status jiwa non psikotik
TRANSCRIPT
LAPORAN KASUS
GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS DAN DEPRESI (F41.2)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Usia : 41 Tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Bugis
Pekerjaan/Sekolah : PNS (Sebagai Tenaga Pengajar)
Alamat/No. Telpon : Tamalanrea (085244180654)
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh dari Autoanamnesis sejak tanggal 10 Juli 2012, di RS. Wahidin Sudirohusodo.
I. RIWAYAT PENYAKIT:
A. Keluhan utama:
Susah Tidur
B. Riwayat gangguan sekarang:
1. Keluhan dan gejala
Dialami sejak 10 tahun yang lalu, pasien susah untuk memulai tidur. Kadang-
kadang jika sudah tidur sebentar lalu terbangun kembali dan tidak bisa tidur
kembali.
Pasien juga mengeluh tidak enak badan, kepala pusing, berkeringat dingin,
kadang jantung berdebar-debar, nyeri dada, sakit kepala dan tegang pada leher.
Pasien juga merasa lemas, kurang bergairah untuk mengajar dan sulit
berkonsentrasi. Pasien sangat cemas memikirkan kebiasaannya yang sulit untuk
tidur karena pasien takut bahwa bisa mengakibatkan kematian kepadanya.
Pasien sudah pernah periksa di bagian syaraf dengan keluhan sakit kepalanya,
di bagian interna dengan keluhan nyeri perut dan hasil pemeriksaannya normal.
Pasien pernah berobat di psikiatri dengan keluhan yang sama.
1
2. Hendaya/disfungsi
Hendaya sosial (-)
Hendaya pekerjaan (+)
Hendaya waktu senggang (-)
3. Faktor stressor psikososial
Faktor stressor psikososial tidak jelas.
4. Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik dan psikis
sebelumnya:
Tidak ada hubungan riwayat penyakit fisik dan psikis sebelumnya dengan gangguan
sekarang.
5. Riwayat gangguan sebelumnya :
Trauma ( - )
Infeksi ( - )
Kejang ( - )
Merokok ( + ) (Kadang-Kadang)
Alkohol ( - )
NAPZA ( - )
6. Riwayat kehidupan pribadi:
1. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien lahir normal ditolong oleh dukun.
2. Masa kanak-kanak awal (0-3 Tahun)
Pertumbuhan dan perkembangannya pasien seperti anak sebayanya.
3. Masa kanak pertengahan (4-11 tahun)
Pasien masuk SD pada umur 6 tahun. Prestasi disekolah biasa-biasa saja.
Hubungan dengan saudara yang lain baik.
4. Masa kanak akhir (12-18 tahun)
Setelah tamat SD pasien melanjutkan pendidikan SMP setelah tamat
melanjutkan ke SMA. Pasien memiliki pergaulan yang baik dengan sesama.
5. Riwayat masa dewasa
Riwayat Pendidikan
Setelah tamat SMA pasien melanjutkan Kuliah Keguruan.
Riwayat Pekerjaan
2
Pasian sekarang bekerja sebagai tenaga pengajar.
Riwayat Pernikahan
Pasien telah menikah dan dikaruniai dua orang anak.
6. Riwayat kehidupan keluarga
Pasien anak ke 6 dari 8 bersaudara (♂♀♂♂♀♂♀♀ ).Dari hasil pernikahannya
pasien mempunyai 2 orang anak. Tinggal bersama dengan istri dan kedua
anaknya. Hubungan dengan keluarga baik.
7. Situasi sekarang
Tinggal dengan istri dan kedua anaknya. Bekerja sebagai tenaga pengajar.
8. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya
Pasien menganggap bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan.
AUTOANAMNESIS (10 Juli 2012)
Dokter Muda (DM), Pasien (P)
DM : Assalamu Alaikum Pak.
P : Waalaikum salam dok.
DM : Perkenalkan Pa' saya "ASYRIQARS" dokter muda yang bertugas disini, nama bapak
siapa?
P : Tn. M dok.
DM : Berapa umur bapak sekarang?
P : 41 tahun dok.
DM : Alamat bapak di mana?
P : Di Tamalanrea dok.
DM : Boleh saya tahu apa yang membuat bapak datang ke sini?
P : Ini dok, saya susah tidur.
DM : Sejak kapan bapak susah tidur?
P : Sudah sejak 10 tahun dok.
DM : Bapak susah untuk memulai tidur?
P : Iya dok, saya susah sekali klo mau mulai tidur.
DM : Tapi bapak masih bisa tidur?
P : Iya dok, tapi klo sudah tidur sebentar langsung bangun lagi dan susah untuk tidur
kembali.
DM : Kenapa bapak sering terbangun saat tidur?
3
P : Saya juga tidak tahu dok, tidur saya tidak nyenyak, sering terkaget-kaget, dengar suara
motor yang lewat di depan rumah saya langsung terbangun.
DM : Dalam sehari berapa jam bapak tidur?
P : Kurang tau juga dok, hanya sekitar 2 jam ji tidurku.
DM : Waktu muda bapak sering begadang?
P : Iya dok, memang waktu masih muda suka begadang dok.
DM : Apakah bapak punya masalah dengan keluarga, teman atau saudara?
P : Tidak adaji dok masalahku.
DM : Apa yang bapak rasakan sekarang ini?
P : Saya agak cemas dengan kesehatanku dok, karena saya susah tidur dan istirahat.
DM : Klo susah tidur bagaiman keadaan tubuh bapak?
P : Anu dok, sekarang ini saya merasa tidak enak badan, kepala pusing, berkeringat
dingin, kadang jantung berdebar-debar, nyeri dada, sakit kepala dan tegang pada
leher.
DM : Apa yang bapak lakukan jika merasakan jantung berdebar-debar?
P : Saya duduk tenang dok, sambil istirahat sebentar.
DM : Bapak sering merasa sakit kepala?
P : Iya dok, sampai saya khawatir. Jadinya saya periksa ke bagian saraf.
DM : Bagaimana hasil pemeriksaannya pak?
P : Normal ji smuanya dok.
DM : Bapak sekarang bekerja?
P : Iya dok, saya kerja sebagai guru.
DM : Bagaimana pekerjaan bapak akhir-akhir ini?
P : Terganggu dok. Karena saya merasa lesu, lemas, kurang bergairah untuk mengajar dan
sudah sulit untuk berkonsentrasi.
DM : Sudah berapa lama bapak kurang bergairah untuk mengajar?
P : Sudah lama dok, bahkan saya sudah dua kali konsultasi dengan psikiater.
DM : Jadi bagaimana sekarang pak, ada perubahan?
P : Tidak ada dok.
DM : Bagaiman dengan nafsu makan bapak?
P : Agak kurang dok,..
DM : Selain bapak cemas, jantung berdebar-debar, lesu dan kurang bergairah, apa lagi yang
bapak rasakan?
P : Saya juga sering sakit di perutku dok, suda maka’ juga periksa di bagian interna dok.
4
DM : Bagaimana hasil pemeriksaannya pak?
P : Normalji katanya dok.
DM : Sekarang bapak tinggal dengan siapa?
P : Sama istri dan kedua anakku dok.
DM : Jika bapak menemukan dompet di jalanan, bapak mau apakan dompet tersebut?
P : Dikembalikan dok. Saya berusaha cari pemiliknya.
DM : Lalu, apakah bapak mengetahua arti panjang tangan?
P : Tau dok. Artinya pencuri dok.
DM : Masih ada yang mau bapak cerita?
P : Tidak ada lagi dok.
DM : Oh iya Pa', terima kasih Bapak M atas kesempatannya untuk kita berbincang. Semoga
cepat sembuh pak.
P : Iya dok sama-sama.
II. STATUS MENTAL :
A. Deskripsi umum :
1. Penampilan : Seorang pria, wajah sesuai umur, postur tubuh
sedang, badan tidak kurus, kulit warna sawo
matang, rambut hitam, memakai baju kaos
warna abu-abu, celana panjang hitam,
penampilan dan perawatan diri kesan rapi , sikap
tubuh biasa.
2. Kesadaran : Baik
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Pasien duduk tenang.
4. Pembicaraan : Lancar, spontan, intonasi besar.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
B. Keadaan Afektif (mood), perasaan, dan empati, perhatian :
1. Mood : Cemas
2. Afek : Cemas
3. Empati : Dapat dirabarasakan
C. Fungsi Intelektual (Kognitif):
1. Taraf Pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan pendidikan
5
2. Daya Konsentrasi: Baik
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang):
Waktu : Baik
Tempat : Baik
Orang : Baik
4. Daya ingat:
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka pendek : Baik
5. Pikiran abstrak: Baik
6. Bakat kreatif: Tidak ada
7. Kemampuan menolong diri sendiri: Baik
D. Gangguan Persepsi:
1. Halusinasi : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Berfikir:
1. Arus pikiran:
a. Produktivitas : Cukup
b. Kontiniuitas : Relevan dan koheren
c. Hendaya berbahasa : Tidak ditemukan
2. Isi pikiran:
a. Preokupasi : Khawatir tentang penyakitnya.
b. Gangguan isi pikiran : Tidak ada.
F. Pengendalian Impuls : Baik
G. Daya Nilai
1. Norma Sosial : Baik
2. Uji Daya Nilai : Baik
6
3. Penilaian Realitas : Baik
H. Tilikan (Insight) : Tilikan 6 (Pasien merasa sakit dan membutuhkan
pengobatan)
I. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT :
Pemeriksaan Fisik:
Status Internus : T= 130/90, N=68x/m, S= 36,5ºC, P=24x/m
Tuliskan pula hal-hal bermakna lainnya yang anda temukan pada pemeriksaan fisik, pem.
Lab dan penunjang lainnya:
Status neurologis :
GCS : E4M6V5, fungsi kortikal luhur dalam batas normal, pupil bulat isokor, refleks
cahaya (+)(+), fungsi motorik dan sensorik ke empat ekstremitas dalam batas normal dan
refleks patologis ( - ).
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA :
Pasien Tn. M datang ke poliklinik RSWS dengan keluhan susah tidur dialami
sejak 10 tahun yang lalu, pasien susah untuk memulai tidur. Kadang-kadang jika sudah
tidur sebentar lalu terbangun kembali dan tidak bisa tidur kembali.
Pasien juga mengeluh tidak enak badan, kepala pusing, berkeringat dingin,
kadang jantung berdebar-debar, nyeri dada, sakit kepala dan tegang pada leher. Pasien
juga merasa lemas, kurang bergairah untuk mengajar dan sulit berkonsentrasi. Pasien
sangat cemas memikirkan kebiasaannya yang sulit untuk tidur karena pasien takut
bahwa bisa mengakibatkan kematian kepadanya.
Pasien sudah pernah periksa di bagian syaraf dengan keluhan sakit kepalanya, di
bagian interna dengan keluhan nyeri perut dan hasil pemeriksaannya normal. Pasien
pernah berobat di psikiatri dengan keluhan yang sama.
Dari status mental didapatkan seorang pria, wajah sesuai umur, postur tubuh
sedang, badan tidak kurus, kulit warna sawo matang, rambut hitam, memakai baju kaos
warna abu-abu, celana panjang hitam, penampilan dan perawatan diri kesan rapi , sikap
tubuh biasa. Kesadaran baik, perilaku dan aktivitas psikomotor tenang, pembicaraan
lancar, spontan, intonasi besar, sikap terhadap pemeriksa kooperatif. Keadaan mood
cemas, afek cemas dan empati dapat dirabarasakan. Pada fungsi Intelektual (Kognitif)
taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan sesuai dengan pendidikan, daya
7
konsentrasi baik. Orientasi (waktu, tempat dan orang) baik. Daya ingat (Jangka panjang,
jangka sedang dan jangka pendek) baik. Pikiran abstrak baik, bakat kreatif tidak ada,
kemampuan menolong diri sendiri baik. Gangguan persepsi tidak ada. Arus pikiran:
produktivitas cukup, kontiniuitas relevan dan koheren dan hendaya berbahasa tidak
ditemukan. Isi pikiran: preokupasi khawatir tentang penyakitnya, gangguan isi pikiran
tidak ada. Pengendalian Impuls baik. Daya nilai baik. Tilikan (Insight) Tilikan 6
(Pasien merasa sakit dan membutuhkan pengobatan) Taraf dapat dipercaya dapat
dipercaya.
V. EVALUASI MULTIAKSIL : (SESUAI PPDGJ III)
1. Aksis I : Gangguan campuran anxietas dan depresif (F 41.2)
Dari autoanamnesis didapatkan adanya gejala klinis yang bermakna yaitu,
berupa kesulitan tidur hampir tiap hari, mengeluh tidak enak badan, kepala pusing,
berkeringat dingin, kadang jantung berdebar-debar, nyeri dada, sakit kepala dan
tegang pada leher. Pasien juga merasa lemas, kurang bergairah untuk mengajar dan
sulit berkonsentrasi. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress), terdapa pula
hendaya dalam pekerjaan dan disabilitas ringan bagi pasien dan keluarganya
sehingga dapat disimpulkan sebagai gangguan jiwa.
Pada pemeriksaan status mental tidak ditemukan hendaya berat dalam menilai
realita, sehingga digolongkan dalam gangguan jiwa non psikotik.
Pada pemeriksaan status internus dan status neurologis tidak ditemukan
adanya kelainan yang mengindikasikan gangguan medis umum yang menimbulkan
gangguan otak, sehingga penyebab organik dapat disingkirkan, sehingga pasien di
diagnosis sebagai gangguan jiwa non psikotik non-organik.
Dari autoanamnesis serta pemeriksaan status mental didapatkan bahwa
pasien mengalami kesulitan tidur hampir tiap hari, mengeluh tidak enak badan,
kepala pusing, berkeringat dingin, kadang jantung berdebar-debar, nyeri dada, sakit
kepala dan tegang pada leher. Pasien juga merasa lemas, kurang bergairah untuk
mengajar dan sulit berkonsentrasi. Kedua-duanya menunjukkan gejala anxietas dan
depresi, tetapi masing-masing tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup
berat sehingga pasien digolongkan dalam Gangguan campuran anxietas dan
depresif (F 41.2)
2. Aksis II
Ciri kepribadian tidak khas
8
3. Aksis III
Tidak ada diagnosa
4. Aksis IV
Stressor psikososial tidak jelas
5. Aksis V
GAF Scale 70-61 : Gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
VI. DAFTAR PROBLEM :
Organobiologik : Tidak ditemukan kelainan fisik. Namun diduga ada ketidak
seimbangan neurotransmitter sehingga memerlukan
farmakoterapi.
Psikologik : Ditemukan adanya gejala-gejala cemas sehingga memerlukan
psikoterapi.
Sosiologik : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang pekerjaan sehingga
pasien butuh sosioterapi.
VII. PROGNOSIS :
BONAM
1. Faktor pendukung
Keinginan pasien yang jelas untuk sembuh.
Adanya dukungan dari keluarga.
Tidak ada kelainan organobiologik.
Tidak terdapat keluhan yang sama pada keluarga.
2. Faktor penghambat
Perlangsungan yang lama.
VIII.PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA :
Berdasarkan PPDGJ III untuk mendiagnosis pasien gangguan campuran
anxietas dan depresi (F41.2) adalah memenuhi kriteria umum diagnosis:
9
Terdapat gejala-gejala anxietas maupun depresi, di mana masing-masing tidak
menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat untuk menegakkan diagnosis
tersendiri. Untuk anxietas, beberapa gejala otonomik harus ditemukan walaupun
tidak terus menerus, disamping rasa cemas atau kekhawatiran berlebihan.
Bila ditemukan anxietas berat disertai depresi yang lebih ringan, maka harus
dipertimbangkan kategori gangguan anxietas lainnya atau anxietas fobik.
Bila ditemukan sindroma depresi dan anxietas yang cukup berat untuk menegakkan
masing-masing diagnosis, maka kedua diagnosis tersebut harus dikemukakan, dan
diagnosis gangguan campuran tidak dapat digunakan. Jika karena sesuatu hal yang
dapat dikemukakan satu diagnosis maka gangguan depresif harus diutamakan.
Bila gejala-gejala tersebut berkaitan erat dengan stress kehidupan yang jelas, maka
harus digunakan kategori F43.2 gangguan penyesuaian.
Pada pasien ini, ditemukan gejala susah tidur dialami sejak 10 tahun yang lalu,
pasien susah untuk memulai tidur. Kadang-kadang jika sudah tidur sebentar lalu
terbangun kembali dan tidak bisa tidur kembali. Pasien juga mengeluh tidak enak
badan, kepala pusing, berkeringat dingin, kadang jantung berdebar-debar, nyeri dada,
sakit kepala dan tegang pada leher. Pasien juga merasa lemas, kurang bergairah untuk
mengajar dan sulit berkonsentrasi. Pasien sangat cemas memikirkan kebiasaannya yang
sulit untuk tidur karena pasien takut bahwa bisa mengakibatkan kematian kepadanya.
Dalam kriteria ini pasien tidak termasuk gangguan panik karena tidak ditemukan
adanya anxietas berat, sedangkan gangguan cemas menyeluruh tidak dapat ditegakkan
karena pasien tidak mengalami anxietas setiap hari. Dalam gejala di atas terdapat
kriteria gangguan campuaran anxietas dan depresi (F41.2).
Pada pasien ini, diberika terapi berupa Alprazolam dan Courage. Alprazolam
yaitu obat anxietas golongan Benzodiazepin yang mempunyai rasio terapiotik lebih
tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan toksisitas yang lebih rendah,
dibandingkan dengan memprobamate atau fenobarbital. Golongan obat Benzodiaepine
merupakan obat anti anxietas dan anti panik yang efektif digunakan untuk mengurangi
rasa abnormal pada otak, menghambat neurotransmitter asam gama - aminobutirat
(GABA) dalam otak sehingga menyebabkan hiperpolarisasi dari membran post sinaptik,
di mana dapat membuat neuron ini resisten terhadap rangsangan. Sehingga
menyebabkan efek penenang. Courage merupakan obat anti depresif golongan SSRI
(Selektive Serotonin Re-uptake Inhibitor) yang memiliki mekanisme kerja menghambat
“re-uptake aminergic neurotransmitter” dan menghambat penghacuran oleh enzim ”
10
Monoamine Oxidase” sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic
neurotransmitter” pada celah sinaps neuron tersebut yang dapat meningkatkan aktivitas
reseptor serotonin.
IX. RENCANA TERAPI :
1. Psikofarmaka
Alprazolam 0,5 mg 0-0-1
Courage 20 mg 1-0-0
2. Psikoterapi Supportif
Ventilasi: Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan keluhan
dan isi hati sehingga pasien menjadi lega
Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan
memahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur.
3. Sosioterapi
Memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar pasien untuk
memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang kondusif.
X. FOLLOW UP :
Memantau keadaan umum pasien dan perkembangan penyakitnya serta efektivitas
terapi dan kemungkinan terjadinya efek samping dari obat yang diberikan.
11