status penderita stenly 3

24
STATUS PENDERITA I. IDENTITAS PENDERITA Nama : Tn Stenly Kandou Umur : 50 Tahun Jenis Kelamin : laki-laki Tempat / Tanggal lahir : Airmadidi, 1 Juli 1962 Status Perkawinan : Sudah Menikah Jumlah saudara : 3 Agama : Kr. Protestan Pendidikan terakhir : SMA Suku / Bangsa : Minahasa / Indonesia Alamat : Saroinsong 1 Kec. Airmadidi Tanggal MRS : 05 November 2012 Cara MRS : pasien poliklinik Tanggal Pemeriksaan : 05 November 2012 Tempat Pemeriksaan : RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado 1

Upload: kiki-gunawan

Post on 15-Feb-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tezsssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss

TRANSCRIPT

Page 1: Status Penderita Stenly 3

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA

Nama : Tn Stenly Kandou

Umur : 50 Tahun

Jenis Kelamin : laki-laki

Tempat / Tanggal lahir : Airmadidi, 1 Juli 1962

Status Perkawinan : Sudah Menikah

Jumlah saudara : 3

Agama : Kr. Protestan

Pendidikan terakhir : SMA

Suku / Bangsa : Minahasa / Indonesia

Alamat : Saroinsong 1 Kec. Airmadidi

Tanggal MRS : 05 November 2012

Cara MRS : pasien poliklinik

Tanggal Pemeriksaan : 05 November 2012

Tempat Pemeriksaan : RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Manado

1

Page 2: Status Penderita Stenly 3

II. PEMERIKSAAN STATUS PSIKIATRI

Pemeriksaan ini dilakukan di Poliklinik jiwa RS Prof. dr. V. L Ratumbuysang Manado.

Pada tanggal 5 november 2012 jam 10.00 WITA di poliklinik jiwa, wawancara

dilakukan pada penderita..

A. Keluhan Utama

Sulit tidur sejak 1 minggu yang lalu.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Diperoleh dari Autoanamnesis.

Keluhan Utama : Sulit tidur sejak 1 minggu yang lalu.

Riwayat Gangguan Sekarang : Pasien MRS datang sendiri dengan keluhan susah tidur

sejak 1 minggu yang lalu. Hal ini disebabkan pasien sering mengalami mimpi buruk.

Mimpi buruk berisi kejadian kecelakaan dan orang yang dimimpi tersebut dikenal

pasien dan pada setiap mimpi orangnya berganti-ganti. Pasien sering terbangun

karena mimpi itu dan sulit untuk kembali tidur. Saat terbangun, pasien merasakan

jantung berdebar-debar. Pada saat di tempat kerja, pasien merasa konsentrasinya

menurun dan tidak fit. Di tempat kerja, pasien merasa tidak nyaman dengan teman

sekerjanya. Menurut pasien, teman sekerjanya itu sering memerintah dan marah pada

pasien padahal kedudukan pasien dan teman sekerjanya sama, teman sekerjanya lebih

muda 10 tahun dari pasien, namun teman sekerjanya sudah 4 tahun bekerja dan pasien

baru 8 bulan bekerja. Kira-kira 2 minggu yang lalu pasien melihat kejadian

kecelakaan, pasien merasa syok dan takut saat itu sehingga pasien tidak bisa ikut

membantu korban kecelakaan. Pasien sudah menikah dan memiliki dua orang anak

perempuan. Anak yang pertama sudah berusia 21 tahun dan telah lulus sma,

sedangkan anak yang kedua masih duduk dibangku sekolah dasar dan berusia 12

tahun.

2

Page 3: Status Penderita Stenly 3

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

- Riwayat Gangguan Psikiatri

Pasien pernah dirawat jalan dengan keluhan yang sama tahun 1985

- Riwayat Gangguan Medis

1. Pasien pernah sakit paru-paru pada tahun 1979 dan berobat selama 8 bulan.

2. Pasien sakit darah tinggi sejak tahun 2010 dan tidak minum obat secara

teratur

3. sakit jantung, ginjal, asam urat disangkal penderita

- Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien merokok sehari 2 bungkus. Pasien juga minum alkohol 1-2 kali seminggu.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

- Riwayat Prenatal dan Perinatal

Penderita merupakan anak yang diinginkan. Riwayat persalinan sulit dievaluasi

karena penderita tidak mengetahuinya.

- Riwayat Masa Kanak-kanak Awal (1-3 tahun)

Penderita mendapat ASI/PASI sesuai umur pertumbuhan, mendapat latihan

penggunaan toilet, cara makan yang benar, dan berteman dengan anak-anak yang

seusia dengan penderita.

- Riwayat Masa Kanak-kanak Pertengahan (3-11 tahun)

Penderita dapat mengidentifikasi jenis kelaminnya laki-laki.

- Riwayat Masa Kanak-kanak Akhir dan Remaja (Pubertas)

Penderita bersekolah tamat SMA, dan sempat kuliah 1 tahun dengan jurusan

sekretaris namum tidak tamat karena penderita terpengaruh oleh teman-temannya.

- Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pendidikan

Penderita bersekolah tamat SMA dan sempat kuliah 1 tahun dengan jurusan

sekretaris namun tidak tamat karena penderita terpengaruh oleh teman-

temannya.

b. Riwayat Keagamaan

3

Page 4: Status Penderita Stenly 3

Penderita beragama kristen protestan sejak kecil.

c. Riwayat Psikoseksual

Penderita tidak pernah mengalami pelecehan seksual.

d. Riwayat Perkawinan

Penderita sudah menikah.

e. Riwayat Pekerjaan

Penderita bekerja menjadi teknisi disuatu perusahaan.

f. Riwayat Sosial

Penderita seorang menyenangkan yang mempunyai hubungan yang harmonis

dengan istrinya.

g. Riwayat Pelanggaran Hukum

Penderita tidak pernah terlibat masalah hukum.

h. Keadaan Rumah

Penderita tinggal dengan istrinya di rumah sendiri.

i. Riwayat Keluarga

Penderita adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Pasien merasa ayahnya

adalah orang yang keras dan otoriter. Sejak kecil pasien dan kakak beradiknya

sering dipukul dengan cambuk sapi oleh ayahnya. Ayah dan kakak perempuan

pasien juga pernah mengalami hal yang sama seperti pasien. Kakak

perempuan pasien pernah 3 kali dirawat di RS Ratumbuysang. Ayah pasien

juga pernah 2 kali dirawat d RS Ratumbuysang. Ayah pasien telah meninggal

karena sakit jantung.

Deskripsi Umum

- Penampilan

Pasien seorang laki-laki, tampak sesuai umur, berpakaian kemeja lengan panjang

dan celana panjang warna hitam, dan rambut hitam pendek disisir rapi, memakai

sepatu berwarna hitam.

- Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Selama wawancara pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik. Pasien fokus

dalam menjawab. Kaki dan tangan pasien digerak-gerakkan sendiri.

4

Page 5: Status Penderita Stenly 3

- Sikap Terhadap Pemeriksa

Penderita kooperatif.

E. Alam Perasaan (Mood), Ekspresi Afek

- Mood : cemas

- Afek : Afek rentang normal

- Kesesuaian : eksperesi emosional sesuai dengan isi pikiran

F. Karakteristik Bicara

Pasien bicara spontan, lancar, volume suara cukup, artikulasi baik dan jelas,

menjawab pertanyaan dengan baik dan relevan dan hendayana tidak terganggu

G. Gangguan Persepsi : tidak ditemukan adanya gangguan persepsi.

H. Proses Berpikir

o Bentuk pikiran : koheren

o Isi pikiran : waham tidak ada

I. Sensorium dan Kognisi

Taraf kesadaran : tidak terdapat adanya penurunan kesadaran baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

- Orientasi :

Waktu : Baik. Pasien tahu hari dan tanggal saat pemeriksaan dilakukan.

Tempat : Baik. Pasien mengetahui bahwa dirinya berada di RS Prof. dr. V.

L. Ratumbuysang Manado.

Orang : Baik. Pasien dapat mengenali dokter.

- Daya ingat

Immediate memory : Pasien dapat mengulangi enam angka yang

diucapkan secara berurutan

Recent memory : Penderita dapat menyebutkan kembali tiga benda

yang disebutkan pemeriksa beberapa menit sebelumnya.

5

Page 6: Status Penderita Stenly 3

Remote memory : Baik. Penderita dapat mengingat nama sekolahnya

waktu SD.

- Kemampuan membaca dan menulis

Penderita dapat membaca dan menulis.

- Kemampuan visuospasial

Penderita dapat mengenali gambar dengan baik.

- Kemampuan menolong diri sendiri

Penderita dapat mandi, berpakaian,dan ke toilet sendiri. Nafsu makan masih baik.

J. Pengendalian Impuls

Penderita tidak agresif, selama wawancara dapat mengendalikan impuls.

K. Pertimbangan dan Tilikan

Daya nilai sosial : baik

Penilaian realitas : baik

Tilikan : Derajat IV

L. Reliabilitas

Penjelasan yang diberikan penderita dapat dipercaya.

III. PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGIS

A. Pemeriksaan Fisik Interna

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda vital : T : 120/90 mmHg N : 88x/m

R : 18x/m S : 36,6°C

Kepala : Conjungtiva Anemis ( - ), Sklera Ikterus ( - )

6

Page 7: Status Penderita Stenly 3

Thoraks : Cor/pulmo : dbn

Abdomen : Datar, lemas BU ( + ) normal

Ekstremitas : Hangat, edema tidak ada, sianosis tidak ada

Genitalia : Laki-laki ( N )

B. Pemeriksaan Neurologis

GCS : E4 : Buka mata secara spontan

V5 : Berbicara spontan

M6 : Gerakan sesuai perintah

Pemeriksaan Nervus Kranialis :

Nervus kranialis :

Nervus Olfaktorius ( N.I )

Dilakukan untuk memeriksa fungsi penghidu pasien. Pasien disuruh menutup

matanya dan membaui bau minyak wangi. Hasilnya pada pasien ini kesannya

normal

Nervus Optikus ( N.II )

Dilakukan untuk memeriksa ketajaman penglihatan kasar. Kedua mata

diperiksa secara bergantian dan disuruh menyebutkan barang atau huruf di

sekitar ruangan. Hasilnya ketajaman penglihatan normal.

Nervus Okulomotoris ( N.III ), Nervus Trokhlearis ( N.IV ), dan Nervus

Abdusens

( N.VI )

Dilakukan untuk memeriksa gerakan bola mata. Kedua mata diperiksa secara

bergantian. Pasien disuruh duduk dengan jarak 1 meter kemudian mengikuti

jari pemeriksa sampai membentuk huruf O. Pada pasien ini kesan normal.

Nervus Trigeminus ( N.V )

Pasien disuruh memejamkan mata dan wajah pasien disentuhkan kertas yang

sudah dipelintir, apakah pasien masih dapat merasakan. Selain itu pasien

disuruh membuka mulut dan dilihat apakah simetris atau tidak. Pada pasien ini

kesan normal.

7

Page 8: Status Penderita Stenly 3

Nervus Fasialis ( N.VII )

Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengangkat dahi, bersiul dan

menyengirai, dilihat apakah simetris atau tidak. Pada pasien ini kesan normal.

Nervus Vestibulokokhlearis ( N.VIII )

Dilakukan untuk memeriksa fungsi pendengaran pasien secara kasar. Pasien

dibisikkan kata-kata huruf desis dan lunak pada jarak dekat dan sedikit jauh.

Pada pasien ini kesan normal.

Nervus Glossofaringeus ( N.IX ), dan Nervus Vagus ( N.X )

Dilakukan dengan menilai artikulasi bicara pasien, kemampuan menelan. Pada

pasien ini dapat dievaluasi karena pasien menyebutkan kalimat sesuai

perintah. Pada pasien ini kesan normal

Nervus Aksesoris ( N.XI )

Dilakukan untuk menilai kekuatan otot-otot leher dan pundak. Dilakukan

dengan cara pasien disuruh mengangkat bahu atau menggerakkan kepala kiri

dan kanan dan diberisedikit tekanan. Pada pasien ini kesan normal.

Nervus Hipoglossus ( N.XII )

Dilakukan dengan cara menyuruh pasien menjulurkan lidah dan dilihat apakah

ada deviasi. Pada pasien ini kesan normal.

Sistem motorik : Bentuk tubuh pasien normal, terdapat gerakan abnormal lain yang tidak

dapat dikendalikan (penderita menggerak-gerakan kaki dan tangannya),

kekuatan otot normal, tonus otot normal.

Sistem sensorik : pasien masih dapat membedakan sensasi rasa raba, nyeri, suhu dingin

dan panas, serta rasa posisi, pasien masih mengetahui arah gerakannya.

Tonus Otot : normal

Ekstrapiramidal Sindrom : tidak ditemukan adanya sindrom ekstrapiramidal (tremor,

bradikinesia, rigiditas)

8

Page 9: Status Penderita Stenly 3

Genogram :

Silsilah Keluarga

.

Ket :

Herediter (+)

: Perempuan

: Laki-laki

: Penderita

IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Berdasarkan anamnesis, didapatkan pasien laki-laki berusia 50 tahun, suku Minahasa,

agama Kristen Protestan, pendidikan terakhir tamat SMA, pekerjaan teknisi, tinggal di

Saronsong I kecamatan Airmadidi, sudah menikah dan sudah mempunyai 2 anak. Pasien masuk

RS Prof. dr. V. L. Ratumbuysang, Manado pada tanggal 05 November 2012 dengan keluhan

utama sulit tidur sejak 1 minggu yang lalu karena sering mengalami mimpi buruk.

Pada pemeriksaan status mental, didapatkan pasien berpenampilan sesuai usia, selama

pemeriksaan pasien cukup tenang dan kooperatif, ekspresi wajah pasien sesuai dengan mood.

Pasien dapat melakukan kontak mata. Saat diperiksa, pasien tenang dan pasien menjawab

9

Page 10: Status Penderita Stenly 3

pertanyaan dengan baik. Pada wawancara ditemukan tidak adanya waham. Dari pertimbangan

dan tilikan, pasien menyadari bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui

pada diri pasien (tilikan derajat IV); Daya nilai sosial dan penilaian realitas baik.

V. FORMULASI DIAGNOSTIK

Berdasarkan riwayat penyakit, ditemukan adanya pola perilaku dan psikologis yang

secara klinis bermakna.

Pada pemeriksaan status neurologis dan status interna tidak ditemukan kelainan yang

mengindikasikan adanya gangguan medis umum yang secara fisiologis menimbulkan disfungsi

otak serta mengakibatkan gangguan jiwa yang diderita selama ini. Dengan demikian gangguan

mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan dan dapat ditegakkan bahwa penderita mengalami

gangguan jiwa non organik.

Pada wawancara ditemukan adanya riwayat merokok dan riwayat minum minuman

beralkohol, tetapi pasien tidak pernah menggunakan obat-obat terlarang. Pasien mengaku masih

merokok dan minum tapi frekuensinya sudah berkurang sehingga kemungkinan adanya

gangguan mental akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat disingkirkan.

Pada aksis I, didapatkan dari riwayat psikiatri dan status mental pasien, ditemukan

adanya pola perilaku dan psikologis yang secara klinis bermakna, yaitu kesulitan untuk tidur

yang berlangsung dalam 1 minggu terakhir, adanya kecemasan dan juga depresi, sehingga

berdasarkan hal tersebut diatas, maka disimpulkan bahwa penderita masuk dalam gangguan

campuran anxietas dan depresi (F 41.2).

Pada aksis II, tidak ada diagnosa.

Pada aksis III, tidak ada diagnosa

Pada aksis IV, ditemukan masalah ekonomi dan masalah sosial dimana penderita

mempunyai pekerjaan sebagai teknisi dan merasa tertekan dengan teman sekerjanya. Penderita

merasa almarhum ayahnya adalah seorang yang otoriter.

Pada aksis V, laporan mengenai fungsi secara keseluruhan dan kemampuan penyesuaian

diri menurut GAF scale (Global Assessment of Functioning scale) didapatkan nilai 70-61.

10

Page 11: Status Penderita Stenly 3

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I : F.41.2 Gangguan Campuran Anxietas dan Depresi

Aksis II : Tidak ada diagnosa

Aksis III : Tidak ada diagnosa

Aksis IV : Masalah sosial.

Aksis V : GAF scale 70-61 beberapa gejala ringan & menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik.

VII. DAFTAR MASALAH

A. Organobiologik

Ada faktor genetik gangguan jiwa dalam keluarga pasien, Ayah dan Kakak pasien

juga adalah penderita gangguan jiwa.

B. Psikologi

- Pasien susah tidur pada malam hari

- Pasien mengalami mimpi buruk

- Pasien sering terbangun karena mimpi buruk

- Pasien merasakan jantungnya berdebar-debar saat terbangun dari mimpi buruk

- Pasien lahir dari lingkungan keluarga dengan ayah yang otoriter

- Pasien sering dipukuli ayahnya

C. Lingkungan dan sosial ekonomi

Pasien merasa kurang nyaman dengan perlakuan teman sekantornya

11

Page 12: Status Penderita Stenly 3

VIII. RENCANA TERAPI

Biologik / psikofarmaka

Pada pasien ini diberikan anti depresan berupa fridep 50 mg 1-0-0 dan anti anxietas

berupa buspar 10 mg 2x1.

Psikoterapi dan intervensi psikososial

Terhadap Pasien

Direncanakan untuk dilakukan psikoedukasi terhadap pasien agar memahami

gangguannya lebih lanjut, cara pengobatan, efek samping yang dapat muncul, pentingnya

kepatuhan dan keteraturan minum obat. Perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas

yang lebih baik.

Intervensi langsung dan dukungan untuk meningkatkan rasa percaya diri individu,

perbaikan fungsi sosial dan pencapaian kualitas hidup yang lebih baik. Memotivasi dan

memberikan dukungan kepada pasien agar dapat menjalankan fungsi sosialnya dengan

lebih baik.

Terhadap Keluarga

Terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi yang menyampaikan informasi

kepada keluarga mengenai berbagai penyebab penyakit dan pengobatan penyakit

sehingga keluarga dapat memahami dan menerima kondisi pasien untuk minum obat dan

kontrol secara teratur serta mengenali gejala-gejala kekambuhan.

Memberikan pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga pada

perjalanan penyakit.

IX. PROGNOSIS

Dubia ad bonam

12

Page 13: Status Penderita Stenly 3

X. DISKUSI

Berdasarkan wawancara dengan pasien didapatkan bahwa pasien sudah mengalami

gangguan seperti ini sejak tahun 1985. Lalu sekarang muncul kembali sejak 1 minggu

yang lalu dengan keluhan utama susah tidur. Selain itu pasien juga merasakan jantungnya

berdebar-debar.

Diagnosis gangguan anxietas dan depresi pada pasien ini ditegakkan berdasarkan

kriteria diagnostik PPDGJ III yaitu overaktivitas otonomik (jantung berdebar-debar, sakit

kepala, pusing). Gangguan-gangguan ini dirasakan penderita sejak 1 minggu yang lalu.

Pasien ini didiagnosis banding dengan gangguan anxietas menyeluruh dan gangguan

depresi.

Terapi psikofarmaka yang diberikan untuk mengobati gangguan pada pasien ini

adalah obat anti anxietas dan anti depresan.

Selain menganjurkan agar pasien teratur minum obat maka diharuskan juga

memberikan psikoterapi yang optimal pada pasien terutama keluarga, dimana harus

dijelaskan pada mereka bahwa penyakit ini bisa mengalami perbaikan atau malah

memburuk. Dengan keteraturan minum obat diharapkan pasien dapat menjalankan

hidupnya dengan baik dan mengurangi kekambuhan.

Lampiran Wawancara

Keterangan :

A : Pemeriksa

B : Penderita

A : Selamat pagi

B : Pagi dok

13

Page 14: Status Penderita Stenly 3

A : Sebelumnya perkenalkan torang ini dokter-dokter muda. Kita Rima, ini Marissa, ini

Mega, ini Merryl, ini Iin, ini Diana, deng ini Fikri.

B : (pasien menggangguk mengerti)

A : Sapa kote tu nama ?

B : Stenly

A : Nama lengkap dang?

B : Stenly Kandou

A : Pak stenly umur berapa dang ?

B : 42

A : Ini dimana dang ?

B : Di rumah sakit jiwa.

A : Tinggal dimana dang?

B : Saronsong I

A : Dimana itu Saronsong?

B : Airmadidi dok.

A : Kerja dimana dang ?

B : di Bank Sulut

A : Kerja sabagai apa di bank sulut?

B : Teknisi

A : Pak stenly, berapa basudara?

B : 4

A : Anak ke berapa dang ?

B : Ketiga

A : da rasa apa dang ini kong datang ke dokter?

B : susah tidor malam

A : so berapa lama?

B : so 1 minggu belakangan ini

A : karena kiapa dang kong susah tidor? Ada pikiran yang mengganggu ato?

B : gara-gara ja mimpi bisae kwa dok.

A : mimpi apa?

B : tu mimpi rupa kecelakaan

14

Page 15: Status Penderita Stenly 3

A : dalam mimpi itu kenal tu orang yang da cilaka?

B : kenal dok, kita pe teman

A : tu mimpi bisae setiap malam ada?

B : io dok, setiap malam

A : mimpi yang sama ato?

B : amper-amper sama dok, ada yang kecelakaan, ada yang tenggelam

A : kong bapak pe teman yang sama ada dalam mimpi itu?

B : ja ganti-ganti orang dok, mar kebanyakan kita kenal noh tu orang.

A : pas dapa mimpi bisae, kong bapak tabangun, bapak rasa apa?

B : dapa rasa kita pe dada berdebar-debar, kong so susah mo tidor ulang, kita laeng kali

minum air ato nonton TV.

A : Jadi om kira-kira 1 malam ja tidor berapa jam?

B : yang pasti kurang dok, pas tatidor ulang kong ada ulang tu mimpi bisae, takage bangun

ulang itu. Tidor ta bangun-bangun begitu dok.

A : kong ja pigi kerja jam berapa dang?

B : jam 8 dok.

A : di tempat kerja rasa manganto?

B : manganto sih nda, gara-gara so kerja toh dok, mar dapa rasa tu badan nda fit deng

kurang konsentrasi di pekerjaan.

A : dalam 1 minggu terakhir ini apa ada kejadian-kejadian yang bapak rasa?

B : tuhari dok, pas kita mo pulang kerja, kita kan bawa motor, deng kita pe tamang ada iko

babonceng pa kita. Pas mo kaluar dari bank sulut, tiba-tiba ada oto sambar motor

dimuka pa kita. Kita syok da lia itu, kong gara-gara so tako, kita bilang pa kita

pe teman tolong akang jo tu korban kecalakaan.

A : Kapan tu kejadian?

B : kira-kira so 2 minggu yang lalu dok.

A : tu korban kecelakaan om kenal?

B : nyanda dok

A : om boleh mo tanya mar agak pribadi ini ee

B : boleh dok

A : om so menikah toh?

15

Page 16: Status Penderita Stenly 3

B : iyo dok

A : om pe hubungan dengan istri nda ada masalah?

B : nyanda dok ada bae-bae ini

A : dengan anak-anak dank?

B : ada bae-bae lagi, nap kita kan punya 2 anak. Cewek dua-dua. Satu qta so senang so lulus

sma toh, somo kaweng le stow ini.

A : om pe anak umur-umur brapa dank?

B : 21 tahun yang tua dengan 12 tahun yang kacili.

A : kalo om pe hubugan dengan orang tua dank bagemana?

B : bae-bae, papa so meninggal sih, kalo mama masih ada (pasien terdiam sesaat), mar

bagini kwa dok. Qta pe papa itu orang yang otoriter noh dengan keras (kaki dan

tangan pasien gemetaran). Dari kecil torang selalu dapa pukul, salah sedikit langsung

dapa bage dengan cambuk sapi. Malah papa ada khusus beli cambuk sapi for pukul pa

torang.

A : om marah pa om pe papa?

B : bagemana e dok, pernah kwa qta nda salah kong dia bage. Padahal qta tau qta nda salah

mar tetap dapa cambuk waktu itu qta so sma. Mar skarang sih karena qta so

besar qta so terima noh itu.

A : trus apa om melanjutkan cara didik om p papa pa om p anak-anak?

B : nyanda dok. Ele kalo maitua ada ta keras sadiki pa anak-anak, qta tegor pa dia

A : kalo di pekerjaan dank om ada masalah?

B : ada kwa qta pe teman kerja,memang dia lebe senior mar kalo umur qta jauh lebih tua.

Tiap kali kerja dengan dia qta dia marah-marah akang trus. Itu noh ja bekeng

jengkel. Mar setelah selesai kerja jadi biasa noh. Cuma yang pas kerja saja.

A : om di keluarga ada yang sakit begini?

B : ada dok. Qta p papa dengan qta pe kakak yang nomor 2. qta p papa so pernah 2 kali

rawat inap disini. Kalo qta p kakak malah lebeh berat sampe 3 kali.

A : trus om p papa kan bilang tadi so meninggal, gara-gara apa dank?

B : serangan jantung

A : om p perasaan waktu tau om p papa meninggal bagaimana?

B : biasa jo noh

16

Page 17: Status Penderita Stenly 3

A : apa ada rasa marah ato ?

B : nda dok, biasa jo.

A : om sebelum ini pernah sakit apa dank?

B : lalu le tahun 1985 qta pernah berobat disini gara-gara susah tidur dengan ja ba mimpi-

mimpi

A : dapat obat apa dank?

B : obat yang warna orange dok

A  : selain sakit itu ada le ?

B : tahun 1979 qta pernah sakit paru-paru kong minum obat 8 bulan

A : om ja barokok ?

B : io ada dok boleh mo 2 bungkus tiap hari

A : minum dank ?

B : ada noh dok kadang-kadang, satu minggu bolehlah 1 – 2 kali mar nda sampe ja mabo

noh.

A : kalo darah tinggi, asam urat, ginjal atau jantung dank ?

B : darah tinggi cuma dok, dari kalo nda salah tahun 2010

A : ja minum obat apa dank ?

B : nda ja minum obat dok, mar kalo so rasa tinggi baru minum noh

A : okay dank om terima kasih neh

B : makasih juga neh dok.

17