spektoskopi serapan dalam daerah tampak.rtf

23
HALAMAN PENGESAHAN Laporan Lengkap Praktikum Biokimia dengan Judul Percobaan “Spektroskopi Serapan dalam daerah Tampak” yang disusun oleh: Kelompok : V (Lima) Kelas : Pendidikan Kimia Anggota Kelompok : 1. Sri Rahayu 2. Nur Afni 3. Niah Mukramah 4. Andi Nirwana 5. Iin Indriani 6. Muh Enggar Setiawan 7. Muh Syaifuddin 8. Ulben Syarifuddin Telah diperiksa dan diteliti oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan diterima. Makassar, Januari 2016 Koordintor Asisten Asisten Rini Perdana Ayu Lestari S.Si Mengetahui Dosen Penanggung Jawab Drs. H Alimin M.Si Nip. 19600815 90601 002

Upload: iin-indriani

Post on 13-Jul-2016

281 views

Category:

Documents


29 download

TRANSCRIPT

Page 1: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Lengkap Praktikum Biokimia dengan Judul Percobaan

“Spektroskopi Serapan dalam daerah Tampak” yang disusun oleh:

Kelompok : V (Lima)

Kelas : Pendidikan Kimia

Anggota Kelompok :

1. Sri Rahayu

2. Nur Afni

3. Niah Mukramah

4. Andi Nirwana

5. Iin Indriani

6. Muh Enggar Setiawan

7. Muh Syaifuddin

8. Ulben Syarifuddin

Telah diperiksa dan diteliti oleh Asisten dan Koordinator Asisten dan dinyatakan

diterima.

Makassar, Januari 2016

Koordintor Asisten Asisten

Rini Perdana Ayu Lestari S.Si

MengetahuiDosen Penanggung Jawab

Drs. H Alimin M.SiNip. 19600815 90601 002

Page 2: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

A. JUDUL PERCOBAAN

Spektronik Serapan Dalam Daerah Tampak

B. TUJUAN PEROBAAN

Pada perobaan ini diperkenalkan dasar-dasar spektrofotometer serta cara

cara mengoperasikan alat.

C. GARIS BESAR METODE

Spektrofotometri merupakan suatu metode analisa yang didasarkan pada

pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu laju larutan berwarna

pada panjang gelombang spesifik dengan menggunakan monokromator

prisma atau kisi difraksi dengan detector fototube (Sumarlin, 2013:1). Selain

itu spektrofotometri juga merupakan salah satu sampel baik secara kuantitatif

dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya

(Seran, 2011:1).

Cara kerja spektrofotometer dengan menempatkan larutan pembanding

misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis

pada sel kedua, cahay puth yang dipancarkan oleh lampu tungsten

dilewatkan melalui celah masuk dan didispersikan oleh kisi difraksi atau

prisma. Pita panjang gelombang yang sempit (idealnya monokromatis) dari

sinar yang didifraksikan melalui celah kedua dilewatkan kedalam larutan

sampel yang diukur (Tim Dosen, 2015:1).

Aplikasi (penerapan0 yang paling umum dalam spektrofotometri dengan

memanfaatkan instrument spektrofometer adalah menentukan konsentrasi

suatu analit dalam larutan tertentu, dengan mengetahui konsentrasi suatu

analit dalam larutan tertentu dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari

meliputi kegiatan industry (misal: industri tekstil: menentukan konsentrasi

optimal bahan pewarna pakaian, industry makanan: menentukan konsentrasi

zat aditif pada makanan dalam tinjauan keamanan konsumsi pangan, selain

itu dalam kegiatan riset (misal bioteknologi dan farmasetika

(Farjumzal, 2011:1).

D. CARA KERJA

1. Spektrum Serapan

a. Menyiapkan Larutan

Page 3: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

1) 0,02 M Cr(III) dengan cara mengencerkan 10 mL 0,05 M larutan baku

Cr (NO3)2 dalam labu ukur sampai tepat 25 mL mengook larutan

dengan baik.

2) 0,0752 M Co(II) dengan cara mengencerkan 10 mL 0,1880 M larutan

baku Co (NO3)2 dalam labu ukur sampai volumenya tepat 25 mL

mengocok larutan dengan baik.

b. Mengambil tiga kuvet yang telah diserasikan, kuvet 1 untuk air,

kuvet 2 untuk Cr(III) dan kuvet 3 untuk Co(II).

c. Mengatur panjang gelombang pada 350 nm dan selanjutnya

mengatur instrument pada % T pada wktu taka da kuvet dan 100

% T pada waktu ada kuvet yang berisi air ditempatkan pada

sampel holder.

d. Membersihkan kuvet yang berisi larutan Cr(III) dan memasukkan

kedalam sampel holder

e. Mencatat % T larutan

f. Melakukan perlakuan yang sama untuk larutan Co(II)

2. Hukum Beer

a. Spektrofotometer yang akan digunakan harus dinyalakan

sekurang-kurang 20 menit sebelum digunakan.

b. Membuat larutan Cr(III) dari larutan induk yang 0,0500 M,

kemudian diencerkan, larutan Cr(III) 0,0100 N (5 mL), 0,0200 N

(10 mL), 0,0300 N (15 mL) dan 0,0400 N (20 mL) dengan

menggunakan labu ukur 25 mL sampai tanda batas.

c. Membuat larutan Co(II) dari larutan induk 0,1880 M dengan

konsentrasi 0,0376 N (5 mL), 0,0752 N (10 mL), 0,1128 N (15

mL) dn 0,1504 N (20 mL) encerkan dengan menggunakan labu

ukur 25 mL sampai tanda batas.

d. Mengambil 3 kuvet yang telah diserasikan kuvet 1 untuk air,

kuvet 2 untuk Cr(III) dan kuvet 3 untuk Co(II)

e. Mengatur panjang gelombang pada 510 nm dan selanjutnya

mengatur instrument pada % T pada waktu taka da kuvet dan

100% T pada waktu ada kuvet yang berisi air ditempatkan pada

sampel holder.

f. Membersihkan kuvet yang berisi larutan sebelum memanaskan

kedalam sampel holder.

Page 4: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

g. Mencatat % T larutan

h. Melakukan perlakuan yang sama untuk larutan Co(II)

3. Analisi serempak campuran berkomponen dua

a. Menyiapkan campuran Cr(III) Co(II) dengan memipet 10 mL

larutan Cr(III) 0,0500 M dan 10 mL larutan Co (II) 0,1880 M dari

larutan induk masing-masing kedalam labu ukur 25 mL.

kemudian mengencerkan sampai tanda batas.

b. Mengambil 3 kuvet, kuvet 1 untuk air, kuvet 2 untuk csmpuran

Cr+Co dan kuvet 3 untuk sampel X

c. Mengatur panjang gelombang pada 350 nm dan selanjutnya

mengatur instrument pada % T pada waktu tak ad kuvet dan 100%

T pada wakt ada kuvet yang berisi air yang ditempatkan pada

smpel holder.

d. Membersihkan kuvet yang berisi larutan sebelum dimasukkan

kedalam sampel holder.

e. Mencatat % T larutan.

E. HASIL PENGAMATAN

1. Spektrum Serapan

a. Pembuatan larutan Cr(NO3)2 0,0200M

10 mL Cr(NO3)2 0,0500 M diencerkan

sampai tandabatas larutan Cr(NO3)3

0,0200 M

(biru toska) (biru muda)

b. Pembuatan larutan Co(NO3)2 0,0752 M

10 mL Co(NO3)2 0,1880 M diencerkan

sampai tandabatas larutan Co(NO3)2

0,1880 M

(merah muda) (merah muda)

No. (nm)Cr Co ACr + ACo

%T A %T A

1 350 1,0 1,92 1,2 1,92 3,84

2 375 1,4 1,27 8,2 1,08 2,35

Page 5: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

3 400 21,4 0,67 42,6 0,37 1,04

4 425 45,2 0,34 95,6 0,019 0,36

5. 450 61,0 0,21 87,0 0,06 0,27

6. 475 50,0 0,23 47,2 0,33 0,56

7. 500 52,2 0,28 30,2 0,52 0,80

8. 510 50,0 0,29 28,2 0,55 0,84

9. 525 50,6 0,29 29,2 0,53 0,82

10. 550 53,4 0,27 51,2 0,29 0,56

11. 575 49,8 0,30 94,4 0,03 0,33

12. 600 52,6 0,28 91,6 0,04 0,32

13. 625 55,7 0,26 92,8 0,03 0,29

2. Hukum Beer

a. Pembuatan larutan Cr(NO3)2 0,0400N, 0,0300 N, 0,0200 N, 0,0100 N

75 mL Cr(NO3)2 0,0500 M diencerkan

1. larutan Cr(NO3)2 0,0400 N (20 mL)

2. larutan Cr(NO3)2 0,0300 N (15 mL)

3. larutan Cr(NO3)2 0,0200 N (10 mL)

4. larutan Cr(NO3)2 0,0100 N (5 mL)

b. Pembuatan larutan Co(NO3)2 0,0376 N, 0,0752 N, 0,1128 N, 0,1504 N

75 mL Co(NO3)2 0,1880 M diencerkan

1. larutan Co(NO3)2 0,0376 N (5 mL)

2. larutan Co(NO3)2 0,0752 N (10 mL)

3. larutan Co(NO3)2 0,1128 N (15 mL)

4. larutan Co(NO3)2 0,1504 N (20 mL)

No. λ (nm)

Cr (III)

%TA

(0,0100 N)%T

A(0,0200 N)

%TA

(0,0300 N)%T

A(0,0400 N)

1. 510 52,0 6,5758 x 10-1 45,6 0,34 40,6 0,39 35,8 0,45

2. 575 69,2 2,2185 x 10-1 30,4 0,30 35,8 0,45 25,4 0,60

Page 6: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

No.λ

(nm)

Co

%TA

(0,0576 N)%T

A(0,0752 N)

%TA

(0,1128 N)%T

A(0,1304 N)

1. 510 38,8 0,41 260 0,59 17,2 0,76 11,4 0,94

2. 575 88,0 0,06 79,0 0,10 73,0 0,14 66,2 0,18

3. Analisis Serempak Campuran Berkomponen Dua

No. ΛCampuran Co+Cr Campuran X

%T A %T A

1. 350 0,6 2,22 1,0 2,00

2. 375 4,0 1,39 6,2 1,20

3. 400 15,4 0,81 32,8 0,48

4. 425 33,8 0,47 81,4 0,09

5. 450 38,8 0,41 81,2 0,09

6. 475 28,8 0,54 52,2 0,28

7. 500 21,2 0,67 38,2 0,42

8. 510 19,6 0,71 36,8 0,43

9. 525 18,8 0,72 39,2 0,41

10. 550 26,2 0,58 58,0 0,24

11. 575 40,4 0,39 89,0 0,05

12. 600 35,2 0,45 94,2 0,02

13. 625 39,8 0,40 95,2 0,02

F. ANALISIS DATA

1. Spektrum Serapan (350—610)

Untuk Cr((NO3)3

%T1 = 1,0 % = 0,01

A = Log 1T = Log

10,01 = 1,92

Page 7: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

%T2 = 5,4 % = 0,054

A = Log 1T = Log

10,054 = 1,27

%T3 = 21,4 % = 0,214

A = Log 1T = Log

10,214 = 0,67

%T4 = 45,2 % = 0,452

A = Log 1T = Log

10,452 = 0,34

%T5 = 61,0 % = 0,61

A = Log 1T = Log

10,61 = 0,21

%T6 = 58,8 % = 0,588

A = Log 1T = Log

10,588 = 0,23

%T7 = 52,2 % = 0,522

A = Log 1T = Log

10,522 = 0,28

%T8 = 50,8 % = 0,508

A = Log 1T = Log

10,508 = 0,29

%T9 = 50,6 % = 0,506

A = Log 1T

= Log 1

0,506 = 0,29

%T10 = 53,4 % = 0,534

A = Log 1T

= Log 1

0,534 = 0,27

%T11 = 49,8 % = 0,498

A = Log 1T

= Log 1

0,498 = 0,30

%T12 = 52,6 % = 0,526

A = Log 1T

= Log 1

0,526 = 0,28

%T13 = 55,2 % = 0,552

A = Log 1T

= Log 1

0,552 = 0,26

Untuk Co(NO3)2

%T1 = 1,2 % = 0,012

A = Log 1T = Log

10,012 = 1,92

%T2 = 8,2 % = 0,082

Page 8: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

A = Log 1T = Log

10,082 = 1,08

%T3 = 42,6 % = 0,426

A = Log 1T = Log

10,426 = 0,37

%T4 = 95,6 % = 0,956

A = Log 1T = Log

10,956 = 0,019

%T5 = 87,0 % = 0,87

A = Log 1T = Log

10,87 = 0,06

%T6 = 47,2 % = 0,472

A = Log 1T = Log

10,472 = 0,33

%T7 = 30,2 % = 0,302

A = Log 1T = Log

10,302 = 0,52

%T8 = 28,2 % = 0,282

A = Log 1T = Log

10,282 = 0,55

%T9 = 29,2 % = 0,292

A = Log 1T

= Log 1

0,292 = 0,53

%T10 = 51,2 % = 0,512

A = Log 1T

= Log 1

0,512 = 0,29

%T11 = 94,4 % = 0,944

A = Log 1T

= Log 1

0,944 = 0,03

%T12 = 91,6 % = 0,916

A = Log 1T

= Log 1

0,916 = 0,04

%T13 = 92,8 % = 0,928

A = Log 1T = Log

10,928 = 0,03

Untuk A Cr + A Co

A1 = A1 Cr + A1 Co = 1,92 + 1,92 = 3,84

A2 = A2 Cr + A2 Co = 1,27 + 1,08 = 2,35

A3 = A3 Cr + A3 Co = 0,67 + 0,37 = 1,04

A4 = A4 Cr + A4 Co = 0,34 + 0,019 = 0,36

Page 9: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

A5 = A5 Cr + A5 Co = 0,21 + 0,06 = 0,27

A6 = A6 Cr + A6 Co = 0,23 + 0,33 = 0,56

A7 = A7 Cr + A7 Co = 0,28 + 0,52 = 0,80

A8 = A8 Cr + A8 Co = 0,29 + 0,55 = 0,84

A9 = A9 Cr + A9 Co = 0,29 + 0,53 = 0,82

A10 = A10 Cr + A10 Co = 0,27 + 0,29 = 0,56

A11 = A11 Cr + A11 Co = 0,30 + 0,03 = 0,33

A12 = A12 Cr + A12 Co = 0,28 + 0,04 = 0,32

A13 = A13 Cr + A13 Co = 0,26 + 0,03 = 0,29

2. Hukum Beer

Untuk Cr(III) dengan panjang gelombang 510 nm

0,0100 N %T = 52,0 % = 0,52

A = Log 1T

= Log 1

0,52 = 0,28

0,0200 N %T = 45,6 % = 0,456

A = Log 1T

= Log 1

0,456 = 0,34

0,0300 N %T = 40,6 % = 0,406

A = Log 1T

= Log 1

0,406 = 0,39

0,0400 N %T = 35,8 % = 0,358

Page 10: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

A = Log 1T

= Log 1

0,358 = 0,45

Untuk Cr(III) dengan panjang gelombang 575 nm

0,0100 N %T = 69,2 % = 0,692

A = Log 1T

= Log 1

0,692 = 0,16

0,0200 N %T = 50,4 % = 0,504

A = Log 1T

= Log 1

0,504 = 0,30

0,0300 N %T = 35,8 % = 0,358

A = Log 1T

= Log 1

0,358 = 0,45

0,0400 N %T = 25,4 % = 0,254

A = Log 1T

= Log 1

0,254 = 0,60

Page 11: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

Untuk Co(II) pada panjang gelombang 510 nm

0,0376 N %T = 38,8 % = 0,388

A = Log 1T

= Log 1

0,388 = 0,41

0,0752 N %T = 26,0 % = 0,26

A = Log 1T

= Log 1

0,26 = 0,59

0,1128 N %T = 17,2 % = 0,172

A = Log 1T

= Log 1

0,172 = 0,76

0,1504 N %T = 11,4 % = 0,114

A = Log 1T

= Log 1

0,114 = 0,94

Page 12: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

Untuk Co(II) pada panjang gelombang 575 nm

0,0376 N %T = 88,0 % = 0,88

A = Log 1T

= Log 1

0,88 = 0,06

0,0752 N %T = 79,6 % = 0,796

A = Log 1T

= Log 1

0,796 = 0,10

0,1128 N %T = 73,0 % = 0,73

A = Log 1T

= Log 1

0,73 = 0,14

0,1504 N %T = 66,2 % = 0,662

Page 13: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

A

=

Log

1T

= Log 1

0,662 = 0,18

3. Analisis Serempak Campuran Berkomponen Dua

Untuk Campuran Cr(III) + Co(II)

%T1 = 0,6 % = 0,006

A = Log 1T = Log

10,006 = 2,22

%T2 = 4,0 % = 0,04

A = Log 1T = Log

10,04 = 1,39

%T3 = 15,4 % = 0,154

A = Log 1T = Log

10,154 = 0,81

%T4 = 33,8 % = 0,338

A = Log 1T = Log

10,338 = 0,47

Page 14: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

%T5 = 38,8 % = 0,388

A = Log 1T = Log

10,388 = 0,41

%T6 = 28,8 % = 0,288

A = Log 1T = Log

10,288 = 0,41

%T7 = 21,2 % = 0,212

A = Log 1T = Log

10,212 = 0,67

%T8 = 19,6 % = 0,196

A = Log 1T = Log

10,196 = 0,71

%T9 = 18,8 % = 0,188

A = Log 1T

= Log 1

0,188 = 0,72

%T10 = 26,2 % = 0,262

A = Log 1T

= Log 1

0,262 = 0,58

%T11 = 40,4 % = 0,404

A = Log 1T

= Log 1

0,404 = 0,39

%T12 = 35,2 % = 0,352

A = Log 1T

= Log 1

0,352 = 0,45

%T13 = 39,8 % = 0,398

A = Log 1T

= Log 1

0,398 = 0,40

Page 15: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

Untuk Campuran X

%T1 = 1,0 % = 0,01

A = Log 1T = Log

10,01 = 1,92

%T2 = 6,2 % = 0,062

A = Log 1T = Log

10,062 = 1,20

%T3 = 32,8 % = 0,328

A = Log 1T = Log

10,328 = 0,48

%T4 = 81,4 % = 0,814

A = Log 1T = Log

10,814 = 0,09

%T5 = 81,2 % = 0,812

A = Log 1T = Log

10,812 = 0,09

%T6 = 52,2 % = 0,522

A = Log 1T = Log

10,522 = 0,28

%T7 = 38,2 % = 0,382

A = Log 1T = Log

10,382 = 0,42

%T8 = 36,8 % = 0,368

A = Log 1T = Log

10,368 = 0,43

%T9 = 39,2 % = 0,392

A = Log 1T

= Log 1

0,392 = 0,41

%T10 = 58,0 % = 0,58

A = Log 1T

= Log 1

0,58 = 0,24

Page 16: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

%T11 = 89.0 % = 0,89

A = Log 1T

= Log 1

0,89 = 0,05

%T12 = 94,2 % = 0,942

A = Log 1T

= Log 1

0,942 = 0,02

%T13 = 95,2 % = 0,952

A = Log 1T

= Log 1

0,952 = 0,02

4. Penentuan Konsentrasi pada Campuran Berkomponen Dua

Diketahui : A1 = λ 510 Co(II) : Cr(III) = 0,55 : 0,29

A2 = λ 575 Co(II) : Cr(III) = 0,03 : 0,30

[Co(II)] = 0,0752 N

[Cr(III)] = 0,0200 N

A1 = k11 C1 + k12 C2

A2 = k21 C2 + k22 C2

b = 1 cm

Ditanyakan : C1 (konsentrasi Co(II) dalam campuran) =……?

C2 (konsentrasi Cr(III) dalam campuran) =……?

Page 17: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

Penyelesaian:

A = ε . b. C

ε = A

b .C

k = A

b .C

a. Untuk λ 510 nm pada Co(II)

k11 = A

b .C = 0,55

1 cm .0,07552 M = 7,3138 L. mol-1. cm-1

Untuk λ 575 nm pada Co(II)

k12 = A

b .C = 0,03

1cm .0,07552 M = 0,3989 L. mol-1. cm-1

b. Untuk λ 510 nm pada Cr(III)

k21 = A

b .C = 0,29

1cm .0,0200 M = 14,5 L. mol-1. cm-1

Untuk λ 575 nm pada Cr(III)

K22 = A

b .C = 0,30

1cm .0,0200 M = 15 L. mol-1. cm-1

A1 = k11 C1 + k12 C2

A2 = k21 C2 + k22 C2

Misalkan:

A1 = λ 510 Co(II) + Cr(III) = 0,71

A2 = λ 575 Co(II) + Cr(III) = 0,39

k11 = 7,3138 L. mol-1. cm-1

k12 = 0,3989 L. mol-1. cm-1

k21 = 14,5 L. mol-1. cm-1

K22 = 15 L. mol-1. cm-1

Sehingga:

0,71 = 7,3138 . C1 + 0,3989 . C2 (1)

0,39 = 14,5 . C1 + 15 . C2 (2)

0,32 = -7,1862 . C1 – 14,6011 . C2

Page 18: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

C1 = 0,32−14,6011 .C2

−7,1862 (3)

Substitusi persamaan (3) ke persamaan (1)

0,71 = 7,3138 . C1 + 0,3989 . C2

0,71 = 7,3138 ( 0,32−14,6011 .C2

−7,1862 ) + 0,3989 . C2

0,71 = ( 2,3404−106,7895 .C2

−7,1862 ) + 0,3989 . C2

-5,1022 = 2,3404 – 106,7895 C2 + 0,3989 . C2

-5,1022 – 2,3404 = -106,7895 C2 + 0,3989 . C2

-7,4426 = -106,3906 C2

C2 = −7,4426

−106,3906

C2 = 0,069 M (4)

Substitusi persamaan (4) ke persamaan (3)

C1 = 0,32−14,6011 .C2

−7,1862

C1 = 0,32−14,6011 .(0,069)

−7,1862

C1 = 0,32−1,0075

−7,1862

C1 = −0,6875−7,1862

= 0,096 M

G. DISKUSI DAN SIMPULAN

Spektrofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu

trasmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang

pengukuran dengan alat ini dikenal dengan spektrofotometri. Percobaan ini

bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai absorban dari larutan sampel Cr

(NO3)2 dan Co (NO3)2 terhadap konsentrasi larutan. Prinsip kerja dari alat ini

yaitu ketika suatu sumber cahaya dipacarkan melalui monokromator, cahaya

atau radiasi diteruskan dan diserap oleh suatu larutan yang akan diperiksa

didalam kuvet kemudian jumlah cahaya yang diserap akan dapat

Page 19: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

menghasilkan signal elektrik pada detektor, yang mana signal elektrik

tersebut sebanding dengan cahaya yang diserap oleh larutan tersebut

(Triyanti, 1985:42).

1. DISKUSI

a) Spectrum serapan

Pada percobaan ini alat yang digunakan adalah spekronik 20 dan

larutan sampel yang digunakan yaitu Cr (NO3)2 dan Co(NO3)2 yang

telah diencerkan. Namun sebelum dilakukan hal tersebut terlebih

dahulu alat spektrofotometer dinyalakan sekitar 20 menit sebelum

digunakan hal ini bertujuan agar pembacaab skala nantinya dapat lebih

maksimal adapun tujuan dilakukan percobaan spectrum serapan adalah

untuk mengetahui panjang gelombang maksimal dari Cr(III) dan Co(II).

Cara untuk menggunakan alat spektrofotometer ini yaitu

terlebih dahulu mengatur panjang gelombang dengan blangko yaitu

aquades dan mengatur 0 %T pada saat tak ada kuvet dalam alat dan 100

%T pada saat blangko ditempatkan dalam sampel holder. Selanjutnya

sebelum memulai pengukuran terlebih dahulu kuvet dibersihkan atau

dilap dengan tissue pada bagian bawahnya. Bertujuan agar tidak

mempengaruhi pembacaan absorbansinya dan setiap mengganti sampel

harus dimasukkan blangko dengan tujuan mengkalibrasi

spektrofotometer tersebut agar pengukuran sebelumnya tidak

mempengaruhi pembacaan selanjutnya.

Panjang gelombang yang digunakan dalam percobaan ini yaitu

mulai dari 350 sampai 610 nm dengan selisih 25 nm, dari hasil

pengamatan dan grafik yang diperoleh dapat diketahui bahwa absorpsi

maksimum untuk untuk larutan Cr (III) berada pada panjang

gelombang 475 nm dengan nilai absorbansi sebesar 0,33, hal ini tidak

sesuai dengan teori dimana menurtt teori panjang gelombang 575 nm.

Karena nilai absorbansi pada panjang gelombang tersebut merupakan

nilai absorbansi tertinggi diantara panjang yang lain (Wijaya, 2008).b) Hukum Beer

Perobaan hukum beer dilakukan dengan tujuan untuk

membuktikan hokum beer yang berbunyi “bila cahaya monokromatik

melalui suatu media (larutan) maka sebagian cahaya trsebut akan diserap,

sebagian dipantulkan dan sebagiannya lagi diteruskan” dan juga untuk

Page 20: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

membandingkan beberapa panjang gelombang untuk pengukuran

kuantitatif. Adapun panjang gelombang yang dipakai adalah spectrum

yang diperoleh dari spectrum serapan yaitu (510 dan 575) nm dan sampel

yang digunakan adalah Cr(NO3)2 dengan konsentrasi 0,0500 N yang

terlebih dahulu diencerkan menjadi 4 macam konsentrasi berturut-turut

0,0400 N, 0,0300 N, 0,0200 N dan 0,0100 N sampel kedua yaitu

Co(NO3)2 dengan konsentrasi berturut-turut 0,0376 N, 0,0752 N, 0,1128

N dan 0,1504 N. tujuan digunakan konsentrasi yang berbeda-beda karena

ingin diketahui bagaimana pengaruh konsentrasi terhadpa nilai absorbansi

pada suatu larutan.

Dari hasi percobaan diperoleh data sebagai berikut dari

konsentrasi 0,0100 N, 0,0200 N, 0,0300 N dan 0,45 untuk panjang

gelombang 510 nm sedangkan pada panjang gelombang 575 nm berturut-

turut 0,16, 0,30, 0,45 dan 0,60 sedangkan untuk larutan Co(NO3)2 pada

panjang gelombang 510 nm dari konsentrasi 0,0376 N, 0,0752 N, 0,1128

N dan 0,1304 N diperoleh secara berturut-turut 0,41, 0,59, 0,76 dan 0,94

dan pada panjang gelombang 575 nm dipeoleh 0,06, 0,10, 0,14 dan 0,18

dan berdasarkan grafik yang diperoleh diperoleh menunjukkan garis lurus

sehingga dapat dikatakan bahwa percobaan tersebut telah membuktikan

memenuhi hokum lamber-beer yang menyatakan bahwa jika konsentrasi

bertambah maka jumlah molekul semakin banyak, molekul yang meyerap

semakin banyak atom yang tereksitasi atau dengan kata lain bahwa nilai

absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi

(Mulja dan Suharman, 1995: 31).

c) Analisi serempak campuran berkomponen dua

Percobaan ini bertujuan untuk menganalisi A suatu sampel

campuran yang berkomponen dua dengan panjang gelombang 350-360

nm. Dan untuk mengetahui konsentrasi campuran X berdasarkan hasil

yang diperoleh pada campuran Cr(III) + Co (II). Terlebih dahulu larutan

diencerkan yaitu Cr (III) 0,0500 M menjadi 0,0200 M dan Co (II) dari

0,1880 M menjadi 0,0752 M. berdasarkan hasil percobaan untuk campuran

Cr(III) + Co(II) diperoleh nilai panjang gelombang maksimumnya yaitu

475 nm dengan absorbansi 0,54 sedangkan untuk sampel X berada pada

panjang gelombang 475 nm dengan absorbansi 0,28. Berdasarkan panjang

Page 21: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

gelombang sampel yang diperoleh maka dapat diketahui bahwa sampel X

adalah Cr (III).

2. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:

a. Panjang gelombang maksimum larutan Cr(III) dan Co(II) berada

pada panjang gelombang 510 nm.

b. Semakin tinggi konsentrasi larutan maka semakin tinggi

absorbansinya

c. Panjang gelombang maksimum campuran berkomponen dua

berada pada panjang gelombang 475 nm, sedangkan untuk sampel

X berada pada panjang gelombang 475 nm.

Page 22: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf

DAFTAR PUSTAKA

Fajumzal. 2011. Aplikasi spektrofotometer. (http://www. aplikasi.Spektrofotometer .com). Artikel Aplikasi spektrofotometer. Diakses padaTanggal 29 Desember 2015.

Seran, Emel, 2011. Spektrofotometer uv-vis. (http://www. Spektrofotometri.20.com). Artikel Spektrofotometri uv-vis. Diakses pada Tanggal 29Desember 2015.

Page 23: SPEKTOSKOPI SERAPAN DALAM DAERAH TAMPAK.rtf