standar baru akreditasi rumah sakit2

2
8/3/2019 Standar Baru Akreditasi Rumah Sakit2 http://slidepdf.com/reader/full/standar-baru-akreditasi-rumah-sakit2 1/2 TAHUN 2012: AWAL PENGGUNAAN STAND AR BARU AKREDITASI RUMAH SAKIT Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan adanya syarat mutu akreditasi rumah sakit oleh lembaga independen yang menjadi syarat  perpanjangan ijin operasional rumah sakit. Setiap rumah sakit, tanpa kecuali harus melalui  proses akreditasi dan bila dinyatakan lulus baru dapat memperpanjang ijin operasionalnya. Akreditasi rumah sakit, sebagai alat menjaga mutu tidak otomatis mempertemukan kepentingan regulator, kepentingan manajemen rumah sakit, dan harapan pasien. Hal inilah yang mendasari KARS untuk membuat standar baru untuk akreditasi rumah sakit yang akan dicanangkan mulai awal tahun 2012. Perubahan paradigma standar akreditasi baru diaplikasikan pada pelayanan berfokus keselamatan pasien menjadi standar utama, kesinambungan pelayanan harus dilakukan baik saat merujuk keluar maupun serah terima pasien di dalam RS. Manfaat langsung dari standar akreditasi baru, yaitu RS mendengarkan pasien dan keluarganya, menghormati hak-hak  pasien, dan melibatkan pasien dalam proses perawatan sebagai mitra; meningkatkan kepercayaan publik bahwa RS telah melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien; menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien yang memberikan kontribusi terhadap kepuasan karyawan; modal negosiasi dengan asuransi kesehatan dan sumber pembayar lainnya dengan data tentang mutu pelayanan menciptakan budaya yang terbuka untuk belajar dari pelaporan yang tepat dari kejadian yang tidak diharapkan; dan membangun kepemimpinan kolaboratif yang menetapkan prioritas pada kualitas dan keselamatan pasien di semua tingkat. Pedoman baru ini mengacu pada standar akreditasi rumah sakit dari  Joint Committee  International (JCI) yang secara luas diterima di dunia. Standar baru ini menyoroti proses, sementara standar lama lebih menggarisbawahi pada outcome dan siklus PDCA (  Plan, Do, Check, Action). Standar baru ini bukan hanya meneliti secara cross sectional tetapi juga longitudinal, serta hasil survey pencapaian RS terhadap skoring yang ditentukan berupa level- level pencapaian pratama, madya, utama dan paripurna. Standar baru akreditasi rumah sakit tidak lagi berdasarkan enam belas unit/satuan kerja yang ada di rumah sakit, namun dibagi menjadi dua kelompok standar dan dua kelompok sasaran yaitu kelompok standar pelayanan  berfokus pada pasien dan kelompok standar manajemen rumah sakit dan dua sasaran yaitu sasaran keselamatan pasien rumah sakit dan sasaran millennium development goals (MDGs). Tiap-tiap standar dan sasaran dibagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab membahas satu topik secara khusus dan dilengkapi dengan sebuah gambaran umum dan uraian berbagai standar yang dilengkapi dengan maksud, tujuan, dan elemen penilaian. Elemen penilaian menjelaskan apa saja yang akan dilihat untuk menilai pencapaian rumah sakit terhadap suatu standar. Standar pelayanan berfokus pada pasien terbagi menjadi tujuh bab, yaitu (1) akses ke  pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK; (2) hak pasien dan keluarga (HPK); (3) asesmen  pasien (AP); (4) pelayanan pasien (PP); (5) pelayanan anestesi dan bedah (PAB); (6) manajemen dan penggunaan obat (MPO); dan (7) pendidikan pasien dan keluarga (PPK). Standar manajemen rumah sakit terbagi menjadi enam bab, yaitu (1) peningkatan mutu dan keselamatan pasien (PMKP); (2) pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI); (3) tata kelola,

Upload: mkes

Post on 06-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Standar Baru Akreditasi Rumah Sakit2

8/3/2019 Standar Baru Akreditasi Rumah Sakit2

http://slidepdf.com/reader/full/standar-baru-akreditasi-rumah-sakit2 1/2

TAHUN 2012: AWAL PENGGUNAAN STANDAR BARU

AKREDITASI RUMAH SAKIT

Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit mengamanatkan adanya

syarat mutu akreditasi rumah sakit oleh lembaga independen yang menjadi syarat

 perpanjangan ijin operasional rumah sakit. Setiap rumah sakit, tanpa kecuali harus melalui proses akreditasi dan bila dinyatakan lulus baru dapat memperpanjang ijin operasionalnya.

Akreditasi rumah sakit, sebagai alat menjaga mutu tidak otomatis mempertemukan

kepentingan regulator, kepentingan manajemen rumah sakit, dan harapan pasien. Hal inilah

yang mendasari KARS untuk membuat standar baru untuk akreditasi rumah sakit yang akan

dicanangkan mulai awal tahun 2012.

Perubahan paradigma standar akreditasi baru diaplikasikan pada pelayanan berfokus

keselamatan pasien menjadi standar utama, kesinambungan pelayanan harus dilakukan baik 

saat merujuk keluar maupun serah terima pasien di dalam RS. Manfaat langsung dari standar 

akreditasi baru, yaitu RS mendengarkan pasien dan keluarganya, menghormati hak-hak 

  pasien, dan melibatkan pasien dalam proses perawatan sebagai mitra; meningkatkankepercayaan publik bahwa RS telah melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan dan

keselamatan pasien; menyediakan lingkungan kerja yang aman dan efisien yang memberikan

kontribusi terhadap kepuasan karyawan; modal negosiasi dengan asuransi kesehatan dan

sumber pembayar lainnya dengan data tentang mutu pelayanan menciptakan budaya yang

terbuka untuk belajar dari pelaporan yang tepat dari kejadian yang tidak diharapkan; dan

membangun kepemimpinan kolaboratif yang menetapkan prioritas pada kualitas dan

keselamatan pasien di semua tingkat.

Pedoman baru ini mengacu pada standar akreditasi rumah sakit dari  Joint Committee

 International  (JCI) yang secara luas diterima di dunia. Standar baru ini menyoroti proses,

sementara standar lama lebih menggarisbawahi pada outcome dan siklus PDCA ( Plan, Do,

Check, Action). Standar baru ini bukan hanya meneliti secara cross sectional tetapi juga

longitudinal, serta hasil survey pencapaian RS terhadap skoring yang ditentukan berupa level-

level pencapaian pratama, madya, utama dan paripurna. Standar baru akreditasi rumah sakit

tidak lagi berdasarkan enam belas unit/satuan kerja yang ada di rumah sakit, namun dibagi

menjadi dua kelompok standar dan dua kelompok sasaran yaitu kelompok standar pelayanan

  berfokus pada pasien dan kelompok standar manajemen rumah sakit dan dua sasaran yaitu

sasaran keselamatan pasien rumah sakit dan sasaran millennium development goals (MDGs).

Tiap-tiap standar dan sasaran dibagi menjadi beberapa bab. Masing-masing bab membahas

satu topik secara khusus dan dilengkapi dengan sebuah gambaran umum dan uraian berbagai

standar yang dilengkapi dengan maksud, tujuan, dan elemen penilaian. Elemen penilaian

menjelaskan apa saja yang akan dilihat untuk menilai pencapaian rumah sakit terhadap suatustandar.

Standar pelayanan berfokus pada pasien terbagi menjadi tujuh bab, yaitu (1) akses ke

 pelayanan dan kontinuitas pelayanan (APK; (2) hak pasien dan keluarga (HPK); (3) asesmen

  pasien (AP); (4) pelayanan pasien (PP); (5) pelayanan anestesi dan bedah (PAB);

(6) manajemen dan penggunaan obat (MPO); dan (7) pendidikan pasien dan keluarga (PPK).

Standar manajemen rumah sakit terbagi menjadi enam bab, yaitu (1) peningkatan mutu dan

keselamatan pasien (PMKP); (2) pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI); (3) tata kelola,

Page 2: Standar Baru Akreditasi Rumah Sakit2

8/3/2019 Standar Baru Akreditasi Rumah Sakit2

http://slidepdf.com/reader/full/standar-baru-akreditasi-rumah-sakit2 2/2

kepemimpinan, dan pengarahan (TKP); (4) manajemen fasilitas dan keselamatan (MFK);

(5) kualifikasi dan pendidikan staf (KPS); dan (6) manajemen komunikasi dan informasi

(MKI).

Sasaran keselamatan pasien rumah sakit terbagi menjadi enam sasaran, yaitu

(1) sasaran ketepatan indentifikasi pasien; (2) sasaran peningkatan komunikasi yang efektif;

(3) peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai; (4) kepastian tepat lokasi, tepat  prosedur, dan tepat pasien operasi; (5) pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan

kesehatan; dan (6) pengurangan resiko pasien jatuh. Sedangkan sasaran millennium

development goals terbagi menjadi tiga sasaran, yaitu (1) penurunan angka kematian bayi dan

  peningkatan kesehatan ibu; (2) penurunan angka kesakitan HIV/AIDS; dan (3) penurunan

angka kesakitan tuberkulosis.

Demikian uraian secara singkat mengenai standar akreditasi rumah sakit yang baru.

Standar ini akan mulai dipakai pada awal tahun 2012. Ada masa transisi 6 bulan pertama

  pada tahun 2012. Banyak orang skeptis bahwa standar baru ini akan dapat memperbaiki

  pelayanan kesehatan di Indonesia khususnya di rumah sakit. Namun begitu, standar ini

memungkinkan kita sebagai praktisi rumah sakit untuk benar-benar mulai memikirkan

  perbaikan mutu pelayanan yang berbasis pada kebutuhan dan keselamatan pasien

(fahri/red).