spesifikasi teknis jembatan gantung

21
SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG SUNGAI SEKADAU JABAI-PERONGKAN (LANJUT AN) KABUPATEN SEKADAU TAHUN ANGGARAN 2015 1. URAI AN PEKERJ AAN 1.1. Lin gkup Pe ker jaa n Lingkup pekerjaan adalah mela ksanakan Pembangunan Jembatan Gantung Sungai Sekadau Jabai-Perongkan (Lanjutan) Kabupaten Sekadau 1.2. Sar ana Beke rja Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan : a. Tenaga kerja/ tenaga ahli yang cukup me madai d engan jenis pe kerjaa n yang ak an dilaksanakan  b. Alat-alat bantu seperti chainhook, katrol, pompa air, alat-alat pengangkut, dan peralatan lain yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini c. Penye diaan ba han-ba han/ma terial d alam ju mlah ya ng cukup u ntuk setia p peker jaan yan g akan dilaksanakan tepat pada waktunya. 1.3. Car a Pela ksa naa n Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalan Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara Penjelasan, ataupun Addendum dokumen lelang (jika ada), serta mengikuti petun juk dan keputusan Konsultan Pengawas. 2. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNA N YANG DIGUNAKAN 2.1. Dalam melaksana kan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dala m Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-kententuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahan sebagai berikut : a. Perat uran Umum Ten tang Pela ksanaa n Pemba ngunan d i Indones ia atau Algemen e Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken (AV) 1941.  b. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971. c. Perat uran Konstr uksi Kayu Indones ia (PKKI) 1961. d. Per atur an Muata n Indo nes ia (P MI) 1 970. e. SNI 03-3527, Mutu Kay u Bangu nan f. SNI 03-4433, Spesif ikasi Bet on Siap P aka i g. SNI 03 -283 4, Tata Cara P embuat an Ren cana Campur an Beton Norma l h. Perat uran Umum dari Dina s Kesela mata n Kerja Departe men Ten aga Ker ja. i. Ketentuan da n peratu ran la in yang dikeluarkan oleh jaba tan/I nstans i Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Upload: roni-asdiki

Post on 07-Aug-2018

1.007 views

Category:

Documents


173 download

TRANSCRIPT

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 1/21

SPESIFIKASI TEKNIS

PEMBANGUNAN JEMBATAN GANTUNG SUNGAI SEKADAU JABAI-PERONGKAN

(LANJUTAN) KABUPATEN SEKADAU

TAHUN ANGGARAN 2015

1. URAIAN PEKERJAAN

1.1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan adalah melaksanakan Pembangunan Jembatan Gantung Sungai Sekadau

Jabai-Perongkan (Lanjutan) Kabupaten Sekadau

1.2. Sarana Bekerja

Untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyediakan :

a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai dengan jenis pekerjaan yang akan

dilaksanakan

 b. Alat-alat bantu seperti chainhook, katrol, pompa air, alat-alat pengangkut, dan peralatanlain yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini

c. Penyediaan bahan-bahan/material dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang

akan dilaksanakan tepat pada waktunya.

1.3. Cara Pelaksanaan

Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-ketentuan

dalan Acuan Dokumen Lelang dan Berita Acara Penjelasan, ataupun Addendum dokumen

lelang (jika ada), serta mengikuti petunjuk dan keputusan Konsultan Pengawas.

2. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

2.1. Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan

Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-kententuan di bawah ini termasuk

segala perubahan dan tambahan sebagai berikut :

a. Peraturan Umum Tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene

Voorwaarden voor De Uitvoering Bij Aanneming Van Openbare Werken (AV) 1941.

 b. Peraturan Beton Indonesia (PBI) 1971.

c. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) 1961.

d. Peraturan Muatan Indonesia (PMI) 1970.e. SNI 03-3527, Mutu Kayu Bangunan

f. SNI 03-4433, Spesifikasi Beton Siap Pakai

g. SNI 03-2834, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal

h. Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.

i. Ketentuan dan peraturan lain yang dikeluarkan oleh jabatan/Instansi Pemerintah

setempat yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 2/21

2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat (1) tersebut di atas berlaku dan mengikat

 pula :

a. Gambar bestek yang digunakan oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh

Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing) yang

diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan/disetujui oleh Konsultan Pengawas dan

Pemimpin Proyek.

 b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

d. Surat Perintah Kerja (SPK)

e. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedulle) yang disetujui Konsultan

Pengawas/Pemilik 

f. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

3. PENJELASAN BUKU ACUAN DOKUMEN LELANG DAN GAMBAR-GAMBAR 

3.1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Spesifikasi termasuk

tambahan dan perubahan yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

(Aanwijzing)

3.2. Gambar yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka yang mengikat/berlaku adalah ketentuan

yang ada di dalam buku spesifikasi. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain,

maka gambar yang mempunyai skala besar yang berlaku.

3.3. Bila perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam

 pelaksanaan menimbulkan kesalahan maka Kontraktor wajib menanyakan kepada Konsultan

Pengawas/Pemilik dan Kontraktor harus mengikuti keputusannya.

4. JADWAL PELAKSANAAN

Sebelum memulai pekerjaan nyata di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib membuat rencana

 pelaksanaan pekerjaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan Curva “S” dan Net

Work Planning jika diperlukan.

Rencana kerja tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik/Konsultan

Pengawas, paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan

(SPK) diterima Kontraktor.Kontraktor wajib memberikan salinan rencana kerja kepada Pemilik/Konsultan Pengawas, satu

salinan rencana kerja ditempel pada dinding Kantor Proyek (Direksi Keet) di lapangan yang

selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan di lapangan.

Konsultan Pengawas/Pemilik akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan rencana

kerja tersebut.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 3/21

5. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa di sebut

PELAKSANA LAPANGAN yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan

yang mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan STM lulusan bangunan yang

 berpengalaman minimal 12 (dua belas) tahun atau sarjana muda jurusan Teknik Sipil

 berpengalaman minimal 7 (tujuh) tahun, atau sarjana Teknik Sipil berpengalaman 4 (empat)

tahun. Penunjukan atau penugasan tenaga ahli yang bertugas di lapangan tersebut ditujukan

kepada Pemberi Tugas dan Direksi serta Konsultan Pengawas sebagai tembusannya.

Dengan adanya Pelaksana Lapangan tidak berarti Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian

ataupun keseluruhan kewajibannya.

Kontraktor wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin Proyek dan Konsultan

Pengawas, nama dan jabatan Pelaksana Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

Bila dikemudian hari Pelaksana Lapangan dianggap kurang mampu atau tidak cakap memimpin

 pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana

Lapangan. Dalam tempo selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah surat tersebut diterima

oleh Kontraktor, Kontraktor sudah harus menggantinya.

6. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

6.1. kontraktor wajib menjaga keamanan di lapangan terhadap barang-barang milik proyek,

Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.

6.2. Untuk maksud tersebut, Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu, seng atau

 bahan lain yang biayanya menjadi tanggungan Kontraktor atau sesuai dengan petunjuk

Konsultan Pengawas.

6.3. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah dipasang atau belum, menjadi

tanggung jawab kontraktor dan tidak diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambahan.

6.4. Kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang

ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan kemudian oleh Konsultan

Pengawas/Pemilik.

7. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan dari produksi dalam negeri sesuai dengankeputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpan :

 Nomor : 472/Kab/XII/1980

 Nomor : 813/MENPAN/1980

 Nomor : 064/MENPAN/XII/1980

Tanggal : 23 Desember 1980

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 4/21

8. SYARAT-SYARAT PEMERIKSAAN BAHAN/MATERIAL

8.1. Semua bahan/material yang didatangkan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan

8.2. Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan/material dan Kontraktor wajib

memberitahukan.

8.3. Kontraktor wajib memperlihatkan contoh bahan/material sebelum digunakan. Contoh-contoh

ini harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pihak Proyek secara tertulis.

Bila diperlukan, Kontraktor harus mengajukan daftar tertulis kepada Direksi untuk mendapat

 persetujuan tentang nama perusahaan, tempat asal (sumber) material, macam material yang

dipesan dengan maksud untuk digunakan dalam penyelesaian pekerjaan.

8.4. Bahan/material yang telah didatangkan Kontraktor di lapangan pekerjaan tetapi ditolak

 pemakaiannya olej Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dan selanjutnya dibongkar

atas biaya Kontraktor dalam waktu 2 x 24 jam, terhitung dari jam penolakan.

8.5. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan/material lebih lanjut,

Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan material/material tersebut kepada Balai

Penelitian (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian

menjadi tanggungan Kontraktor apapun hasil penelitian bahan/material tersebut.

9. ALAT-ALAT PELAKSANAAN

9.1. Kontraktor diharuskan mengajukan daftar terperinci tentang peralatan yang akan

digunakannya untuk melaksanakan pekerjaan

9.2. Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum

 pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :

Chain Hook Dan Kantrol

Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur 

Alat-alat pemadat masinal dan manual

Alat menggergaji, alat ukur listrik dan alat ukur air 

Alat-alat bantu lainnya guna kelancaran pekerjaan

Alat-alat pengangkut dan penghampar 

Dan alat-alat lain yang digunakan untuk menunjang pekerjaan

10. PEMERIKSAAN PEKERJAAN

10.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah selesai, akan

tetapi belum diperiksa oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor wajib meminta persetujuan

kepada Konsultan Pengawas, kemudian apabila Konsultan Pengawas telah menyetujui

 bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaan.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 5/21

10.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2x24 jam (dihitung dari diterimanya surat

 permohonan pemeriksaan tidak dihitung hari raya/libur) tidak dipenuhi oleh Konsultan

Pengawas, Kontraktor dapat melanjutkan pekerjaan kecuali jika Konsultan Pengawas

meminta perpanjangan waktu.

10.3. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Konsultan Pengawas berhak menyuruh

membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki. Biaya

 pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.

11. PEKERJAAN TAMBAH KURANG

11.1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis atau ditulis

dalam buku harian oleh Konsultan Pengawas. Setelah mendapat persetujuan pemimpin

 proyek harus dibuatkan Berita Acara Perubahan Pekerjaan/Pekerjaan Tambah Kurang.

11.2. Pekerjaan tambah/kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari

Konsultan Pengawas atas Persetujuan Pemberi Tugas.

11.3. Biaya pekerjaan tambah/kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan

 pekerjaan, yang dimasukkan oleh Kontraktor sesuai AV 41 artikel 50 dan 51 yang

 pembayarannya diperhitungkan bersama dengan angsuran terakhir.

11.4. Adanya pekerjaan tambahan tidak dapat dijadikan alas an sebagai penyebab kelambatan

 penyerahan pekerjaan, tetapi Konsultan Pengawas dapat mempertimbangkan perpanjangan

waktu karena adanya pekerjaan tambah kurang tersebut.

11.5. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang

ada dalam penawaran, harga satuan akan ditentukan lebih lanjut oleh Konsultan Pengawas

 bersama-sama dengan Kontraktor dengan Persetujuan Pemberi Tugas

12. SITUASI DAN UKURAN

12.1. Situasi

a. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak dan Kontraktor juga wajib meneliti dan

memahami sifat dan luasnya pekerjaan dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi

harga penawarannya.

 b. Kelalaian atau kekurangan telitian Kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alas an

untuk mengajukan tuntutan12.2. Ukuran

a. Ukuran satuan yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam cm, kecuali ukuran-

ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inch atau mm, atau yang jelas-jelas tertera

dalam gambar.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 6/21

 b. Titik duga lantai (permukaan atas lantai) ditetapkan ± 0.00 yaitu diambil sama dengan

 peil lantai bangunan yang ada atau akan ditentukan kemudian di lapangan bersama-

sama dengan Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

13. PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN LAPANGAN

13.1. Pekerjaan Pendahuluan

Kontraktor harus membersihkan lokasi dari segala sesuatu yang dapat mengganggu

kelancaran pelaksanaan pekerjaan

13.2. Pembuatan Papan Nama Proyek 

Kontraktor diwajibkan membuat papan nama proyek atas biaya Kontraktor untuk

kepentingan pelaksanaan Proyek. Bentuk dan ukuran serta isi papan nama berdasarkan

ketentuan yang berlaku dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas dan Pemilik Proyek 

13.3. Pengadaan Listrik Sementara

Kontraktor harus mengadakan listrik sementara atas biaya kontraktor untuk keperluan

 proyek, serta menyambungnya ke tempat-tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan

Pengawas.

13.4. Papan Reklame

Kontraktor maupun Konsultan Pengawas tidak diperkenankan menempatkan papan

reklame dalam bentuk apapun di dalam lingkungan kompleks kecuali atas persetujuan

tertulis dari Pemimpin Proyek 

14. DIREKSI KEET DAN BANGSAL KERJA

14.1. Di lapangan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan bangsal untuk tempat kantor 

Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta untuk bangsal pekerja, atas biaya

Kontraktor dan menggunakan bahan-bahan sederhana.

14.2. Bangsal untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan serta untuk pekerja

ditentukan sendiri oleh Kontraktor tetapi letaknya harus mendapat persetujuan dari Pemilik

Proyek/Pemberi Tugas. Pembuatan bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan

kesehatan

14.3. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menyediakan kantor untuk Konsultan Pengawas

dan Direksi Lapangan yang dibuat dari bahan-bahan sederhana. Kantor ini harusdilengkapi dengan 4 (empat) buah meja kerja, 6 (enam) buah kursi, meja rapat, lemari atau

 penyimpanan yang bisa dikunci, white board ukuran 120 cm x 240 cm, 4 (empat) buah

helm proyek serta bidang-bidang dinding yang rata untuk menempel gambar.

14.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi bangsal yang tertulis dalam ayat 14.1 dan

14.3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan konstruksi. Bahan bangunan tersebut

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 7/21

menjadi milik Proyek/Pemberi Tugas dan dibongkar oleh Kontraktor setelah serah terima

 pertama dan dibawa keluar lapangan.

15. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

15.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat pertolongan

 pertama pada kecelakan (P3K) yang selalu dalam keadaaan siap digunakan di lapangan

untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja di lapangan

15.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan memenuhi syarat-syarat

kesehatan, kamar mandi dan WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja yang ada di

lapangan. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk menjaga

keamanan

15.3. Segala hal yang menyangkut jaminan social dan keselamatan para pekerja wajib diberikan

Kontraktor sesuai dengan peraturan yang berlaku

16. MOBILISASI

Bila di dalam harga Kontrak tercantum dalam Lump Sum untuk mobilisasi, maka uraian-uraian

yang dimaksud adalah seperti di bawah ini :

Transport local alat-alat dan perlengkapan dengan jumlah yang minimum sesuai dengan

yang tersebut dalam naskah kontrak, sampai ke proyek dimana akan dibutuhkan.

Instalasi-instalasi termasuk antara lain kantor-kantor, bengkel, gudang-gudang

laboratorium lapangan dan sebagainya

Instalasi-instalasi untuk personil dari Kontraktor seperti tanda-tanda, kantin, perumahan

dan sebagainya

Tidak/diberikan pembatasan dalam hal ukuran, bentuk atau cara-cara penempatan alat-alat,

 perlengkapan dan instalasi-intalasi tersebut, kesemuannya adalah hak Kontraktor untuk memilih

ukuran, bentuk dan cara-cara yang tepat agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lancer.

Kontraktor diperbolehkan, apabila Direksi tidak berkeberatan untuk setiap waktu dalam masa

 pelaksanaan tersebut untuk merubah, mengurangi atau memperbaiki susunan alat-alat

 perlengkapan dan instalasi-instalasi tersebut tanpa mempengaruhi biaya ump sum.

17. PEKERJAAN BETON BERTULANG

1.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang dan tidak bertulang. Secara

umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut :

Penyediaan semua material pekerjaan beton

Persiapan dan pemasangan bekisting

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 8/21

Pemasangan tulangan

Pengadukan beton

Pengecoran beton

Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua pekerjaan tambahan,

sehingga menghasilkan pekerjaan yang sesuai dengan gambar rencana.1.2. Standar Pekerjaan

Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi standar

yang berlaku dan dipakai di Indonesia. Untuk struktur digunakan mutu beton f’c=19,3

Mpa (K 225). Dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat

melaksanakan pekerjaan cor beton menggunakan system beton dengan adukan molen (mix

concrete) yang terlebih dahulu memberikan data-data spesifikasi mutu beton kepada

Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan.

1.3. Persyaratan Bahan

1.3.1. Portland Cement (PC)

1.3.1.1. Semen yang dipakai harus Portland semen yang telah disetujui oleh

Konsultan Perencana, dan memenuhi syarat menurut standar Semen

Indonesia (SNIS-04-1989-F)

1.3.1.2. Untuk seluruh pekerjaan beton harus menggunakan mutu semen yang

 baik dari satu jenis merk atas persetujuan Direksi/Pengawas

1.3.1.3. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak

diperkenankan untuk dipergunakan

1.3.1.4. Penyimpanan semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa

senhingga bebas dari kelembaban dimana gudang tempat

 penyimpanan mempunyai ventilasi cukup dan tidak kena air,

diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari

lantai. Tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 meter

sesuai dengan syarat penumpukan semen dan setiap pengiriman

semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan diberi tanda

dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan

 pengiriman.

1.3.2. Split/Pasir 

1.3.2.1. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak

mengandung bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang

cukup banyak, yang dapat memperlemah kekuatan beton

1.3.2.2. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 1734-1989-F, atau

daftar berikut ini :

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 9/21

Ayakan% Lewat Ayakan

(Berat Kering)Ayakan

% Lewat Ayakan

(Berat Kering)

30 mm 100 10 mm 100

25 mm 90-100 5 mm 90-100

15 mm 25-60 2,5 mm 80-100

5 mm 0-10 1,2 mm 50-90

2,5 mm 0-5 0,6 mm 25-60

0,3 mm 10-30

0,15 mm 10

Split Pasir

18.3.3. Air 

Air harus bersih dan bebas dari bahan organic, alkali, garam dan kotoran lain

dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air yang dapat diminum.

18.4. Pekerjaan Penulangan Baja

18.4.1. Lingkup PekerjaanKontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang tulangan baja

sesuai dengan yang tercantum di dalam spesifikasi/gambar. Dalam pekerjaan

 penulangan baja termasuk semua pemasangan kawat beton, kaki ayam untuk

 penyangga beton dan segala hal yang perlu serta juga menghasilkan pekerjaan

 beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.

18.4.2. Gambar Kerja

Sebelum pekerjaan pembengkokan tulanhan baja, Kontraktor mempelajari

gambar kerja

18.4.3. Standarisasi

Detail dan pemasangan tulangan baja harus sesuai denga peraturan atau standar

yang berlaku

18.4.4. Spesifikasi Tulangan Baja

Khusus untuk beton struktur, besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja

mutu U-24 menurut persyaratan PBI 1971 atau Japanese Standart Class SR-24

ataupun British Standart NI 785-1983

18.4.5. Pekerjaan Pembengkokan Tulangan Baja

Pekerjaan pembengkokan tulangan baja harus dilaksanakan dengan teliti sesuai

dengan ukuran yang tertera pada gambar. Tulangan baja tidak boleh dibengkokan

atau diluruskan kembali sedemikian rupa sehingga menjadi rusak atau cacat.

Dilarang membengkokan tulangan baja dengan cara pemanasan.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 10/21

18.4.6. Syarat Pemasangan

Penulangan

Sebelum dipasang, tulangan baja harus bebas dari sisa logam, karat dan

lapisan yang dapat merusak logam atau mengurangi daya ikat. Bila

 pengecoran beton ditunda, tulangan baja harus diperiksa kembali dan

dibersihkan.

Pemasangan

Penulangan harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat

dengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan persilangan dan harus

ditunjang dengan penumpu beton atau logam dan penggantung logam

Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus

dipasang dengan celah untuk beton tahu sebagai berikut :

Beton yang dicor pada tanah tebal 8 cm

Semua bidang yang terkena air tanah 5 cm

Plat lantai, balok, kolom yang tidak terkena tanah atau air 4 cm

Bidang yang kena udara semua bidang interior 1,5 cm

18.4.7. Sambungan

System penulangan dari bangunan secara keseluruhan harus dihubungkan satu

dengan yang lain, dengan cara pengelasan

18.4.8. Persetujuan dari Konsultan Pengawas

Penulangan baja tersebut di atas harus diperiksa oleh Konsultan Pengawas

terlebih dahulu sebelum dilakukan pengecoran. Konsultan Pengawas harus

diberitahu apabila pemasangan penulangan baja sudah siap untuk diperiksa

18.5. Wiremesh

18.5.1. Umum

18.5.1.1. Wiremesh yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut

 persyaratan PBI 1971 atau Japanese Standard Class SR-24 ataupun

British Standart No. 785-1938

18.5.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam gambar, bila

terjadi penggantian dengan diameter alain, hanya diperkenankan atas

 persetujuan tertulis Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian

disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang

dengan yang tersebut di dalam gambar atau perhitungan. Dan dalam hal

ini Kontraktor harus melampirkan data perhitungannya serta data

 pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan dengan analisa

 penawaran.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 11/21

18.5.1.3. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat,

serpihan kulit giling serta bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat

terhadap beton.

18.5.1.4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak dengan diameter 1

mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng,

tidak kaku maupun getas

18.5.2. Pelaksanaan

18.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan dingin, wiremesh

dipotong dan dirangkai sesuai dengan gambar 

18.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian rupa hingga

sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempat

18.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan jarak (beton

decking) yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama

dengan mutu yang akan dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2

cetakan

18.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang pada tulangan

 bawah oleh batang penunjang atau ditunjang langsung pada cetakan

sawah

18.6. Pekerjaan Bekisting

18.6.1. Lingkup Pekerjaan

Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk membatasi

adukan beton dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang

diinginkan. Bila bekisting membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting

tersebut dapat ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera

membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari lokasi pekerjaan dan

menggantinya dengan yang baru.

18.6.2. Persyaratan Bahan

Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat persetujuan dari

Konsultan Pengawas. Papan bekisting dapat digunakan dari papan kelas III atau

IV yang permukannya rata dan halus, untuk menghasilkan permukaan yang

sempurna. Bekisting harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yangmasih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus

kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan keluar pada

sambungan.

18.6.3. Pembongkaran

Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau

kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah umur

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 12/21

 beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana

(dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu) dan dengan persetujuan

Konsultan Pengawas secara tertulis

18.6.4. Pelaksanaan

18.6.4.1. Perencanaan :

Semua bekisting harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi-instruksi

yang diberikan oleh Direksi Teknik. Gambar Rencana yang terinci

yang menunjukkan bentuk Bekisting harus disetujui oleh Direksi

Teknik.

Bekisting harus direncanakan untuk menjamin bahwa pembongkaran

 bekisting beton tidak akan merusak beton atau perancah. Bekiting

 beton harus cukup kuat untuk menahan getaran yang disebabkan oleh

alat getar. Penurunan antar dua perletakan tidak boleh melebihi satu

 pertiga ratus (1/300) bentang, atau bagaimanapun juga penurunan tidak

 boleh lebih dari 3 mm

18.6.4.2. Pemasangan Bekisting

a. Bekisting untuk dinding vertical/bagian konstruksi yang tipis

yang selama operasi pengecoran akan menyebabkan adukan

tersebut jatuh lebih tinggi dari satu setengah meter harus

dilaksanakan sesuai dengan salah satu dari metode-metode

 berikut :

Salah satu dari sisi bekisting harus dibuka dari bawah ke

atas yang akan ditutup berturut-turut mengikuti kemajuan

 pengecoran dengan cara sedemikian sehingga tinggi

adukan beton yang jatuh selama pengecoran tidak boleh

melebihi dari 1,50 M.

Bekisting harus terdiri dari bagian-bagian yang dapat

dibuka, ukurannya tidak lebih tinggi dari 1,50 M dan tidak

lebih dari 2 M

Semua bekisting harus ditutup rapat dan beton dituang

melalui sebuah pipa/corong, dengan ujung dipegang dekat

dengan permukaan beton segar yang dituang. Pipa/corong

tersebut harus selalu dijaga agar penuh dengan beton

selama bekerja.

 b. Segera sebelum pekerjaan pengecoran, Bekisting harus

dibersihkan dari semua kotoran/material lepas, serbuk gergaji,

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 13/21

debu dan lain-lain. Kerusakan-kerusakan seperti penurunan,

deformasi dan lai-lain harus diperbaiki segera. Apabila selama

 pekerjaan pengecoran, ternyata diamati ada perubahan bentuk

 bekisting, beton pada tempat yang bersangkutan harus dibuang

dulu dan bekisting diperkuat sesuai dengan instruksi Direksi

Teknik 

18.6.4.3. Pembongkaran Bekisting

Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran atau

kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat dilakukan setelah

umur beton telah mencapai umur yang disyaratkan sesuai dengan mutu

 beton rencana (dibuktikan dengan pengujian beton pada umur tertentu)

dan dengan persetujuan Konsultan Pengawas secara tertulis

18.7. Pekerjaan Beton

18.7.1. Syarat Adukan Beton

Semua beton harus memenuhi persyaratan-persyaratan umum untuk perencanaan

campuran seperti yang diberikan dalam table dibawah ini.

Kelas A Kelas B Berat Kg/M3Perbandingan

faktor Air Semen

K 350 425 25 19 180 0,42K 250 400 25 19 170 0,42

K 225 350 37 25 160 0,46

K 175 300 37 25 150 0,50

K 125 250 50 25 130 0,52

Beton

dalam Air400 37,50

25,00

atau

19,00

210 0,525

Kelas

Total

Semen

Kg/M3

Ukuran maximum

Agregat (mm)Jumlah Air

Catatan :

Untuk beton mutu rendah (beton kurus) digunakan untuk pekerjaan yang tidak

structural, setiap campuran yang dapat diterima digunakan atas persetujuan

Direksi Teknik disediakan bahwa perbandingan volume agregat campuran (halus

dan kasar) dengan semen tidak melebihi 6:1

18.7.2. Komposisi Adukan

Kompisisi adukan beton dibuat berdasarkan perbandingan volume dengan macam

campuran dan penggunaan seperti tersebut di bawah ini :

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 14/21

No Perbandingan Penggunaan Keterangan

1 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr

(1 zak Pc : 0,064 m3 Ps : 0,96 m3 Kr)

2 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr Lantai Kerja

(1 zak Pc : 0,096 m3 Ps : 0,16 m3 Kr)

Angker Utama

Dan Pengaku

Disesuaikan

Dengan Gambar

Disesuaikan

Dengan Gambar

Campuran Percobaan

Kontraktor harus menegaskan perbandingan campuran dan material yang

diusulkannya dengan membuat dan melakukan pengujian campuran percobaan,

dengan disaksikan oleh Direksi Teknik menggunakan tipe alat dan peralatan yang

sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan. Percobaan campuran

dianggap dapat diterima asalkan hasil test memuaskan dan memnuhi semua persyaratan-persyaratan proporsi campuran yang ditetapkan

18.7.3. Pengadukan Beton

a. Pencampuran adukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk (beton

molen). Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang

mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi dari masing-

masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan

cara pengerjaannya harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan

 b. Lama pengadukan beton dilakukan hingga campuran beton tersebut benar-

 benar homogen hingga menghasilkan adukan susunan kekentalan dan warna

yang merata/seragam. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi

dari adukan ke adukan. Pengadukan yang berlebihan (lamanya) yang

membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang

dikehendaki, tidak dibenarkan.

c. Pengangkutan adukan beton dilakukan dengan gerobak dorong atau alat

 bantu lainnya ke tempat pengecoran harus diatur sedemikian rupa, sehinggawaktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga waktu

antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan tidak terjadi

 perbedaan waktu pengikatan yang mencolok antara beton yang sudah dicor

dengan yang akan dicor.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 15/21

18.7.4. Pengendalian Mutu

Semua beton yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi persyaratan

kekuatan tekanan dan persyaratan Slump (pengujian-turun Abrams) yang

ditetapkan sebagai berikut :

a. Pengujian Slump Beton

Metode persiapan dan pelaksanaan pengujian slump (slump test) harus

sesuai dengan spesifikasi PBI 1971 dan Bina Marga PC 0101-76. Beton

yang tidak memenuhi persyaratan “Slump” tidak boleh digunakan dalam

 pekerjaan, kecuali Direksi Teknik dalam beberapa hal menyetujui

 pemakainnya secara terbatas beton semacam itu dalam jumlah kecil pada

 bagian-bagian dengan tegangan rendah pekerjaan-pekerjaan tertentu.

 b. Kuat Tekan Beton

7 Hari 28 Hari

K 350 230 350

K 250 180 275

K 225 148 225

K 125 82 125

K 175 115 175

Kelas Beton

Kuat Tekan (Kg/Cm2) t1 bk

Contoh kubus berisi 15 cm

Untuk test kuat tekan yang menggunakan contoh

silinder, syarat kekuatan tekan dikurangi 17 %

Apabila hasil pengujian pada umur 7 hari kekuatannya dibawah angka-

angka yang ditentukan pada diatas, maka kontraktor tidak boleh

mengecor beton lebih jauh sampai penyebab hasil kekuatan yang lebih

rendah tersebut telah ditemukan dan telah mengambil langkah yang akan

menjamin produksi beton yang sesuai dengan spesifikasi sampai Direksi

Teknik merasa puas.

Beton yang tidak memenuhi kekuatan tekan umum 28 hari yang telah

ditetapkan akan dianggap tidak memuaskan dan pekerjaan harus

dibetulkan seperti yang ditetapkan berikut ini. Kekuatan beton akan

dianggap memuaskan apabila :

Tidak melebihi dari satu hasil percobaan diantara 20 hasil

 pemeriksaan benda uji kubus berturut-turut, dengan nilai kurang

dari kekuatan karateristik yang diberikan pada table diatas.

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 16/21

Tidak boleh satupun nilai rata-rata dari 4 hasil pemeriksaan

 benda uji berturut-turut, terjadi dengan nilai kurang dari (bk +

0,82 Sr), bk adalah kekuatan karateristik dan Sr adalah deviasi

standar.

Selisih antara nilai tertinggi dan terendah diantara 4 hasil

 pemeriksaan benda uji berturut-turut, ialah lebih kecil dari 4,3 Sr

adalah deviasi standard. Deviasi standard akan ditentukan oleh

Direksi Teknik berdasarkan data pekerjaan beton sebelumnya

yang dilaksanakan oleh Kontraktor.

18.7.5. Pengecoran

a. Pelaksanaan pengecoran menggunakan beton mixer yang diaduk dengan

molen

 b. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan

dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas ada di tempat.

c. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi yang

ditetapkan harus ditolak dan segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan

dengan biaya kontraktor.

d. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk 

e. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau ke dalam

 papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya

kerikil/split dari adukan beton.

f. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat menagkibatkan

 penimbunan adukan pada permukaan bekisting di atas beton yang sudah

dicor. Untuk hal tersebut di atas harus disiapkan corong untuk

 pengecoran agar dapat mencapai tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.

g. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 m di bawah ujung

corong saluran

h. Adukan beton harus dicor dengan merata

i. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih

lunak.

18.7.6. Pemadatan dan Penggetaran

a. Setiap lapisan harus dipadatkan sampai kepadatan maksimum sehingga

 bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua

 permukaan dari cetakan dan material yang melekat

 b. Menggunakan alat penggetar (vibrator)

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 17/21

c. Melakukan pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul

mengisi pada bekisting atau lubang galian dan menutupi seluruh

 permukaan bekisting.

d. Penggunaan vibrator harus dilakukan dengan benar atau dengan petunjuk

dari konsultan pengawas dan tidak boleh mengenai bekisting mapupun

 pembesian.

18.7.7. Perawatan Beton

a. Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama

sekurang-kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman

air, karung goni basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh Konsultan

Pengawas.

 b. Permukaan beton yang terbuka harus dilindungi terhadap sinar matahari

langsung paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.

c. Beton yang mempunyai keadaan seperti di bawah ini :

Rusak

Sejak semula cacat

Cacat sebelum penyerahan pertama

Menyimpang dari garis atau muka ketinggian yang telah

ditetapkan

Tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)

Harus diganti dengan beton baru dan semua biaya ditanggung

oleh Kontraktor 

19. PEKERJAAN KAYU

19.1. Lingkup Pekerjaan Kayu

Pekerjaan kayu meliputi penyediaan tenaga kerja yang terampil sesuai denga jenis

 pekerjaan, penyediaan bahan yang cukup, peralatan tukang baik masinal maupun manual

guna kelancaran pekerjaan ini

Macam pekerjaan kayu yang akan dilaksanakan dalam pembangunan gedung ini terdiri

atas :

Pekerjaan Tiang Phylon, Pekerjaan Jembatan Gantung Dan Pekerjaan Jembatan

Penghubung

Pekerjaan pelengkap dan penunjang

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 18/21

19.2. Persyaratan bahan

Kayu yang dipakai harus sesuai dengan PPKI 1961 (NI-5) lampiran, kayu

 berkualitas baik, tua, kering dan tidak bercacat, pecah-pecah dan tidak terdapat

kayu mudanya (spint) sesuai pasal III PKKI 1961 mutu A

Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan

menyimpannya ditempat kering, terlindung dari hujan dan panas terutama kusen-

kusen dan rangka pintu yang telah selesai.

Semua pekerjaan kayu yang akan difinish harus diketam rata dan halus dengan

menggunakan ketam mesin, tidak ada lubang atapun mata kayu, kecuali bila

ditentukan lain.

Semua ukuran yang tertera dalam gambar maupun yang tersebut dalam pasal ini

adalah ukuran jadi, yaitu ukuran setelah kayu selesai dikerjakan/dipasang dengan

toleransi rata-rata maksimum 3 mm untuk setiap permukaan kayu yang sudah

dikerjakan

19.3. Klasifikasi bahan dan macam pekerjaan

Klasifikasi bahan berdasarkan PPKI dam macam pekerjaan untuk jenis pekerjaan kayu

kasar dan pekerjaan halus dapat dilihat dalam table berikut ini :

Pekerjaan Kayu Kasar 

Klasifikasi/

Kekuatan

Kayu

Jenis KayuPenggunaan Dan

Dimensi BahanKeterangan

Kayu Belian Belian

Tiang Phylon, Lantai

Jembatan,Balok

Jembatan, Lening

Jembatan

Klas IBengkirai,

Tekam/Sejenisnya

Lantai

Jembatan,Balok

Jembatan, Lening

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 19/21

19.4. Syarat Pelaksanaan Untuk :

a. Pekerjaan Tiang Jembatan, Balok Jembatan Dan Lantai Jembatan

Untuk Tiang Jembatan dan Balok Jembatan menggunakan Kayu belian

Untuk Lantai dan Lening Jembatan menggunakan Kayu Belian dan Kayu Klas I

sesuai dengan RAB.

20. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

20.1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

 peralatan termasuk alat bantu dan alat angkut yang diperlukan. Termasuk dalam pekerjaan

ini adalah :

Kabel Utama, Kabel Penggantung, Kabel Pengaku dan Kabel Lateral

Warfel Kabel Utama, Warfel Kabel Penggantung, Warfel Kabel Pengaku dan

Warfel Kabel Lateral.

Klem Kabel Utama, Klem Kabel Penggantung Dan Besi Plat Penggantung

20.2. Persyaratan Bahan

a. Semua alat dan perlengkapan yang akan dipakai harus memenuhi SNI.Semua

 bahan dan perlengkapan pengantung dan pengunci harus mendapat persetujuan

dari pemberi tugas

 b. Kabel Utama yang digunakan berupa untaian (strand)

c. Kabel dengan inti lunak tidak diizinkan digunakan pada jembatan gantung ini

d. Kabel harus memiliki tegangan leleh minimal sebesar 1500 Mpa

e. Batang penggantung menggunakan baja bundar 

f. Kabel ikatan angin menngunakan baja bundar.

20.3. Macam Pekerjaan

a. Pemasangan kabel utama dan pelana

Kabel utama harus dilindungi terhadap korosi

Buat dan pasang pelana sehingga dudukan arah kabel ke blok angkur

dapat membentuk sudut yang tepat sesuai rencana

Pemasangan kabel utama didahului oleh kabel semu yang digunakan

untuk menarik kabel utama melintas sungai

Beri tanda pada kabel utama penempatan pada sumbu pelana (sumbu

 perletakan atas menara) dan posisi batang penggantung dan angkur pada

kondisi kabel diletakkan lurus di atas tanah dan belum ditegangkan

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 20/21

Kurangi panjang kabel dengan perpanjangan yang diperhitungkan sesuai

dengan tegangan kabel akibat beban mati jembatan dan ditambah denga

lengkungan pada kabel di pelana

Pasang klem dibelakang tanda-tanda

Pasang kabel utama pada satu sisi dan selanjutnya pasang pada sisi lainnya

Laksanakan pemasangan kabel dengan bantuan kabel semu untuk menarik

kabel perlahan-lahan kek kiri atau ke kanan agar berada pada titik pusat

menara.

 b. Pemasangan batang penggantung

Pasang batang penggantung dengan klem-klem agak longgar sehingga batang

tersebut mudah ditempatkan pada lokasi yang tepat

c. Penyetelan kabel-kabel utama pada blok angkur 

Pada pemasangan, kedudukan jembatan mungkin dalam kondisi miring ke satu

sisi, kondisi lurus, melendut, atau dengan lawan lendut

Cara penyetelannya adalah sebagai berikut :

Kencangkan kabel pada blok angkur, jembatan memperoleh lawan lendut

Kendurkan kabel pada blok angkur, jembatan memperoleh lendutan

Laksanakan penyetelan kabel dengan mur pengencang pada blok angkur

dengan ½ sampai maksimum 2 putaran per tahap, pada setiap kabel secara

 berurutan

d. Penyetelan tegangan kabel-kabel utama pada blok angkur 

Ratakan tegangan kabel-kabel pada blok angkur dengan pengukuranfrekuensi getaran

Pegang kabel dengan tangan sambil dinaikluruskan sampai kabel bergetar

dalam 1 gelombang dengan simpangan 20 cm. kemudian kabel dilepas dan

tangan ditahan dalam posisi sedemikian rupa sehingga terjadi pukulan

setiap kabel bergetar.

Ukur frekuensi dengan arloji ukur dalam jangka waktu ½ menit pertama

sampai frekuensi kabel berkisar antara 100 sampai dengan 150 pukulan

 per menit.

Lakukan pengecekan lendutan jembatan dan frekuensi kabel setelah

tegangan kabel-kabel diratakan dengan penyetelan mur pengencang (1/2

sampai maksimum 2 putaran)

e. Pasang ikatan angin untuk memperkuat gelegar-gelegar 

f. Perkuat bangunan atas jembatan dengan kabel-kabel penahan yang diikatkan ke

dalam tebing untuk mengurangi goyangan jembatan dalam arah horizontal

8/20/2019 SPESIFIKASI TEKNIS JEMBATAN GANTUNG

http://slidepdf.com/reader/full/spesifikasi-teknis-jembatan-gantung 21/21

g. Lengkapi kabel penahan dengan mur pengencang untuk penyetelan, sambung

 profil dan baut harus memenuhi persyaratan kekuatan dan keawetan.

21. KETENTUAN TAMBAHAN DAN PENUTUP

Segala sesuatu yang belum tertentu dalam buku acuan ini dan pada saat penjelasan ternyata

diperlukan, akan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan

Pemborong dalam melaksanakan pekerjaan harus melengkapi dan menyediakan peralatan-

 peralatan tambahan yang diperlukan walaupun tidak digambar atau disebutkan dalam buku acuan

ini.

Jika masih ada pos-pos pekerjaan/kegiatan yang belum masuk/terlupakan di dalam daftar kegiatan

maka pemborong berhak menambah atau merubahnya karena daftar kegiatan yang dibuat hanya

sebagai acuan penelitian penawaran

Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai pelaksanaan di lapangan (as built

drawings) yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, sesuai dengan bunyi keputusan

Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1 April 1997

BAB III B, Poin 2.d.2.g. Gambar-gambar ini sudah harus diserahkan sebanyak 4 (empat) rangkap

kepada Pemberi Tugas selambat-lambatnya pada saat Serah terima Kedua dan akan tercantum di

dalam Berita Acara Serah Terima Kedua.

Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaiannya di lapangan akan

dibicarakan dan diatur Konsultan Pengawas dengan Kontraktor dan bila diperlukan akan

dibicarakan bersama Konsultan Perencana dan harus mendapat persetujuan dari pemilik.