statistik korelasi parsial (modul)
TRANSCRIPT
MODUL 12
KORELASI PARSIAL
S. Sulistiyono
FAKULTAS PSIKOLOGIUNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
Kampus Menara Bhakti Jl. Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta Barat Telp. 0215840816 Home page http://www.mercubuana.ac.id
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
KORELASI PARSIAL
A. Pengertian Korelasi Parsial
Jika kita amati kejadian-kejadian atau gejala-gejala yang ada di
sekitar kita, tampaknya tidak ada kejadian atau gejala yang berdiri sendiri.
Setiap peristiwa atau gejala selalu berhubungan dengan peristiwa atau
gejala lainnya. Contoh, gejala prestasi belajar yang rendah biasanya
berhubungan dengan motivasi belajar yang rendah, tingkat absensi yang
tinggi, ataupun tingkat kecerdasan yang rendah. Contoh lain, kinerja
karyawan yang rendah biasanya berhubungan dengan tingkat
kesejahteraan yang rendah, iklim organisasi yang tidak kondusif, dan
mungkin juga gaya kepemimpinan atasan yang tidak sesuai.
Dalam hubungan antara dua variabel atau lebih biasanya variabel
yang satu mempengaruhi (belum tentu bersifat sebab akibat, tetapi
mungkin saja hanya variansinya yang beriringan ) variabel yang lain. Dalam
hal demikian variabel yang mempengaruhi disebut sebgai variabel sebab
atau variabel bebas, sedang variabel yang dipengaruhi disebut variabel
terpengaruh atau terikat.
Jika ingin mempelajari hubungan antara satu variabel bebas dengan
satu variabel terikat tanpa mempedulikan kemungkinan adanya pengaruh
ataupun kaitan dengan variabel-variabel lain, statistika menyediakan alat
yang disebut teknik korelasi lugas atau korelasi sederhana. Tetapi jika kita
memperhatikan atau memperhitungkan variabel lain statistika menyediakan
suatu alat yang disebut teknik korelasi parsial dan teknik korelasi semi
parsial. Korelasi parsial adalah suatu teknik statistika yang digunakan untuk
mempelajari hubungan murni antara sebuah variabel bebas (X 1) dengan
variabel terikat (Y) dengan mengendalikan atau mengontrol variabel-
variabel bebas yang lain (X2) yang diduga mempengaruhi hubungan antara
variabel X1 dengan Y. Sedang korelasi semi parsial adalah suatu teknik
statistik yang digunakan untuk mempelajari hubungan antara variabel
terikat (Y) dengan satu variabel bebas (X 1) dengan mengendalikan variabel
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
bebas lain (X2) yang secara khusus diduga berpengaruh kepada variabel
bebas atau terikat saja.
Gambar 12.1 : Bagan Korelasi Semi Parsial
Gambar 12.2 : Bagan korelasi parsial
Dari gambar 12.1 dan gambar 12.2 tampak jelas perbedaan diantara
kedua teknik statistik tersebut. Namun dalam kesempatan yang terbatas ini
hanya akan dibahas teknik korelasi parsial, dan untuk teknik korlasi semi
parsial diharapkan mahasiswa bisa mempelajarinya sendiri.
B. Penggunaan Teknik Korelasi Parsial
Pada modul 11 kita telah mempelajari hubungan antara beberapa
variabel bebas sebagai satu kesatuan dengan sebuah variabel terikat. Pada
modul 11 tersebut dicontohkan hubungan antara ketekunan belajar dan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
Variabel X1 Variabel Y
Variabel X2
Variabel X1 Variabel Y
Variabel X2
kecerdasan dengan prestasi belajar siswa, yang dengan contoh data
rekaan diperoleh Ry,12= 0,937. Koefisien korelasi Ry,12 = 0,937 tersebut
adalah korelasi antara ketekunan belajar dan kecerdasan bersama-sama
sebagai satu kesatuan dengan prestasi belajar. Jika hanya korelasi antara
ketekunan belajar saja dengan prestasi belajar atau hanya kecerdasan saja
dengan prestasi belajar, tentunya koefisien korelasinya akan lebih rendah
dari 0,937. Untuk menentukan berapa sebenarnya harga korelasi antara
ketekunan belajar saja atau kecerdasan saja dengan prestasi belajar,
korelasi ganda tersebut perlu diparsial.
Adapun rumus korelasi parsialnya adalah :
……… rumus 12.1
Keterangan :ry1-2 = Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2
ry2-1 = Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X1
ry1 = Korelasi antara X1 dengan Y ry2 = Korelasi antara X2 dengan Y r12 = Korelasi antara X1 dengan X2
Berdasarkan rumus-rumus korelasi parsial tersebut tampak bahwa
kita harus menemukan harga-harga korelasi tunggal dari variabel-variabel
penelitian. Rumus untuk menghitung korelasi tunggal khususnya korelasi
product moment sudah dibahas panjang lebar pada bagian bagian
terdahulu.
Misalkan kita mendapatkan harga-harga korelasi tunggal yang
berasal dari tabel 11.2, adalah : ry1 = 0,908, ry2 = 0,93 dan r12 = 0,93. Maka
korelasi parsialnya adalah :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
= 0,319
=0,556
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi parsial tersebut,
selanjutnya dilakukan pengujian signifikansi melalui uji t dengan rumus
sebagai berikut :
…… rumus 12.2
= 0,753
= 1,496
Dengan db = n-3 = 5 diperoleh harga t teoritik sebesar 2,571 pada taraf
5% dan 4,032 pada taraf 1%, sedangkan nilai t hitung yang kita peroleh adalah
t1 = 0,753 dan t2 = 1,496 Hal ini berarti harga t empirik lebih kecil daripada
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
harga t teoritiknya, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara variabel ketekunan belajar (X1) dengan prestasi belajar
(Y), jika variabel kecerdasan dikontrol.
Contoh lain, misalkan kita ingin mengetahui hubungan yang murni
antara kondisi ekonomi (X1) dengan Indeks Prestasi (Y) mahasiswa.
Sementara dari dasar teori diketahui bahwa Indeks Prestasi tidak hanya
ditentukan oleh kondisi ekonomi, akan tetapi oleh tingkat kecerdasan atau
IQ. Jika dalam penelitian didapatkan angka Indeks Prestasi yang tinggi, hal
ini kemungkinan bukan karena kondisi ekonominya, akan tetapi karena
faktor kecerdasannya. Oleh karena peneliti ingin tetap menguji hubungan
antara kondisi ekonomi dengan Indeks Prestasi sementara juga mengakui
adanya keterlibatan variabel kecerdasan, maka peneliti mengembangkan
permasalahan penelitiannya sebagai berikut : pada tingkat kecerdasan (X2)
seperti apa variabel kondisi ekonomi (X1) dapat berkorelasi dengan Indeks
Prestasi (Y) mahasiswa.
Misalkan sebagai ilustrasi penelitian tersebut memperoleh data
seperti data rekaan pada tabel 12.1.
Hipotesis yang diajukan peneliti adalah : “Ada hubungan yang
signifikan antara kondisi ekonomi dan indeks prestasi belajar mahasiswa
dengan tingkat kecerdasan dikontrol”.
Prosedur pengujian hipotesisnya adalah :
1. Hipotesis
H0 : ρy1-2 = 0
H1 : ρy1-2 > 0
H1 : ρy2-1 > 0
2. Kriteria pengujian
Terima H0 jika th < t t
3. Analisis data
Tabel 12.1 : Data Kondisi Ekonomi (X1), Tingkat Kecerdasan (X2) dan Prestasi Belajar (Y) dari 10 orang Mahasiswa
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
S X1 X2 Y X12 X2
2 Y2 X1X2 X1Y X2YA 20 10 4 400 100 16 200 80 40B 15 8 3 225 64 9 120 45 24C 15 9 4 225 81 16 .... .... ....D 11 7 2 121 .... .... .... .... ....E 9 7 2 .... .... .... .... .... ....F 12 8 3 .... .... .... .... .... ....G 10 6 2 .... .... .... .... .... ....H 6 5 0 .... .... .... .... .... ....I 10 4 1 .... .... .... .... .... ....J 8 7 1 64 49 1 56 8 7
∑ 116 71 22 1496 533 64 877 299 175
a. Hitung korelasi tunggal
= 0,904
= 0,885
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
= 0,81
b. Hitung Korelasi Parsial
= 0,685
= 0,609
c. Uji Signifikansi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
= 2,488
= 2,031
Dengan db = 7 (dari n - 3 ) diperoleh harga t teoritik sebesar 2,36 pada
taraf 5% dan 3,00 pada taraf 1%, sedangkan nilai t hitung yang kita peroleh
adalah t1 = 2,488 dan t2 = 2,031. Hal ini berarti harga t1 empirik lebih besar
daripada harga t teoritiknya, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara kondisi ekonomi (X1) dengan prestasi belajar (Y), dengan
tingkat kecerdasan dikontrol. Sedang harga t2 lebih kecil daripada harga t
teoritiknya, yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara X 2 dengan
Y, jika X1 dikontrol.
Apabila dikehendaki penelitian dapat menggunakan 2 atau lebih
variabel kontrol. Untuk yang menggunakan 2 variabel kontrol rumusnya
adalah sebagai berikut :
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
Keterangan :
ry1-.23 = Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2 dan X3
ry2-31 = Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X1 dan X3
ry3-12 = Korelasi antara X3 dengan Y mengendalikan X1 dan X2
ry1-2 = Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X2 ry1-3 = Korelasi antara X1 dengan Y mengendalikan X3 ry2-1 = Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X1 ry2-3 = Korelasi antara X2 dengan Y mengendalikan X3 ry3-1 = Korelasi antara X3 dengan Y mengendalikan X1 ry3-2 = Korelasi antara X3 dengan Y mengendalikan X2 r13-2 = Korelasi antara X1 dengan X3 mengendalikan X2 r32-1 = Korelasi antara X3 dengan X2 mengendalikan X1 r21-3 = Korelasi antara X2 dengan X1 mengendalikan X3
Kemudian untuk melakukan uji signifikansi pada korelasi parsial
dengan 2 variabel kontrol dilakukan dengan jalan menghitung nilai t. Nilai t
yang ditemukan disebut nilai t empirik kemudian dibandingkan dengan nilai
t teoritik yang terdapat dalam tabel nilai-nilai t. Apabila nilai t empirik lebih
besar atau sama dengan nilai t teoritik maka dapat dikatakan signifikan.
Akan tetapi sebaliknya apabila nilai t empirik lebih kecil daripada nilai t
teoritik maka disebut tidak signifikan. Adapun rumus untuk menemukan
nilai t adalah sebagai berikut :
……… rumus 12.3
Dari rumus korelasi 2 variabel kontrol tersebut tampak dalam
penghitungannya memerlukan suatu proses yang amat panjang, karena
untuk sampai pada tahap menemukan harga koefisien korelasi parsial
dengan 2 variabel kontrol harus menemukan korelasi tunggal dan korelasi
parsial satu variabel bebas lebih dahulu. Untuk mengatasi kesulitan
penghitungan pada korelasi parsial dengan 2 variabel kontrol disarankan
menggunakan program komputer, karena lebih cepat dan ketelitiannya
dapat diandalkan.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II
Perlatihan 12
1. Peneliti akan menguji hubungan antara banyaknya literatur (X1) dengan
indeks prestasi (Y) dengan mengendalikan variabel motivasi berprestasi (X2)
mahasiswa. Data yang diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut :
X1 : 5 7 10 8 9 15 4 3 5 6
X2 : 20 21 25 20 22 27 15 10 11 13
Y : 2,0 2,3 2,7 2,5 2,5 3,3 2,0 1,8 2,0 1,7
a. Hitung koefisien korelasi parsial
b. Uji signifikansi
c. Buat kesimpulan
2. Misalkan berikut ini adalah data penelitian mengenai hubungan antara
frekuensi iklan (X1) dan kemampuan marketing (X2) dengan omzet penjualan
(Y).
X1 : 7 10 15 8 12 17 18 20 9 6
X2 : 8 8 9 7 7 7 8 8 9 10
Y : 14 20 25 16 20 30 32 36 17 12
Tugas anda :
a. Hitung koefisien korelasi parsial
b. Uji signifikansi
c. Buat kesimpulannya
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB S.SulistiyonoSTATISTIK PSIKOLOGI II