status kewarganegaraan
TRANSCRIPT
1.1. Pengertian Kewarganegaraan
Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan
atau ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan juga diartikan
dengan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya
kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Dan menurut
Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah
segala ikhwal yang berhubungan dengan negara.
Pengertian Kewarganegaraan Menurut Para Ahli
Menurut Stanley E. Ptnord dan Etner F. Peliger, Kewarganegaraan
ialah studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan dan hak-
kewajiban warga negara. Berbeda dengan pendapat Soemantri yang
menyatakan bahwa:”Kewarganegaraan ialah sesuatu yang berhubungan
dengan manusia sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang
terorganisir dalam hubungan dengan negara”. Sedangkan meurut R. Daman
”Kewarganegaraan istilah hal-hal yang berhubungan dengan penduduk
suatu bangsa”. Pendapat lain mengenai pengertian kewarganegaraan adalah
dari Daryono yang menyatakan bahwa “Kewarganegaraan ialah isi pokok
yang mencakup hak dan kewajiban warga negara. Kewarganegaraan
merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara
khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam
kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut
warga negara. Dan pendapat lainnya datang dari Wolhoff yang menyatakan
bahwa: “Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni
sejumlah manusia yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa
kehidupan sosial-budaya serta kesadaran nasionalnya.Kewarganegaraan
memiliki kemiripan dengan kebangsaan yang membedakannya adalah hak-
hak untuk aktif dalam berpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki
kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh secara hukum
berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik
tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara”. Berbeda lagi menurut
pendapat Graham Murdock (1994) yang menyatakan bahwa:
“Kewarganegaraan ialah hak untuk berpartisipasi secara utuh dalam
berbagai pola struktur sosial, politik, dan kehidupan kultural serta untuk
membantu menciptakan bentuk-bentuk yang selanjutnya dengan begitu
maka memperbesar ide-ide”.
Pengertian kewarganegaraan dari sudut pandang
Pengertian kewarganegaraan dari sudut pandang dibedakan menjadi dua,
yaitu sebagai berikut :
1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis
Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara orang-orang dengan negara. Tindakan yuridis yang
dimaksud berupa pemenuhan yang dipersyaratkan oleh perundang-
undangan. Dalam pola “naturalisasi” misalnya, orang-orang bangsa lain
yang ingin menjadi warga negara Indonesia (WNI) harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan olehh Undang-Undang tentang
kewarganegaraan Indonesia.
2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis
Sedangkan kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai
dengan ikatan hukum, tetapi karena adanya ikatan emosional, seperti
ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan
ikatan cinta tanah air yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas
tempat mereka tinggal. Dengan pertimbangan sosiologis, mengharuskan
suatu negara untuk memasukkan atau mengakui seseorang sebagai
warga negaranya.
3. Kewarganegaraan dalam arti formal
Kewarganegaraan dalam arti formal menunjukkan pada tempat
kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah
kewarganegaraan berada pada hukum publik (nasional). Pengujiannya
terletak pada persoalan, apakah konsep kewarganegaraan dicantumkan
secara eksplisit dalam ketentuan hukum Nasional, yang sistematika
intinya ada di dalam UUD negara. Pengaturan atau pencantuman
seperangkat hak dan kewajiban warga negara dalam UUD, memberikan
bukti bahwa negara sebenarnya mengaku eksistensi formal warga
negara dan ini merupakan sebuah indikator kesediaan bagi negara untuk
menjalin hubungan dengan warga negaranya.
4. Kewarganegaraan dalam arti materil
Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat
hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban
warga negara. Proses dialogis antara hak dan kewajiban warga negara
dengan hak dan kewajiban negara akan memberikan wacana apakah
hubungan itu berlangsung secara harmonis, demokratis, dan adil.
Beranalog dengan pengertian kewarganegaraan tersebut, dapat
ditegaskan bahwa titik sentral kajian kewarganegaraan menyangkut
proses kejelasan status seseorang sebagai warga negara dan hubungan
antara negara dengan warga negara.
1.2. Asas Penentuan Status Kewarganegaraan
Secara umum dalam menentukan status kewarganegaraan sesorang dikenal
dengan adanya dua asa umum yang dapat digunakan, yaitu ius soli dan ius
sanguinis.
1. Asas Ius Soli
Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di
suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga
negara tersebut. Asas ius soli atau asas tempat kelahiran atau hukum
tempat kelahiran (law of the soil) atau asas teritorial adalah asas yang
menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut tempat
di mana ia dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara-negara imigrasi
seprti USA, Australia, dan Kanada. Tidak semua daerah tempat
seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Misalnya, kalau
orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan
sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota-
anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam
ikatan dinas. Di samping dan bersama-sama dengan prinsip ius
sanguinis, prinsip ius soli ini juga berlaku di Amerika, Inggris,
Perancis, dan juga Indonesia.
2. Asas Ius Sanguinis
Asas Ius sanguinis atau Hukum Darah (law of the blood) adalah
asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan
menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa melihat di mana ia
dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara yang tidak dibatasi oleh lautan,
seperti Eropa Kontinental dan China. Asas ius sanguinis memiliki
keuntungan, antara lain
- Akan memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga
negara;
- Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga
negara yang lahir;
- Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme;
- Bagi negara daratan seperti China dan lain-lain, yang tidak
menetap pada suatu negara tertentu tetapi keturunan tetap sebagai
warga negaranya meskipun lahir di tempat lain (negara tetangga).
Perlu diperhatikan bahwa penerapan dua asas ini seing menimbulkan
persoalan kewarganegaraan, karena orang bisa jadi tidak jelas status
kewarganegaraannya, karena adanya beberapa orang yang memiliki status
kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau mungkin justru tidak memiliki
status kewarganegaraan sama sekali (apatride).
Disamping kedua asas tersebut, dalam menentukan kewarganegaraan
seseorang juga dipergunakan adanya dua stelsel kewarganegaraan, yaitu
stelsel aktif dan stelsel pasif. Stelsel aktif, artinya seseorang harus melakukan
tindakan hukum secara aktif untuk bisa menjadi warga negara atau juga untuk
melepasnya. Sedangkan stelsel pasif artinya orang dengan sendirinya bisa
mendapatkan kewarganegaraan atau dinyatakan dengan sendirinya hilang
status kewarganegaraannya. Berkaitan dengan dengan dua stelsel tersebut
dikenal pula adanya dua hak kewarganegaraan, yaitu hak opsi dan hak
repudiasi. Hak opsi adalah hak untuk memilih status kewarganegaraan
seseorang, dan hak ini dapat digunakan dalam stelsel aktif. Sedangkan hak
repudiasi adalah hak untuk menolak status kewarganegaraan. Dalam status
kewarganegaraan diperoleh dengan sendirinya (stelsel pasif), orang berhak
menolak status itu apabila ia tidak menghendakinya.
Berkaitan dengan asas kewarganegaraan tersebut, Undang-Undang
Kewarganegaraan yang baru ini tengah memuat asas-asas kewarganegaraan
umum ataupun universal. adapun asas-asas yang dianut dalam undang-undang
ini antara lain :
1. Asas Ius Sanguinis (law of blood) merupakan asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan
negara tempat kelahiran.
2. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas merupakan asas yang
menetukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat
kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.
3. Asas Kewarganegaraan Tunggal merupakan asas yang menentukan satu
kewarganegaraan bagi setiap orang.
4. Asas Kewarganegaraan Ganda terbatas merupakan asas yang menetukan
kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang
diatur dalam undang-undang ini.
Undang-undang kewarganegaraan pada dasarnya tidak mengenal
kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan
(apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam
undang-undang ini merupakan suatu pengecualian. Mengenai hilangnya
kewarganegaraan seorang anak hanya apabila anak tersebut tidak memiliki
hubungan hukum dengan ayahnya, dan hilangnya kewarganegaraan ayah
atatu ibu tidak secara otomatis menyebabkan kewarganegaraan seorang anak
menjadi hilang.
Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang
wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan
seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui sebagai Warga
Negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda, dan
setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak tersebut harus
menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus
disampaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau
setelah kawin. Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan
perkembangan baru yang positif bagi anak-anak hasil perkawinan campuran.
Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua kewarganegaraan ini akan
menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak, karena
bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua
yurisdiksi, dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional
kewarganegaraan ganda memiliki potensi masalah, misalnya dalam hal
penentuan status personal yang didasarkan pada asas nasionalitas, maka
seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila
ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak
bertentangan maka tidak ada masalah, namun bagaimana bila terdapat
pertentangan antara hukum negara yang satu dengan yang lain, lalu
pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang mana,
dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum
pada ketentuan negara yang lain
1.3. Cara Memperoleh Status Kewarganegaraan
Berdasarkan UU No.12 Tahun 2006 telah disebutkan beberapa cara untuk
memperoleh kewarganegaraan RI secara rimgkas, diantaranya:
1. Melalui Pengangkatan
Pengangkatan yang dimaksud adalah pengangkatan anak
(adopsi). Apabila ada anak orang asing yang diadopsi oleh orang tua
yang berkewarganegaraan Indonesia, anak tersebut akan menjadi
WNI. Dalam ketentuan UU No. 12 tahun 2006 Pasal 21 atat (2),
ditegaskan “Anak Warga Negara Asing yang belum berusia 5 tahun
yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak
oleh Warga Negara Indonesia, memperoleh Kewraganegaraan
Republik Indonesia”. Sebagai bahan perbandingan, ketentan pasal 2
UU No. 62 Tahun 1958, ditegaskan bahwa pengangkatan anak baru
sah apabila memenuhi syarat-syarat.berikut:
1. pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun
2. yang mengangkat harus memohon pengesahan Pengadilan
negeri Setempat
3. permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah
pengangkatan anak
4. kewarganegaraan RI anak diperoleh pada saat pengadilan
menyatakan sah pengangkatan itu.
Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pejabat yang melamprkan dokumen sebagaimana
ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan, disampaikan
dalam waktu paling lambat tiga tahun setelah anak berusia delapan
belas tahun atau sudah kawin.
2. Melalui Pewarganegaraan atau naturalisasi
Cara orang asing bisa masuk menjadi warga negara Indonesia
melalui naturalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk
asing; hal menjadikan warga negara;pewaganegaraan yang diperoleh
setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. Ada dua cara proses naturalisasi
antara lain sebagai berikut:
a. Naturalisasi biasa, caranya mengajukan permohonan kepada
presiden dan HAM melalui kantor pengadilan negeri setempat ia
tinggal atau di Kedubes Republik Indonesia apabila di luar
negeri. Permohonan ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Apabila
lulus,ia harus mengucapkan sumpah setia di hadapan pengadilan
negeri.
b. Naturalisasi istimewa. Naturalisasi ini diberikan kepada orang
asing yang berjasa kepada Negara.
Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12 tahun 2006, permohonan
pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi
persyaratan.sebagai.berikut:
Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin
pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal
diwilayah.NRI paling sedikit 5 tahun berturut – turut atau
paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
Sehat jasmani dan rohani
Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara
Pancasila dan UUD 1945
Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak
pidana. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI
diancam dengan pidana penjara 1 tahun, tidak menjadi
berkewarganegaraan ganda
Mempunyai pekerjaan dan/ atau penghasilan tetap
Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara
Orang asing yang telah berjasa kepada NRI atau karena alas
an kepentingan Negara.
3. Melalui perkawinan
Ketentuan Pasal 19 UU NO. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa:
a. Warga Negara asing yang kawin secara sah dengan WNI dapat
memperoleh kewarganegaraan RI dengan menyampaikan
pernyataan menjadi WNI dihadapan pejabat
b. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah
bertempat tinggal di wilayah NKRI 5 tahun berturut atau 10 tahun
tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan
tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda
c. Jika hal itu terjadi yang bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap
sesuai dengan peraturan perundang-undangan
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan
pernyataan tersebut diatur dengan Peraturan Menteri.
4. Melalui Pernyataan Memilih
Menurut UU dalam hal status kewarganegaraan RI terhadap anak
berakibat ganda, setelah berusia delapan belas tahun atau sudah kawin
anak tersebut harus menyatakan memilih satu kewaeganegaraannya.
Pernyataan untuk memilih kewarganegraan sebagaimana ditentukan
dalam peraturan perundang-undangan. Pernyataan untuk memilih
kewarganegaraan tersebut disampaikan dalam waktu paling lambat
tiga tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.
5. Karena Berjasa kepada NKRI
Ketentuan Pasal 20 UU No. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa:
“Orang asing yang telah berjasa kepada NKRI atau dengan alasan
kepentingan Negara dapat diberi kewarganegaraan Indonesia oleh
{ Presiden setelah memeperoleh pertimbangan DPR RI}, kecuali
dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang
bersangkutan berkewarganegaraan ganda”.
1.4. Hilangnya Kewarganegaraan RI
Kehilangan kewarganegaraan adalah dicabutnya stastus seorang warga
negara karena mereka melakukan sesuatu yang mengakibatkan keluar dari
status warga Negara sesuai dengan peraturan setiap negara. Berdasarkan
Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seseorang warga negara Indonesia akan
kehilangan kewarganegaraannya bila memenuhi hal-hal berikut:
1) Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.
2) Tidak menolak dan tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan
orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.
3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas
permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun,
bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang
kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin Presiden terlebih dahulu.
5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam
dinas semacam itu di Indonsia sesuai dengan perundang-undangan hanya
dapat dijabat oleh WNI
6) Diakui oleh orang asing sebagai anaknya, selama orang tersebut belum
berusia 18 tahun
7) Secara sukarela mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing
atau bagian dari negara asing tersebut.
8) Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk
suatu negara asing.
9) Bertempat tinggal di luar negeri selama 5 tahun terus-menerus, bukan
dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja
tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI, sebelum
jangka 5 tahun tersebut berakhir.
10) Mempunyai paspor surat yang bersifat paspor dari negara asing/surat
yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku
dari negara lain atas namanya.
1.5. Memperoleh Kembali Status Kewarganegaraan (Repatriasi)
Cara memperoleh kembali setatus kewarganegaraan (Repatriasi) Indonesia
diatur dalam undang-undang nomor 12 tahun 2006,yang mengatur dengan
tegas tentang perolehan kembali status kewarganegaraan RI yang pernah
hilang. Dalam kaitan ini Pasal 31, menegaskan “seseorang yang kehilangan
kewarganegaraan replubik Indonesia dapat memperoleh kembali
kewarganegaraanya melelui prosedur pewarganegaraanya sebagai dimaksud
dalam pasal 18 dan pasal 22. Pasal 32, menegaskan:
1) WNI yang kehilangan kewaganegaraan RI yang dimaksud dalam pasal
23 huruf i; Pasal 25 dan Paslal 26 ayat (1) dan (2), dapat memperoleh
kembali kewarganegaraan Ri dengan mengajukan permohonan tertulis
kepada mentri tanpa melalui prosedur yang dimaksud dalam pasal 9
sampai dengan pasal 17.
2) Permohonan dalam ayat (1) bertempat tinggal diluar wilayah NKRI,
permohonan disampaikan memlalui perwakilan replublik Indonesia
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohonan.
3) Permohonan untuk memproleh kembali kewarganegaraan RI dapat
diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan
kewarganegaraan akibat ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 26 ayat
(1) dan (2) sejak putusnya perkawinan.
4) Kepala perwakilan repulublik Indonesia yang dimaksud pada ayat (2)
meneruskan permohonan tersebut kepada mentri dalam waktu paling
lama empat belas hari setelah menerima permohonan(Hakim, 2012).
Warga Negara Indonesia (WNI)
o Pengertian WNI
Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh
UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan
Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)
Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga, kemudian akan diberikan
juga nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia
telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor
diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang
bersangkutan dalam tata hukum Internasional.
Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang
menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:
1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI
2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI
3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu
warga negara asing (WNA), atau sebaliknya
4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah
yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut
5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI
6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI
7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan
sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin
8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu
lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.
9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik
Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui
10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan
ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui
keberadaannya
11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu
WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan
memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan
12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia
sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia
Dalam penjelasan umum Undang-Undang no. 62/1958, ada tujuh cara
memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu:
1. karena kelahiran dengan bukti surat akta kelahiran
2. karena pengangkatan denga bukti surat pengangkatan dalam kutipan
pernyataan sah buku catatan pengangkatan anak asing dari peraturan
pemerintah No.67/1958 sesuai dengan surat edaran Menteri Kehakiman No.
JB.3/2/25 butir 6 tanggal 5 JANUARI 1959.
3. Karena dikabulkan permohonannya dengan bukti surat kewarganegaraan
karena dikabulkan permohonan dalam petikan keputusan Presiden tentang
permohonan tersebut (tanpa pengucapan sumpah dan janji setia)
4. Karena pewarganegaraan dengan bukti surat kewarganegaraan dalam
petikan keputusAN Presiden tentang pewarganegaraan tersebut yang
diberikan setelah permohonan mengangkat sumpa dan janji setia
5. Karena perkawinan
6. Karena turut ayah dan ibu
7. Karena pernyataan dengan bukti surat kewarganegaraan karena pernyataan
sebagaimana di atur dalam surat edaran Menteri Kehakiman No. JB/166/22
tanggal 30 September 1958 tentang memperoleh/ kehilangan
kewarganegaraan republik Indonesia dengan pernyataan.
Warga Negara Asing (WNA)
Seorang Warga Negara Asing (WNA) adalah orang yang tinggal di suatu
negara tetapi tidak diakui di UU pada Negara tersebut.
Syarat WNA yang ingin menjadi WNI:
Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12/2006 ttg Kewarganegaraan Republik
Indonesia menyatakan bahwa bagi WNA yg ingin menjadi WNI harus
memenuhi syarat:
1. berumur di atas 18 thn atau telah kawin;
2. telah tinggal di Indonesia 5 thn berturut-turut atau 10 thn tidak
berturut-turut;
3. sehat jasmani dan rohani;
4. dapat berbahasa Indonesia;
5. tidak dipidana;
6. tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;
7. mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap;
8. membayar biaya ke kas negara.
Kemudian WNA yang bersangkutan harus:
1. mengajukan pernyataan ke pejabat/Menteri Hukum dan HAM
untuk menjadi WNI;
2. memberikan surat pernyataan bahwa dia telah tinggal di Indonesia
5 thn berturut-turut atau 10 thn tidak berturut-turut; dan
3. pernyataan bahwa apabila mendapat kewarganegaraan Indonesia
tidak menjadi Dwi Kewarganegaraan (Kewarganegaraan ganda).
Warga Negara Campuran (Kewarganegaraan Ganda)
Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kewarganegaraan ganda ini,
diantaranya yaitu:
- Kewarganegaraan ganda adalah sebuah status kewarganegaraan yang
dimiliki oleh seseorang yang secara hukum merupakan warga negara
sah di beberapa negara. Kewarganegaraan ganda ada karena sejumlah
negara memiliki persyaratan kewarganegaraan yang berbeda dan tidak
eksklusif.
- Secara umum, kewarganegaraan ganda berarti orang-orang yang
"memiliki" kewarganegaraan ganda, tetapi secara teknis diklaim
sebagai warga negara oleh masing-masing pemerintah negara
bersangkutan. Karena itu, mungkin saja bagi seseorang menjadi warga
negara di satu negara atau lebih, atau bahkan tanpa kewarganegaraan.