ssp kel 1

28
Herbal Untuk Sistem Saraf Pusat

Upload: uswatun-hasanah-dini

Post on 23-Dec-2015

257 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

herbal untuk sistem saraf pusat

TRANSCRIPT

Page 1: SSP kel 1

Herbal Untuk Sistem Saraf

Pusat

Page 2: SSP kel 1

Kelompok 1

• Merry Suryani• Stefanie Audina• Isabel Olivia Salim• Rommy• Novia Ovi Tri

Permatasari• Wahid Hasyim Asyari• Syahfitri• Patria Adi Pranata

Page 3: SSP kel 1

Sistem Syaraf

Sistem saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh aktivitas tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilingdungi oleh tengkorak dan sumsum tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan duramater.

Page 4: SSP kel 1

Fungsi sistem saraf pusat

1. Menerima atau menangkap rangsangan

2. Mengontrol gerakan-gerakan otot-otot kerangka

3. Otak sebagai pusat indera

4. Otak besar sebagai pusat daya rohaniah yang tinggi

5. Otak sebagai pengontrol fungsi pernapasan dan peredaran darah

Page 5: SSP kel 1

Gangguan Sistem Saraf Pusat Definisi

Sistem Saraf adalah sistem organ pada makhluk hidup yang terdiri dari jutaan serabut saraf yang terdiri dari sel-sel saraf yang saling terhubung dan esensial untuk persepsi sensoris indra, involunter organ atau jaringan tubuh, aktivitas motorik volunter, dan homeostasis berbagai proses fisiologis tubuh pada makhluk hidup.

Sistem saraf terdiri dari jaringan yang rumit dan paling penting karena terdiri dari jutaan sel saraf (neuron) yang saling terhubung dan vital untuk perkembangan bahasa, pikiran dan ingatan pada makhluk hidup terutama manusia.

Gangguan saraf dapat terjadi jika ada kerusakan pada salah satu atau lebih saraf yang mengalami gangguan

Page 6: SSP kel 1

Penyebab Gangguan Sistem Saraf Pusat

Benturan (trauma) benda-benda keras

Paparan bahan kimiaToksikasi virus atau bakteriAdanya radang yang

disebabkan oleh regenerasi sel saraf itu sendiri

Page 7: SSP kel 1

Gejala Gangguan Sistem Saraf Pusat

Migraine Vertigo Sakit saat menstruasi

Susah air besar

Susah tidur Susah BABKesemutan/baal

Page 8: SSP kel 1

Contoh Gangguan Sistem Saraf Pusat

StrokeHidrocephalus

Neuritis Alzheimer

Epilepsi Gegar otak Meningitis Sifilis Amnesia

Page 9: SSP kel 1

Pengobatan untuk Gangguan Sistem Saraf Pusat

Page 10: SSP kel 1

Analgesik

Efek Analgesik yang ditimbulkan oleh opiod terutama terjadi sebagai akibat kerja opioid pada reseptor . Reseptor dapat juga ikut berperan dalam menimbulkan analgesia terutama pada tingkat spinal.

Morfin juga bekerja melalui resptor belum diketahui besarnya peran kerja morfin melalui kedua reseptor ini dalam menimbulkan analgesia

Opioid meniminulkan analgesia dengan cara berikatan dengan reseptop opioid terutama didapatkan di SSP dan medula spinalis yang berperan pada transmisi dan modulasi nyeri.

Page 11: SSP kel 1
Page 12: SSP kel 1

Hipnotik dan SedatifHipnotik dan sedatif merupakan golongan

obat pendepresi SSP. Efeknya bergantung pada dosis, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan hinggan yang berat yaitu hilangnya kesadaran karena anastesi, koma, dan mati

Pada dosis terapi, obat sedatif menekan aktivitas mental, menurunkan respons terhadap ransangan emosi sehinggan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur yang menyerupai tidur fisiologis.

Page 13: SSP kel 1

Efek sedasi juga merupakan efek samping beberapa golongan obat lain yang tidak termasuk obat golongan depresan SSP. Walaupun obat tersebut memperkuat penekanan SSP, secara tersendiri obat tersebut memperlihatan efek yang lebih spesifik pada dosis yang jauh lebih kecil daripada dosis yang dibutuhkan untuk mendepresi SSP secara umum.

Beberapa obat dalam golongan hipnotik dan sedatif, khususnya golongan benzodiazepin diindikasi juga sebagai pelemas otot, antiepilepsi, antiansietas (anticemas), dan sebagai peninduksi anastesi.

Page 14: SSP kel 1

Seledri

Page 15: SSP kel 1
Page 16: SSP kel 1

Kava-kava Rhizoma (AntiCemas/Hipnotik)

Kingdom : plantae

Unranked : angiosperms

Unranked : magnoliids

Order : piperales

Family : piperaceae

Genus : piper

Spesies : P.methysticum

Binominal name : piper methysticum

Page 17: SSP kel 1

Kandungan kimia

Kandungan utama kava adalah senyawa kavalakton (juga dikenal dengan nama kavapiron), termasuk kavain, dihidrokavain, metistisin, yangonin dan desmetoksi yangonin.

Efek farmakologis dan khasiat klinis

Penelitian in vitro sebelumnya memberikan data-data yang saling bertentangan mengenai interaksi reseptor ekstrak kava dan isolat kavalakton. Pemikiran terkini mengungkapkan bahwa kavalakton memperkuat aktivitas reseptor GABAA. Penelitian tentang pengikatan reseptor lainnya tidak menunjukkan adanya interaksi dengan reseptor benzodiazepin.Penelitian pada hewan laboratorium yang diberikan ekstrak kava, atau kavalakton yang dimurnikan, menunjukkan beberapa aktivitas, termasuk efek sedatif, relaksan otot dan efek antikonvulsan, serta penghambatan hipermotilitas yang diinduksi secara eksperimental.

Page 18: SSP kel 1

Khasiat ekstrak kava dalam meredakan ansietas didukung oleh data dari beberapa uji klinis acak berkendali-plasebo. Secara keseluruhan, uji-uji ini menunjukkan penurunan ansietas setelah 4-12 minggu pengobatan dengan ekstrak kava pada dosis yang setara dengan 60-240 mg kavalakton sehari. Uji acak berkendali lainnya pada pasien ansietas menunjukkan bahwa ekstrak kava dapat seefektif benzodiazepin tertentu, meskipun masih diperlukan penelitian lebih lanjut.

Page 19: SSP kel 1

Memperbaiki Gangguan Kognitif

Penurunan fungsi kognitif akan menyebabkan gangguan pada sistem saraf pusat, yaitu pengurangan massa otak dan pengurangan aliran darah otak. Selanjutnya akan menyebabkan atrosit berploriferasi sehingga neurotransmitter (dopamin dan serotonin) akan berubah. Perubahan pada neurotransmitter ini akan meningkatkan aktivitas enzim monoaminoksidase (MAO) (Pranarka 2006). Hal ini akan membawa dampak pada melambatnya proses sentral dan waktu reaksi sehingga fungsi sosial dan okupasional akan mengalami penurunan yang signifikan pada kemampuan sebelumnya (McGilton 2007).

Page 20: SSP kel 1

Akibat gangguan kognitif

1. Menurunnya kemampuan konsentrasi terhadap stimulus (misalnya, pertanyaan harus diulang).2. Proses pikir yang tidak tertata, misalnya tidak relevan atau inkoheren.3. Minimal 2 dari yang berikut :

Menurunkan tingkat kesadaran. Gangguan persepsi, Ilusi, halusinasi. Gangguan tidur, tidur berjalan dan insomnia atau

ngatuk pada siang hari. Meningkat atau Menurun aktivitas psikomotor. Disorientasi, tempat, waktu, orang. Gangguan daya ingat, tidak dapat mengingat hal

baru, misalnya nama beberapa benda setelah lima menit

Page 21: SSP kel 1

Mengonsumsi dark chocolate setiap hari dapat meningkatkan kemampuan berpikir pada orang dengan gangguan kognitif ringan, menurut sebuah studi baru.

Para peneliti meminta orang dewasa untuk mengkonsumsi baik dalam jumlah rendah, sedang atau tinggi kandungan flavanols dalam minuman kakao setiap hari selama delapan minggu, dan hubungan yang ditemukan antara jumlah yang lebih tinggi flavanols dan perbaikan dalam tes fungsi kognitif.

Para peneliti menemukan, semakin tinggi konsentrasi flavanols, semakin baik orang-orang yang melakukan  tes dan mereka menyelesaikan lebih cepat dan mengingat informasi lebih lanjut. Studi ini didanai oleh Mars, sebuah perusahaan yang membuat permen cokelat

Page 22: SSP kel 1

Depresi

Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri (Kaplan, 2010).

Depresi adalah suatu kondisi yang dapat disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SSP (terutama pada sistem limbik) (Maslim, 2002).

Page 23: SSP kel 1

Ginkgo Biloba

Page 24: SSP kel 1
Page 25: SSP kel 1

St. John’s Wort, Hipericy Herba(Anti Depresan)

Kingdom : plantae

Unranked : angiosperms

Unranked : rosids

Order : malpighiales

Family : hypericaceae

Genus : hypericum

Spesies : H.perforatum

Binominal name : hypericum perforatum

Page 26: SSP kel 1

Tumbuhan dan Obat

St John's wort (Hypericaceae) memiliki riwayat panjang tentang penggunaannya sebagai obat, terutama sebagai 'tonik saraf' dan untuk pengobatan gangguan saraf. St John's wort merupakan tanaman herba perenial yang berasal dari Eropa dan Asia. Nama St John's wort dapat berasal dari bunga yang mekar di akhir bulan Juni sekitar hari St john (24 Juni). Produk herbal yang mengandung St John's wort merupakan salah satu sediaan herbal paling laris di negara maju pada beberapa tahun belakangan ini. Herba keringnya (terutama terdiri atas kelopak berbunga, termasuk daun, kuncup yang belum mekar, dan bunga) merupakan bagian tanaman yang banyak digunakan sebagai obat.

Kandungan Kimia

Awalnya, hiperisin (senyawa naftodiantron) dianggap sebagai kandungan antidepresan St john's wort, meskipun hasil eksperimen dan klinis membuktikan bahwa hiperforin (floroglusinol terprenilasi) merupakan kandungan utama yang diperlukan untuk aktivitas antidepresan (Gambar.1). St John's wort juga mengandung kandungan biologi aktif lainya, seperti flavonoid. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan kandungan lain yang menyebabkan efek antidepresan.

Page 27: SSP kel 1

Stimulan

Stimulan sistem saraf pusat (SSP) adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang. Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat  bertambah. Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin

Page 28: SSP kel 1