status kewarganegaraan

22
1.1. Pengertian Kewarganegaraan Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan juga diartikan dengan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Dan menurut Undang- Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara. Pengertian Kewarganegaraan Menurut Para Ahli Menurut Stanley E. Ptnord dan Etner F. Peliger, Kewarganegaraan ialah studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan dan hak-kewajiban warga negara. Berbeda dengan pendapat Soemantri yang menyatakan bahwa:”Kewarganegaraan ialah sesuatu yang berhubungan dengan manusia sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungan dengan negara”. Sedangkan meurut R. Daman ”Kewarganegaraan istilah hal-hal yang berhubungan dengan penduduk suatu bangsa”. Pendapat lain mengenai pengertian kewarganegaraan adalah dari Daryono yang menyatakan bahwa “Kewarganegaraan ialah isi pokok yang mencakup hak dan kewajiban warga negara. Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang

Upload: indri-widyarti

Post on 24-Oct-2015

215 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Status Kewarganegaraan

1.1. Pengertian Kewarganegaraan

Kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan

atau ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan juga diartikan

dengan segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya

kewajiban negara itu untuk melindungi orang yang bersangkutan. Dan menurut

Undang-Undang Kewarganegaraan Republik Indonesia, kewarganegaraan adalah

segala ikhwal yang berhubungan dengan negara.

Pengertian Kewarganegaraan Menurut Para Ahli

Menurut Stanley E. Ptnord dan Etner F. Peliger, Kewarganegaraan

ialah studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemerintahan dan hak-

kewajiban warga negara. Berbeda dengan pendapat Soemantri yang

menyatakan bahwa:”Kewarganegaraan ialah sesuatu yang berhubungan

dengan manusia sebagai individu dalam suatu perkumpulan yang

terorganisir dalam hubungan dengan negara”. Sedangkan meurut R. Daman

”Kewarganegaraan istilah hal-hal yang berhubungan dengan penduduk

suatu bangsa”. Pendapat lain mengenai pengertian kewarganegaraan adalah

dari Daryono yang menyatakan bahwa “Kewarganegaraan ialah isi pokok

yang mencakup hak dan kewajiban warga negara. Kewarganegaraan

merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara

khusus negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam

kegiatan politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut

warga negara. Dan pendapat lainnya datang dari Wolhoff yang menyatakan

bahwa: “Kewarganegaraan ialah keanggotaan suatu bangsa tertentu yakni

sejumlah manusia yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan bahasa

kehidupan sosial-budaya serta kesadaran nasionalnya.Kewarganegaraan

memiliki kemiripan dengan kebangsaan yang membedakannya adalah hak-

hak untuk aktif dalam berpolitikan. Ada kemungkinan untuk memiliki

kebangsaan tanpa menjadi seorang warga negara (contoh secara hukum

berpartisipasi dalam politik). Juga dimungkinkan untuk memiliki hak politik

tanpa menjadi anggota bangsa dari suatu negara”. Berbeda lagi menurut

pendapat Graham Murdock (1994) yang menyatakan bahwa:

Page 2: Status Kewarganegaraan

“Kewarganegaraan ialah hak untuk berpartisipasi secara utuh dalam

berbagai pola struktur sosial, politik, dan kehidupan kultural serta untuk

membantu menciptakan bentuk-bentuk yang selanjutnya dengan begitu

maka memperbesar ide-ide”.

Pengertian kewarganegaraan dari sudut pandang

Pengertian kewarganegaraan dari sudut pandang dibedakan menjadi dua,

yaitu sebagai berikut :

1. Kewarganegaraan dalam arti yuridis

Kewarganegaraan dalam arti yuridis ditandai dengan adanya ikatan

hukum antara orang-orang dengan negara. Tindakan yuridis yang

dimaksud berupa pemenuhan yang dipersyaratkan oleh perundang-

undangan. Dalam pola “naturalisasi” misalnya, orang-orang bangsa lain

yang ingin menjadi warga negara Indonesia (WNI) harus memenuhi

persyaratan yang ditetapkan olehh Undang-Undang tentang

kewarganegaraan Indonesia.

2. Kewarganegaraan dalam arti sosiologis

Sedangkan kewarganegaraan dalam arti sosiologis tidak ditandai

dengan ikatan hukum, tetapi karena adanya ikatan emosional, seperti

ikatan perasaan, ikatan keturunan, ikatan nasib, ikatan sejarah, dan

ikatan cinta tanah air yang tumbuh dan berkembang dalam komunitas

tempat mereka tinggal. Dengan pertimbangan sosiologis, mengharuskan

suatu negara untuk memasukkan atau mengakui seseorang sebagai

warga negaranya.

3. Kewarganegaraan dalam arti formal

Kewarganegaraan dalam arti formal menunjukkan pada tempat

kewarganegaraan. Dalam sistematika hukum, masalah

kewarganegaraan berada pada hukum publik (nasional). Pengujiannya

terletak pada persoalan, apakah konsep kewarganegaraan dicantumkan

secara eksplisit dalam ketentuan hukum Nasional, yang sistematika

intinya ada di dalam UUD negara. Pengaturan atau pencantuman

seperangkat hak dan kewajiban warga negara dalam UUD, memberikan

bukti bahwa negara sebenarnya mengaku eksistensi formal warga

Page 3: Status Kewarganegaraan

negara dan ini merupakan sebuah indikator kesediaan bagi negara untuk

menjalin hubungan dengan warga negaranya.

4. Kewarganegaraan dalam arti materil

Kewarganegaraan dalam arti materil menunjukkan pada akibat

hukum dari status kewarganegaraan, yaitu adanya hak dan kewajiban

warga negara. Proses dialogis antara hak dan kewajiban warga negara

dengan hak dan kewajiban negara akan memberikan wacana apakah

hubungan itu berlangsung secara harmonis, demokratis, dan adil.

Beranalog dengan pengertian kewarganegaraan tersebut, dapat

ditegaskan bahwa titik sentral kajian kewarganegaraan menyangkut

proses kejelasan status seseorang sebagai warga negara dan hubungan

antara negara dengan warga negara.

1.2. Asas Penentuan Status Kewarganegaraan

Secara umum dalam menentukan status kewarganegaraan sesorang dikenal

dengan adanya dua asa umum yang dapat digunakan, yaitu ius soli dan ius

sanguinis.

1. Asas Ius Soli

Hal ini didasarkan pada anggapan bahwa karena seseorang lahir di

suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga

negara tersebut. Asas ius soli atau asas tempat kelahiran atau hukum

tempat kelahiran (law of the soil) atau asas teritorial adalah asas yang

menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan menurut tempat

di mana ia dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara-negara imigrasi

seprti USA, Australia, dan Kanada. Tidak semua daerah tempat

seseorang dilahirkan menentukan kewarganegaraan. Misalnya, kalau

orang dilahirkan di dalam daerah hukum Indonesia, ia dengan

sendirinya menjadi warga negara Indonesia. Terkecuali anggota-

anggota korps diplomatik dan anggota tentara asing yang masih dalam

ikatan dinas. Di samping dan bersama-sama dengan prinsip ius

sanguinis, prinsip ius soli ini juga berlaku di Amerika, Inggris,

Perancis, dan juga Indonesia.

Page 4: Status Kewarganegaraan

2. Asas Ius Sanguinis

Asas Ius sanguinis atau Hukum Darah (law of the blood) adalah

asas yang menetapkan seseorang mempunyai kewarganegaraan

menurut kewarganegaraan orang tuanya, tanpa melihat di mana ia

dilahirkan. Asas ini dianut oleh negara yang tidak dibatasi oleh lautan,

seperti Eropa Kontinental dan China. Asas ius sanguinis memiliki

keuntungan, antara lain

- Akan memperkecil jumlah orang keturunan asing sebagai warga

negara;

- Tidak akan memutuskan hubungan antara negara dengan warga

negara yang lahir;

- Semakin menumbuhkan semangat nasionalisme;

- Bagi negara daratan seperti China dan lain-lain, yang tidak

menetap pada suatu negara tertentu tetapi keturunan tetap sebagai

warga negaranya meskipun lahir di tempat lain (negara tetangga).

Perlu diperhatikan bahwa penerapan dua asas ini seing menimbulkan

persoalan kewarganegaraan, karena orang bisa jadi tidak jelas status

kewarganegaraannya, karena adanya beberapa orang yang memiliki status

kewarganegaraan rangkap (bipatride) atau mungkin justru tidak memiliki

status kewarganegaraan sama sekali (apatride).

Disamping kedua asas tersebut, dalam menentukan kewarganegaraan

seseorang juga dipergunakan adanya dua stelsel kewarganegaraan, yaitu

stelsel aktif dan stelsel pasif. Stelsel aktif, artinya seseorang harus melakukan

tindakan hukum secara aktif untuk bisa menjadi warga negara atau juga untuk

melepasnya. Sedangkan stelsel pasif artinya orang dengan sendirinya bisa

mendapatkan kewarganegaraan atau dinyatakan dengan sendirinya hilang

status kewarganegaraannya. Berkaitan dengan dengan dua stelsel tersebut

dikenal pula adanya dua hak kewarganegaraan, yaitu hak opsi dan hak

repudiasi. Hak opsi adalah hak untuk memilih status kewarganegaraan

seseorang, dan hak ini dapat digunakan dalam stelsel aktif. Sedangkan hak

repudiasi adalah hak untuk menolak status kewarganegaraan. Dalam status

Page 5: Status Kewarganegaraan

kewarganegaraan diperoleh dengan sendirinya (stelsel pasif), orang berhak

menolak status itu apabila ia tidak menghendakinya.

Berkaitan dengan asas kewarganegaraan tersebut, Undang-Undang

Kewarganegaraan yang baru ini tengah memuat asas-asas kewarganegaraan

umum ataupun universal. adapun asas-asas yang dianut dalam undang-undang

ini antara lain :

1. Asas Ius Sanguinis (law of blood) merupakan asas yang menentukan

kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan

negara tempat kelahiran.

2. Asas Ius Soli (law of the soil) secara terbatas merupakan asas yang

menetukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat

kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan

ketentuan yang diatur dalam undang-undang ini.

3. Asas Kewarganegaraan Tunggal merupakan asas yang menentukan satu

kewarganegaraan bagi setiap orang.

4. Asas Kewarganegaraan Ganda terbatas merupakan asas yang menetukan

kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang

diatur dalam undang-undang ini.

Undang-undang kewarganegaraan pada dasarnya tidak mengenal

kewarganegaraan ganda (bipatride) ataupun tanpa kewarganegaraan

(apatride). Kewarganegaraan ganda yang diberikan kepada anak dalam

undang-undang ini merupakan suatu pengecualian. Mengenai hilangnya

kewarganegaraan seorang anak hanya apabila anak tersebut tidak memiliki

hubungan hukum dengan ayahnya, dan hilangnya kewarganegaraan ayah

atatu ibu tidak secara otomatis menyebabkan kewarganegaraan seorang anak

menjadi hilang.

Berdasarkan undang-undang ini anak yang lahir dari perkawinan seorang

wanita WNI dengan pria WNA, maupun anak yang lahir dari perkawinan

seorang wanita WNA dengan pria WNI, sama-sama diakui sebagai Warga

Negara Indonesia. Anak tersebut akan berkewarganegaraan ganda, dan

setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin maka anak tersebut harus

menentukan pilihannya, dan pernyataan untuk memilih tersebut harus

Page 6: Status Kewarganegaraan

disampaikan paling lambat 3 (tiga) tahun setelah anak berusia 18 tahun atau

setelah kawin. Pemberian kewarganegaraan ganda ini merupakan

perkembangan baru yang positif bagi anak-anak hasil perkawinan campuran.

Namun perlu di telaah, apakah pemberian dua kewarganegaraan ini akan

menimbulkan permasalahan baru dikemudian hari atau tidak, karena

bagaimanapun memiliki kewarganegaraan ganda berarti tunduk kepada dua

yurisdiksi, dan apabila dikaji dari segi hukum perdata internasional

kewarganegaraan ganda memiliki potensi masalah, misalnya dalam hal

penentuan status personal yang didasarkan pada asas nasionalitas, maka

seorang anak berarti akan tunduk pada ketentuan negara nasionalnya. Bila

ketentuan antara hukum negara yang satu dengan yang lainnya tidak

bertentangan maka tidak ada masalah, namun bagaimana bila terdapat

pertentangan antara hukum negara yang satu dengan yang lain, lalu

pengaturan status personal anak itu akan mengikuti kaidah negara yang mana,

dan bagaimana bila ketentuan yang satu melanggar asas ketertiban umum

pada ketentuan negara yang lain

1.3. Cara Memperoleh Status Kewarganegaraan

Berdasarkan UU No.12 Tahun 2006 telah disebutkan beberapa cara untuk

memperoleh kewarganegaraan RI secara rimgkas, diantaranya:

1. Melalui Pengangkatan

Pengangkatan yang dimaksud adalah pengangkatan anak

(adopsi). Apabila ada anak orang asing yang diadopsi oleh orang tua

yang berkewarganegaraan Indonesia, anak tersebut akan menjadi

WNI. Dalam ketentuan UU No. 12 tahun 2006 Pasal 21 atat (2),

ditegaskan “Anak Warga Negara Asing yang belum berusia 5 tahun

yang diangkat secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak

oleh Warga Negara Indonesia, memperoleh Kewraganegaraan

Republik Indonesia”. Sebagai bahan perbandingan, ketentan pasal 2

UU No. 62 Tahun 1958, ditegaskan bahwa pengangkatan anak baru

sah apabila memenuhi syarat-syarat.berikut:

1. pada waktu pengangkatan itu ia belum berumur 5 tahun

Page 7: Status Kewarganegaraan

2. yang mengangkat harus memohon pengesahan Pengadilan

negeri Setempat

3. permohonan pengesahan dilakukan 1 tahun setelah

pengangkatan anak

4. kewarganegaraan RI anak diperoleh pada saat pengadilan

menyatakan sah pengangkatan itu.

Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan

disampaikan kepada pejabat yang melamprkan dokumen sebagaimana

ditentukan di dalam peraturan perundang-undangan, disampaikan

dalam waktu paling lambat tiga tahun setelah anak berusia delapan

belas tahun atau sudah kawin.

2. Melalui Pewarganegaraan atau naturalisasi

Cara orang asing bisa masuk menjadi warga negara Indonesia

melalui naturalisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,

naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk

asing; hal menjadikan warga negara;pewaganegaraan yang diperoleh

setelah memenuhi syarat sebagaimana yang ditetapkan dalam

peraturan perundang-undangan. Ada dua cara proses naturalisasi

antara lain sebagai berikut:

a. Naturalisasi biasa, caranya mengajukan permohonan kepada

presiden dan HAM melalui kantor pengadilan negeri setempat ia

tinggal atau di Kedubes Republik Indonesia apabila di luar

negeri. Permohonan ini ditulis dalam Bahasa Indonesia. Apabila

lulus,ia harus mengucapkan sumpah setia di hadapan pengadilan

negeri.

b. Naturalisasi istimewa. Naturalisasi ini diberikan kepada orang

asing yang berjasa kepada Negara.

Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12 tahun 2006, permohonan

pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi

persyaratan.sebagai.berikut:

Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin

Page 8: Status Kewarganegaraan

pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal

diwilayah.NRI paling sedikit 5 tahun berturut – turut atau

paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.

Sehat jasmani dan rohani

Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar Negara

Pancasila dan UUD 1945

Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak

pidana. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI

diancam dengan pidana penjara 1 tahun, tidak menjadi

berkewarganegaraan ganda

Mempunyai pekerjaan dan/ atau penghasilan tetap

Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara

Orang asing yang telah berjasa kepada NRI atau karena alas

an kepentingan Negara.

3. Melalui perkawinan

Ketentuan Pasal 19 UU NO. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa:

a. Warga Negara asing yang kawin secara sah dengan WNI dapat

memperoleh kewarganegaraan RI dengan menyampaikan

pernyataan menjadi WNI dihadapan pejabat

b. Pernyataan tersebut dilakukan apabila yang bersangkutan sudah

bertempat tinggal di wilayah NKRI 5 tahun berturut atau 10 tahun

tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan

tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda

c. Jika hal itu terjadi yang bersangkutan dapat diberi izin tinggal tetap

sesuai dengan peraturan perundang-undangan

d. Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara menyampaikan

pernyataan tersebut diatur dengan Peraturan Menteri.

4. Melalui Pernyataan Memilih

Menurut UU dalam hal status kewarganegaraan RI terhadap anak

berakibat ganda, setelah berusia delapan belas tahun atau sudah kawin

anak tersebut harus menyatakan memilih satu kewaeganegaraannya.

Pernyataan untuk memilih kewarganegraan sebagaimana ditentukan

Page 9: Status Kewarganegaraan

dalam peraturan perundang-undangan. Pernyataan untuk memilih

kewarganegaraan tersebut disampaikan dalam waktu paling lambat

tiga tahun setelah anak berusia delapan belas tahun atau sudah kawin.

5. Karena Berjasa kepada NKRI

Ketentuan Pasal 20 UU No. 12 tahun 2006, menegaskan bahwa:

“Orang asing yang telah berjasa kepada NKRI atau dengan alasan

kepentingan Negara dapat diberi kewarganegaraan Indonesia oleh

{ Presiden setelah memeperoleh pertimbangan DPR RI}, kecuali

dengan pemberian kewarganegaraan tersebut mengakibatkan yang

bersangkutan berkewarganegaraan ganda”.

1.4. Hilangnya Kewarganegaraan RI

Kehilangan kewarganegaraan adalah dicabutnya stastus seorang warga

negara karena mereka melakukan sesuatu yang mengakibatkan keluar dari

status warga Negara sesuai dengan peraturan setiap negara. Berdasarkan

Undang-Undang No.12 Tahun 2006 seseorang warga negara Indonesia akan

kehilangan kewarganegaraannya bila  memenuhi hal-hal berikut:

1) Memilih kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.

2) Tidak menolak dan tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan

orang yang bersangkutan mendapatkan kesempatan untuk itu.

3) Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas

permohonannya sendiri, yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun,

bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan dinyatakan hilang

kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

4) Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin Presiden terlebih dahulu.

5) Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam

dinas semacam itu di Indonsia sesuai dengan perundang-undangan hanya

dapat dijabat oleh WNI

6) Diakui oleh orang asing sebagai anaknya, selama orang tersebut belum

berusia 18 tahun

7) Secara sukarela mengangkat sumpah atau janji setia kepada negara asing

atau bagian dari negara asing tersebut.

Page 10: Status Kewarganegaraan

8) Turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan untuk

suatu negara asing.

9) Bertempat tinggal di luar negeri selama 5 tahun terus-menerus, bukan

dalam rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja

tidak menyatakan keinginannya untuk tetap menjadi WNI, sebelum

jangka 5 tahun tersebut berakhir.

10) Mempunyai paspor surat yang bersifat paspor dari negara asing/surat

yang dapat diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku

dari negara lain atas namanya.

1.5. Memperoleh Kembali Status Kewarganegaraan (Repatriasi)

Cara memperoleh kembali setatus kewarganegaraan (Repatriasi) Indonesia

diatur dalam undang-undang nomor 12 tahun 2006,yang mengatur dengan

tegas tentang perolehan kembali status kewarganegaraan RI yang pernah

hilang. Dalam kaitan ini Pasal 31, menegaskan “seseorang yang kehilangan

kewarganegaraan replubik Indonesia dapat memperoleh kembali

kewarganegaraanya melelui prosedur pewarganegaraanya sebagai dimaksud

dalam pasal 18 dan pasal 22. Pasal 32, menegaskan:

1) WNI yang kehilangan kewaganegaraan RI yang dimaksud dalam pasal

23 huruf i; Pasal 25 dan Paslal 26 ayat (1) dan (2), dapat memperoleh

kembali kewarganegaraan Ri dengan mengajukan permohonan tertulis

kepada mentri tanpa melalui prosedur yang dimaksud dalam pasal 9

sampai dengan pasal 17.

2) Permohonan dalam ayat (1) bertempat tinggal diluar wilayah NKRI,

permohonan disampaikan memlalui perwakilan replublik Indonesia

yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal pemohonan.

3) Permohonan untuk memproleh kembali kewarganegaraan RI dapat

diajukan oleh perempuan atau laki-laki yang kehilangan

kewarganegaraan akibat ketentuan yang dimaksud dalam Pasal 26 ayat

(1) dan (2) sejak putusnya perkawinan.

Page 11: Status Kewarganegaraan

4) Kepala perwakilan repulublik Indonesia yang dimaksud pada ayat (2)

meneruskan permohonan tersebut kepada mentri dalam waktu paling

lama empat belas hari setelah menerima permohonan(Hakim, 2012).

Warga Negara Indonesia (WNI)

o Pengertian WNI

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh

UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan

Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)

Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga, kemudian akan diberikan

juga nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila ia

telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan. Paspor

diberikan oleh negara kepada warga negaranya sebagai bukti identitas yang

bersangkutan dalam tata hukum Internasional.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006

tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang

menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah:

1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI

2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu

warga negara asing (WNA), atau sebaliknya

4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah

yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah

tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut

5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya

meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui

oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan

sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin

Page 12: Status Kewarganegaraan

8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu

lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik

Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui

10. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan

ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui

keberadaannya

11. anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu

WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan

memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan

12. anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia

sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.

Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Dalam penjelasan umum Undang-Undang no. 62/1958, ada tujuh cara

memperoleh kewarganegaraan Indonesia, yaitu:

1. karena kelahiran dengan bukti surat akta kelahiran

2. karena pengangkatan denga bukti surat pengangkatan dalam kutipan

pernyataan sah buku catatan pengangkatan anak asing dari peraturan

pemerintah No.67/1958 sesuai dengan surat edaran Menteri Kehakiman No.

JB.3/2/25 butir 6 tanggal 5 JANUARI 1959.

3. Karena dikabulkan permohonannya dengan bukti surat kewarganegaraan

karena dikabulkan permohonan dalam petikan keputusan Presiden tentang

permohonan tersebut (tanpa pengucapan sumpah dan janji setia)

4. Karena pewarganegaraan dengan bukti surat kewarganegaraan dalam

petikan keputusAN Presiden tentang pewarganegaraan tersebut yang

diberikan setelah permohonan mengangkat sumpa dan janji setia

5. Karena perkawinan

6. Karena turut ayah dan ibu

7. Karena pernyataan dengan bukti surat kewarganegaraan karena pernyataan

sebagaimana di atur dalam surat edaran Menteri Kehakiman No. JB/166/22

Page 13: Status Kewarganegaraan

tanggal 30 September 1958 tentang memperoleh/ kehilangan

kewarganegaraan republik Indonesia dengan pernyataan.

Warga Negara Asing (WNA)

Seorang Warga Negara Asing (WNA) adalah orang yang tinggal di suatu

negara tetapi tidak diakui di UU pada Negara tersebut.

Syarat WNA yang ingin menjadi WNI:

Berdasarkan Pasal 9 UU No. 12/2006 ttg Kewarganegaraan Republik

Indonesia menyatakan bahwa bagi WNA yg ingin menjadi WNI harus

memenuhi syarat:

1. berumur di atas 18 thn atau telah kawin;

2. telah tinggal di Indonesia 5 thn berturut-turut atau 10 thn tidak

berturut-turut;

3. sehat jasmani dan rohani;

4. dapat berbahasa Indonesia;

5. tidak dipidana;

6. tidak menjadi berkewarganegaraan ganda;

7. mempunyai pekerjaan/penghasilan tetap;

8. membayar biaya ke kas negara.

Kemudian WNA yang bersangkutan harus:

1. mengajukan pernyataan ke pejabat/Menteri Hukum dan HAM

untuk menjadi WNI;

2. memberikan surat pernyataan bahwa dia telah tinggal di Indonesia

5 thn berturut-turut atau 10 thn tidak berturut-turut; dan

3. pernyataan bahwa apabila mendapat kewarganegaraan Indonesia

tidak menjadi Dwi Kewarganegaraan (Kewarganegaraan ganda).

Warga Negara Campuran (Kewarganegaraan Ganda)

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kewarganegaraan ganda ini,

diantaranya yaitu:

- Kewarganegaraan ganda adalah sebuah status kewarganegaraan yang

dimiliki oleh seseorang yang secara hukum merupakan warga negara

sah di beberapa negara. Kewarganegaraan ganda ada karena sejumlah

Page 14: Status Kewarganegaraan

negara memiliki persyaratan kewarganegaraan yang berbeda dan tidak

eksklusif.

- Secara umum, kewarganegaraan ganda berarti orang-orang yang

"memiliki" kewarganegaraan ganda, tetapi secara teknis diklaim

sebagai warga negara oleh masing-masing pemerintah negara

bersangkutan. Karena itu, mungkin saja bagi seseorang menjadi warga

negara di satu negara atau lebih, atau bahkan tanpa kewarganegaraan.