tanggapan kak serayu 1 agst destha pendamping 1

40
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor kepariwisataan hingga kini masih dipandang sebagai salah satu unsur penggerak perekonomian yang mampu meningkatkan kesejahteraan. Banyak faktor yang mendorong terjadinya pergerakan umat manusia untuk melakukan perjalanan wisata. Sebagai akibatnya akan muncul mata rantai yang saling mengkait sehingga tidak salah bila pariwisata dipandang sebagai sebuah industri. Aktivitas yang muncul dari pariwisata diyakini mampu mendorong percepatan dan pemulihan ekonomi. Pariwisata yang berkembang akan berujung pada peningkatan penghasilan daerah dan taraf hidup masyarakat. Saat ini muncul pula pandangan bila berwisata adalah menjadi hak setiap orang dan umumnya masing-masing pribadi memerlukan kegiatan itu. Sudah barang tentu untuk memenuhi kebutuhan rekreasi perlu ditunjang dengan adanya obyek wisata. Keberadaan tempat wisata dibutuhkan sebab hampir setiap orang memerlukan penyaluran untuk memanfaatkan waktu luangnya, salah satunya dengan berwisata. Dipihak lain, maju mundurnya pariwisata sebuah daerah sangat dipengaruhi komitmen dan konsistensi daerah dalam mengelola potensi wisata secara total. Kondisi ini disadari oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang terus berupaya untuk mendorong potensi pariwisata, bukan saja Dataran Tinggi Dieng yang telah dikenal luas, namun mengupayakan diversifikasi objek lainnya, salah satunya adalah Sungai Serayu yang akan didorong Usulan Teknis | 1 1

Upload: henry-brahmantya

Post on 19-Feb-2016

72 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

serayu

TRANSCRIPT

Page 1: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangSektor kepariwisataan hingga kini masih dipandang sebagai salah satu unsur penggerak

perekonomian yang mampu meningkatkan kesejahteraan. Banyak faktor yang mendorong

terjadinya pergerakan umat manusia untuk melakukan perjalanan wisata. Sebagai akibatnya akan

muncul mata rantai yang saling mengkait sehingga tidak salah bila pariwisata dipandang sebagai

sebuah industri. Aktivitas yang muncul dari pariwisata diyakini mampu mendorong percepatan

dan pemulihan ekonomi. Pariwisata yang berkembang akan berujung pada peningkatan

penghasilan daerah dan taraf hidup masyarakat. Saat ini muncul pula pandangan bila berwisata

adalah menjadi hak setiap orang dan umumnya masing-masing pribadi memerlukan kegiatan itu.

Sudah barang tentu untuk memenuhi kebutuhan rekreasi perlu ditunjang dengan adanya obyek

wisata. Keberadaan tempat wisata dibutuhkan sebab hampir setiap orang memerlukan penyaluran

untuk memanfaatkan waktu luangnya, salah satunya dengan berwisata. Dipihak lain, maju

mundurnya pariwisata sebuah daerah sangat dipengaruhi komitmen dan konsistensi daerah dalam

mengelola potensi wisata secara total. Kondisi ini disadari oleh pemerintah Kabupaten

Banjarnegara yang terus berupaya untuk mendorong potensi pariwisata, bukan saja Dataran

Tinggi Dieng yang telah dikenal luas, namun mengupayakan diversifikasi objek lainnya, salah

satunya adalah Sungai Serayu yang akan didorong sebagai alternatif objek wisata potensial bagi

Kabupaten Banjarnegara.

Sungai Serayu yang berhulu di Kabupaten Wonosobo dan bermuara di Kabupaten Cilacap,

melewati 5 (lima) kabupaten, yaitu Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas dan

Cilacap. Sungai Serayu membelah Kota Banjarnegara dari perbatasan Wonosobo (Desa

Tunggoro, Kecamatan Sigaluh) hingga perbatasan dengan Kabupaten Purbalingga (Kecamatan

Susukan). Sebagai kota sawah sesuai dengan artinya, Banjarnegara terdiri dari 2 kata, yaitu

Banjar yang berati Sawah dan Negara yang berarti Kota. Banjarnegara tidak bisa dipisahkan

dengan air sungai, sehingga sejak jaman kolonial irigasi sudah dibangun dengan Serayu sebagai

sungai induknya. Lokasi Kabupaten Banjarnegara yang dibelah sungai Serayu sangat berpotensi

untuk pengembangan wisata arung jeram atau yang lebih dikenal dengan Rafting. Jalur arung

jeram di Sungai Serayu memiliki beberapa keunggulan, antara lain tingkat kesulitan yang cukup

tinggi, pemandangan alam yang indah dan lokasi yang mudah dijangkau serta berada di dekat

Usulan Teknis | 1

1

Page 2: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

jalan raya. Sungai Serayu beserta jeramnya termasuk kategori grade 3 plus cocok untuk

pengembangan olahraga dan wisata sungai berskala nasional bahkan internasional. Untuk

mengembangkan sungai Serayu sebagai destinasi wisata baru, maka perlu disusun pemetaan,

penataan dan pengembangan wisata di sepanjang aliran sungai dalam bentuk Feasibility Study

(FS) dan Detail Engineering Desing (DED).

Sungai sepanjang kurang lebih 65 km akan dipetakan (mapping) untuk mengetahui potensi

kawasan sungai. Penataan tepian sungai, jalan masuk ke titik start pengarungan juga akan

dilakukan. Upaya ini untuk mendukung program Serayu River Tourism (Wisata Sungai Serayu).

Nantinya juga akan dilakukan penataan agar rumah-rumah dibantaran sungai dapat menghadap ke

aliran sungai sehingga diharapkan ada kepedulian warga terhadap keberadaan sungai. FS dan

DED ini menjadi kunci penting bagi pemangku kebijakan pariwisata Kabupaten Banjarnegara

untuk mengembangkan Sungai Serayu sebagai kawasan wisata unggulan. FS dan DE diperlukan

untuk pengembangan kedepan agar terarah, sistematis dan tepat sasaran. Lebih lanjut, tujuan FS

dan DED Pengembangan Wisata Sungai Serayu mencakup 8 (delapan) aspek yaitu; menganalisis

profil dan kondisi kawasan, profilling potensi, mengidentifikasi fasilitas wisata, prasarana dan

fasilitas umum, daya dukung dalam hal jumlah pengunjung dan infrastruktur yang dapat

ditampung dalam satu kawasan pengembangan, memilih alternatif aktivitas pariwisata yang

terbaik, SDM yang tersedia, memperkirakan investasi yang dibutuhkan proyek dan

memperkirakan pendapatan serta design engineering pada spot kawasan potensial terpilih. Kajian

dalam FS dan DED merupakan sebuah kajian praktis atas berbagai keunggulan dan kelemahan

sumber daya yang tersedia yang dapat dijadikan sebagai basis penyusunan rencana proyek

kepariwisataan pada spot-spot tertentu yang diketahui berpotensi dikembangkan. FS dan DED

akan membantu perencana untuk melihat dan memahami kondisi-kondisi minimal yang

dibutuhkan untuk merencanakan suatu proyek dan untuk mengetahui gambaran awal tentang

sejauh mana proyek tersebut kelak dapat memberikan hasil yang optimal. FS dan DED bertujuan

mengkaji apakah suatu rencana proyek layak dikerjakan dan terutama dapat memberikan manfaat

jangka panjang bagi daerah dan masyarakat sekitar.

1.2. Tujuan Kajian yang dilaksanakan ini secara khusus bertujuan untuk :

a) Mendorong pengembangan wisata Sungai Serayu sebagai atraksi wisata baru yang

memiliki kualitas daya tarik serta memiliki peran strategis dalam ikut berkontribusi

bagi pengembangan kepariwisataan di tingkat lokal, regional, nasional maupun

internasional.

Usulan Teknis | 2

Page 3: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

b) Merumuskan rekomendasi kelayakan pengembangan wisata Sungai Serayu beserta

detail engineering design kawasan potensial terpilih.

1.3. Sasaran Adapun sasaran yang diharapkan adalah dihasilkannya :

a) Pengembangan sungai Serayu sebagai objek wisata berbasis tirta dengan prinsip

Perlindungan, Pelestarian, Pengembangan serta Pemanfaatan yang mampu

menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Banjarnegara.

b) Mapping kondisi eksisting berikut dengan rencana pemanfaatan sumber daya di

sekitar sungai Serayu baik untuk aspek pertanian, konservasi, energi dan pariwisata.

c) Tersusunnya dokumen FS dan DED yang mencakup analisis kelayakan penilaian

(assessment) sumber daya kawasan sungai Serayu sehingga dapat menjadi arahan dan

pedoman bagi pengembangan ke depan.

1.4. Ruang Lingkup

a. Lingkup WilayahLingkup wilayah perencanaan sepanjang sungai Serayu dari desa Tunggoro

(batas Wonosobo) sampai dengan muara bendungan PLTA Panglima Besar

Sudirman (desa Pucang kecamatan Bawang)

b. Lingkup MateriLingkup keluaran dalam Penyusunan FS dan DED Pengembangan Wisata Sungai

Serayu ini secara umum mencakup analisis atau penilaian kelayakan destinasi

pariwisata Sungai Serayu baik dari aspek :

1. Kelayakan daya tarik wisata (attraction)

2. Kelayakan prasarana dan sarana pariwisata (amenitas)

3. Kelayakan aspek aksesibilitas (access) dengan aspek analisis dasar adalah

analisis/penilaian terhadap pasar wisatawan (market demand assesment).

Lingkup keluaran memuat materi substansi sebagai berikut :

Usulan Teknis | 3

Page 4: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

1) Profil Eksisting Kepariwisataan Sungai Serayu, mencakup di dalamnya :

a) Profil potensi dan kondisi produk wisata, meliputi profil daya tarik

wisata (attractions), fasilitas pariwisata (amenitas), aksesibilitas

(access).

b) Profil potensi dan kondisi pasar wisatawan, meliputi profil segmentasi

dan kunjungan pasar wisatawan serta profil demografi pasar wisatawan.

c) Profil pendukung, seperti : sosial budaya, kelembagaan, SDM, dll

2) Analisis Kelayakan Pengembangan, mencakup di dalamnya :

a) Metode atau cara pengukuran kelayakan dengan dilengkapi dasar kajian

teoretis atau peraturan perundangan yang berlaku. Dilengkapi dengan

gambar/diagram alur metodologi untuk mempermudah dalam memahami

penjelasan metodologi.

b) Pemilihan model/cara analisis berikut penjelasannya, dengan materi yang

dianalisis minimal memuat informasi :

Analisis kondisi aspek produk pariwisata yang mencakup : aspek

daya tarik wisata; aspek fasilitas pariwisata dan aspek aksesibilitas.

Analisis kondisi aspek pasar wisatawan yang minimal mencakup

aspek segmentasi, target dan posisi pasar wisatawan nusantara dan

mancanegara.

c) Hasil/resume temuan analisis kelayakan pengembangan yang akan

menjadi dasar dalam pengambilan rekomendasi kelayakan

pengembangan.

3) Merumuskan perencanaan dalam bentuk :

a) Arahan pengembangan pariwisata pada wilayah perencanaan makro

b) Perencanaan tata ruang dan disain kawasan bagi kawasan perencanaan

meso

c) Penataan dan disain ruang dan bangunan bagi lingkup perencanaan

mikro

d) Menyusun program perencanaan pada tingkat kawasan wisata meliputi

perencanaan fisik dan perencanaan non fisik.

Perencanaan fisik, meliputi :

Perencanaan tata ruang wilayah

Perencanaan bangunan dan lansekap

Usulan Teknis | 4

Page 5: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Perencanaan jaringan prasarana dan fasilitas umum

Perencanaan pengelolaan lingkungan / konservasi

Perencanaan non fisik meliputi :

Perencanaan pengembangan kegiatan wisata

Perencanaan pengembangan sosial budaya masyarakat

Perencanaan pengembangan ekonomi masyarakat

4) Rekomendasi Kelayakan Pengembangan, mencakup di dalamnya :

i. Rekomendasi kelayakan pengembangan produk pariwisata

ii. Rekomendasi kelayakan pengembangan pasar dan pemasaran

iii. Rekomendasi kelayakan pengembangan investasi

iv. Penyampaian rekomendasi ini dapat dilengkapi dengan gambar

v. Concept drawing : site layout atau preliminary design untuk manajemen

atraksi, prasarana dan sarana wisata serta aksesibilitas dalam konteks

kabupaten

vi.

5) Kelayakan Pentahapan Pelaksanaan Pembangunan

mencakup arahan kelayakan pentahapan pelaksanaan program pembangunan dalam prioritas dan

tahapan waktu, serta koordinasi antar pelaku / sektor yang terlibat alam kegiatan

pembangunan/tahap implemetasi dalam bentuk tabel.

6) Penyusunan DED pengembangan wisata sungai serayu yang terpilih (prioritas)

TANGGAPAN TERHADAP

Usulan Teknis | 5

2

Page 6: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

KERANGKA ACUAN KERJA

2.1. URAIAN UMUM

Pengembangan wisata alam seperti halnya pengembangan wisata berbasis sungai yang

menjadi fokus studi ini memiliki karakter yang berbeda dengan model objek wisata jenis lainnya.

Dikarenakan bertumpu pada kondisi alam, maka beberapa hal yang penting diperhatikan dalam

pengembangan wisata (alam)1 sungai di Serayu adalah : Pertama, in situ; bahwa objek berupa

sungai Serayu ini hanya dapat dinikmati wisatawan ditempatnya. Berbagai proses alam, keunikan

serta perilaku sungai beserta flora fauna di dalamnya hanya dapat dinikmati sepenuhnya ditempat

tersebut. Pengalaman yang diperoleh wisatawan untuk melihat dan menikmati serta merasakan

alam di lokasinya tentunya mempunyai nilai dan tingkat kepuasan yang maksimal. Berkait

dengan hal itu, maka kedua, hasil yang diperoleh berupa pengalaman menyeluruh (total

experiences) wisatawan atas seluruh perjalanan mulai dari asal tempat tinggalnya hingga kembali.

Segenap pengalaman perjalanan di lokasi wisata hingga kembali ke tempat semula merupakan

total pengalaman yang harus dihargai seluruhnya. Atas dasar inilah maka pemahaman akan

pengembangan wisata alam semestinya ditentukan oleh kerjasama segenap pemangku

kepentingan (stakeholders). Termasuk halnya dengan perencanaan pengembangan wisata sungai

Serayu ini patut menjadi perhatian segenap pihak. Kondisi sungai Serayu telah menjadi catatan

sejarah baik bagi masyarakat tradisi Jawa yang tertuang dalam Babad Bandjir Serayoe maupun

catatan pemerintah kolonial Belanda, sungai Serayu jelas berpotensi menimbulkan dampak

luapan besar. Mensikapi hal tersebut secara teknologi telah dibangun Bendung Gerak Serayu

untuk mengendalikan debit aliran sungai Serayu. Dinamika kehidupan masyarakat diwilayah

Banjarnegara tentunya tidak bisa terlepas dari keberadan sungai Serayu.

Berdasarkan fakta di atas, pemanfaatan sektor pariwisata tentu dapat dimulai dengan

mengedepankan ikon sungai Serayu menjadi isu dalam konteks promosi potensi wisata daerah

Banjarnegara. Relevansi kegiatan dengan mengangkat tema Serayu dapat menjadi sebuah agenda

dalam pengembangan kegiatan kepariwisataan diwilayah Banjarnegara. Selanjutnya dalam

Tanggapan Terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) studi ini, tim konsultan memberikan

penekanan pada beberapa aspek terkait dengan kepentingan studi ini.

1 Ada 4 sifat yang melekat dalam objek wisata alam, selain dua yang disebutkan di atas, masih ada sifat berupa perishable berupa atraksi alam yang terjadi dalam kurun waktu tertentu saja, dan non recoverable yakti suatu ekosistem yang bila terjadi kerusakan maka pemulihannya akan memakan waktu lama. Oleh adanya empat sifat tersebut maka pengembangan wisata alam semestinya harus memperhatikan daya dukung atau daya tampungnya. ( Fandeli, 2002:14-15).

Usulan Teknis | 6

Page 7: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

2.2. PEMANFAATAN SUNGAI SEBAGAI OBJEK WISATA

Sungai bukan lagi saatnya dipandang sebagai “halaman belakang”. Justru dengan adanya

sungai, jika masyarakat dan pemerintahnya mampu mengelola dengan baik maka sungai itu pun

akan menjadi ikon pariwisata. Model pengembangan wisata sungai baik di negara Eropa, Asean

dan lainnya semestinya dapat menjadi benchmark bagi pengembangan wisata di sungai Serayu

Banjarnegara sebab negara-negara tersebut sudah mampu mengembangkan konsep water front

city sebagai daya tarik wisata. Untuk mendapatkan penjelasan akan pemanfaatan sungai sebagai

objek wisata alam, perlu sebelumnya memahami beberapa hal terkait berikut. Bahwa lingkungan

perairan yang dapat dipergunakan untuk berwisata adalah sangat beragam2. Fandeli (2002:47)

menegaskan bila lingkungan perairan merupakan suatu ekosistem yang memiliki sifat dan

kekayaan alam yang melimpah. Lingkungan perairan untuk pariwisata umumnya terbentuk oleh

proses alam dan juga yang terbentuk karena dibuat. Beberapa jenis ekosistem sungai di daratan

meliputi rawa, sungai, dolin, telaga dan danau. Kesemuanya itu merupakan ekosistem perairan

yang memiliki perilaku dan sifat yang hampir tidak ada kesamaan dengan ekosistem perairan

lainnya, seperti laut dan pantai. Justru dengan adanya perilaku antar ekosistem yang berbeda ini

akan berpeluang menciptakan alternatif usaha disektor pariwisata kepada anggota masyarakat

yang berada di kawasan .

Kebijakan pemerintah yang mendukung areal sungai untuk dikonservasi dimaksudnya

untuk (a) menetapkan kawasan lindung sungai. Kawasan ini biasa disebut dengan sempadan

sungai. Kawasan ini merupakan wilayah kanan kiri sungai yang mempunyai manfaata penting

untuk memelihara kelestarian fungsi sungai. Biasanya di kawasan sempadan ini terdapat kawasan

lindung yang dilarang untuk dibangun. Pembangunan konstruksi dapat dijalankan di luar

sempadan sungai, (b) menetapkan peruntukan sungai. Kebijakan untuk menjaga kualitas air

sungai dimaksudkan untuk menjaga ekosistem sungai itu sendiri, mulai dari hulu hingga hilir

ditetapkan mulai dari golongan A yang paling bersih hingga D yang paling rendah kualitasnya.

Air sungai golongan A merupakan golongan air yang dapat dipergunakan untuk air minum yang

langsung diminum. Sementara air sungai golongan B yaitu air sungai sebagai bahan baku air

minum untuk dipergunakan harus diolah terlebih dulu. Di bagian agak hilir sungai ditetapkan air

golongan C. Air jenis ini dipergunakan untuk perikanan dan peternakan. Kemudian ada juga

golongan D dipergunakan untuk kebutuhan kota dan irigasi selain juga untuk industri.

Selanjutnya untuk penetapan sungai untuk resort wisata perlu dipahami bila hakekatnya

ekosistem sungai merupakan ekosistem yang rentan meskipun pada bagian yang masih relatif

alami serta memiliki view yang cantik, maka sungai tersebut dapat dikembangkan sebagai areal

2 Jenis wisata alam berbasis perairan seperti pemanfaatan ekosistem pantai, ekosistem sungai, ekosistem air terjun, dsb.

Usulan Teknis | 7

Page 8: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

wisata. Seperti diuraikan Hanna dalam Gunn (1977) bahwa pengembangan sungai untuk wisata

dapat dilaksanakan dengan cara: (a) mengembangkan setiap situasi yang dapat menciptakan

keunikan, (b) usulan serta perencanaan sebaiknya didasarkan atau berkarater identitas komunitas

setempat, (c) pelibatan masyarakat dan pihak terkait untuk duduk bersama dalam melakukan

perancangan pengembangan areal wisata disekitar sungai.

Tidak kalah penting yang perlu diperhatikan dalam perancangan sebuah sungai adalah

perilaku banjir, kemudian tiga hal lainnya seperti lokasi, transportasi, dan harga tanah sebagai

faktor pendukung yang patut diperhatikan. Lebih lanjut untuk mampu membuat produk wisata

berbasis sungai, maka tim konsultan perlu memahami perilaku arus sungai. Ada kalanya sebuah

sungai dapat dikembangkan secara terpadu dari hulu sampai ke hilir, sehingga pengembangannya

dapat dijalankan dengan maksimal. Berbagai bentuk kegiatan wisata berbasis sungai-seperti

fishing, canoeing dan rafting dapat kiranya dijalankan secara maksimal. Perilaku sungai sendiri

dapat dibedakan menjadi empat meliputi : (a) sungai permanen yaitu sungai yang sepanjang

tahun selalu terisi air, (b) sungai periodik, yaitu sungai akan ada airnya jika ketersediaan airnya

ditentukan oleh musim tertentu, (c) sungai intermiten, keberadaan airnya dikala musim hujan,

dan (d) sungai efemeral yaitu keberadaan airnya setelah hujan turun kering.

Selanjutnya, menurut Hamblin dalam Fandeli (2002) sungai juga dapat dilihat dari

karakter ekosistemnya, yang meliputi :

i. Collecting system. Merupakan sistem sungai yang berfungsi sebagai pengumpul

anak-anak sungai. Umumnya jenis sungai ini berada dilereng pegunungan yang disitu

banyak mata airnya dan perilaku sungai lebih banyak bersifat intermiten dan

ephemeral.

ii. Transporting system. Sistem sungai yang airnya merupakan hasil pengumpulan dari

collecting system. Umunya sungai ini terletak di kaki-kaki pegunungan dan

perilakunya bersifat permanen sebab airnya selalu mengalir.

iii. Dispersign system. Sungai yang polanya berpencar terdapat pada daerah dataran hilir

atau muara. Perilaku sungai lebih bersifat permanen dan lebih dipengaruhi oleh

pasang surut permukaan air laut.

2.3. KAJIAN KELAYAKAN DALAM PARIWISATA

Komponen yang dianalisis dalam studi kelayakan pengembangan Sungai Serayu adalah

adalah Kelayakan Produk Wisata (atraksi, amenitas dan aksesibilitas), Pasar Wisata dan

Pengelolaan serta pentahapan pengembangan.

Usulan Teknis | 8

Page 9: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

A. Produk Wisata : Atraksi, berupa keunikan, keragaman daya tarik, kondisi fisik

lingkungan, Aksesibilitas : berupa ketersediaan moda transportasi, kualitas jalan, dan

pencapaian dan Amenitas, berupa : ketersediaan/kelengkapan fasilitas umum, kondisi

amenitas, dan kapasitas yang tersedia.

B. Pasar Wisata : Pemasaran : berupa : Jangkauan pemasaran wisatawan tingkat

internasional, sampai wisatawan lokal dan kunjungan wisatawan : sudah dikunjungi

wisatawan diatas 100.000/tahun, sampai belum ada kunjungan.

C. Kelembagaan : Ketersediaaan kelembagaan pengelola

Dalam studi kelayakan dilakukan kajian dan analisis terhadap manfaat dan risiko yang

diusulkan, yang nantinya akan diperhitungkan dengan rinci dari berbagai aspek pelaksanaan

kegiatan. Kajian dan analisis akan dilakukan dengan cara mengindetifikasi secara kuantitatif dan

kualitatif manfaat dan risiko yang akan dan mungkin terjadi akibat pelaksanaan, termasuk

langkah-langkah antisipasi mengatasi risiko tersebut.

Analisis kelayakan dilakukan dengan parameter, yaitu:

(1) analisis kelayakan teknis,

(2) analisis kelayakan organisasi dan manajemen/kelembagaan,

(3) analisis kelayakan pasar dan pemasaran, dan

(4) analisis kelayakan ekonomi dan keuangan,

(5) analisis aspek eksternal (lingkungan dan sosial budaya).

Dari kegiatan analisis tersebut, akan menjadi acuan penyusunan program dan rekomendasi, yaitu

kegiatan perumusan rekomendasi kebijakan dan program pengembangan pariwisata yang akan

menjadi dasar pengembangan destinasi.

i). Analisis Kelayakan Teknis

Analisis teknis adalah gambaran kondisi teknis dari rencana kegiatan yang

memperhitungkan unsur teknik dan non teknik, seperti misalnya ketersedian material dan

kemudahan pelaksanaan agar suatu kegiatan dapat dilaksanakan. Analisis ini dilakukan

dengan cara melihat kepada karakteristik, jangka waktu, kebutuhan, dan pelaksanaan

yang akan disesuaikan dengan perkiraan biaya yang ditentukan untuk membiayai

kegiatan tersebut. Analisis teknis yang dilakukan mencakup antara lain:

Usulan Teknis | 9

Page 10: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Prediksi kebutuhan suatu kegiatan/proyek dalam mencapai sasaran pada

jangka waktu tertentu beserta alternatif skenario dan analisis sensitivitas

yang akan menjelaskan besaran dan tingkat kebutuhan atas usulan kegiatan

yang dikaji secara teknis dalam rentang waktu tertentu.

Pra desain yang berisi informasi teknis yang cukup untuk memprediksi

besaran biaya yang diperlukan selama kegiatan tersebut dirancang hingga

dilaksanakan.

Kajian penggunaan teknologi, perlengkapan dan proses.

Pelaksanaan yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan.

Fokus yang dianalisis meliputi lokasi, luas area, proses, peralatan/infrastruktur

yang diperlukan untuk mendukung kelancaran industri pariwisata seperti halnya

ketersedian infrastruktur jalan dan sarana transportasi yang baik, telekomunikasi,

listrik, akses perbankan, fasilitas kesehatan, biro perjalanan, dan lain sebagainya,

serta daya dukung lingkungan di mana lokasi obyek wisata terkait berada. Faktor

lokasi adalah faktor yang secara langsung mempengaruhi kontinuitas dari kegiatan

usaha karena terkait dengan pamasaran, penyediaan tenaga kerja, fasilitas

transportasi, dan ketersediaan sarana prasarana seperti air bersih, listrik,

telekomunikasi.

ii). Analisis Kelayakan Organisasi dan Manajemen

Pengertian organisasi dan pengorganisasian pada dasarnya sangat variatif antara

pakar manajemen satu dengan lainnya. Unsur-unsur organisasi terdiri atas manusia,

sasaran, tempat, pekerjaan, teknologi, struktur, dan lingkungan. Proses

pengorganisasian dalam perusahaan terdiri atas pembatasan dan penjumlahan

tugas-tugas, pengelompokan dan pengklasifikasian tugas-tugas, pendelegasian

wewenang di antara personal/karyawan perusahaan. Tahap-tahap manajemen

dalam membentuk kegiatan pada proses pengorganisasian adalah sasaran,

penentuan kegiatan, pengelompokan kegiatan, pendelegasian wewenang, rentang

kendali, perincian peranan perorangan, tipe organisasi, dan bagan organisasi.

Analisis aspek manajemen merupakan salah satu hal yang krusial dan tidak bisa

dianggap mudah. Pengertian dan fungsi manajemen antara satu pakar manajemen

dengan lainnya bervariasi. Unsur-unsur manajemen terdiri atas man, money,

Usulan Teknis | 10

Page 11: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

methods, materials, machine, dan market. Proses manajemen terdiri atas

merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan, sedangkan

peran manajerial terdiri atas memimpin, bertindak sebagai penghubung, sebagai

simbol, memonitor, berbagi informasi, bertindak sebagai juru bicara, menangani

ketidakcocokan, mengalokasikan sumber daya, dan melakukan negosiasi.

Manajemen sangat erat hubungannya dengan jenis organisasi (organisasi formal

dan organisasi informal), bagan organisasi, kebutuhan tenaga kerja, jenis

pekerjaan, persyaratan dan jumlah yang diperlukan, dan rekrutmen tenaga kerja.

Pada sisi tingkatan manajemen, perencanaan bila digolongkan ke dalam tingkatan

manajemen akan terbagi 2 (dua), yaitu perencanaan strategis dan perencanaan

fungsional. Perencanaan strategis merupakan bagian dari manajemen strategis,

terfokus pada bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan

strategi perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dalam jangka panjang.

Perencanaan operasional merupakan bagian dari strategi operasional yang lebih

mengarah pada bidang fungsional perusahaan. Perencanaan ini juga berfungsi

untuk memperjelas makna suatu strategi utama dengan identifikasi rincian yang

sifatnya spesifik. Penyusunan suatu perencanaan jangka pendek dan penerapannya

dalam bentuk program kerja perlu memperhatikan anggarannya.

Peranan manajemen dalam pengelolaan industri pariwisata memegang peranan

yang penting. Dalam analisis difokuskan pada bentuk manajemen pengelolaan

yang cocok yang mengedepankan win win solution, dan tugas pokok yang diemban

yaitu menyangkut fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja,

pengarahan pekerjaan dan pelaksanaan pengawasan. Prinsip yang dipakai dalam

proses ini adalah effisiensi dan efektifitas organisasi dan manajemen dengan

optimalisasi sumber daya yang dimiliki.

iii). Analisis Kelayakan Pasar dan Pemasaran

Aspek pasar dan pemasaran merupakan inti dari penyusunan studi kelayakan.

Kendati secara teknis telah menunjukkan hasil yang feasible untuk dilaksanakan,

tapi menjadi sesuatu yang tidak berarti apabila tidak diikuti dengan suatu

pemasaran yang strategic. Permintaan pasar merupakan dasar dalam melakukan

penyusunan rencana pengembangan, pembangunan, mobilisasi tenaga kerja dan

jumlah investasi yang akan ditanam pada suatu proyek.

Usulan Teknis | 11

Page 12: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Faktor-faktor yang perlu dianalisis antara lain:

Jumlah permintaan produk di masa lalu dan masa kini serta trend

permintaan di masa yang akan datang.

Pasar potensial (Market Space) yang tersedia di masa datang.

Peluang yang dapat dimanfaatkan (Market Share) yang direncanakan.

Faktor yang mungkin berpengaruh pada permintaan di masa datang.

Strategi yang perlu dilakukan untuk meraih market share.

iv). Analisis Kelayakan Ekonomi dan Keuangan

Analisis ekonomi adalah gambaran atas efisiensi penggunaan sumber daya (input)

dengan manfaat (outcome) yang diperoleh dalam pelaksanaan kegiatan. Analisis

tersebut dilakukan dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan karena

adanya kesempatan yang hilang (opportunity cost) dari penggunaan sumber daya

maupun manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan. Analisis kelayakan

ekonomi berisi analisis secara kuantitatif perkiraan hasil dari kegiatan yang

diusulkan tersebut. Analisis tersebut dapat memperhitungkan faktor pengembalian

investasi dari aspek ekonomi, serta memperbandingkan tingkat keefektifitasan dari

kegiatan tersebut selama waktu yang disiapkan (service time) dengan beberapa

alternatif skenario penggunaan sumber daya yang ada dan tingkat kebutuhan

pelayanan oleh masyarakat.

Hal-hal yang diperhatikan dan menjadi parameter kunci dalam kajian ekonomi

adalah Economic Internal Rate of Return (EIRR) dan Net Present Value (NPV).

Kedua hal tersebut dapat digunakan sebagai indikator (justification) ekonomi dari

suatu kegiatan. NPV juga dapat menggambarkan kebutuhan dukungan finansial

berdasarkan kebutuhan pelaksanaan kegiatan (worth of project).

Metode NPV dinilai lebih efektif dalam evaluasi proyek. Metode tersebut

mengandalkan pada teknik arus kas yang didiskontokan. Untuk

mengimplementasikan pendekatan ini, terdiri dari beberapa proses sebagai berikut :

(1) Tentukan nilai sekarang dari setiap arus kas, termasuk arus masuk dan arus

keluar, yang didiskontokan pada biaya modal proyek, (2) Jumlahkan arus kas yang

didiskontokan ini, hasil ini didefinisikan sebagai NPV proyek, (3) Jika NPV adalah

positif, maka proyek harus diterima, sementara jika NPV adalah negatif, maka

Usulan Teknis | 12

Page 13: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

proyek itu harus ditolak. Jika dua proyek dengan NPV positif adalah mutually

exclusive, maka salah satu dengan nilai NPV terbesar harus dipilih.

Persamaan untuk NPV adalah sebagai berikut :

Usulan Teknis | 13

Page 14: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Di mana : CF = arus kas masuk dan arus kas keluar

K = biaya modal proyek

v). Analisis Aspek Eksternal (Lingkungan dan Sosial Budaya)

Secara tidak langsung sebagai akibat sampingan proyek dinamakan eksternalitas.

Eksternalitas dapat bersifat positif (memberikan tambahan manfaat) dan dapat bersifat

negatif (mengakibatkan kerugian masyarakat). Keduanya sukar dihitung dan dimasukkan

dalam perhitungan manfaat dan biaya proyek, akan tetapi perlu dipertimbangkan dalam

penentuan/pemilihan proyek. Aspek eksternal dalam hal ini meliputi: aspek lingkungan

dan sosial budaya.

Masyarakat pada dasarnya merupakan integrasi kesepakatan anggota-anggotanya akan

nilai-nilai kemasyarakatan. Keadaan ini merupakan kesepakatan umum yang dimiliki

dengan mengatasi perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan di antara para anggota

masyarakat. Masyarakat dapat dilihat sebagai suatu sistem sosial yang memiliki

hubungan pengaruh mempengaruhi di antara anggota-anggotanya yang bersifat timbal

balik. Sebagai suatu sistem sosial memiliki norma yang mengikat anggota-anggotanya

dan cenderung selalu bergerak secara dinamis menanggapi perubahan-perubahan yang

datang dari luar maupun dari dalam. Perubahan-perubahan di dalam sistem sosial pada

umumnya terjadi secara gradual, yang akan diikuti perubahan sosial di dalam masyarakat

tersebut.

Perubahan-perubahan sosial sering terjadi oleh adanya pengaruh yang datang dari luar

lingkungan masyarakat, misalnya seperti suatu teknologi baru, informasi budaya luar,

adanya investasi suatu usaha industri/agroindustri, penemuan baru dari dalam kelompok

masyarakat tersebut. Suatu kegiatan usaha yang berbentuk investasi baru atau

pengembangan usaha perlu memperhatikan aspek sosial, norma sosial yang ada di dalam

masyarakat, sebab setiap suatu kegiatan dari luar yang masuk di wilayah lingkungan

masyarakat selalu akan menimbulkan perubahan sosial, karena itu kondisi sebelum

kegiatan investasi dilaksanakan. Seluruh aspek sosial yang ada perlu dianalisis secara

tajam dan akurat. Perubahan sosial yang mungkin terjadi dan perlu dianalisis antara lain

seperti, intensitas komunikasi meningkat, wilayah menjadi ramai, adanya kesempatan

Usulan Teknis | 14

Page 15: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

kerja, peningkatan kesejahteraan. Kemudian dampak lain yang mungkin perlu dianalisis

antara lain, konflik kepentingan pribumi, timbulnya kecemburuan sosial dari masyarakat

satu dengan lainnya, timbulnya kesenjangan sosial karena perbedaan status di proyek.

Dari analisis aspek sosial diharapkan dapat direkomendasikan kepada proyek apakah

aspek sosial berpengaruh positif atau negatif bagi proyek atau apakah proyek dapat

menimbulkan perubahan sosial secara timbal balik.

Lingkungan merupakan tempat beradanya makhluk hidup dan komponen kehidupan lain

termasuk di dalamnya manusia dengan berbagai peranan dalam kehidupan. Lingkungan

hidup merupakan sistem yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya,

keadaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakunya yang menentukan

perikehidupan serta kesejahteraan manusia dan makhluk hidup lainnya. Perubahan

lingkungan terjadi oleh adanya suatu kondisi tertentu seperti: (1) perkembangan

teknologi; dan (2) ledakan penduduk. Ledakan penduduk akan menimbulkan persoalan

lingkungan yang bersifat fisik dan sosial seperti timbulnya permintaan air minum

meningkat, tempat pemukiman meluas dan lain-lain. Beberapa pendekatan dalam analisis

lingkungan melalui pendekatan dari sisi sumber daya alam, pendekatan lingkungan dari

sudut kependudukan terutama lingkungan permukiman, perkampungan, pendekatan

lingkungan dari sudut sektoral, pendekatan dari sudut unsur-unsur penunjang. Dari

analisis aspek lingkungan diharapkan dapat diketahui sejauh mana dampaknya suatu

proyek terhadap lingkungan, kalau dampaknya negatif bagaimana rencana

pencegahannya atau meminimalkan dampaknya, kalau dampaknya positif perlu juga

direkomendasikan bagaimana meningkatkannya.

Usulan Teknis | 15

Page 16: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

PENDEKATAN STUDI

Pariwisata merupakan fenomena yang kompleks, bukan sekedar kegiatan dengan obyek

utama industri pelayanan yang melibatkan manajemen produk dan pasar, tetapi lebih dari itu

merupakan proses dialog antara wisatawan sebagai guest dan masyarakat sebagai host. Kegiatan

pengembangan yang terkait dengan karakteristik masyarakat namun hanya menggunakan

pendekatan sepihak dari sisi pasar merupakan konsep yang tidak proporsional. Suatu kegiatan

pengembangan terhadap suatu lokasi komunitas tertentu di mana karakter masyarakat secara

fisik sosial budaya merupakan sumber daya utama, maka pengembangan perlu memandang

masyarakat dalam hal ini seniman, swasta, dan budayawan sebagai sumber daya yang

berkembang dinamis untuk berkembang sebagai subjek bukan sekedar objek.

Pendekatan ini perlu ditempuh karena masyarakat lokal adalah orang-orang yang paling

tahu kondisi sosial budaya setempat. Dan setiap kegiatan pembangunan harus memperhitungkan

nilai-nilai sosial budaya yang berkembang di sekitar wilayah perencanaan. Oleh karena itu setiap

langkah keputusan perencanaan harus mencerminkan masyarakat lokal yang secara aktif ikut

terlibat di dalamnya. Dengan pelibatan masyarakat sejak awal akan lebih menjamin kesesuaian

program pengembangan dengan aspirasi masyarakat setempat, kesesuaian dengan kapasitas yang

ada, serta menjamin adanya komitmen masyarakat karena adanya rasa memiliki yang kuat.

Karena konsep pendekatan ini dalam jangka panjang akan memungkinkan tingkat kontinuitas

yang tinggi. Dalam kaitan ini pengembangan pariwisata yang terkait dengan dalam proses

pengambilan keputusan.

Pemberdayaan masyarakat lokal selanjutnya perlu didasarkan pada kriteria sebagai berikut:

Memajukan tingkat hidup masyarakat sekaligus melestarikan identitas budaya dan tradisi

lokal.

Meningkatkan tingkat pendapatan secara ekonomis sekaligus mendistribusikan merata pada

penduduk lokal.

Berorientasi pada pengembangan usaha berskala kecil dan menengah dengan daya serap

tenaga besar dan berorientasi pada teknologi tepat guna.

Mengembangkan semangat kompetisi sekaligus kooperatif

Usulan Teknis | 16

3

Page 17: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Aspirasi masyarakat setempatAdanya komitmen masyarakatKesesuaian dengan kapasitas

Kontinuitas Pembangunan

Memanfaatkan pariwisata seoptimal mungkin sebagai agen penyumbang tradisi budaya

dengan dampak seminimal mungkin.

3.1. Pendekatan Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan

Mekanisme pembangunan secara keseluruhan pada dasarnya berlangsung pada suatu

kawasan pada suatu wilayah tertentu selalu akan memiliki pengaruh terhadap wilayah yang

melingkupinya baik yang berupa efek langsung (dirrect effect), efek tak langsung (indirect

effect), dan efek ikutan (induced effect). Sehubungan dengan hal tersebut kebijakan serta arahan

dan program-program implementasi yang direkomendasikan akan bertumpu pada tatanan :

Layak secara ekonomi (economically viable)

Berwawasan lingkungan (enviromentaly viable)

Diterima secara sosial (socially acceptable)

Dapat diterapkan secara teknologis (tecnologically appropriate)

Pendekatan pengembangan pariwisata berkelanjutan tadi menghendaki ketaatan pada

azas-azas perencanaan sebagai berikut :

Prinsip pengembangan pariwisata yang berpijak pada aspek pelestarian dan berorientasi

ke depan (jangka panjang)

Penekanan pada nilai manfaat yang besar bagi masyarakat lokal

Prinsip pengelolaan aset sumber daya yang tidak merusak tapi lestari

Kesesuaian antara kegiatan pengembangan pariwisata dengan skala, kondisi dan

karakter suatu kawasan yang akan dikembangkan.

Keselarasan yang sinergis antara kebutuhan audience pariwisata, lingkungan hidup dan

masyarakat lokal dengan bermuara pada pengembangan apresiasi yang lebih peka pada

warisan budaya, lingkungan hidup dan jati diri bangsa dan agama.

Antisipasi yang tepat dan monitoring terhadap proses perubahan yang terjadi akibat

program seni budaya dan berorientasi pada memperkuat potensi lokal dan kemampuan

masyarakat sekitar.

Usulan Teknis | 17

Page 18: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

3.2. Pendekatan Ekowisata

Pendekatan Ekowisata berorientasi pada kegiatan wisata yang bertanggung jawab di

daerah yang dikelola dengan kaidah alam, yang menekankan aspek pembelajaran/pendidikan,

aspek pelestarian dan peningkatan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. Pengembangan

wisata ekologis diwujudkan dalam bentuk pemanfaatan seoptimal mungkin unsur dan material

lokal, rancangan yang peka terhadap lingkungan serta partisipasi lokal dalam pengembangan

kegiatan. Secara keseluruhan konsep pendekatan ini diimplementasikan kedalam lima aspek,

yaitu:

1. Aspek Ekologis, mencakup program pengelolaan wisata ekologis dengan sasaran

terpeliharanya ekosistem melalui pengendalian optimal jumlah/ besaran pengunjung pada

suatu kawasan. Termasuk sistem pengendalian polusi/ limbah dan elemen-elemen

pendukungnya (daur ulang sampah, pemakaian bahan non kimia), pengendalian sistem

drainase, konservasi aspek biotis (flora dan fauna) serta habitatnya.

2. Aspek Estetika, berorientasi pada pengembangan aspek-aspek estetis pembangunan fisik

fasilitas-fasilitas penunjang wisata. Dalam hal ini diperhatikan prinsip keselarasan dan

harmoni dengan karakter alam/lingkungan hidup dalam perencanaan dan pembangunan

terkait dengan unsur lingkungan alam/berada pada lingkungan alam. Hal-hal yang tercakup

adalah bentuk dan ekspresi bangunan, penggunaan bahan dan material alami serta sistem

teknologi bangunan.

3. Aspek Ekonomi, berorientasi untuk memperoleh manfaat ekonomi bagi pelaku

pembangunan wisata tirta serta kontribusi terhadap ekonomi lokal/setempat. Ukuran-ukuran

kesuksesan pada aspek ekonomi tidak saja diukur pada hal yang berisfat kuantitatif semata,

tetapi juga pada hal pengelolaan yang berkelanjutan. Sehingga titik tekan bukan pada

meningkatnya pendapatan, tetapi juga pada pengelolaan ke depannya. Dalam konteks

pengembangan usaha wisata tirta, juga di tekankan upaya untuk mendorong peningkatan

peran sektor swasta dan masyarakat baik dalam bentuk penanaman investasi, pengelolaan

sendiri maupun kerjasama diantara pelaku pembangunan.

4. Aspek Sosial, berorientasi pada hal-hal yang dapat mendorong peningkatan kesejahteraan

sosial masyarakat, baik pada peningkatan kekerabatan sosial (social fabric) maupun secara

fisik, yakni adanya peningkatan lingkungan fisik yang dapat memacu peningkatan ekonomi

setempat. Orientasi aspek sosial yang lain adalah mendorong peningkatan peran masyarakat

dalam mewujudkan sense of belonging terhadap keberadaan usaha wisata yang ada di

Usulan Teknis | 18

Page 19: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

sekitarnya yang sekaligus mendorong keinginan-keinginan untuk ikut memelihara, merawat

serta menjaga kawasan tersebut.

5. Aspek Lingkungan, berorientasi pada perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan

pariwisata dengan cara-cara yang tidak merusak atau menurunkan kualitas sumber daya alam

dan budaya, dengan demikian pengembangan harus menjaga sumber daya alam agar awet

untuk masa mendatang.

Usulan Teknis | 19

Page 20: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

METODOLOGI

4.1. Tahapan Studi

Kerangka alur penyusunan studi menegaskan adanya 5 tahapan yang akan dilakukan meliputi :

a) Persiapan (penetapan tujuan dan sasaran perencanaan), yaitu tahap penetapan mengenai

tujuan dan sasaran yang akan dicapai dalam studi ini dalam bentuk formulasi tujuan dan

sasaran yang kongkrit dan operasional untuk kebutuhan pengembangan.

b) Survei dan kompilasi data, yaitu tahap pengumpulan/ inventarisasi data yang diperlukan

sebagai dasar pijakan analisis dan perumusan kebijakan pengembangannya. Secara

operasional, tahap ini akan dilakukan melalui kegiatan survei, baik survei instansional untuk

data sekunder maupun survei lapangan untuk data primer.

c) Analisis, yaitu tahapan dimana konsultan akan melakukan analisis terhadap data dan

permasalahan yang telah teridentifikasi sebagai bahan penyusunan konsep dan arahan

pengembangan.

d) Perumusan Konsep Dasar, Strategi dan Rencana Pengembangan, yaitu tahapan dimana

konsultan akan merumuskan konsep dasar perencanaan dan pengembangan kawasan,

mencakup konsep dasar mengenai fungsi kegiatan, tata ruang dan arsitektural, dan aspek

terkait lainnya. Pada tahap ini pula konsep dasar yang telah disusun dijabarkan lebih lanjut

dalam strategi dan rencana pengembangan, mencakup: strategi dan rencana pengembangan

dan penataan kawasan, rencana tata ruang kawasan Sungai Serayu dan rencana detail teknis

bangunan prioritas serta strategi pelaksanaan implementasi

d.2. Analisis

1. Profil potensi kepariwisataan Sungai Serayu, meliputi :

a) Profil Produk Wisata, yang mencakup didalamnya :

Profil potensi dan kondisi Obyek dan Daya Tarik Wisata (atraksi)

Profil potensi dan kondisi Fasilitas Penunjang Wisata

Profil potensi dan kondisi Aksesibilitas dan Infrastruktur

b) Profil Pasar Wisatawan ke Sungai Serayu meliputi profil segmentasi dan kunjungan

pasar wisatawan serta profil demografi pasar yang berkunjung ke Sungai Serayu.

Usulan Teknis | 20

4

Page 21: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

2. Analisis pengembangan, yang meliputi analisis pada aspek: obyek dan daya tarik wisata,

fasilitas penunjang wisata, infrastruktur, lingkungan, pasar/pemasaran, tata ruang serta

aspek terkait lainnya.

3. Analisis kelayakan pengembangan, mencakup didalamnya :

a) Analisis Kelayakan Teknis,

b) Analisis Kelayakan Pasar,

c) Analisis Kelayakan Manajemen Pengelolaan,

d) Analisis Kelayakan Investasi

4. Arahan pengembangan fisik Taman Wisata Ancol, mencakup didalamnya :

a) Strategi dan konsep pengembangan dan perencanaan tata ruang Sungai Serayu.

b) Perumusan fungsi kegiatan/ fasilitas yang akan diwadahi (facility programming).

c) Pembagian zonasi pengembangan secara keseluruhan, peta peruntukan lahan secara

rinci serta rencana pembagian area untuk kegiatan-kegiatan yang dikembangkan/

diwadahi.

d) Rencana pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana

e) Rencana pengembangan jaringan jalan dan ornamentasi akses di dalam lingkungan

kawasan Sungai Serayu .

5. Strategi Implementasi Program

Mencakup: arahan implementasi atau pelaksanaan program pembangunan dalam

prioritas dan tahapan waktu, pola pendanaan serta koordinasi antar pelaku / sektor

yang terlibat dalam kegiatan pembangunan.

Usulan Teknis | 21

Page 22: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

SURVEI DAN KOMPILASI DATA

PROFIL WILAYAH PERENCANAAN

Fisik GeografisFisik Tata Ruang

Sarana PrasaranaSosial EkonomiSosial Budaya

Produk KepariwisataanPasar Wisatawan

Review Kebijakan/ Rencana Sektoral

PENETAPAN MAKSUD DAN TUJUAN PERENCANAAN

ANALISIS

Analisis Tata Ruang Analisis Obyek dan daya tarik Wisata Analisis Pasar Analisis Lingkungan

KONSEP DAN ARAHAN PENGEMBANGAN

Penyusunan Konsep dan Arahan Rencana Tata Ruang Kawasan

STRATEGI DAN RENCANA PROGRAM

SPATIAL PLANNING

Rencana Tata ruang dan Tapak Kawasan Rencana Detil Pengembangan ObyekInvestasi

ACTION PROGRAM

Rencana Pengembangan ProdukPromosi dan PemasaranPengembangan Investasi

STRATEGI IMPLEMENTASI

Usulan Teknis | 22

Page 23: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

SUSUNAN TENAGA AHLI

5.1. KLASIFIKASI TENAGA AHLI

Kebutuhan tenaga ahli dalam studi Penyusunan FS dan DED Pengembangan Wisata Sungai Serayu ini meliputi :

Selanjutnya deskripsi masing-masing tenaga ahli dan tenaga pendukung dijabarkan sebagai berikut :

Ahli Bidang Perencanaan Pariwisata (Team Leader) Memiliki kemampuan interpersonal, motivator, bertanggung jawab dan berpengalaman

sebagai team leader, sekaligus menguasai bidang kepariwisataan. Bertugas sebagai Direktur Proyek yang bertanggung jawab penuh dalam pekerjaan

kepada pemberi tugas/pekerjaan, baik secara administratif, substansial maupun teknis. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap proses pelaksanaan kegiatan, membuat konsep

pelaksanaan kegiatan, dan merencanakan efektivitas tiap-tiap pelaksanaan kegiatan. Bertanggung jawab dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di lapangan. Bertanggung jawab dalam merumuskan kesimpulan dan rekomendasi serta arahan

kebijakan pengembangan.

Ahli Arsitektur Merumuskan konsep arsitektur dan perancangan atas kawasan yang dikaji. Melakukan identifikasi kondisi medan dan tata bangunan yang direncanakan. Merumuskan gagasan berupa bentuk-bentuk visual/grafis terkait dengan perencanaan

yang dihasilkan.

Usulan Teknis | 23

5

No Kualifikasi A. Tenaga Ahli1. Ahli Perencanaan Pariwisata 2. Ahli Arsitektur3. Ahli Lingkungan dan Konservasi4. Ahli Sosial Budaya5. Ahli Struktur Bangunan

B. Tenaga Pendukung1. Operator komputer2. Administrasi Keuangan 3. Surveyor 4. Drafter

Page 24: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Menghasilkan pedoman perencanaan dan pengembangan kawasan sesuai dengan kaidah arsitektur yang menjadi kekuatan untuk mendatangkan wisatawan.

Ahli Lingkungan dan Konservasi Merumuskan konsep tata lingkungan dan kawasan konservasi atas kawasan yang dikaji. Melakukan identifikasi pemanfaatan areal konservasi dikawasan yang direncanakan

untuk mendukung kegiatan wisata di sepanjang sungai Serayu. Menghasilkan pedoman perencanaan dan pengembangan kawasan wisata sesuai dengan

kaidah ekowisata sesuai dengan karakter sumberdaya setempat.Ahli Sosial Budaya

Merumuskan pendekatan dalam pemberdayaan masyrakat di sekitar kawasan. Melakukan tugas pengumpulan dengan metode FGD, dsb yang dipandang mendukung

keperluan kajian. Merumuskan bentuk pelibatan masyarakat lokal dalam kegiatan wisata berbasis tirta. Menghasilkan program bagi kelembagaan dan SDM pengelola kawasan wisata untuk

mendorong manajemen berkelanjutan. Ahli Struktur Bangunan

Melakukan identifikasi terhadap kondisi fisik kawasan terpilih dan sekitarnya. Melakukan perhitungan teknis terkait dengan perencanaan bangunan di areal terpilih. Merumuskan perencanaan program pembangunan di kawasan wisata sesuai dengan hasil

analisis kebutuhan dan disesuaikan daya dukung lingkungan.

Selanjutnya deskripsi masing-masing tenaga pendukung diuraikan pada bagian berikut :

Operator Komputer Ahli dalam pengoperasian dan pengelolaan komputer. Bertanggung jawab dalam membantu urusan teknis operasi komputer berkaitan dengan

pelaksanaan kegiatan dan pelaporan pekerjaan Surveyor

Berpengalaman dalam asistensi teknis proyek dan sebagai surveyor. Bertanggung jawab dalam membantu urusan teknis berkaitan dengan pelaksanaan

kegiatan pengumpulan data, baik sekunder maupun primer. Membantu Tim Ahli dalam menyusun laporan dan menyiapkan materi untuk rapat

dengan Tim Steering Committee. Drafter

Berpengalaman dalam asistensi teknis proyek dan sebagai drafter. Bertanggung jawab dalam membantu kegiatan penyelesaian gambar teknis yang menjadi

tanggungjawabnya. Tenaga Administrasi Keuangan

Ahli dalam administrasi dan keuangan proyek. Bertanggung jawab dalam urusan administrasi internal, mulai dari persiapan, pelaksanaan

sampai pada penyiapan laporan pelaksanaan kegiatan, serta mendukung kelancaran tugas tim pelaksana.

5.2. STRUKTUR ORGANISASI PELAKSANA PEKERJAAN

Usulan Teknis | 24

Page 25: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Struktur organisasi menggambarkan keterkaitan seluruh pihak pelaksana dalam kegiatan Struktur organisasi tersebut untuk memperjelas mekanisme pengorganisasian personil, yang digambarkan sebagai berikut :

5.3. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Jangka waktu penyelesaian Penyusunan FS dan DED Pengembangan Wisata Sungai Serayu adalah 5 bulan (150 hari kalender) dan jangka waktu Perencanaan 10 Tahun. Berdasarkan batasan waktu yang telah ditetapkan tersebut, serta dengan mempertimbangkan lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan, maka diusulkan dan direncanakan penjadwalan pelaksanaan kegiatan seperti yang tertuang dalam tabel berikut ini.

Tabel Pelaksanaan Kegiatan

Uraian Kegiatan

I II III IV V- Tahap persiapan mencakup perte-

muan/konsultasi awal dengan pemberi pekerjaan untuk membahas dan menkonstruktifkan rencana kerja maupun metodologi serta menajamkan keluaran/hasil dan penyatuan persepsi/interpertasi mengenai FS dan DED

Usulan Teknis | 25

BAPPEDA KAB BANJARNEGARA

TIMSTEERING COMMITTEE

TEAM LEADER(AHLI BIDANG PARIWISATA)

TENAGA PENDUKUNG :Operator Komputer, Drafter, Keuangan, Surveyor

Ahli Arsitektur

Ahli Konservasi Lingk

Ahli Sosial Budaya Ahli Struktur Bangunan

Page 26: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Uraian Kegiatan

I II III IV V- Penyusunan Laporan Pendahuluan

(Inception Report) dengan titik berat materi metodologi dan materi survei lapangan serta koordinasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Banjarnegara

- Presentasi Laporan Pendahuluan Tim Konsultan

- Survey Lapangan dan Pelaksanaan Koordinasi/Konsultasi dengan daerah

- Pengolahan hasil survey dan penyusunan analisis kelayakan disusun dalam struktur data dasar pariwisata Kabupaten Banjarnegara

- Penyusunan Laporan Kemajuan (Interim Report) dengan titik berat : temuan hasil survey lapangan dan rancangan/draft rekomendasi kelayakan pengembangan.

- Presentasi akhir rancangan hasil rekomendasi analisis kelayakan dengan melibatkan pihak daerah.

- Perbaikan dan penajaman rekomendasi kelayakan pengembangan dengan memasukkan hasil rapat pembahasan pada tahap sebelumnya.

- Penyusunan dan penyampaian Laporan Akhir (Final Report) dan Laporan Ringkas (Executive Summary)

-

5..4. PELAPORAN

Penyajian pelaporan akan dibagi dalam beberapa tahap laporan, meliputi :

A. Laporan Pendahuluan ( Inception Report ) Laporan pendahuluan ini secara umum akan berisikan : rencana kerja, jadwal waktu, metodologi dan konsep FS dan DED serta deskripsi awal kondisi eksisting wilayah perencanaan. Laporan pendahuluan diserahkan sebanyak 5 (lima) buku diserahkan dalam jangka waktu 2 bulan (8 minggu) setelah penandatanganan SPK.

B. Laporan Antara ( Interim Report )

Usulan Teknis | 26

Page 27: TANGGAPAN KAK SERAYU 1 Agst Destha Pendamping 1

Laporan Antara berisi hasil pengamatan lapangan terhadap wilayah studi disusun dalam bentuk data dasar (data base)/profil sumber daya Sungai Serayu dilengkapi dengan hasil analisis FS dan DED serta rekomendasi awal. Laporan Antara diserahkan sebanyak 5 (lima) buku

C. Laporan Akhir ( Final Report ) Laporan Akhir merupakan perbaikan dari Konsep Laporan Akhir yang telah dibahas oleh Tim Teknis Kegiatan. Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar ditambah dengan softcopy dalam bentuk 5 (lima) buah CD diserahkan dalam jangka waktu 5 bulan (20 minggu) setelah penandatanganan SPK.

D. Penyajian LaporanLaporan dibuat dalam bentuk tertulis yang dilengkapi dengan gambar-gambar, peta, tabel, foto dan lainnya dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Kertas ukuran A-3 dan A-4, jenis kertas plainsheet paper dengan pembatas kertas berwarna2. Tulisan tegak standar, jelas, huruf cetak bukan dot matrix, spasi 1,5 dengan warna tulisan dan

gambar menyesuaikan;3. Kulit buku/cover. Bahan sampul : kertas poto dengan warna standar;4. Buku laporan dalam bentuk cakram padat.

Usulan Teknis | 27