spm paska uu 5 2011 - surabaya 24 sep2011
TRANSCRIPT
SISTEM PENGENDALIAN MUTU
KANTOR AKUNTAN PUBLIK
PASKA
UU NO 5 TAHUN 2011
Diselenggarakan oleh:
Institut Akuntan Publik Indonesia
Semarang, 22 Maret 2012
1
Agenda Tinjauan UU No. 5 tahun 2011
Overview SPM
Perbandingan antara ED SPM 1 dengan SPM 1 dan 2
Overview unsur SPM 1
Overview ED SPA 220
Studi Kasus SPM KAP
Tips penerapan SPM
2
TINJAUAN UU 5/2011
• UU NO 5/2011 BAB V TENTANG HAK, KEWAJIBAN
DAN LARANGAN
– Pasal 24 sd 31
– Bab ini mengatur hak, kewajiban, dan larangan bagi
AP dan KAP, termasuk cabang KAP
– Pasal 27 ayat 1: “KAP atau cabang KAP wajib
memiliki dan menjalankan sistem pengendalian mutu”
3
SPM bagi KAP adalah kewajiban dalam
mematuhi hukum yang berlaku.
4
UU 5/2011:
HUBUNGAN KAP – AP – CABANG - OAI
AP
APAP
AP
AP
KAP A
Cabang
KAP B
KAP C
OAI
Melaksanakan :
•SPAP
•Kode Etik
Melaksanakan SPM
•Pengembangan metodologi dan SPM
•Hak dan kewajiban anggota
•PPL
•Berkelanjutan
•Pemberian jasa bersama
5
Perintah UU:
Pemberian
Jasa
Ancaman
•Sanksi administrasi
•Pidana
•Tuntutan/gugatan
SPM
AP/Staf
AP/Staf
AP/Staf
KAP
TUJUAN SPM:
•AP memberikan
jasa sesuai
SPAP/Kode etik
dan UU
•Laporan tepatS
afe
gu
ard
Mitigasi risiko dalam melayani
klien & stakeholders
6
SPM
Leadership Responsibility for Quality within the Firm:
MP/CEO Take Ultimate Responsibility
ETHICAL
REQUIREMENT
HUMAN
RESOURCE
S
ENGAGEMENT
PERFORMANCEMONITORING
CLIENT
ACCEPTANCE
AND
CONTINUANCE
DOCUMENTATION: Design SPM, Working Paper, Report , kerahasiaan
Safeguard
& Facility
Policy &
Procedur
e
Bagaimana SPM berfungsi?
OVERVIEW SPM
• SPM No 1 dan SPM No. 2 – per SPAP 2001
• Rencana perubahan sehubungan dengan adopsi ISA
termasuk didalamnya ISQC 1.
• Saat ini DSP – IAPI telah menerbitkan ED SPM No.1 Revisi
2009 yang akan difinalkan dan berlaku dalam tahun
2012/2013 (msh tentatif)
• DSP-IAPI bekerjasama dengan PPAJP juga pernah
menyosialisasikan Panduan Penyusunan SPM bagi KAP
yang diadopsi dari IFAC SMP Practice Committee.
7
ED SPM 1 – 2009
8
Tujuan Panduan Penyusunan
Sistem Pengendalian Mutu KAP
9
Menyediakan pedoman bagi KAP untuk
melakukan pengendalian mutu melalui kebijakan
yang ditetapkannya.
Memberikan penjelasan dan ilustrasi kepada
KAP dalam memahami ED SPM 1.
Lingkup SPM
10
Mengatur tanggung jawab KAP atas sistem
pengendalian mutu dalam melaksanakan
perikatan assurance dan perikatan selain
assurance.
Keterterapan
11
Berlaku bagi semua KAP yang melaksanakan
perikatan assurance (audit, review, serta
perikatan assurance lainnya) dan perikatan selain
assurance.
Merupakan keharusan.
Tanggal Efektif
12
Sejak tanggal [20xx]
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
1 Keterterapan Perikatan
assurance dan
Perikatan selain
assurance
Sama
2. Istilah perikatan Assurance (audit,
review, dan
assurance lainnya)
dan selain
assurance.
Atestasi (audit, review,
pemeriksaan, atestasi
lainnya) dan Non Atestasi
(akuntansi dan review,
konsultasi)
13
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
3 Unsur-unsur
sistem
pengendalian
mutu
a. Tanggung jawab
kepemimpinan KAP
atas mutu
b. Ketentuan etika
profesi yang berlaku
c. Penerimaan dan
keberlanjutan
hubungan dengan
klien dan perikatan
tertentu
d. Sumber daya
manusia
e. Pelaksanaan
perikatan
f. Pemantauan
a. Diatur, tetapi bukan
merupakan bagian
dari unsur
b. Independensi
c. Penerimaan dan
keberlanjutan klien
d. Pemekerjaan,
promosi, Penugasan
personil,
pengembangan
profesional
e. Supervisi, konsultasi
f. Inspeksi
14
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
4 Tujuan
ditetapkannya
sistem
pengendalian
mutu
a. Kepatuhan
terhadap standar
profesi.
b. Kepatuhan
terhadap
ketentuan hukum
dan peraturan
yang berlaku.
c. Laporan perikatan
yang diterbitkan
telah sesuai
dengan
kondisinya.
Memberikan keyakinan
memadai tentang
kesesuaian perikatan
dengan standar profesi.
15
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
5 Tanggung jawab
kepemimpinan
KAP atas sistem
pengendalian
mutu KAP.
a. Pihak yang paling
bertanggung jawab
(pimpinan KAP).
b. Penanggung jawab
operasional .
Diatur, namun
tidak secara
eksplisit
16
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
6 Ketentuan
etika profesi
yang
berlaku
a. Basis pengaturan
adalah adanya
ancaman terhadap
pelanggaran etika dan
bagaimana solusinya
b. Cakupan etika profesi
lebih luas (prinsip
dasar dan aturan etika
profesi, termasuk
independensi).
c. Rotasi rekan audit
kunci.
a. Kurang dibahas
mengenai ancaman
b. Lebih sempit (hanya
independensi).
c. Tidak diatur.
17
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
7 Penerimaan dan
keberlanjutan
hubungan
dengan klien
dan perikatan
tertentu.
Pertimbangan atas :
i. Kompetensi dan
kemampuan (waktu
dan sumber daya).
ii. Kepatuhan terhadap
etika profesi
(termasuk benturan
kepentingan), dan
iii. Integritas klien
Sama
18
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
8 Sumber daya
manusia
Peran dan tanggung
jawab, serta kualifikasi
dari rekan perikatan.
Tidak ditekankan secara
khusus.
19
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
9 Pelaksanaan
perikatan
•Keharusan EQCR bagi
perikatan asurans bagi
emiten dan kepentingan
publik lainya serta perikatan
lain yang dipandang perlu
oleh KAP.
•Diatur kualifikasi personil
EQCR
•Diatur tentang perbedaan
pendapat
•Kerahasiaan, keamanan,
akses data
Tidak diatur,
sebagian diatur
dalam SA
20
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
10 Pemantauan a. Penanganan keluhan dan dugaan.
b. Proses pemantauan dapat
dilakukan oleh organisasi lain
diluar KAP.
c. Diatur kualifikasi personil
pelaksana pemantauan
d. Diatur penanganan kelemahan
dan rekomendasi
Tidak diatur
11 Dokumentasi • Diatur lebih detil dalam
pelaksanaan perikatan,
pemantauan, dan unsur lainya
Diatur secara
umum dan
sebagian diatur
dalam SA
21
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
No Perihal ED SPM 1 SPM 1 dan 2
11 Contoh
prosedur
dalam
melaksanak
an sistem
pengendali
an mutu
Tidak dijelaskan secara
detail . Detailnya
dibahas dalam
Panduan Penyusunan
Sistem Pengendalian
Mutu KAP.
Setiap unsur
pengendalian mutu
disertai contoh prosedur.
22
Perbandingan antara ED SPM 1
dengan SPM 1 dan 2 (Lanjutan)
Unsur–Unsur Sistem Pengendalian Mutu KAP
23
SPM
Leadership Responsibility for Quality within the Firm:
MP/CEO Take Ultimate Responsibility
ETHICAL
REQUIREMENT
HUMAN
RESOURCE
S
ENGAGEMENT
PERFORMANCEMONITORING
CLIENT
ACCEPTANCE
AND
CONTINUANCE
DOCUMENTATION: Design SPM, Working Paper, Report , kerahasiaan
Tanggung Jawab Kepemimpinan
KAP atas MutuMenetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:
Mendukung budaya internal yang mengakui pentingnya
mutu dalam pelaksanaan perikatan (tone at the top);
mengharuskan pimpinan KAP sebagai pihak yang
bertanggung jawab atas sistem pengendalian mutu KAP
secara keseluruhan.
Mengharuskan pihak yang menerima tanggung jawab
operasional memiliki pengalaman, kemampuan, dan
wewenang yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
.24
Ketentuan Etika Profesi
yang Berlaku
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk :
Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP dan personilnya telah
mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku, termasuk independensi
dan ketentuan rotasi.
Memberikan keyakinan memadai bahwa pelanggaran atas ketentuan
independensi dapat diketahui sehingga memungkinkan KAP menentukan
tindakan pencegahan yang tepat.
Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun KAP harus memperoleh
konfirmasi tertulis mengenai kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
independensi dari personil KAP (lihat Lampiran A dari Panduan untuk
contoh pernyataan independensi).
25
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan
dengan Klien dan Perikatan Tertentu
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk:
Memberikan keyakinan memadai bahwa KAP hanya akan
menerima atau melanjutkan hubungan dengan klien dan
perikatannya jika (lihat Lampiran C dari Panduan untuk
contoh kuesioner):
Memiliki kompetensi dan kemampuan (waktu dan sumber
daya).
Mematuhi ketentuan etika profesi yang berlaku.
Telah mempertimbangkan integritas klien.
26
Penerimaan dan Keberlanjutan Hubungan dengan
Klien dan Perikatan Tertentu (Lanjutan)
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk (Lanjutan):
Menangani suatu kondisi yang dapat menyebabkan KAP untuk menolak
perikatan atau mengundurkan diri seandainya informasi terkait tersedia
lebih awal; dalam hal mengundurkan diri:
Pembahasan dengan manajemen klien mengenai langkah yang perlu
diambil KAP.
Jika mengundurkan diri, KAP harus membahas alasannya.
Mempertimbangkan apakah terdapat ketentuan yang mengharuskan
KAP untuk tidak mengundurkan diri atau kewajiban untuk melaporkan
kepada otoritas yang berwenang.
Mendokumentasikannya
27
SUMBER DAYA MANUSIA
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa KAP:
Memiliki jumlah personil yang cukup dengan
kompetensi, kemampuan, dan komitmen terhadap
prinsip etika profesi (lihat Lampiran B dari Panduan
untuk contoh pernyataan kerahasiaan).
Menugaskan personil yang tepat dengan kompetensi
yang dibutuhkan, serta memiliki kemampuan untuk
melaksanakan perikatan dan menerbitkan laporan yang
sesuai dengan kondisinya (lihat Lampiran D dari
Panduan untuk contoh proses penugasan personil
dalam suatu perikatan).
28
SUMBER DAYA MANUSIA
Kebijakan dan prosedur yang relevan:
Rekrutmen
Evaluasi kinerja
Kemampuan, termasuk waktu pelaksanaan penugasan
Kompetensi
Pengembangan karir
Promosi
Kompensasi
Estimasi kebutuhan personil
29
Pelaksanaan Perikatan
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk:
Hal-hal yang relevan untuk mendukung konsistensi atas
kualitas pelaksanaan perikatan, termasuk konsultasi,
penelaahan pengendalian mutu perikatan (beserta
dokumentasinya), perbedaan pendapat, dan
dokumentasi perikatan.
Tanggung jawab penyeliaan.
Tanggung jawab penelaahan.
30
Konsultasi
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa:
Konsultasi yang tepat telah dilakukan
Tersedianya sumber daya yang cukup untuk terlaksananya
konsultasi
Sifat, lingkup, dan kesimpulan yang dihasilkan dari
konsultasi telah didokumentasikan
Diterapkannya kesimpulan dari hasil konsultasi
(lihat Lampiran E dari Panduan untuk contoh proses
konsultasi dalam suatu perikatan).
31
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Merupakan proses yang dirancang untuk memberikan
evaluasi yang objektif, pada atau sebelum tanggal laporan
perikatan, atas pertimbangan signifikan yang dibuat oleh tim
perikatan dan kesimpulan yang dihasilkan dalam menyusun
laporannya.
Berlaku bagi audit atas laporan keuangan Emiten dan
perikatan lain, jika ada, yang berdasarkan pertimbangan KAP
mengharuskan dilakukannya penelaahan pengendalian mutu
perikatan.
32
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Penelaahan Pengendalian Mutu Perikatan
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang:
Mempersyaratkan penelaahan pengendalian mutu
perikatan untuk perikatan tertentu yang menyediakan suatu
evaluasi yang objektif atas pertimbangan signifikan yang
dibuat oleh tim perikatan dan kesimpulan yang dicapai
dalam penyusunan laporan (lihat Lampiran F dari Panduan
untuk contoh Checklist Penelaahan Pengendalian Mutu
Perikatan).
Menjelaskan sifat, waktu dan luasnya suatu penelaah
pengendalian mutu.
33
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Kriteria atas Kelayakan Penelaah Pengendalian Mutu
Perikatan
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk menentukan
penelaah pengendalian mutu perikatan dan menetapkan
kelayakannya, yang mencakup:
Kualifikasi teknis, termasuk pengalaman dan wewenang
yang dibutuhkan.
Objektivitas atas konsultasi yang diberikan.
34
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Perbedaan Pendapat
Menetapkan kebijakan dan prosedur dalam menghadapi
dan menyelesaikan perbedaan pendapat:
Dalam tim perikatan.
Antara tim perikatan dengan pihak yang memberikan
konsultasi.
Antara rekan perikatan dengan penelaah pengendalian
mutu perikatan.
Tanggal laporan tidak boleh lebih awal dari tanggal
diselesaikannya perbedaan pendapat.
35
Pelaksanaan Perikatan (Lanjutan)
Pemantauan
Bertujuan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan sistem pengendalian mutu sudah
relevan dan memadai, serta berjalan dengan efektif (lihat Lampiran G
dari Panduan untuk contoh proses pemantauan).
Proses pemantauan:
Mencakup pertimbangan dan evaluasi yang berkesinambungan atas
sistem pengendalian mutu KAP, termasuk inspeksi yang dilakukan
secara berkala atas sekurang-kurangnya satu perikatan yang telah
selesai untuk setiap rekan perikatan;
Memberikan tanggung jawab atas proses pemantauan hanya kepada
rekan atau individu lain dalam KAP atau di luar KAP yang memiliki
pengalaman dan wewenang yang cukup dan tepat; dan
Mensyaratkan tidak boleh terlibatnya mereka yang melaksanakan
perikatan atau menelaah pengendalian mutu perikatan dalam
inspeksi tersebut.
36
Pemantauan (Lanjutan)
Mengevaluasi dampak dari defisiensi yang ditemukan dan menentukan
apakah defisiensi tersebut merupakan salah satu dari hal-hal sebagai
berikut:
Situasi yang belum tentu mengindikasikan bahwa sistem
pengendalian mutu KAP tidak memadai; atau
Defisiensi yang sistemis atau berulang, atau defisiensi signifikan
lainnya, yang segera memerlukan tindakan perbaikan.
Sekurang-kurangnya sekali dalam setahun, KAP harus
mengomunikasikan hasil pemantauan sistem pengendalian mutunya
kepada rekan perikatan dan individu lainnya dalam KAP, termasuk
rekan pimpinan (lihat Lampiran H dari Panduan untuk contoh laporan
pemantauan).
37
Keluhan dan Dugaan
Menetapkan kebijakan dan prosedur untuk memberikan
keyakinan memadai bahwa KAP telah menangani :
Keluhan dan dugaan mengenai kegagalan KAP dalam
mematuhi standar profesi, serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Dugaan atas ketidakpatuhan terhadap sistem
pengendalian mutu KAP.
38
Pemantauan (Lanjutan)
Dokumentasi
Menetapkan kebijakan dan prosedur yang mengharuskan:
Dokumentasi yang tepat sebagai bukti telah
dilaksanakannya setiap aspek yang disyaratkan dalam
sistem pengendalian mutu.
Penyimpanan dokumen selama suatu periode tertentu
sesuai dengan standar profesi serta ketentuan hukum dan
peraturan yang berlaku.
Dokumentasi atas keluhan dan dugaan, serta respons
yang terkait.
39
40
Terima kasih atas perhatiandan partisipasinya!