startigrafi cekungan serayu utara (pertemuan 4)
DESCRIPTION
Cekungan jawa utaraTRANSCRIPT
Laboratorium Mikropaleontologi 2013
STRATIGRAFI CEKUNGAN SERAYU UTARA
Gambar 1. Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen, 1949)
Zona Serayu Utara memiliki lebar 30-50 km. di selatan Tegal, zona ini tertutupi produk
gunungapi kuarter dari G. Slamet. Di bagian tengah ditutupi oleh produk volkanik kuarter G.
rogojembangan, G. Ungaaran, dan G. Dien. Zona ini menerus ke Jawa barat menjadi Zona Bogor
dengan batas antara keduanya terletak di sekitar Prupuk, Bumiayu hoingga Ajibarang, persis di
sebelah barat G. Slamet, sedangkan di sebelah timur membentuk Zona Kendeng. Zona
Antiklinorium Bogor terletak di selatan dataran alluvial Jakarta berupa Antiklinorium dari
lapisan Neogen yang terlipat kuat dan terintrusi. Zona Kendeng meliputi daerah yang terbatas
antara G. Ungaran hingga daerah sekitar Purwodadi dengan singkapan batuan tertua berumur
Oligosen-Miosen Bawah yang diwakili oleh Formasi Pelang.
Daerah Cekungan Serayu Utara, tepatnya di Cibingbin, Kuningan, Jawa Barat. Cekungan
Serayu Utara diapit oleh Cekungan Bogor di bagian barat dan Cekungan Kendeng di bagian
timur. Secara umum, ketiga cekungan tersebut tersusun oleh batuan sedimen dengan karakter
flysch yang tersusun atas seri endapan turbidit laut dalam. Ketiga cekungan tersebut juga
dirajang oleh seri sesar anjak berarah relatif timur – barat. Batuan sedimen tersebut termasuk
batuan neogen, yang khususnya Formasi Rambatan, Halang dan Pemali. Beberapa peneliti
Nama : Pratty Montreana UtamiNIM : 111110056Plug : 7 Page 1
Laboratorium Mikropaleontologi 2013
sebelumnya memasukkan kelompok batuan tersebut untuk Formasi Pemali lebih tua dari
Formasi Halang, sedangkan sebagian lainnya menyatakannya sebagai batuan yang berumur lebih
muda. Hasil analisis batuan neogen khususnya batuan Formasi Pemali, Rambatan dan Halang
menunjukkan terbentuk pada waktu yang relatif bersamaan mulai Miosen Akhir. Batuan tersebut
akibat tektonik Plio – pleistosen terjadi kompresi dari selatan ke utara yang menyebabkan
terjadinya anjakan atau disebut sebagai fase Plio Pleistocene thrust folding. Adanya anjakan pada
fase tektonik ini terhadap batuan neogen, menyebabkan kenampakan batuan yang berulang dan
tebal.
Stratigrafi regional yang digunakan mengacu pada Djuri dkk. (1996), Kastowo dan
Suwarna (1996) dan Condon dkk. (1996). Batuan tertua pada daerah penelitian adalah Formasi
Pemali. Di atas Formasi Pemali secara berurutanke atas diendapkan selaras dengan Formasi
Rambatan, Formasi Halang, dan Formasi Kumbang. Hubungan Formasi Kumbang adalah
menjari. Formasi-formasi ini tersebut diendapkan melalyui mekanisme turbidit. Di atas Formasi
Kumbang diendapkan selaras Formasi Tapak dan Formasi Kalibiuk. Formasi Kaliglagah
diendapkan selaras di atas Formasi Kalibiuk. Di atas Formasi Kaliglagah diendapokan Formasi
Ligung, Formasi Mengger pada lingkungan darat. Selaras di atas Formasi Mengger diendapkan
Formasi Linggopodo pada lingkungan darat pada kala Plistosen Akhir. Setelah itu diendapkan
produk volkanik G. Slamet Muda dan endapan alluvia pada lingkungan darat pada kala Holosen.
Berikut formasi dalam stratigrafi Cekungan Serayu Utara:
1. Formasi Pemali
Formasi tersusun atas napal globigerina berwarna abu-abu muda dan abu-abu kehijauan,
terdapat sisipan batugamping pasiran, batupasir tufan, dan batupasir kasar. Umur dari
Formasi Pemali adalah Miosen awal. Tebal formasi ini diperkirakan mencapai 900 meter.
2. Formasi Rambatan
Formasi Rambatan tersusun atas serpih, napal, dan batupasir gmapingan. Napal
berselang-seling dengan batupasir gampingan berwarna kelabu muda. Pada bagian atas
terdiri dari batupasir ga,pingan berwarna abu-abu muda sampai biru keabu-abuan. Umur
dari Formasi Rambatan adalah Miosen Tengah dan tebalnya diperkirakan 300 meter.
Nama : Pratty Montreana UtamiNIM : 111110056Plug : 7 Page 2
Laboratorium Mikropaleontologi 2013
3. Formasi Halang
Formasi Halang tersusun atas batupasir andesit, konglomerat tufan, dan napal bersisipan
batupasir. Terdapat jejak organisme di atas bidang perlapisan batupasir. Formasi Halang
merupakn jenis endapan sedimen turbidit pada zona batial atas (Kastowo dan Suwarna,
1996). Umur Formasi Halang adalah Miosen Akhir dan mempunyai ketebalan 390-2600
meter. Praptisih dan Kamtono (2009) menyatakan Formasi Halang Bagian Atas disusun
oleh batupasir, batulempung, dan perselingn antara batupasir dan batulempung. Pada
perselingna batupasir dan batulempung dicirikan oleh batupasir yang berwarna abu-abu,
halus-kasar, tebal lapisan 10-20 cm, struktur sedimen perlapisan bersusun, laminasi
sejajar, dan wavy. Batulempung berwarna kehitaman, tebal 0,5-10 cm.
4. Formasi Kumbang
Formasi Kumbang terdiri dari breksi, lava andesit, tuf, di beberapa tempat breksi
batuapung dan tuf pasiran (Djuri dkk., 1996). Terdapat juga aliran lava andesit dan basalt
(Condon dkk., 1996) menyatakan umur formasi ini Miosen Tengah-Pliosen Awal.
Formasi Kumbang merupakan endapan turbidit dari suatu sistem kipas bawah laut (upper
fan) yang dipengaruhi oleh kegiatan vulkanisme (Kartanegara dkk., 1987).
5. Formasi Tapak
Formasi Tapak tersusun atas batupasir berbutir kasar berwarna kehijauan dan
konglomerat, setempat breksi andesit. Di bagian atas terdiri dari batupasir gampingan dan
napal berwarna hijau yang mengandung kepingan moluska (Djuri dkk., 1996). Anggota
Breksi Formasi Tapak terdiri dari breksi gungapi dan batupasir tufan (Condon dkk.,
1996). Anggota Batugamping Formasi Tapak merupakan lensa-lensa gamping tak
berlapis yang berwarna kelabu kekuningan. Umur dari Formasi Tapak adalah Pliosen
Awal-Pliosen Tengah. Ketebalan dari formasi ini berkisar antara 500-1650 meter
(Kartanegara dkk., 1996).
Nama : Pratty Montreana UtamiNIM : 111110056Plug : 7 Page 3
Laboratorium Mikropaleontologi 2013
6. Formasi Kalibiuk
Formasi Kalibiuk tersusun atas napal lempungan bersisipan batupasir, kaya moluska.
Kelompok moluska tersebut mengindikasikan tidal zone facies yang berumur Pliosen.
Umur dari Formasi Kalibiuk adalah Pliosen Awal.
7. Formasi Kaliglagah
Formasi kaliglagah tersusun atas batulempung, napal, batupasir, dan konglomerat, di
beberapatempat lignit setebal 10-100 cm (Djuri dkk., 1996). Pada bagian bawah tersusun
atas batylempung hitam, napal hijau, batupasir bersusunan andesit, dan konglomerat.
Pada umumnya batupasir memperlihatkan struktur silang siur dan mengandung sisipan
lignit. Tebal diperkirakan mencapai 350 meter (Kastowo dan Suwarna, 1996).
8. Formasi Ligung
Formasi Ligung tersusun atas aglomerat andesit, breksi, dan tuf berwarna abu-abu di
beberapa tempat. Terdapat Anggota Lempung Formasi Ligung yang teresusun atas
batulempung tufan, batupasir tufan, dan konglomrat, setempat sisa tumbuhan dan
batubara muda yang menunjukan bahwa anggota ini diendapkan di lingkungan bukan
marin.
9. Formasi Mengger
Formasi Mengger tersusun atas tufa abu-abu muda dan batupasir tufan dengan sisipan
konglomerat dan lapisan tipis magnetit. Pada Formasi ini juga ditemukan fosil
mammalian yang termasuk kategori upper vertebrate zone yang menunuukan umur
Plistosen awal. Ketebalan satuan ini diperkirakan mencapai 150 meter.
10. Fomasi Linggopodo
Formasi Linggopodo tersusun atas breksi gunungapi, tuf, dan lahar lahar yang berasal
dari gunungapi Slamet Tua dan GunungCopet (Van Bemmelen, 1949). Formasi ini
tersebar di Pemalang, Pekalongan, Batang hingga Ungaran.
Nama : Pratty Montreana UtamiNIM : 111110056Plug : 7 Page 4