spgdt-b.docx

5
SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi. SPGDT dibagi menjadi SPGDT sehari-sehari dan SPGDT bencana. Dalam hal ini SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban sebanyak banyaknya. SISTEM PELAYANAN MEDIK PRA RUMAH SAKIT 1. Public Safety Center Pembentukan pusat-pusat informasi terdahap adanya resiko bencana industri. Hal ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar kawasan industri Gresik. Penyuluhan ini bisa dilakukan disaat bakti sosial yang rutin dilaksanakan oleh RS Petrokimia Gresik 2. Pelayanan Ambulans

Upload: udunk-adhink

Post on 21-Sep-2015

11 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

SPGDT (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu) SPGDT adalah sebuah sistem penanggulangan pasien gawat darurat yang terdiri dari unsur, pelayanan pra Rumah Sakit, pelayanan di Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit. Pelayanan berpedoman pada respon cepat yang menekankan time saving is life and limb saving, yang melibatkan pelayanan oleh masyarakat awam umum dan khusus, petugas medis, pelayanan ambulans gawat darurat dan sistem komunikasi. SPGDT dibagi menjadi SPGDT sehari-sehari dan SPGDT bencana.Dalam hal ini SPGDT bencana adalah kerja sama antar unit pelayanan Pra Rumah Sakit dan Rumah Sakit dalam bentuk pelayananan gawat darurat terpadu sebagai khususnya pada terjadinya korban massal yg memerlukan peningkatan (eskalasi) kegiatan pelayanan sehari-hari. Bertujuan umum untuk menyelamatkan korban sebanyak banyaknya.

SISTEM PELAYANAN MEDIK PRA RUMAH SAKIT1. Public Safety CenterPembentukan pusat-pusat informasi terdahap adanya resiko bencana industri. Hal ini dilakukan dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar kawasan industri Gresik. Penyuluhan ini bisa dilakukan disaat bakti sosial yang rutin dilaksanakan oleh RS Petrokimia Gresik 2. Pelayanan AmbulansDalam hal ini perlu adanya koordinasi antara ambulans milik RS Petrokimia Gresik, pihak perusahaan terkait, dan memberdayakan ambulans di sekitar lokasi kejadian. Baik itu milik puskesmas, klinik swasta, rumah bersalin, institusi kesehatan swasta maupun pemerintah (PT. Jasa Marga, Jasa Raharja, Polisi, PMI, Yayasan dan lain-lain). 3. KomunikasiPerlu adanya sebuah sistem komunikasi dimana sifatnya adalah pembentukan jejaring penyampaian informasi jejaring koordinasi maupun jejaring pelayanan gawat darurat sehingga seluruh kegiatan dapat berlangsung dalam satu sistem yang terpadu terkoordinasi menjadi satu kesatuan kegiatan. Dalam hal ini Tim K3 perusahaan terkait berkaitan langsung dengan tim dari IGD RS Petrokimia.

SISTEM PELAYANAN MEDIK DI RUMAH SAKITHarus diperhatian penyediaan sarana prasarana yang harus ada di IGD, ICU, kamar jenazah, unit-unit pemeriksaan penunjang, seperti radiologi, laboratorium, klinik, farmasi, gizi, ruang rawat inap, dan lain-lain.Penerapan SPGDT terhadap bencana pada tahap intra RS khususnya di Instalasi Gawat Darurat (IGD) dilakukan dengan pembentukan suatu tim khusus yang dikoordinasikan dengan unit lain seperti ICU dan rawat inap. Tim ini bertugas untuk menerima informasi, mengkoordinir, penanganan pertama dan evakuasi, serta penanganan lanjutan. Pemanfaatan ruangan dekontaminasi di IGD juga perlu dioptimalkan untuk menunjang pelayanan.

SISTEM PELAYANAN MEDIK ANTAR RUMAH SAKITBerbentuk jejaring rujukan yang dibuat berdasarkan kemampuan rumah sakit dalam memberikan pelayanan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, untuk menerima pasien dan ini sangat berhubungan dengan kemampuan SDM, ketersediaan fasilitas medis di dalam sistem ambulans. EvakuasiBentuk layanan transportasi yang ditujukan dari pos komando, rumah sakit lapangan menuju ke rumah sakit rujukan atau transportasi antar rumah sakit. Syarat syarat evakuasi Korban berada dalam keadaan paling stabil dan memungkinkan untuk di evakuasi Korban telah disiapkan/ diberi peralatan yang memadai untuk transportasi. Fasilitas kesehatan penerima telah diberitahu dan siap menerima korban. Kendaraan yang dipergunakan merupakan yang paling layak tersedia. Didampingi oleh petugas kesehatan (perawat associate).Keberhasilan Penanggulangan Pasien Gawat Darurat Tergantung 4 Kecepatan :1. Kecepatan ditemukan adanya penderita gawat darurat2. Kecepatan dan respon petugas3. Kemampuan dan Kualitas4. Kecepatan Minta TolongPELAYANAN PADA KEADAAN BENCANAPelayanan dalam keadaan bencana yang menyebabkan korban massal memerlukan hal-hal khusus yang harus dilakukan.Hal-hal yang perlu dilakukan dan diselenggarakan adalah :1. Koordinasi dan KomandoDalam keadaan bencana diperlukan pola kegiatan yang melibatkan unit-unit kegiatan lintas sektoral yang mana kegiatan ini akan menjadi efektif dan efisien bila berada didalam suatu komandio dan satu koordinasi yang sudah disepakati oleh semua unsur yang terlibat.2. Eskalasi dan Mobilisasi Sumber DayaKegiatan ini merupakan penanganan bencana yang mengakibatkan korban massal yang harus melakukan eskalasi atau berbagai peningkatan. Ini dapat dilakukan dengan melakukan mobilisasi sumber daya manusia, mobilisasi fasilitas dan sarana serta mobilisasi semua pendukung pelayanan kesehatan bagi korban.3. SimulasiDiperlukan ketentuan yang harus ada yaitu prosedur tetap (protap), petunjuk pelaksana (juklak) dan petunjuk tekhnis (juknis) operasional yang harus dilaksanakan oleh petugas yang merupakan standar pelayanan. Ketentuan tersebut perlu dikaji melalui simulasi agar dapat diketahui apakah semua sistem dapat diimplementasikan pada kenyataan dilapangan.4. Pelaporan, Monitoring dan EvaluasiPenanganan bencana perlu dilakukan kegiatan pendokumentasian, dalam bentuk pelaporan baik yang bersifat manual maupun digital dan diakumulasi menjadi satu data yang digunakan untuk melakukan monitoring maupun evaluasi, apakah yang bersifat keberhasilan ataupun kegagalan, sehingga kegiatan selanjutnya akan lebih baik.