NEUROLOGIK
Saraf kranial (I-XII) : Tidak dilakukan
Tanda rangsang meningea : Tidak dilakukan
Mata : Dalam batas normal
Pupil : Dalam batas normal
Oftalmoscopy : Tidak dilakukan
Motorik : Tidak dilakukan
Sensibilitas : Tidak dilakukan
Sistem saraf vegetatif : Baik
Fungsi luhur : Baik
Gangguan khusus : Tidak ada
Kesimpulan : Hasil pemeriksaan pada status neurologik tidak ditemui
adanya kelainan.
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan. Disarankan pemeriksaan EKG.
8 of 13
VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Laki-laki 60 tahun tampak seusianya, kurus, berpenampilan cukup rapi dan mampu
merawat diri, tampak gelisah. WBS mengeluh tidak bisa tidur dan sering kali terbangun di
malam hari. WBS mengaku tidak bisa tidur karena mengingat masalah-masalah di masa lampau,
WBS juga mendengar bisikan di telinga yang memerintahkannya untuk meninggalkan panti.
Sebelum wawancara, WBS tampak melakukan kegiatan (menyapu). WBS berinisiatif
memanggil dokter untuk meminta pertolongan. Selama wawancara, WBS tampak gelisah dengan
terus menerus memainkan jari-jari tangannya. Wajah tampak murung. Kontak mata dan verbal
cukup. WBS mampu menceritakan pengalaman masa lalunya dengan baik dan panjang lebar.
WBS sering kali menjawab pertanyaan dengan berputar-putar menceritakan urutan kejadiannya
terlebih dahulu.
WBS mengaku sedang sedih karena memiliki permasalahan tempat tinggal. Tempat
tinggal warisan orang tuanya dijual oleh adik laki-lakinya karena WBS merasa dibenci oleh
beliau. WBS merasa bahwa dirinya adalah sampah masyarakat karena itu keluarganya membenci
dia. WBS merasa demikian karena kehidupan rumah tangganya tidak berjalan dengan baik. WBS
mengaku pernah mencoba bunuh diri dengan mengkonsumsi obat-obatan dari psikiater.
WBS pernah dirawat di psikiater sejak 1984 dan rutin berobat jalan. WBS menceritakan
sempat diperiksa EEG dan hasilnya mengatakan bahwa WBS depresi. Selama masa pengobatan,
WBS tidak bekerja karena permintaan psikiater yang merawat. WBS aktif di rumah melakukan
kegiatan yang lain dan membantu pamannya bekerja. WBS mengaku saat itu perasaannya
membaik, tidur sedikit, mudah bergaul. Sejak kurang lebih 3 tahun ini WBS tidak dapat menebus
obat karena askesnya tidak berlaku, sehingga gejala-gejala depresi WBS timbul.
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
AKSIS I: Gangguan Klinis dan Kondisi Lain yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis.
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini termasuk sebagai gangguan jiwa
karena pada pasien memenuhi kriteria gangguan jiwa karena terdapat gejala kejiwaan yang
berupa:
1. Gangguan afek: merasa sedih, gangguan tidur, hilangnya minat, waham nihilistik.
2. Gangguan proses pikir: asosiasi longgar, logorhea, sirkumtansial.
9 of 13
Gangguan ini sebagai Gangguan Mental Non Organik (GMNO) karena tidak adanya:
1. Gangguan kesadaran (pasien kompos mentis)
2. Gangguan daya ingat
3. Tidak adanya kelainan faktor organik spesifik
4. Gangguan kognitif (orientasi dan memori)
5. Gangguan fungsi intelektual
Working Diagnosis
F31.5 Gangguan afektif bipolar, stadium kini depresi berat dengan gejala psikotik
Dari hasil pemeriksaan ditemukan:
Gejala depresif, kehilangan minat, perasaan mudah lelah (memenuhi kriteria utama
depresi berat)
Gejala konsentrasi dan perhatian menurun, harga diri serta keperayaan diri menurun,
gagasan rasa bersalah dan tidak berguna, gagasan yang membahayakan diri, tidur
terganggu, pencobaan bunuh diri (memenuhi lebih dari 4 kriteria tambahan depresi)
Terdapat waham nihilistik, halusinasi auditorik, halusinasi visual (gejala psikotik)
Gejala perasaan elasi, banyak bicara, mudah bergaul, tidak perlu tidur banyak
(hipomania)
Differential Diagnosis
F31.4 Gangguan afektif bipolar, stadium kini depresi berat tanpa gejala psikotik
Digugurkan karena: menurut pengakuan WBS, terdapat halusinasi
F32.3 Episode depresi berat dengan gejala psikotik
Digugurkan karena: WBS pernah mengalami fase hipomania sebelumnya
F25.1 Skizoafektif tipe depresi
Digugurkan karena: gejala afektif sangat menonjol.
AKSIS II: Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental.
Tidak ada kelainan.
AKSIS III: Kondisi Medis Umum.
Tidak ada kelainan.
10 of 13
AKSIS IV: Masalah Psikososial dan Lingkungan.
Dukungan dari primary support grup tidak ada. WBS merasa sudah tidak dapat dipercaya
oleh primary support grup. WBS tidak memiliki kerabat dekat lainnya.
Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global.
Skala GAF: 60-51 yaitu gejala sedang (moderate) dan disabilitas sedang.
VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL
AKSIS I: WD: F31.5 Gangguan afektif bipolar, stadium kini depresi berat dengan gejala
psikotik.
AKSIS II: Tidak ada.
AKSIS III: Tidak ada.
AKSIS IV: Dukungan dari primary support grup tidak ada. WBS merasa sudah tidak dapat
dipercaya oleh primary support grup. WBS tidak memiliki kerabat dekat lainnya.
AKSIS V: GAF 60-51.
IX. PROGNOSIS
Faktor yang memperbaik prognosis:
• Symptom positif.
• Terjadi pada usia lanjut
• Tidak ada riwayat keluarga yang memiliki gejala serupa
Faktor yang memperburuk prognosis:
• Dukungan keluarga (primary support group) tidak jelas.
• Ciri kepribadian skizoid
• Waham nihilistik
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
11 of 13
X. DAFTAR MASALAH
Organobiologik : Tidak ada.
Psikologi/psikiatrik : Gangguan afek: afek depresi berat dengan gejala psikotik;
Gangguan isi pikir: asosiasi longgar.
Sosial/keluarga : Tidak ada.
XI. PENATALAKSANAAN
FARMAKOTERAPI
R/ Risperidon tab 2 mg No. XX
S hari I: 1/2 - 0 - 1/2
hari II dan seterusnya: 1 - 0 – 1
-------------------------------------------------
R/ CPZ tab 50 mg No. XV
S 1 dd 1 tab (0-0-1)
-------------------------------------------------
R/ Triheksifenidil 2 mg tab No.XV
S 2 dd 1 tab
-------------------------------------------------
R/ Fluoxetine 20 mg tab No. X
S 2 dd 1 tab pc
-------------------------------------------------
Pro : Tn.MS
Umur : 60 tahun
NONFARMAKOTERAPI
• ECT.
RENCANA TERAPI SELANJUTNYA
Psikoterapi
12 of 13
• Terapi Individual:
1. Memberikan informasi dan edukasi pada pasien mengenai kondisi yang dialaminya.
2. Memberikan pasien kesempatan untuk melakukan dan mengembangkan hobinya.
3. Memotivasi pasien untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan anggota
keluarga.
• Terapi Kelompok:
1. Menyarankan pasien untuk mengikuti setiap kegiatan di panti bersama dengan rekan
lainnya untuk menjalin sosialisasi yang baik.
2. Memotivasi pasien untuk berani bersosialisasi dengan orang di sekitar.
• Terhadap Keluarganya:
1. Memberi penjelasan yang bersifat komunikatif, informatif, dan edukatif tentang keadaan
penyakit pasien sehingga keluarga bisa menerima dan memahami keadaan pasien, serta
mendukung proses penyembuhannya dan mencegah kekambuhan.
2. Memberi informasi dan edukasi kepada keluarga mengenai terapi yang diberikan pada
pasien dan pentingnya pasien untuk dipantau kontrol dan minum obat secara teratur.
2. Evaluasi hasil Terapi
Parameter yang harus diperhatikan terkait keberhasilan terapi:
a. Hilangnya gejala depresi
b. Perbaikan fungsi sosial dan okupasional,
c. Ada tidaknya keinginan dan ide bunuh diri
d. Efek samping yang timbul dan pengatasannya
13 of 13